Post on 03-Mar-2019
Peran OJK dalam Sistem Ekonomi
dan Lembaga Keuangan
Associate Prof. Dr. Rifki Ismal
Temu Ilmiah Regional
Universitas Padjadjaran
Bandung, 11 April 2012
1
OJK DI NEGARA-NEGARA MAJU
3
OJK pernah diterapkan oleh Inggris, Islandia, Swedia,
Korea, Jerman dan Jepang
Tujuannya agar pengawasan dan pengaturan sektor
keuangan menjadi lebih terintegrasi, terpusat dan
independen
OJK di negara-negara tersebut gagal beroperasi dan
fungsinya dikembalikan kepada Bank Sentral
Financial Service Authority (FSA) di Inggris mengatur
dan mengawasi LK di pasar modal, perbankan bahkan
asuransi. FSA ditutup 16 Juni 2010 oleh George
Osborne (Chancellor of the Exchequer).
Sebab utama kegagalan FSA: (a) lemahnya internal
FSA dan, (b) lemahnya koordinasi dengan bank sentral
dan kementerian keuangan
SEBAB KEGAGALAN FSA
4
FSA cenderung reaktif (bukan proaktif) dan kurang
menanggapi signal risiko di bank.
FSA juga terlalu berfokus kepada customer protection
dan kondisi individual perbankan. Padahal, sistem
perbankan dan stabilitas keuangan tidak terlepas
kaitannya dengan micro prudential (kewenangan FSA)
dan macro prudential (kewenangan bank sentral).
Kapabilitas staf FSA kurang mumpuni di bidangnya dan
gagal menciptakan: (i) kepercayaan pasar; (ii) stabilitas
keuangan; (iii) perlindungan konsumen dan; (iv)
minimalisasi kejahatan keuangan
Walaupun sudah dibentuk Tripartit Agreement antara
FSA, Bank of England dan kementerian keuangan
Inggris, koordinasinya sulit dilaksanakan
Sharia and Islamic Banking Mainstream
•Sharia based Islamic Economics together with
selective Sharia Compliance (applicable and
undoubtful)
•Real sector oriented Islamic banking operation
with the domination of investment based
contracts.
•Domestic oriented Islamic banking without
ignoring the potential to capture foreign markets
•Living in the same level of playing field with
conventional banking.
MAINSTREAM OF THE INDONESIAN IB
Mewujudkan perbankan syariah yang handal,
efisien dan menjadi pilihan utama masyarakat yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan (visi 2020)
SDM berkualitas
tinggi
Infrastruktur
yang mendukung
Aliansi strategis
yang sinergis
Pengembangan
Produk dan Pasar
Regulasi dan
Supervisir yg efektif
Struktur Perbankan
yang efektif
Pemberdayaan
nasabah yang efektif
7 Pilar Pengembangan
Legal foundations, related regulatory standards, standard setting, and fatwas
Syariah Akhlaq Ukhuwah
Aqidah
BLUE PRINT PERBANKAN SYARIAH
1
2
3
4
5
6
7
IAI
Baznas
Basyarnas
Asosiasi
UUS
Depositors
- Publik
- Pemerintah BPRS
- Asing (terbatas)
BMT
LKS non bank
Islamic Stock Market
Central Bank
Investment Certificate
Dewan Syariah NasionalKomite Perbankan
Syariah
Lembaga Rating
Dewan Pengawas Syariah
Islamic Money Market
Islamic
Insurance/Takaful
Islamic Capital
(Sukuk) Market
Bank Syariah
Medium and Large
Business
Small and Micro Business
Lembaga
Penjamin
LINKAGE OF INSTITUTIONS
Medium and
Large
Business
Small and
Micro
Business
Bank Umum
Konvensional
Bank Umum
Syariah
UUS
Existing
BPRS
New
BPRS
New
BPR
Existing
BPR
Existing
Community
Existing
Community
New
Community
New
Community
Calon
Pendiri
BPR/S
Pembiayaan SMEs dilakukan
oleh:
•Bank Umum Konvensional
•Bank Umum Syariah
•Unit Usaha Syariah
•Bank Perkreditan Rakyat
•Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
•New Investor (Calon Pemilik)
•Baitul Maal Watamwill (BMT)
BMT
FINANCING TO SMEs
10
INDONESIAN SCHOLARS GO ABROAD
Prof. Bambang PS. Brodjonegoro, mantan Director General IRTI (Islamic Research and Training Institute) IDB.
