Post on 13-Jan-2017
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PENGANTAR
Executive Summary ini disusun sebagai alat bantu dan rangkuman yang menjadi fokus dalam dokumen Penyusunan Peta Rawan Bencana Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dalam Executive Summary ini, disampaikan beberapa muatan bahasan, yaitu:
1. Pendahuluan2. Gambaran Umum 3. Analisis risiko bencana4. Manajemen risiko
Diharapkan Executive Summary ini dapat membantu setiap proses perencanaan dalam kegiatan penanggulangan bencana keseluruhan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penyusun
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
BAGIAN IPENDAHULUAN
1. Latar BelakangBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Berdasarkan hasil indeks pada data BNPB mengenai Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI), Kabupaten Kutai Kartanegara termasuk dalam kerawanan bencana kategori tinggi dengan skor kerawanan adalah 65 dan ranking indeks 175 secara nasional. BPBD Kabupaten Kutai Kartanegara juga telah mengidentifikasi beberapa jenis ancaman bencana yang terdiri atas 13 ancaman bencana. Adapun jenis bencana yang telah diidentifikasi di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk bencana alam adalah bencana banjir dan banjir bandang, puting beliung, dan kekeringan serta bencana gulma, kerusakan lingkungan, dan kebakaran permukiman, hutan, dan lahan. Selain itu, juga terdapat bencana kesehatan yaitu zoonosis (wabah penyakit), kegagalan teknologi untuk kedaruratan industri dan transportasi, serta bencana sosial yang meliputi kerusuhan sosial dan terorisme.
Pengurangan Risiko bencana merupakan suatu keharusan. Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Resolusi Nomor 63 tahun 1999 menyerukan kepada Pemerintah di setiap negara untuk menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi Pengurangan risiko Bencana Nasional untuk mendukung dan menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan. Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action) 2005-2015 juga menganjurkan seluruh negara di dunia termasuk Indonesia agar menyusun mekanisme terpadu pengurangan risiko bencana yang didukung kelembagaan dan kapasitas sumber daya yang memadai.
Menyadari wilayahnya yang rawan terhadap ancaman bencana dan disesuaikan dengan Pemerintah Pusat, maka Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara erusaha mengidentifikasi potensi-potensi bencana yang mungkin timbul. Daerah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara akan diidentifikasi potensi-potensi bencana yang mungkin timbul. Untuk memudahkan sosialisasi dan dipahami oleh masyarakat umum, maka hasil identifikasi potensi bencana akan disusun dalam bentuk peta risiko bencana.
Kegiatan penyusunan Peta Risiko Bencana ini akan memuat informasi tentang lokasi-lokasi bencana yang mungkin timbul di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Misalnya, peta bencana longsor akan memuat infromasi tentang: lokasi yang rawan longsor, luas daerah yang berpotensi longsor, arah longsoran, daerah yang terkena dampak, dan sebagainya. Dengan memilki peta daerah rawan bencana tersebut maka akan diketahui mana lokasi yang berisiko terhadap bencana untuk kemudian dapat melakukan pencegahan sebagai aksi pengurangan risiko terhadap bencana yang mungkin terjadi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
BAGIAN IITINJAUAN DAN GAMBARAN UMUM
1. TINJAUANBahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan
yang mempunyai potensi mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan.
Definisi bencana menurut Carter (1991) adalah suatu kejadian, alam atau buatan manusia, tiba-tiba atau progresive, yang menimbulkan dampak yang dahsyat (hebat) sehingga komunitas (masyarakat) yang terkena atau terpengaruh harus merespon dengan tindakan-tindakan luar biasa.
Kerentanan (vulnerability) merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya. Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur), sosial kependudukan, dan ekonomi.
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah dengan ancaman bahaya (hazards) yang ada. Ancaman bahaya, khususnya bahaya alam bersifat karena bagian dari dinamika proses alami pembangunan atau pembentukan muka bumi baik dari tenaga internal maupun eksternal, sedangkan tingkat kerentanan daerah dapat dikurangi, sehingga kemampuan menghadapi ancaman tersebut semakin meningkat.
2. GAMBARAN UMUMa. GeografisKabupaten Kutai Kartanegara terletak di Provinsi
Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 27.263,10 km2, sedangkan luas wilayah perairan ± 4.097 km2.
Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115o26’28” – 117o36’43” Bujur Timur dan 1o28’21” Lintang Utara sampai 1o08’06” Lintang Selatan. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki batasan administratif wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kabupaten Malinau;- Sebelah Timur : Kabupaten Kutai Timur dan
Selat Makasar;- Sebelah Selatan : Kabupaten Penajam Paser Utara
dan Kota Balikpapan; - Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Barat. Kabupaten Kutai Kartanegara terbagi ke dalam 18
kecamatan yang terbagi lagi menjadi 237 desa/ kelurahan. Ibukota dari kabupaten ini adalah Kecamatan Tenggarong.
b. TopografiBerdasarkan Kutai Kartanegara Dalam Angka 2013,
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kemiringan landai sampai curam. Daerah kemiringan datar sampai landai dengan ketinggian antara 7 – 25 m dpl terdapat di beberapa bagian yaitu pada kawasan pantai dan sebagian besar Daerah Aliran Sungai Mahakam.
c. KelerenganKabupaten Kutai Kartanegara dibagi menjadi empat
kelas lereng/ kemiringan, yaitu wilayah dengan kelerengan 0-2%, 2-15%, 15-40%, dan wilayah dengan kelerengan >40%. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki kelerengan antara 15-40% dengan luas total sebesar 816.367 Km2.
d. Fisiografi
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Pembagian bentuk permukaan bumi berdasarkan tipe fisiografinya dimaksudkan untuk dapat memberikan gambaran dan kemudahan dalam perencanaan penggunaan tanah yang berkaitan dengan perencanaan pengembangan daerah. Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dilihat dari fisiografinya dapat dikelompokkan menjadi 9 satuan fisiografi, yaitu daerah rawa pasang surut, dataran alluvial, daerah jalur kelokan sungai, daerah rawa, daerah lembah alluvial, daerah teras, daerah dataran, daerah perbukitan, dan daerah pegunungan.
e. KlimatologiIklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh
letak geografinya yakni iklim hutan tropika dengan suhu udara rata-rata 260C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50– 70C. Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar 2.000-4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130-150 hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari 0 –2.000 mm/tahun tersebar di wilayah pantai dan semakin meningkat ke wilayah pedalaman atau ke arah barat.
f. Hidrologi atau Sumber Daya AirPotensi hidrologi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
sangat besar. Berdasarkan data yang ada, wilayah ini memiliki 31 sungai besar dan kecil, dari sungai-sungai tersebut yang tersebar dan terpanjang adalah Sungai Mahakam sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan DAS meliputi DAS Mahakam, DAS Semboja, DAS Senipah, dan DAS Semoi. Aliran Sungai Mahakam yang lebar dan tenang memberikan pengaruh yang sangat besar terutama bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
g. GeologiStruktur geologi di wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara sampai saat ini belum seluruhnya diketahui. Hasil survey dan pemetaan geologi yang dimuat dalam buku “Geologi of Indonesia” oleh R.W. Van Bemmelen tahun 1949, menunjukan bahwa baru sebagian sebelah Timur (daerah pantai dan dataran rendah sekitarnya) yang dipetakan, yang membujur dari arah Selatan sampai Utara. Diduga bahwa struktur geologi Kabupaten Kutai Kartanegara berumur antara Pratertier hingga Kwarter.
Formasi geologi ini terbentuk pada zaman Pratertier meliputi areal seluas 667,05 Km2 atau 7,55 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Formasi ini terdiri dari; batuan serpih kristalin, phylit, batu sebak, serpih liat, batu liat, napal, batu gamping dan batuan eruftif asam sampai basa. Penyebarannya terdapat di Kecamatan Tabang. Pada zaman Tertier terbentuk formasi batuan : Paleogen, Pamaluan Beds, Pulaubalang Beds, Balikpapan (Kutai Beds), Kampung Baru dan Dumaring Beds.
h. Jenis TanahSesuai dengan kondisi iklim di Kabupaten Kutai
Kartanegara yang tergolong dalam type iklim tropika humida, maka jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah ini pada umumnya tergolong ke dalam tanah yang bereaksi asam. Jenis-jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara (menurut penelitan Tanah Bogor dan padanannya menurut Soil Taxonomi) terdiri dari Podsolik (Ultisol), Organosol (Histosol), Lithosol (Entisol),Latosol (Ultisol), Andosot (Inceptisol), Regosol (Entisol), Renzina (Moltisol) dan Mediteran (Inceptisol).
i. Penggunaan Lahan
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Penggunaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diklasifikasikan ke dalam kawasan lindung dan budi daya. Untuk kawasan lindung yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, terdiri atas:
1. Hutan Lindung2. Cagar Alam Sedulang di Kecamatan Muara
Kaman;3. Taman Nasional Kutai di Kecamatan Muara
Kaman; dan 4. Taman Hutan Raya Bukit Suharto.
