Post on 02-Mar-2019
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN,
KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN
TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA
KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Skolastika Teri Hapsari
NIM: 131134010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN,
KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN
TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA
KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Skolastika Teri Hapsari
NIM: 131134010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh cinta dan syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus, Bunda Maria Santo Yosef dan Santa Skolastika
2. Bapak, Ibu dan Mbak Elsa yang sungguh sangat aku sayangi,
3. Keluarga Besar Praptodiharjo dan Keluarga Besar Kotomarsono, terlebih
Simbah Putri dan Kakung yang sungguh sangat aku kasihi
4. Orang-orang istimewa yang luar biasa: Inge Bertha (Inge), Inosencia Dini P.
(Nana) dan Monica Dessy R. (Monde), Clara Shinta Rydananda (Shinta),
Martina Yuni (Tina), Widi Astuti (Widi), Rezeki Meivawati (Wati), Bernadeta
Cahya (Cahya), Asteria C. (Aster), dan Ayu Ratna K. (Ayu)
5. Teman-teman satu payung penelitian yang selalu membantu dan mendukung
dalam penyusunan karya ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu terhadap Allah dalam doa, dalam permohonan
dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampui segala akal akan
memelihara hati dan pikiran dalam Kristus Yesus”
Filipi 4:6-7
“Matahari tak pilih kasih akan menyinari bunga itu, bunga ini, pohon itu, pohon
ini. Ia berbagi tanpa melihat siapa dan apa yang diyakini ”
Adimas Immanuel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Agustus 2017
Peneliti
Skolastika Teri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Skolastika Teri Hapsari
Nomor Mahasiswa : 131134010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGEMBANGAN
MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA
MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA
KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH
PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 7 Agustus 2017
Yang menyatakan
Skolastika Teri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR
GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA
KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH
PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA.
Skolastika Teri Hapsari
Universitas Sanata Dharma
2017
Penanaman sikap kepedulian terhadap lingkungan semestinya dilakukan
sedari dini. Hal inilah yang sedang menjadi upaya pendidikan untuk menanamkan
bahkan membenahi sikap-sikap yang kurang baik dalam diri manusia, dengan
menyelipkan pendidikan karakter didalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
terdorong untuk mengembangkan bahan pembelajaran berupa modul yang berbasis
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) guna menumbuhkan pengetahuan, kesadaran
serta peduli lingkungan terhadap bahaya sampah plastik pada siswa kelas IIIB di
SD Kanisus Kalasan Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan 5 langkah pengembangan bahan
menurut Tomlinson yang telah diadaptasi dan telah dimodifikasi, yaitu 1) analisis
kebutuhan, 2) desain, 3) revisi, 4) implementasi dan 5) evaluasi. Pada modul yang
dikembangkan, didalamnya telah memuat perangkat pembelajaran berupa RPP dan
Silabus. Modul pembelajaran dievaluasi oleh ahli IPA, guru kelas sebelum
diimplementasikan. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan skor rata-rata 3,6
sehingga termasuk dalam kategori “sangat baik” (SB) dan sudah layak untuk
diimplementasikan. Hasil validasi terhadap kualitas modul pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa, didapatkan skor rata-rata 3,31. Skor tersebut dikategorikan
“Sangat Baik” (SB) sehingga modul ini layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat implementasi, modul
pembelajaran yang dikembangkan telah mampu memberikan pengaruh sebagai
varian perencanaan kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran
dan sikap peduli lingkungan. Hal ini tercermin dari munculnya 9 prinsip
pengembangan menurut Tomlison.
Kata Kunci: PPR, modul pembelajaran IPA, peduli lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF PPR-SCIENCE BASED LEARNING MODULE
TO IMPROVE KNOWLEDGE, AND ENVIRONMENT AWARENESS OF
THE DANGERS OF PLASTIC WASTE IN CLASS IIIB GRADER OF
KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL KALASAN YOGYAKARTA.
Skolastika Teri Hapsari
Sanata Dharma University
2017
A caring attitude towards the environment should be taught since early
stage. Providing character education in daily lesson becomes an effort to fix bad
attitude in human being. Therefore, researcher encouraged to develop learning
materials in the form of modules based on Reflective Pedagogical Paradigm (PPR)
in order to cultivate knowledge, awareness and environmental concern of the
dangers of plastic waste in grader IIIB of Kanisus Kalasan Yogyakarta Elementary
School.
This research was a research and development (Research and
Development). This research used 5 steps of development of materials according to
Tomlinson that has been adapted and has been modified, namely 1) needs analysis,
2) design, 3) revision, 4) implementation and 5) evaluation.
The module that developed contains learning tools in the form of RPP and Syllabus.
The learning module was evaluated by a Science expert, a classroom teacher before
it was implemented. Based on the evaluation results, the average score was 3.6 out
of 4 meaning that it was "very good" (SB) and feasible to be implemented. The result
of validation on the quality of learning modules conducted by students, got an
average score of 3.31. The score was categorized as "Excellent" (SB) so the module
was eligible to use.
Based on the observations that done during the implementation, the
learning module that developed has been able to give effect as a variant of the
learning activity plan that could raise the environmental concern. This was
reflected in the emergence of 9 principles of development according to Tomlinson.
Keywords: PPR, Science learning module, environmental concern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas segala berkat, campur tangan,
pertolongan, penghiburan, dan cinta kasihNya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dukungan,
bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD).
4. Ibu Eny Winarti, M.Hum., Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbingan dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dengan
penuh kesabaran selama menyusun skripsi ini.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP PGSD yang telah membimbing, membantu
serta memberikan ilmunya kepada peneliti.
7. Ibu Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kanisius
Kalasan Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk
melakukan penelitian
8. Ibu Maria Indarti R., S.Pd selaku guru kelas IIIB yang telah memberikan
kesempatan, motivasi, doa serta cinta kasih dan bantuan selama proses penelitian
9. Bapakku Ignatius Heri Siswanto, Ibuku Cicilia Pudjisetyati, Kakakku Elisabet
Andarini dan Yosua Kristian Hadi atas motivasi, dukungan, doa, perhatian serta
cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Siswa-siswi kelas IIIB SD Kanisius Kalasan, yang telah bersedia membantu
penulis melakukan penelitian.
11. Semua sahabat-sahabatku, dan teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2013 yang aku sayangi.
12. Segenap pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam
meyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Maka dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Peneliti
Skolastika Teri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Batasan Masalah ......................................................................................... 7
1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
1.6. Definisi Operasional ................................................................................. 10
1.7. Spesifik Produk yang Dikembangkan ....................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13
2.1. Kajian Pustaka .......................................................................................... 13
2.1.1. Modul Pembelajaran......................................................................13
2.1.2. Pembelajaran..................................................................................18
2.1.3. KTSP.............................................................................................19
2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).......................................................21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.5. Paradigma Pedagogi Reflektif........................................................24
2.1.6. Pengetahuan...................................................................................28
2.1.7. Kepedulian Lingkungan.................................................................29
2.1.8. Kesadaran.......................................................................................30
2.1.9. Sampah...........................................................................................31
2.1.10. Pendidikan Emansipatoris..............................................................33
2.2. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 35
2.2.1. Penelitian yang Relevan tentang Modul........................................35
2.2.2. Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan..........37
2.3. Desain Diagram ........................................................................................ 41
2.4. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 44
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 44
3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 45
3.2.1 Subyek Penelitian...........................................................................45
3.2.2 Obyek Penelitian............................................................................45
3.2.3 Tempat Penelitian..........................................................................46
3.2.4 Waktu penelitian............................................................................46
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 46
3.4 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 58
3.6 Teknik Analisis Data..................................................................................61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 63
4.1. Analisis Kebutuhan ................................................................................... 63
4.2. Prosedur Pengembangan Modul ............................................................... 68
4.3. Data Hasil Validasi Modul........................................................................ 79
4.4. Data Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Siswa ....................................... 80
4.5. Revisi Modul ............................................................................................. 82
4.6. Implementasi ............................................................................................. 83
4.7. Evaluasi ..................................................................................................... 83
4.8. Pembahasan............................................................................................... 85
4.8.1. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis PPR...............87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.8.2. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Dikembangkan
Berdasar 5 Langkah dan 10 Prinsip Menurut Tomlinson..............88
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 91
5.2. Keterbatasan dan Saran ............................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
LAMPIRAN .......................................................................................................... 96
CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan..................................................... 41
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan .................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas.......................................................... 51
Tabel 3.2 Pedoman Observasi ................................................................................ 52
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi oleh Ahli ................................................. 52
Tabel 3.4 Instrumen Validasi oleh Ahli ................................................................. 54
Tabel 3.5 Instrumen Kualitas Modul oleh Siswa ................................................... 56
Tabel 3. 6 Skala Likert ........................................................................................... 62
Tabel 3. 7 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Validator ...................................... 79
Tabel 3. 8 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Siswa ........................................... 81
Tabel 3. 9 Tabel Komentar .................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Sampul Modul .................................................................................... 69
Gambar 4.2 Halaman Prakata ................................................................................ 70
Gambar 4.3 Halaman Daftar Isi ............................................................................. 70
Gambar 4.4 Halaman SK, KD dan Indikator ......................................................... 71
Gambar 4.5 Halaman Tujuan Pembelajaran .......................................................... 71
Gambar 4.6 Halaman Materi .................................................................................. 72
Gambar 4.7 Halaman Refleksi ............................................................................... 73
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................................ 74
Gambar 4.9 Kegiatan Berdiskusi ........................................................................... 75
Gambar 5.0 Panduan Kegiatan Kelompok dan Diskusi ......................................... 75
Gambar 5.1 Konten Modul .................................................................................... 76
Gambar 5.2 Siswa Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab .................................. 77
Gambar 5.3 Pemanfaatan Kain yang Sudah Tidak Terpakai ................................. 78
Gambar 5.4 Pemanfaatan Plastik Snack Makanan ................................................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran Silabus .................................................................................................. 97
Lampiran RPP ..................................................................................................... 102
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 123
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 124
Lampiran 3 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP Ahli 1 .................... 125
Lampiran 4 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP Ahli 2 .................... 128
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul Ahli 1 ................. 131
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul Ahli 2 ................. 133
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Kualitas Modul oleh Siswa ................................... 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan
masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) definisi operasional,
serta (7) spesifikasi produk yang dikembangkan
1.1. Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup). Lingkungan adalah kombinasi dari kondisi fisik yang
meliputi keadaan sumber daya alam seperti tanah, energi matahari, mineral
serta flora dan fauna yang tumbuh dan berkembang biak di darat, maupun
di laut.
Di jaman yang semakin modern dan maju ini, banyak manusia justru
terjerumus dalam kegiatan yang dikategorikan sebagai tindakan yang
merusak alam lingkungan. Manusia bahkan memanfaatkan perkembangan
jaman dengan menggunakan alat-alat canggih untuk meratakan persawahan
yang luas guna dijadikan sebuah hunian manusia hanya dalam waktu
sekejap. Ribuan hektar hutan ditebangi bahkan segaja dibakar guna
membuat lahan barupun, rela dilakukan tanpa memperhatikan ekosistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang tinggal didalamnya termasuk hewan-hewan bahkan tumbuhan yang
dikategorikan langka akhirnya pun punah. Adapula pembangunan pabrik-
pabrik modern di berbagai daerah, yang sengaja dibangun tanpa
memperhatikan hasil yang ditimbulkan dari pengolahan pabrik tersebut
seperti polusi udara, polusi air sampai polusi tanah bahkan pencemaran
limbah plastik sudah mulai mengancam kelangsungan manusia di bumi ini.
Hal inilah yang harus menjadi kesadaran dan kepedulian manusia
terhadap lingkungan di sekitar. Hal inilah pulalah yang harusnya menjadi
keprihatinan dan menjadi kesadaran manusia terhadap ekosistem alam yang
telah rusak. Manusia wajib dan berhak bertanggung jawab atas kejadian
yang menimpa alam di sekitar karena sebagian besar punah karena alasan
yang berkaitan dengan aktivitas manusia. “Karena kita, ribuan spesies tidak
akan lagi memuliakan Allah dengan keberadaan mereka, atau
menyampaikan pesan mereka kepada kita. Kita tidak punya hak seperti itu”.
“Karena semua makhluk terkait, masing-masing harus dihargai dengan
kasih sayang dan kekaguman, sebab sebagai makhluk hidup kita semua
saling bergantung. (Paus Fransiskus, 2015). Dengan timbulnya keprihatinan
dan kesadaran manusia akan pentingnya melestarikan dan merawat
makhluk hidup di sekitar, diharapkan tidak akan ada lagi kabar koran atau
siaran televisi yang mengabarkan bahwa harimau-harimau atau satwa-satwa
lainnya dikabarkan mati karena ulah manusia dalam konteks kepentingan
bisnis dan konsumerisme manusia, di berbagai daerah di Indonesia bahkan
di dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kepedulian dan kesadaran inilah yang perlu ditanamkan kepada
anak-anak mulai sejak dini. Kata peduli memiliki pengertian yang beragam.
Sesuatu dikatakan peduli apabila menunjukkan sikap kepedulian yang
menyangkut tugas, peran, dan hubungan.
Berawal dari keprihatinan pengetahuan akan kurangnya kesadaran
dan pengetahuan siswa-siswi terhadap pelesterarian lingkungan terlebih
dalam bahaya penggunaan plastik serta berbagai macam pencemaran yang
terjadi akibat sisa sampah plastik yang mulai mengancam kesehatan dan
kelestarian lingkungan alam. Peneliti mengajak siswa-siswa menerapkan
Aktifitas 3R (Reuse, Reduce and Recycle) yang sudah dikemas dalam suatu
kegiatan belajar dalam suatu modul pembelajaran.
Melalui pengamatan yang peneliti lakukan selama PPL di SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta, peneliti menemukan beberapa penyediaan
fasilitas positif yang dikembangkan oleh sekolah. Fasilitas positif yang
dikembangkan oleh pihak sekolah ini adalah adanya penyediaan
pembuangan sampah yang dikategorikan menjadi beberapa kategori
berdasarkan jenis sampahnya. Namun, pada kenyataannya setelah peneliti
mengadakan observasi, melalui wawancara dengan guru kelas dan
pengamatan langsung di kelas, peneliti mendapatkan fakta di lapangan
bahwa masih sulitnya siswa-siswa membuang sampah berdasarkan
jenisnya, padahal di sekolah sudah disiapkan belasan tong sampah yang
sudah dibedakan berdasarkan jenisnya. Dari situlah, menurut peneliti
aktivitas 3R melalui pengembangan modul pembelajaran yang diharapkan
menjadi cara terbaik atau solusi tepat dalam mengelola dan menangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masalah sampah yang terdapat di sekolah, terlebih menangani permasalahan
akan kesadaran dan kepedulian siswa-siswi akan pentingnya membuang
sampah berdasarkan jenisnya terlebih membedakan sampah plastik dengan
sampah lainnya. Selain itu, diharapkan pembuatan keterampilan berbasis 3R
dengan menggunakan limbah sampah plastik mempunyai dampak positif
terhadap kebersihan lingkungan. Dari aktifitas 3R inilah, peneliti hendak
mengajak anak-anak mau menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari
sampah plastik, contohnya saja dari bekas sampah plastik snack ringan yang
mereka beli di kantin sekolah, dan juga bekas sampah plastik lainnya,
dimana kegiatan ini merupakan salah satu dari ribuan aktivitas manusia
yang dikategorikan dalam merusak lingkungan.
Aktivitas 3R bersama siswa-siswi kelas 3B akan peneliti lakukan
dengan cara mengajak anak-anak untuk mengumpulkan sampah-sampah
plastik bekas snack ringan, bungkus kopi, bungkus mie instan, bungkus
detergen serta bungkus plastik lainnya yang sudah tidak terpakai dan masih
dalam keadaan baik di sekitar sekolah, maupun di sekitar lingkungan rumah
mereka, guna dijadikan sebuah barang bernilai guna seperti dompet mini
atau pun juga dapat dijadikan wadah pensil ataupun kerajinan lainnya.
Dengan aktivitas sederhana, seperti melakukan aktifitas 3R (Reuse, Reduce
and Recycle) inilah, diharapkan anak-anak mampu menyadari akan
pentingnya membuang sampah berdasarkan jenisnya terlebih sampah
plastik, yang tentu juga merupakan salah satu kegiatan yang mampu
mengurangi berbagai permasalahan sampah yang terjadi di dunia ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Adapun siswa-siswa diharapkan mampu menggunakan sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama dan juga fungsi
lainnya (reuse), mampu mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan
sampah (reduce) dan juga mampu mengembangkan kekreatifitasannya
dengan mengelola kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat (recycle). Adapun menurut J. Piaget
mengharapkan agar “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Agar ia
berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”.
Siswa-siswa diberikan pengalaman mengolah limbah dimana mereka akan
mampu menyadari bahwa sekalipun barang tersebut sudah tidak berharga,
namun apabila kita cermat dan cerdik, segala sesuatunya dapat diolah
kembali, dan dapat menjadi suatu barang yang berguna dan bernilai jual.
Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tidak hanya
menstranfer, namun materi yang diberikan kepada siswa dapat melalui
pengalaman secara langsung atau kontekstual. Pembelalajaran yang
memunculkan unsur konteks dalam pelaksanaannya adalah dengan
menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Paradigma Pedagogi
Reflektif adalah salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan dan
pendidikan yang utuh dan menyeluruh. Melalui Paradigma Pedagogi
Reflektif diharapkan dapat membantu perkembangan, bukan hanya menjadi
lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi
pribadi yang peka pada kebaikan dan peka pada kebutuhan orang lain.
