PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMUDA ISLAM

Post on 22-Feb-2016

153 views 6 download

description

PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMUDA ISLAM. M. Furqon Hidayatullah Disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012. LIFE WITHOUT LIMITS. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMUDA ISLAM

PENGARUH PENDIDIKAN PADA PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR

PEMUDA ISLAMPEMUDA ISLAM

M. Furqon HidayatullahM. Furqon HidayatullahDisampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan Disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan

IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012

22

LIFE WITHOUT LIMITSLIFE WITHOUT LIMITS

Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup seolah-olah tanpa mengenal batasseolah-olah tanpa mengenal batas

SPIRITUALITAS DALAM MEMIMPINSPIRITUALITAS DALAM MEMIMPIN

Umar bin Abdul Azis memimpin karena Umar bin Abdul Azis memimpin karena Allah;Allah;

Umar bin Abdul Azis cinta karena AllahUmar bin Abdul Azis cinta karena AllahDampak positifnya:Dampak positifnya:

Umar dicintai Allah, dicintai manusia, dan Umar dicintai Allah, dicintai manusia, dan bahkan dicintai binatang bahkan dicintai binatang

““Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi khalifah, para penggembala kambing di puncak khalifah, para penggembala kambing di puncak gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’ mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’ Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu kambing-kambing kami lagi!” kambing-kambing kami lagi!”

““Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Azis, kami menggembalakan kambing bersama Azis, kami menggembalakan kambing bersama srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar bahwa dia (Khalifah Umar bin Abdul Azis) telah bahwa dia (Khalifah Umar bin Abdul Azis) telah meninggal dunia pada malam itu” meninggal dunia pada malam itu”

JIWA YANG BERGEJOLAKJIWA YANG BERGEJOLAK

Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggidia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi

Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada taranya, sekarang maka….. Sekarang jiwaku taranya, sekarang maka….. Sekarang jiwaku menginginkan surga ….. menginginkan surga …..

KUALITAS PEMIMPINKUALITAS PEMIMPIN

Memiliki visi yang jelas (Memiliki visi yang jelas (Having clear Having clear vissionvission))

Memiliki kemampuan manajemen dan Memiliki kemampuan manajemen dan leadership baik (leadership baik (Having good management Having good management and leadershipand leadership) )

Memiliki jaringan yang luas (Memiliki jaringan yang luas (Having wide Having wide networkingnetworking) )

MELAKUKAN PERAN YANG TEPATMELAKUKAN PERAN YANG TEPAT

Tujuan jelasTujuan jelas Pendekatan tepatPendekatan tepatHasil maksimalHasil maksimal

KESUKSESAN SEJATIKESUKSESAN SEJATI

Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi harus dilandasi spiritualitasharus dilandasi spiritualitas

TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR YANG MAHA KUASAYANG MAHA KUASA

DOA COPILOT HERYADI GUNAWANDOA COPILOT HERYADI GUNAWAN

Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Mu, apabila Engkau akan genggaman-Mu, apabila Engkau akan memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya pasrah, maafkanlah segala dosa saya, pasrah, maafkanlah segala dosa saya, namun apabila ada jalan yang lebih baik namun apabila ada jalan yang lebih baik dari itu, berilah kami yang terbaik”.dari itu, berilah kami yang terbaik”.

CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB PILOT (PEMIMPIN)PILOT (PEMIMPIN)

Meminimalisasi jatuhnya korban (Meminimalisasi jatuhnya korban (Minimalize victimMinimalize victim)) Orang terakhir keluar dari pesawat (Orang terakhir keluar dari pesawat (The last people who The last people who

out from the planeout from the plane))

NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA PUTRANYAPUTRANYA

““Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di samudra yang sangat luas. Kadang-kadang samudra yang sangat luas. Kadang-kadang

diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh

angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah tawakal sebagai layarmu dan taqwa sebagai tawakal sebagai layarmu dan taqwa sebagai

kemudimu, insya Allah engkau akan selamat”.kemudimu, insya Allah engkau akan selamat”.

PERANG BADARPERANG BADAR

Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300 Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300 orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar 1000 orang. 1000 orang.

