Post on 28-May-2020
i
PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL KEPALA
SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SMAN 74
JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untiuk
Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Di susun oleh:
Siti Nur Cholis
NIM 11150182000067
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Siti Nur Cholis (11150182000067): Pengaruh Pelaksanaan Supervise
Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru Di SMAN 74
Jakarta. Skripsi Program Strata (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Begeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Supervisi
Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru di SMAN 74 Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian regresi linier sederhana dengan
pedekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh
yakni seluruh jumlah populasi atau 39 guru. Teknik pengumpulan data utama
menggunakan angket yang disebar ke seluruh guru dengan menggunakan bentuk
pemilihan skor skala likert yakni 4 alternatif jawaban. Sedangkan studi dokumen
dan wawancara hanya teknik pelengkap dalam pengumpulan data. Hasil yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala Sekolah dengan Profesionalisme Guru
di SMAN 74 Jakarta.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan program SPSS Versi 23,
pengujian statistik uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa angka
koefisien regresi sebesar 0,795. Hal ini berarti penilaian ini memiliki pengaruh
yang positif karena nilai koefisien regresi bernilai positif. Selain itu, jika dilihat
dari hasil nilai Thitung (5.310) > Ttabel (2.051) dengan signifikan 0,000,. Hal ini
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta. Perhitungan
koefisien determinasi diperoleh angka 51,1% dan sisanya 48,9% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya.
Dengan demikian terdapat pengaruh yang positif antara pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SMAN 74
Jakarta dan pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah memberikan
kontribusi dalam menghasilkan profesionalisme guru yang baik di SMAN 74
Jakarta.
Kata Kunci :Kepala Sekolah, Supervisi Manajerial, Dan Profesionalisme
Guru.
ii
ABSTRACT
Siti Nur Cholis (11150182000067): The Effect of Managerial Supervison of
Headmaster on Teachers’ Professionalism at SMAN 74 Jakarta. “Skripsi”
Strata Program (S-1) of The Faculty of Educational Science, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This research aimed to find out The Effect of Managerial Supervision of
Headmaster on Teachers’ Professionalism at SMAN 74 Jakarta. This research
used simple linear regression method with quantitative approach. The sample of
this research used a saturated sample that was the whole population or 39 teachers.
The main data collection used questioner which was distributed for all teachers by
using a Likert scale score selection form which had 4 alternative answers.
Meanwhile document study and interview was applied as a complementary
technique for data collection. The result of this research revealed that there was
significant effect of Managerial Supervision of Headmaster on Teachers’
Professionalism at SMAN 74 Jakarta.
The data calculated by using SPSS Version 23 showed that statistical test
of simple linear regression coefficient was 0,795. It indicated that this assessment
had a positive effect since the regression coefficient was positive. Additionally,
the analysis showed that Thitung (5.310) > Ttabel (2.051) with significant 0,000, . It
meant there was significant effect of Managerial Supervision of Headmaster on
Teachers’ Professionalism at SMAN 74 Jakarta. Moreover, calculation of the
coefficient of determination was obtained 51,1% and the rest was 48,9% that was
influence by other factors.
In short, there was significant effect of Managerial Supervision of
Headmaster on Teachers’ Professionalism at SMAN 74 Jakarta and the
implementation of managerial supervision contributed on producing teacher
professionalism at SMAN 74 Jakarta.
Kata Kunci : Headmaster, Managerial Supervision, and Teachers
Professionalism.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
menganugerahkan kebahagiaan, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Sholawat serta
salam Tk lupa tercurahan kepada junjungan umat manusia, yaitu nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah mengantarkan umatnya dari
jaman kegelapan hingga jaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas izin Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Manajerial
Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru di SMAN 74 Jakarta” yang
disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
pendidikan (S.Pd) pada jurusan manajemen pendidikan di fakultas ilmu tarbiyah
dan keguruan universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta. Dengan
selesainya penulisan skripsi ini, memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti
bagi penulis berupa perjuangan yang penuh dengan kerja keras kesabaran dan doa.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan bukanlah
semata-mata diperoleh dari hasil usaha sendiri melainkan dalam penyusunan
skripsi ini banyak mendapatkan motivasi, bantuan, arahan dan bimbingan yang
tak ternilai harganya dari pihak-pihak terdekat. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Muarif SAM.M.Pd. selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zahruddin, LC., M.Pd. selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis kuliah Jurusan Manajemen
iv
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. dan Iis Istianah, M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan motivasi bimbingan,
perhatian, dan nasihat dengan penuh kesabaran dan ketulusan hatinya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik..
6. Seluruh dosen jurusan manajemen pendidikan yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
7. Ibu Patra selaku Pengawas sekolah, Bapak Farid selaku Kepala sekolah
SMAN 74 Jakarta, serta Bapak Kasmadi selaku wakil kepala sekolah
bidang kurikulum sekolah, para guru, staf dan karyawan yang telah
memperkenankan penulis mengadakan penelitian dan membantu dalam
pencarian data-data dan memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Orangtuaku, Ayah Adi Sanjaya dan Ibu Suliati tercinta, yang selalu
mendoakan, memberikan semangat, memberikan dukungan, bimbingan,
arahan dan segala dukungan lainnya baik dari segi moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Adik-adikku, Nur Laila Khasanah, Aulia Ramadhani, Abdul Alik El-
Hakim, dan Arjuna Abdillah, yang sudah mau mendengar segala keluh
kesah penulis dalam pembuatan skripsi ini. Semoga allah swt selalu
memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan mereka Amiin.
10. Pakde farid sekeluarga, yang telah memotivasi dan mendukung serta
memberikan masukan selama penulisan ini diproses, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan MP 2015, khususnya kelas B 2015 Latifah,
Reza Rizkia, Sri Wahyuni, Fadhilah, Dan Dzakiyah Ardilia Putri yang
telah berjuang bersama, saling membantu, saling menyemangati, saling
mendoakan, dan memberikan hari-hari yang berwarna selama perkuliahan.
v
12. Herlina ambar wati dan daffa novembri yang telah memotivasi dan
membantu penulis, terima kasih kebahagiaan dan kebersamaan yang tidak
terlupakan.
13. Teman- teman ku Evita Cahyani Putria, triska apriliani, dan tarmiji Tahir
Ridwansyah yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skrip ini.
14. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
Hanya harapan dan doa yang dapat penulis panjatkan, semoga segala kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dengan pahala berlipaat
ganda dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan masih minimnya ilmu yang
dimiliki penulis, oleh karena itu kritik dan saran sangatlah penulis harapkan.
Namun, penulis berharap semoga skripsi ini bisan memberikan manfaat yang
besar bagi sipa saja yang membaca serta berkeinginan untuk mengeksplornya
lebih lanjut. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf
apabila dalam penyajian skripsi ini terdpa kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, 16 November 2019
Siti Nur Cholis
NIM: 11150182000067
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
BAB 1 PENDAHLUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Batasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 5
BAB 11 KAJIAN TEORI DAN HEPOTESIS 7
A. Konsep Supervisi Manajerial 7
1. Definisi Supervisi Manajerial 7
2. Fungsi dan Tujuan Supervisi Manajerial 9
3. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial 12
4. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial 14
5. Metode Supervisi Manajerial 14
6. Teknik-Teknik Supervisi Manajerial 15
B. Program Supervisi Manajerial 18
1. Konsep Dasar Program Supervisi Manajerial 18
2. Program Supervisi Manajerial di Sekolah 19
C. Supervisi Manajerial Kepala Sekolah 20
vii
D. Pengaruh Pelaksanaan Program Supervisi Manajerial Kepala -
Sekolah 22
E. Profesionalisme Guru 23
1. Definisi Profesionalisme Guru 23
2. Ciri-Ciri Guru Profesional 24
3. Kompetensi Guru Yang Profesional 25
F. Hasil Penelitian Yang Relevan 27
G. Kerangka Berfikir 29
H. Hipotesis Penelitian. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31
A. Tempat Dan Waktu Penelitian 31
B. Variable penelitian. 32
C. Metode Penelitian 32
D. Populasi Dan Sampel 33
E. Teknik pengumpulan data 33
F. Instrumen Pengumpulan Data 34
1. Variabel Supervisi Manajerial Kepala Sekolah (X) 34
2. Variabel Profesionalisme Guru (Y) 36
G. Analisa Uji coba instrumen 38
H. Teknik pengolahan data 39
I. Teknik analisis data 40
1. Analisis Deskriptif 40
2. Uji Asumsi Klasik 41
3. Uji Hipotesis 42
J. Hipotesis Statistik 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A. Gambaran Umum 45
1. Profil Sman 74 Jakarta 45
2. Visi Dan Misi Sman 74 Jakarta 45
viii
3. Data Guru Sman 74 Jakarta 46
B. Hasil Uji Instrumen 48
1. Hasil Uji Validitas 48
2. Hasil Uji Reliabilitas 52
C. Deskripsi Data 53
D. Uji Asumsi Klasik 65
1. Uji Normalitas 65
2. Uji Linearitas 67
E. Pengujian Hipotesis 68
1. Regresi Linear Sederhana 68
2. Uji Parsial (Uji T) 70
3. Koefesien Determinasi 71
F. Pembahasan Hasil Penelitian 72
BAB V PENUTUP 73
A. Kesimpulan 73
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN 79
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 penelitian yang relevan 27
Tabel 2.2 Kerangka Berfikir 29
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel supervisi manajerial Kepala-
Sekolah 35
Tabel 3.3 Skor Pilihan Jawaban Supervisi Manajerial Kepala Sekolah 36
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen penelitian Variabel (Y) Profesionalisme -
Guru 37
Tabel 3.5 Skor Pilihan Jawaban profesionalisme 37
Tabel 3.6 Tingkat Kecenderungan Variabel 41
Tabel 4.1 Data pendidik dan tenaga kependidikan 46
Tabel 4.2 Staf tata usaha dan karyawan 48
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah) 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Profesionalisme Guru) 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Pelaksanaan Supervisi Manajerial
Kepala Sekolah) 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y(Profesionalisme Guru) 53
Tabel 4.7 Data Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial kepala-
x
sekolah) 54
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah) 56
Tabel 4.9 Mean, Median, Modus Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah) 57
Tabel 4.10 Kategori Kecenderungan Data Variabel X (pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah) 58
Tabel 4.11 Data Variabel Y (profesionalisme guru) 60
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Variabel Y (profesionalisme guru) 61
Tabel 4.13 Mean, Median, Modus Variabel Y (profesionalisme guru) 62
Tabel 4.14 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y (profesionalisme-
guru) 64
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smimov 65
Tabel 4.16 Hasil uji linearitas 68
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana 69
Tabel 4.18 hasil perhitungan koefisien determinasi 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah) 56
Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X (pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah) 59
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y (Profesionalisme Guru) 62
Gambar 4.4 Tingkat Kecenderungan Data Variabel Y (profesionalisme-
guru) 64
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Variable X (Pelaksanaan Supervisi Manajerial
Kepala Sekolah) 66
Gambar 4.6Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Profesionalisme Guru) 67
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan suatu bangsa, dimana dengan adanya pendidikan diharapkan
kehidupan suatu bangsa lebih sejahtera dan dapat memajukan negaranya.
Pendidikan membentuk manusia menjadi karaktek yang berpengetahuan, baik
pengetahuan sains, pengetahuan agama, maupun pengetahuan sosial.Seperti
yang tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran, pendidikan bukan
hanya didapat melalui bangku sekolah atau pendidikan formal, namun setiap
langkah kita akan didapatkan suatu penididikan seperti pengalaman hidup.
Guru merupakan seseorang yang paling paling membawa pengaruh di sekolah,
karena guru yang paling banyak berinteraksi dan bergaul dengan siswa
dibandingkan dengan tenaga pendidik atau kependidikan lainnya.
Dalam Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru Dan Dosen, Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban:2
1. Merencanakan pembelajaran dan melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pendidikan NasionaL, BAB 1 pasal 1 Ayat 1, diakses pada hari kamis 15
agustus 2019 jam 08.00. https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/UU_20_2003.pdf 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen,
Pasal 20.
2
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
pontensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas daar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran
4. Menjunjung peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam buku kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan
karya syaiful sagala juga menyatakan bahwa guru yang profesional memiliki 2
standar yaitu: Pertama, memenuhi tugas dan tanggung jawab guru, dan Kedua,
senantiasa meningkatkan kualitasnya.3 Banyaknya tugas dan tanggung jawab
guru, baik tugas kedinasan maupun profesinya di sekolah membuat guru
kurang memperhatikan kualitas baik dalam mengajar maupun mendidik
siswanya, sehinga guru – guru menjadi kurang profesional dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya.
Dalam hal kualitas, sekarang ini posisi guru yang profesional
menempati nilai terendah.rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat
dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, yang
dikutip Muaddab (2011) bahwa guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat
SD hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri)
dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta
untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta)
(Balitbang: Depdinas, 2011). Data tersebut menggambarkan bahwa separuh
guru sekolah dasar dan menengah baik negeri maupun swasta di Indonesia
dinilai tidak memiliki kelayakan untuk mengajar.
3 Saiful sagala, kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan, (bandung :
alvabeta, cv, 2013), cet 3, hal 11-14
3
Dalam hal ini peran kepala sekolah sangat diperlukan, untuk menjaga
keberlangsungan pembelajaran tetap efektif dan efesien. Sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab meningkatkan
kualitas para pegawainya. Salah satunya adalah menjadi supervisor seperti
yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007, Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah bahwa, salah satu tugas dari
kepala sekolah/ madrasah adalah melaksanakan dan merumuskan program
supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah/madrasah.4
Supervisi dibagi menjadi dua aspek yaitu supervisi akademik dan
supervisi manajerial, kegiatan tersebut memiliki masing-masing titik fokus
yang berbeda, Supervisi akademik berisi tentang kegiatan- kegiatan akademis
yang ada di sekolah, diantaranya hal-hal yang langsung berada pada
lingkungan kegiatan pembelajaran. Sedangkan supervisi manajerial berfokus
pada aspek-aspek yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar
terlaksananya pembelajaran misalnya lingkungan yang efektif, sarana dan
prasarana, kurikulum, keuangan, dan lain-lain. Menurut Pengawas SMAN 74
Jakarta, keberhasilan dalam melaksanakan supervisi manajerial kepala sekolah
mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme guru di sekolah, khususnya
sekolah SMAN 74 Jakarta, karena tugas pokok dan fungsi sebagai guru dapat
berjalan dengan baik dan tepat waktu serta sasaran yang dibuktikan oleh
kemajuan kualitas guru baik dalam mendidik maupun mengajar. 5
Menurut sergiovanni yang dikutip pada buku pengawasan pendidikan
menyatakan bahwa ada tiga tujuan supervisi antara lain: Pengawasan bermutu,
Pengembangan profesional dan Meningkatkan motivasi guru.6
Dapat
disimpulkan bahwa salah satu tujuan dari supervisi manajerial kepala sekolah
4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, hal 22 5 Ibu Patra, Wawancara Pengawas Sekolah, (Kantor Walikota Jakarta Selatan : 6 Agustus
2019 Jam 08.26) 6 Op.cit.,Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tujuan Teori Dan Praktik, Hal. 20.
4
mengembangkan profesionalisme guru lewat jalur pengelolaan sekolah seperti
penjadwalan, pelatihan dan pendidikan, sarana dan prasarana, insentif, dll,
yang bertujuan untuk meningkatkan tugas dan tanggung jawab guru sehingga
guru dapat meningkatkan kualitasnya.
Namun kenyataannya pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
di SMAN 4 Jakarta yang kurang efektif dapat membuat kinerja guru menurun .
masih adanya kepala sekolah yang kurang mengetahui akan supervisi
manajerial itu sendiri, sehingga program - program yang dibentuk kurang
jelas, jadwal guru yang terlalu padat, kurangnya motivasi guru dalam bekerja,
dan media pembelajaran yang kurang lengkap. Sehingga dapat berdampak
pada para guru seperti rendahnya profesionalisme guru karena terbatasnya
sarana dan prasarana sekolah, kurangnya motifasi guru, kurangnya pelatihan
guru, tidak rutinnya pembinaan kepala sekolah, rendahnya disiplin guru.
