Post on 15-Mar-2019
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CUACA
MELALUI MEDIA FILM (YOUTUBE)
PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN
KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
NUZA MURTIANA HADI
NIM 12509002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
ين عن ابن عباس رضي هللا عنه قال : قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم : من يرد هللا به ه ي اده ا يه يرا
و انما ادعلم باادتعلم ...... )رواه ادبخارى(
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang
dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan
sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nur Hadi dan Ibunda Nur Rotiah
yang selalu mendoa’akan dan memberi semangat dan kasih sayangnya,
terima kasih atas segalanya hingga aku bisa meraih gelar SI seperti yang
kalian harapkan selama ini.
Suamiku tercinta Rizki Putu Wijanarko dan anakku Leyna Mikayla
Wijanarko yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa untuk
penulis.
Kakakku Hariyuda Lestari yang telah banyak memberikan bantuan
kepada penulis.
Adikku tersayang Nafadiah Khoirina Hadi dan Namira Bela Alfatasya
Hadi, yang selalu membuat hidupku lebih berarti dengan canda tawa kita,
tangis kita dan harapan-harapan kita.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT. Hanya dengan kehendaknya
segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatnya, dan semua Umat Islam yang Mengikutinya.
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis skripsi dengan judul :
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Cuaca Melalui Media Film (Youtube)
Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2015/2016 ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhitung kepada
pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.
Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya
dan untuk pembaca pada umumnya.Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini
tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas
segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada
:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
vii
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Wahidin, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran sampai
terselesaikannya skripsi ini.
5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga.
6. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang
telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah membantu
penulis dalam pengumpulan data.
8. Teman-teman kampus dan semua pihak yang telah membantu penulis
menempuh studi di IAIN Salatiga sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak
terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 10 Agustus 2016
Penulis
Nuza Murtiana Hadi
NIM. 12509002
viii
ABSTRAK
Hadi, Nuza Murtiana. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Cuaca
Melalui Media Film (Youtube) Pada Siswa Kelas III Mi Ma’arif
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Wahidin, M.Pd.
Kata kunci:Prestasi belajarIPA dan Media Film.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwarendahnya
prestasi belajar siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu guru
diharapkan mencoba suatu media yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Media pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa adalah media film.Masalah utama yang ingin dijawab dalam
penelitian ini adalah apakah melalui media film (youtube) dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA materi cuaca pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran2015/2016?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan media film (youtube).
Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun dengan
materi pokok cuaca. Data dalam penelitian ini diambil melalui observasi sikap
belajar siswa pada saat proses pembelajaran dan nilai tes untuk mengetahui prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui, dengan
menggunakan media film pada pokok bahasan materi cuaca dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa yang ditunjukkan peningkatan pada hasil post test siklus I
sebanyak 80%. Dan peningkatan pada hasil post test siklus II sebanyak 94%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media film (youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI
Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016,
sehingga pengembangan pembelajaran IPA dengan media film (youtube)
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL …………………………………………………………………...
LEMBAR BERLOGO ……………………………………………………..
JUDUL ……………....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... Iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Hipotesis Tindakan ............................................................. 5
E. Kegunaan Penelitian ........................................................... 6
F. Definisi Operasional ........................................................... 7
G. Metode Penelitian ............................................................... 8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................. 14
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 16
A. Prestasi Belajar IPA ............................................................ 16
1. Pengertian Belajar …………......................................... 16
x
2. Motivasi Belajar.....................................……………… 19
3. Prinsip – Prinsip Belajar………............................…... 21
4. Prestasi Belajar ............................................................ 24
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ..................................... 25
B. Media Pembelajaran ........................................................... 34
1. Pengertian Media Pembelajaran .................................... 34
2. Macam-macam Media Pembelajaran............................. 36
3. Kriteria Pemilihan Media............................................. 37
4. Tujuan dan manfaat Penggunaan Media.............. 38
5. Media Film .................................................................... 43
C. Hubungan Media Film dan Hasil Belajar IPA .................... 37
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN .............................................. 46
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Kutowinangun .................... 46
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................ 51
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.......................................... 56
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 61
A. Hasil Penelitian ………………………............................... 61
1. Hasil Penelitian Siklus I.....…………………………… 61
2. Hasil Penelitian Siklus II....…………………………… 64
B. Pembahasan ........................................................................ 67
1. Pembahasan Siklus I dan Siklus II...…….…………… 67
BAB V : PENUTUP .................................................................................. 71
A. Kesimpulan ......................................................................... 71
B. Saran ................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 74
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Daftar sarana ruang.................………………………….. 49
2. Tabel 3.2 : Sarana/Media pembelajaran………………...................... 49
3. Tabel 3.3 : Daftar siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun............ 50
4. Tabel 3.4 : Daftar guru MI Ma’arif Kutowinangun…........………… 51
5. Tabel 4.1 : Rekapitulasi observasi siswa siklus I.................………... 62
6. Tabel 4.2 : Daftar nilai dan rata-ratapost test siklus I........................ 63
7. Tabel 4.3 : Prosentase nilai pos tes siklus I......................................... 64
8. Tabel 4.4 : Rekapitulasi observasi siswa siklus II…........................... 65
9. Tabel 4.5 : Daftar nilai dan rata-ratapost test siklus II.......................
66
10. Tabel 4.6 : Peningkatan dari siklus I dan siklus II dalam %............... 67
11. Tabel 4.7 : Hasil nilai post test siklus I dan siklus II…….................. 68
12. Tabel 4.8 : Rekapitulasi prosentase kenaikan prestasi belajar siswa... 70
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 : Sistem pengembangan pembelajaran yang
menampilkan guru, siswa, dan media ………………....
4
2. Gambar 1.2 : Tahap-tahap penelitian tindakan kelas ……………….. 9
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Silabus
2. Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
3. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
4. Lampiran 4 : Lembar Observasi Siswa
5. Lampiran 5 : Lembar Observasi Guru
6. Lampiran 6 : Soal Pos Tes
7. Lampiran 7 : Lembar T Tabel Signifikansi
8. Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
9. Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Skripsi
10. Lampiran 10 : Surat Permohonan Ijin Penelitian
11. Lampiran 11 : Surat Keterangan Penelitian
12. Lampiran 12 : Nilai SKK Mahasiswa
13 Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di madrasah
ibtidaiyah menuntut peran guru, terutama dalam proses pembelajaran agar
siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar dapat
diartikan sebagai interaksi antara siswa dengan bahan ajar. Dalam proses
pembelajaran seorang guru yang menyampaikan materi ajar hanya melalui
metode ceramah dan tekstual, dimungkinkan siswa mampu menyajikan tingkat
hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya. Tetapi pada
kenyataannya siswa tidak memahaminya secara mendalam materi ajar yang
diterimanya.
Siswa sering memiliki kesulitan untuk memahami suatu materi ajar
apabila pengalaman belajar yang diberikan hanya sebatas mendengarkan
ceramah guru dan sesuatu yang abstrak, karena tidak semua materi ajar tepat
disajikan melalui metode ceramah. Siswa terkadang beranggapan bahwa apa
yang mereka pelajari dalam proses pembelajaran tidak ada hubungannya sama
sekali dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar dari
siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut dipergunakan atau dimanfaatkan dalam
kehidupannya.
3
Penyampaian materi ajar akan berbeda jika dilakukan dengan
kontekstual. Siswa akan memiliki pengetahuan dan pengalaman belajar yang
lebih bermakna. Siswa juga akan mampu mengaitkan apa yang mereka pelajari
dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena yang siswa
butuhkan adalah bagaimana dapat memahami materi ajar yang berhubungan
dengan kehidupannya.
Tujuan pengajaran IPA salah satunya adalah agar siswa memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
(Depdiknas, 2008: 148). Apabila dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak
menggunakan media pembelajaran, maka sulit bagi siswa untuk menyerap
konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak pada
kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta
didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri
yang difasilitasi oleh guru (Depdiknas, 2008: 147). Pada standar kompetensi
memahami kenampakan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam, sudah
sangat jelas bahwa kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan
memahami kenampakan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Pada
4
kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
diperlukan suatu proses pengalaman belajar yang tidak hanya sekedar disajikan
melalui metode ceramah.
Peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna sangat diperlukan. Bagaimana seorang guru menemukan cara
terbaik untuk menyampaikan bahan ajar, sehingga siswa dapat memahami dan
mengingatnya lebih lama serta mampu mengkaitkannya dengan kehidupan
nyata. Pengalaman belajar yang dimiliki siswa merupakan bagian yang saling
berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Semua itu
merupakan tantangan yang dihadapi guru untuk menyajikan materi ajar dengan
lebih bervariasi, inovatif, dan kontekstual.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berusaha mencari
pemecahannya dengan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar IPA Materi Cuaca melalui Media Film (Youtube) pada Siswa
Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2015/2016”. Dalam kaitannya dengan model sistem pengembangan
pengajaran, interaksi guru dan siswa dengan menggunakan media dan sumber-
sumber belajar siswa (yang pada hakekatnya juga media) dapat digambarkan
sebagai berikut :
5
Gambar 1.1 Sistem Pengembangan Pembelajaran yang menampilkan
guru, siswa, dan media (Depdiknas, 2003: 5)
Media film (audio visual) dapat digunakan untuk memperkenalkan
para siswa mengenai pengalaman-pengalaman visual dan audio dengan tujuan
membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Pengetahuan yang didapat dari ini
sangat membantu untuk memahami suatu konsep mengingat telah adanya
motivasi pada diri siswa.
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran mempunyai peranan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Manfaat media pembelajaran dalam
proses pembelajaran menjadi semakin disadari para guru sebagai salah satu
alternatif penting untuk membantu siswa memahami apa yang disampaikan.
Media pembelajaran memberi variasi penyampaian materi bagi guru karena
tidak sekedar ceramah. Sedangkan bagi siswa merupakan daya tarik yang dapat
memberikan motivasi dan kesamaan dalam pengamatan. Selain itu media
memiliki fungsi sebagai duplikat benda asli dan viusalisasi benda abstrak
(Wibowo, 2002: 12-13).
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah
penelitian tindakan ini adalah “Apakah melalui media film (youtube) dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA Materi Cuaca pada siswa kelas III MI
Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media film
(youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III MI
Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan jawaban bersifat
sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui bukti yang
terkumpul (Arikunto, 1999: 67) , hipotesis penelitian ini adalah melalui media
film (youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi cuaca pada
siswa kelas III MI Ma’arif Kutowingun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2015/2016.
