Post on 08-Apr-2019
i
PENGUKURAN KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN
JALAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR
MONEY Studi Kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Sigit Aribowo
NIM: 00 2114 096
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : SIGIT ARIBOWO
Nomor Mahasiswa : 002114096
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengukuran Kinerja Proyek Pembangunan Jalan Dengan Pendekatan Value For
Money”. Studi Kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lainuntuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikanroyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2008
Yang menyatakan
( Sigit Aribowo)
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Karena masa depan sungguh ada,
Dan harapanmu tidak akan hilang....
(Amsal 23 : !8)
Kesuksesan adalah keluar dari banyak masalah tanpa
kehilangan rasa optimis.
(Winston Churchiil)
Skripsi ini kupersembahkanuntuk
Keluarga besarku tercinta Papa,
Mama, Kakak, Saudara, dan
Kekasihku.
vi
ABSTRAK
PENGUKURAN KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN DENGAN
PENDEKATAN VALUE FOR MONEY
Studi Kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Pemerintah Kota Yogyakarta
Sigit Aribowo
002114096
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja Dinas Pemukiman dan
Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Kimpraswil DIY) untuk tahun 2004 dan tahun 2005 dengan pendekatan Value for
Money. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus. Data
yang dicari dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, Laporan
pelaksanaan belanja modal jalan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (A.P.B.D) Kimpraswil DIY untuk tahun 2004 dan tahun 2005.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.
Dalam mengolah data yang telah diperoleh, digunakan pengukuran kinerja
berdasarkan pendekatan Value for Money.
Berdasarkan hasil pengukuran ekonomis untuk tahun 2004 Dinas
Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah
melakukan penghematan sebesar Rp.331.001.570. dan untuk tahun 2005 sebesar
Rp.1.565.254.427. Dalam pengukuran efisiensi, dari 11 proyek jalan untuk tahun
2004 dan 15 proyek jalan di tahun 2005 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah mampu melakukan efisiensi, yaitu dengan
anggaran yang telah disediakan mampu melakukan 100 % realisasi fisik.
Sedangkan untuk pengukuran efektivitas Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah dapat menyelesaikan semua
program yang ada sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang
diperoleh dari analisis data adalah kinerja Kimpraswil DIY pada tahun 2004 dan
tahun 2005 telah baik.
.
vii
ABSTRACT
THE PERFORMANCE MEASUREMENT OF THE ROAD PROJECT
WITH THE VALUE FOR MONEY APPROACH
A Case Study at Highways Directorate of Provincial Public Works
Department
Yogyakarta
Sigit Aribowo
NIM : 002114096
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The aim of this study was to measure the performance of Highways
Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta for years of
2004 and 2005. The background of this study was the demand of people on
transparency of performance result of Highways Directorate of Provincial Public
Works Department Yogyakarta. Value for money was used use to measure the
organization performance, from the aspects of economic, efficiency and
effectiveness.
This study was a case study, this study obtained the data by interviewing
and documentation and literature study. The data analysis technique of this study
was Value For Money.
The economic measurement result for the year of 2004 showed that the
Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta had
doneretrenchment with the amount of Rp.331.001.570 and for the year of 2005
was Rp.1.565.254.427. The result of efficiency measurement showed that from
eleven road projects for the year of 2004 and fifteen road projects in the year of
2005. The Highways Directorate of Provincial Public Works Department of
Yogyakarta had made efficiency, which was from the provided budget it was
able to do 100% physical realization. The result of effectiveness measurement
showed that the Highways Directorate of Provincial Public Works Department of
Yogyakarta could finish all the available programs in accordance with the
purpose. The conclusion which found from the data analysis was that the
performance of Highways Directorate of Provincial Public Works Department of
Yogyakarta in the year of 2004 and 2005 were good.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan atas segala rahmat, karunia, dan
bimbingan-Nya dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi yang
berjudul “PENGUKURAN KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY, Studi Kasus pada Sub
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik
tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu
penulis dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S. J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M. S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Ir. Drs. Hansiadi YH., M. Si., Akt., selaku Kaprodi Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
4. Firma Sulistiyowati, S.E., M.Si., sebagai dosen pembimbing I yang telah
berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran, dan semangat
kepada penulis dalam menulis skripsi ini.
ix
5. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M, Akt, sebagai dosen pembimbing II
yang telah berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran, dan
semangat kepada penulis dalam menulis skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
bimbingan, bantuan, dan kerjasama yang baik selama penulis belajar di
Universitas Sanata Dharma.
7. BAPEDA DIY, yang telah memberikan surat ijin penelitian
8. .Bapak Budi, Bapak Mul, dan Ibu Sri selaku staf seksi perencanaan teknis
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga
Propinsi DIY
9. Papa dan mamaku tercinta, kakaku, dan keluarga besarku yang senantiasa
memberikan dukungan moril dan material.
10. Kekasihku Sylvia Dyan Hastarica yang selalu menemaniku hingga saat ini dan
memberikan dukungan.
11. Om Haris dan Tante Diah yang menjadi orang tua keduaku selama Kuliah di
Yogyakarta.
12. Ardi, Kaka, Jampes, Lho-lhong, dan Mbak Endang yang sudah memberi
dukungan.
13. Borobudur Goldfish Society, Komunitas Mawar, dan Komunitas B.W3, yang
telah memberi dukungan.
x
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di sini, terima
kasih atas semua dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.
Yogyakarta, Oktober 2007
Penulis
Sigit Aribowo
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………...... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… v
ABSTRAK……………………………………………………………………. vi
ABSTRACT…………………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR………………………………………………………... viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
C. Batasan Masalah…………………………………………………... 5
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 5
F. Sistematika Penulisan……………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………. 8
A. Kinerja…………………………………………………………….. 8
B. Proyek……………………………………………………………… 8
C. Evaluasi kinerja proyek……………………………………………. 9
xii
D. Pengukuran Kinerja………………………………………………. 10
E. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja………………………………. 14
F. Manfaat Pengukuran Kinerja……………………………………… 14
G. Informasi yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja………….. 15
H. Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja……….…………… 17
I. Indikator Kinerja Berdasarkan Value for Money………………... 18
J. Value for Money…………………………………………………. 22
K. Langkah Pengukuran Value for Money………………………….. 26
L. Review Penelitian………………………………………………... 27
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………. 30
A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 30
C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………….. 30
D. Data yang Dicari…………………………………………………… 31
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………... 31
F. Teknik Analisis Data……………………………………………… 32
BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS KIMPRASWIL DIY……………… 39
A. Sejarah Singkat ………….………………………………………. 39
B. Lokasi ………….………………………………………………… 41
C. Struktur Organisasi ………….…………………………………… 41
D. Visi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah…………………. 45
xiii
BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN….. 54
A. Deskripsi Data…………………………………………………….. 54
B. Analisis Data……………………………………………………… 62
C. Pembahasan……………………………………………………….. 84
BAB VI PENUTUP…………………………………………………………... 87
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 87
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 88
C. Saran………………………………………………………………. 89
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 90
LAMPIRAN………………………………………………………………….. xvii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Anggaran Proyek Jalan Tahun 2004……………………… 54
Tabel V.2 Anggaran Proyek Jalan Tahun 2004……………………… 55
Tabel V.3 Realisasi Anggaran Proyek jalan Tahun 2004...…………. 56
Tabel V.4 Realisasi Anggaran Proyek jalan Tahun 2005………….… 57
Tabel V.5 Program Proyek Jalan Tahun 2004.………………………. 58
Tabel V.6 Program Proyek Jalan Tahun 2005……………………….. 59
Tabel V.7 Realisasi Program Proyek Jalan Tahun 2004..……………. 60
Tabel V.8 Realisasi Program Proyek Jalan Tahun 2005..……………. 61
Tabel V.9 Perhitungan Ekonomis Proyek Jalan 2004……………….. 66
Tabel V.10 Perhitungan Ekonomis Proyek Jalan 2005……………….. 68
Tabel V.11 Perhitungan Efisien Proyek Jalan 2004….……………….. 73
Tabel V.12 Perhitungan Efisien Proyek Jalan 2005….……………….. 74
Tabel V.13 Perhitungan Efektivitas Proyek Jalan 2004…...………….. 82
Tabel V.14 Perhitungan Efektivitas Proyek Jalan 2005..…………….. 82
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Value for Money Chain…………………..………………. 26
Gambar IV.1 Bagan Struktur Organisasi ………………..………………. 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada organisasi swasta pengukuran kinerja merupakan hal yang sudah
seharusnya dilakukan, ini karena karakter dari organisasi swasta yang harus selalu
bertindak efisien dan efektif untuk dapat melangsungkan kehidupan organisasi.
Tetapi pada organisasi publik, pengukuran kinerja perlu mendapat perhatian
serius. Hal ini seiring dengan menguatnya isu-isu mengenai good governance
untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi-organisasi
pemerintah. Memang organisasi publik sering kali dituding sebagai biang dari
ketidak efisiensian, ketidak efektifan dan juga biang dari segala kebocoran.
Dari tahun ke tahun terjadi perubahan pada lingkungan yang menuntut
organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan tersebut. Masyarakat
sebagai konsumen dan pelanggan utama dari organisasi sektor publik, saat
sekarang menjadi lebih kritis, semakin banyak menuntut termasuk didalamnya
pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah tentang pengelolaan dana publik
dan transparansi terhadap hasil kinerja yang telah dicapai .
Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan
ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan
kepada organisasi pemerintah menunjukkan harapan dan kepedulian masyarakat
yang harus direspon. Namun, antara harapan masyarakat terhadap kinerja instansi
pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh para pengelola dan para pejabat
2
pemerintah sering berbeda. Artinya, terjadi kesenjangan harapan yang bisa
menimbulkan ketidak harmonisan antara instansi pemerintah dengan masyarakat
terutama dalam menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Sangat
penting bagi organisasi sektor publik saat ini untuk senantiasa meningkatkan
kinerjanya, terutama pada proyek-proyek yang menyangkut hajat hidup orang
banyak khususnya dalam proyek prasarana permukiman, seperti : Penyediaan Air
Bersih, Pemugaran perumahan rakyat, Pembangunan jalan, Pembuatan saluran
drainase, Pembuatan tempat pembuangan sampah, Pembuatan pengolahan limbah,
Pembuatan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK), dan Pembangunan Gedung
Sekolah (SMU, SLTP dan lain-lain).
Dinas permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu dari sekian organisasi
publik yang bertugas untuk melayani masyarakat dalam pengadaan dan perawatan
jalan. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif, bersih,
dan bertanggungjawab, juga seiring dengan dengan meningkatnya tuntutan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) maka
perlu diupayakan suatu system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan
legitimate.
Serangkaian upaya guna menata perwujudan Pemerintahan yang baik,
diantaranya dengan terbitnya TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN), UU. No 28 tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
3
Pengukuran kinerja adalah perwujudan dari suatu instansi pemerintah
dalam hal ini Dinas permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga
propinsi DIY untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Dalam oganisasi sektor publik, ada berbagai macam pendekatan yang
dapat digunakan dalam pengukuran kinerja yaitu: Analisis Biaya Manfaat (Benefit
Cost Analysis), Value for Money, dan Balanced Scorecar. Dalam penelitiaan ini
alat analisis yang akan digunakan adalah analisis Value for Money hal ini
dikarenakan pengukuran kinerja Proyek Pembangunan jalan Dinas Permukiman
dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta
didasarkan pada anggaran yang ada. Jika dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan Analisis Biaya Manfaat, maka akan memerlukan waktu yang lama
untuk dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari proyek tersebut. Jika
menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk penelitian ini, maka akan
memerlukan penelaahan yang lebih mendalam. Selain itu tidak semua organisasi
bisa menerapkan Balanced Scorecard baik pada organisasi sektor publik maupun
swasta, hal ini disebabkan karena karakteristik yang berbeda dari tiap organisasi
tersebut.
Pengukuran kinerja Value for Money merupakan bentuk pengukuran
kinerja yang spesifik dan unik pada organisasi pemerintah. Konsep Value for
Money sangat berbeda pengertiannya dengan konsep time value of money. Time
value of money memiliki pengertian bahwa nilai uang bisa berubah dengan
4
adanya perubahan waktu, sedangkan value for money memiliki pengertian
penghargaan terhadap nilai uang. Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus
dihargai secara layak secara layak dan digunakan sebaik-baiknya Karena
pentingnya konsep tersebut, maka seringkali dikatakan bahwa inti pengukuran
kinerja organisasi pemerintah adalah untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas.
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik
yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas. Ekonomi berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya
dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang terendah. Efisiensi berarti
bahwa penggunaan dana masyarakat (public money) tersebut dapat menghasilkan
output yang maksimal (berdaya guna). Efektivitas berarti bahwa penggunaan
anggaran tersebut harus mencapai target-target atau tujuan kepentingan publik.
Value for Money merupakan inti dari pengukuran kinerja pada organisasi
pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan
saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara
bersama-sama. Value For Money dapat tercapai apabila organisasi telah
menggunakan biaya input paling kecil untuk pencapaian output yang optimum
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (Ulum 2004; 274)
5
B. Rumusan Masalah
Apakah kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi DIY dalam melaksanakan proyek pembangunan jalan sudah
ekonomis, efisien, dan efektif bila dievaluasi dengan pendekatan Value for
Money?
C. Batasan Masalah
1. Evaluasi kinerja dilakukan untuk proyek pembangunan jalan Dinas
Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota
Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.
2. Evaluasi kinerja dilakukan dengan pendekatan Value For Money.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan atau informasi
mengenai kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga
Propinsi DIY dalam melaksanakan proyek jalan dengan menggunakan pendekatan
Value for Money .
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Propinsi DIY
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi
tentang pencapaian tingkat kinerja Sub Dinas Permukiman dan Prasarana
6
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY pada periode 2004 dan 2005, dan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah wawasan
dan sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
kuliah dan membandingkannya dengan dunia nyata.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat
tentang kinerja dari Sub Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi perpustakaan dan hasil penelitian
ini dapat memberikan sumbangan wawasan dan informasi bagi para pembaca,
sehingga dapat memperkaya pengetahuan.
F. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang permasalahan yang
menerangkan alasan dipilihnya masalah yang hendak diteliti, batasan
masalah, rumusan masalah yang berisi masalah utama yang dihadapi,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
7
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang akan digunakan sebagai
dasar pembahasan permasalahan yang ada.
Bab III Metoda peneltian
Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan.
Bab V Diskripsi Data dan Pembahasan
Dalam bab ini berisikan analisis data yang sudah dilakukan oleh penulis
dan pembahasan terhadap permasalahan yang diambil.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari analisis data dan pembahasan
masalah, saran-saran yang diberikan oleh penulis, serta keterbatasan
penelitian.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja.