Berdasarkan permasalahan di atas, supervisi manajerial kepala sekolah
memang sangat penting bagi para guru dalam upaya meningkatkan
profesionalisme guru, maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian
berjudul “Pengaruh Pelaksanaan supervisi Manajerial kepala Sekolah
Terhadap profesionalisme guru Di Sekolah Sman 74 Jakarta”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya pengetahuan manajerial kepala sekolah
2. Kurang efektifnya pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
3. Belum jelasnya bentuk – bentuk program supervisi manajerial
4. Kurang efektifnya jadwal kerja guru
5. Rendahnya profesionalisme guru
6. Kurangnya motivasi guu
7. Kurangnya pelatihan guru
8. Rendahnya insentif yang diterima guru
9. Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah
10. Tidak rutinnya pembinaan kepala sekolah
5
11. Rendahnya disiplin guru
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas luasnya permasalahan yang
ada dalam skripsi ini, perlu kirannya penulis membatasi penelitian ini pada
masalah:
1. Kurang efektifnya pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
2. Rendahnya profesionalisme guru
D. Rumusan Masalah .
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan yaitu Seberapa besar pengaruh pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: Untuk menjelaskan pengaruh antara pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SMAN
74 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep keilmuan pendidikan,
khususnya pada program studi manajemen pendidikan yang mengkaji
tentang ilmu supervisi dan dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian
lain mengenai ilmu supervisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Manfaat bagi civitas akademika di SMAN 74 Jakarta, khususnya
kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan referensi untuk
memaksimalkan dan meningkatkan profesionalisme guru melalui
pelaksanaan supervisi manajerial.
b. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat dijadikan wawasan mengenai
pentingnya profesionlisme guru dengan supervisi manjerial.
6
c. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menjadikan bahan bacaan serta
acuan yang positif dalam memaksimalkan dan meningkatkan
pengetahuan tentang hubungan pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru.
7
BAB II
KAJIAN TEORI dan HIPOTESIS
A. Konsep Supervisi Manajerial
1. Definisi Supervisi Manajerial
Dalam dunia pendidikan, banyak aspek yang harus
diperhatikan, baik aspek yang mempengaruhi secara langsung atau
tidak langsung proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Salah
satunya adalah supervisi. Supervisi tidak dapat dilepaskan dalam dunia
pendidikan, dan memiliki peran penting dalam pendidikan karena
menjadi salah satu penentu keberhasilan. Secara umum, istilah
supervisi berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing dan
menstimulir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan
maksud untuk mengadakan perbaikan7
Sedangkan didalam dictionary of education good carter,
supervisi adalah usaha petuga-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas-peugas lainnya dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
sumber daya manusia, merevisi tujuan pendidikan, bahan
pengajaran, dan metode serta evaluasi.8
Ametembun menyatakan bahwa supervisi pendidikan adalah
pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu belajar mengajar di skelas pada umumnya.9
Supervisi adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses dan prestasi pendidikan, atau bantuan yang
7 Mukhtar Dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Referensi
(Gaung Persada Press Group, 2013)Cet. 1, Hal.44 8 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendiikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Hal.17 9 Diding Nurdin, Pengelolaan Pendidikan Dari Teori Menuju Implementasi,
(Jakarta:Rajawali Pers,2015), Ed.1, Cet.1, Hal 96.
8
diberikan kepada guru dan seluruh staf untuk pengembangan situasi
pembelajaran yang lebih baik.10
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
supervisi merupakan suatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan para
atasan dalam hal memperbaiki, mengawasi, dan membina sumber daya
dan evaluasi yang ada, dalam rangka upaya peningkatan mutu
penidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor, di
sekolah supervisi dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak internal dan
phak eksternal. Pihak internal (dari dalam sekolah) biasanya dilakukan
oleh kepala sekolah dan guru-guru pembantu yang dipilih. Sedangkan
pihak eksternal (dari luar sekolah) biasanya supervisi dilakukan oleh
kemendikbud (kementerian pendidikan dan kebudayaan) yang
tugaskan secara khusus untuk mengawasi, membina dan memonitoring
serta mengevaluasi sekolah tersebut.
Sedangkan dalam konteks supervisi manajerial terdapat
beberapa pendapat salah satunya tercantum dalam buku penduan
pelaksanaan tugas pengawas sekolah/ madrasah, supervisi manajerial
merupakan supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan
sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efesiensi dan
efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, penilaian, dan pengembangan kompetensi sumber daya
manusia kependidikan dan sumber daya lainnya.11
Supervisi manajerial juga dapat diartikan sebgai
pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan
administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervisi ini
ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen
sekolah, yang antara lain meliputi: (a) manajemen kurikulum
10
Daryanto, Tutik Rachmawati., Supervisi Pembelajaran Ispeksi Meliputi: Controlling,
Correctin, Judging, Directing, Demonstration, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), Cet.1, Hal.21. 11
Muhammad Fathurrahman Dan Hindama Ruhyanani, Sukses Menjadi Pengawas
Sekolah Yang Ideal, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), Cet.1, Hal.87
9
dan pembelajaran, (b) kesiswaan, (c) sarana dan prasarana, (d)
ketenagaan, (e) keuangan, (f) hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan (g) layanan khusus.12
Supervisi manajerial ini
juga menitik beratkan pada pengamatan dalam aspek
pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai
pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.
Supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan
aspek pengelolaan madrasah yang terkait langsung dengan
peningkatan efisiensi dan efektivitas madrasah yang mencakup
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan
kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan
sumberdaya lainnya13
Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa supervisi manajerial
merupakan suatu upaya meningkatkan kualitas pendidikan melewati
jalur administrasi atau manajerial dengan perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, penilaian, dan pengembangan kompetensi sumber daya
manusia kependidikan dan sumber daya lainnya sehingga proses
akademik disekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien.
2. Fungsi dan Tujuan Supervisi Manajerial
a. Fungsi
Setiap pekerjaan atau organisasi pasti mempunyai fungsi,
begitu pula dengan supervisi, dengan adanya supervisi diharapkan
dapat memberikan jalan keluar disetiap hambatan yang ada guna
memperlancar aktivitas untuk mencapai tujuannya. Menurut
Kimball wiles fungsi dasar supervisi ialah situasi belajar mengajar
12
Sukatmo, Peningkatan Kompetensi Penelitian Dan Pengembangan Serta Optimalisasi
Kualitas Kepengawasan Melalui Supervisi Manajerial Di Sdn Ketro I Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Pacitan, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Jurnal Ilmiah Pengembangan
Pendidikan Vol. Iv No. 1 Th. 2019, Hal 95. 13
Dede Mudzakir, Implementasi Supervisi Manajerial Dan Akademik Pengawas Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Ibtidayah, STUDIA
DIDKATIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.10 No.2 Tahun 2016 ISSN 1978-8169 ,Hal.35.
10
disekolah dapat diperbaiki.14
Ada 3 fungsi supervisi pendidikan
yaitu :15
1) Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan
2) Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada
unsur-unsur yang terkait dengan pendidikan.
3) Sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.
Menurut ametembun menyetakan bahwa ada empat fungsi
supervisi pendidikan yaitu: 16
1) Fungsi penelitian (research), seorang supervisor melakukan
tugasnya dengan mengikuti prosedur-prosedur yang ada, tidak
melakukannya berdasarkan prasangka. Seperti merencanakan,
mengumpulkan masalah yang dihadapi guru atau staf
mengumpulkan data, mengolah data, dan lain-lain.
2) Fungsi penilaian, kesimpulan dari hasil yang diteliti dijadikan
bahan evaluasi objek penelitian tersebut, apakah mempunyai
kekuatan, kelemahan, dan untuk mencari solusi yang baik
untuk pemecahan suatu masalah.
3) Fungsi perbaikan, berdasarkan hasil penilaian atau evaluasi,
jika diketahui adanya kekurangan-kekurangan yang harus
segera ditangani, maka supervisor bekerjasama dengan guru
dalam membuat strategi-trategi yang akan dilakukan untuk
memperbaiki situasi atau permasalahan yang ada.
4) Fugsi peningkatan, setelah dilakukan upaya perbaikan dan
diperoleh hasil upaya perbaikan tersebut. Agar apa yang belum
baik dapat menjadi baik dan apa yang sudah baik akan menjadi
lebih baik lagi.
14
Op. cit.,Piet A. Sahertian, Konsep Daasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dlam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia , Hal,21. 15
Op.cit.,Mukhtar Dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Hal.48 16
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), Ed.1, Hal. 17-19.
11
b. Tujuan
Tujuan supervisi adalah mengembangkan iklim yang
kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui
pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.17
Seperti yang tercantum pada buku orientasi supervisi
pendidikan, bahwa tujuan dan manfaat dilaksanakannya supervisi
pendidikan antara lain:18
1) Memotivasi guru dan pegawai kependidikan untuk lebih
semangat dalam menjalankan tugasnya.
2) Agar guru serta pegawai administrasi lainnya berusaha
melengkapi kekurangan-kekurangannya dalam
penyelenggaraan pendidikan termasuk bermacam-macam
media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya
proses belajar mengajar yang baik.
3) Bersama-sama serusaha mengembangkan, mencari dan
menggunakan metode-metode baru dalam kemajuan proses
belajar mengajar yang baik.
4) Membina kerja sama yang harmonis antara guru, murid dan
pegawai sekolah, misalnya dengan mengadakan seminar,
workshop, inservice ataupun training.
Menurut sergiovanni yang dikutip pada buku pengawasan
pendidikan menyatakan bahwa ada tiga tujuan supervisi antara lain:
Pengawasan bermutu, Pengembangan profesional dan Meningkatkan
motivasi guru.19
Supervisi adminstratif merupakan supervisi yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran karena tersedianya segala
aspek yang mendukung kemudahan pembelajaran di sekolah.
17
H.E Mulyasa, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), Ed. 1, Cet.3, Hal.241. 18
Op.cit., Mukhtar Dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Hal 44. 19
Op.cit.,Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tujuan Teori Dan Praktik, Hal. 20.
12
Pembinaan ditujukan untuk memaksumalkan sarana dan fasilitas
sekolah dalam meningkatkan situasi pembelajaran.20
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
supervisi manajerial bertujuan untuk membantu terlaksananya proses
belajar mengajar disekolah. Mendapatkan fasilitas yang dapat
mempermudah, membuat nyaman serta membuat aman baik dari segi
lingkungan maupun alat pembelajaran sehingga pembelajaran
disekolah dapat berjalan dengan baik.
3. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Prinsip-prinsip utama yang harus dipedomani dan diterapkan
supervisor menurut pangaribuan dkk dalam mengembangkan program
supervisi pendidikan disekolah antara lain:21
a. Ilmiah, kegiatan supervisi yang dilaksanakan tersusun secara
sistematis dan menggunakan instrumen serta teknik yang dapat
dipercaya untuk menjadi bahan masukan dalam mengadakan
evaluasi.
b. Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas
dasar kerjasama antar supervisor dengan orang yang disupervisi.
Dalam hal ini supervisor diharapkan mampu bekerjasama
dengan guru-guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah
yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar
mengajar.
c. Konstruktif dan kreatif, artinya membina guru agar mampu
mengambil inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi
belajar-mengajar. Guru-guru tidak hanya menunggu ajakan,
himbauan, atau perintah dari supervisor untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar.
20
Op.cit., Daryanto Dan Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran Inspeksi Meliputi:
Controlling, Correcting, Judging, Directing, Demonstration, Hal.43. 21
Syaiful Sagala,Emampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan, ( Bandung :
Alfabeta, 2013), Ed.4, Hal, 198.
13
d. Realistik, yaitu pelaksanaan supervisi pendidikan harus
memperhitungkan dan memperhatikan segala sesuatu yang
sungguh-sungguh ada di dalam suatu situasi atau kondisi secara
obyektif. Harus dihindari terjadinya kegiatan yang sifatnya
berpura-pura atau program yang muluk-muluk.
e. Progresif , setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari
ukuran dan perhatian apakah setiap langkah yang ditempuh
memperoleh kemajuan.
f. Inovatif, penemuan baru dalam rangka perbaikan dan
peningkatan mutu pengajaran dan pendidikan, supervisor dan
guru-guru harus terbuka terhadap perubahan yang terjadi di
ilmu pengetahuan, teknologi dan dsosial, sehingga dengan
demikian segala gagasan yang menyangkut perubahan
pendidikan akan terwujud dengan baik.
Sedangkan dalam konteks supervisi manajerial prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi , yaitu:22
a. pengawas harus menjauhkan diri dari sifat otoriter.
b. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis. Hubungan manusia yang diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
c. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan.
d. Supervisi harus demokratis, supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis ialah
aktif dan kooperatif.
e. Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi
pendidikan terdapat macam-macam sistem perilaku dengan tujuan
sana, yaitu tujuan pendidikan
22
Op.cit., Daryanto Dan Tutik Rahmawati, Supervisi Pembelajaran Inspeksi Meliputi
Controlling, Correcting, Judging, Directin, Demonstration, , Hal 106.
14
f. Supervisi harus komprehensif, program supervisi harus mencakup
keseluruhan aspek karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait
dengan aspek lainnya.
g. Supervisi harus konstruksi. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk
mencari-cari kesalahan guru
h. Supervisi harus obyektif, penyusunan program supervisi harus
sesuai dengan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.
4. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial
ruang lingkup dari supervisi manajerial adalah23
a. pemantauan
pemantauan manajemen perubahan mengarah pada
pencapaian 8 standar nasional pendidikan (SNP) dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah
mempersiapkan akreditasi sekolah.
b. Penilaian
Penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam hal
menjadi agen perubahan pertama di sekolah dalam implementasi
kurikulum 2013 sesuai dengan standar nasional pendidikan.
c. Pembinaan
Pembinaan dilakukan tentang pengelolaan sekolah meliputi
penyusunan kurikulum 2013, mengembangkan pusat sumber
belajar, dan sumber-sumber belajar lainnya dalam mendukung
terselenggaranya pembelajaran.
5. Metode Supervisi Manajerial
Jika prinsip-prinsip supervisi manajerial memiliki kesamaan
dengan supervisi akademik tetapi dalam metodenya supervisi ini
sangatlah berbeda dikarenakan memiliki fokus yang berbeda,
beberapa metode tersebut antara lain: 24
23
Ibid, Hal.108. 24
Ibid, Hal 111
15
1) Monitoring dan evaluasi
Monitoring merupakan suatu kegiatan yang
ditunjukkan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan sekolah. Sedangkan Evaluasi pelaksanaan
supervisi manajerial merupakan proses pemberian nilai
terhadap pelaksanaan supervisi manajerial sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat. Hasil evaluasi dijadikan
dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut. Tindak
lanjut yang dimaksud adalah berupa kegiatan bimbingan
dan pelatihan profesional atau disebut pembinaan 25
2) Diskusi kelompok terfokus
Hasil monitoring yang dilakukan hendaknya disampaikan
secara terbuka. Secara bersama-sama dapat melihat data
yang ada dan menemukan sendiri factor-faktor penghambat
serta pendukung yang dirasakan. Forum ini bertujuan untuk
menyatukan pandangan mengenai realitas kondisi sekolah
serta menentukan langkah-langkah strategis maupun
operasional yang akan diambik untuk memajukan sekolah.
6. Teknik-Teknik Supervisi Manajerial
Teknik-teknik supervisi manajerial itu bisa dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual dan teknik
supervisi kelompok yang dapat dijabarkan sebagai berikut:26
a. Supervisi yang bersikap individual
Teknik supervisi individual merupakan pelaksanaan supervisi
yang diberikan atau dilakukan dengan guru yang mempunyai
masalah tertentu yang bersifat perorangan. Teknik supervisi yang
25
Ferdinandus Durhan, Dkk., Implementasi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Manggarai Barat (Journal Educational
Management),(Semarang: UNNES Prodi Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang, Indonesia, 2017), Hal.35. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman Diakses Pada
Hari Jum’at 19 Juli 2019, Pukul 20.00 WIB. 26
Op.cit., Daryanto Dan Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran Inspeksi Meliputi
Controlling, Correcting, Judging, Directing, Demonstration, Hal. 114.
16
dikelompokkan sebagai teknik individual dan teknik kelompok
seperti yang terjabarkan sebagai berikut: 27
a. Teknik individual
Teknik individual merupaka sebuah pelaksanaan supervisi
yang diberikan kepada orang tertentu yang mempunyai masalah
khusus dan bersifat perorangan , adapun yang termasuk
kedalam teknik individual antara lain:
1) Kunjungan kelas.
Kunjungan kelas merupakan teknik yang dilakukan
untuk mengamati pelaksanaan proses belajar mengagjar
sehingga memperoleh data yang diperlukan untuk
membantu guru dalam mengatasi keulitan atau masalah
didalam kelas. Ada empat tahap kunjungan kelas. Pertama,
tahap persiapan, tahap ini merencanakan waktu, sasaran,
dan mengobservasi selama kunjungan kelas. Kedua, tahap
pengamatan selama kunjungan, menaggamati jalannya
proses pembelajaran. Ketiga, tahap akhir kunjungan,
mengadakat perjanjian terkait waktu untuk membicarakan
hasil observasi yang dilakukan. Keempat, yaitu tahap tindak
lanjut.
