Post on 08-Mar-2019
PENYUSUNAN PERENCANAAN TARGETINDIKATOR EKONOMI DAERAH
KABUPATEN BOGORTAHUN 2014-2018
(LAPORAN AKHIR )
Kerjasama :BAPPEDA KABUPATEN BOGOR
denganBPS KABUPATEN BOGOR
2014
2015
20162017
2018
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, puji dan syukur senantiasa kita panjatkan
ke khadhirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya, Laporan
Akhir Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2014-2018 dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Akhir ini memuat 4 (empat) bab yang terdiri dari: BAB I
PENDAHULUAN (terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, dan ruang
lingkup), BAB II METODOLOGI (Metodologi : PDRB, Indeks Harga Konsumen/IHK,
Penduduk, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Nilai Tukar Petani/NTP), BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN (Pembahasan dan Analisis Indikator : PDRB, Indeks
Harga Konsumen/IHK, Penduduk, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Nilai Tukar
Petani/NTP ) dan BAB IV KESIMPULAN.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam Penyusunan
Laporan Pendahuluan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 ini kami haturkan terima kasih. Kami
berharap masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan penyusunan kegiatan
ini .
Cibinong, Desember 2013
Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor,
Drs. Erwan Syahriza NIP. 196207281990031001
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 ii
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................ DAFTAR GAMBAR .....................................................................
i ii iv viii
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................
1
1.1. Latar Belakang .................................................... 1.2. Maksud dan Tujuan ............................................... 1.3. Ruang Lingkup ..................................................... 1.4. Sumber Data .......................................................
1 2 2 2
BAB II METODOLOGI ............................................................. 2.1. Konsep dan Definisi ............................................... 2.2. Metodologi .........................................................
2.2.1. Metode Analisis deret Waktu (Time Series) .............. 2.2.2. Metode Aritmatik ............................................. 2.2.3. Metode Geometrik ........................................... 2.2.4. Metode Eksponensial ......................................... 2.2.5. Metode Proyeksi Ketenagakerjaan...................... 2.2.6. Model Kemiskinan Kabupaten Bogor .......................
3 3 18 19 15 16 16 17 18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 3.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ...................
3.1.1. PDRB Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha ...... 3.1.2. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan ........... 3.1.3. PDRB Perkapita .............................................. 3.1.4. Daya Beli..... ..............................................
3.2. ESTIMASI PENDUDUK .................................................. 3.2.1. Jumlah Penduduk, Sex Ratio dan Pertumbuhan Penduduk 3.2.2. Distribusi Penduduk ........................................... 3.2.3. Kepadatan Penduduk .......................................... 3.2.4. Piramida Penduduk ............................................ 3.2.5. Dependency Ratio ..............................................
3.3. ESTIMASI KETENAGAKERJAAN...................................... 3.3.1. Penduduk Usia Kerja ..................................... 3.3.2. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) ...................................................... 3.3.3. Penduduk Bekerja dan Pengangguran ..................... 3.3.4. Penduduk Bekerja dan Lapangan Usaha .................. 3.3.5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pendidikan................
23 24 24 46 51 54
56 56 57 64 66 69
74 74
75 78 79 82
Daftar Isi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 iii
BAB IV
3.4. KEMISKINAN .............................................................. 3.4.1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor 3.4.2. Perubahan Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor ...... 3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan
Kemiskinan di Kabupaten Bogor ............................ 3.4.4. Gini Ratio atau Koefisien Gini ...............................
3.5. PREDIKSI INFLASI ........................................................ 3.6. PREDIKSI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI KABUPATEN BOGOR..... KESIMPULAN......................................................................
84
84
86 87
91
93
96
Daftar Tabel dan Gambar
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 iv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1. Tabel 2.2. .
Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan dengan Indikator Ekonomi Daerah Lainnya di Kabupaten Bogor .................................. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan dengan Sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor ................................................
22
23 Tabel 3.1.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Juta Rupiah) ...............
25
Tabel 3.1.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
26
Tabel 3.1.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Miliar Rupiah)..
27
Tabel 3.1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 (persen)..............................................................
28
Tabel 3.1.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 (persen)......................................................
29
Tabel 3.1.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah................................................................
30 Tabel 3.1.7.
PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2012 dan 2013 menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018............................................................
31 Tabel 3.1.8. Tabel 3.1.9.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (persen)....................
32
33 Tabel 3.1.10.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
34
Tabel 3.1.11.
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018....................................................
35 Tabel 3.1.12.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah).
36
Tabel 3.1.13.
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)........................................
37
Tabel 3.1.14.
Sumber Pertumbuhan PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018....................................................
38
Daftar Tabel dan Gambar
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 v
No. Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 3.1.15.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)...............................................................
39 Tabel 3.1.16.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor-DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
40
Tabel 3.1.17.
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018...................................................
41 Tabel 3.1.18.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
42
Tabel 3.1.19.
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Tahun 2014-2018..................................................
43
Tabel 3.1.20.
Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)............
44
Tabel 3.1.21.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah).........................
45 Tabel 3.1.22.
PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018 (miliar rupiah)................
47
Tabel 3.1.23.
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018.....
48
Tabel 3.1.24.
PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (miliar rupiah)
49
Tabel 3.1.25.
Laju Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan (persen).............................
50
Tabel 3.1.26.
Sumber Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan (persen)...........................
51
Tabel 3.2.1.
Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 (Mei) menurut Kabupaten/Kota se Jawa Barat........................
57
Tabel 3.2.2
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dirinci menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio (SR), LPP, Distribusi di Kabupaten Bogor, Hasil SP 2010 (Mei 2010).................................
58 Tabel 3.2.3
Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014(Juni)...........................................................
61 Tabel 3.2.4
Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014.........................................................
62 Tabel 3.2.5
Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014.............................................
63
Daftar Tabel dan Gambar
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 vi
Tabel 3.2.6
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014-2018....................
64
Tabel 3.2.7
Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014.................................................
65
Tabel 3.2.8
Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 (Juni)..............
70
Tabel 3.2.9
Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor Barat, Tahun 2014 (Juni).....
71
Tabel 3.2.10
Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014(Juni)..........................................................
72 Tabel 3.2.11
Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) menurut Kelompok Umur dan Dependecy ratio di Kabupaten Bogor, Tahun 2014-2018
73
Tabel 3.3.1 Prediksi Jumlah Penduduk Usia Kerja, tahun 2013-2018.... 75 Tabel 3.3.2
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018...................................................
76 Tabel 3.3.3
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
77 Tabel 3.3.4
Prediksi Angkatan Kerja Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018.....................
78
Tabel 3.3.5
Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018................
80 Tabel 3.3.6
Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
81 Tabel 3.3.7
Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018..................................................
82 Tabel 3.3.8
Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018...................................................
83 Tabel 3.4.1
Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, 2014-2018...................................................
85 Tabel 3.4.2
Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Perubahannya Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018...................................................
86
Daftar Tabel dan Gambar
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 vii
Tabel 3.4.3
Prediksi Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor BaratTahun 2014-2018............................................
87 Tabel 3.4.4
Prediksi Gini Ratio Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018.............................
89
Daftar Tabel dan Gambar
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 viii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1.1. Peta Wilayah Kabupaten Bogor dan DOB Kabupaten
Bogor Barat ...................................................
23 Gambar 3.1.2. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga berlaku
Tahun 2014-2018 (juta rupiah).............................
52 Gambar 3.1.3. Gambar 3.1.4.
PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga konstan Tahun 2014-2018 (juta rupiah)....................... Daya Beli Masyarakat Tahun 2014-2018...................
53 55
Gambar 3.2.1. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni)
66
Gambar 3.2.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni)...........................................
67 Gambar 3.2.3. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor
Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni).................................
68 Gambar 3.6.1. Prediksi NTP Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 94
Pendahuluan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan
pembangunan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Peraturan
ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan jangka penjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah di Pusat dan
Daerah dengan melibatkan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan
secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur,
berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun Perencanaan pembangunan
daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Merujuk kepada peraturan di atas dan berdasarkan telah berakhirnya RPJMD
Kabupaten Bogor periode tahun 2008-2013, bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan bupati maupun wakil bupati periode tersebut, Kabupaten Bogor perlu
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bogor periode tahun 2014-2018. Penyusunan prediksi/estimasi target indikator-
indikator ekonomi daerah sangat diperlukan sebagai pendukung bagi penyusunan
dokumen dimaksud. Indikator yang sering digunakan sebagai indikator ekonomi
daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha
dan Penggunaan, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Struktur Perekonomian, Pendapatan
Perkapita, Daya Beli Masyarakat, Indeks Harga Konsumen, Inflasi, Nilai Tukar
Petani, Penduduk, Ketenagakerjaan dan Penggangguran serta Kemiskinan.
Pendahuluan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 2
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah menyediakan data prediksi/estimasi
indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor untuk periode 5 tahun ke depan.
Sedangkan tujuan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah terpenuhinya data dan analisis prediksi
indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor berupa Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai
Tukar Petani (NTP), Pendapatan Perkapita, Daya Beli Masyarakat,
Ketenagakerjaan, Kemiskinan, Gini Ratio, dan Penduduk tahun 2014-2018.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah untuk 3 (tiga) wilayah, yakni: Wilayah
Kabupaten Bogor utuh (meliputi 40 kecamatan), wilayah Kabupaten Bogor inti
(meliputi 26 kecamatan tanpa Bogor Barat) dan wilayah Kabupaten Bogor Barat
(meliputi 14 kecamatan). Oleh karena keterbatasan raw data, kecukupan sampel
yang ada dan data-data pendukung lainnya, dalam penyusunan target indikator
ekonomi daerah ini terdapat beberapa indikator yang belum bisa terpecah ke
dalam tiga wilayah yang menjadi ruang lingkup penyusunan, berikut disampaikan
secara rinci:
1.4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Prediksi/estimasi Indikator
Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 ini adalah hasil Sensus
Penduduk, Sensus Ekonomi, Sensus Pertanian, series data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), series data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Survei
Industri Tahunan dan Bulanan, Survei Keuangan Daerah, series data Indikator
Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor, Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei
Jasa dan Pariwisata, Survei Harga Konsumen, Survei Pertanian/Ubinan, dan survey
BPS lainnya, serta data sekunder dari dinas/instansi/BUMD/BUMN.
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 3
BAB II
METODOLOGI
2.1. Konsep dan Definisi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit produksi di dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun, tanpa memperhitungkan kepemilikan faktor produksi. PDRB
dapat dihitung dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Produksi,
Pendapatan, dan Pengeluaran.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik nilai produksi,
biaya antara maupun komponen nilai tambah.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu atau tahun dasar, baik
pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.
Laju Pertumbuhan PDRB
Besarnya persentase kenaikan PDRB dalam harga konstan (tahun tertentu)
terhadap PDRB dlam harga konstan pada tahun sebelumnya.
PDRB per Kapita
PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
PDRB Menurut Penggunaan
PDRB penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi
oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis
besar ada 2 macam yaitu: Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam proses produksi dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat.
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 4
Harga Konsumen (HK)
Harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli
(konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah
membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk
dipakai/ dikonsumsi.
Nilai Tukar Petani (NTP) Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga
yang dibayar petani (Ib) dinyatakan dalam persentase. Secara konseptual, NTP
pengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan
barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan keperluan
mereka menghasilkan produk pertanian.
Indeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP) IHTP dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas pertanian yang
dihasilkan petani. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam
penghitungan nilai produksi sektor pertanian.
Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IHBP)
IHBP dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas/jasa yang
dikonsumsi oleh petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk
memproduksi hasil pertanian.
Penduduk
Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan
atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap.
Laju pertumbuhan penduduk
Adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam
jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 5
dasar. Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk mengetahui perubahan
jumlah penduduk antar dua periode waktu.
Kepadatan Penduduk
Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah.
Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Piramida Penduduk
Grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran secara visual dari komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggunaan piramida akan membantu
memudahkan mengenal dan memahami karakteristik penduduk suatu wilayah
menurut umur dan jenis kelamin.
Dependency Ratio
Suatu nilai yang menggambarkan beban tanggungan ekonomi penduduk kelompok
usia produktif terhadap kelompok usia non produktif.
Estimasi penduduk adalah penaksiran atau perkiraan penduduk, biasanya tentang
jumlahnya pada waktu tertentu. Menurut Swanson dan Siegel (2004), estimasi
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu estimasi antarsensus (intercensal estimate),
estimasi pascasensus (post-censal estimate), dan proyeksi. Jadi, proyeksi penduduk
merupakan bagian dari estimasi penduduk. Proyeksi penduduk menggunakan
metode yang lebih rinci dibanding metode estimasi lainnya, karena
memperhitungkan perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi untuk kurun
waktu tertentu sehingga menghasilkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.
Penduduk Usia Kerja
Penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, sesuai dengan ketentuan dalam UU
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 6
Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran.
Bukan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja yang pada periode referensi tidak mempunyai/melakukan
aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya
(pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau
alasan yang lain).
Bekerja
Kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-
turut dan tidak terputus. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja
maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak
aktif bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya. Di beberapa negara, konsep
bekerja didasarkan atas kebiasaan (Gainful Worker Concept). Konsep ini
menentukan seseorang apakah bekerja atau tidak berdasarkan kebiasaannya (usual
activity). Konsep ini tidak memakai batasan waktu tertentu.
Pengangguran
Terdapat dua definisi pengangguran yaitu definisi standar dan definisi luas
(relaxed). Pengangguran definisi standar yaitu meliputi penduduk yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan/mempersiapkan suatu usaha. Sedangkan
pengangguran definisi luas juga mencakup penduduk yang tidak aktif mencari kerja
tetapi bersedia/siap bekerja. Sejak tahun 2001, definisi pengangguran yang
digunakan dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) adalah definisi luas,
sehingga pengangguran mencakup empat kriteria yaitu: mencari pekerjaan,
mempersiapkan usaha, putus asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
(discouraged worker) dan sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja.
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 7
Lapangan Usaha
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1998, lapangan usaha adalah
bidang kegiatan suatu organisasi/lembaga/usaha (establishment) tempat seseorang
bekerja selama periode waktu acuan yang dibuat untuk data karakteristik ekonomi
(atau yang dikerjakan terakhir, jika orang tersebut tidak bekerja). Kegiatan
establishment adalah jenis barang yang diproduksi atau jasa yang diberikan.
Miskin
Kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami seseorang/rumahtangga sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/layak bagi kehidupannya.
Definisi Umum Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok
orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain:
- terpenuhinya kebutuhan pangan,
- kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,
sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
- rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.
Penduduk miskin
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya di bawah
Garis Kemiskinan.
Pengeluaran
Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup
seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih.
Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya.
Metode yang digunakan untuk menentukan penduduk miskin adalah Garis Kemiskinan
(GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 8
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Jadi definisi penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan.
Garis Kemiskinan (GK)
Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar
makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging,
telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM)
Kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan
kebutuhan dasar lainnya. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili
oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 komoditi di perdesaan.
Gini ratio atau Angka Koefisien Gini
Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan.
Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan
kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
2.2. Metodologi
Dalam penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2014-2018 ini, beberapa metode akan digunakan untuk
memproyeksikan angka indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor untuk 5 tahun
ke depan. Tentunya, penggunaan metodologi yang tepat untuk masing-masing
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 9
indikator akan disesuaikan dengan pola dan ketersediaan raw data/data yang ada.
Berikut ini adalah beberapa metodologi yang akan digunakan:
2.2.1. Metode Analisis Deret Waktu (Time Series)
Time Series adalah data/observasi menurut deret waktu. Salah satu segi
pada data deret waktu adalah terlibatnya sebuah besaran yang dinamakan
Autokorelasi (autocorrelation), yang konsepsinya sama dengan korelasi untuk
data bivariat, dalam analisis regresi biasa. Signifikansi (keberartian) autokorelasi
menentukan analisis regresi yang harus dilakukan pada data deret waktu. Segi lain
dalam data deret waktu adalah kestasioneran data, hal ini sangat diperlukan dalam
analisis data deret waktu, karena akan memperkecil kekeliruan baku.
Jika autokorelasi tidak signifikan (dalam kata lain data deret waktu tidak
berautokorelasi), maka analisis regresi yang harus dilakukan adalah analisis regresi
sederhana biasa, yaitu analisis regresi data atas waktu. Sedangkan jika signifikans
(berautokorelasi) harus dilakukan analisis regresi data deret waktu, yaitu analisis
regresi antar nilai pengamatan. Jika data deret waktu berautokorelasi pada lag-k,
maka selanjutnya membangun model hubungan fungsional antar pengamatan
(model regresi deret waktu, model autoregresi), model regresi deret waktu dari
data yang berautokorelasi pada lag-k, dinamakan model autoregresi order-k (lag-
k), ditulis AR(k).
Model-model klasik dengan metode Box Jenkins merupakan model yang
menggambarkan time series yang stasioner (stationary time series models).
Dengan demikian tahapan yang dilakukan untuk pemodelan ini adalah dengan
identifikasi stasioneritas dari data, baik dalam mean maupun dalam variance.
1. Stasioneritas
Kestasioneran data merupakan kondisi yang diperlukan dalam analisis
regresi deret waktu karena dapat memperkecil kekeliruan model, sehingga jika
data tidak stasioner, maka harus dilakukan transformasi stasioneritas melalui
proses diferensi (jika trendnya linier), sedangkan jika tidak linier, maka
transformasinya harus dilakukan dulu transformasi linieritas trend melalui proses
logaritma natural (jika trendnya eksponensial), dan proses pembobotan
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 10
(penghalusan eksponensial sederhana) jika bentuknya yang lain, yang selanjutnya
proses diferensiasi pada data hasil proses linieritas.
Berdasarkan deskripsinya, bentuk kestasioneran ada dua, yaitu stasioner kuat
(strickly stationer), atau stasioner orde pertama (primary stationer) dan stasioner
lemah (weakly stationer), atau stasioner orde kedua (secondary stationer).
Deskripsi umum kestasioneran adalah sebagai berikut, data deret Z1 , Z2 , . . .
disebut stasioner kuat jika distribusi gabungan n21 tt
Z, . . . , Z, t
Z sama dengan
distribusi gabungan kkkt
Z n21 tt
Z, . . . , Z, , untuk setiap nilai t1, t2, . . . , tn dan k.
Sedangkan disebut stasioner lemah, jika rata-rata hitung data konstan, E(Zt) = ,
dan autokovariansnya merupakan fungsi dari lag, k = f(k). Sedangkan
ketidakstasioner data diklasifikasikan atas tiga bentuk yaitu:
1. Tidak stasioner dalam rata-rata hitung, jika trend tidak datar (tidak sejajar
sumbu waktu) dan data tersebar pada “pita” yang meliput secara seimbang
trendnya.
2. Tidak stasioner dalam varians, jika trend datar atau hampir datar tapi data
tersebar membangun pola melebar atau menyempit yang meliput secara
seimbang trendnya (pola terompet).
3. Tidak stasioner dalam rata-rata hitung dan varians, jika trend tidak datar dan
data membangun pola terompet.
Untuk menelaah ketidakstasioneran data secara visual, tahap pertama dapat
dilakukan pada peta data atas waktu, karena biasanya “mudah”, dan jika belum
mendapatkan kejelasan, maka tahap berikutnya ditelaah pada gambar ACF dengan
PACF. Telaahan pada gambar ACF, jika data tidak stasioner maka gambarnya akan
membangun pola,
1. Menurun, jika data tidak stasioner dalam rata-rata hitung (trend naik atau
turun),
2. Alternating, jika data tidak stasioner dalam varians,
3. Gelombang, jika data tidak stasioner dalam rata-rata hitung dan varians.
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 11
2. Proses Autoregressive
Jika jumlah terbatas dari bobot bukan nol, misalkan =
dan untuk k , hasil proses ini kemudian disebut proses
(model) autoregressive dari order , yang dinotasikan sebagai AR(р). Ini diberikan
oleh:
atau
( )
Dimana:
( ) ( ).