Kinerja merupakan sebuah istilah yang mungkin mempunyai banyak arti.
Kinerja mungkin berfokus pada input, misalnya: uang, staf/karyawan,
wewenang yang legal, dukungan politis atau birokratis.
Kinerja mungkin juga berfokus juga aktivitas atau proses yang mengubah
input menjadi output dan kemudian menjadi outcome, misalnya : kesesuaian
program atau aktivitas dengan hukum, peraturan, dan pedoman yang berlaku,
atau standar proses yang telah ditetapkan (Ningsih,2002:1).
Di saat sekarang, dalam upaya mengembangkan manajemen yang berdasar
kinerja. Kinerja seringkali difokuskan pada kualitas jasa dan outcome sebagai
hasil yang dicapai oleh individu, organisasi, atau populasi diluar organisasi
yang menjadi sasaran program atau kegiatan.
B. Proyek.
Proyek adalah suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan
untuk mendapatkan hasil (return) diwaktu yang akan datang, yang
direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu unit dimana biaya
maupun hasilnya dapat diukur (Arifin, 1980).
9
Menurut Arifin (1980) proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2 (dua)
tujuan yaitu:
1. Komersil.
Proyek komersil adalah proyek yang berfokus pada keuntungan. Misalnya
kegiatan di bidang produksi seperti pertanian, perkebunan, industri dan
sebagainya.
2. Tidak Komersil.
Proyek tidak komersil adalah proyek yang berfokus pada kegiatan di
bidang kepentingan umum, tidak berfokus pada laba. Misalnya pengadaan
prasarana fisik seperti waduk, jalan, dan sebagainya.
C. Evaluasi kinerja proyek.
Evaluasi kinerja proyek adalah suatu kegiatan mengolah atau menganalisis
data suatu proyek yang telah dikumpulkan kemudian hasil dari analisis
tersebut dicocokkan serta dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu
(Soetrisno, 1985). Menurut Mahsun, Firma, dan Masmudi (2002) evaluasi
kinerja adalah kegiatan untuk menilai atau untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan dalam hal
ini berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan pemimpin proyek dalam
melaksanakan pengembangan visi dan misi yang ditetapkan. Fungsi evaluasi
kinerja yaitu:
1. mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan kinerja organisasi.
2. memberikan masukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
10
3. evaluasi kinerja merupakan analisis dalam interprestasi
keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja.
Menurut Soetrisno (1985) evaluasi kinerja proyek adalah suatu
kegiatan mengolah atau menganalisis data suatu proyek yang telah
dikumpulkan kemudian hasil dari analisis tersebut dicocokkan dengan
standar atau kriteria tertentu. Evaluasi kinerja proyek mencakup:
1. evaluasi terhadap urutan proyek yang akan didirikan.
2. evaluasi terhadap proyek yang sedang berjalan.
3. evaluasi terhadap proyek yang sudah selesai.
D. Pengukuran Kinerja.
Menurut Mardiasmo (2002:121), sistem pengukuran kinerja sektor
publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward
and punishment system.
Sedangkan menurut Ulupui (2002:10), pengukuran kinerja didefinisikan
sebagai “ pengukuran kemajuan secara periodik terhadap tujuan-tujuan yang
bersifat jangka panjang dan jangka pendek yang nyata dan pelaporan hasil-
hasilnya untuk para pengambil keputusan sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kinerja program.”
11
Sistem pengukuran kinerja membantu manajer mengetahui program
mereka sukses atau gagal dengan memberi tanda pada masalah-masalah
potensial apabila indikator kinerja tidak berjalan sesuai dengan fungsi yang
diinginkan.
Saat ini memang masyarakat dan banyak pihak lainnya peduli atau tertarik
dengan permasalahan kinerja dari pemerintah, sehingga mengundang
pertanyaan mengapa masyarakat sekarang tertarik tentang kinerja pemerintah.
Menurut Neely (1999) seperti yang dikutip Ningsih (2002: 2-3) ada tujuh
alasan mengapa pengukuran kinerja mendapat perhatian lebih dewasa ini,
yaitu:
1. Perubahan lingkungan
Dari tahun ke tahun terjadi perubahan pada lingkungan yang
menuntut organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Masyarakat sebagai konsumen dan pelanggan utama dari organisasi sektor
publik, saat sekarang menjadi lebih kritis, semakin banyak menuntut
termasuk didalamnya pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah
tentang pengelolaan dana publik.
2. Meningkatnya persaingan.
Tidak diragukan lagi bahwa tingkat persaingan antar penyedia jasa
yang sama telah memaksa masing-masing organisasi untuk berusaha
mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan kepada konsumennya.
Dewasa ini, jasa-jasa yang tadinya disediakan oleh organisasi sektor
12
publik (pemerintah), juga mulai disediakan oleh pihak swasta. Jika
organisasi sektor publik tidak berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat, tidak mustahil akan digantikan perannya oleh
pihak swasta.
3. Adanya usaha-usaha perbaikan yang spesifik
Untuk merespon persaingan yang meningkat tajam diantara
penyedia produk dan jasa, masing-masing organisasi mulai berbenah diri
dengan melakukan usaha-usaha perbaikan yang spesifik. Sebagai contoh,
esensi dari perbaikan yang berkelanjutan bertujuan untuk mencari cara-
cara atau langkah-langkah yang secara konstan dapat memperbaiki proses
dan produk sehingga dapat memberikan yang lebih baik kepada konsumen
seiring dengan efisiensi yang dilakukan.
4. Adanya penghargaan nasional dan internasional
Untuk mengakui perbaikan yang substansial terhadap kinerja yang
telah dicapai oleh organisasi, telah dimunculkan sejumlah penghargaan
terhadap kualitas baik yang berskala nasional maupun internasional,
seperti Baldrige Award yang ada di Amerika Serikat dan European
Foundation for Quality Management (EFQM) yang ada di Eropa.
5. Adanya perubahan peran organisasi profesi
Pada tahun 1980-an dan 1990-an terjadi perubahan yang mendasar
pada peran organisasi-organisasi profesi. Komunitas akademis di bidang
akuntansi mamberikan kritik yang tajam terhadap sistem pengukuran
kinerja tradisional. Organisasi profesional di bidang akuntansi sering
13
mengadakan konferensi dan workshop di bidang pengukuran kinerja
nonfinansial. Selain itu, manajer personalia dan manajer sumber daya
manusia juga mengambil peran yang lebih aktif dalam pengukuran kinerja
organisasi. Peran aktif yang diambil oleh organisasi-organisasi profesi ini
semakin mendorong penerapan sistem pengukuran kinerja di banyak
organisasi termasuk pada organisasi sektor publik.
6. Adanya perubahan permintaan dari pihak eksternal
Organisasi saat ini diharapkan mampu memenuhi berbagai macam
permintaan atau kebutuhan pihak eksternal, yang mana masing-masing
kebutuhan dan permintaan dari pihak-pihak yang berbeda ini mempunyai
implikasi bagi pengukuran kinerja organisasi yang bersangkutan.
Masyarakat sebagai pelanggan bagi organisasi sektor publik, saat ini tidak
hanya mengharapkan kualitas pelayanan yang tinggi tapi juga
mengharapkan bahwa organisasi sektor publik mampu beroperasi dalam
cara-cara yang spesifik. Adanya perubahan tuntutan dari pihak-pihak
eksternal yang terlibat dengan organisasi mendorong organisasi mengubah
operasinya, yang secara otomatis juga akan membutuhkan sistem
pengukuran kinerja yang sesuai dengan tuntutan tersebut.
7. Kemajuan teknologi informasi
Salah satu pemicu revolusi pengukuran kinerja adalah kemajuan
teknologi informasi. Kemajuan teknologi tidak hanya mempermudah
pengumpulan, pengolahan dan analisis data, namun juga membuka
14
kesempatan baru untuk melakukan review terhadap data yang ada serta
melakukan tindakan-tindakan lebih lanjut yang diperlukan.
E. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut Mardiasmo (2002:122), secara umum sistem pengukuran
kinerja mempunyai tujuan:
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan
bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan nonfinansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah, serta memotivasi organisasi sektor publik untuk mencapai goal
congruence; dan
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.
F. Manfaat Pengukuran Kinerja
Terdapat delapan manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran
kinerja (Mardiasmo, 2002:122), yaitu:
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
15
3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward
and punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur
sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
G. Infomasi yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja
Instansi pemerintah adalah organisasi yang pure non-profit oriented.
Kinerja instansi pemerintah harus diukur dari aspek-aspek yang komprehensif
baik finansial maupun nonfinansial. Berbagai aspek yang diukur adalah:
masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan
dampak (impact). Selain itu ruang lingkup pengukuran kinerja sangat luas.
Pengukuran kinerja harus mencakup kebijakan (policy), perencanaan dan
penganggaran (planning and budgeting), kualitas (quality), kehematan
(economy), keadilan (equity), dan juga pertangungjawaban
(accountability).(Mahsun, 2002:52)
16
Menurut Mardiasmo (2002:51) informasi yang digunakan untuk
pengkuran kinerja adalah:
1. Informasi Finansial
Penilaian laporan kinerja diukur berdasarkan pada anggaran
yang telah dibuat. Pernilaian tersebut dilakukan dengan
menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual
dengan yang dianggarkan. Setelah dilakukan analisis varians,
maka dilakukan identifikasi sumber penyebab terjadinya varians
dengan menelusur varians tersebut hingga tingkat manajemen
paling bawah. Hal tesebut dilakukan untuk mengetahui unit
spesifik mana yang bertanggung jawab terhadap terjadinya varians
sampai tingkat manajemen paling bawah.
2. Informasi Nonfinansial
Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolak ukur
lainnya. Informasi nonfinasial dapat menambah keyakinan
terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Jenis
informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel
kunci (key variable) atau sering dinamakan key succes factor.
Variabel kunci adalah variabel yang mengindikasikan faktor-
fakor yang menjadi sebab kesuksesan organisasi. Jika terjadi
perubahan yang tidak dinginkan, maka variabel ini harus segera
disesuaikan.
17
H. Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan pengukuran kinerja, variabel kunci yang sudah
teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja
untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat mengetahui tingkat
pencapaian kinerja, indikator kinerja tersebut dibandingkan dengan target
kinerja atau standar kinerja. Menurut I.G.K.A Ulupui (2002:12) Terdapat
beberapa jenis indikator kinerja yang paling sering digunakan dalam sistem
pengukuran kinerja. Indikator kinerja tersebut adalah:
1. Input Indicator. GASB (Governmental Accounting Standard Board)
mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai indikator yang dirancang
untuk melaporkan jumlah sumber daya, baik keuangan atau yang lainnya
(khususnya personal) yang telah digunakan untuk jasa atau program
khusus.
2. Output/Workload Indicator. Indikator ini melaporkan hasil dan jasa-jasa
unit yang telah disediakan oleh suatu program.
3. Outcome/Effectiveness Indicator. Pengukuran ini dirancang untuk
melaporkan hasil (termasuk kualitas) dari jasa.
4. Efficiency (and Cost-Effectiveness Indicators). Menurut GASB indikator
ini didefinisikan sebagai indikator yang mengukur biaya (apakah dalam
dollar atau jam kerja pegawai) per unit output atau outcome.
5. Productivity Indicators. Indikator produktivitas merupakan kombinasi
dimensi efektivitas dan efisiensi dalam satu indikator tunggal.
18
Menurut Mardiasmo (2002:128) terdapat delapan peranan penting indikator
kinerja bagi pemerintah:
1) Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi.
2) Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan.
3) Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial.
4) Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan.
5) Untuk menunjukkan standar kinerja.
6) Untuk menunjukkan efektivitas.
7) Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya
yang paling baik untuk mencapai target sasaran.
8) Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.
I. Indikator kinerja berdasarkan Value For Money.
Ada tiga macam pendekatan yang dapat digunakan dalam
pengkuran kinerja:
1. Analisis Biaya Manfaat (Benefit Cost Analysis), yaitu analisis yang
menggunakan masukan (input), keluaran (output), manfaat (benefit),
dan dampak (impact) sebagai indikator dalam penilaian kinerja.
Indikator input mengukur jumlah sumberdaya yang dipergunakan
untuk melaksanakan kegiatan, indikator output mengukur keluaran
yang dihasilkan dari suatu kegiatan, indikator outcome
19
menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan, indikator
benefit menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil,
sedangkan indikator impact memperlihatkan pengaruh yang
ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan.
2. Value for money, yaitu suatu analisis yang menilai kinerja suatu entitas
dari segi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomis merupakan
perbandingan antara input value dengan input standar (anggaran),
efisien merupakan perbandingan antara input dengan output, sedangkan
efektivitas merupakan perbandingan antara output dengan outcome.
3. Balanced Scorecard, yaitu suatu analisis yang melihat kinerja suatu
entitas yang tidak hanya dari perspektif financial saja tetapi juga dari
non financial. Analisis Balanced Scorecard menggunakan empat
perspektif yaitu: financial, pelanggan, proses internal dan inovasi dan
pembelajaran. (Mahsun, Firma, dan Masmudi, 2002: 20-21)
Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik
dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup
pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan Value for Money, yaitu:
ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien
(berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya
diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and
minimizing costs), serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan
sasaran. (Mahmudi, 2002: 130)
20
Agar dalam menilai kinerja organisasi dapat dilakukan secara
obyektif, maka diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja yang ideal harus
terkait pada efisiensi biaya dan kualitas pelayanan. Sementara itu, kualitas
terkait dengan kesesuaian dengan maksud dan tujuan, konsistensi, dan
kepuasan publik (public satisfication). Kepuasan masyarakat dalam konteks
tersebut dapat dikaitkan dengan semakin rendahnya complaint dari
masyarakat. (Mahmudi, 2002: 130)
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of
input). Dengan kata lain, ekonomi adalah pembelian barang dan jasa input
dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan
(spending less). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut
kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat
(prudency) dan tidak boros, suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis
bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Dengan
demikian, pada hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisien dengan
ekonomi, karena keduanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya
(cost reduction). Terjadinya peningkatan biaya mestinya terkait dengan
peningkatan manfaat yang lebih besar. (Mahmudi, 2002: 131)
Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep
produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan
(cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila
suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan
21
sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). (Mahmudi,
2002: 132)
Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan
sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah, biaya
administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan
informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari
proses internal). (Mahmudi, 2002: 132)
Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan
pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan
hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai.
Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai
tujuan dari sasaran akhir kebijakan (spending wisely). (Mahmudi, 2002: 132)
Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan
dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan
program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap
pencapaian tujuan atas sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses
kerja suatu unit organisasi. Dari uraian diatas, Value For money sangat terkait
satu dengan yang lainnya. Ekonomi membahas mengenai masukan (input),
efisiensi membahas masukan (input) dan keluaran (output), dan efektivitas
membahas mengenai keluaran (output) dan dampak (outcome. (Mahmudi,
2002: 132)
22
J. Value for Money.
Menurut Mahmudi (2005: 89), Value for money merupakan konsep
penting dalam organisasi sektor publik. Meskipun sama-sama menggunakan
kata value dan money, konsep value for money sangat berbeda pengertiannya
dengan konsep time value of money dalam akuntansi dan manajemen
keuangan. Time value of money memiliki pengertian bahwa nilai uang bisa
berubah dengan adanya perubahan waktu, sedangkan value for money
memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang.
Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus dihargai secara layak dan
digunakan sebaik-baiknya. Konsep value for money terdiri atas tiga elemen
utama, yaitu:
1. Ekonomi.
Ekonomi terkait dengan pengkonversian input primer berupa sumber daya
keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder berupa tenaga kerja, bahan,
infrastuktur, dan barang modal yang dikonsumsi untuk kegiatan operasi
organisasi. Konsep ekonomi sangat terkait dengan konsep biaya untuk
memperoleh unit input. Ekonomi memiliki pengertian bahwa sumber daya
input hendaknya diperoleh dengan harga lebih rendah (spending less),
yaitu harga yang mendekati harga pasar. Secara matematis, ekonomi
merupakan perbandingan antara input dengan nilai rupiah untuk
memperoleh input tersebut (Mahmudi, 2005:89-90).
23
Keterangan:
Input : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek.
Input Value : Dana yang dianggarkan dalam proyek
Ekonomi merupakan konsep yang sifatnya relatif. Relatifitas
konsep ekonomi tersebut bisa disebabkan karena faktor lokasi dan waktu.
Kedua faktor tersebut terkait dengan harga pasar. Harga pasar untuk input
yang sama bisa berbeda karena lokasi dan waktu yang berbeda. Sebagai
contoh harga semen per Kg di Jakarta akan berbeda dengan di Jayapura
karena lokasi yang berbeda. Faktor waktu juga akan mempengaruhi
pertimbangan ekonomi. Sebagai contoh harga Komputer dapat berubah
setiap waktu tergantung kurs dollar. Waktu tersebut merupakan pengertian
jangka pendek, menengah, dan panjang atau pengertian
musiman.(Mahmudi, 2005:90).
Kinerja suatu entitas dikatakan ekonomis apabila input lebih kecil
daripada input value, Artinya bahwa dana realisasi yang digunakan lebih
kecil dari dana yang dianggarkan.
%100×=
Value Input
InputEkonomi
24
2. Efisiensi.
Efisiensi terkait dengan hubungan antara output berupa barang atau
pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut. Secara matematis, efisiensi merupakan
perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain output
per unit input. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan efisien
apabila mampu menghasilkan output sebesar-besarnya atau spending well
(Mahmudi 2005:91).
Keterangan:
Input : dana realisasi yang digunakan dalam proyek.
Output : hasil yang dicapai dalam proyek.
Kinerja suatu entitas dikatakan efisien apabila autput lebih besar
daripada input, artinya bahwa dengan dana yang disediakan bisa
menghasilkan output yang lebih besar.
3. Efektivitas.
Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan
antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap
%100×=
input
outputEfisiensi
25
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau
kegiatan. Efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu organisasi,
program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa
memenuhi tujuan yang diharapkan, atau dikatakan spending wisely.
Value for money menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas tersebut secara bersama-sama. Dengan
pengertian lain, value for money menghendaki organisasi dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah (Mahmudi
2005:92).
Keterangan :
Output : hasil yang diperoleh dalam proyek.
Outcome : tujuan yang ditetapkan dalam proyek
Kinerja suatu entitas dikatakan efektif apabila output lebih besar daripada
outcome, artinya bahwa hasil yang dicapai bisa melebihi dari tujuan atau
target yang hendak dicapai.
%100×=
Output
OutcomesEfektivita
26
Gambar 2.1
Value for Money Chain
Sumber: Mahmudi, 2005: 89-93
K. Langkah Pengukuran Value for Money.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for
money. Tujuan pengukuran Value for Money yaitu mengukur tingkat
keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan
sumberdaya dan hasil yang maksimal, serta efektivitas dalam penggunaan
sumberdaya (Mardiasmo 2002: 133-134).
Langkah-langkah pengukuran value for money tersebut adalah:
1. Pengukuran ekonomi
Pengukuran eknomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan.
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dalam pengukuran Value For Money.
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
Value for Money
(3E)
INPUT
Primer (Rp)
INPUT
(Masukan)
EFISIENSI
(Spending Well)
OUTCOME
(Hasil)
OUTPUT
(Keluaran)
EKONOMI
(Spending Less)
EFEKTIVITAS
(Spending Less)
27
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
3. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka
organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas
hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang ditetapkan.
4. Pengukuran outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang
dihasilkan.
L. Review Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Mahsun, Firma, dan Masmudi (2002)
dengan judul Pengukuran Kinerja Proyek Irigasi pada Sub Dinas Pengairan PUPP
Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2002. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kinerja Sub Dinas pengairan PUPP Kabupaten Sleman periode
2001-2002 dan menilai kinerja Sub Dinas pengairan PUPP Kabupaten Sleman
periode 2001-2002 berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Peneliti
28
menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan metode Benefit Cost
Analysis, Value for Money, dan Balanced Scorecard. Peneliti menyimpulkan:
1. Sub Dinas pengairan Kabupaten Sleman sudah mampu melakukan
penghematan selama periode tahun 2002 sampai triwulan ke-3.
2. Lingkungan kerja kurang memadai sehingga motivasi pegawai rendah.
3. Fasilitas teknologi untuk meningkatkan efisiensi masih kurang karena
pengadaannya tergantung keputusan pemerintah daerah sehingga
menurunkan tingkat efisiensi.
Skripsi Lawalata (2004) dengan judul Evaluasi Kinerja Dinas Pendapatan
Daerah Kota Ambon. Peneliti merumuskan masalah bagaimana kinerja Dinas
Pendapatan Daerah Kota Ambon pada tahun 2003? Peneliti menggunakan teknik
analisis data:
1. Untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari dinas pendapatan daerah
kota Ambon mengacu pada Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara No.585/IX/Y/1999 tentang pedoman penyusunan
pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
2. Analisis hubungan antara metode akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dengan konsep pengukuran kinerja merupakan analisis kualitatif yang
digunakan untuk mengevaluasi metode akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah yang dihubungkan dengan konsep pengukuran kinerja sektor
publik. Analisa ini mencoba mencermati secara deskriptif beberapa
kelemahan yang terdapat dalam penerapan metode akuntabilitas kinerja
29
instansi pemerintah pada lembaga atau instansi pemerintah. Sumber yang
dijadikan acuan antara lain, pendekatan yang digunakan seperti kategori
dasar pengukuran output, yaitu : pengukuran Value for Money
(Mardiasmo,2002: 127).
Peneliti menyimpulkan
1. Evaluasi kinerja terhadap kegiatan obyek dan subyek pendapatan daerah
semuanya termasuk dalam kategori sangat berhasil.
2. Dari analisis terhadap metode akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
yang digunakan dalam pengukuran dan evaluasi kinerja pada Dinas
Pendapatan Daerah kota Ambon masih terdapat keterbatasan antara lain
dalam pengukuran ekonomi dan efisien tidak dapat digunakan karena tidak
terdapat standar biaya yang optimal, pengukuran hanya didasarkan pada
perbandingan anggaran terhadap realisasinya.
Terdapat persamaan pada kedua penelitian tersebut diatas dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu mengetahui bagaimana kinerja dari
organisasi sektor publik yang ada pada suatu organisasi tertentu. Perbedaan antara
kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu pada tempat penelitian dan
analisis data yang digunakan.
30
BABIII
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, yaitu penelitian
yang terbatas pada objek tertentu pada Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY, dengan mengumpulkan data yang
kemudian diolah dan dianalisis serta selanjutnya ditarik kesimpulan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian : Sub Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY.
2. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2007
sampai dengan bulan Agustus 2007.
3. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian :
Penelitian ini dilakukan di Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY.
2. Objek penelitian :
1) Program Kerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY
31
2) Target dan Realisasi program kerja Dinas Permukiman dan
Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY pada tahun
2004 dan 2005.
4. Data yang Dicari
1. Struktur organisasi, visi, misi, sasaran, tujuan, kebijakan, dan strategi
dari Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga
Propinsi DIY.
2. Laporan pelaksanaan kegiatan belanja modal jalan yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dinas Permukiman
dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun
anggaran 2004.
3. Laporan pelaksanaan kegiatan belanja modal jalan yang bersumber
dari Dana Alokasi Khusus (DAK)/Dana Alokasi
Umum(DAU)/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dinas
Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY
tahun anggaran 2005.
4. Target dan realisasi program kerja Dinas Permukiman dan Prasarana
wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun 2004 dan 2005.
5. Laporan pelaksanaan proyek pembangunan jalan tahun 2004 dan
2005.
32
5. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data atau catatan tertulis yang relevan dan akurat
2. Teknik wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada subjek
penelitian.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari
literatur-literatur tentang hal-hal yang menyangkut penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakan analisis Value
for Money yaitu suatu analisis yang menilai kinerja suatu entitas dari segi
ekonomis, efisiensi dan efektivitas. Ekonomis merupakan perbandingan
antara input value dengan input standar (anggaran), efisien merupakan
perbandingan antara output dengan input, sedangkan efektivitas
merupakan perbandingan antara output dengan outcome (Mahmudi
2005:89-92).
33
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Pengukuran ekonomi
Ukuran ekonomi mengindikasikan alokasi biaya, yaitu mengukur biaya
input (cost of input). Ukuran ekonomi berupa anggaran yang
dialokasikan. Pemanfaatan sumber daya di bawah anggaran
menunjukkan adanya penghematan, sedangkan apabila melebihi
anggaran menunjukan adanya pemborosan (Mahmudi 2005:89-90).
Keterangan:
Input : Dana yang digunakan untuk proyek pembangunan jalan.
Input Value : Dana yang dianggarkan dari APBD untuk proyek
pembangunan jalan
Kriteria ekonomisnya adalah:
1. jika diperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 100% (x
≤100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan
ekonomis.
2. jika diperoleh lebih dari 100% (x >100%), maka proyek
pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak ekonomis.
Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis, bila dapat
menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Ekonomis
berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah
%100×=
Value Input
InputEkonomi
34
dan kualitas tertentu pada harga yang terendah. Kinerja suatu entitas
dikatakan ekonomis apabila input lebih kecil daripada input value, artinya
bahwa dana realisasi yang digunakan lebih kecil dari dana yang
dianggarkan.
Dari hasil perhitungan rasio ekonomi secara kuantitatif maka akan
dapat dilihat apakah proyek jalan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana
wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk tahun anggaran 2004 dan
2005 tersebut telah dapat melakukan penghematan dana anggaran.
b. Pengukuran efisiensi
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan mengukur biaya output
(cost of output). Ukuran efisiensi didasarkan pada dua ukuran, yaitu
input dan output. Ukuran efisiensi dapat dinyatakan dalam bentuk
biaya per unit output. Dalam penelitian ini sebagai contohnya adalah
biaya perkilometer jalan yang diaspal.
Keterangan:
Input : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek
pembangunan jalan.
Output : Hasil yang diperoleh dalam proyek pembangunan jalan
yaitu dalam bentuk biaya untuk jalan yang dibangun.
%100×=
input
outputEfisiensi
35
Contohnya dapat berupa biaya tenaga kerja, biaya
material jalan, biaya alat berat, dan sebagainya untuk
setiap kilometer jalan yang dibangun.
Kriteria efisiensinya adalah:
1. jika diperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 100% (x
≤100%), maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan
efisien.
2. jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x >100%), maka proyek
pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak efisien.
Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila
suatu hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber
daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Kinerja suatu
entitas dikatakan efisien apabila output lebih besar daripada input,
artinya bahwa dengan dana yang disediakan bisa menghasilkan output
yang lebih besar (Mahmudi 2005:91)
Dari hasil perhitungan rasio efisiensi secara kuantitatif akan
dapat dilihat apakah proyek jalan oleh Dinas Permukiman dan
Prasarana wilayah Bidang Bina Propinsi DIY untuk tahun anggaran
2004 dan 2005 tersebut telah dapat melakukan penghematan dana
anggaran.
36
c. Pengukuran efektivitas
Pengukuran efektivitas digunakan untuk mengukur kesuksesan
organisasi, program, atau aktivitas dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir suatu
pelayanan dikaitkan dengan output-nya (cost of outcome). Pengukuran
efektivitas tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengukur outcome.
Suatu pelayanan mungkin diproduksi secara efisien akan tetapi tidak
efektif karena tidak akan menambah nilai bagi pelanggan. Karena
output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat
output tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk di
kuantifikasi, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi
kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut adalah
karena pencapaian hasil (outcome) sering tidak bisa diketahui dalam
jangka pendek, akan tetapi jangka panjang setelah program berakhir,
sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif
dalam bentuk pernyataan saja (judgment).(Mahmudi 2005:92)
Keterangan:
Output : Hasil yang dicapai dari suatu program atau aktivitas
dan kebijakan.
%100×=
Output
OutcomesEfektivita
37
Outcome : Tujuan yang ditetapkan di awal program kriteria
efektivitasnya adalah:
1. jika diperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 100% (x ≥100%),
maka proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan efektif.
2. jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%), maka proyek
pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak efektif.
Kegiatan operasional dikatakan efektif, bila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Semakin
besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau
sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit
organisasi. Kinerja suatu entitas dikatakan efektif apabila output lebih
besar daripada outcome, artinya bahwa hasil yang dicapai bisa melebihi
dari tujuan atau target yang hendak dicapai.
Untuk menentukan tingkat efektivitas dari kinerja Dinas
Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY
dalam proyek jalan untuk tahun anggaran 2004 dan 2005 digunakan
perbandingan antara output dan outcome. Apabila hasil yang didapat
semakin besar berarti efektivitas dari kinerja Dinas Permukiman dan
Prasarana wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk tahun anggaran
y semakin tinggi.
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM
DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perda Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Nomor : 3 Tahun 2004, dengan tugas pokok dan fungsi sesuai
Surat keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Nomor: 97 Tahun
2004, tanggal 1 Juni 2004 berfungsi melaksanakan kewenangan Pemerintah
Daerah di bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya, dan Kewenangan
Dekonsentrasi serta tugas pembantuaan yang diberikan oleh pemerintah.