DDari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan jumlah yang tidak berimbang. Di samping jumlah jumlah yang tidak berimbang. Di samping jumlah pasukan lawan jauh lebih besar, ditambah lagi dengan pasukan lawan jauh lebih besar, ditambah lagi dengan persenjataan yang jauh lebih lengkap pula. persenjataan yang jauh lebih lengkap pula.

HASIL RISET TENTARA INGGRISHASIL RISET TENTARA INGGRIS

1.1. Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak sombong.sombong.

2.2. Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis – Tawakal. – Tawakal.

3.3. Adanya keharmonisan antara pemimpin dan Adanya keharmonisan antara pemimpin dan yang dipimpin, yang dipimpin,

Catatan: Ketiga temuan tersebut tidak didapatkan Catatan: Ketiga temuan tersebut tidak didapatkan dalam perang Uhuddalam perang Uhud

PERLU STRATEGI YANG TEPATPERLU STRATEGI YANG TEPAT

PENDIDIKANPENDIDIKAN SEJATI SEJATI

Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada masyarakat (masyarakat (To educate a person in mind and not in To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to societymorals is to educate a menace to society). ). — — Theodore Theodore Roosevelt, 19th/20th century American adventurer and Roosevelt, 19th/20th century American adventurer and politician, Nobel Prize-winning U.S. presidentpolitician, Nobel Prize-winning U.S. president

PENDIDIKAN SEJATI (PENDIDIKAN SEJATI (TTrue Educationrue Education))

Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya ((The function of education is to teach one to think intensively The function of education is to teach one to think intensively and to think critically... Intelligence plus character – that is the and to think critically... Intelligence plus character – that is the goal of true educationgoal of true education).).

Martin Luther King Jr., Nobel Prize-winning 20th-century American Martin Luther King Jr., Nobel Prize-winning 20th-century American civil rights leadercivil rights leader

AKHLAK >< RITUALAKHLAK >< RITUAL

FENOMENAFENOMENA

Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Yang Kuasa (Patung polisi).Yang Kuasa (Patung polisi).

Yang didisik jalan bukan manusianya (Polisi tidur).Yang didisik jalan bukan manusianya (Polisi tidur).

KARAKTER BANGSA JEPANGKARAKTER BANGSA JEPANG

Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima dan Nagasaki dibom AS)dan Nagasaki dibom AS)

Mengapa bukan Tokio yang dibom?Mengapa bukan Tokio yang dibom?Karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Jepang?Karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Jepang?

Albert Einstein, , "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941"Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941US (German-born) physicist (1879 - 1955)US (German-born) physicist (1879 - 1955)

Science without religion is lame, Science without religion is lame, religion without science is blindreligion without science is blind

Gempa bumi 9,1 skala richter, Gempa bumi 9,1 skala richter, Disusul Tsunami, Disusul Tsunami, Kemudian terjadi Radiasi NuklirKemudian terjadi Radiasi Nuklir

JUMAT 11 MARET 2011JUMAT 11 MARET 2011

Kompas 16 Maret 2011Kompas 16 Maret 2011

CATATAN:CATATAN:

Tidak ada penjarahanTidak ada penjarahan Tidak ada kenaikan harga panganTidak ada kenaikan harga pangan Semua diselesaikan dengan tertibSemua diselesaikan dengan tertib Dll.Dll.

ILMU TANPA KARAKTER BAGAI SAMURAI ILMU TANPA KARAKTER BAGAI SAMURAI TANPA “BUSHIDO”TANPA “BUSHIDO”(Ary Ginanjar Agustian) (Ary Ginanjar Agustian)

YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS: YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS: SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANGSPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG

Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas itu untukmu”, kata pembesar tadi pada pencari kayu. Ia itu untukmu”, kata pembesar tadi pada pencari kayu. Ia merasa iba dengan orang yang tampak hidup susah itu merasa iba dengan orang yang tampak hidup susah itu hingga ingin membantu meringankan bebannya.hingga ingin membantu meringankan bebannya.

Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter Bushido yang menjujung tinggi integritas dan kejujuran.Bushido yang menjujung tinggi integritas dan kejujuran.

Saya semakin merasakan betapa pentingnya Saya semakin merasakan betapa pentingnya pendidikan karakter setelah mempelajari ilmu dan pendidikan karakter setelah mempelajari ilmu dan semangat samurai. Para samurai memiliki dua hal, semangat samurai. Para samurai memiliki dua hal, yaitu yaitu WasaWasa dan dan DoDo. Wasa artinya . Wasa artinya skillskill sedangkan sedangkan DoDo artinya artinya The way of lifeThe way of life (Prinsip hidup) yang dikenal (Prinsip hidup) yang dikenal BushidoBushido..