Bahkan diharapkan dengan bantuan PPR, dapat berkembang menjadi
manusia bagi orang lain dan bersama orang lain (menjadi people with and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
for other) (Suparno, 2015). Selain itu diharapkan dengan menggunakan
PPR mampu menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi individu yang
memiliki komitmen untuk menyadari tentang “iman, pendidikan dan
perubahan sosial”.
Oleh Kolvenbach (dalam Subagya, 2010) pimpinan Jesuit
berikutnya, tujuan manusia utuh (people with and for other) dalam
pendidikan itu diterjemahkan dalam rumusan 3 C berikut: competence,
conscience dan compassion. Competence: berarti menguasai ilmu
pengetahuan/keterampilan sesuai bidangnya. Conscience: berarti
mempunyai hati nurani yang dapat membedakan baik dan tidak baik
sedangkan Compassion: berarti mempunyai untuk berbuat baik bagi orang
lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain terutama yang
miskin dan kecil (option fot the poor). Adapun dalam proses pembelajaran
mempelajari beberapa hal secara kognitif, maka jelas pengalaman juga akan
menyangkut pengalaman kognitif. Bagaimana siswa mengalami bepikir
keras untuk mengerti bahan, untuk mengolah bahan agar dapat dikonsepkan,
bagaimanaa mengkontruksi pengertian mereka dari bahan yang digeluti.
Pengalaman juga menyangkut afektif, menyangkut perasaan dan emosi, dan
yang terakhir adalah pengalaman yang menyangkut segi psikomotorik,
dimana seorang siswa melakukan sesuatu dengan tubuh dan tenaganya.
Dalam mempelajari sesuatu siswa bukan hanya berpikir dan mengerti, tetapi
hatinya terkena dan akhirnya melakukan tindakan yang sesuai.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian, adapun judul penelitian ini adalah “PENGEMBANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA
MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA
KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH
PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA”.
1.2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, batasan masalah dalam penelitian
ini dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan
penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti membatasi hal-hal
sebagai berikut:
1.2.1 Materi yang disajikan dalam Modul Pembelajaran IPA adalah materi
dengan Standar Kompetensi 6. Memahami kenampakan permukaan
bumi, cuaca dan pengaruh bagi manusia serta hubungan dengan cara
manusia memlihara dan melestarikan alam, dengan Kompetensi
Dasar 6.4 Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan
melestarikan alam di lingkungan sekitar.
1.2.2 Penelitian ini khusus dibatasi pada peserta didik kelas IIIB di SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta.
1.2.3 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
1.3.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA dengan
tema “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok” terhadap pengetahuan, kesadaran serta
kepedulian siswa kelas IIIB terhadap lingkungan pada tahun
pelajaran 2016/2017?
1.3.2 Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA tema
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di
Hari Esok” sebagai salah satu varian perencanaan kegiatan
pembelajaran kelas IIIB SD Kanisius Kalasan pada
tahun2016/2017?
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.4.1 Memaparkan proses pengembangan modul pembelajaran IPA
dengan tema “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang
Lebih Baik di Hari Esok” terhadap pengetahuan, kesadaran serta
kepedulian siswa kelas IIIB terhadap lingkungan pada tahun
pelajaran 2017/2018.
1.4.2 Mengetahui kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA tema
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Hari Esok” sebagai salah satu varian perencanaan kegiatan
pembelajaran kelas IIIB SD Kanisius Kalasan pada tahun2017/2018.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai
seorang calon guru dalam menyusun suatu modul pembelajaran
yang tepat sesuai dengan tujuannya.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, diharapakan guru mengetahui
perencanaan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan diharapkan
dapat memperbaiki serta meningkatkan sistem pembelajaran
sehingga mampu mengambangkan berbagai macam sikap, terlebih
dalam menyikapi persoalan masalah lingkungan sekitar.
3. Manfaat yang diperoleh siswa
Hasil ini akan bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa mampu
berpikir dan bertindak cepat dan tepat dalam menyikapi
permasalahan yang berhubungan dengan masalah lingkungan
sekitar. Selain itu siswa diharapkan akan lebih mudah,
menyenangkan dan dapat menambah keterampilan dalam proses
penyerapan ilmu pengetahuan sehingga dapat membantu mengatasi
kesulitan individu siswa dalam memahami ilmu pengetahuan
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.6. Definisi Operasional
Peneliti merasa perlu untuk memberikan penegasan istilah-istilah
yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.6.1 Modul Pembelajaran adalah bahan ajar yang dikemas dan dibuat
semenarik mungkin yang disusun secara sistematis sebagai
sarana belajar yang bersifat mandiri.
1.6.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang
membahas mengenai lingkungan alam, semesta berserta isinya.
1.6.3 Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dilakukan guna
menunjang proses belajar siswa sehingga tidak menghampat
menyampaian dan penerapan materi.
1.6.4 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pendidikan yang
dilakukan dalam pendidikan Jesuit guna
menumbuhkembangkan pribadi seseorang menjadi pribadi
kristiani.
1.6.5 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui.
1.6.6 Kepedulian Lingkungan adalah segala macam bentuk tindakan
yang dilakukan guna menyelamatkan, melestarikan,
memperbaiki, melindungi,dan mencegah kerusakan lingkungan
alam sekitar.
1.6.7 Kesadaran adalah keadaan mengerti
1.6.8 Sampah adalah segala sesuatu yang dibuang atau tidak
digunakan kembali/sudah tidak terpakai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut:
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu
bahan ajar pada pembelajaran IPA berupa pengembangan sebuah modul
pembelajaran IPA yang berbasis pada Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
dan sesuai dengan kurikulum KTSP dengan Standar Kompetensi 6.
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruh bagi
manusia serta hubungan dengan cara manusia memlihara dan melestarikan
alam, dengan Kompetensi Dasar 6.4 Mengidentifikasi cara manusia
memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar dengan tema
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari
Esok. Dalam produk berupa modul ini berisi: silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan LKS. Silabus memuat acuan penyusunan
kerangka pembelajaran antara lain: identitas sekolah, identitas mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, serta penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi
Reflektif dimana guru atau fasilitator memfasilitasi anak dengan suatu
pengalaman belajar yang menarik sehingga pengalaman tersebut
memberikan suatu ingatan yang dapat menyentuh pikiran, hati dan
perasaan dan diharapkan siswa dapat memetik dan menemukan sendiri
makna dari bahan yang dipelajarinya.
Modul “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok” dilengkapi dengan LKS yang memuat bahan ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kepedulian terhadap lingkungan. Modul ini memuat: tujuan, petunjuk
kegiatan pembelajaran, soal latihan, diskusi kelompok, refleksi dan
evaluasi. Modul ini dikembangkan pada mata pembelajaran IPA dengan
mengambil materi pelestarian lingkungan, jenis sampah dan pemanfaatan
limbah plastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas mengenai (1) kajian teori yang akan menjelaskan
mengenai modul, pembelajaran, KTSP, IPA, PPR, pengeahuan, kepedulian
lingkungan, kesadaran, sampah (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir,
dan (4) pertanyaan penelitian
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Modul Pembelajaran
2.1.1.1 Hakikat Modul
Daryanto, (2012), menyatakan bahwa modul adalah bentuk bahan
ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk
membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008), modul diartikan
sebagai suatu standar atau satuan pengukur kegiatan program belajar
mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal
dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai
secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat
untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesain pelajaran.
Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri,
sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan
masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalaj bahan
ajar yang disengaja dikembangkan secara utuh dan sistematis, yang dapat
dipelajari oleh peserta didik/ murid baik secara mandiri maupun di bimbing
yang didesain agar memudah proses belajar mengajar.
2.1.1.2 Prinsip Modul
Terdapat enam belas (16) prinsip milik Tomlinson (dalam Harsono,
2007) untuk mengembangkan bahan pembelajaran. Peneliti kemudian
menentukan sembilan (9) dari enam belas (16) prinsip yang diyakini relevan
dengan penelitian ini. Berikut ini adalah kesembilan prinsip yang digunakan
peneliti untuk mengembangkan modul: 1) materi-materi harus membuat
pengaruh. Materi yang digunakan sebagai bahan ajar/materi pembelajaran
dalam pembuatan modul harus memberi pengaruh yang kuat terhadap
siswa. Materi pembelajaran diharapkan dapat membentuk pondasi pikiran
siswa, sehingga siswa dapat menemukan dan memaknai sendiri materi yang
dipelajarinya. 2) Materi-materi yang diberikan harus membantu siswa
merasa nyaman dan mudah untuk dipelajari. Materi yang dikembangkan
didesain/dikemas sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan efek
nyaman tanpa menimbulkan beban dalam belajar. Hal inilah yang
memudahkan penyerapan materi pembelajaran oleh siswa. 3) Materi-materi
harus membantu siswa untuk mengembangkan percaya diri. Dalam kegiatan
pembelajaran terdapat kegiatan yang dapat melibatkan siswa dalam
berbagai aktivitas yang dilakukan secara mandiri maupun aktivitas yang
dilakukan dalam kelompok. Macam-macam aktivitas inilah yang
diharapkan mampu mengembangkan bakat, kreasi serta meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kepercayaan diri siswa dalam berbagai aspek kehidupan. 4) Pembelajaran
yang diajarkan harus dirasakan oleh siswa secara relevan dan berguna.
Materi yang diajarkan oleh guru/fasilitator sekiranya mempunyai ikatan,
hubungan erat dan dapat dikaitkan terhadap situasi yang berlangsung saat
ini, guna menambah pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi
tersebut. 5) Materi harus menyediakan siswa kesempatan untuk
menggunakan bahasa sebagai tujuan komunikasi. Komunikasi antara siswa
dengan guru/fasilitator diharapkan sebagai jembatan dan interakasi edukasi,
dimana adanya penyampaian dan pertukaran pesan pembelajaran yang
dapat menghubungkan dimensi guru/fasilitator dengan dimensi siswa
maupun dari dimensi siswa dengan dimensi guru/fasilitator. Sehingga
bahasa dalam pembelajaran, dapat membantu proses pembelajaran menjadi
lebih efektif. 6) Materi-materi harus mempertimbangkan bahwa setiap
siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Materi yang didesain
dan dikemas dalam modul pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik belajar dari siswa tersebut. 7) Materi-materi pembelajaran
harus memaksimalkan potensi belajar dan mengembangkan intelektual,
estetika dan emosi yang melibatkan aktivitas otak kanan dan kiri. 8) Materi
yang diberikan tidak boleh bergantung pada latihan yang terkontrol.
Pemberian materi yang diberikan tidak melulu soal mengerjakan tugas
dalam buku, tetapi juga memberikan berbagai bentuk aktivitas belajar yang
menarik. 9) Materi-materi harus menyediakan kesempatan untuk umpan
balik hasil. Dalam materi pembelajaran dilengkapi dengan berbagai soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
latihan, refleksi dan aksi untuk mengetahui umpa balik yang diberikan siswa
(seberapa jauh pemahaman siswa dalam memahami materi).
2.1.1.3 Karakteristik Modul
Karakteristik dalam modul menurut Daryanto (2012) terbagi menjadi 5
bagian yang meliputi:
1) Self Instruction
Merupakan karakteristik yang penting dalam modul. Dengan
karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri
dan tak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
instruction, maka modul harus: (a) Memuat tujuan pembeajaran
yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (b) Memuat materi
pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas. (c)
Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran. (d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan
sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penugasan peserta
didik. (e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan
suasana tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.
(f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif. (g)
Terdapat rangkuman materi pembelajaran. (h) Terdapat instrumen
penilaian, yang memungkinkan peserta didik, sehingga peserta didik
mengetahui tingkat penguasaan materi. (i) Terdapat informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung materi
pembelajaran tersebut.
2) Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempaan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi
belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar
kompetensi/kompetensi dasar harus dilakukan dnegan hati-hati dan
memperhatiakn keluasan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3) Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan
menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar lain untuk
mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut tidak
dikategorikam sebagai modul yang berdiri sendiri.
4) Adaptif
Hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat
keras (hardware).
5) Bersahabat/akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan
informasi yang terampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang
umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan sebuah modul perlu
juga diperhatikan karakteristik-karakteristik didalamnya, yang bisa meliputi
tujuan penyusunan modul, materi yang akan dipelajari, kesesuaian bahasa dan
juga informasi referensi/pengayaan yang digunakan.
2.1.2 Pembelajaran
2.1.2.1 Hakikat Pembelajaran
Winker (dalam Siregar, 2011) pembelajaran adalah seperangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
Gagne (dalam Siregar 2011) mengartikan bahwa pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk
mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Miarso (dalam Siregar, 2011) pembelajaran adalah usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah
ditetapkan dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya
terkendali.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan segala
bentuk tindakan maupun rancangan yang dilakukan mampu menunjang
proses belajar siswa dan guru dalam memahami materi.
2.1.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran
Siregar (2011) menyebutkan beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran,
sebagai berikut: (1) Merupakan upaya sadar dan disengaja, (2)
Pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) Tujuan harus ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, (4) Pelaksanaannya
terkendali, naik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
2.1.3 KTSP
2.1.3.1 Hakikat KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah. (Muslich, 2007)
KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan. (BSNP, 2006)
Sedangkan, menurut Sanjaya (2010) kurikulum KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Jadi, dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kurikulum satuan
pendidikan yang disusun dan direncanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan dengan tetap memperhatikan undang-undang.
2.1.3.2 Prinsip dan Pengembangan KTSP
Prinsip dan pengembangan KTSP menurut Muslich (2007) adalah
sebagai berikut: (a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (b) Beragam dan terpadu. (d)
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. (e)
Relevan dengan kebutuhan kehidupan. (f) Menyeluruh dan
berkesinambungan. (g) Belajar sepanjang hayat. (h) Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
KTSP juga disusun dengan memperhatikan acuan operasional
sebagai berikut: (a) Peningkatan iman dan takwa akhlak mulia. (b)
Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingat
perkembangan dan kemampuan peserta didik. (c) Keragaman potensi dan
karakteristik daerah dan lingkungan. (d) Tuntutan pembangunan daerah dan
nasional. (e) Tuntutan dunia kerja. (f) Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. (g) Agama. (h) Dinamika perkembangan global. (i)
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaaan. (j) Kondisi sosial budaya
masyarakat setempat. (k) Kesetaraan gender. (l) Karakteristik satuan
pendidikan
2.1.3.3 Komponen dalam KTSP
Menurut Muslich (2011) dalam KTSP terdapat empat komponen,
yaitu: a) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, b) Struktur muatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kurikulum tingkat satuan pendidikan, c) Kalender pendidikan, d) Silabus
dan rencana pelaksanaan pengajaran
2.1.4 IPA
2.1.4.1 Hakikat IPA
Dramojo (dalam Samatowa, 2011) menyatakan IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang
alam semesta dengan segala isinya. Darmojo juga mengatakan bahwa IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati
dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antar suatu
fenomena dengan fenomena lainnya, sehingga keselurhannya membentuk
suatu prespektif yag baru tentang objek yang diamati.
Ilmu Pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam
bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).
Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam (IPA) atau
science itu pengetiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011)
Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai
systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and
based mainly on observation and induction yang diartikan bahwa “ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan
tersusun.
Wahyana (dalam Trianto, 2012), IPA adalah suatu pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam semesta,
gejala alam dan makhluk hidup yang tersusun secara sistematik.
2.1.4.2 IPA untuk Sekolah Dasar
Samatowa (2011) menjelaskan bahwa setiap guru harus paham akan
alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan itu dapat
digolongkan menjadi empat golongan yakni: (a) Bahwa IPA berfaedah bagi
suatu bangsa, kiranya perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan
materil suatu bangsa, banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu
dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-
sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk
teknologi adalah IPA. Orang tidak menjadi insinyur eletronika yang baik,
atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai
gejala alam. (b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang memberi kesempatan berpikir kritis.
(c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri
oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hapalan belaka. (d) Mata pelajaran IPA memiliki nilai-nilai pendidikan
yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara
keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.1.4.3 Tujuan Pembelajaran IPA
Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2006) menyebutkan tujuan pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Pertama, menanamkan rasa
ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.
Kedua, mengembangan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Ketiga,
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat, ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. Kelima, menghargai alam sekitar dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Samatowa (2011) menyebutkan pengembangan aplikasi teori
perkembangan kognitif pada pendidikan IPA, dibagi dalam beberapa
bagian: Pertama, konsep IPA dapat berkembang baik, hanya bila
pengalaman langsung mendahului pengenalan generalisasi-generalisasi
abstrak. Metode seperti ini berlawanan dengan metode tradisional, dimana
konsep IPA diperkenalkan secara verbal saja. Kedua, daur belajar yang
mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut: a) Eksplorasi, yaitu
kegiatan dimana anak mengalami atau mengindra objek secara langsng.
Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang adakalanya
bertentangan dengan konsep yang telah dimilikinya, b) Generalisasi, yaitu
menarik kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman) yang tampak
bertentangan dengan yang telah dimiliki anak, c) Deduksi, yaitu
mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada situasi dan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
baru. Ketiga, proses berpikir berkembang melalui tahap-tahap daur belajar
ini mendorong perkembangan berpikir sietiko-deduktif, yakni anak dapat
menganlisis objek IPA dari pemahaman umum hingga pemahama khusus.