2) Pertemuan individual.
Pertemuan individual merupakan suatu pertemuan
yang dilakukan antara supervisor dengan guru ataupun staf
mengenai usaha peningkatan kemampuan profesional.
Tujuannya adalah untuk memberikan kemungkinan
pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan
yang dihadapi, mengembangkan hal mengajar yang lebih
baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada
27
Fathurrohman dan Hindama.,Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Yang Ideal,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2015), Cet.1, Hal 67-74.
17
diri guru, menghilangkan atau menghindari segala
prasangka yang bukan-bukan.
3) Kunjungan antar kelas.
Kunjungan yang dilakukan oleh satu guru yang berkunjung
ke kelas guru yang lain dalam lingkungan sekolah itu
sendiri, dengan adanya kunjungan antar kelas ini, membuat
guru memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya.
4) Menilai diri sendiri.
Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah
bagi guru. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya.
Ada beberapa cara yang dapa digunakan untuk menilai diri
sendiri, antara lain: suatu daftar pendangan atau pendapat
yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai
pekerjaan atau suatu aktivitas, menganalisis tes-tes terhadap
unit kerja, mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu
catatan.
b. Teknik supervisi yang bersikap kelompok
Teknik supervisi kelompok merupakan salah satu cara
melaksanakan program supervisi yang ditunjukan pada dua orang
atau lebih. Menurut gwynn, ada 13 teknik supervisi kelompok
yaitu :
1) Kepanitiaan.
2) Kerja kelompok
3) Laboratorium kurikulum.
4) Baca terpimpin.
5) Demonstrasi pembelajaran.
6) Darmawisata
7) Kuliah/studi.
8) Diskusi panel.
9) Pertemuan guru, dll.
18
Teknik supervisi kelompok diatas tidak ada satupun yang
cocok atau bisa diterapkan dalam semua pembinaan guru di
sekolah karena setiap guru mempunyai teknik yang berbeda.
B. Program Supervisi Manajerial
1. Konsep Dasar Program Supervisi Manajerial
Supervisi manjerial marupakan salah satu cara untuk memonitorig
pendidikan di sekolah. Unsur-unsur kegiatan dalam supervisi
akademik dan manajerial terdiri atas: 1) Penyusunan Program
Supervisi; 2) Pelaksanaan Program Supervisi; 3) Evaluasi Hasil
Pelaksanaan Program Supervisi; 4) Membimbing dan Melatih
profesional Guru, dan: 5) Melaksanakan tugas di daerah khusus28
Pengawas sekolah merencanakan program supervisi manajerial
dengan fokus yang akan disupervisi, antara lain meliputi: a.
Administrasi kurikulum dan pembelajaran, b. Administrasi kelas, c.
Administrasi dan manajemen sekolah, d. Administrasi organisasi dan
kelembagaan, e. Administrasi sarana dan prasarana, dan f.
Administrasi ketenagaan. Keenam fokus supervisi manajerial tersebut
adalah rencana program supervisi manajerial yang akan dilakukan oleh
pengawas madrasah aliyah.29
Program supervisi yang dibuat oleh pengawas terkait manajerial
dibuat dengan melibatkan kepala sekolah dan guru serta staf. Program
ini yang nantinya akan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai sekolah
binaan. Dari pernyataan tersebut penulis mengartikan bahwa pengawas
membantu kepala seklah membuat program supervisi manajerial yang
nantinya akan dilaporkan ke pengawas terkait hasil dari
pelaksanaannya.
28
Modul Pengelolaan Supervisi Manajerial (Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional
Pengawas Sekolah Dan Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah), Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga
Kependdikan, 2018 Hal. 2. 29
Yosa Meriza, Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah Aliyah, Ma Al Muhajirin
Tugumulyo, Jl. Jend. Sudirman F. Trikoyo Kec. Tugumulyo Kab. Musi Rawas E-Mail:
Yosameriza87@Gmail.Com Hal. 532.
19
2. Program Supervisi Manajerial di Sekolah
Salah satu tugas kepala sekolah sebagai supervisor yaitu Kepala
sekolah harus menyusun program supervisi pendidikan, yang terdiri
atas program tahunan dan program semester, dalam buku Kinerja
Pengawas Sekolah yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan
Nasional RI. 30
a. Penyusunan program tahunan yang terdiri dari dua program
semester meliputi langkah-langkah kegiatan berikut:
1) Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya.
Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada
tahun sebelumnya.
2) Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun
sebelumnya. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang
telah dilakukan tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan
prioritas tujuan, sasaran, metode kerja, serta langkah-langkah
kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output
pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus mampu
memberikan gambaran mengenai kondisi madrasah binaan baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
3) Perumusan rancangan program pengawasan tahunan.
Perumusan rancangan program pengawasan tahunan dilandasi
oleh informasi yang diperoleh atas dasar identifikasi serta
analisis hasil pengawasan pada tahun sebelumnya, dirumuskan
rancangan program pengawasan tahunan untuk semua
madrasah binaan.
4) Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program
pengawasan tahunan. Program pengawasan tahunan yang telah
30
Junias Zulfahmi, Penyusunan Program Supervisi Pendidikan Pada Madrasah
Kabupaten Nagan Raya, Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) Teungku Dirundeng
Meulaboh Aceh Barat Email: Junias_Zulfahmi@Yahoo.Com , Jurnal Ilmiah Peuradeun, Vol. Ii,
No. 01, Januari 2014, Hal. 136.
20
dimantapkan dan disempurnakan adalah rumusan akhir yang
akan dijadikan sebagai acuan oleh pengawas dalam penyusunan
program pengawasan semester pada setiap madrasah binaannya
dan seluruh madrasah tingkat kabupaten/kota pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan.
b. Penyusunan program semester pengawasan pada setiap madrasah
binaan. Secara garis besar, rencana program pengawasan pada
madrasah binaan disebut Rencana Kepengawasan Akademik (RKA)
dan Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM). Komponen
RKA/RKM sekurang-kurangnya memuat materi/aspek/fokus
masalah, tujuan indikator keberhasilan, strategi/metode kerja
(teknik supervisi), skenario kegiatan, sumber daya yang diperlukan,
penilaian dan instrumen pengawasan.
c. Berdasarkan program tahunan dan program semester yang telah
disusun, untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan, maka setiap
pengawas menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan
sesuai dengan materi/aspek/fokus masalah yang akan dingawasi.
C. Supervisi Manajerial Kepala Sekolah
Dalam pengeleloaan sekolah terdapat tiga elemen pokok, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan supervisi serta evaluasi. Agar ketiga
elemen tersebut berjalan dengan baik, diperlukan adanya kepemimpinan
yang memandu dan mengarahkan, serta dukungan sistem informasi
manajemen yang baik
Dalam dunia pendidikan (sekolah) kepala sekolah yang bertanggung
jawab atas semua aktivitas di sekolah, sukses tidaknya pendidikan dan
pembelajaran disekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala
sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah oleh karena itu agar
dapat mengelola sekolah dengan baik maka kepala sekolah harus
21
mempunyai 4 kompetensi yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi sosial.31
Kompetensi kepribadian, merupakan kompetensi yang muncul dari
dalam diri kepala sekolah, kompetensi tersebut memiliki integritas yang
kuat sebagai pemimpin, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi, mampu mengendalikan diri, dan memiliki bakat dan
minat. Sebagai seorang pemimpin pendidikan.
Kompetensi manajerial, merupakan kemampuan kepala sekolah
sebagai manajer pendidikan, kompetensinya ialah mampu menyusun
perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, mampu
mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, mampu
memimpin guru dan staf serta mendayagunakan sumber daya manusia
secara optimal, mampu mengelola guru dan staf, mampu mengelola sarana
dan prasarana sekolah secara optima, mampu mengelola hubungan
sekolah-masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar,
dan pembiayaan sekolah, dan mampu mengelola kesiswaan.
Kompetensi supervisi, merupakan kemampuan kepala sekolah dalam
melakukan supervisi secara profesional. Kompetensi ini terdiri dari
kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi sesuai dengan
prosedur dan teknik-teknik yang tepat dan mampu melakukan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang
tepat.
Kompetensi sosial, merupakan kemampuan kepala sekolah dalam
bersoialisasi dengan masyarakat atau pelaku pendidikan. Kompetensi ini
terdiri dri kemampuan kepala sekolah dalam bekerjasama dengan orang
lain , mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan
memiliki kepekaan sisoal terhadap orang lain.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
31
Ahmad Susanto, Konsep Strategi, Dan Implementasi Manajemen Peningkatan Kinerja
Guru,(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Cet. 1, Hal. 18.
22
kinerja sumber daya manusianya. Aspek yang menjadi fokus dalam
supervisi manajerial kepala sekolah adalah manajemen kurikulum dan
pembelajaran, kesiswaan, sarana dan prasarana, ketenagaan, keuangan,
hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.
Kegiatan utama pendidikan adalah kegiatan pembelajaran sehingga
seluruh aktifitas sekolah bertujuan untuk mencapai cita-cita dari
pendidikan itu sendiri. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah sebagai
supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip antara lain: Pertama,
hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan hierarkis. Kedua, dilaksanakan
secara demokratis. Ketiga, berpusat pada tenaga kependidikan (guru).
Keempat, dilakukan berdasarkan kebutuhan guru. Kelima, merupakan
bantuan profesonal.32
D. Pengaruh Pelaksanaan Program Supervisi Manajerial Kepala
Sekolah
Pelaksanaan program supervisi manajerial kepala sekolah
dilakukan berdasarkan periode tertentu seperti yang sudah disepakati.
Kepala sekolah dalam fungsinya menjadi supervisor manajerial harus
mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi sosial dengan menjalankan
prinsip-prinsipnya.
Supervisi manajerial dengan supervisi akademik memiliki titik
fokus yang berbeda walaupun memang pada dasarnya kedua aspek ini
saling berkaitan dalam pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Seorang
kepala sekolah harus bisa menyusun program yang akan dijalankan untuk
mensupervisi baik akademik maupun manajerial, dalam tahapannya
supervisi manajerial antara lain perencanaan, penilaian dan pembinaan
dengan menggunakan metode serta teknik yang efektif. Program supervisi
manajerial kepala sekolah harus mencakup 7 aspek yaitu kurikulum dan
pembelajaran, kesiswaan, sarana dan prasarana, ketenagaan, keuangan,
32
Op.cit., H.E.Mulyasa, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, Hal.254.
23
hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus yang terdiri dari
program tahunan dan program semesteran.
Supervisi manajerial mempermudah berjalannya proses akademik
di sekolah, meringankan tugas dan tanggung jawab guru dalam segi
administrasi serta menjadikan sekolah lebih tertata dan terorganisir dalam
setiap aktivitasnya, supervisi manajerial juga dapat mempermudah kepala
sekolah itu sendiri dalam mencapai sasaran, mengevaluasi, memutuskan
prioritas, dan lain-lain.
E. Profesionalisme Guru
1. Definisi Profesionalisme Guru
Kata profesi berasal dari bahasa yunani “pbropbaino” yang berarti
menyatakan secara public dan dalam bahasa latin disebut “proffesio”
yang digunakan untuk menunjukkan pertanyaan public yang dibuat
oleh seorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan pulik. 33
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan keidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.34
Sedangkan menurut Maister (1997) mengemukakan bahwa
profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen
tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih
dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampiian yang tinggi
tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.35
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai,
tujuan dan kualitas suatu kealian dan kewenangan dalam
33
Op.cit., Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru, Hal 2. 34
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan
Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), Ed. 1, Hal.45. 35
Abdul Hamid , Guru Profesional , Jurnal Al Falah, Vol. Xvii No. 32 Tahun 2017, Hal.
276.
24
bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan
tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini
meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional,
baik yang bersifat pribadi, ssosial, maupun akademis.
Dengan kata lain, pengertian guru profesional adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan. 36
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme guru merupakan suatu kondisi atau keahlian seseorang
di bidang keguruan yang telah lulus persyaratan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsiya sebagai guru dengan terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di
bidangnya
2. Ciri-Ciri Guru Profesional
Banyak ahli-ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang
ciri-ciri guru profesional namun tidak ada kesepakatan diantara
mereka, masing-masing mempunyai pendapatnya sendiri-sendiri
walaupun ada kesesuaian. Maka dari itu penulis menyimpulkan
bahwa ciri-ciri dari guru profesional adalah :37
a. Guru harus memperhatikan keadaan lingkungan sekolah tempat
ia bekerja. karena tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah dengan
masyarakat tidak dapat dipisahkan. Sekolah akan maju jika
mendapat dukungan dari masyarakat dan masyarakat pun akan
maju jika calon anggotanya dididik dan dikembangkan
disekolah dengan baik.
36
Op.cit., kunandar, Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Hal 46. 37
Pupuh Fathurrahman Dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: Pt Rafika Aditama,
2012), Cet. 1, Hal. 132.
25
b. Mengembangkan cara berfikir ilmiah, seorang guru harus
berfikir berdasarkan data, menyelesaikan masalah dengan
alternative serta merumuskan kesimpulan dengan kritis dan
hati-hati. Jika sejak kecil sudah ditanamkan cara berfikir seperti
ini, maka masyarakat akan terbebas dari cara berfikir kuno,
emosi dan tidak berfikir panjang.
c. Guru sebagai sumber ilmu pengetahuan. Guru dituntut untuk
memahami dengan sungguh-sungguh ilmu pengetahuan yang
akan dipelajari oleh anak-anak yang ia ajarkan.
d. Memanajemen siswanya, seorang guru harus dapat
mengorganisir proses belajar murid, merencanakan bagaimana
murid dapat belajar dengan aktif, tekun dan teliti termasuk
mengatur fasilitas dan situasi belajar anak. Menjadi
pembinmbing dan konsultan bagi siswa yang menghadapi
kesulitan.
e. Sikap guru yang sesuai dengan norma yang berlaku
dimasyarakat. Seorang guru adalah pusat icon atau idola para
muridnya, dimana murid mencontoh apa yang dilakukan oleh
guru seperti kata pepatah bahwa guru kencing berdiri, murid
kencing berlari.
3. Kompetensi Guru Yang Profesional
Dari beberapa pendapat para ahli penulis menyumpulkan bahwa
guru yang profesional harus memiliki 4 kompetensi , antara lain: 38
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik meliputi pemahaman guru akan
landasan dan filososfi pendidikan, pemahaman guru tentang
potensi dan keberagaman peserta didik, mampu
mengembangkan kurikulum/ silabus, mampu menyusun rpp,
38
Op.cit., Syaiful Sagala, Kemampan Profesioanal Guru Dan Tenaga Kependidikan, Hal
29.
26
mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik, mampu
melakukan evaluasi hasil belajar, dan mampu mengembangkan
bakat dan minat peseta didik.39
Kompetensi pedagogik membuat guru harus terus menerus
melakukan pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, baik dengan cara melakukan penelitian ataupun
kajian pustaka. Jika dilihat dari segi perkembangan informasi
sekarang ini, guru dapat memperluas pengetahuannya secara
mudah dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja baik
menggunakan fasilitas sekolah maupun perangkat pribadi.
b. Kompetensi kepribadian
Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki
sikap dan kepribadian yang baik, Seoang guru bukan hanya
mengajar tetapi juga mendidik anak muridnya. Setiap perkataan,
tindakan dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri
dan kepribadian seseorang selama hal itu dilakukan dengan
kesadaran.
Tanpa sadar, murid akan mengikuti kepribadian guru yang
menjadi idolanya, jika guru bersikap baik maka siswa pun akan
patuh serta guru terlihat berwibawa tetapi jika guru berperilaku
tidak baik maka murid pun akan terbentu karakter yang
menyimpang dari norma yang berperilaku dimasyarakat
mengingat sekarang ini anak lebih lama disekolah dibandigkan
dirumah.
c. Kompetensi sosial
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Kompetensi sosial terkait dengan
kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi
dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru mampu
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan mempunyai
39
Ibid, Hal. 32.
27
mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Guru
berkomunikasi dengan peserta didik, sesama guru dan tenaga
kependidikan, orang tua atau wali murid, dan lai-lain.
