Post on 24-Oct-2019
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG BALOK DAN KUBUS
DENGAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)
DAN INDEX CARD MATCH (ICM) PADA SISWA KELAS V
MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK, KEC. KANDANGAN,
KAB. TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FATIMATUL HIDAYAH
NIM 115-14-037
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Fatimatul Hidayah
NIM : 11514037
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG BALOK DAN KUBUS
DENGAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER
(NHT) DAN INDEX CARD MATCH (ICM) PADA SISWA
KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK,
KANDANGAN, TEMANGGUNG TAHUN AJARAN
2017/2018
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 28 Juni 2018
Dosen Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
NIP. 19610623 199803 2001
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKIRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
BALOK DAN KUBUS MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER DAN
INDEX CARD MATCH PADA KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK,
KANDANGAN, TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018
OLEH
FATIMATUL HIDAYAH
NIM : 11514037
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Agustus 2018 dan
telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
KetuaPenguji :Dr. Winarno,S.Si.,M.Pd.
SekretarisPenguji :Dra. Siti Farikhah,M.Pd.
Penguji I :Prof.Dr.H.Mansur,M.Ag.
Penguji II :Dr. Lilik Sriyanti,M.Si.
Salatiga, 20 Agustus 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Fatimatul Hidayah
NIM : 11514037
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan di publikasikan pada e-repository IAIN
Salatiga.
Salatiga, 28 Juni 2018
Yang menyatakan
Fatimatul Hidayah
NIM. 11514037
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kegagalan adalah awal keberhasilan. Ilmu tanpa iman bagaikan lahan yang
tandus
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Ibuku (Eni Lestari) dan Bapakku (Sipyani) sebagai wujud baktiku kepadanya,
yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do’anya.
Adikku (Adi Bayu dan Muhammad Yusuf) yang selalu mendukung dan memberi
semangat.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendo’akanku.
Sahabat-sahabatku, Muhammad Rifa’i ,Hikmah, hayu, ela, mas fitri, dan yang
tidak bisa ku sebutkan satu persatu
Teman-teman PGMI angkatan 2014
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat
Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada
henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang melalui metode
Number Head Together dan Index Card Match pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung Tahun ajaran 2017/2018.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Ileh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr.H.Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi,M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah
Ibtida’iyah.
4. Ibu Dra.Hj.Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan
meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. sebagai pembimbing akademik dari awal
semester sampai sekarang.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik, staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
viii
7. Bapak Agen Torowedi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah
Ngemplak beserta guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk
melakukan penelitian di MI Muhammadiyah Ngemplak.
8. Kedua orangtua saya yang selalu mendoakan, menyemangati ketika
semangatku mulai goyah.
9. Siswa-siswi kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam meyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga segala bantuan
yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta
tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Aamiin.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 17 maret 2018
Penulis
Fatimatul Hidayah
NIM. 11514037
ix
ABSTRAK
Fatimatul hidayah. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
Ruang Balok dan Kubus dengan Metode Number Head Together
(NHT) dan Index Card Match (ICM) pada Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung
Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtida’iyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci : Matematika, Bangun Ruang, Number Head Together (NHT) dan
Index Card Match (ICM).
Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak,
Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018 pada mata
pelajaran Matematika masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 6,1 hal ini
karena dalam menyampaikan pelajaran matematika, guru menggunakan metode
kurang tepat dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Penggunaan Metode Number Head Together (NHT) dan Index
Card Match (ICM) dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam
membelajarkan Matematika. Tujuan dari metode ini untuk mengarahkan
pemahaman siswa pada pembelajran aktif yang melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi, dan
belajar matematika menjadi lebih menyenangkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan langkah
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua
siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak Tahun
2018 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
Ngemplak, kandangan, Temanggung menunjukkan hasil bahwa penggunaan
metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun
ruang. Pada pra siklus yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 55% dan yang belum
tuntas 9 siswa atau 45%, siklus I siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 75%
dan yang belum tuntas 5 siswa atau 25% dengan rata-rata kelas 70 , siklus II yang
tuntas sebanyak 20 siswa atau 100% dan rata-rata kelasnya 85,5.
x
ABSTRACT
Fatimatul hidayah. 2017. Improvement of Mathematics Learning Outcomes Build
Material in Beams and Cubes with Number Head Together (NHT)
and Index Card Match (ICM) Methods for Grade V Students at MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung
Academic Year 2017/2018. Thesis, Department of Teacher
Education, Madrasah Ibtida'iyah, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, State Islamic Institute in Salatiga, Advisor Dra. Siti
Farikhah, M.Pd.
Keywords: Mathematics, Space Building, Number Head Together (NHT) and
Index Card Match (ICM).
Learning outcomes obtained by grade 5 students of MI Muhammadiyah
Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Academic Year 2017/2018 in
Mathematics subjects is still low on average, the class only reaches 6.1, because in
delivering mathematics lessons, teachers use methods that are less precise and less
actively involve students in learning activities. The use of Number Head Together
(NHT) and Index Card Match (ICM) methods can be used as alternative learning
methods in teaching mathematics. The purpose of this method is to direct students'
understanding of active learning that involves students actively in learning
activities so that students are better able to understand the material, and learn
mathematics to be more enjoyable.
This type of research is classroom action research with steps of planning,
implementation, observation, and reflection carried out in two cycles. The subject
of this research was the fifth grade students of MI Muhammadiyah Ngemplak in
2018, which consisted of 20 students consisting of 8 male students and 12 female
students. Data collection techniques used in the form of observation, interviews,
and documentation.
Research that has been carried out on MI Muhammadiyah Ngemplak,
Kandangan, Temanggung fifth grade students shows that the use of Number Head
Together (NHT) and Index Card Match (ICM) methods can improve student
learning outcomes in mathematics subjects in space-building material. In the
complete pre-cycle, there were 11 students or 55% and the unfinished ones were 9
students or 45%, the complete cycle I students were 15 students or 75% and the
unfinished ones were 5 students or 25% with an average grade 70, cycle II who
complete as many as 20 students or 100% and the average class is 85.5.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL.........................................................................................
LEMBAR LOGO..........................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................
PENGESAHAN KELULUSAN...................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.....................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................
ABSTRACT..…………………………………………………………
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan Peneltian .........................................................................
D. Hipotesis Tindakan......................................................................
E. Manfaat Penelitian.......................................................................
F. Definisi Operasional....................................................................
G. Metodologi Penelitian.................................................................
H. Indikator Keberhasilan................................................................
I. Sistematika Penulisan.................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
xi
xiv
xvi
xvi
1
7
8
8
9
10
12
18
19
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar...........................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar...................................................
2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar..........................
B. Bangun Ruang (Balok dan Kubus)..........................................
1. Pengertian Bangun Ruang................................................
2. Balok ................................................................................
3. Kubus................................................................................
C. Number Head Together (NHT)................................................
1. Definisi Number Head Together(NHT)............................
2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together
(NHT)................................................................................
3. Kelebihan dan kekurangan Number Head Together
(NHT)................................................................................
D. Index Card Match (ICM).........................................................
1. Definisi Index Card Match (ICM)....................................
2. Langkah-langkah pembelajaran Index Card Match (ICM)
3. Kelebihan dan Kekurangan Index Card Match (ICM).....
E. Hasil penelitian yang Relevan....................................................
F. Kaitan Number Head Together (NHT) dan Index Card Match
(ICM) dengan pembelajaran Matematika................................
a. Kaitan NHT dengan Pembelajaran Matematika.............
b. Kaitan ICM dengan pembelajaran Matematika.................
c. Kaitan antara NHT, ICM dengan Pembelajaran
Matematika.........................................................................
20
20
22
23
23
23
27
30
30
31
33
33
33
35
36
37
39
39
40
41
xiii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Ngemplak..................
1. Lokasi penelitian................................................................
2. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Ngemplak...................
3. Keadaan Guru dan siswa MI Muhammadiyah Ngemplak
4. Subyek Penelitian...............................................................
B. Deskripsi Pelaksanaan Per-Siklus.............................................
1. Siklus I...............................................................................
2. Siklus II.............................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.........................................................................
1. Kondisi Awal.....................................................................
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I..........................................
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.........................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
43
43
43
44
45
46
46
52
57
57
58
67
75
80
80
82
1-46
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Muhammadiyah Ngemplak
Tahun 2018.
Tabel 3.2 Data siswa MI Muhammadiyah ngempak tahun 2018.
Tabel 3.3 Data siswa kelas 5 MI Muhammadiyah Ngemplak.
Tabel 4.1 Data nilai sebelum tindakan.
Tabel 4.2 Hasil pengamatan siswa siklus I
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Tabel 4.6 Hasil belajar siswa siklus II
Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus II
Tabel 4.8 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.9 Rata-Rata Nilai Belajar siswa Siklus II
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Kelas
42
43
43
55
61
62
63
68
70
71
73
74
75
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema siklus penelitian
Gambar 2.1 Balok ABCD.EFGH
Gambar 2.2 Jaring-jaring balok
Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH
Gambar 2.4 Jaring-jaring kubus
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil
Belajar Mata Pelajaran Matematika
12
23
25
26
28
76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7 RPP Siklus I
Lampiran 8 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 12 Daftar SKK
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup
1
2
3
4
5
6
7
21
27
28
29
31
35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu menghadapi banyak
permasalahan. Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya
merupakan permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan
yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Ini
berarti bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari-hari untuk membantu memecahkan permasalahan.
Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak
hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga dalam dunia kerja dan untuk
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,
matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa,
terutama sejak usia sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Seperti dalam
surat Al-Furqon : 2
ا ولمك يكنك ل شيم ض ولمك يتذخذك ول رك ماوات والك السذ ي ل ملك الذ
ديرا ره تلك ء فلدذ وخلق كذ شك ف الكملك
) الفر كان : ۲ (
2
Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya),
dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqon : 2)
Pada usia siswa Sekolah Dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun),
menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret.
Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar
pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang
bersifat abstrak. Karena keabstrakkannya matematika relatif tidak mudah
untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Ahmad Susanto,
2013:183-184).
Ilmu matematika sebagai ilmu hitung pada dasarnya adalah ilmu
yang memiliki fungsi luas dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, baik
orang bodoh maupun pandai secara akademik, tanpa sadar selalu
menggunakan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari, meski dalam
konsep yang sederhana (Jannah, 2011: 21)
Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini
menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Semua kemajuan
zaman, perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tidak terlepas
dari unsur matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja peradaban
manusia tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang ini
(Fathani,2009: 5)
3
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang di
ajarkan pada tingkat sekolah dasar. Berkaitan dengan hal tersebut,
Daryanto dan Rahardjo (2012: 240) menyatakan bahwa, “ Mata Pelajaran
Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah
dasar untuk membekali mereka dengan kemampuaan berfikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama”.
Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena dengan belajar matematika, kita
akan belajar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2013: 183).
Banyak orang menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit,
menyeramkan, bahkan beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan
matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam
pengolahan pembelajaran sehingga banyak yang berpendapat bahwa
matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Anak-anak harus
mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah
sehari-hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus
diatasi sejak dini, kalai tidak akan menghadapi banyak masalah di
kemudian hari.
Ketika anak disuruh untuk menghitung, menghafal rumus, dan
mengerjakan soal matematika itu sangat tidak disukai anak-anak dan
banyak menguras pikiran siswa sehingga mereka bosan untuk belajar.
Membuat matematika kelihatan susah dan menjadi momok menakutkan
dikalangan siswa adalah faktor lain dari matematika yaitu penghafal rumus
4
dan banyak menghitung angka, seperti lingkungan, metode pembelajaran,
guru, dan lain sebagainya (Jannah,2012:25)
Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat
sederhana seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di
depan kelas. Tentu siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti
pembelajaran. Diskusi kelompok yang dilakukan pun masih sederhana,
siswa yang mau mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang
pandai dan yang lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh
guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di
dalam lembar kerja siswa dan buku paket. Jadi siswa hanya fokus kedalam
buku pelajaran.
Bangun ruang merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada
siswa kelas V semester II. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
wali kelas V hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang
memuaskan. Siswa masih banyak yang kesulitan menghafalkan rumus, dan
menganalisis tentang bangun ruang.