Adapun ciri-ciri tahapan yang digambarkan 1) Tahapan Ekplorasi:
merupakan awal dari daur belajar. Dalam tahapan ini guru berperan secara
tidak langsung. Guru merupakan pengamat yang memilki pertanyaan-
pertayaan dan membantu individu murid maupun kelompok. Peranan murid
dalam tahap ini sangat aktif. Mereka memanipulasi materi yang dibagikan
guru, 2) Tahapan Pengenalan Konsep: dalam tahap ini guru berperan lebih
tradisional. Guru mengumpulkan informasi dari murid-murid yang
berkaitan dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian ini
merupakan waktu untuk penyusunan perbendaharaan kata. Materi-materi
seperti buku, alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya diperlukan
untuk penyusunan konsep-konsep, 3)Tahap Penerapan Konsep: pada bagian
ini guru mempunyai situasi atau masalah yang dapat dipecahkan
berdasarkan pengalaman eksplorasi sebelum pengenalan konsep. Seperti hal
lainnya pada tahap eksplorasi murid-murid terlibat dalam berbagai kegiatan.
2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif
2.1.5.1 Hakikat Paradigma Pedagogi Reflektif
Tim Redaksi Kanisius (2010), mengartikan PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) merupakan pola pikir (paradigma=pola) dalam
menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani (pedagogi
reflektif=pendidikan kristiani). Selain itu, dengan PPR diharapkan
terbentuk wujud nyata pribadi man for others, seorang pribadi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memiliki kesadaran kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk
melaksanakan kehidupan berdasarkan kesadaran manusia tersebut.
Menurut Suparno (2015) Paradigma Pedagogi Refleftif (PPR)
adalah suatu paradigma pendidikan yang sudah sejak lama dilakukan dalam
pendidikan Jesuit, yaitu sejak tahun 1586. Praktik pendidikan yang sudah
lama itu selalu di perbaharui dan sekarang ini dipraktekan di seluruh dunia.
Pendidikan dan pengajaran di sekolah Jesuit berusaha mengubah
cara insani lain, sistem-sistem sosial dan struktur masyarakat. Mengubah
cara mereka menilai bangsa manusia dan seluruh ciptaan. Serta, menjadikan
mereka pria dan wanita yang berkompeten, bertanggung jawab dan
berkepedulian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
adalah pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dalam pendidikan Jesuit
yang berusaha mengubah pola pikir, serta menumbuhkembangkan pribadi
kristiani man for others, seorang pribadi yang memiliki kesadaran
kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk melaksanakan kehidupan
berdasarkan kesadaran manusia tersebut.
2.1.5.2 Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Refletif
Menurut Subagya (2010), terdapat tata cara pelaksanaan yang
menjadi unsur utama PPR adalah pengalaman, refleksi dan aksi. Ketiga
unsur utama itu dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu konteks dan
dibantu oleh unsur setelah pembelajaran dengan evaluasi. Maka secara garis
besar PPR mempunyai dinamika maupun gambaran pembinaan siswa untuk
membentuk budaya alternatif secara singkat sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1. Konteks: Konteks merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang
dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Konteks
merupakan unsur pertama dalam pembelajaran PPR. Oleh dari itu
fasilitator (guru) perlu mengerti konteksnya, terutama konteks siswa
yang dibantu, pelajaran apa yang akan diampu, dan lingkungan dimana
fasilitator (guru) memberikan pembelajaran. Apabila pembelajaran
sudah sesuai dengan konteksnya, maka siswa akan semakin mudah
menangkap dan mengerti apa yang fasilitator (guru) bantukan.
2. Pengalaman: Pengalaman (experience) adalah suatu kejadian yang
sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, dan dapat menyentuh
pikiran, hati kehendak, perasaan, maupun hasrat. Pengalaman sangat
penting dalam proses PPR. Tanpa pengalaman, baik pengalaman
langsung maupun tidak langsung dalam pembelajaran maka tidak dapat
mendalami bahan dan memetik makna yang mendalam dari bahan yang
dipelajari.
3. Refleksi: Guru atau fasilitator memfasilitasi dengan pertanyaan agar
siswa terbantu untk berefleksi. Pertanyaan yang lebih baik adalah
pertanyaan yang divergen agar siswa secara otentik dapat memahami,
mendalami, dan meyakini temuannya. Melalui refleks, siswa meyakini
makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya.
4. Aksi: Guru atau fasilitator memfasilitasi dengan pertanyaan aksi agar
siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan
hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan perilaku manusia dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kemauannya sendiri siswa membentuk pribadinya agar nantinya (lama-
kelamaan)menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya.
5. Evaluasi: Evaluasi dimaksud untuk melihat secara keseluruhan
bagaimana proses PPR itu terjadi dan berkembang. Evalusi dilakukan
setelah pembelajaran berlangsung, yakni dengan guru memberikan
evaluasi atas kompetensinya dari sisi akademik.
2.1.5.3 Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif
Subagya (2010), menyebutkan bahwa terdapat kelebihan-
kelebihan sekaligus keuntungan menerapkan PPR dalam proses
pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut:
1. Murah Meriah: dalam praktik, pembelajaran PPR diintegrasikan
dengan bidang studi yang diajarkan, maka tidak memerlukan sarana
atau prasarana khusus, kecuali yang dibutuhkan dalam bidang studi
yang dibutuhkan.
2. Segala Kurikulum: PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum:
KTSP, KBK, Kurikulum 1994, bahkan pada kurikulum mana pun.
Paradigma ini tidak menuntut tambahan bidang studi baru, jam
pelajaran tambahan, maupun peralatan khusus. Hal pokok yang
dibutuhkan hanyalah pendekatan baru pada cara kita mengajarkan mata
pelajaran yang ada.
3. Cepat Kelihatan Hasilnya: melalui PPR tanda-tanda seorang siswa
menjadi berkembang ke arah yang diharapkan, adalah mudah terlihat.
Kenyataan ini dapat diamati di sekolah-sekolah yang telah menerapkan
PPR. Kalau sekolah sepakat dan semua gur menerapkap PPR, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
waktu satu tahun sudah terlihat jelas betapa siswa akrab satu sama lain,
mau solider, dan saling membantu dalam belajar, mau saling
menghargai satu sama lain, pengelolaan kelas menjadi mudah,
kenakalan berkurang tak kelihatan lagi.
Secara ringkas keuntungan-keuntungan menerapkan PPR di sekolah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Dari segi integrasi: pembelajaran berpola PPR murah, tidak
terhambat kurikulum baru, para Pengawas atau Diknas,
mengajarkan dan melatih nilai-nilai kristiani 42 jam per minggu.
2) Dari segi pengalaman, Refleksi, dan Aksi: tidak perlu banyak
aturan, banyak sanksi dan macam-macam pemaksaan seperti
lazim di sekolah lain dan pendidikan yang otentik
3) Dari segi pendidikan kristiani/ Pendidikan Kemanusiaan: ciri
khas sekolah Kristen/Katolik dapat diwujudkan dalam kegiatan
kelas sehari-hari, menjadikan keunggulan sekolah yang tidak
dapat diungguli sekolah lainnya.
4) Dampak lain: menambah calon siswa dalam PSB dan lebih
mudah menepis isu kristenisasi.
2.1.6 Pengetahuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008)
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui/kepandaian. Salah satu ciri
khas pada diri manusia adalah selalu ingin tahu, dan rasa selalu ingin tahu
tersebut tidak pernah berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.1.7 Kepedulian Lingkungan
2.1.7.1 Hakikat Kepedulian
Hariyanto, (2013) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan peduli
lingkungan adalah menghargai alam lingkungan dengan kewajiban
melestarikan fungsinya agar terjadi kehidupan yang berkelanjutan, jauh dari
pencemaran lingkungan.
Wibowo (dalam Kurniawan, 2013) menambahkan bahwa yang
dimaksud dengan dengan peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkunga alam sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan adalah segala
macam bentuk tindakan maupun upaya yang dilakukan guna mencegah,
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
2.1.7.2 Indikator Kepedulian
Zubaedi, (2011) menjelaskan bahwa berakhklak terhadap alam
dapat dilakukan manusia dengan upaya-upaya pelestarian alam sebagai
berikut: (a) Melarang penebangan pohon secara liar. (b) Melarang
perburuan binatang secara liar. (c) Melakukan reboisasi (penghijauan). (d)
Membuat cagar alam dan suaka margasatwa. (e) Menerapkan tata guna
lahan yag lebih sesuai. (f) Memberikan pengertian yang lenih baik perlunya
menjaga lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat. (g) Memberikan
sanksi-sanksi kepada pelanggar-pelanggar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Salim (1986), menyebutkan ha-hal yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan pelestarian lingkungan hidup sehari-hari adalah: (a)
Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan
selokan, tempat mandi-cuci-kaskus, terpeliharanya sumur air minum. (b)
Kebersihan di dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memberi celah
untuk masuknya sinar matahari, serta kebersihan dapur. (c) Usaha hemat
energi seperti menghemat aliran listrik, memadamkan lampu yang sudah
tidak dipakai. Selain itu juga menghemat pemakaian air, dengan menutup
kran, jangan biarkan air mengalir/menetes terus. (d) Pemanfaatan kebun
atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang berguna, penanaman bibit
tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan (e) Penanggulangan sampah,
memanfaatkan kembali sampah organik dan mendaur ulang sampah
anorganik.
2.1.8 Kesadaran
2.1.8.1 Hakikat Kesadaran
Solso, (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesadaran
adalah kesiagaan (awareness) individu terhadap peristiwa-peritiwa kognitif
memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik. Sedangkan, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008), mengartikan
bahwa kesadaran merupakan keadaan mengerti/ hal yang dirasakan atau
dialami oleh seseorang.
Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, kesadaran
merupakan keadaan dimana seseorang mengerti akan siaga terhadap segala
sesuatu yang berlangsung disekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.1.8.2 Fungsi Kesadaran
Pierson dan Trout (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa satu-
satunya alasan kita memiliki kesadaran adalah kesadaran memungkinkan
kita melakukan pergerakan atas kemauan sendiri (votional movement).
Daimiso (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa kesadaran
berfungsi memampukan kita merencanakan perilaku kita, alih-alih hanya
mengandalkan insting semata. Kemampuan tersebut (yang diperkuat
dengan adanya kesadaran-diri) memberikan kita kemampuan bertahan
hidup yang lebih besar dalam lingkungan kita. Senada dengan pendapat
Bars Mcgovern (dalam Solso, 2008) Fungsi pertama kesadaran adalah
fungsi konteks-setting (context setting), yakni fungsi dimana sistem-sistem
bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah
stimuli yang datang ke dalam memori.
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
fungsi kesadaran digunakan sebagai pengontrol dalam diri manusia dalam
melakukan kemampuan pergerakan atas kemauan diri sendiri
2.1.9 Sampah
2.1.9.1 Hakikat Sampah
Penggolongan sampah menurut Hadiwiyoto (dalam Sejati, 2013),
didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu: asal, komposisi, bentuk, lokasi,
proses terjadinya, sifat, dan jenisnya.
1. Penggolongan Sampah Berdasarkan Asalnya: sampah hasil kegiatan
rumah tangga, termasuk didalamnya sampah rumah sakit, hotel dan
kantor, sampah hasik kegiatan industri/pabrik, sampah hasil kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan,
sampah hasil kegiatan perdagangan, misal sampah pasar dan toko,
sampah hasik kegiatan pembangunan dan sampah jalan raya.
2. Penggolongan Sampah Berdasarkan Komposisinya: a) sampah
seragam. Sampah hasil kegiatan industri umumnya termasuk dalam
golongan ini. Sampah dari kantor sering hanyaterdiri dari kertas,
karton, kertas karbon, dan semacamnya yang masih tergolong
seragam atau sejenis, b) sampah campuran. Misal, sampah yang
berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum yang sangat
beraneka ragam dan bercampur menjadi satu.
3. Penggolongan Sampah Berdasarkan Bentuknya: a) sampah padatan
(solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng, plastik, dan logam, b)
sampah cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci, bekas
cairan yang tumpah, tetes tebu, dan limbah industri yang cair, dan c)
sampah berbentuk gas, misal karbondioksida, amona.
4. Penggolongan Sampah Berdasarkan Lokasinya: sampah kota (urban)
yang terkumpul di kota-kota dan sampah daerah yang terkumpul di
daerah-daerah luar perkotaan.
5. Penggolongan Sampah Berdasarkan Proses Terjadinya: a) sampah
alami, ialah sampah yang terjadi karena proses alami. Misalnya
rontokan dedaunan.(b) Sampah nonalami, ialah sampah yang terjadi
karena kegiatan manusia. Misalnya plastik dan kertas.
6. Penggolongan Sampah Berdasarkan Sifatnya: a) sampah organik,
terdiri atas dedaunan, kayu, tulang, sisa makanan ternak, sayur, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
buah. Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa
organik dan tersusun oleh unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Sampah ini mudah didegradasi oleh mikroba, dan b) sampah
anorganik, terdiri atas kaleng, plastik, besi, logam, kaca dan bahan-
bahan lainnya yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah ini
tidak dapat didegregradasi oleh mikroba sehingga sulit untuk
diuraikan.
7. Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya: sampah makanan,
sampah kebun/pekaranngan, sampah kertas, sampah plastik, karet,
dan kulit, sampah kain, sampah kayu, sampah logam, sampah gelas
dan keramik, dan sampah abu atau debu.
2.1.10 Pendidikan Emansipatoris
2.1.10.1 Hakikat Pendidikan Emansipatoris
Suprijono, (2016) menjelaskan bahwa pendidikan emansipatoris
adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa pada objek yang
dipelajari, kemudian siswa memahami diri dan tindakan belajarnya dengan
kesadaran reflektif.
Mangunwijawa, (2004) menjelaskan bahwa emansipatoris adalah
menyantuni dan memberdayakan peserta didik sebagai subyek kegiatan
belajar. Pendidikan yang mengembangkan bakat siswa, menghormati
kepribadian murid, merangsang daya cipta, tanggung jawab, otonomi dan
kesadaran moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015) menyatakan bahwa
pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang
pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan
demokratis. Tiga kata kunci untuk model pendidikan emansipatoris, yaitu
humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
2.1.10.1.1 Humanisasi
Menurut Zuchdi (2009) pendidikan humanisasi bukan sekedar
pengembangan kualitas kognitif, melainkan juga sebuah proses yang
terjadi pada diri individu dan melibatkan seluruh domain yang ada.
Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (KBBI) humanisasi adalah
sebagai penumbuhan rasa perikemanusiaan. Berdasarkan dua
pernyataan di atas, humanisasi merupakan perubahan dalam diri peserta
didik, yang melibatkan keseluruhan melalui akal budi dan hati nurani.
2.1.10.1.2 Kesadaran Kritis
Winarti dan Anggadewi (2015), menjelaskan bahwa kesadaran kritis
memiliki makna belajar menerima keadaan sosial, ekonomi dan politik
yang bertolak belakang dan kemudian melawan arus dan penindasan
realitas.
Smith (2001) menjelaskan bahwa kesadaran kritis merupakan
keadaan dimana seseorang mampu menerima dan menolak realitas
dalam kehidupan serta mampu mempertahankan pendapatnya sesuai
kebenaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesadaran kritis merupakan keadaan
dimana seseorang mampu memahami keadaan di sekitar, namun tetap
berpegang teguh atas pendirian yang benar.
2.1.10.1.3 Mempertanyakan Sistem
Winarti dan Anggadewi, (2015) dialog merupakan salah satu cara
untuk menanyakan sistem. Dialog yang dilakukan guru dan siswa
sebagai pembelajar pemahaman dan mengalaman akan realitas
kehidupan guru dan siswa yang berkembang.
2.2 Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2016). Tujuan
utama dari penelitian tersebut adalah menghasilkan suatu produk berupa
modul pratikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong
berpikir kristis pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Selain itu, tujuan
pengembangan ini adalah: 1) Mengetahui cara mengembangkan modul
pratikum IPA. 2) mengetahui kualitas modul pratikum IPA. 3) Mengetahui
pengaruh penggunaan modul pratikum IPA. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
(research and development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang
dilakukan dalam penlitian ini melalui beberapa langkah: (1) Potensi dan
masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi produk
pada ahli, (5) Revisi Produk, (Uii coba produk, (7) Revisi Produk. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modul pratikum IPA layak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal ini
ditunjukkan dari hasil keseluruhan validasi mempereroleh rata-rata 3,3
dengan kategori layak.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Harjanto (2017). Tujuan
utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamankan
sikap peduli lingkungan pada siswa kelas III. Tujuan yang dilakukan
peneliti dalam pengembangan ini adalah: 1) Mengembangkan modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan
sikap peduli lngkungan pada siswa kelas IIIB 2016/2017, 2)
Mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris yang berkualitas sebagai alat belajar pentingnya lingkungan
sehat di kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017, 3) Mengetahui dampak modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris terhadap proses
pembelajaran siswa pada implementasi. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and
development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang dilakukan dalam
penlitian ini melalui beberapa langkah: (1) Analisis kebutuhan, (2) Desain
modul, (3) Revisi modul, (4) Implementasi modul, (5) Evaluasi modul.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pratikum IPA layak/sangat
baik untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas III Sekolah Dasar. Hal
ini ditunjukkan dari hasil uji coba lapangan memperoleh skor 4,3. Skor
tersebut dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul pembelajaran IPA
dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Halawa (2016). Tujuan
utama dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa modul
tanaman obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar mereka dapat
mengetahui pentingnya melesatrikan tanaman obat. Jenis penelitian yang
digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan pengembangan
(research and development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang
dilakukan dalam penlitian ini melalui beberapa langkah: 1) Potensi dan
masalah, 2) Pengumpulan data, 3) desain produk, 4) Validasi desain, 5)
Revisi desain, 6) Uji coba produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
berdasarkan uji coba modul pada 27 siswa kelas V di SDN No. 075046
Lolofitu Kabupaten Nias, kualitas modul yang dikembangkan mendapat
skor rata-rata 4,55 yang berarti sangat baik dan sangat layak untuk
digunakan.
