Post on 27-Jun-2019
i
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA SISTEM POWER MIRROR PADA MATA KULIAH PRAKTIK
KELISTRIKAN BODI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
oleh Abdul Hamid Cahyadi
5202412050
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Mahasiswa : Abdul Hamid Cahyadi
NIM : 5202412050
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1
Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan
Multimedia Sistem Power Mirror Pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan
Bodi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri
Semarang” ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan
sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iv
ABSTRAK
Hamid, Abdul. 2017 Pengembangan Multimedia Sistem Power Mirror Pada
Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1).Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd, ST,
MT. (2).Drs. Supraptono, M.Pd.
Kata Kunci: multimedia, power mirror, efektif, pengembangan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan multimedia sistem
power mirror yang telah dikembangkan dan menguji keefektifan multimedia
sistem power mirror yang telah dikembangkan dalam pembelajaran pada mata
kuliah kelistrikan otomotif sebagai mata kuliah pengantar sebelum mata kuliah
praktik sistem kelistrikan bodi. Kelayakan multimedia dilihat dari persentase
penilaian ahli media dan ahli materi. Keefektifan multimedia dilihat dari hasil uji t
pada pre test dan post test
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan dengan
model 4-D yang terdiri 4 tahap yaitu define, Design, Development and Dessiminate. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain
eksperimen dengan one group pretest - posttest. Subjek uji coba dalam penelitian
berjumlah 30 mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang yang mengambil mata kuliah praktik sistem
kelistrikan bodi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini ada dua yaitu instrumen tes dan instrumen kuesioner (angket).
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dihasilkan multimedia yang sudah
divalidasi dan diuji cobakan, hasil validasi yang dilakukan memperoleh nilai
persentase rata-rata sebesar 87% dari ahli media dan 85,76% dari ahli materi.
Kedua penilaian ahli tersebut memperoleh kriteria sangat layak. Hasil dari uji
coba kepada mahasiswa dalam pembelajaran terbukti efektif dan mampu
meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan selisih rata-rata pretest-posttest sebesar 20,4, selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung
sebesar 16,12 dan ttabel 2,045 (thitung > ttabel). Hasil tersebut menunjukkan terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan.
Penelitian ini diharapkan mampu membantu dunia pendidikan dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
multimedia. Hasil multimedia yang telah dikembangkan dapat dimanfaatkan
untuk membantu proses pembelajaran sistem power mirror dan juga membantu
mahasiswa untuk belajar mandiri. Seiring dengan perkembangan teknologi yang
semakin maju dan kreatif diharapkan penelitian pengembangan multimedia
pembelajaran dapat berlangsung secara berkelanjutan sebagai upaya untuk
membantu dosen dan mahasiswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
v
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah Yang maham Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, akhirnya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan Skripsi.
Skripsi ini berjudul “Pengembangan Multimedia Sistem Power Mirror
Pada Mata Kuliah Praktik Kelistrikan Bodi Program Studi Pendidikan Teknik
Otomotif Universitas Negeri Semarang”. Pada kesempatan ini tak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam
penulisaan skripsi ini, diantaranya :
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakutas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Bapak Rusiyanto, S.Pd, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Dwi Widjanarko S.Pd, M.T. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Otomotif S1 dan selaku dosen pembimbing 1 yang telah
meluangkan untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Drs.Supraptono M.Pd. selaku dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan
untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
vi
6. Wahyudi, S.Pd, M.Eng. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak ibu tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan.
8. Teman teman Jurusan teknik mesin , Salam Solidarity ‘M’ Forever.
9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .....................................................iii
ABSTRAK ........................................................................................................iv
PRAKATA .......................................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................vii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN ........................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................4
D. Rumusan Masalah ............................................................................5
E. Tujuan Pengembangan .....................................................................5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan..........................................5
G. Manfaat Pengembangan ...................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................8
A. Kajian Teori......................................................................................8
1. Pengertian Media Pembelajaran ..................................................8
2. Fungsi Media Pembelajaran ........................................................10
3. Manfaat Media Pembelajaran ......................................................11
4. Macam – Macam Media Pembelajaran .......................................12
5. Pengertian Multimedia ................................................................13
6. Pengembangn Multimedia Pembelajaran ....................................15
7. Evaluasi Penilaian Multimedia ....................................................18
8. Keefektifan Media Pembelajaran ................................................21
viii
9. Power Mirror...............................................................................22
a. Definisi Sistem Power Mirror ................................................22
b. Komponen Sistem Power Mirror ...........................................24
c. Cara Kerja Rangkaian Sistem Power Mirror .........................28
10. Konsep Multimedia Sistem Power Mirror ...............................37
B. Kajian Penelitian yang Relevan .....................................................38
C. Kerangka Pikir Penelitian ..............................................................40
D. Pertanyaan Penelitian .....................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................42
A. Model Pengembangan ....................................................................42
B. Prosedur Pengembangan ................................................................42
1. Tahap Pendefinisian (Define) ....................................................42
2. Tahap Perancangan (Design) ....................................................45
3. Pengembangan (Develop) .........................................................47
4. Penyebaran (Dessiminate) .........................................................48
C. Uji Coba Produk ............................................................................49
1. Desain Uji Coba ........................................................................49
2. Subyek Coba .............................................................................49
3. Jenis Data ..................................................................................50
4. Instrumen Pengumpul Data .......................................................51
5. Teknik Analisis Data .................................................................56
BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................60
A. Data uji coba ..................................................................................60
1. Data hasil define........................................................................60
2. Data hasil design .......................................................................62
3. Data hasil develop .....................................................................66
4. Data hasil desieminate...............................................................69
B. Analisis data...................................................................................69
1. Analisis Data define ..................................................................69
2. Analisis Data design ..................................................................70
3. Analisis data develop.................................................................70
ix
C. Revisi Produk .................................................................................72
D. Kajian Produk Akhir ......................................................................77
BAB V. PENUTUP ..........................................................................................87
A. Simpulan Tentang Produk .............................................................87
B. Saran Pemanfaatan Hasil Pengembangan......................................88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................93
x
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
Simbol Arti
∑ Jumlah
B Rata-rata selisih pengukuran awal dan akhir
Ei Frekuensi observasi
Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
Skor rata-rata
Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
Rerata skor total
N Jumlah sampel
Oi Frekuensi yang diharapkan
O1 Tes Awal (Pre Test)
O2 Tes Akhir (Post Test)
p Proporsi yang menjawab benar
q Proporsi yang menjawab salah (q=1-p)
rpbis Validitas (rhitung)
r11 Reliabilitas Instrumen
Standar deviasi selisih pengukuran awal dan akhir
Standar deviasi dari skor total proporsi
t Hasil Uji-t
xi
V Varians
Varians total
X Perlakuan
Chi kuadrat
Koefisien korelasi biserial
Singkatan Arti
Lt Up Left Up
MLV Mirror Left Vertical
MRV Mirror Right Vertical
MLH Mirror Left Horisontal
MRH Mirror Right Horisontal
Rt Dwn Right Down
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kapasitas Arus Sekering Berdasarkan Tipe dan Warna ...................26
Tabel 3.1 Nama – Nama Validator ...................................................................47
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Ahli Media ............................................51
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Ahli Materi ............................................52
Tabel 3.4 Indikator Soal Tes Hasil Belajar Jenis Pilihan Ganda ......................53
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Dari Guilford ..............................55
Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Berdasarkan Hasil Skor untuk ahli media .........57
Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Berdasarkan Hasil Skor untuk ahli materi ........57
Tabel 4.1 Hasil Uji Kelayakan Ahli Media ......................................................66
Tabel 4.2 Hasil Uji Kelayakan Ahli Materi ......................................................67
Tabel 4.3 Data Hasil Pre Test dan Post Test ....................................................68
Tabel 4.4 Revisi Produk ...................................................................................73
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Wiring diagram sistem kelistrikan power mirror ..........................23
Gambar 2.2 Baterai ...........................................................................................24
Gambar 2.3 Kunci kontak .................................................................................24
Gambar 2.4 Sekering ........................................................................................25
Gambar 2.5 Kabel bodi .....................................................................................26
Gambar 2.6 Saklar power mirror ......................................................................27
Gambar 2.7 Motor power mirror ......................................................................27
Gambar 2.8 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat kunci
kontak posisi ACC dan ON (IG)....................................................28
Gambar 2.9 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat
kaca spion kanan bergerak vertikal ke atas ....................................29
Gambar 2.10 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat
kaca spion kanan bergerak vertikal ke bawah ...............................30
Gambar 2.11 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat
kaca spion kanan bergerak horizontal ke kanan ............................31
Gambar 2.12 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat
kaca spion kanan bergerak horizontal ke kiri ................................32
Gambar 2.13 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat kaca
spion kiri bergerak vertikal ke atas ...............................................33
Gambar 2.14 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat kaca spion
kiri bergerak vertikal ke bawah .....................................................34
Gambar 2.15 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat kaca
spion kiri bergerak horizontal ke kanan .........................................35
Gambar 2.16 Rangkaian kelistrikan sistem power mirror pada saat kaca
spion kiri bergerak horizontal ke kiri .............................................36
Gambar 2.17 Konsep Isi Multimedia ................................................................37
Gambar 2.18 Kerangka fikir penelitian ............................................................41
Gambar 3.1 Tahapan pengembangan model 4-D .............................................42
Gambar 3.2 Alur penelitian dan pengembangan 4-D model ............................47
xiv
Gambar 3.3 Desain penelitian eksperimen (Before-After)................................49
Gambar 4.1 Desain awal tampilan pembuka ...................................................64
Gambar 4.2 Desain awal tampilan home ..........................................................64
Gambar 4.3 Desain awal tampilan menu pengembang ....................................64
Gambar 4.4 Desain awal tampilan menu pembelajaran ...................................65
Gambar 4.5 Desain awal tampilan menu materi ...............................................65
Gambar 4.6 Desain awal tampilan menu evaluasi ............................................65
Gambar 4.7 Tampilan halaman utama sebelum revisi ......................................75
Gambar 4.8 Tampilan halaman utama setelah revisi ........................................75
Gambar 4.9 Tampilan cara kerja sebelum revisi .............................................76
Gambar 4.10 Tampilan cara kerja setelah revisi .............................................76
Gambar 4.11 Tampilan materi sebelum revisi .................................................77
Gambar 4.12 Tampilan materi setelah revisi ...................................................77
Gambar 4.13 Tampilan awal pembuka multimedia sistem power mirror ........81
Gambar 4.14 Tampilan home multimedia sistem power mirror ......................81
Gambar 4.15 Tampilan menu pengembang multimedia
sistem power mirror .......................................................................81
Gambar 4.16 Tampilan menu pembelajaran multimedia
sistem power mirror .......................................................................82
Gambar 4.17 Tampilan menu materi multimedia sistem power mirror ...........82
Gambar 4.18 Tampilan menu evaluasi multimedia sistem power mirror ........82
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Seminar Proposal Skripsi .............................94
Lampiran 2 Daftar Hadir Seminar Proposal Skripsi .....................................95
Lampiran 3 Surat Tugas Dosen Pembimbing ...............................................96
Lampiran 4 Surat Tugas Dosen Penguji ......................................................97
Lampiran 5 Permohonan Validator Media 1 ...............................................98
Lampiran 6 Permohonan Validator Media 2 ................................................99
Lampiran 7 Permohonan Validator Materi 1 ..............................................100
Lampiran 8 Permohonan Validator Materi 2 ..............................................101
Lampiran 9 Detail Produk Multimedia .......................................................102
Lampiran 10 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ..................................106
Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas ........................................................111
Lampiran 12 Lembar Validasi Ahli Media .................................................112
Lampiran 13 Perhitungan Persentase Kelayakan Dari Ahli Media ............118
Lampiran 14 Lembar Validasi Ahli Materi ................................................119
Lampiran 15 Perhitungan Persentase Kelayakan Dari Ahli Materi ............127
Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Pretest .......................................128
Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Postest ......................................129
Lampiran 18 Perhitungan Uji-T .................................................................130
Lampiran 19 Soal Uji Coba Dan Kunci Jawaban ......................................131
Lampiran 20 Daftar Hadir Peserta Pre Test ...............................................138
Lampiran 21 Daftar Hadir Peserta Post Test .............................................140
Lampiran 22 Sampel Data Peserta Pre Test ...............................................142
Lampiran 23 Sampel Data Peserta Post Test ..............................................143
Lampiran 24 Story Board Multimedia ........................................................144
Lampiran 25 Peta Konsep Multimedia .......................................................151
Lampiran 26 Dokumentasi .........................................................................152
Lampiran 27 Daftar Distribusi X² ...............................................................154
Lampiran 28 Daftar Distribusi T ...............................................................155
Lampiran 29 Flow Chart Multimedia Sistem Power Mirror .....................156
Lampiran 30 Data Hasil Pre Test Dan Post Test ........................................159
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah
sedemikian maju, begitu pula pada bidang otomotif khususnya sistem kelistrikan
mobil. Mobil-mobil saat ini telah banyak menggunakan sistem kerja otomatis
pada cara pengoperasiannya. Penggunaan sistem kerja otomatis itu adalah salah
satu upaya untuk menghadapi persaingan antar produsen otomotif. Guna
mengembangkan industri otomotif yang lebih baik, diperlukan sumber daya
manusia (SDM) yang baik pula di dalam bidang tersebut. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah dengan pendidikan.
Undang-undang dasar mengenai Sistem Pendidikan Nasional no 22 tahun 2003
pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu jenjang dalam pendidikan yang digunakan untuk memperbaiki
kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi
adalah suatu lembaga pendidikan formal yang berfungsi untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Agar dapat mencapai tujuan tersebut maka dilakukan suatu
proses pembelajaran. Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk memperoleh
hasil pembelajaran optimal seperti yang diharapkan. Hasil pembelajaran
2
merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan seorang peserta didik dalam
menjalani proses belajar memahami konsep dan seberapa efektif metode
pembelajaran yanbg diberikan oleh dosen. Dosen memiliki tugas untuk
mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasikan sehingga
pengetahuan itu menjadi bagian dari sikap peserta didik. Pencapaian untuk
mengalihkan seperangkat pengetahuan tersebut, diperlukan suatu komunikasi
yang baik antara dosen dan peserta didik. Rancangan pembelajaran yang disusun
hendaknya dapat menarik minat peserta didik sehingga pembelajaran berjalan
dengan efektif, efisien dan hasilnya optimal.
Pendidikan Teknik Otomotif S1 adalah program studi yang ada di
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Sesuai visi misi Pendidikan
Teknik Otomotif S1 yaitu membentuk karakter muda menjadi calon guru
profesional yang handal di bidangnya, sehingga lulusan mampu bersaing di dalam
dunia pendidikan maupun dunia industri. Sejalan dengan visi dan misi Program
Studi Pendidikan Teknik Otomotif S1 tersebut sistem kelistrikan bodi merupakan
salah satu mata kuliah praktik mata kuliah yang wajib diikuti oleh peserta didik
program studi Pendidikan Teknik Otomotif S1. Pada mata kuliah ini peserta didik
dituntut mampu memahami komponen dan konsep dari sistem kelistrikan bodi
dan cara kerja dari komponen sistem kelistrikan bodi .
Masalah umum yang sering dihadapi peserta didik adalah masih banyak
yang belum dapat memahami materi yang disampaikan saat pembelajaran,
sehingga mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Banyak faktor yang
menyebabkan hasil belajar mengalami kegagalan di bidang akademik baik faktor-
3
faktor yang ada dari dalam dan luar diri peserta didik seperti tingkat intelegensi
yang rendah, kurangnya motivasi belajar, cara belajar yang kurang efektif,
minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar, tingkat disiplin diri yang rendah
dan bahan ajar yang masih kurang dan sebagainya.