Peneliti pada saat ini melakukan penelitian yang dilakukan di MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung dengan jumlah
murid kelas V sebanyak 20 anak. Menurut observasi prestasi belajar
matematika materi bangun ruang (balok dan kubus) 55% siswa masih
mendapatkan nilai di bawah KKM, dimana sekolah menetapkan KKM
mata pelajaran matematika adalah 60.
5
Guru masih menggunakan metode yang sederhana, sehingga pada
saat proses pembelajaran berlangsung masih ditemukan ada siswa yang
mengantuk terutama siswa yang duduk di barisan belakang, mengerjakan
tugas lain, bermain, ngobrol dengan temannya, dan berceloteh sendiri.
Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih sangat pasif sekali dan
merasa enggan bila di minta oleh guru untuk maju kedepan mengerjakan
tugas yang diberikan.
Berdasarkan masalah di atas guru selayaknya melakukan
perubahan dalam gaya mengajar siswa. Salah satunya melalui
pembelajaran kooperatif type Number Head Together dan Index Card
Match. Melalui pembelajaran kooperatif akan membantu mempermudah
pemahaman. Menurut Roger dalam huda (2013:29)
Number Head Together (NHT) atau penomoran kepala merupakan
varian dari pembelajaran kooperatif. NHT dirancang untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut (Trianti,2009:82) pembelajaran menggunakan NHT ini sangatlah
bermanfaat bagi guru maupun siswa, karena semua siswa akan selalu siap
dalam pembelajaran. Salah satu ciri dari metode ini adalah semua siswa
diberi nomor kemudian mereka dijadikan beberapa kelompok,
mendiskusikan soal yang diberikan kemudian guru memanggil nomor
secara acak. Dengan begitu semua siswa akan siap untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Melalui metode ini juga
6
akan meningkatkan tanggung jawab dan kontribusi dalam kelompok,
karena semua siswa aktif dalam kelompok tersebut.
Menurut Suprijono (2013:58) pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam
pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsur-unsur tersebut antara lain
saling ketergantungan positif, tenggung jawab individu, interaksi promotif,
komunikasi antar anggota dan pemprosesan kelompok.
Agar dalam pembelajaran lebih menyenangkan, maka peneliti
menambahkan satu metode lagi, yaitu Index Card Match (ICM).
Index Card Match (ICM) atau mencari pasangan merupakan strategi yang
cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah
diberikan sebelumnya (Hisyam Zaini,2002:64) pembelajaran dengan ICM
ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, karena semua akan selalu aktif
dan siap maju ketika di panngil oleh guru.
Salah satu ciri dari metode ini adalah guru membuat potongan-
potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas, jumlah kertas
tersebut dibagi menjadi dua bagian sama, kemudian tulis pertanyaan
tentang materi yang telah di berikan sebelumnya pada setengah bagian
kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan, pada
separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
tadi dibuat, kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal
dan jawaban, beri satu siswa satu kertas, jelaskan bahwa ini adalah
7
aktifitas yang dilakukan berpasangan, separoh siswa akan mendapatkan
soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban, kemudian minta
siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan
juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada
teman yang lain, setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membaca kan
soal yang diperoleh dengen keras kepada teman-teman yang lain.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain, dan
untuk mengakhirinya dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan
(Hisyam Zaini,2002:64).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
mengangkat judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus dengan Metode Number Head
Together (NHT) dan Indez Card Match (ICM) pada siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung. Tahun Ajaran
2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah melalui penerapan
metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V MI
8
Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung. Semester Genap
Tahun Ajaran 2017/2018?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan
masalah yang sudah disebutkan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung. Semester Genap
Tahun Ajaran 2017/2018 melalui metode Number Head Together (NHT)
dan Index Card Match (ICM).
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan (Suharsimi,2014:3).
Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang
mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu
kelas ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah “Number Head Together
(NHT) dan Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak,Kandangan, Temanggung Tahun Ajaran
2017/2018”.
9
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya
penerapan metode Number Head Together (NHT) dan Index Card
Match (ICM).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Temuan-temuan peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan
program pembelajaran dengan menggunakan alternatif model
pembelajaran.
2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk
mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe
Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)
dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
b. Bagi Siswa
1) Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Number Head Together (NHT) dan Index Card Match
(ICM) dapat menumbuhkan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan bosan
yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.
10
2) Membangun interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran
di kelas sehingga siswa turut serta dan aktif dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran di sekolah serta menciptakan peserta didik
yang berkualitas.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan teori bagi
peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) pada
materi maupun mata pelajaran yang lain,
F. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan
penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah
yang di maksud adalah sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.”(Suprijono,2013:7).
hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari
proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. (Jihad dan Haris
2012:14).
11
Dalam penelitian ini, hasil belajar sangat penting karena untuk
mengetahui pemahaman siswa.
2. Matematika
Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angkat
untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya dalam
penelitian ini. (Jannah,2011:17).
3. Bangun Ruang
Bangun Ruang adalah bangun tiga dimensi yang merupakan sebuah
bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah
dan model yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan
bentuk bangun tersebut (Sumanto,2008:58).
4. Metode Number Head Together
Number Head Together (NHT) yaitu belajar mengajar kepala bernomor.
Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan teknik yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013:138).
Menurut pendapat saya NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai
alternative terhadap struktur kelas tradisional.
5. Metode Index Card Match
Index Card Match (ICM) yaitu Metode pemecahan masalah yang
digunakan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.metode
tersebut dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan
12
dengan mencocokkan kartu indeks yang ada si tangan mereka (Marwan,
Bona.2011:83).
Menurut pendapat saya ICM adalah metode untuk mengingat kembali
apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta
kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana menyenangkan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah
dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas
tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan
kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, dalam
Kunandar 2011:44)
PTK adalah pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan
dan pembelajaran (Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan, sehingga mutu hasil instruksional,
mengembangkan ketrampilan guru, meningkatkan relevansi,
meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan
budaya meneliti pada komunitas guru (Aqib, 2006:127).
13
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat di
gambarkan sebagai berikut (Arikunto 2006:74).
Gambar 1.1 Skema siklus penelitian Arikunto (2006:16)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V
MI Muhammadiyah Ngemplak,Kandangan, Temanggung dengan
jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 8 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti
sebagai pengamat dan guru yang melaksanakannya. Waktu
pelaksanaan penelitian ini pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
?
perencanaan
14
3. Langkah - langkah penelitian
Menurut Kurt Lewin dalam Zainal Aqib (2006: 21) dalam
pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu :
a. Perencanaan
1) Menyiapkan RPP Matematika dengan menerapkan metode
Number Head Together dan Index Card Match pada mata
pelajaran matematika.
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam
pembelajaran.
3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis.
4) Mempersiapkan instrument penilaian.
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini peneliti bersama guru melakukan satuan
perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP matematika. RPP
tersebut terdiri dari tiga kegiiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup.
c. Pengamatan
Bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan
pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan
kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam
melakukan refleksi.
15
d. Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan
peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai
proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan
dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
melalui metode Number Head Together (NHT) dan Index Card
Match (ICM).
4. Instrumen penilaian
a. Lembar observasi
Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman
observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang
mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan
siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan media
audio visual di samping itu juga observer mendokumentasikan
dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran untuk
mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
b. Tes
Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)
dalam mata pelajaran matematika.
16
c. RPP
RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan sebagai pegangan guru pada saat mengajar agar
pembelajaran sesuai dengan target yang ingin dicapai.
d. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dikuasai oleh siswa pada saat proses
pembelajaran.
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data dengan metode sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini
digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan
dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegaiatan belajar
mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
b. Dokumentasi
Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh
gembaran mengenai kegiatan siswa kelas V selama proses
pembelajaran matematika berlangsung. Dokumentasi berupa
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah
17
guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, niali siswa
sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang
di anggap penting.
c. Wawancara
Interview atau wawancara dapat dipandang sebagai metode
pengumpulan data dan dengan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis dan berlandasan pada tujuan
penyelidikan (Moleong, 2005:193). Kegiatan wawancara yang
dilaksanakan merupakan wawancara terstruktur kepada guru
kelas V Ibu Sholikhah, S.Pd., guna mengetahui sejauh mana
kondisi siswa dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
selama pembelajaran Matermatika.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yakni
dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap siklus yang
dilakukan. Analisis ini berdasarkan pada observasi dilapangan yang
tercatat dan format dari observasi lainnya. Analisis berupa refleksi
dilakukan oleh peneliti bersama guru selaku kolaborator, untuk
menentukan program pada siklus berikutnya sekaligus mendeteksi
pencapaian tujuan pada siklus yang telah dilakukan.
Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif yang berupa
nilau rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar siswa pada
setiap siklus. Adapun rumus menentukan nilai rata-rata kelas dan
18
presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus adalah, sebagai
berikut :
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
x = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah seluruh siswa
n = Jumlah siswa (Aqib,2011:40)
b. Presentase ketuntasan belajar siswa
Keterangan :
% = persentase ketuntasan
ft = frekuensi siswa tuntas KKM
f = frekuensi keseluruhan siswa
Setelah mendapatkan data presentasie berupa angka
kemudian peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk kalimat.
H. Indikator keberhasilan
Penggunaan metode Number Head Together (NHT) dan Index
Card Match (ICM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan
dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah :
∑
∑
x 100 %
19
1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
≥ 75%
2. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue)
dari siklus I ke siklus berikutnya.
3. Siswa kelas V memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 dalam
pembelajaran matematika.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan dan penelitian penilaian Tindakan
Kelas (PTK) ini sesuai dengan skripsi adalah sebagai berikut :
BAB I Berisi pendahuluan. Menggambarkan secara global tentang hal
berikut : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasioanl, metode
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori. Mencakup penjelasan pembelajaran
matematika bangun ruang, penjelasan metode Number Head
Together (NHT) dan Index Card Match (ICM), kaitan antara
Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)
dengan matematika.
BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pra siklus, siklus I, dan siklus
selanjutnya.
BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per
siklus dan pembahasan.
BAB V Penutup, meliputi : kesimpulan dan saran.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Hasil belajar dapat
diperoleh sesudah mengikuti proses belajar. Proses belajar adalah
kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2013: 22).
Hasil belajar adalah bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009:3) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ada enam perilaku ranah kognitif, yaitu:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
21
c. Penerapan, yaitu kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik.
e. Sitesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f. Evaluasi, yaitu mencakup kemampuan bentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan dari kriteria tertentu. Benjamin S.
Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26-27).
Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak
tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan
kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar
merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam
perilaku, sikap dan kemampuannya (Sam’s 2010:34).
Sedangkan Damansyah (2006:13) berpendapat bahwa hasil belajar
yaitu hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan
dalam bentuk angka.
Berdasarkan dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman dalam pembelajaran. Kemampuan itu
mencakup kohnitif, afektif dan psikomotorik. Hasil dari belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi, evaluasi bertujuan untuk
mendapatkan data yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa
22
dalam mencapai hasil belajar. Hasil belajar adalah tujuan yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran.
2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar adalah salah satu indikator untuk mencapai tujuan
pembelajaran di kelas. Sugiharto, dkk. (2007:76-77), mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :
a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan
faktor psikis.
1. Faktor fisiologis.
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktos psikis yang ada dalam diri
individu. (Lilik Sriyanti 2011:23-24)
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu.
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar siswa yaitu
faktor internal dan eksternal. Kedua faktor-faktor ini saling
berkaitan dan mempengaruhi dalam setiap pembelajaran yang
dilakukan.
23
B. Bangun Ruang ( Kubus dan Balok )
1. Pengertian Bangun Ruang
Semua bangun datar berada dalam himpunan bangun berdimensi
dua. Disebut berdimensi dua, karena pada bangun tersebut hanya ada
dua besaran yaitu besaran panjang dengan besaran lebar. Selain
dimensi dua, ada juga bangun yang berdimensi tiga. Pada bangun
yang berdimensi tiga, setiap bangun mempunyai satu tambahan
besaran lagi, yaitu tinggi.
Bangun yang berdimensi tiga disebut juga bangun ruang, sebab
bangun-bangun tersebut mempunyai ruang di dalamnya. Jika
ruangannya berisi udara, bangun ruangannya disebut bangun ruang
berongga. Jika ruangannya berisi, bangun ruangnya disebut bangun
ruang padat atau pejal. Bangun ruang ada beberapa macam yaitu
kubus, balok, prisma, limas, tabung,kerucut, dan bola, tetapi bangun
ruang yang di pelajari dala penelitian ini yaitu kubus dan balok
(Sunaroso, 2008:28).