Kompetensi sosial mempermudah guru dalam melakukan
pendekatan seingga dapat berpengaruh pada penyelesain
masalah secara dini, mengetahui masalah lebih awal akan lebih
mengurangi resiko yang lebih besar dan dapat menghemat
waktu serta dapat memperbesar presentase pencapaian tujuan
dari pendidikan.
d. Kompetensi profesional
Menurut UU no. 14 pasal 1 ayat (1) menyatakan guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal , pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.40
Kompetensi profesional pada dasarnya merupakan
kualitas guru dari ketiga kompetensi sebelumnya, guru harus
memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya dengan baik.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam skripsi ini, penulisan penelitian relevan akan diuraikan dengan
tabel, berdasarkan sumber yang penulis temui:
Tabel 2.1 penelitian yang relevan
No Nama Tahun Judul Universitas Hasil Penelitian
1. Rannita
Sofiyani41
2018 Implementasi
Supervisi
Manajerial
Kepala Sekolah
Universitas
Islam
Negeri
Sumatera
Pada penelitian ini memfokuskan pada
bagaimana implementasi supervisi
manajerial kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
40
Ibid, Hal 39. 41
Rannita Sofiyani, Implementasi Supervisi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Tenaga Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanah Jawa Kabupaten Simalungun,
Skripsi, Fakultas Ilmutarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan,
2018.
28
Dalam
Meningkatkan
Kualitas Tenaga
Pendidik di
Madrasah
Tsanawiyah
Negeri Tanah
Jawa Kabupaten
Simalungun
Utara
Medan
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa hasil penelitian supervisi
manajerial kepala sekolah masih belum
secara maksimal,kepala sekolah belum
menerapkan sikap terbuka, guru
memberikan respon kurang baik karena
kurangnya komunikasi dan adanya
pelaksanaan supervisi secara tidak
terprogram dan tidak terjadwal.
Perbedaan dari penelitian ini, rannita
mengunakan metode kualitatif
sedangnkan penulis menggunakn
penelitian kuantitatif. pada penelitian
ini juga peneliti berorientasi pada
fungsi supervisi manajjerial kepala
sekolah sedangkan penulis berorientasi
pada ruang lingkup supervisi
manajerial kepala sekolah.
2 Rittah Riani42
2016 Supervisi
Manajerial
Pengawas
Sekolah Dasar
Gugus 03
Kecamatan
Tigaraksa.
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatulla
h Jakarta.
Dalam penelitian ini memfokuskan
pada masalah pelaksanaan supervisi
manajerial pengawas sekolah terhadap
peningkatan kompetensi guru, penelitin
ini menggunakan kualitatif dengan
metode deskripsi. pada pelaksanaannya
pengawas sekolah belum optimal
dalam melakukan supervisi manajerial.
Pengawas sekolah belum secara intens,
terjadwal, dan berkala dalam
melakukan pengawasan dan pembinaan
di sekolah binaan. Persamaan
penelitian ini adalah kesamaan variabel
x yaitu supervisi manajerial. Perbedaan
dengan penelitian penulis adalah
penelitian ini berfokus pada supervisi
yang dikerjakan pengawas bukan
kepala sekolah
42
Rittah Riani Romdin, Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah Dasar Gugus 03 Kecamatan
Tigaraksa,Skripsi, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
29
G. Kerangka Berfikir
Dalam skripsi ini, penulisan penelitian relevan akan diuraikan dengan
tabel, berdasarkan sumber yang penulis temui:
Tabel 2.2
Tebel Kerangka berfikir
Pelaksanaan supervisi
manajerial kepala
sekolah
Profesionalisme guru
Kondisi Nyata
1. Terbatasnya pengetahuan manajerial kepala sekolah
2. Kurang efektifnya pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
3. Belum jelasnya bentuk – bentuk program supervisi manajerial
4. Kurang efektifnya jadwal kerja guru
5. Rendahnya profesionalisme guru
6. Kurangnya motivasi guu
7. Kurangnya pelatihan guru
8. Rendahnya insentif yang diterima guru
9. Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah
10. Tidak rutinnya pembinaan kepala sekolah
11. Rendahnya disiplin guru
Strategi
Membuat jadwal dengan efektif, memberikan motivasi kepada guru,
melengkapi sarana dan prasaran, mengikuti pelatihan dan pendidikan guru,
melakuakan pembinaan secara rutin.
Masalah
1. Adakah pengaruh pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
terhadap profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta?
2. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah terhadap profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta?
Hasil
Terjadinya peningkatan profesionalisme guru setelah pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah.
30
H. Hipotesis Penelitian.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan
hipotesidalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Adanya pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah terhadap profesionalisme guru.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah terhadap profesionalisme guru.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan SMAN 74 JAKARTA, Jl. dharma
putra XI komplek kostrad tanah kusir kebayoran lama selatan. Adapun
penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2019 sampai dengan
Oktober 2019 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Mar Mei Juni juli Agus sept okto des
1 Studi
pendahuluan
2 Bab I,II, dan
III
3 Penyusunan
instrumen
penelitian
4 Izin
penelitian
5 Penyebaran
angket
6 Pengolahan
data
7 Bab IV dan
V
8 Ujian
munaqosah
32
B. Variable penelitian.
Variable penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apasaja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian diarik kesimpulannya.43
Menurut hubungan
antara satu variabel dengan variabel lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :44
1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen, variabel ini sering disebut sebagai variabel
output,kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel bebas yang disimbolkan dengan X (Independen Variabel)
yaitu “pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah”.
2. Variabel Y yang disimbolkan dengan Y (Dependen Variabel) yaitu
“profesionalisme guru”.
C. Metode Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pemilihan teknik dan metode
ini didasarkan atas kebutuhan untuk menjelaskan data-data yang bersifat
kuantitatif. Metode ini dipandang lebih tepat untuk menjelaskan pengaruh
pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah terhadap profesionalisme
guru.
43
Sugiono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D), (Bandung: Alfabeta,
2016), Cet. 23, Hal.38 44
Sugiono, Metode Penelitin Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2011), Cet.1, Hal.64
33
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain.45
dalam penelitian ini populasinya
adalah seluruh guru SMAN 74 Jakarta.
2. Sampel
sampel adalah bagian dari jumlah dyang dipilih dari populasi. 46
Adapun peneliti menjadikan seluruh guru untuk dijadikan sampel
dalam penelitian, karena menurut sugiono semakin besar jumlah
sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan
umum).47
Oleh karena itu sampel pada penelitian ini berjumlah 29
guru yakni jumlah keseluruhan dari populasi.
E. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang akurat dari penelitian ini adalah:
1. Kuesioner/angket
Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.48
Angket yang
dipakai berupa angket tertutup dengan skala likert. Angket
diberikan kepada guru SMAN 74 Jakarta. Angket ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai pelaksanaan supervisi manaajerial kepala
45
Op.Cit., Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D), Hal. 80. 46
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2011), Cet.1, Hal. 147 47
Op.Cit, Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D), Hal.86. 48
Ibid, Hal. 142.
34
sekolah dan profesionalisme guru. Data hasil angket digunakan untuk
menggambarkan tingkat profesionalisme guru dan pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya49
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
dokumentasi untuk data guru, profil sekolah, dan jadwal supervisi
manajerial kepala sekolah yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi.
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yanng harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.50
Teknik wawancara merupakan kegiatan
tanya jawab yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi,
karena dengan teknik wawancara peneliti dapat menjaring informasi
secara langsung dengan pihak pimpinan dan guru mengenai supervisi
manajerial kepala sekolah dengan profesional guru sehingga informasi
yang didapat lebih akurat .
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel supervisi manajerial kepala sekolah (X)
a. Definisi Konseptual
Menurut buku penduan pelaksanaan tugas pengawas sekolah/
madrasah, supervisi manajerial merupakan supervisi yang
berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efesiensi dan efektivitas sekolah yang
mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, dan
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Hal. 274. 50
Op.Cit., Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D),Hal,137.
35
pengembangan kompetensi sumber daya manusia kependidikan
dan sumber daya lainnya
b. Definisi Operasional
Supervisi manajerial kepala sekolah pada penelitian ini adalah
pelaksanaan supervisi yang terfokus pada kegiatan manajerial yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam mempengaruhi
profesionalisme guru. Titik fokus supervisi manajerial kepala
sekolah adalah Manajemen kurikulum dan pembelajaran,
Kesiswaan, Sarana dan prasarana, Ketenagaan, Keuangan,
Hubungan sekolah dengan masyarakat dan Layanan khusus.
c. Kisi-kisi Instrumen
Berikut merupakan kisi-kisi untuk penelitian yang akan dijadikan
soal pertanyaan:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Supervisi Manajerial Kepala Sekolah
Variabel Dimensi Indikator Jumlah Butir Soal
Pelaksanaan
supervisi
manajerial
kepala
sekolah
Bentuk – bentuk
pemantauan
1. Program kerja
2. Metode pelaksanaan
3. Monitoring non fisik
4. Monitoring kondisi fisik
1,2,3,4,5,6,,8,9
10, 11,12,13,14,15
15,16
17,18,19
Bentuk – bentuk
Penilaian
1. Instrumen
2. Laporan supervisi manajerial
20,21
22,23,24
Bentuk – bentuk
Pembinaan
1. Diskusi
2. Tindak lanjut
25,26,27,28
29,30,31,32,33,34,
35,36,37,38,39,40
Jumlah 40
36
d. Skala supervisi manajerial Kepala Sekolah
Dalam penelitian ini, skala supervisi manajerial kepala sekolah
memiliki lima alternatif jawaban dan masing-masing diberi skor
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skor Pilihan Jawaban Supervisi Manajerial Kepala Sekolah
Pilihan Jawaban Skor
Tidak ernah (TP) 1
Kadang – Kadang (KD) 2
Sering (SR) 3
Selalu (SL) 4
2. Variabel profesionalisme guru (Y)
a. Definisi Konseptual
profesionalisme guru merupakan kondisi guru yang mampu
memberikan pelayanan yang terbaik bagi para siswanya dengan
kemampuan khusus yang dimilikinya, sehingga siswa dapat
menerima dan memahami penyampaian materi yang diberikan.
b. Definisi Operasional
Profesionalisme guru adalah kondisi dimana seseorang mempunyai
suatu kelebihan atau penguasaan dibidang tertentu yang menjadi
titik fokus dalam pekerjaannya sebagai seorang pengajar maupun
pendidik. Seorang guru juga dapat dilihat dari empat kompetensi,
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
37
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen penelitian
Variabel Profesionalisme Guru (Y)
Variabel Dimensi Indikator Jumlah Butir Soal
Profesionalisme
Guru
Kompetensi
pedagogik
1. Merancang rencana
pembelajaran
2. Mengenali peserta didik
1,2,3
4,5,6,7,8
Kompetensi
kepribadian
1. Sikap terhadap rekan
sejawat, siswa, dan
pimpinan
2. Kesesuaian etika sosial
9,10,11,12,13,14,
15
16,17,18,19
Kompetensi
sosial
1. Beradaptasi vertical
2. Beradaptasi horizontal
20,21,22,23,24
25,26,27,28
Kompetensi
profesional
1. Penguasaan materi
2. metodelogi
29,30
31,32,33,34,35,36
,37,38,39,40
Jumlah 40
d. Skala profesionalisme guru
Skala yang digunakan untuk mengukur hasil kuesioner
profesionalisme guru menggunakan skala likert.
Tabel 3.5
Skor Pilihan Jawaban profesionalisme guru
Pilihan Jawaban Skor
Tidak ernah (TP) 1
Kadang – Kadang (KD) 2
Sering (SR) 3
Selalu (SL) 4
38
G. Analisa Uji coba instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.51
Sebuah intrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau apa yang hendak
diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui tinggi
rendahnya validitas instrumen dapat digunakan rumus Product
Moment yaitu:
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX 2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY 2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
Uji validitas ini dilakukan oleh setiap butir soal. Hasilnya
dibandingkan dengan rtabel | df = n-2 dengan tingkat kesalahan 5%.
Adapun syarat uji validitas, yaitu:
Jika nilai rhitung > rtabel maka valid
Jika nilai rhitung < rtabel maka tidak valid
51
Op.Cit.,Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Hal. 211
39
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah
hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Instrumen kuisioner
yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk penngukuran
sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang
banyak digunakan pada penelitian yaitu menggunakan metode
Cronbach Alpha.52
Rumus alpha Cronbach sebagai berikut :
]
Keterangan:
r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
Σ ab2
: jumlah varian butir
at2
: varian total
H. Teknik pengolahan data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data
yang telah dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan,
tujuan dilakukan editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan.53
2. Pengkodean adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang
gunanya untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit.
3. Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya. Tabel-tabel yang dibuat
52
Duwi Priyatno, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Dengan SPSS,
(Yogyakarta: Gava Media, 2010), Hal.30 53
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual Dan Spss, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), Hal. 86
40
harus mampu meringkas dan memudahkan dalam proses analisis
data.
4. Mengolah data dengan menggunakan bantuan program SPSS ver.23
I. Teknik analisis data
Data hasil penelitian perlu dianalisis untuk menginterpretasikan data
yang telah terkumpul sekaligus menjawab hipotesis penelitian. Untuk
menganalisis data yang diperoleh selama penelitian, ada beberapa
teknik analisis data yang digunakan, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk
mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang telah
terkumpul dari tiap-tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah
dipahami.
Deskripsi data yang ditampilkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus:
Rentang Data = Data terbesar – data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan
rumus Sturges yaitu: K = 1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang kelas interval = rentang kelas
jumlah kelas
c. Histogram
Histogram dibuat berdasarkan data dan frekuensi yang telah
disampaikan dalam tabel distribusi frekuensi.
d. Tingkat Kecenderungan Variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan
standar deviasi dengan pengelompokan pada 3 kategori
seperti pada tabel berikut ini:
41
Tabel 3.6 Tingkat Kecenderungan Variabel
No. Skor Nilai Kategori
1 X < (Mi – Sdi) Rendah
2 (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3 X > (Mi + Sdi) Tinggi
Keterangan :
Mi : Mean
Sdi : Standar Deviasi
X : Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan
penyebaran data diambil dari skor total item-item pada
angket variabel pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah dan angket variabel profesionalisme guru yang diolah
menggunakan SPSS versi 23.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan sebelum pengujian hipotesis.54
Untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal.
Pengujian normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (Analisis Explore) dan grafik normal P-P
Plot untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap
variabel normal atau tidak dengan menggunakan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut :
54
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
Dengan SPSS Dan MS Office Excel, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Hal.144
42
1) Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov
Jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas
< 0,05 distribusi data adalah tidak normal.
Jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas
> 0,05 distribusi data adalah normal.55
2) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas
Menurut Riduwan “Uji linieritas dilakukan untuk
melakukan derajat keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah
hubungan itu, serta meramalkan besarnya variabel dependen jika
nilai variabel independen diketahui”.56
Dalam uji linearitas dapat
menggunakan bantuan SPSS Ver.23. dengan memperhatikan nilai
signifikansi, jika Sig. Baris deviation of linearity > 0,05 maka
terdapat hubungan yang linear, dan sebaliknya jika nilai < 0,05,
maka tidak terdapat hubungan yang linear.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis regresi linear sederhana
Analisis regresi sederhana adalah hubungan secara liniear yang
menunjukkan hubungan dua variable, yaitu satu variable bebas
dan satu variabel terikat.57
Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
55
Ruli As’ari, Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan,
Jurnal Geoeco, Vol. 4, No. 1, 2018, Hal. 11 56
Riduwan M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula,(Bandung: Alfabeta,2012), Cet.8, Hal.220. 57
Op.cit., Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Relika
Aditama, 2010), Hal. 125.
43
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari
variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala
interval atau rasio. Adapun rumus regresi linear sederhana sebagi
berikut :
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
b. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji koefisien regresi secara parsial guna
mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh
terhadap variabel terikat digunakan uji t.58
Untuk menunjukkan apakah masing-masing variable bebas
berpengaruh terhadap variable terikat, maka perumusan
hipotesisnya sebagai berikut:
1) Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel
Apabia Thitung< Ttabel, maka H0diterima.
Apabila Thitung> Ttabel, maka H0 ditolak.
2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila Sig. > (0, 05), maka H0 diterima dan H1ditolak.
Apabila Sig. < (0, 05), maka H0 ditolak dan H1diterima.
58
Alfina Dewi Ratnasari, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Bisnis Online Shop Di Kota Samarinda, Ejournal Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1, 2017,
Hal. 123.
44
c. Uji Koefsien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol sampai satu (0-1). Jika nilai R2
mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.59
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis asosiatif,
dimana terdapat hubungan antara variabel pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah terhadap profesionalisme guru, adapun hipotesis
statistiknya sebagai berikut:
1. Ho : ρ = 0, artinya pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru
di SMA 74 Jakarta.
2. H1 : ρ ≠ 0, artinya terbukti pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme
guru di SMAN 74 Jakarta.