Ketika ∑ | | ∑ | |
proses ini selalu dapat dibalik (invertible).
Agar menjadi, akar-akar dari ( ) harus terletak di luar lingkaran satuan.
Proses autoregressive (AR) berguna dalam menggambarkan situasi di mana nilai-
nilai sekarang dari suatu kurun waktu tertentu tergantung pada nilai-nilai
sebelumnya ditambah sisaan yang acak.
a. Proses Autoregressive Orde Pertama – AR(1)
Untuk Proses autoregressive orde pertama AR(1), modelnya adalah
( )
atau
Telah disebutkan di atas, proses ini selalu dapat dibalik (invertible). Agar
stasioner, akar-akar dari ( ) harus terletak di luar lingkaran satuan.
Dengan demikian, untuk proses stasioner, kita mempunyai | | Proses AR(1)
seringkali dinamakan Proses Markov sebab nilai dari sepenuhnya ditentukan oleh
pengetahuan tentang .
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 12
Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(1)
Autocovariances diperoleh melalui:
E( ) E( ) E( )
, k
Dan fungsi autocorrelation menjadi
, k
Dimana kita gunakan secara nyata bahwa . Dengan demikian, saat | |
dan proses adalah stasioner, AFC menurun secara eksponensial (sinusoida) atau
alternating tergantung pada tanda (+ atau -) dari Jika 0 1, semua
autokorelasinya adalah positif; jika tanda autokorelasinya
menunjukkan pola alternating diawali dengan nilai negatif.
Partial Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(1)
Untuk proses AR(1), bentuk PACF-nya adalah
{
dengan demikian, PACF dari proses AR(1) menunjukkan positif atau negatif cutt off
pada lag 1 tergantung pada tanda
b. Proses Autoregressive Orde Kedua – AR(2)
Model autoregressive orde kedua, AR(2) adalah
( )
atau
Proses AR(2), sebagai model autoregressive terbatas, selalu dapat dibalik
(invertible). Untuk menjadi stasioner, akar-akar dari ( ) ( )
harus terletak di luar lingkaran satuan. Kondisi stasioner dari model AR(2) dapat
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 13
juga diekspresikan dalam nilai-nilai parameter. Misalkan dan merupakan akar-
akar dari ( ) atau ekuivalen dari
1 . Kita
mempunyai
√
,
dan
√
,
Sekarang,
√
,
dan
√
.
Kondisi diperlukan | | menyiratkan | ⁄ | untuk ¡ 1 dan 2. Dengan
demikian,
|
| | |
dan
| | |
| 2
Kemudian, kita harus mengikuti syarat yang diperlukan untuk stationaritas terlepas
dari apakah akar yang riil atau kompleks:
{
Untuk akar-akar riil, kita perlu 0, yang berarti bahwa
√
√
Atau ekuivalen,
{
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 14
Untuk akar-akar yang kompleks, kita mempunyai Jadi,
dalam hal nilai-nilai parameter, kondisi stasionerity dari model AR(2) adalah
diberikan oleh daerah dalam gambar segitiga berikut
{
Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(2)
Kita peroleh autocavariance dengan mengalikan pada kedua sisi dan
mengambil nilai harapan,
( ) E( ) E( ) | |
Dengan demikian, fungsi autocorrelation menjadi
Secara khusus, bila dan 2
Partial Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(2)
Menghitung autokorelasi parsial antara Z dengan Zt+k dapat dilakukan sebagai
berikut:
k = 1i-1 + 2i-2
Untuk k ≥ 1
11 = 1
1
1
1
1
1
21
1
22
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 15
1
1
1
1
1
22
11
21
311
21
11
33
= 0
c. Identifikasi Model
Pada tahap identifikasi model data time series yang stasioner digunakan:
1. ACF atau Autocorrelation Function yaitu fungsi yang menunjukkan besarnya
korelasi antara pengamatan pada waktu ke t dengan pengamatan pada waktu-
waktu sebelumnya.
2. PACF atau Partial Autocorrelation Function yaitu fungsi yang menunjukkan
besarnya korelasi parsial antara pengamatan pada waktu ke t dengan
pengamatan-pengamatan pada waktu-waktu sebelumnya.
Secara umum bentuk model dari data time series dinyatakan sebagai model
Autoregressive Integrated Moving Average atau ARIMA (p,d,q) yang stasioner
dengan:
1. Autoregressive = AR(p) yaitu ACFnya turun eksponensial (sinusoida) menuju
0 dengan bertambahnya k dan PACFnya cut off setelah lag p.
2. Moving Average = MA(q) yaitu ACFnya cut off setelah lag q dan PACF-nya
turun eksponensial (sinusoida).
Differencing = d, yaitu pengurangan Zt terhadap Zt+d untuk membuat data time
series menjadi stasioner dalam mean.
2.2.2. Metode Aritmatik
Metode aritmatik mengasumsikan bahwa angka indikator pada masa depan
akan bertambah dengan pertambahan nilai yang sama setiap tahun. Formula
yang digunakan pada metode Prediksi aritmatik adalah:
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 16
0 1tP P rt
0
11tP
rt P
Keterangan:
tP = Nilai Indikator pada tahun t
0P = Nilai Indikator pada tahun awal
r = laju pertumbuhan Indikator
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.2.3. Metode Geometrik
Metode geometrik menggunakan asumsi bahwa angka akan bertambah
secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan
Samosir, 2010). Laju pertumbuhan Indikator (rate of growth) dianggap sama untuk
setiap tahun. Berikut formula yang digunakan pada metode geometrik:
0 1t
tP P r
1
0
1t
tPr
P
dimana:
tP = Nilai indikator pada tahun t
0P = Nilai indikator pada tahun awal
r = laju pertumbuhan Indikator
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.2.4. Metode Eksponensial
Metode eksponensial menggambarkan pertambahan yang terjadi secara
sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometrik yang
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 17
mengasumsikan bahwa pertambahan hanya terjadi pada satu saat selama kurun
waktu tertentu. Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah:
0
rt
tP P e
0
1ln tP
rt P
Keterangan:
tP = jumlah (indikator) pada tahun t
0P = jumlah (indikator) pada tahun awal
r = laju pertumbuhan (indikator)
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
e = bilangan pokok dari sitem logaritma natural yang besarnya adalah
2,7182818
2.2.5. Metode Proyeksi Ketenagakerjaan
Secara fungsional, angkatan kerja (sisi penawaran tenaga kerja) dipengaruhi
oleh banyak faktor termasuk jumlah penduduk, struktur umur, jenis kelamin
penduduk, tingkat pendapatan riil dan distribusinya, angka upah riil, struktur
ekonomi, partisipasi dalam sistem pendidikan, kebiasaan atau tradisi kerja dan
partisipasi kerja. Tetapi, dalam praktek sangat sulit (jika mungkin) untuk
memasukkan semua variabel itu dalam proyeksi angkatan kerja.
Jika dilihat dari sisi permintaan tenaga kerja, banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dengan sistem
perekonomian yang bersifat global, gerak perekonomian suatu daerah tidak
terlepas dari geliat perekonomian daerah lain. Apa yang terjadi pada wilayah lain,
berimbas pada aktivitas ekspor impor yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
kemampuan penyerapan tenaga kerja. Jika ditelusuri, banyak mata rantai terkait
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 18
kemampuan penyerapan tenaga kerja, namun dalam praktek juga sangat sulit
untuk memasukkan semua variabel itu dalam proyeksi kesempatan kerja.
Salah satu metode yang digunakan dalam proyeksi tenaga kerja pada tulisan
ini adalah metode yang mempertimbangkan komponen demografi (struktur
penduduk) dan angka partisipasi angkatan kerja menurut jenis kelamin. Struktur
penduduk yang digunakan adalah struktur penduduk hasil proyeksi sementara
berdasarkan data SP2010 yang dilakukan oleh BPS. Selain metode demografi,
ditempuh juga metode peramalan menggunakan model ekonometrika dengan
memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, mencakup PDRB total maupun PDRB
sektoral. Asumsi yang digunakan adalah bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi
proses produksi yang berdampak pada kemampuan penyerapan tenaga kerja dan
pencapaian kesejahteraan masyarakat pada akhirnya termuara pada besaran
PDRB.
Ada beberapa skenario yang ingin diambil yaitu:
1. Proyeksi berdasarkan struktur umur penduduk dan komposisi Angkatan Kerja
(AK) dan Bukan Angkatan Kerja (BAK). Asumsi yang digunakan adalah tenaga
kerja tumbuh linear mengikuti pola data Sakernas triwulanan periode 2005-
2012.
2. Proyeksi menggunakan Model Ekonometrika I. Model ini mengkaitkan data
struktur umur penduduk, struktur ketenagakerjaan dan Produk Domestik Bruto
(PDB) total. Model ini mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja sektoral
dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB total.
3. Proyeksi menggunakan Model Ekonometrika II. Model ini mengkaitkan data
struktur umur penduduk, struktur ketenagakerjaan dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sektoral. Model ini mengasumsikan bahwa penyerapan
tenaga kerja sektoral dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB sektor yang
bersangkutan.
2.2.6. Model Kemiskinan Kabupaten Bogor
Penghitungan penduduk miskin tingkat Kabupaten Bogor Barat dan
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dilakukan dengan menggunakan gabungan
data Susenas Kor, sehingga kecukupan sampel untuk estimasi pada tingkat
kabupaten terpenuhi. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 19
metode yang didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel adalah
semakin miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran untuk
makanan.
Langkah-langkah penghitungannya adalah seperti berikut ini:
a. Melakukan penghitungan penduduk miskin tingkat Kabupaten Bogor Barat,
Bogor tanpa Bogor Barat. Penghitungan penduduk miskin tingkat
kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor Barat dilakukan dengan
menggunakan gabungan data Susenas Kor tahun 2000-2012, sehingga
kecukupan sampel untuk estimasi pada tingkat kabupaten terpilah
terpenuhi.
b. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode yang
didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel adalah semakin
miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran untuk
makanan.
c. Menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Bogor
Barat, Bogor tanpa Bogor Barat berdasarkan GK kabupaten Bogor dengan
menggunakan data Susenas Kor gabungan.
d. Jumlah dari penduduk miskin Kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor
Barat disesuaikan dengan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bogor yang
sudah dirilis. Perlu langkah iterasi untuk penyesuaian tersebut.
e. Melakukan estimasi garis kemiskinan dengan memasukkan faktor inflasi.
f. Melakukan estimasi penduduk dengan menggunakan metode matematik.
Estimasi penduduk digunakan sebagai pembagi dari penduduk miskin untuk
memperoleh persentase penduduk miskin (head count index).
Sejak tahun 2011 Bappeda Kabupaten Bogor bekerjasama dengan BPS
Kabupaten Bogor telah membuat kajian mengenai keterkaitan antara kemiskinan
dengan beberapa indikator ekonomi daerah di Kabupaten Bogor dan Wilayah
sekitarnya. Berikut adalah hasil kajian keterkaitan kemiskinan dengan beberapa
indikator lainnya:
1. Model Kemiskinan I
Pada tahun 2011 telah dikaji dengan menggunakan metode analisis Regresi
Data Panel mengaitkan antara kemiskinan dengan variabel jumlah penduduk, PDRB
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 20
(Laju pertumbuhan ekonomi), rata-rata lama sekolah dan pengangguran. Dengan
menggunakan model :
0 1
2 3 4
( )it i t it
it it it
LNMISKIN LNPENDUDUK
LNPDRB LNRLS LNPENGANGGURAN
Keterangan : MISKINit = jumlah Penduduk Miskin di kabupaten i tahun t. PENDUDUKit = jumlah penduduk di kabupaten i tahun t. PDRBit = PDRB di kabupaten i tahun t. RLSit = rata-rata lama sekolah di kabupaten i tahun t PENGANGGURANit = jumlah pengangguran di kabupaten i tahun t. βj = parameter yang diestimasi, j = 0, 1, 2, 3, 4.
αi = efek individu kabupaten i µt = efek waktu tahun t ui = komponen error.
Maka model kemiskinan I yang dihasilkan adalah:
Tabel 2.1. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan
dengan Indikator Ekonomi Daerah Lainnya di Kabupaten Bogor
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(1) (2) (3) (4) (5)
C -20.98648 6.684282 -3.139676 0.0040
1. Penduduk 4.089762 0.835343 4.895907 0.0000
2. PDRB -1.289988 0.433259 -2.977407 0.0059
3. RLS -2.421340 0.728541 -3.323545 0.0025
4. Pengangguran 0.011814 0.057945 0.203889 0.8399
R-squared 0.991597
Adjusted R-squared 0.988296
F-statistic 300.3689
Prob(F-statistic) 0.000000
2. Model Kemiskinan II
Pada tahun 2011 juga telah dikaji dengan menggunakan metode analisis Regresi
Data Panel mengaitkan antara kemiskinan dengan variabel sektor-sektor dalam
PDRB (9 sektor). Model kedua ini merupakan pengembangan dari model kemiskinan
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 21
I. Pada model kemiskinan I dihasilkan bahwa PDRB cukup signifikan dalam menekan
angka kemiskinan, akan tetapi belum terjawab sektor-sektor mana saja dalam
PDRB yang signifikan dapat menurunkan angka kemiskinan. Model kemiskinan II ini
akan dapat menjawabnya. Dengan menggunakan model :
( )
Keterangan : PENDUDUKMISKINit = jumlah Penduduk Miskin di kabupaten i tahun t. Hit = pangsa PDRB perkapita sektor j di kabupaten i tahun t.
Dit = PDRB perkapita di sektor j di kabupaten i tahun t. βj = parameter yang diestimasi, i = 0, 1, 2, 3, 4...9.
αi = efek individu kabupaten i µt = efek waktu tahun t ui = komponen error.
Maka model kemiskinan II yang dihasilkan adalah:
Tabel 2.2. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara
Kemiskinan dengan Sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(1) (2) (3) (4) (5)
C 43.76966 8.114605 5.393936 0.0001
LNSEKTOR1 -3.482684 1.088122 -3.200639 0.0060
LNSEKTOR2 -1.097694 0.307461 -3.570190 0.0028
LNSEKTOR3 -3.834151 0.691504 -5.544657 0.0001
LNSEKTOR4 1.650489 0.506048 3.261524 0.0053
LNSEKTOR5 -0.546108 0.323682 -1.687175 0.1122
LNSEKTOR6 -0.883050 0.393162 -2.246022 0.0402
LNSEKTOR7 0.229349 0.508156 0.451336 0.6582
LNSEKTOR8 1.523320 0.627190 2.428800 0.0282
LNSEKTOR9 3.524320 0.777219 4.534529 0.0004
R-squared 0.991981
Adjusted R-squared 0.984497
F-statistic 132.5391
Prob(F-statistic) 0.000000
Metodologi
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 22
Keterangan Sektor :
1. Pertanian,Peternakan, Kehutanan, & Perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri Manufaktur
4. Listrik, Gas & Air Minum
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel,& Restoran
7. Pengangkutan dan Telekomunikasi
8. Lembaga Keuangan
9. Jasa-Jasa
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 23
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyusunan target IED tahun 2014-2018 ini merupakan salah satu upaya
untuk menentukan perencanaan pembangunan daerah agar dapat bermanfaat bagi
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dalam penyusunan target IED ini telah
mengakomodir kemungkinan berdirinya Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten
Bogor Barat yang terlepas dari Kabupaten Bogor. Keempatbelas kecamatan yang
akan menjadi Kabupaten Bogor Barat tergambar dalam peta berikut ini.
Gambar 3.1.1. Peta wilayah Kabupaten Bogor dan DOB Kabupaten Bogor Barat
Penyusunan target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor tahun 2014-
2018 akan disajikan menjadi 3 uraian yaitu :
a. Uraian pertama berisikan data target seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Bogor, meliputi 40 Kecamatan.
b. Uraian kedua berisi data target dari 14 kecamatan calon Daerah Otonomi Baru
(DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB), yaitu Kecamatan Tenjo, Parung Panjang,
Rumpin, Jasinga, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Pamijahan, Cibungbulang,
Leuwiliang, Leuwisadeng, Tenjolaya, Ciampea dan Dramaga.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 24
c. Uraian ketiga berisi data target dari 26 Kecamatan, di luar calon Daerah
Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB).
3.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
Pembahasan pada sub bab ini akan dibagi menjadi 4 (empat) pokok bahasan,
yaitu : PDRB menurut lapangan usaha (sektor) dan PDRB menurut penggunaan,
PDRB perkapita dan daya beli. Analisis dilakukan secara deskriptif mengenai PDRB
atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, laju dan sumber
pertumbuhan komponen-komponen PDRB menurut penggunaan dan struktur
ekonomi.
3.1.1. PDRB Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha
1. PDRB Kabupaten Bogor (terdiri atas 40 kecamatan) Pembahasan pada bagian ini akan menguraikan PDRB Kabupaten Bogor
menurut lapangan usaha. Estimasi dilakukan terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan baik atas dasar harga konstan 2000
maupun 2010.
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 124,29 triliun rupiah. Nilai ini
terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor
diprediksi sebesar 193,68 triliun rupiah. Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai
Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp.
70,87 triliun dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor industri
pengolahan diprediksi mencapai 106,34 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai nilai 26,41 triliun rupiah
pada tahun 2014 dan mencapai 42,00 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor
tersebut memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki
peranan relatif kecil adalah sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan
sebesar 1,79 triliun rupiah dan mencapai 2,89 triliun rupiah pada tahun 2018.
Tabel 3.1.1 menguraikan PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun
2014-2018.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 25
Tabel 3.1.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing
sektor terhadap nilai PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu
sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan
ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat memperlihatkan kontribusi
nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak
sektor-sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan (sektor andalan) di
wilayah yang bersangkutan. Jika dilihat distribusi persentase lapangan usaha dari
tahun ke tahun, terlihat adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan usaha.
Sektor industri pengolahan memperlihatkan penurunan kontribusi, sedangkan
sektor konstruksi menunjukkan peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai
tambah. Demikian juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun meski peningkatannya relatif sedikit. Tabel 3.1.2
menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan5.004,07 5.466,54 6.044,74 6.634,96 7.397,08
2Pertambangan dan
Penggalian1.920,84 2.212,06 2.596,48 3.016,21 3.473,32
3 Industri 70.874,75 78.597,93 87.502,27 97.375,87 106.342,67
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3.409,62 3.746,67 4.182,52 4.640,84 5.178,95
5 Konstruksi 5.977,04 7.055,14 8.327,71 9.768,73 11.194,47
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran26.412,87 30.120,54 33.544,40 37.183,13 42.003,28
7Pengangkutan dan
Komunikasi5.338,40 6.355,85 7.275,15 8.256,12 9.618,41
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan1.792,57 1.987,39 2.245,09 2.521,26 2.894,01
9 Jasa-Jasa 3.559,56 3.974,09 4.437,54 4.925,35 5.580,82
124.289,72 139.516,21 156.155,90 174.322,47 193.683,00
2016 2017 20182014 2015
Kabupaten Bogor
No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 26
Tabel 3.1.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB tahun 2014 atas dasar harga
konstan diprediksi mencapai 41,08 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami
peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor
atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 52,19 triliun rupiah. Sektor yang
memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan nilai tambah adalah sektor
industri pengolahan disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tabel 3.1.3
menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor tahun 2014-
2018.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan4,03 3,92 3,87 3,81 3,82
2Pertambangan dan
Penggalian1,55 1,59 1,66 1,73 1,79
3 Industri 57,02 56,34 56,04 55,86 54,91
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,74 2,69 2,68 2,66 2,67
5 Konstruksi 4,81 5,06 5,33 5,60 5,78
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran21,25 21,59 21,48 21,33 21,69
7Pengangkutan dan
Komunikasi4,30 4,56 4,66 4,74 4,97
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan1,44 1,42 1,44 1,45 1,49
9 Jasa-Jasa 2,86 2,85 2,84 2,83 2,88
Kabupaten Bogor 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
No. 2016 2017 20182014 2015Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 27
Tabel 3.1.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Miliar Rupiah)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2014
diprediksi akan tumbuh sebesar 6,07 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan
mencapai 6,21 persen. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperlukan untuk
menjaga stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditunjukkan pada Tabel 3.1.4.