Sedangkan untuk klasifikasi kawasan budidaya, terdiri atas Kawasan Budi Daya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK). KBK terbagi lagi menjadi kawasan Hutan Produksi tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. Sedangkan untuk KBNK meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan permukiman, dan tubuh air (termasuk untuk budidaya perikanan).
j. KependudukanBerdasarkan data Kabupaten Dalam Angka Tahun
2013, jumlah penduduk Kutai Kartanegara tahun 2012 adalah 674.464 jiwa yang terdiri atas 353.309 laki-laki dan 321.155 perempuan. Hampir sepanjang tahun, jumlah penduduk di Kutai Kartanegara selalu mengalami peningkatan.
Pada tahun 2010 sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara berada di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu Kecamatan Tenggarong (15,35%). Selanjutnya berada di Kecamatan Tenggarong Seberang (9,8%), Kecamatan Loa Janan (8,95%) dan di Kecamatan Samboja (8,7%). Selebihnya tersebar di empat belas kecamatan lainnya. Pola persebaran ini dari beberapa
tahun tidak banyak berubah. Sedangkan Kecamatan dengan persentase jumlah penduduk terkecil adalah Muara Wis sebesar 1,37% . Persebaran penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara menurut luas wilayah juga tidak merata. Dengan luas wilayah seluas 398,10 Km2 (1,46%) di Kecamatan Tenggarong berpenduduk sebanyak 96.209 jiwa, sehingga kepadatan penduduk di Tenggarong adalah 241 jiwa/Km2. Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan Kecamatan Tabang yang merupakan wilayah terluas di Kutai Kartanegara (7.764,50 km2) tetapi hanya dihuni oleh 9.908 jiwa, sehingga kepadatan penduduk di Kecamatan Tabang sebesar 1,28 jiwa/ Km2.
k. Potensi EkonomiPerekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara sampai
saat ini masih sangat bergantung pada sektor pertambangan yang mayoritas diekspor ke pasar global. Sehingga perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara secara umum dipengaruhi oleh perekonomian global. Sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi global, perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan ekonominya sebesar 0,88% di tahun 2011 dan naik menjadi 3,40% pada tahun 2012.
Secara umum, perekonomian Kutai Kartanegara yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan. Nilai PDRB Kutai Kartanegara tahun 2012 mencapai Rp 132,095 trilyun (mengalami peningkatan sebesar 5,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 124,774 trilyun di tahun 2011).
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Sedangkan jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 23,48 persen. Tahun 2011, PDRB tanpa migas mencapai Rp 53,24 triliun dan meningkat menjadi Rp 65,74 triliun di tahun 2012.
Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan
(berperan 83,95% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (6,45%), sektor Bangunan (3,24%) dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (2,82%). Sedangkan sektor- sektor yang lain berperan sebesar 3,54% terhadap perekonomian Kutai Kartanegara.
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
BAGIAN IIIANALISIS RISIKO
1. Analisis RisikoIdentifikasi bencana (Potential hazards) di Kabupaten
Kutai Kartanegara dilakukan dengan metode melihat kondisi fisik dan lingkungan wilayah tersebut melalui pengamatan citra yang direkam oleh google earth, didownload dengan menggunakan software Map Downloader, penyesuaian registrasi georeferensi kemudian diolah dengan menggunakan sistem informasi geografis, Software ArcGIS.
Teknik identifikasi kerawanan bencana di Kabupaten Kutai Kartanegara setelah dilakukan pengolahan dengan menggunakan sistem informasi geografis, dilakukan skoring dan pembobotan variabel-variabel yang dibutuhkan sesuai dengan potensi-potensi bencana yang ada. Kerawanan bencana ini diukur berdasarkan aspek-aspek fisik yang ada, seperti penggunaan lahan, kelerengan, jenis tanah, dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan kejadian bencana, yang dianggap berpotensi menjadi bencana di Kabupaten Kutai Kartanegara diantaranya, banjir, longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan, kebakaran pada permukiman, zoonosis (wabah penyakit), kekeringan, gulma/ nampung, kegagalan teknologi transportasi, kegagalan teknologi industri, kerusuhan sosial, terorisme, dan kerusakan lingkungan.
Sementara itu, Untuk menilai kapasitas terhadap ancaman bahaya yang mungkin terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara, maka salah satunya adalah dengan mengkaji tingkat kapasitas suatu wilayah dengan melakukan scoring analysis. Analisis skoring dilakukan dengan pembelian skor pada setiap variabel yang digunakan dengan pemberian
skor pada setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari hasil skoring masing-masing variabel kemudian didapatkan hasil akhir berupa tingkat kapasitas terhadap multi-bahaya yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sesuai dengan uraian sebelumnya mengenai metode penilaian risiko bencana, maka kajian pemetaan risiko bencana akan menghasilkan output berupa peta risiko bencana di Kabupaten Kutai Kartanegara. Peta risiko bencana ini menunjukkan tingkat risiko Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap ancaman bahaya yang didasarkan pula dari tingkat kerentanan sosial, ekonomi, dan masyarakat. Pada kajian ini, peta risiko didapatkan dari overlay antara peta kerawanan fisik bencana dengan peta kapasitas.
