BAB I Kelompok Sosial Hida

download BAB I Kelompok Sosial Hida

of 16

Transcript of BAB I Kelompok Sosial Hida

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok. Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda. Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

B.Rumusan Masalah

1.Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial ? 2.Apa faktor pembentuk kelompok sosial3.Apakah ciri-ciri kelompok sosial ?4.Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk ?5.Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial ?

C.Tujuan

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.

BAB IIPEMBAHASANA.Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok Sosial menurut para pakar1.Menurut Soerjono SoekantoKelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.2.Menurut Hendro PuspitoKelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.3.Menurut Paul B. Horton & Chaster L. HuntKelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

B.Klasifikasi Kelompok Sosial1.Klasifikasi menurut cara terbentuknyaa.Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontanCiri-ciri kelompok semu :1). Tidak direncanakan2). Tidak terorganisir3). Tidak ada interaksi secara terus menerus4). Tidak ada kesadaran berkelompok5). Kehadirannya tidak konstanKelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.1.Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :- Formal audiency / pendengar formalContoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop-Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.-Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.-Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.-Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.-Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.2.MassaMassa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.3.Publik,Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.b.Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.

1.Kelompok Statistical GroupKelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.2.Societal Group / Kelompok KemasyarakatanKelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.3.Kelompok sosial / social groupsPara pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.4. Kelompok asosiasi / associational groupKelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).

Ciri-ciri kelompok asosiasi :1.direncanakan2. terorganisir3. ada interaksi terus menerus4.ada kesadaran kelompok5.kehadirannya konstan

2.Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggotaa.Gemeinschaft / paguyubanMerupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :-Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.Contoh : kerabat, klien-Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.Contoh : RT, RW, Padukuhan, Pedesaan-Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b.Gesselschaft / patembayanMerupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.

3. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggotaa. Kelompok Primer (Primary Group)Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.b. Kelompok Sekunder (secondary Group)Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI

4. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuana.Kelompok FormalMerupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.Contoh : Parpol, lembaga pendidikanb. Kelompok InformalMerupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Contoh : anggota OSIS

C. Pendorong Timbulnya Kelompok SosialDalam melakukan sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkannya.Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :

a.Dorongan untuk mempertahankan hidupDengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.

b. Dorongan untuk meneruskan keturunanTidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapaic.Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerjaDi era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.

D.Faktor Pembentuk Kelompok SosialBergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.1.Kedekatan-Kedekatan geografis tempat tinggalPengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.-Kedekatan geografis daerah asalKetika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

2.KesamaanPembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :a.Kesamaan kepentinganDengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.b.Kesamaan keturunanSebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.c.Kesamaan nasibDengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.

E.Ciri-ciri Kelompok Sosial1.Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain. Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal.2.Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu. Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau secaratidak tertulis3.Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.4. Memiliki kepentingan bersamaKelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.F.Arti Penting Hidup BerkelompokKita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas atau tujuan dengan cara bekerja sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok , setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa hidup berkelompok sangat penting untuk mempermudah memenuhi kebutuhan hidup.

BAB IIIMacam Kearifan Lokal di Indonesia

Macam Kearifan Lokal di Indonesia

1. AWIG-AWIG (Lombok Barat dan Bali): Awig-Awig memuat aturan adat yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat di Lombok Barat dan Bali, dan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak terutama dalam berinteraksi dan mengelola sumberdaya alam & lingkungan .

2. REPONG DAMAR (Krui-Lampung Barat): Repong Damar atau hutan damar, merupakan model pengelolaan lahan bekas lading dalam bentuk wanatani yang dikembangkan oleh masyarakat Krui di Lampung Barat, yaitu menanami lahan bekas lading dengan berbagai jenis tanaman, antara lain damar, kopi, karet, durian.

3. HOMPONGAN (Orang Rimba-Jambi): Hompongan merupakan hutan belukar yang melingkupi kawasan inti pemukiman Orang Rimba (di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi) yang sengaja dijaga keberadaannya yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dari gangguan pihak luar.

4. TEMBAWAI (Dayak Iban-Kalimantan Barat): Tembawai merupakan hutan rakyat yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Iban di Kalimantan Barat, yang didalamnya terdapat tanaman produktif, seperti durian.

5. SASI (Maluku): Sasi merupakan aturan adat yang menjadi pedoman setiap warga masyarakat Maluku dalam mengelola lingkungan termasuk pedoman pemanfaatan sumber daya alam.