7
E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat yang berarti. Manfaat dapat dilihat dari sifat dan sasarannya. Dari segi
sifat, manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat prkatis. Dari
sisi sasaran, manfaat dapat tertuju kepada guru, murid, pengelola sekolah,
bahkan orang tua siswa atau masyarakat umum (Syarifah, Doyin, 2008: 33).
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk
mengembangkan media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses
pembelajaran.
2) Membantu siswa mengaitkan materi ajar dengan lingkungan dan
kehidupan sehari-hari.
3) Meningkatkan penguasaan kompetensi yang harus dikuasai.
b. Bagi Guru
1) Memiliki metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada
kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan
cuaca.
2) Meningkatkan kinerja guru.
8
3) Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan
permasalahan berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di sekolah.
2) Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan
maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian ini,
maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum di dalamnya.
1. Peningkatan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005: 1198) peningkatan
adalah proses, cara, usaha, perbuatan menaikkan atau mempertinggi untuk
mencapai suatu maksud.
2. Prestasi Belajar IPA
Dalam dunia pendidikan hasil atau prestasi belajar adalah suatu hasil
yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka
memperoleh sesuatu perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, maupun perubahan sikap. Jadi hasil belajar IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa dalam
pembelajaran materi IPA.
9
3. Media Film
Media film merupakan media pembelajaran audio visual. Film sebagai media
pembelajaran adalah film yang bersuara, memiliki gambar dan suara (Asnawir dan
Usman, 2002: 11). Yang dimaksud adalah film untuk pelajaran, penerangan, atau
penyuluhan IPA (film pendidikan). Media film yang dimaksud oleh peneliti adalah
Youtube. Youtube adalah situs web yang menyediakan berbagai macam video klip
sampai film, serta video-video yang dibuat oleh pengguna youtube sendiri.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Berdasarkan fenomena di atas, penelitian termasuk dari jenis
penelitian tindakan kelas. Penulis mengadakan penelitian tindakan kelas ini
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kompetensi dasar
jenis-jenis cuaca pada siswa kelas III MI a’arif Kutowinangun Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
Terdapat empat tahap yang digunakan secara sistematis dalam
prosedur penelitian dan diterapkan dalam masing-masing siklus. Adapun
kempat tahapan tersebut pada setiap siklus yaitu perencanaan (planning),
tindakan (action), obervasi (observation), dan refleksi (reflection). Untuk
memperjelas prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan
sebagai berikut:
10
Gambar 1.2 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008: 74)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah 24 siswa
Tahun Pelajaran 2015/2016. Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena di
kelas III MI Ma’arif Kutowinangun siswa-siswinya menyukai gambar atau
film sebagai media pembelajarannya. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu
oleh guru yang mengampu kelas 3 sebagai kolabolator yaitu Ibu Siti
Zumrotun. Dengan demikiaan diharapkan dapat membantu kelancaran
Perencanaan
tindakan II Pelaksanaaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data II
Refleksi II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Siklus II
Permasalahan Perencanaan tindakan
I
Pelaksaan tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan data I Refleksi I
Permasalahan
baru hasil refleksi
Siklus I
11
penulis dalam memperoleh data yang diperlukan dan mengadakan
perbaikan.
3. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2015/2016, di mulai pada bulan April sampai bulan Juni 2016.
4. Langkah-langkah
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian meliputi merencanakan tindakan yaitu
pembelajaran dengan media film (audio visual), merencanakan
observasi atau pengamatan, merencanakan refleksi, analisis, dan
keputusan.
Proses penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan 2 jam
pelajaran (2 x 35 menit). Terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan,
tindakan, observasi I (pengamatan), dan refleksi.
Pada tahap perencanaan dilaksanakan berdasarkan refleksi awal
sebelum melakukan penelitian. Hasilnya dalam memahami tingkat
penguasaan kompetensi siswa dalam pembelajaran tergolong cukup
baik. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan I yang diawali
dengan:
1. Pembuatan rencana pembelajaran sebagai dasar untuk memecahkan
segala permasalahan yang ditemukan pada refleksi awal dengan
adanya perencanaan tindakan pembelajaran.
12
2. Menyusun pedoman pengamatan yang meliputi, tes ulangan
penguasaan kompetensi siswa (pre test dan post test), observasi
kemampuan guru mengajar, dan refleksi.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan penelitian pelaksanaan pembelajaran
dimulai dengan memberikan pengetahuan prosedural melalui tayangan
audio visual sebagai media dalam pembelajaran. Dengan tujuan untuk
membantu siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan dan
membantu siswa mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan proses tindakan siklus I bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi materi cuaca
dengan menggunakan media audio visual (film). Hasil dari proses
tindakan siklus I digunakan sebagai refleksi pelaksanaan proses
tindakan siklus II dan selanjutnya. Hasil tindakan siklus II bertujuan
untuk mengetahui peningkatan pemahaman isi materi cuaca dengan
pembelajaran audio visual (film).
c. Observasi
Peneliti menggunakan pedoman observasi yang telah
direncanakan dalam melaksanakan pengamatan pembelajaran yaitu
terhadap guru dan siswa, meliputi masalah-masalah yang muncul dan
hal-hal yang mendukung.
13
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses
pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi sebagai bahan
penyusunan rencana tindakan selanjutnya.
5. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
a. Soal pre tes dan post test
b. Lembar observasi bagi siswa
c. Lembar observasi bagi guru
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Tes
Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre
test dan post test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran IPA.
b. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap peserta didik dan guru selama
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media film.
14
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kumpulan
data verbal yang berbentuk tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi
berupa sertifikat, foto, dan lain-lain (Arikunto, 2005: 64).
7. Analisis Data
Penulis menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data
yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Adapun metode
analisis data yang dipergunakan yaitu analisis diskripsi prosentase.
Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus-menerus pada saat penelitian
sedang berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan
menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t : Harga beda untuk sampel berkorelasi
D : Perbadaan skor tes awal dan tes akhir
D : Rerata dari nilai perbedaan
D2 : Kuadrat dari D
N : Banyaknya subyek penelitian
1
2
2
NN
N
DD
Dt
15
8. Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan adalah apabila ≥ 85% dari 24 siswa telah
mendapatkan nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria
ketuntasan minimal IPA kelas tiga yaitu 75 (Trianto, 2009:241)
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas meliputi
tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Tiap-tiap
bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal, meliputi sampul, lembar berlogo, judul (sama
dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi mencakup:
BAB I : Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka memuat (A.)Prestasi Belajar IPA;
(1)Pengertian Belajar; (2) Motivasi Belajar;(3) Prinsip-
16
Prinsip Belajar; (4)Prestasi Belajar; (5) Ilmu Pengetahuan
Alam,(B) Media Pembelajaran film; (1) Pengertian Media
Pembelajaran; (2) Macam-Macam Media Pembelajaran; (3)
Kriteria Pemilihan Media; (4) Tujuan dan Manfaat
Penggunaan Media; (5) Media Film, (C.) Hubungan Media
Film dan Prestasi Belajar
BAB III : Pelaksanaan Penelitian memuat deskripsi pra siklus,
deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan,
pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi
pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat deskripsi per
siklus (data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan
kegagalan) dan pembahasan.
BAB V : Penutup memuat kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PRESTASI BELAJAR IPA
1. Pengertian Belajar
Menurut Sam’s (2010: 31) belajar artinya berusaha (berlatih) supaya
mendapat suatu kepandaian. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, sikap dan sebagainya. Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, mengarah kepada yang
lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain
yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman
yang terbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Menurut Djamarah, (2003: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap manusia akan
selalu mengalami proses perubahan dalam hidupnya dan selalu
melaksanakan kegiatan atau aktivitas dalam kehidupannya. Dalam hal
tersebut, manusia akan berinteraksi dengan individu lain dan bahkan
dengan lingkungan yang menjadi pendukung interaksi tersebut. Sekolah,
18
keluarga, alam sekitar, dan berbagai aktifitas menjadi proses interaksi
terhadap lingkungan. Dari interaksi itu manusia akan mendapat
pengalaman. Pengalaman adalah hasil dari belajar, tanpa belajar manusia
tidak akan mendapatkan pengalaman. Berdasarkan penjelasan
belajar diatas dapat dipahami bahwa dalam belajar terjadi perubahan
kegiatan mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan
itu diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan
sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan
sementara. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar antara lain:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu
atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar selanjutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetapkan atau permanen. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap.
19
d. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Proses belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari. Dengan demikian proses belajar yang dilakukan
senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Sebagai
hasilnya siswa akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan.
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya
sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Tujuan belajar
yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional
yang biasa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Sardiman
(2009: 26-29) tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai hal yang tak
dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Kemampuan
inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di
dalam kegiatan belajar.
20
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan
suatu keterampilan. Pada keterampilan yang bersifat jasmani maupun
rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat,
diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan
gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu
berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat,
tetapi abstrak, dan keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa,
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Dalam
interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,
didengar dan ditiru perilakunya oleh siswa. Pembentukan sikap
mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari penanaman
nilai-nilai. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh
kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu
yang sudah dipelajarinya.
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
21
tujuan (Hamalik, 2004: 158). Sedangkan menurut Gage dan Berliner
motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang (Dimyati, 2002: 42). Jadi motivasi adalah dorongan yang timbul
dari diri seseorang untuk mencapai tujuan.
Menurut Hamalik, (2004: 158) dalam hal motivasi, sedikitnya ada
tiga unsur yang saling berkaitan yaitu:
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-
perubahan tertentu di dalam neuropisiologis dalam organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affectif arousal. Mula-
mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi
ini menimbulkan kelakuan bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan
mungkin tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Pribadinya yang bermotivasi untuk mengadakan respons-respons itu
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh energi dalam
dirinya. Setiap respons merupakan suatu langkah mencapai tujuan.
Motivasi dalam belajar terdapat dalam diri siswa dan perlu
dibangkitkan oleh guru. Sedangkan yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa antara lain:
a. Kemampuan yang terdapat dalam diri siswa.
b. Kondisi jasmani dan rohani siswa.