2. Balok
a. Pengertian Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam
bidang persegi panjang. Keenam bidang persegi panjang tersebut
sepasang-sepasang, sejajar, dan kongruen (Dawig Roosbiyantana,
2007:3).
24
Selain itu, balok adalah suatu bangun ruang berdimensi tiga
yang dibatasi oleh dua belas garis sebagai sisinya yang membentuk
bangun persegi panjang yang terdiri dari tiga pasang yang
kongruen. Dengan kata lain, suatu balok memiliki pasangan sisi
berbentuk persegi panjang yangg setiap pasangnya kongruen
(Mastur Faizi, 2012:61).
Jadi, balok adalah suatu bangun ruang tiga dimensi yang
dibatasi oleh dua belas garis sebagai sisinya yang membentuk
bangun persegi panjang yang terdiri dari tiga pasang yang
kongruen.
b. Bagian-bagian Balok
Gambar di bawah merupakan gambar balok ABCD.EFGH,
bagian-bagian balok tersebut adalah sebagi berikut:
Gambar 2.1 Balok ABCD.EFGH
1) Sisi Balok
Balok terdiri atas 3 pasang bidang persegi panjang yang
kongruen. Ketiga pasang bidang persegi panjang tersebut
disebut sebagai bidang (sisi) balok. Ketiga pasang bidang (sisi)
balok tersebut adalah:
25
a) Sisi ABCD dinamakan sisi alas atau dasar, berpasangan
dengan sisi EFGH yang dinamakan sisi atas atau tutup.
b) Sisi ABFE berpasangan dengan sisi DCGH.
c) Sisi BCGF berpasangan dengan sisi ADHE.
2) Rusuk Balok
Rusuk balok adalah perpotongan dua sisi balok. Rusuk
balok berupa ruas garis. Balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk-
rusuk tersebut adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE,
BF, CG, dan DH. Pada balok ABCD.EFGH, panjang rusuknya
tidak seluruhnya sama panjang.
3) Titik Sudut
Pertemuan tiga rusuk pada balok membentuk suatu titik
yang disebut titik sudut. Balok mempunyai 8 buah titik sudut.
Berikut ini adalah kedelapan titik sudut pada balok.
Titik Sudut Pertemuan dengan Rusuk-Rusuk
A AB, AD, dan AE
B BC, BA, dan BF
C CB, CD, dan CG
D DA, DC, dan DH
E EF, EH, dan EA
F FG, FE, dan FB
G GF, GH, dan GC
H HE, HG, dan HD
(Dawig Roosbiyantana, 2007: 4-7)
26
c. Jaring-jaring balok
Jaring-jaring merupakan bentuk dua dimensi dari suatu
bangun tiga dimensi. Jika suatu bangun ruang (balok, kubus,
prisma, dan limas) dibuka sehingga semua sisinya terletak dalam
satu bidang datar maka bangun datar yang dihasilkan disebut
jarung-jaring.
Jaring-jaring balok merupakan rangkaian enam buah
persegi panjang, yang apabila dilipat-lipat menurut garis
persekutuannya dua persegi panjang akan membentuk suatu balok
(Dawig Roosbiyantana, 2007:16). Bentuk jaring-jaring balok
antara lain yaitu:
Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok
27
3. Kubus
a. Pengertian kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam
bidang persegi yang kongruen (sama dan sebangun). Kubus juga
merupakan suatu balok yang sumua sisinya berbentuk persegi.
Bentuk kubus banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dadu, kotak kapur, kotak tisu, meja kursi, bungkusan kado, banyak
yang berbentuk kubus (Dawig Roosbiyantana, 2007:3).
Bangun ruang kubus merupakan bagian dari prisma. Kubus
mempunyai ciri khas, yaitu memiliki sisi yang sama (Heruman,
2010: 110).
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua belas
garis sama panjang yang membentuk bangun persegi sama sisi
yang berdimensi tiga. Dengan kata lain, kubus dibangun dari enam
buah bangun datar persegi yang disusun sedemikian rupa, sehingga
membentuk sebuah bangun berdimensi tiga (Mastur Faizi,
2012:61).
Jadi, kubus adalah bangun ruang yang di batasi oleh dua
belas garis sama panjang yang membentuk bangun persegi sama
sisi yang berdimensi tiga.
b. Bagian-bagian kubus
Gambar di bawah merupakan gambar balok ABCD.EFGH,
bagian-bagian balok tersebut adalah sebagai berikut:
28
Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH
1) Sisi kubus
Bidang atau sisi kubus terdiri atas enam daerah persegi. Keenam
daerah persegi tersebut kongruen, keenam daerah persegi tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Sisi datar yaitu sisi ABCD. Sisi ini berpasangan dan kongruen
dengan sisi atas atau tutup kubus, yaitu sisi EFGH.
b) Sisi tegak terdiri atas sisi ABFE sebagai sisi depan yang
berpasangan dan kongruen dengan sisi DCGH, yaitu sisi
belakang kubus. Sisi tegak yang lain adalah sisi-sisi samping
yaitu ADHE dan BCGF.
2) Rusuk kubus
Rusuk kubus merupakan pertemuan dua bidang (sisi) kubus yang
berupa ruas garis. Kubus mempunyai 12 rusuk yaitu AB, BC, CD,
DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.
29
3) Titik sudut
Titik sudut adalah pertemuan tiga rusuk kubus. Seperti halnya pada
balok, kubus juga mempunyai 8 buah titik sudut. Berikut ini adalah
kedelapan titik sudut pada kubus ABCD.EFGH.
Titik Sudut Pertemuan dengan Rusuk-Rusuk
A AB, AD, dan AE
B BC, BA, dan BF
C CB, CD, dan CG
D DA, DC, dan DH
E EF, EH, dan EA
F FG, FE, dan FB
G GF, GH, dan GC
H HE, HG, dan HD
(Dawig Roosbiyantana, 2007: 24-26)
c. Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian enam buah
persegi yang apabila dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua
persegi akan membentuk kubus, sehingga tidak ada bidang yang
rangkap (ganda) dan tidak ada bidang kubus yang terbuka (Dawig
Roosbiyantana, 2007:33). Bentuk jaring-jaring balok antara lain
yaitu:
30
Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus
C. Number Head Together
1. Definisi Number Head Together (NHT)
NHT adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di
rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai
alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2009: 82-83).
NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang direncanakan untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh
Kagen dalam Ibrahim (2008:28) dengan melibatkan para siswa dalam
menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk
melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
31
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.
Jadi, NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap strktur kelas tradisional.
2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together (NHT)
Menurut Trianto (2009: 82) dalam mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks
NHT :
a. Fase 1 : Penomoran.
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
berisi 3-5 orang siswa dan kepada setiap anggota diberi nomor
antara 1-5.
b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi
yang di ajarkan. Guru memberikan soal kepada setiap kelompok.
c. Fase 3 : Berpikir Bersama
Siswa bekerjasama untuk mengerjakan soal, kemudian menyatukan
pendapat terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan memberi tahu
kepada setiap anggota agar semua anggota mengetahui
jawabannya.
32
d. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian nomor yang
disebutkan oleh guru mengacungkan tangan dan menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
Menurut Hamid (2011:29) langkah-langkah guru dalam pembelajaran
NHT adalah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok
tersebut mendapat nomor kelompok.
b. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan disampaikan dan masing-masing kelompok
mengerjakannya bersama kelompoknya.
c. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau
mengetahui jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut.
d. Untuk membahas hasil dari setiap kelompok, guru memanggil
nomor kelompok tertentu untuk membahas jawaban mereka,
kemudian memanggil nomor kelompok lain untuk memberi
tanggapan atas jawaban dari kelompok yang mempresentasikan
jawabannya.
33
3. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Number Head Together
(NHT)
Menurut Hamdani dalam Ratri (2013:12) metode Number Head
Together (NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai
berikut :
a. Kelebihan Number Head Together (NHT)
a) Setiap siswa menjadi siap semua.
b) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
b. Kelemahan Number Head Together (NHT)
a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b) Tidak semua anggota kelompok di panggil oleh guru.
Peran seorang guru sangat diperlukan, sebagai pengawas
dan fasilitator. Guru tidak hanya membiarkan siswanya mengerjakan
sendiri namun juga harus membimbing jalannya diskusi. Agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
D. Index Card Match (ICM)
1. Definisi Index Card Match (ICM)
ICM adalah salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat
digunakan oleh seorang guru adalah strategi pembelajaran aktif tipe
Index Card Match. Suprijono (2013: 120) menjelaskan Index Card
Match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategi yang cukup
34
menyenangkan digunakan digunakan untuk memantapkan
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.
Index Card Match merupakan salah satu strategi yang
menyenangkan yang akan mengajak siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran. ICM adalah salah satu teknik instruksional dari belajar
aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi
pengulangan). Tipe ICM ini berhubungan dengan cara-cara belajar
agar siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari
dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau
soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
menyenangkan (Silberman,2006:250).
Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas. Menurut
Hamruni (2011: 162) menyatakan bahwa Index Card Match adalah
cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa
metode pembelajaran aktif ICM adalah metode untuk mengingat
kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan
serta kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana menyenangkan.
35
2. Langkah-langkah pembelajaran Index Card Match (ICM)
Menurut Suprijono (2013:120) metode “mencari pasangan kartu”
atau Index Card Match cukup menyenangkan digunakan untuk
mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
a. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam
kelas dan bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang
sama
b. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan
dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
c. Pada separuh kertas yang lain tulis jawaban dan pertanyaan-
pertanyaan yeng telah dibuat. Kemudian kocoklah semua kertas
sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
d. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan
soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
e. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika
ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka
untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak
memberitahu materi yang mereka dapat kepada teman yang lain.
f. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
mintalah kepada setiap pasangan secara begantian untuk
membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-
36
temannya yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh
pasangannya.
g. Akhir proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
3. Kelebihan dan kekurangan metode aktif tipe Index Card Match
Menurut Marwan (dalam Sanjaya, 2008:163) menyatakan bahwa
kelebihan dan kelemahan Index Card Match adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Index Card Match (ICM)
1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar
mengajar.
2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa.
3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menyenangkan.
4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar.
5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.
b. Kelemahan Index Card Match (ICM)
1) Guru harus meluangkan waktu yang lebih.
2) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang
memadai dalam hal pengelolaan kelas.
3) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk
menyelesaikan tugas dan prestasi.
37
4) Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk
membuat persiapan.
5) Menurut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topik
penelitian ini yaitu penelitian tentang salah satu materi pada mata pelajaran
matematika yaitu materi tentang balok dan kubus serta penggunaan
metode Number Head Together dan Index Card Match yang akan
dijadikan kajian pustaka dalam penelitian (Riyanto dan Martini,
2015/2016).
Riyanto (2015), menulis skripsi berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number head
together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum
Gatak Sugihan tahun ajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar matematika, hal itu dibuktikan dengan
adanya peningkatan pada setiap siklus I, nilai rata-rata tes hasil belajar
siswa adalah 65,4% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata tes hasil
belajarnya menjadi 79,13%. Berdasarkan dari kedua siklus tersebut
terdapat peningkatan dengan selisih 13,73% dari siklus I ke siklus II. Hal
ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Number head together
(NHT) dan Index Card Match (ICM) efektif digunakan pada mata
38
pelajaran Matematika dalam materi yang lain yaitu materi bangun datar
pada kelas IV.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Martini (2015), yang
menjelaskan mengenai penggunaan Pendekatan pedidikan matematika
realistik untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun
ruang (balok dan kubus) pada siswa kelas IV MI Mahad Islam Kopeng
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.
Keberhasilan penelitian ini dapat ditunjukkan dari ketuntasan belajar
klasikal yang cukup signifikan antara siklus I (70%), siklus II (85,5%),
siklus III (95%). Peningkatan hasil belajar juga didukung dengan
peningkatan pengelolaan dan aktivitas belajar siswa. Pengelolaan
pembelajaran mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I (70% (baik),
pada siklus II 86,8% (sangat baik) dan siklus III 89,88% (sangat baik).
Sedangkan aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan skor rata-
rata siklus I 65,6% (baik) menjasi 78,3% (baik) pada siklus II dan menjadi
85% (sangat baik) pada siklus III.