6. PAMALI MAMANCING IKAN (Desa Bobaneigo-Maluku Utara): Pamali Mamancing Ikan merupakan aturan adat yaitu larangan atau boboso. Pamali Mamancing Ikab ini secara yurisdiksi terbatas pada nilai-nilai adat, dan agama, tetapi konsep property right ini terbentuk dari pranata sosial masyarakat yang telah berlangsung sejak lama dalam mengatur pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.

7. SIMPUK MUNAN/LEMBO (Dayak Benuaq-Kalimantan Timur): Simpuk Munan atau lembo bangkak merupakan hutan tanaman buah-buahan (agroforestry) yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Benuaq di Kalimantan Timur.

8. KOKO DAN TATTAKENG (To Bentong-Sulawesi Selatan): Sebelum mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan bagi keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan (Tattakeng). Koko adalah lahan perladangan yang diolah secara berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan yang sedang diberakan.

9. MAPALUS (Minahasa-Sulawesi Utara): Mapalus pada masyarakat Minahasa, merupakan pranata tolong menolong yang melandasi setiap kegiatan sehari-hari orang Minahasa, baik dalam kegiatan pertanian, yang berhubungan dengan sekitar rumah tangga, maupun untuk kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum.

10. MOPOSAD DAN MODUDURAN (Bolaang Mongondow-Sulawesi Selatan): Moposad dan Moduduran merupakan pranata tolong menolong yang penting untuk menjaga keserasian lingkungan sosial.

11. KAPAMALIAN (Banjar Kalimantan Selatan): Kapamalian merupakan aturan-aturan (pantangan) dalam pengelolaan lingkungan, misalnya larangan membuka hutan keramat.

12. PAHOMBA ( Sumba Timur- Nusa Tengara Timur ): Gugus hutan yang disebut Pahomba, terlarang keras untuk dimasuki apalagi untuk diambil hasil hutanya. Pada hakekatnya pohon-pohon di setiap pahomba itu berfungsi sebagai pohon-pohon induk yang dapat menyebarkan benih ke padang-padang rumput yang relatif luas.Karena itu, jika api tidak menghangus matikan anakan pepohonan itu, proses perluasan hutan secara alamiah dapat berlangsung. Pepohonan di pahomba disekitar batang sungai berfungsi sebagai riparian atau tumbuhan tepain sungai yang berfungsi sebagai filter terhadap materi erosi, dan sekaligus berfungsi sebagai sempadan alamiah sungai dan untuk pelestarian air sungai.

13. SUBAK (Bali): Salah satu teknologi tradisional pemakaian air secara efisien dalam pertanian dilakukan dengan cara Subak. Lewat saluran pengairan yang ada pembagian aliran berdasarkan luas areal sawah dan masa pertumbuhan padi dilakukan dengan menggunakan alat bagi yang terdiri dari batang pohon kelapa atau kayu tahan air lainnya. Kayu ini dibentuk sedemikian rupa dengan cekukan atau pahatan dengan kedalaman berbeda sehingga debit air yang mengalir di satu bagian berbeda dengan debit air yang mengalir di bagian lainnya. Kayu pembagi air ini dapat dipindah-pindah dan dipasang diselokan sesuai dengan keperluan, yang pengaturannya ditentukan oleh Kelihan Yeh atau petugas pengatur pembagian air.

14. TRI HITA KARANA (Bali): Tri Hita Karana, suatu konsep yang ada dalam kebudayaan Hindu-Bali yang berintikan keharmonisan hubungan antara Manusia-Tuhan, manusia-manusia, dan manusia-alam merupakan tiga penyebab kesejahteraan jasmani dan rohani. Ini berarti bahwa nilai keharmonisan hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan suatu kearifan ekologi pada masyarakat dan kebudayaan Bali.

15. BERSIH DESO (Desa Gasang-Jawa Timur): Bersih Deso (bersih desa) adalah suatu acara adat dan sekaligus tradisi pelestarian lingkungan yang masih dilaksanakan masyarakat Desa Gasang sampai sekarang. Dilakukan setiap tahun pada bulan Jawa Selo (Longkang) dipilih dari hari Jumat Pahing. Masyarakat secara berkelompok membersihkan lingkungan masing-masing seperti jalan, selokan umum dan sungai. Setelah selesai melaksanakan bersih deso secara berkelompok mereka menyelenggarakan upacara semacam sedekah bumi dengan sajian satu buah buceng besar, satu buceng kecil, sayur tanpa bumbu lombok tanpa daging, berbagai macam hasil bumi yang biasa disebut pala kependhem dan pala gumantung.