Berdasarkan prediksi PDRB tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 6 persen.
Tabel 3.1.4. menunjukkan bahwa sektor konstruksi diprediksi akan mencapai
kinerja yang sangat baik, dengan pertumbuhan rata-rata di atas dua digit. Sektor
pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor dengan pertumbuhan yang lebih
tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Bogor.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan1.846,78 1.917,76 1.979,02 2.027,51 2.074,71
2Pertambangan dan
Penggalian453,82 487,51 533,03 578,90 616,86
3 Industri 24.423,87 25.777,68 27.228,23 28.827,31 30.480,77
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.432,56 1.485,66 1.563,71 1.641,45 1.721,82
5 Konstruksi 1.604,78 1.806,69 2.016,17 2.231,92 2.439,92
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran7.651,49 8.192,05 8.800,67 9.430,70 10.175,99
7Pengangkutan dan
Komunikasi1.334,13 1.462,53 1.559,89 1.677,19 1.809,68
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan743,44 785,17 833,71 883,04 935,64
9 Jasa-Jasa 1.590,29 1.675,84 1.760,12 1.842,71 1.935,72
41.081,15 43.590,88 46.274,55 49.140,73 52.191,12
No.
Kabupaten Bogor
2014 2015 2016 2017 2018Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 28
Tabel 3.1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor
Tahun 2014-2018 (persen)
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor industri pengolahan
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan
sektor industri pengolahan yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari total LPE
yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang berasal dari
sektor industri pengolahan menunjukkan kekuatan dan potensi sektor industri
pengolahan dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi di atas satu
persen dari total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor. Adapun sektor-sektor
lainnya memberikan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan relatif kecil yaitu di
bawah satu persen. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada
umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan4,96 3,84 3,19 2,45 2,33
2Pertambangan dan
Penggalian7,92 7,42 9,34 8,61 6,56
3 Industri 4,98 5,54 5,63 5,87 5,74
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,85 3,71 5,25 4,97 4,90
5 Konstruksi 12,88 12,58 11,59 10,70 9,32
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran8,92 7,06 7,43 7,16 7,90
7Pengangkutan dan
Komunikasi7,56 9,62 6,66 7,52 7,90
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan6,09 5,61 6,18 5,92 5,96
9 Jasa-Jasa 4,64 5,38 5,03 4,69 5,05
6,07 6,11 6,16 6,19 6,21
No.
Kabupaten Bogor
2017 20182014 2015 2016Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 29
NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber pertumbuhan.
Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.5.
Tabel 3.1.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 (persen)
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009
tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (Perka BPS No 57 Tahun
2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)) pada bulan
Desember 2009 yang merupakan revisi dari KBLI Tahun 2005, maka KBLI yang
digunakan dalam penyusunan PDRB Kabupaten Bogor tahun dasar 2010 mengacu
pada Perka BPS tersebut. Berdasarkan Perka BPS No. 57 Tahun 2009, jumlah
sektor (kategori) yang disajikan sebanyak 21, namun dalam publikasi ini dijadikan
17 sektor, artinya ada sektor yang merupakan gabungan dari dua atau lebih
kategori. Hal ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan penyajian PDRB
perubahan tahun dasar 2000 ke 2010 (17 sektor) yang disajikan secara nasional.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan0,23 0,17 0,14 0,10 0,10
2Pertambangan dan
Penggalian0,09 0,08 0,10 0,10 0,08
3 Industri 2,99 3,30 3,33 3,46 3,36
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,14 0,13 0,18 0,17 0,16
5 Konstruksi 0,47 0,49 0,48 0,47 0,42
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran1,62 1,32 1,40 1,36 1,52
7Pengangkutan dan
Komunikasi0,24 0,31 0,22 0,25 0,27
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan0,11 0,10 0,11 0,11 0,11
9 Jasa-Jasa 0,18 0,21 0,19 0,18 0,19
6,07 6,11 6,16 6,19 6,21
2016 2017 2018
Kabupaten Bogor
2014 2015No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 30
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 124,29 triliun rupiah, nilai ini
terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi
mencapai 193,68 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten
Bogor adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran
dan reparasi mobil dan motor. PDRB berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar
harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.6.
Tabel 3.1.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Pada Tabel 3.1.6, sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto
(NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai 70,84 triliun
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan5.004,07 5.466,54 6.044,74 6.634,96 7.397,08
2 Pertambangan dan Penggalian 1.920,84 2.212,06 2.596,48 3.016,21 3.473,32
3 Industri Pengolahan 70.874,75 78.597,93 87.502,27 97.375,87 106.342,67
4 Pengadaan Listrik, Gas 3.248,92 3.569,88 3.988,01 4.427,59 4.944,38
5 Pengadaan Air 160,69 176,80 194,51 213,25 234,57
6 Konstruksi 5.977,04 7.055,14 8.327,71 9.768,73 11.194,47
7Perdagangan Besar dan Eceran,
dan Reparasi Mobil dan Motor21.795,83 25.050,90 27.996,33 31.140,85 35.312,44
8 Transportasi dan Pergudangan 4.328,70 5.181,38 5.909,03 6.677,07 7.745,09
9Penyediaan Akomodasi dan
makan Minum4.038,10 4.287,17 4.669,79 5.054,74 5.566,68
10 Informasi dan komunikasi 1.009,70 1.174,46 1.366,11 1.579,05 1.873,32
11 Jasa Keuangan 391,58 429,94 488,99 553,09 639,71
12 Real Estate 1.187,28 1.319,97 1.492,20 1.676,60 1.925,83
13 Jasa Perusahaan 213,71 237,48 263,90 291,57 328,47
14Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial2.059,60 2.367,19 2.645,52 2.942,66 3.336,85
15 Jasa Pendidikan 1.376,82 1.582,44 1.768,50 1.967,14 2.230,65
16Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial599,55 689,09 770,11 856,61 971,36
17 Jasa lainnya 102,53 117,84 131,70 146,49 166,11
124.289,72 139.516,21 156.155,90 174.322,47 193.683,00
No. LAPANGAN USAHA 2014 2015 2016 2017 2018
KABUPATEN BOGOR
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 31
rupiah. Sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor
memiliki andil terbesar kedua setelah industri pengolahan yaitu sebesar 21,79
triliun rupiah. Kedua sektor tersebut memiliki andil terbesar terhadap
pembentukan PDRB. Sedangkan sektor yang memiliki peranan paling kecil adalah
sektor jasa lainnya yaitu sebesar 102,53 milyar rupiah. Adapun distribusi
persentase tiap sektor berdasarkan 17 sektor lapangan usaha disajikan dalam Tabel
3.1.7.
Tabel 3.1.7. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing
sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan4,03 3,92 3,87 3,81 3,82
2 Pertambangan dan Penggalian 1,55 1,59 1,66 1,73 1,79
3 Industri Pengolahan 57,02 56,34 56,04 55,86 54,91
4 Pengadaan Listrik, Gas 2,61 2,56 2,55 2,54 2,55
5 Pengadaan Air 0,13 0,13 0,12 0,12 0,12
6 Konstruksi 4,81 5,06 5,33 5,60 5,78
7Perdagangan Besar dan Eceran,
dan Reparasi Mobil dan Motor17,54 17,96 17,93 17,86 18,23
8 Transportasi dan Pergudangan 3,48 3,71 3,78 3,83 4,00
9Penyediaan Akomodasi dan
makan Minum3,25 3,07 2,99 2,90 2,87
10 Informasi dan komunikasi 0,81 0,84 0,87 0,91 0,97
11 Jasa Keuangan 0,32 0,31 0,31 0,32 0,33
12 Real Estate 0,96 0,95 0,96 0,96 0,99
13 Jasa Perusahaan 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
14Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial1,66 1,70 1,69 1,69 1,72
15 Jasa Pendidikan 1,11 1,13 1,13 1,13 1,15
16Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial0,48 0,49 0,49 0,49 0,50
17 Jasa lainnya 0,08 0,08 0,08 0,08 0,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2014 2015 2016 2017 2018No. LAPANGAN USAHA
KABUPATEN BOGOR
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 32
persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam
perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat
memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB,
sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan
(sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Pada Tabel 3.1.7. terlihat bahwa
sektor industri pengolahan mengalami penurunan kontribusi dalam penciptaan nilai
tambah dar tahun ketahun. Sebaliknya, sektor perdagangan besar dan eceran dan
reparasi mobil dan motor mengalami peningkatan kontribusi penciptaan nilai
tambah dari tahun ke tahun. PDRB Kabupaten Bogor 17 sektor berdasarkan harga
konstan 2010 disajikan pada Tabel 3.1.8.
Tabel 3.1.8. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan3.654,81 3.795,29 3.916,51 4.012,47 4.105,89
2 Pertambangan dan Penggalian 1.141,63 1.226,37 1.340,90 1.456,28 1.551,77
3 Industri Pengolahan 54.202,35 56.902,44 60.056,53 63.436,01 67.161,54
4 Pengadaan Listrik, Gas 2.667,03 2.765,76 2.910,79 3.055,16 3.204,41
5 Pengadaan Air 133,33 138,61 146,65 154,84 163,39
6 Konstruksi 4.403,85 4.957,93 5.532,79 6.124,86 6.695,67
7Perdagangan Besar dan Eceran,
dan Reparasi Mobil dan Motor15.736,52 17.072,27 18.314,86 19.719,51 21.130,16
8 Transportasi dan Pergudangan 3.369,59 3.679,37 3.915,62 4.152,95 4.416,60
9Penyediaan Akomodasi dan
makan Minum2.840,22 2.960,29 3.151,51 3.343,74 3.588,76
10 Informasi dan komunikasi 830,54 916,74 981,53 1.079,99 1.193,12
11 Jasa Keuangan 326,23 342,77 367,99 393,80 422,44
12 Real Estate 929,38 986,20 1.046,52 1.107,87 1.172,95
13 Jasa Perusahaan 175,13 183,08 192,06 200,99 210,04
14Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial1.435,59 1.529,35 1.604,24 1.677,79 1.753,14
15 Jasa Pendidikan 903,78 959,99 1.004,01 1.046,93 1.090,69
16Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial395,36 420,38 440,11 459,41 479,11
17 Jasa lainnya 65,48 68,43 71,75 74,95 79,06
93.210,85 98.905,27 104.994,38 111.497,57 118.418,74
No. LAPANGAN USAHA 2014 2015 2016
KABUPATEN BOGOR
2017 2018
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 33
Berdasarkan Tabel 3.1.8, PDRB atas harga konstan tahun 2014 diprediksi
akan mencapai 93,21 triliun. Nilai ini terus meningkat hingga mencapai 118,42
triliun rupiah pada tahun 2018. Sektor yang mendominasi penciptaan nilai tambah
adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran dan reparasi
mobil dan motor.
Pada tahun 2014, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor
diprediksi mencapai 6,07 persen. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga
pada tahun 2018 LPE Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,21 persen. Rincian
LPE tiap sektor disajikan dalam Tabel 3.1.9.
Tabel 3.1.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan4,96 3,84 3,19 2,45 2,33
2 Pertambangan dan Penggalian 7,92 7,42 9,34 8,61 6,56
3 Industri Pengolahan 4,45 4,98 5,54 5,63 5,87
4 Pengadaan Listrik, Gas 3,84 3,70 5,24 4,96 4,89
5 Pengadaan Air 4,12 3,96 5,81 5,58 5,52
6 Konstruksi 12,88 12,58 11,59 10,70 9,32
7Perdagangan Besar dan Eceran,
dan Reparasi Mobil dan Motor10,83 8,49 7,28 7,67 7,15
8 Transportasi dan Pergudangan 7,46 9,19 6,42 6,06 6,35
9Penyediaan Akomodasi dan
makan Minum4,41 4,23 6,46 6,10 7,33
10 Informasi dan komunikasi 7,72 10,38 7,07 10,03 10,48
11 Jasa Keuangan 6,44 5,07 7,36 7,01 7,27
12 Real Estate 6,22 6,11 6,12 5,86 5,87
13 Jasa Perusahaan 4,63 4,54 4,90 4,65 4,50
14Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial4,78 6,53 4,90 4,59 4,49
15 Jasa Pendidikan 4,47 6,22 4,59 4,27 4,18
16Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial4,58 6,33 4,69 4,38 4,29
17 Jasa lainnya 4,59 4,51 4,85 4,46 5,48
6,07 6,11 6,16 6,19 6,21
No. LAPANGAN USAHA 2018
KABUPATEN BOGOR
2014 2015 2016 2017
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 34
Pada tahun 2018, LPE Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,21 persen.
Nilai ini setara dengan LPE Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Sektor yang
mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor konstruksi, perdagangan besar
dan eceran dan reparasi mobil dan motor, dan sektor informasi dan komunikasi.
Pertumbuhan sektor yang relatif kecil adalah sektor listrik dan gas. Sedangkan
sektor dengan pertumbuhan yang menurun adalah sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan.
2. PDRB Kabupaten Bogor Barat
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi mencapai 13,03 triliun rupiah.
Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten
Bogor Barat diprediksi sebesar 22,17 triliun rupiah. Tabel 3.1.10 menguraikan PDRB
atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.10. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan2.045,04 2.222,30 2.414,93 2.624,25 2.851,72
2Pertambangan dan
Penggalian1.360,64 1.496,71 1.646,38 1.811,01 1.992,11
3 Industri 1.126,25 1.276,92 1.447,75 1.641,44 1.861,03
4Listrik, Gas dan Air
Bersih906,97 1.018,77 1.144,35 1.285,41 1.443,86
5 Konstruksi 183,43 216,20 254,84 300,38 354,06
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran5.659,80 6.636,05 7.780,70 9.122,79 10.696,38
7Pengangkutan dan
Komunikasi562,19 669,04 796,19 947,51 1.127,58
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan140,95 159,55 180,60 204,44 231,42
9 Jasa-Jasa 1.046,53 1.165,63 1.298,27 1.446,01 1.610,57
13.031,79 14.861,17 16.964,02 19.383,25 22.168,74 Kabupaten Bogor Barat
2016 2017 20182014 2015No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 35
Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 5,66 triliun rupiah
pada tahun 2014 dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor ini diprediksi
mencapai 10,69 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor pertanian yang
mencapai nilai Rp. 2,04 triliun rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi
2,85 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut memiliki andil besar
terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 140,95 miliar
rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 231,42 miliar rupiah. Tabel 3.1.11
menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.11. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan15,69 14,95 14,24 13,54 12,86
2Pertambangan dan
Penggalian10,44 10,07 9,71 9,34 8,99
3 Industri 8,64 8,59 8,53 8,47 8,39
4Listrik, Gas dan Air
Bersih6,96 6,86 6,75 6,63 6,51
5 Konstruksi 1,41 1,45 1,50 1,55 1,60
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran43,43 44,65 45,87 47,07 48,25
7Pengangkutan dan
Komunikasi4,31 4,50 4,69 4,89 5,09
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan1,08 1,07 1,06 1,05 1,04
9 Jasa-Jasa 8,03 7,84 7,65 7,46 7,27
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
No.
Kabupaten Bogor Barat
2015 2016 2017 2018Lapangan Usaha 2014
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 36
Berdasarkan Tabel 3.1.11. yang menguraikan distribusi persentase lapangan
usaha dari tahun ke tahun, terlihat adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan
usaha. Sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan
penurunan kontribusi, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran
menunjukkan peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah. Demikian
juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun meski relatif sedikit.
Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat tahun
2014 atas harga konstan diprediksi mencapai 4,15 triliun rupiah. Nilai ini terus
mengalami peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB
Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 5,17 triliun rupiah.
Tabel 3.1.12. menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor
Barat tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.12. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan744,67 753,49 762,61 772,06 781,71
2Pertambangan dan
Penggalian351,44 378,90 415,45 450,02 481,08
3 Industri 376,99 391,85 411,40 432,36 457,57
4Listrik, Gas dan Air
Bersih370,33 384,97 402,01 423,63 446,86
5 Konstruksi 47,64 51,51 55,96 60,51 64,77
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran1.614,37 1.732,33 1.859,29 1.997,36 2.146,18
7Pengangkutan dan
Komunikasi134,77 144,84 155,67 167,46 180,15
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan56,52 59,42 62,79 66,47 70,45
9 Jasa-Jasa 453,43 471,43 492,63 515,81 541,71
4.150,15 4.368,75 4.617,80 4.885,69 5.170,48
2018
Kabupaten Bogor Barat
2014 2015 2016 2017No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 37
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014
diprediksi akan tumbuh sebesar 5,05 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor Barat terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan
mencapai 5,25 persen. Berdasarkan prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tahun
2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor
berada pada kisaran 5 persen. Nilai ini masih di bawah LPE Kabupaten Bogor yang
berada pada kisaran 6 persen.
Pada prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018, sektor yang
menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor konstruksi, sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor
dengan kinerja yang rendah ditunjukkan melalui laju pertumbuhannya yang
rendah. Sektor tersebut adalah sektor pertanian. Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditampilkan pada Tabel 3.1.9.
Tabel 3.1.13. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Barat
Tahun 2014-2018 (persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan1,03 1,19 1,21 1,24 1,25
2Pertambangan dan
Penggalian8,55 7,82 9,64 8,32 6,90
3 Industri 3,08 3,94 4,99 5,10 5,83
4Listrik, Gas dan Air
Bersih3,85 3,95 4,43 5,38 5,48
5 Konstruksi 7,05 8,12 8,65 8,12 7,05
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran7,20 7,31 7,33 7,43 7,45
7Pengangkutan dan
Komunikasi7,46 7,47 7,48 7,57 7,58
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan4,17 5,13 5,66 5,87 5,98
9 Jasa-Jasa 3,62 3,97 4,50 4,71 5,02
5,04 5,27 5,70 5,80 5,83 Kabupaten Bogor Barat
2015 2016 2017 20182014No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 38
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor perdagangan, hotel dan
restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat. Hal ini ditunjukkan melalui nilai
sumber pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang paling besar
yaitu sekitar 3 persen dari total LPE yang mencapai sekitar 5 persen. Tingginya
sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran
menunjukkan kekuatan dan potensi yang dimiliki sektor ini dalam menentukan
capaian pertumbuhan ekonomi di DOB Kabupaten Bogor Barat. Berdasarkan
penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada umumnya pertumbuhan sektor
yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan NTB akan memberikan kontribusi
yang besar pula dalam sumber pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap
lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.14.
Tabel 3.1.14. Sumber Pertumbuhan PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat
Tahun 2014-2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan0,19 0,21 0,21 0,20 0,20
2Pertambangan dan
Penggalian0,70 0,66 0,84 0,75 0,64
3 Industri 0,29 0,36 0,45 0,45 0,52
4Listrik, Gas dan Air
Bersih0,35 0,35 0,39 0,47 0,48
5 Konstruksi 0,08 0,09 0,10 0,10 0,09
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran2,74 2,84 2,91 2,99 3,05
7Pengangkutan dan
Komunikasi0,24 0,24 0,25 0,26 0,26
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan0,06 0,07 0,08 0,08 0,08
9 Jasa-Jasa 0,40 0,43 0,49 0,50 0,53
5,04 5,27 5,70 5,80 5,83
2015 2016 2017 2018
Kabupaten Bogor Barat
2014No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 39
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi mencapai 13,031 triliun rupiah,
nilai ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi
mencapai 22,17 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten
Bogor Barat adalah sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan
motor. PDRB Kabupaten Bogor Barat berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar
harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.15.