Kemajuan teknologi berpengaruh cukup besar pada proses pembelajaran
di era modern seperti sekarang. Media pembelajaran yang berkembang merupakan
salah satu bukti perkembangan teknologi. Pemanfaatan komputer sebagai media
pembelajaran merupakan bukti perkembangan teknologi. Dengan menggunakan
program komputer dosen dapat menampilkan alat peraga dalam bentuk gambar
dan cara kerja sistem tanpa harus membawa benda asli dalam ruang perkuliahan.
Penguasaan materi tidak terlepas dari metode dan media pembelajaran yang
digunakan. Pada mata kuliah sistem kelistrikan bodi tahun ajaran 2014/2015
software microsoft office powerpoint digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran, adapun media-media pembelajaran yang digunakan dalam
perkuliahan sistem kelistrikan bodi antara lain media peraga sistem power mirror,
media berbasis powerpoint dan media text book. Masing-masing media tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan sedangkan media pembelajaran sistem power
mirror berbasis multimedia belum banyak dikembangkan secara optimal oleh
beberapa perguruan tinggi, khususnya Universitas Negeri Semarang yang di
dalamnya terdapat program studi Pendidikan Teknik Otomotif S1.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman belajar di Jurusan Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang pembelajaran mata kuliah sistem kelistrikan
bodi perlu adanya pengembangan multimedia sistem kelistrikan power mirror
4
sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mengajar yang ada
di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Dengan adanya
multimedia sistem kelistrikan power mirror diharapkan peserta didik akan
semakin aktif dalam proses pembelajaran di kelas dan memahami materi yang
disampaikan saat pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan
yang telah ditetapkan maka perlu adanya identifikasi masalah. Beberapa masalah
yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu:
1. Adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi saat
proses pembelajaran berlangsung.
2. Materi sistem kelistrikan power mirror dan alat peraga yang digunakan untuk
pembelajaran masih terbatas.
3. Proses pembelajaran menggunakan text book, papan tulis dan powerpoint slide
yang disertai ceramah masih sulit dipahami oleh peserta didik.
4. Belum adanya multimedia sistem kelistrikan bodi khususnya pada sistem
power mirror untuk mendukung pembelajaran praktik kelistrikan bodi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar permasalahan dalam
penelitian ini menjadi jelas maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini
dibatasi pada multimedia sistem kelistrikan power mirror untuk mendukung
pembelajaran mahasiswa dalam mata kuliah praktik kelistrikan bodi. Multimedia
5
yang dikembangkan berupa multimedia pembelajaran interaktif dengan materi
komponen, rangkaian kelistrikan, dan cara kerja sistem power mirror.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah multimedia sistem power mirror yang dikembangkan layak untuk
digunakan dalam pembelajaran ?
2. Apakah multimedia sistem power mirror yang dikembangkan efektif untuk
digunakan dalam pembelajaran?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Menguji kelayakan multimedia sistem power mirror yang dikembangkan
memenuhi kriteria layak.
2. Menguji keefektifan multimedia sistem power mirror yang dikembangkan
untuk digunakan dalam pembelajaran.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Pembuatan multimedia menggunakan aplikasi Microsoft PowerPoint yang
hasilnya dapat diaplikasikan pada keping CD.
2. Pengembangan multimedia berupa pembuatan materi ajar dan animasi sistem
kelistrikan power mirror.
3. Materi bahan ajar yang akan dibuat berisikan identifikasi nama komponen,
fungsi komponen, prinsip kerja dan cara kerja sistem kelistrikan power mirror.
6
4. Menu utama dalam multimedia ini adalah pengembang, pembelajaran, materi
dan evaluasi.
5. Tampilan multimedia berupa teks materi, audio, animasi dan video yang
diperlukan pada pembahasan materi sistem kelistrikan power mirror.
6. Multimedia ini dibuat dengan file format akhir berupa *.Microsoft Office
Powerpoint Macro-Enabled Slide Show.
G. Manfaat Pengembangan
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan memberikan manfaat bagi pihak lain,
diantaranya :
1. Dengan multimedia pembelajaran sistem power mirror mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman tentang fungsi sistem power mirror.
2. Dengan multimedia pembelajaran sistem power mirror mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman tentang mengidentifikasi komponen sistem power
mirror.
3. Dengan multimedia pembelajaran sistem power mirror mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman tentang fungsi komponen sistem power mirror.
4. Dengan multimedia pembelajaran sistem power mirror mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman tentang memahami prinsip kerja sistem power
mirror.
5. Teks dan audio pada materi multimedia ini dapat dijadikan bahan acuan untuk
mempelajari fungsi komponen sistem power mirror.
7
6. Animasi dan video pada materi multimedia ini dapat digunakan untuk
mempermudah pemahaman cara kerja dan alur rangkaian kelistrikan pada
sistem power mirror.
7. Menu evaluasi dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mahasiswa untuk
mengukur tingkat pemahaman pada materi sitem kelistrikan power mirror.
8. Multimedia pembelajaran yang berisikan teks, audio dan animasi dapat
digunakan oleh pendidik atau dosen sebagai media pembelajaran dalam
proses mengajar.
9. Meningkatkan motivasi dan daya tarik peserta didik atau mahasiswa karena
kemudahan dalam mempelajari sistem power mirror.
10. Mempermudah pendidik atau dosen dalam mengajar materi sitem power
mirror.
11. Merangsang kreatifitas pendidik atau dosen dalam mengembangkan media
pembelajaran.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2013: 3)
menyatakan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi tertentu, sehingga membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini guru, buku teks dan
lingkungan sekolah merupakan media. Rusman, et al (2011: 60) mengatakan
bahwa pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik, guru
dan bahan ajar. Tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media maka
komunikasi tidak akan berjalan dengan baik. Media yang dipakai dalam proses
pembelajaran adalah media pembelajaran, yang berfungsi sebagai perantara pesan
kepada peserta didik. Pesan yang dimaksud dalam hal ini adalah materi
pembelajaran.
Musfiqon (2012: 28) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat di
definisikan sebagai alat bantu berupa fisik ataupun nonfisik yang sengaja
digunakan sebagai perantara antara pendidik dengan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, sehingga materi
pembelajaran cepat diserap dan menarik minat peserta didik untuk belajar. Secara
lebih lanjut Susiliana & Riana (2009: 7) menjelaskan bahwa media pembelajaran
adalah sebuah wadah dari pesan, dimana pesan yang dimaksud adalah materi
9
pembelajaran yang ingin disampaikan untuk mencapai sebuah proses
pembelajaran. Menurut Briggs (1970) dalam buku Sadiman, dkk (2007: 6) media
pembelajaran adalah sarana fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
mahasiswa untuk belajar, seperti: buku, film, kaset, film bingkai dan sebagainya.
National Education Association (NEA) dalam Nurseto (2011: 20) mendefinisikan
media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca,
atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut.
Kustandi dan Bambang (2011: 8) menyampaikan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Anwar (2009: 142) dalam jurnal Shubhi, dkk (2015: 85)
menyampaikan variasi dalam metode pembelajaran dan pemanfaatan media
pembelajaran merupakan salah satu faktor dalam setrategi pembelajaran yang
menentukan keefektifan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran demi tercapai nya sebuah proses
pembelajaran. Materi pembelajaran akan lebih mudah diserap dan dipahami oleh
peserta didik serta menarik minat peserta didik untuk mempelajari materi lebih
lanjut. Dengan kata lain media pembelajaran adalah alat bantu yang di desain
sesuai dengan kebutuhan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
10
2. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media adalah : (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbal.
(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. (3)
Menimbulkan semangat belajar, interaksi langsung antara peserta didik dan
sumber belajar. (4) Memungkinkan peserta belajar mandiri sesuai dengan bakat
dan kemampuan visual, auditori, serta kinestiknya. (5) Memberi stimulus yang
sama, membandingkan pengalaman,dan menimbulkan persepsi yang sama
(Sadiman, 2011: 17). Sementara Rusman, et al (2012: 65) mengatakan bahwa
dalam proses pembelajaran, media pembelajaran berfungsi untuk memperjelas,
memudahkan dan membuat menarik pesan pembelajaran yang akan disampaikan
oleh pendidik serta memotivasi dan mengefisienkan proses belajar.