59
Ibid, Hal 123.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Profil Sman 74 Jakarta
Nama : SMAN 74 Jakarta
Alamat : Jalan Dharma Putra XI Komplek Kostrad Tanah Kusir
Kebayoran Lama Selatan Jakarta Selatan, kode pos.12240
No.Telp :+622172794965
Akreditasi :A
2. Visi Dan Misi Sman 74 Jakarta
Visi SMAN 74 Jakarta
“ Berakhlak mulia, unggul dalam prestasi dan kompeitif dalam Era
Global”
Membentuk peserta didik yang beriman, bertaqwa, berakhlak,
berbudi luhur, cinta dan cinta tanah air dengan menguasai ilmu
pengetahuan, memiliki keterampilan bertanggung jawab, mandiri,
kreatif, produktif, sehat jasmani dan rohani.
Misi SMAN 74 Jakarta
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta mengembangkan
sikap toleransi.
b. Mengembangkan sikap keteladanan sebagai masyarakat terpelajr
yang disiplin, ramah, santun, nbijak, saling menghargai, saling
menghormati, serta cinta tanah damai.
c. Mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas, kreatif,
inovatif dan edukatif.
d. Menjadikan sekolah sebagai pusat seni budaya dan olah raga
dengan menggali bakat, minat dan kreatifitas melalui kegiatan
ekstakulikuler.
46
e. Mengoptimalkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahun
dan teknologi sebagai sarana peningkatan poteni diei.
f. Menumbuhkembangkan suasana sekolah sebagai taman yang aman,
nyaman dan menyenangkan.
3. Data Guru Sman 74 Jakarta
Disekolah SMAN 4 Jakarta guru berjumlah 41 orang dan staf
berjumlah 14 orang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data pendidik dan tenaga kependidikan
No. Nama Mata Pelajaran Jabatan / Tugas
1 Drs. Farid Wahidin - Kepala Sekolah
2 Drs. Waridin PKn Guru
3 Hj. Sarmaini Saragih,
S.Pd.
PKn Guru
4 Dra. Wahyu Murdiana Bk Guru
5 Andriana Lestari, S.Pd. Bk Guru
6 Dra. Menik Br.Sitepu Bk Guru
7 Sukarno, S.Pd Geografi Guru
8 Abdul Manan, M.Pd. Geografi Guru / wakil sarpras
9 Hj. Sri Wahyuni, S.Pd. Fisika Guru
10 Laila Heluth, Spd. Fisika Guru
11 Hj. Ismawilis, M.Pd. Matematika Guru
12 Slamet Riadi, ST. Matematika Guru
13 Sarwoto, s.pd. Matematika Guru
14 Saiful amri, s.pd. Matematika Guru
15 Drs. Warno ekarianto Olahraga Guru
16 Sigit nuryadin, m.pd. Orlahraga Guru / wakil
kesiswaan
17 Lilis nurmaryati, mm. Ekonomi Guru
47
18 Sunarsih, mm. Ekonomi Guru
19 Kasmadi, s.pd Ekonomi Guru / wakil
kurikulum
20 Dra. Hj. Latifah, ma. PAI Guru
21 Muhamad makhrus,
s.ag.
PAI Guru
22 Andar debataraja PAK Guru
23 Eny suryani, m.pd Sosiologi Guru
24 Danu triatno, s.pd. Sejarah Guru
25 Dra. Widayanti
malimbu p
Bahasa Indonesia Guru
26 Agus yuliono, s.pd Bahasa Indonesia Guru
27 Elly purwanti, m.pd Bahasa Indonesia Guru
28 Dortina hermida n, sh Sejarah Guru
29 Haryono, s.pd. Sejarah Guru
30 Nurmala, s.pd. Kimia Guru
31 Yani setyningsih, s.pd. Kimia Guru
32 Yeyet umwati, s.pd. Bahasa Inggris Guru
33 Hj. Linawati AZ, m.pd. Bahasa Inggris Guru
34 Dra. Hj.nurwendah Biologi Guru
35 Basuki, s.pd. Biologi Guru
36 Dra. Hj. Sri wahyuni Iologi Guru
37 Drs. Jajuli Senirupa Guru
38 Felik suwardi, s.pd. Senirupa Guru
39 Rabil alwi darmawan,
s.pd.
Kimia Guru
40 Puput anjar nugraheni,
s.pd.
Sosiologi Guru
41 Prasanti yunita, s.pd. Sejarah Guru
42 Tria sultika, s.pd Biologi Guru
48
Tabel 4.2
Staf tata usaha dan karyawan
No. Nama Jabata / Tugas
1 Waljono Slamet Haryadi, S.Pd. Kepala tata usaha
2 Agustina Martuti Staf tata usaha
3 Teti Yati Staf tata usaha / bendahara
4 Sugiono Staf tata usaha
5 Ma’sum Staf tata usaha
6 Nova Kinasih Staf tata usaha
7 Suat Septiorini Perpustakaan
8 Siti Aisyah, S.Pd. Laboran
9 Sopan Kebersihan
10 Baeduri Asikin Kebersihan
11 Nadi Setiadi Kebersihan
12 Yana Cahyana Kebersihan
13 M. Purnama Kebersihan
14 Supargi Satpam
B. Hasil Uji Instrumen
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden, tingkat
kevalidan suatu instrumen akan diuji menggunakan rumus Pearson
Product Moment. Uji coba instrumen variabel X dan variabel Y
dilakukan kepada 10 guru. Taraf signifikansi sebesar 0,05 dan derajat
kebebasan (dk = n – 2) atau dk = 10 - 2 = 8 maka didapatkan rtabel
sebesar 0,707. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, hasil
nilai validitas sebagai berikut:
49
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel X
(Pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
No Soal Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan
1 0, 804 0,707 Valid
2 0,090 0,707 Tidak valid
3 0,439 0,707 Tidak valid
4 0,804 0,707 Valid
5 0,579 0,707 Tidak valid
6 0,804 0,707 Valid
7 0,107 0,707 Tidak valid
8 0,821 0,707 Valid
9 0,806 0,707 Valid
10 0,867 0,707 Valid
11 0,959 0,707 Valid
12 0,515 0,707 Tidak valid
13 0,209 0,707 Tidak valid
14 0,576 0,707 Tidak valid
15 0,821 0,707 Valid
16 0,842 0,707 Valid
17 0,821 0,707 Valid
18 0,769 0,707 Valid
19 0,303 0,707 Tidak valid
20 0,806 0,707 Valid
21 0,260 0,707 Tidak valid
22 0,202 0,707 Tidak valid
23 0,092 0,707 Tidak valid
24 0,878 0,707 Valid
25 0,959 0,707 Valid
26 0,361 0,707 Tidak valid
27 0,467 0,707 Tidak valid
50
28 0,350 0,707 Tidak valid
29 0,126 0,707 Tidak valid
30 0,788 0,707 Valid
31 0,867 0,707 Valid
32 0,752 0,707 Valid
33 0,849 0,707 Valid
34 0,484 0,707 Tidak valid
35 0,263 0,707 Tidak valid
36 0,549 0,707 Tidak valid
37 0,742 0,707 Valid
38 0,752 0,707 Valid
39 0,172 0,707 Tidak valid
40 0,186 0,707 Tidak valid
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
Variabel Y (Profesionalisme Guru)
No Soal Nilai Rhitung Nilai Rtabel Keterangan
1 0,283 0,707 Tidak Valid
2 0,514 0,707 Tidak valid
3 0,337 0,707 Tidak valid
4 0,235 0,707 Tidak Valid
5 0,521 0,707 Tidak valid
6 0,310 0,707 Tidak Valid
7 0,373 0,707 Tidak valid
8 0,373 0,707 Tidak Valid
9 0,734 0,707 Valid
10 0,753 0,707 Valid
11 0,234 0,707 Tidak Valid
12 0,813 0,707 Valid
13 0,497 0,707 Tidak valid
51
14 0,528 0,707 Tidak valid
15 0,738 0,707 Valid
16 0,748 0,707 Valid
17 0,602 0,707 Tidak Valid
18 0,492 0,707 Tidak Valid
19 0,721 0,707 Valid
20 0,756 0,707 Valid
21 0,016 0,707 Tidak valid
22 0,602 0,707 Tidak valid
23 0,768 0,707 Valid
24 0,915 0,707 Valid
25 0,195 0,707 Tidak Valid
26 0,721 0,707 Valid
27 0,738 0,707 Valid
28 0,903 0,707 Valid
29 0,755 0,707 Valid
30 0,748 0,707 Valid
31 0,893 0,707 Valid
32 0,862 0,707 Valid
33 0,748 0,707 Valid
34 0,811 0,707 Valid
35 0,789 0,707 Valid
36 0,896 0,707 Valid
37 0,721 0,707 Valid
38 0,893 0,707 Valid
39 0,730 0,707 Valid
40 0,606 0,707 Tidak valid
Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat diketahui untuk variabel X
memiliki 20 butir soal valid dan 20 butir soal yang tidak valid.
52
Sedangkan pada variabel Y memiliki 23 butir soal valid dan 17 butir
soal yang tidak valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas instrumen, langkah selanjutnya yaitu
melakukan uji reliabilitas yang dipakai untuk mengukur instrumen,
dapat diandalkan secara konsisten sebagai alat pengumpul data.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel X (Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala
Sekolah), yaitu :
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
(Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala Sekolah)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.924 40
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,924 > 0,60 maka
butir instrumen variabel X dikatakan reliabel.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
SPSS Versi 23 pada variabel Y (Profesionalisme Guru), yaitu:
53
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
(Profesionalisme Guru)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.957 40
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,957 > 0,60 maka
butir instrumen variabel Y dikatakan reliabel.
C. Deskripsi Data
Dalam Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data pada
dua variabel menggunakan Kuesioner (angket). Angket uji coba
disebarkan kepada 10 guru SMAN 74 Jakarta yang terdiri dari 40 butir
soal pada variabel X dan 40 butir soal pada variabel Y. Sedangkan angket
penelitian disebarkan kepada 29 guru SMAN 74 Jakarta, yang terdiri dari
20 butir soal pada variabel X dan 20 butir soal pada variabel Y.
Deskripsi data yang disajikan untuk memberikan gambaran secara
umum mengenai penyebaran data di lapangan. Data yang disajikan berupa
data mentah yang diolah menggunakan bantuan program SPSS ver.23.
Adapun hasil deskripsi data responden yang diperoleh dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Deskripsi Data Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah) dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Data pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada 29 guru pada
penelitian ini. Dari hasil tersebut, peneliti mengumpulkan dan
54
mengelompokkan data mengenai pelaksanaan supevisi manajerial
kepala sekolah. Data dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Data Variabel X
(pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Responden Pelaksanaan Supervisi
Manajerial Kepala Sekolah
Responden 1 69
Responden 2 67
Responden 3 77
Responden 4 66
Responden 5 66
Responden 6 55
Responden 7 76
Responden 8 76
Responden 9 78
Responden 10 67
Responden 11 57
Responden 12 76
Responden 13 76
Responden 14 78
Responden 15 72
Responden 16 78
Responden 17 63
Responden 18 64
Responden 19 51
Responden 20 76
Responden 21 74
Responden 22 71
Responden 23 69
55
Responden 24 73
Responden 25 74
Responden 26 76
Responden 27 70
Responden 28 80
Responden 29 70
b. Hasil Analisis Variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
= 80 – 51 = 29
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 29
= 1 + 3,3 . 1,5
= 1 + 4,95
= 5,95 ≈ 6
3) Panjang Interval (i)
i = jumah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 29 : 6 = 4.8 ≈ 5
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah)
56
Tabel 4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X
(pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Interval
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 51-55 2 6.9 6.9 6.9
56-60 1 3.4 3.4 10.3
61-65 2 6.9 6.9 17.2
66-70 8 27.6 27.6 44.8
71-75 5 17.2 17.2 62.1
76-80 11 37.9 37.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan distribusi frekuensi kemampuan supervisi
manajerial kepala sekolah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X
(pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
57
5) Mean, Median, Modus
Tabel 4.9 Mean, Median, Modus Variabel X
(pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Statistics
jumlah
N Valid 29
Missing 0
Mean 70.52
Median 72.00
Mode 76
Std. Deviation 7.288
Variance 53.116
Range 29
Minimum 51
Maximum 80
Sum 2045
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan data variabel
pelaksanaa supervisi manajerial kepala sekolah di atas
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari hasil data variabel
pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah adalah
70.52. nilai tengah adalah 72.00. nilai yang paling sering
muncul 76 dan nilai standar deviasi 7.288 serta skor
tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 51.
Selanjutnya untuk menentukan tingkat
kecenderungan atau tinggi rendahnya variabel pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah dengan menggunakan
nilai mean dan standar deviasi. Perhitungan tingkat
kecenderungan variabel pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah adalah sebagaiberikut:
58
1) Perhitungan Nilai Rata-Rata Ideal (Mi) Dan Standar
Deviasi Ideal (Sdi)
Nilai Rata-Rata Ideal (Mi) = 70.52
Nilai Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 7.288
2) Batasan-Batasan Kategori Kecenderungan
a) Rendah = X < Mi – Sdi
= X < (70.52 – 7.288)
= X < 63.23
b) Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
= 63.23 < X < (70.52 + 7.288)
= 63.23 < X < 77.80
c) Tinggi = X > Mi + Sdi
= X > 77.80
Tabel 4.10 Kategori Kecenderungan Data Variabel X
(pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Tingkat kecenderungan data
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 4 13.8 13.8 13.8
sedang 21 72.4 72.4 86.2
tinggi 4 13.8 13.8 100.0
Total 29 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data tingkat kecenderungan data di atas
dapat digambarkan sebagai berikut :
59
Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X
(pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah)
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa
perolehan skor variabel pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah yang termasuk kedalam kategori rendah
sebannyak 4 orang (13,8%), kategori sedang 21 orang (72,4%)
dan kategori tinggi 4 orang (13,8%). Berdasarkan perolehan
skor tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah berada pada kategori
sedang.
2. Deskripsi Data Variabel Y (profesionalisme guru) dan Hasil
Analisisnya
a. Data Variabel Y (profesionalisme guru)
Profesionalisme guru diukur dengan menggunakan angket
yang disebarkan kepada responden sebanyak 29 guru di SMAN
74 Jakarta. Angket yang telah diisi kemudian di beri skor,
diolah dan dianalisis. Berikut adalah tabel yang memuat hasil
penelitian data profesionalisme guru.
60
Tabel 4.11 Data Variabel Y
(profesionalisme guru)
Responden Profesionalisme Guru
Responden 1 69
Responden 2 67
Responden 3 77
Responden 4 66
Responden 5 66
Responden 6 55
Responden 7 76
Responden 8 76
Responden 9 78
Responden 10 67
Responden 11 57
Responden 12 76
Responden 13 76
Responden 14 78
Responden 15 72
Responden 16 78
Responden 17 63
Responden 18 64
Responden 19 51
Responden 20 76
Responden 21 74
Responden 22 71
Responden 23 69
Responden 24 73
Responden 25 74
Responden 26 76
Responden 27 70
Responden 28 80
Responden 29 70
b. Hasil Analisis Variabel Y (profesionalisme guru)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
= 80 – 55 = 25
61
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 29
= 1 + 3,3 . 1,5
= 1 + 4,95
= 5,95 ≈ 6
3) Panjang Interval (i)
i = jumah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 25 : 6 = 4,16 = 4
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (profesionalisme
guru)
Tabel 4.12 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y
(profesionalisme guru)
S
s
u
m
b
e
r
sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan distribusi frekuensi kemampuan
profesionalisme guru sebagai berikut :
Interval
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 55-58 2 6.9 6.9 6.9
59-62 4 13.8 13.8 20.7
63-66 2 6.9 6.9 27.6
67-70 5 17.2 17.2 44.8
71-74 5 17.2 17.2 62.1
75-78 4 13.8 13.8 75.9
79-82 7 24.1 24.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
62
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y
(Profesionalisme Guru)
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
5) Mean, Median, Modus
Tabel 4.13 Mean, Median, Modus Variabel Y
(profesionalisme guru)
Statistics
jumlah
N Valid 29
Missing 0
Mean 70.90
Median 72.00
Mode 80
Std. Deviation 8.108
Variance 65.739
Range 25
Minimum 55
Maximum 80
Sum 2056
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
63
Berdasarkan hasil perhitungan data variabel
profesionalisme guru di atas dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata dari hasil data variabel profesionalisme guru
adalah 70.90. nilai tengah adalah 72.00. nilai yang paling
sering muncul 80 dan nilai standar deviasi 8.108 serta skor
tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 55.
Selanjutnya untuk menentukan tingkat
kecenderungan atau tinggi rendahnya variabel
profesionalisme guru dengan menggunakan nilai mean dan
standar deviasi. Perhitungan tingkat kecenderungan
variabel profesionalisme guru sekolah adalah sebagai
berikut:
1) Perhitungan Nilai Rata-Rata Ideal (Mi) Dan Standar
Deviasi Ideal (Sdi)
Nilai Rata-Rata Ideal (Mi) = 70.90.