16. WEWALER (Desa Bendosewu-Jawa Timur): Tradisi bersih desa di Desa Bendosewu dikenal dengan wewaler yang merupakan pesan dari leluhur yang babad desa. Isi pesan adalah jika desa sudah rejo (damai, sejahtera) maka hendaknya setiap tahun diadakan upacara bersih desa. Tradisi bersih desa disertai kegiatan kebersihan lingkungan secara serentak, yaitu membersihkan jalan-jalan, rumah-rumah, pekarangan, tempat-tempat ibadah, makam dan sebagainya. Kegiatan ini disebut pula dengan tata gelar atau hal yang sifatnya lahiriah. Hal yang berkaitan dengan tata gelar dalam bersih desa bagi masyarakat Bendosewu sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga tidak perlu diperintah lagi.

17. SEREN TAUN (Kasepuhan Sirnaresmi-Jawa Barat): Seren Taun memiliki banyak arti bagi masyarakat kasepuhan diantaranya adalah puncak prosesi ritual pertanian yang bermakna hubungan manusia, alam, dan pencipta-Nya. Seren Taun adalah perayaan adat pertanian kasepuhan sebagai ungkapan rasa syukur setelah mengolah lahan pertanian sengan segala hambatan dan perjuangannya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Seren Taun adalah pesta masyarakat adat Kasepuhan sebagai ungkapan rasa gembira ketika panen datang. Seren Taun juga merupakan pertunjukan kesenian-kesenian tradisional yang ada di masyarakat Kasepuhan. Adat istiadat yang berlaku di dalam Kasepuhan ini mengatur pola kehidupan masyarakat dalam berhubungan dengan sang pencipta (Hablum minallah), hubungan antar manusia (Hablum minan naas) dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya (Hablum minal alam).

18. TALUN (Kampung Dukuh-Jawa Barat): Bentuk kearifan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang dikembangkan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan diwujudkan dalam penataan ruang hutan, pelestarian dan pengelolaan air, pengelolaan lahan dengan pengembangan talun. Selain itu juga diwujudkan dalam pengetahuan tradisional tentang berbagai jenis sumber daya alam, seperti padi varitas lokal. Nilai yang menekankan pentingnya melestarikan lingkungan itu dikuatkan lewat berbagai upacara tradisional, mitos dan tabu. Menurut warga Kasepuhan, hutan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:Leuweung Kolot atau Leuweung Geledegan atau hutan tua, yaitu hutan yang masih lebat ditumbuhi berbagai jenis pohon dengan kerapatan yang tinggi, dan masih banyak ditemukan binatang liar hidup di dalamnya. Hutan ini masih ada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun.Leuweung Titipan atau hutan keramat. Hutan ini tidak boleh dimasuki apalagi dieksploitasi oleh siapa pun, kecuali ada izin dari Abah Anom. Hutan ini akan dimasuki apabila Abah Anom menerima wangsit atau ilapat dari nenek moyang yang memerlukan sesuatu dari kawasan gunung tersebut. Kawasan hutan keramat adalah kawasan Gunung Ciwitali dan Gunung Girang Cibareno;Leuweung Sampalan atau Leuweung bukaan, yaitu hutan yang dapat digunakan dan dieksploitasi serta dibuka oleh warga Kasepuhan. Di sini warga boleh membuka lading, kebun sawah, menggembala ternak, mengambil kayu bakar dan hasil hutan lainnya yang ada. Yang termasuk lahan bukaan adalah lahan di sekitar tempat pemukiman penduduk. Bekas lahan lading ataupun sawah yang sudah dipanen lalu ditanami dengan tanaman musiman dan tanaman keras sehingga membentuk hutan buatan disebut Talun. Tanaman buah-buahan sering digunakan seperti duren, rambutan, atau tanaman lainnya seperti petai, cengkeh, dan sebagainya. Setelan Talun ditanami biasanya akan ditinggal begitu saja. Artinya pemeliharaannya tidak begitu intrnsif disbanding dengan kebun.

DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, Esti.2012 Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta : Penerbit OmbakSaptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta: PT. Phibeta Aneka GamaSubakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media Grouphttp:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\http://muhtar-beninghati.blogspot.com/2012/03/makalah-kelompok-sosial.htmlhttp://sidhephe.blogspot.com/2013/01/macam-kearifan-lokal-di-indonesia.html

MAKALAHKAJIAN KELOMPOK SOSIAL

Disusun Oleh :Nama : Nurhidayah Kelas : X. Farmasi

SMK BHAKTI KENCANA SUBAHTahun Ajaran 2013 / 2014