22
c. Kondisi lingkungan siswa
d. Cita-cita siswa
e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
3. Prinsip – Prinsip Belajar
Menurut Hamalik (1983: 28) proses belajar memang kompleks,
tetapi dapat juga dianlisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip
belajar. Prinsip-prinsip itu ialah sebagai berikut:
a. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling
mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya.
b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi
yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.
d. Adanya rintangan dan hambatan dalam belajar, siswa harus sanggup
mangatasinya secara tepat.
e. Belajar memerlukan bimbingan baik dari guru/dosen atau tuntunan
dari buku pelajaran.
f. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
g. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari
dapat dikuasai.
h. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan/hasil.
23
i. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup
mentrasnferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.
Dalam proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat
kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar
proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Suryabrata (Sriyanti, 2009: 23-25) keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor internal dan faktor
eksternal yaitu:
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial, yaitu:
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor yang bersifat sosial, dibedakan menjadi
faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
24
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan
faktor psikologis, yaitu:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus secara umum yang ada dalam diri individu
sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani
secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran
fisik individu.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca
indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam
diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya.
25
4. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan (Hamdani,
2011:137). Menurut Arifin, (1988: 2-3) kata prestasi berasal dari Bahasa
Belanda yaitu prestatie yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat
digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam
kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata
lain, yang dimaksud belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa
terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka memperoleh suatu
perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, maupun
perubahan sikap.
Dalam dunia pendidikan prestasi belajar adalah suatu hal yang
mutlak untuk dicapai. Hal itu dikarenakan tolak ukur sebuah proses belajar
mengajar dapat dilihat dari prestasi yang dihasilkan siswa. Namun tidak
semua siswa mampu berprestasi secara maksimal seperti yang diharapkan
guru dan orang tua. Menurut Arifin, (1988: 3-4) prestasi belajar
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
26
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengmbangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Pembelajaran IPA
27
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di
SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai
oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum
di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja
ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Depdiknas,
2008: 147).
b. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam adalah kepanjangan dari IPA. Seorang
ahli sains dapat memberikan sumbangan besar pada sains tanpa ia
sendiri melakukan percobaan, tanpa membuat suatu alat, dan bahkan
tanpa melakukan observasi. Namun, orang lain yang melakukan
observasi dan percobaan itu. Pembuktian teori Einstein secara
eksperimental tidak dilakukan oleh Einstein sendiri, Planet Neptunus
pertama kali tidak ditemukan dengan menggunakan alat teleskop,
melainkan dari perhitungan gelombang elektromagnetik. Pertama
adalah suatu ramalan matematis oleh Maxwell, yang kenyataan adanya
28
baru dibuktikan orang degang percobaan sepuluh tahun setelah
Maxwell meninggal (Sukarno, dkk., 1981: 1-2).
Untuk memecahkan suatu masalah tertentu, para ahli sains
menggunakan langkah-langkah sistematis yang disebut metode ilmiah.
Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sukarno (1981) sebagai
berikut:
1) Menyadari adanya suatu masalah disertai keinginan atau kemauan
untuk memecahkan masalah.
2) Mengumpulkan fakta atau data yang ada hubungannya dengan
masalah yang dihadapi.
3) Menyusun suatu jawaban sementara berdasarkan data-data yang
telah terkumpul.
4) Merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji benar
atau salahnya hipotesis itu.
5) Pengkomunikasian.
6) Penyusunan suatu teori.
Tata urutan tersebut mempunyai hierarki antara satu dengan yang
lainnya. Misalnya sebelum mencari data-data yang berhubungan
dengan masalah, maka peneliti harus menyadari dulu tentang adanya
sebuah masalah. Teori-teori sains saat ini kebanyakan diperoleh
penemuannya melalui metode ilmiah tersebut.
29
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sains
atau IPA merupakan pelajaran yang mempelajari tentang alam yang
berdasarkan pada teori dan fakta-fakta.
c. Tujuan
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
30
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-
aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : cair, padat,
dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
(Depdiknas, 2008:148)
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensinya adalah memahami kenampakan
permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.
Kompetensi dasarnya adalah menjelaskan hubungan antara keadaan
awan dan cuaca. Sedangkan Indikator Kompetensinya yaitu:
1) Menjelaskan pengertian cuaca dengan benar.
2) Menyebutkan jenis-jenis cuaca dengan benar.
3) Mengidentifikasi keadaan cuaca dengan benar.
4) Mengidentifikasi keadaan awan
31
5) Menjelaskan dampak yang terjadi pada saat cuaca tertentu.
f. Arah Pengembangan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam
merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan
Standar Proses dan Standar Penilaian.
g. Materi Cuaca
Hubungan Awan dan Cuaca
Terkadang awan berbentuk indah. Lihatlah di puncak gunung
yang tinggi. Awan memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan?
Keadaan awan dapat memengaruhi cuaca di sekitarnya. Bagaimana
hubungan keadaan awan dan cuaca? Bagaimana pengaruh cuaca bagi
kegiatan manusia? Pada bab ini kita akan mempelajari hubungan antara
keadaan awan dan cuaca. Apakah kamu pernah melihat prakiraan cuaca
di televisi? Apakah yang dimaksud dengan cuaca? Bumi kita ini,
terkadang menjadi panas, kering, dingin, dan hujan. Perubahan udara
pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu disebut cuaca. Ada
berbagai macam cuaca di Bumi. Ada cuaca cerah, berawan, dan hujan.
Saat cuaca cerah, keadaan langit akan terang. Cahaya matahari tidak
tertutup awan dan udaranya terasa hangat.
A. Hubungan antara Keadaan Awan dan Cuaca
32
Tahukah kamu apa itu cuaca? Cuaca adalah keadaan udara
pada satu wilayah dalam waktu singkat. Cuaca dapat berubah-ubah.
Misalnya, sekarang di luar matahari bersinar terang. Namun, tak
lama kemudian langit berubah menjadi gelap dan turun hujan.
Di televisi sering diberitakan mengenai prakiraan cuaca. Prakiraan
cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca kota yang
satu belum tentu sama dengan kota lain. Cuaca dapat diramalkan
dengan mengamati keadaan langit. Cuaca yang sering kita alami
adalah cerah, berawan, panas, dingin, dan hujan. Mengamati Kondisi
Cuaca Keadaan cuacu di suatu tempat dipengaruhi oleh Ada
beberapa faktor yang mempengarbeberapa faktor di antaranya
temperatur udara (suhu udara), tekanan udara, angin, kelembaban
udara, dan curah hujan. Faktor-faktor ini saling ber kaitan satu sama
lain. Bila salah satu unsur berubah, maka cuaca akan berubah.
Faktor-faktor tersebut akan menentukan keadaan cuaca di suatu
daerah, misalnya berawan, cerah, panas, dingin, hujan, atau
berangin.
1. Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah keadaan ketika matahari memancarkan
sinarnya. Ciricirinya langit terang, awan yang terlihat di
langit hanya sedikit, dan udara terasa hangat.
33
2. Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah keadaan ketika sinar matahari tertutup
oleh awan. Langit menjadi agak gelap, awan menebal, dan
udara terasa dingin. Keadaan cuaca seperti ini menandakan
akan turunnya hujan.
3. Cuaca Panas
Cuaca panas adalah keadaan ketika matahari memancarkan
sinarnya dengan terik. Udara terasa panas dan terasa
membakar kulit. Di saat panas, angin bertiup kencang dan
banyak debu berterbangan.
4. Cuaca Dingin
Cuaca dingin adalah keadaan ketika suhu udara terasa dingin
karena berada di bawah suhu normal.
5. Cuaca Hujan
Cuaca hujan adalah keadaan ketika butiran-butiran air jatuh
ke bumi. Ketika cuaca hujan udara terasa dingin dan langit
menjadi gelap. Cahaya matahari hanya sedikit terpancar
karena tertutup oleh awan.
Bagaimana hujan bisa terjadi? Dari manakah sebenarnya hujan
berasal? Agar kamu mengetahuinya, yuk kita simak penjelasan berikut
ini! Di permukaan bumi terdapat daratan dan perairan. Ketika cuaca
34
panas, air di seluruh perairan seperti sungai, danau, dan laut akan
menguap. Uap air menyatu dengan udara dan bergerak naik ke atas.
Ketika suhu udara semakin dingin, uap air akan mengembun. Uap
air berubah menjadi butiran air. Semakin lama butiran air bertambah
banyak dan terbentuklah awan. Awan yang sudah banyak mengandung
butiran air akan berwarna gelap atau kelabu. Jika sudah terlalu berat
maka butiran-butiran air akan jatuh ke bumi. Inilah yang dinamakan
hujan.
Sebenarnya awan terdiri dari berbagai jenis. Hanya saja kita
melihat awan di langit dengan bentuk dan jenis yang sama. Awan terdiri
dari tiga lapisan, yang terdiri dari:
1) Awan Sirus
Lapisan paling atas ditempati oleh awan sirus. Bentuknya berupa
serabut-serabut halus berwarna putih. Awan ini terbentuk sebagai
Kristal es di langit. Jika awan ini sudah terbentuk, maka diperkirakan
akan turun hujan.
2) Awan Kumulus
Lapisan kedua ditempati oleh awan kumulus. Awan kumulus
berbentuk gumpalan putih yang lembut. Munculnya awan ini
menandakan cuaca akan panas dan kering. Ada juga awan kumulus
yang berwarna hitam. Munculnya awan ini menandakan akan
datangnya hujan yang disertai angin, petir, dan guruh.
35
3) Awan Stratus
Awan stratus berbentuk lembaran berlapis-lapis. Lapisannya
melebar seperti kabut. Awan berada di bawah ketinggian 1000
meter. Awan mengambang dekat dengan permukaan bumi. Ketika
dilihat awan ini berwarna abu-abu. Adanya awan stratus
menyebabkan hujan gerimis.
B. Pengaruh Keadaan Awan terhadap Kondisi Cuaca
Sebelum berangkat bepergian, perhatikan keadaan awan.
Mengapa demikian? Kamu dapat memperkirakan cuaca dari
keadaan awan. Dengan demikian kamu dapat mempersiapkan diri.
Contohnya jika cuaca mendung, kamu perlu membawa payung.