Secara lebih jelas Susiliana & Riana (2009: 7) menyampaikan bahwa
fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal seperti berikut ini :
a. Penggunaan media pembelajaran memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana
bantu untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif.
b. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
c. Media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang berhubungan dengan
komponen lain dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
d. Penggunaan media pembelajaran harus relevan dengan kompetensi yang ingin
dicapai dalam pembelajaran itu sendiri.
e. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar.
11
g. Media pembelajaran meletakan dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena
itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Susiliana & Riana (2009: 10) media pembelajaran memiliki
nilai manfaat seperti berikut : (1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak.
(2) Menghadirkan objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar. (3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
(4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Sudjana & Rifai dalam Arsyad (2013: 28) juga menjelaskan manfaat
yang akan didapat ketika menggunakan media pembelajaran antara lain : (1)
Pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
(2) Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah dipahami. (3)
Metode belajar lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh pendidik. (4) Peserta didik dapat banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian penjelasan dari pendidik tetapi
peserta didik akan aktif mengamati, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Penetapan metode yang tepat dan penggunaan media yang praktis dalam
proses belajar mengajar mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan, serta dapat mempermudah siswa dalam menerima dan mengolah
informasi yang diterimanya (Bachtiar dkk, 2009: 81) Keuntungan multimedia
pembelajaran Frenrich (1997) dalam Kustandi dan Bambang (2011: 70) adalah
sebagai berikut; 1) Pengguna belajar sesuai dengan kemampuannya. 2) Belajar
pada waktu munculnya kebutuhan. 3) Pembelajar menyesuaikan diri dengan
12
kemampuan. 4) Pembelajar terdorong mengejar pengetahuan dan memperoleh
umpan balik seketika. 5) Pembelajar dapat mengikuti tes evaluasi yang objektif
yang tersedia. 6) Pembelajar menikmati privasi dimana ia tidak perlu malu saat
melakukan kesalahan. 7) Belajar dimana saja, kapan saja, tanpa terikat waktu
yang ditentukan. 8) Belajar saat kebutuhan muncul.
Kemp & Dayton (1985: 3-4) dalam buku Arsyad (2013: 21-23)
mengemukakan dampak positif penggunaan media, yaitu: (1) Penyampaian
pembelajaran menjadi lebih baku. (2) Pembelajaran bisa lebih menarik. (3)
Pembelajaran menjadi lebih interaktif. (4) Lama waktu pembelajaran dapat
dipersingkat. (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. (6) Pembelajaran dapat
dilakukan kapan dan dimana saja. (7) Sikap positif mahasiswa terhadap apa yang
dipelajari dapat ditingkatkan. (8) Peran dosen dapat berubah ke arah yang lebih
positif.
4. Macam-macam media pembelajaran
Sudjana dan Rivai (2009: 3) menjelaskan ada berapa media pembelajaran
yang sering digunakan dalam proses pembelajaran. (1) Media grafis yaitu media
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. (2) media tiga dimensi yaitu media
padat yang memiliki bentuk model seperti alat peraga. (3) media proyeksi seperti
slide gambar ataupun OHP. Sedangkan Hamdani (2011: 248) menjelaskan media
pembelajaran dikelompokan menjadi tiga (3) jenis, yaitu : (1) Media visual, media
yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra pengelihatan. (2) Media
Audio, media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
13
mempelajari bahan ajar. (3) Media Audio Visual, gabungan antara audio dan
visual atau media pandang dengar.
Sementara itu Arsyad (2013: 31) menjelaskan beberapa macam media
berdasaarkan teknologi yaitu (1) Teknologi cetak adalah media yang melalui
proses percetakan misalnya buku. (2) Teknologi audio visual, media yang
menggunakan mesin – mesin mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan.
(3) Teknologi berbasis komputer, media yang menggunakan mikroprosesor
sebagai penyampai pesan dan media ini tersimpan dalam bentuk digital. (4) Media
gabungan, media yang menggabungkan beberapa bentuk media yang dikendalikan
dengan komputer atau biasa disebut multimedia. Berdasarkan bebrapa penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa media gabungan atau multimedia adalah media
yang kompleks yang menggabungkan beberapa media untuk menyampaikan
pesan dan dikendalikan melalui komputer.
5. Pengertian multimedia
Munir (2013: 2) menjelaskan bahwa multimedia berasal dari multi dan
media. Multi berasal dari bahasa latin, yaitu nouns yang artinya banyak atau
bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medium
yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan,
menghantarkan atau membawa sesuatu. Secara lebih lanjut Kustandi & Sutjipto
(2011: 68) juga mengatakan multimedia adalah alat bantu penyampai pesan yang
menggabungkan dua atau lebih media, meliputi teks, gambar, grafik, foto, suara,
film dan animasi secara terintegrasi.
14
Tan Seng Chee dan Angela F.L. Wong dalam (Lestari, 2013: 85)
menyatakan bahwa multimedia secara tradisional merujuk kepada penggunaan
beberapa media, sedangkan multimedia pada zaman sekarang merujuk kepada
penggunaan gabungan beberapa media dalam penyajian pembelajaran melalui
komputer. Suyanto (2005: 255) dalam bukunya menyampaikan beberapa objek-
objek multimedia, yaitu terdapat enam jenis objek: teks, grafik/image,
audio/bunyi, video, animasi, dan software.
Konsep lain dari Constantinescu (2007: 2) menyatakan bahwa
“Multimedia refers to computer-based systems that use various types of content,
such us text, audio, video, graphics, animation, and interactivity.” Maksudnya
adalah bahwa multimedia merujuk kepada sistem berbasis komputer yang
menggunakan berbagai jenis isi seperti teks, audio, video, grafik, animasi, dan
interaktivitas. Pengertian yang lebih komprehensif juga disampaikan oleh Mao
Neo dan Ken T.K. Neo dalam Munir (2013: 5) bahwa multimedia merupakan
gabungan berbagai tipe media digital seperti teks, gambar, suara, dan video dalam
sebuah aplikasi atau presentasi interaktif multisensory untuk menyampaikan suatu
pesan atau informasi kepada pemirsa. Menurut Bocharova (2010: 1) multimedia
adalah satu set perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk
membuat, menyimpan, dan mengirimkan informasi yang disajikan dalam berbagai
format digital.
Hofteder dalam Darmawan (2013: 32) mengatakan bahwa multimedia
dapat dianggap sebagai suatu pemanfaaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (animasi dan video) dengan
15
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Dari beberapa pengertian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah sebuah program yang
dapat menyampaikan berbagai macam konten digital seperti teks, gambar, grafik ,
foto, suara, video dan animasi yang dikemas dalam satu file digital yang
dioperasikan melalui komputer kemudian digunakan untuk menyampaikan dan
menghantarkan pesan kepada publik.
6. Pengembangan multimedia pembelajaran
Dalam pengembangan media pembelajaran ada beberapa tahapan
sederhana yang dapat dilakukan, Sutopo dalam Munir ( 2013: 104 ) berpendapat
bahwa pengembangan multimedia terdiri dari 6 tahapan, yaitu :
a. Concept, tahap menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identification
audience) juga menentukan macam aplikasi dan tujuan aplikasi.
b. Design, tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya,
tampilan, dan kebutuhan bahan untuk program.
c. Material collecting, tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Assembly, tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat.
e. Testing, tahap testing dilakukandengan menjalankan aplikasi / program dan
dilihat apakah ada kesalahan atau tidak.
f. Distribution,tahap dimana aplikasi disimpan dalam suatu media penyimpanan.
Newby dalam (Lestari, 2013: 84) mengemukakan bahwa ada 4 tahapan
dasar dalam pengembangan media berbasis multimedia, yaitu: (1) Planning,
berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan kurikulum dan tujuan
16
instruksional, (2) Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk
rancangan, (3) Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk
purwarupa, dan (4) Test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diuji coba, uji
coba dilakukan untuk menguji reliabilitas, validitas, dan objektifitas media.
