Penyakit Infeksi pada Anak

Post on 09-Aug-2015

179 views 2 download

description

Penyakit Infeksi pada Anak

Transcript of Penyakit Infeksi pada Anak

PELATIHAN VAKSINOLOGI DASARUntuk Dokter Umum, Perawat, BidanPELATIHAN VAKSINOLOGI DASARUntuk Dokter Spesialis Anak

Modul Modul 11

Penyakit dan Infeksi

Introduction

The hepatitis B virus

Bordetella pertussis

The measles virus

Clostridium tetaniCorynebacterium

diphtheriae

Bakteria dan Virus

Struktur Virus

Struktur Envelope Capsid Genetic

Material

Klasifikasi Virus

DN

A

RN

A

Sin

gle

str

and

edD

ou

ble

str

and

edV

iral

en

velo

pe

Hepatitis A

Polio

Influenza

Campak

Mumps

Rubella

Herpes

Hepatitis B

Replikasi Virus

• 6 stadium– Adsorption– Penetration– Uncoating– Synthesis– Assembly– Release

Virus dan penyakitvirus mempunyai sifat

• Merusak dan menghancurkan sel– Contoh: influenza

• Mengganggu pertumbuhan sel– Contoh: congenital rubella, tumors

• Merangsang respon imun untuk menghancurkan sel yang terinfeksi– Contoh: hepatitis A

Karakteristik infeksi virus

Lokale.g. influenza, rotavirus

Replikasi virus pada portal entryGejala dan tanda lokal muncul 1-3 hari pasca infeksi

Menyeluruhe.g. measles

Virus menyebar menginfeksi organ dan jaringan seluruh tubuh Gejala dan tanda umum muncul dalam 1-3 minggu

Bakteria

• Struktur

Deskripsi umum

Dinding sel

Material genetik(DNA)

Ribosom

Sitoplasma

Membran sel

Struktur dan klasifikasi

Bentuk-bentuk sel bakteri

BENTUK NAMA CONTOH

Borrelia burgdorferiSpiroketa

Bordetella pertussisKokobasilus

Staphylococcus aureusStreptococcus pneumoniaeNeisseria meningitidis

Kokus

Corynebacterium diphtheriaeClostridium tetaniHaemophilus influenzae

Basil

Struktur dan klasifikasi

Dinding sel

Gram-positif

Peptidoglikan

Membran sitoplasma

Gram-negatif

Membran luar

BAKTERI

• Replikasi• Binnary fission• Pembentukan spora

Replikasi Bakteria

virus

DNA Virus

Perbaharui

Multiplikasi Bakteria

Binary fission

Multiplikasi Spora

Formasi Germinasi

Bakteri dan penyakitBakteria mempunyai sifat

• Daya invasif• Kemampuan untuk berkembang biak dan

menyebar secara cepat dalam tubuh• Memproduksi toksin

– Eksotoksin– Diekskresi selama tumbuh– Protein, mempunyai efek spesifik

– Endotoksin– Dilepaskan pada saat bakteri mati– Komponen sel dengan aksi non spesifik

• Gejala dan tanda• Gejala spesifik: gambaran klinik karakteristik• Gejala non spesifik

– Bergantung kepada tempat infeksi – Gejala sama bisa disebabkan bakteri yang berbeda

EPIDEMIOLOGI

• Sumber infeksi– Eksogen

• Manusia lain• Binatang• Gigitan Serangga• Tanah• Makanan dan minuman• Obyek (barang)• Nosokomial

– Endogen– Oportunistik

• Transmisi– Inhalasi– Ingesti– Kontak langsung – Metode lain

• Seksual• Perkutaneus atau parenteral• Transplasental

EPIDEMIOLOGI

Anti mikroba dapat mengobati berbagai penyakit infeksi, tetapi dapat berakibat

PENGOBATAN

• Apabila tidak tepat akan tidak efektif• Efek samping

• Mengubah flora normal tubuh

Memerangi Penyakit Infeksi

• Pencegahan lebih baik daripada mengobati– lebih mudah– lebih nyaman– lebih murah– lebih efektif mengendalikan penyakit