Awan terlihat seperti gumpalan kapas. Bentuk awan selalu berubah-
ubah. Bentuk awan memengaruhi keadaan cuaca. Misalnya awan
berwarna putih, berarti cuaca cerah. Bagaimana pembentukan awan?
Panas matahari menguapkan air permukaan. Air permukaan adalah
air sungai, danau dan laut. Air dalam tumbuhan juga menguap. Air
tanah juga menguap. Air tanah juga menguap. Uap air naik ke udara.
Semakin lama uap air naik semakin tinggi. Cuaca cerah Cuaca
berawan Mendung Semakin ke atas, udara semakin dingin. Uap air
mengembun pada debu-debu di udara. Selanjutnya membentuk titik
air yang sangat halus. Titik-titik air tersebut jumlahnya semakin
banyak. Titiktitik air tersebut berkumpul membentuk awan.
36
B. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara bahasa, media berarti perantara atau pengantar. Menurut
Association for Education and Comunication Technology(AECT) atau
Asosiasi Teknologi dan Pendidikan yang berada di Amerika
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi (Asnawir dan Usman, 2002: 01)
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
menyampaikan pesan pembelajaran (Rosyidi, 2009: 19). Media
pembelajaran sering digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan
informasi dengan tujuan mempermudah menyampaikan pesan.
Sedangkan menurut Gagne dan Brings mengemukakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran. Alat tersebut dapat berupa buku,
radio, kaset, film, slide dan lain sebagainya. Media merupakan segala
peralatan yang mengandung materi pembelajaran.
Gerlach dan Ely memberikan pengertian media secara luas dan
sempit (Rosyidi, 2009: 26). Adapun media pembelajaran secara luas
adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Jadi media tidak hanya berupa benda atau alat-alat yang dipakai dalam
pembelajaran. Disini guru yang berlaku sebagai pengajar juga termasuk
dalam kategori media. Sedangkan secara sempit Gerlach dan Ely
37
memberikan pengertian media sebagai sarana nonpersonal (bukan
manusia) yang digunakan oleh guru yang memegang peranan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
Berbagai macam pengertian media dikemukakan oleh para ahli. Dari
semua pengertian tersebut pada dasarnya media merupakan perantara yang
digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran. Mengenai
bentuknya sangatlah variatif baik yang berupa buku, film maupun alam.
2. Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Rudi Bretz media secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu media suara, visual dan gerak. Namun media tesebut masih dapat
dibedakan lagi sehingga Rudi Bertz membedakan media menjadi 8
diantaranya (Asnawir dan Usman, 2002:27):
a. Media audio visual gerak
b. Media audio visual diam
c. Media audio semi gerak
d. Media visual gerak
e. Media visual diam
f. Media visual semi gerak
g. Media audio
h. Media cetak
Menurut Oemar Hamalik, media dapat diklasifikasikan menjadi
empat yaitu (Asnawir dan Usman, 2002:29):
38
a. Alat-alat visual seperti transparasi, papan tulis, gambar, poster, peta,
globe.
b. Alat-alat auditif yang hanya dapat didengar seperti radio, tape recorder
dan rekaman.
c. Alat yang bisa didengar dan dilihat misalnya film, televisi.
d. Dramatisasi, bermain peran, sosio drama, sandiwara dan lain
sebagainya.
Sedangkan menurut Gagne, media dapat diklasifikasikan menjadi 7
macam pengelompokan. Macam-macam media menurut Gagne adalah
benda yang didemonstrasikan, komunikasi lisan, gambar cetak, gambar
gerak, gambar diam, film bersuara dan mesin belajar.
Media juga dapat diklasifikasikan menjadi media poyeksi dan media
non proyeksi. Media proyeksi merupakan media yang penggunaannya
dapat ditayangkan seperti tranparasi, OHP, LCD dan lain sebagainya.
Sedangkan media nonproyeksi adalah media yang tidak dapat ditayangkan
seperti misalnya media asli, gambar dan lainsebagainya.
3. Kriteria Pemilihan Media
Media pembelajaran sangatlah beragam dan memiliki kriteria yang
beragam pula. Untuk itu dalam menentukan media pembelajran ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: tujuan pembelajaran,
ketepatgunaaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat dan ketersediaan
biaya (Asnawir dan Usman, 2002:15).
39
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Media juga harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Kesesuaian media dengan materi akan sangat berpengaruh hasil
pembelajaran. Pemilihan media juga harus memperhatikan kondisi siswa
seperti umur, intelegensi, budaya dan latar belakang pendidikan. Memilih
media juga memperhatikan ketersediaan media tersebut. Media hendaknya
memang tersedia atau memungkinkan guru untuk mendesain media
tersebut dengan tetap memperhatikan biaya yang akan dikeluarkan
seimbang dengan hasil yang dicapai.
Selain itu juga perlu diperhatikan kemampuan guru dalam
menggunakan media serta keefektifan waktu yang akan digunakan. Tidak
mungkin seorang guru menggunakan media yang ia tidak kuasai cara
penggunaanya. Pemilihan media hendaknya juga mempertimbangkan
waktu yang tersedia. Apakah dengan menggunakan media waktu yang
akan digunakan cukup.
4. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Media
Pada dasarnya penggunaan media dalam pembelajaran memiliki
tujuan sebagai berikut (Rosyidi, 2009: 28):
a. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran
b. Memberi tekanan pada bagian-bagian penting
c. Memberi variasi dalam pembelajaran
d. Memperjelas struktur pengajaran
e. Memberikan motivasi terhadap siswa.
40
Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki beberapa
manfaat (Asnawir dan Usman, 2002: 13), diantaranya sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa. Pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentunya
berbeda-beda dan beragam. Dua siswa yang tinggal ditempat berbeda
tentunya memikili pengalaman yang berbeda pula. Untuk mengatasi
perbedaan-perbedaan tersebut maka digunakan media.
b. Media dapat mengatasi batasan ruang kelas. Dalam pembelajaran,
banyak materi pelajaran yang sulit dipelajari secara langsung oleh
siswa di dalam kelas seperti hewan buas, benda-benda langit dan lain
sebagainya. Maka dari itu digunakan media dalam pembelajaran
c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungan.
d. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Pembelajaran
seringkali hanya dilakukan secara verbal dan siswa akan
mengimajinasikan obyek materi pelajaran. Hal tersebut dapat
menyebabkan perbedaan pemahaman diantara siswa. Dengan
menggunakan media maka pengamatan siswa dapat diseragamkan.
e. Media menanamkan konsep dasar yang konkrit dan realistis.
Pengunaan media seperti gambar, film dan sebagainya dapat
memberikan konsep dasar yang benar.
41
f. Media dapat membangkitkan minat baru siswa dalam belajar. Dengan
menggunakan media, pengetahuan siswa akan lebih luas sehingga
minat belajar siswa pun akan meningkat.
g. Media dapat membangkitkan motivasi siswa. Media juga mampu
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran karena media akan
membuat pembelajaran jadi menyenangkan.
Menurut Abdul Wahab Rosyidi (2009:20) penggunaan media
memiliki tiga peranan penting diantaranya:
a. Sebagai penarik perhatian, media dapat menarik perhatian siswa untuk
mengikuti pelajaran.
b. Peran komunikasi, media mendorong dan membantu siswa untuk
memahami pesan tertentu yang disampaikan oleh guru.
c. Peran retensi, media membantu siswa dalam memahami konsep-
konsep penting.
5. Media Film
Media film merupakan media audiovisual yang dapat digunakan
untuk memperkenalkan para siswa mengenai pengalaman-pengalaman
visual dan audio dengan tujuan membangkitkan rasa ingin tahu mereka.
Pengetahuan yang didapat dari media ini sangat membantu untuk
memahami suatu konsep mengingat telah adanya motivasi pada diri siswa.
Film sebagai media pembelajaran adalah film yang bersuara, memilki
gambar dan suara (Asnawir dan Usman, 2002: 11). Film yang dimaksud
disini adalah film sebagai alat audiovisual untuk pelajaran, penerangan,
42
atau penyuluhan (film pendidikan). Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan
melalui media film, salah satunya adalah film tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup. Film sudah selayaknya digunakan dalam media
pembelajaran, karena dapat menjawab berbagai persoalan dan dapat
digunakan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Film yang
baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
hubungannya dengan apa yang dipelajari.
Sebagai media pembelajaran, film mempunyai banyak kelebihan.
Oleh karena itu penggunaan film perlu melalui prosedur kerja, sehingga
hasilnya akan optimal. Penyampain pesan/ informasi belajar melaui media
film lebih mudah diterima dan dipahami siswa. Menurut Asnawir dan
Basyiruddin Usman, (2002: 96-97) ada beberapa langkah yan perlu
diperhatikan dalam pengunaan film sebagai media pembelajaran, yaitu:
a. Persiapan guru, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih
dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran.
b. Mempersiapkan kelas, yaitu meliputi mempersiapkan ruangan dan
siswa.
c. Penyajian, yaitu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan.
d. Aktivitas lanjutan, yaitu berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.
Penggunaan media pembelajaran mempunyai peranan dalam
pencapaian tujuan pembelajran. Dalam penggunaanya sebagai media
43
pembelajaran, film memiliki kelebihan dan kekurangan. Asnawir dan
Basyirudin Usman, (2002: 95-96) mengungkapkan beberapa keuntungan
media film antara lain:
a. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
b. Penggambarannya bersifat tiga dimensional.
c. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam
bentuk ekspresi murni.
d. Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat
penampilannya.
e. Dapat menggambarkan teori IPA atau sains dan animasi.
f. Film yang berwarna akan menambah realita obyek yang diperagakan.
Selain kelebihan atau keuntungan di atas, media film juga memiliki
kekurangan sebagai berikut:
a. Biaya pembuatan film dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
b. Audien (siswa) tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film
diputar terlalu cepat.
c. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga
tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan
melalui film tersebut.
d. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan, kecuali film itu dirancang dan diproduksi
sendiri khusus untuk kebutuhan sendiri.
44
e. Film memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikan alat
perangkat film (hardware).
Youtube adalah situs web yang menyediakan berbagai macam video
mulai dari video klip sampai film.
C. HUBUNGAN MEDIA FILM DAN PRESTASI BELAJAR
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa orang telah
belajar adalah terjadi peubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut perubahan baik yang bersifat pengetahuan (kognitif)
dan keterampilan (psikomotor) meupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif). Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan
lingkungannya melelui proses belajar mengajar. Di mana guru bukan satu-
satunya sumber belajar, walaupun fungsi dan peranannya dalam proses belajar
mengajar sangatlah penting.