Para samurai memiliki senjata yang disebut Para samurai memiliki senjata yang disebut KatanaKatana atau Pedang. Pedang yang tajam tentu mengerikan atau Pedang. Pedang yang tajam tentu mengerikan dan berbahaya jika dimiliki oleh orang yang tidak dan berbahaya jika dimiliki oleh orang yang tidak bermoral. Pedang menjadi tidak berbahaya ketika bermoral. Pedang menjadi tidak berbahaya ketika pemegangnya mempunyai sifat yang disebut pemegangnya mempunyai sifat yang disebut BushidoBushido, , yaitu amanah, pengasih, santun, sopan, mulia, yaitu amanah, pengasih, santun, sopan, mulia, hormat, dan lain-lain.hormat, dan lain-lain.

VALUEVALUE25%25%

SYSTEMSYSTEM35%35%

LEADERSHIPLEADERSHIP45%45%

NILAI, SISTEM, DAN LEADERSHIPNILAI, SISTEM, DAN LEADERSHIP

AKHLAK/KARAKTER - PANDAIAKHLAK/KARAKTER - PANDAI

1.1. ““Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak lain untuk Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak lain untuk memuliakan atau menyempurnakan akhlak manusia“ memuliakan atau menyempurnakan akhlak manusia“ (Hadits).(Hadits).

2.2. Sekolah harus menghasilkan orang baik dan pandai Sekolah harus menghasilkan orang baik dan pandai Minimal menghasilkan orang baik walaupun kurang Minimal menghasilkan orang baik walaupun kurang pandai. Sekolah yang hanya menghasilkan orang pandai pandai. Sekolah yang hanya menghasilkan orang pandai tetapi tidak baik, akan menjadi orang berbahaya.tetapi tidak baik, akan menjadi orang berbahaya.

KEBAHAGIAANKEBAHAGIAAN

Happiness is when what you will think, what you say, and Happiness is when what you will think, what you say, and what you do, are in harmony.what you do, are in harmony.

Mohandas Karamchand Gandi – Mahatma GandiMohandas Karamchand Gandi – Mahatma Gandi

SDSD

SMPSMP

PTPT

expl

orin

g – s

tren

gthe

ning

- em

power

ing

expl

orin

g – s

tren

gthe

ning

- em

power

ing

SMASMA

PendidikaPendidikann

KARAKTERKARAKTER

inte

gras

i & p

embi

asaa

n

inte

gras

i & p

embi

asaa

n

PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG PENDIDIKANPENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG PENDIDIKAN

PendidikaPendidikannAKADEMIK AKADEMIK DSBDSB

MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIAMAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA(There are seven sins in the world)(There are seven sins in the world)

1.1. Kaya tanpa kerja (Kaya tanpa kerja (Wealth without workWealth without work))2.2. Kesenangan tanpa kata/suara hatiKesenangan tanpa kata/suara hati ( (Plesure without Plesure without

conscienceconscience))3.3. Pengetahuan tanpa karakterPengetahuan tanpa karakter ( (Knowledge without Knowledge without

charactercharacter))4.4. Perdagangan tanpa moralPerdagangan tanpa moral ( (Commerce without Commerce without

moralitymorality))5.5. Ilmu tanpa kemanusiaanIlmu tanpa kemanusiaan ( (Science without humanityScience without humanity))6.6. Ibadah tanpa pengorbananIbadah tanpa pengorbanan ( (Worship without sacrifice)Worship without sacrifice)7.7. Politik tanpa prinsipPolitik tanpa prinsip ( (Politics without principlePolitics without principle))

Apa yang salah dengan pendidikan kita?Apa yang salah dengan pendidikan kita?

CHARACTERCHARACTER

The combination of qualities and personality that makes The combination of qualities and personality that makes one person or thing different from others.one person or thing different from others.

KARAKTERKARAKTER

Karakter memiliki makna substantif dan proses Karakter memiliki makna substantif dan proses psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) merujuk pada konsep merujuk pada konsep good charactergood character yang dikemukakan yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai oleh Aristoteles sebagai “...the life of right conduct—“...the life of right conduct—right conduct in relation to other persons and in relation right conduct in relation to other persons and in relation to oneto one self”.self”.