• Pengendalian lebih baik dari pada pengobatan

• Impak vaksinasi

Host(Penjamu)

AgenPenyebab

Environment(Lingkungan)

Pengendalian infeksi

Pengendalian infeksi

Peng

enda

lian

infe

ksi

• Nutrisi• Vaksinasi• Pelindung• Cuci tangan

• Manajemen lingkungan (Biol/Non biol)• Limbah

• Aseptik• Antibiotika• Eradikasi

Agen

Sakit Kebal

SembuhCacad Mati

Vaksinasi

Tidak Kebal

AntigenAntigen

Sistim imunSistim imun

HumoralHumoral SelulerSeluler

KekebalanKekebalan

VAKSIN

IMMUNOGENESITAS

EFIKASI

REAKTOGENESITASKIPI

REAKTOGENESITSSKIPI

• Tak ada obatnya• Fatal• Kecacatan• Melibatkan banyak

Vaksin Laboratorik Lab.Hewan Uji klinik

AMAN!Komunitas

KATA KUNCI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

VAKSINASI

• Pencegahan untuk penyakit yang tak ada obatnya, mematikan, dapat menimbulkan kecacatan serta melibatkan orang banyak

• Merupakan strategi global• Aman• Terkait dengan hukum• Bertujuan se-mata-mata untuk

kesehatan masyarakat

JENIS VAKSIN

Vaksin Bakteria) “Live attenuated

vaccines” (dilemahkan): BCG

b) “Killed vaccines” (yang dimatikan): Pertusis, Typhoid, Cholera

c) Toxoids: Diphtheria, Tetanus

d) Polysaccharide vaccines:Meningococcal A + C, Pneumococal

Vaksin Virusa) “Live attenuated

vaccines”: Polio oral, Rubella, Campak, Mumps, Yellow fever

b) “Completely inactivated vaccines”: Influenza, Polio injeksi, Rabies

c) “Inactivated vaccines” dengan fraksi antigen:Hepatitis B

Faktor yang mempengaruhi efektifitas vaksin

• Adanya antibodi maternal (Ibu)• Antigenesitas vaksin

– Dosis– Cara pemberian– Cara penyimpanan & transport– Ajuvan yang dipakai

• Kondisi penjamu (host)– Genetik– Status gizi– Status kesehatan (gizi)

Vaksin yang ideal

• Antigenesitas tinggi• Pemberian cukup sekali• Tidak ada KIPI• Memberikan kekebalan 100%• Ditujukan sekaligus untuk banyak penyakit

(KOMBO)

Masih jauh!

Pemberian lebih dari 1 vaksin

• KOMBO: sekaligus dari satu alat suntik di satu tempat ditubuh.

• Simultan: Diberikan ditempat yang berlainan, atau dengan cara pemberian yang berbeda!

Vaksinasi pada penderita alergi

• Jangan diberikan saat dalam fase aktif• Hati-hati dengan vaksin yang

mengandung antibiotika!• Vaksin yang dibuat dengan memakai

embrio telur sebaiknya diberikan secara hati-hati kepada mereka yang alergi telur

• Kalau perlu dapat dilakukan tes sensitivitas!

Vaksin yang dibuat dengan memakai embrio telur/ayam

• Vaksin influenza• Vaksin yellow

fever• Vaksin campak• Vaksin mumps

Vaksin yang aman selama masa kehamilan

• Tetanus• Influenza• IPV• Cholera

Vaksin yang dilarang selama masa kehamilan

• OPV• Cacar• Rubella

Vaksin yang sebaiknya tidak diberikan pada masa kehamilan

• BCG• Pertusis• Diphtheria• Campak• Meningcocus

• Pneumococcus• Yellow fever• Rabies• Mumps

Vaksin v/s Antibodi

Vaksin Antibodi

Imunisasi aktif Imunisasi pasip

Pertahanan yan didapat dari dalam sendiri

Pertahanan didapat dari luar

Untuk pencegahan (sebelum terpapar)