Tabel 3.1.15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan2.045.039,36 2.222.300,79 2.414.927,03 2.624.249,87 2.851.716,55
2Pertambangan dan
Penggalian1.360.641,30 1.496.705,43 1.646.375,98 1.811.013,57 1.992.114,93
3 Industri Pengolahan 1.126.247,09 1.276.920,16 1.447.750,77 1.641.435,67 1.861.032,38
4 Pengadaan Listrik, Gas 666.932,93 745.831,03 864.204,94 1.001.030,27 1.144.513,77
5 Pengadaan Air 32.986,84 36.937,07 42.151,51 48.212,69 54.297,13
6 Konstruksi 183.425,02 216.204,07 254.840,92 300.382,38 354.062,34
7
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Motor
4.474.208,25 5.233.721,60 6.066.829,40 7.040.610,20 8.174.043,04
8Transportasi dan
Pergudangan888.587,89 1.082.512,88 1.280.493,21 1.509.614,15 1.792.815,54
9Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum828.933,73 895.691,07 1.011.948,55 1.142.822,67 1.288.561,16
10 Informasi dan komunikasi 207.269,77 245.373,08 296.037,53 357.006,05 433.632,36
11 Jasa Keuangan 80.383,42 89.824,83 105.964,19 125.047,82 148.078,45
12 Real Estate 243.723,42 275.771,97 323.360,74 379.060,89 445.785,97
13 Jasa Perusahaan 43.869,22 49.615,36 57.187,53 65.920,78 76.033,37
14Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 422.791,00 494.561,33 573.285,98 665.303,55 772.407,46
15 Jasa Pendidikan 282.631,49 330.609,23 383.235,85 444.748,66 516.346,54
16Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial123.074,48 143.966,82 166.883,57 193.669,89 224.847,85
17 Jasa lainnya 21.046,85 24.619,64 28.538,61 33.119,31 38.451,02
13.031.792,07 14.861.166,36 16.964.016,30 19.383.248,41 22.168.739,85
URAIAN
KABUPATEN BOGOR BARAT
2014 2015 2016 2017 2018No.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 40
3. PDRB Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat (26 kecamatan)
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di Kabupaten Bogor setelah Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor
Barat (KBB) keluar, diprediksi mencapai 111,26 triliun rupiah. Nilai ini terus
mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB
KBB Bogor Barat diprediksi sebesar 171,51 triliun rupiah. Tabel 3.1.16 menguraikan
PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.16. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor-DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah
sektor industri pengolahan yang mencapai 69,76 triliun rupiah pada tahun 2014 dan
terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor industri pengolahan diprediksi
mencapai 104,48 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang mencapai nilai 20,75 triliun rupiah pada tahun 2014 dan
meningkat menjadi 31,31 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan2.959,03 3.244,24 3.629,81 4.010,71 4.545,37
2Pertambangan dan
Penggalian560,20 715,35 950,11 1.205,20 1.481,20
3 Industri 69.748,50 77.321,01 86.054,52 95.734,44 104.481,64
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.502,64 2.727,90 3.038,17 3.355,42 3.735,09
5 Konstruksi 5.793,62 6.838,94 8.072,86 9.468,35 10.840,41
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran20.753,07 23.484,49 25.763,70 28.060,34 31.306,90
7Pengangkutan dan
Komunikasi4.776,21 5.686,81 6.478,96 7.308,62 8.490,83
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan1.651,63 1.827,84 2.064,48 2.316,82 2.662,58
9 Jasa-Jasa 2.513,03 2.808,46 3.139,27 3.479,33 3.970,25
111.257,93 124.655,04 139.191,88 154.939,22 171.514,26 Kabupaten Bogor-DOB KBB
2016 2017 20182014 2015No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 41
memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan
relatif kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yang pada tahun 2014
diprediksi mencapai 560,20 miliar rupiah dan meningkat menjadi 1,48 triliun pada
tahun 2018. Tabel 3.1.17 menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor
tanpa DOB KBB tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.17. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
Tabel 3.1.17 yang menyajikan distribusi persentase lapangan usaha dari
tahun ke tahun, menunjukkan adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan
usaha. Sektor industri pengolahan menunjukkan penurunan kontribusi, sedangkan
sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan
peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah.
Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB,
tahun 2014 diprediksi mencapai 36,93 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan2,66 2,60 2,61 2,59 2,65
2Pertambangan dan
Penggalian0,50 0,57 0,68 0,78 0,86
3 Industri 62,69 62,03 61,82 61,79 60,92
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,25 2,19 2,18 2,17 2,18
5 Konstruksi 5,21 5,49 5,80 6,11 6,32
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran18,65 18,84 18,51 18,11 18,25
7Pengangkutan dan
Komunikasi4,29 4,56 4,65 4,72 4,95
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan1,48 1,47 1,48 1,50 1,55
9 Jasa-Jasa 2,26 2,25 2,26 2,25 2,31
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2014 2015 2016 2017
Kabupaten Bogor-DOB KBB
No. Lapangan Usaha 2018
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 42
peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor
atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 47,02 triliun rupiah. Tabel 3.1.18
menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor Barat tahun
2014-2018.
Tabel 3.1.18. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten
Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi akan tumbuh sebesar 6,18 persen. Nilai
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat terus meningkat hingga pada tahun
2018 diprediksi akan mencapai 6,25 persen. Berdasarkan prediksi PDRB Kabupaten
Bogor tanpa DOB KBB tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB berada pada kisaran 6 persen lebih. Nilai
ini telah melampaui LPE Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 6 persen.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan1.102,11 1.164,27 1.216,41 1.255,45 1.293,00
2Pertambangan dan
Penggalian102,38 108,60 117,59 128,88 135,78
3 Industri 24.046,87 25.385,83 26.816,82 28.394,95 30.023,20
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.062,23 1.100,69 1.161,70 1.217,81 1.274,96
5 Konstruksi 1.557,14 1.755,18 1.960,21 2.171,41 2.375,15
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran6.037,12 6.459,72 6.941,38 7.433,34 8.029,81
7Pengangkutan dan
Komunikasi1.199,36 1.317,69 1.404,22 1.509,73 1.629,52
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan686,91 725,75 770,93 816,56 865,19
9 Jasa-Jasa 1.136,86 1.204,40 1.267,49 1.326,90 1.394,02
36.931,00 39.222,13 41.656,75 44.255,04 47.020,64 Kabupaten Bogor - DOB KBB
20182014 2015 2016 2017No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 43
Pada prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tanpa DOB Kabupaten Bogor
Barat tahun 2014-2018, sektor yang menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi adalah
sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sektor dengan kinerja yang masih rendah
ditunjukkan melalui laju pertumbuhannya yang rendah. Sektor tersebut adalah
sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode
2014-2018 ditampilkan pada Tabel 3.1.19.
Tabel 3.1.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Tahun 2014-2018
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor industri pengolahan
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor Barat. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber
pertumbuhan sektor industri pengolahan yang paling besar yaitu sekitar 3 persen
dari total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan
yang berasal dari sektor industri pengolahan menunjukkan kekuatan sektor ini
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan7,80 5,64 4,48 3,21 2,99
2Pertambangan dan
Penggalian5,82 6,07 8,27 9,60 5,36
3 Industri 5,01 5,57 5,64 5,88 5,73
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,85 3,62 5,54 4,83 4,69
5 Konstruksi 13,07 12,72 11,68 10,77 9,38
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran9,39 7,00 7,46 7,09 8,02
7Pengangkutan dan
Komunikasi7,57 9,87 6,57 7,51 7,93
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan6,25 5,65 6,22 5,92 5,96
9 Jasa-Jasa 5,05 5,94 5,24 4,69 5,06
6,18 6,20 6,21 6,24 6,25 Kabupaten Bogor-DOB KBB
20182014 2015 2016 2017No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 44
dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor tanpa DOB
Kabupaten Bogor Barat. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka
pada umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam
penciptaan NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber
pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada
Tabel 3.1.20.
Tabel 3.1.20. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tanpa DOB Kabupaten
Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)
PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat berdasarkan
klasifikasi 17 sektor atas dasar harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.21. Dalam
tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kabupaten Bogor setelah dikeluarkan DOB
Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi mencapai 111,26 triliun rupiah.
Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten
Bogor tanpa DOB KBB Bogor Barat diprediksi sebesar 171,51 triliun rupiah. Sektor
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan0,23 0,17 0,13 0,09 0,08
2Pertambangan dan
Penggalian0,02 0,02 0,02 0,03 0,02
3 Industri 3,30 3,63 3,65 3,79 3,68
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,11 0,10 0,16 0,13 0,13
5 Konstruksi 0,52 0,54 0,52 0,51 0,46
6Perdagangan, Hotel dan
Restoran1,49 1,14 1,23 1,18 1,35
7Pengangkutan dan
Komunikasi0,24 0,32 0,22 0,25 0,27
8Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan0,12 0,11 0,12 0,11 0,11
9 Jasa-Jasa 0,16 0,18 0,16 0,14 0,15
6,18 6,20 6,21 6,24 6,25
2017 2018
Kabupaten Bogor-DOB KBB
2014 2015 2016No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 45
industri pengolahan menempati porsi terbesar disusul sektor perdagangan besar
dan eceran dan reparasi mobil dan motor di posisi kedua.
Tabel 3.1.21. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
(Milyar Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan2.959,03 3.244,24 3.629,81 4.010,71 4.545,37
2 Pertambangan dan Penggalian 560,20 715,35 950,11 1.205,20 1.481,20
3 Industri Pengolahan 69.748,50 77.321,01 86.054,52 95.734,44 104.481,64
4 Pengadaan Listrik, Gas 2.581,99 2.824,04 3.123,80 3.426,56 3.799,87
5 Pengadaan Air 127,71 139,86 152,36 165,03 180,27
6 Konstruksi 5.793,62 6.838,94 8.072,86 9.468,35 10.840,41
7
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Motor
17.321,62 19.817,18 21.929,50 24.100,24 27.138,40
8 Transportasi dan Pergudangan 3.440,11 4.098,87 4.628,54 5.167,46 5.952,27
9Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum3.209,17 3.391,48 3.657,85 3.911,92 4.278,11
10 Informasi dan komunikasi 802,43 929,09 1.070,07 1.222,04 1.439,69
11 Jasa Keuangan 311,20 340,12 383,02 428,04 491,63
12 Real Estate 943,56 1.044,19 1.168,84 1.297,54 1.480,04
13 Jasa Perusahaan 169,84 187,87 206,71 225,65 252,44
14Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial1.636,81 1.872,63 2.072,23 2.277,36 2.564,45
15 Jasa Pendidikan 1.094,19 1.251,83 1.385,27 1.522,39 1.714,31
16Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial476,48 545,12 603,23 662,94 746,51
17 Jasa lainnya 81,48 93,22 103,16 113,37 127,66
111.257,93 124.655,04 139.191,88 154.939,22 171.514,26 KABUPATEN BOGOR - DOB KBB
2014 2015 2016 2017 2018No. URAIAN
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 46
3.1.2. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan
Pembahasan pada bagian ini mengenai PDRB Kabupaten Bogor menurut
penggunaan atau disebut juga menurut pengeluaran. Analisis dilakukan secara
deskriptif mengenai PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga
konstan, laju dan sumber pertumbuhan komponen-komponen PDRB menurut
penggunaan, dan struktur ekonomi. Karena keterbatasan data untuk penghitungan
prediksi PDRB penggunaan, data-data yang disajikan hanya menghitung prediksi
PDRB penggunaan Kabupaten Bogor tahun 2014-2018, belum dapat mengitung PDRB
penggunaan DOB Kabupaten Bogor Barat. Perhitungan PDRB menurut penggunaan
di Kabupaten Bogor hingga saat ini baru dihitung sampai komponen-komponennya,
sedangkan penghitungan untuk sub komponennya masih belum bisa dilakukan, hal
tersebut dikarenakan keterbatasan data.
Dari sisi pengeluaran, penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun
2014 sebagian besar digunakan untuk Konsumsi Rumah tangga sebesar 59,53 triliun
rupiah, digunakan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 35,56
triliun rupiah, Eksport Netto sebesar 11,63 triliun rupiah, Perubahan stok sebesar
10,94 triliun rupiah, dan Konsumsi Pemerintah sebesar 5,99 triliun rupiah.
Sedangkan yang digunakan untuk konsumsi lembaga non profit menempati posisi
terkecil sebesar 602,64 miliar rupiah. Tabel 3.1.22. menggambarkan nilai PDRB
menurut penggunaan.
Nilai prediksi PDRB Kabupaten Bogor menurut penggunaan terus mengalami
peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 193,68 triliun rupiah. Pengeluaran
terbesar masih ditempati komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar
91,92 triliun rupiah disusul pembentukan modal tetap bruto sebesar 60,13 triliun
rupiah.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 47
Tabel 3.1.22. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018 (miliar rupiah)
Berdasarkan distribusi persentase setiap komponen PDRB penggunaan tahun
2014-2018 yang disajikan dalam Tabel 2.1.23, terlihat bahwa komponen yang
memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB penggunaan Kabupaten Bogor adalah
pengeluaran konsumsi rumah tangga. Artinya, sebagian besar output baik produksi
di dalam Kabupaten Bogor maupun impor dari luar Kabupaten Bogor sebagian besar
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pada tahun 2014 porsi
penggunaan konsumsi rumah tangga adalah sebesar 47,90 persen, selanjutnya
menurun pada tahun berikutnya yang mencapai 47,86 persen, yang pada tahun
2018 diprediksi mencapai 47,46 persen. Sebaliknya, PMTB menunjukkan
peningkatan kontribusi terhadap PDRB total di Kabupaten Bogor. Kontribusi PMTB
pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 28,60 persen dan terus meningkat hingga
pada tahun 2018 mencapai 31,05 persen. Rincian distribusi persentase berdasarkan
PDRB penggunaan tahun 2014-2018 disajikan pada tabel 3.1.23
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga59.531,08 66.768,26 73.926,22 83.091,74 91.917,08
2Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit602,64 644,42 687,38 731,52 776,84
3Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah5.999,53 6.743,97 7.538,19 8.549,84 9.275,98
4Pembentukan Modal tetap
Bruto35.547,57 40.574,61 46.441,10 52.285,30 60.129,77
5 Perubahan Stok 10.974,40 12.242,05 13.401,15 14.327,76 14.768,72
6 Ekspor Netto 11.634,50 12.542,91 14.161,86 15.336,32 16.814,62
124.289,72 139.516,21 156.155,90 174.322,47 193.683,00 Kabupaten Bogor
2016 2017 20182014 2015No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 48
Tabel 3.1.23. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018
PDRB penggunaan atas dasar harga konstan ditampilkan pada Tabel 3.1.24.
Penggunaan PDRB atas dasar harga konstan memiliki struktur yang sama dengan
PDRB penggunaan atas dasar harga berlaku. Pada tabel 3.1.24 terlihat bahwa
penggunaan untuk konsumsi rumah tangga menempati posisi terbesar yaitu pada
tahun 2014 mencapai 22,78 triliun rupiah. Selanjutnya konsumsi terbesar
berikutnya secara berturut-turut adalah PMTB sebesar 8,15 triliun rupiah, Eksport
Netto sebesar 5,73 triliun rupiah, Konsumsi Pemerintah sebesar 2,33 triliun rupiah
dan Perubahan Stok sebesar 1,79 triliun rupiah. Sedangkan yang digunakan untuk
Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 302,25 miliar rupiah.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga47,90 47,86 47,34 47,67 47,46
2Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit0,48 0,46 0,44 0,42 0,40
3Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah4,83 4,83 4,83 4,90 4,79
4Pembentukan Modal tetap
Bruto28,60 29,08 29,74 29,99 31,05
5 Perubahan Stok 8,83 8,77 8,58 8,22 7,63
6 Ekspor Netto 9,36 8,99 9,07 8,80 8,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
No.
Kabupaten Bogor
2015 2016 2017 2018Lapangan Usaha 2014
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 49
Tabel 3.1.24. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (miliar rupiah)
Berdasarkan PDRB penggunaan atas dasar harga konstan, dapat diprediksi
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Tabel 3.1.25
menyajikan data LPE Kabupaten Bogor berdasarkan komponen PDRB penggunaan.
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pertumbuhan yang cukup tinggi dicapai oleh
komponen pembentukan modal tetap bruto, bahkan pada tahun 2016 diprediksi
mencapai 9,97 persen.
Pertumbuhan yang relatif besar juga dicapai oleh komponen pengeluaran
pemerintah. Pada tahun 2014, pertumbuhan pengeluaran pemerintah diperkirakan
mencapai 7,11 persen, dan pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 7,18 persen.
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan kepada publik atau
masyarakat dalam bentuk kolektif atau individual. Artinya, bahwa setiap rupiah
yang dikeluarkan oleh pemerintah harus dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Peningkatan pengeluaran
pemerintah secara “riil” mendatangkan sebuah konsekuensi logis bahwa
masyarakat seharusnya dapat merasakan peningkatan pengeluaran konsumsi
pemerintah tersebut melalui pelayanan publik yang lebih baik. Rincian laju
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga22.776,19 24.140,61 25.500,11 27.020,86 28.611,96
2Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit302,25 316,33 330,91 345,99 361,59
3Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah2.334,37 2.514,64 2.648,55 2.843,53 3.047,72
4Pembentukan Modal tetap
Bruto8.150,42 8.807,10 9.684,93 10.479,02 11.455,93
5 Perubahan Stok 1.788,30 1.859,70 1.931,78 2.044,63 2.075,89
6 Ekspor Netto 5.729,62 5.952,50 6.178,27 6.406,94 6.638,51
41.081,15 43.590,88 46.274,55 49.140,98 52.191,60
2018
Kabupaten Bogor
2014 2015 2016 2017No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 50
pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan penggunaan disajikan pada Tabel
3.1.25.
Tabel 3.1.25. Laju Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan (persen)
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, komponen pengeluaran rumah tangga
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan
komponen pengeluaran rumah tangga yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari
total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang
berasal dari komponen pengeluaran rumah tangga menunjukkan kontribusi yang
sangat besar dari komponen pengeluaran rumah tangga dalam menentukan capaian
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor.
Komponen yang cukup besar dalam memberikan kontribusi dalam
pencapaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor adalah pembentukan modal
tetap bruto yang memberikan kontribusi sekitar lebih dari satu persen dari total
LPE sekitar 6 persen. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
menggambarkan bagian dari pendapatan (income) yang direalisasikan dalam
bentuk investasi (fisik) atau digunakan sebagai fungsi kapital. Fungsi kapital
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga6,50 5,99 5,63 5,96 5,89
2Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit4,67 4,66 4,61 4,56 4,51
3Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah7,11 7,72 5,33 7,36 7,18
4Pembentukan Modal tetap
Bruto7,35 8,06 9,97 8,20 9,32
5 Perubahan Stok 3,14 3,99 3,88 5,84 1,53
6 Ekspor Netto 3,21 3,89 3,79 3,70 3,61
6,07 6,11 6,16 6,19 6,21 Kabupaten Bogor
2015 2016 2017 20182014No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 51
merupakan input tidak langsung (indirect input) di dalam proses produksi di
berbagai lapangan usaha. Kapital ini bisa bersumber dari produksi di dalam
Kabupaten Bogor atau dari luar Kabupaten Bogor. Bentuk-bentuk PMTB dapat
berwujud bangunan baik berupa tempat tinggal atau bukan tempat tinggal, mesin
dan peralatannya, alat angkutan maupun binatang ternak (misalkan sapi perah,
induk ayam petelur). Berikut Tabel 3.1.26 yang menyajikan sumber pertumbuhan
PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan penggunaan.