Sementara Sanjaya (2012: 128) menjelaskan lebih lanjut bahwa ada 3
tahapan, yaitu tahapan perancangan, tahap pengembangan naskah media dan
produksi media;
1. Tahap Perancangan
Tahap perancangan bisa disebut tahapan menentukan tujuan serta cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, yang meliputi;
a. Identifikasi kebutuhan, media yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan
yang dirasakan mahasiswa.
b. Perumusan tujuan, tujuan pembelajaran ini harus sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan pada materi pembelajaran.
c. Pengembangan materi, dalam mengembangkan materi ada beberapa kriteria
yang diperhatikan, diantaranya:
1)Sahih atau valid, maksudnya bahwa materi telah teruji kebenaranya, berangkat
dari teori dan menunjukkan sumber yang digunakan.
2)Tingkat kebermaknaan, yang berarti bermakna bagi mahasiswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran (relevansi antara tujuan dan materi).
3)Kebermanfaatan, bahwa materi secara akademis dan non-akademis
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
17
4)Kesesuaian dengan mahasiswa, bahwa materi yang disajikan sesuai dengan
tingkat perkembangan mahasiswa.
5)Menarik minat, artinya dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajarinya
lebih lanjut.
2. Penulisan naskah media
Naskah media dibuat sesuai dengan jenis media yang digunakan, hal ini
bisa dilakukan apabila dibutuhkan pembuatan sinopsis (ringkasan cerita),
treatment (gambaran runtutan cerita). Sebagai contoh dalam membuat media
audio-visual yang membutuhkan banyak pihak terkait didalamnya.
3. Produksi media
Tahap produksi media adalah tahap dimana kegiatan pembuatan media
dilaksanakan, dari semua materi ataupun bahan-bahan media yang dipersiapkan
diproses atau disusun menjadi satu kesatuan media yang serasi. Dalam produksi
media pembelajaran ada banyak media yang bisa digunakan, apabila media ini
output-nya menjadi sebuah multimedia. Pada penelitian ini media yang akan
digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran adalah powerpoint.
Tahapan produksi media selanjutnya adalah pasca produksi yang di
dalamnya ada evaluasi media yang dilakukan oleh para ahli terkait, kemudian
dilakukan uji coba terbatas untuk melihat validitas materi, berikutnya dilakukan
revisi produk akhir secara keseluruhan agar menjadi media yang layak dan sesuai
untuk menjadi media pembelajaran yang siap digunakan.
Dalam aplikasinya, media yang dikembangkan menjadi multimedia
dapat digunakan sebagai multimedia pembelajaran yang sesuai apabila
18
multimedia dinyatakan layak. Dalam pengembangan media tidak semua orang
bisa menyatakan layak, karena merekalah yang memiliki predikat ahli baik ahli
media, ahli materi, maupun ahli-ahli yang lainnya untuk menilai dari segi isi /
kandungan materi maupun dari desain medianya.
7. Evaluasi Penilaian Multimedia
Walker dan Hess dalam Arsyad (2013: 219) menjelaskan dalam mereviu
perangkat lunak media pembelajaran ada yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Kulaitas isi dan tujuan meliputi ketepatan, kepentingan, kelengkapan
keseimbangan, minat / perhatian, keadilan, kesesuaian dengan mahasiswa.
b. Kualitas instruksional meliputi memberikan kesempatan belajar, memberikan
bantuan untuk belajar, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksionalnya,
kualitas dan penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa.
c. Kualitas teknis meliputi keterbacaan, kemudahan dalam penggunaan, kualitas
tampilan / tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan
program dan kualitas pendokumentasiannya.
Sedangkan menurut Munir (2013: 157) multimedia pembelajaran yang
dibuat harus memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Faktor edukatif, meliputi ketepatan atau kesesuaian multimedia pembelajaran
dengan tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan sehingga membantu
mencapai keberhasilan belajar.
b. Faktor teknik pembuatan, meliputi kebenaran atau tidak menyalahi konsep
19
ilmu pengetahuan, bahan dan bentuknya kuat, tidak mudah berubah, luwes
(fleksibel) sehingga dapat dikombinasikan dengan multimedia pembelajaran
atau alat lainnya.
c. Faktor keindahan (etetika), meliputi bentuknya estetis, ukuran serasi dan tepat
dengan kombinasi warna yang menarik, sehingga menarik minat dan perhatian
peserta didik untuk menggunakannya.
Wahono (2006) menyatakan bahwa ada beberapa aspek dalam evaluasi
penilaian multimedia, yaitu: aspek rekayasa perangkat lunak, aspek instructional
design (desain pembelajaran), dan aspek komunikasi visual.
a. Aspek rekayasa perangkat lunak, meliputi: (1) Efektif dan efisien dalam
penggunaan media pembelajaran, (2) Handal, (3) Mudah dalam pemeliharaan,
(4) Mudah dalam pengoprasiannya, (5) Ketepatan pemilihan software, (6)
Media dapat dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada, (7)
Mudah dalam penggunaan, (8) Dokumentasi lengkap, dan (9) Multimedia
dapat dikembangkan.
b. Aspek desain pembelajaran, meliputi: (1) Kejelasan tujuan pembelajaran, (2)
Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK / KD / Kurikulum, (3) Cakupan dan
kedalaman tujuan pembelajaran, (4) Ketepatan penggunaan strategi
pembelajaran, (5) Interaktivitas, (6) Pemberian motivasi belajar, (7)
Kontekstualitas dan aktualitas, (8) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan
belajar, (9) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, (10) Kedalaman
materi, (11) Mudah dipahami, (12) Sistematis, runtut, dan alur logika jelas,
(13) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, dan latihan, (14)
20
Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran, (15) Ketepatan dan
ketetapan alat evaluasi, (16) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.
c. Aspek Komunikasi Visual, meliputi: (1) Komunikatif: sesuai dengan pesan dan
dapat diterima / sejalan dengan keinginan sasaran, (2) Kreatif dalam ide dan
penuangan gagasan, (3) Sederhana dan memikat, (4) Audio (narasi, sound
effect, backsound, dan musik), (5) Visual (layout design, typography, dan
warna), (6) Media bergerak (animasi dan movie), dan (7) Layout Interactive
(ikon navigasi).
Menurut Sanjaya (2012: 234-235) ada tujuh kriteria penilaian media
interaktif di antaranya: 1) Kesederhanaan, artinya program multimedia interaktif
dirancang agar dapat digunakan siapa saja. 2) Kelengkapan bahan pembelajaran,
artinya multimedia yang dikembangkan memiliki kandungan yang cukup tentang
materi pelajaran, sehingga memenuhi kebutuhan tentang pengetahuan yang ingin
diperoleh. 3) Komunikatif, artinya baik bahasa maupun format penampilan dapat
dimengerti pengguna. 4) Belajar mandiri, artinya multimedia interaktif yang baik
dirancang dapat digunakan mandiri tanpa bantuan orang lain. 5) Belajar setahap
demi setahap, maksudnya isi materi disusun secara berurutan dari yang sederhana
sampai ke yang kompleks. 6) Unity multimedia, artinya mengabungkan beberapa
jenis media menjadi media yang serasi dan seimbang. 7) Kontinuitas, artinya
media dapat menumbuhkan minat belajar yang berkelanjutan.
Penilaian multimedia yang dikembangkan dikatakan layak jika sudah
memenuhi uji kelayakan dari ahli media pembelajaran dan ahli materi
pembelajaran. Uji kelayakan dilakukan dengan menyerahkan hasil pengembangan
21
media pembelajaran yang sudah jadi dalam bentuk CD (Compact Disc) lalu ahli
media dan ahli materi memberikan penilaian terhadap media tersebut dalam
bentuk angket. Angket kepada ahli media pembelajaran dan ahli materi
pembelajaran berisi tentang kriteria penliaian multimedia.
8. Keefektifan Media Pembelajaran
Nurseto (2011: 20) menjelaskan bahwa di dalam sebuah proses
pembelajaran, media pembelajaran sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan
keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kata efektif menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengandung pengertian memiliki efeknya
(akibat, pengaruh dan kesan), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.