Untuk pengobatan (sesudah terpapar)

Onset: 2 minggu Cepat (jam)

Efeknya lama (tahun) Efeknya sebentar (minggu)

Vaksinasi

• PPI– BCG– DTP– POLIO– CAMPAK– HEPATITIS B

• Yang dianjurkan– HIB– MMR– HEPATITIS A– THYPHUS– INFLUENZA– IPD– ROTA VIRUS

• Penyakit yang susah diobati• Penyakit yang berbahaya (angka kecacatan kematian tinggi)• Penyakit yang mudah menular

Diphtheria

• Daya tular tinggi

• Disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae

• Sumber infeksi hanya manusia

• Ditularkan melalui aspirasi napas atau bahan eksudat dari lesi di kulit

• Penyakit jalan napas atas

• Mortalitas tingi pada anak/manula

Corynebacterium diphtheriae

Perjalanan penyakit Diphtheria

Tertular penyakit

Gejala awal● Gelisah● Aktifitas menurun● Bintik eksudat di pharynx

Gejala akut● Membran tebal berwarna abu-abu di pharynx● Pembengkaan dan pengerasan kelenjar limfe di leher● Peradangan dan pembengkaan jaringan lunak di

sekitar pharynx nampak sebagai “bull-neck”● Nadi cepat

Membran menghilang, gejala infeksi akut mereda

Penyembuhan

Hari-bulan

masa inkubasi 1-5 hari

2–3 hari

7 hari

Komplikasi

Kematian pada 3,5–12% kasus

Tetanus

• Tidak mudah meluas (Non-communicable)

• Penyebab: Clostridium tetani

• Sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

• Kondisi khusus: kejang khusus

• 1 juta kasus/tahun

• Mortalitas dinegara sedang berkembang sangat tinggi (termasuk 10 penyebab kematian tertinggi)

Clostridium tetani

Perjalanan penyakit Tetanus

Tertular penyakit

Gejala awal● Kelemahan umum● Sakit leher● Kekakuan (kejang) otot● Neonatus sering menangis dan tidak mau mengisap

Kejang otot meningkat dan melibatkan● Flexi sendi siku dan pergelangan tangan● Extensi kaki

Gejala sisa kelemahan dan kekakuan

Penyembuhan

● Kematian pada bentuk ringan dan sedang 10%● Pada dewasa yang berat kematian:> 50%● Pada neonatus yang berat kematian: > 90%

1–2 bulan

Masa inkubasi (pada umumnya <14 hari)

Masa onset (1–4 har)

1–2 minggu

Kematian

Pertusis

• Sangat menular, melalui saluran napas

• Penyebab Bordetella pertussis

• Penularan melalui kontak penderita yang batuk

• Angka kesakitan meningkat pada bayi yang belum mendapatkan vaksinasi

• Penyebab kesakitan dan kematian yang cukup berarti di negara berkembang

Bordetella pertussis

Pertussis

Masa inkubasi (7–20 hari)

Pemulihan Komplikasi

Mati (0.04–1%)

Infeksi

Stadium paroksismal

Stadium catarrhal

1–2 minggu

2–6 minggu

Sembuh (99%)

Komplikasi Pertusis

• Infeksi sekunder jalan napas (pneumonia)

• Akibat batuk yang keras

– Conjunctivitis

– Perdarahan hidung

– Hernia

– Atelektasis

• Komplikasi SSP (mulai dari kejang ringan – koma dengan kerusakan otak yang permanen)

• 87% kematian pada bayi dibawah 2 tahun

Epidemiologi Pertusis

• 40 juta kasus/tahun

• 360,000 kematian/tahun

• Th 1970 terdapat peningkatan angka kesakitan karena penurunan cakupan

• Anak remaja dan dewasa sering menjadi reservoir bagi bayi muda

CAMPAK

• Gejala prodomal: panas, conjunctivitis, koriza, batuk, dan Koplik spots.