Berdasarkan ketiga penelitian relevan di atas, dapat dilihat bahwa
modul yang dikembangkan berupa modul pratikum IPA, modul
pembelajaran IPA dan modul tanaman obat. Maka dari itu, peneliti
mengembangkan modul pembelajaran IPA Peduli Lingkungan Hari Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok berbasis PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) untuk siswa kelas IIIB di SD Kanisius Kalasan.
2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013). Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah implementasi
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.1 di SD
Keputran “A”. Dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus tindakan.
Dalam tidakan siklus yang I belum mencapai kriteria keberhasilan, karena
berdasarkan lembar observasi siklus I menunjukkan bahwa sikap peduli
lingkungan sebesar 75% siswa dikategorikan sedang dan hasil angket
menunjukkan sebesar 25& siswa berada pada kategori tinggi. Kemudian
pada penelitian tindakan siklus yang ke II sebanyak 27 siswa (96,43%)
berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 siswa (3,57) berada pada
kategori sedang. Berdasarkan hasil angket tindakan siklus II sebanyak 27
siswa (96,43) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 orang siswa
(3,57%) berada pada kaegori sedang. Hasil pada siklus II telah mencapai
kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus tersebut.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Sumiyati (2016). Dalam penelitian
ini bertujuan untuk meneliti tentang pengembangan multimedia pendidikan
karakter peduli lingkungan. Dalam penelitian ini juga bertujuan untuk
mengasilkan produk multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan
yang layak digunakan dalam pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD. Dalam penelitian ini menggunakan tiga model
pengembangan yakni model penelitian dan pengemabngan Borg&Gall
(1989), model pengembangan Alessi dan Trolip (2001) dan model
pengembangan sesain pembelajaran Dick and Carey (2005). Ketika model
pengembangan tersebut dimodifikasi sehingga dapat mengasilkan tahapan
sederhana yaitu pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan.
Berdasarkan hasil validasi dengan menggunakan skala 5 yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
oleh peneliti dengan meliputi hasil validasi ahli materi pada aspek
pembelajaran adalah 4,35 “Sangat Baik” dan aspek materi memperoleh
skor 4,57 “Sangat Baik”. Adapun hasil validasi ahli media dalam aspek fisik
memperoleh skor 4,50 “Sangat Baik”, aspek tampilan 4,31 “Sangat Baik”,
dan aspek pemograman 4,33 “Sangat Baik”. Hasil penilaian guru pada aspe
tampilan memperoleh skor 4,36 “Sangat Baik”, aspek pemograman 4,66
“Sangat Baik”, aspek materi 4,60 “Sangat Baik”, dan aspek pembelajaran
4,80 “Sangat Baik”. Jadi berdasarkan hasil validasi yang dilakukan, dapat
di simpulkan bahwa produk yang dikembangkan telah layak untuk
digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Selviana Desi Ambarwati
(2017). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk
berupa modul pembelajaran IPA untuk kelas III eksistensial sekolah dasar
berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan. Jenis peneletian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian pengemabngan materi (Material Development) yang termasuk
dalam salah satu penelitian dan pengembangan (Research and
Development) (RnD). Adapun proses pengembangan modul ini mengikuti
5 langkah pengemabngan materi dari Tomlinson (dalam Harsono, 2007)
yaitu (1) analisis, (2) desain, (3) revisi, (4) implementasi, dan (5) evaluasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para ahli, dalam penelitian ini
mendapatkan skor 3,39 yang masuk dalam kategori “sangat baik” sehingga
layak digunakan pada thap implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan di atas dapat dilihat
bahwa penanaman sikap peduli lingkungan dilakukan dengan pendekatan
STM, pengembanga multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan dan
modul pembelajaran IPA berbasis emansipatoris guna memananmkan sikap
peduli lingkungan, sehingga belum ada penanaman sikap peduli
lingkunngan dengan modul peduli lingkungan hari ini, untuk kehidupan
yang lebih baik di hari esok berbasis PPR. Maka dari itu, peneliti
mengembangkan modul pembelajaran IPA Peduli Lingkungan Hari Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok berbasis PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) untuk siswa kelas IIIB di SD Kanisius Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2.3 Desain Diagram
MODUL PEDULI LINGKUNGAN
Theresia Dwi Kurniawati
(2016)
Hasilnya, modul pratikum IPA
layak untuk digunakan sebagai
bahan ajar siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
Handayani (2013)
Hasilnya, langkah-langkah
implemenatasi pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat
“STM” dalam pembelajaran
IPA untuk meningkatkan sikap
peduli menunjukkan kriteria
keberhasilan.
Dedy Anggit Harjanto (2017)
Hasilnya, modul pembelajaran
IPA “Ayo Cintai Lingkungan “
berbasis emansipatoris layak
untuk digunakan sebagai bahan
ajar kelas IIIB Sekolah Dasar.
Sumiyati (2016)
Hasilnya, pengembangan
multimedia pendidikan
karakter peduli lingkungan
telah layak untuk digunakan
sebagai media dalam proses
pembelajaran.
Rismawati Halawa (2016)
Hasilnya, modul tanaman obat
“Daun Ajaib” untuk
pendidikan konservasi layak
diuji coba
Selviana Desi Ambarwati
(2017)
Hasilnya, pengembangan
modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan
emansipatoris untuk
menanamkan sikap peduli
lingkungan layak untuk
digunakan sebagai modul
dalam pembelajaran.
Menghasilkan produk berupa
modul
Mengetahui dan meningkatkan sikap
peduli lingkungan
Judul Penelitian:
Pengembanan Modul Pembelajaran IPA Berbasis PPR Guna
Menumbuhkan Pengetahuan, Kesadaran Serta Kepedulian Lingkungan
Terhadap Bahaya Sampah Plastik pada Siswa Kelas IIIB di SD Kanisius
Kalasan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.4 Kerangka Berpikir
Lingkungan menjadi satu-satunya tempat dimana segala makhluk hidup
tinggal didalamnya. Namun seiring berjalannya waktu, kini lingkungan
mengalami berbagai macam penurunan dan kerusakan di berbagai aspeknya
yang sungguh sangat mengkhawatirkan dunia ini. Adapun penurunan dan
kerusakan lingkungan ini, juga merupakan buah dari campur tangan manusia
yang mengeksploitasi dan menggunakan alam sedemikian rupa rakusnya
hingga lupa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Selain itu, kurangnya
sikap kepedulian terhadap lingkungan menjadi kunci utama mengapa manusia
menjadi dalang dari kerusakan lingkungan ini. Penanaman sikap kepedulian
terhadap lingkungan semestinya dilakukan sedari dini. Hal inilah yang sedang
menjadi upaya pendidikan untuk menanamkan bahkan membenahi sikap-sikap
yang kurang baik dalam diri manusia, dengan menyelipkan pendidikan karakter
di dalam pembelajaran didalam kelas.
Berdasarkan analisis kebutuhan, wawancara dan observasi yang dilakukan
peneliti terhadap peserta didik kelas III SD Kanisius Kalasan. Peneliti melihat
adanya sikap-sikap kurang baik dalam sikap peduli lingkungan. Peneliti masih
melihat beberapa anak enggan membuang sampah pada tempatnya, enggan
membuang sampah berdasarkan jenisnya padahal sudah disediakan tempat yang
sesuai dengan jenis sampahnya, dan juga banyaknya sampah plastik bekas
makanan yang dibeli di kantin sekolah. Dari hasil wawancara, peneliti juga
mendapatkan bahwa selama ini belum pernah ada kegiatan aksi terhadap
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari hasil analisis kebutuhan, wawancara dan observasi yang peneliti
lakukan, peneliti tertarik untuk mengembangkan materi berupa modul
pembelajaran yang berguna memanamkan sikap peduli lingkungan, dimana
didalamnya terdapat pengalaman baru yakni melakukan aksi pengolahan
limbah plastik bekas untuk dijadikan barang berguna. Materi yang peneliti
kembangkan adalah berupa modul pembelajaran IPA berbasis PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) untuk menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan
kepedulian terhadap lingkungan terlebih dalam lingkungan sekolah terhadap
siswa kelas IIIB SD Kanisius Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)
prosedur pengembangan, (4) instrumen pengumpulan data, (5) teknik pengumpulan
data, dan (6) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
atau Research and Development (RnD). Menurut Putra (2015) penelitian
dan pengembangan atau Resesarch and Development (RnD) diartikan
sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis,
bertujuan/diarahkan untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki,
mengembangkan, menghasilkan, menguji kefektifan produk, model,
metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru,
efektif, efisien, produktif, dan bermakna. Metode penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (RnD) juga didefinisikan
sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang di
pertanggungjawabkan (Sujadi, 2003). Menurut Sukmadinata (2008)
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (RnD)
adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik. Adapun menurut Sugiyono (2015) metode penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (RnD) didefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bahwa RnD adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji menguji keefektifian produk tertentu. Oleh
karena itu berdasarkan penjelasan di atas, bentuk penelitian yang pas untuk
penelitian ini adalah menggunakan Research and Development (RnD)
karena pengembangan produk berdasarkan dari masalah yang ditemukan.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengembangan materi menurut Tomlison (dalam Harsono, 2007). Kelima
langkah pengembangan materi meliputi: 1) Analisis kebutuan, 2) Desain, 3)
Revisi, 4)Implementasi, 5) Evaluasi
3.2 Setting Peneltitian
3.2.1 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III B di SD Kanisus
Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Siswa yang di teliti sebanyak
33 orang.
3.2.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pengembangan produk berupa
pembuatan modul pembelajaran IPA yang menanamkan sikap menanamkan
karakter peduli terhadap lingkungan akan bahaya sampah plastik. Standar
Kompetensi yang digunakan adalah 6. Memahami kenampakan permukaan
bumi, cuaca dan pengaruh bagi manusia serta hubungan dengan cara
manusia memelihara bumi. Adapun Kompetensi Dasar yang digunakan
adalah 6.4 Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan melestarikan
ligkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.2.3 Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Kanisius Kalasan yang
beralamat di Jl. Solo, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55571 dikarenakan SD Kanius Kalasan juga
digunakan sebagai tempat PPL, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 7 bulan,yaitu bulan Agustus 2016
sampai dengan Januari 2017.
3.3 Prosedur Pengembangan
Terdapat 5 langkah pengembangan modul menurut Tomlinson (dalam
Harsono, 2007) yang akan dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Langkah pengembangan yang pertama dalam penelitian ini adalah
peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini digunakan
sebagai acuan dalam pembuatan modul pembelajaran. Analisis kebutuhan ini
bertujuan agar peneliti mampu menemukan tujuan yang akan dicapai oleh
peserta didik SD Kanisius Kalasan selaku subyek yang digunakan dalam
penelitian ini. Adapun beberapa langkah-langkah pengumpulan data, yang
peneliti tempuh dalam melakukan analisis kebutuhan seperti peneliti
melakukan student background yang meliputi (academic background, sosial,
and economic background), visi dan misi sekolah, kurikulum yang digunakan
dan juga kebiasaan dan gaya belajar yang dilakukan saat proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mengajar, Pengunpulan data tersebut peneliti peroleh melalui wawancara
dengan kepala sekola, dan juga wawancara dengan guru kelas IIIB. Selain itu,
peneliti juga melakukan wawancara dengan dua orang peserta didik guna
mengetahui sejauh mana peran pembelajaran IPA dalam minat belajar peserta
didik.
Setelah peneliti melakukan beberapa pengumpulan data guna
mengetahui analisis kebutuhan peserta didik, peneliti menganalisis data yang
diperoleh tersebut. Hasil dari analisis kebutuhan peserta didik yang di dapat
dari analisis kebutuhan tersebut, digunakan untuk memilih dan menentukan
langkah-langkah pembelajaran yang meliputi SK (Standar Kompetensi), KD
(Kompetensi Dasar), dan Indikator yang pas dan sesuai. Adapun Standar
Kompetensi (SK) yang peneliti pilih yakni 6. Memahami kenampakan
permukaan bumi, cuaca dan pengaruh bagi manusia, serta hubungannya
dengan cara manusia memelihara dan melestarikan lingkungan dengan
Kompetensi Dasar (KD) 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam
memelihara dan melestrikan alam di lingkungan sekitar.
3.3.2 Desain
Langkah pengembangan yang kedua dalam penelitian ini adalah
peneliti melakukan desain. Proses desain ini diawali dengan pembuatan
Silabus dan Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
modul pembelajaran IPA. Adapun dasar/acuan/prinsip pengembangan yang
digunakan dalam pembuatan modul pembelajaran IPA dengan mengunakan
prinsip pengembangan bahan ajar menurut Tomlinson. Prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pengembangan bahan ajar menurut Tomlinson terdiri dari 16 prinsip, namun
dari 16 prinsip tersebut peneliti hanya mengadaptasi 9 prinsip yang digunakan
sebagai pengembangan materi ajar modul pembelajaran IPA. Berikut 9
prinsip yang yang diadaptasi dan digunakan dalam pengembangan bahan ajar
menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2007): 1) Materials should achieve
impact, 2) Material should help learners feel at ease, 3) Materials should help
learners to develop confidence, 4)What is being taught should be perceived
by learners as relevant and usefull, 5) Material should expose the learners to
language in authentic use, 6) Materials should take into account that learners
have different learning styles, 7) Materials should maximize learning
potential by encouraging intellectual, aesthatic and emotional involment both
right and left bain activities, 8) Materials should not rely too much on
controlelle practice, and 9) Materials should provide oppotunities of outcome
feedback
3.3.3 Revisi
Revisi merupakan langkah ketiga yang dilakukan peneliti dalam
penelitian dan pengembangan modul ini. Revisi merupakan hasil penilaian
yang diberikan oleh parah ahli selaku validator yang ditunjuk. Revisi ini
berguna mengetahui kekurangan dan kelebihan dari modul yang sudah dibuat.
Revisi kekurangan dari pembuatan modul dilakukan sesuai dengan pendapat
dan saran yang diberikan oleh para ahli selaku validator modul.
3.3.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat yang dilakukan peneliti
dalam dalam penelirian dan pengembangan mdoul ini. Implementasi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dilakukan apabila produk sudah direvisi oleh peneliti, berdasarkan
kritik/pendapat dan saran yang diberikan oleh para ahli selaku validator.
Implementasi dilakukan /diujicobakan guna mengetahui kualitas modul yang
telah dibuat. Dalam langkah implementasi ini, peneliti melakukan ujicoba di
kelas IIIB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
3.3.5 Evaluasi
Setelah melalui tahapan implementasi, tahapan selanjutnya adalah
evaluasi. Evaluasi merupakan tahapan terakhir yang dilakukan peneliti dalam
penelitian dan pengemabangan modul ini. Evaluasi yang dilakukan pada
tahapan ini adalah hasil dari kegiatan belajar, pembagian kuesioner, observasi
pada saat implemetasi dan juga wawancara yang dilakukan kepada 2 peserta
didik setelah melakukan proses belajar dengan menggunakan modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan
TAHAP PERTAMA
Analisis Kebutuhan
Analisis
Kebutuhan
Observasi
(Gaya belajar di dalam kelas dan
sikap peduli)
Wawancara
(Student background, Visi & Misi sekolah, dan kurikulum yang
digunakan)
Menetukan
SK, KD dan
Indikator
TAHAP KEDUA
Desain
Pembuatan Silabus
dan RPP
Prinsip-Prinsip
Tomlinson
((Prinsip-prinsip dalam
Pengembangan Bahan pembelajaran)
Desain Produk Modul
Pembelajaran
IPA
TAHAP KETIGA
Revisi
Validasi oleh Ahli 1
Validasi oleh Ahli 2
Hasil Penilaian
Validator
Revisi Modul
Pembelajaran
IPA
TAHAP KEEMPAT
Implementasi
TAHAP KELIMA
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan
wawancara dan observasi. Wawancara untuk mengumpulkan data siswa kelas
IIIB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta mengenai Student Background
(academic background, social bacground, economic background), visi dan
misi sekolah dan kurikulum yang digunakan. Sedangkan observasi dilakukan
saat pembelajaran dikelas berlangsung, untuk mengumpulkan data mengenai
gaya belajar didalam kelas.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas
NO Garis Besar Wawancara
1 Academic background (terkait Nilai Ketuntasan Minimal (KKM)
pembelajaran IPA)
2 Social and economic background (terkait pekerjaan orangtua, letak
tempat tinggal, kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik ketika
didalam kelas)
3 Kebiasaan ketika mengikuti pembelajaran IPA
4 Kebiasaan ketika piket sekolah
5 Kebiasaan ketika membuang sampah
6 Kurikulum yang digunakan
7 Visi dan misi sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.2 Pedoman Observasi
3.4.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli
Instrumen validasi produk oleh ahli dilakukan sebagai alat ukur
kualitas dan juga perbaikan dalam pembuatan modul. Adapun kisi-kisi serta
instrumen validasi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Validasi oleh Ahli
NO Aspek Indikator No
Pernyataan
I. Indikator Perumusan Indikator 1, 2
II. Tujuan
Uraian Tujuan
Pembelajaran yang
akan dicapai peserta
didik
3, 4
III. Materi
Pemilihan dan
Pengorganisasian
Materi Pembelajaran
5, 6, 7, 8
NO Garis Besar Observasi
1 Gaya belajar didalam kelas
2 Sejauh mana sikap peduli yang dilakukan oleh peserta didik di
sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
NO Aspek Indikator No
Pernyataan
IV. Media dan
Sumber Belajar
Pemilihan Sumber
Belajar dan Media
Pembelajaran
9, 10
V. Skenario/kegiatan
Pembelajaran
Skenario/kegiatan
Pembelajaran 11
VI. Penggunaan
Bahasa Tulis
Penggunaan Bahasa
Tulis 12, 13, 14, 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.5 Instrumen Validasi oleh Ahli
NO ASPEK yang dinilai SKOR
Saran/Kometar 1 2 3 4
I Perumusan Indikator
1 Kesesuaian dengan
Standar Kompetensi
2 Kesesuaian dengan
Kompetensi Dasar
II
Uraian Tujuan
Pembelajaran yang
akan dicapai peserta
didik
3 Kejelasan rumusan tujuan
pembelajaran
4
Kesesuaian perumusan
tujuan pembelajaran
dengan indikator
III
Pemilihan dan
Pengorganisasian Modul
Pembelajaran
5
Kesesuaian modul
pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
6
Kesesuaian isi modul
pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
7
Kesesuaian tampilan
modul pembelajaran
dengan karakteristik
peserta didik
8
Keruntutan dan
sistematika modul
pembelajaran
IV
Pemilihan Sumber
Belajar dan Media
Pembelajaran
9
Kesesuaian sumber
belajar dan media
pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
NO ASPEK yang dinilai SKOR
Saran/Kometar 1 2 3 4
10
Kesesuaian sumber
belajar dan media
pembelajaran dengan
pendekatan PPR
(Paradigma Pedagogi
Reflektif)
V Skenario/Kegiatan
Pembelajaran
11
Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
pendekatan PPR (konteks,
pengalaman, refleksi,
evaluasi dan aksi)
VI Penggunaan Bahasa
Tulis
12 Ketepatan pilihan kata
13 Ketepatan struktur
kalimat
14 Kejelasan struktur kalimat
15 Kebakuan bentuk huruf
dan angka
Berdasarkan hasil validasi dapat diperoleh nilai rata-rata dengan rumus sebagai
berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎ℎ𝑙𝑖 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎ℎ𝑙𝑖 1 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎ℎ𝑙𝑖 2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3.4.3 Instrumen Implementasi
Instrumen implementasi merupakan lembar kuesioner tertutup yang
diberikan kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Adapun instrumennya
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Instrumen Kualitas Modul oleh Siswa
NO Pernyataan SKOR Komentar
1 2 3 4
1 Saya memahami bahasa
yang digunakan pada
modul pembelajaran IPA
2 Ukuran dan jenis huruf
pada modul
pembelajaran IPA dapat
saya baca dengan jelas.