Melihat sedemikian kompleksnya masalah proses belajar mengajar dan
peran guru, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam
proses belajar mengajar perlu dikembangkan iklim kondusif yang dapat
menumbuhkan sikap dan prilaku belajar secara wajar. Untuk itu pembelajaran
dengan menggunakan media, khususnya media film dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif untuk hal tersebut. Dasar pertimbangan menggunakan
media film dalam pembelajaran yaitu:
45
1. Dapat menyajikan gerakan, bentuk, besar relatif, warna, suara, dan
sebagainya.
2. Dapat mengintegrasikan berbagai pengalaman sehari-hari ke dalam suatu
abstraksi yang bermakna.
3. Memberikan pengalaman baru yang lebih memadai bagi siswa.
Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki
peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam
menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu
berfikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di
masyarakat yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
IPTEK sudah mengalami peningkatan, namun pembelajaran IPA masih
didominasi dengan penggunaan metode ceramah atau metode yang masih
konvensional yang kegiatannya lebih berpusat pada guru (teacher centered).
Dalam hal ini tentu saja aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan
penjelasan guru, sehingga siswa cenderung dituntut untuk membenarkan apa
yang dikatakan oleh guru tanpa usaha untuk membuktikan kebenarannya.
Dalam proses pembelajaran IPA guru hanya menjelaskan sebatas
produk (yang sudah ada) dan sedikit proses tanpa pembuktian. Salah satu alasan
yang menyebabkan adalah banyaknya materi yang dibahas dan diselesaikan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Padahal, dalam membahas IPA tidak
cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih penting adalah proses
membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum. Oleh karena itu,
46
metode, pendekatan, dan alat peraga/praktikum sebagai alat media pendidikan
untuk menjelaskan IPA sangat diperlukan.
Tujuan pembelajaran IPA secara umum adalah agar siswa memahami
konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki
ketrampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar semakin
disadari para guru sebagai salah satu faktor penting untuk membantu siswa
memahami apa yang disampaikan. Media pembelajaran memberi variasi
penyampaian materi bagi guru karena tidak sekedar ceramah. Sedangkan bagi
siswa merupakan daya tarik yang dapat memberikan motivasi dan kesamaan
dalam pengamatan. Selain itu media memliki fungsi sebagai duplikat benda asli
dan visualisasi benda abstrak.
Penggunaan media di dalam suatu proses belajar dapat berpengaruh
pada timbulnya aktivitas-aktivitas siswa dalam belajar sehingga dapat
berpengaruh pada tingginya hasil belajar yang dicapai siswa. Semoga kita
sebagai guru termotivasi untuk menggunakan atau bahkan menciptakan media
pembelajaran sekalipun dalam bentuk sederhana.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Kutowinangun
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
b. N I S : 111233730004
c. N S M : 152337302004
d. Propinsi : Jawa Tengah
e. Kecamatan : Tingkir
f. Kelurahan : Kutowinangun
g. Jalan dan Nomor : Nusantara I No. 05 Canden
h. Kode Pos : 50742
i. Telepon : (0298)
j. Faksimile : Kode Wilayah : - Nomor : -
k. Daerah : Perkotaan
l. Status Sekolah : Swasta
m. Akreditasi : B tahun 2012
n. SK MADRASAH : Nomor : 1569/PWMRF/03.1/F/XII/91
o. Penerbit SK : LP. Ma’arif NU JAWA TENGAH
p. Kepala Sekolah
Nama : Khurur Rozad, S.PdI
NIP : 196712161989031003
61
Nomor SK Pengangkatan : 01/PC.MRF/E/2089/SK/VII/2014
TMT : 01 JULI 2014
q. Tahun Berdiri : 1971
r. Tahun Perubahan Bangunan : DAK 2007
s. Kegiatan Belajar mengajar : Pagi
t. Bangunan Sekolah : Milik Yayasan/Lembaga
u. Luas Tanah/Bangunan : 699.49 M2
v. Jarak ke Pusat Kecamatan : 1 Km
w. Jarak ke Pusat Kota : 1 Km
x. Jumlah 1 KKM : 13 MI
y. Organisasi Penyelenggara : LP. Ma’arif NU
z. Tenaga
Kepala Sekolah : 1 (merangkap guru kelas)
Guru Kelas : 5 orang
Wiyata Bakti (Guru Agama) : 1 orang
Wiyata Bakti (Guru Penjaskes) : 1 orang
Wiyata Bakti (Guru Bhs Inggris : 1 orang
Wiyata Bakti (Guru TIK) : 1 orang
Penjaga (WB) : 2 orang
Jumlah : 12 orang
Madrasah ini mudah dijangkau, sebab dekat dengan pemukiman
warga. Fasilitsas air mudah didapat, fasilitas listrik terpenuhi. Madrasah
62
juga dekat dengan jalan raya. Madrasah ini memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
Visi Sekolah
“Terwujudnya madrasah yang mampu menghasilkan lulusan yang
Islami, unggul dalam ilmu pengetahuan, berkarakter, mandiri, dan
berwawasan kebangsaan”
Misi Sekolah
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK.
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik sehingga dapat
diteladani dalam membangun sikap kritis, kreatif, dan inovatif siswa.
3. Menyelenggarakan program pendidikan yang senatiasa memberi bekal
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan
zaman.
4. Melaksanakan program pendidikan yang berakar pada sistem nilai
Ahlussunnah Waljama’ah dan budaya positif dengan mengikuti
perkembangan zaman.
5. Meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan budi pekerti serta
keterampilan agama kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari.
6. Menanamkan sikap percaya diri, dan terampil dalam menghadapi
persaingan dan tantangan secara global.
63
7. Menciptakan suasana kekeluargaan yang demokratis dan berbudaya
dengan dilandasi salin hormat menghormati antar warga sekolah.
8. Meningkatkan kerja sama sekolah dengan masyarakat sekitar dan
steakeholder lainnya.
2. Fasilitas Sekolah
Dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar madrasah ini
dilengkapi dengan sarana pendukung seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Daftar Sarana Ruang
No. Nama Ruang Jumlah Keterangan
1 Ruang Kelas 6 Baik dan Standar
2 Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 R. Perpustakaan 1 Baik
5 Laboratorium Komputer 1 Baik
6 Koperasi/ Kantin 1 Baik
7 Gudang 1 Baik
8 WC Guru 1 Baik
9 WC Siswa 3 Baik
Tabel 3.2 Sarana/Media Pembelajaran
No. Sarana Jumlah Keterangan
1 UHP 1 Baik
2 Komputer 40 Baik
3 Laptop 2 Baik
4 Alat musik 10 Baik
5 TV 1 Baik
6 Alat Peraga
Kit IPA 1 set Baik
Kit IPS 1 set Baik
64
3. Peserta Didik dan Tenaga Pendidik
Kondisi siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun
Salatiga adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
No Nama
Keterangan
Laki-laki Perempuan
1. Agga √
2. Ahmad Ihsan An’im √
3. Abdillah Alfa Kannajma √
4. Djaduk Herdian Wibisono √
5. Jamaludin Saputro √
6. Muhammad Alfin Dwi Nugroho √
7. Muhammad Fachrudin √
8. Muhammad Mahrus Fikri √
9. Muhammad Niam Syukron √
10. Maulana Yusuf Danu Saputra √
11. Nanda Farid Setyawan √
12. Putra Giota Kapindo √
13. Muhammad Reza Atiollah √
14. Najwa √
15. Azra Falihanun Ulayya √
16. Awwalya Farah Ikhsani √
17. Alya Risca Al Haris √
18. Meisilla Azzahra √
19. Siti Nur Anjani √
20. Yassie Nadine Aulianata √
21. Muhammad Tata Pradita √
22. Rio Alif Setyono √
23. M. Raffi Abdus Rachardhyansyah √
24. Ahmad Lutfi S. √
Kondisi guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga
adalah sebagai berikut:
65
Tabel 3.4 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun
No Nama Guru Jabatan
1. Khurur Rozad,S.Pd.I Kepala Sekolah dan Guru Kelas VI
2. Iswadati Nur mujianti,S.Pd.I Guru Kelas I
3. Ernawati,S.Pd.I Guru Kelas II
4. Siti Zumrotun,S.Pd.I Guru Kelas III
5. Drs. Ibrahim Alfian Guru Kelas IV
6. A.Muniri.S.Pd.I Guru Kelas V
7. Muflikhin Guru Bahasa Jawa
8. Suparti.S.PdI Guru Keterampilan
9. Umi Nur Khoiriyah, S.PdI Guru Bahasa Inggris
10. Yogi Prayoga Guru TIK
11. Yusuf Ali Imron, S.PdI Guru
12 Roudlotul Muflihin, S.PdI Guru
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I merupakan
perbaikan rencana tindakan dari siklus I. Dimulai dengan mempersiapkan
RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serat
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi absensi siswa,
lembar observasi, lembar penilaian, soal pre tes dan pos tes, rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menyesuaikan program
pembelajaran.
66
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28 April 2016 jam
ke 1-2 (07.15 – 08.25). Siswa terjadinya hujan dan terbentuknya awan. Pada
siklus I ide perbaikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan media film
agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. Langkah–
langkah kegiatan pembelajarannya :
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan salam dan memulai pembelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan berdoa sebelum memulai pelajaran.
2) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan
kelas.
3) Siswa menyiapkan bahan ajar.
4) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan siswa
dengan materi yang akan diajarkan.
5) Guru memberikan pre tes mengenai materi yang akan diajarkan.
6) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) EKSPLORASI
a) Guru menyajikan sebuah masalah yang berkaitan dengan keadaan
cuaca yang terjadi saat ini.
b) Guru membimbing siswa untuk memahami masalah tersebut.
67
2) ELABORASI
a) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada
siswa.
b) Guru memutarkan film tentang cuaca.
c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
d) Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah
disampaikan kepada siswa.
3) KONFIRMASI
a) Guru memberi pujian atas usaha siswa.
b) Guru memberi motivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif
dalam pemebelajaran.
c) Guru memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang
telah diajarkan.
2) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana.