• Hari ke 3-7: bercak makulopapular, berawal di daerah muka

• Komplikasi: diarrhea; otitis media dan pneumonia (5%-10%); encephalitis (1 per 1000 kasus), nephritis, myocarditis

• Pada bayi dan ank lebih berat;

Virus Campak

• Famili Paramyxoviridae

• Hanya 1 tipe antigenik

• Virus cepat mengalami inaktivasi karena pemanasan dan cahaya

Cara penularan

• Reservoir: manusia

• Penularan: droplet atau kontak, melalui sekresi nasal/tenggorok; jarang melalui „ air-borne“

• Masa inkubasi: 8-13 hari (rata-rata 10 hari)

Kontraindikasi and Perhatian khusus

• Reaksi alergi berat terhadap komponen vaksin atau pengalaman vaksin sebelumnya

• Infeksi akut yang sedang atau berat

• Kehamilan

• Immunosuppressi

• Penderita HIV dianjurkan diberi vaksinasi (penderita HIV yang terkena campak sering fatal) terkecuali pada anak dengan imunokompremais yang berat (CD4+ T-lymphocyte rendah)

Mumps (Gondongen)

Vaksin Campak/MMR danAlergi telur

• Vaksin Campak (dan MMR) dibiakkan dalam media fibroblast embrio ayam atau sel diploid dari sel manusia

• Dari penelitian terbukti tetap aman bagi mereka yang alergi telur

• Mereka yang alergi telur dan tidak pernah menderita anafilaksis tetap dapat diberi vaksinasi

Immunogenisitas, Efikasi, ReaktogenesitasVaksin campak

• 95-98% penerima vaksin akan mendapat kekebalan setelah 1 dosis

99% akan mendapatkan kekebalan setelah pemberian vaksinasi 2 kali dengan interval 4 minggu

• Lama kekebalan: seumur hidup setelah 2 dosis

• Negara yang melaksanakan vaksinasi campak 2 kali dengan cakupan 95% dapat mendekati kondisi bebas campak

• Reatogenisitas and komplikasi: – 5-15% demam; 5% bercak dikulit

Poliomyelitis

• Sangat infeksius

• Penyebab: enterovirus

• Sering pada anak usia muda

• Virus menyebar melalui kontak dengan Polio virus

Perjalanan Poliomyelitis

• Virus Polio masuk kedalam tubuh melalui mulutdan bereplikasi dalam pharynx/gastrointestinal

• Perjalanan penyakit bervariasi tergantung dari berat ringannya penyakit:

– Sebagian besar kasus ditandai dengan panas dan nyeri telan serta mual (pada umumnya menghilang dalam 1-3 hari)

– Sampai sekitar 2% dari penderita virusnya masuk kedalam otak dan sumsum tulang belakang, dapat menyebabkan berbagai kelainan neurologis.

– 0.1-2% dari kasus menyebabkan polio paralitik(kelainan yang paling serius)

Hepatitis B

• Seluruh dunia diperkirakan melibatkan sekitar 2 trilliun orang

• Disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV)

• HBV ditularkan melalui atau cairan tubuh

• Sebagian besar kasus tak dapat diobati

• Setiap tahun sekitar 1-2 juta orang meninggal terkait dengan HBV

Konsekuensi infeksi virus B

Infeksi

Inkubasi

Infeksi Subklinik asimptomatik

Karier kronik

Reaktifasi HepatitisKronik

persisten

Infeksi klinik (ikterik/ anikterik)

simptomatik

Sembuh dan kebal

HepatitisFulminan

Meninggal

Karsinoma Serosis

HepatitisKronikAktif

Sembuh dan kebal

Meninggal

Perjalanan Hepatitis B

INFEKSI DEWASA80% ASIMPTOMATIK20% HEPATITIS AKUT1% FULMINAN

95%

5%

INFEKSI ANAK95% ASIMTOMATIK4% HEPATITIS AKUT1% FULMINAN

95%

5%

KARIER KRONIK dan Serosis

Sembuh

Sembuh

KarsinomaHepatoSeluler

0.5% infeksiDewasa

Sampai 40%anak yang terinfeksiLaki > Peremp

Transfusi, Resipien transplan

Kekerasan seksual

Petugaskesehatan

Bayi (vertikal)