KARAKTERKARAKTER

Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam semesta) dan terhadap diri sendiri. semesta) dan terhadap diri sendiri.

PENDIDIKAN KARAKTERPENDIDIKAN KARAKTER

• Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.sepenuh hati.

• Pendidikan Karakter adalah proses pemPendidikan Karakter adalah proses pemberian berian tuntunan pesertatuntunan peserta/anak/anak didik agar menjadi manusia didik agar menjadi manusia seutuhnya yang seutuhnya yang bberkarakter dalam dimensi erkarakter dalam dimensi hati, hati, pikir, raga, serta rasa dan karsapikir, raga, serta rasa dan karsa..

KARAKTER NYATA (KARAKTER NYATA (Real CharacterReal Character))

““The measure of a man's real character is The measure of a man's real character is what he would do if he knew he would what he would do if he knew he would never be found out.” never be found out.” — Baron Thomas — Baron Thomas Babington Macauley, early 19th-century Babington Macauley, early 19th-century English historianEnglish historian

KARAKTERKARAKTER

KarKaraakkter ter dapat didefinisikan sebagai:dapat didefinisikan sebagai: “values in action”“values in action”.. Nilai adalah hNilai adalah hal yang dianggap penting, bernilai atau baik; al yang dianggap penting, bernilai atau baik;

Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur, seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur, ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang (misalnya kebahagiaan, kebebasan).(misalnya kebahagiaan, kebebasan).

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIKMODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

Knowing the goodKnowing the good Feeling the goodFeeling the good Acting the goodActing the good

BUDI PEKERTIBUDI PEKERTI

Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris, Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris, maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas” maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas” ((moralitymorality). ). Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.

Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilakusikap yang dicerminkan oleh perilaku

SOPAN SANTUNSOPAN SANTUN

Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim dari etika adalah moral, yang artinya adat-istiadatdari etika adalah moral, yang artinya adat-istiadat

TATA KRAMATATA KRAMA

Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan. berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun, Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santunkebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun

MORALMORAL

Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai perilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan perilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah kelompok dan kaidah-kaidah sosial.kelompok dan kaidah-kaidah sosial.

Hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang Hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh kemenangan tsb. kemenangan tsb. Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk menaklukkan, namun kemampuan utk bertarung dengan menaklukkan, namun kemampuan utk bertarung dengan sebaik-baiknya dan indahsebaik-baiknya dan indah

The most important thing in life ....is The most important thing in life ....is not the triumph but the strugglenot the triumph but the struggleThe essential thing is not to have The essential thing is not to have conquered but to have fought wellconquered but to have fought well

Baron Piere de Baron Piere de CoubertinCoubertin

55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN 55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN BANGSABANGSA

KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN DIRI SENDIRIDIRI SENDIRI

1.1. Meremehkan waktuMeremehkan waktu2.2. Bangun kesianganBangun kesiangan3.3. Terlambat masuk kantorTerlambat masuk kantor4.4. Tidak disiplinTidak disiplin5.5. Suka menundaSuka menunda6.6. Melanggar janjiMelanggar janji7.7. MenyontekMenyontek8.8. NgrasaniNgrasani9.9. Kebiasaan memintaKebiasaan meminta

10. Melayani stres10. Melayani stres11. Menganggap berat setiap masalah11. Menganggap berat setiap masalah12. Pesimis terhadap diri sendiri12. Pesimis terhadap diri sendiri13. Terbiasa mengeluh13. Terbiasa mengeluh14. Merasa hebat14. Merasa hebat15. Meremehkan orang lain15. Meremehkan orang lain16. Tidak sarapan16. Tidak sarapan17. Tidak terbiasa antri17. Tidak terbiasa antri18. Banyak tidur18. Banyak tidur19. Banyak nonton TV19. Banyak nonton TV20. Terlena dengan kenyamanan, takut berubah20. Terlena dengan kenyamanan, takut berubah

KEBIASAAN-KEBIASAAN KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGANMEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN

1.1. Merokok di sembarang tempatMerokok di sembarang tempat2.2. Membuang sampah di sembarang tempatMembuang sampah di sembarang tempat3.3. Corat-coret/Corat-coret/vandalismvandalism4.4. Kendaraan kita mengotori udaraKendaraan kita mengotori udara5.5. Jalan bertabur iklanJalan bertabur iklan6.6. Konsumsi plastik berlebihanKonsumsi plastik berlebihan7.7. Tidak terbiasa mengindahkan aturan pakaiTidak terbiasa mengindahkan aturan pakai8.8. Abai dengan pohonAbai dengan pohon9.9. Menganggap remeh daur ulangMenganggap remeh daur ulang

KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN EKONOMIEKONOMI

1.1. KonsumtifKonsumtif2.2. PamerPamer3.3. Silau dengan kepemilikan orang lainSilau dengan kepemilikan orang lain4.4. Boros listrikBoros listrik5.5. Nyandu nge-gameNyandu nge-game6.6. Tidak menyusun rencana-rencana kehidupanTidak menyusun rencana-rencana kehidupan7.7. Tidak biasa berpikir kreatifTidak biasa berpikir kreatif8.8. ShopaholicShopaholic9.9. Mengabaikan peluangMengabaikan peluang

KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM BERSOSIALBERSOSIAL

1.1. Tak mau membacaTak mau membaca2.2. Jarang mendengar pendapat orang lainJarang mendengar pendapat orang lain3.3. NepotismeNepotisme4.4. Suap-menyuapSuap-menyuap5.5. Politik balik modalPolitik balik modal6.6. Canggung dengan perbedaanCanggung dengan perbedaan7.7. Beragama secara sempitBeragama secara sempit8.8. Lupa sejarahLupa sejarah

9. Demo pesanan/bayaran9. Demo pesanan/bayaran10. Tawuran10. Tawuran11. Tidak belajar dari pengalaman11. Tidak belajar dari pengalaman12. Birokratif12. Birokratif13. Meniru13. Meniru14. Provakatif dan mudah terprovokasi14. Provakatif dan mudah terprovokasi15. Tidak berani berkata ”Tidak”15. Tidak berani berkata ”Tidak”16. Berambisi menguasai16. Berambisi menguasai17. Mengesampingkan tradisi adat17. Mengesampingkan tradisi adat

MENDIKNAS:Tiga kelompok pendidikan karakter

1. Karakter tumbuhnya kesadaran bahwa manusia merupakan makhluk Yang Mahakuasa. Karenanya kita tidak boleh saling merusak atau pun melakukan perilaku-perilaku.

2. Karakter terkait keilmuan. Untuk membangun keilmuan harus dikembangkan kepenasaran intelektual.

3. Karakter terkait dengan kecintaan pada tanah air. Bagaimana agar cinta dan kebanggaan akan tanah air bisa tumbuh.

KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERKARAKTER

Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK, beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.

Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/kuliah yang berdiri sendiripelajaran/kuliah yang berdiri sendiri

PENTINGNYA PEMBANGUNAN PENTINGNYA PEMBANGUNAN KARAKTERKARAKTER

UU Sisdiknas Pasal 3:UU Sisdiknas Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk kemampuan dan membentuk watakwatak serta serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. yang demokratis serta bertanggung jawab.

Lanjutan:Lanjutan:

Bung Karno (9 April 1961):Bung Karno (9 April 1961): “ “Dedication of life” Dedication of life” para olahragawan dan pembina para olahragawan dan pembina

olahraga, agar dapat melaksanakan Amanat olahraga, agar dapat melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita Penderitaan Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita bangsa kita yang termasuk dalam bangsa kita yang termasuk dalam “Nation and “Nation and Character Building” Character Building” Indonesia. Indonesia.

Ellen G. White:Ellen G. White: Pembangunan karakter adalah usaha paling penting Pembangunan karakter adalah usaha paling penting

yang pernah diberikan kepada manusia. yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar.sistem pendidikan yang benar.

Stiles (1998) menyatakan bahwa Stiles (1998) menyatakan bahwa “Pembangunan karakter tidak dapat “Pembangunan karakter tidak dapat dilakukan dengan serta merta tanpa upaya dilakukan dengan serta merta tanpa upaya sistematis dan terprogram sejak dini”.sistematis dan terprogram sejak dini”.