Keefektifan secara umum diartikan sebagai tingkat pencapaian sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Haryoko (2009: 3) menjelaskan secara
konseptual efektifitas di dalam sebuah pembelajaran dapat diartikan sebagai
sebuah perlakuan di dalam proses pembelajaran yang menghasilkan sesuatu hal
yang berkesan dan memberikan pengaruh terhadap perilaku atau tindakan yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Tingkat keefektifan suatu media
pembelajaran tentunya sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat melalui hasil
pembelajaran yang memenuhi batas standar nilai ketuntasan belajar yang telah
ditentukan. Sedangkan Hidayat dalam Sumarina (2013: 199) menjelaskan bahwa
efektifitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan seberapa jauh
target telah dicapai dalam suatu proses.
22
Keefektifan berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil
yang direncanakan (Mishadin, 2012: 8). Sejalan dengan pernyataan tersebut
Romizowski dalam (Hartiti, 2013: 49) mengungkapkan bahwa hasil belajar
merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan (input) masukan dari
sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya
adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai keefektifan media
pembelajaran di atas, produk media yang dikembangkan dalam penelitian ini
dapat dikatakan efektif apabila dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai
sebelum menggunakan dan sesudah menggunakan media yang dikembangkan.
9. Power Mirror
a. Definisi Sistem Power mirror
Erjavec (2010: 690) menjelaskan bahwa sistem power mirror terdiri dari
saklar kontrol dan mesin ganda (motor) yang terletak pada setiap kaca spion.
Saklar kaca spion mengontrol gerakan kaca spion ke kiri dan ke kanan atau naik
dan turun sesuai dengan arah yang diharapkan pengemudi menggunakan mesin
ganda yang terletak di belakang kaca spion. Hollembeak (2011: 383) juga
mengartikan bahwa sistem power mirror dikendalikan secara elektrik untuk
mengontrol posisi kaca spion yang ada di luar menggunakan sebuah tombol
(saklar). Perakitan kaca spion menggunakan motor yang terpasang tetap,
penggerak ganda, dan motor magnet permanen. Saklar tunggal untuk
23
mengendalikan kedua sisi spion kiri dan kanan. Pada beberapa sistem, pemilihan
kaca spion disesuaikan pada posisi tombol yang dibutuhkan setelah kaca spion
dipilih, gerakan saklar kaca spion pada tombol (atas, bawah, kanan, dan kiri)yang
bergerak sesuai arah.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem power
mirror adalah sebuah rangkaian sistem kelistrikan yang berfungsi untuk mengatur
dan menggerakan kaca spion (mirror) secara elektrik dengan menekan tombol
saklar. Gerakan dari kaca spion elektrik itu sendiri terdiri dari gerakan vertikal ke
atas, vertikal ke bawah, horisontal ke kanan, dan horisontal ke kiri. Rangkaian
kelistrikan sistem power mirror digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Wiring diagram sistem kelistrikan power mirror (Erjavec, 2010: 691)
24
b. Komponen sistem kelistrikan power mirror
1. Baterai
Gambar 2.2 Baterai (Hollembeak, 2011: 115)
Baterai adalah perangkat yang merubah energi kimia menjadi energi
listrik Erjavec (2010: 501). Denton (2004: 110) menjelaskan bahwa baterai atau
biasa disebut aki berfungsi sebagai sumber energi listrik saat mesin dan alternator
tidak berjalan. Energi listrik dari aki inilah yang digunakan untuk mensuplai
energi listrik yang dibutuhkan oleh sistem kelistrikan yang ada dalam kendaraan.
2. Kunci kontak
Gambar 2.3 Kunci kontak
25
Kunci kontak (main switch) pada sistem kelistrikan kendaraan berfungsi
untuk memutus dan mengalirkan arus listrik ke masing masing sistem kelistrikan
yang membutuhkan energi listrik. Pada kunci kontak terdapat 4 terminal yaitu IG,
ACC, ST dan B.
3. Fuse / sekering
Gambar 2.4 Sekering (Denton, 2004: 88)
Menurut Denton (2004: 88) sekering adalah sambungan sirkuit yang
lemah yang sengaja diletakan di dalam sirkuit. Jika arus berlebihan sekering akan
meleleh dan memutuskan rangkaian sirkuit sebelum terjadi kerusakan yang lebih
parah. Sekering automobile terdiri dari 3 jenis, yaitu glass cadtridge (tabung
kaca), ceramic, blade (kipas). Sekering jenis kipas adalah yang paling sering
digunakan karna meiliki konstruksi yang sederhana dan ketahanannya terhadap
getaran. Sekering pada komponen sistem kelistrikan power mirror berfungsi
untuk pengaman komponen dari sitem kelistrikan apabila terjadi arus pendek
(konsleting) sehingga komponen sistem power mirror tidak rusak.
26
Tabel 2.1 Kapasitas arus sekering berdasarkan type dan warna (Denton, 2004: 88)
Tipe Sekering Kapasitas (A) Warna
Tipe kipas 3 Ungu
4 Merah muda
5 Bening
7,5 Cokelat
10 Merah
15 Biru
20 Kuning
25 Putih
30 Hijau
Tipe keramik 5 Kuning
8 Putih
16 Merah
25 Biru
4. Jaringan kabel bodi
Gambar 2.5 Kabel bodi (Hollembeak, 2011: 92)
Kebanyakan pabrikan otomotif menggunakan kabel bodi untuk
mengurangi jumlah kabel longgar yang menggantung di dibawah kap mobil.
Jaringan kabel bodi terbuat dari kumpulan kabel-kabel berisolasi yang terbungkus
secara bersamaan. Kabel-kabel yang tergabung dalam jaringan kabel bodi itu
terhubung dengan colokan konektor. Konektor colokan pin beberapa jaringan
kabel bodi mungkin memiliki lebih dari 60 terminal kabel individual
(Hollembeak 2011: 92).
27
5. Saklar
Gambar 2.6 Saklar power mirror
Saklar berfungsi membuka dan menutup sirkuit kelistrikan pada
kendaaraan. Saklar power mirror berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus dari baterai ke motor power mirror serta berfungsi untuk
membalik polaritas arus yang menuju ke motor pada sistem kelistrikan power
mirror.
6. Motor power mirror
Gambar 2.7 Motor power mirror
Pada sistem kelistrikan power mirror, motor berfungsi merubah energi
listrik menjadi energi kinetik / gerak sehingga posisi kaca spion dari dudukan
spion dapat bergerak vertikal ke atas, vertikal ke bawah, horisontal ke kanan, dan
horisontal ke kiri ketika tombol saklar di tekan.
28
c. Cara kerja rangkaian sistem power mirror
1. Pada saat kunci kontak posisi Acc dan On (Ig)
Gambar 2.8 Rangkaian pada saat kunci kontak posisi Acc dan On
(Ig)(Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai / aki → fuse (sekering) → kunci kontak posisi Acc /
On → fuse (sekering) → saklar pengoperasian (operation switch)
29
2. Pada saat kaca spion kanan bergerak vertikal ke atas
Gambar 2.9 Aliran arus pada rangkaian saat kaca spion kanan bergerak
vertikal ke atas (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi UP → saklar
penyetel (select switch) posisi kanan (right) → terminal MRV→ motor→ saklar
pengoperasian (operation switch) posisi UP / LT → masa. Kaca spion akan
bergerak vertikal ke atas.
30
3. Pada saat kaca spion kanan bergerak vertikal ke bawah
Gambar 2.10 Aliran arus pada rangkaian saat spion kanan bergerak vertikal
ke bawah Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi DWN / RT → motor
→ terminal MRV → saklar penyetel (select switch) posisi kanan (right) → saklar
pengoperasian (operation switch) posisi DWN → massa. Kaca spion kanan
bergerak vertikal ke bawah.