Tabel 3.1.26. Sumber Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan (persen)
3.1.3. PDRB Perkapita
Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran
masyarakat secara makro salah satunya adalah pendapatan per kapita per tahun.
Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat
kesejahteraan di wilayah bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB per
kapita dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk indikator pendapatan perkapita.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga3,59 3,32 3,12 3,29 3,24
2Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
3Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah0,40 0,44 0,31 0,42 0,42
4Pembentukan Modal tetap
Bruto1,44 1,60 2,01 1,72 1,99
5 Perubahan Stok 0,14 0,17 0,17 0,24 0,06
6 Ekspor Netto 0,46 0,54 0,52 0,49 0,47
6,07 6,11 6,16 6,19 6,21
2016 2017 2018
Kabupaten Bogor
2014 2015No. Lapangan Usaha
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 52
Gambar 3.1.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor
barat dan Kabupaten Bogor tanpa kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014-2018.
23,75
8,98
29,42
26,06
10,15
32,04
28,52
11,50
34,80
31,16
13,06
37,70
33,90
14,85
40,65
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
Bogor Bogor Barat Bogor - Bogor Barat
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 3.1.2. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga berlaku Tahun 2014-2018 (juta rupiah)
Gambar 3.1.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor atas dasar
harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, PDRB
per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor diperkirakan mencapai 23,75
juta rupiah. Pada tahun-tahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga
pada tahun 2018 mencapai 33,90 juta rupiah.
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor Barat pada tahun
2014 diperkirakan hanya mencapai 8,98 juta rupiah. Pada tahun-tahun berikutnya,
nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 14,85 juta
rupiah. Berdasarkan nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku ini, DOB
Kabupaten Bogor Barat dapat dikategorikan menjadi kabupaten termiskin se-
Provinsi Jawa Barat.
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten
Bogor Barat pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 29,42 juta rupiah. Pada tahun-
tahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018
mencapai 40,65 juta rupiah. Berdasarkan nilai PDRB perkapita Kabupaten Bogor
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 53
tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat, maka Kabupaten Bogor dapat dikategorikan
sebagai kabupaten kaya di Provinsi Jawa Barat.
Peningkatan PDRB per kapita dari tahun ke tahun, masih belum
menggambarkan secara riil kenaikan pendapatan perkapita masyarakat di
Kabupaten Bogor secara umum. Hal ini disebabkan PDRB per kapita yang dihitung
berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung faktor inflasi yang
sangat berpengaruh terhadap pendapatan perkapita. Untuk mengamati
perkembangan pendapatan perkapita secara riil dapat digunakan PDRB per kapita
yang dihitung atas dasar harga konstan. Gambar 3.1.3 menyajikan PDRB perkapita
atas dasar harga konstan antara ketiga wilayah yang dianalisis.
7,85
2,86
9,76
8,14
2,99
10,08
8,45
3,13
10,41
8,78
3,29
10,77
9,14
3,46
11,14
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Bogor Bogor Barat Bogor - Bogor Barat
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 3.1.3. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga konstan Tahun 2014-2018 (juta rupiah)
Bila dilihat berdasarkan dasar harga konstan, PDRB per kapita Kabupaten
Bogor atas dasar harga konstan diperkirakan sebesar Rp. 7,85 juta pada tahun
2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun
2018 diperkirakan mencapai 9,14 juta rupiah. PDRB per kapita DOB Kabupaten
Bogor Barat atas dasar harga konstan diperkirakan sebesar Rp. 2,86 juta pada
tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada
tahun 2018 diperkirakan mencapai 3,46 juta rupiah. PDRB perkapita Kabupaten
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 54
Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat atas dasar harga konstan diperkirakan
sebesar 9,76 juta rupiah pada tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun hingga pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 11,14 juta rupiah.
3.1.4. DAYA BELI MASYARAKAT
Pada bidang ekonomi, pembangunan manusia direpresentasikan oleh
pengeluaran perkapita per tahun yang disesuaikan/ Purchasing Power Parity (PPP).
Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan
beberapa variabel seperti: keterampilan, kesempatan kerja, dan pendapatan.
Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi per kapita
yang telah disesuaikan. Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk
mengeliminir perbedaan dan perubahan harga (inflasi) yang terjadi, sehingga
angka yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. Daya beli
masyarakat dapat menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli
barang-barang yang dibutuhkan baik makanan maupun non makanan.
Kestabilan perekonomian sangat menentukan daya beli masyarakat.
Perubahan kebijakan di sektor ekonomi yang cenderung mendapat respon negatif
dari masyarakat seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ongkos
transportasi ternyata turut serta mempengaruhi kemampuan daya beli di
masyarakat dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan pada umumnya setiap
kenaikan pada dua sektor tersebut langsung diikuti oleh kenaikan harga berbagai
kebutuhan pokok/dasar. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang cukup
kondusif dari pemerintah agar setiap kebijakan yang diambil tetap mengedepankan
kepentingan masyarakat secara luas.
Gambar 3.1.3 menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Bogor
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 daya beli
masyarakat diprediksi mencapai Rp. 974.703,-. Nilai ini terus mengalami
peningkatan hingga pada tahun 2018 daya beli masyarakat mencapai Rp.
1.696.790,-. Untuk DOB Kabupaten Bogor Barat, daya beli masyarakat pada tahun
2014 diprediksi sebesar Rp. 716.399,- yang akan terus meningkat hingga mencapai
Rp. 1.199.386,- pada tahun 2018. Jika DOB Kabupaten Bogor Barat telah berdiri,
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 55
maka daya beli masyarakat Kabupaten Bogor akan lebih tinggi dibandingkan
sebelum Kabupaten Bogor Barat berdiri. Kondisi ini sejalan dengan kondisi PDRB
perkapita antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor
setelah DOB Kabupaten Bogor Barat berdiri. Daya beli masyarakat Kabupaten Bogor
pada tahun 2014 diprediksi mencapai 1.105.079,- dan meningkat menjadi
1.955.084,- pada tahun 2018.
Gambar 3.1.4. Daya Beli Masyarakat Tahun 2014-2018
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 56
3.2. ESTIMASI PENDUDUK
Misi pertama pembangunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 adalah
membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Dalam misi tersebut
terkandung makna sekaligus menjadi tantangan pembangunan. Salah satu
tantangan pembangunan 2013-2018 di Provinsi Jawa Barat (dalam RPJMD Provinsi
Jawa Barat 2013-2018) adalah tekanan jumlah penduduk yang semakin tinggi.
Kabupaten Bogor (4.771.932 jiwa) merupakan penyumbang jumlah penduduk
terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan laju pertumbuhan 3,15 persen per tahun
(tahun 2000-2010).
Pertumbuhan penduduk dan persebarannya juga merupakan salah satu isu
strategis dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018. Karenanya
ketersediaan data dasar kependudukan dan estimasinya tahun 2013-2018 terkait
jumlah dan struktur penduduk yang akan digunakan sebagai input dalam
perencanaan pembangunan untuk rujukan dalam memperkirakan jumlah sumber
daya manusia (SDM) atau tenaga kerja yang dapat diserap dalam kegiatan
pembangunan dan sebagai output untuk menentukan kelompok sasaran (target
groups) pembangunan mutlak diperlukan.
3.2.1.Jumlah Penduduk, Sex ratio dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi sekaligus modal dasar
pembangunan. Penduduk yang berkualitas akan membawa ke arah kemajuan dan
akan menjadi beban jika penduduknya tidak berkualitas.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Bogor 4.771.932 jiwa atau menyumbang sekitar 2,01 persen dari total penduduk
Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor menduduki urutan ke-11 terbanyak
penduduknya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk menurut urutan provinsi
di Indonesia. Kabupaten Bogor menempati urutan pertama terbanyak penduduknya
pada tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten
Bogor menyumbang 11,08 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat (Laporan
Antara: Indikator Makro Kabupaten Bogor 2013).
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 57
Tabel 3.2.1. Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 (Mei) menurut Kabupaten/Kota se Jawa Barat
No Kelompok Umur Jenis Kelamin Distribusi
% Laki‐laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 2.452.562 2.319.370 4.771.932 11,08** Kab. Bogor Tanpa Bogor Barat 1.727.098 1.643.690 3.370.788 7,832 Kab. Bandung 1.620.274 1.558.269 3.178.543 7,383 Kab. Bekasi 1.347.223 1.283.178 2.630.401 6,114 Kab. Garut 1.217.768 1.186.353 2.404.121 5,585 Kota Bandung 1.215.348 1.179.525 2.394.873 5,566 Kab. Sukabumi 1.193.342 1.148.067 2.341.409 5,447 Kota Bekasi 1.183.620 1.151.251 2.334.871 5,428 Kab. Cianjur 1.123.091 1.048.190 2.171.281 5,049 Kab. Karawang 1.096.892 1.030.899 2.127.791 4,9410 Kab. Cirebon 1.059.463 1.007.733 2.067.196 4,8011 Kota Depok 880.816 857.754 1.738.570 4,0412 Kab. Tasikmalaya 834.996 840.679 1.675.675 3,8913 Kab. Indramayu 856.640 807.097 1.663.737 3,8614 Kab. Ciamis 758.889 773.615 1.532.504 3,5615 Kab. Bandung Barat 770.702 739.582 1.510.284 3,5116 Kab. Subang 739.925 725.232 1.465.157 3,40** Kab. Bogor Barat 725.464 675.680 1.401.144 3,2517 Kab. Majalengka 582.892 583.581 1.166.473 2,7118 Kab. Sumedang 547.797 545.805 1.093.602 2,5419 Kab. Kuningan 520.632 514.957 1.035.589 2,4120 Kota Bogor 484.791 465.543 950.334 2,2121 Kab. Purwakarta 436.082 416.439 852.521 1,9822 Kota Tasikmalaya 321.460 314.004 635.464 1,4823 Kota Cimahi 274.124 267.053 541.177 1,2624 Kota Sukabumi 152.080 146.601 298.681 0,6925 Kota Cirebon 148.600 147.789 296.389 0,6926 Kota Banjar 87.031 88.126 175.157 0,41
JAWA BARAT 21.907.040 21.146.692 43.053.732 100,00Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2010 (Mei) Keterangan : ** = bagian dari Kabupaten Bogor
Laju pertumbuhan penduduk menggambarkan tingkat pertambahan
penduduk per-tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai
persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk
mengetahui perubahan jumlah penduduk antar dua periode waktu. Jika jumlah
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 58
penduduk hasil sensus penduduk 2010 dibandingkan dengan hasil penduduk 2000
diperolehlah laju pertumbuhan penduduk (LPP). LPP Kabupaten Bogor tahun
2000-2010 sebesar 3,15 persen. Artinya rata-rata setiap tahun selama tahun 2000
hingga 2010 rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor meningkat sebesar
3,15 per tahun. LPP sebesar ini digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
hingga tahun 2018. Tabel 3.2.2. menyajikan data hasil proyeksi penduduk
pertengahan tahun dari tahun 2014 hingga tahun 2018.
Tabel 3.2.2. Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) Sex Ratio dan LPP Kabupaten Bogor menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014-2018
Tahun Laki‐laki Perempuan L+P Sex Ratio LPP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Bogor
2014 2.678.161 2.555.428 5.233.589 105 2,38 2015 2.738.973 2.615.686 5.354.659 105 2,31 2016 2.798.744 2.675.801 5.474.545 105 2,24 2017 2.857.928 2.735.990 5.593.918 104 2,18 2018 2.917.763 2.795.082 5.712.845 104 2,13
Kabupaten Bogor Barat 2014 748.610 702.757 1.451.367 107 0,93 2015 754.687 708.879 1.463.566 106 0,84 2016 760.001 714.491 1.474.492 106 0,75 2017 764.691 719.650 1.484.341 106 0,67 2018 769.091 724.061 1.493.152 106 0,59
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 2014 1.929.551 1.852.671 3.782.222 104 2,95 2015 1.984.286 1.906.807 3.891.093 104 2,88 2016 2.038.743 1.961.310 4.000.053 104 2,80 2017 2.093.237 2.016.340 4.109.577 104 2,74 2018 2.148.672 2.071.021 4.219.693 104 2,68
Sumber: BPS, Proyeksi Hasil SP2010
Pada tahun 2018 diperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebanyak
5.712.845 jiwa dengan komposisi laki-laki 2.917.763 jiwa dan perempuan
2.795.082 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun dari tahun 2010 hingga
2018 cenderung menurun. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kecenderungan
penurunan jumlah penduduk alami.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 59
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Bogor Barat tahun 2010 (Mei) sebanyak 1.401.144 jiwa terdiri atas laki-
laki 725.464 jiwa dan perempuan 675.680 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten
Bogor Barat menyumbang 3,25 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Bogor Barat (1.401.144 jiwa ) menduduki urutan ke-17 penduduk
terbanyak se-Provinsi Jawa Barat. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor
Barat 2000-2010 sebesar 1,85 persen.
Diperkirakan tahun 2018 jumlah penduduk Kabupaten Bogor Barat sebanyak
1.493.152 jiwa. Sex ratio di Kabupaten Bogor Barat tahun 2010 – 2018 diperkirakan
berkisar antara 109 hingga 106.
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat berdasarkan hasil
SP2010 (Mei) sebanyak 3.370.788 jiwa yang terdiri atas laki-laki 1.727.098 jiwa dan
perempuan sebanyak 1.643.690 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat menyumbang 3,25 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat.
LPP Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 2000-2010 sebesar 3,74 persen.
Tingginya LPP Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih disebabkan karena
wilayahnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi terutama sektor industri seperti
di Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Cileungsi. Selain itu LPP yang tinggi
juga terjadi di Kecamatan Bojong gede yang merupakan tempat pemukiman yang
nyaman dan terjangkau karena kemudahan akses terutama mereka yang bekerja
di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jumlah perumahan di Kecamatan tersebut
meningkat tajam dalam sepuluh tahun terakhir.
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jika dilihat antar kecamatan se-
Kabupaten Bogor LPP terbesar terjadi di Kecamatan Gunung Putri sebesar 6,27
persen, kemudian Kecamatan Bojonggede sebesar 5,86 persen dan Kecamatan
Cileungsi sebesar 5,72 persen. Ketiga kecamatan tersebut berada pada Kabupaten
Bogor tanpa Bogor Barat. Hal ini sekaligus berdampak pada tingginya LPP
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 60
3.2.2. Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2014 diperkirakan sebanyak
5.233.589 jiwa yang terdiri atas laki-laki sebanyak 2.678.161 jiwa dan perempuan
sebanyak 2.555.428 jiwa. Jika dilihat antar kecamatan jumlah penduduk terbesar
terdapat di Kecamatan Cibinong sebanyak 377.059 jiwa atau menyumbang 7,20
persen dari total penduduk Kabupaten Bogor, kemudian Kecamatan Gunungputri
sebanyak 381.653 jiwa atau menyumbang sebanyak 7,2 persen dari total penduduk
Kabupaten Bogor.
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 sebanyak 1.451.367
jiwa yang terdiri atas 748.610 jiwa laki-laki dan 702.757 jiwa perempuan. Sex ratio
antar kecamatan berkisar antara 102 (Kecamatan Dramaga) hingga 109 (Kecamatan
Leuwisadeng dan Cigudeg).
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 61
Tabel 3.2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014(Juni)
No Kecamatan 2014 (Juni)
Laki‐laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
Pertumbuhan Penduduk
Distribusi (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggung 43.980 41.078 85.058 107 0,36 1,63 2 Leuwiliang 60.577 56.728 117.305 107 0,92 2,24 3 Leuwisadeng 37.681 34.675 72.356 109 0,58 1,38 4 Pamijahan 70.420 66.744 137.164 106 0,66 2,62 5 Cibungbulang 66.345 62.538 128.883 106 0,78 2,46 6 Ciampea 78755 74.460 153.215 106 1,06 2,93 7 Tenjolaya 28.990 27.728 56.718 105 0,86 1,08 8 Dramaga 53.278 52.271 105.549 102 1,22 2,02 9 Ciomas 84.229 80.737 164.966 104 2,56 3,15 10 Tamansari 50.742 47.511 98.253 107 1,69 1,88 11 Cijeruk 43.450 39.634 83.084 110 1,42 1,59 12 Cigombong 48.995 46.909 95.904 104 2,10 1,83 13 Caringin 61.331 58.226 119.557 105 1,18 2,28 14 Ciawi 56.836 53.155 109.991 107 1,68 2,10 15 Cisarua 61.218 57.033 118.251 107 1,25 2,26 16 Megamendung 53.233 48.736 101.969 109 1,32 1,95 17 Sukaraja 96.824 92.466 189.290 105 2,25 3,62 18 Babakan Madang 58.621 55.238 113.859 106 2,53 2,18 19 Sukamakmur 39.556 37.120 76.676 107 0,74 1,47 20 Cariu 22.904 22.719 45.623 101 ‐0,24 0,87 21 Tanjungsari 25.681 24.912 50.593 103 0,34 0,97 22 Jonggol 67.786 65.582 133.368 103 2,12 2,55 23 Cileungsi 150.303 146.683 296.986 102 4,74 5,67 24 Kelapa Nunggal 55.558 52.630 108.188 106 3,29 2,07 25 Gunung Putri 188.770 192.883 381.653 98 5,29 7,29 26 Citeureup 109.542 105.140 214.682 104 2,01 4,10 27 Cibinong 191.410 185.649 377.059 103 3,65 7,20 28 Bojong Gede 146.204 140.358 286.562 104 4,88 5,48 29 Tajur Halang 56.380 53.945 110.325 105 3,20 2,11 30 Kemang 52.209 49.742 101.951 105 2,50 1,95 31 Ranca Bungur 26.828 25.109 51.937 107 0,97 0,99 32 Parung 65.921 62.006 127.927 106 3,25 2,44 33 Ciseeng 54.827 51.248 106.075 107 1,96 2,03 34 Gunung Sindur 60.193 57.300 117.493 105 3,34 2,24 35 Rumpin 69.773 64.494 134.267 108 1,02 2,57 36 Cigudeg 63.250 57.813 121.063 109 0,84 2,31 37 Sukajaya 29.322 27.055 56.377 108 0,37 1,08 38 Jasinga 48.636 45.588 94.224 107 0,36 1,80 39 Tenjo 35.362 33.242 68.604 106 0,98 1,31 40 Parung Panjang 62.241 58.343 120.584 107 2,34 2,30
KABUPATEN BOGOR 2.678.161 2.555.428 5.233.589 105 2,38 100,00
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 62
Tabel 3.2.4. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014
No Kecamatan 2014 (Juni)
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
Pertumbuhan Penduduk
Distribusi (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggung 43.980 41.078 85.058 107 0,36 5,86 2 Leuwiliang 60.577 56.728 117.305 107 0,92 8,08 3 Leuwisadeng 37.681 34.675 72.356 109 0,58 4,99 4 Pamijahan 70.420 66.744 137.164 106 0,66 9,45 5 Cibungbulang 66.345 62.538 128.883 106 0,78 8,88 6 Ciampea 78755 74.460 153.215 106 1,06 10,56 7 Tenjolaya 28.990 27.728 56.718 105 0,86 3,91 8 Dramaga 53.278 52.271 105.549 102 1,22 7,27 9 Rumpin 69.773 64.494 134.267 108 1,02 9,25 10 Cigudeg 63.250 57.813 121.063 109 0,84 8,34 11 Sukajaya 29.322 27.055 56.377 108 0,37 3,88 12 Jasinga 48.636 45.588 94.224 107 0,36 6,49 13 Tenjo 35.362 33.242 68.604 106 0,98 4,73 14 Parung Panjang 62.241 58.343 120.584 107 2,34 8,31 KAB. BOGOR BARAT 748.610 702.757 1.451.367 107 0,93 100,00
Penyumbang penduduk terbesar di Kabupaten Bogor Barat adalah
Kecamatan Ciampea sebanyak 153.215 jiwa atau 10,56 persen dari total penduduk
Kabupaten Bogor Barat dan terendah adalah Kecamatan Kecamatan sebesar 3,88
persen.