Pemberian obatIntravena

TPA/Asrama

Penularan dari Hepatitis B

Perjalanan infeksi HBV kronik

Infeksi akut

KarierKarierKronikKronik

ResolusiResolusi(pulih)(pulih)

HepatitisKronik

StabilStabil

ProgressionProgression

serosis

SerosisSerosisTerkompensasiTerkompensasi

Karsinomahepatosel Mati

Adapted from Feitelson, Lab Invest 1994

SerosisSerosisterkompensasiterkompensasi

(Mati)(Mati)

PELATIHAN VAKSINOLOGI DASARUntuk Dokter Umum, Perawat, BidanPELATIHAN VAKSINOLOGI DASARUntuk Dokter Spesialis Anak

Haemophilus Haemophilus influenzaeinfluenzae

(tipe b) (tipe b)

Beban penyakit Hib

• Haemophilus influenzae patogen yang sering

• Penyebab infeksi dan mortalitas yang sering pada anak

• Hib merupakan 95% dari penyebab infeksi serius akibat Haemophilus

• Cara penularan terutama melalui jalan napas

Haemophilus influenzae

Manifestasi klinik penyakit akibat invasi Hib

8%

6%

7%

7%

8%

64%

Empyema osteomyelitis pericarditis cellulitis etc

Bacteraemia

Septic arthritis

Epiglottitis

Pneumonia

Meningitis Hib

IPD

IPD (Invasive Pneumococcal Disease)adalah sekelompok penyakit seperti;• Radang paru (Pneumonia)• Radang selaput otak (Meningitis)• Infeksi darah (Bakteremia)

Apakah penyebab IPD ?

Penyebab IPD (Invasive Pneumococcal Disease) adalah bakteri bernama :

• Streptococcus pneumoniae (Pneumokokus), terdiri atas 90 strain kuman

• Ditemukan secara normal pada daerah hidung & tenggorokan

• Cepat menyerang kedalam sirkulasi darah pada bayi hingga anak usia 2 tahun

Streptococcus pneumoniaeStreptococcus pneumoniae

Cara penularan Streptococcus pneumoniae

• Penularannya melalui percikan ludah (udara ) pada saat kita bersin, batuk atau berbicara

• Dan akan lebih mudah menyebar pada keadaan :– hunian yang padat – pergantian cuaca – musim hujan– penderita ISPA

Adanya bakteri dan kemungkinan akibatnya:

Bakteri masuk dalamtubuh manusia

Memicu kehadiran sel-sel pertahanan tubuh

Dicoba untuk dihancurkan tetapi sering gagal

Bakteri menetap dan bertambah banyak dengan tiadanya respons imun dengan gejala penyakit yang jelas

Radang Paru ( Pneumonia )

• Gejala : tiba-tiba panas tinggi, menggigil, sakit dada, batuk berdahak, pusing, jantung berdetak cepat, lesu dan lemas.

• Kadang-kadang disertai mual, muntah dan sakit kepala.

• Angka Kematian : 5 – 7 %

Merupakan IPD yang paling sering terjadi

Infeksi Darah ( Bakteremia )

• Merupakan kelanjutan dari Pneumonia

• Lebih dari 50.000 kasus per tahun • Angka kematian : 20%

Radang Selaput Otak ( Meningitis )

• Biasanya dimulai dari pneumonia

• Gejala : sakit kepala, muntah, gelisah, panas dan leher kaku, lalu kejang dan koma