Nilai Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 8.108
2) Batasan-Batasan Kategori Kecenderungan
a) Rendah = X < Mi – Sdi
= X < (70.90 – 8.108)
= X < 62.79
b) Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
= 62.79 < X < (70.90 + 8.108)
= 62.79 < X < 79.00
c) Tinggi = X > Mi + Sdi
= X > 79.00
64
Tabel 4.14 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(profesionalisme guru)
Profesionalisme
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 6 20.7 20.7 20.7
sedang 16 55.2 55.2 75.9
tinggi 7 24.1 24.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data tingkat kecenderungan data di atas
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.4 Tingkat Kecenderungan Data Variabel Y
(profesionalisme guru)
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor
variabel profesionalisme guru yang termasuk kedalam kategori rendah
sebannyak 6 orang (20,7%), kategori sedang 16 orang (55.2%) dan
65
kategori tinggi 7 orang (24.1%). Berdasarkan perolehan skor tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel profesionalisme guru berada pada
kategori sedang.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Suatu regresi dikatakan baik ketika memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan
tabel Test of Normality dengan uji Kolmogorov-Smimov dan normal
P-P Plot of Regression Standardized Residual pada SPSS Ver.23,
yakni sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smimov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 29
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 5.67074611
Most Extreme
Differences
Absolute .118
Positive .098
Negative -.118
Test Statistic .118
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan, bahwa
data pada variabel X (pelaksanaan supervisi manajerial kepal sekolah)
66
dan variabel Y (profesionalisme guru) memiliki nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov yang baik yakni sebesar 0,200. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal karena nilai
signifikansi Kolmogorov- smirnov lebih dari 0,05.
Sedangkan hasil pengujian dengan menggunakan grafik
normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual pada spss versi
23, yaitu :
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Variable X
(Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala Sekolah)
P-P Plot Of Regression Standardized Residual
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
67
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Y
(Profesionalisme Guru)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
kesimpulannya adalah data berdistribusi normal dan model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas
2. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui adannya hubungan yang
linear atau tidak secara signifikansi pada dua variabel. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi (sig) 0,05. Berikut
merupakan hasil dari uji linearitas pada SPSS ver.23, yaitu:
68
Tabel 4.16
Hasil uji linearitas
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil uji linearitas di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pada Deviation From Linearity sebesar 0,732 > 0,05, dapat
kita ketahui jika nilai signifikansi pada tabel lebih besar dari 0,05 atau
(0,05 < sig). Maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel terdapat
hubungan yang linear, sehingga asumsi linearitas terpenuhi.
E. Pengujian Hipotesis
1. Regresi Linear Sederhana
Berikut ini adalah hasil uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan spss versi 23, yaitu :
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
profesionalism
e guru *
pelaksanaan
supervisi
manajerial
kepala sekolah
Between
Groups
(Combined) 1365.69
0 16 85.356
2.15
6 .091
Linearity 940.284 1
940.28
4
23.7
55 .000
Deviation
from
Linearity
425.406 15 28.360 .716 .732
Within Groups 475.000 12 39.583
Total 1840.69
0 28
69
Tabel 4.17
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.826 10.614 1.397 .174
pelaksanaan
supervisi manajerial
kepala sekolah
.795 .150 .715 5.310 .000
a. Dependent Variable: profesionalisme guru
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Rumus regresi linear sederhana :
Y’ = a + Bx
Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa :
Y = 14.826 + 0,795 X
Dimana :
Y = profesionalisme guru
X = Pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah
a. a = angka konstan dari unstandardized coefficient. Dari output di
atas nilainya sebesar 14.826. angka ini merupakan angka konstan
yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah (X), maka nilai konsisten
profesionalisme guru (Y) adalah sebesar 14.826.
b. b = angka koefisien regresi . nilainya sebesar 0,795. Angka ini
mengandug arti bahwa setiap penambahan 1 % tingkat pelaksanaan
70
supervisi manajerial kepala sekolah (X), maka profesionalisme
guru (Y) akan meningkat sebesar 79.5 %.
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif ( + ), maka dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah (X) berpengaruh positif terhadap profesionalisme guru
(Y). Sehingga persamaan regresinya dalah Y = 14.826 + 0,795 X
2. Uji Parsial (Uji T)
Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil
output pada tabel 4.17 diketahui dengan langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
a. Membandingkan Thitung dengan Ttabel
1) Penentuan Thitung dengan Ttabel
Nilai Thitung didapatkan dari hasil output pada tabel 4.18 sebesar
5.310
2) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi
0,05 : 2 = 0,025. Tabel (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)
n-2 yaitu df = 29 – 2 = 27, hasil diperoleh untuk Ttabel sebesar
2.051
3) kriteria pengujian
Apabila Thitung < Ttabel, maka HO diterima
Apabila Thitung > Ttabel, maka HO ditolak
4) kesimpulan
dapat diketahui bahwa Apabila Thitung (5.310) > Ttabel (2.051),
maka HO ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah terhadap profesionalisme guru.
71
b. Kriteria pengujian
1) Nilai signifikansi
Nilai signifikansi didapatkan dan hasil output pada tabel 4.18
sebesar 0,000
2) Kriteria pengujian
Apabila sig > α (0,05). Maka HO diterima dan HI ditolak
Apabila sig < α (0,05). Maka HO ditolak dan HI diterima
3) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa nilai sig (0,000 < α (0,05) ), maka HO
ditolak dan HI diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah terhadap profesionalisme guru.
3. Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelaksanaan supervisi
manajerial (X) terhadap profesionalisme guru (Y) dalam analisis
regresi linear sederhana, bisa dilihat pada nilai R yang terdapat pada
output SPSS versi 23, yaitu:
Tabel 4.18 hasil perhitungan koefisien determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .715a .511 .493 5.775
a. Predictors: (Constant), pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah
b. Dependent Variable: profesionalisme guru
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Dari hasil output di atas, diketahui nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,511 (nilai 0,511 adalah pengkuadratan dari koefisien
korelasi atau R, yaitu 0,715 x 0,715 = 0,511. Angka tersebut
mengandung arti bahwa pelaksanaan supervisi manajerial kepala
72
sekolah berpengaruh terhadap kinerja sebesar 51,1%, sedangkan
sisanya 100% - 51,1% = 48,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh sebesar 51,1%
antara pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah terhadap
profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta. Dengan demikian dari hasil
perhitungan data yang diperoleh dari lapangan, terlihat adanya pengaruh
antara pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah terhadap
sprofesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta. Akan tetapi profesionalisme
guru tidak hanya dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah, masih ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
profesionalisme guru.
Untuk mengetahui arah hubugan antara variabel X dengan variabel
Y apakah positif atau negatif, maka dilakukan uji regresi linear sederhana.
Dari hasil penelitian, koefisien regresi mempunyai nilai sebesar 0,795
yang menunjukkan nilai koefisien regresi bernilai positif (+). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan supervisi manajerial kepala
sekolah (X) berpengaruh positif terhadap kinerja guru (Y) sehingga
persamaan regresinya adalah Y = 14.826 + 0,795 X
Kemudian dapat dilihat pada pengujian statistik (uji t), hasil nilai
Thitung sebesar 5.310 dan Ttabel sebesar 2.051, dengan signifikasi sebesar
0,000. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikansi <
α (0,05). Maka HO ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemampuan manajerial kepala sekolah dengan profesionalisme guru
di SMAN 74 Jakarta. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa
profesionalisme guru berhubungan dengan pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah terhadap
profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta memiliki pengaruh dengan
kategori sedang yaitu 51,1% dan sisanya 48,9% dipengaruhi oleh
factor-faktor lainnya. Pelaksanaan spervisi manajerial ini memberikan
kontribusi untuk profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta.
2. Hasil perhitungan regresi linear sederhana menghasilkan angka
koefisien regresi sebesar 0,795 yang diinterpretasikan antara
pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah terhadap
profesionalisme guru memiliki pengaruh yang positif.
3. Dari hasil Thitung sebesar 5.310 dan Ttabel sebesar 2.051, dengan
signifikasi sebesar 0,000. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel
dan jika signifikansi < α (0,05). Maka HO ditolak. Sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala
sekolah dengan profesionalisme guru di SMAN 74 Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, dapat disampaikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah SMAN 74 Jakarta, agar:
a. Kepala sekolah diharapkan mampu mengembangkan
Profesionalisme guru dengan memanfaatkan hasil laporan
pelaksanaan supervisi manajerial yang dilakukan kepala
sekolah.
b. Kepala sekolah diharapkan dalam mengambil keputusan
melibatkan bawahannya dengan mempertimbangkan dampak
yang akan terjadi dari setiap saran.
74
2. Bagi pihak guru
a. Guru diharapkan mampu mempertahankan sikap
profesionalisme serta meningkatkan kapasitas diri untuk terus
tetap maju dan berkembang guna mendidik dan mengajar
siswa-siswi.
b. Guru diharapkan tetap disiplin dan menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya meski tidak ada jadwal monitoring atau
supervisi dari kepala sekolah
3. Bagi peneliti lain
a. Peneliti lain diharapkan untuk dapat mengembangkan
penelitian dengan melakukan penelitian pada variabel lain
misalnya kinerja guru, lingkungan kerja dan lain sebagainya
yang dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah serta melakukan pada populasi yang lebih luas.
b. Peneliti lain diharapkan agar menggunakan metode lain dalam
meneliti pelaksanaan supervisi manajerial, misalnya melalui
wawancara secara mendalam atau dengan observasi, sehingga
informasi yang diperoleh dapat lebih bervariasi dari pada
kuesioner yang jawabannya sudah tersedia.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid , Guru Profesional , Jurnal Al Falah, Vol. Xvii No. 32 Tahun 2017.
Ahmad Susanto, Konsep Strategi, Dan Implementasi Manajemen Peningkatan
Kinerja Guru, Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 1, 2016.
Alfina Dewi Ratnasari, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Usaha Bisnis Online Shop Di Kota Samarinda, Ejournal
Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1, 2017.
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara
Perhitungan Dengan SPSS Dan MS Office Excel, Bandung: Refika
Aditama, 2010
Daryanto dan Tutik Rachmawati., Supervisi Pembelajaran Ispeksi Meliputi:
Controlling, Correctin, Judging, Directing, Demonstration, Yogyakarta:
Gava Media, Cet.1, 2015.
Dede Mudzakir, Implementasi Supervisi Manajerial Dan Akademik Pengawas
Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah
Ibtidayah, Studia Didkatika, Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.10 No.2 Tahun
2016.
Diding Nurdin, Pengelolaan Pendidikan Dari Teori Menuju Implementasi, Ed.1,
Jakarta : Rajawali Pers, Cet.1, 2015.
Duwi Priyatno, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Dengan SPSS,
Yogyakarta: Gava Media, 2010.
Fathurrohman dan Hindama.,Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Yang
Ideal,Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, Cet.1, 2015.
Ferdinandus Durhan, Dkk., Implementasi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Manggarai Barat (Journal
Educational Management), Semarang: UNNES Prodi Manajemen
76
Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia, 2017.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman
H.E Mulyasa, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, Ed. 1, Jakarta: Bumi
Aksara, Cet.3, 2013
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya
Ilmiah, Jakarta: Kencana, Cet.1, 2011
Junias Zulfahmi, Penyusunan Program Supervisi Pendidikan Pada Madrasah
Kabupaten Nagan Raya, Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai)
Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat Email:
Junias_Zulfahmi@Yahoo.Com , Jurnal Ilmiah Peuradeun, Vol. Ii, No. 01,
Januari 2014.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Ed. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo,
2007.
Muhammad Fathurrahman Dan Hindama Ruhyanani, Sukses Menjadi Pengawas
Sekolah Yang Ideal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet.1, 2015.
Mukhtar Dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung
Persada Press Group, Cet. 1, 2013.
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik, Ed. 1, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
Pengelolaan Supervisi Manajerial (Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional
Pengawas Sekolah Dan Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah),
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependdikan, 2018.
Piet A. Sahertian, Konsep Daasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dlam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia , Jakarta: Rineka Cipta, 2010
77
Pupuh Fathurrahman Dan Aa Suryana, Guru Profesional, Bandung: Pt Rafika
Aditama, Cet. 1, 2012.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republic Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah
Rannita Sofiyani, Implementasi Supervisi Manajerial Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, Skripsi, Fakultas
Ilmutarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan, 2018.
Riduwan M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula, Bandung: Alfabeta, Cet.8, 2012.
Rittah Riani Romdin, Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah Dasar Gugus 03
Kecamatan Tigaraksa,Skripsi, Program Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Ruli As’ari, Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dalam Melestarikan
Lingkungan, Jurnal Geoeco, Vol. 4, No. 1, 2018.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Sukatmo, Peningkatan Kompetensi Penelitian Dan Pengembangan Serta
Optimalisasi Kualitas Kepengawasan Melalui Supervisi Manajerial Di
Sdn Ketro I Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan, Dinas
Pendidikan Kabupaten Pacitan, Jurnal Ilmiah Pengembangan Pendidikan
Vol. Iv No. 1 Th. 2019.
Sugiono, Metode Penelitin Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta, 2011, Cet.1, 2011.
78
Sugiono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D), Bandung:
Alfabeta, 2016, Cet. 23, 2016.
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru, Ed.4 , Bandung: : Alfabeta, Cet. 4,
2013.
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual Dan Spss, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2014.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen, Pasal 20.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pendidikan NasionaL, BAB 1 pasal 1 Ayat 1,
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/UU_20_2003.pdf
Yosa Meriza, Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah Aliyah, Ma Al Muhajirin
Tugumulyo, Jl. Jend. Sudirman F. Trikoyo Kec. Tugumulyo Kab. Musi
Rawas E-Mail: Yosameriza87@Gmail.Com
79
LAMPIRAN LAMPIRAN
80
Lampiran 1
Sejarah SMAN 74 Jakarta
SMAN 74 adalah SMA Negeri yang termasuk dalam rayon 09 Jakarta
Selatan. SMAN 74 ini berada di lokasi Jalan Dharma Putra XI Komplek Kostrad
Tanah Kusir Kebayoran Lama Selatan. Mengingan lokasi SMAN 74 berada di
Komplek Kostrad, maka secara teknis berada pada lingkungan yang tenang dan
aman untuk proses belajar dan mengajar.
SMAN 74 berdiri pada tahun 1983 sesuai dengan surat keputusan
mendikbud no. 0473/o/1983 tanggal 9 november 1983. Pendirian SMA 74 diawali
ketika kakanwil dki Jakarta tahun 1984 membuka beberapa sekolah baru (SMA)
dibeberapa lokasi di DKI Jakarta, termasuk sma baru yang didirikan di komplek
kostrad tanah kusir. Setelah belajar beberapa bulan SMA baru tanah kusir ini
memproleh nomor urut sekolah negeri yaitu SMAN 7 Jakarta dengan kepala
sekolah Ny. YUB Hadi Soetjipto.
Berkat kegigihan kepala sekolah, dengan bermodal kelas kosong dan 4
rombongan kelas belajar kelas 1 , dimulailah proses belajar mengajar. Gedung
kosong tanpa meja, kursi dan dan prasarana akhirnya dapat terisi berkat swadaya
orang tua siswa dan sumbangan dari SMA 70. Adapun guru-gurunya berdatangan
dari beberapa SMA di DKI, seperti SMA 3, SMA 70, SMA 29, SMA 51, SMA 23,
SMP 13 dan Ibu Hadi Soetjipto. Sendiri dari SMA 8 KJ, dan karyawannya belum
ada yang pegawai negeri.
Kepala sekolah yang pernah tugas dan masih aktif di SMA 74 adalah
sebagai berikut :
1. Ny. Yub. Hadi Soetjipto 1983 – 1991
2. Drs H. Arifin Rusmana 1991 – 1994
3. Ny. Sri Hartini 1994 – 1997
4. H. Syamsudin HS 1997 – 2002
5. Dra. Hj. Ida Hasidah, Msc, MM. 2002 – 2005
81
6. Drs. Abdul Jalali, M.PD. 2005 – 2010
7. Drs. Arphan Lubis 2010 – 2012
8. Drs. Yulistian Koto 2012 – 2014
9. Dra. Carol Titaley 2014 – 2015
10. Dra. Markorijasti, M.Si. 2015 – 201
11. Drs. E. Awaliddin S, M.PD. 2017 -2018
12. Drs. Farid Wahidin 2018 – Sekarang
SMAN 74 Jakarta berdiri diatas tanah seluas 6.675 M2. Diatas tanah
ini berdiri gedung yang terdiri dari 2 blok dengan lua lantai seluruhnya berjumlah
4.821 M2. Satu diantaranya terdiri dari 2 lantai, sedangkan yang ainnya berlantai
4, ini merupakan bangunan baru yang dibangun pada tahun 2013.