1. Tugas Pokok
Tugas pokok Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY,
adalah:
a. Menyusun program-program dan pengendalian pengairan,
binamarga, dan cipta karya sesuai dengan rencana stratejik
pemerintah daerah.
b. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Pengairan, Bina Marga dan
Cipta Karya.
c. Memberikan ijin dibidang permukiman, jalan, pengairan
kewenangan propinsi dan melaksanakan pelayanan umum.
39
d. Menyusun tata ruang Propinsi berdasarkan kesepakatan antara
pemerintah Kabupaten atau Kota, serta melaksanakan pengendalian
atas pelaksanaan tata ruang Propinsi dengan Kabupaten atau Kota.
e. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan pengairan lintas
kabupaten atau kota terbantu serta strategis.
f. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis penyelenggaraan
pembangunan gedung negara.
g. Memfasilitasi bantuan teknis di bidang Pengairan, bidang Bina
Marga dan Cipta Karya Pemerintah Kabupaten atau Kota.
h. Memberdayakan sumberdaya dan mitra kerja di bidang Pengairan,
Bina Marga, dan Cipta Karya dan jasa Konstruksi.
i. Melaksanakan kegiatan jasa konstruksi.
2. Kewenangan
Kewenangan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi
DIY, sebagaimana telah diatur dalam: Undang-undang nomor 32 Tahun
2004 adalah urusan dalam skala Propinsi yang meliputi:
a. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
b. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
40
B. Lokasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY Bidang bina
marga bertempat di di jalan Gowongan Kidul No.61. Kotamadya Yogyakarta.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY
berdasarkan peraturan Daerah Nomor: 3 tahun 2004, adalah:
1. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas
2. Unsur pembantu Pimpinan : Bagian Tata Usaha yang terdiri dari
: Subbagian-subbagian.
3. Unsur Pelaksana dari Seksi-seksi : Bidang-bidang yang masing-
masing terdiri dari : Unit pelaksana fungsional dan kelompok jabatan
fungsional.
Susunan Organisasi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY
terdiri dari:
1. Kepala Dinas Kimpraswil
2. Bagian Tata Usaha :
a. Sub Bagian Umum.
b. Sub Bagian Kepegawaian.
c. Sub Bagian Keuangan.
41
3. Bidang Bina Program:
a. Seksi perencanaan.
b. Seksi Survey, Penelitian, dan Tata ruang.
c. Seksi Data dan Teknologi Informasi.
4. Bidang Pengendalian:
a. Seksi Perijinan dan Jasa Konstruksi
b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian.
c. Seksi Pengelolaan Barang dan Peralatan Milik Negara
5. Bidang Pengairan:
a. Seksi Perencanaan Teknis Pengairan.
b. Seksi Sungai.
c. Seksi Irigasi dan Air Baku.
6. Bidang Bina Marga:
a. Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga.
b. Seksi Pembangunan, Peningkatan Jalan dan Jembatan.
c. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
7. Bidang Cipta Karya:
a. Seksi perencanaan Teknis Cipta Karya.
b. Seksi Tata Bangunan.
c. Seksi Perumahan dan Permukiman.
42
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD):
a. Balai PSDA WS Progo, Opak, Oya.
b. Balai PSDA Sermo
c. Balai Pengujian Konstruksi dan Lingkungan
9. Kelompok-kelompok Jabatan Fungsional.
44
44
D. Visi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Dalam rangka mengantisipasi berbagai tantangan baik secara
eksternal dan internal kedepan, Organisasi Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah harus mampu menjadi learning organization yang selalu belajar
dalam mengantisipasi perubahan.
Meningkatnya tantangan, standar kualitas, dan tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang prima memotivasi Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah untuk mempersiapkan diri agar tetap eksis, mampu menjaga kualitas
kinerja, serta selalu mengupayakan perubahan kearah perbaikan dalam
pengembangan dan pengelolaan Prasarana dan Sarana Dasar.
Visi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY:
“TERWUJUDNYA PRASARANA DAN SARANA DASAR YANG
HOLISTIK DAN MEMBERIKAN PELAYANAN OPTIMAL”
1. Visi :
a. Terwujudnya Prasarana Dan Sarana Dasar Bidang pengairan,
Bina Marga, dan Cipta Karya merupakan suatu kondisi yang akan
dicapai melalui program keterpaduan pembangunan, serta
kebersamaan dalam pengelolaan dengan masyarakat sebagaimana
fungsi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah seperti berikut:
1. Perumusan, perencanaan kebijakan teknis pembangunan dan
pengelolaan, pembinaan umum, pemberian bimbingan dan
perijinan bidang pengairan, Bina Marga, dan Cipta Karya.
45
2. Pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Pengairan, Bina
Marga, dan Cipta Karya.
3. Pembantuan teknis terhadap Dinas Lingkup Permukiman dan
Prasarana Wilayah/Pekerjaan Umum Kabupaten/Kotamadya
yang bersifat teknis fungsional.
4. Pengelolaan tata usaha dinas.
5. Pengelolaan pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
b. Holistik mempunyai maksud pengembangan dan pengelolaan
prasarana dasar, yang memperhatikan kepentingan stakeholders,
berwawasan lingkungan dan tata ruang wilayah, memperhitungkan
kelanjutan/kelestarian pengelolaan di masa akan datang,
terkoordinasi dalam mencapai maksud dan tujuan serta realistis
dalam kemampuan dan biaya.
c. Pelayanan Optimal mempunyai maksud memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan memperhatikan keinginan, kepuasan
serta dapat diterima oleh stakeholders sesuai dengan kemampuan
sumber daya manusia dan Prasarana dan Sarana secara efisien dan
efektif.
2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Pernyataan misi
dimaksudkan agar seluruh anggota dinas dan stakeholders dapat mengetahui
dan mengenal keberadaan dan peran yang dilakukan Dinas Permukiman dan
46
Prasarana Wilayah Propinsi Daerah Istemewa Yogyakarta dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara.
Dengan mengembangkan budaya entrepreneurship diharapkan program-
program yang dilaksanakan berorientasi kepada pelanggan atau masyarakat.
Mengingat potensi dan keunggulan sumberdaya manusia dalam bidang
Sumberdaya air, ke Bina Marga-an, dan ke-Cipta karya-an ada, misi Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi Daerah Yogyakarta
ditetapkan mengemban tugas dekonsentrasi dan desentralisasi, yakni:
a. mewujudkan regulasi, fasilitasi pengembangan dan pembangunan,
serta memberikan pelayanan prasarana dan sarana dasar yang holistic
dan optimal.
b. Mewujudkan peningkatan kualitas manajemen dan budaya
entrepreneurship aparatur Dinas.
Cita-cita yang diinginkan dalam visi tersebut dimaksudkan untuk
mendukung pembangunan Propinsi DIY. Dengan kata lain ikut serta
mewujudkan visi dan misi pemerintah Propinsi Daerah Istemewa
Yogyakarta, bersama-sama dengan dinas lain serta seluruh pihak.
3. Tujuan
Apa yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah Propinsi DIY, dalam jangka waktu kedepan ditetapkan
dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada
isu-isu dan analisis stratejik. Diharapkan, tujuan tujuan yang digariskan
47
berikut, dapat menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa yang
akan datang
Adapun tujuan Dinas Permukiman dan Prasarana Wialayah propinsi
DIY, adalah:
a. Meningkatkan pengelolaan system infomasi data base PSD.
b. Meningkatkan Akuntabilitas Publik Dinas.
c. Mewujudkan system akuntansi keuangan.
d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
e. Mewujudkan system pengelolaan asset yang akurat.
f. meningkatkan program dan efisiensi anggaran yang akomodatif skala
prioritas.
g. mewujudkan kelayakan pengembangan PSD.
h. Menngkatkan system pengendalianyang komunikatif dan referensip.
i. meningkatkan kinerja Dinas.
j. Meningkatkan pelayanan publik dan fasilitator pengembangan
menetapkan regulasi serta kebersamaan pengelolaan prasarana dan
sarana dasar untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan
mendukung pengembangan wilayah.
4. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY, dalam rumusan yang
lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
Sasaran Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY. berikut
48
diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu yang diencanakan
scara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam
rencana stratejik.
Sejalan dengan arah kebijakan umum (AKU) Pemda DIY sasaran yang
akan dicapai Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY
adalah:
a. Pengembangan sumber daya manusia yang efektif.
b. Peningkatan sarana prasarana kantor pemerintah.
c. Peningkatan mutu pelayanan pembangunan bidang permukiman,
pererjaan umum dan tata ruang.
d. Peningkatan mutu lingkngan perumahan dan permukiman.
e. Peningkatan konversi sumberdaya air.
f. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam.
g. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan bidang permukiman,
pekerjaan umum, dan penataan ruang.
h. Peningkatan kelancaran transportasi.
i. peningkatan kerjasama guna membangun jaringan.
j. Produk regulasi peraturan perundang-undangan untuk mendukung
masyarakat bidang permukiman, pekerjaan umum, dan penataan ruang.
k. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pelayanan perijinan permukiman,
pekerjaan umum dan penataan ruang, yang dibiayai dengan dana
APBD.
49
5. Starateji ( Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran)
Penjabaran kebijakan-kebjakan dan program-program yang
berikut merupakan strateji atau cara mencapai tujuan dan sasaran Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY. Kebijakan dan
program dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan
direncanakan pelaksanaan dan pembiayaannya baik melalui APBN atau
APBD, maupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat. Program
ataupun kegiatan yang merupakan peran serta aktif masyarakat diupayakan
sejauh mungkin dapat teridentifikasi sebagai tanggapan atas kebijakan
ataupun program pemerintah, serta kinerjanya.
Mengingat Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi
DIY. yang akan diambil akan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan
program yang dilakukan, maka dilakukan pengkajian untuk meyakinkan
bahwa kebijakan yang telah ditetapkan benar-benar dapat dilaksanakan.
a. Kebijakan
Kebijakan ini pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah Propinsi DIY. untuk dijadikan pedoman,
pegangan, atau petunjuk dalam prngembangan ataupun pelaksanaan
program atau kegiatan guna tercapainya kelancaran keterpaduan
dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi DIY.
Kebijakan tersebut adalah:
50
1. Penyelenggaraan dinas yang berdasarkan profesional,
trasparan, dan akuntabel.
2. Penetapan regulasi, pelayanan public, dan fasilitasi
pembangunan atau pengembangan Prasarana dan Sarana
Kimpraswil untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
b. Program
Untuk mencapai sasaran tersebut dijabarkan dalam program sebagai
berikut:
1. Transformasi birokrasi bagi aparat pemerintah.
2. Pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana gedung-
gedung pemerintah.
3. Penyusunan standar, teknis, dan pengujian pembangunan
bidang Permukiman, Pekerjaan Umum, dan Penataan ruang.
4. Pengembangan kerangka pengelolaan perkotaan.;
5. Pengembangan manajemen pengendalian tata ruang.
6. Pengembangan tata ruang kawasan.
7. Penyusunan program pelaksanaan pembangunan prasarana
wilayah.
8. Survey dan penelitian prasarana wilayah.
9. Peningkatan kesehatan lingkungan.
10. Perencanaan dan evaluasi prasarana dan sarana dasar
perumahan dan permukiman.
11. Penyusunan masterplan dan detail enginering design.
51
12. Peningkatan dreinase perkotaan.
13. Pengembangan dan konversi sumber daya air.
14. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan
pengairan lainnya.
15. Pengelolaan, pengendalian waduk, embung dan bendung.
16. Perencanaan, rehabilitasi, dan peningkatan jalan dan
jembatan.
17. Pengikutsertaan dan pemberian stimulan kepada masyarakat
dalam pembangunan bidang permukiman, pekerjaan umum,
dan penataan ruang.
18. Peningkatan peran pihak ketiga.
19. Pengembangan kerjasama dengan propinsi, lembaga
pendidikan dan dunia usaha.
20. Penyusunan atau revisi Perda.
21. Sosialisasi perundang-undangan.
22. Peningkatan prasarana pelayanan perijinan dan pengendalian
pembangunan bidang permukiman, pekerjaan umum, dan
penataan ruang.
52
BAB V
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis data dan pembahasan akan dilakukan pada bab ini untuk menjawab
permasalahan pada Bab I, yaitu mengenai Apakah kinerja Dinas Permukiman dan
Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta dalam
melaksanakan proyek pembangunan jalan sudah ekonomis, efisien, dan efektif
bila dievaluasi dengan pendekatan Value for Money.
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan program
kerja Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.
1. Data anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 dan
2005.
Tabel 5.1
Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Nama Kegiatan Anggaran
1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas jalan Prambanan
– Piyungan ( Kab. Sleman)
Rp.
377.750.300
2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Kembang –
Tegalsari (Kab. Kulon Progo)
Rp.
569.252.000
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
53
Tabel 5.1
Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Nama Kegiatan Anggaran
3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Gading –
Playen dan Playen – Paliyan (Kab. Gunung Kidul)
Rp.3.004.000.000
4. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Pandaan –
Candirejo (Kab. Gunung Kidul)
Rp. 878.554.000
5. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Abu Bakar
Ali
(Kodya DIY)
Rp. 790.430.400
6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Sedayu –
Pandak
(Kab. Bantul)
Rp. 445.633.800
7. Proyek pembangunan dan Peningkatan jalan Palbapang
- Samas
(Kab. Bantul)
Rp.1.688.677.900
8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk Sermo (Kab.
Kulon Progo)
Rp. 242.908.300
9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari – Siluwok,Temon
(Kab. Kulon Progo)
Rp.2.461.656.100
10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen (Kab.