Berdasarkan overlay pada peta kajian kerawanan fisik bencana dengan peta kerentanan, maka dapat diketahui bahwa tingkat risiko yang paling besar di Kabupaten Kutai Kartanegara berupa tingkat risiko sedang yaitu sebanyak 69,75% dari total luasan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sedangkan sebanyak 19,99% merupakan daerah dengan tingkat risiko tinggi, dan sisanya sebanyak 10,65% merupakan wilayah dengan tingkat risiko terhadap bencana yang rendah.
2. Pengembangan Kebutuhan KebencanaanDalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dalam
kegiatan penanggulangan bencana, maka langkah pertama yang harus dilakukan untuk Kabupaten Kutai Kartanegara adalah dengan melakukan evaluasi terhadap skala dan wilayah pelayanan pos siaga bencana yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk melihat wilayah mana yang sudah mendapatkan pelayanan terhadap pos siaga bencana dan juga wilayah mana yang masih belum dilayani. Nantinya,
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
dengan adanya identifikasi pos ini maka akan dapat ditentukan pengembangan untuk pos siaga bencana secara bertahap yang bertujuan agar semua wilayah di Kabupaten Kartanegara dapat terlayani oleh pos siaga bencana, sehingga ketika terjadi bencana di wilayah manapun
dengan segera pos siaga bencana terdekat yang bertugas untuk melakukan operasi tanggap darurat menanggulangi bencana dalam rangka mengurangi risiko terhadap dampak dari bencana yang terjadi tersebut.
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 2 Peta Jenis Bencana Per Kecamatan
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 3 Peta Kapasitas
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 4 Peta Multi Risiko Bencana
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Jika diasumsikan bahwa 1 (kecamatan) di Kabupaten Kutai Kartanegara harus memiliki 1 (satu) pos siaga bencana, maka masih terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang belum memiliki pos siaga bencana.
Adapun rincian terhadap wilayah yang sudah memiliki pos siaga bencana dan yang belum memiliki dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 Wilayah Terlayani oleh Pos Siaga Bencana
Kabupaten Kutai KartanegaraNo.
Wilayah yang Sudah Memiliki Pos Siaga
Bencana
Wilayah yang Belum Memiliki Pos Siaga
Bencana1. Kecamatan Loa Janan Kecamatan Muara Jawa2. Kecamatan Tenggarong
SeberangKecamatan Muara Muntai
3. Kecamatan Loa Kulu Kecamatan Muara Wis4. Kecamatan Marang Kayu Kecamatan Sebulu5. Kecamatan Samboja Kecamatan Muara Badak6. Kecamatan Sanga-sanga Kecamatan Muara Kaman7. Kecamatan Anggana Kecamatan Kenohan8. Kecamatan Tenggarong Kecamatan Kembang
Janggut9. Kecamatan Kota Bangun Kecamatan Tabang
Sumber : Hasil Analisis, 2014
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat 10 dari 18 kecamatan yang belum memiliki pos siaga bencana. Untuk dapat mempermudah perencanaan pengembangan pos siaga bencana tersebut, maka dilakukan pembagian tahapan pengembangan sebagaimana tercantum dalam tabel 2 dan Gambar 5.
Tabel 2 Wilayah Pengembangan Pos Siaga Bencana
Kabupaten Kutai KartanegaraNo.
Wilayah Pengembangan
Kecamatan
1. I - Tenggarong- Loa Kulu- Loa Janan- Sebulu- Tenggarong
Seberang2. II - Samboja
- Muara Jawa- Sanga-sanga
3. III - Muara Badak- Anggana- Marang Kayu
4. IV - Muara Wis- Muara Muntai- Kota Bangun- Muara Kaman
5. V - Tabang- Kembang Janggut- Kenohan
Sumber : Hasil Analisis, 2014
Selain itu, sebagai percontohan untuk wilayah lain di Kabupaten Kutai Kartanegara, maka ditunjuk Desa Purwajaya di Kecamatan Loa Janan dan Keluraha Loa Ipuh
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Darat di Kecamatan Tengarong sebagai Desa Tangguh Bencana. Desa tangguh bencana merupakan program Nasional yang didasarkan pada Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 1 Tahun 2012 dalam rangka mewujudkan Indonesia Tangguh. Program ini merupakan wujud tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakatnya dalam hal penanggulangan bencana. Karena masyarakat yang merupakan penerima dampak langsung dari bencana dan sekaligus sebagai pelaku pertama dan langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. Maka masyarakat perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar tidak hanya siap menghadapi bencana, tetapi juga tangguh. Artinya, mampu mengantisipasi dan menimalisasi kekuatan yang merusak melalui adaptasi.