3 Gambar yang terdapat
dalam modul
pembelajaran IPA
membuat saya menjadi
jelas dan tertarik untuk
mempelajari materi
4 Warna yang terdapat
dalam modul
pembelajaran IPA
membuat saya tertarik
dan semangat untuk
mempelajarinya.
5 Tampilan modul
pembelajaran IPA sangat
menarik dan tidak
membosankan.
6 Materi yang disajikan
pada modul
pembelajaran IPA mudah
untuk saya pahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
NO Pernyataan SKOR Komentar
1 2 3 4
7 Modul pembelajaran IPA
membuat saya lebih aktif
menyampaikan pendapat
dan bertanya tentang
materi yang terdapat
dalam modul.
8 Modul penbelajaran IPA
memberikan kejelasan
mengenai langkah-
lagkah dalam
Pemanfaatan Sampah
Plastik Bekas Sederhana.
9 Modul pembelajaran IPA
membuat saya mampu
belajar sendiri dan
mandiri.
10 Dengan menggunakan
modul pembelajaran
lebih memperjelas saya
dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
TOTAL
Komentar umum dan perbaikan Modul Pembelajaran IPA
Kesimpulam (mohon likari salah satu)
Modul Pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
1. Layak untuk digunakan/uji coba tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunaan/uji coba lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan hasil validasi dapat diperoleh nilai rata-rata dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini berupa
observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner.
3.5.1 Observasi
Observasi adalah peninjauan secara cermat. Salah satu teknik yang
dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku nonverbal
yakni dengan menggunakan teknik observasi (Yusuf, 2014). Observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah participant observer, penggunaan
observasi pastisipan adalah bentuk observasi dimana pengamat (observer)
secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati.
(Yusuf, 2014). Observasi dilakukan oleh peneliti di SD Kanisius Kalasan
Yogyakarta, penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung, sehingga
peneliti dapat menghayati kondisi rill kegiatan yang sesungguhnya, agar
menghindarkan dari kekeliruan pengolahan data. Obsevasi dilakukan
peneliti kepada seluruh pesera didik kelas IIIB saat sedang istirahat dan juga
saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana perilaku
sikap peduli yang dimiliki peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan
untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk
dimuat di surat kabar surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan
pada layar televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007). Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaa
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaain itu. maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan
Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2006) antara lain: mengkontruksi,
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian, dan lain-lain. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi
dan ketat. Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara
dilakukan secara bebas, dimana jawaban dari responden tidak dibatasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur.
Wawancara dalam penelitian digunakan untuk mendapatkan hasil dari
analisis kebutuhan peserta didik yang meliputi aspek latar belakang sosial,
ekonomi, dan pendidikan peserta didik. Wawancara dilakukan kepada
kepala sekolah, guru kelas IIIB SD Kanisius Kalasan dilanjutkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
wawancara setelah melakukan implementasi kepada 2 peserta didik di kelas
IIIB SD Kanisius Kalasan.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi di bidang pengetahuan. Dokumentasi adalah
pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar,
kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2007). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rekaman
suara, mengambilan foto, pencatatan observasi dan perekaman video.
Rekaman suara dan mengambilan video mengenai alasan yang diutarakan
siswa dan guru. Rekaman suara, mengambilan foto, pencatatan observasi
dan perekaman video bertujuan agar data yang diperoleh dapat dipercayai
dan dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian, selain itu itu
mampu membantu peneliti dapat melakukan “check and rechek” terhadap
informasi yang telah didapatkan dari responden.
3.5.4 Kuesioner
Menurut Sulistyo dan Basuki (2006) kuesioner adalah pertanyaan
terstruktur yang diisi sendiri oleh reponden atau diisi oleh pewawancara
yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
diberikan. Kuesioner dibagi dalam dua jenis. Kuesioner terbuka dan
kuesioner tertutup. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner
tertutup. Kuesioner tertutup adalah memberikan pertanyaan kemudian
memberikan sejumlah jawaban, sambil minta pada responden untuk
memberikan tanda (V) pada kotak yang sesuai. Adapun beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
keutnungan dari penggunaan kuesioner tertutup seperti halnya;
pengelolaannya sederhana karena kategori sudah ditentukan sebelumnya,
mudah menata jawaban sehingga analisis lebih mudah dan pertanyaan
tertutup memliki kerangka acuan yang mengarahkan jawaban responden
sehingga memungkinkan menjelaskan konsep yang digunakan dan jawaban
yang dicari. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kualitas modul yang
dikembangkan. Selain itu kuesioner digunakan sebagai untuk penilaian
kelayakan modul kepada validator.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
3.6.1 Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini, diperoleh dari hasil wawancara,
dokumentasi, observasi, dokumen pribadi, cacatan lapangan dan tindakan
responden. Kritik, saran, masukan serta komentar yang didapatkan dari ahli
dikumpulkan dan diperbaiki juga dapat digunakan sebagai data kualitatif.
Selain itu, peniliti juga melakukan observasi yang dilakukan saat
implementasi modul, berlangsung. Dari observasi yang dilakukan, peneliti
dapat mengetahui tindakan-tindakan terhadap kegiatan yang dilakukan.
Hasil wawancara dan hasil observasi direkam dan dicatat, kemudian
hasil data tersebut akan dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Hasil dari
dokumentasi (pengambilan foto) akan dijelaskan dalam bentuk deskriptif.
3.6.2 Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini, diperoleh dari penskoran hasil
validasi kelayakan modul yang dilakukan Ahli Ilmu Pengetahuan Alam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
oleh dan guru kelas IIIB SD Kanisius Kalasan, serta penskoran hasil validasi
modul IPA yang dilakukan oleh peserta didik. Penghitungan data kualitatif
dalam penelitian ini menggunakan skala empat dalam Linkert (dalam
Widoyoko, 2014) Skala empat itu meliputi (4) Sangat Baik, (3) Baik, (2)
Kurang Baik dan (1) Sangat Tidak Baik. Untuk menentuksn jarak interval
digunakan rumus
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑖) =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
𝑖 =4−1
4
= 0,75
Berdasarkan perhitungan interval dapat diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif:
Tabel 3.6 Skala Likert
Interval Skor Klasifikasi
>3,25 s/d 4,00 Sangat Baik (SB)
>2,50 s/d 3,25 Baik (B)
>1,75 s/d 2,50 Kurang Baik (KB)
1,00 s/d 1,75 Sangat Tidak Baik (STB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan mengurai hasil penelitian yang berisi mengenai (1)
analisis kebutuhan, (2) prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok”,
(3) data hasil validasi modul dan revisi produk, (4) uji coba lapangan, (5)
pembahasan
4.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal peneliti dalam pengembangan modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan PPR adalah dengan melakukan analisis kebutuhan.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap proses pembelajaran IPA
dengan melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi
dilakukan untuk memperoleh data mengenai sejauh mana perilaku sikap peduli
yang dimiliki peserta didik terhadap sampah dan gaya belajar didalam kelas.
Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan berikutnya adalah dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan saat pengimplementasian modul dilakukan didalam
kelas. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan didalam kelas pada saat
pembelajaran berlangsung untuk membantu peneliti melakukan “check and
rechek” data.
Sedangkan wawancara dilakukan kepada siswa dan guru untuk memperoleh
data mengenai aspek latar belakang siswa. Selain itu wawancara juga
digunakan untuk memperoleh data seperti visi dan misi sekolah, kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang digunakan. Dari ketiga data yang diperoleh tersebut, maka dijabarkan
hasil dan pembahasan sebagai berikut:
4.1.1 Hasil Observasi dan Pembahasan
Observasi yang dilakukan memperoleh data yaitu berupa sejauh mana
perilaku sikap peduli yang dimiliki peserta didik terhadap sampah yang akan
dijelaskan secara deskripsi dan gaya belajar didalam kelas di SD Kanisius
Kalasan Yogyakarta. Hasil observasi akan dipaparkan sebagai berikut:
Pertama, berdasarkan pengamatan langsung yang peneliti lakukan
ketika pembelajaran dan ketika istirahat berlangsung, sikap kepedulian siswa
terhadap sampah di lingkungan kelas dan lingkungan sekitar sekolah masih
dirasa kurang. Hal ini terbukti dari masih banyak sampah plastik bekas snack
jajan disekitar lingkungan sekolah yang berserakan namun dibiarkan begitu
saja oleh para siswa. Adapula peneliti mendapati, ada beberapa siswa yang
enggan membuang sampah berdasarkan jenisnya.
Kedua, berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ketika
pembelajaran berlangsung, gaya belajar yang digunakan di kelas IIIB SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta adalah teacher center atau pembelajaran yang
berpusat pada fasilitator/guru.
Berdasarkan kedua pemaparan hasil observasi diatas, peneliti dapat
menarik kesimpuan bahwa kurangnya sikap kepedulian siswa terhadap
lingkungan terlebih kepedulian terhadap sampah, menjadi suatu bentuk
keprihatinan yang perlu dirubah mulai dari sekarang. Keprihatinan ini, peneliti
tuangkan dalam bentuk mengembangan modul pembelajaran IPA berbasis
PPR, dengan menggunakan gaya belajar yang disesuaikan dengan prinsip-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
prinsip PPR dimana salah satunya memberikan pengalaman belajar langsung.
Sesuai dengan penjelasan Subagya (2010) pengalaman (experience) adalah
suatu kejadian yang sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, dan
menyentuh pikiran, hati kehendak, perasaan, maupun hasrat. Pengalaman
sangat penting dalam proses PPR. Tanpa pengalaman, baik pengalaman
langsung maupun pengalaman tidak langsung dalam pembelajaran, maka tidak
dapat mendalami bahan dan memetik makna yang mendalam dari bahan yang
diajari. Pengalaman belajar langsung dalam modul ini, dikembangkan melalui
aksi pengelolaan limbah sampah plastik menjadi barang baru yang bermanfaat.
Sesuai dengan penjelasan Subagya (2010) aksi digunakan untuk membangun
niat dan perilaku manusia dari kemauannya sendiri, agar siswa membentuk
pribadinya agar nantinya (lama-kelamaan) menjadi pejuang bagi nilai-nilai
yang direfleksikannya.
Kemudian gaya belajar yang digunakan dalam kelas IIIB adalah
teacher centered, dimana gaya belajar ini tidak sesuai dengan dinamika
pembinaan belajar siswa dalam PPR. Dalam PPR, guru hanya sebagai
fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk memahami konteks pembelajaran,
selebihnya siswa sendirilah yang melakukan refleksi/hasil, membangun niat
dan bertindak sesuai dengan temuan belajar yang didapat dari pengalaman.
4.1.2 Hasil Wawancara dan Pembahasan
Wawancara yang dilakukan pada guru kelas IIIB SDK Kanisius
Kalasan adalah adalah wawancara tertstruktur. Kegiatan wawancara ini,
dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan peserta didik. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
7 garis besar pedoman wawancara tersebut; meliputi academic background,
social and economic background, kebiasaan ketika mengikuti pembelajaran
IPA, kebiasaan ketika piket sekolah, kebiasaan ketika membuang sampah,
kurikulum yang digunakan, serta misi dan visi sekolah. Wawancara dilakukan
dengan bertatap muka secara langsung dengan narasumber di dalam ruang
kelas IIIB saat jam istirahat berlangsung. Berikut merupakan hasil dari garis
besar wawancara yang telah dilakukan.
Pertama, academic background (terkait Nilai Ketuntasan Minimal
(KKM) pembelajaran IPA. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan
guru kelas, Nilai Ketuntasan Minimal (KKM), siswa dalam pembelajaran IPA
terbilang cukup sangat bagus. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa banyak yang
di atas batas KKM.
Kedua, social and economic background (terkait pekerjaan orangtua,
letak tempat tinggal, kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik ketika didalam
kelas). Secara garis besar, orang tua siswa bekerja dibidang swasta. Letak
tempat mereka secara garis besar tinggal di perkotaan dan tinggal daerah
perumahan (menengah ke atas). Namun adapula yang tinggal di daerah
pedesaan (menengah ke bawah).
Ketiga, kebiasaan ketika mengikuti pembelajaran IPA. Ketika
pembelajaran IPA berlangsung, siswa memberikan respon dan menanggapi
pertanyaan guru .
Keempat, kebiasaan ketika piket sekolah. Sebagian besar dari siswa
kelas IIIB cukup patuh dalam melaksanakan piket harian, yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
setiap sepulang sekolah. Kebiasaan baik yang dilakukan siswa kelas IIIB
tersebut, membuat kebanggaan tersendiri bagi guru kelasnya, karena
mendapati para siswanya patuh dalam menaati peraturan kelas. Guru kelas juga
memaparkan bahwa peran siswa kelas IIIB dalam melestarikan lingkungan
sekitar kelas, sudah cukup bagus. Hal ini terbukti dari keaktifan dan peran serta
para siswa dalam melestarikan tanaman di lingkungan halaman kelas.
Kelima, kebiasaan ketika membuang sampah. Kebiasaan membuang
sampah pada tempatnya terkadang masih dihiraukan oleh para siswa kelas IIIB.
Terlebih membuang sampah berdasarkan jenisnya. Namun disisi lain, para
siswa sebenarnya sudah cukup tahu macam-macam sampah berdasarkan
jenisnya, misal sampah plastik bekas snack jajan dibuang ditempat sampah
yang bertuliskan “Non Organik” karena marupakan sampah yang berasal dari
sisa manusia yang sulit untuk diurai oleh bakteri sehingga membutuhkan waktu
yang cukup lama. Berdasarkan pemaparan guru kelas, tindakan siswa yang
masih enggan membuang sampah bersadarkan jenisnya, dikarenakan siswa
belum tahu secara nyata dampak besar yang akan ditimbulkan dari
pembuangan sisa sampah plastik bagi kesehatan lingkungan sekitar di masa
mendatang.
Keenam, kurikulum yang digunakan. Kurikulum yang digunakan
adalah KTSP.
Ketujuh, visi dan misi sekolah. Visi dari SD Kanisius Kalasan adalah
Menjadi pendidik anak Indonesia agar cerdas, berkarakter, peduli terhadap
sesama dan lingkungan. Sedangkan, yang menjadi Misi dari SD Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kalsan adalah Menyelenggarakan pendidikan sekolah dasar dan menengah
yang berkualitas berlandasakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategis.