Gunung Kidul)
Rp.3.333.645.400
11. Proyek peningkatan jalan Akses Goa Bribin (Kab.
Gunung Kidul)
Rp.1.804.518.870
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga DIY
Tabel 5.2
Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005
No. Nama Kegiatan Anggaran
1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak (Kab. Bantul) Rp.1.375.332.100
2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas (Kab. Bantul) Rp.1.375.332.100
3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok (Kab. Bantul) Rp. 713.194.600
4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon (Kab. Kulon
Progo)
Rp.2.291.982.300
5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh (Kab. Kulon
Progo)
Rp.1.375.332.100
6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan – Jalan Sugiman
(Kab. Kulon Progo)
Rp.1.687.026.800
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
54
Tabel 5.2
Data Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005
No. Nama Kegiatan Anggaran
7. Peningkatan jalan Ngeposari – Pecucak – Bedoyo (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 858.824.900
8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) – Sadeng (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 916.995.900
9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing ( Kab. Gunung
Kidul)
Rp. 916.995.900
10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) – Playen (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 916.995.900
11. Peningkatan jalan Mulo - Kemiri – Baron (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 873.317.600
12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin (Kab. Gunung
Kidul)
Rp.2.903.081.800
13. Peningkatan jalan Badung – Wero (Kab. Gunung Kidul) Rp. 582.258.800
14. Peningkatan jalan Hutan Bunder (Kab. Gunung Kidul) Rp.1.500.000.000
15. Peningkatan jalan Purwodadi Pantai - Siung (Kab.
Gunung Kidul)
Rp.1.690.000.000
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
2. Data Realisasi anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2004 dan 2005.
Tabel 5.3
Data realisasi Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Nama Kegiatan Realisasi
Anggaran
1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas jalan
Prambanan – Piyungan (Kab. Sleman)
Rp. 376.239.260
2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Kembang
–Tegalsari (Kab. Kulon Progo)
Rp. 560.254.230
3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Gading –
Playen dan Playen – Paliyan (Kab. Gunung Kidul)
Rp.3.003.800.130
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
55
Tabel 5.3
Data Realisasi Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Nama Kegiatan Anggaran
4. Proyek Rehabilitasi jalan propinsi Ruas jalan Pandaan –
Candirejo (Kab.Gunung Kidul)
Rp. 875.417.510
5. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Abu Bakar
Ali
(Kodya. DIY)
Rp. 767.029.400
6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan jalan Sedayu –
Pandak (Kab. Bantul)
Rp. 442.692.100
7. Proyek pembangunan dan Peningkatan jalan Palbapang
- Samas (Kab. Bantul)
Rp.1.679.653.200
8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk Sermo (Kab.
Kulon Progo)
Rp. 240.842.300
9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari – Siluwok, Temon
(Kab. Kab. Kulon Progo)
Rp.2.457.233.200
10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen (Kab.
Gunung Kidul)
Rp.3.327.528.300
11. Proyek penimgkatan jalan Akses Goa Bribin (Kab.
Gunung Kidul)
Rp.1.767.331.000
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
Tabel 5.4
Data Realisasi Anggaran Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005
No. Nama Kegiatan Anggaran
1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak (Kab. Bantul) Rp.1.072.617.650
2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas (Kab. Bantul) Rp.1.357.151.227
3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok (Kab. Bantul) Rp. 702.213.499
4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon (Kab. Kulon
Progo)
Rp.2.044.833.304
5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh Rp.1.167.459.868
6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan – Jalan Sugiman
(Kab. Kulon Progo)
Rp.1.630.530.417
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
56
Tabel 5.4
Data Realisasi Anggaran proyek jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005
No. Nama Kegiatan Anggaran
7. Peningkatan jalan Ngeposari – Pecucak – Bedoyo (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. .848.750.815
8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) – Sadeng (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 907.115.391
9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing (Kab. Gunung
Kidul)
Rp. 887.946.176
10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) – Playen (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 905.842.050
11. Peningkatan jalan Mulo - Kemiri – Baron (Kab.
Gunung Kidul)
Rp. 863.099.531
12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin (Kab. Gunung
Kidul)
Rp.2.840.465.691
13. Peningkatan jalan Badung – Wero (Kab. Gunung Kidul) Rp. 430.484.166
14. Peningkatan jalan Hutan Bunder (Kab. Gunung Kidul) Rp.1.073.580.824
15. Peningkatan jalan Purwodadi Pantai - Siung (Kab.
Gunung Kidul)
Rp.1.679.325.764
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
3. Data program proyek jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY tahun 2004 dan tahun 2005.
Tabel 5.5
Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Program Lokasi Panjang
Km/m
1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas
jalan Prambanan – Piyungan
Kab. Sleman 1, 50
Km
2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan
Kembang –Tegalsari
Kab. Kulon Progo 2,00 Km
3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan
Gading – Playen dan Playen – Paliyan
Kab Gunung Kidul 11,00
Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsin DIY
57
Tabel 5.5
Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIYTahun 2004
No. Program Lokasi Panjang
4. Proyek rehabilitasi jalan propinsi : Ruas
jalan Pandanan – Candirejo
Kab Gunung
Kidul
3,47 Km
5. Proyek pembangunan dan peningkatan
jalan Abubakar Ali Kodya DIY
0.80 Km
6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan
jalan Sedayu – Pandak
Kab. Bantul 15,00
Km
7. Proyek pembangunan dan Peningkatan
jalan Palbapang – Samas
Kab. Bantul 13,00
Km
8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk
Sermo
Kab. Kulon Progo 1,00 Km
9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari –
Siluwok, Temon
Kab. Kulon Progo 34,10
Km
10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen Kab. Gunung
Kidul
24,50
Km
11. Proyek penimgkatan jalan Akses Goa
Bribin
Kab. Gunung
Kidul
5,20 Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
Tabel 5.6
Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005
No. Program Lokasi Panjang
jalan
1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak Kab. Bantul 1,50 Km
2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas Kab. Bantul 1, 30
Km
3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok Kab. Bantul 1, 00
Km
4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon Kab. Kulon Progo 2, 00
Km
5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh Kab. Kulon Progo 1, 30
Km
6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan – Jalan
Sugiman
Kab. Kulon Progo 1, 50
Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
58
Tabel 5.6
Data Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2005
No. Program Lokasi Panjang
7. Peningkatan jalan Ngeposari – Pecucak –
Bedoyo
Kab. Gunung Kidul 1.00 Km
8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) –
Sadeng
Kab. Gunung Kidul 1,30 Km
9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing Kab. Gunung Kidul 1,00 Km
10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) –
Playen
Kab. Gunung Kidul 1,00 Km
11. Peningkatan jalan Mulo – Kemiri – Baron Kab. Gunung Kidul 1,00 Km
12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin Kab. Gunung Kidul 5,00 Km
13. Peningkatan jalan Badung – Wero Kab. Gunung Kidul 1,30 Km
14. Peningkatan jalan Hutan Bunder Kab. Gunung Kidul 3,00 Km
15. Peningkatan jalan Purwodadi Pantai -
Siung
Kab. Gunung Kidul 3,50 Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
4. Data realisasi program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004 dan 2005.
Tabel 5.7
Data Realisasi Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Program Lokasi Panjang
Jalan
1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi Ruas
jalan Prambanan – Piyungan
Kab. Sleman 1,50 Km
2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas
jalan Kembang –Tegalsari
Kab. Kulon Progo 2,25 Km
3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas
jalan Gading – Playen dan Playen –
Paliyan
Kab Gunung
Kidul
11,87
Km
4. Proyek rehabilitasi jalan propinsi : Ruas
jalan Pandanan – Candirejo
Kab Gunung
Kidul
3,47 Km
5. Proyek Pembangunan dan Peningkatan
jalan Abu Bakar Ali
Kodya DIY 0,80 Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY.
59
Tabel 5.7
Data Realisasi Program Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004
No. Program Lokasi Panjang
Jalan
6. Proyek Pembangunan dan Peningkatan
jalan Sedayu – Pandak
Kab. Bantul 15,39
Km
7. Proyek pembangunan dan Peningkatan
jalan Palbapang – Samas
Kab. Bantul 13,50
Km
8. Proyek peningkatan Jalan Lingkar Waduk
Sermo
Kab. Kulon Progo 1,00 Km
9. Proyek peningkatan jalan Tegalsari –
Siluwok, Temon
Kab. Kulon
Progo
34,20
Km
10. Proyek peningkatan jalan Pandean – Playen Kab. Gunung
Kidul
24,80
Km
11. Proyek penimgkatan jalan Akses Goa
Bribin
Kab. Gunung
Kidul
5,20 Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
Tabel 5.8
Data Realisasi Program Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi DIY tahun 2005
No. Program Lokasi Panjang
jalan
1. Peningkatan jalan Sedayu – Pandak Kab.Bantul 1,50 Km
2. Peningkatan jalan Palbapang – Samas
(Kab. Bantul)
Kab. Bantul 1,50 Km
3. Peningkatan Jalan Kretek – Depok
Kab. Bantul 1, 00 Km
4. Peningkatan jalan Tegalsari – Temon
Kab. Kulon
Progo
2, 50 Km
5. Peningkatan jalan Dekso – Samigaluh Kab. Kulon
Progo
1,50 Km
6. Peningkatan jalan Milir – Dayakan –
Jalan Sugiman
Kab. Kulon
Progo
1, 84 Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
60
Tabel 5.8
Data Realisasi Program Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi DIY tahun 2005
No. Program Lokasi Panjang
jalan
7. Peningkatan jalan Ngeposari - Pecucak –
Bedoyo
Kab.Gunung
Kidul
1, 00 Km
8. Peningkatan jalan Mbaran (Jerukwudel) –
Sadeng
Kab Gunung
Kidul
1,50 Km
9. Peningkatan jalan Semin – Blimbing
Kab.Gunung
Kidul
1,00 Km
10. Peningkatan jalan Pandeyan (Getas) –
Playen (Kab. Gunung Kidul)
Kab. Gunung
Kidul
1,00 Km
11. Peningkatan jalan Mulo - Kemiri – Baron
Kab. Gunung
Kidul
1,00 Km
12. Peningkatan Jalan Akses Goa Bribin
Kab. Gunung
Kidul
5,20 Km
13. Peningkatan jalan Badung – Wero
Kab. Gunung
Kidul
1,50 Km
14. Peningkatan jalan Hutan Bunder Kab. Gunung
Kidul
3,20 Km
15. Peningkatan jalan Purwodadi Pantai -
Siung
Kab. Gunung
Kidul
4,00 Km
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
B. Analisis Data
Value for Money digunakan untuk menilai kinerja suatu entitas dari segi
Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas. Ekonomis merupakan perbandingan antara
input dengan input value, efisien merupakan perbandingan antara output dengan
input, dan efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output.
Pengertian ekonomis (hemat/tepat guna), sering disebut kehematan yang
mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak
61
terjadi pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat
menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
Efisiensi (berdaya guna) menggambarkan hubungan antara masukan
sumberdaya oleh suatu unit organisasi (misalnya staf, upah, biaya administrasi)
dan keluaran yang dihasilkan. Efisiensi memberikan informasi tentang konvensi
masukan menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari proses internal).
Efektivitas (berhasil guna) menggambarkan jangkauan akibat dan dampak
(outcome) program dalam mencapai program. Semakin besar kontribusi output
yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atas sasaran yang ditentukan, maka
semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.
1. Pengukuran Ekonomis
Ekonomis adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu
pada harga yang terendah. Ekonomis merupakan perbandingan input dengan
input value yang diukur dalam satuan moneter.
Ukuran ekonomis mengindikasikan alokasi biaya, yaitu mengukur biaya
input (cost of input). Ukuran ekonomi berupa anggaran yang dialokasikan.
Pemanfaatan sumber daya di bawah anggaran menunjukkan adanya
penghematan, sedangkan apabila melebihi anggaran menunjukan adanya
pemborosan.
62
Keterangan:
Input : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek pembangunan
jalan
Input Value : Dana realisasi yang dianggarkan dalam proyek pembangunan
jalan
Kriteria ekonomisnya adalah:
3. Jika diperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 100% (x ≤100%), maka
proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan ekonomis.
4. Jika diperoleh nilai kurang dari sama dengan 100% (x >100%), maka
proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak ekonomis.
Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis, bila dapat menghilangkan
atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Ekonomis berkaitan dengan
pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu
pada harga yang terendah. Kinerja suatu entitas dikatakan ekonomis apabila
input lebih kecil daripada input value, artinya bahwa dana realisasi yang
digunakan lebih kecil dari dana yang dianggarkan.
Contoh perhitungan ekonomis untuk proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas
jalan Prambanan sampai dengan Piyungan di kabupaten Sleman tahun 2004,
propinsi DIY:
%100×=
Value Input
InputEkonomi
63
Keterangan :
Input : Dana realisasi yang akan digunakan untuk proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas jalan prambanan sampai dengan Piyungan
sebesar Rp. 376. 239.260,-.
Input Value : Dana anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk proyek
rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan prambanan sampai dengan
Piyungan sebesar Rp. 377.750.300,-
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat ekonomi proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas jalan Prambanan sampai dengan Piyungan maka
dibandingkan antara anggaran yang disediakan dengan realisasi dana yang
digunakan untuk proyek tersebut dikalikan dengan 100%. Tingkat ekonomi
yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi DIY untuk proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan
prambanan sampai dengan Piyungan di kabupaten Sleman Tahun 2004
adalah Rp 376.239.260 atau sekitar 99,60 % (ekonomis).
%60,99%100 =×=
0377.750.30 Rp.
0376.239.26 Rp.Ekonomi
64
Tabel 5.9
Perhitungan Ekonomis untuk Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun Anggaran 2004
Ekonomis ( Input : Input Value)
No. Nama Kegiatan Input value Input Selisih Rasio
(%)
Rencana
(%)
1. Proyek rehabilitasi
jalan Propinsi Ruas
jalan Prambanan –
Piyungan (Sleman)
Rp377.750.300 Rp376.239.260 Rp1.511.040 99,60 100
2. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas
jalan Kembang –
Tegalsari (Kulon
Progo)
Rp569.252.000 Rp560.254.230 Rp8.997.770 98,42 100
3. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas
jalan Gading –
Playen dan Playen
– Paliyan (Gunung
Kidul)
Rp3.004.000.000 Rp3.003.800.130 Rp199.870 99,99 100
4. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi : Ruas
jalan Pandanan –
Candirejo (Gunung
Kidul)
Rp878.554.000 Rp875.417.510 Rp3.136.490 99,64 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
65
Tabel 5.9
Perhitungan Ekonomis untuk Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun Anggaran 2004
Ekonomis ( Input : Input Value)
No. Nama Kegiatan Input value Input Selisih Rasio
(%)
Rencana
(%)
5. Proyek
Pembangunan
dan Peningkatan
jalan Abu Bakar
Ali (Yogyakarta)
Rp790.430.400 Rp767.029.400 Rp23.401.000 97,04 100
6. Proyek
Pembangunan
dan Peningkatan
jalan Sedayu –
Pandak (Bantul)
Rp445.633.800 Rp442.692.100 Rp2.941.700 99,34 100
7. Proyek
pembangunan
dan Peningkatan
jalan Palbapang -
Samas (Bantul)
Rp1.688.677.900 Rp1.679.653.200 Rp9.024.700 99,47 100
8. Proyek
peningkatan Jalan
Lingkar Waduk
Sermo (Kulon
Progo)
Rp242.908.300 Rp240.842.300 Rp2.066.000 99,15 100
9. Proyek
peningkatan jalan
Tegalsari –
Siluwok, Temon
(Kulon Progo)
Rp2.693.651.230 Rp2.457.233.200 Rp236.418.030 91,22 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
66
Tabel 5.9
Perhitungan Ekonomis untuk Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun Anggaran 2004
Ekonomis ( Input : Input Value)
No. Nama Kegiatan Input value Input Selisih Rasio
(%)
Rencana
(%)
10. Proyek peningkatan
jalan Pandean –
Playen (Gunung
Kidul) Rp3.333.645.400 Rp3.327.528.300 Rp6.117.100 99,82 100
11. Proyek penimgkatan
jalan Akses Goa
Bribin (Gunung
Kidul) Rp1.804.518.870 Rp1.767.331.000 Rp37.187.870 97,94 100
Jumlah Rp15.829.022.200 Rp15.498.020.630 Rp331.001.570
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
Tabel 5.10
Perhitungan Ekonomis untuk Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun Anggaran 2005
Ekonomis ( Input : Input Value)
No. Nama Kegiatan Input value Input Selisih Rasio
(%)
Rencana
(%)
1. Peningkatan jalan
Sedayu – Pandak (Kab.