Kedua desa/ kelurahan terseut dipilih karena mampu memenuhi kriteria desa tangguh. Kedua desa/ kelurahan
tersebut mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungi dasar tertentu ketika terjadi bencana. Dan jika terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri. Selanjutnya, diharapkan ke depannya agar wilayah-wilayah dapat mengikuti dan menjadi desa tangguh seperti halnya Desa Purwajaya dan Keluraha Loa Ipuh Darat. Adapun Untuk melihat wilayah desa/ kelurahan yang menjadi desa tangguh bencana dapat dilihat pada Gambar 6.
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 5. Pengembangan Pos Siaga Bencana Kabupaten Kutai Kartanegara
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Gambar 6. Peta Desa Tangguh di Kabupaten Kutai Kartanegara
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
BAGIAN VMANAJEMEN RISIKO
1. Kebijakan Penanggulangan Bencana
Gambar 7. Sistem Nasional Penanggulangan Bencana
Kebijakan penanggulangan bencana diterjemahkan dalam Sistem Nasional Penaggulangan Bencana (SisNas PB), dimana sistem dan sub-sistem ini telah dan terus dikembangkan dengan komponen sebagai berikut:
a. Legislasi, berupa peraturan nasional dan daerah yang dijadikan dasar dan pedoman dalam kebijakan penanggulangan bencana.
b. KelembagaanUntuk mengimplementasikan upaya-upaya yang ada dalam dokumen RPB kabupaten Kutai Kartanegara telah dibentuk BPBD kabupaten
Kutai Kartanegara berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 11 Tahun 2009, yang menyatakan bahwa Pembentukan BPBD disetiap kabupaten/kota diharapkan dapat menjamin keterpaduan dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan operasional penanggulangan bencana daerah secara terarah dan terpadu.
c. PerencanaanPemaduan penanggulangan bencana kedalam perencanaan pembangunan (Nasional/Daerah) dapat dilakukan dengan mengitegrasikan aspek-aspek Rencana Penanggulangan Bencana dalam RPJP(D) dan RPJM(D) serta Rencana Aksi – PRB dalam RKP(D).
d. Pendanaane. Pengembangan kapasitas melalui pendidikan,
pelatihan, dan keterampilan.f. Penyelenggaraan melalui serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunanpada tahapan sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana mencakup kegiatan-kegiatan mulai dari fase pencegahan bencana, tanggap darurat, sampai pada fase rehabilitasi dan rekontruksi yang dilakukan secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh.
2. Program Penanggulangan BencanaMenurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008,
upaya pengurangan risiko bencana antara lain adalah: a. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana. b. Perencanaan partisipatif penanggulangan
bencana.
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
c. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana.
d. Penerapan upaya fisik, non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana.
Untuk memperjelas prioritas penanggulangan bencana pada tingkat kabupaten, maka perlu dilakukan identifikasi kegiatan bencana dan daerah yang akan berpotensi menjadi kewenangan kabupaten. Proses identifikasi ini diharapkan dapat melahirkan zona prioritas penanggulangan bencana. Secara umum terdapat 6 (enam) strategi penanggulangan bencana yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok.
1. Strategi GenerikStrategi ini berlaku untuk seluruh jenis bencana yang ada di kabu- paten Kutai Kartanegara. Strategi ini terdiri atas:a. Penguatan Regulasi dan Kapasitas
Kelembagaan.b. Perencanaan Penanggulangan Bencana
Terpadu.c. Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan.d. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi
Masyarakat.2. Strategi Teknis untuk Tiap Bencana Strategi ini
terdiri dari.a. Perlindungan Masyarakat dari Bencana.b. Penanganan Bencana
Strategi penanganan bencana menggunakan anggaran khusus yang dialokasikan oleh pemerintah untuk penyelenggaraan tanggap darurat dan pemulihan bencana. Lima strategi lainnya mengikuti mekanisme penganggaran tahunan daerah. Setiap strategi penanggulangan bencana diuraikan menjadi fokus
sasaran untuk mewujudkan visi dan misi penanggulangan bencana di kabupaten Kutai Kartanegara. Membuat program - program penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan melakukan pengintegrasian penanggulangan bencana melalui sistem yang telah ada, diantaranya:
a. Kebijakan dan Perencanaan Pemerintah (Penguatan Regulasi dan Kelembagaan)1. Mengembangkan rangka peraturan terkait
system desentralisasi untuk penanggulangan bencana
b. Perencanaan penanggulangan bencana terpadu1. Membangun system kesiapsiagaan daerah
untuk bencana prioritas2. Memperkuat system data informasi bencana
yang terpercaya dan selalu diperbaruic. System pendidikan
Penerapan pengetahuan dan sikap kedalam sistem pendidikan (sekolah) merupakan salah satu sumber dan penyebar informasi yang efektif kepada masyarakat. Intervensi kegiatan yang lainnya yang perlu dilakukan secara berkelanjutan adalah peningkatan kesiapsiagaan warga sekolah (Sekolah Siaga Bencana – SSB).
d. Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas/Masyarakat (PRBBK)Strategi ini difokuskan pada perkuatan ketangguhan daerah melalui kemitraan dan pengarusutamaan budaya pengurangan risiko bencana. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memperkuat forum pengurangan risiko bencana ditingkat Kabupaten.
e. Perlindungan masyarakat dari bencana
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
1. Pencegahan dan mitigasi bencana2. Kesiapsiagaan bencana
f. Penanganan bencanaPenanganan bencana merupakan kebijakan yang perlu diambil saat masa kritis, masa darurat dan masa pemulihan dilaksanakan.
Selanjutnya, agar lebih terarah program penanggulangan bencana tersebut dideskripsikan menjadi fokus prioritas yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran prioritas dari masing-masing program.
Tabel 3 Program Generik Penanggulangan Bencana Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2014-2018
Fokus Program Kegiatan
Indikator Capaian dan Pagu Indikatif (milyar rupiah)
Capaian Akhir dan Total Pagu
(milyar rupiah)
Instansi
Utama
Instansi
Terkait2014 2015 2016 2017 2018
A. Penguatan Regulasi dan kapasitas KelembagaanMenjalin partisipasi dan desentralisasi komunitas melalui pembagian kewenangan dan sumber daya pada tingkat lokal
Menjamin partisipasi dan pembagian wewenang melalui legalitas dan sistem insentif
Penyusunan Peraturan Bupati tentang prosedur pembagian peran, tanggungjawab dan kewenangan saat darurat bencana
Terbentuknya 1 bh Perbup
Terbentuknya 1 bh Perbup
BPBD Kabupaten
Biro Hukum, Bappeda, dan Instansi yang terkait bencana
0.07 0.07Menyusun sistem partisipatif dalam penganggaran
Penyusunan Peraturan Bupati tentang mekanisme dan partisipasi penganggaran penyelenggaraan PB
Terbentuknya 1 bh Perbup
Terbentuknya 1 bh Perbup
BPBD Kabupaten
Biro Hukum, Bappeda, dan Instansi yang terkait bencana0.07 0.07
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Optimalisasi Operasi darurat bencana melalui perkuatan kapasitas lembaga terkait PB
Perkuatan Prosedur Operasi Standar Penanganan Darurat Bencana Daerah
Menyusun Prosedur Operasi Standar Penanganan Bencana serta pendukung oeprasi darurat bencana daerah
Terbentuknya Prosedur Operasi Standar Penanganan Bencana di tingkat Kabupaten dan Kecamatan
Adanya Pusdalops PB Provinsi yang siaga setiap saat dilengkapi sarana dan prasarana
Adanya latihan kesiapsiagaan bencana setiap 2 tahun
Adanya SOP PB, Pusdalops dan Latihan kesiapsiagaan berkala
BPBD Kabupaten
TNI, POLDA, SAR, Dinsos, Dinkes
0.23 0.46 0.14 0.82SUB TOTAL A 0.96
B. Perencanaan Penanggulangan Bencana TerpaduMenyelenggarakan sistem-sistem yang siap untuk memantau, mengarsipkan dan menyebarluaskan data potensi bencana dan kerentanan-kerentanan utama
Penggunaan teknologi dan mengoptimalkan sumber daya dengan pengembangan kearifan lokal pada zona prioritas
Monitoring dan pengarsipan data potensi bencana pada zona prioritas
Terbentuknya database potensi bencana
Terbentuknya Situs internet/ Website Mengenai Kebencaan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Terbentuknya database potensi bencana dan Website Kebencanaan Kabupaten Kutai Kartanegara
BPBD Kabupaten
0.05 0.05 0.09Mengutamakan kajian risiko untuk 2 daerah kecamatan atau lebih dan menggalang kerjasama lintas batas
Penyebarluasan info potensi bencana melalui media masa lokal dan melalui pengembangan kearifan lokal pada zona prioritas
Penyebaran info melalui Siaran Radio, pamflet / spanduk
Penyebaran info melalui Radio, TV lokal, Internet, forum-forum kemasyarakatan
Penyebaran info melalui semua jaringan dan media yang ada
Penyebaran info melalui semua jaringan dan media yang ada