Beberapa penelitian tindakan kelas dengan metode number head
together dan index card match dan menggunakan materi bangun ruang
(balok dan kubus) tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa matematika
tidaklah sulit dan metode number head together dan index card match
dapat diterapkan pada materi apapun. Karena dengan penggunaan berbagai
strategi, metode maupun media yang aktif dan kreatif membuat siswa
39
merasa senang dan lebih antusias, karena siswa dapat ikut serta secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Perbedaan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan penelitian adalah terletak pada metode yang dijadikan penelitian
dan pemilihan materi. Pada penelitian terdahulu peneliti menggunakan
number head together dan hubungan antar satuan. Sedangkan pada
penelitian ini peneliti menggunakan metode number head together dan
index card match untuk materi bangun ruang. Tujuan dari penelitian ini
untuk menjelaskan penerapan metode number head together dan index
card match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung dalam materi
bangun ruang.
F. Kaitan Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)
dengan pembelajaran Matematika
a. Kaitan NHT dengan Pembelajaran Matematika
NHT sangat penting bagi pembelajaran matematika, karena sangat
mempengaruhi hasil belajar. Pentingnya NHT dalam pembelajaran
matematika adalah membuat siswa lebih fokus dalam pelajaran dan
melatih kerjasama team. Melalui peran guru, diharapkan siswa dapat
berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok untuk memahami
konsep yang belum siswa pahami, dalam penggunaan NHT juga akan
memudahkan siswa berinteraksi dengan teman-teman dalam kelas
dibandingkan dengan metode pembelajaran langsung yang selama ini
40
diterapkan oleh guru. Kelebihan metode NHT antara lain : nht ini
sangat penting karena langkah-langkah dalam metode NHT sangat
menarik sehingga siswa harus siap semuanya dan siswa bisa
menunjukkan minatnya kesungguhannya, dan juga metode NHT
mengarahkan tutor sebaya, dengan siswa yang jika di jelaskan guru
tidak paham, dalam metode ini siswa sudah paham bisa mengajari
siswa yang belum paham.
Oleh karena itu, metode NHT sangat penting bagi pembelajaran
matematika karena membuat siswa aktif dalam kelas dan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
b. Kaitan metode ICM dengan Pembelajaran Matematika
ICM sangat penting bagi pembelajaran matematika, karena sangat
mempengaruhi hasil belajar. Metode ICM merupakan salah satu cara
untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan hasil
belajar matematika. Menggunakan ICM dipilih karena keunggulannya
yaitu dapat mengaktifkan siswa, sehingga semua siswa dapat berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini juga membantu guru
meninjau ulang materi pembelajaran agar siswa tidak mudah
melupakan materi yang telah diajarkan.
Disamping itu, metode ICM juga bisa menumbuhkan kegembiraan
dalam kegiatan pembelajaran. Karena terdapat unsur permainan,
metode ini menyenangkan. Materi pelajaran yang disampaikan lebih
menarik perhatian siswa. Karena terdapat unsur permainan, metode ini
41
menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari
Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menyenangkan. Karena metode ICM Efektif melatih kedisiplinan
siswa dalam menghargai waktu untuk belajar. Mampu meningkatkan
hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar. Karena dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.
Metode ICM juga berperan penting untuk pembelajaran
matematika, karena membuat siswa aktif dalam kelas dan metode ini
juga membantu guru meninjau ulang materi pembelajaran agar siswa
tidak mudah melupakan materi yang telah diajarkan.
c. Kaitan antara metode NHT dan ICM dengan pembelajaran
Matematika.
Dengan penjelasan tersebut, antara metode NHT dengan
pembelajaran Matematika dan antara metode ICM dengan pembelajaran
Matematika, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
NHT siswa diharapkan bisa berperan aktif dalam kegiatan belajar,
sedangkan metode ICM dengan matematika peneliti mengharapkan supaya
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memperoleh
ketuntasan.
Pentingnya NHT dan ICM dengan pembelajaran matematika
adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan, NHT adalah metode primer
42
atau metode yang pokok sedangkan metode ICM adalah metode sekunder
dan untuk melengkapi metode NHT tersebut, NHT membuat siswa lebih
fokus dalam pelajaran dan melatih kerjasama team, sedangkan ICM dapat
mengaktifkan siswa, sehingga semua siswa dapat berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dengan kolaborasi ini diharapkan siswa mampu
menjadi lebih aktif dalam belajar dan paham dengan pelajaran yang
diberikan.
Maka metode NHT dan ICM dalam pembelajaran Matematika
sangat berperan penting karena dengan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Kedua metode tersebut merupakan harmonisasi metode
pembelajaran sehingga penggabugan kedua metode yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar.
43
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Ngemplak
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian : MI Muhammadiyah Ngemplak
Alamat Lengkap : Klodran, Ngemplak, Kandangan,
Temanggung
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Bangun ruang (Balok dan Kubus)
Kelas : V (Lima)
(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak)
2. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Ngemplak
a. Visi
Terciptanya generasi Islam yang berakhlakul karimah, terampil,
berkualitas dan berprestasi.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang optimal, Islami
berorientasi Imtaq dan Iptek.
2) Menumbuhkan kembangkan kedisiplinan dalam melaksanakan
syari’at Islam, mencetak budi pekerti yang berkualitas serta
tanggung jawab.
3) Menggugah semangat belajar dan meningkatkan prestasi.
4) Siap menghadapi persaingan dan tantangan.
(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak)
44
3. Keadaan Guru dan Siswa MI Muhammadiyah Ngemplak
a. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Ngemplak
Keadaan guru dan staf pengajar di MI Muhammadiyah
Ngemplak, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung Tahun
2018 berjumlah 7 orang. Nama-nama pengajar atau guru secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Muhammadiyah Ngemplak
2018
No. Nama Jenjang
Pendidikan
Jabatan
1. Agen Torowedi S1 Kepala Sekolah
2. Siti Choeriyah,S.Pd.I S1 Guru Kelas
3. Eni Lestari,S.Pd.I S1 Guru Kelas
4. Nisyakun S1 Guru Kelas
5. Riswatun Kiptiyah S1 Guru Kelas
6. Diana Mustilawati S1 Guru Kelas
7. Solikhah S1 Guru Kelas
8. Iwan Setyanto S1 Guru Penjaskes
(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak)
b. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Ngemplak
Jumlah siswa secara keseluruhan di MI Muhammadiyah
Ngemplak Tahun 2018 berjumlah 114 siswa. Di bawah ini adalah
data siswa MI Muhammadiyah Ngemplak Tahun 2018.
45
Tabel 3.2 data siswa MI Muhammadiyah Ngemplak Tahun
2018
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I 5 19 24
2. II 8 12 20
3. III 9 8 17
4. IV 7 11 18
5. V 8 12 20
6. VI 9 6 15
Jumlah 46 68 114
(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak)
4. Subyek penelitian
Siswa kelas V di MI Muhammadiyah Ngemplak Kandangan
Temanggung berjumlah 20 anak yang terdiri dari 8 laki-laki dan 12
perempuan. Di bawah ini adalah data siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngemplak :
Tabel 3.3 data siswa kelas V di MI Muhammadiyah Ngemplak,
Kandangan, Temanggung.
No Nama
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
1. Ahda Sabila √
2. Ahmad Fahrurozi √
46
3. Arfa Khofik √
4. Ajda Adzkiyya F. √
5. Aurelia Putri √
6. Bambang Jatmiko √
7. Dimas Rasia Hidayati √
8. Erlangga Khoin Zidan √
9. Hasna Asmi Sabila √
10. Galuh Setyaningrum √
11. Hikmah Khanifatus Salsa √
12. Marsha Marfaatun Diana √
13. Rafka Firmansyah √
14. Rahandika Devanda √
15. Rio Prasetyo √
16. Shelin Elisa Safelin √
17. Ulya Fahatu Rizki √
18. Umi Zakiya √
19. Wulan Zahrotus Salma √
20. Zahra Adinda √
B. Deskripsi pelaksanaan per-siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
47
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar,
lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk
mengamati proses pembelajaran dan kemampuan siswa.
Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru
dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 April 2018
dengan materi Bangun Ruang Balok dan Kubus. Pada siklus ini
peneliti menggunakan metode Number Head Together (NHT) dan
Index Card Match (ICM). Tahap-tahap yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi :
a) Guru mengkondisikan siswa
b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk
berdo’a bersama
c) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa setelah pembelajaran selesai.
48
2) Kegiatan inti
Eksplorasi :
a) Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangun ruang
b) Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat bangun
ruang (balok dan kubus).
c) Guru memberikan contoh bangun ruang (balok dan kubus)
yang nyata.
Elaborasi :
a) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
b) Setiap siswa diberi nomor.
c) Setiap kelompok di minta untuk membongkar bangun ruang
(balok dan kubus) dari kardus yang sudah disediakan.
d) Setiap siswa diberikan kartu secara acak dan diberikan
penjelasan bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan
latihan pencocokan. Guru harus mengocok kartu berulang-
ulang.
e) Siswa yang memperoleh kartu pertanyaan mengerjakan soal
yang tertera pada kaertu soal sedangkan siswa yang
memperoleh kartu jawaban, mencoba kemungkinan
penjumlahan yang dapat menghasilkan jawaban tersebut.
49
f) Siswa yang telah memperoleh kartu dan menemukan
jawaban yang dimilikinya segera mencari pasangan
kartunya.
g) Siswa mencocokkan kartu di papan tulis.
h) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya
mengetahui jawabannya.
i) Guru kemudian meminta siswa lain untuk menjawab
pertanyaannya.
j) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa
untuk bertanya jika ada kesulitan
Konfirmasi:
a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah
satu nomor secaya acak dari salah satu kelompok.
b) Siswa dengan nomor yang di tunjuk maju kedepan untuk
menjawab pertanyaan, jawaban dari siswa yang ditunjuk
merupakan wakil dari jawaban kelompok.
c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor
yang sama dengan siswa yang maju
d) Guru memberikan penghargaan berupa tanda bintang kepada
kelompok yang menjawab.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
50
b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai
proses pembelajaran.
c) Guru memberikan penguatan/motivasi kepada siswa.
d) Guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.
c. Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap
observasi atau pengamatan. Pengamatan ini dilakukan untuk
mengetahui selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung
dilakukan observasi untuk mengetahui bentuk kegiatan
pembelajaran menggunakan metode NHT dan ICM dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat
beberapa hal yang mendukung dan menghambat proses
pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan
metode NHT dan ICM. Berikut penjelasannya :
1) Hal-hal yang mendukung kegiatan pembelajaran :
a) Guru cukup jelas dalam megucapkan salam.
b) Guru cukup jelas dalam meyampaikan tujuan
pembelajaran.
c) Alat peraga cukup menarik perhatian siswa.
d) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.
51
e) Metode Number Head Together dan Index Card Match
dapat diterapkan dalam pembelajaran.
f) Soal evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan
guru jelas.
g) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan
mengerjakan tugas kelompok dengan baik.
2) Hal-hal yang menghampat kegiatan pembelajaran :
a) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.
c) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat, guru belum
bisa memancing keingintahuan siswa.
d) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang
masih kurang.
e) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
f) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan guru dala menjelaskan materi pembelajaran.
g) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya
kepada guru mengenai materi pembelajaran yang telah
disampaikan oleh guru.
h) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah
diajarkan oleh guru.
i) Ketika membongkar kardus berbentuk balok dan kubus,
siswa tidak memegang satu-satu jadi ada siswa yang hanya
melihatnya.
52
3) Ide perbaikan dalam kegiatan pembelajaran :
a) Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.
c) Penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.
d) Guru harus lebih jelas dalam memberikan instruksi.
e) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing dan
menarik perhatian siswa.
f) Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
g) Meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik.
h) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau
bermain sendiri.
i) Untuk selanjutnya sebaiknya peserta didik dilibatkan
secara individu dalam melakukan kegiatan meskipun ada
kelompok.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan dari ide-ide perbaikan pada siklus II untuk
memperbaiki hasi belajar pada siklus I.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II, peneliti memberikan arahan pada siswa
untuk lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar
indikator pembelajaran tercapai. Beberapa tahap yang dilakukan
peneliti antara lain :
53
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
1) Memperbaiki rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar tes formatif yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II.
3) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati proses
kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.
4) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru
dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2018. Pada
siklus II ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Apersepsi :
a) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa
kerapian siswa.
b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama.
c) Guru menanyakan kabar siswa dan mempresensi kehadiran
siswa.
54
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang kemarin
telah dibahas.
e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a) Guru menunjukkan model bangun ruang balok dan kubus
b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun
ruang balok dan kubus dan sifat-siatnya untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
c) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
d) Guru memberikan nomor kepada setiap anak.
Elaborasi :
a) Guru membagikan kertas kepada setiap kelompok yang sudah
dibentuk, kertas tersebut digunakan untuk membuat jaring-
jaring balok dan kubus dengan ukuran yang sudah ditentukan.
Disini guru mendampingi kegiatan yang dilakukan anak,
karena guru sebagai fasilitator belajar siswa. Meskipun
dilakukan pada kelompok tetapi setiap anak akan membuat
sendiri.
b) Guru kemudian meminta kelompok lain untuk menjawab
pertanyaannya.
55
c) Setelah melakukan kegiatan di atas, siswa diminta untuk
menggabungkan jaring-jaring balok dan kubus menjadi
bentuk balok dan kubus yang utuh.
d) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa
untuk bertanya jika ada kesulitan
Konfirmasi:
a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah
satu nomor secaya acak dari salah satu kelompok.
b) Setelah balok dan kubus dibentuk, maka guru memannggil
acak setiap kelompok maju kedepan menjelaskan sifat-sifat
balok dan kubus kepada teman-temannya secara bergantian.
c) kelompok lainnya menanggapi penjelasan kelompok yang
maju.
3) Kegiatan penutup
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai
proses pembelajaran.
c) Guru memberikan penguatan/ motivasi agar siswa lebih giat
belajar.
d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
56
melalui metode Number Head Together dan Index Card Match.
Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan
siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II
ini jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibansing
siklus sebelumnya, siswa dapat memperhatikan materi dan
mengikuti pembelajaran dengan kondusif. Pada siklus II ini peneliti
telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar matematika
melalui metode Number Head Together dan Index Card Match
pada Materi Bangun ruang balok dan kubus.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi awal
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa
dalam kegiatan belajar Matematika masih menunjukkan rendahnya
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Kondisi awal ini
menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Kabupaten
Temanggung.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan
penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah
terhadap mata pelajaran matematika (MAT). Hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika sebelum penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan
No Nama Nilai KKM Ketuntasan
1. Ahda Sabila 40 6,00 Tidak tuntas
2. Ahmad Fahrurozi 30 6,00 Tidak tuntas
3. Arfa Khofik 30 6,00 Tidak tuntas
4. Ajda Adzkiyya F. 80 6,00 Tuntas
5. Aurelia Putri 75 6,00 Tuntas
6. Bambang Jatmiko 35 6,00 Tidak tuntas
7. Dimas Rasia
Hidayati
65 6,00 Tuntas
58
8. Erlangga Khoin
Zidan
30 6,00 Tidak tuntas
9. Hasna Asmi
Sabila
85 6,00 Tuntas
10. Galuh
Setyaningrum
100 6,00 Tuntas
11. Hikmah
Khanifatus Salsa
85 6,00 Tuntas
12. Marsha
Marfaatun Diana
40 6,00 Tidak tuntas
13. Rafka Firmansyah 75 6,00 Tuntas
14. Rahandika
Devanda
40 6,00 Tidak tuntas
15. Rio Prasetyo 60 6,00 Tuntas
16. Shelin Elisa
Safelin
50 6,00 Tidak tuntas
17. Ulya Fahatu Rizki 85 6,00 Tuntas
18. Umi Zakiya 85 6,00 Tuntas
19. Wulan Zahrotus
Salma
85 6,00 Tuntas
20. Zahra Adinda 45 6,00 Tidak tuntas
Jumlah Nilai 1220
Nilai Rata-rata 61
Data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas mencapai
nilai tuntas dengan KKM 60 adalah sebanyak 11 siswa atau 55% dan
yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 45%. Dari jumlah siswa
yang ada di kelas IV MI Muhammadiyah Ngemplak dengan nilai rata-
rata kelasnya adalah 61.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus I
a. Kegiatan Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
59
1). Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran,
2). Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar,
lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati
proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi
guru untuk mengatahui perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Siklus I
1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan pada
hari Rabu, 5 April 2018.
2) Bahan pembelajaran : materi bangun ruang (balok dan kubus).
3) Siswa yang hadir : 20 siswa (100%).
4) Alat dan sumber pembelajaran: model bangun ruang sederhana.
Buku matematika 5B halaman 205-217
5) Kegiatan pokok pembelajaran :
a) Guru bertanya dengan siswa apa itu bangun ruang.
b) Guru menunjukkan model bangun ruang balok dan kubus.
c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis
bangun ruang balok dan kubus serta sifat-sifatnya untuk
menggali pengetahuan siswa.
d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta
siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-
masing.
60
e) Setiap kelompok di minta untuk membongkar bangun
ruang (balok dan kubus) dari kardus yang sudah disediakan.
f) Setiap siswa diberi nomor.
g) Setiap siswa diberikan kartu secara acak dan diberikan
penjelasan bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan
latihan pencocokan. Guru harus mengocok kartu berulang-
ulang.
h) Siswa yang memperoleh kartu pertanyaan mengerjakan soal
yang tertera pada kaertu soal sedangkan siswa yang
memperoleh kartu jawaban, mencoba kemungkinan
penjumlahan yang dapat menghasilkan jawaban tersebut.
i) Siswa yang telah memperoleh kartu dan menemukan
jawaban yang dimilikinya segera mencari pasangan
kartunya.
j) Siswa mencocokkan kartu di papan tulis.
k) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya
mengetahui jawabannya.
l) Guru kemudian meminta siswa lain untuk menjawab
pertanyaannya.
m) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan
siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.
6) Metode yang diterapkan : Number Head Together dan Index
Card Match.
61
7) Evaluasi : setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil
diskusi.
c. Pendukung pelaksana Siklus I
1) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.
2) Guru cukup jelas dalam mnyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Media cukup menarik prhatian siswa.
4) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.
5) Metode Number head together dan Index Card Match dapat di
terapkan dalam pembelajaran.
6) Soal yang evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan
guru jelas.
7) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan
tugas kelompok dengan baik.
d. Penghambat Pelaksanaan Siklus I
1) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
2) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.
3) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
4) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa.
5) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang
masih kurang.
6) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
7) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
62
8) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya
kepada guru mengenai pembelajaran yang telah disampaikan
oleh guru.
9) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan
oleh guru.
e. Hasil evaluasi siklus I
1) Hasil pengamatan terhadap siswa
Pada siklus I diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil
pengamatan pada siswa.
63
Tabel 4.2 hasil pengamatan siswa siklus I
No Nama siswa Aspek yang di nilai jml
Partisipasi Keaktifan Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Ahda Sabila √ √ √ 6
2. Ahmad Fahrurozi √ √ √ 7
3. Arfa Khofik √ √ √ 8
4. Ajda Adzkiyya F. √ √ √ 8
5. Aurelia Putri √ √ √ 9
6. Bambang Jatmiko √ √ √ 8
7. Dimas Rasia
Hidayati
√ √ √ 6
8. Erlangga Khoin
Zidan
√ √ √ 8
9. Hasna Asmi Sabila √ √ √ 7
10. Galuh Setyaningrum √ √ √ 8
11. Hikmah Khanifatus
Salsa
√ √ √ 8
12. Marsha Marfaatun
Diana
√ √ √ 8
13. Rafka Firmansyah √ √ √ 7
14. Rahandika Devanda √ √ √ 7
15. Rio Prasetyo √ √ √ 6
16. Shelin Elisa Safelin √ √ √ 9
17. Ulya Fahatu Rizki √ √ √ 8
18. Umi Zakiya √ √ √ 8
19. Wulan Zahrotus
Salma
√ √ √ 8
20. Zahra Adinda √ √ √ 8
64
Keterangan :
3 = baik sekali
2 = cukup
1 = perlu latihan
Data diatas menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada
siklus I ini sudah cukup baik, namun masih ada beberapa siswa
yang kurang aktif. Dalam bertanya siswa masih takut terhadap
guru. Peartisipasi siswa dalam pelajaran juga belum
sepenuhnya tercurahkan pada pembelajaran. Masih ada
beberapa siswa yang belum dapat menguasai materi.
Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada siklus I :
Tabel : 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama
Nilai
siklus I
Keterangan
Tuntas Belum
tuntas
1. Ahda Sabila 70 √
2. Ahmad Fahrurozi 50 √
3. Arfa Khofik 50 √
4. Ajda Adzkiyya F. 80 √
5. Aurelia Putri 90 √
6. Bambang Jatmiko 50 √
7. Dimas Rasia
Hidayati
80 √
8. Erlangga Khoin
Zidan
50 √
9. Hasna Asmi Sabila 80 √
10. Galuh Setyaningrum 100 √
11. Hikmah Khanifatus
Salsa
80 √
65
12. Marsha Marfaatun
Diana
80 √
13. Rafka Firmansyah 60 √
14. Rahandika Devanda 70 √
15. Rio Prasetyo 30 √
16. Shelin Elisa Safelin 80 √
17. Ulya Fahatu Rizki 80 √
18. Umi Zakiya 90 √
19. Wulan Zahrotus
Salma
70 √
20. Zahra Adinda 60 √
Jumlah 1400
Rata-rata 70,15
Data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas
mencapai nilai tuntas dengan KKM 60 adalah sebanyak 15 siswa
atau 75% dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 25%. Dari
jumlah siswa yang ada di kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak
dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 70.
2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I
No Aspek Pengamatan
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Kemampuan menyiapkan proses
pembelajaran √
2. Kemampuan memberikan motivasi
belajar siswa √
66
3. Kemampuan mempresentasikan
bahan pembelajaran √
4. Kemampuan mengorganisasi kelas √
5. Kemampuan menciptakan suasana
interaktif √
6. Kemampuan membimbing siswa √
7. Kemampuan menerapkan metode
pembelajaran √
8. Kemampuan melibatkan siswa
dalam pembelajaran √
9. Kemampuan melakukan evaluasi √
10. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran √
Jumlah Skor 12 21
Total Skor 33
Catatan : Setiap jawaban diberi (skor) dengan skala beriku :
A = 5 (sangat baik)
B = 4 (baik)
C = 3 (cukup)
D = 2 (sedang)
E = 1 (kurang)
Keterangan skala penilaian :
41-50 : guru yang sangat baik = A
31-40 : guru yang baik = B
21-30 : guru yang cukup baik = C
11-20 : guru yang sedang = D
1-10 : guru yang kurang baik = E
67
Dari lembar observasi guru di atas terdapat 10 aspek yang
dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 50 Skor yang diperoleh
guru pada siklus I ini adalah 33 yaitu termasuk guru yang baik.
Perincian dari 10 aspek penilaian tersebut adalah 3 aspek
memperoleh skor 4, 7 aspek memperoleh masing-masing dengan
skor 4.
f. Refleksi siklus I
Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus I, peneliti
menemukan adanya kekurangan, baik dari siswa maupun guru. Hal
itu dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan terhadap siswa dan
pengamatan terhadap guru. Banyak siswa yang kurang aktif,
perhatian terhadap pembelajaran juga masih kurang dan
penguasaan materi yang masih rendah. Hal itu terlihat dari siswa
yang nilainya dibawah KKM. Selain itu guru juga masih banyak
kekurangan dalam beberapa aspek, hal itu dapat dilihat pada tabel
4.3, ada beberapa aspek yang belum memenuhi kriteria baik.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti perlu melakukan tindakan
kembali pada siklus yang selanjutnya, sehingga semua siswa dapat
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
3. Deskripsi pelaksanaan Siklus II
a. Kegiatan perencanaan siklus II
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala
sesuatu yang berkaitan dengan peneliti yang terdiri dari :
68
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran,
2) Menyiapkan alat peraga pembelajaran berupa bangun ruang
sederhana, lembar tes formatif yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi
siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan kemampuan
siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan
guru dalam pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Siklus II
1) Pelaksanaan : Proses Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada
hari Kamis, 12 April 2018.
2) Bahan pembelajaran : materi bangun ruang (balok dan kubus)
3) Siswa yang hadir : 20 siswa (100%).
4) Alat dan sumber pembelajaran: model bangun ruang sederhana.