Berdasarkan ketujuh garis besar wawancara yang telah dilakukan oleh
peneliti, peneliti akan mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan PPR guna menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian
lingkungan terhadap bahaya sampah plastik pada siswa kelas IIIB di SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta
4.2 Prosedur Pengembangan Modul
4.2.1 Desain Modul dan Pembahasan
Peneliti telah melakukan beberapa langkah dalam penyusunan modul
diantaranya adalah menganalisis kebutuhan dengan melakukan observasi,
dokumentasi dan wawancara. Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan
adalah menganalisis data yang sudah diperoleh dan hasilkan digunakan dalam
menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti memilih SK 6. Memahami
kenampakan permukaan umi, cuaca dan pengaruh bagi manusia serta
hubungan dengan manusia memelihara dan melestrikan alam dan KD 6.4
Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan melestarikan alam di
lingkungan sekitar. Setelah menentukan SK dan KD yang sesuai, peneliti
menyusun sebuah silabus, dan juga menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). RPPTH tersebut digunakan peneliti
sebagai dasar acuan dalam pembuatan modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Penyusunan modul pembelajaran IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk
Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” diedit dan dikerjakan menggunakan
software Microsoft Office 2013. Adapun komponen-komponen yang terdapat
dalam penyusunan modul sebagai berikut: 1) sampul modul, 2) prakata, 3)
daftar isi, 4) standar kompetensi (SK), indikator, dan kompetensi dasar (KD),
5) tujuan pembelajaran, 6) isi, 7) refleksi.
1. Sampul Modul
Sampul modul bergambarkan 2 anak-anak, yakni laki-laki dan perempuan yang
mengenakan baju berwarna biru dan orange dengan memegang bungkus plastik
hijau dengan lambang “daur ulang” dan pada bagian tengah sampul terdapat
tulisan, yang merupakan judul dari modul pembelajaran yakni “Peduli
Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” dan
pada bagian atas modul terdapat tulisan yang berguna menerangkan maksud
tujuan buku yakni “Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas
III Semester 2.
Gambar 4.1 Sampul Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Prakata
Pada bagian prakata berisikan maksud, tujuan, harapan dan ucapan terima
kasih mengenai modul pembelajaran IPA.
Gambar 4.2 Halaman Prakata
3. Daftar Isi
Daftar isi dibuat oleh peneliti, dibuat guna memudahkan siswa, guru dan
pengguna modul pembelajar lainnya untuk mencari halaman dan bagian-
bagian tertentu secara cepat.
Gambar 4.3 Halaman Daftar Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Standar Kompetensi (SK), Indikator, dan Kompetensi Dasar (KD)
Pada halaman ini berisikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan dan telah dijabarkan dalam beberapa indikator.
Gambar 4.4 Halaman SK, KD dan Indikator
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam modul ini berguna untuk memudahkan guru, siswa
dan pengguna modul pembelajar lainnya mengetahui tujuan dari belajar
menggunakan modul “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang
Lebih Baik di Hari Esok”. Lihat gambar 4.5
Gambar 4.5 Halaman Tujuan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
6. Isi
Isi merupakan materi keseluruhan yang terdapat didalam modul. Dalam
isi modul terdapat pula gambar-gambar, istilah-istilah (kata kunci),
pemahaman konsep (aku perlu mengetahui), tugas individu (uji kemampuan)
dan terdapat pula tugas kelompok. Isi materi yang digunakan dalam modul
pembelajaran ini adalah pelestarian lingkungan sekitar dan pemanfaatn limbah
plastik. Lihat gambar 4.6
Gambar 4.6 Halaman Materi
7. Refleksi
Refleksi merupakan bagian terakhir dalam modul. Refleksi ini
bertujuan agar siswa mampu mengingat kembali, mendalami dan menentukan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga lingkungan sekitar
berdasarkan modul yang telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.7 Halaman Refleksi
4.2.2 Prosedur Pengembangan Modul dan Pembahasan
Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti dalam
penelitian ini juga didesain, dimodifikasi serta disesuaikan dengan enam belas
prinsip pengembangan modul oleh Tomlinson. Namun, dari enambelas prinsip
milik Tomlinson tersebut, peneliti hanya menggunakan sembilan prinsip, yang
didasarkan pada kebutuhan peneliti sendiri.
Prinsip pertama, materi-materi harus membuat pengaruh. Materi
digunakan dalam modul pembelajaran dibuat untuk mengasah dan
menumbuhkan rasa ingin tahu, sehingga memberikan pengaruh yang kuat
terhadap pola pikir siswa. Dalam pembuatan modul ini dibuktikan dengan pada
kegiatan mengamati gambar. Pada halaman tersebut, siswa diminta untuk
mengamati, mendiskusikannya dengan teman sebangku, lalu menuliskannya
pada kolom yang telah tersedia. Lihat Gambar 4.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa
Prinsip kedua, materi-materi yang diberikan harus membantu siswa merasa
nyaman dan mudah dipelajari. Materi yang dikembangkan dalam modul
pembelajaran harus mampu membuat siswa merasa nyaman. Rasa nyaman
dalam belajar membantu dan memudahkan penyerapan materi tanpa
menimbulkan beban ketika belajar.
Prinsip ketiga, materi-materi harus membantu siswa untuk mengembangkan
rasa percaya diri. Dalam modul pembelajaran, terdapat kegiatan yang dapat
melibatkan siswa didalam berbagai aktivitas. Aktivitas tersebut dilakukan
secara individu maupun aktivitas yang dilakukan didalam kelompok. Dalam
aktivitas-aktivitas tersebut diharapkan siswa mampu mengembangkan rasa
percaya dirinya, misalnya seperti berani mengutarakan pendapat didalam
kelompok, berani bertanya dengan teman atau guru apabila mengalami
kesulitan dalan memahami materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.9 Kegiatan Berdiskusi
Gambar 5.0 Panduan Kegiatan Kelompok dan Diskusi
Prinsip keempat, pembelajaran yang diajarkan harus dirasakan oleh siswa
secara relevan dan berguna. Materi yang diajarkan oleh guru/fasilitator
sekiranya mempunyai koneksi sehingga guru/fasilitator mampu
mengkaitkannya/ menghubungankan dengan kondisi dan situasi saat ini
terjadi. Lihat Gambar 5.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 5.1 Konten Modul
Prinsip kelima, materi harus menyediakan siswa kesempatan untuk
menggunakan bahasa sebagai tujuan komunikasi. Komunikasi antara siswa
dengan guru/fasilitator diharapkan sebagai jembatan dan interkasi edukasi,
dimana adanya penyampaian dan pertukaran pesan pembelajaran yang dapat
menghubungkan dimensi guru/fasilitator dengan dimensi siswa maupun dari
dimensi siswa dengan dimensi guru/fasilitator. Sehingga bahasa dalam
pembelajaran, dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 5.2 Siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab
Prinsip keenam, materi-materi harus dipertimbangkan bahwa setiap
siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam hal ini modul
pembelajaran IPA didesain dengan warna-warna yang beragam. Materi yang
terdapat dalam modul sudah dikemas dan disesuaikan dengan kondisi siswa
kelas IIIB Kanisius Kalasan Yogyakarta, dan merubah gaya belajar siswa
dimana guru tidak hanya monoton berbicara didepan kelas. Sehingga
pembelajaran tidaklah membosankan dan siswa merasa nyaman dan
bersemangat saat pembelajaran berlangsung.
Prinsip ketujuh, materi-materi pembelajaran harus memaksimalkan
potensi belajar dan mengembangkan intelektual, estetika dan emosi yang
melibatkan aktivitas otak kiri dan otak kanan. Pada modul pembelajaran IPA,
kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan menganalisis gambar, menjodohkan
gambar, melakukan pengamatan didalam kelas, membandingkan kondisi
lingkungan jaman dulu dengan lingkungan sekarang.
Prinsip kedelapan, materi yang diberikan tidak boleh bergantung
pada latihan yang terkontrol. Pada modul pembelajaran IPA, kegiatan tidak
hanya dipusatkan pada latihan dengan mengerjakan soal, melainkan siswa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
melakukan aktivitas prakarya memanfaatkan limbah plastik bekas. Prinsip
kedelapan ini juga masih ada keterkaitannya dengan prinsip ketujuh.
Gambar 5.3 Pemanfaatan kain yang sudah tidak terpakai.
Gambar 5.4 Pemanfaatan plastik bekas snack makanan
Prinsip kesembilan, materi-materi harus menyediakan kesempatan
umpan balik hasil. Modul pembelajaran IPA dilengkapi dengan soal latihan,
refleksi dan aksi. Dalam kegiatan refleksi, siswa diminta untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
beberapa soal, guna menelisik kembali tindakan-tindakan nyata sikap peduli
lingkungan yang harus selalu dipertahankan.
4.3 Data Hasil Validasi Modul
Pengujian modul pebelajaran IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk
Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” dilakukan oleh dua penguji, yaitu
dosen Ahli IPA dan guru. Pengujian tersebut diakukan tanggal 8 Desember
2016 dan 14 Januari 2017. Adapun aspek-aspek yang dinilai sebagai muatan
dalam modul mulai dari perumusan indikator, urain tujuan pembelelajaran
yang akan dicapai peserta didik, kesesuaian perumusan tujuan pembelajaran.
Hasil penilaian oleh kedua ahli dapat dilihat pada bagian lampiran. Berikut ini
sajian tabel rekapitulasi skor penilaian instrumen modul yang dilakukan oleh
validator.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Validator
Nomor Item
Skor Item
dari Ahli
IPA
Skor Item
dari Guru
1 4 4
2 4 4
3 4 3
4 4 3
5 4 4
6 4 4
7 4 3
8 3 4
9 3 4
10 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Nomor Item
Skor Item
dari Ahli
IPA
Skor Item
dari Guru
11 3 4
12 3 4
13 3 4
14 4 3
15 4 3
Rata-rata
skor 3,6 3,6
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =3,6+3,6
2 = 3,6
Berdasarkan tabel diatas, nilai validasi modul yang diperoleh dari
ahli IPA mendapat skor 3,6, dan nilai yang diperoleh dari guru mendapat skor
3,6. Kedua nilai tersebut kemudian dirata-rata, dan hasilnya adalah 3,6.
Berdasarkan tabel dihalaman , instrumen ini berada kategori klasifikasi (SB)
“Sangat Baik”. Oleh karena itu , modul ini sudah baik/sudah layak digunakan
untuk uji lapangan.
4.4 Data Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Siswa
Pembagian kuesioner validasi modul kepada seluruh siswa kelas IIIB
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai. Berikut ini adalah rekapitulasi
penilaian siswa terhadap kualitas modul
Tabel 3.8 Rekalpitulasi Instrumen Modul oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Siswa Penilaian
Modul Kriteria
1 3,2 Baik
2 3,1 Baik
3 3,3 Sangat Baik
4 4 Sangat Baik
5 3 Sangat Baik
6 2,6 Baik
7 4 Sangat Baik
8 3,4 Sangat Baik
9 3,1 Sangat Baik
10 2,8 Baik
11 2,7 Baik
12 3,4 Sangat Baik
13 3,4 Sangat Baik
14 2,8 Baik
15 3,5 Sangat Baik
16 3,4 Sangat Baik
17 3,3 Sangat Baik
18 3,3 Sangat Baik
19 3,7 Sangat Baik
20 3,2 Baik
21 3,4 Sangat Baik
22 3,6 Sangat Baik
23 3,3 Sangat Baik
24 3,5 Sangat Baik
25 3,5 Sangat Baik
26 3,2 Baik
27 3,5 Sangat Baik
28 3,1 Sangat Baik
29 3,5 Sangat Baik
30 3,5 Sangat Baik
Rata-
rata 3,31 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan tabel diatas, rerata skor yang diperoleh adalah berjumlah 3,31.
Berdasarkan tabel dihalaman , instrumen ini berada kategori klasifikasi (SB)
“Sangat Baik”. Oleh karena itu, modul ini sudah baik/sudah layak digunakan
untuk uji lapangan.
4.5 Revisi Modul
Setelah melakukan validasi kepada kedua ahli yakni ahli IPA dan guru. Kedua
ahli tersebut telah memberikan komentar terhadap modul yang telah disusun
oleh peneliti. Komentar tersebut dijadikan kajian bagi peneliti untuk
memperbaiki modul pembeajaran IPA. Pada tabel dibawah ini, merupakan
komentar kedua ahli dan keputusan peneliti dalam menanggapi komentar
tersebut
Tabel 3.9 Komentar
Penilai Komentar Keputusan
Ahli IPA Aktivitas 3R bisa
dibuat lebih
bervariasi:
pemanfaatan plastik
bekas, pembuatan
biopori, pembuatan
pupuk kompos
Peneliti
menambahkan
variasi, dengan
menambahkan
aktivitas
pemanfaatan plastik
bekas.
Materi tentang
bahaya sampah
perlu ditambah dan
diperbaiki
Peneliti
menambahkan
materi bahaya
sampah, beserta
gambar-gabar
konkrit dan
menyempurnakannya
kembali
Untuk penguatan
compasion aktivitas
Peneliti
menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Penilai Komentar Keputusan
3R bisa dibuat
bervariasi.
aktvitas 3R agar
lebih bervariasi, dan
disesuaikan dengan
kondisi sekolah dan
lingkungan kelas.
Guru Penulisan kata
dalam kalimat,
masih ada yang
mengalami salah
ketik.
Peneliti mengkoreksi
setiap kata dalam
modul, dan
membenarkan
apabila mengalami
kesalahan dalam
mengetik.
4.6 Implementasi
Implementasi modul pembelajaran IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk
Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” dilakukan pada tanggal 14 Februari
sampai dengan 15 Februari 2017. Implementasi modul dilakukan pada seluruh
siswa kelas IIIB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 30 anak.
Implementasi dilakukan selama 2 hari, dimana hari pertama digunakan untuk
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul, dan dihari kedua
digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan sampah plastik. Kemudian
setelah selesai melakukan implementasi dihari ketiga, peneliti membagikan
kuesioner validasi siswa untuk penilaian kualitas modul
4.7 Evaluasi
Pada prosedur pengembangan, langkah terakhir adalah evaluasi.
Evaluasi dilakukan pada kuesioner dan observasi. Evaluasi kuesioner yakni
hasil validasi modul yang dilakukan oleh siswa ketika penerapan modul
pembelajaran IPA. Pengisian kuesioner validasi modul oleh siswa dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
ketika penerapan modul pembelajaran IPA, telah selesai (diakhir
pembelajaran).. Hasil dari validasi modul yang dilakukan oleh siswa,
digunakan sebagai penilaian terhadap kualitas modul. Sedangkan kegiatan
evaluasi observasi dilakukan dengan pengamatan ketika penerapan modul
pembelajaran, guna untuk mengetahui dampak siswa belajar menggunakan
modul. Berdasarkan data hasil pembagian kuesioner validasi modul yang
dilakukan oleh siswa, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 3,31 dimana nilai
tersebut termasuk dalam kategori “Sangat Baik” (SB), sehingga kualitas modul
yang dikembangkan peneliti sudah layak untuk digunakan. Sedangkan
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, dampak penggunaan
modul IPA berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), yakni mampu
membuat siswa lebih percaya diri dalam berpendapat dan dalam menuangkan
ide maupun gagasan-gagasan terkait kepedulian lingkungan. Hal ini terlihat
ketika siswa mencermati gambar yang terdapat dalam modul, mengerjakan soal
diskusi, melakukan tanya jawab dengan teman sebangku maupun dengan guru,
terlebih pada saat kegiatan aksi 3R mereka cenderung antusias, aktif dan mau
terlibat dalam kegiatan.
Melalui penilaian produk yang dilakukan oleh ahli dan siswa, serta
implementasi yang telah dilaksanakan, peneliti memperoleh masukan terhadap
kualitas modul IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok”. Masukan yang telah diberikan membantu peneliti
mengetahui kelebihan dan kelemahan produk yang peneliti kembangkan.
Kelebihan dari modul pembelajaran IPA“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk
Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok”; modul dikembangkan dan disusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sesuai dengan kebutuhan siswa, dikembangkan dengan menggunakan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang memuat nilai 3C
(Competence, Conscience, dan Compassion) sehingga siswa mampu
memecahkan soal atau masalah, siswa mampu menumbuhkan rasa kepedulian,
mengasah kepekaan dan hati nurani, dan mampu menumbuhkah sikap jujur,
berani, disiplin dan bertanggungjawab, selain itu modul dikembangkan mampu
membantu siswa mengetahui contoh kegiatan atau aksi sederhana yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pemakaian sampah, terlebih sampah plastik.
Adapun kekurangan kelemahan dari modul yang telah dikembangkan, ketika
pelaksanaan implementasi. Peneliti menemukan beberapa kekurangan, seperti
penulisan huruf pada modul yang terbalik-balik dan kurang, penempatan tanda
baca yang keliru, hasil gambar yang disajikan pada modul, membuat siswa
susah mengidentifikasi dikarenakan kualitas hasil mesin print out yang kurang
jelas.
4.8 Pembahasan
Produk yang dikembangkan peneliti berupa pengembangan modul
pembelajaran IPA berbasis PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) guna
menumbuhkan pengetahuan, kesadaran, serta kepedulian lingkungan terhadap
bahaya sampah plastik pada siswa kelas IIIB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008), modul diartikan
sebagai suatu standar atau satuan pengukur kegiatan program belajar mengajar
yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru
pembimbing, meliputi perencaanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,
penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat penilai, mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
keberhasilan murid dalam penyelesaian pembelajaran. Modul pembelajaran
IPA yang berjudul “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok” bertujuan untuk menanamkan pengetahuan, kesadaran,
kepedulian lingkungan terhadap bahaya sampah plastik. Wibowo (dalam
Kurniawan, 2013) berpendapat peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan
yang selalau berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
tejadi. Kesadaran adalah kesiagaan (awareness) individu terhadap peristiwa-
peristiwa kognitif, memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik (Solso,
2008) sedangkan pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) (Wahmuji, 2008) adalah segala sesuatu yang diketahui/kepandaian.