Bangunan-bangunan selain berbentuk kelas untuk kegiatan belajar
mengajar, beberapa bangunan difungikan untuk sarana lain seperti untuk
Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Laboratorium
IPS, Koperasi, Perpustakaan, Sanggar Seni Dan Kantin.
Diatas tanah yang luas ini, selain bangunan gedung, terbentang pula lapangan
yang terdapat 2 lokasi yang berfungsi sebagai lapangan olah raga (basket/volley)
sekaligus lapangan upacara dan lapangan unuk parker kendaraan. Keseluruhan
tanah ddan bangunan sekolah dikelilingi pagar (tembok dan kawat harmonica) dan
taman dengan penghijauan secara keseluruhan mulai memadai.
82
Lampiran 2
Denah Lokasi SMA Negeri 74 Jakarta
83
Lampiran 3
Sarana dan Prasarana SMA Negeri 74 Jakarta
No Keterangan
1. Memiliki ruang belajar mengajar yang representatif 4 (empat) lantai dan 2
(dua) lantai
2. Memiliki 1 (satu) ruang Laboratorium Multimedia Pentium 4 = 40 unit
3. Memiliki 1 (satu) ruang Laboratorium Komputer Core2Duo 44 unit
4. Memiliki masing-masing 1 (satu) ruang Laboratorium Bahasa, Biologi,
Fisika dan Kimia
5. Mulai bulan Januari 2009 SMA Negeri 74 menyediakan "Internet Hotspot
Area"
6. Seluruh 21 ruang belajar telah terpasang LCD Projector
7. Memiliki 2 (dua) lapangan olah raga
8. Perpustakaan menyediakan berbagai macam buku untuk mendukung proses
belajar-mengajar
9. Masjid yang cukup luas untuk sarana beribadah
10. Memiliki Mobil Sekolah
84
Lampiran 4
Data Siswa SMA Negeri 74 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020
KELAS X Jml
XI Jml
XII Jml
L P L P L P
IPA 1 17 19 36 19 17 36 18 18 36
IPA 2 17 19 36 17 19 36 18 18 36
IPA 3 15 20 35 18 18 34 17 19 36
JUMLAH 49 58 107 54 54 108 53 55 108
IPS 1 16 20 36 12 24 36 15 18 33
IPS 2 15 20 35 14 22 36 13 21 34
IPS 3 16 20 36 12 24 36 14 20 34
IPS 4 15 21 36 11 24 35 14 21 35
JUMLAH 52 91 143 49 94 143 56 80 137
JUMLAH SISWA 250 251 244
TOTAL SISWA L 323
TOTAL SISWA P 422
TOTAL JUMLAH
SISWA 745
85
Lampiran 5
Wawancara Pengawas, Kepala Sekolah Dan Guru
Wawancara pengawas
1. Sudah berapa lama ibu menjadi pengawas SMAN 75 Jakarta ?
2. Bagaimana pendapat anda terkait supervisi manajerial yang dilakukan kepala
sekolah sman 74 Jakarta?
3. Bagaimana pengawas melakukan supervisi manajerial kepala sekolah?
4. Apasaja program yang disusun kepala sekolah terkait pelaksanaan supervisi
manajerial kepala sekolah sman 74 jakarta? Apakah program tersebut sesuai
harapan? Apakah program yang dibuat kepala sekolah berbeda ?
5. Apasaja sasaran dari supervisi manajerial kepala sekolah? aspek-aspek apasaja
yang dinilai dalam pelaksanaan supervisi manajerial?
6. Bagaimana instrumen penilaian supervisi manajerial kepala sekolah? Aspek-
aspek apasaja yang dinilai dalam pelaksanaan supervisi manajerial?
7. Dalam jangka waktu berapa lama supervisi manajerial kepala sekolah
dilakukan di sman 74 jakarta?
8. Apa hambatan yang dirasakan terkait supervisi manajerial kepala sekolah
sman 74 jakarta?
9. Dalam jangka waktu berapa lama evaluasi supervisi manajerial dilakukan di
sekolah sman 74 jakarta? Bagaimana teknik nya?
10. Bagaimana laporang supervisi manajerial kepala sekolah sman 74 jakarta?
11. Menurut anda apakah keberhasilan dalam supervises manajerial mempunyai
pengaruh terhadap profesionalisme guru?
12. Bagaimana cara yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru? Apakah diadakan workshop dan pelatihan dalam
meningkatkan profesionalisme guru?
13. Bagaimana laporan supervisi manajerial yang diberikan kepala sekolah sman
74 ke pengawas? Apakah susah sesuai dengan kebijakan yang berlaku atau
tidak?
86
Wawancara Kepala Sekolah
1. Apakah kepala sekolah mengadakan supervisi manajerial kepada guru?
2. Apa saja program yang disusun kepala sekolah terkait pelaksanaan
supervisi manajerial kepala sekolah?
3. Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial kepala sekolah? Apakah
diadakan workshop dan pelatihan dalam meningkatkan profesionalisme
guru?
4. Upaya apa yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru?
5. Bagaimana instrumen penilaian supervisi manajerial kepala sekolah?
Aspek apasaja yang terkait didalamnya?
6. Bagaimana instrumen penilaian supervisi terkait profesionalisme guru?
7. Apakah di sekolah diadakan evaluasi dalam meningkatkan pofesionalisme
guru?
8. Apa hambatan yang dirasakan guru terhadap kemampuan/kompetensi
profesionalisme guru?
9. Apa hambatan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi manajerial
kepala sekolah?
10. Apakah kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap aspek manajerial
sekolah?
11. Dalam jangka waktu berapa lama supervisi manajerial kepala sekolah
dilakukan?
12. Bagaimana laporan supervisi manajerial kepala sekolah?
Wawancara Guru
1. Apakah ada pelaksanaan supervisi manajerial? Jika ada kapan?
2. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan supervisi manajerial?
3. Apa pandangan anda terkait 4 kompetensi yang harus dimiliki guru ?
(kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi pofesional).
87
4. Menurut anda, guru yang profesional itu yang seperti apa?
5. Bagaimana cara kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan
( kompetensi) guru?
6. Jenis apasaja pelatihan yang sudah didapatkan guru di sekolah SMAN 74
Jakarta?
7. Apasaja hambatan guru dalam melaksanakan tugasnya ?
8. Apa bentuk perhatian keala sekolah terkait kompetensi guru? Dan Program
apa yang biasanya dilakukan kepala sekolah untuk melakukan supervisi
terhadap guru?
9. Apa harapan anda sebagai guru untuk kepala sekolah terkait kompetensi
guru di sekolah ?
10. Apakah ibu/bapak guru pernah diikutsertakan dalamm menyusun
perencanaan supervisi?
11. Aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam pelaksanaan supervisi manajerial?
12. Dampak apasaja yang diirasakan setelah dilaksanakannya supervisi?
13. apakah ada evaluasi supervisi manajerial? Jika ada bagaimana cara kepala
sekolah melakukan evaluasi supervisi manajerial? Kapan? Dan siapa saja
yang diikut sertakan?
88
Lampiran 6
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Supervisi Manajerial Kepala Sekolah
Variabel Dimensi Indikator Jumlah Butir Soal
Pelaksanaan
supervisi
manajerial
kepala
sekolah
Bentuk – bentuk
pemantauan
1. Program kerja
2. Metode pelaksanaan
3. Monitoring non fisik
4. Monitoring kondisi fisik
1,2,3,4,5,6,,8,9
10, 11,12,13,14,15
15,16
17,18,19
Bentuk – bentuk
Penilaian
1. Instrumen
2. Laporan supervisi manajerial
20,21
22,23,24
Bentuk – bentuk
Pembinaan
1. Diskusi
2. Tindak lanjut
25,26,27,28
29,30,31,32,33,34,
35,36,37,38,39,40
Jumlah 41
89
Lampiran 7
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
(Variabel Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala Sekolah)
1. Identitas Responden
Jenis kelamin :
Umur :
Penididikan terakhir :
Jabatan :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
apa yang Bapak/Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar/salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu rasakan.
3. Keterangan
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan
Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
1 Kepala sekolah mampu menyusun
program kerja jangka panjang
2 kepala sekolah mampu menyusun
program kerja jangka menengah
3 kepala sekolah mampu menyusun
program kerja jangka pendek
4 kepala sekolah melibatkan guru dan
komite dalam penyususnan program
kerja
90
5 Kepala sekolah melaksanakan supervisi
manajerial sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
6
Kepala sekolah membuat perencanaan
program semester supervisi manajerial 3
bulan sekali
7 Kepala sekolah menyiapkan jadwal
supervisi manajerial
8 Kepala sekolah tidak mempublikasikan
jadwal supervisi manajerial
9 Kepala sekolah merencanakan supervisi
manajerial dalam meningkatkan
profesionalisme guru
10 kepala sekolah mampu memilih metode
yang sebaiknya digunakan untuk
mencapai tujuan sekolah
11 Kepala sekolah menggunakan metode
supervisi yang efektif
12 kepala sekolah memiliki katanggapan
dalam menyelesaikan masalah di sekolah
13 kepala sekolah membentuk tim jaringan
atau pengembang kurikulum
14 kepala sekolah memastikan kelengkapan
data siswa seperti data nilai, data siswa
baru dan lain-lain
15
kepala sekolah melakukan pengamatan
rutin (monitoring) pelaksanaan kegiatan
sekolah agar berjalan sesuai dengan
rencana
16 kepala sekolah memonitoring
pelaksanaan seleksi siswa baru
17 kepala sekolah memonitoring laporan
keuangan sekolah
18 kepala sekolah memonitoring kelayakan
sarana dan prasarana
19 kepala sekolah memastikan kelengkapan
sarana dan prasarana
20 Kepala sekolah harus menyiapkan
instrumen supervisi (lembar observasi,
91
angket, pedoman wawancara, dll)
sebelum melakukan supervisi manajerial
21 Kepala sekolah menyajikan hasil
supervisi sebelumnya, sebelum
melakukan supervisi manajerial
22 Kepala sekolah meminta guru secara
langsung untuk menilai diri sendiri
dengan format tertentu dalam rangka
pelaksanaan supervisi manajerial
23
Kepala sekolah melakukan classroom
observation (observasi kelas yang
tujuannya adalah untuk memperoleh data
obyektif aspek-aspek situasi
pembelajaran)
24
kepala sekolah menilai pelaksanaan
pekerjaan terhadap semua guru maupun
pegawai
25 Kepala sekolah mempertimbangkan hasil
penilaian supervisi manajerial dengan
cara melakukan pembinaan selama 1
bulan sekali
26
Kepala sekolah melaksanakan pertemuan
individual dalam rangka pembinaan
supervisi manajerial
27 Kepala sekolah melaksanakan diskusi
kelompok kepada guru yang disukai saja
guna meningkatkan profesionalisme guru
28 kepala sekolah melakukan pembinaan
secara teratur terhadap guru
29 kepala sekolah membuat pelatihan untuk
pengembangan profesionalisme guru
30 kepala sekolah menindak lanjuti hasil
evaluasi supevisi manajerial
31 Kepala sekolah mampu mengadakan
kerja sama yang produktif antar guru
32 Kepala sekolah melaksanakan supervisi
manajerial kepada guru kelas pada
menjelang ulangan semester
33 kepala sekolah membantu guru dalam
92
menyelesaikan masalah dalam
penyelsaian tugas dan tanggung jawab
guru
34 Kepala sekolah melakukan tindak lanjut
dari hasil evaluasi program di sekolah
35 kepala sekolah melakukan evaluasi
terhadap pengelolaan keuangan sekolah
36 Kepala sekolah sebagai pemimpin
kurang optimal dalam meningkatkan
profesionalisme guru
37 kepala sekolah mengupdate sarana dan
prasarana yang ada di sekolah
38 kepala sekolah melaksanakan kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana
39 kepala sekolah melibatkan guru senior
dalam melakukan supervisi manajerial
40 Kepala Sekolah selalu melakukan
konformasi kepada guru sebelum
melakukan supervisi kunjungan kelas
93
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Pelaksanaan Supervisi
Manajerial Kepala Sekolah)
res soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8
r1 3 3 4 3 2 2 3 3
r2 4 4 3 4 3 4 4 4
r3 4 4 3 4 3 4 4 4
r4 4 4 4 4 4 4 3 4
r5 2 4 4 2 3 3 3 3
r6 4 4 4 4 4 4 2 4
r7 4 1 4 4 4 4 2 4
r8 3 4 4 3 3 4 2 3
r9 3 4 4 3 4 3 3 4
r10 4 3 4 4 3 3 2 4
35 35 38 35 33 35 28 37
soal 9 soal 10 soal 11 soal 12 soal 13 soal 14 soal 15 soal 16 soal 17
3 2 2 3 3 3 3 2 3
4 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 2 4 4 4 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 3 2 3 3 3 2 3
3 3 3 3 2 3 4 3 4
4 4 4 4 3 3 4 3 4
37 36 35 35 31 34 37 31 37
94
soal 18 soal 19 soal 20 soal 21 soal 22 soal 23 soal 24 soal 25 soal 26
2 2 3 2 3 1 2 2 2
4 3 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 1 3 4 4 4
4 2 4 4 4 3 4 4 4
3 1 3 4 4 4 3 3 3
4 2 4 1 4 2 4 4 4
3 2 4 4 4 1 4 4 1
4 3 4 3 2 4 3 3 3
3 3 3 2 2 4 4 3 4
3 4 4 3 2 2 4 4 3
34 26 37 31 30 28 36 35 31
soal 27 soal 28 soal 29 soal 30 soal 31 soal 32 soal 33 soal 34 soal 35
3 3 3 2 2 3 2 3 3
4 4 2 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 3 2 3 3 2 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 4 4 3 3
2 4 4 3 4 2 3 4 4
3 2 1 3 3 3 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 4 4
34 35 31 32 36 35 35 35 37
95
soal 36 soal 37 soal 38 soal 39 soal 40 Jumlah
3 3 3 3 3 105
4 4 4 4 4 152
3 4 4 2 2 143
4 4 4 2 2 149
3 3 3 1 3 120
4 4 4 2 4 149
4 4 4 3 3 139
4 3 2 2 2 125
4 2 3 3 3 126
4 4 4 3 3 140
37 35 35 25 29 1348
96
Lampiran 9
Kisi-kisi Instrumen penelitian
Variabel Profesionalisme Guru (Y)
Variabel Dimensi Indikator Jumlah Butir Soal
Profesionalisme
Guru
Kompetensi
pedagogik
1. Merancang rencana
pembelajaran
2. Mengenali peserta didik
1,2,3
4,5,6,7,8
Kompetensi
kepribadian
1. Sikap terhadap rekan
sejawat, siswa, dan
pimpinan
2. Kesesuaian etika sosial
9,10,11,12,13,14,
15
16,17,18,19
Kompetensi
sosial
1. Beradaptasi vertical
2. Beradaptasi horizontal
20,21,22,23,24
25,26,27,28
Kompetensi
profesional
1. Penguasaan materi
2. metodelogi
29,30
31,32,33,34,35,36
,37,38,39,40
Jumlah 40
97
Lampiran 10
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
(Variabel Profesionalisme Guru)
1. Identitas Responden
Jenis kelamin :
Umur :
Penididikan terakhir :
Jabatan :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
apa yang Bapak/Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar/salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu rasakan.
3. Keterangan
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
1 Guru menyusun rencana pelaksanaan
pebelajaran (RPP) sendiri
2 Guru mampu menyusun program
pengajaran semester
3
Guru menilai hasil program pengajaran
untuk melihat keberhasilan progam yang
direncanakan
4 Guru memahami dan mengidentifikasi
bekal belajar siswa
5 Guru dapat memahami keinginan dan
harapan siswa
98
6 Guru dapat membimbing siswanya
dalam memecahkkan masalah
7 Guru memahami potensi dan
keberagaman peserta didik
8 Guru menanamkan sikap sesuai norma
kepada siswa dikelas melalui materi ajar.
9 Guru menampilkan sikap yang mandiri
10 Guru menunjukkan keterbukaan dalam
berfikir dan bertindak
11 Guru dapat menjadi teladan yang baik
12 Guru memahami tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pengajar dan pendidik
13 Guru mempunyai kemampuan
intrapersonal dan interpersonal
14 Guru menembangkan kepribadian diri
sendiri.
15 Guru menunjukkan keteladanan kepada
siswa
16
Guru memiliki integritas kepribadian
dan tindakan sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial, serta peraturan
dan ketentuan yang berlaku
1 Guru mempunyai etos kerja yang tinggi
18 Guru menunjukkan sikap disiplin (baik
dalam mengelola waktu)
19 Guru memahami, menghayati, dan
melaksanakan kode etik guru Indonesia.