Buku matematika 5B halaman 205-217
5) Kegiatan pokok pembelajaran :
a) Guru bertanya dengan siswa apa itu bangun ruang.
b) Guru menunjukkan model bangun ruang balok dan kubus.
c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis
bangun ruang balok dan kubus serta sifat-sifatnya untuk
menggali pengetahuan siswa.
69
d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta
siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-
masing.
e) Setiap kelompok di minta untuk membongkar bangun
ruang (balok dan kubus) dari kardus yang sudah disediakan.
f) Setiap siswa diberi nomor.
g) Setiap siswa diberikan kartu secara acak dan diberikan
penjelasan bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan
latihan pencocokan. Guru harus mengocok kartu berulang-
ulang.
h) Siswa yang memperoleh kartu pertanyaan mengerjakan soal
yang tertera pada kaertu soal sedangkan siswa yang
memperoleh kartu jawaban, mencoba kemungkinan
penjumlahan yang dapat menghasilkan jawaban tersebut.
i) Siswa yang telah memperoleh kartu dan menemukan
jawaban yang dimilikinya segera mencari pasangan
kartunya.
j) Siswa mencocokkan kartu di papan tulis.
k) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya
mengetahui jawabannya.
l) Guru kemudian meminta siswa lain untuk menjawab
pertanyaannya.
70
m) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan
siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.
6) Metode yang diterapkan : Number Head Together dan Index
Card Match.
7) Evaluasi : setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil
diskusi.
c. Pendukung pelaksana Siklus II
1) Respon positif dari siswa pada saat guru menjelaskan materi.
2) Siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3) Adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika.
d. Penghambat Pelaksanaan siklus II ini adalah adanya beberapa
siswa yang perlu dibimbing dan dipantau secara khusus
(individual).
e. Hasil evaluasi siklus II
1) Hasil pengamatan terhadap siswa
Pada siklus II diproleh dengan menggunakan lembar
observasi pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil
pengamatan pada siswa.
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama siswa Aspek yang di nilai j
m
l
Partisipasi Keaktifan Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Ahda Sabila √ √ √ 8
71
2. Ahmad Fahrurozi √ √ √ 9
3. Arfa Khofik √ √ √ 8
4. Ajda Adzkiyya F. √ √ √ 1
0
5. Aurelia Putri √ √ √ 9
6. Bambang Jatmiko √ √ √ 8
7. Dimas Rasia
Hidayati
√ √ √ 8
8. Erlangga Khoin
Zidan
√ √ √ 1
0
9. Hasna Asmi Sabila √ √ √ 7
10. Galuh Setyaningrum √ √ √ 8
11. Hikmah Khanifatus
Salsa
√ √ √ 8
12. Marsha Marfaatun
Diana
√ √ √ 9
13. Rafka Firmansyah √ √ √ 7
14. Rahandika Devanda √ √ √ 9
15. Rio Prasetyo √ √ √ 8
16. Shelin Elisa Safelin √ √ √ 1
1
17. Ulya Fahatu Rizki √ √ √ 9
18. Umi Zakiya √ √ √ 8
19. Wulan Zahrotus
Salma
√ √ √ 1
1
20. Zahra Adinda √ √ √ 8
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa partisipasi,
keaktifan perhatian dan ketepatan siswa pada siklus II semakin
72
meningkat. Hasil belajar siswa dengan penggunakan tes formatif
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil belajar siswa siklus II
No Nama
Nilai
siklus
II
Keterangan
Tuntas Tidak
tuntas
1. Ahda Sabila 90 √
2. Ahmad Fahrurozi 80 √
3. Arfa Khofik 75 √
4. Ajda Adzkiyya F. 85 √
5. Aurelia Putri 90 √
6. Bambang Jatmiko 90 √
7. Dimas Rasia
Hidayati
85 √
8. Erlangga Khoin
Zidan
85 √
9. Hasna Asmi
Sabila
90 √
10. Galuh
Setyaningrum
100 √
11. Hikmah
Khanifatus Salsa
85 √
12. Marsha
Marfaatun Diana
90 √
13. Rafka Firmansyah 90 √
14. Rahandika
Devanda
85 √
15. Rio Prasetyo 80 √
16. Shelin Elisa
Safelin
80 √
17. Ulya Fahatu Rizki 85 √
18. Umi Zakiya 85 √
19. Wulan Zahrotus
Salma
85 √
20. Zahra Adinda 75 √
73
Jumlah 1710
Rata-rata 85,5
Data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai nilai
tuntas dengan KKM 60 adalah sebanyak 20 siswa atau 100%. Dari
jumlah siswa yang ada di kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak
dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 85,5.
2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan
pembelajaran siklus II adalah sebagain berikut :
Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus II
No Aspek Pengamatan
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Kemampuan menyiapkan
proses pembelajaran √
2. Kemampuan memberikan
motivasi belajar siswa √
3. Kemampuan menjelaskan
bahan pembelajaran √
4. Kemampuan
mengorganisasi kelas √
5. Kemampuan menciptakan
suasana interaktif √
6. Kemampuan membimbing
siswa √
7. Kemampuan menerapkan
metode pembelajaran √
8. Kemampuan melibatkan
siswa dalam pembelajaran √
9. Kemampuan melakukan
evaluasi √
74
10. Kemampuan menggunakan
media pembelajaran √
Jumlah Skor
Total Skor 42
Catatan : Setiap jawaban diberi (skor) dengan skala berikut :
A = 5 (sangat baik)
B = 4 (baik)
C = 3 (cukup)
D = 2 (sedang)
E = 1 (kurang)
Keterangan skala penilaian :
41-50 : guru yang sangat baik = A
31-40 : guru yang baik = B
21-30 : guru yang cukup baik = C
11-20 : guru yang sedang = D
1-10 : guru yang kurang baik = E
Berdasarkan lembar observasi guru di atas,terdapat 10 aspek
yang dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 50. Skor yang
diperoleh guru pada siklus II ini adalah 42 yang termasuk kategori
guru yang sangat baik. Perincian dari 10 aspek penilaian tersebut
adalah 3 aspek memperoleh masing-masing skor 5, dan 7 aspek
memperoleh masing-masing 4 skor.
f. Refleksi Siklus II
75
Berdasarkan perbaikan pada siklus II ini, keadaan kelas
menjadi lebih kondusif dikarenakan guru mampu mengkondisikan
kelas dengan baik sehingga siswa yang memperhatikan semakin
banyak. Kekurangan dari siklus II ini hanya terdapat satu siswa
yang belum dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
Siklus II ini peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil
belajar matematika melalui metode Number Head Together dan
Index Card Match pada materi bangun ruang balok dan kubus.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan berbagai kegiatan pada siklus I dan II diperoleh
data nilai Maematika menggunakan metode Number Head Together dan
Index Card Match. Berikut hasil penelitian siklus I dan siklus II :
1. Siklus I
Hasil pengamatan siklus I diperoleh data nilai hasil belajar yang
disusun dalam bentuk frekuensi. Kemudian disimpulkan dalam bentuk
tabel dibawah ini :
Tabel 4.8 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Keterangan Nilai
1. Nilai Terendah 30
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-Rata Kelas 70
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 6,00
5. Jumlah siswa yang Mencapai Nilai KKM 15
76
6. Jumlah siswa yang Mendapat Nilai di Bawah
KKM
5
7. Prosentase Siswa yang Mencapai KKM 75%
Berdasarkan tabel di atas siswa yang telah mencapai KKM adalah
sebanyak 15 siswa (75%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
adalah 5 siswa (25%). Pada siklus I ini hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian.
2. Siklus II
Data hasil belajar siswa pada siklus II dapat disimpulkan dengan
tabel di bawah ini :
Tabel 4. 9 Rata-Rata Nilai Belajar siswa Siklus II
No Keterangan Tes Awal
1. Nilai Terendah 75
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-Rata Kelas 85.5
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 6.00
5. Jumlah siswa yang Mencapai Nilai KKM 20
6. Jumlah siswa yang Mendapat Nilai di Bawah
KKM
0
7. Prosentase Siswa yang Mencapai KKM 100%
77
Hasil penelitian dari siklus I dan II dapat diperoleh data nilai hasil
belajar keseluruhan di bawah ini :
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Kelas
No Keterangan Sebelum
tindakan
Siklus I Siklus II
1. Nilai Terendah 30 30 75
2. Nilai Tertinggi 100 100 100
3. Rata-Rata Nilai 61 70 85.5
4. Siswa yang Mencapai
KKM
11 15 20
5. Prosentase 55% 75% 100%
Berdasarkan tabel diatas peningkatan prosentase siswa yang
mencapai KKM mengalami peningkatan dari 55% naik 75% menjadi
100% dari pra siklus ke siklus I. Kemudian dari siklus I ke siklus II juga
mengalami peningkatan 75% menjadi 100%. Rekapitulasi dari tabel di atas
dapat dibuat grafik Nilai Rata-Rata siswa sebelum tindakan, siklus I dan
siklus II.
78
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar
Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
dengan dua siklus dan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan metode Number Head
Together dan Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika materi Bangun ruang pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
Ngemplak, Kandangan, Temanggung Tahun ajaran 2017/2018.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas pada
siklus I yang mencapai KKM sebanyak 15 siswa atau 75% dari 100%
dengan rata-rata 70,15. Siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 20
siswa atau 100% dari 100%, nilai rata-rata yang dihasilkan pada siklus II
ini sebanyak 85,5 menunjukkan bahwa telah mencapai KKM yaitu 6,0.
79
Peningkatan hasil belajar juga terlihat dari keaktifan siswa dalam
pembelajaran yang tampak pada aspek partisipasi, keaktifan keaktifan
kelompok dan ketetapan. Melalui keaktifan kelompok siswa dapat belajar
lebih mendalam dan juga dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan
saling toleransi, tenggang rasa dan bekerjasama.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai pembahasan yang telah
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Number Head
Together dan Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
Ngemplak, Kandangan, Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018.
Peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dibuktikan dari nilai hasil
belajar siswa mulai dari sebelum tindakan presentase 55% siswa masih
mendapatkan nilai di bawah KKM, dan pada siklus I presentase siswa
yang mencapai KKM adalah 15 siswa atau 75%. Selanjutnya pada siklus II
presentase siswa yang telah mencapai KKM adalah 20 siswa atau 100%.
B. Saran
Setelah melakukan pnelitian, peneliti dapat menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Guru sebagai fasilitator pendidikan hendaknya mampu memotivasi
siswa dalam pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Guru juga harus tahu karakteristik siswa dan harus pintar memilih
metode pembelajaran agar dapat menarik siswa untuk belajar serta agar
dapat terciptanya kondisi kelas yang menyenangkan dan siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
81
b. Guru sebaiknya menerapkan metode Number Head Together dan
Index Card Match pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan
hasil belajar matematika.
2. Bagi siswa
Siswa diharapkan lebih menghargai guru, karena guru merupakan
orang tua kedua di sekolah. Serta memiliki sikap positif untuk berpikir
kritis, inovatif, dan sistematis.
3. Bagi kepala sekolah
Kepala Sekolah hendaknya selalu memberi dorongan kepada para
guru yang menggunakan metode pembelajaran yang bersifat kreatif
dan motivasi, dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dan mendukung.
4. Bagi peneliti
Kepada peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian
dalam bidang yang sama, agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam
mengembangkan metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran agar hasil belajar anak meningkat dan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
82
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, Saiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rinerika Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rinerika Cipta.
Dwitagama & Kusumah. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Permata Puri Media.
Fathani, Abdul Halim. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-
Ruazz Media.
Fitri, Riyanto Purwoko. (2016). Peningkatan hasil belajar matematika materi
bangun datar melalui metode number head together (NHT) berbantu alat
peraga pada siswa kelas 4 MI Darul ulum gatak sugihan tahun ajaran
2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga Jurusan Tarbiyah IAIN
Salatiga.
Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning, Metode, Tenik, Struktur, dan
Model Penerapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Jannah, Raodatul. (2011). Membuat Anak Cinta Matematika dan Ekstrak Lainnya.
Yogyakarta: Diva Press.
Martini. (2015). Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Ruang
(Balok Dan Kubus) Melalui Pendekatan Pedidikan Matematika Realistik
Pada Siswa Kelas IV MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi tidak diterbitkan.
Salatiga jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga.
Sam’s, Rosma Hartiny. (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
sukses offset.