Dr. Syafii Antonio, mantan Sharia Advisory Council-Bank Negara Malaysia.
Mr. Cecep M. Hakim, Sharia Board - IILM (International Islamic Liquidity Management).
Mr. Adiwarman A. Karim, Sharia Board – IIFM (International Islamic Financial Market).
Dr. Dadang Muljawan, Senior economist, IRTI (Islamic Research and Training Institute) IDB
Hylmun Izhar, PhD (Cand), economist, IRTI (Islamic Research and Training Institute) IDB.
11
Based on BMB Islamic index
called Islamic Finance Country
Index (IFCI) published in the
Global Islamic Finance Report
(GIFR) in 2011, Indonesia is
ranked in number 4 after Iran,
Malaysia and Arab Saudi with
regard to the development of
Islamic finance. VARIABLES AND % WEIGHTS
VARIABLES % WEIGHTS
Number of Islamic Banks 21,8
Central Sharia Supervisory Regime 19,7
Number of Institutions involeved in
Islamic Finance Industry20,3
Size of Islamic Financial Assets 13,9
Size of Sukuk 6,6
Muslim Population 7,2
Education and Culture 5,7
Regulatory and Legal Infrastructure 4,9
PENGAKUAN INTERNATIONAL
• Total asset dan simpanan tumbuh secara organik maupun non organik hingga 2015-2020.
• Organik (aset side): bertambahnya jumlah pembiayaan. Non organik: bertambahnya alternatif outlet pembiayaan.
• Organik (liability side):
bertambahnya jumlah
deposan. Non organik:
bertambahnya jumlah bank
sehingga deposan bertambah
PROSPECT 2015 -2020
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
May-0
1
May-0
2
May-0
3
May-0
4
May-0
5
May-0
6
May-0
7
May-0
8
May-0
9
May-1
0
May-1
1
May-1
2
May-1
3
May-1
4
May-1
5
Total asset of Islamic Banks
Actual Prediction
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
800,000,000
900,000,000
May-0
1
May-0
2
May-0
3
May-0
4
May-0
5
May-0
6
May-0
7
May-0
8
May-0
9
May-1
0
May-1
1
May-1
2
May-1
3
May-1
4
May-1
5
DPK aktual
DPK forecast
PROJECTIONACTUAL
•Market share terus tumbuh dengan kecepatan yangmelambat hingga 2020.
•Market share Desember 2011 = 3,8%.
•Market share 5% insya Allah awal 2013.
•Market share 20% insya Allah antara 2015-2020.
MARKET SHARE
0
5
10
15
20
25
Oct-01
Oct-02
Oct-03
Oct-04
Oct-05
Oct-06
Oct-07
Oct-08
Oct-09
Oct-10
Oct-11
Oct-12
Oct-13
Oct-14
Oct-15
Oct-16
Market Share Islamic Banks
Awal
2013
Antara
2015-2020
INDONESIAN IB AND FUTURE CHALLENGES
14
The Indonesian IB Future Challenges
Focus of financing and
Comprehensive structure
Global and European
Financial Crisis
Expansive growth and
robust performance
To Have Significant Market
Share in the Economy
Strong domestic
performance, sharia based
banking operations
ASEAN Economic
Community (AEC) 2015-
2020
Blue print; Government,
Sharia Scholars, public
supports
Comprehensive and
modern Islamic banking
industry
KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL
16
Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi (29,9 juta
jiwa-12,6% dari total penduduk)
Angka pengangguran terbuka masih sekitar 15,54 juta
orang (6,56% dari total penduduk)
Distribusi pendapatan yang belum merata
40 juta orang Indonesia belum terlayani oleh
perbankan.
27 juta usaha mikro dari 54 juta UMKM belum
mendapatkan kredit perbankan.
KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL
17
Ekses likuiditas berupa penempatan dana di Bank
Indonesia tercatat sekitar Rp500 triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan rasio M2/PDB
hanya 38% oleh karena:
(i) rendahnya intermediasi sektor keuangan;
(ii) rendahnya pemanfaatan pasar modal dan;
(iii) terbatasnya instrumen investasi di pasar keuangan
Rasio kredit bank per GDP Indonesia yang hanya 26%
adalah paling rendah dibandingkan Malaysia (106%),
Thailand (57%), Singapura (95%) dan Philipina (33%)
WHAT DO WE NEED TO DO?
19
Peningkatan fungsi intermediasi sektor
keuangan kepada sektor riil
Integrasi lembaga keuangan bank dan nonbank
Penurunan biaya dana (cost of fund)
Financial inclusion
Social safety net
Monetary Policies, Fiscal Policies dan Financial
Sector Policies yang pro Growth, Pro
Distribution of income, Increase Social Welfare,
Mitigate the Poors
PENTINGNYA OJK
20
OJK akan mengawasi, memeriksa dan mengatur dana
sebesar Rp8000-Rp9000 triliun di lembaga keuangan
bank dan non bank termasuk pasar keuangan
OJK akan menjembatani kebutuhan pendanaan
perekonomian baik dari swasta maupun pemerintah
Bekerjasama dengan otoritas fiskal dan moneter, OJK
penyedia dana utama pembangunan dan menentukan
keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia
Otoritas keuangan yang membawahi semua institusi
syariah (LKB syariah, LKNB syariah dan pasar
keuangan syariah)
Pengembangan LKB syariah dan LKNB syariah di Bank
Indonesia dan Pemerintah pindah ke OJK
EKONOMI INDONESIA & OTORITAS KEUANGAN
21
CONDUCT
STRUCTURE
PERFORMANCE
Pasar Keuangan
Non Bank
Perekonomian
Indonesia
Struktur Ekonomi: Sisi
Produksi
Pencapaian Visi dan Misi Pembangunan
Ekonomi Indonesia
Struktur Ekonomi:
Sisi Permintaan
Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
Perbankan
O
t
o
r
i
t
a
s
F
i
s
k
a
l
O
t
o
r
i
t
a
s
M
o
n
e
t
e
r
Financial Service Authority (OJK)
22
Otoritas Fiskal
Pemerintah
Otoritas Jasa Keuangan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Bank Indonesia
PerbankanLembaga Keuangan
Non BankPasar Keuangan
Otoritas Sektor
Keuangan
Otoritas Moneter
Coordination Among 3 Authorities
23
OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS MONETER OTORITAS FISKAL
Bank Syariah
Bank Infrastruktur
BPR Perbankan Pendidikan
BPRS Kesehatan
Dana Pensiun Sosial
Pegadaian
Asuransi Non Bank Sektor Produktif Pemetaan
Reksadana Industri per wilayah
Multifinance Agriculture per proyek
Perdagangan per tenor
Pasar Obligasi per skala usaha
Pasar saham
Proyek Swasta
Pasar
Keuangan
Proyek
Pemerintah
Obligasi
Korporasi
Proyek-proyek
pemerintahBank Indonesia
Aktifitas Ekonomi
Obligasi
pemerintah
Unit Usaha
Syariah
LKNB syariah
aliran dana
aliran dana
OTORITAS JASA KEUANGAN
24
Issues OJK BI Implikasi
Perizinan Dilakukan oleh
OJK
Dialihkan dari BI
ke OJKSistem, SDM,
mekanisme, dll
Pengaturan OJK melakukan
microprudential
BI melakukan
macroprudentialBatasan harus
jelas
Pengawasan Dilakukan oleh
OJK
Dialihkan dari BI
ke OJKSistem, SDM,
mekanisme, dll
Sistem
Informasi
BI, selfcreation,
inter institutions
Tetap milik BI +
share with OJKSDM, IT,
koordinasi
Pengembangan
produk, edukasi
Belum jelas Tidak di BI lagi Tidak ada yang
mengatur BS
Penelitian Belum jelas Bukan di BI tapi
struktur adaTidak ada yang
mengatur BS
SYARAT SUKSES OJK
25
Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting
agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan
sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di
OJK maupun dengan kebijakan
moneter/macroprudential oleh Bank Indonesia dan
kebijakan fiskal oleh pemerintah
Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang
efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi,
komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya
Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk
kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah.
Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk
meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non
bank di dalam perekonomian Indonesia.