Post on 21-Mar-2020
14
PENGEMBANGAN SISTEM AGROFORESTRI BERBASIS JELUTUNG RAWA
Sistem agroforestri yang dikembangkan di lahan gambut
mempunyai karakteristik yang spesifik (khas). Pola yang telah
dikembangkan oleh petani setempat dapat dijadikan sebagai
dasar untuk melakukan pengembangan lebih lanjut. Beberapa
aspek penting dalam budidaya jelutung rawa dengan sistem
agroforestri yang bersifat khas di lahan gambut tipis dan gambut
tebal seperti uraian berikut. Aspek penting budidaya jelutung
rawa dengan sistem agroforestri di lahan gambut dangkal
(ketebalan gambut 50-100 cm) oleh petani lokal yang perlu
diperhatikan meliputi: penyiapan lahan, pengelolaan kesuburan
tanah, pengelolaan air dan pola tanam. Pertama, penyiapan
lahan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum
penanaman yang meliputi penebasan gulma dan pengolahan
tanah. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tajak,
cangkul dan sundak. Petani lokal dalam penyiapan lahan
menggunakan tajak (parang bertangkai panjang) yang berfungsi
ganda, yaitu selain untuk menebas gulma juga untuk memapas
lapisan permukaan tanah 5 – 10 cm. Hal ini sekaligus berfungsi
sebagai pengolahan tanah minimum. Penyiapan lahan dengan
olah tanah yang minimal menggunakan tajak merupakan usaha
petani lokal agar lapisan gambut tidak/sedikit terganggu
sehingga lapisan pirit tidak tersingkap. Proses penyiapan lahan
yang dilakukan petani lokal adalah tebas-bakar-penyimpukan
(pembersihan).
PENDAHULUAN
Pemanfaatan fungsi produksi lahan rawa gambut saat
ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh potensi
yang dimilikinya. Luas lahan gambut di dunia diperkirakan
sekitar 426,2 juta ha atau 2% luas daratan dunia, yang
tersebar pada 80 negara di dunia. Indonesia mempunyai
lahan gambut seluas 17,2 juta ha atau sekitar 10% luas
daratan Indonesia (Noor, 2001). Hal ini menempatkan
Indonesia sebagai negara yang memiliki lahan gambut tropis
terluas di dunia dan peringkat ke empat untuk lahan gambut
secara umum. Fungsi produksi dan fungsi perlindungan
lingkungan dalam ekosistem lahan rawa gambut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga jika
fungsi perlindungan lingkungan menurun, maka fungsi
produksi dapat terganggu (Maltby dan Immirzi, 1996).
Pemanfaatan lahan rawa gambut untuk pertanian harus
memperhatikan keseimbangan kedua fungsi tersebut. Dua
hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan fungsi
produksi lahan rawa gambut adalah adanya sifat kering tak
balik (irreversible drying) gambut dan penurunan
permukaan lahan gambut (subsidence). Kedua hal tersebut
harus diminimalisir agar pemanfaatan fungsi produksi lahan
gambut dapat lestari.
3322
Salah satu sistem pengelolaan lahan rawa gambut
yang dapat diterapkan untuk menjawab tantangan di
atas adalah sistem agroforestri berbasis jenis lokal.
Salah satu jenis pohon asli lahan rawa gambut yang
berpotensi untuk dikembangkan adalah jelutung rawa.
Pengembangan jelutung rawa dengan sistem
agroforestri untuk memulihkan lahan gambut
terdegradasi diprioritaskan pada lahan gambut yang
telah dikonversi tetapi kurang sesuai untuk tanaman
pertanian dan perkebunan. Pengembangannya
berdasarkan sistem agroforestri yang telah
dikembangkan oleh petani lokal, dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik wanatani (agroforestri),
wanamina (silvofishery), wanaternak (silvopasture),
maupun kombinasinya, yakni tanaman semusim-pohon-
ternak (agrosilvopasture) atau tanaman semusim-
pohon-ikan (agrosilvofishery) tergantung dari
sumberdaya dominan yang terdapat di lokasi
pengembangan (Bastoni dan Lukman, 2006).
Penerapan sistem agroforestri pada
pengembangan jenis jelutung dimaksudkan
untuk diversifikasi komoditi, usaha dan
pendapatan sehingga akan dapat meningkatkan
minat petani untuk membudidayakan jelutung
rawa yang berjangka panjang. Pengembangan
jelutung dengan sistem agroforestri harus melalui
suatu kegiatan diagnostik untuk melihat
kebutuhan masyarakat dan designing untuk
memolakan pertanamannya melalui partisipasi
aktif agar bisa dipraktekkan oleh petani setempat.
Buku saku ini bertujuan untuk mempromosikan
pola-pola agroforestri berbasis jelutung rawa
yang dapat dikembangkan di lahan rawa gambut
dalam rangka memulihkan lahan rawa gambut
terdegradasi.