Sriyanti, Lilik. (2011). Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga press.
Sudjana, Nana. (2013). Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
83
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Uno. 2009. Profesi Kependidikan. Bandung: Rosda.
1
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Hasil belajar siswa siklus I
No Nama
Nilai
siklus I
Keterangan
Tuntas Belum
tuntas
1. Ahda Sabila 70 √
2. Ahmad Fahrurozi 50 √
3. Arfa Khofik 50 √
4. Ajda Adzkiyya F. 80 √
5. Aurelia Putri 90 √
6. Bambang Jatmiko 50 √
7. Dimas Rasia
Hidayati
80 √
8. Erlangga Khoin
Zidan
50 √
9. Hasna Asmi Sabila 80 √
10. Galuh Setyaningrum 100 √
11. Hikmah Khanifatus
Salsa
80 √
12. Marsha Marfaatun
Diana
80 √
13. Rafka Firmansyah 60 √
14. Rahandika Devanda 70 √
15. Rio Prasetyo 30 √
16. Shelin Elisa Safelin 80 √
17. Ulya Fahatu Rizki 80 √
18. Umi Zakiya 90 √
19. Wulan Zahrotus
Salma
70 √
20. Zahra Adinda 60 √
Jumlah 1400
Rata-rata 70,15
2
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus II
Hasil Belajar Siklus II
No Nama
Nilai
siklus
II
Keterangan
Tuntas Tidak
tuntas
1. Ahda Sabila 90 √
2. Ahmad Fahrurozi 80 √
3. Arfa Khofik 75 √
4. Ajda Adzkiyya F. 85 √
5. Aurelia Putri 90 √
6. Bambang Jatmiko 90 √
7. Dimas Rasia
Hidayati
85 √
8. Erlangga Khoin
Zidan
85 √
9. Hasna Asmi
Sabila
90 √
10. Galuh
Setyaningrum
100 √
11. Hikmah
Khanifatus Salsa
85 √
12. Marsha
Marfaatun Diana
90 √
13. Rafka Firmansyah 90 √
14. Rahandika
Devanda
85 √
15. Rio Prasetyo 80 √
16. Shelin Elisa
Safelin
80 √
17. Ulya Fahatu Rizki 85 √
18. Umi Zakiya 85 √
19. Wulan Zahrotus
Salma
85 √
20. Zahra Adinda 75 √
Jumlah 1710
Rata-rata 85.5
3
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Nama siswa Aspek yang di nilai jml
Partisipasi Keaktifan Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Ahda Sabila √ √ √ 6
2. Ahmad Fahrurozi √ √ √ 7
3. Arfa Khofik √ √ √ 8
4. Ajda Adzkiyya F. √ √ √ 8
5. Aurelia Putri √ √ √ 9
6. Bambang Jatmiko √ √ √ 8
7. Dimas Rasia
Hidayati
√ √ √ 6
8. Erlangga Khoin
Zidan
√ √ √ 8
9. Hasna Asmi Sabila √ √ √ 7
10. Galuh Setyaningrum √ √ √ 8
11. Hikmah Khanifatus
Salsa
√ √ √ 8
12. Marsha Marfaatun
Diana
√ √ √ 8
13. Rafka Firmansyah √ √ √ 7
14. Rahandika Devanda √ √ √ 7
15. Rio Prasetyo √ √ √ 6
16. Shelin Elisa Safelin √ √ √ 9
17. Ulya Fahatu Rizki √ √ √ 8
18. Umi Zakiya √ √ √ 8
19. Wulan Zahrotus
Salma
√ √ √ 8
20. Zahra Adinda √ √ √ 8
4
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siklus II
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama siswa Aspek yang di nilai j
m
l Partisipasi Keaktifan Ketepatan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Ahda Sabila √ √ √ 8
2. Ahmad Fahrurozi √ √ √ 9
3. Arfa Khofik √ √ √ 8
4. Ajda Adzkiyya F. √ √ √ 1
0
5. Aurelia Putri √ √ √ 9
6. Bambang Jatmiko √ √ √ 8
7. Dimas Rasia
Hidayati
√ √ √ 8
8. Erlangga Khoin
Zidan
√ √ √ 1
0
9. Hasna Asmi Sabila √ √ √ 7
10. Galuh Setyaningrum √ √ √ 8
11. Hikmah Khanifatus
Salsa
√ √ √ 8
12. Marsha Marfaatun
Diana
√ √ √ 9
13. Rafka Firmansyah √ √ √ 7
14. Rahandika Devanda √ √ √ 9
15. Rio Prasetyo √ √ √ 8
16. Shelin Elisa Safelin √ √ √ 1
1
17. Ulya Fahatu Rizki √ √ √ 9
18. Umi Zakiya √ √ √ 8
19. Wulan Zahrotus
Salma
√ √ √ 1
1
20. Zahra Adinda √ √ √ 8
5
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I
No Aspek Pengamatan
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Kemampuan menyiapkan proses
pembelajaran
√
2. Kemampuan memberikan motivasi
belajar siswa
√
3. Kemampuan mempresentasikan
bahan pembelajaran
√
4. Kemampuan mengorganisasi kelas √
5. Kemampuan menciptakan suasana
interaktif
√
6. Kemampuan membimbing siswa √
7. Kemampuan menerapkan metode
pembelajaran
√
8. Kemampuan melibatkan siswa
dalam pembelajaran
√
9. Kemampuan melakukan evaluasi √
10. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
√
Jumlah Skor 12 21
Total Skor 33
Keterangan skala penilaian :
41-50 : guru yang sangat baik = A
31-40 : guru yang baik = B
21-30 : guru yang cukup baik = C
11-20 : guru yang sedang = D
1-10 : guru yang kurang baik = E
Temanggung, 5 April 2018
Pengamat
Fatimatul Hidayah
11514037
6
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus II
No Aspek Pengamatan
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Kemampuan menyiapkan proses
pembelajaran √
2. Kemampuan memberikan motivasi
belajar siswa √
3. Kemampuan menjelaskan bahan
pembelajaran √
4. Kemampuan mengorganisasi kelas √
5. Kemampuan menciptakan suasana
interaktif √
6. Kemampuan membimbing siswa √
7. Kemampuan menerapkan metode
pembelajaran √
8. Kemampuan melibatkan siswa
dalam pembelajaran √
9. Kemampuan melakukan evaluasi √
10. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran √
Jumlah Skor
Total Skor 42
Keterangan skala penilaian :
41-50 : guru yang sangat baik = A
31-40 : guru yang baik = B
21-30 : guru yang cukup baik = C
11-20 : guru yang sedang = D
1-10 : guru yang kurang baik = E
Temanggung, 7 April 2018
Pengamat
Fatimatul Hidayah
11514037
7
Lampiran 7 RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KTSP (Siklus I)
Sekolah : MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 × 35 menit ( 1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar.
B. Kompetensi Dasar
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus.
C. Indikator
1. Memahami jaring-jaring balok
2. Memahami jaring-jaring kubus
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan NHT dan ICM siswa
dapat memahami jaring-jaring balok.
2. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan NHT dan ICM siswa
dapat memahami jaring-jaring kubus.
E. Materi Pembelajaran
4. Balok
d. Pengertian Balok
8
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang
persegi panjang. Keenam bidang persegi panjang tersebut sepasang-sepasang,
sejajar, dan kongruen (Dawig Roosbiyantana, 2007:3).
Selain itu, balok adalah suatu bangun ruang berdimensi tiga yang
dibatasi oleh dua belas garis sebagai sisinya yang membentuk bangun persegi
panjang yang terdiri dari tiga pasang yang kongruen. Dengan kata lain, suatu
balok memiliki pasangan sisi berbentuk persegi panjang yangg setiap
pasangnya kongruen (Mastur Faizi, 2012:61).
Jadi, balok adalah suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh
dua belas garis sebagai sisinya yang membentuk bangun persegi panjang
yang terdiri dari tiga pasang yang kongruen.
e. Bagian-bagian Balok
Gambar di bawah merupakan gambar balok ABCD.EFGH, bagian-
bagian balok tersebut adalah sebagi berikut:
Gambar 2.1 Balok ABCD.EFGH
4) Sisi Balok
Balok terdiri atas 3 pasang bidang persegi panjang yang kongruen. Ketiga
pasang bidang persegi panjang tersebut disebut sebagai bidang (sisi) balok.
Ketiga pasang bidang (sisi) balok tersebut adalah:
9
d) Sisi ABCD dinamakan sisi alas atau dasar, berpasangan dengan sisi EFGH
yang dinamakan sisi atas atau tutup.
e) Sisi ABFE berpasangan dengan sisi DCGH.
f) Sisi BCGF berpasangan dengan sisi ADHE.
5) Rusuk Balok
Rusuk balok adalah perpotongan dua sisi balok. Rusuk balok berupa ruas
garis. Balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk-rusuk tersebut adalah AB, BC, CD,
DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH. Pada balok ABCD.EFGH,
panjang rusuknya tidak seluruhnya sama panjang.
6) Titik Sudut
Pertemuan tiga rusuk pada balok membentuk suatu titik yang disebut titik
sudut. Balok mempunyai 8 buah titik sudut. Berikut ini adalah kedelapan titik
sudut pada balok.
Titik Sudut Pertemuan dengan Rusuk-
Rusuk
A AB, AD, dan AE
B BC, BA, dan BF
C CB, CD, dan CG
D DA, DC, dan DH
E EF, EH, dan EA
F FG, FE, dan FB
G GF, GH, dan GC
H HE, HG, dan HD
(Dawig Roosbiyantana, 2007: 4-7)
10
f. Jaring-jaring balok
Jaring-jaring merupakan bentuk dua dimensi dari suatu bangun tiga
dimensi. Jika suatu bangun ruang (balok, kubus, prisma, dan limas) dibuka
sehingga semua sisinya terletak dalam satu bidang datar maka bangun datar
yang dihasilkan disebut jarung-jaring.
Jaring-jaring balok merupakan rangkaian enam buah persegi panjang,
yang apabila dilipat-lipat menurut garis persekutuannya dua persegi panjang
akan membentuk suatu balok (Dawig Roosbiyantana, 2007:16). Bentuk
jaring-jaring balok antara lain yaitu:
Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok
5. Kubus
d. Pengertian kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang
persegi yang kongruen (sama dan sebangun). Kubus juga merupakan suatu
balok yang sumua sisinya berbentuk persegi. Bentuk kubus banyak kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dadu, kotak kapur, kotak tisu, meja
11
kursi, bungkusan kado, banyak yang berbentuk kubus (Dawig Roosbiyantana,
2007:3).
Bangun ruang kubus merupakan bagian dari prisma. Kubus
mempunyai ciri khas, yaitu memiliki sisi yang sama (Heruman, 2010: 110).
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua belas garis sama
panjang yang membentuk bangun persegi sama sisi yang berdimensi tiga.
Dengan kata lain, kubus dibangun dari enam buah bangun datar persegi yang
disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk sebuah bangun berdimensi
tiga (Mastur Faizi, 2012:61).
Jadi, kubus adalah bangun ruang yang di batasi oleh dua belas garis
sama panjang yang membentuk bangun persegi sama sisi yang berdimensi
tiga.
e. Bagian-bagian kubus
Gambar di bawah merupakan gambar balok ABCD.EFGH, bagian-
bagian balok tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH
12
4) Sisi kubus
Bidang atau sisi kubus terdiri atas enam daerah persegi. Keenam daerah
persegi tersebut kongruen, keenam daerah persegi tersebut adalah sebagai
berikut:
c) Sisi datar yaitu sisi ABCD. Sisi ini berpasangan dan kongruen dengan sisi
atas atau tutup kubus, yaitu sisi EFGH.
d) Sisi tegak terdiri atas sisi ABFE sebagai sisi depan yang berpasangan dan
kongruen dengan sisi DCGH, yaitu sisi belakang kubus. Sisi tegak yang lain
adalah sisi-sisi samping yaitu ADHE dan BCGF.
5) Rusuk kubus
Rusuk kubus merupakan pertemuan dua bidang (sisi) kubus yang berupa
ruas garis. Kubus mempunyai 12 rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH,
HE, AE, BF, CG, dan DH.
6) Titik sudut
Titik sudut adalah pertemuan tiga rusuk kubus. Seperti halnya pada balok,
kubus juga mempunyai 8 buah titik sudut. Berikut ini adalah kedelapan titik
sudut pada kubus ABCD.EFGH.