7474

Lanjutan:Lanjutan:

Slamet Imam santosoSlamet Imam santoso:: PPembinaan watak merupakan tugas utembinaan watak merupakan tugas utaama ma

pendidikanpendidikan MMenyusun harga diri yang kukuh-kuatenyusun harga diri yang kukuh-kuat:: 1. 1. pandai pandai 2. 2. terampil terampil 3. 3. jujur jujur 4. 4. tahu kemampuan dan batas tahu kemampuan dan batas kemampuannyakemampuannya 5. 5. mempunyai kehormatan diri.mempunyai kehormatan diri.

Di manakah martabat akan bersanding Di manakah martabat akan bersanding kalau bukan di samping kejujuran? kalau bukan di samping kejujuran? (Cicero)(Cicero)

TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIKTUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK

1.1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan.internalisasi nilai dalam pendidikan.

2.2. Menumbuhkan/menanamkan kecerdasan emosi Menumbuhkan/menanamkan kecerdasan emosi dan spiritual yang mewarnai aktivitas hidupnya.dan spiritual yang mewarnai aktivitas hidupnya.

3.3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran.pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran.

LANJUTAN:LANJUTAN:

4. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk 4. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas hidupnya dan memahami manfaat dari hidupnya dan memahami manfaat dari keterlibatannya.keterlibatannya.

5. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan 5. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas belajar.dan mengisi waktu luang dengan aktivitas belajar.

6. Menumbuhkan pola hidup sehat dan pemeliharaan 6. Menumbuhkan pola hidup sehat dan pemeliharaan kebugaran jasmanikebugaran jasmani

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIKMODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

Knowing the goodKnowing the good Feeling the goodFeeling the good Acting the goodActing the good

KARAKTER PENDIDIKKARAKTER PENDIDIK

Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun kegiatan non-akademik; kegiatan non-akademik;

Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran; karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran; dandan

Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat menginternalisasikan atau mengengintegrasikan nilai-nilai karakter.menginternalisasikan atau mengengintegrasikan nilai-nilai karakter.

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTERSTRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

KeteladananKeteladanan Penanaman kedisiplinanPenanaman kedisiplinan Pembiasaan-PembudayaanPembiasaan-Pembudayaan Menciptakan suasana yang Menciptakan suasana yang

konduksifkonduksif Integrasi dan internalisasiIntegrasi dan internalisasi

1. KETELADANAN1. KETELADANAN

PENTINGNYA KETELADANANPENTINGNYA KETELADANAN

Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan menggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya menggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya melalui model yang harus dan layak dicontoh melalui melalui model yang harus dan layak dicontoh melalui Nabi atau Rasul.Nabi atau Rasul.

HASIL PENELETIANHASIL PENELETIAN (dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat) (dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)

Bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi Bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh gabungan didengar dan 6% sisanya oleh gabungan dari berbagai stimulus.dari berbagai stimulus.

KETELADANANKETELADANAN

1.1. Kesiapan untuk Kesiapan untuk ddinilai dan inilai dan ddievaluasi ievaluasi 2.2. Memiliki Integritas Memiliki Integritas TinggiTinggi3.3. Memiliki KompetensiMemiliki Kompetensi

MENDIDIK DENGAN KETELADANMENDIDIK DENGAN KETELADAN Lead by exampleLead by example

• Memberi contoh atau teladan itu Memberi contoh atau teladan itu mudah, tetapi menjadi contoh atau mudah, tetapi menjadi contoh atau teladan itu tidak mudah.teladan itu tidak mudah.

2. PENANAMAN KEDISIPLINAN2. PENANAMAN KEDISIPLINAN

TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT PADA TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT PADA MANUSIAMANUSIA

PENANAMAN KEDISIPLINANPENANAMAN KEDISIPLINAN

Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan tertentu.lingkungan tertentu.

PENEGAKAN DISIPLINPENEGAKAN DISIPLIN

1.1. Peningkatan motivasiPeningkatan motivasi2.2. Pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan3.3. KepemimpinanKepemimpinan4.4. Penegakan Aturan (Penegakan Aturan (rule enforcementrule enforcement).).5.5. Takut pada aturan bukan takut pada manusiaTakut pada aturan bukan takut pada manusia6.6. Penerapan Penerapan reward and punishmentreward and punishment

3. PEMBIASAAN3. PEMBIASAAN

PEMBIASAAN-PEMBUDAYAANPEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN

First, We make a habit, so our habit make usFirst, We make a habit, so our habit make us

DDOROTHYOROTHY L LAWAW N NOTTE:OTTE: AAnak belajar dari kehidupannya.nak belajar dari kehidupannya.