• Kematian mencapai 30%• Bila sembuh sering

meninggalkan gejala sisa, cacat ataupun saraf terganggu

Lumbal Pungsi

Infeksi SINUSITIS

Merupakan Penyakit Non-invasive Pneumokokal

Infeksi Telinga Tengah

Merupakan Penyakit Non-invasive Pneumokokal

Pengobatan

• Bakteri Streptococcus pneumoniae pada dasarnya dapat dimatikan dengan pemberian antibiotik

• Namun, akhir-akhir ini ditemukan bahwa bakteri ini mulai kebal terhadap banyak antibiotik sehingga menyulitkan pengobatan

Pencegahan

•Hidup sehat …•Vaksinasi untuk mencegah

berkembangnya bakteri Streptococcus pneumoniae di tubuh anak-anak kita

Vaksin pneumokokkus

• Menyebabkan kekebalan terhadap 7 serotip kuman Streptococcus pneumoniae

• Proses pembuatan vaksin lebih lama dan rumit

• Tujuan akhir menimbulkan kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan kuman Streptococcus pneumoniae, khususnya IPD (pneumonia, bakteremia, meningitis)

Skema vaksinasi untuk vaksin pneumokok (PCV7)

Interval dosis adalah 4 - 8 mgg dan dosis ke-4 setidak-tidaknya 2 bulan setelah dosis ke-3

* 2 dosis setidaknya diberi selang 4 mgg, dosis ke-3 setelah

ulang tahun pertama, selang 2 bln dari dosis ke-2

2 dosis setidak-tidaknya terpisah 2 bulan

Kesimpulan

• IPD adalah penyakit yang dapat menimbulkan kematian atau bila sembuh dapat menyebabkan cacat.

• IPD sebaiknya dicegah dengan pemberian vaksin sedini mungkin.

HAV

• Scourge of military campaigns in antiquity

Patologi

• Virus RNA • Masa inkubasi ~ 4 – 6 minggu• Anti-HAV (IgM) terdeteksi pada fase

akut• Anti-HAV (IgG) muncul kemudian

setelah masa penyembuhan

Epidemiologi

• Cara penularan melalui Tinja - mulut• Mengkonsumsi air / makanan yang

tercemar dengan tinja• Di negara berkembang sering

menimbulkan kekebalan alamiah

Kelompok beresiko – dianjurkan pemberian vaksin

• Pelancong• Anak dan petugas TPA• Anggota tentara• Pekerja/pelopor perdamaian• Homosexual• IVDA• Pedagang makanan• Petugas/pengasuh anak

cacad• Penerima organ

transplantas• Penerima donor darah

• Petugas lab.• Peneliti Hepatitis A • Petugas kesehatan• Petugas sampah• Penderita hepatitis

kronik

Gejala klinik

• Pada umumnya gejala klinik ringan– Mortalitas ~0.2% di A.S.

• Pada anak sering tanpa gejala, pada orang dewasa lebih sering (70%)

• Kemungkinan menjadi hepatitis fulminan 1% – Bertambah sesuai usia– Bertambah kalau sudah deidasari

penyakit hepar lain

• Pencegahan– Vaksin – HAV inaktif (dilemahkan– Diberikan >2 tahun– 2 dosis, berjarak 6 bulan

• Pengobatan– Suportif

• Istiraha, pemberian cairan dan nutrisi yang cukup

– Immune serum globulin• Pada kontak dekat atau intim

Vaksin Cacar Air (Chickenpox )

• Biasanya ringan, dapat berat• Penularan dapat melalui: udara,

kontak dengan cairan vistula• Dapat infeksi kulit yang meluas,

dengan keloid, kerusakan otak, meninggal.

• Angka kesakitan dan kematian cukup tinggi (di AS 100 anak/th)

Kesimpulan dan saran

1. Semua penyakit sebenarnya dapat dicegah (non-spesifik!)

2. Pencegahan spesifik dengan vaksinasi belum dapat diberikan pada semua penyakit

3. Vaksinasi terutama untuk penyakit yang mematikan, cacad, tak ada obatnya

4. Kekebalan yang ditimbulkan dipengaruhi banyak faktor!

5. Vaksinasi merupakan kebijakan global