Tabel 3.2.4. menunjukkan pertumbuhan penduduk antar kecamatan di
Kabupaten Bogor Barat berkisar antara 0,36 persen (Kecamatan Nanggung dan
Jasinga) hingga 2,34 persen (Kecamatan Parung Panjang).
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat pada tahun 2014
diperkirakan sebanyak 3.782.222 jiwa terdiri atas laki-laki 1.929.551 jiwa dan
perempuan sebanyak 1.852.671jiwa atau memiliki sex ratio sebesar 104. Dilihat
antar kecamatan sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Megamendung (109)
dan terendah terdapat di Kecamatan Gunungputri sebesar 98.
Pertumbuhan penduduk tahun 2014 tertinggi terdapat di Kecamatan
Gunungputri sebesar 5,29 persen dan terendah terdapat di Kecamatan Cariu
sebesar minus 0,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 63
Tabel 3.2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014
No Kecamatan 2014 (Juni)
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
Pertumbuhan Penduduk
Distribusi (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 CIOMAS 84.229 80.737 164.966 104 2,56 4,36 2 TAMANSARI 50.742 47.511 98.253 107 1,69 2,60 3 CIJERUK 43.450 39.634 83.084 110 1,42 2,20 4 CIGOMBONG 48.995 46.909 95.904 104 2,10 2,54 5 CARINGIN 61.331 58.226 119.557 105 1,18 3,16 6 CIAWI 56.836 53.155 109.991 107 1,68 2,91 7 CISARUA 61.218 57.033 118.251 107 1,25 3,13 8 MEGAMENDUNG 53.233 48.736 101.969 109 1,32 2,70 9 SUKARAJA 96.824 92.466 189.290 105 2,25 5,00 10 BABAKAN MADANG 58.621 55.238 113.859 106 2,53 3,01 11 SUKAMAKMUR 39.556 37.120 76.676 107 0,74 2,03 12 CARIU 22.904 22.719 45.623 101 ‐0,24 1,21 13 TANJUNGSARI 25.681 24.912 50.593 103 0,34 1,34 14 JONGGOL 67.786 65.582 133.368 103 2,12 3,53 15 CILEUNGSI 150.303 146.683 296.986 102 4,74 7,85 16 KLAPA NUNGGAL 55.558 52.630 108.188 106 3,29 2,86 17 GUNUNG PUTRI 188.770 192.883 381.653 98 5,29 10,09 18 CITEUREUP 109.542 105.140 214.682 104 2,01 5,68 19 CIBINONG 191.410 185.649 377.059 103 3,65 9,97 20 BOJONG GEDE 146.204 140.358 286.562 104 4,88 7,58 21 TAJUR HALANG 56.380 53.945 110.325 105 3,20 2,92 22 KEMANG 52.209 49.742 101.951 105 2,50 2,70 23 RANCA BUNGUR 26.828 25.109 51.937 107 0,97 1,37 24 PARUNG 65.921 62.006 127.927 106 3,25 3,38 25 CISEENG 54.827 51.248 106.075 107 1,96 2,80 26 GUNUNG SINDUR 60.193 57.300 117.493 105 3,34 3,11
KAB. BOGOR TANPA BOGOR BARAT 1.929.551 1.852.671 3.782.222 104 2,95 100,00
Penyumbang penduduk terbesar di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
tahun 2014 adalah Kecamatan Gunung Putri dengan jumlah penduduk sebanyak
381.653 jiwa atau sebesar 10,09 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat dan terendah terdapat di Kecamatan Cariu dengan penduduk
sebanyak 45.623jiwa atau -0,24 persen dari penduduk Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 64
3.2.3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk mencerminkan banyaknya penduduk tiap satuan luas
wilayah dalam km2. Luas wilayah yang digunakan dalam menghitung kepadatan
penduduk adalah luas daratan wilayah Kabupaten Bogor artinya tidak termasuk
luas perairan seperti waduk, danau atau setu.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor pada tahun 2018 diperkirakan
mencapai 2.145 jiwa/km2, di Kabupaten Bogor Barat sebesar 1.329 km2 dan Bogor
tanpa Bogor Barat akan mencapai 2.740 jiwa/km2 (Tabel 4.8).
Tabel 3.2.6. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat, Tahun 2014-2018
Tahun
Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/km2)
Bogor Bogor Barat Bogor Tanpa
Bogor BaratBogor Bogor
Barat
Bogor Tanpa Bogor Barat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2014 5.233.589 1.451.367 3.782.222 1.965 1.291 2.456 2015 5.354.659 1.463.566 3.891.093 2.010 1.302 2.527 2016 5.474.545 1.474.492 4.000.053 2.055 1.312 2.597 2017 5.593.918 1.484.341 4.109.577 2.100 1.321 2.669 2018 5.712.845 1.493.152 4.219.693 2.145 1.329 2.740
Keterangan: Luas wilayah Kab Bogor = 2.663,82 km2; Bogor Barat= 1.123,82 km2 dan Bogor tanpa Bogor Barat = 1.540,01 km2
Dilihat antar Kecamatan pada tahun 2014, kecamatan dengan penduduk
terpadat adalah Kecamatan Ciomas mencapai 10.117 jiwa/km2, sedangkan
kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Tanjungsari sebesar 389 jiwa/km2.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 65
Tabel 3.2.7. Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014
Kode Kecamatan Jumlah Penduduk
Luas Kepadatan Penduduk Km2 %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 010 NANGGUNG 85.058 135,25 5,08 629 020 LEUWILIANG 117.305 61,77 2,32 1.899 021 LEUWISADENG 72.356 32,83 1,23 2.204 030 PAMIJAHAN 137.164 80,88 3,04 1.696 040 CIBUNGBULANG 128.883 32,66 1,23 3.946 050 CIAMPEA 153.215 51,06 1,92 3.000 051 TENJOLAYA 56.718 23,68 0,89 2.395 060 DRAMAGA 105.549 24,38 0,92 4.330 070 CIOMAS 164.966 16,31 0,61 10.117 071 TAMANSARI 98.253 21,61 0,81 4.546 080 CIJERUK 83.084 31,66 1,19 2.624 081 CIGOMBONG 95.904 40,43 1,52 2.372 090 CARINGIN 119.557 57,30 2,15 2.087 100 CIAWI 109.991 25,81 0,97 4.262 110 CISARUA 118.251 63,74 2,39 1.855 120 MEGAMENDUNG 101.969 39,87 1,50 2.557 130 SUKARAJA 189.290 42,97 1,61 4.405 140 BABAKAN MADANG 113.859 98,71 3,71 1.153 150 SUKAMAKMUR 76.676 126,78 4,76 605 160 CARIU 45.623 73,66 2,77 619 161 TANJUNGSARI 50.593 129,99 4,88 389 170 JONGGOL 133.368 126,86 4,76 1.051 180 CILEUNGSI 296.986 73,79 2,77 4.025 181 KLAPA NUNGGAL 108.188 97,64 3,67 1.108 190 GUNUNG PUTRI 381.653 56,29 2,11 6.781 200 CITEUREUP 214.682 67,19 2,52 3.195 210 CIBINONG 377.059 43,37 1,63 8.694 220 BOJONG GEDE 286.562 29,55 1,11 9.696 221 TAJUR HALANG 110.325 29,28 1,10 3.768 230 KEMANG 101.951 63,70 2,39 1.600 231 RANCA BUNGUR 51.937 21,69 0,81 2.395 240 PARUNG 127.927 73,77 2,77 1.734 241 CISEENG 106.075 36,79 1,38 2.883 250 GUNUNG SINDUR 117.493 51,26 1,92 2.292 260 RUMPIN 134.267 111,01 4,17 1.210 270 CIGUDEG 121.063 158,90 5,97 762 271 SUKAJAYA 56.377 76,28 2,86 739 280 JASINGA 94.224 208,07 7,81 453 290 TENJO 68.604 64,45 2,42 1.064 300 PARUNG PANJANG 120.584 62,59 2,35 1.926
KABUPATEN BOGOR 5.233.589 2.663,82 100,00 1.965
3.2.
disa
Pira
Hal
10-1
pira
kece
dido
Kabu
ting
ting
seda
kelo
Ga
Penyusunan
.4. Piramid
Kompos
jikan dala
mida Pend
ini diperli
14 tahun y
mida untu
enderunga
ominasi ole
upaten Bo
kat kema
kat kelahi
angkan tin
ompok umu
ambar 3.2
400.00
0‐4 th5‐9 th
10‐14 th15‐19 th20‐24 th25‐29 th30‐34 th35‐39 th40‐44 th45‐49 th50‐54 th55‐59 th60‐64 th65‐69 th70‐74 th75 th +
Perencanaa
da Pendud
sisi pendud
am bentuk
duduk Kab
hatkan ole
yang sedik
uk kelompo
n komposi
eh pendud
ogor seda
tian dan
ran diperli
ngginya ti
ur 60 ke at
.1. Pirami da
280.032289.869281.907
257.739242.05252.019232.2219
00 300.000
an Target Ind
duk
duk berda
k piramida
bupaten Bo
eh panjang
kit lebih p
ok umur 60
isi pendud
uk usia pro
ng menga
tingkat p
ihatkan ole
ingkat ke
tas.
da Pendudan Kelomp
95092709.225181.419
139.908105
0 200.000
La
dikator Ekon
asarkan jen
a pendudu
ogor tergo
g batang p
panjang da
0 tahun ke
uk Kabupa
oduktif. H
alami per
pertumbuh
eh panjang
matian di
duk Kabupapok Umur,
85.946
73.48246.03032.43221.6822.15
100.000
aki‐laki
omi Kabupat
nis kelami
k seperti
long pend
piramida u
ari kelomp
e atas yan
aten Bogor
al ini men
tumbuhan
an pendu
gnya kelom
iperlihatka
aten Bogor Tahun 201
43224.27.
28251
0
P
H
ten Bogor Ta
in dan kel
terlihat p
uduk muda
untuk kelo
pok umur
g cukup pe
r di masa d
ggambarka
, dimana
duk masih
mpok umur
an oleh s
r Berdasark14 (Juni)
1122.9
92.12659.897
45.345.660798084
100.000 20
Perempuan
Hasil dan Pe
ahun 2014-20
lompok um
pada Gamb
a menuju
mpok umu
lainnya da
endek. Art
depan aka
an bahwa
tingkat
h tinggi.
r 0-4 dan 5
semakin p
kan Jenis K
222
247243.250
232.0205.155
163.069933
00.000 300
n
embahasan
018 66
mur dapat
bar 3.2.1.
"transisi".
ur 5-9 dan
an batang
tinya, ada
n semakin
penduduk
kelahiran,
Tingginya
5-9 tahun,
pendeknya
Kelamin
66.873275.06066.9697.795.0700.507087
0.000 400.
000
cend
mer
kelo
Perp
mas
pert
G
pend
pira
dari
ke a
Kabu
prod
men
05
10‐115‐120‐225‐230‐335‐340‐445‐450‐555‐560‐665‐670‐775
Penyusunan
Jika dip
derung m
rupakan pe
ompok umu
paduan mo
ih relatif
tumbuhan
Gambar 3.
Gambar
duduk mu
mida untu
kelompok
atas yang
upaten Bo
duktif. Hal
ngalami pe
78.7884.194
88.45979.733
7
100.000 8
‐4 th‐9 th14 th19 th24 th29 th34 th39 th44 th49 th54 th59 th64 th69 th74 th5 th+
Perencanaa
perhatikan
mengerucut
erpaduan d
ur 60 ke ba
odel ini da
tinggi, a
masih terg
2.2. PiramKelam
r 3.2.2.
uda menuj
uk kelompo
k umur lai
cukup p
ogor di m
l ini mengg
ertumbuha
85
30.06566.773
56.02753.083
44
80.000 60.00
an Target Ind
n, piramid
t di bag
dua model
awah, seda
pat dijelas
angka beb
golong ting
mida Penduin dan Kel
Piramida
ju "transis
ok umur 0-
nnya dan
endek. Ar
asa depan
gambarkan
n, dimana
3.65837.331
30.06520.59
14
00 40.000
Laki‐la
dikator Ekon
da pendud
gian atas.
l piramida
angkan mo
skan bahw
ban tangg
ggi.
uduk Kabuplompok Um
Penduduk
si". Hal in
-4, 5-9 dan
batang pi
rtinya, ad
n akan se
n bahwa pe
a tingkat k
924.3489.8857.2267.386
20.000 0
aki
omi Kabupat
duk Kabup
. Model
a, yaitu mo
odel 5 untu
wa tingkat
ungan ter
paten Bogomur, Tahun
k Kabupat
ni diperlih
n 10-14 tah
ramida un
a kecende
emakin did
enduduk K
kelahiran,
16.713.99
9.8768.3528.752
0 20.000
Peremp
H
ten Bogor Ta
aten Bogo
piramida
odel 3 dan
uk kelomp
kelahiran
rgolong re
or Barat Ben 2014 (Jun
ten Bogor
hatkan ole
hun yang se
tuk kelom
erungan k
dominasi o
Kabupaten
tingkat ke
4941.64
33.33226.302
76398
40.000 60
puan
Hasil dan Pe
ahun 2014-20
or bentuk
Kabupate
n 5. Mode
ok umur 6
di Kabupa
endah, da
erdasarkanni)
r Barat
eh panjan
edikit lebi
mpok umur
komposisi
oleh pend
Bogor Bar
ematian da
74.8
74.67.493
61.74253.4759.04048
0.000 80.00
embahasan
018 67
grafiknya
en Bogor
l 3, untuk
60 ke atas.
aten Bogor
an tingkat
n Jenis
tergolong
ng batang
h panjang
r 60 tahun
penduduk
uduk usia
rat sedang
an tingkat
.60280.09482.539.7493
00 100.000
pert
oleh
kem
ting
umu
10-1
Gam
terg
bata
panj
tahu
Kabu
prod
Bara
0
5
10‐1
15‐1
20‐2
25‐2
30‐3
35‐3
40‐4
45‐4
50‐5
55‐5
60‐6
65‐6
70‐7
75
Penyusunan
tumbuhan
h panjangn
matian dipe
Dalam
kat penuru
ur 0-4 th le
14 tahun. H
mbar 3.2.3
Gambar
golong pen
ang pirami
jang dari k
un ke atas
upaten Bo
duktif. Hal
at sedang m
201.247
205.675
193.44
178
17
185.
176
1
250.000 20
‐4 th
‐9 th
14 th
19 th
24 th
29 th
34 th
39 th
44 th
49 th
54 th
59 th
64 th
69 th
74 th
5 th +
Perencanaa
penduduk
nya kelom
erlihatkan
kurun wak
unan angk
ebih pend
Hal ini juga
. PiramidaJenis Kela
r 3.2.3. P
nduduk mu
da untuk k
kelompok u
yang cuku
ogor di m
l ini meng
mengalam
7
48
8.006
71.985
246
6.243
166.142
136.761
10
00.000 150.0
an Target Ind
k masih ti
pok umur
oleh sema
ktu 10 tah
a kelahira
ek diband
a ditunjuk
a Pendudukamin dan
Piramida P
uda menuj
kelompok
umur lainn
up pendek.
asa depan
gambarkan
i pertumb
02.577
75.881
52.89
3
000 100.000
La
dikator Ekon
inggi. Tin
0-4 dan 5
akin pende
hun, kabup
n, hal ini
ingkan 5-9
kkan oleh L
k Kabupate Kelompok
Penduduk
ju "transis
umur 0-4,
nya dan ba
. Artinya, a
n akan se
n bahwa p
uhan, dim
90
31.682
22.547
14.456
14.765
50.000 0
ki‐laki
omi Kabupat
gginya tin
5-9 tahun,
knya kelom
paten bog
terlihat pa
9 tahun da
LPP 2000-2
en Bogor ta Umur, Ta
Kabupate
si". Hal in
5-9 dan 1
atang piram
ada kecend
emakin did
penduduk K
ana tingka
43.
31.34
22.784
16.446
18.332
0 50.000
P
H
ten Bogor Ta
ngkat kela
sedangka
mpok umur
gor barat s
ada panjan
an lebih pe
010 yang h
anpa Bogohun 2014 (
en Bogor
i diperliha
10-14 tahu
mida untuk
derungan k
dominasi o
Kabupaten
at kelahira
12
89.601
65.824
134
7
100.000 15
Perempuan
Hasil dan Pe
ahun 2014-20
ahiran dipe
an tingginy
r 60 ke ata
sudah men
ng batang
endek diba
hanya 1,85
or Barat Be(Juni)
tanpa Bo
atkan oleh
un yang sed
k kelompo
komposisi
oleh pend
n Bogor ta
an, tingkat
19
1
184
173.0
175.5
18
178.
156.115
21.421
50.000 200.00
embahasan
018 68
erlihatkan
ya tingkat
as.
nunjukkan
kelompok
andingkan
5 persen.
erdasarkan
gor Barat
h panjang
dikit lebih
k umur 60
penduduk
uduk usia
npa Bogor
kematian
92.271
94.966
4.430
046
577
8.765
612
00 250.000
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 69
dan tingkat pertumbuhan penduduk masih tinggi. Tingginya tingkat kelahiran
diperlihatkan oleh panjangnya kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun, sedangkan
tingginya tingkat kematian diperlihatkan oleh semakin pendeknya kelompok umur
60 ke atas.
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat memiliki penduduk usia produktif yang
tinggi, hal ini terlihat dari batang piramida kelompok umur 25-29, 30-34 dan 35-39
tahun yang sedikit lebih panjang. Struktur seperti ini biasanya ditemukan
diwilayah-wilayah yang memiliki potensi ekonomi/industri sebagai mata
pencaharian.
3.2.5 Dependency Ratio
Penyajian data penduduk menurut kelompok umur seringkali disederhanakan
menjadi tiga kelompok, yaitu kurang dari 15 tahun, 15-64 tahun dan 65 tahun atau
lebih. Penduduk dapat digolongkan atas usia produktif dan tidak produktif. Jika
persentase penduduk (0-14) tahun minimal 40% dan penduduk 65 tahun keatas
tidak melebihi 5% dari total penduduk maka digolongkan penduduk usia tidak
produktif. Sebaliknya penduduk usia produktif, apabila persentase mereka yang
berusia (0-14) tahun maksimal 30% dan mereka yang berusia (15-64) tahun
persentasenya lebih dari 60%.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 70
Tabel 3.2.8. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 (Juni)
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P
(1) (2) (3) (4) 0 - 4 280.032 266.873 546.905 5 - 9 289.869 275.060 564.929 10-14 281.907 266.969 548.876 15-19 257.739 247.795 505.534 20-24 242.050 243.070 485.120 25-29 252.019 250.507 502.526 30-34 232.270 232.087 464.357 35-39 219.225 205.155 424.380 40-44 181.419 163.069 344.488 45-49 139.908 122.933 262.841 50-54 105.946 92.126 198.072 55-59 73.482 59.897 133.379 60-64 46.030 45.345 91.375 65-69 32.432 32.660 65.092 70-74 21.682 24.798 46.480 75+ 22.151 27.084 49.235
Jumlah 2.678.161 2.555.428 5.233.589 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
Dari gambaran diatas dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten
Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun
sebanyak 65,20 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun
sebanyak 31,73 persen, dan usia 65 tahun keatas sebanyak 3,07 persen. Hal ini
memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor
merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius.
Penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan rasio
beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan
merupakan perbandingan antara penduduk tidak produktif (0-14 tahun dan 65
tahun keatas) dengan penduduk produktif (berusia 15-64 tahun).