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memakiJika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar

berkelahiberkelahi Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali

diri diri Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diriJika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkianJika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah bersalah

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan

diridiri Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargaiJika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar

mencintaimencintai Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar

menyenangi dirimenyenangi diri Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali

tujuantujuan

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanankedermawanan

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilanbelajar kebenaran dan keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupanmenemukan cinta dalam kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan ketenteraman, ia belajar Jika anak dibesarkan dengan ketenteraman, ia belajar berdamai dengan pikiranberdamai dengan pikiran

4. MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF4. MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIFMENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

1.1. Peran semua unsur sekolahPeran semua unsur sekolah2.2. Kerjasama sekolah dengan orang tuaKerjasama sekolah dengan orang tua3.3. Kerjasama sekolah dengan lingkunganKerjasama sekolah dengan lingkungan

5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI 5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI

INTEGRASI DAN INTERNALISASIINTEGRASI DAN INTERNALISASI Melalui strategi integrasi, guru dapat menggunakan setiap Melalui strategi integrasi, guru dapat menggunakan setiap

kesempatan dan pada saat mengajarkan suatu subjek dalam kesempatan dan pada saat mengajarkan suatu subjek dalam topik tertentu. topik tertentu.

Guru menyelipkan atau memasukkan dengan sengaja isi Guru menyelipkan atau memasukkan dengan sengaja isi karakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu, karakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu, misalnya kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme, misalnya kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme, kebersamaan, dan sebagainya.kebersamaan, dan sebagainya.

PERAN PENDIDIKPERAN PENDIDIK

1.1. Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan bagi siswa, baik di kelas maupun di luar kelasteladan bagi siswa, baik di kelas maupun di luar kelas

2.2. Menginternalisasikan dan mengengintegrasikan nilai-nilai Menginternalisasikan dan mengengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.karakter dalam pembelajaran.

3.3. Peduli dan proaktif melakukan upaya-upaya pembentukan Peduli dan proaktif melakukan upaya-upaya pembentukan karakter pada siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelaskarakter pada siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas

APA ITU?APA ITU?

Ayah: Apa itu? Anak: Burung PipitAyah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah: Apa itu? Anak: Saya baru saja katakan Ayah: Apa itu? Anak: Saya baru saja katakan

padamu Ayah. Itu Burung Pipitpadamu Ayah. Itu Burung Pipit Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah. B-u-r-u-n-Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah. B-u-r-u-n-

g P-i-p-i-t.g P-i-p-i-t. Ayah: Apa itu? Anak: Mengapa Ayah melakukan Ayah: Apa itu? Anak: Mengapa Ayah melakukan

itu? Saya telah katakan berkali-kali, itu Burung itu? Saya telah katakan berkali-kali, itu Burung Pipit! Dapatkah Ayah memahaminya? Mau kemana Pipit! Dapatkah Ayah memahaminya? Mau kemana Ayah?Ayah?

Ayah: Keraskan. Anak: Hari ini anak saya yang paling kecil Ayah: Keraskan. Anak: Hari ini anak saya yang paling kecil yang beberapa hari yang lalu sedang duduk di taman yang beberapa hari yang lalu sedang duduk di taman bersama saya pada saat Burung Pipit hinggap di depan bersama saya pada saat Burung Pipit hinggap di depan kami. Anak saya bertanya kepada saya “Apa itu” sebanyak kami. Anak saya bertanya kepada saya “Apa itu” sebanyak 21 kali dan saya menyawabnya semua “Burung Pipit” 21 kali dan saya menyawabnya semua “Burung Pipit” sebanyak 21 kali. Saya sangat sabar dengan setiap sebanyak 21 kali. Saya sangat sabar dengan setiap pertanyaan yang sama diajukan. Lagi dan lagi tanpa marah, pertanyaan yang sama diajukan. Lagi dan lagi tanpa marah, perasaan mempengaruhi rasa bersalah saya pada anak perasaan mempengaruhi rasa bersalah saya pada anak saya.saya.