Bantul) Rp1.375.332.100 Rp1.072.617.650 Rp302.714.450 77,99 100
2. Peningkatan jalan
Palbapang – Samas
(Kab. Bantul) Rp1.375.332.100 Rp1.357.151.227 Rp18.180.873 98,68 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
67
Tabel 5.10
Perhitungan Ekonomis untuk Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun Anggaran 2005
Ekonomis ( Input : Input Value)
No. Nama Kegiatan Input value Input Selisih Rasio
(%)
Rencana
(%)
3. Peningkatan Jalan
Kretek – Depok
(Kab. Bantul)
Rp713.194.600 Rp702.213.499 Rp10.981.101 98,46 100
4. Peningkatan jalan
Tegalsari – Temon
(Kab. Kulon Progo)
Rp2.291.982.300 Rp2.044.833.304 Rp247.148.996 89,22 100
5. Peningkatan jalan
Dekso – Samigaluh
(Kab. Kulon Progo)
Rp1.375.332.100 Rp1.167.459.868 Rp207.872.232 84,89 100
6. Peningkatan jalan
Milir – Dayakan –
Jalan Sugiman
(Kab. Kulon Progo)
Rp1.687.026.800 Rp1.630.530.417 Rp56.496.383 96,65 100
7. Peningkatan jalan
Ngeposari -
Pecucak – Bedoyo
(Kab. Gunung
Kidul)
Rp858.824.900 Rp848.750.815 Rp10.074.085 98,83 100
8. Peningkatan jalan
Mbaran
(Jerukwudel) –
Sadeng (Kab.
Gunung Kidul)
Rp916.995.900 Rp907.115.391 Rp9.880.509 98,92 100
9. Peningkatan jalan
Semin – Blimbing (
Kab. Gunung Kidul) Rp916.995.900 Rp887.946.176 Rp29.049.724 96,83 100
10. Peningkatan jalan
Pandeyan (Getas) –
Playen (Kab.
Gunung Kidul) Rp916.995.900 Rp905.842.050 Rp11.153.850 98,78 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
68
Tabel 5.10
Perhitungan Ekonomis untuk Proyek Jalan Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun Anggaran 2005
Ekonomis ( Input : Input Value)
No. Nama Kegiatan Input value Input Selisih Rasio
(%)
Rencana
(%)
11. Peningkatan
jalan Mulo -
Kemiri – Baron
(Kab. Gunung
Kidul)
Rp873.317.600 Rp863.099.531 Rp10.218.069 98,83 100
12. Peningkatan
Jalan Akses Goa
Bribin (Kab.
Gunung Kidul)
Rp2.903.081.800 Rp2.840.465.691 Rp62.616.109 97,84 100
13. Peningkatan
jalan Badung –
Wero (Kab.
Gunung Kidul)
Rp582.258.800 Rp430.484.166 Rp151.774.634 73,93 100
14. Peningkatan
jalan Hutan
Bunder (Kab.
Gunung Kidul)
Rp1.500.000.000 Rp1.073.580.824 Rp426.419.176 71,57 100
15. Peningkatan
jalan Purwodadi
Pantai - Siung
(Kab. Gunung
Kidul)
Rp1.690.000.000 Rp1.679.325.764 Rp10.674.236 99,37 100
Total Rp19.976.670.800 Rp18.411.416.373 Rp1.565.254.427
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu
atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
Efisiensi merupakan perbandingan output dengan input yang dikaitkan dengan
standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan mengukur biaya output (cost of
output). Ukuran efisiensi didasarkan pada dua ukuran, yaitu input dan output.
69
Ukuran efisiensi dapat dinyatakan dalam bentuk biaya per unit output. Dalam
penelitian ini sebagai contohnya adalah biaya perkilometer jalan yang diaspal.
Keterangan:
Input : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek pembangunan jalan.
Output : Hasil yang diperoleh dalam proyek pembangunan jalan yaitu
dalam bentuk biaya untuk jalan yang dibangun. Contohnya dapat
berupa biaya tenaga kerja, biaya material jalan, biaya alat berat,
dan sebagainya untuk setiap kilometer jalan yang dibangun.
Kriteria efisiensinya adalah:
3. Jika diperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 100% (x ≤100%), maka
proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan efisien.
4. Jika diperoleh nilai kurang dari sama dengan 100% (x >100%), maka
proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak efisien.
Contoh perhitungan efisiensi untuk proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas
jalan prambanan sampai dengan Piyungan di Kabupaten Sleman tahun 2004.
%100×=
input
outputEfisiensi
%100%100260.239.376.
260.239.376.=×=
Rp
RpEfisiensi
70
Keterangan :
Output : Dana kegiatan selama proses pengerjaan proyek rehabilitasi jalan
propinsi ruas jalan prambanan sampai dengan Piyungan di
Kabupaten Sleman tahun 2004 sebesar Rp. 376.293.260,-.
Input : Dana realisasi yang digunakan untuk proyek rehabilitasi jalan
propinsi ruas jalan prambanan sampai dengan Piyungan di
Kabupaten Sleman tahun 2004 sebesar Rp. 376.239.260,-
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas jalan prambanan sampai dengan Piyungan di Kabupaten
Sleman tahun 2004 maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara
output dengan input dikalikan dengan 100%. Tingkat efisien yang dilakukan
oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi
DIY untuk proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan prambanan sampai
dengan Piyungan di kabupaten Sleman Tahun 2004 adalah Rp 376.239.260
atau sekitar 100 % (efisien).
71
Tabel 5.11
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY Tahun 2004.
Efisiensi ( Output: Input)
No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio
(%)
Rencana
(%)
1. Proyek rehabilitasi
jalan Propinsi :
Ruas jalan
Prambanan –
Piyungan, Kab.
Sleman (realisasi
100 %)
a. Pengaspalan
b. Penambahan
bangunan pelengkap
c. Pengecatan marka
Rp.376.239.260 Rp.376.239.260 100 100
2. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas
jalan Kembang –
Tegalsari, Kab.
Kulon Progo
(Realisasi 100%)
a. Pengaspalan
b. Penambahan
bangunan pelengkap
c. Pengecatan marka
d. Pengawasan
Rp.560.254.230 Rp. 560.254.230 100 100
4. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi :
Ruas jalan
Pandanan –
Candirejo Kab.
Gunung Kidul
(realisasi 100 %)
a. Pengaspalan
b. Pengecatan marka
c. Administrasi dan
Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.875.417.510 Rp.875.417.510 100 100
5. Proyek
Pembangunan dan
Peningkatan jalan
Abu Bakar Ali
Kota Yogyakarta
(realisasi 100 %)
a. Pengaspalan
b. Pengecatan marka
c. Administrasi dan
Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.767.029.400 Rp.767.029.400 100 100
6. Proyek
Pembangunan dan
Peningkatan jalan
Sedayu – Pandak
Kab. Bantul
(realisasi 100%)
a. Pengaspalan
b. Pengecatan marka
c. Administrasi dan
Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp. 442.692.100 Rp. 442.692.100 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga DIY
72
Tabel 5.11
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2004
Efisiensi ( Output: Input) No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio
(%)
Rencana
(%)
9. Proyek peningkatan jalan
Tegalsari –
Siluwok,Temon
Kab. Kulon Progo
(Realisasi 100 %)
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.2.457.233.200 Rp.2.457.233.200 100 100
10. Proyek peningkatan jalan
Pandean – Playen Kab.
Gunung Kidul
(Realisasi 100%)
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.3.327.528.300 Rp.3.327.528.300 100 100
11. Proyek peningkatan jalan
Akses Goa Bribin Kab
Gunung Kidul
(Realisasi 100%)
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.1.767.331.000 Rp.1.767.331.000 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
Tabel 5.12
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efisiensi (Output : Input) No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio Rencana
1. Peningkatan jalan
Sedayu – Pandak
(Kab. Bantul)
a. Saluran (beton)
b. Pemasangan
Batu kali (talud)
c. Pengawasan
d. Biaya Penunjang
e. Pengaspalan
Rp.1.072.617.650 Rp.1.072.617.650 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
73
Tabel 5.12
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efisiensi (Output : Input) No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio
(%)
Rencana
(%)
2. Peningkatan jalan
Palbapang – Samas
(Kab. Bantul)
a. Sub base
agregat B
b. Base agregat
A
c. Lapis penutup
d. Bangunan
Pelengkap
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.1.357.151.227 Rp.1.357.151.227 100 100
3. Peningkatan Jalan
Kretek – Depok (Kab.
Bantul)
a. Base agregat
kelas A
b. Lapis penutup
c. Bangunan
pelengkap
d. Pengawasan
e. Biaya
penunjang
Rp. 702.213.499 Rp. 702.213.499 100 100
4. Peningkatan jalan
Tegalsari – Temon
(Kab. Kulon Progo)
a. Lapis penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.2.044.833.304 Rp.2.044.833.304 100 100
5. Peningkatan jalan
Dekso – Samigaluh
a. Lapis penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.1.167.459.868 Rp.1.167.459.868 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
74
Tabel 5.12
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efisiensi (Output : Input) No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio
(%)
Rencana
(%)
6. Peningkatan jalan Milir
– Dayakan – Jalan
Sugiman
(Kab. Kulon Progo)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.1.630.530.417 Rp.1.630.530.417 100 100
7. Peningkatan jalan
Ngeposari – Pecucak –
Bedoyo (Kab. Gunung
Kidul)
a. Lapis penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas A
d. Agregat kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya penunjang
Rp.848.750.815 Rp.848.750.815 100 100
8. Peningkatan jalan
Mbaran (Jerukwudel) –
Sadeng
(Kab. Gunung Kidul)
a. Lapis penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas A
d. Agregat kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya penunjang
Rp.907.115.391 Rp.907.115.391 100 100
9. Peningkatan jalan Semin
– Blimbing
(Kab. Gunung Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.887.946.176 Rp.887.946.176 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
75
Tabel 5.12
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efisiensi (Output : Input) No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio
(%)
Rencana
(%)
10. Peningkatan jalan
Pandeyan (Getas) –
Playen (Kab.
Gunung Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.905.842.050 Rp.905.842.050 100 100
11. Peningkatan jalan
Mulo - Kemiri –
Baron
(Kab. Gunung
Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.863.099.531 Rp.863.099.531 100 100
12. Peningkatan Jalan
Akses Goa Bribin
(Kab. Gunung
Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.2.840.465.691 Rp.2.840.465.691 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
76
Tabel 5.12
Perhitungan Efisiensi untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efisiensi (Output : Input) No. Kegiatan Urian Kegiatan Output Input Rasio
(%)
Rencana
(%)
13. Peningkatan jalan
Badung – Wero
(Kab. Gunung Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp. 430.484.166 Rp. 430.484.166 100 100
14. Peningkatan jalan
Hutan Bunder (Kab.
Gunung Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.1.073.580.824 Rp.1.073.580.824 100 100
15. Peningkatan jalan
Purwodadi Pantai -
Siung (Kab. Gunung
Kidul)
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat kelas
A
d. Agregat kelas
B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.1.679.325.764 Rp.1.679.325.764 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
77
3. Pengukuran Efektivitas
Efektifitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
telah ditetapkan, efektivitas merupakan perbandingan antara Outcome dengan
Output. Untuk mengukur efektivitas dalam pengukuran kinerja proyek
pembangunan jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina
Marga Propinsi DIY untuk tahun 2004 dan tahun 2005 yaitu dengan cara
membandingkan rencana program dengan realisasinya dalam penelitian ini
yaitu dengan melihat panjang jalan yang di bangun dengan realisasinya.
Keterangan:
Output : Hasil yang diperoleh yang dinyatakan dalam bentuk satuan
kilometer, dalam penelitian ini yaitu berapa kilometer jalan yang
terbangun, terpelihara, dan ditingkatkan.
Outcome : melestarikan, peningkatan, dan pelestarian sejumlah x kilometer
jalan.
Kriteria efektivitasnya adalah:
1. jika diperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 100% (x ≥100%), maka
proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan efektif.
2. jika diperoleh nilai kurang dari sama dengan 100% (x <100%), maka
proyek pembangunan jalan tersebut dapat dikatakan tidak efektif.
%100×=
Output
OutcomesEfektivita
78
Contoh perhitungan efektivitas untuk proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas
jalan Prambanan sampai dengan Piyungan di Kabupaten Sleman tahun 2004.
Keterangan:
Outcome : Tujuan yang ditetapkan di awal proyek rehabilitasi jalan
propinsi ruas jalan Prambanan sampai dengan Piyungan di
Kabupaten Sleman tahun 2004 yaitu terehabilitasinya ruas jalan
sepanjang 1,50 Km.
Output : hasil yang diperoleh dalam proyek rehabilitasi jalan propinsi
ruas jalan Prambanan sampai dengan Piyungan di Kabupaten
Sleman tahun 2004 yaitu terehabilitasinya ruas jalan sepanjang
1,50 Km.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas dari proyek
rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan prambanan sampai dengan Piyungan di
Kabupaten Sleman tahun 2004 maka dapat dilakukan dengan membandingkan
antara tujuan program yang ditetapkan diawal proyek dengan hasil yang
dicapai diakhir proyek dikalikan dengan 100%. Tingkat efektivitas yang
dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga
Propinsi DIY untuk proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan prambanan
%100%10050,1
50,1=×=
Km
KmsEfektivita
79
sampai dengan Piyungan di kabupaten Sleman Tahun 2004 adalah
terehabilitasinya ruas jalan sepanjang 1,50 Km atau sekitar 100 % (efektif).