Penyebaran info melalui semua jaringan dan media yang ada
Penyebaran info melalui semua jaringan dan media yang ada
BPBD Kabupaten
0.11 0.14 0.14 0.14 0.14 0.66
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Memperkuat Dokumen Kajian Risiko Daerah Mempertimbangkan Risiko-Risiko Lintas Batas Guna Menggalang Kerjasama Antar Daerah Untuk Pengurangan Risiko
Penggalangan kerjasama lintas batas dalam pengurangan risiko bencana berdasarkan Kajian Risiko untuk 2 daerah kecamatan atau lebih
Mengadakan kerjasama lintas batas pada Zona Prioritas
Adanya Rapat Koordinasi minimal 2 kali setahun
Adanya Rapat Koordinasi minimal 2 kali setahun
Adanya Rapat Koordinasi minimal 2 kali setahun
Adanya Rapat Koordinasi minimal 2 kali setahun
Adanya Rapat Koordinasi minimal 2 kali setahun
Adanya Rapat Koordinasi minimal 2 kali setahun
BPBD Kabupaten
0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.02Penyusunan rencana kontijensi berdasarkan kajian risiko bencana daerah
Menyusunan rencana Kontinjensi berdasarkan Bencana Prioritas hasil Kajian Risiko
Adanya Renkon tingkat Kabupaten dan Kecamatan
Tersedianya dana darurat bencana sesuai Kebutuhan Renkon
Adanya Renkon dan dana darurat bencana
BPBD Kabupaten
0.01 0.02 0.03Menyediakan prosedur yang relevan untuk melakukan tinjauan pasca bencana terhadap pertukaran informasi yang relevan selama masa tanggap darurat
Membangun mekanisme komunikasi pada masa tanggap darurat terutama untuk kepentingan ditribusi logistik
Pendirian Posko bencana Pada Zona Prioritas Bencana
Pendirian Posko Bencana di 2 Kecamatan
Pendirian Posko Bencana di 2 Kecamatan
Pendirian Posko Bencana di 2 Kecamatan
Pendirian Posko Bencana di 2 Kecamatan
Pendirian Posko Bencana di 2 Kecamatan
Terbangunnya Posko Bencana di 10 Kecamatan
BPBD Kabupaten
0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 1.14
SUB TOTAL B 1,95
C. Penelitian, Pendidikan dan PelatihanMenyelenggarakan kurikulum sekolah, materi pendidikan dan pelatihan yang relevan mencakup konsep-konsep dan praktik-praktik
Pengembangan pendidikan kebencanaan di sekolah pada daerah zona prioritas
Pembentukan kelompok kerja penyusun kurikulum pendidikan kebencanaan
Terbentuknya kelompok kerja yang terdiri dari Guru (5), Praktisi PB (2) dan Akademisi
Terbentuknya kelompok kerja yang terdiri dari Guru (5), Praktisi PB (2) dan Akademisi
BPBD Kabupaten
Dinas Pendidikan
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
mengenai pengurangan risiko bencana dan pemulihan
(3) (3)0.07 0.07
Penyusunan kurikulum PB di lembaga pendidikan formal
Terbitnya 2 Buku mengenai PB
Terbitnya 2 Buku mengenai PB
Terbitnya 1 Buku mengenai PB
Terbitnya 5 Buku mengenai PB
BPBD Kabupaten
Dinas Pendidikan
0.05 0.05 0.02 0.11Menerapkan metode riset untuk kajian risiko multi bencana serta analisis manfaat-biaya (cost benefit analysist) yang selalu dikembangkan berdasarkan kualitas hasil riset
Pengembangan riset kebencanaan di lingkungan pemerintahan
Penerapan hasil riset kebencanaan dalam penanggulangan bencana
Diterapkannya 1 hasil riset
Diterapkannya 1 hasil riset
Diterapkannya 1 hasil riset
Diterapkannya 1 hasil riset
Diterapkannya 1 hasil riset
Diterapkannya minimal 1 hasil riset dalam setahun
BPBD Kabupaten
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.23Monitoring penggunaan hasil riset di daerah
Diperolehnya data-data hasil riset
Diperolehnya data-data hasil riset
Diperolehnya data-data hasil riset
Diperolehnya data-data hasil riset
Diperolehnya data-data hasil riset
Diperolehnya data-data hasil riset
BPBD Kabupaten
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.06Pembangunan Pusat Pembelajaran Riset Bidang Kebencanaan