3) Guru bersama siswa menutup pembelajara dengan bacaa hamdalah
dan salam.
d. Sumber Belajar
Buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III dan film pembelajaran.
e. Penilaian dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan tes tertulis.
68
Guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran. Pada siklus I guru melakukan bimbingan pada saat
pembelajaran.
Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang
dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi dan
penilaian tertulis yang telah dilakukan setelah kegiatan inti dilakukan.
3. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan
guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada pra siklus. Selama
pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja peneliti dan
pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi
dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan pra
siklus .
4. Refleksi (Reflektion)
a. Kelebihan
Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan terdapat kelebihan
yang mendukung proses pembelajaran, yaitu ketepatan peneliti dalam
menggunakan dan memperagakan media sudah baik sehingga siswa
69
lebih aktif dan lebih tertarik perhatiannya serta lebih fokus untuk
mengamati film yang ditampilkan.
b. Kekurangan
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan hampir sesuai harapan, walaupun masih ada sedikit
kekurangan yaitu pada pembagian waktu yang kurang tepat sehingga
melebihi jam yang seharusnya. Selain itu juga pada penguasaan kelas
yang masih kurang sehingga suasana akan juga kurang terkontrol,
masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri.
c. Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan
beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide tersebut
adalah membuat kelompok dan memberikan variasi dalam
pembelajaran berupa nyanyian untuk menambah semangat belajar
siswa.
Hasil belajar siklus I ini sudah mulai mendekati hasil yang
memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui media film
pembelajaran IPA hasil belajarnya akan lebih meningkat dari siklus-
siklus sebelumnya.
70
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan
perbaikan rencana tindakan dari siklus-siklus sebelumnya. Dimulai dengan
mempersiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran
meliputi absensi siswa, lembar observasi, lembar penilaian, soal pre tes dan
pos tes, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan
menyesuaikan program pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2016
jam 1-2 (07.15 – 08.25). Siswa yang hadir sebanyak 24 siswa. Materi yang
diajarkan dalam pertemuan ini adalah mengidentifikasi keadaan awan dan
menjelaskan dampak yang terjadi pada saat cuaca tertentu. Pada siklus II ini
ide perbaikan yang digunakan adalah membuat kelompok dan memberikan
variasi dalam pembelajaran berupa nyanyian untuk menambah semangat
belajar siswa. Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya:
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan salam dan memulai pembelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan berdoa sebelum memulai pelajaran.
2) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan
kelas.
3) Siswa menyiapkan bahan ajar.
71
4) Guru mengajak bernyanyi bersama
5) Guru mengulas kembali materi yang diberikan pada pertemuan yang
lalu.
6) Guru memberikan pre tes mengenai materi yang akan diajarkan.
7) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) EKSPLORASI
a) Guru memberikan contoh masalah dampak cuaca terhdap
lingkungan.
b) Guru membimbing siswa untuk memahami cara untuk mengatasi
dampak cuaca terhadap lingkungan tersebut.
2) ELABORASI
a) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada
siswa.
b) Guru memutarkan film tentang dampak cuaca yang terjadi
dilingkungan alam.
c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (sesuai dengan
kelompok yang sudah dibetuk).
d) Siswa berkelompok untuk memecahkan masalah cuaca terhadap
lingukungan yang diputarkan oleh guru.
e) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.
f) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
72
g) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru secara mandiri.
3) KONFIRMASI
a) Guru memberi pujian atas usaha siswa.
b) Guru memberi motivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif
dalam pemebelajaran.
c) Guru memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang
telah diajarkan.
2) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana.
3) Guru bersama siswa menutup pembelajara dengan bacaa hamdalah
dan salam.
d. Sumber Belajar
Buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III dan film pembelajaran.
e. Penilaian dalam penelitian tindakan kelas ini menggukan tes tertulis.
Pada siklus II guru menyajikan materi pelajaran sudah sesuai dengan
skenario pembelajaran. Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk
kerja yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar
observasi dan penilaian tertulis yang telah dilakukan setelah kegiatan inti
dilakukan.
73
3. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan
guru dan siswa. Aspek yang diamati sama dengan siklus sebelumnya.
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja peneliti
dan pengamatan terhadap kemampuan siswa mempresentasikan hasil
diskusi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam
meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi
dan hasil pengamatan lebih mengalami kenaikan dibandingkan dengan
siklus sebelumnya.
4. Refleksi (Reflektion)
a. Kelebihan
Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan, secara umum
peneliti melakukan proses pembelajaran sangat baik. Semua aspek yang
diamati mengalami peningkatan. Tingkat pemahaman siswa terhadap
materi ajar menunjukkan perubahan yang meningkat dibandingkan
siklus sebelumnya.
b. Kekurangan
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan sudah sesuai harapan, walaupun memang masih ada
74
kekurangan sedikit pada pengelolaan kelas terjadi apabila tayangan
media mengalami gangguan, sehingga diperlukan tindakan antisipasi.
c. Cara mengatasinya
Hasil pengamatan di kumpulkan dan dianalisis. Setelah data
terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan
lebih mengalami kenaikan dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Maka penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan prestasi belajar
siswa.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Sebelum penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan terlebih
dahulu penulis jelaskan kembali tentang tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui apakah melalui media film (youtube) dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan
Tingkir, Kota Salatiga, TahunAjaran 2015/2016. Penelitian tindakan kelas
yang direncanakan menggunakan tiga siklus, selama 2x35 menit (2 jam
pelajaran) dalam 1 kali pertemuan dengan standar kompetensi memahami
kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.
Penelitian ini setiap pembelajaran menggunakan lembar observasi bagi
guru dan siswa juga soal pre tes dan pos tes untuk siswa. Adapun hasil dari
penelitian yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai guru, peneliti menyajikan
materi cuaca dengan menerapkan ide perbaikan pada siklus I yaitu
menggunakan media film. peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
proses pembelajaran. Melalui pengamatan proses pembelajaran tersebut,
observasi terhadap siswa dilakukan pengamatan sebagai berikut:
62
Tabel 4.1 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus I
No Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang
A. Persiapan
1. Sikap dalam berdoa 7 12 5
2. Kesiapan dalam menyediakan alat belajar 8 8 8
3. Tenang dalam pembelajaran 11 8 5
4. Rapi dalam berbusana 9 9 6
B. Pelaksanaan
1. Fokus dalam menerima pembelajaran 7 10 7
2. Berani mengemukakan pendapat dengan bahasa
yang baik dans opan
5 11 8
3. Aktif selama pembelajaran 7 13 4
4. Berani bertanya 11 7 6
5. Tidak mengganggu teman 10 7 7
6. Pemahaman terhadap materi yang diberikan guru 10 10 4
C. Penutupan
1. Sikap berdoa yang baik, tenang. 12 7 5
2. Menjawab salam dengan baik. 14 4 6
Jumlah 111 106 71
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa tingkat
perkembangan sikap belajar siswa selama pembelajaran sudah cukup baik
dan meningkat daripada siklus sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa melalui media film mampu membuat siswa aktif dan memperhatikan
materi yang sedang dipelajari serta mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan. Diharapkan pada siklus selanjutnya lebih baik dan lebih
meningkat.
63
Peneliti juga memberikan tes sebagai pengukuran hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada post test, maka diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar Nilai dan Rata-rata Post Test Siklus I
No. Nama Nilai
Post Test
1 Agga 80
2 Ihsan 80
3 Alfa 80
4 Djaduk 60
5 Jamal 100
6 Alfin 80
7 Fachrudin 100
8 Fikri 100
9 Niam 100
10 Yusuf 80
11 Farid 80
12 Giota 60
13 Reza 60
14 Najwa 40
15 Azra 60
16 Farah 80
17 Alya 100
18 Meisilla 100
19 Nur 80
20 Yassie 80
21 Tata 60
22 Rio 100
23 Raffi 100
24 Ahmad 60
Jumlah Skor 1920
Rata-rata 80
64
Tabel 4.3 Prosentase Nilai Post Test Siklus I
Tindakan Rata-rata Prosentase
Post Tes 80 80%
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
mulai meningkat, diperoleh hasil rata-rata pos tes 80, setelah pembelajaran
dengan menggunakan media film dan mengerjakan pos tes rata-rata hasil
belajar siswa meningkat sebanyak 80% dan sudah diatas kriteria ketutasan
minimal. Dalam penelitian ini bisa disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
tuntas. Akan tetapi peneltian masih perlu melanjutkan penelitian pada
tindakan kelas siklus II untuk mengetahui peningkatan perkembangan
belajar siswa dan hasil belajar siswa.
Pengamatan terhadap guru menunjukkan bahwa guru sudah cukup
baik dan tepat dalam menggunakan media dan baik dalam memperagakan
media sehingga suasana lebih terkontrol. Tetapi masih kurang tepat dalam
pembagian waktunya. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pada
pelaksanaan siklus selanjutnya.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai guru, peneliti menyajikan
materi cuaca dengan menerapkan ide perbaikan pada siklus II yaitu
menggunakan media film, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dan
juga memberikan variasi nyanyian pada waktu pembelajaran. Peneliti juga
65
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Melalui pengamatan
proses pembelajaran tersebut, observasi terhadap siswa dilakukan
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang
A. Persiapan
1. Sikap dalam berdoa 14 8 2
2. Kesiapan dalam menyediakan alat belajar 17 5 2
3. Tenang dalam pembelajaran 18 3 3
4. Rapi dalam berbusana 14 6 4
B. Pelaksanaan
1. Fokus dalam menerima pembelajaran 20 3 1
2. Berani mengemukakan pendapat dengan bahasa
yang baik dan sopan
20 2 2
3. Aktif selama pembelajaran 14 6 4
4. Berani bertanya 17 4 3
5. Tidak mengganggu teman 21 2 1
6. Pemahaman terhadap materi yang diberikan guru 19 3 2
C. Penutupan
1. Sikap berdoa yang baik, tenang. 14 7 3
2. Menjawab salam dengan baik. 18 4 2
Jumlah 206 53 29
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa tingkat
perkembangan sikap belajar siswa selama pembelajaran meningkat lebih
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa melalui ide perbaikan yang
dilakukan pada siklus II mampu membuat siswa aktif dan memperhatikan
materi yang sedang dipelajari serta mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan.