Tabel 5.13
Perhitungan Efektivitas Untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2004
Efektivitas (Outcome : Output)
No. Jenis Proyek Outcome
(Km)
Output
(Km)
Rasio
(%)
Rencana (%)
1. Proyek rehabilitasi jalan Propinsi
Ruas jalan Prambanan –
Piyungan (Kab.Sleman) 1,50 1,50 100,00 100
2. Proyek rehabilitasi jalan propinsi
ruas jalan Kembang –Tegalsari
(Kab.Kulon Progo) 2,00 2,25 112,50 100
3. Proyek rehabilitasi jalan propinsi
ruas jalan Gading – Playen dan
Playen – Paliyan (Kab.Gunung
Kidul)
11,00 11,87 107,91 100
4. Proyek rehabilitasi jalan propinsi
: Ruas jalan Pandanan –
Candirejo (Kab.Gunung Kidul) 3,47 3,47 100,00 100
5. Proyek pembangunan dan
peningkatan jalan Abu Bakar Ali
(Kodya DIY) 0,80 0,80 100 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
80
Tabel 5.13
Perhitungan Efektivitas Untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2004
Efektivitas (Outcome : Output)
No. Jenis Proyek Outcome
(Km)
Output
(Km)
Rasio
(%)
Rencana (%)
6. Proyek pembangunan dan
peningkatan jalan Sedayu –
Pandak (Kab. Bantul)
15,00 15,39 102,60 100
7. Proyek pembangunan dan
Peningkatan jalan Palbapang -
Samas (Kab.Bantul)
13,00 13,50 103,85 100
8. Proyek peningkatan Jalan
Lingkar Waduk Sermo
(Kab.Kulon Progo)
1,00 1,00 100,00 100
9. Proyek peningkatan jalan
Tegalsari – Siluwok,Temon
(Kab.Kulon Progo)
34,10 34,20 100,29 100
10. Proyek peningkatan jalan
Pandean – Playen ( Kab.
Gunung Kidul)
24,50 24,80 100,20 100
11. Proyek peningkatan jalan akses
Goa Bribin (Kab. Gunung Kidul) 5,20 5,20 100,00 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
Tabel 5.14
Perhitungan efektivitas untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efektivitas (Outcome : Output)
No. Jenis Proyek Outcome
(Km) Output
(Km)
Rasio
(%)
Rencana
(%)
1. Peningkatan jalan Sedayu –
Pandak (Kab. Bantul) 1,50 1,50 100,00 100
2. Peningkatan jalan Palbapang
– Samas (Kab. Bantul) 1,30 1,50 115,38 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
81
Tabel 5.14
Perhitungan efektivitas untuk Proyek Jalan Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk Tahun 2005
Efektivitas (Outcome : Output)
No. Jenis Proyek Outcome
(Km) Output
(Km) Rasio (%)
Rencana
(%)
3. Peningkatan Jalan Kretek –
Depok (Kab. Bantul) 1,00 1,00 100,00 100
4.
Peningkatan jalan Tegalsari
– Temon (Kab. Kulon
Progo)
2,00 2,50 125,00 100
5. Peningkatan jalan Dekso –
Samigaluh 1,30 1,50 115,38 100
6. Peningkatan jalan Milir –
Dayakan – Jalan Sugiman
(Kab. Kulon Progo)
1,50 1,84 122,67 100
7. Peningkatan jalan
Ngeposari - Pecucak –
Bedoyo (Kab. Gunung
Kidul)
1,00 1,00 100,00 100
8. Peningkatan jalan Mbaran
(Jerukwudel) – Sadeng
(Kab. Gunung Kidul)
1,30 1,50 115,38 100
9. Peningkatan jalan Semin –
Blimbing (Kab. Gunung
Kidul)
1,00 1,00 100,00 100
10. Peningkatan jalan Pandeyan
(Getas) – Playen (Kab.
Gunung Kidul)
1,00 1,00 100,00 100
11. Peningkatan jalan Mulo -
Kemiri – Baron (Kab.
Gunung Kidul)
1,00 1,00 100,00 100
12. Peningkatan Jalan Akses
Goa Bribin (Kab. Gunung
Kidul)
5,00 5,20 104,00 100
13. Peningkatan jalan Badung –
Wero (Kab. Gunung Kidul) 1,30 1,50 115,38 100
14. Peningkatan jalan Hutan
Bunder (Kab. Gunung
Kidul)
3,00 3,20 106,67 100
15. Peningkatan jalan
Purwodadi Pantai - Siung
(Kab. Gunung Kidul)
3,50 4,00 114,29 100
Sumber : Data sekunder Diskimpraswil Bidang Bina Marga Propinsi DIY
82
C. Pembahasan
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja yang
dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan
pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa input, output dan outcome.
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada standar yang tinggi dengan biaya yang murah (Mahsun, 2006: 179).
1. Pengukuran Ekonomis
Dari pengukuran ekonomis Sub Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah melakukan penghematan
dengan baik, ini dapat terlihat dari angka ekonomis dari setiap proyek yang
ada telah melakukan penghematan dengan baik. Total penghematan yang
terjadi pada tahun anggaran 2004 pada tabel 5.9 untuk proyek jalan mencapai
Rp.331.001.570,- dan tahun 2005 pada tabel 5.10 sebesar Rp.
1.522.636.318,- .
Penghematan bisa terjadi dikarenakan nilai tender (oleh CV yang
memenangkan tender ataupun swakelola oleh Sub Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY) lebih kecil dari dana
yang di anggarkan oleh pemerintah.
83
Perlakuan sisa dana untuk proyek jalan tahun anggaran 2004 sebesar
Rp.331.001.570,- dan tahun 2005 sebesar Rp. 1.522.636.318,- , dana tetap di
simpan di kas daerah (Kasda) yaitu di bank yang ditunjuk oleh pemerintah
daerah setempat. Untuk propinsi DIY Kasda yang ditunjuk adalah bank BPD
Yogyakarta.
2. Pengukuran Efisiensi
Dari pengukuran efisiensi Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY sudah bertindak efisien, hal ini dapat terlihat
pada tabel 5.11 untuk tahun 2004 dan tabel 5.12 untuk tahun 2005, dari
keseluruhan proyek yang ada di propinsi DIY semua sudah melakukan
efisiensi. Dimana hasil yang dicapai dari semua proyek tersebut, semuanya
telah mencapai 100% realisasi fisik dengan menggunakan realisasi dana yang
dianggarkan.
3. Pengukuran Efektivitas
Dari pengukuran efektivitas Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY. telah bertindak efektif dari tabel 5.13
untuk tahun 2004 dan tabel 5.14 untuk tahun 2005 menunjukan bahwa selama
tahun 2004 dan tahun 2005 tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dengan
baik.
Dapat dilihat bahwa di tahun 2004 tujuan dari program yaitu
pembangunan, pelestarian, dan peningkatan sepanjang 111,57 Km,
84
mencakup semua total proyek yang di seluruh wilayah propinsi DIY dapat
terealisasi sebesar 113,98 Km. tingkat efektivitas tertinggi untuk tahun 2004
terjadi pada proyek rehabilitasi jalan propinsi ruas jalan Kembang –Tegalsari
di Kabupaten Kulon Progo sebesar 112,5 %.
Dapat dilihat juga bahwa di tahun 2005 tujuan dari program yaitu
pembangunan, pelestarian, dan peningkatan sepanjang 17,10 Km mencakup
seluruh wilayah di propinsi DIY dapat terealisasi sebesar 29,40 Km meliputi
semua proyek yang ada ditahun 2005. Sedangkan untuk tahun 2005 tingkat
efektivitas tertinggi yaitu pada proyek Peningkatan jalan Milir – Dayakan –
Jalan Sugiman di Kabupaten Kulon Progo yaitu sebesar 122,67 %.
85
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang
Bina Marga Propinsi DIY. untuk tahun 2004 dan 2005 dapat dikatakan cukup
baik, dalam hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dengan menggunakan
pendekatan Value for Money. Pengukuran kinerja Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk tahun 2004 dan
2005 sudah ekonomis, efisien, dan efektif bila diukur dengan pendekatan
Value for Money. Hal ini memberikan gambaran bahwa kinerja Dinas
Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk
tahun 2004 dan 2005 dapat dipertanggungjawabkan.
Dari pengukuran ekonomis Sub Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah melakukan penghematan, ini
dapat terlihat dari angka ekonomis dari setiap proyek yang ada telah
melakukan penghematan dengan baik. Pada tabel V.9 total penghematan yang
terjadi pada tahun anggaran 2004 untuk keseluruhan proyek jalan yang ada di
propinsi DIY mencapai sebesar Rp 284.730.700,- dan pada tabel V.10 untuk
tahun 2005 total penghematan mencapai sebesar Rp 1.522.636.318,-.
86
Dari pengukuran efisiensi Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY sudah bertindak efisien untuk tahun 2004
dan tahun 2005, dari keseluruhan proyek yang ada di propinsi DIY semua
sudah melakukan efisiensi. Pada tabel V.11 dan V.12 hasil yang dicapai dari
semua proyek tersebut, semuanya telah mencapai 100% realisasi fisik dengan
menggunakan realisasi dana yang di anggarkan.
Dari pengukuran efektivitas Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah bertindak efektif pada tabel V.13
untuk tahun 2004 dan pada tabel V.14 untuk tahun 2005 menunjukan bahwa
selama tahun 2004 dan tahun 2005 antara tujuan dengan hasil yang ditetapkan
telah tercapai dengan baik
B. Keterbatasan Penelitian
Dikarenakan tidak adanya sistem dokumentasi yang komprehensif, maka
data yang dianalisis adalah data Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Bidang Bina Marga Propinsi DIY untuk tahun anggaran 2004 dan 2005 yaitu
berupa laporan pelaksanaan kegiatan belanja modal jalan yang bersuber dari
APBD.
Pada pengukuran ekonomis dari segi anggaran penilaian input value tidak
mencerminkan nilai inputnya tetapi merupakan data yang langsung
disediakan dari APBD.
Pada pengukuran efisiensi, output didapat dengan menggunakan data yang
disediakan oleh kontraktor di Dinas Kimpraswil DIY, sehingga dari data
87
tersebut tidak terdapat data yang pasti mengenai perincian biaya untuk setiap
proyek yang dilaksanakan.
C. Saran
Melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengukuran kinerja
dengan pendekatan Value for Money untuk tahun anggaran 2004 dan 2005
sudah berhasil dilaksanakan, maka maka peneliti memberikan saran bagi
pihak:
1. Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi
DIY
Dalam evaluasi pengukuran kinerja proyek perlu adanya peningkatan
sistem dokumentasi yang komprehensif, artinya dalam evaluasi proyek
anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran yang
terjadi selama proyek. Sehingga akan tercapai transparansi akuntabilitas.
Perlu dilakukan evaluasi kebijakan untuk mengetahui ketepatan dan
efektivitas, baik terhadap kebijakan itu sendiri maupun sistem dan proses
pelaksanaanya.
2. Peneliti selanjutnya.
Penelitian selain menggunakan pendekatan Value for Money diharapkan
dapat menggunakan metode pendekatan lainnya seperti Analisis Biaya
Manfaat dan Balance Scorecard.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Haris, 1980, Penggunaan Konsep Ekonomi Teknik Sebagai Dasar
Mengevaluasi Proyek Pembangunan Jalan, www.Yahoo.com .
Halim, Abdul, 2004, Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Cetakan
keempat, Erlangga, Jakarta.
Kuntara, Antonius Diksa, 2003, Pendekatan Kinerja Sebagai Sarana Untuk
Mewujudkan Good Governance Pada Pemerintah Daerah, Jurnal
Antisipasi, Vol. 07, No. 01.
Lawalata, Herman Viktor, 2004, Evaluasi Kinerja Dinas Pendapatan kota Ambon,
Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Gadjah Mada, Tidak Diterbitkan.
Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Mahsun M., Firma Sulistiyowati, dan Masmudi, 2002, Pengukuran Kinerja
Proyek Irigasi Pada Sub Dinas Pengairan PUPP Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik
Vol. 03, No. 01.
Mahsun, Mohamad, 2002, Memformulasikan Sistem Pengukuran Kinerja Kantor
Pemadam Kebakaran, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik
Vol. 03, No. 01.
Mahsun, Mohamad, 2006, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Cetakan Pertama,
BPFE, Yogyakarta.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Ed. 1, Andi Offset, Yogyakarta.
Mardiasmo, 2002, Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis
Perkonomian Daerah, Jurnal Ekonomi Rakyat, Tahun 1, No. 4.
Ningsih, Sri, 2002, Pengukuran Kinerja Pada Organisasi Sektor Publik : Peluang
dan Tantangan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik Vol. 03,
No. 01.
PP RI No.24, 2005, Standar Akuntansi Pemerintahan, Sinar Grafika, Jakarta
89
Soetrisno, P.H, 1985, Dasar-dasar Evaluasi dan Manajemen Proyek, Andi Offset,
Yogyakarta.
Suparmoko, M, 2002, Ekonomi Publik “ Untuk Pengembangan & Pembangunan
Daerah”, Edisi pertama, Andi Offset, Yogyakarta.
Ulupui, 2002, Petunjuk Menuju Penilaian Kinerja Pada Sektor Publik, Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Sektor Publik Vol. 03, No. 01.
Ulum, Ihyaul, 2004, Akuntansi Sektor Publik: Sebuah Pengantar, Universitas
Muhamadiyah, Malang.
90
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Prambanan – Piyungan sepanjang 1, 50 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Prambanan – Piyungan sepanjang 1,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 376.239.260,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek rehabilitasi
jalan Propinsi :
Ruas jalan
Prambanan –
Piyungan
Sleman 1.50 PB.SURADI
Kontrak:
602.13/BM/450/04
Tgl : 23 Agustus 2004
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. CIPTA ADITAMA
d. Pengaspalan
e. Pengecatan
marka
f. Penambahan
bangunan
pelengkap
g. pengawasan
Rp.376.239.260 100 Rp.376.239.260 Selesai
1.50 Rp.376.239.260 Rp.376.239.260
91
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Kembang - Tegalsari sepanjang 2,00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Kembang - Tegalsari sepanjang 2,25 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 376.239.260,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas
jalan Kembang –
Tegalsari
Kulon
Progo
2.25 PB. TANAH MAS
Kontrak:
602.13/BM/452/04
Tgl : 23 Agustus 2004
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. WIRA DARAMA NUSA
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Penambahan
bangunan
pelengkap
d. pengawasan
Rp. 569.252.000 100 Rp.