Terbangunnya 1 Pusat Pembelajaran Riset bidang Kebencanaan
Terbangunnya 1 Pusat Pembelajaran Riset bidang Kebencanaan
BPBD Kabupaten
0.69 0.69Internalisasi hasil riset PB ke dalam kehidupan masyarakat
Diterapkannya hasil riset PB
Diterapkannya hasil riset PB
Diterapkannya hasil riset PB
Diterapkannya hasil riset PB
Diterapkannya hasil riset PB
Diterapkannya hasil riset PB
BPBD Kabupaten
Dishubkomintel
0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 1.14
SUB TOTAL C 2.30D. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi MasyarakatMembentuk dan memberdayakan forum/jaringan daerah khusus untuk pengurangan risiko bencana
Pembentukan dan Pemberdayaan forum PRB pada Zona Prioritas untuk pengurangan
Membentuk forum PRB pada Zona Prioritas Bencana
Terbentuknya 4 Forum PRB di 4 Kecamatan
Terbentuknya 3 Forum PRB di 3 Kecamatan
Terbentuknya 3 Forum PRB di 3 Kecamatan
Terbentuknya 2 Forum PRB di 2 Kecamatan
Terbentuknya 2 Forum PRB di 2 Kecamatan
Terbentuknya Minimal 14 Forum PRB di 14 Kecamatan
BPBD Kabupaten
0.05 0.03 0.03 0.02 0.02 0.16Pemberdayaan forum PRB
Rapat Forum PRB di
Rapat Forum PRB di
Rapat Forum PRB di
Rapat Forum PRB di
Rapat Forum PRB di
Rapat Forum PRB minimal
BPBD Kabupate
EXECUTIVE SUMMARY
21
PENYUSUNAN PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
(PRB) risiko bencana
masing-masing Daerah minimal 1 kali
masing-masing Daerah minimal 1 kali
masing-masing Daerah minimal 1 kali
masing-masing Daerah minimal 1 kali
masing-masing Daerah minimal 1 kali
1 kali dalam setahun di tiap daerah
n
0.02 0.03 0.05 0.05 0.06 0.21Pembentukan Desa Tangguh dalam upaya PRB daerah
Terbentuk 1 desa tangguh di Zona Prioritas PB
Terbentuk 1 desa tangguh di Zona Prioritas PB
Terbentuk 1 desa tangguh di Zona Prioritas PB
Terbentuk 1 desa tangguh di Zona Prioritas PB
Terbentuk 1 desa tangguh di tiap daerah pada Zona Prioritas PB
0.14 0.18 0.23 0.27 0.82Mewujudkan rencana dan kebijakan bidang ekonomi dan produksi untuk mengurangi kerentanan perekonomian masyarakat
Pengembangan mata pencaharian alternatif untuk masyarakat pada daerah rawan bencana
Pembangunan jaringan pemasaran produk mata pencarian alternatif masyarakat di zona prioritas
Kontinuitas pemasaran dapat berjalan 70%
Kontinuitas pemasaran dapat berjalan 75%
Kontinuitas pemasaran dapat berjalan 80%
Kontinuitas pemasaran dapat berjalan 85%
Kontinuitas pemasaran dapat berjalan 90%
Kontinuitas pemasaran berjalan 90%
BPBD Kabupaten
Disperindag, Dinsos
0.91 0.91 0.69 0.46 0.34 3.31Adaptasi teknologi pengembangan lanjut usaha masyarakat
Efektivitas mencapai 70%
Efektivitas mencapai 75%
Efektivitas mencapai 80%
Efektivitas mencapai 85%
Efektivitas mencapai 90%
Efektivitas mencapai 90%
BPBD Kabupaten
Disperindag, Dinsos
0.91 0.91 0.91 0.91 0.91 4.57Pengembangan usaha masyarakat dengan inovasi teknologi
Peningkatan kemampuan mencapai 70%
Peningkatan kemampuan mencapai 70%
Peningkatan kemampuan mencapai 70%
Peningkatan kemampuan mencapai 70%
Peningkatan kemampuan mencapai 70%
Peningkatan kemampuan mencapai 70%
BPBD Kabupaten
Disperindag, Dinsos
0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.57Penerapan sistem anak angkat pada perusahaan besar
Supply ke perusahaan besar berjalan baik
Supply ke perusahaan besar berjalan baik
Supply ke perusahaan besar berjalan baik
Supply ke perusahaan besar berjalan baik
Supply ke perusahaan besar berjalan baik
Supply ke perusahaan besar berjalan baik
BPBD Kabupaten
Dishubkomintel
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.06SUB TOTAL D 9.71
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Kutai Kartanegara 2014-2018
EXECUTIVE SUMMARY