Titik Sudut Pertemuan dengan Rusuk-Rusuk
A AB, AD, dan AE
B BC, BA, dan BF
C CB, CD, dan CG
D DA, DC, dan DH
E EF, EH, dan EA
F FG, FE, dan FB
G GF, GH, dan GC
H HE, HG, dan HD
(Dawig Roosbiyantana, 2007: 24-26)
13
f. Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian enam buah persegi yang
apabila dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi akan membentuk
kubus, sehingga tidak ada bidang yang rangkap (ganda) dan tidak ada bidang
kubus yang terbuka (Dawig Roosbiyantana, 2007:33). Bentuk jaring-jaring
balok antara lain yaitu:
Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus
F. Metode Pembelajaran
Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)
G. Langkah-langkah pembelajaran
No Pembelajaran Tahapan
NHT dan
ICM
Kegiatan pembelajaran waktu
(1) (2) (3) (4) (5)
14
1 pendahuluan a. Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam
dan berdoa bersama yang
dipimpin oleh salah satu
peserta didik.
b. Guru mengkondisikan
siswa sebelum memulai
pembelajaran (meliputi:
kebersihan kelas, pakaian dan
tempat duduk, guru meminta
siswa untuk berdiri dan
antara dua siswa saling
berhadapan untuk saling
memeriksa kerapian dari
teman yang berada
dihadapannya, kemudian
apabila ada temannya yang
kurang rapi bisa saling
merapikan. Kemudian guru
meminta siswa duduk
kembali).
c. Guru mengabsen siswa,
dengan bertanya: “apakah
5 menit
15
hari ini semuanya berangkat
anak-anak?”
d. Guru bertanya: “apa kabar
anak-anak?”
e. Guru melakukan apersepsi
dan motivasi:
- Siapa yang tahu bangun
ruang?
- Sebutkan macam-macam
bangun ruang yang ada di
kelas, rumah dan lingkungan
sekitar kalian?
f. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai setelah
pembelajaran selesai. Yaitu
setelah selesai pembelajaran
diharapkan anak-anak
mampu menyebutkan sifst-
sifat dan menggambar
bangun ruang balok dan
kubus
16
2 Kegiatan inti Penomoran a. Eksplorasi
- Guru memberikan
penjelasan mengenai sifat-
sifat bangun ruang (balok dan
kubus), dengan mengamati
bangun-bangun yang ada di
ruang kelas maupun luar
kelas.
- Guru memberikan contoh
bangun ruang yang nyata,
seperti yang ada di kelas
(almari, kotak pensil) dan
guru membawa media dari
kotak bekas pasta gigi, sabun,
kardus bekas tempat
makanan yang berbentuk
balok dan kubus
- Setelah menjelaskan, guru
membagi siswa menjadi 4
kelompok dengan cara
berhitung (setiap kelompok 5
orang).
- setiap siswa diberi nomor
60 menit
17
Mengajukan
pertanyaan
b. Elaborasi
- Guru meminta setiap
kelompok untuk
membongkar bangun ruang
(balok dan kubus) dari media
yang sudah disediakan oleh
guru. Disini guru
mendampingi kegiatan yang
dilakukan anak, karena guru
sebagai fasilitator belajar
siswa.
Menyelesak-
an masalah
konstektual
- Setelah selesai
membongkar, siswa akan
menemukan jaring-jaring dan
bisa menemukan sifat-sifat
balok dan kubus.
Membandi-
ngkan dan
mendiskusi-
kan jawaban
c. Konfirmasi (latihan)
- Setelah selesai
membongkar, guru mengecek
pemahaman siswa dengan
memanngi salah satu nomer
acak dari salah satu
kelompok, maka setiap
18
kelompok maju kedepan
menjelaskan sifat-sifat dan
menggambarkan jaring-jaring
balok dan kubus kepada
teman-temannya secara
bergantian.
- kelompok lainnya
menanggapi penjelasan
kelompok yang maju.
3 Penutup Menyimpul-
kan
a. Guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari hari ini.
b. Guru menyampaikan
materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pelajaran
dengan berdoa bersama siswa
dan mengucapkan salam.
5 menit
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media dan alat
- Kardus/bungkus bekas yang berbentuk balok dan kubus (kardus kapur, kardus
sabun, kardus lampu, bungkus pepsodent dll).
19
- Penggaris.
- Gunting.
2. Sumber belajar
Buku MATEMATIKA 5B halaman 205-217
Burhan Mustaqim, Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
H. Penilaian
a. jenis penilaian
Unjuk kerja siswa
b. instrumen penilaian
soal
1. Sebutkan 4 sisi pada balok ABCD.EFGH !
2. Sebutkan 6 rusuk pada kubus ABCD.EFGH!
3. Sebutkan titik sudut pada balok ABCD.EFGH!
4. Gambarkan 2 bentuk jaring-jaring balok!
5. Gambarkan 2 bentuk jaring-jaring kubus!
Keterangan :
Untuk setiap poin soal skor nilainya 20, tapi apabila setiap soal jawabannya
setengah dari yang diminta di soal maka skor nilainya 10.
20
21
Lampiran 9 Dokumentasi pelaksanaan pembelajaran
1. Pembelajaran Siklus I
Gambar 1. Proses pembukaan awal pembelajaran
Gambar 2. Proses penyampaian materi bangun ruang
22
Gambar 3. Proses NHT (penomoran)
Gambar 4. Proses penyampaian materi dengan menggunakan alat peraga
23
Gambar 5. Proses NHT dan ICM (pemanggilan nomer acak)
Gambar 6. Proses evaluasi
24
2. Pemblajaran siklus II
Gambar 1. Pembukan awal pembelajaran
Gambar 2. Penyampaian materi
25
Gambar 3. Proses NHT (penomoran)
Gambar 4. Proses NHT (guru mendampingi sebagai fasilitator)
26
Gambar 5. Proses NHT dan ICM (pemanggilan nomer acak dan menjawab
soal)
Gambar 6. Proses evaluasi pembelajaran
27
Lampiran 10 surat permohonan ijin penelitian
28
Lampiran 11 surat keterangan penelitian
29
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing
30
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing
31
Lampiran 14 Nilai SKK
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Fatimatul Hidayah
NIM : 115-14-037
Jurusan/fakultas : PGMI / FTIK
Dosen Pembimbing : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1. Sertifikat penghargaan
OPAK STAIN Salatiga
2014
18-19 Agustus
2014
PESERTA 3
2. Sertifikat OPAK Jurusan
Tarbiyah STAIN Salatiga
2014
20-21 Agustus
2014
PESERTA 3
3. Sertifikat ODK “
Orientasi Dasar
Keislaman” STAIN
Salatiga
21 Aguatus 2014 PESERTA 2
4. Sertifikat AMT “ Dengan
AMT SEMANGAT
MENYONGSONG
PRESTASI” CEC dan
JQH STAIN Salatiga
23 Agustus 2014 PESERTA 2
5. Sertifikat Himaprodi
PGMI “ Harmoni
Keluarga PGMI yang
Humanis dan
Berkarakter” STAIN
Salatiga
27 Agustus 2014 PESERTA 2
6. Sertifikat Seminar
Nasional “Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha
Mikro Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN”
2014 PESERTA 2
7. Sertifikat Seminar
training pengembangan
diri dan komunikasi
KAMMI Salatiga
18 September 2014 PESERTA 2
8. Sertifikat LPM Dinamika 25 September 2014 PESERTA 2
32
“Mahasiswa
Menulis”STAIN Salatiga
9. Sertifikat kegiatan
PLCPP XXIV “ PLCPP
sebagai langkah
rekonstruktif karakter
pandega dalam
membangun racana yang
loyal dan bermartabat”
Racana Kusuma Dilaga
Woro Srikandhi STAIN
Salatiga
26-29 September
2014
PESERTA 3
10. Sertifikat Seminar
Nasional “Peran
mahasiswa dalam
mengawal masa depan
Indonesia pasca pilpres
2014” DEMA STAIN
Salatiga
29 September 2014 PESERTA 8
11. Sertifikat masa ta’aruf
(MASTA 2014)
“Membentuk pribadi,
kembangkan diri,
lahirkan potensi” IMM
Kota Salatiga
26 September 2014 PANITIA 2
12. Sertifikat DAD (Darul
Arqom Dasar) “Cipta
kader islami banggakan
negeri dengan prestasi”
IMM Kota Salatiga
7-9 November
2014
PESERTA 3
13. Sertifikat “seminar
Nasional
Enterpreneurship “
Racana Kusuma Dilaga –
Woro Srikandhi STAIN
Salatiga
16 November 2014 PESERTA 8
14. Sertifikat Workshop
“Pemanfaatan dan
Pengelolaan Barang
Bekas” Ma’had putri
STAIN Salatiga
7 Desember 2014 PESERTA 2
15. Sertifikat PAB JQH AL-
FURQON STAIN
SALATIGA “
Menumbehkan karakter
islami dan qur’ani”
13-14 Desember
2014
PESERTA 3
33
16. Sertifikat SIBA-SIBI
Training UAS semester
ganjil tahun 2014 oleh
CEC dan ITTAQO
STAIN Salatiga
19-20 Desember
2014
PESERTA 3
17. Sertifikat Seminar
Internasional “ASEAN
Economic Community
2015; Prospects and
Challenges for Islam
Higher Education”
28 Februari 2015 PESERTA 8
18. Sertifikat Seminar Bedah
Buku “Aktualisasi
dakwah dalam
membentuk generasi
yang bertaqwa, berilmu,
dan berakhlak mulia”
LDK Fathir Ar-Rasyid
IAIN Salatiga
5 Mei 2015 PESERTA 2
19. Seminar Nasional
“Mencegah Generasi
Pemuda Islam dari
pengaruh Radikalisme
ISIS” AS IAIN Salatiga
6 Mei 2015 PESERTA 8
20. Sertifikat telah mengikuti
program Ma’had
Mahasiswa selama 1
tahun.
2014-2015 PESERTA/
SANTRI
4
21. Surat keputusan tentang
penyelenggaraan
kegiatan OPAK IAIN
SALATIGA
10-14 Agustus
2015
PANITIA 4
22. Sertifikat Seminar
Nasional “Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila
sebagai Benteng dalam
menolak Gerakan
Radikalisme” DEMA
IAIN SALATIGA
10 Pebruari 2016 PESERTA 8
23. Sertifikat Sarasehan
Muslimah “Muslimah,
sehatkah kulitmu?” oleh
Madrosatun Nisaa’
SALATIGA
28 Februari 2016 PESERTA 2
24. Sertifikat Seminar dan
Sarasehan FKMB
2 April 2016 PESERTA 2
34
Salatiga “Satu Langkah
Mengenal Boyolali”
25. Sertifikat workshop
Forex Trading for Living
23 April 2016 PESERTA 2
26. Sertifikat Seminar
Nasional peringatan Hari
Bumi 22 April
“Dengarkan Bisikan
Alam Tentang Manusia”
MAPALA MITAPASA
29 April 2016 PESERTA 8
27. Sertifikat Seminar
Nasional “Penerapan
Nilai-Nilai lengkungan
kepada individu” oleh
MAPALA MITAPASA
21 September 2016 PESERTA 8
28. Sertifikat Seminar
Internasional “Menjadi
Mobilpreuneur dalam Era
E-commerce”
25 April 2017 PESERTA 8
29. Piagam Penghargaan
Seminar Internasional
“Menjadi Mobilepreuner
dalam Era E-commerce”
25 April 2017 PESERTA 8
Jumlah Nilai 122
Salatiga, 20 Maret 2018
Mengetahui,
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun,M.Ag.
NIP.197005101998031003
35
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : FATIMATUL HIDAYAH
ALAMAT : GEDONGAN RT 01/05, DESA NGEMPLAK,
KEC. KANDANGAN, KAB. TEMANGGUNG
NO HP : 0856-4750-0583
TEMPAT TGL LAHIR : TEMANGGUNG, 20 JANUARI 1997
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
GOL. DARAH : B
RIWAYAT PENDIDIKAN : MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK 2008
` : MTs MU’ALLIMIN ROWOSENENG 2011
: MAN PARAKAN TEMANGGUNG 2014
: IAIN SALATIGA (PROSES)
PENGALAMAN KERJA : -
MOTTO HIDUP : “bermimpilah seakan kau hidup selamanya.
Hiduplah seakan kau akan mati hari ini”