31
4. Pada saat kaca spion kanan bergerak horisontal ke kanan
Gambar 2.11 Aliran arus pada rangkaian saat spion kanan bergerak
horisontal ke kanan (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi DWN / RT → motor
→ terminal MRH → saklar penyetel (select switch) posisi kanan (right) → saklar
pengoperasian (operation switch) posisi right (kanan) → masa. Kaca spion kanan
bergerak horisontal ke kanan
32
5. Pada saat kaca spion kanan bergerak horisontal ke kiri
Gambar 2.12 Aliran arus pada rangkaian saat kaca spion kanan bergerak
horisontal ke kiri (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi left(kiri) → saklar
penyetel (select switch) posisi kanan (right)→terminal MRH → motor → saklar
pengoperasian (operation switch) posisi LT / UP → massa. Kaca spion kanan
bergerak bergerak horisontal ke kiri
33
6. Pada saat kaca spion kiri bergerak vertikal ke atas
Gambar 2.13 Aliran arus pada rangkaian saat kaca spion kiri bergerak
vertikal ke atas (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi UP → saklar
penyetel (select switch) posisi kiri (left) → terminal MLV → motor → saklar
pengoperasian (operation switch) posisi LT / UP → massa. Kaca spion kiri
bergerak vertikal ke atas
34
7. Pada saat kaca spion kiri bergerak vertikal ke bawah
Gambar 2.14 Aliran arus pada rangkaian saat kaca spion kiri bergerak
vertikal ke bawah (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi RT / DWN → motor
→ terminal MLV → saklar → saklar penyetel (select switch) posisi kiri (left) →
saklar pengoperasian (operation switch) posisi DWN → massa. Kaca spion kiri
bergerak vertikal ke bawah
35
8. Pada saat kaca spion kiri bergerak horisontal ke kanan
Gambar 2.15 Aliran arus pada rangkaian saat kaca spion kiri bergerak
horisontal ke kanan (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi RT / DWN → motor
→ terminal MLH → saklar → saklar penyetel (select switch) posisi kiri (left) →
saklar pengoperasian (operation switch) posisi right → massa. Kaca spion kiri
bergerak horizontal ke kanan
36
9. Pada saat kaca spion kiri bergerak horisontal ke kiri
Gambar 2.16 Aliran arus pada rangkaian saat kaca spion kiri bergerak
horizontal ke kiri (Erjavec, 2010: 691)
Arus mengalir dari baterai → fuse (sekering) → kunci kontak ACC → fuse
(sekering) → saklar pengoperasian (operation switch) posisi left (kiri) → saklar
penyetel (select switch) posisi kiri (left) → terminal MLH → motor → saklar
pengoperasian (operation switch) posisi LT / UP → massa. Kaca spion kiri
bergerak horizontal ke kiri
37
10. Konsep Multimedia SistemPower Mirror.
a. Multimedia dibuat dengan menggunakan software microsoft powerpoint.
b. Desain produk
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga
dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
Sertamemudahkan pihak lain untuk memulainya (Sugiyono, 2008: 413).
Berikut ini gambar bagan desain multimedia interaktif yang akan
dikembangkan:
Gambar 2.17 Konsep isi multimedia
Rangkaian Kelistrikan
Menu Utama
komponen
Sistem Kelistrikan
Power Mirror
Kerja Sistem
Materi
Tujuan Evaluasi
Evaluasi Sistem Kelistrikan
Power Mirror
Aturan Evaluasi
Evaluasi
Kisi – Kisi
Pengembang
Ucapan Terimakasih
Tim Pengembang
Dosen
Pembimbing I
Dosen
Pembimbing II
Dosen Penguji
Pembelajaran
Diagram Isi Perangkat
Petunjuk Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Dasar Power
Mirror
Daftar Rujukan
Pengembang
38
Berdasarkan konsep tersebut peneliti menggembangkan multimedia
pembelajaran interaktif sistem power mirror yang diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disajikan di dalamnya.
Pengembangan multimedia sistem power mirror ini berupa multimedia yang
menggunakan aplikasi microsoft powerpoint. Software tersebut dipilih karena
memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengembangaan
multimedia sebagai media pembelajaran:
Priandana & Asto (2015: 177) dalam penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil kelayakan media pembelajaran interaktif berbantuan software
macromedia flash dengan hasil 79,75% termasuk dalam kategori baik atau layak.
Respon dari peserta didik untuk media pembelajaran inreraktif adalah 84,23%
termasuk dalam kategori baik dan hasil kelulusan belajar peserta didik adalah
93,3% termasuk dalam kategori sangat baik dengan demikian dapat disimpulkan
media pembelajaran interaktif berbantuan macromedia flash pada kompetensi
dasar menerapkan macam–macam gerbang dasar rangkaian logika baik dan layak
digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran karena setiap aspek
penilaian mendapat kategori sangat baik.
Viajayani (2013: 114) melakukan penelitian yang serupa dan hasilnya
menunjukkan prodak yang dihaslikan termasuk dalam kriteria baik untuk
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan penilaian dari ahli materi dan
ahli media memberikan rata – rata penelitian 83,62 %.
39
Berk (2009: 14) dalam penelitian yang dilakukannya memperoleh hasil
bahwa penggunaan multimediaa efektif untuk meningkatkan pemahaman terhadap
materi yang disampaikan. Penelitian tentang video dan multimedia pembelajaran
memberikan landasan empiris untuk mereka gunakan dalam mengajar, terutama
dengan kursus pengantar dan peserta didik pemula, untuk meningkatkan memori,
pemahaman, pengertian dan belajar lebih dalam.
Babiker (2015: 67) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
mengembangkan sendiri aplikasi multimedia dapat berkontribusi untuk
memecahkan beberapa masalah terkait dengan sarana dan prasarana yang ada di
dalam lingkungan belajar, jika kita benar-benar ingin memanfaatkan aplikasi
multimedia sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran.
Malik dan Agarwal (2012: 470) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
penggunaan multimedia telah berhasil dalam pengembangan psikomotor dan
penguatan pemrosesan visual dari pengguna yang dituju. Dalam hubungannya
dengan studi kegunaan multimedia dalam skenario pendidikan untuk penelitian
masa depan adalah bahwa ketersediaan teknologi pasti akan lebih menjanjikan,
tetapi hal ini perlu dibatasi dan dipertimbangkan terkait dengan kekuatan
pedagogis dari peserta didik atau mahasiswa.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas disimpulkan bahwa
pengembangan multimedia memberikan dampak pada peningkatan pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran dalam mutimedia yang dikembangkan.
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji coba dan respon peserta didik yang semuanya
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian diperlukan adanya
40
pembuatan multimedia pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman
mahasiswa pada materi sistem kelistrikan power mirror. Dalam penelitian ini
diharapkan penggunaan multimedia sistem power mirror yang dikembangkan
akan layak dan efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa pada materi
sistem power mirror.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Memahami konsep sistem power mirror tidak bisa didasarkan pada
pemberian materi berupa metode ceramah saja. Penggunaan multimedia
pembelajaran sangat membantu peserta didik dari daya tarik maupun dari segi
keefektifan proses belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan didapati bahwa di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang
multimedia tentang sistem kelistrikan power mirror masih terbatas. Oleh karena
itu perlu adanya penelitian yang membahas tentang pengembangan multimedia
tersebut.
Setelah dilakukan analisis kondisi lapangan kemudian dilanjutkan dengan
mendesain dan menyusun multimedia pembelajaran yang akan diuji cobakan.
Multimedia pembelajaran yang sudah selesai disusun selanjutnya divalidasi oleh
ahli media dan ahli materi kemudian dilanjutkan dengan uji coba terbatas. Proses
uji coba terbatas multimedia ini dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Teknik
Otomotif dengan memberikan pre-test dan post-test. Berdasarkan uji coba tersebut
akan diketahui apakah multimedia yang dikembangkan berpengaruh atau tidak
digunakan dalam pembelajaran.
41
Gambar 2.18 Kerangka Pikir Penelitian
D. Pertanyaan penelitian
1. Apakah multimedia sistem power mirror yang dikembangkan memenuhi
kriteria layak ?
2. Apakah multimedia sistem power mirror yang dikembangkan efektif untuk
digunakan dalam pembelajaran ?