Modul pembelajaran IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk
Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” yang dikembangkan oleh peneliti
mendapat tanggapan yang baik dari validator ahli, validator guru kelas dan juga
siswa kelas IIIB SD Kanisius Kalasan. Hasil validasi yang dilakukan oleh
validator ahli dan validator guru kelas terhadap modul pembelajaran IPA
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok”
memperoleh skor rata-rata 3,6. Sehingga kualitas produk yang dikembangkan
peneliti, berdasar pada skala Linkert (dalam Widoyoko, 2014) berada pada
kategorikan/klasifikasi (SB) “Sangat Baik”. Oleh sebab itu, modul
pembelajaran IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok” sudah layak digunakan untuk uji lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4.8.1. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis PPR
(Paradigma Pedagogi Reflektif).
Modul pembelajaran IPA ini dibasiskan dengan pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif atau yang biasa disingkat dengan sebutan PPR.
Paradigma Pedagogi Reflektif atau PPR adalah suatu paradigma pendidikan
yang sudah sejak lama dilakukan dalam pendidikan Jesuit, yaitu sejak tahun
1586 (Suparno, 2015). Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir
dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani. (Tim
Redaksi Kanisius, 2010). Secara garis besar, terdapat 5 dinamika atau
pembinaan siswa yang menjadi kata kunci utama/tata cara dalam pelaksanaan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif, yaitu: konteks, pengalaman,
refleksi, aksi dan evaluasi. Adapun bagian-bagian dalam modul pembelajaran
IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari
Esok” yang telah memuat kelima tata cara pelaksaan PPR seperti, konteksnya
berupa kepedulian terhadap lingkungan sekitar terhadap bahaya sampah
plastik. Melalui konteks tersebut, peneliti menentukan aksi berupa pengolahan
limbah sampah plastik sederhana, sehingga menjadi barang baru dan berguna.
Melalui aksi yang telah dilakukan tersebut, secara tidak langsung telah
memberikan suatu pengalaman yang sungguh dilakukan, terjadi, dan dialami
kepada siswa.. Setelah selesai melakukan aksi, siswa diminta untuk
mengerjakan/mengisi refleksi yang terdapat pada halaman terakhir dalam
modul pembelajaran tersebut. Pertanyaan pada lembar refleksi tersebut,
berguna untuk menggali makna dan nilai-nilai yang terkandung, setelah
melakukan kegiatan aksi dan makna yang terkandung, setelah belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menggunakan modul tersebut.. Lalu yang terakhir, peneliti melakukan evalusi
keseluruhan. Evauasi dilakukan guna melihat proses PPR ini terjadi dan
berkembang. Evaluasi diberikan dengan memberikan 5 pertanyaan kepada
siswa. 5 pertanyaan tersebut, berisikan jawaban terkait materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
4.8.2. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Dikembangkan
Berdasar 5 Langkah dan 10 Prinsip Menurut Tomlinson
Modul pembelajaran IPA yang berjudul “Peduli Lingkungan Hari
Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” berlandasakan 5 langkah
dan 10 prinsip menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2007)
Pengembangan modul pembelaran IPA yang berjudul “Peduli
Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” telah
memalui 5 langkah kegiatan, yakni: analisis kebutuhan, desain, revisi
implemtasi dan evaluasi. Kegiatan observasi dan wawancara menjadi langkah
pertama yang dilakukan peneliti. Hasil pengobservasian sikap serta perilaku
siswa terhadap kepedulian lingkungan dan hasil wawancara siswa mengenai
student background dijadikan pedoman dan latar belakang peneliti,
mengembangkan modul pembelajaran tersebut. Adapun perangkat
pembelajaran yang diususun, berupa Silabus, RPP dan Modul Pembelajaran
IPA yang berjudul “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok” dengan menggunakan PPR, sebagai basis dalam penyususn
modul tersebut. Modul dan perangkat pembelajaran telah melalui tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
validasi. Validasi tersebut dilakukan oleh 2 ahli, yakni ahli IPA dan guru kelas.
Berdasarkan hasil validasi 2 Ahli tersebut, telah dinyatakan sudah layak untuk
diemplentasikan. Sedangkan hasil kualitas modul, yang memalui tahapan
validasi siswa juga sudah dinyatakan sudah layak untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Modul pembelajaran IPA yang berjudul “Peduli Lingkungan Hari
Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” telah disusun dengan
memenuhi 9 prinsip pengembangan bahan pembelajaran menurut Tomlinson
(dalam Harsono, 2007) Modul pembelajaran IPA “Peduli Lingkungan Hari Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” telah memuat materi-materi
yang dapat mempengaruhi pola belajar dan pola berpikir yang terdapat dalam
diri siswa. Siswa mampu membentuk pondasi pikirannya, sehingga siswa
mampu menemukan dan memaknai sendiri, materi yang dipelajarinya. Materi-
materinya pun telah didesain dan dikemas sedemikan rupa, dengan
menyesuaiakan karakteristik belajar siswa, sehingga menimbulkan rasa
nyaman ketika mempelajarinya. Rasa nyaman yang timbul tersebut, memupuk
rasa percaya diri siswa dalam melakukan rangkain kegiatan individu maupun
kegiatan dalam kelompok yang terdapat modul pembelajaran tersebut. Selain
itu, pemberian materi pembelajaran relevan dengan mengkaitkan materi
dengan situasi yang berlangsung saat ini, mampu menambahkan pengetahuan
dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Adapun dalam penyampaian
materi menggunakan penyampaian komunikasi bahasa baik dari guru kepada
siswanya, sehingga mampu membantu siswa dalam penyerapan materi
pembelajaran. Segala bentuk penyampaian materi telah memaksimalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
potensi siswa, dengan melibatkan aktivitas otak kanan dan otak kiri siswa.
Dalam penyampaian materi, telah disusun dengan aktvitas belajar yang
menarik. Adanya pemberian umpan balik hasil berupa soal latihan dan refleksi,
memudahkan guru mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa damalam
memahami materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Proses pengembangan modul pembelajaran IPA “IPA Peduli
Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari
Esok” berbasis PPR guna menumbuhkan pengetahuan, kesadaran
serta kepedulian lingkungan terhadap bahaya sampah plastik pada
siswa kelas IIIB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta dilakukan
berdasarkan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson
(dalam Harsono, 2007) yaitu dengan 1) analisis kebutuhan siswa
melalui kegiatan observasi dan wawancara, bersama siswa dan guru
kelas IIIB, 2) mendesain materi berdasarkan prinsip Tomlinson,
yang sesuai dengan karakteristik siswa, 3) melakukan tahapan revisi
melalui pemvalidasian melalui validator ahli IPA dan validator guru
kelas, 4) mengimplemntasian modul pembelajaran dan 5) evaluasi
berdasarkan kueisoner kualitas modul pembelajaran IPA dan hasil
observasi siswa yang dilakukan pada saat pengimplementasian
berlangsung.
5.1.2. Kualitas modul pembelajaran IPA “IPA Peduli Lingkungan Hari Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” berbasis PPR guna
menumbuhkan pengetahuan, kesadaran serta kepedulian lingkungan
terhadap bahaya sampah plastik pada siswa kelas IIIB SD Kanisius
Kalasan Yogyakarta, berdasarkan validasi yang dilakukan ahli IPA
dan guru kelas mendapat skor rata-rata yakni 3,6 yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
disesuaikan dengan kriteria skor skala empat dalam Likert (dalam
Widoyoko, 2014) termasuk dalam kategori “Sangat Baik” (SB).
Hasil kualitas modul ini digunakan untuk merevisi ulang modul
pembelajaran sebelum diimplementasikan. Adapun hasil dari
kualitas modul pembelajaran IPA “IPA Peduli Lingkungan Hari Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok” yang telah
melakukan tahapan implementasi, dan divalidasikan oleh siswa
sebanyak 30 orang mendapat skor perolehan 3,31 sehingga berada
dalam kategori “Sangat Baik” (SB).
5.2. Keterbatasan
1. Pengimplementasian materi yang dilakukan peneliti, terpotong oleh
jam istirahat.
5.3. Saran
1. Pemilihian waktu yang tepat dan sesuai, sehingga pengimplementasian
materi tidak terpotong jam istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Daftar Pustaka
Ambarwati, S. D. (2017). Pengembangan modul pembelajaran kelas III eksistensial
sekolah dasar berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan. Skripsi S-1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam
mengajar. Yogyakarta: Gava Media
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Fowler, H. W. And Fowler, F. G. (1951). The concise oxford dictionary of current
english. London: Oxford University Press.
Halawa, R. (2016). Pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan
konservasi lingkungan di kelas V SDN NO075046 lolofitu kabupaten nias.
Skripsi S-1. Yogyakarta Universtitas Sanata Dharma
Harjanto, D. A. (2017). Pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada
Siswa kelas IIIB di SDN perumnas condongcatur. Skripsi S-1. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Harsono, Y. M. (2007). Developing learning materials for specific pupose. TEFLIN
Journal. 18 (2), 169-179
Kurniawati, T.D. (2016). Pengembangan modul pratikum IPA sebagai suplemen
kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis. Skripsi S-
1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Marbun, Frans. Harimau sumatera semakin punah. Sindonews, 19 November 2015
Moleong, L. J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Muslich, M. (2007). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual
panduan bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Muslich, M. (2007). KTSP dasar pemahaman dan pengembangan pedoman bagi
pengelola lembaga pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, komite
sekolah, dewan sekolah, dan guru. Jakarta: PT Bumi Aksara
Paus Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudoto Si’, tentang perawatan rumah kita
bersama. Penerjemah: Martin Harun, Jakarta: Obor
Putra, N. (2015). Research & Development: Penelitian dan pengembangan, suatu
pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Republik Indonesia. (2009). Undang-undang nomor 32 tahun 2009 pasal 1 Tentang
Perlindungan dan Pengolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Seretariat
Negara
Ridho, R. (2015). 78 pabrik di Banten ancam kesehatan warga. Sindonews, 25
Maret 2015
Samatowa, Usman. (2016). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sejati, K. (2013). Pengolahan sampah terpadu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Solso. (2008). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga.
Subagya. (2010). Pardigma pedagogi reflektif: mendampingi peserta didik menjadi
cerdas dan berkarakter. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sulistyo dan Basuki. (2006). Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Suparno, P. (2015). Pembelajaran di perguruan tinggi bergaya paradigma
pedagogi reflektif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suprijono, A. (2016). Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
TIM PPR SD Kelompok Kanisius. (2010). Paradigma pedagogi reflektif.
Yogyakarta: Kanisius
Wahmuji. (2008). kamus besar bahasa indonesia (KBBI) pusat bahasa edisi
keempat.. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Widoyoko, E. P. (2015). Teknik penyusunan instrumen Penelitian. Yogykarta:
Pustaka Pelajar
Winarti, E dan Anggadewi, B. E. T. (2015). Manusia pembelajar di dunia tarik
ulur: pedagogi ignasian sebagai pendidikan emansipatoris. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Yusuf, M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan.
Jakarta: Prenada Media Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
S I L A B U S
Nama Sekolah : SD Kanisius Kalasan
Kelas : III B
Semester : II
Mata Pelajaran : IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam)
Kurikulum : KTSP
Standar Kompetensi : 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruh bagi manusia serta hubungan dengan cara
manusia memelihara dan melestarikan alam.
Kompetensi Dasar : 6.4 Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Sumber Beajar
Alokasi
Waktu
Melestarikan
lingkungan
sekitar dengan
pemanfaatan
limbah plastik
1. Siswa menonton video yang
telah disiapkan guru.
2. Setelah menonton video,
guru dan siswa melakukan
1. Competence/
Kompetensi/Kognitif
a. Mengidentifikasi
kegiatan manusia
yang dapat
1. Jenis
a) Tes
b) Non Tes
c) Non Tes
2. Teknik
1. Departemen
Pendidikan
Nasional. 2006.
Standar Isi
Kompetensi
2 X 40
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
tanya jawab terkait video
yang telah ditonton
a. “Menurut kalian,
perubahan apa saja
yang terjadi pada
jaman dahulu
sampai jaman
sekarang
berdasarkan video
tersebut?”
b. “Apa yang terjadi
ketika manusia
membuang sampah
di sungai?”
3. Siswa mendengarkan
instruksi guru mengenai
pengerjaan tugas individu
mempengaruhi
keseimbangan
alam.
b. Menjelaskan
dampak kegiatan
manusia terhadap
lingkungan
sekitar.
c. Mengemukakan
cara manusia
memelihara dan
melestarikan
lingkungan alam
di lingkungan
sekitar.
2. Conscience/Suara
Hati/Afektif
a. Menunjukkan
sikap tanggung
a) Tes
Tertulis
b) Unjuk
Kerja
c) Observasi
3. Instrumen
Penilaian
a) Tugas,
Rubrik
Penilaian
b) Lembar
Observasi,
Rubrik
Penilaian
c) Lembar
Observasi,
Rubrik
Penilaian
Dasar Mata
Pelajaran
Bahasa
Indonesia
SD/MI.
Jakarta: BSNP
2. Departemen
Pendidikan
Nasional. 2006.
Standar Isi
Kompetensi
Dasar Mata
Pelajaran Ilmu
Pengetahuan
Alam SD/MI.
Jakarta: BSNP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
yang terdapat dalam LKS
(Lembar Kerja Siswa)
4. Guru memastikan semua
siswa memahami instruksi
yang diberikan, dengan
meminta 1-2 siswa
mengulang instruksi guru.
5. Siswa mengerjakan soal
yang ada pada Lembar Kerja
Siswa
6. Setelah siswa selesai
mengerjakan LKS, siswa
diminta mengeluarkan
bahan-bahan yang sudah
diminta untuk dibawa dari
rumah.
7. Siswa membuat kreasi
mengenai dompet mini daur
ulang “Aktifitas 3R –
jawab, jujur dan
teliti dalam
mengerjakan tugas
individu dan tugas
kelompok
3. Compassion/Bela
Rasa/Psikomotor
a) Mempresentasikan
hasil akftifitas
yang berbasis 3R
(Reuse, Reduce)
dengan
menggunakan
sampah plastik
bekas.
3. Haryanto.
2002. Sains
untuk SD/MI
Kelas III.
Jakarta:
Penerbit
Erlangga
4. W, Theresia
Kristi Panca.
2016.
Rangkuman
dan Pengayaan
Ilmu
Pengetahuan
Alam IPA
Kelas III SD
Semester 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Dompet Miniku”, dengan
pengawasan guru.
8. Siswa dan guru berdiskusi
untuk menyimpulkan hasil
jawaban LKS dan pekerjaan
membuat kreasi membuat
dompet mini daur ulang
9. Guru memberi penguatan
kembali.
10. Siswa melakukan refleksi
atas pembelajaran hari ini
dengan bimbingan guru
secara lisan atas
pembelajaran hari ini,
bagaimana perasaan yang
dialami, serta mengingat
kembali materi serta
kegiatan apa saja yang telah
dilakukan mulai dari awal
Yogyakarta:
PT Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pembelajaran hingga akhir.
(refleksi)
11. Siswa diminta untuk
mengerjakan tugas yang sudah
diberikan guru (tindak lanjut)
12. Siswa didorong untuk
merumuskan aksi penerapan
pengetahuan yang telah
diperoleh, yaitu apa yang akan
dilakukan setelah mendapat
pembelajaran hari ini. Melalui
kegiatan yang telah dilakukan,
diharapkan siswa-siswi tetap
menjalankan “diet plastik dan
pentingnya pengelompokkan
sampah berdasarkan jenisnya”
sebagai wujud nyata (aksi)
siswa dalam menyikapi
kerusakan alam yang terjadi
dilingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
HARIAN
(RPPTH)
Disusun oleh:
Skolastika Teri Hapsari
NIM : 131134010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Kalasan
Kelas : III B
Semester : I
Mata Pelajaran : IPA dan Bahasa Indonesia
Pembelajaran ke- :
Alokasi Waktu : (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
1. IPA
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruh bagi
manusia serta hubungan dengan cara manusia memelihara dan
melestarikan alam.
2. Bahasa Indonesia
3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif dan
membaca dongeng
B. Kompetensi Dasar
1. IPA
6.4 Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan melestarikan alam
di lingkungan sekitar
2. Bahasa Indonesia
3.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafa dan intonasi
yang tepat.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. IPA
a) Kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
6.4.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi keseimbangan alam.
6.4.2 Mendefinisikan dampak kegiatan manusia terhadap
lingkungan sekitar
6.4.3 Mengemukakan cara manusia memelihara dan
melestarikan lingkungan alam di lingkungan sekitar.
b) Afektif
6.4.4 Menunjukkan sikap tanggung jawab, jujur da teliti
dalam mengerjakan tugas individu dan tugas kelompok
c) Psikomotor
6.4.5 Mempresentasikan hasil akftifitas 3R (Reuse, Reduce
and Recycle) dengan menggunakan sampah plastik
bekas.
2. Bahasa Indonesia
a) Kognitif
3.1.1 Memahami teks bacaan sederhana.
b) Afektif
3.1.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab, jujur, dan teliti
dalam mengerjakan tugas individu
c) Psikomotor
3.1.3 Mempresentasikan isi bacaan sederhana yang telah
dibaca dengan bahasa
D. Tujuan Pembelajaran
1. IPA
6.4.1.1 Dengan menonton video, siswa dapat mengidentifikasi
kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan
alam dengan percaya diri.
6.4.2.1 Dengan membaca literatur, siswa dapat menjelaskan dampak
kegiatan manusia terhadap lingkungan sekitar dengan tepat.
6.4.3.1 Dengan berdiskusi dengan teman sebangku, siswa dapat
mengemukakan cara manusia memelihara dan melestarikan
lingkungan alam di lingkungan sekitar dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
6.4.4.1 Dengan kegiatan mandiri mengerjakan LKS, siswa dapat
menunjukkan sikap tanggung jawab, jujur da teliti dalam
mengerjakan tugas individu dengan benar.