20
Guru menjalin hubungan yang baik
dengan siswa, rekan sejawat maupun
masyarakat
21 Guru bekerjasama dengan orang tua
siswa
22
Guru melakukan evaluasi pembelajaran
dan hasilnya dilaporkan kepada kepala
sekolah, siswa dan orang tua siswa
23
Guru melakukan pelatihan yang telah di
sediakan baik dari kepala sekolah
maupun kedinasan
24
Guru mengembangkan profesionalisme
diri melalui evaluasi diri, refleksi dan
pemutakhiran terkait tugasnya.
25 Guru menyelesaikan tugas administrasi
yang dibebankan dengan baik.
99
26 Guru melakukan refleksi bekerja secara
berkala
27
Guru selalu mengagendakan
peningkatan dalam pelaksanaan
pekerjaan agar potensi diri dapat
dikembangkan secara maksimal dan
positif dari waktu ke waktu
28 Guru telah lulus sertifikasi
29 Guru mencari sumber referensi untuk
menguasai materi pembelajaran
30
Guru mempelajari kembali materi yang
akan diajakrkan sebelum diberikan
kesiswa.
31 Guru megembangkan bahan ajar dengan
memperhatikan tuntutan kurikulum
32 Guru menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum 2013
33 Guru memakai media pembelajaran
dengan efektif
34
Guru menganalisis hasil evaluasi untuk
meningkatkan kualitas program
pembelajaran
35
Guru kurang mampu dalam
menggunakan alat atau media
pembelajaran
36 Guru melakukan kunjungan kelas untuk
mengembangkan metode belajar
37 guru menyediakan jadwal untuk
konsultasi mata pelajaran
38 Guru menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran
39
Guru memanfaatkan sarana dan
prasarana yang disediakan sekolah
dengan efektif
40 Guru menilai hasil proses belajar untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa
100
Lampiran 11
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel Y (Profesionalisme Guru)
Res soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8
r1 4 4 4 4 3 4 3 3
r2 2 4 3 4 4 4 3 4
r3 3 3 4 4 2 3 4 3
r4 3 3 2 3 4 4 4 2
r5 4 4 4 4 4 4 4 3
r6 4 4 4 4 4 4 4 4
r7 4 4 4 4 4 4 4 4
r8 3 2 1 3 4 4 4 3
r9 4 4 4 4 4 4 4 4
r10 4 4 4 4 4 4 4 2
35 36 34 38 37 39 38 32
soal 9 soal 10 soal 11 soal 12 soal 13 soal 14 soal 15 soal 16 soal 17
2 2 2 3 3 3 3 3 3
2 4 3 4 3 3 4 3 4
2 2 3 3 4 3 3 3 3
3 3 2 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 4 2 3 4 3 3 4
3 2 3 3 3 4 4 4 4
3 2 3 3 4 4 2 2 4
30 29 31 34 36 37 35 34 38
101
soal 18 soal 19 soal 20 soal 21 soal 22 soal 23 soal 24 soal 25 soal 26
2 3 3 2 3 3 1 3 3
3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 4 4 2 3 4 2 4 4
4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 1 4 4 4 4 4
4 3 2 1 4 3 1 4 3
3 4 4 1 4 4 3 3 4
4 3 3 2 4 3 3 4 3
35 36 35 18 38 37 30 37 36
soal 27 soal 28 soal 29 soal 30 soal 31 soal 32 soal 33 soal 34 soal 35
3 2 3 3 3 3 2 2 2
4 3 4 4 3 4 4 3 3
3 2 2 3 3 3 3 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 4 4 4 4 4
3 1 2 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 3 3 3 4 3 4 3
35 29 33 34 35 37 34 35 32
102
soal 36 soal 37 soal 38 soal 39 soal 40 jumlah
2 3 3 2 4 113
3 3 4 3 4 137
3 4 3 3 3 122
4 4 4 4 4 147
4 4 4 3 4 153
4 4 4 4 4 158
4 4 4 4 4 154
3 3 2 3 1 112
4 4 4 3 4 147
3 3 3 3 4 129
34 36 35 32 36 1372
103
Lampiran 12
Instrumen Penelitian Variabel X
( Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala Sekolah)
1. Identitas Responden
Jenis kelamin :
Umur :
Penididikan terakhir :
Jabatan :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
apa yang Bapak/Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar/salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu rasakan.
3. Keterangan
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan
Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
1 Kepala sekolah mampu menyusun
program kerja jangka panjang
2
kepala sekolah mampu memilih metode
yang sebaiknya digunakan untuk mencapai
tujuan sekolah
3
kepala sekolah melakukan pengamatan
rutin (monitoring) pelaksanaan kegiatan
sekolah agar berjalan sesuai dengan
rencana
4 kepala sekolah membuat pelatihan untuk
104
pengembangan profesionalisme guru
5 kepala sekolah membentuk tim jaringan
atau pengembang kurikulum
6 kepala sekolah memastikan kelengkapan
sarana dan prasarana
7 kepala sekolah memonitoring kelayakan
sarana dan prasarana
8
Kepala sekolah membuat perencanaan
program semester supervisi manajerial 3
bulan sekali
9
Kepala sekolah merencanakan supervisi
manajerial dalam meningkatkan
profesionalisme guru
10
Kepala sekolah harus menyiapkan
instrumen supervisi (lembar observasi,
angket, pedoman wawancara, dll) sebelum
melakukan supervisi manajerial
11 Kepala sekolah menyiapkan jadwal
supervisi manajerial
12
Kepala sekolah menyajikan hasil supervisi
sebelumnya, sebelum melakukan supervisi
manajerial
13
Kepala sekolah melakukan classroom
observation (observasi kelas yang
tujuannya adalah untuk memperoleh data
obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran)
14
Kepala sekolah melaksanakan supervisi
manajerial kepada guru kelas pada
menjelang ulangan semester
15 kepala sekolah mengupdate sarana dan
prasarana yang ada di sekolah
16 kepala sekolah melaksanakan kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana
105
17 Kepala sekolah melakukan tindak lanjut
dari hasil evaluasi program di sekolah
18
kepala sekolah menilai pelaksanaan
pekerjaan terhadap semua guru maupun
pegawai
19
kepala sekolah membantu guru dalam
menyelesaikan masalah dalam penyelsaian
tugas dan tanggung jawab guru
20 kepala sekolah menindak lanjuti hasil
evalusi supevisi manajerial
106
Lampiran 13
Instrumen Penelitian Variabel Y
(Profesionalisme Guru )
1. Identitas Responden
Jenis kelamin :
Umur :
Penididikan terakhir :
Jabatan :
2. Petunjuk Pengisian
d. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
e. Berilah tanda (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
apa yang Bapak/Ibu alami.
f. Tidak ada jawaban yang bernilai benar/salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu rasakan.
3. Keterangan
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
107
No. Pernyataan
Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
1 Guru memahami dan mengidentifikasi
bekal belajar siswa
2
Guru melakukan pelatihan yang telah di
sediakan baik dari kepala sekolah maupun
kedinasan
3
Guru memiliki integritas kepribadian dan
tindakan sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, serta peraturan dan
ketentuan yang berlaku
4 Guru mempunyai etos kerja yang tinggi
5 Guru menunjukkan keterbukaan dalam
berfikir dan bertindak
6 Guru menjalin hubungan yang baik dengan
siswa, rekan sejawat maupun masyarakat
7 Guru bekerjasama dengan orang tua siswa
8 Guru menunjukkan sikap disiplin (baik
dalam mengelola waktu)
9 Guru melakukan kunjungan kelas untuk
mengembangkan metode belajar
10 Guru dapat membimbing siswanya dalam
memecahkkan masalah
11 Guru mempunyai kemampuan
intrapersonal dan interpersonal
12 Guru menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran
13 Guru menembangkan kepribadian diri
sendiri.
14 Guru memahami potensi dan keberagaman
peserta didik
15 Guru memahami, menghayati, dan
melaksanakan kode etik guru Indonesia.
108
16
Guru mengembangkan profesionalisme
diri melalui evaluasi diri, refleksi dan
pemutakhiran terkait tugasnya.
17 Guru menyelesaikan tugas administrasi
yang dibebankan dengan baik.
18 Guru melakukan refleksi bekerja secara
berkala
19
Guru melakukan evaluasi pembelajaran
dan hasilnya dilaporkan kepada kepala
sekolah, siswa dan orang tua siswa
20 Guru memanfaatkan sarana dan prasarana
yang disediakan sekolah dengan efektif
109
Lampiran 14
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel X (Pelaksanaan Supervisi Manajerial Kepala
Sekolah)
responden soal1 soal 2 soal 3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8
res 1 4 4 4 4 4 4 4 2
res 2 4 3 3 3 4 4 4 4
res 3 4 4 4 4 3 4 4 4
res 4 4 4 3 3 3 4 3 3
res 5 3 3 3 3 3 4 4 3
res 6 3 3 3 2 2 3 2 2
res 7 4 3 4 3 4 4 4 4
res 8 4 3 4 3 4 4 4 4
res 9 4 4 4 2 4 4 4 4
res 10 3 3 4 3 3 4 4 3
res 11 3 2 3 2 4 3 3 2
res 12 4 4 4 3 4 4 3 4
res 13 4 4 4 4 4 4 3 3
res 14 4 4 4 4 4 4 4 4
res 15 4 4 3 3 4 4 4 3
res 16 4 4 4 4 4 4 4 4
res 17 3 3 3 2 2 4 3 2
res 18 3 3 3 2 2 4 3 2
res 19 3 3 2 1 4 3 2 3
res 20 4 2 4 2 4 4 4 4
res 21 4 4 3 3 4 4 4 3
res 22 4 4 3 3 3 4 4 3
res 23 4 4 3 3 3 4 4 3
res 24 4 4 4 3 4 4 4 3
res 25 4 4 4 4 4 4 3 3
res 26 4 4 4 3 4 4 4 3
res 27 4 4 3 3 3 3 3 4
res 28 4 4 4 4 4 4 4 4
res 29 4 4 4 4 4 4 4 4
res 30 109 103 102 87 103 112 104 94
110
soal9 soal10 soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 soal16 soal17
3 3 3 3 3 3 4 4 3
3 3 3 3 4 4 4 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 4 3 3 3
2 4 3 3 3 2 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 3 3 4 3 4
3 2 4 3 3 3 2 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 3 4
4 3 4 4 3 4 4 4 4
3 4 4 4 3 2 3 4 3
3 4 4 4 3 2 3 4 3
3 2 2 2 1 1 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 3 3 4 4
3 3 3 4 4 4 4 3 4
2 3 3 3 4 3 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 3
3 3 3 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 2 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 2 3 3 4 3
97 98 102 100 100 100 105 106 105
111
soal18 soal19 soal20 jumlah
3 4 3 69
3 3 2 67
4 4 4 77
4 3 3 66
4 4 3 66
3 3 3 55
4 3 4 76
4 3 4 76
4 4 4 78
4 3 3 67
3 3 3 57
4 4 3 76
4 3 3 76
4 4 4 78
4 4 3 72
4 4 4 78
4 4 3 63
4 4 4 64
4 3 3 51
4 4 4 76
4 4 4 74
4 4 3 71
4 3 4 69
4 4 4 73
4 4 4 74
4 4 4 76
4 4 4 70
4 4 4 80
3 4 3 70
111 106 101 2045
112
Lampiran 15
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Y (Profesionalisme Guru)
responden soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8
res 1 4 4 3 2 3 4 4 4
res 2 3 3 3 2 3 3 4 4
res 3 4 4 4 3 4 4 4 3
res 4 3 3 3 2 3 3 3 3
res 5 3 3 3 3 4 4 4 3
res 6 3 3 4 3 3 3 4 3
res 7 4 4 4 4 4 4 4 4
res 8 4 4 4 4 4 4 4 4
res 9 4 4 4 4 4 4 4 4
res 10 3 4 4 4 4 4 3 4
res 11 3 2 3 3 3 3 3 3
res 12 3 3 3 3 3 3 2 4
res 13 4 3 3 4 4 4 4 4
res 14 4 4 4 4 4 4 4 4
res 15 3 4 4 4 4 4 4 4
res 16 4 4 4 4 4 4 4 4
res 17 3 3 3 3 3 3 2 2
res 18 4 4 4 4 4 4 4 4
res 19 3 2 3 3 3 3 1 3
res 20 4 4 4 4 4 4 4 4
res 21 4 4 4 4 3 4 4 4
res 22 3 4 3 3 4 4 4 3
res 23 4 3 4 4 4 4 4 4
res 24 4 3 4 4 4 4 4 4
res 25 4 4 4 4 4 4 4 4
res 26 4 3 3 3 3 3 4 4
res 27 4 3 3 4 4 4 3 3
res 28 4 4 4 4 4 4 4 4
res 29 4 3 4 2 2 3 3 3
res 30 105 100 104 99 104 107 104 105
113
responden soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8
res 1 4 4 3 2 3 4 4 4
res 2 3 3 3 2 3 3 4 4
res 3 4 4 4 3 4 4 4 3
res 4 3 3 3 2 3 3 3 3
res 5 3 3 3 3 4 4 4 3
res 6 3 3 4 3 3 3 4 3
res 7 4 4 4 4 4 4 4 4
res 8 4 4 4 4 4 4 4 4
res 9 4 4 4 4 4 4 4 4
res 10 3 4 4 4 4 4 3 4
res 11 3 2 3 3 3 3 3 3
res 12 3 3 3 3 3 3 2 4
res 13 4 3 3 4 4 4 4 4
res 14 4 4 4 4 4 4 4 4
res 15 3 4 4 4 4 4 4 4
res 16 4 4 4 4 4 4 4 4
res 17 3 3 3 3 3 3 2 2
res 18 4 4 4 4 4 4 4 4
res 19 3 2 3 3 3 3 1 3
res 20 4 4 4 4 4 4 4 4
res 21 4 4 4 4 3 4 4 4
res 22 3 4 3 3 4 4 4 3
res 23 4 3 4 4 4 4 4 4
res 24 4 3 4 4 4 4 4 4
res 25 4 4 4 4 4 4 4 4
res 26 4 3 3 3 3 3 4 4
res 27 4 3 3 4 4 4 3 3
res 28 4 4 4 4 4 4 4 4
res 29 4 3 4 2 2 3 3 3
res 30 105 100 104 99 104 107 104 105
114
soal 18 soal 19 soal 20
3 3 3 65
4 4 4 62
4 4 4 72
3 3 3 55
3 3 3 63
4 4 4 64
4 4 4 76
4 4 4 76
4 4 4 76
4 4 3 71
3 3 3 55
4 3 3 58
4 4 4 72
4 4 4 76
3 2 3 70
3 4 4 75
3 3 3 53
3 4 4 75
4 3 4 53
4 4 4 76
3 4 3 72
3 4 3 66
3 4 3 72
3 3 4 72
4 4 4 76
4 4 4 66
3 3 4 66
4 4 4 76
4 3 3 58
103 104 104 1967
115
Lampiran 16
Descriptive Statistics
N Range
Minimu
m
Maximu
m Sum Mean
Std.
Deviation
pelaksanaan
supervisi manajerial
kepala sekolah
29 29 51 80 2045 70.52 7.288
profesionalisme guru 29 25 55 80 2056 70.90 8.108
Valid N (listwise) 29
116
Lampiran 17
Tabel Distribusi R
117
Lampiran 18
Tabel Distribusi T
118
Lampiran 19
Tabel Uji Referensi
119
120
121
122
123
124
Lampiran 20
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
125
Lampiran 21
Surat Permohonan Izin Penelitian
126
Lampiran 22
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
127
Biodata Penulis
Nama saya Siti Nur Cholis, saya lahir di
Ponorogo 28 Februari 1998. Saya anak pertama
dari pasangan bapak Adi Sanjaya dan ibu Suliati.
Saat ini saya tinggal di Jln Oscar 4 Rt.06/Rw.02
Blok. C No. 09 Bambu Apus Pamulang,
Tangerang Selatan, Banten, Jawa Barat 14514.
Saya telah menempuh pendidikan di TK Al –
Barokah pada Tahun 2003, MI Al - Ihsan
Pamulang pada Tahun 2003 -2009, SMP AL -
Islam Ponorogo Tahun 2009-2012, SMA Al-Islam Ponorogo Tahun 2012-2015,
dan Uin Syarif Hidayatullah Jurusasn Manajemen Pendidikan Tahun 2015-2019.
Motto hidup saya “ jangan takut pada ucapan dunia, kebahagiaan kita yang
menentukan”. Alamat email saya sitinurcholis0@gmail.com