Fakta yang ditemukan di lapangan
1.Kurangnya pemahaman mahasiswa tentang sistem kelistrikan
power mirror.
2.Terbatasnya materi dan multimedia tentang sistem kelistrikan
power mirror.
3.daya tarik mahasiswa cenderung lebih tinggi terhadap
pembelajaran menggunakan multimedia
Perlu pengembangan multimedia sistem power mirror
1.Dengan multimedia proses pembelajaran lebih menarik
2.Multimedia dapat meningkatkan hasil belajar
3.Multimedia dapat merangsang pikiran, perasaaan, kemampuan
dan perhatian mahasiswa dalam belajar.
Pemahaman mahasiswa terhadap materi sistem
kelistrikan power mirror meningkat
87
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan tentang Produk
Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang multimedia yang telah
dikembangkan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Multimedia sistem power mirror yang dikembangkan teruji layak. Hal ini
dibuktikan melalui penilaian oleh ahli media dan ahli materi terhadap
multimedia. Hasil penilaian dari ahli media dan ahli materi diperoleh
persentase sebesar 85% dan 85,76%. Kedua persentase nilai tersebut masuk
dalam kriteria “Sangat Layak”.
2. Pemanfaatan multimedia sistem power mirror teruji efektif, hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan nilai dari hasil pre test dan post test. Nilai rata-rata
pre test sebesar 63,2 dan nilai rata-rata post test sebesar 83,6 dengan selisih
nilai rata-rata sebesar 20,4 dari. Keefektifan multimedia juga dapat dilihat
melalui hasil analisis uji-t. Dari perhitungan uji t diperoleh hasil thitung sebesar
16,12 > ttabel sebesar 2,045 yang berarti menunjukkan bahwa ada peningkatan
hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
multimedia sistem power mirror
88
B. Saran Pemanfaatan Hasil Pengembangan
Terdapat saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan pemanfaatan
yang berkaitan dengan hasil pengembangan diantaranya yaitu:
1. Pengguna (peserta didik maupun pengajar) yang terlibat dalam pembelajaran
diharapkan menggunakan komputer dengan perangkat lunak (software) yang
mampu digunakan untuk mengoperasikan multimedia terutama harus terdapat
software microsoft powerpoint untuk mengoperasikan dan menjalankan
multimedia sehingga kendala teknis terkait dengan pengoperasian komputer
dapat dihindarkan.
2. Pengajar diharapkan mampu menggunakan multimedia sistem power mirror
pada sampel yang lebih luas sehingga didapatkan gambaran penerapan
multimedia pada karakteristik peserta didik yang lebih bervariasi karena
penelitian ini hanya menguji pemakaian produk secara terbatas di satu kelas.
3. Pengajar dapat mengembangkan penggunaan multimedia ini dengan
menambahkan media-media seperti video untuk pembelajaran selanjutnya
sesuai perkembangan teknologi sehingga dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami cara kerja sistem power mirror.
4. Peserta didik diharapkan mampu menggunakan secara mandiri sehingga
multimedia ini dapat digunakan untuk pembelajaran secara mandiri dalam
pembelajaran praktik cara kerja sistem power mirror.
89
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2013.Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariwibowo, B. dan Suharmanto, A. 2014. Perangkat Lunak Berbasis Multimedia
Sebagai Media Pembelajaran Pada Kompetensi Dasar Memahami Sistem
Kemudi Dan Power Steering. Jurnal Pendidikan Tenkin Mesin Volume, 14. No.2.
Afridiyansyah, H. dan Widjanarko, D. 2013. Peningkatan Penguasaan Praktik
Sistem Starter Mengguanakan Video Berbasis Pengukuran. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume,13. No.1.
Babiker, M. E. A. 2015. For Efective Use Of Multimedia In Education, Teachers
Must Develop Their Own Educational Multimedia Applications. The Turkish Online Journal Of Educational Technology. Volume 14.
Bachtiar, D. Abdurrahman. dan Wahyudi. 2009. Upaya meningkatkan belajar
siswa dengan menggunakan media powerpoint dalam pembelajaran
kompetensi sistem pengisian di kelas xi a smk texmaco pemalang tahun
pelajaran 2009 / 2010. Jurnal pendidikan teknik mesin. Volume, 9. No.2.
Berk, R.A. 2009. Multimedia Teaching With Vidio Clips: Tv, Movies, Youtube,
And Mtvu In The College Classroom. International Journal Of Technology In Teaching And Learning. Vol 5.
Bocharova, I. 2010. Compression for Multimedia.Cambridge University Press.
The Edinburgh Building, Cambridge.
Constantinescu, A. I. (2007). Using Technology to Assist in Vocabulary
Acquisition and Reading Comprehension. The Internet TESL Journal.
13/2. Online. Available at http://iteslj.org/Articles/Constantinescu-
Vocabulary.html [accesed 20/2/16].
Darmawan. D, 2013. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Denton, T. 2004. Automotive Electrical And Electronic System. Elsevier
Butterworth-Heinemann : Burlington Copyright act.
Erjavec, J. 2010. Automotive A System Approach. Delmar: United States.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
90
Hartiti, R. 2013. Penerapan Media Animasi Flash dalam Pembelajaran Motif
Batik Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Menganti. Jurnal Pendidikan Seni Rupa. 1/1: 47-55.
Haryoko, S. 2009. Efektivitas Pemenfaatan Media Audio – Visual Sebagai
Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @Elektro Vol. 5 No.1.
Hollembeak, B. 2011. Automotive Electricity And Electronic. Delmar : United
States Copyright act.
Kustandi, C. dan Sutjipto, B. 2013. Media Pembelajaran: Manual dan Digital.Bogor : ghalia Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Makna kata efektif. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online. [accessed 11 / 4 / 16].
Lestari, A. S. 2013. Pembelajaran Multimedia. Jurnal Al-Ta’dib. 6/2: 84-98.
Malik, S. and Agarwal, A. 2012. Use Of Multimedia As A New Aducational
Technology Tool – A Study. International Journal Of Information And Educations Technology. Vol2
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta :
Prestasi Pustakaraya.
Mishadin. 2012. Efektifitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul. Jurnal Skripsi. Yogyakarta: FT, UNY.
Munir. 2013. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Nurseto, T. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik.Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, Volume 8 Nomor 1.
Priandana, V.F.D. dan Asto, I.G.P. 2015. Pengembangan Multimedia Interaktif
Berbantuan Software Macromedia Flash Pada Kompetensi Dasar
Menerapkan Macam-Macam Gerbang Dasar Rangkaian Logika Di Smk
Negeri 2 Bojonegoro.Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 4 No 1.
Rusman .et al. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
91
Sadiman, A.S., R. Rahardjo., A. Haryono., Rahardjito. (2007). Media Pendidikan “Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya”.Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Penada
Media Group.
Subhi, M.L.R., Widiyanti, Y. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif Berbasis Aplikasi Autoplay Media Studio 8 Pada Materi Turbin
Air Program Keahlian Teknik Pemesinan Kelas X di SMK Nasional
Malang. Jurnal Pendidikan Profesional, Volume 4, No.1, hlm. 83-91.
Sudjana. 2005. METODA STATISTIKA. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. dan Rifai, A. 2009. MEDIA PENGAJARAN(Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kalitatif Dan Rnd.
Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumarina, H. 2013. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Guru Dan Murid (Studi
Kasus Pada Tk Al-Quran Al-Ittihad Samarinda).eJournal Imu Komunikasi, Volume 1. No 2.
Susiliana, R. dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran :Hakikat,Pengembangan, Pemanfaatan Dan Penilaian, Bandung :CV Wacana
Prima
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta.
Suyanto, M. 2003. Multimedia “Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Yogyakarta: ANDI.
Thiagarajan, S. et al. 1974. Instructional Developnent For Training Teacher Of Exceptional Children: A Sourbook. Bloomington: Indianan University
Copyright act.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 1 ayat 2.
Viajayani, E. R. et al. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika
Menggunakan Macromedia Flash Pro 8 Pada Pokok Bahasab Suhu Dab
Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika(2013) Volume 1 No 1.