Hasil proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten
Bogor tahun 2014 sebesar 48,67 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar
4,71 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor
sebesar 53,38 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk
usia produktif harus menanggung sebanyak 53-54 penduduk yang tidak produktif.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 71
Tabel 3.2.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bogor Barat, Tahun 2014 (Juni)
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P
(1) (2) (3) (4) 0 - 4 78.785 74.602 153.387 5 - 9 84.194 80.094 164.288 10-14 88.459 82.539 170.998 15-19 79.733 74.749 154.482 20-24 70.065 67.493 137.558 25-29 66.773 61.742 128.515 30-34 56.027 53.475 109.502 35-39 53.083 49.040 102.123 40-44 44.658 41.648 86.306 45-49 37.331 33.332 70.663 50-54 30.065 26.302 56.367 55-59 20.592 16.763 37.355 60-64 14.348 13.998 28.346 65-69 9.885 9.876 19.761 70-74 7.226 8.352 15.578 75+ 7.386 8.752 16.138
Jumlah 748.610 702.757 1.451.367 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
Komposisi penduduk dilihat menurut kelompok umur pada tahun 2014 di
Kabupaten Bogor Barat merupakan penduduk usia produktif, dimana penduduk usia
(15-64) tahun sebanyak 62,78 persen, sedangkan penduduk usia non produktif
(0-14) tahun sebanyak 33,67 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,55
persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di
Kabupaten Bogor Barat merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat
perhatian serius.
Rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 sebesar
53,63 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 5,65 persen atau secara
keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor Barat sebesar 59,28
persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif
harus menanggung sebanyak 59 penduduk yang tidak produktif.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 72
Tabel 3.2.10. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014(Juni)
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P
(1) (2) (3) (4) 0 - 4 201.247 192.271 393.518 5 - 9 205.675 194.966 400.641 10-14 193.448 184.430 377.878 15-19 178.006 173.046 351.052 20-24 171.985 175.577 347.562 25-29 185.246 188.765 374.011 30-34 176.243 178.612 354.855 35-39 166.142 156.115 322.257 40-44 136.761 121.421 258.182 45-49 102.577 89.601 192.178 50-54 75.881 65.824 141.705 55-59 52.890 43.134 96.024 60-64 31.682 31.347 63.029 65-69 22.547 22.784 45.331 70-74 14.456 16.446 30.902 75+ 14.765 18.332 33.097
Jumlah 1.929.551 1.852.671 3.782.222 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur, Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia
(15-64) tahun sebanyak 66,12 persen, sedangkan penduduk usia non produktif
(0-14) tahun sebanyak 30,99 persen, dan usia 65 tahun keatas sebanyak 2,89
persen. Tingginya penduduk usia produktif merupakan potensi besar suatu wilayah
untuk berkembang lebih baik dengan mengurangi tingkat pengangguran.
Rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat tahun
2014 sebesar 46,86 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,37 persen
atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat sebesar 51,24 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100
penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 51 penduduk yang tidak
produktif.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 73
Jika dibandingkan antara Kabupaten Bogor Barat dengan Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat, beban ketergantungan Bogor Barat (59,28%) lebih tinggi
dibandingkan Bogor tanpa Bogor Barat (51,24%).
Mengingat keterbatasan data, dalam melakukan estimasi penduduk menurut
kelompok umur tidak menggunakan metode komponen yang memperhatikan
migrasi maupun angka kematian menurut kelompok umur. Hal ini berdampak pada
angka dependecy ratio yang relatif sama.
Tabel 3.2.11. Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) menurut Kelompok Umur dan Dependecy ratio di Kabupaten Bogor, Tahun 2014-2018
Tahun Penduduk Dependency
Ratio 0‐14 th 15‐64 th 65 th + Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Bogor
2014 1.660.710 3.412.072 160.807 5.233.589 53,38 2015 1.698.032 3.492.574 164.053 5.354.659 53,32 2016 1.734.933 3.572.367 167.245 5.474.545 53,25 2017 1.771.620 3.651.903 170.395 5.593.918 53,18 2018 1.808.114 3.731.221 173.510 5.712.845 53,11
Bogor Barat 2014 488.673 911.217 51.477 1.451.367 59,28 2015 492.737 918.927 51.902 1.463.566 59,27 2016 496.387 925.832 52.273 1.474.492 59,26 2017 499.668 932.063 52.610 1.484.341 59,25 2018 502.600 937.642 52.910 1.493.152 59,25
Bogor tanpa Bogor Barat 2014 1.172.037 2.500.855 109.330 3.782.222 51,24 2015 1.205.295 2.573.647 112.151 3.891.093 51,19 2016 1.238.546 2.646.535 114.972 4.000.053 51,14 2017 1.271.952 2.719.840 117.785 4.109.577 51,10 2018 1.305.514 2.793.579 120.600 4.219.693 51,05
Sumber: BPS, Proyeksi Hasil SP2010
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 74
3.3. ESTIMASI KETENAGAKERJAAN
Indikator terukur yang dirancang dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun
2013-2018 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan kesejahteraan rakyat
di bidang ekonomi antara lain pertumbuhan ekonomi yang meningkat rata-rata
6,0 – 6,5 persen pertahun pada periode 2013-2018, inflasi terkendali pada angka
sekitar 0,30 – 0,35 persen per tahun, menurunkan tingkat pengangguran menjadi
7 – 8 persen pada akhir tahun 2018, dan menurunnya penduduk miskin menjadi
sekitar 5,00 – 4,10 persen pada akhir tahun 2018.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia dan Kabupaten Bogor khususnya
merupakan masalah yang besar dan kompleks. Besar karena menyangkut jutaan
jiwa, dan kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor
yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan tersebut, juga tidak
selalu mudah untuk diprediksi. Akibatnya, prediksi situasi ketenagakerjaan di suatu
wilayah, menjadi relatif sulit, kecuali disertai asumsi-asumsi tertentu.
3.3.1. Penduduk Usia Kerja
Penduduk usia kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun ke atas. Tabel
3.3.1 memperlihat jumlah dan persentase penduduk Usia kerja yang ada di
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat.
Jumlah penduduk usia kerja tahun 2018 di Kabupaten Bogor diprediksi
sebanyak 3.901.496 jiwa atau 68,27 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor.
Sebanyak 75 persen dari jumlah penduduk usia kerja bertempat tinggal pada
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten
Bogor tanpa Bogor Barat tahun 2018 diprediksi sebanyak 2.913.453 jiwa atau 68,96
persen dari total penduduk Kabupaten Bogor minus Bogor Barat.
Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor tahun 2018 diprediksi
sebanyak 988.043 jiwa atau sekitar 66,32 persen dari total penduduk di Kabupaten
Bogor Barat.
Hasil dan Pembahasan
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 75
Tabel 3.3.1. Prediksi Jumlah Penduduk Usia Kerja, tahun 2013-2018
Tahun Bogor Bogor Barat Bogor tanpa Bogor Barat
Jumlah % Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2014 3.572.103 68,23 960.559 66,32 2.611.544 68,96
2015 3.655.265 68,24 968.587 66,32 2.686.678 68,96
2016 3.737.653 68,25 975.778 66,32 2.761.875 68,96
2017 3.819.703 68,26 982.246 66,32 2.837.457 68,96
2018 3.901.496 68,27 988.043 66,32 2.913.453 68,96
3.3.2. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Penduduk usia kerja dikelompokkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (AK) adalah penduduk usia kerja yang
bekerja ditambah penduduk yang menganggur. Bukan angkatan kerja (BAK) adalah
mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 76
Tabel 3.3.2. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten Bogor Angkatan Kerja 2.341.933 2.390.804 2.435.382 2.485.185 2.537.583 - Bekerja 2.148.503 2.197.637 2.245.338 2.296.838 2.349.422 - Menganggur 193.430 193.167 190.044 188.347 188.161 Bukan Angkatan Kerja 1.230.170 1.264.463 1.302.272 1.334.517 1.363.913 - Sekolah 279.367 289.222 322.313 339.924 349.772 - Mengurus Rumah Tangga 745.004 760.671 760.885 768.820 780.509 - Lainnya 205.799 214.570 219.073 225.773 233.632 Penduduk Usia Kerja 3.572.103 3.655.267 3.737.654 3.819.702 3.901.496
Kabupaten Bogor Barat Angkatan Kerja 640.911 653.668 664.890 677.686 691.378 - Bekerja 562.496 575.360 587.848 601.332 615.099 - Menganggur 78.415 78.308 77.042 76.354 76.279 Bukan Angkatan Kerja 319.648 314.920 310.889 304.560 296.665 - Sekolah 54.499 53.879 57.707 58.095 56.774 - Mengurus Rumah Tangga 203.176 198.968 191.971 185.912 180.027 - Lainnya 61.973 62.073 61.211 60.553 59.864 Penduduk Usia Kerja 960.559 968.588 975.779 982.246 988.043
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat Angkatan Kerja 1.701.022 1.737.136 1.770.492 1.807.499 1.846.205 - Bekerja 1.586.007 1.622.277 1.657.490 1.695.506 1.734.323 - Menganggur 115.015 114.859 113.002 111.993 111.882 Bukan Angkatan Kerja 910.522 949.543 991.383 1.029.957 1.067.248 - Sekolah 224.868 235.343 264.606 281.829 292.999 - Mengurus Rumah Tangga 541.828 561.703 568.914 582.908 600.482 - Lainnya 143.826 152.497 157.863 165.220 173.768 Penduduk Usia Kerja 2.611.544 2.686.679 2.761.875 2.837.456 2.913.453
TPAK merupakan penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja
(AK) yaitu mereka yang bekerja dan pengangguran. TPAK Kabupaten Bogor
diprediksi berkisar antara 65 hingga 66 persen selama kurun waktu 2014-2018.
Penduduk usia kerja yang bekerja cenderung bertambah dan pengganggur
cenderung mengalami penurunan.
Hasil dan Pembahasan
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 77
Penduduk usia kerja yang termasuk dalam bukan angkatan kerja (BAK)
adalah mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. BAK Kabupaten
Bogor diprediksi berkisar 34 hingga 35 persen selama kurun waktu 2014-2018.
Tabel 3.3.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten Bogor Angkatan Kerja 65,56 65,41 65,16 65,06 65,04 - Bekerja 60,15 60,12 60,07 60,13 60,22 - Menganggur 5,42 5,28 5,08 4,93 4,82 Bukan Angkatan Kerja 34,44 34,59 34,84 34,94 34,96 - Sekolah 7,82 7,91 8,62 8,90 8,97
- Mengurus Rumah Tangga 20,86 20,81 20,36 20,13 20,01 - Lainnya 5,76 5,87 5,86 5,91 5,99 Penduduk Usia Kerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kabupaten Bogor Barat Angkatan Kerja 66,72 67,49 68,14 68,99 69,97 - Bekerja 58,56 59,40 60,24 61,22 62,25 - Menganggur 8,16 8,08 7,90 7,77 7,72 Bukan Angkatan Kerja 33,28 32,51 31,86 31,01 30,03 - Sekolah 5,67 5,56 5,91 5,91 5,75
- Mengurus Rumah Tangga 21,15 20,54 19,67 18,93 18,22 - Lainnya 6,45 6,41 6,27 6,16 6,06 Penduduk Usia Kerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat Angkatan Kerja 65,13 64,66 64,10 63,70 63,37 - Bekerja 60,73 60,38 60,01 59,75 59,53 - Menganggur 4,40 4,28 4,09 3,95 3,84 Bukan Angkatan Kerja 34,87 35,34 35,90 36,30 36,63 - Sekolah 8,61 8,76 9,58 9,93 10,06
- Mengurus Rumah Tangga 20,75 20,91 20,60 20,54 20,61 - Lainnya 5,51 5,68 5,72 5,82 5,96 Penduduk Usia Kerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2012, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) total Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 65,11 persen artinya 65,11
persen dari penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor terlibat dan berusaha terlibat
dalam kegiatan produktif menghasilkan barang dan jasa. TPAK tahun 2012 (65,11%)
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 78
mengalami peningkatan jika dibandingkan TPAK tahun 2011 (62,54%). TPAK
Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 65,11 persen atau berada di atas TPAK
Provinsi Jawa Barat (63,78%), namun masih dibawah dari TPAK Nasional (67,88%).
3.3.3. Penduduk Bekerja dan Pengangguran
Angkatan kerja terdiri atas mereka yang bekerja dan menganggur. Indikator
yang dapat diperoleh terkait dengan komponen angkatan kerja adalah tingkat
kesempatan kerja (TKK) dan tingkat pengangguran terbuka (TPT).
TKK merupakan komplemen dari TPT. Tingkat kesempatan kerja (TKK)
adalah perbandingan penduduk usia kerja yang bekerja terhadap total angkatan
kerja. TKK Kabupaten Bogor tahun 2014 – 2018 diperdiksi sebesar 91 hingga 93
persen.
Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja. Mereka yang
tergolong usia kerja yang mencari kerja digolongkan sebagai pengangguran.
Tabel 3.3.4. Prediksi Angkatan Kerja Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten Bogor Angkatan Kerja 2.341.933 2.390.804 2.435.382 2.485.185 2.537.583 - Bekerja 2.148.503 2.197.637 2.245.338 2.296.838 2.349.422 - Menganggur 193.430 193.167 190.044 188.347 188.161 Indikator - Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 91,74 91,92 92,20 92,42 92,59- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8,26 8,08 7,80 7,58 7,41
Kabupaten Bogor Barat Angkatan Kerja 640.911 653.668 664.890 677.686 691.378 - Bekerja 562.496 575.360 587.848 601.332 615.099 - Menganggur 78.415 78.308 77.042 76.354 76.279 Indikator
- Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 87,77 88,02 88,41 88,73 88,97- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 12,23 11,98 11,59 11,27 11,03
Hasil dan Pembahasan
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 79
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat Angkatan Kerja 1.701.022 1.737.136 1.770.492 1.807.499 1.846.205 - Bekerja 1.586.007 1.622.277 1.657.490 1.695.506 1.734.323 - Menganggur 115.015 114.859 113.002 111.993 111.882 Indikator
- Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 93,24 93,39 93,62 93,80 93,94- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,76 6,61 6,38 6,20 6,06
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara
penduduk usia kerja yang menganggur terhadap angkatan kerja. TPT Kabupaten
Bogor tahun 2013-2018 diprediksi mengalami penurunan hingga 7,41 persen di
tahun 2018.
3.3.4. Penduduk Bekerja dan Lapangan Usaha
Jumlah dan proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha
merupakan salah satu indikator yang digunakan melihat potensi sektor
perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Indikator tersebut juga digunakan
sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu
wilayah.
Diperkirakan empat sektor lapangan usaha masih mendominasi penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Bogor untuk periode 2014 hingga 2018 yaitu industri;
perdagangan, hotel, restoran; Jasa-jasa dan sektor pertanian.
Di Kabupaten Bogor Barat pekerja lebih banyak diserap di sektor
perdagangan, industri pengolahan, pertanian dan sector jasa. Pola yang berbeda
dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, di Kabupaten Bogor tanpa Bogor
Barat pekerja lebih banyak diserap disektor industri pengolahan, perdagangan,
jasa dan sektor pertanian.
Proporsi Pekerja di sektor pertanian di Kabupaten Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat. Sebaliknya sector industry dan
jasa proporsinya lebih tinggi di Kabupatenn Bogor tanpa Bogor Barat dibandingkan
Kabupaten Bogor.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 80
Tabel 3.3.5. Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten Bogor 1. Pertanian 278.923 280.678 282.627 281.734 281.283 2. Pertambangan & Penggalian 52.516 54.159 54.301 55.754 55.998 3. Industri Pengolahan 654.847 682.858 704.037 726.452 745.882 4. Listrik, Gas dan Air Minum 3.070 3.104 3.034 3.010 2.988 5. Konstruksi 104.851 99.291 109.570 117.524 116.890 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 564.173 578.675 597.746 611.230 623.388 7. Transportasi & Komunikasi 147.214 149.645 147.601 147.463 147.377 8. Lembaga Keuangan 48.100 49.063 53.471 56.580 59.344 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 294.808 300.164 305.802 311.376 316.271
J u m l a h 2.148.502 2.197.637 2.258.189 2.311.123 2.349.421 Kabupaten Bogor Barat
1. Pertanian 97.333 98.106 98.462 98.275 98.858 2. Pertambangan & Penggalian 32.907 33.968 33.993 34.928 35.232 3. Industri Pengolahan 124.288 129.869 133.348 137.811 142.827 4. Listrik, Gas dan Air Minum 564 572 557 553 554 5. Konstruksi 26.859 25.483 28.015 30.092 30.188 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 164.513 169.042 173.988 178.158 183.194 7. Transportasi & Komunikasi 36.147 36.813 36.172 36.191 36.487 8. Lembaga Keuangan 8.238 8.420 9.138 9.685 10.256 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 71.647 73.088 74.176 75.639 77.503
J u m l a h 562.496 575.361 587.849 601.332 615.099 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
1. Pertanian 181.590 182.572 182.748 181.926 182.425 2. Pertambangan & Penggalian 19.609 20.191 20.152 20.652 20.766 3. Industri Pengolahan 530.559 552.989 566.299 583.723 603.055 4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.506 2.532 2.458 2.436 2.434 5. Konstruksi 77.992 73.808 80.928 86.702 86.702 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 399.660 409.633 420.498 429.454 440.194 7. Transportasi & Komunikasi 111.067 112.832 110.572 110.342 110.890 8. Lembaga Keuangan 39.862 40.643 43.992 46.503 49.088 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 223.161 227.076 229.844 233.767 238.768
J u m l a h 1.586.006 1.622.276 1.657.491 1.695.505 1.734.322
Hasil dan Pembahasan
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 81
Tabel 3.3.6. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor
Barat Tahun 2014-2018
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten Bogor 1. Pertanian 17,30 17,05 16,75 16,34 16,07
2. Pertambangan & Penggalian 5,85 5,90 5,78 5,81
5,73
3. Industri Pengolahan 22,10 22,57 22,68 22,92 23,224. Listrik, Gas dan Air Minum 0,10 0,10 0,09 0,09 0,095. Konstruksi 4,77 4,43 4,77 5,00 4,916. Perdagangan, Hotel & Restoran 29,25 29,38 29,60 29,63 29,787. Transportasi & Komunikasi 6,43 6,40 6,15 6,02 5,938. Lembaga Keuangan 1,46 1,46 1,55 1,61 1,679. Jasa Sosial Kemasyarakatan 12,74 12,70 12,62 12,58 12,60
J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Kabupaten Bogor Barat
1. Pertanian 17,30 17,05 16,75 16,34 16,072. Pertambangan & Penggalian 5,85 5,90 5,78 5,81 5,733. Industri Pengolahan 22,10 22,57 22,68 22,92 23,224. Listrik, Gas dan Air Minum 0,10 0,10 0,09 0,09 0,095. Konstruksi 4,77 4,43 4,77 5,00 4,916. Perdagangan, Hotel & Restoran 29,25 29,38 29,60 29,63 29,787. Transportasi & Komunikasi 6,43 6,40 6,15 6,02 5,938. Lembaga Keuangan 1,46 1,46 1,55 1,61 1,679. Jasa Sosial Kemasyarakatan 12,74 12,70 12,62 12,58 12,60
J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
1. Pertanian 11,45 11,25 11,03 10,73 10,522. Pertambangan & Penggalian 1,24 1,24 1,22 1,22 1,203. Industri Pengolahan 33,45 34,09 34,17 34,43 34,774. Listrik, Gas dan Air Minum 0,16 0,16 0,15 0,14 0,145. Konstruksi 4,92 4,55 4,88 5,11 5,006. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,20 25,25 25,37 25,33 25,387. Transportasi & Komunikasi 7,00 6,96 6,67 6,51 6,398. Lembaga Keuangan 2,51 2,51 2,65 2,74 2,839. Jasa Sosial Kemasyarakatan 14,07 14,00 13,87 13,79 13,77
J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 82
Komposisi ini menunjukkan adanya transisi pergeseran sektor yang banyak menyerap
tenaga kerja Kabupaten Bogor dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan
jasa.