66
Seperti pada siklus sebelumnya pada tindakan kelas ini peneliti juga
memberikan tes sebagai pengukuran hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
tes yang dilakukan pada post test, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Daftar Nilai dan Rata-rata Post Test Siklus II
No. Nama Nilai
Post Test
1 Agga 100
2 Ihsan 100
3 Alfa 80
4 Djaduk 80
5 Jamal 100
6 Alfin 100
7 Fachrudin 100
8 Fikri 100
9 Niam 100
10 Yusuf 100
11 Farid 100
12 Giota 100
13 Reza 80
14 Najwa 80
15 Azra 80
16 Farah 80
17 Alya 100
18 Meisilla 100
19 Nur 100
20 Yassie 100
21 Tata 80
22 Rio 100
23 Raffi 100
24 Ahmad 100
Jumlah Skor 2260
Rata-rata 94
67
Tabel 4.6 Peningkatan dari Siklus I dan Siklus II dalam %
Tindakan Rata-rata Prosentase
Siklus I 80 80%
Siklus II 94 94%
Selisih 14 14%
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa
meningkat, setelah pembelajaran dengan menggunakan media film
(youtube) dan diperoleh rata-rata pos tes 94 dan hasil belajar siswa
meningkat sebanyak 94%. Dalam penelitian ini bisa disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA tuntas. Peneliti merasa tidak perlu melanjutkan
ketindakan penelitian selanjutnya.
Pengamatan terhadap guru juga menunjukkan peningkatan dari
siklus-siklus sebelumnya bahwa guru sudah baik dan tepat dalam
menggunakan media, memperagakan media, dan sudah cukup tepat dalam
membagi waktu serta baik dalam mengontrol suasana.
C. Pembahasan
1. Pembahasan Siklus I dan Siklus II
Hubungan antara penggunaan media film dengan peningkatan
prestasi belajar siswa dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan
sebagai berikut:
68
Tabel 4.7 Hasil Nilai Post Tes Siklus I dan Siklus II
No. Nama
Nilai
Post Test
Siklus I
Nilai
Post Test
Siklus II
Nilai Beda
(D)
Beda
Kuadrat
D2
1 Agga 80 100 -20 +40
2 Ihsan 80 100 -20 +40
3 Alfa 80 80 0 0
4 Djaduk 60 80 -20 +40
5 Jamal 100 100 0 0
6 Alfin 80 100 -20 +40
7 Fachrudin 100 100 0 0
8 Fikri 100 100 0 0
9 Niam 100 100 0 0
10 Yusuf 80 100 -20 +40
11 Farid 80 100 -20 +40
12 Giota 60 100 -40 +160
13 Reza 60 80 -20 +40
14 Najwa 40 80 -40 +160
15 Azra 60 80 -20 +40
16 Farah 80 80 0 0
17 Alya 100 100 0 0
18 Meisilla 100 100 0 0
19 Nur 80 100 -20 +40
20 Yassie 80 100 -20 +40
21 Tata 60 80 -20 +40
22 Rio 100 100 0 0
23 Raffi 100 100 0 0
24 Ahmad 60 100 -40 +160
-340 +920
Rerata D = (-340) :24 = 14,7
1
2
2
NN
N
DD
Dt
69
12424
24
340920
7,14
2
t
)23(24
24
1156920
7,14
t
552
7,48920
7,14
t
552
3,871
7,14t
578,1
7,14t
42,57256,0
7,14t
Hasil dari perhitungan t hitung sebesar 57,42, kemudian t tabel
dengan n = 24; taraf signifikansi 5% t tabel = 0,404. Berdasarkan hal
tersebut berarti ada perbedaan atau ada hubungan antara prestasi belajar
dengan enggunaan media film (youtube) dalam proses pembelajaran,
dikarenakan t hitung lebih besar dari t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa
setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan media film (youtube)
maka prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang sudah baik.
70
Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan di atas diketahui pada siklus
I hasil rata-rata sebesar 80% dan siklus II hasil rata-rata sebesar 94%. Hal
ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.
Peningkatan pada siklus I yang diperoleh sudah baik dan meningkat
karena penggunaan media film (youtube) yang lebih tepat pada
pembelajaran IPA. Hasil belajar siklus I menunjukkan kemajuan yang baik,
walaupun masih belum memuaskan karena dalam post tes tmasih terdapat
siswa yang belum tuntas.
Pada siklus II peningkatan rata-rata yang diperoleh sudah lebih baik
dan meningkat daripada siklus I.
Hasil penelitian ini belum merupakan hasil akhir dari penelitian
tindakan kelas yang dilakukan sehingga masih perlu adanya tindak lanjut
melalui perencanaan yang lebih baik.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Prosentase Kenaikan Pretasi Belajar Siswa
Tindakan Rata-rata Prosentase
Siklus I 80 80%
Siklus II 94 94%
Selisih 14 14%
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II dengan hasil
sebanyak 94%. Dari indikator kinerja sebanyak 85% dari 24 siswa telah
71
mendapatkan nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka
Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016
dapat disimpulkan bahwa: “Melalui media film (youtube) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dibuktikan dari nilai rata-rata yang dicapai siswa dari
siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan pada
hasil pos tes pada siklus I (80%) ke siklus II (94%)mengalami peningkatan
sebanyak 14%. Dan pada siklus II hasil post test 94% > 85% maka Penelitian
Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian tindakan kelas maka
saran-saran yang ingin disampaikan adalah:
1. Media film sebagai media pembelajaran merupakan salah satu alternatif
terbaik bagi guru yang dapat dipergunakan dalam menunjang berbagai
proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa hendaknya pada saat proses belajar mengajar berlangsung lebih
aktif dan lebih memperhatikan pelajaran serta lebih disiplin supaya waktu
proses pembelajaran lebih efisien.
72
3. Diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melaksanakan penelitian
dengan lingkup yang lebih luas dalam skripsi ini, sehingga dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan umumnya dan bidang studi IPA
khususnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru.
Bestari Buana Murni. Jakarta Timur.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan
Inovatif. Diva Press. Jogjakarta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2014. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, dan Menyenangkan). Diva Press. Jogjakarta.
Asnawir, dan Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Cet.II.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamid, Sholeh. 2012. Metode Edutainment. DIVA Press. Jogjakarta.
Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. 2011.
Jogjakarta.
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media Pembelajaran bahasa Arab. Malang: UIN
Malang Press.
Sanjaya, Wina 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.
Sardiman, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press
Seifert, Kelvin. 2012. Pedoman Pembelajaran & Instruksi pendidikan.
IRCiSoD. Jogjakarta.
Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Suyadi, 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Diva Press. Jogjakarta.
74
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta. Prenada Media Group.
Uno, Hamzah dan Masri Kudrat Umar, 2009. Mengelola Kecerdsanan dalam
Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Yonni, Acep dan Sri Rahayu Yunus. 2011. Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif
& disenangi Siswa. Pustaka Widyatama. Yogyakarta.
Wood, Derek, dkk. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. KATAHATI.
Jogjakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
SILABUS PEMBELAJARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III SEMESTER 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian
Materi
Kegiatan Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/Bahan/Alat
I. IPA
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam
Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
Cuaca
Siswa mengidentifikasi kondisi cuaca
Siswa meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit
Siswa menggambarkan secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca
Siswa mengidentifikasi
Mengidentifikasi kondisi cuaca
Meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit
Menggambarkan secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca
Teknik Tes
Tes
Non tes Bentuk tes
Tulis
Lisan
Pengamatan
Penilaian hasil karya
4 jp x 35 menit
Buku IPA, media cetak dan elektronik, ensiklopedia
Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia
Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar
Pengaruh cuaca bagi kehidupan
Pemeliharaan dan pelestarian alam
kehidupan manusia yang sesuai dengan keadaan cuaca tertentu
Siswa mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan keadaan
Siswa membuat daftar jenis-jenis sumber daya alam
Siswa menjelaskan kegunaan sumber daya alam
Mengidentifikasi kehidupan manusia yang sesuai dengan keadaan cuaca tertentu
Mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan keadaan
Membuat daftar jenis-jenis sumber daya alam
Menjelaskan kegunaan sumber daya alam
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus I)
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Kutowinangun
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : III/Genap
Alokasi Waktu : 2x35 Menit (1x pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan
melestarikan alam.
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
C. INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan melalui pengamatan tentang terjadinya hujan
Siswa dapat menjelaskan melalui pengamatan tentang terbentuknya
awan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan melalui pengamatan
tetang terjadinya hujan
Melalui penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan melalui pengamatan
tentang terbentuknya awan
E. MATERI POKOK
Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam atmosfer yang
terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam
udara setelah melampaui keadaan jenuh
PROSES TERBENTUKNYA AWAN
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan
cara:
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkadung di dalam udara
karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air
ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang
lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-
molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi
semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan
perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah
sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah.
Hingalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke
bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu
akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan
awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di
dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang
menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Proses terbentuknya awan yang dapat menimbulkan hujan selama
menyinari bui, matahari memanaskan tanah, sungai, lautan, dan udara di
bawanya. Panas matahari menguapkan air tanah, sungai, dan lautan. Air
itu naik ke udara sebagai uap air. Karena udara di langit dingin, uap air
mengembun membentuk awan. Awan juga terbentuk jika auap air
mengembun pada noda asap atau debu di udara. Dibutuhkan berjuta-juta
butiran air untuk membentuk awan. Butiran-butiran air dalam awan
lama-kelaman bertambah banyak. Butiran-butiran air itu saling
bertabrakan dan membentuk tetesan air. Bila tetesan air itu cukup besar,
maka akan jatuh ke bumi sebagai hujan.
F. METODE PENGAJARAN
Tanya jawab
Penugasan
G. SUMBER DAN BAHAN MEDIA PENGAJARAN
SUMBER PENGAJARAN:
Buku IPA kelas 3 “Sains Untuk Kelas III”(Halaman 167-180)
MEDIA PENGAJARAN
Media film cuaca.
H. STRATEGI PEMBELAJARAN
f. Kegiatan Awal
7) Guru memberikan salam dan memulai pembelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan berdoa sebelum memulai pelajaran.
8) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan
kelas.
9) Siswa menyiapkan bahan ajar.
10) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan siswa
dengan materi yang akan diajarkan.
11) Guru memberikan pre tes mengenai materi yang akan diajarkan.
12) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
g. Kegiatan Inti
4) EKSPLORASI
c) Guru menyajikan sebuah masalah yang berkaitan dengan keadaan
cuaca yang terjadi saat ini.
d) Guru membimbing siswa untuk memahami masalah tersebut.
5) ELABORASI
e) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada
siswa.
f) Guru memutarkan film tentang cuaca.
g) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
h) Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah
disampaikan kepada siswa.
6) KONFIRMASI
d) Guru memberi pujian atas usaha siswa.
e) Guru memberi motivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif
dalam pemebelajaran.
f) Guru memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran.
h. Kegiatan Penutup
4) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang
telah diajarkan.
5) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana.
6) Guru bersama siswa menutup pembelajara dengan bacaa hamdalah
dan salam.
I. PENILAIAN
1. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk soal Instrumen
Soal Pre Tes
1. Berikut adalah tanda-tanda hujan akan turun,kecuali ....
a. angin bertiup kencang c. suhu dingin
b. cuaca cerah d. awan tebal
2. Bila kita berada di daerah bercuaca dingin, maka sebaiknya kita
menggunakan pakaian yang ....
a. tebal c. berwarna gelap
b. tipis d. berwarna putih
3. Keadaan cuaca dapat ditunjukkan dari ....
a. keadaan udara c. bentuk awan
b. keadaan air d. keadaan matahari
4. Langit berwarna hitam menandakan ....
a. cuaca cerah c. akan datangnya hujan
b. cuaca berawan d. cuaca mendung
5. Pada saat hujan, biasanya udara ....
a. terasa panas
b. terasa dingin
c. terasa hangat
d. banyak angin
Kunci Jawaban:
1) b. Cuaca Cerah
2) a. Tebal
3) c. Bentuk Awan
4) c. Akan Datangnya Hujan
5) b. Terasa Dingin
Skor : betul x 2 = 10
Soal Pos Tes
1) Apa yang dimaksud dengan cuaca?
2) Ada berapa jenis kondisi cuaca?jelaskan!
3) Apa yang dimaksud dengan awan sirus?
4) Mengapa manusia memakai pakaian yang tebal saat musim dingin?
5) Bagaimana proses terjadinya awan?
Kunci Jawaban:
1) Cuaca adalah keadaan udara pada satu wilayah tertentu dalam jangka
waktu terbatas.
2) Jenis kondisi cuaca ada 5, yaitu:
a. Cuaca berawan artinya langit diliputi awan
b. Cuaca cerah artinya langit terang dan matahari bersinar terang.
c. Cuaca panas berarti matahari bersinar terang dan udara terasa
panas.
d. Cuaca dingin artinya udara terasa dingin.
e. Cuaca hujan artinya turun titik air hujan dari udara.
3) Awan sirus berbentuk serabut-serabut halus berwarna putih. Awan
ini menandakan hujan akan turun.
4) Manusia memakai pakaian yang tebal saat musim dingin untuk
menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat.
5) Proses terjadinya awan karena air tanah, sungai dan air laut menguap.
Skor : betul x 2= 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus II)
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Kutowinangun
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : III/Genap
Alokasi Waktu : 2x35 Menit (1x pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan
melestarikan alam.
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
C. INDIKATOR
Siswa dapat mengidentifikasi keadaan awan.
Siswa dapat menjelaskan dampak yang terjadi pada saat cuaca tertentu.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi keadaan awan.
Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan dampak yang terjadi pada
saat cuaca tertentu.
E. MATERI POKOK
Cuaca merupakan keadaan udara pada suatu tempat dan pada waktu
tertentu. Keadaan cuaca selalu berubah-ubah disetiap daerah. Ada yang
kemarau, ada yang dingin, ada yang mendung, hujan dan sebagainya.
Keadaan cuaca dipengaruhi oleh tiga unsur yaitu matahari, angin dan air.
Matahari dapat menghasilkan energi yang dapat mengendalikan air. Angin
membawa awan dan bergerak menuju tempat yang lebih tinggi sambil
membawa uap air sehingga terjadi hujan.
Pengaruh Cuaca Terhadap Kehidupan Manusia itu sangat berpengaruh.
Seperti halnya, pada saat musim penghujan, udara banyak mengandung uap
air dan cahaya matahari tidak akan terasa karena adanya air hujan.
Saat musim penghujan tanah disekitar perkebunan akan menjadi basah dan
lembab. Berbagai jenis tumbuhan menyukai kondisi seperti ini dan ada pula
yang tidak menyukainya.
Selain itu, ketika musim kemarau pengaruh sinar matahari sangat terasa.
Tanah didaerah perkebunan tersebut menjadi kering akibat suhu permukaan
bumi yang tinggi. Tumbuhan yang memiliki akar panjang dan daun yang
berselaput lilin yang mempu bertahan pada kondisi seperti ini. Kemudian
juga berpengaruh terhadap pakaian yang kita jemur sehabis mencuci.
Pakaian basah yang kita jemur akan cepat mengering karena terkena sinar
matahari dibandingkan pada saat cuaca mendung ataupun hujan. Pada
musim kemarau juga air sangat sulit diperoleh.
Keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap pakaian yang kamu gunakan.
Saat musim hujan, suhu udara sangat dingin. Manusia membutuhkan
pakaian tebal untuk mengatasi suhu yang sangat dingin agar tubuh tidak
kedinginan. Pakaian yang digunakan biasanya terbuat dari bahan wol. Saat
musim hujan kamu juga tidak boleh lupa untuk membawa payung ataupun
jas hujan saat keluar rumah.
Jadi, keadaan cuaca sangat berpengaruh terhadap aktivitas yang kita
lakukan setiap harinya. Keadaan cuaca ini disebabkan oleh matahari, angin
dan air. Pada saat musim penghujan, akan menghambat aktivitas kita.
Misalkan akan pergi ke sekolah atau kekantor tempat kamu bekerja. Tetapi
hujan sangat deras tak kunjung reda. Hal itu akan menghambat kegiatanmu
dan kedatanganmu akan tertunda sampai ketujuan. Hujan terjadi karena
adanya pemanasan air menjadi uap. Uap air kemudian mengembun
membentuk awan. Dalam awan terdapat uap air yang jumlahnya ribuan.
Butiran uap air jatuh ke bumi sebagai hujan karena pengembunan. Pada saat
musim penghujan jangan lupa bawa payung dan jas hujan. Begitu juga pada
musim kemarau, pada saat musim kemarau, tanah-tanah menjadi
kering, banyak tanaman yang mati karena kekurangan air. Saat musim
kemarau biasanya manusia memakai pakaian tipis dan menyerap keringat.
F. METODE PENGAJARAN
Tanya jawab
Metode ceramah
Metode kelompok
Penugasan
G. SUMBER DAN BAHAN MEDIA PENGAJARAN
SUMBER PENGAJARAN:
Buku IPA kelas 3 “Sains Untuk Kelas III”(Halaman 167-180)
MEDIA PENGAJARAN
Media film cuaca.
H. STRATEGI PEMBELAJARAN
f. Kegiatan Awal
8) Guru memberikan salam dan memulai pembelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan berdoa sebelum memulai pelajaran.
9) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan
kelas.
10) Siswa menyiapkan bahan ajar.
11) Guru mengajak bernyanyi bersama
12) Guru mengulas kembali materi yang diberikan pada pertemuan yang
lalu.
13) Guru memberikan pre tes mengenai materi yang akan diajarkan.
14) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
g. Kegiatan Inti
4) EKSPLORASI
c) Guru memberikan contoh masalah dampak cuaca terhdap
lingkungan.
d) Guru membimbing siswa untuk memahami cara untuk mengatasi
dampak cuaca terhadap lingkungan tersebut.
5) ELABORASI
h) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada
siswa.
i) Guru memutarkan film tentang dampak cuaca yang terjadi
dilingkungan alam.
j) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (sesuai dengan
kelompok yang sudah dibetuk).
k) Siswa berkelompok untuk memecahkan masalah cuaca terhadap
lingukungan yang diputarkan oleh guru.
l) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.
m) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
n) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru secara mandiri.
6) KONFIRMASI
d) Guru memberi pujian atas usaha siswa.
e) Guru memberi motivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif
dalam pemebelajaran.
f) Guru memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran.
h. Kegiatan Penutup
4) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang
telah diajarkan.
5) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana.
6) Guru bersama siswa menutup pembelajara dengan bacaa hamdalah
dan salam.
I. PENILAIAN
1. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk soal Instrumen
Soal Pre Tes
1. Kegiatan berikut yang dapat merusak sumber daya alam adalah....
a. Melindungi Satwa Langka c. Pembakaran Hutan
b. Tebang Pilih d. Reboisasi
2. Melestarikan sumber daya alam dapat dilakukan dengan cara,
kecuali ....
a. Perladangan berpindah c. Pemberian pupuk
b. Penyuburan tanah d. pembakaran hutan
3. Sumber daya alam yang diperoleh dengan cara penambangan
adalah...
a. Batu bara c. Mutiara
b. Tumbuhan d. hewan
4. Cara mencegah agar tidak terjadi banjir, kecuali....
a. Buang sampah pada tempatnya c. Reboisasi
b. Menebang pohon sembarangan d. membersihkan parit
5. Penanaman hutan kembali disebut ....
a. Terasering
b. Reboisasi
c. Irigasi
d. sterilisasi
Kunci Jawaban:
1) c. Pembakaran hutan
2) d. Pembakaran Hutan
3) a. Batu bara
4) b. Menebang pohon sembarangan
5) b. Reboisasi
Skor : betul x 2 = 10
Soal Pos Tes
1) Tulis cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan alam!
2) Sebutkan hal-hal buruk yang dapat menyebabkan banjir!
3) Sebutkan alat yang tidak diperbolehkan untuk menangkap ikan!
4) Apa yang dimaksud suaka marga satwa?
5) Sebutkan contoh sikap yang dapat merusak hutan!
Kunci Jawaban:
1) reboisasi, membuat suaka marga satwa, hutan lindung,cagar alam
DOKUMENTASI PENELITIAN
GURU MENERANGKAN MATERI
SISWA SEDANG MENGERJAKAN PRE TES
PERSIAPAN MELIHAT FILM TENTANG CUACA
PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA FILM
PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA FILM
SISWA MENEGRJAKAN POS TES
MEMBIMBING SISWA
MENGELOMPOKKAN SISWA