560.254.230 Selesai
2.25 Rp. 569.252.000 Rp.
560.254.230
92
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Gading – Playen dan Playen - Paliyan sepanjang 11,00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Gading – Playen dan Playen - Paliyan sepanjang 11,87 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 3.004.000.000,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi ruas
jalan Gading –
Playen dan Playen
– Paliyan
Gunung
Kidul
11.87 PT. LAJU BARU
Kontrak:
602.13/BM/452/04
Tgl : 31 Januari 2004
Masa pelaksanaan :
120 hr
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Pengawasan
d. Konstruksi
Rp.3.004.000.000 100 RP.3.003.800.130 Selesai
11.87 Rp.3.004.000.000 RP.3.003.800.130
93
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Pandanan – Candirejo sepanjang 3,47 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Pandanan – Candirejo sepanjang 3,47 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 878554000,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek rehabilitasi
jalan propinsi :
Ruas jalan Pandanan
– Candirejo
Gunung
Kidul
3.47 PT. ARTHA BUMI
CIPTA SELARAS
Kontrak:
602.13/BM/452/04
Tgl : 23 Agustus 2004
Masa pelaksanaan : 120
hr
Konsultan Supervisi: CV.BANGUN CIPTA
PERSADA
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Pengawasan
d. Konstruksi
Rp.878554000 100 Rp.875.417.510 Selesai
3.47 Rp.878554000 Rp.875.417.510
94
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Abubakar Ali sepanjang 0,80 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan Abubakar Ali sepanjang 0,80Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 790.430.400,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek Pembangunan
dan Peningkatan jalan
Abu Bakar Ali
Kodya DIY 0.80 PT. ARTHA BUMI
CIPTA SELARAS
Kontrak:
602.13/BM/452/04
Tgl : 23 Agustus 2004
Masa pelaksanaan : 120
hr
Konsultan Supervisi: CV.BANGUN CIPTA
PERSADA
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
f. Bangunan
pelengkap
Rp 790.430.400 100 Rp.767.029.400 Selesai
0.80 Rp 790.430.400 Rp.767.029.400
95
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Sedayu – Pandak sepanjang 15,00 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan Sedayu – Pandak sepanjang 15,39 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 445.633.800,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek Pembangunan
dan Peningkatan jalan
Sedayu – Pandak
Bantul 15.39 PT. ADHI JASA
Kontrak:
602.13/BM/452/04
Tgl : 23 Agustus 2004
Masa pelaksanaan : 120
hr
Konsultan Supervisi: CV.DHIAN KARTIKA
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Bangunan
pelengkap
d. Pengawasan
Rp.445.633.800 100 Rp.442.692.100 Selesai
15.39 Rp.445.633.800 Rp.442.692.100
96
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Palbapang - Samas sepanjang 13,00 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan Palbapang - Samas sepanjang 13,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 1.688.677.900,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%) Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek
pembangunan dan
Peningkatan jalan
Palbapang - Samas
Bantul 13.50 PT. MAJU BARU
RAYA
Kontrak:
602.13/BM/452/04
Tgl : 27 Juli 2004
Masa pelaksanaan :
120 hr
Konsultan Supervisi: CV.POLA
PEMBANGUNAN
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.1.688.677.900 100 Rp.1.679.653.200 Selesai
13.50 Rp.1.688.677.900 Rp.1.679.653.200
97
APORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Jalan Lingkar Waduk Sermo sepanjang 1,00 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan Jalan Lingkar Waduk Sermo sepanjang 1,00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 242.908.300,-
No. Tahap Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%) Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
Jalan Lingkar Waduk
Sermo
Kulon
Progo
1.00 CV. KELAPA TUJUH
Kontrak:
602.1/BM/472/04
Tgl : 23 Agustus 2004
Masa pelaksanaan : 120
hr
Konsultan Supervisi: CV.WIRA DHARMA NUSA
f. Pengaspalan
g. Pengecatan
marka
h. Administrasi
dan Panitia
i. Konstruksi
j. Pengawasan
Rp.242.908.300 100 Rp 240.842.300 Selesai
1.00 Rp.242.908.300 Rp 240.842.300
98
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Tegalsari - siluwok,Temon sepanjang 34,10 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan Tegalsari - siluwok,Temon sepanjang 34,20 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 2.693.651.230,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
jalan: Tegalsari -
siluwok,Temon
Kulon
Progo
34.20 PT.HIDAYAH
DUTA SARANA
PUTRA
Kontrak:
602.1/BM/247/04
Tgl : 27 Juli 2007
Masa pelaksanaan :
120 hr
Konsultan Supervisi: CV. ARSS BARU
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp.2.693.651.230 100 Rp.2.457.233.200 Selesai
34.20 Rp.2.693.651.230 Rp.2.457.233.200
99
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Pandean – Playen sepanjang 24,50 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan Pandean – Playen sepanjang 24,80 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 3.333.645.400,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
jalan Pandean –
Playen
Gunung
Kidul
24,80 PT.SURADI
SEJAHTERA RAYA
Kontrak:
602.1/BM/245/04
Tgl : 27 Juli 2004
Masa pelaksanaan :
120 hr
Konsultan Supervisi: CV.PRASIDHA CONSULTANT
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
Rp 3.333.645.400 100 Rp.3.327.528.300 Selesai
24,80 Rp.3.333.645.400 Rp.3.327.528.300
100
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2004
Satuan kerja : Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan akses Goa Bribin sepanjang 5,20 Km
Kegiatan : Peningkatan jalan
Keluaran : Ruas jalan akses Goa Bribin sepanjang 5,20 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 1.804.518.870,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek penimgkatan
jalan Akses Goa
Bribin
Gunung
Kidul
5.20 PT.PERTIWI
PERSADA
Kontrak:
602.1/BM/152/04
Tgl : 27 Juli 2004
Masa pelaksanaan :
120 hr
Konsultan Supervisi: CV.CIPTA BUANA
SEJATI
a. Pengaspalan
b. Pengecatan
marka
c. Administrasi
dan Panitia
d. Konstruksi
e. Pengawasan
f. Pengadaan
tanah
g. Bangunan
pendukung
Rp.1.804.518.870 100 Rp.1.767.331.000 Selesai
5.20 Rp.1.804.518.870 Rp.1.767.331.000
101
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Sedayu - Pandak sepanjang 1, 50 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Sedayu - Pandak sepanjang 1,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 1.375.332.100,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
jalan:
Sedayu – Pandak
Bantul 1.50 PB.WINDYA ARYA
Kontrak:
602.1/BM/472/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. PURI SETA
f. Saluran
(beton)
g. Pasangan
Batu kali (
talud)
h. Pengawasan
i. Biaya
penunjang
j. Pengaspalan
k. Pengadaan
tanah
Rp.
1.375.332.100
100 Rp.
1.072.617.650 selesai
1.50 Rp.
1.375.332.100
Rp.
1.072.617.650
102
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Palbapang – Samas sepanjang 1, 30 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Palbapang – Samas sepanjang 1,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 1.375.332.100,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
jalan:
Palbapang – Samas
Bantul 1,50 CV. TRIASA
Kontrak:
602.1/BM/471/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. TATAREKA PARADYA
g. Sub base
agregat B
h. Base
agregat A
i. Lapis
penutup
j. Bangunan
Pelengkap
k. Pengawasan
l. Biaya
penunjang
Rp.
1.375.332.100
100 Rp.
1.357.151.227
Selesai
1,50 Rp.
1.375.332.100
Rp.
1.357.151.227
103
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Kretek - Depok sepanjang 1, 00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Kretek - Depok sepanjang 1,00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 713.194.600,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
Jalan:
Kretek – Depok
Bantul 1,00
SWAKELOLA f. Base
agregat
kelas A
g. Lapis
penutup
h. Bangunan
pelengkap
i. Pengawasan
j. Biaya
penunjang
Rp.
713.194.600
100 Rp.
702.213.499
Selesai
1,00 Rp.
713.194.600
Rp.
702.213.499
104
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan jalan ruas jalan Kretek - Depok sepanjang 2, 00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Kretek - Depok sepanjang 2,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 2.291.982.300,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Proyek peningkatan
jalan:
Tegalsari – Temon
Kulon
Progo
2,50 CV.INA HASTA
MANDIRI
Kontrak:
602.1/BM/402/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. BANGUN CIPTA
PERSADA
g. Lapis
penutup
h. Bangunan
pelengkap
i. Agregat
kelas A
j. Agregat
kelas B
k. Pengawasan
l. Biaya
penunjang
m. Pengadaan
tanah
Rp.
2.291.982.300
100 Rp.
2.044.833.304 Selesai
2,50 Rp.
2.291.982.300
Rp.
2.044.833.304
105
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Dekso - Samigaluh sepanjang 1, 30 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Dekso - Samigaluh sepanjang 1,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp 1.375.332.100,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan :
Dekso – Samigaluh
Kulon
Progo
1,50 PB.BUDI MULYA
JAYA
Kontrak:
602.1/BM/239/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. WIRA DHARMA NUSA
g. Lapis
penutup
h. Bangunan
pelengkap
i. Agregat
kelas A
j. Agregat
kelas B
k. Pengawasan
l. Biaya
penunjang
Rp.
1.375.332.100
100 Rp.
1.167.459.868 Selesai
1,50 Rp.
1.375.332.100
Rp.
1.167.459.868
106
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Milir – Dayakan – Jalan Sugiman sepanjang 1, 50 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Milir – Dayakan – Jalan Sugiman sepanjang 1, 84 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp, 1.687.026.800,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan :
Milir – Dayakan –
Jalan Sugiman
Kulon
Progo
1,84 PB.KARSINDO
ESTATAMA
Kontrak:
602.1/BM/448/05
Tgl : 27 Juli 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. CIPTA EKAPURNA
EGINEERING CONSULTANT
g. Lapis
penutup
h. Bangunan
pelengkap
i. Agregat
kelas A
j. Agregat
kelas B
k. Pengawasan
l. Biaya
penunjang
m. Pengadaan
tanah
Rp.
1.687.026.800
100 Rp.
1.630.530.417 Selesai
1,84 Rp.
1.687.026.800
Rp.
1.630.530.417
107
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan sepanjang Ngeposari - Pecucak – Bedoyo sepanjang 1, 00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan sepanjang Ngeposari - Pecucak – Bedoyo Sepanjang 1, 00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp, 858.824.900,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan:
Ngeposari - Pecucak
– Bedoyo
. Gunung
Kidul
1,00 PT. MADU LAUT
Kontrak:
602.1/BM/472/05
Tgl : 27 Juli 2005
Masa pelaksanaan : 150
hr Konsultan Supervisi:
CV. CIPTA BUANA SEJATI
g. Lapis
penutup
h. Bangunan
pelengkap
i. Agregat
kelas A
j. Agregat
kelas B
k. Pengawasan
l. Biaya
penunjang
m. Pengadaan
tanah
Rp.
858.824.900
100 Rp.848.750.815 Selesai
1,00 Rp.
858.824.900
Rp.848.750.815
108
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Mbaran (Jerukwudel) – Sadeng sepanjang 1, 30 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Mbaran (Jerukwudel) – Sadeng sepanjang 1, 50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp, 916.995.900,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan
Mbaran (Jerukwudel)
– Sadeng
. Gunung
Kidul
1,50
SWAKELOLA a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
916.995.900
100 Rp.
907.115.391
Selesai
1,50 Rp.
916.995.900
Rp.
907.115.391
109
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Semin – Blimbing sepanjang 1,00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Semin – Blimbing sepanjang 1,00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp, 916.995.900,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(AKm) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan
Semin – Blimbing
Gunung
Kidul
1,00 PB.WINDYA ARYA
Kontrak:
602.1/BM/462/05
Tgl : 23 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. POLA PEMBANGUNAN
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
916.995.900
100 Rp.
887.946.176
Selesai
1,00 Rp.
916.995.900
Rp.
887.946.176
110
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Pandeyan (Getas) – Playen sepanjang 1,00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Pandeyan (Getas) – Playen sepanjang 1,00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp, 916.995.900,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan
Pandeyan (Getas) –
Playen
Gunung
Kidul
1,00 PB.WINDYA ARYA
Kontrak:
602.1/BM/472/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. PURI SETA
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
916.995.900
100 Rp.
905.842.050 Selesai
1,00 Rp.
916.995.900
Rp.
905.842.050
111
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Mulo - Kemiri – Baron sepanjang 1,00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Mulo - Kemiri – Baron sepanjang 1,00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp, 873.317.600,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan :
Mulo - Kemiri –
Baron
Gunung
Kidul
1,00 PT. SUKA JAYA
SARANA
Kontrak:
602.1/BM/472/05
Tgl : 29 Maret 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
PT. POLA PEMBANGUNAN
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
873.317.600
100 Rp.
863.099.531 Selesai
1,00 Rp.
873.317.600
Rp.
863.099.531
112
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan Ruas jalan Akses Goa Bribin sepanjang 5 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Akses Goa Bribin sepanjang 5,20 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp. 2.903.081.800,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan Jalan
Akses Goa Bribin
Gunung
Kidul
5,20 PB.WINDYA ARYA
Kontrak:
602.1/BM/472/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. PURI SETA
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
2.903.081.800
100 Rp.
2.840.465.691 Selesai
5,20 Rp.
2.903.081.800
Rp.
2.840.465.691
113
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Badung – Wero sepanjang 1,30 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Badung – Wero sepanjang 1,50 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp.,582.258.800,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan
Badung – Wero
Gunung
Kidul
1,50
SWAKELOLA
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
582.258.800
100 Rp.
430.484.166 Selesai
1,50 Rp.
582.258.800
Rp.
430.484.166
114
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Hutan Bunder sepanjang 3,00 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Hutan Bunder sepanjang 3,20 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp.1.500.000.000 ,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan
Hutan Bunder
Gunung
Kidul
3,20 CV.TRIASA
Kontrak:
602.1/BM/473/05
Tgl : 20 Agustus 2005
Masa pelaksanaan : 120
hr Konsultan Supervisi:
CV. CIPTA MANUNGGAL
a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
1.500.000.000
100 R.p
1.073.580.824 Selesai
3,20 Rp.
1.500.000.000
R.p
1.073.580.824
115
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BELANJA MODAL
BIDANG BINA MARGA – DINAS KIMPRASWIL PROPINSI DIY
APBD TAHUN ANGGARAN 2005
Satuan kerja : Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Diskimpraswil
Program : Pembangunan dan peningkatan ruas jalan Purwodadi - Pantai Siung sepanjang 3,50 Km
Kegiatan : Rehabilitasi jalan propinsi
Keluaran : Ruas jalan Purwodadi - Pantai Siung sepanjang 4,00 Km
Anggaran : - Belanja Aparatur Daerah Rp.
- Belanja Pelayanan Publik Rp.1.500.000.000 ,-
No. Kegiatan Lokasi
Kab/Kota Panjang
(Km) Penyedia Jasa Uraian
Kegiatan
Anggaran
APBD
Rencana
(%)
Realisasi
Anggaran
Ket.
1. Peningkatan jalan
Purwodadi - Pantai
Siung
Gunung
Kidul
4,00
SWAKELOLA a. Lapis
penutup
b. Bangunan
pelengkap
c. Agregat
kelas A
d. Agregat
kelas B
e. Pengawasan
f. Biaya
penunjang
Rp.
1.690.000.000
100 Rp.
1.679.325.764 Selesai
4,00 Rp.
1.690.000.000
Rp.
1.679.325.764