3.3.5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pendidikan
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap dunia kerja. Tingkat
pendidikan penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor masih sangat rendah.
Diperkirkan masih sekitar separuh penduduk yang bekerja berpendidikan maksimun
tamat SD. Proporsi pekerja yang berpendidikan rendah cenderung mengalami
penurunan.
Tabel 3.3.7. Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Pendidikan 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten Bogor ≤ SD 1.078.693 1.094.106 1.108.201 1.123.119 1.137.721 SLTP 442.120 455.334 469.355 484.727 500.759 SLTA 482.994 497.128 511.874 527.870 544.411 Perguruan Tinggi 144.697 151.069 155.908 161.122 166.531
J u m l a h 2.148.504 2.197.637 2.245.338 2.296.838 2.349.422 Kabupaten Bogor Barat
≤ SD 371.123 377.467 383.297 389.494 395.644 SLTP 108.679 112.283 116.077 120.247 124.618 SLTA 70.131 72.443 74.839 77.446 80.161 Perguruan Tinggi 12.563 13.167 13.636 14.145 14.676 J u m l a h 562.496 575.360 587.849 601.332 615.099
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat ≤ SD 707.570 716.639 724.904 733.625 742.077 SLTP 333.441 343.051 353.278 364.480 376.141
SLTA 412.863 424.685 437.035 450.424 464.250 Perguruan Tinggi 132.134 137.902 142.272 146.977 151.855 J u m l a h 1.586.008 1.622.277 1.657.489 1.695.506 1.734.323
Hasil dan Pembahasan
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 83
Proporsi pekerja yang berpendidikan rendah lebih tinggi di Kabupaten Bogor
Barat dibandingkan dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor barat. Sebaliknya
proporsi pekerja yang berpendidikan tamat Perguruan Tinggi lebih besar di
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dibandingkan Kabupaten Bogor Barat. Proporsi
pekerja yang berpendidikan tinggi di prediksi mengalami peningkatan.
Tabel 3.3.8. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan
Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Pendidikan 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten Bogor ≤ SD 50,21 49,79 49,36 48,90 48,43SLTP 20,58 20,72 20,90 21,10 21,31SLTA 22,48 22,62 22,80 22,98 23,17Perguruan Tinggi 6,73 6,87 6,94 7,01 7,09
J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Kabupaten Bogor Barat
≤ SD 65,98 65,61 65,20 64,77 64,32 SLTP 19,32 19,52 19,75 20,00 20,26 SLTA 12,47 12,59 12,73 12,88 13,03 Perguruan Tinggi 2,23 2,29 2,32 2,35 2,39
J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
≤ SD 44,61 44,17 43,74 43,27 42,79 SLTP 21,02 21,15 21,31 21,50 21,69
SLTA 26,03 26,18 26,37 26,57 26,77Perguruan Tinggi 8,33 8,50 8,58 8,67 8,76J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Hasil dan pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 84
3.4. KEMISKINAN
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di negara manapun termasuk di Indonesia. Kemiskinan dan
penanggulangannya telah menjadi prioritas pembangunan dan menjadi agenda
pokok yang mengerahkan berbagai sumber daya pembangunan. Pada tahun 2014
Pemerintah Indonesia menargetkan angka kemiskinan menjadi 8 - 10 persen.
Kemiskinan masih menjadi salah satu isu strategis RPJMD 2013-2018 Provinsi Jawa
Barat yaitu penanggulangan penduduk miskin.
Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat terkait dengan kemiskinan target yang
ingin dicapai pada tahun 2018 antara lain persentase penduduk miskin diturunkan
sebesar 5,0 hingga 4,10 persen, meningkatkan kemampunan daya beli sebesar Rp.
665 ribu, dan memeratakan kesejahteraan masyarakat dengan capaian indeks gini
0,30 hingga 0,35 point.
Sebagai bagian wilayah provinsi Jawa Barat kabupaten Bogorpun berupaya
mendukung program pembangunan, karenanya perencanaan dan capaian pada
tatanan kabupaten perlu ditentukan. Karena prediksi indikator terkait kemiskinan
dan kesejahteraan masyarakat perlu dihitung.
3.4.1. Prediksi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor
Kemiskinan merupakan persoalan mendasar, tidak hanya di negara maju
terlebih di negara berkembang dan terbelakang. Di Indonesia kepdulian
menurunkan kemiskinan terus diupayakan, hingga pemerintah membentuk Tim
Nasional Penanggulangan Percepatan Kemiskinan (TNP2K).
Kabupaten Bogorpun berupaya menurunkan tingkat kemiskinan.
Diperkirakan kemiskinan di kabupaten Bogor masih berkisar pada angka 9 hingga 8
persen.
Prediksi penduduk miskin periode 2013 hingga 2018 masih berada pada
kisaran angka 8 hingga 9 persen. Penurunan persentase kemiskinan dari tahun 2015
hingga 2018 sangat kecil kecuali ada upaya khusus.
Persentase penduduk miskin kabupaten Bogor sebagian besar
disumbang oleh penduduk miskin yang berada di Kabupaten Bogor Barat.
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Barat sangat tinggi. Seperlima
Hasil dan pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 85
lebih dari masyarakat yang tinggal di Kabupaten Bogor Barat merupakan penduduk
miskin.
Tabel 3.4.1. Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten
Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, 2014-2018
Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase (%)
Perubahan persentase
penduduk miskin (%) (1) (2) (3) (4)
Kabupaten Bogor 2014 470,91 9,00 0,26 2015 475,29 8,88 ‐0,12 2016 480,22 8,77 ‐0,10 2017 485,62 8,68 ‐0,09 2018 491,44 8,60 ‐0,08
Bogor Barat 2014 283,34 19,70 ‐0,22 2015 293,90 20,25 0,55 2016 296,24 20,24 ‐0,01 2017 298,16 20,22 ‐0,02 2018 300,23 20,23 0,01
Bogor tanpa Bogor Barat 2014 163,55 4,45 ‐0,14 2015 193,89 5,13 0,67 2016 189,92 4,88 ‐0,25 2017 190,34 4,76 ‐0,12 2018 187,09 4,55 ‐0,21
Prediksi penduduk miskin di Kabupaten Bogor Barat tahun 2013-2018 masih
berkisar antara 19 hingga 20 persen. Perlu upaya sangat keras untuk menggerakan
roda perekonomian Kabupaten Bogor Barat. Relatif sangat sulit untuk menurunkan
tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor Barat.
Kabupaten Bogor minus Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang
potensial industri, perdagangan dan sektor Jasa. Pusat pemerintah ada di
Kabupaten ini. Angka kemiskinan tahun 2013 hingga 2018 diperkirakan antara 4-5
persen.
Hasil dan pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 86
3.4.2.Perubahan Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor
Garis kemiskinan diperkirakan terus meningkat, hal ini diprediksi oleh
adanya inflasi. Adapun persentase perubahan garis kemiskinan diperkirakan
cenderung menurun.
Garis kemiskinan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat diperkirakan lebih
rendah dibandingkan dengan Kabupaten minus Kabupaten Bogor Barat, hal ini salah
satunya karena perbedaan pola kecukupan untuk hidup layak yang lebih tinggi di
Kabupaten Bogor minus Bogor Barat.
Tabel 3.4.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Perubahannya Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018
Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Perubahan (%)
(1) (2) (3)
Kabupaten Bogor 2014 300.119,- 7,35
2015 320.667,- 6,85
2016 341.215,- 6,41
2017 361.763,- 6,02
2018 382.311,- 5,68
Kabupaten Bogor Barat 2014 278.483,- 6,85 2015 296.346,- 6,41 2016 314.208,- 6,03 2017 332.071,- 5,68 2018 349.933,- 5,38
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 2014 303.861,- 6,71
2015 322.956,- 6,28
2016 342.050,- 5,91
2017 361.145,- 5,58
2018 386.852,- 7,12
Hasil dan pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 87
3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Bogor Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah
penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga mengarah pada
pengurangan tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Tabel 3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018
Tahun Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Bogor Bogor Barat Bogor tanpa Bogor Barat Bogor Bogor
Barat
Bogor tanpa
Bogor Barat(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2014 1,40 1,42 1,33 0,33 0,38 0,34 2015 1,43 1,46 1,33 0,34 0,34 0,33 2016 1,41 1,43 1,30 0,33 0,36 0,33 2017 1,42 1,46 1,28 0,34 0,36 0,32 2018 1,42 1,46 1,32 0,34 0,37 0,32
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase
penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman
dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah
penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi
tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat cenderung menurun. Artinya rata-rata pengeluaran penduduk
Hasil dan pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 88
miskin cenderung mendekati garis kemiskinan. Keadaan ini merupakan indikasi
bahwa dalam periode tersebut, rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung makin mendekati garis kemiskinan.
Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks
keparahan kemiskinan di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten
Bogor tanpa Bogor Barat di prediksi termasuk kategori sedang dengan kisaran 0,3.
3.4.4. Gini Ratio
Distribusi pendapatan nasional menggambarkan merata atau timpangnya
pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Distribusi
pendapatan nasional akan menentukan bagaimana pendapatan nasional yang
tinggi akan mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan
dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan
menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum.
Gini ratio merupakan salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk
mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Tingkat
ketimpangan pendapatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan dengan Bogor Barat, hal ini tercermin dari gini ratio Kabupaten Bogor
minus Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan dengan Bogor Barat. Salah satu
penyebab tingginya gini ratio di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan dengan kabupaten Bogor Barat adalah lebih heterogennya pola
kehidupan di Kabupaten tersebut.
Diprediksi gini ratio Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat masih tergolong ke dalam kategori sedang hingga tahun 2018.
Hasil dan pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 89
Tabel 3.4.4. Prediksi Gini Ratio Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Tahun Bogor Bogor Barat Bogor tanpa Bogor Barat
(1) (2) (3) (4) 2014 0,35 0,27 0,37 2015 0,35 0,30 0,36 2016 0,35 0,31 0,37
2017 0,35 0,32 0,37 2018 0,36 0,32 0,37
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 90
3.5. PREDIKSI INFLASI
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang mendapat perhatian
khusu dari pemerintah. Hal ini disebabkan inflasi merupakan salah tolok ukur
perekonomian di suatu wilayah. Pemerintah bersama Bank Indonesia setiap tahun
selalu menyusun strategi program-program makro dan mikro ekonomi untuk
menetapkan target nilai inflasi selama setahun. Data inflasi selalu dirilis setiap
awal bulan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini BPS, untuk memonitor
perkembangan inflasi di Indonesia. Hal ini disebabkan inflasi berhubungan erat
dengan daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro.
Kabupaten Bogor dalam menyusun target indikator ekonomi Kabupaten
Bogor tahun 2014-2018 memasukkan inflasi sebagai salah satu indikator yang
ditetapkan. Berdasarkan data-data time series inflasi di Kabupaten Bogor
diprediksi untuk kondisi 2014 sampai 2018.
Secara umum, inflasi tahun 2014-2018 diprediksi masih terkendali pada level
3,5-5,5 persen. Nilai ini didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Terjaganya harga bahan-bahan kebutuhan pokok makanan
Terjaganya harga-harga bahan makanan tak lepas dari upaya pemerintah
untuk memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antar
wilayah. Hal ini membuat lancarnya pasokan bahan makanan. Disamping itu,
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 91
peningkatan produksi pangan yang didukung oleh meningkatnya luas lahan
dan produktivitas pertanian turut berperan dalam menjaga stabilitas harga.
2. Relatif stabilnya kelompok harga bahan kebutuhan yang diatur pemerintah
(administered prices).
Komoditi yang termasuk dalam administered price adalah barang-barang
yang mekanisme pembentukan harganya banyak dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah. Walaupun pada periode-periode lainnya pergerakan harga
komponen ini terbentuk dari mekanisme pasar, namun pada periode
tertentu terdapat pengaruh dari kebijakan pemerintah yang berdampak
sangat signifikan terhadap pembentukan keseimbangan harga yang baru
pada komponen ini. Sehingga dalam jangka panjang, pembentukan harga
komponen ini dapat dikatakan lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah. Jika barang-barang yang termasuk golongan administered
priced (misal : BBM, Tarif Dasar Listrik, tarif air minum) relatif stabil
harganya, maka inflasi akan dapat terkendali.
3. Membaiknya ekspektasi inflasi
Ekspektasi inflasi yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk
mengalihkan aset finansial yang dimilikinya menjadi asset riil, seperti
tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya. Begitu juga sebaliknya
ekspektasi inflasi yang rendah akan memberikan insentif terhadap
masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada sektor-sektor
produktif. Ekspektasi inflasi dapat dibentuk diantaranya melalui
pengumuman kepada publik mengenai target inflasi yang hendak dicapai
dalam beberapa periode ke depan. Disamping itu, penetapan harga dan
upah cenderung mengikuti koridor target inflasi yang ditetapkan dan kurang
responsif terhadap fluktuasi inflasi sesaat. Dengan penetapan terget inflasi,
diharapkan mempengaruhi ekspektasi masyarakat yang pada akhirnya
memiliki kekuatan untuk mengendalikan infalsi sesuai target yang
ditetapkan.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 92
4. Stabilnya nilai tukar rupiah
Relatif stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan
mendorong kestabilan harga barang-barang impor. Hal ini turut berperan
untuk mngendalikan laju inflasi.
Prediksi inflasi Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 3,5-5,5 persen
per tahun dikategorikan sebagai inflasi rendah. Berdasarkan keparahannya inflasi
juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya,jika inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi tak menentu. Dengan prediksi inflasi sebesar 3,5-5,5
persen per tahun pada rentang waktu 2014-2018, diharapkan dapat menjadi
stimulus bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 93
3.6. PREDIKSI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI KABUPATEN BOGOR
Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan tujuan pemerintah.
Hakikat dari pembangunan itu sendiri adalah meningkatnya kesejahteraan
masyarakat. Kabupaten Bogor merupakan suatu wilayah dengan banyak potensi
yang dimilikinya. Salah satunya adalah potensi dalam bidang pertanian. Alam dan
iklimnya yang subur, menjadi penopang berkembangnya sektor pertanian di
Kabupaten Bogor. Peran sektor pertanian menjadi penting karena sektor ini
menjadi penopang pertumbuhan ekonomi wilayah, penyedia lapangan kerja,
penyedia kebutuhan pangan masyarakat, serta pendorong tumbuhnya sektor
industri. Akan tetapi kondisi yang terjadi sangat berbeda. Nasib petani dari hari ke
hari kian terpuruk. Tingkat kesejahteraannya tidak membaik, seiring dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang seharusnya dinikmati bersama. Posisi tawar petani
berada pada posisi yang lemah. Kebijakan pemerintah telah banyak dilakukan
namun belum mengena sasaran dan belum intensif. Akibatnya, nilai tukar produk
pertanian rendah. Peningkatan pendapatan di sektor pertanian pun termasuk
paling lambat kecuali bagi petani yang sudah menembus pasar ekspor dikarenakan
produk unggulan mereka.
Kebijakan dalam pembangunan, khususnya dibidang kesejahteraan seolah
menempatkan petani pada posisi yang diperhatikan, namun dalam kenyataan
membuktikan bahwa pertanian menjadi sektor yang inferior dalam
pengembangannya. Kondisi ini pada gilirannya akan membuat keterpurukan
pertanian yang pada akhirnya menurunkan kesejahteraan petani.
NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani
terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah
satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan
barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi
NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Dalam penyusunan target indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor, NTP
merupakan salah satu indikator yang dihitung nilainya selama lima tahun ke depan
yaitu 2014-2018. Penghitungan prediksi NTP ini berdasarkan kebutuhan
per
pre
pad
akh
men
surp
•
•
Penyusunan
encanaan
diksi NTP t
Gam
Pada Ga
da tahun 2
hirnya men
nunjukkan
plus, pend
Secara u
• NTP > 1
dengan
Harga
Pendap
• NTP = 1
tahun d
harga
barang
Perencanaa
pembang
tahun 2014
mbar 3.6.1
ambar 3.6
2014. Nila
ncapai 117
kesejaht
apatannya
umum NTP
100 berart
NTP pada
produksi
patan petan
100 berart
dasar, deng
produksiny
konsumsi.
an Target Ind
gunan yan
4-2018 disa
. Prediksi
.1 terlihat
i ini meng
,56 pada t
eraan pet
a naik dan
menghasi
ti NTP pad
a tahun da
naik leb
ni naik dan
ti NTP pad
gan kata la
ya sama
Pendapat
dikator Ekon
ng berpih
ajikan pad
NTP Kabup
t bahwa N
galami pe
tahun 2018
tani yang
pengeluar
lkan 3 pen
a suatu pe
asar, deng
bih besar
n menjadi
da suatu pe
ain petani
dengan p
tan petani
omi Kabupat
ak bagi
da Gambar
paten Bogo
NTP Kabup
eningkatan
8. Nilai NT
lebih bai
rannya lebi
ngertian :
eriode tert
an kata la
dari ke
lebih besa
eriode ter
mengalam
persentase
sama deng
ten Bogor Ta
kesejahter
3.6.1.
or Tahun 2
paten Bogo
dari tahu
TP yang be
ik karena
ih rendah.
tentu lebih
ain petani
enaikan h
ar dari pen
tentu sam
mi impas. K
e kenaikan
gan penge
Hasil dan P
ahun 2014-20
raan peta
2014-2018
or mencap
un ke tahu
erada di at
petani m
h baik dib
mengalam
harga kon
ngeluarann
ma dengan
Kenaikan/p
n/penurun
luarannya
Pembahasan
018 94
ani. Data
pai 104,60
un hingga
tas 100 ini
mengalami
andingkan
mi surplus.
nsumsinya.
ya.
NTP pada
penurunan
nan harga
.
n
Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 95
• NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan
NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan
harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga
barang konsumsinya. Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari
pengeluarannya.
Kesimpulan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 96
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kinerja perekonomian Kabupaten Bogor pada tahun 2014-2018 diprediksi
berkisar 6,07-6,21 persen. Kinerja DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi
lebih rendah dari kabupaten induknya, yaitu berkisar 5,04-5,83 persen pada
tahun 2014-2018. Kinerja perekonomian Kabupaten Bogor setelah DOB
Kabupaten Bogor berdiri diprediksi meningkat, menjadi sebesar 6,18-6,25
persen pada tahun 2014-2018. PDRB perkapita DOB Kabupaten Bogor Barat
diprediksi hanya 8,98-14,85 juta per orang per tahun. Nilai ini setara dengan
sepertiga PDRB Kabupaten Bogor. Bisa jadi, setelah pemisahan dari
induknya, DOB Kabupaten Bogor Barat menjadi kabupaten termiskin di
Provinsi Jawa Barat.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor diprediksi sebesar 2,38-2,13
persen pada tahun 2014-2018. Laju pertumbuhan penduduk DOB Kabupaten
Bogor Barat mencapai 0,93-0,59 persen pada tahun 2014-2018. Laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor setelah DOB Kabupaten Bogor
Barat berdiri menjadi 2,95-2,68 persen pada tahun 2014-2018.
3. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. TPT Kabupaten Bogor, DOB
Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten Bogor Barat
menunjukkan penurunan pada tiap tahunnya.
4. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor diprediksi sekitar 8 persen, DOB
Kabupaten Bogor Barat sekitar 20 persen dan Kabupaten Bogor tanpa
Kabupaten Bogor Barat diprediksi sekitar 4 persen.
5. Inflasi di Kabupaten Bogor selama tahun 2014-2018 diprediksi mencapai
kisaran 3,5-5,5 persen.
6. NTP di Kabupaten Bogor pada tahun 2014-2018 diprediksi antara 104,60-
117,56. Peningkatan ini menunjukkan meningkatnya kesejahteraan para
petani di Kabupaten Bogor.