6.4.5.1 Dengan melakukan kegiatan mandiri, siswa dapat
mempresentasikan hasil akftifitas 3R (Reuse, Reduce and
Recycle) dengan menggunakan sampah plastik bekas guna
membuat dompet mini dengan baik.
2. Bahasa Indonesia
3.1.1.1 Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu
memahami teks bacaan sederhana dengan baik.
3.1.2.1 Dengan kegiatan mandiri dan kegiatan kelompok, siswa
mampu menunjukkan sikap tanggung jawab, jujur, dan teliti
dalam mengerjakan tugas individu dengan benar.
3.1.3.1 Dengan kegiatan mandiri mengerjakan LKS (Lembar Kerja
Siswa), siswa mampu mempresentasikan isi bacaan sederhana
yang telah dibaca dengan bahasa sendiri dengan tepat.
E. Materi Ajar
1. IPA : Melestarikan lingkungan sekitar dengan
pemanfaatan limbah plastik
2. Bahasa Indonesia : Memahami dan Membaca Bacaan Sederhana
F. Pendekatan, Model dan Metode
1. Pendekatan : Paradigma Pedagodi Reflektif (PPR)
2. Model : Tematik Integratif
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Tanya Jawab, Kerja Mandiri,
Melakukan Aktifitas 3R (percobaan)
G. Nilai Kemanusiaan
1. Kerjasama
2. Kasih sayang dan kepedulian
3. Kejujuran
4. Disiplin dan mandiri
5. Toleran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media
1) Video pembelajaran tentang aktivitas manusia membuang sampah
disungai
2) Video pembelajaran tentang kondisi lingkungan sekitar pada jaman
dahulu dan pada jaman sekarang
3) Plastik bekas bungkus makanan/minuman/bekas detergen
4) Kain 30cm
5) Benang
6) Jarum
7) Gunting
8) Lem
9) Perekat
2. Alat
1) LCD
2) Laptop
3) Speaker
4) Dompet mini yang sudah jadi (sebagai contoh)
3. Sumber Belajar
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI. Jakarta:
BSNP
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI.
Jakarta: BSNP
Haryanto. 2002. Sains untuk SD/MI Kelas III. Jakarta: Penerbit
Erlangga
W, Theresia Kristi Panca. 2016. Rangkuman dan Pengayaan Ilmu
Pengetahuan Alam IPA Kelas III SD Semester 1.
Yogyakarta: PT Kanisius
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tahap Rincian Kegaiatan Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam.
2. Siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-
masing. (Doa)
3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
(Presensi)
4. (Apersepsi) Guru mencari tahu sejauh mana pengetahuan
siswa dengan mengajukan pertanyaan mengenai:
1) Apa yang dimaksud lingkungan alam sekitar?
2) Bagaimana keadaan sekolahmu? Apakah keadaan
sekolahmu bersih dan nyaman?
3) Apakah kamu senang berada di lingkungan
sekolahmu?
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran gambaran besar
materi, indikator, dan langkah pembelajaran. (Orientasi)
6. Guru menjelaskan kegunaan pengetahuan dari pentingnya
pemahaman melestarikan dan menjaga alam dilingkungan
sekitar
7. Guru mengajak siswa untuk “tepuk semangat” dan “tepuk
Beat” (Motivasi)
10 Menit
Kegiatan
Inti
(pengalama
n)
13. Siswa diarahkan pada materi:
a) Dampak kegiatan manusia terhadap alam
lingkungan sekitar.
Ekplorasi
14. Siswa diarahkan untuk menonton video yang telah
disiapkan guru.
15. Setelah menonton video, guru dan siswa melakukan tanya
jawab terkait video yang telah ditonton
50 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
a. “Menurut kalian, perubahan apa saja yang terjadi
pada jaman dahulu sampai jaman sekarang
berdasarkan video tersebut?”
b. “Apa yang terjadi ketika manusia membuang
sampah di sungai?”
16. Siswa mendengarkan instruksi guru mengenai
pengerjaan tugas individu yang terdapat dalam LKS
(Lembar Kerja Siswa)
17. Guru memastikan semua siswa memahami instruksi
yang diberikan, dengan meminta 1-2 siswa mengulang
instruksi guru.
18. Siswa mengerjakan soal yang ada pada Lembar Kerja
Siswa.
19. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, siswa diminta
mengeluarkan bahan-bahan yang sudah diminta untuk
dibawa dari rumah.
20. Siswa mendengarkan instruksi guru mengenai tugas
“Aktifitas 3R – Dompet Miniku”
21. Siswa diberi kesempatan untuk membuat kreasi mengenai
dompet mini daur ulang
Elaborasi
22. Siswa dan guru berdiskusi untuk menyimpulkan hasil
jawaban LKS dan pekerjaan membuat kreasi membuat
dompet mini daur ulang
23. Siswa mengumpulkan pekerjaan yang telah selesai.
Konfirmasi
24. Guru memberi tanggapan dengan mengajukan pertanyaan,
menggali pertanyaan, mendukung pemahaman siswa
yang sudah benar dan merevisi pemahaman siswa yang
belum benar.
25. Guru membuka pertanyaan bagi siswa mengenai materi
yang telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
J. Penilaian
IPA
NO Aspek Jenis
Penilaian
Teknik
Penilaian Instrumen Penilaian
1 Kogitif Tes
Tertulis
(Soal
Uraian)
Tugas
Rubrik Penilaian
2 Psikomotor Non Tes Unjuk
Kerja
Lembar Observasi
Rubrik Penilaian
3 Afektif Non tes Observasi Lembar Observasi
Rubrik Penilaian
Penutup
(refleksi
dan aksi)
Merangkum dan Menilai
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan dan makna dari pembelajaran hari itu
dengan bertanya jawab secara langsung.
2. Guru memberi penguatan kembali.
Refleksi, Aksi dan Tindak Lanjut
3. Siswa melakukan refleksi atas pembelajaran hari ini
dengan bimbingan guru secara lisan atas pembelajaran hari
ini dan bagaimana perasaan yang dialami. (refleksi)
4. Siswa diminta untuk mengerjakan tugas yang sudah
diberikan guru (tindak lanjut)
5. Siswa didorong untuk merumuskan aksi penerapan
pengetahuan yang telah diperoleh, yaitu apa yang akan
dilakukan setelah mendapat pembelajaran hari ini. (aksi)
6. Mengucapkan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Bahasa Indonesia
NO Aspek Jenis
Penilaian
Teknik
Penilaian Instrumen Penilaian
1 Kogitif Tes Tertulis Tugas
Rubrik Penilaian
2 Psikomotorik Non Tes Unjuk
Kerja
Lembar Observasi
Rubrik Penilaian
3 Sikap Non tes Observasi Lembar Observasi
Rubrik Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
K. Lampiran Materi
1. IPA
Kerusakan Lingkungan Sekitar
Kita tinggal di sebuah lingkungan alam yang besar sekali yang
bernama bumi. Bumi ini indah karena di dalamnya ada laut, gunung,
hutam sungai, danau, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sayangnya,
bumi ini bisa rusak jika tidak kita jaga. Setiap hari, jumlah manusia
bertambah. Saat jumlah manusia bertambah, kebutuhan manusia juga
bertambah. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus mengambil
dari alam. Manusia akan mengolah hutan untuk dijadikan lahan
pertanian. Manusia akan mengambil air dari sungai untuk berbagai
macam keperluan. Sayangnya, bumi ini tidak bertambah luas. Akibat
ulah manusia, banyak lingkungaan alam yang rusak. Misalnya hutan
jadi gundul, laut dan sungau tercemar, dan lain-lain. Jika dibiarkan tentu
lingkungan alam akan rusak. Bahkan lingkungan alam bisa punah.
Berikut merupakan masalah yang dapat merusak lingkungan alam:
a) Kerusakan hutan
b) Banyaknya timbunan sampah
c) Terbatasnya air
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk penyelamatan, merawat dan
melestarikan alam lingkuangan sekitar
a. Hemat Listrik
b. Hemat Air
c. Hemat Kertas
d. Menanam Pohon
e. Kurangi Pemakaian Plastik
f. Kurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
g. Terapkan 3R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Bahasa Indonesia
Membaca nyaring adalah membaca bersuara dengan lafal dan
intonasi yang tepat. Apa itu lafal dan intonasi? Lafal adalah cara
pengucapan kata atau kalimat. Intonasi adalah lagu dalam
mengucapkan kalimat. Selain lafal dan intonasi, kamu juga perlu
memperhatikan jeda. Jeda adalah penghentian sementara dalam
membaca. Jeda ada dua macam. Jeda pendek dipakai saat bertemu
tanda koma. Jeda panjang dipakai saat bertemu tanda titik, tanya, atau
seru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
L. Lampiran LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Jawablah dengan kalimat lengkap!
1. Apa yang kamu ketahui tentang lingkungan alam sekitar? Coba
ceritakan dan tulislah.
2. Apa yang kamu ketahui tetang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
manusia, sehingga mempengaruhi keseimbangan alam?
3. Apa yang kamu ketahui tentang dampak kegiatan yang dilakukan
manusia, sehingga memperngaruhi keseimbangan alam?
4. Apa yang kamu ketahui tentang 5 cara manusia memelihara dan
melestarikan lingkungan alam di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
M. Instrumen Penialian
1. Kognitif
Indikator 6.4.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi keseimbangan alam.
6.4.2 Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap
lingkungan sekitar
6.4.3 Mengemukakan cara manusia memelihara dan
melestarikan lingkungan alam di lingkungan
sekitar.
Teknik
Penilaian
Tertulis
Instrumen Tugas dan Rubrik Penilaian
a. Instrumen
1) Jelaskan dengan lengkap apa yang dimaksud dengan
lingkungan alam sekitar?
2) Sebutkan dan jelaskan 2 kegiatan yang dilakukan manusia,
sehingga mempengaruhi keseimbangan alam?
3) Sebut dan jelaskan 2 dampak kegiatan yang dilakukan
manusia, sehingga memperngaruhi keseimbangan alam?
4) Sebutkan dan jelaskan secara singkat 5 cara manusia
memelihara dan melestarikan lingkungan alam di
lingkungan sekitar.
b. Kunci Jawaban
1) Lingkungan alam sekitar adalah lingkungan yang sudah
ada/telah ada disekeliling kita, yang terbentuk secara alami
merupakan ciptaan Tuhan. Lingkungan alam dibedakan
menjadi 2, yakni lingkungan alami dan lingkungan buatan.
Lingkungan Alam : gunung, pantai, bukit, laut
Lingkungan Buatan : bandara, perkantoran, kawasan
industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
2) 2 kegiatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam:
a) Menebang hutan
Menebang hutan secara liar dan non ilegal, dapat
mengakibatkan kerugiaan bagi seluruh makhluk di
bumi. Menebang hutan dapat menyebabkan
kegundulan hutan yang berdapak pada punahnya
keanekaragaman hayati dan dapat menyebabkan
banjir.
b) Membuang sampah di sungai
Air sungai tidak dapat mengalir secara normal karena
aliran sungai yang terhambat oleh tumpukan sampah,
ketika musim penghujan datang akan dapat
menyebabkan banjir. Banjir ini terjadi akibat sungai
tidak berfungsi dengan baik.
3) 2 Dampak kegiatan manusia yang mempengaruhi
keseimbangan alam
a) Menebang hutan secara liar menyebabkan :
i. Kebanjiran
ii. Tanah longsor
iii. Kerusakan ekosistem
iv. Punahnya keanekaragaman hayati
b) Mmebuang sampah di sungai
i. Kebanjiran
ii. Kualitas air menjadi buruk disertai bau yang
tidak sedap
iii. Punahnya ikan-ikan pada spesies tertentu
4) Cara-cara yang dapat dilakukan memelihara dan
melestarikan lingkungan sekitar:
a) Menghemat listrik
b) Menghemat air
c) Menghemat kertas
d) Menanam pohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
e) Kurangi pemakaian plastik (diet plastik)
c. Rubrik Penskoran
Nomor
Item
Ketentuan Skor
yang
diperoleh
1 Mampu menjelaskan apa yang dimaksud
lingkungan alam sekitar secara lebih rinci,
meliputi lingkungan alami dan lingkungan
buatan.
2
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud
lingkungan alam sekitar.
1
2 Mampu menyebutkan dan menjelaskan
dengan rinci, 2 macam kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi keseimbangan
alam.
2
Mampu menyebutkan 2 macam kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi
keseimbangan alam.
1
3 Mampu menjelaskan 2 dampak kegiatan
manusia yang ditimbulkan secara lebih
rinci, dari 2 kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi keseimbangan alam.
2
Mampu menjelaskan 1 dampak kegiatan
manusia yang ditimbulkan secara lebih
rinci, dari 2 kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi keseimbangan alam
1
4 Mampu menyebutkan 5 cara-cara yang
dapat dilakukan untuk memelihara dan
melestarikan lingkungan alam.
2
Mampu menyebutkan kurang dari 5, cara-
cara yang dapat dilakukan untuk
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
memelihara dan melestarikan lingkungan
alam.
d. Pedoman Penskoran
Pedoman Penskoran
Nilai Akhir :
Nilai = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ) X 100
91-100 A
75-90 B
65-75 C
<65 D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. Psikomotor
Indikator 6.4.5 Mempresentasikan hasil akftifitas 3R (Reuse,
Reduce and Recycle) dengan menggunakan
sampah plastik bekas guna membuat dompet mini.
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Instrumen Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian
a. Instrumen
LEMBAR OBSERVASI SISWA
NAMA
KELAS
MATA PELAJARAN
TANGGAL
OBSERVASI
NO Kriteria SKOR
4 3 2 1
1 Kemampuan dalam menjelaskan
2 Intonasi Kata
3 Volume Suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
b. Rubrik Penilaian
c. Pedoman Penskoran
Pedoman Penskoran
Nilai Akhir :
Nilai = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ) X 100
91-100 A
75-90 B
65-75 C
<65 D
No Kriteria (4) (3) (2) (1)
1. Kemampuan
dalam
menjelaskan
Siswa
mampu
menjelaskan
dengan baik
dan percaya
diri
Siswa
sedikit
mampu
menjelaskan
i dengan
baik dan
percaya diri
Siswa
kurang
mampu
menjelaskan
dengan baik
dan kurang
percaya diri
Siswa belum
mampu
menejelaskan
dan tidak
percaya diri
2. Volume suara Volume
suara keras
dan jelas
Volume
suara jelas
Volume
suara
kurang jelas
Suara sangat
pelan dan
tidak jelas
3. Intonasi kata Intonasi
kata sangat
jelas
Intonasi
kata sedikit
jelas
Intonasi
kata kurang
jelas
Intonasi kata
tidak jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
3. Afektif
Indikator 6.4.4 Menunjukkan sikap tanggung jawab, jujur, dan
teliti dalam mengerjakan tugas individu dan
kelompok.
Teknik
Penilaian
Observasi
Instrumen Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian
a. Instrumen
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Nama :.............................................................
Kelas :.............................................................
Mata Pelajaran :.............................................................
NO Aspek Skor Jumlah
Skor 3 2 1
1 Jujur
2 Ketelitian
3 Bertanggung
jawab
Total Skor yang Di Capai
Jumlah Skor Maksimum
b. Rubrik Penilaian
NO Kriteria Skor (1-3)
1 Jujur
Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Kadang tidak jujur dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tidak jujur dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
2 Ketelitian
Teliti dalam menjawab pertanyaan.
Kurang teliti dalam menjawab pertanyaan
Tidak teliti dalam menjawab pertanyaan.
3
2
1
3 Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
mandiri
Kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas mandiri.
Tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas mandiri
3
2
1
c. Pedoman Penskoran
Pedoman Penskoran
Nilai Akhir :
Nilai = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ) X 100
91-100 A
75-90 B
65-75 C
<65 D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 3 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP oleh Ahli 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 4 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 7. Rubrik Penilaian Kualitas Modul oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
CURRICULUM VITAE
Skolastika Teri Hapsari merupakan anak
kedua dari 2 bersaudara yang lahir di Magelang, 12
Februari 1995. Pendidikan dasar (SD) diperoleh di SD
Katolik Santa Maria dan lulus pada tahun 2007.
Pendidikan menengah pertama (SMP) di peroleh di
SMP Tarakanita Magelang dan lulus pada tahun 2010.
Pendidikan menengah atas (SMA) diperoleh di SMA
Tarakanita Magelang dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh proses
pendidikan di bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berebagai macam
kegiatan baik akademik dan non akademik.
Beberapa macam kegiatan yang pernah diikuti peneliti antara lain:
1. Pembimbing perkemahan penggalang Sekolah Dasar Pangudi Luhur
Yogyakarta Gugus Depan 09-001 dan 009-002 di Bumi Perkemahan Ambar
Binangun
2. Seksi Keamanan dalam kepanitiaan Inisiasi Program Prodi (INSIPRO)
Program Studi PGSD tahun 2015
3. Seksi Keamanan dalam kepanitiaan Pelepasan Calon
Wisudawan/Wisudawati Program Studi PGSD Periode April 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Seksi Keamaanan dalam kepanitiaan Malam Kreatifitas Mahasiswa PGSD
2015
5. Peserta dalam semimanr “Free Sex: Thumb Up or Thumbs Down” 2013
6. Peserta dalam seminar “Reinventing Childhood Education” 2015
Masa pendidian di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan
menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA Berbasis PPR Guna Menumbuhkan Pengetahuan,
Kesadaran Serta Kepedulian Lingkungan Terhadap Bahaya Sampah Plastik
Pada Siswa Kelas IIIB Di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI