Post on 06-Feb-2018
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PEBI MUHAMAD FIKRI
107016300526
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DN KEGURUAN
UI N SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Pebi Muhamad Fikri. Pengaruh Model Pembelajaran Berpikir Induktif
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Getaran Dan Gelombang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran berpikir
induktif terhadap hasil belajar siswa SMP pada konsep getaran dan gelombang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi-eksperimen dan
desainnya pretest and posttest control group. Penelitian dilakukan terhadap siswa
kelas VIII pada salah satu SMP yang ada di kabupaten Sumedang tahun pelajaran
2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai thitung sebesar 2,940 dan ttabel sebesar 1,684. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung
berada di daerah penolakan H0, yaitu ttabel < thitung atau 1,684 < 2,940. Dengan
demikian H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran berpikir induktif
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa SMP.
Kata kunci: model pembelajaran berpikir induktif dan hasil belajar
ii
ABSTRACT
Pebi Muhamad Fikri. The Effect of Inductive Teaching Model on Physics
Learning Outcomes Concept of Vibration and Waves.
The aims of this research is to find out the effect of inductive teaching model on
physics learning outcomes concept of vibration and waves. This study is a quasi-
experimental method pretest and posttest control group design. This research
conducted on eighth grade students at one of junior high school in Sumedang in
2012/2013. The results showed that tobserved = 2,940 dan ttable = 1,684. The results
of analysis showed that tobserved located in the rejection H0, ttable < tobserved or 1,684
< 2,940. It means that H0 is rejected and Ha is accepted at the 0,95 significant
level. From the result of the analysis above, it can be concluded that the use of
inductive teaching model significantly affect on physics learning outcomes.
Keywords: inductive teaching model and learning outcomes
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berpikir Induktif
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Getaran Dan Gelombang”.
Skripsi ini menggambarkan bagaimana pengaruh model pembelajaran Berpikir
Induktif terhadap hasil belajar siswa. Selain itu skripsi ini memberikan gambaran
kepada guru fisika yang akan menggunakan model ini sebagai salah satu alternatif
model dalam pembelajaran fisika di sekolah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini, tidak lepas dari dukungan dan
dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari selama pembuatan dan
penulisan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik
yang bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Mamah dan Bapa tercinta yang telah mendidik, mengajar dan memberikan
kepercayaan kepada penulis untuk melangkah lebih jauh, menyelesaikan
kuliah dan skripsi, yang selalu berdoa dalam setiap hela nafas dan sujudnya,
yang selalu mendukung penulis sehingga penulis mempunyai kepercayaan
iv
diri yang sangat tinggi serta selalu optimis dalam menjalani hidup.
Terimakasih atas nama terbaik yang diberikan.
2. Kakak dan adik-adikku tercinta Devi Solehat, Maskuri, Muhammad Miftah
terimakasih atas segala doa, cinta, harapan, motivasi dan semangat yang
diberikan, terimakasih atas segalanya.
3. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
5. Bapak Iwan Permana S, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
6. Bapak Prof. Dr. Azis Fahruozi, MA., selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak Ibu dosen yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di
UIN Syarif Hidayatllah Jakarta Program Studi Pendidikan Fisika.
9. Ibu Kepala Sekolah, Guru, serta Staf SMP Negeri 4 Sumedang, khususnya
Tuti, S. Pd., selaku Guru IPA (fisika) yang telah banyak membantu penulis
selama penelitian.
v
10. Siswa-siswi SMP Negeri 4 Sumedang khususnya kelas VIII-A dan VII-B
angkatan 2012/2013 yang telah membantu penulis saat proses pengumpulan
data. Kegembiraan, keriangan dan kelucuan dari kalian sangat penulis
rindukan.
11. Teman-teman terbaik yang selalu memberi semangat di Berkah Family dan
rekan Physic Family. Thanks for being my friends in the health and sick, in
the happiness and sadness, in the love and cherish, Thank you for all.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak terutama bagi para pengembang produk pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaan fisika di sekolah.
Jakarta, 6 Februari 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS .......................................................................... 6
A. Kajian Teoritis ............................................................................ 6
1. Makna Belajar dan Hasil Belajar .......................................... 6
2. Teori Belajar Konstruktivisme ............................................. 11
3. Model Pembelajaran Berpikir Induktif ................................ 12
4. Hubungan Model Pembelajaran Berpikir Induktif
dan Hasil Belajar ................................................................ 19
5. Model Pembelajaran Direct Instruction ............................. 21
6. Konsep Getaran dan Gelombang ....................................... 24
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 27
C. Kerangka Pikir ............................................................................ 28
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 30
B. Metode Penelitian........................................................................ 30
C. Desain Penelitian ........................................................................ 30
vii
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 31
E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 31
F. Variabel Penelitian ..................................................................... 32
G. Instrumen Penelitian ................................................................... 32
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................... 33
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38
J. Teknik Analisis Data ................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 45
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 45
1. Deskripsi Hasil Belajar ........................................................ 45
2. Peningkatan Hasil Belajar ................................................... 48
3. Uji Statistik Hasil Belajar ..................................................... 50
B. Pembahasan ................................................................................ 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 56
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
B. Saran ............................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 60
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental
yang tidak teramati pada tahap pembentukan konsep ...................... 16
Tabel 2.2 Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental
yang tidak teramati pada tahap interpretasi data................................... 16
Tabel 2.3 Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental
yang tidak teramati pada tahap aplikasi prinsip ............................... 17
Tabel 2.4 Hubungan antara model pembelajaran berpikir induktif
dan hasil belajar yang diteliti ........................................................... 19
Tabel 2.5 Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction .............................. 23
Tabel 3.1 Pretest and Posttest Control Group Design .................................... 31
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ................................................................... 32
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ..................................................... 34
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ...................................... 36
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................................. 36
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................ 37
Tabel 3.7 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes .................................... 37
Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda .............................................................. 38
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ................................................ 38
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika (Pretest) Kelompok
Eksperimen dan Kontrol .................................................................. 46
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Eksperimen dan Kontrol ................................................................... 58
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika (Posttest) Kelompok
Eksperimen dan Kontrol .................................................................. 47
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol ................................................................... 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ..................................................................................... 51
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest .......................................... 52
Tabel 4.7 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar Konsep Getaran dan Gelombang
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................... 52
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Getaran pada ayunan sederhana .................................................... 24
Gambar 2. 2 Gelombang tranversal ................................................................... 25
Gambar 2. 3 Bagian-bagian gelombang tranversal ........................................... 25
Gambar 2. 4 Gelombang longitudinal pada pegas ............................................. 26
Gambar 2. 5 Bagian-bagian gelombang longitudinal ....................................... 26
Gambar 2. 6 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 28
Gambar 4. 1 Diagram Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................... 48
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Ranah kognitif ................... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1 Melalui proses
pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami fenomena yang terjadi
di alam sekitar, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
menjadi suatu produk yang bermanfaat. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.2
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mengkaji tentang
berbagai fenomena alam dan memegang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan sains, teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam.3
Oleh karena itu, pembelajaran fisika di sekolah harus benar-benar dikelola
dengan baik dan mendapatkan perhatian yang lebih agar dapat menjadi
landasan yang kuat bagi peranan tersebut.
Hasil penelitian pendahuluan di salah satu SMP Negeri di Sumedang
menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara fakta di lapangan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Rata-rata nilai ulangan harian siswa di
sekolah yang bersangkutan (untuk materi getaran dan gelombang)
menunjukkan bahwa 62,5% siswa nilainya dibawah 70 (standar ketuntasan
belajar minimum yang ditetapkan sekolah tersebut). Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dapat dikatakan masih rendah. Guru hanya
menerapkan metode pembelajaran ceramah terkait dengan materi yang ada di
buku. Siswa mencatat apa yang disampaikan guru dan siswa hanya diarahkan
1
Depdiknas, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, h. 377. Tersedia:
http://www.media.diknas.go.id/media/document/43366.Pdf. [5 Januari 20011] 2 Ibid., h. 377.
3 Ibid., h. 443.
1
2
untuk mampu menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami serta
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu proses
pembelajaran bersifat teacher-center atau berpusat pada guru. Siswa jarang
diberi kesempatan untuk ikut aktif dalam pembelajaran sehingga kemampuan
siswa dalam mencerna dan mengolah pengetahuan yang mereka dapatkan
kurang optimal. Keadaan pembelajaran seperti ini kurang melatih potensi
siswa sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.
Dengan kondisi lapangan seperti di atas menyebabkan potensi siswa
selama pembelajaran kurang optimal sehingga berdampak pada rendahnya
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis menganggap diperlukan suatu
upaya dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan dan
kebebasan bagi siswa untuk mengembangkan seluruh potensi belajar siswa
sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang sesuai untuk permasalahan tersebut
adalah model pembelajaran berpikir induktif. Karakteristik dari model
pembelajaran berpikir induktif antara lain yaitu mampu membangun konsep
siswa dengan cara menggeneralisasi, mengembangkan sikap positif terhadap
objek, dan menekankan adanya partisipasi siswa dalam melakukan observasi,
pengamatan, dan siswa diberi kesempatan secara maksimal untuk aktif dalam
pembelajaran.
Pemilihan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep yang
diajarkan sangat mepengaruhi kegiatan pembelajaran, baik pada proses
pembelajaran, aktivitas siswa, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
maupun terhadap hasil belajarnya. Konsep fisika yang menarik untuk
digunakan dalam pembelajaran berpikir induktif adalah konsep getaran dan
gelombang. Pada konsep getaran dan gelombang tahapan-tahapan berpikir
induktif yang mencakup pembentukan konsep, interpretasi data dan aplikasi
prinsip dapat diterapkan mulai dari siswa mengolah informasi sampai siswa
melakukan praktikum.
Model pembelajaran berpikir induktif telah diterapkan oleh beberapa
peneliti, (1) Iksan (2007) dengan judul penelitian “Penerapan Model
3
Pembelajaran Induktif Menurut Hilda Taba Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Rasional Dalam Pembelajaran Fisika SMP ” dengan
kesimpulan akhir model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan
keterampilan berpikir rasional siswa dengan kategori efektif. (2) N. Yulia
Anggriani (2009) dengan judul penelitian “Penggunaan Model Pembelajaran
Induktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Fisika” dengan kesimpulan akhir model pembelajaran induktif
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam kategori sedang. (3) Eli
Anisa (2009) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran
Induktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA”
dengan kesimpulan akhir model pembelajaran induktif dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori tinggi. (4) Darmilah Siti
(2007) dengan judul penelitian “Model Pembelajaran Induktif Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika di SMP” dengan kesimpulan akhir model
pembelajaran induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kategori
efektif. (5) Purba Ulina (2012) dengan judul penelitian ”Upaya penerapan
Model Pembelajaran induktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Pinangsori Tapanuli Tengah” dengan
kesimpulan akhir penerapan model pembelajaran induktif dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa dengan kategori efektif.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, penelitian ini
dimaksudkan untuk menggali lebih dalam dan mengembangkan model
pembelajaran berpikir induktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran fisika.
Dalam hal ini, model pembelajaran berpikir induktif yang dimaksud
adalah model pembelajaran berpikir induktif menurut Hilda Taba. Taba
mengembangkan model pembelajaran induktif ini dengan didasarkan pada
konsep proses mental siswa dengan memperhatikan proses berpikir siswa
untuk menangani informasi dan menyelesaikannya. Proses berpikir yang
dimaksud adalah proses kognitif siswa yang tidak terlihat dan tidak terukur
namun hasil dari proses berpikir tersebut dapat terlihat ketika terjadi interaksi
4
antara siswa dengan lingkungan belajar dan terukur dari hasil belajar yang
diperoleh siswa. Dalam model pembelajaran berpikir induktif kemampuan
siswa untuk menangani informasi dan menyelesaikan masalah bermula dari
upaya induksi sebagai landasan utama untuk mengembangkan kemampuan
berpikir induktif ini. Menempatkan guru sebagai pemonitor dan fasilitator bagi
siswa dalam memproses informasi yang diterimanya. Dengan menerapkan
model pembelajaran berpikir induktif pada pembelajaran fisika, diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berpikir Induktif terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa SMP pada Konsep Getaran dan Gelombang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang masih
rendah.
2. Proses pembelajaran bersifat teacher-center atau berpusat pada guru.
Keadaan pembelajaran seperti ini kurang melatih potensi siswa sehingga
berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar yang dimaksud dilihat dari aspek kognitif mengingat )
sampai menganalisis ) berdasarkan taksonomi tujuan instruksional
menurut B.S Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.
2. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar pada konsep getaran dan
gelombang, meliputi dua sub konsep yaitu getaran dan gelombang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka secara umum rumusan masalah yang akan diteliti adalah
5
“Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran berpikir induktif
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran berpikir
induktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan
gelombang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa,
guru, sekolah maupun institusi pendidikan lainnya.
1. Bagi siswa, melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran fisika.
2. Bagi guru, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
mengenai model pembelajaran dalam upaya memperbaiki proses
pembelajaran.
3. Bagi sekolah dan institusi pendidikan lainnya, diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan informasi dan kajian dalam pengembangan pembelajaran
IPA khususnya fisika, dan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Makna Belajar dan Hasil Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.4 Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5
Dengan demikian belajar merupakan proses menghubungkan
pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki
seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan.
Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke
dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi
Bloom). Taksonomi Bloom yang digunakan merupakan taksonomi Bloom
yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. Pada penelitian ini, penulis
hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah kognitif saja. Ranah
kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual
(knowledge) dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:6
a. Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan
dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja
didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan
dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna
(meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving).
4 Ratna Wilis. D, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 11.
5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 13.
6 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), h. 245-247.
6
7
Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali
(recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan
dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-
hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia,
sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang
membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
b. Memahami (Understand)
Memahami berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika
seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota
dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu
contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan
prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan
dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau
situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan
satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.
c. Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi
pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi
kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan
(implementing).
Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam
menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan dimana siswa sudah
mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti
prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui
prosedur yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan
8
maka siswa diperbolehkan melakukan modifikasi dari prosedur baku yang
sudah ditetapkan.
Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan
menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih
asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu
mengenali dan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian baru
menetapkan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Mengimplementasikan berkaitan erat dengan dimensi proses kognitif yang
lain yaitu mengerti dan menciptakan.
Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa
menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku atau
standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa
benar-benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian
berlanjut pada munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing
bagi siswa, sehingga siswa dituntut untuk mengenal dengan baik
permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan.
d. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan
dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan
tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis
merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan
pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa
memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa
untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih
penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi
dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan
siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan
kesimpulan dari suatu informasi pendukung.
9
Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut
(attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan
muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian
memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang menjadi permasalahan.
Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan
alasan suatu hal ditemukan dan diciptakan. Mengorganisasikan
menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan
mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan
hubungan yang baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa
membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-
potongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan
oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan
dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun
hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan.
e. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria
atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat
berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh
siswa. Perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan
dimensi mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif
memerlukan penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa
dengan penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan
kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat
mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan dibandingkan dengan
perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang
dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.
Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi
(critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang
tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika
10
dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan
mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan
sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah
pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan
standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa
melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal,
kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini.
f. Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-
unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda
dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman
belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan
mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total
berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di
sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan
karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini
dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain
seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan
informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan
siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.
Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan
memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan
merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang
diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen
yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada
perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural,
dan pengetahuan metakognisi.
11
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan teori belajar yang berhubungan dengan
cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada penemuan
makna (meaningfulness). Perolehan pengetahuan tersebut melalui informasi
dalam struktur kognitif yang telah ada hasil sebelumya dan siap dikonstruk
untuk mendapatkan pengetahuan baru.7
Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan belajar yang
menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika siswa secara
aktif membangun (construct) sendiri pengetahuan dan pemahamannya.8
Dalam hal ini, siswa belajar dengan mengembangkan pengetahuan awal yang
sudah terlebih dahulu dimilikinya. Dengan bermodalkan pengetahuan awal
ini, siswa mencoba membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya
didasarkan pada informasi-informasi baru yang diterimanya baik dari
lingkungan maupun dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
Oleh karena itu, para pakar konstruktivisme (constructivist) yakin
bahwa pengetahuan itu tidak mutlak, melainkan dibangun oleh pembelajar
berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan pandangannya
terhadap dunia di sekitarnya. Para pakar konstruktivisme juga
mengemukakan bagaimana pengetahuan dapat disusun sehingga dapat
dipelajari, yaitu dengan cara para pembelajar sendiri yang harus aktif
sehingga pembelajar dapat memilih dan menginterpretasikan informasi yang
diperolehnya dari lingkungan di sekitar dirinya.
Konstruktivisme menjelaskan bahwa pemahaman bisa didapat dari
interaksi seseorang dengan lingkungannya, konflik kognitif dapat mendorong
seseorang untuk belajar, dan pengetahuan dapat terbentuk ketika siswa
menegosiasikan situasi sosial dan mengevaluasi pemahaman individualnya.
Terdapat banyak teori yang menjelaskan konstruktivisme. Teori-teori tersebut
7 Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar Internasional
Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 8 8 John W Santrock, Educational Psychology, 2
nd Edition, (New York: McGraw Hill
Companies Inc., 2004), h. 314.
12
menjelaskan bagaimana sebuah pengetahuan dan pemahaman terbentuk pada
diri seseorang.
3. Model Pembelajaran Berpikir Induktif
Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris,
Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan
didasarkan atas fakta-fakta yang kongkret sebanyak mungkin.9 Adapun yang
dimaksud dengan berpikir induktif adalah “suatu proses dalam berpikir yang
berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju hal yang lebih umum”.10
Kemudian pada tahun 1966 Hilda Taba memperkenalkan suatu model
pembelajaran yang didasarkan atas cara berpikir induktif yaitu model
pembelajaran induktif. Model pembelajaran berpikir induktif menurut Hilda
Taba juga dikembangkan atas dasar “konsep proses mental siswa dengan
memperhatikan proses berpikir siswa untuk menangani informasi dan
menyelesaikannya”.11
Model pembelajaran berpikir induktif memiliki karakteristik sebagai
berikut:12
1. Digunakan untuk mengajarkan konsep dengan menggeneralisasi.
2. Efektif untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran.
3. Menumbuhkan minat siswa karena partisipasi siswa dalam melakukan
observasi sangat mendapat penekanan dan siswa secara maksimal diberi
kesempatan untuk aktif (proses utama dalam model pembelajaran induktif
adalah aktivitas siswa).
4. Mengembangkan keterampilan proses siswa dalam belajar.
5. Mengembangkan sikap positif terhadap objek.
9 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), hal
76. 10
Ibid., h. 77. 11
Joyce, B. dan M. Weil. Model of Theaching. (Englewood Clits.new Jersey: Prentice-Hall.
Inc, 1972), h. 123. 12
Eko S Warimun. Efektivitas Model Pembelajaran Induktif dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar, Motivasi Berprestasi dan Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Fisika. (Tesis pada SPS UPI
Bandung: Tidak diterbitkan, 1997), h. 20.
13
Taba mengembangkan model pembelajaran induktif ini melalui
strategi mengajar yang didesain untuk membangun proses induktif serta
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam
mengkategorikan dan menangani informasi. Jadi pada dasarnya model
pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan cara berpikir induktif, yaitu
menarik kesimpulan dari suatu masalah atau fenomena berdasarkan informasi
atau data yang diperoleh. “Atas dasar cara berpikir induktif tersebut, model
pembelajaran ini menekankan pengalaman lapangan seperti mengamati gejala
atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan”.13
Dalam model pembelajaran induktif ini salah satu ciri khasnya adalah
dapat mengembangkan keterampilan berpikir. Sejumlah pertanyaan disajikan
pada siswa dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menuntun siswa
untuk menyelesaikan masalah mereka secara induktif. Proses berpikir yang
dapat dibangun melalui model pembelajaran berpikir induktif dilandasi oleh
tiga postulat Taba yaitu:14
1. Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar menurut Hilda Taba berarti
membantu siswa menyelesaikan latihan untuk membangun kemampuan
berpikir induktif.
2. Proses berpikir adalah transaksi aktif antara individu dan data. Proses
interaksi dalam kelas, guru memberikan bahan-bahan pelajaran sehingga
siswa menampilkan kegiatan kognitif tertentu, mengorganisasikan fakta-
fakta dalam konsep-konsep dan menarik kesimpulan dari hipotesa,
memprediksi dan menjelaskan fenomena. Operasi-operasi mental ini
tidak dapat diajarkan langsung tanpa melalui bahan-bahan pelajaran,
sedangkan guru dapat membantu siswa dalam hal internalisasi dan
konsepsualisasi proses mental.
3. Proses berpikir berkembang secara bertahap dan tahap ini tidak dapat
dibalik. Strategi pembelajarannya memperhatikan tahapan-tahapan
13
Ibid., h. 20. 14
Joyce, B. dan M. Weil…, h. 131.
14
tertentu dan harus diberikan pada waktu yang tepat, yaitu siswa secara
intelektual berada pada rasa ingin tahunya.
Dalam mengembangkan strategi mengajar, Taba mengidentifikasi
tugas-tugas kognitif siswa. Berdasarkan hal tersebut, ada tiga tahapan model
dari strategi mengajar yang menjadi sintaks dari model pembelajaran berpikir
induktif ini yaitu sebagai berikut.15
1. Tahap I: Pembentukan Konsep (Concept Formation), meliputi:
a. Menyebutkan dan membuat data yang relevan dengan masalah.
b. Mengelompokkan.
c. Memberi nama.
2. Tahap II: Interpretasi Data (Interpretasi Data), meliputi:
a. Mengidentifikasi hubungan antarvariabel.
b. Menjelaskan hubungan antarvariabel.
c. Menyimpulkan.
3. Tahap III: Aplikasi Prinsip (Application of Prinsiples), meliputi:
a. Membuat prediksi atau hipotesis.
b. Menjelaskan prediksi atau hipotesis.
c. Menguji prediksi atau hipotesis.
Tujuan tahap I, pembentukan konsep adalah mengajak siswa untuk
membentuk dan mengembangkan konsep yang dapat digunakan siswa untuk
memproses informasi selanjutnya. Tahap I ini terdiri dari tiga fase. Pada fase
pertama, siswa diminta untuk melakukan sesuatu terhadap data, yaitu
menyebutkan data-data yang relevan dengan masalah. Setelah siswa
menyebutkan semua data yang diperolehnya, selanjutnya fase kedua siswa
diminta untuk mengelompokkan data-data tersebut ke dalam kategori
berdasarkan persamaan-persamaan yang kemudian pada fase ketiga siswa
diminta untuk memberi nama atau label pada tiap kategori yang dibentuk
tersebut.
Pada tahap II, interperensi data, juga terdiri dari tiga fase. Pada fase
pertama, siswa diminta untuk mengidentifikasi data atau butir-butir informasi
15
Joyce, B. dan M. Weil…, h. 124.
15
yang telah dikelompokkan dan diberi nama pada tahap I. Selanjutnya pada
fase kedua, siswa diminta untuk menjelaskan atau menerangkan butir-butir
informasi yang telah diidentifikasi tersebut misalnya dengan meminta siswa
untuk menghubungkan hal yang satu dengan yang lain atau menentukan
hubungan sebab-akibat dari hubungan tersebut. Sedangkan pada fase ketiga,
siswa diminta untuk membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada
fase-fase sebelumnya.
Seperti halnya pada tahap I dan II, pada tahap III juga terdiri dari tiga
fase. Pada fase pertama siswa diminta untuk memprediksikan pengaruh atau
akibat yang akan terjadi, menjelaskan data-data yang lebih luas, atau
membuat hipotesis. Pada fase kedua, siswa mencoba untuk menjelaskan
hipotesis yang telah mereka buat, dan pada fase ketiga merupakan proses
untuk menguji ramalan atau hipotesis. Pada fase ketiga ini, siswa diminta
untuk membuat kesimpulan secara menyeluruh dari tahap pertama sampai
pada tahap terakhir.
Ketika siswa mengalami proses informasi pada semua tahap, terdapat
kegiatan-kegiatan yang dapat diamati dan sejumlah operasi mental yang tidak
dapat diamati. Misalnya, seorang siswa dapat menyebutkan pengertian
getaran. Kegiatan siswa dalam menyebutkan suatu pengertian getaran dapat
diamati. Tahap proses mental siswa sehingga dapat menyebutkan pengertian
getaran tidak dapat diamati.
Untuk memunculkan kegiatan siswa dapat teramati dan operasi
mental siswa yang tidak dapat teramati. Taba mengidentifikasi pertanyaan-
pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru selama proses pembelajaran yaitu
sebagai berikut.
16
Tabel 2.1
Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak
teramati pada tahap pembentukan konsep (Joyce dan Weil, 1972: 126)
No Kegiatan yang
teramati
Operasi mental
yang tidak
teramati
Pertanyaan yang dapat
dikemukakan oleh guru
1. Menyebutkan dan
membuat daftar
Membedakan Apa yang kamu
lihat/dengar/catat?
2. Mengelompokkan Mengidentifikasi
sifat-sifat yang sama
Apa yang sama? Apa
kriterianya?
3. Membuat nama dan
mengkategorikan
Menentukan urutan
secara hierarki dari
butir-butir informasi
Bagaimana kita
menyebutkan kelompok itu?
Tabel 2.2
Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak
teramati pada tahap interpretasi data (Joyce dan Weil, 1972: 126)
N
o
Kegiatan yang
teramati
Operasi mental yang
tidak teramati
Pertanyaan yang dapat
dikemukakan oleh guru
1. Mengidentifikasi
butir-butir
informasi
Membedakan Apa yang kamu
amati/perhatikan/temukan?
2. Menerangkan
butir-butir
informasi yang
telah
diidentifikasi
Menghubungkan
kategori yang satu
dengan yang lain,
menentukan sebab dan
akibat dari hubungan
tersebut
Mengapa hal itu terjadi?
3. Membuat
kesimpulan
Menentukan implikasi
dan meramalkan
Apa artinya?
Apa gambaran yang
tercipta dalam pikiran
kamu?
Apa kesimpulannya?
17
Tabel 2.3
Hubungan antara kegiatan yang teramati dan operasi mental yang tidak
teramati pada tahap aplikasi prinsip (Joyce dan Weil, 1972: 126)
N
o
Kegiatan yang
teramati
Operasi mental yang tidak
teramati
Pertanyaan yang
dapat dikemukakan
oleh guru
1. Menganalisis
masalah,
menjelaskan
fenomena, dan
menyusun
hipotesis
Menganalisis masalah atau
keadaan, mendapatkan
kembali pengetahuan yang
relevan
Apa yang akan terjadi
jika…?
2. Menjelaskan
dan/atau
mendukung
prediksi atau
hipotesis
Menentukan hubungan
sebab-akibat untuk membuat
prediksi atau hipotesis
Mengapa kamu
berpikir atau
berpendapat hal itu
akan terjadi?
3. Menguji prediksi/
hipotesis
Menggunakan prinsip yang
logis atau fakta ilmu
pengetahuan untuk
menentukan kondisi yang
sesuai dan dibutuhkan
Apa yang dapat kamu
generalisasikan atau
dianggap benar?
Melalui proses bertanya, guru dapat mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan berpikir atau aspek kognitif siswa. Dalam hal ini
guru berperan sebagai pemonitor cara-cara siswa mengalami proses
informasi, menentukan siswa untuk menerima pengalaman, serta
meningkatkan kemampuan siswa dalam memproses data ke dalam susunan
yang lebih sistematis. Dalam peranannya tersebut guru dapat menggunakan
berbagai cara, tidak hanya melalui mengajukan pertanyaan, tetapi dapat juga
memberi komentar atau tanggapan, membimbing diskusi kelas, dan
mendengarkan penjelasan siswa. Jadi jelas bahwa dalam model pembelajaran
berpikir induktif, siswa secara aktif terlibat dalam memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru. Melalui bimbingan guru, siswa dituntun untuk dapat
menemukan kesimpulan sebagai penerapan hasil belajar melalui tahapan
pembentukan konsep, interpretasi data, dan aplikasi prinsip.
18
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui
model pembelajaran berpikir induktif, guru dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Hal
ini didukung oleh hasil penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Taba
(Nana Syaodah dalam Eko Warimun, 1997) dalam rangka pengembangan
kurikulum dan strategi belajar mengajar terhadap sejumlah guru sekolah
dasar yang terlatih antara lain disimpulkan bahwa aktivitas guru berupa
kegiatan meminta informasi, meminta penjelasan, meminta generalisasi,
meminta pemikiran konkret dan pemikiran abstrak dari siswa, dan
memberikan sumbangan nyata terhadap perkembangan keterampilan kognitif
siswa.
Adapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh model
pembelajaran berpikir induktif menurut Warimun (1997) adalah sebagai
berikut:
1. Kelebihan
a. Dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena siswa
selalu dipancing dengan pertanyaan.
b. Dapat menguasai secara tuntas topik-topik yang dibicarakan karena
adanya tukar pendapat antara siswa sehingga didapatkan suatu
kesimpulan akhir.
c. Mengajarkan siswa berpikir kritis karena selau dipancing untuk
mengeluarkan ide-ide.
d. Melatih siswa belajar bekerja sistematis.
e. Memotivasi siswa dalam kegiatan belajar karena melalui model
pembelajaran berpikir induktif siswa diberikan tantangan untuk
menafsirkan data eksperimen.16
2. Kekurangan
a. Membutuhkan banyak waktu.
16
National Science Teacher Association (NSTA). The Many Faces of Inductive Teaching
and Learning. International Journal of Inductive Teaching and Learning. Vol. 36. No. 5.
March/April 2007.
19
b. Sukar menentukan pendapat yang sama karena setiap siswa
mempunyai gagasan yang berbeda-beda.
4. Hubungan Model Pembelajaran Berpikir Induktif dan Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru memiliki tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memfasilitasi siswa dalam belajar agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Selain itu, guru juga berperan dalam mengembangkan
kemampuan intelektual siswa sehingga diharapkan siswa mempunyai
kemampuan dalam mentransformasi informasi secara aktif dan membangun
sendiri pengetahuannya. Oleh sebab itu, diperlukn adanya pembelajaran yang
dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
hubungan antara model pembelajaran induktif dengan hasil belajar dapat
diuraikan dalam tabel 2.4
Tabel 2.4
Hubungan antara Model Pembelajaran Berpikir Induktif
dan Hasil Belajar yang Diteliti
Sintaks Model
Pembelajaran
Induktif
Kegiatan yang
Teramati
Operasi Mental
yang Tidak
Teramati
Aspek
Kognitif
Tahap I :
Pembentukan
Konsep
a. Mengidentifikasi
dan menyebutkan
satu persatu data
yang relevan
pada suatu topik
atau masalah
b. Mengelompokka
n item-item
dalam kategori
c. Mengkategorikan
dan memberi
Menyebutkan dan
membuat daftar
Mengelompokka
n
Membuat nama
dan
Membedakan
Mengidentifikas
i sifat-sifat yang
sama
Menentukan
urutan secara
hierarki dari
- Mengingat (C1)
- Memahami (C2)
- Memahami (C2)
- Memahami (C2)
20
nama pada
kategori tersebut
menkategorikan butir-butir
informasi
Tahap II :
Interpretasi Data
a. Mengidentifikasi
butir-butir
informasi yang
diidentifikasi
b. Menerangkan
butir-butir
informasi yang
telah
didentifikasi
c. Membuat
kesimpulan
Mengidentifikasi
butir-butir
informasi
Menerangkan
butir-butir
informasi yang
telah
diidentifikasi
Membuat
kesimpulan
Membedakan
Menghubungka
n kategori yang
satu dengan
yang lain
Menentukkan
sebab dan akibat
dari hubungan
tersebut.
Membuat
implikasi dan
meramalkan
- Memahami (C2)
- Memahami (C2)
- Memahami (C2)
- Menganalisis
(C4)
Tahap III : Aplikasi
Prinsip
a. Menganalisis
masalah,
menjelaskan
fenomena, dan
menyusun
hipotesis
b. Menjelaskan dan
mendukung
hipotesis
c. Menguji ramalan
atau hipotesis
Menganalisis
masalah,
menjelaskan
fenomena, dan
menyusun
hipotesis
Menjelaskan dan
mendukung
hipotesis
Menguji prediksi
atau hipotesis
Menganalisis
masalah,
mendapatkan
kembali
pengetahuan
yang relevan
Menentukan
hubungan untuk
membuat
hipotesis
Menggunakan
prinsip logis
atau fakta ilmu
pengetahuan
untuk
menentukan
kondisi yang
sesuai dan
dibutuhkan
- Memahami (C2)
- Menganalisis
(C4)
- Memahami (C2)
- Mengaplikasika
n (C3)
- Menganalisis
(C4)
- Memahami (C2)
- Mengaplikasika
n (C3)
- Menganalisis
(C4)
21
5. Model Pembelajaran Direct Instruction
Model pembelajaran Direct Instruction merupakan sebuah model
pembelajaran yang berpusat pada guru. Saat melaksanakan model pembelajaran
ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan
dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian
memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru
harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa.
Pada model pembelajaran direct instruction terdapat lima fase yang sangat
penting. Lima aktivitas model pengajaran tersebut terdiri dari :
a. Orientasi
Pada tahap ini, kerangka kerja pelajaran dibangun. Selama tahap ini guru
menyampaikan tujuan dan keinginannnya, menjelaskan tugas-tugas yang ada
dalam pembelajaran dan menentukan tanggung jawab siswa. Untuk mencapai
tujuan dari tahap ini, ada langkah penting yang harus dilakukan guru yakni (1)
guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam
praktek; (2) guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan
pengetahuan dan atau pengalaman sebelumnya; (3) guru mendiskusikan prosedur-
prosedur pelajaran yakni bagian yang berbeda antara pelajaran dan tanggung
jawab siswa selama aktivitas-aktivitas berlangsung.
b. Presentasi (Demonstrasi)
Pada tahap presentasi ini guru menjelaskan konsep atau keahlian baru dan
memberikan pemeragaan serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep
baru, maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep
tersebut, aturan-aturan pendefinisian dan beberapa contoh. Jika materinya
merupakan konsep baru, maka hal yang harus disampaikan guru adalah langkah-
langkah untuk memiliki konsep tersebut dengan menyajikan contoh di setiap
langkah. Kesalahan umum pada bagian ini adalah terlalu sedikitnya pemeragaan
yang disajikan. Pada kasus apa pun, akan sangat membantu jika guru mentransfer
informasi materi baru, baik secara lisan maupun secara visual, sehingga siswa
22
akan memiliki dan dapat mempelajari representasi visual sebagai referensi dalam
awal pembelajaran. Tugas lain guru dalam tahap ini adalah menguji apakah siswa
telah memahami informasi baru sebelum mereka mengaplikasikannya dalam
tahap praktek. Menguji yang dimaksudkan adalah siswa diharuskan mengingat
dan memperhitungkan informasi yang baru saja mereka pelajari.
c. Praktek Terstruktur
Guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-langkah
di dalamnya. Peran guru dalam tahap ini adalah memberi respons balik terhadap
respons siswa, baik untuk menguatkan respons yang sudah tepat maupun untuk
memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang
tepat. Jika guru telah mampu menjalankan fungsi tersebut dengan baik dan bisa
memberikan contoh praktek yang benar, bisa dipastikan bahwa siswa akan
mampu memahami segala langkah dalam praktek sehingga mereka bisa
mengandalkan pengetahuan tersebut sebagai referensi utama sebelum menjalani
tahap praktek semi-independen.
d. Praktek Dibawah Bimbingan
Pada tahap ini guru memberikan siswa kesempatan untuk melakukan
praktek dengan kemauan mereka sendiri. Praktek dibawah bimbingan
memudahkan guru mempersiapkan bantuan untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasanya dilakukan dengan
cara membantu meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan siswa.
Peran guru dalam tahap ini adalah mengontrol kerja siswa, dan jika dibutuhkan,
memberikan respons yang korektif ketika dibutuhkan.
e. Praktek Mandiri
Praktek ini dimulai saat siswa telah mencapai level akurasi 85 hingga 90
persen dalam praktek dibawah bimbigan. Tujuan dari praktek mandiri adalah
memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman siswa
terhadap praktek-praktek sebelumnya. Dalam praktek mandiri, siswa melakukan
23
praktek dengan caranya sendiri tanpa batuan dan respons balik dari guru. Praktek
mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan seluruh
proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dan mengetahui apakah level
akurasi siswa telah stabil atau tidak, serta untuk memberikan respons balik yang
sifatnya korektif diakhir praktek terhadap mereka yang membutuhkannya.
Secara ringkas, sintaks model pembelajaran direct instruction disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2. 5 Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
(Orientasi)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
(Demonstrasi)
Guru mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar, atau menyajikan informasi
tahap demi tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan
(Praktek Terstruktur)
Guru merencanakan dan member bimbingan
pelatihan awal.
Fase 4
Mencek pemahaman dan
memberikan umpan balik
(Praktek di bawah Bimbingan)
Mencek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan
penerapan
(Praktek Mandiri)
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-hari.
24
6. Konsep Getaran dan Gelombang
a. Getaran
1. Pengertian Getaran
Getaran merupakan gerak bolak-balik secara teratur (periodik) di sekitar
titik kesetimbangan. Amplitudo adalah simpangan terbesar suatu getaran,
sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi tiap satuan waktu.
Dalam Satuan Internasional (SI), frekuensi dinyatakan dalam satuan hertz (Hz),
dengan ketententuan 1 Hz = 1 getaran/sekon. Periode adalah waktu yang
diperlukan suatu benda untuk satu kali getaran. Dalam SI, periode dinyatakan
dalam sekon (s). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
f = frekuensi (Hz) n = banyaknya getaran
T = Periode (s) t = waktu yang diperlukan (s)
Gambar 2. 1 Getaran pada ayunan sederhana
Keterangan:
Gerakan dari C – A – B – A – C merupakan suatu getaran.
Jarak A – C dan A – B merupakan amplitudo.
b. Gelombang
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Syarat perlu agar suatu
gelombang terjadi adalah adanya medium dan energi. Sedangkan, gelombang
yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya adalah gelombang
elektromagnetik.
25
1. Jenis-Jenis Gelombang
a. Gelombang mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang perambatannya memerlukan
zat perantara atau medium. Contoh gelombang mekanik, antara lain, gelombang
air.
b. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang perambatannya tidak
memerlukan meium dan zat perantara. Contoh gelombang elektromagnetik, antara
lain, gelombang cahaya dan gelombng radio.
c. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak
lurus dengan arah rambatannya. Pada gambar di bawah, arah getaran dari tali
adalah ke atas dan ke bawah, sedangkan arah rambat gelombang ke arah kanan.
Gambar 2. 2 Gelombang tranversal
Pada saat gelombang mencapai simpangan maksimum ke arah atas, titik
ini disebut titik puncak gelombang. Sedangkan, pada saat gelombang mencapai
simpangan maksimum ke arah atas, titik ini disebut titik lembah gelombang. Jarak
antara garis normal dan puncak atau lembah disebut amplitudo.
Gambar 2. 3 Bagian-bagian gelombang tranversal
26
Contoh dari gelombang transversal adalah gelombang listrik dan
gelombang elektromagnetik.
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya sejajar
dengan arah rambatannya. Gelombang longitudinal dapat diamati pada pegas.
Gambar 2. 4 Gelombang longitudinal pada pegas
Panjang satu gelombang pada gelombang longitudinal adalah jarak antara
dua rapatan, atau jarak antara dua regangan.
Gambar 2. 5 Bagian-bagian gelombang longitudinal
Contoh dari gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi.
Hubungan antara cepat rambat gelombang (v), panjang gelombang (λ),
periode (T), dan frekuensi (f) adalah:
Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
T = periode (s)
F = frekuensi (Hz)
27
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian penerapan model pembelajaran induktif pada pembelajaran
Fisika telah dilakukan oleh:
1. Ikhsan (2007) dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran
Induktif Menurut Hilda Taba Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Rasional Dalam Pembelajaran Fisika SMP, menyimpulkan bahwa:
Model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan keterampilan
berpikir rasional siswa dengan kategori efektif.
2. N. Yulia Anggriani (2009) dengan judul penelitian Penggunaan Model
Pembelajaran Indultif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa
Dalam Proses Pembelajaran Fisika, menyimpulkan bahwa:
Model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa dengan kategori sedang.
3. Eli Anisa (2009) dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran
Induktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA,
menyimpulkan bahwa:
Model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dengan kategori tinggi.
4. Darmilah Siti (2007) dengan judul penelitian Model Pembelajaran Induktif
Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika di SMP, menyimpulkan
bahwa :
Model pembelajaran induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan kategori efektif.
5. Purba Ulina (2012) dengan judul penelitian Upaya penerapan Model
Pembelajaran induktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Pinangsori Tapanuli Tengah,
menyimpulkan bahwa :
Penerapan model pembelajaran induktif dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa dengan kategori efektif.
28
C. Kerangka Berpikir
Hubungan antara pengaruh model pembelajaran berpikir induktif
dengan hasil belajar Fisika siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 2. 6 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2. 6 menunjukan kerangka berpikir penelitian ini dimulai dari
latar belakang masalah yaitu pembelajaran fisika di kelas berpusat tada guru
(teacher center) sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar fisika
siswa. Setelah diterapkan model pembelajaran berpikir induktif melalui
Terjadi Peningkatan Hasil
Belajar Fisika Siswa
Implementasi Model Pembelajaran
Berpikir Induktif, Melalui Penelitian
Quasi Eksperimen
Mulai
Pembelajaran fisika di kelas berpusat pada guru (teacher
center).
Rendahnya hasil belajar fisika
29
penelitian Quasi Eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar Fisika siswa
pada konsep getaran dan gelombang.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha): Model
pembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang dan hipotesis nol
(Ho): Model pembelajaran berpikir induktif tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan
gelombang.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011-
2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2012. Adapun tempat
penelitiannya dilaksanakan di SMP Negeri 4 Sumedang.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (quasi experiment). Metode eksperimen semu berbeda
dengan eksperimen sejati, penempatan subjek pada kelompok yang
dibandingan dalam metode eksperimen semu tidak dilakukan secara acak.
Pada metode eksperimen semu, individu subjek sudah berada dalam kelompok
yang dibandingkan sebelum adanya penelitian yang tidak dimaksudkan untuk
tujuan eksperimen, misalnya siswa yang berada dalam kelas.17
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest and Posttest Control
Group Design. Dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang
dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen diberikan perlakuan selama jangka waktu tertentu.
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dan pengaruh
dari perlakuan diukur berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan
pengukuran akhir kedua kelompok. Desain penelitian ini tampak pada Tabel 3.
1 berikut:18
17
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 1996), h. 117.
18 Liche Seniati et.al, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 126.
30
31
Tabel 3. 1 Pretest and Posttest Control Group Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1: Tes hasil belajar yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai,
diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol).
X : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran berpikir Induktif (X1) dan kelompok
kontrol diberikan pembelajaran dengan menggunakan model Direct
Instruction (X2).
O2: Tes hasil belajar yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung
dan diberikan kepada kedua kelompok.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4 Sumedang tahun ajaran 2011-2012
yang berjumlah 6 (enam) kelas. Sampel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dua kelas dari 10 (sepuluh) kelas yang ada. Adapun
sampel yang terpilih adalah kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII-A sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampel kelompok atau cluster sampling. Pada cluster sampling siswa
telah terkumpul dalam sebuah kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengambil seluruh siswa di kelas tertentu sebagai sampel penelitian.19
19
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.23.
32
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat:
Variabel Bebas (X) : Model pembelajaran berpikir induktif
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar fisika siswa
G. Instrumen Penelitian
Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda dan
dapat disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP. Tes
dilakukan sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diberikannya treatment.
Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk
jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Adapun kisi-kisi
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Konsep Uraian Materi Indikator Aspek Kognitif Ʃ
Soal
%
Soal C1 C2 C3 C4
Getaran Pengertian getaran
Parameter-parameter
dalam getaran
(amplitude,
frekuensi, dan
periode).
Hubungan periode
dan frekuensi
getaran
Menjelaskan pengertian getaran 1*
2
3
4*
4 10%
Mengidentifikasi parameter-
parameter dalam getaran
(amplitude, frekuensi, dan
periode).
5*
6
7
8*
9
10*
6 15%
Menunjukkan hubungan antara
periode dan frekuensi suatu
getaran
13*
14
15
16*
11*
12
6 15%
Gelombang Pengertian
gelombang
Jenis-jenis
gelombang
Parameter-parameter
gelombang (panjang
gelombang, periode,
Menjelaskan pengertian
gelombang
17*
18
19
20*
6 15%
33
frekuensi, dan cepat
rambat gelombang
Hubungan panjang
gelombang, periode,
dan cepat rambat
gelombang
21*
22
Membedakan jenis-jenis
gelombang berdasarkan arah
getar dan arah rambatnya
25*
26
27
28*
23*
24
6 15%
Mengidentifikasi parameter-
parameter dalam gelombang
(panjang gelombang, periode,
frekuensi dan cepat rambat
gelombang)
31*
32
33*
34
29
30*
6 15%
Menunjukkan hubungan antara
panjang gelombang, periode,
dan cepat rambat gelombang.
39*
40
35
36*
37
38*
6 15%
Jumlah 100%
Keterangan : * = butir soal yang valid
H. Kalibrasi Instrumen
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi empat
kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Untuk mengetahui pemenuhan keempat kriteria tersebut, maka instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian ini harus melalui pengujian dan perhitungan.
Berikut ini adalah pengujian dan perhitungan berkaitan dengan kriteria yang harus
dipenuhi oleh instrument penelitian:
a. Uji Validitas
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.20
Uji validitas
tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 65.
34
yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk
mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal
yang dilakukan oleh dosen pembimbing.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Pengujian validitas instrumen tes ini dilakukan pada setiap butir soal
menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan dengan
persamaan berikut ini:
Keterangan :
= koefisien korelasi point biserial
= mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul
pada butir soal yang dicari validitasnya
= mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab salah
pada butir soal yang dicari validitasnya
= standar deviasi dari skor total
= proporsi siswa yang menjawab benar pada butir soal yang dicari
validitasnya
= proporsi siswa yang menjawab benar pada butir soal yang dicari
validitasnya
Hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan software anates
versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 40
Nomor Soal Valid 1, 4, 5, 8, 10,11, 13, 16, 17,
20, 21, 23, 25, 28, 30, 31, 33,
36, 38, 39
Jumlah Soal Valid 20
Persentase (%) 50%
35
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama
ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari
satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil
belajar dihitung dengan rumus KR-20, yaitu:21
2
2
111 s
pqs
k
kr
Dimana:
11r = koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah pq 1
Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan q
k = banyaknya item
s = standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t,
dengan rumus:
21
2
xy
xy
hitung
r
nrt
Dimana:
t hitung = nilai hitung koefisien validitas
rxy = koefisien korelasi tiap butir soal
n = jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada
signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Jika thitung > ttabel
maka instrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya.
21
Ibid., h.101.
36
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya pada Tabel 3. 3 sebagai berikut:22
Tabel 3. 4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 r 0,20 Kecil
0,20 r 0,40 Rendah
0,40 r 0,70 Sedang
0,70 r 0,90 Tinggi
0,90 r 1,00 Sangat Tinggi
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan software
anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
r11 0,91
Kesimpulan Reliabilitas sangat tinggi
a. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa
yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung
dengan menggunakan persamaan:23
JS
BP
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal
yang diperoleh digunakan Tabel 3. 4 sebagai berikut:24
22
Ratih Komala, op.cit., h. 53
23 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208.
24
Ibid., h. 210.
37
Tabel 3. 6 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat
Kesukaran
Kriteria Tingkat
Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
Hasil perhitungan derajat kesukaran dengan menggunakan software
anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 7 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 7 17,5 %
Sedang 27 67,5 %
Sukar 6 15 %
Jumlah 40 100 %
b. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan
ganda adalah:25
B
B
A
A
J
B
J
BDP
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
J A = Banyaknya peserta kelompok atas
J B = Banyaknya peserta kelompok bawah
25
Ibid., h. 213-214.
38
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3. 5
sebagai berikut:26
Tabel 3. 8 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya
Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
Hasil uji daya beda instrumen tes dengan menggunakan software anates
versi 4.0 dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 9 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes
Kriteria
soal
Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Jelek 2 5%
Cukup 5 12,5%
Baik 24 60%
Baik Sekali 9 22,5%
Jumlah 40 100%
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
hasil belajar fisika. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
belajar fisika yang diperoleh siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
berpikir induktif. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai.
Soal-soal tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda tentang konsep getaran
dan gelombang. Instrumen ini mencakup ranah kognitif pada aspek mengingat
(C1) sampai menganalisis (C4).
26
Ibid., h. 218.
39
Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest)
dan sesudah perlakuan (posttest). Soal-soal yang digunakan pada pretest dan
posttest merupakan soal yang sama, hal ini dimaksudkan agar tidak ada
pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan
pemahaman yang terjadi.
J. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan
maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk
pengolahan data tersebut adalah:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji chi-kuadrat.
Adapun langkah-langkah uji normalitas menurut adalah sebagai berikut:27
a. Mencari skor terbesar dan terkecil
b. Mencari nilai Rentangan (R)
terkecilskorterbesarskorR
c. Mencari Banyaknya Kelas ( BK )
NLogBK 3,31 (Rumus Sturgess)
d. Mencari nilai panjang kelas ( i )
BK
Ri
e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
27
Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi
Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi
Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: t. d., 2008), h. 51-52.
40
f. Mencari rata-rata (mean)
n
xfx
i
g. Mencari simpangan baku (standard deviasi)
1
.22
nn
xfxfns
ii
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah
0,5.
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
s
xKelasBatasZ
3) Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden.
i. Mencari chi-kuadrat hitung (χ2
hitung)
k
i fe
fefo
1
2
2
No. Kelas
Interval f
Nilai Tengah
( ix ) 2
ix ixf . 2. ixf
Jumlah Σ f = - - Σ ixf . = Σ2
. ixf =
41
j. Membandingkan χ2
hitung dengan χ2
tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan
(dk) = n-1, dengan kriteria:
Jika χ2hitung ≥ χ
2tabel, artinya distribusi data tidak normal dan
Jika χ2hitung ≤ χ
2tabel, artinya data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas pretest dan posttest, kelompok
eksperimen dan kontrol berada pada distribusi normal. Untuk lebih jelasnya,
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran C.
2. Uji Homogenitas
Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji
kehomogenitasannya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor
setiap variabel memiliki varians yang homogen.28
Teknik yang digunakan untuk
uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji Bartlett.
Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan Bartlet menurut Riduwan
yang tercantum dalam skripsi Ahmad Sandy, yaitu:29
a. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
Kelompok dk (n-1) iS iSLog iSLogdk.
Σ = Σ (n-1) = - - Σ iSLogdk. =
Si = varians (kuadrat standar deviasi )
b. Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada
1
1
i
ii
gabungann
SnS
c. Menghitung Log S
d. Menghitung nilai B, yaitu:
1log inSB
28
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, (Jakarta:
2006, Pustaka Setia), h. 294.
29 Ahmad Sandy, op.cit., h. 52-53.
42
21
21
11
nnS
xxt
g
e. Menghitung nilai χ2
hitung
iihitung SnB log110ln2
Dengan:
iii LogSdkSn .log1
Sehingga:
ihitung SLogdkB .10ln2
f. Membandingkan χ2
hitung dengan nilai χ2
tabel untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n - 1, dengan kriteria sebagai berikut:
Jika χ2hiung ≥ χ
2tabel, berarti tidak homogen, dan
Jika χ2hiung ≤ χ
2tabel, berarti homogen.
Berdasarkan hasil uji homogenitas, hasil pretest menunjukkan bahwa
kedua kelompok tidak homogen, sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa
kedua kelompok homogen. Untuk lebih jelasnya, perhitungan uji homogenitas
dapat dilihat pada Lampiran C.
3. Uji Hipotesis
Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi
dan kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan
kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang
seharusnya digunakan:
a. Untuk Data Berdistribusi Normal dan Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis
digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:30
Dengan:
30
Subana et.al., Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 171.
43
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSnSg
Dimana:
1x = rata-rata skor kelompok eksperimen
2x = rata-rata skor kelompok kontrol
gS = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)
2
1S = varians kelompok eksperimen
2
2S = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan hipotesis, yaitu:
1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X ≠Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t
c. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
44
dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
d. Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05
e. Menguji hipotesis
Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
Hasil uji hipotesis kesamaan rata-rata hasil pretest dan kesamaan rata-rata
posttest dapat dilihat pada Lampiran C.
b. Untuk Data Berdistribusi Normal dan Tidak Homogen
Menurut Sudjana dalam skripsi Ratih Komala, maka untuk menguji
hipotesis digunakan statistik t’ sebagai berikut:31
2
2
2
1
2
1
21'
n
s
n
s
XXt
Dengan:
1X : rata-rata skor kelompok eksperimen
2X : rata-rata skor kelompok kontrol
2
1s : standar deviasi kelompok eksperimen
2
2s : standar deviasi kelompok kontrol
n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah, terima hipotesis 0H jika:
–NKt’< t
’< NKt
’ atau
21
2211
21
2211 'ww
twtwt
ww
twtw
2
2
221
2
11 /;/ nswnsw
Dengan:
12
11
12
11
22
11
ntt
ntt
Untuk harga t’ lainnya, 0H ditolak.
31
Ratih Komala, op.cit., h. 61-62.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Hasil Belajar
a. Hasil Belajar Fisika (Pretest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas VIII-B sebagai
kelompok eksperimen dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi berikut ini:
Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika (Pretest) Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada skor pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol sama-sama terdapat 3 siswa yang mendapat nilai
antara 5 – 16. Selanjutnya, pada kelas eksperimen dan kelas control sama-
sama terdapat 4 siswa yang mendapat nilai 17 – 28. Pada interval 29 – 40
terdapat 22 orang siswa pada kelas eksperimen dan 21 orang pada kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen dan kelas control jumlah siswa yang
memperoleh nilai pada interval 41 – 52 sama-sama sebanyak 4 siswa. Pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama terdapat 4 siswa yang
mendapat nilai 53 – 64. Pada interval terakhir untuk skor pretest kelas
eksperimen, ditempati oleh 3 siswa sedangkan pada kelas kontrol terdapat 4
orang siswa.
No Kelas Interval Eksperimen
dan Kontrol
F
(Eksperimen)
F
( Kontrol)
1 5 – 16 3 3
2 17 – 28 4 4
3 29 – 40 22 21
4 41 – 52 4 4
5 53 – 64 4 4
6 65 – 76 3 4
Jumlah 40 40
45
46
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4. 2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Skor Pretest
Kelas Eksperimen
Skor Pretest
Kelas Kontrol
Nilai Terendah 5 5
Nilai Tertinggi 75 75
Median 35,6 35,9
Modus 34,5 34,5
Standar Deviasi 14,8 15,5
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh
oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar
75, hal ini menunjukan tidak ada perbedaan antara kedua kelas yang akan
diteliti. Median atau nilai tengah skor pretest kelas eksperimen yaitu 35,6
sedangkan pada kelas kontrol 35,9. Nilai yang sering muncul atau modus skor
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 34,5. Standar deviasi pada
kelas eksperimen yaitu 14,8 sedangkan pada kelas kontrol 15,5.
b. Hasil Belajar Fisika (Posttest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil yang diperoleh pada posttest oleh siswa kelas VIII-B sebagai
kelompok eksperimen dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi berikut ini:
47
Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika (Posttest) Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
No
Kelas
Interval
Eksperimen
Kelas
Interval
Kontrol
F
(Eksperimen)
F
(Kontrol)
1 60-66 20-31 3 1
2 67-73 32-43 3 5
3 74-80 44-55 15 16
4 81-87 56-67 8 9
5 88-95 68-79 9 5
6 96-102 80-91 2 4
Jumlah 40 40
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada skor posttest kelas
eksperimen terdapat 3 siswa yang mendapat nilai antara 60 – 66 . Selanjutnya,
terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 67 – 73. Pada interval 74 – 80 terdapat
15 orang siswa Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada interval 81 – 87
sebanyak 8 siswa. Terdapat 9 siswa mendapat nilai 53 – 64. Pada interval
terakhir untuk skor posttest kelas eksperimen, ditempati oleh 2 siswa. Pada
skor posttest kelas kontrol terdapat 1 siswa yang mendapat nilai antara 20 –
31. Selanjutnya, terdapat 5 siswa yang mendapat nilai 32 – 43. Pada interval
44 – 55 terdapat 16 orang siswa. Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada
interval 56 – 67 sebanyak 9 siswa. Terdapat 5 siswa mendapat nilai 68 – 79.
Pada interval terakhir untuk skor posttest kelas kontrol, ditempati oleh 4
siswa. Hal ini menunjukan pada posttest terdapat perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
48
Tabel 4. 4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Skor Posttest
Kelas Eksperimen
Skor Posttest
Kelas Kontrol
Nilai Terendah 60 25
Nilai Tertinggi 100 100
Median 80 54
Modus 77,9 50,8
Standar Deviasi 9,08 14,8
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh
oleh kelas eksperimen sebesar 60 dan nilai tertinggi sebesar 100 sedangkan
pada kelas kontrol nilai terendah sebesar 25 dan nilai tertinggi sebesar 90, hal
ini menunjukan pada posttest terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas control. Median atau nilai tengah skor posttest kelas
eksperimen yaitu 80, pada kelas kontrol yaitu 54. Nilai yang sering muncul
atau modus skor posttest kelas eksperimen yaitu 77,9, pada kelas kontrol 50,8.
Nilai standar deviasi pada kelas eksperimen adalah 9,08, pada kelas kontrol
14,8.
2. Peningkatan Hasil Belajar
a. Nilai Rata-Rata
Nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kontrol pada saat pretest
dan posttest dapat terlihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
38
81
39
57
49
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) kelas
eksperimen pada saat pretest adalah sebesar 38 sementara kelas kontrol yaitu
39. Dapat dikatakan tes awal untuk kedua kelas hampir sama. Pada saat
posttest nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen mencapai 81 sedangkan kelas
kontrol sebesar 57. Kedua kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa
setelah diberikan perlakuan yang berbeda, nilai rata-rata (mean) hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen
meningkat sebesar 43 sementara nilai rata-rata (mean) kelas kontrol menglami
kenaikan sebesar 18.
b. Kemampuan Berpikir Kongnitif
Hasil belajar Fisika siswa pada ranah kognitif dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Gambar 4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Ranah kognitif
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa hasil belajar akhir (posttest)
kelompok eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Pada saat
pretest kemampuan kelompok eksperimen dalam mengingat (C1) 55%,
memahami (C2) 30,8%, menerapkan (C3) 49,2%, menganalisis (C4) 25,8%.
50
Pada saat posttest kemampuan kelompok eksperimen dalam mengingat (C1)
87,5%, memahami (C2) 78,3%, menerapkan (C3) 86,7%, menganalisis (C4)
83,3%. Sementara pada kelompok kelas kontrol pada saat pretest dalam hal
mmengingat (C1) 45,8%, memahami (C2) 19,2%, menerapkan (C3) 55,8%,
menganalisis (C4) 26,7%. Pada saat posttest kemampuan kelas kontrol dalam
mengingat (C1) 58,3%, memahami (C2) 25%, menerapkan (C3) 42,5%,
menganalisis (C4) 60%.
Diagram diatas juga menunjukan bahwa setelah diberikan perlakuan
yang berbeda terhadap kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol,
hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih unggul pada kemampuan
berpikir C1, C2, C3, dan C4. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Hilda
Taba bahwa model pembelajaran berpikir induktif dikembangkan atas dasar
konsep proses mental siswa dengan memperlihatkan proses berpikir siswa
untuk menangani informasi dan menyelesaikannya sehingga berpengaruh
kepada peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Jika ditinjau dari
segi peningkatan, kelompok eksperimen unggul dalam meningkatkan
kemampuan berpikir C1 (meningkat 32,5%), C2 (meningkat 47,5%), C3
(meningkat 37,5%), dan C4 (meningkat 57,5%). Sedangkan pada kelas kontrol
kemampuan berpikir C1 (meningkat 12,5%), C2 (meningkat 5,8%), C3
(menurun 13,3%), dan C4 (meningkat 33,3%).
3. Uji Statistik Hasil Belajar
a. Uji Normalitas Pretest-Posttest
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji
Chi-Kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal
bila memenuhi kriteria hitung2 ≤ tabel
2 diukur pada taraf signifikasi dan
tingkat kepercayaan tertentu.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat
dilihat seperti pada Tabel 4.3, sedangkan perhitungan lengkap dapat dilihat
pada lampiran C.
51
Tabel 4. 5
Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Statistik Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 40 40 40 40
37,80 81,30 38,80 56,70
Median (Me) 35,6 80 35,9 54
Modus (Mo) 34,5 77,9 34,5 50,8
S 14,80 9,08 15,50 14,83
hitung2 10,60 8,92 10,30 6,33
tabel2 11,07 11,07 11,07 11,07
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Pengujian dilakukan pada taraf signifikasi 95% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk) = 5 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari
Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena memenuhi hitung2 ≤
tabel2 .
b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini
homogenitas didapat dengan menggunakan uji Bartlet. Kriteria pengujian
yang digunakan, yaitu: kedua kelompok sampel dinyatakan homogen apabila
hitung2 ≤ tabel
2 diukur pada taraf signifikasi dan tingkat kepercayaan
tertentu.
Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat
seperti pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungan lengkap dapat dilihat pada
lampiran D.
52
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest
Statistik
Skor Pretest Posttest
s² eksperimen 219,04 82,52
s² kontrol 240,25 220,06
s² gabungan 229,64 151,28
X² hitung 0,09 -1,731
X² tabel 3,841 3,841
Kesimpulan Homogen Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk) = 1. Untuk pretest kedua kelompok sampel berasal dari
populasi yang tidak homogen karena tidak memenuhi kriteria hitung2 ≤
tabel2 . Sedangkan untuk posttest kedua sampel berasal dari populasi yang
homogen karena memenuhi kriteria hitung2 ≤ tabel
2 .
c. Pengujian Hipotesis
Karena data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka
dilaksanakan pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik yaitu uji-
t. Pada pengujian hipotesis ini juga menggunakan software pengolah data
SPSS Versi 16, thitung dan ttabel yang ditunjukan pada Tabel 4. 5. Rekapitulasi
uji-t dengan satu pihak secara lengkap dapat diliihat pada Lampiran C.
Tabel 4. 7 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar Konsep Getaran dan Gelombang
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sumber Data Kelas t-tes Sig. Keputusan
Tes awal Eksperimen 0,221 0,815 Tidak
Signifikan Kontrol
Tes akhir Eksperimen 2,940 0,004 Signifikan
Kontrol
53
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa skor tes awal pada kedua kelas
besarnya thitung = 0,221 lebih kecil dari ttabel = 1,684 pada signifikansi p =
0,815. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pada konsep
getaran dan gelombang antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebelum penerapan pembelajaran. Untuk skor tes akhir diperoleh thitung = 2,940
lebih besar dari ttabel = 1,684 pada signifikansi p = 0,004. Karena signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh model
pembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar konsep getaran dan gelombang dibandingkan dengan model
pembelajaran direct instruction.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data tes akhir terlihat bahwa untuk skor tes
akhir diperoleh thitung = 2,940 ≥ ttabel = 1,684 pada signifikansi p = 0,004.
Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang dengan
menggunakan model pembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara
signifikan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Darmilah Siti (2007) dengan
judul penelitian “Model Pembelajaran Induktif Dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika di SMP” bahwa model pembelajaran induktif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan kategori efektif. 32
Sejalan juga
dengan penelitian Purba Ulina (2012) dengan judul penelitian ”Upaya
penerapan Model Pembelajaran induktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Pinangsori Tapanuli Tengah”
dengan kesimpulan akhir penerapan model pembelajaran induktif dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa dengan kategori efektif. 33
32
Darmilah Siti. Model Pembelajaran Induktif Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
di SMP. (Skripsi pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan, 2007). 33
Purba Ulina. Upaya penerapan Model Pembelajaran induktif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Pinangsori Tapanuli Tengah. (Skripsi
pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan, 2012).
54
Berdasarkan hasil analisis data tes akhir dilihat dari indikator
pembelajaran menunjukan bahwa setelah diberikan perlakuan yang berbeda
terhadap kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, hasil belajar
siswa kelompok eksperimen unggul pada semua jenjang kemampuan berpikir
kognitif, diantaranya mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4).
Hasil belajar kelompok eksperimen pada aspek mengingat (C1)
meningkat sebanyak 32,5%. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Hilda
Taba bahwa model pembelajaran berpikir induktif dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa dalam mengkategorikan dan menangani informasi
sehingga siswa dapat membentuk konsepnya secara induktif.34
Hal ini
diperkuat dengan ungkapan Hilda Taba bahwa model pembelajaran berpikir
induktif melatih siswa dalam membentuk konsepnya melalui tiga tahapan,
yaitu menyebutkan dan membuat data yang relevan dengan masalah,
mengelompokan data-data tersebut kedalam kategori berdasarkan persamaan-
persamaan dan memberi nama atau label pada tiap kategori yang dibentuk
sehingga siswa dapat lebih mengingat konsep yang mereka pelajari.35
Hasil belajar kelompok eksperimen pada aspek memahami (C2) terjadi
peningkatan sebanyak 42,5%. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Hilda
Taba bahwa model pembelajaran berpikir induktif menuntun siswa dalam
membentuk pengetahuannya dengan cara menggeneralisasi yaitu dari yang
bersifat khusus menuju umum melalui fase interpretasi data yang mencakup
mengidentifikasi data atau variabel, menjelaskan hubungan antarvariabel dan
menyimpulkannya sehingga konsep getaran dan gelombang yang diperoleh
siswa lebih terstruktur dan mudah dipahami.36
Pada aspek menerapkan (C3) terjadi peningkatan sebanyak 37,5%. Hal
ini sejalan dengan yang diungkapkan Hilda Taba bahwa model pembelajaran
berpikir induktif menuntut siswa untuk melakukan observasi secara langsung
melalui fase aplikasi prinsip diantaranya siswa dituntun dalam membuat
34
Ibid., h. 20. 35
Joyce, B. dan M. Weil…, h. 124. 36
Ibid., h. 77.
55
hipotesis dan menjelaskan hipotesisnya kemudian menguji hipotesisnya
sehingga siswa terlatih dalam menerapkan konsep yang mereka peroleh
melalui praktikum.37
Hasil belajar kelompok eksperimen pada aspek menganalisis (C4)
terjadi peningkatan sebanyak 33,3%. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
Hilda Taba bahwa model pembelajaran berpikir induktif menekankan
pengalaman lapangan seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses
kemudian mengambil kesimpulan.38
. Hilda Taba mengungkapkan hal ini dapat
diterapkan melalui praktikum karena kegiatan praktikum dapat melatih siswa
dalam melakukan observasi secara langsung sehingga siswa dapat
menganalisis hipotesis yang mereka buat dan menyimpulkannya. 39
37
Joyce, B. dan M. Weil…, h. 124. 38
Ibid h. 124. 39
Ibid., h. 20.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan
gelombang. Hal ini terlihat dari hasil pengujian hipotesis, dimana thitung =
2,940 > dari ttabel = 1,684 pada signifikansi p = 0,004, dengan nilai 0,05.
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan diperlukan
pengalokasian waktu yang efektif dalam menerapkan model pembelajaran
berpikir induktif. Pembagian kelompok diskusi sebaiknya dilakukan pada
pertemuan sebelumnya dan tanggapan siswa pada saat diskusi dan praktikum
dibagi berdasarkan perwakilan kelompok diskusi.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sofyan. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains. Seminar
Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 31 Mei 2007 , h. 8.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdiknas. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. [Online]. Tersedia:
http://www.media.diknas.go.id/media/document/43366.Pdf. [19 November
2009].
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eko S Warimun. Efektivitas Model Pembelajaran Induktif dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar, Motivasi Berprestasi dan Sikap Siswa Terhadap Pelajaran
Fisika. (Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan, 1997), h. 20.
Hadjar, Ibnu. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Zat dan
Wujudnya. Jakarta: PT. Indeks.
58
Herlanti, Yanti. (2008). Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.
Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah.
John W Santrock, Educational Psychology, 2nd
Edition, (New York: McGraw Hill
Companies Inc., 2004), h. 314.
Joyce, B. dan M. Weil. Model of Theaching. (Englewood Clits.new Jersey:
Prentice-Hall. Inc, 1972), h. 123.
Komala, Ratih. (2008). Implementasi Model Pembelajaran Novick Sebagai Upaya
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMKN. Skripsi
Pendidikan Fisika UPI Bandung: tidak diterbitkan.
National Science Teacher Association (NSTA). 2007. The Many Faces of
Inductive Teaching and Learning. International Journal of College Science
Teaching: Vol. 36. No. 5.
Nuh, Usep. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam
Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses sains Siswa. Skripsi Pendidikan
Fisika UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sandy, Ahmad. (2008). Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok
Materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan
Multimedia pembelajaran. Skripsi Pendidikan Fisika UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Seniati, Liche at. al. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks.
59
Somantri, Ating dan Muhidin, S. A. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian.
Jakarta: Pustaka Setia.
Subana at. al. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Widodo, Arie. (2007). “Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains”. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. No. 064, 91-105.
Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Lampiran A. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
Lampiran A. 2 : Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Lembar Kerja Siswa 1
b. Lembar Kerja Siswa 2
c. Lembar Kerja Siswa 3
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
GETARAN
UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 2
Oleh:
PEBI MUHAMAD FIKRI
107016300526
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Lampiran A. 1. a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
GELOMBANG
UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 2
Oleh:
PEBI MUHAMAD FIKRI
107016300526
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Lampiran A. 1. b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III
GELOMBANG
UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 2
Oleh:
PEBI MUHAMAD FIKRI
107016300526
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Lampiran A. 1. c
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
GETARAN
Nama Sekolah : SMPN 4 SUMEDANG
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-
parameternya.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian getaran pada bandul.
Mengukur periode dan frekuensi getaran pada bandul.
Menunjukkan hubungan antara periode dan frekuensi pada bandul.
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode pada bandul.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian getaran pada bandul.
Siswa dapat mengukur periode dan frekuensi getaran pada bandul.
Siswa dapat menunjukkan hubungan antara periode dan frekuensi pada
bandul.
Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode pada
bandul.
72
73
E. Materi Pembelajaran
Getaran:
Pengertian Getaran.
Amplitudo Getaran.
Hubungan Frekuensi dan Periode Getaran.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Induktif
Metode : Eksperimen, diskusi dan tanya jawab
G. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Terlampir di LKS
Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA,
lingkungan setempat.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
PENDAHULUAN
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian memeriksa kehadiran siswa.
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (4 -5
orang) untuk menyelidiki dan mendiskusikan topik yang
dibahas.
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
Masih ingatkah kalian, apa yang dimaksud dengan tekanan?
15 menit
74
Tekanan di titik A, B dun C besarnya berbeda-beda. Manakah
yang memiliki tekanan paling besar? Mengapa demikian?
Guru menarik minat siswa terhadap topik yang dipelajari
dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu:
pengertian getaran, amplitudo, frekuensi dan periode
getaran.
Guru memunculkan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari, dengan mengungkapkan:
Ketika kita bermain ayunan maka ayunan tersebut akan
bergerak ke atas dan ke bawah secara berulang-ulang.
Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa ayunan melakukan
getaran.
Apakah yang dimaksud dengan getaran?
Guru memberikan tanggapan atau jawaban siswa dengan
tidak langsung membenarkan atau menyalahkan.
Guru memotivasi siswa terlihat aktivitas pemecahan masalah
melalui kegiatan demonstrasi.
A
B
C
75
Sebuah penggaris plastik kita letakkan di atas meja, kemudian
ujung O ditarik ke bawah (B). Apa yang terjadi?
Bagaimanakah gerakan ujung penggaris plastik tersebut?
Guru membangkitkan terjadinya tanya jawab atau diskusi.
Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa dengan tidak
langsung membenarkan atau menyalahkan.
KEGIATAN INTI
Guru menunjukkan alat-alat yang digunakan dan bahan untuk
percobaan yaitu bandul, benang kasur, penggaris, stopwatch,
statif, dan busur derajat.
Guru mengarahkan siswa untuk mengambil alat-alat
percobaan dan membagikan LKS pada perwakilan masing-
masing kelompok.
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
Guru membimbing siswa untuk merumuskan konsep dengan
membantu siswa untuk merumuskan konsep dengan
memberikan percobaan sebagai berikut:
Tahap Pembentukan Konsep
Fase 1 : Mengumpulkan Data
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, data apa saja
yang telah Kalian peroleh?
Tiap kelompok, coba tuliskan data yang diperoleh dari hasil
percobaan!
55 menit
76
Fase 2 : Mengelompokkan
Dari data yang ada di LKS, coba Kalian kelompokkan
menurut kesamaan-kesamaan yang kalian lihat!
Fase 3 : Memberikan Nama
Beri nama untuk masing-masing kelompok!
Tahap Interpretasi Data
Fase 4 : Mengidentifikasi
Dari data yang telah Kalian kelompokkan, apa yang kamu
amati dari data tersebut?
Fase 5 : Mengenali Hubungan
Apakah hubungan antara frekuensi dan periode?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi periode pada
bandul?
Fase 6 : Menyimpulkan
Dari data-data ini, coba kalian simpulkan apa yang
dimaksud dengan getaran, frekuensi, dan periode?
Tahap Aplikasi Prinsip
Fase 7 : Memprediksi
Apa yang akan terjadi pada:
Periode bandul ketika massa bandul berbeda-beda?
Periode bandul ketika amplitudo berbeda-beda?
Periode bandul ketika panjang benang kasur berbeda-beda?
Fase 8 : Menjelaskan
Jelaskan pendapat kalian?
Fase 9 : Menguji Ramalan
Secara umum, dari seluruh kegiatan yang Kalian lakukan,
kesimpulan apa saja yang dapat kalian peroleh?
Coba siapa yang mau memberikan pendapat?
77
PENUTUP
Pada akhir kegiatan guru memberi penguatan terhadap konsep
yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Sebuah benda dikatakan bergetar jika benda tersebut
bergerak bolak-balik secara periodik melalui titik
kesetimbangan.
Parameter-parameter getaran terdiri dari amplitudo,
frekuensi dan periode.
Amplitudo adalah simpangan getaran yang terbesar.
Periode adalah waktu yang diperlukan oleh
benda untuk melakukan satu kali getaran.
Frekuensi menyatakan jumlah getaran dalam satu sekon.
Hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f)
yaitu :
Periode getaran pada bandul t idak dipengaruhi
oleh amplitudo dan massa bandul tetapi dipengaruhi
oleh panjang tali.
Guru meminta satu atau dua orang siswa untuk merefleksi
konsep yang telah dipelajari.
Apa yang dimaksud dengan getaran, amplitude, frekuensi,
dan periode?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi periode pada
bandul?
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menginformasikan materi selanjutnya dan memberi
tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tersebut.
Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
10 menit
78
I. Penilaian
1. Pretest : Soal dapat dilihat pada Lampiran.
2. Penilaian Kelompok : Hasil eksperimen (laporan kelompok).
Jakarta, Februari 2012
Peneliti
Pebi Muhamad Fikri
NIM. 107016300526
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
GELOMBANG
Nama Sekolah : SMPN 4 SUMEDANG
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-
parameternya.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian gelombang pada tali.
Menjelaskan pengertian gelombang pada slinki.
Mengelompokan jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar dan arah
rambatnya.
Mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang (panjang
gelombang).
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian gelombang pada tali.
Siswa dapat menjelaskan pengertian gelombang pada slinki.
Siswa dapat mengelompokan jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar
dan arah rambatnya.
Siswa dapat mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang
(panjang gelombang).
79
80
E. Materi Pembelajaran
Pengertian gelombang pada tali dan slinki.
Jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar dan arah rambatnya.
Panjang gelombang.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Induktif
Metode : Eksperimen, diskusi dan tanya jawab
G. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Terlampir di LKS
Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA,
lingkungan setempat.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
PENDAHULUAN
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian memeriksa kehadiran siswa.
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
(4-5 orang) untuk menyelidiki dan mendiskusikan topik
yang dibahas.
Guru memberi apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang getaran, sebagai berikut:
Masih ingatkah kalian. apa yang dimaksud getaran?
15 menit
81
Sebuah bandul disimpangkan ke kanan (B)
kemudian dilepaskan. Apa yang terjadi?
Bagaimanakah gerakan bandul tersebut?
Guru menarik minat siswa terhadap topik yang dipelajari
dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari,
yaitu: pengertian gelombang, jenis-jenis
gelombang berdasarkan arah getar dan arah rambat,
dan panjang gelombang.
Guru memunculkan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari, dengan mengungkapkan:
Kamu dapat membuat gelombang pada seutas tali
tambang. Kamu menggerakkan ujung tambang yang kamu
pegang ke kiri dan ke kanan, sedangkan temanmu
menahan ujung tambang yang lain. Kamu dapat
mengamat gelombang yang timbul pada tambang dan
bergerak menuju temanmu.
Tambang itu merupakan tempat merambatnya
gelombang tersebut, disebut medium. Apakah partikel
medium ini turut merambat bersama gelombang?
Guru memberikan tanggapan atau jawaban siswa dengan
tidak langsung membenarkan atau menyalahkan.
Guru memotivasi siswa terlihat aktivitas pemecahan
masalah melalui kegiatan demonstrasi.
GAMBAR
Celupkan jari tangan ke dalam wadah berisi air,
kemudian gerakkan ke atas dan ke bawah. Bagaimana
pola permukaan air, gerakan air dan gerakan gabus?
Guru membangkitkan terjadinya tanya jawab atau diskusi.
Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa dengan
82
tidak langsung membenarkan atau menyalahkan.
KEGIATAN INTI
Guru menunjukkan alat-alat yang digunakan dan bahan
untuk percobaan yaitu benang kasur, gunting, kertas,
slinki, dan statif.
Guru mengarahkan siswa untuk mengambil alat-alat
percobaan dan membagikan LKS pada perwakilan masing-
masing kelompok.
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
Guru membimbing siswa untuk merumuskan konsep
dengan membantu siswa untuk merumuskan konsep
dengan memberikan percobaan sebagai berikut:
Tahap Pembentukan Konsep
Fase 1 : Mengumpulkan Data
Dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan, data
apa saja yang telah kalian peroleh?
Tiap kelompok coba tuliskan data yang kalian peroleh
dan percobaan!
Fase 2 : Mengelompokkan
Dari data yang ada di papan tulis, coba kalian
kelompokkan menurut kesamaan-kesamaan yang
kalian lihat!
Fase 3 : Memberikan Nama
Beri nama untuk masing-masing kelompok!
Tahap Interpretasi Data
Fase 4 : Mengidentifikasi
Dari data yang telah kalian kelompokkan, apa yang
kamu amati dari data tersebut?
55 menit
83
Fase 5 : Mengenali Hubungan
Perhatikan arah getar dan arah rambatnya!
Termasuk jenis gelombang apa yang terbentuk
oleh tali?
Fase 6 : Menyimpulkan
Dari data-data ini, coba kalian simpulkan apa yang
dimaksud dengan gelombang, gelombang
transversal, gelombang longitudinal , dan panjang
gelombang.
Tahap Aplikasi Prinsip
Fase 7 : Mempresiksi
Gelombang apa yang terjadi jika arah gerak gelombang
ternyata tegak lurus dengan arah getarnya?
Gelombang apa yang terjadi jika arah gerak gelombang
ternyata arah getar gelombang sejajar dengan arah
rambat gelombangnya?
Fase 8 : Menjelaskan
Jelaskan pendapat kalian?
Fase 9 : Menguji Ramalan
Secara umum, dari seluruh kegiatan yang kalian
lakukan, kesimpulan apa saja yang dapat kalian
peroleh?
Coba siapa yang mau memberikan pendapat?
PENUTUP
Pada akhir kegiatan guru memberi penguatan terhadap
konsep yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Gelombang adalah rambatan energi getaran.
Berdas ark an a r ah ge t a r dan a rah r ambat ,
ge lomban g d ib agi tnenjadi dua jenis, yaitu
10 Menit
84
gelombang transversal dan gelombang,
longitudinal.
Gelombang transversal adalah gelombang yang
arah rambatnya t e g a k l u r u s d e n g a n a r a h
g e t a r n y a . S a t u g e l o m b a n g p a d a gelombang
transversal terdir: atas satu bukit dan satu lembah.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang
arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya.
Satu gelombang pada gelombang longitudinal
terdiri atas satu rapatan dan satu renggangan.
Guru meminta satu atau dua orang siswa untuk merefleksi
konsep yang telah dipelajari.
Apa yang dimaksud dengan gelombang, gelombang
longitudinal, gelombang transversal, dan panjang
gelombang?
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menginformasikan materi selanjutnya dan member
tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tersebut.
Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
I. Penilaian
1. Pretest : Soal dapat dilihat pada Lampiran.
2. Penilaian Kelompok : Hasil eksperimen (laporan kelompok).
Jakarta, Februari 2012
Peneliti
Pebi Muhamad Fikri
NIM. 107016300526
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III
GELOMBANG
Nama Sekolah : SMPN 4 SUMEDANG
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-
parameternya.
C. Indikator
Mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang (panjang
gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang).
Menunjukan hubungan antara panjang gelombang, periode dan cepat
rambat gelombang
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang
(panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang).
Siswa dapat menunjukan hubungan antara panjang gelombang, periode
dan cepat rambat gelombang.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian panjang gelombang, periode, frekuensi, dan cepat rambat
gelombang.
85
86
Hubungan antara panjang gelombang, periode dan cepat rambat
gelombang.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Induktif
Metode : Eksperimen, diskusi dan tanya jawab
G. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Terlampir di LKS
Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA,
lingkungan setempat.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
PENDAHULUAN
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian memeriksa kehadiran siswa.
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (4-
5 orang) untuk menyelidiki dan mendiskusikan topik yang
dibahas.
Guru memberi apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang getaran, sebagai berikut:
- Jika tali sepanjang 1 m digelarkun ke atas dan ke
bawah (seperti pada gambar), manakah yang
disebut dengun satu panjang gelombang?
16 menit
87
Termasuk jenis gelombang apa gelombang pada tali
tersebut?
- Jika sl inki digetarkan dengan arah maju
mundur (seperti pada gambar), manakah yang
disebut dengan satu panjang gelombang? Termasuk
jenis gelombang apa gelombang pada slinki
tersebut?
Guru menarik minat siswa terhadap topik yang dipelajari
dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari,
yaitu: Pengertian panjang gelombang, periode, frekuensi,
dan cepat rambat gelombang dan hubungan antara
ketiganya.
Guru memunculkan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari, dengan mengungkapkan:
Seutas tali digelurkan ke atas dan ke bawah (seperti
pada gambar) ada berapa gelombang yang
terbentuk? Berupa waktu yang diperlukan oleh
ketika getaran tali sampai ke ujung?
88
Sebuah slinki digetarkan dengan arah maju mundur
(Seperti pada gambarj, ada berapa gelombang yang
terbentuk? Berapa waktu yang diperlukan oleh slinki
ketika getaran slinki sampai ke ujung?
Guru memberikan tanggapan atau jawaban siswa dengan
tidak langsung membenarkan atau menyalahkan.
Guru memotivasi siswa terlihat aktivitas pemecahan
masalah melalui kegiatan demonstrasi.
Guru membangkitkan terjadinya tanya jawab atau diskusi.
Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa dengan
tidak langsung membenarkan atau menyalahkan.
KEGIATAN INTI
Guru menunjukkan alat-alat yang digunakan dan bahan
untuk percobaan yaitu slinki dan stopwatch.
Guru mengarahkan siswa untuk mengambil alat-alat
percobaan dan membagikan LKS pada perwakilan masing-
masing kelompok.
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
Guru membimbing siswa untuk merumuskan konsep dengan
membantu siswa untuk merumuskan konsep dengan
memberikan percobaan sebagai berikut:
Tahap Pembentukan Konsep
Fase 1 : Mengumpulkan Data
Dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan, data apa
saja yang telah kalian peroleh?
Tiap kelompok coba tuliskan data yang kalian peroleh
55 menit
89
dan percobaan!
Fase 2 : Mengelompokkan
Dari data yang ada di papan tulis, coba kalian
kelompokkan menurut kesamaan-kesamaan yang kalian
lihat!
Fase 3 : Memberikan Nama
Beri nama untuk masing-masing kelompok!
Tahap Interpretasi Data
Fase 4 : Mengidentifikasi
Dari data yang telah kalian kelompokkan, apa yang
kamu amati dari data tersebut?
Fase 5 : Mengenali Hubungan
Bagaimanakah hubungan antara panjang gelombang (λ)
dan cepat rambat gelombang (v)?
Fase 6 : Menyimpulkan
Dari data-data ini, coba kalian simpulkan apa yang
dimaksud dengan gelombang, panjang gelombang,
dan cepat rambat gelombang?
Tahap Aplikasi Prinsip
Fase 7 : Mempresiksi
Apa yang akan terjadi pada cepat rambat gelombang jika
kita memperbesar panjang gelombang?
Fase 8 : Menjelaskan
Jelaskan pendapat kalian?
Fase 9 : Menguji Ramalan
Secara umum, dari seluruh kegiatan yang kalian
lakukan, kesimpulan apa saja yang dapat kalian peroleh?
Coba siapa yang mau memberikan pendapat?
90
PENUTUP
Pada akhir kegiatan guru member ipenguatan terhadap
konsep yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Parameter-parameter gelombang terdiri dari
panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat
rambat gelombang.
Pan jan g ge lomb an g ada l ah j a rak yan g
d i t e inpuh ge lomb an g selama satu periode.
P e r i o d e g e l o m b a n g a d a l a h w a k t u y a n g
d i p e r l u k a n u n t u menempuh satu gelombang.
Frekuensi gelombang adalah banyaknya
gelombang yang terjadi dalam setiap sekon.
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang
ditempuh gelombang dalam waktu satu sekon.
o Hubungan antara cepat rambat gelombang
(v) ,periode (T) dan panjang gelombang (A.)
yaitu :
atau
o Cepat rambat gelombang akan tetap pada medium
yang sama.
Guru meminta satu atau dua orang siswa untuk merefleksi
konsep yang telah dipelajari.
Apa yang dimaksud dengan panjang gelombang,
periode, frekuensi, dan cepat rambat gelombang?
Bagaimana hubungan antara panjang gelombang,
periode, frekuensi, dan cepat rambat gelombang?
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menginformasikan materi selanjutnya dan memberi
tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tersebut.
Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
11 Menit
91
I. Penilaian
1. Pretest : Soal dapat dilihat pada Lampiran.
2. Penilaian Kelompok : Hasil eksperimen (laporan kelompok).
Jakarta, Februari 2012
Peneliti
Pebi Muhamad Fikri
NIM. 107016300526
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION
GETARAN DAN GELOMBANG
UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 2
Oleh:
PEBI MUHAMAD FIKRI
107016300526
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
GETARAN
Nama Sekolah : SMPN 4 SUMEDANG
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-
parameternya.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian getaran pada bandul.
Mengukur periode dan frekuensi getaran pada bandul.
Menunjukkan hubungan antara periode dan frekuensi pada bandul.
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode pada bandul.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian getaran pada bandul.
Siswa dapat mengukur periode dan frekuensi getaran pada bandul.
Siswa dapat menunjukkan hubungan antara periode dan frekuensi pada
bandul.
Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode pada
bandul.
E. Materi Pembelajaran
Getaran:
Pengertian Getaran.
Amplitudo Getaran.
Hubungan Frekuensi dan Periode Getaran.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Direct Instruction
Metode : Ceramah, Demonstrasi, dan Eksperimen
G. Sumber Belajar
Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA,
lingkungan setempat.
H. Kegiatan Pembelajaran
Model
Pembelajaran
Direct
Instruction
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Fase 1 :
Orientasi
A. PENDAHULUAN
Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan
salam, kemudian
memeriksa kehadiran
siswa.
Guru melakukan
apersepsi dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
Ketika kita bermain ayunan
maka ayunan tersebut akan
Siswa menjawab salam
dan melakukan absensi.
Siswa memperhatikan
apersepsi yang
disampaikan guru dan
menjawab pernyaan
yang diajukan.
15 menit
bergerak ke atas dan ke
bawah secara berulang-
ulang. Peristiwa tersebut
menunjukkan bahwa
ayunan melakukan getaran.
Apakah yang dimaksud
dengan getaran?
Guru memberikan
tanggapan atau jawaban
siswa dengan tidak
langsung membenarkan
atau menyalahkan.
Guru menarik minat siswa
terhadap topik yang
dipelajari dengan
menginformasikan materi
yang akan dipelajari, yaitu:
pengertian getaran,
amplitudo, frekuensi dan
periode getaran.
Siswa memperhatikan
tanggapan atau jawaban
guru tentang pertanyaan
apersepsi.
Siswa memperhatikan
guru tentang konsep
konsep yang akan
dipelajari.
Fase 2 :
Demonstrasi
B. KEGIATAN INTI
Guru memotivasi siswa
melalui kegiatan
demonstrasi.
Sebuah penggaris plastik
kita letakkan di atas meja,
Siswa memperhatikan
kegiatan demontrasi
yang dilakukan oleh
guru.
55 menit
Fase 3 :
Praktek
Terstruktur
kemudian ujung O ditarik
ke bawah (B). Apa yang
terjadi? Bagaimanakah
gerakan ujung penggaris
plastik tersebut?
Guru membangkitkan
terjadinya tanya jawab atau
diskusi.
Guru memberikan
tanggapan atas jawaban
siswa dengan tidak
langsung membenarkan
atau menyalahkan.
Guru membagi siswa
menjadi kelompok-
kelompok kecil (4 -5 orang)
untuk menyelidiki dan
mendiskusikan topik yang
dibahas.
Guru menjelaskan
peraturan dan tata tertib
praktikum.
Guru menjelaskan langkah-
langkah dan cara kerja
praktikum.
Guru memberi bimbingan
pelatihan awal praktikum
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan tanya
jawab dan diskusi kelas.
Siswa memperhatikan
tanggapan guru atas
jawaban mereka.
Siswa membantu guru
dalam pembagian
kelompok praktikum.
Siswa memperhatikan
tata tertib dan cara kerja
praktikum yang
disampaikan oleh guru.
Fase 4 :
Praktek di
bawah
Bimbingan
Fase 5 :
Praktek
Mandiri
Guru memberikan siswa
kesempatan untuk
melakukan praktikum
sendiri.
Guru mengecek apakah
siswa telah melakukan
langkah-langkah praktikum
dengan baik.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk melakukan praktek
dengan cara mereka sendiri,
tanpa bantuan an respon
balik dari guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan
praktikum di bawah
bimbingan guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan
praktikum mandiri
(tanpa bimbingan guru).
C. PENUTUP
Pada akhir kegiatan guru
memberi penguatan
terhadap konsep yang telah
dipelajari pada pertemuan
ini.
Sebuah benda
dikatakan bergetar jika
benda tersebut bergerak
bolak-balik secara
periodik melalui titik
kesetimbangan.
Parameter-parameter
getaran terdiri dari
amplitudo, frekuensi
Siswa memperhatikan
penguatan konsep yang
disampaikan oleh guru.
10 menit
dan periode.
Amplitudo adalah
simpangan getaran
yang terbesar.
Periode adalah
waktu yang
diperlukan oleh
benda untuk
melakukan satu kali
getaran.
Frekuensi menyatakan
jumlah getaran dalam
satu sekon.
Hubungan antara
periode (T) dan
frekuensi (f) yaitu :
Periode getaran
pada bandul tidak
dipengaruhi oleh
amplitudo dan massa
bandul tetapi
dipengaruhi oleh
panjang tali.
Guru menginformasikan
materi selanjutnya dan
memberi tugas kepada
siswa untuk mempelajari
materi tersebut.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
Pembelajaran ditutup
dengan doa dan salam.
Siswa menutup
pelajaran dengan doa
dan salam
I. Penilaian
1. Pretest : Soal dapat dilihat pada Lampiran.
2. Penilaian Kelompok : Hasil eksperimen (laporan kelompok).
Jakarta, Februari 2012
Peneliti
Pebi Muhamad Fikri
NIM. 107016300526
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
GELOMBANG
Nama Sekolah : SMPN 4 SUMEDANG
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-
parameternya.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian gelombang pada tali.
Menjelaskan pengertian gelombang pada slinki.
Mengelompokan jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar dan arah
rambatnya.
Mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang (panjang
gelombang).
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian gelombang pada tali.
Siswa dapat menjelaskan pengertian gelombang pada slinki.
Siswa dapat mengelompokan jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar
dan arah rambatnya.
Siswa dapat mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang
(panjang gelombang).
E. Materi Pembelajaran
Pengertian gelombang pada tali dan slinki.
Jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar dan arah rambatnya.
Panjang gelombang.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Direct Instruction
Metode : Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen
G. Sumber Belajar
Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA,
lingkungan setempat.
H. Kegiatan Pembelajaran
Model
Pembelajaran
Direct
Instruction
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Fase 1 :
Orientasi
A. PENDAHULUAN
Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan
salam, kemudian
memeriksa kehadiran
siswa.
Guru melakukan
apersepsi dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
Masih ingatkah kalian. apa
yang dimaksud getaran?
Siswa menjawab salam,
kemudian menulis
absensi.
Siswa memperhatikan
apersepsi yang
disampaikan guru dan
menjawab pernyaan
yang diajukan.
15 menit
Sebuah bandul
disimpangkan ke kanan
(B) kemudian
dilepaskan. Apa yang
terjadi? Bagaimanakah
gerakan bandul tersebut?
Guru memberikan
tanggapan atau jawaban
siswa dengan tidak
langsung membenarkan
atau menyalahkan.
Guru menarik minat siswa
terhadap topik yang
dipelajari dengan
menginformasikan materi
yang akan dipelajari, yaitu:
pengertian gelombang,
jenis-jenis gelombang
berdasarkan arah getar
dan arah rambat, dan
panjang gelombang.
Siswa memperhatikan
tanggapan atau jawaban
guru tentang pertanyaan
apersepsi.
Siswa memperhatikan
guru tentang konsep
konsep yang akan
dipelajari.
Fase 2 :
Demonstrasi
B. KEGIATAN INTI
Guru memotivasi siswa
melalui kegiatan
demonstrasi:
Celupkan jari tangan ke
Siswa memperhatikan
kegiatan demontrasi
yang dilakukan oleh
guru.
55 menit
Fase 3 :
Praktek
Terstruktur
dalam wadah berisi air,
kemudian gerakkan ke atas
dan ke bawah.
Bagaimana pola
permukaan air, gerakan
air dan gerakan gabus?
Guru membangkitkan
terjadinya tanya jawab atau
diskusi.
Guru memberikan
tanggapan atas jawaban
siswa dengan tidak
langsung membenarkan
atau menyalahkan.
Guru membagi siswa
menjadi kelompok-
kelompok kecil (4 -5 orang)
untuk menyelidiki dan
mendiskusikan topik yang
dibahas.
Guru menjelaskan
peraturan dan tata tertib
praktikum.
Guru menjelaskan langkah-
langkah dan cara kerja
praktikum.
Guru memberi bimbingan
pelatihan awal praktikum
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan tanya
jawab dan diskusi kelas.
Siswa memperhatikan
tanggapan guru atas
jawaban mereka.
Siswa membantu guru
dalam pembagian
kelompok praktikum.
Siswa memperhatikan
tata tertib dan langkah
kerja praktikum yang
disampaikan oleh guru.
Fase 4 :
Praktek di
bawah
Bimbingan
Fase 5 :
Praktek
Mandiri
Guru memberikan siswa
kesempatan untuk
melakukan praktikum
sendiri.
Guru mengecek apakah
siswa telah melakukan
langkah-langkah praktikum
dengan baik.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk melakukan praktek
dengan cara mereka sendiri,
tanpa bantuan an respon
balik dari guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan
praktikum di bawah
bimbingan guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan
praktikum mandiri
(tanpa bimbingan guru).
C. PENUTUP
Pada akhir kegiatan guru
memberi penguatan
terhadap konsep yang telah
dipelajari pada pertemuan
ini.
Pada akhir kegiatan guru
memberi penguatan
terhadap konsep yang telah
dipelajari pada pertemuan
ini.
Gelombang adalah
rambatan energi
getaran.
Siswa memperhatikan
penguatan konsep yang
disampaikan oleh guru.
10 menit
Berdas ark an a rah
ge t a r d an a rah
rambat ,
ge lomban g d ib agi
menjadi dua jenis,
yaitu gelombang
transversal dan
gelombang,
longitudinal.
Gelombang
transversal adalah
gelombang yang arah
rambatnya t e g a k
l u r u s d e n g a n
a r a h g e t a r n y a .
S a t u g e l o m b a n g
p a d a gelombang
transversal terdir: atas
satu bukit dan satu
lembah.
Gelombang
longitudinal adalah
gelombang yang arah
rambatnya sejajar
dengan arah
getarnya. Satu
gelombang pada
gelombang
longitudinal terdiri atas
satu rapatan dan satu
renggangan.
Guru menginformasikan
materi selanjutnya dan
memberi tugas kepada
siswa untuk mempelajari
materi tersebut.
Pembelajaran ditutup
dengan doa dan salam.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
Siswa menutup
pelajaran dengan doa
dan salam
I. Penilaian
1. Pretest : Soal dapat dilihat pada Lampiran.
2. Penilaian Kelompok : Hasil eksperimen (laporan kelompok).
Jakarta, Februari 2012
Peneliti
Pebi Muhamad Fikri
NIM. 107016300526
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN III
GELOMBANG
Nama Sekolah : SMPN 4 SUMEDANG
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-
parameternya.
C. Indikator
Mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang (panjang
gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang).
Menunjukan hubungan antara panjang gelombang, periode dan cepat
rambat gelombang
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang
(panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang).
Siswa dapat menunjukan hubungan antara panjang gelombang, periode
dan cepat rambat gelombang.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian panjang gelombang, periode, frekuensi, dan cepat rambat
gelombang.
Hubungan antara panjang gelombang, periode dan cepat rambat
gelombang.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Direct Instruction
Metode : Ceramah, Demonstrasi, dan Eksperimen
G. Sumber Belajar
Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA,
lingkungan setempat.
H. Kegiatan Pembelajaran
Model
Pembelajaran
Direct
Instruction
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Fase 1 :
Orientasi
A. PENDAHULUAN
Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan
salam, kemudian
memeriksa kehadiran
siswa.
Guru melakukan
apersepsi dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
- Jika tali sepanjang 1
m digelarkun ke atas
Siswa menjawab salam,
kemudian menulis
absensi.
Siswa memperhatikan
apersepsi yang
disampaikan guru dan
menjawab pernyaan
yang diajukan.
15 menit
dan ke bawah (seperti
pada gambar),
manakah yang
disebut dengun satu
panjang
gelombang?
Termasuk jenis
gelombang apa
gelombang pada tali
tersebut?
Guru memberikan
tanggapan atau jawaban
siswa dengan tidak
langsung membenarkan
atau menyalahkan.
Guru menarik minat siswa
terhadap topik yang
dipelajari dengan
menginformasikan materi
yang akan dipelajari, yaitu:
pengertian panjang
gelombang, periode,
frekuensi, dan cepat
rambat gelombang dan
hubungan antara
ketiganya.
Siswa memperhatikan
tanggapan atau jawaban
guru tentang pertanyaan
apersepsi.
Siswa memperhatikan
guru tentang konsep
konsep yang akan
dipelajari.
Fase 2 :
Demonstrasi
B. KEGIATAN INTI
Guru memotivasi siswa
melalui kegiatan
demonstrasi.
Siswa memperhatikan
kegiatan demontrasi
yang dilakukan oleh
55 menit
Fase 3 :
Praktek
Terstruktur
Sebuah slinki
digetarkan dengan arah
maju mundur (Seperti
pada gambar, ada
berapa gelombang yang
terbentuk? Berapa waktu
yang diperlukan oleh slinki
ketika getaran slinki sampai
ke ujung?
Guru membangkitkan
terjadinya tanya jawab atau
diskusi.
Guru memberikan
tanggapan atas jawaban
siswa dengan tidak
langsung membenarkan
atau menyalahkan.
Guru membagi siswa
menjadi kelompok-
kelompok kecil (4 -5 orang)
untuk menyelidiki dan
mendiskusikan topik yang
dibahas.
Guru menjelaskan
peraturan dan tata tertib
guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan tanya
jawab dan diskusi kelas.
Siswa memperhatikan
tanggapan guru atas
jawaban mereka.
Siswa membantu guru
dalam pembagian
kelompok praktikum.
Siswa memperhatikan
Fase 4 :
Praktek di
bawah
Bimbingan
Fase 5 :
Praktek
Mandiri
praktikum.
Guru menjelaskan langkah-
langkah dan cara kerja
praktikum.
Guru memberi bimbingan
pelatihan awal praktikum
Guru memberikan siswa
kesempatan untuk
melakukan praktikum
sendiri.
Guru mengecek apakah
siswa telah melakukan
langkah-langkah praktikum
dengan baik.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk melakukan praktek
dengan cara mereka sendiri,
tanpa bantuan an respon
balik dari guru.
tata tertib dan langkah
kerja praktikum yang
disampaikan oleh guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan
praktikum di bawah
bimbingan guru.
Siswa berperan aktif
dalam kegiatan
praktikum mandiri
(tanpa bimbingan guru).
C. PENUTUP
Pada akhir kegiatan guru
memberi penguatan
terhadap konsep yang telah
dipelajari pada pertemuan
ini.
Parameter-parameter
gelombang terdiri dari
Siswa memperhatikan
penguatan konsep yang
disampaikan oleh guru.
10 menit
panjang gelombang,
periode, frekuensi dan
cepat rambat gelombang.
Pan jan g ge lomb an g
ada lah j a r ak yan g
d i t e inpuh ge lomb an g
selama satu periode.
P e r i o d e g e l o m b a n g
a d a l a h w a k t u ya n g
d i p e r l u k a n u n t u
menempuh satu
gelombang.
Frekuensi gelombang
adalah banyaknya
gelombang yang
terjadi dalam setiap
sekon.
Cepat rambat
gelombang adalah jarak
yang ditempuh
gelombang dalam waktu
satu sekon.
o Hubungan antara
cepat rambat
gelombang
(v) ,periode (T) dan
panjang gelombang
(A.) yaitu :
atau
o Cepat rambat
gelombang akan tetap
pada medium yang
sama.
Guru menginformasikan
materi selanjutnya dan
memberi tugas kepada
siswa untuk mempelajari
materi tersebut.
Pembelajaran ditutup
dengan doa dan salam.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
Siswa menutup
pelajaran dengan doa
dan salam
I. Penilaian
1. Pretest : Soal dapat dilihat pada Lampiran.
2. Penilaian Kelompok : Hasil eksperimen (laporan kelompok).
Jakarta, Februari 2012
Peneliti
Pebi Muhamad Fikri
NIM. 107016300526
92
LEMBAR KERJA SISWA I
GETARAN
A. Tujuan
Menjelaskan pengertian getaran pada bandul.
Mengukur periode dan frekuensi getaran pada bandul.
Menunjukkan hubungan antara periode dan frekuensi pada bandul.
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode pada bandul.
B. Alat dan Bahan
Bandul 25 g 1 buah
Bandul 50 g 1 buah
Bandul 75 g 1 buah
Benang kasur 1 gulung
Penggaris 1 buah
Pengukur waktu (slop watch) 1 buah
– Statif 1 set
Busur derajat 1 buah
C. Langkah Kerja
1. Ikatkan sebuah bandul (25 g) pada statif dengan panjang benang kasur 30
cm, aturlah agar bandul tergantung bebas sehingga bandul berada dalam
keadaan diam (setimbang) di O, seperti gambar berikut.
25 g O
30 cm
92
93
2. Simpangkan bandul ke arah kanan (titik A) dengan besar sudut sekitar 10°
terhadap posisi setimbang (titik 0), kemudian lepaskan. Amati gerak
bandul!
3. Gambarkan lintasan yang dibentuk oleh bandul yang sedang bergetar!
4. Berdasarkan gambar yang Kalian buat, bagaimanakah bandul dikatakan
bergetar satu kali?
..............................................................................................................
..............................................................................................................
5. On-kan stop watch bersamaan dengan mulai menghitung 1
getaran, hentikan waktu setelah bandul menempuh 5 getaran.
Tuliskan waktu yang diperlukan oleh bandul dalam tabel 1! Lakukan
hal yang sama sebanyak 3 kali.
25 g O
30 cm
25 g
10°
A
94
Tabel 1
Percobaan
ke-
Jumlah
Getaran
Waktu 5 Getaran (s) Waktu 1 getaran (s)
1 5
2 5
3 5
Rata-rata
6. Waktu 1 getaran disebut ...............................................................................
Satuannya ........................................................................................................
7. Jumlah getaran dalam 1 detik disebut .......................................................
Satuannya ..................................................................................................................
8. On-kan stop watch bersamaan dengan muiai menghitung 1
getaran, hentikan waktu setelah bandul menempuh jumlah getaran yang
ditentukan. Catat periode dan frekuensinya dalam tabel 2
Tabel 2
Percobaan ke- Jumlah Getaran Periode Frekuensi
1 5
2 10
3 15
Berdasarkan data pada tabel 2, bagaimana periodenya? Bagaimana
pula frekuensinya?
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Bandul yang telah diikatkan pada statif dengan panjang benang kasur
30 cm dan diberi amplitudo ke kanan (titik A) dengan besar sudut
sekitar 10° tetapi massa bandul berbeda-beda. Seperti pada gambar
berikut:
95
Catat periode bandul dengan menggunakan stop watch ke dalam tabel 3
berikut:
Tabel 3
Percobaaan ke- Massa Bandul (g) Periode (s)
1 25
2 50
3 75
Berdasarkan data pada tabel 3, apakah yang terjadi pada periode bandul
ketika massa bandul berbeda-beda?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Bandul yang telah diikatkan pada statif deugan panjang benang kasur yang
sama yaitu 30 cm clan massa bandul sebesar 25 g, tetapi amplitudo berbeda-
beda.
O
30 cm
10°
A
25 g O
30 cm
25 g
10°
A
96
Catat periode bandul dengan menggunakan stop watch ke dalam tabel 4
berikut :
Tabel 4
Percobaaan ke- Amplitudo Periode (s)
1 5°
2 10°
3 15°
Berdasarkan data pada tabel 4, apakah yang terjadi pada periode bandul
ketika amplitudo berbeda-beda?
..........................................................................................................................
Ubah-ubahlah panjang benang kasur yang akan diikatkan pada bandul dengan
massa 25 g dan diberi amplitudo ke kanan (titik A) denga sudut sekitar 10°!
Catat periode bandul dengan menggunakan stop watch ke dalam tabel 5
berikut:
Tabel 5
Percobaan ke- Panjang Benang Kasur (cm) Periode (s)
25 g O
30 cm
25 g
10°
A
97
Berdasarkan data pada tabel 5, apakah yang terjadi pada periode bandul
ketika panjang benang kasur berbeda-beda?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi periode?
........................................................................................................................
98
LEMBAR KERJA SISWA II
GETARAN
A. Tujuan
Menjelaskan pengertian gelombang pada tali.
Menjelaskan pengertian gelombang pada slinki.
Mengelompokan jenis-jenis gelombang berdasarkan arah getar dan arah
rambatnya.
Mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang (panjang
gelombang).
B. Alat dan Bahan
Benang kasur 1 m
Gunting kertas (2cm x 5cm) 3 lembar
Slinki 1 buah
Statif 1 set
C. Langkah Kerja
Kegiatan 1
1. Ikatkan ujung seutas tali pada statif. Kemudian letakan 3 lembar guntingan
kertas pada tali ditempat yang berbeda-beda (seperti pada gambar)!
Getarkan ujung lainya ke atas dan ke bawah secara berulang-ulang!
Perhatikan arah getar dan arah rambatnya!.
Arah
getar
Arah rambat Guntingan kertas
98
99
Bagaimana letek guntingan kertas ketika tali digetarkan
.............................................................................................................
............................................................................................................
2. Apakah guntingan kertas berpindah posisi selama tali digetarkan ?
............................................................................................................................
..............................................................................................................
3. Apa yang merambat sehingga bentuk tali seperti pada gambar ?
............................................................................................................................
..............................................................................................................
4. Berdasarkan percobaan tersebut, apa yang dimaksud dengan gelombang?
............................................................................................................................
...........................................................................................................................
5. Perhatikan arah getar dan arah rambatnya! Termasuk jenis gelombang
apa yang terbentuk oleh tali?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
6. Sebutkan ciri-ciri gelombang tersebut !
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7. Manakah yang disebut dengan satu panjang gelombang ? Jelaskan
dengan gambar !
100
LEMBAR KERJA SISWA III
GELOMBANG
A. Tujuan
Mengidentifikasi parameter-parameter dalam gelombang (panjang
gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang).
Menunjukan hubungan antara panjang gelombang, periode dan cepat
rambat gelombang
B. Alat dan Bahan
Slinki 1 buah
Stop watch 1 buah
C. Langkah Kerja
1. Sebuah slinki direntangkan kemudian digetarkan sehingga dihasilkan
panjang gelombang yang berbeda-beda.
Tabel 1
No Periode (s) Jumlah
Rapatan
Jumlah
regangan
Panjang
gelombang (m)
Kegiatan 2
1. Letakan slinki di meja dan rentangkan! Kemudian gerakan slinki ke depan
dan ke belakang secara berulang-ulang, perhatikan arah getar dan arah
rambatnya!
100
101
Gambarkan bentuk perjalanan gelombangnya beserta arah getar dan arah
rambat gelombang slinki tersebut!
2. Dari gambar yang kalian buat, termasuk jenis gelombang apa yang
dibentuk oleh slinki?
............................................................................................................
............................................................................................................
3. Sebutkan ciri-ciri gelombang tersebut!
............................................................................................................
............................................................................................................
4. Manakah yang disebut dengan satu panjang gelombang? Jelaskan
dengan gambar!
102
5. Dengan menggunakan data panjang gelombang pada table 1, tentukan
cepat rambat gelombang dengan menggunakan rumus : v = λ/t. Masukan
hasilnya ke dalam table 2!
No Periode (s) Panjang gelombang (m) Cepat Rambat
(m/s)
1 10
2 20
3 30
6. Bagaimanakah hubungan antara panjang gelombang ( λ ) dan cepat rambat
gelombang ( v )?
............................................................................................................
............................................................................................................
Lampiran B.1 : Keputusan dari Uji Instrumen
LAMPIRAN B
ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN
PENELITIAN
Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Belajar Tipe A
Reliabilitas Tes = 0.85 ( Sangat Tinggi )
Nomor
Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat
kesukaran Keputusan
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0.685 Tinggi 0.8 Baik Sekali 0.75 Mudah Digunakan
2 0.430 Cukup 0.6 Baik 0.64 Sedang Dibuang
3 0.683 Tinggi 0.8 Baik Sekali 0.53 Sedang Digunakan
4 0.259 Rendah 0.2 Jelek 0.33 Sedang Dibuang
5 0.503 Cukup 0.6 Baik 0.36 Sedang Dibuang
6 0.474 Cukup 0.5 Baik 0.25 Sukar Digunakan
7 0.603 Tinggi 0.7 Baik 0.75 Mudah Digunakan
8 0.548 Cukup 0.7 Baik 0.39 Sedang Dibuang
9 0.658 Tinggi 0.7 Baik 0.72 Mudah Digunakan
10 0.608 Tinggi 0.8 Baik Sekali 0.50 Sedang Dibuang
11 0.613 Tinggi 0.6 Baik 0.19 Sukar Digunakan
12 0.444 Cukup 0.5 Baik 0.69 Sedang Digunakan
13 0.530 Cukup 0.6 Baik 0.53 Sedang Digunakan
14 0.597 Cukup 0.7 Baik 0.39 Sedang Dibuang
15 0.293 Rendah 0.3 Cukup 0.53 Sedang Dibuang
16 0.658 Tinggi 0.7 Baik 0.72 Mudah Digunakan
17 0.558 Cukup 0.7 Baik 0.47 Sedang Digunakan
18 0.077 Sangat Rendah 0.1 Jelek 0.50 Sedang Dibuang
19 0.316 Rendah 0.4 Cukup 0.69 Sedang Dibuang
20 0.603 Tinggi 0.7 Baik 0.75 Mudah Digunakan
Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Belajar Tipe B
Reliabilitas Tes= 0.91 ( Sangat Tinggi)
Nomor
Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat
kesukaran Keputusan
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0.267 Rendah 0.22 Cukup 0.65 Sedang Dibuang
2 0.518 Cukup 0.67 Baik 0.65 Sedang Digunakan
3 0.346 Rendah 0.33 Cukup 0.59 Sedang Dibuang
4 0.730 Tinggi 0.78 Baik Sekali 0.23 Sukar Digunakan
5 0.673 Tinggi 0.89 Baik sekali 0.38 Sedang Digunakan
6 0.509 Cukup 0.67 Baik 0.50 Sedang Dibuang
7 0.210 Rendah 0.33 Cukup 0.53 Sedang Dibuang
8 0.630 Tinggi 0.78 Baik Sekali 0.47 Sedang Digunakan
9 0.388 Rendah 0.44 Baik 0.79 Mudah Dibuang
10 0.700 Tinggi 0.78 Baik Sekali 0.32 Sedang Digunakan
11 0.572 Cukup 0.67 Baik 0.32 Sedang Dibuang
12 0.471 Cukup 0.55 Baik 0.26 Sukar Dibuang
13 0.522 Cukup 0.55 Baik 0.35 Sedang Dibuang
14 0.605 Tinggi 0.78 Baik Sekali 0.50 Sedang Digunakan
15 0.610 Tinggi 0.68 Baik 0.32 Sedang Digunakan
16 0.557 Cukup 0.78 Baik Sekali 0.50 Sedang Dibuang
17 0.453 Cukup 0.55 Baik 0.44 Sedang Dibuang
18 0.798 Tinggi 0.67 Baik 0.18 Sukar Digunakan
19 0.692 Tinggi 0.67 Baik 0.29 Sukar Digunakan
20 0.316 Rendah 0.44 Baik 0.73 Mudah Dibuang
123
Lampiran C.1 : Format Observasi Keterlaksanaan Model
Lampiran C.2 : Kisi-kisi Soal Getaran dan Gelombang
Lampiran C.3 : Soal Konsep Getaran dan Gelombang
LAMPIRAN C
INSTRUMEN PENELITIAN
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN
GETARAN DAN GELOMBANG
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Kelas / Semester : VIII / 2
Jumlah Soal : 20 Soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Materi Pokok : Getaran dan Gelombang
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.
Kompetensi dasar : 6.1. Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang
serta parameter-parameternya.
No
Soal
Indikator Soal Taraf
Kesukaran
Aspek
Kognitif
Kunci
Jawaban
1 Menjelaskan pengertian getaran Mudah C1 D
2 Mudah C2 A
3 Mengidentifikasi parameter-
parameter dalam getaran
(amplitude, frekuensi, dan
periode).
Sedang C2 A
4 Sedang C2 D
5 Sukar C4 B
6 Menunjukkan hubungan antara
periode dan frekuensi suatu
getaran
Sedang C3 A
7 Sukar C2 A
8 Sukar C2 C
9 Menjelaskan pengertian
gelombang
Mudah C1 B
10 Sedang C1 C
11 Sedang C1 C
12 Membedakan jenis-jenis
gelombang berdasarkan arah
getar dan arah rambatnya
Sedang C2 B
13 Mudah C1 D
14 Mudah C1 B
15 Mengidentifikasi parameter-
parameter dalam gelombang
(panjang gelombang, periode,
frekuensi dan cepat rambat
gelombang)
Sukar C4 D
16 Sedang C1 C
17 Sedang C1 D
18 Menunjukkan hubungan antara
panjang gelombang, periode, dan
cepat rambat gelombang.
Sedang C3 C
19 Sukar C3 B
20 Sedang C1 B
Lampiran B.1
KISI-KISI SOAL PRETEST – POSTTEST
Kelas/Semester : VIII/2
Materi Pokok : Getaran dan Gelombang
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar : 6.1. Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya
Indikator Soal Jawaban Aspek Kognitif
Menjelaskan pengertian
getaran
1. Getaran adalah ....
a. gerak bolak-balik
b. gerak bolak-balik satu kali
c. gerak bolak-balik berulang
d. gerak bolak-balik secara periodik melalui titik seimbang
2. Sebuah bandul berayun seperti gambar berikut :
Gerak dari A-B-C-B-A merupakan ….
a . 1 g e t a r a n c . 3 g e t a r a n
b . 2 g e t a r a n d . 4 g e t a r a n
D
A
C1
C2
Mengidentifikasi parameter-
parameter dalam getaran
(amplitude, frekuensi, dan
periode).
3 . P e r h a t i k a n g a m b a r b e r i k u t !
B a n d u l I B a n d u l I I
Jika pada bandul I jarak B ke A 10 cm dan pada bandul II jarak B ke
A 20 cm, maka bandul yang memiliki amplitudo paling besar adalah
….
a. bandul II
b. bandul I
c. bandul I dan II
d. Bandul I dan II tidak memiliki amplitudo
4.
Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak
dari titik …
A
D
C2
C2
a. A – O
b. A – O – B – O
c. O – A – O – B
d. A – O – B – O – A
5. Dua buah ayunan A dan B memiliki panjang tali yang sama. Jika
ayunan pertama digetarkan dengan simpangan empat kali ayunan
kedua, maka …
a. periode A = 4 periode B
b. periode A = ¼ kali periode B
c. periode A = 2 kali periode B
d. periode A = 2 kali periode B
B
C4
Menunjukkan hubungan
antara periode dan
frekuensi suatu getaran
6. Sebuah bandul berayun 20 kali dalam waktu 40 sekon, maka
periodenya adalah …
a. 2 sekon
b. 3 sekon
c. 4 sekon
d. 5 sekon
7. Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. semakin kecil periode getaran, semakin besar frekuensinya
b. semakin kecil periode getaran, semakin besar amplitudonya
A
A
C3
C2
c. semakin kecil periode getaran, semakin kecil frekuensinya
d. semakin kecil periode getaran, semakin kecil amplitudonya
8. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1. Periode bergantung pada amplitudo
2. Periode tidak bergantung pada amplitudo
3. Periode bergantung pada frekuensi
4. Periode tidak bergantung pada frekuensi
Pernyataan yang benar adalah
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
C
C2
Menjelaskan pengertian gelombang
9. Getaran yang merambat merupakan pengertian dari ….
a. Getaran
b. Gelombang
c. Amplitude
d. Frekuensi
B
C1
10. Perhatikan gambar berikut!
Dari gambar di atas, satu gelombang dinyatakan oleh ….
a. a – b – c
b. a – b’ – c
c. a – b – c – d – e
d. a – b’ – c – d’ – e
11. Perhatikan gambar berikut!
Pada gambar di atas, yang dimaksud satu gelombang adalah ….
a. A – B c. A – B – C
b. B – C d. A – B – C – D
C
C
C1
C1
Membedakan jenis-jenis
gelombang berdasarkan arah get
ar dan arah rambatnya
12. Perhatikan tabel di bawah ini!
No Jenis Gelombang Contoh Gelombang
1 Gelombang transversal Gelombang tali
2 Gelombang transversal Gelombang bunyi
3 Gelombang longitudinal Gelombang slinki
4 Gelombang longitudinal Gelombang radio
Dari tabel di atas contoh gelombang yang sesuai dengan jenis
gelombang adalah nomor …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d.. 2 dan 4
13. Gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya
disebut gelombang …
a. elektromagnetik
b. longitudinal
c. mekanik
d. transversal
14. Gelombang longitudinal adalah ….
a. Gelombang yang arah rambatnya tidak teratur
b. Gelombang yang arah rambat sejajar dengan arah getarnya
c. Gelombang yang arah rambatnya beraturan
d. Gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah
getarnya
B
D
B
C2
C1
C1
Mengidentifikasi parameter-
parameter dalam gelombang
(panjang gelombang, periode,
frekuensi dan cepat rambat
gelombang)
15. Perhatikan gambar dan pernyataan berikut!
1. Amplitudo gelombang I > gelombang II
2. Frekuensi gelombang II > frekuensi I
3. Panjang gelombang I = 4/3 panjang gelombang II
Pernyataan yang benar adalah nomor …
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
D
C4
Gelombang 1
Gelombang 2
2 sekon; 2 meter
16. Perhatikan gambar!
Amplitudo gelombang ditunjukkan oleh …
a. AC dan CE c. BB’ dan DD’
b. AB’ dan D’E d. B’C dan CD’
17. Gambar-gambar di bawah ini menggambarkan panjang satu
gelombang kecuali ….
C
D
C1
C1
Menunjukkan hubungan antara
panjang gelombang, periode, dan
cepat rambat gelombang.
18. Perhatikan gambar berikut!
Seutas tali digetarkan sehingga menghasilkan gelombang seperti
pada gambar di atas. Jika cepat rambat gelombangnya 12 m/s,
maka frekuensi gelombangnya sebesar ….
a. 50 Hz
b. 100 Hz
c. 150 Hz
d. 200 Hz
19. Sebuah slinki digetarkan schingga mcnghasilkan gelombang
longitudinal seperti pada gambar berikut :
Jika cepat rambat gelombangnya 2 m/s, maka periode
C
B
C3
C3
gelombangnya sebesar…
a. 0,02 sekon
b. 0,04 sekon
c. 0,06 sekon
d. 0,08 sekon
20. Pernyataan dibawah ini yang benar adalah ….
a.
b.
c. v = 2f
d. v = 2T
B
C1
137
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Getaran adalah ....
a. gerak bolak-balik
b. gerak bolak-balik satu kali
c. gerak bolak-balik berulang
d. gerak bolak-balik secara periodik melalui titik seimbang
2. Sebuah bandul berayun seperti gambar berikut :
Gerak dari A-B-C-B-A merupakan ….
a. 1 getaran c. 3 getaran
b. 2 getaran d. 4 getaran
3 . P e r h a t i k a n g a m b a r b e r i k u t !
B a n d u l I B a n d u l I I
Jika pada bandul I jarak B ke A 10 cm dan pada bandul II jarak B ke A 20 cm, maka
bandul yang memiliki amplitudo paling besar adalah ….
a. bandul II
b. bandul I
c. bandul I dan II
d. Bandul I dan II tidak memiliki amplitude
Akan Ku Sikat
Soalnya Nama :
No. Absen :
Kelas :
Lampiran C. 5
138
4.
Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik …
a. A – O c. O – A – O – B
b. A – O – B – O d. A – O – B – O – A
5. Dua buah ayunan A dan B memiliki panjang tali yang sama. Jika ayunan pertama
digetarkan dengan simpangan empat kali ayunan kedua, maka …
a. periode A = 4 periode B
b. periode A = ¼ kali periode B
c. periode A = 2 kali periode B
d. periode A = 2 kali periode B
6. Sebuah bandul berayun 20 kali dalam waktu 40 sekon, maka periodenya adalah …
a. 2 sekon c. 4 sekon
b. 3 sekon d. 5 sekon
7. Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. semakin kecil periode getaran, semakin besar frekuensinya
b. semakin kecil periode getaran, semakin besar amplitudonya
c. semakin kecil periode getaran, semakin kecil frekuensinya
d. semakin kecil periode getaran, semakin kecil amplitudonya
8. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1. Periode bergantung pada amplitudo
2. Periode tidak bergantung pada amplitudo
3. Periode bergantung pada frekuensi
4. Periode tidak bergantung pada frekuensi
Pernyataan yang benar adalah
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
139
9. Getaran yang merambat merupakan pengertian dari ….
a. getaran c. amplitude
b. gelombang d. frekuensi
10. Perhatikan gambar berikut!
Dari gambar di atas, satu gelombang dinyatakan oleh ….
a. a – b – c c. a – b – c – d – e
b. a – b’ – c d. a – b’ – c – d’ – e
11. Perhatikan gambar berikut!
Pada gambar di atas, yang dimaksud satu gelombang adalah ….
a. A – B c. A – B – C
b. B – C d. A – B – C – D
12. Perhatikan tabel di bawah ini!
No Jenis Gelombang Contoh Gelombang
1 Gelombang transversal Gelombang tali
2 Gelombang transversal Gelombang bunyi
3 Gelombang longitudinal Gelombang slinki
4 Gelombang longitudinal Gelombang radio
Dari tabel di atas contoh gelombang yang sesuai dengan jenis gelombang adalah
nomor …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
140
13. Gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya disebut
gelombang …
a. elektromagnetik c. mekanik
b. longitudinal d. transversal
14. Gelombang longitudinal adalah ….
a. Gelombang yang arah rambatnya tidak teratur
b. Gelombang yang arah rambat sejajar dengan arah getarnya
c. Gelombang yang arah rambatnya beraturan
d. Gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya
15. Perhatikan gambar dan pernyataan berikut!
1. Amplitudo gelombang I > gelombang II
2. Frekuensi gelombang II > frekuensi I
3. Panjang gelombang I = 4/3 panjang gelombang II
Pernyataan yang benar adalah nomor …
a. 1, 2, dan 3 c. 1 dan 3
b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
16. Perhatikan gambar!
Amplitudo gelombang ditunjukkan oleh …
Gelombang 1
Gelombang 2
2 sekon; 2 meter
141
a. AC dan CE c. BB’ dan DD’
b. AB’ dan D’E d. B’C dan CD’
17. Gambar-gambar di bawah ini menggambarkan panjang satu gelombang kecuali ….
18. Perhatikan gambar berikut!
Seutas tali digetarkan sehingga menghasilkan gelombang seperti pada gambar di
atas. Jika cepat rambat gelombangnya 12 m/s, maka frekuensi gelombangnya
sebesar ….
a. 50 Hz c. 150 Hz
b. 100 Hz d. 200 Hz
19. Sebuah slinki digetarkan schingga mcnghasilkan gelombang longitudinal
seperti pada gambar berikut :
Jika cepat rambat gelombangnya 2 m/s, maka periode gelombangnya sebesar…
a. 0,02 sekon c. 0,06 sekon
b. 0,04 sekon d. 0,08 sekon
20. Pernyataan dibawah ini yang benar adalah ….
a. c. v = 2f
b. d. v = 2T
D
Lampiran D.1 Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen
b. Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol
c. Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Eksperimen
d. Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Kontrol
Lampiran D. 2 Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Pretest
b. Uji Homogenitas Posttest
Lampiran D. 3 Uji Hipotesis
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
c. Uji Normal Gain
LAMPIRAN D
UJI ANALISIS DATA
UJI NORMALITAS
A. Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen (VIII-F)
No X No X No X No X
1 40 11 40 21 20 31 45
2 30 12 40 22 25 32 40
3 40 13 30 23 45 33 60
4 40 14 35 24 25 34 35
5 45 15 30 25 35 35 35
6 35 16 10 26 75 36 40
7 30 17 60 27 40 37 35
8 70 18 40 28 20 38 35
9 35 19 15 29 55 39 45
10 5 20 35 30 55 40 65
Skor Terbesar = 75
Skor Terkecil = 5
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 75 – 5
= 70
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 40
= 1 + 3,3 (1,6)
= 1 + 5,28
= 6,28 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 126
70
BK
R
Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval f Nilai Tengah ( ix ) 2
ix ixf . 2
. ixf
1 5 – 16 3 10,5 110,25 31,5 330,75
2 17 – 28 4 22,5 506,25 90 2.025
3 29 – 40 22 34,5 1.190,25 759 26.185,5
4 41 – 52 4 46,5 2.162,25 186 8.649
5 53 – 64 4 58,5 3.422.25 234 13.689
6 65 – 76 3 70,5 4.970,25 211,5 14.910,75
Jumlah 40 1.512 65.790
Rata-Rata ( x )
8,3740
1512
n
fxx
i
Lampiran D. 1
Median (Me)
Me = 35,59
Modus (Mo)
Mo = 34,5
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
8,1445,221560.1
456.345
14040
512.1790.6540
1
222
nn
fxfxns
ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
4,5 16,5 28,5 40,5 52,5 64,5 76,5
b. Mencari nilai Z-Score
s
xKelasBatasZ
6,28,14
8,375,76
8,18,14
8,375,64
9,08,14
8,375,52
2,08,14
8,375,40
6,08,14
8,375,28
4,18,14
8,375,16
2,28,14
8,375,4
7
6
5
4
3
2
1
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
./
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:
0,0122 0,0735 0,2578 0,5987 0,8289 0,9678 0,9960
d. Mencari luas tiap kelas interval
0,0122 – 0,0735 = 0,0613
0,0735 – 0,2578 = 0,1843
0,2578 + 0,5987 = 0,8565
0,5987 – 0,8289 = 0,2302
0,8289 – 0,9678 = 0,1389
0,9678 – 0,9960 = 0,0282
e. Mencari frekuensi yang diharapkan ( fe )
0,0613 x 40 = 2,5
0,1843 x 40 = 7,3
0,8565 x 40 = 34,2
0,2302 x 40 = 9,2
0,1389 x 40 = 5,5
0,0282 x 40 = 1,2
No Batas Kelas Z Luas 0 – Z Luas Tiap Kelas Interval fe fo
1 4,5 -2,00 0,0202 0,0683 2,5 3
2 16,5 -1,33 0,0885 0,1381 7,3 4
3 28,5 -0,67 0,2266 0,7465 34,2 22
4 40,5 0,02 0,5199 0,2535 9,2 4
5 52,5 0,69 0,7734 0,1531 5,5 4
6 64,5 1,36 0,9265 0,0533 1,2 3
76,5 2,04 0,9798
Σfo=40
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2 )
k
i
hitung
fe
fefo
1
2
2
6,10
2,22,07,22,42,11,0
2,1
2,13
5,5
5,54
2,9
2,94
2,34
2,3422
3,7
3,74
5,2
5,23222222
2
hitung
Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada
tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika hitung2 ≥ tabel
2 , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2 ≤ tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat:
hitung2 = 10,6 dan tabel
2 = 11,07
Jadi,
hitung2 < tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
B. Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Eksperimen (VIII-F)
No X No X No X No X
1 90 11 85 21 70 31 85
2 75 12 85 22 75 32 85
3 80 13 75 23 90 33 100
4 85 14 80 24 70 34 80
5 90 15 75 25 80 35 80
6 80 16 65 26 100 36 85
7 75 17 95 27 85 37 80
8 95 18 85 28 70 38 80
9 80 19 65 29 95 39 90
10 60 20 75 30 90 40 95
Skor Terbesar = 100
Skor Terkecil = 60
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 100 – 60
= 40
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 40
= 1 + 3,3 (1,6)
= 1 + 5,28
= 6,28
≈ 6
Panjang Kelas (i) = 767,66
40
BK
R
Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval f Nilai Tengah ( ix ) 2
ix ixf . 2
. ixf
1 60-66 3 63 3.969 189 11.907
2 67-73 3 70 4.900 210 14.700
3 74-80 15 77 5.929 1.155 88.935
4 81-87 8 84 7.056 672 56.448
5 89-95 9 92 8.464 828 76.176
6 96-102 2 99 9.801 198 19.602
Jumlah 40 40.119 3.252 267.768
Rata-Rata ( x )
30,8140
252.3
n
fxx
i
Median (Me)
Me = 80
Modus (Mo)
Mo = 77,9
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
08,951,82560.1
128711
14040
252.3768.26740
1
222
nn
fxfxns
ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 95,5 102,5
b. Mencari nilai Z-Score
s
xKelasBatasZ
33,208,9
30,815,102
56,108,9
30,815,95
68,008,9
30,815,87
09,008,9
30,815,80
86,008,9
30,815,73
63,108,9
30,815,66
40,208,9
30,815,59
7
6
5
4
3
2
1
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:
0,0071 0,0495 0,1977 0,4404 0,7422 0,9505 0,9906
d. Mencari luas tiap kelas interval
0,0071 – 0,0495 = 0,0424
0,0495 – 0,1977 = 0,1482
0,1977 + 0,4404 = 0,6381
0,4404 – 0,7422 = 0,3018
0,7422 – 0,9505 = 0,2083
0,9505 – 0,9906 = 0,0401
e. Mencari frekuensi yang diharapkan ( fe )
0,0424 x 40 = 1,696
0,1482 x 40 = 5,928
0,6381 x 40 = 25,524
0,3018 x 40 = 12,072
0,2083 x 40 = 8,332
0,0401 x 40 = 1,604
No Batas Kelas Z Luas 0 – Z Luas Tiap Kelas Interval fe fo
1 59,5 -2,40 0,0071 0,0424 1,696 3
2 66,5 -1,63 0,0495 0,1482 5,928 3
3 73,5 -0,86 0,1977 0,6381 25,524 15
4 80,5 -0,09 0,4404 0,3018 12,072 8
5 87,5 0,68 0,7422 0,2083 8,332 9
6 95,5 1,56 0,9505 0,0401 1,604 2
102,5 2,33 0,9906
Σfo=40
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2 )
k
i
hitung
fe
fefo
1
2
2
927,8
097,0053,0990,1339,4446,1002,1
604,1
604,12
332,8
332,89
072,12
072,128
524,25
524,2515
928,5
928,53
696,1
696,13222222
2
hitung
Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada
tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika hitung2 ≥ tabel
2 , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2 ≤ tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat:
hitung2 = 8,927 dan tabel
2 = 11,07
Jadi,
hitung2 < tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
C. Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol (VIII-Z)
No X No X No X No X
1 20 11 55 21 60 31 35
2 30 12 30 22 35 32 40
3 30 13 40 23 70 33 35
4 25 14 75 24 10 34 55
5 35 15 5 25 45 35 40
6 35 16 60 26 35 36 45
7 25 17 30 27 65 37 15
8 40 18 65 28 35 38 45
9 35 19 20 29 40 39 40
10 45 20 40 30 40 40 40
Skor Terbesar = 75
Skor Terkecil = 5
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 75 –5
= 70
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 40
= 1 + 3,3 (1,6)
= 1 + 5,28
= 6,28
≈ 6
Panjang Kelas (i) = 1267,116
70
BK
R
Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval f Nilai Tengah ( ix ) 2
ix ixf . 2
. ixf
1 5-16 3 10,5 110,25 31,5 330,75
2 17-28 4 22,5 506,25 90 2.025
3 29-40 21 34,5 1.190,25 728,5 24.995,25
4 41-52 4 46,5 2.162,25 186 8.649
5 53-64 4 58,5 3.422,25 234 13.689
6 65-76 4 70,5 4.970,25 282 19.881
Jumlah 40 1.552 69.570
Rata-Rata ( x )
8,3840
552.1
n
fxx
i
Median (Me)
Me = 35,9
Modus (Mo)
Mo = 34,5
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
5,1580,239560.1
096.374
14040
552.1570.6940
1
222
nn
fxfxns
ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
4,5 16,5 28,5 40,5 52,5 64,5 76,5
b. Mencari nilai Z-Score
s
xKelasBatasZ
4,25,15
8,385,76
6,15,15
8,385,64
8,05,15
8,385,52
1,05,15
8,385,40
6,05,15
8,385,28
4,15,15
8,385,16
2,25,15
8,385,4
7
6
5
4
3
2
1
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:
0,0122 0,0735 0,2578 0,5596 0,8023 0,9505 0,9929
d. Mencari luas tiap kelas interval
0,0122 – 0,0735 = 0,0613
0,0735 – 0,2578 = 0,1843
0,2578 + 0,5596 = 0,8174
0,5596 – 0,8023 = 0,2427
0,8023 – 0,9505 = 0,1482
0,9505 – 0,9929 = 0,0424
e. Mencari frekuensi yang diharapkan ( fe )
0,0613 x 40 = 2,4
0,1843 x 40 = 7,3
0,8174 x 40 = 32,6
0,2427 x 40 = 9,7
0,1482 x 40 = 5,9
0,0424 x 40 = 2,0
No Batas Kelas Z Luas 0 – Z Luas Tiap Kelas Interval fe fo
1 4,5 -1,69 0,0401 0,0850 2,4 3
2 16,5 -1,06 0,1251 0,2013 7,3 4
3 28,5 -0,43 0,3264 0,9251 32,6 21
4 40,5 0,20 0,5987 0,2036 9,7 4
5 52,5 0,84 0,8023 0,1471 5,9 4
6 64,5 1,47 0,9394 0,0348 2,0 4
76,5 2,10 0,9842
Σfo=40
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2 )
k
i
hitung
fe
fefo
1
2
2
3,10
26,07,27,32,11,0
2
24
9,5
9,54
7,9
7,94
6,32
6,3221
3,7
3,74
4,2
4,23222222
2
hitung
Nilai untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada tabel
chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika hitung2 ≥ tabel
2 , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2 ≤ tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat:
hitung2 = 10,3 dan tabel
2 = 11,07
Jadi,
hitung2 < tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
D. Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Kontrol (VIII-Z)
No X No X No X No X
1 50 11 45 21 75 31 40
2 65 12 55 22 45 32 20
3 65 13 55 23 50 33 45
4 70 14 55 24 70 34 35
5 80 15 80 25 50 35 55
6 40 16 70 26 65 36 50
7 85 17 65 27 35 37 45
8 70 18 60 28 90 38 55
9 60 19 35 29 60 39 50
10 65 20 60 30 45 40 45
Skor Terbesar = 100
Skor Terkecil = 25
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 100 – 25
= 75
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 40
= 1 + 3,3 (1,6)
= 1 + 5,28
= 6,28
≈ 6
Panjang Kelas (i) = 126,116
70
BK
R
Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval f Nilai Tengah ( ix ) 2
ix ixf . 2
. ixf
1 20 – 31 1 25,5 650,25 25,5 650,25
2 32 – 43 5 37,5 1.406,25 187,5 7.031,25
3 44 – 55 16 49,5 2.450,25 792 39.204
4 56 – 67 9 61,5 3.782,25 553,5 34.040,25
5 68 – 79 5 73,5 5.402,25 367,5 27.011,25
6 80 – 91 4 85,5 7.310,25 342 29.241
Jumlah 40 2.268 137.178
Rata-Rata ( x )
70,5640
268.2
n
fxx
i
Median (Me)
Me = 54
Modus (Mo)
Mo = 50,8
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
83,1406,220560.1
296.343
14040
268.2178.13740
1
222
nn
fxfxns
ii
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
19,5 31,5 43,5 55,5 67,5 79,5 91,5
b. Mencari nilai Z-Score
s
xKelasBatasZ
35,283,14
7,565,91
54,183,14
7,565,79
72,083,14
7,565,67
08,083,14
7,565,55
89,083,14
7,565,43
69,183,14
7,565,31
51,283,14
7,565,19
7
6
5
4
3
2
1
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:
0,0054 0,0401 0,1711 0,4404 0,7734 0,9394 0,9906
d. Mencari luas tiap kelas interval
0,0054 – 0,0401 = 0,0347
0,0401 – 0,1711 = 0,1310
0,1711 + 0,4404 = 0,6115
0,4404 – 0,7734 = 0,3330
0,7734 – 0,9394 = 0,1660
0,9394 – 0,9906 = 0,0512
e. Mencari frekuensi yang diharapkan ( fe )
0,0347 x 40 = 1,388
0,1310 x 40 = 5,240
0,6115 x 40 = 24,460
0,3330 x 40 = 13,320
0,1160 x 40 = 4,640
0,0512 x 40 = 2,048
No Batas Kelas Z Luas 0 – Z Luas Tiap Kelas Interval fe fo
1 19,5 -2,51 0,0054 0,0347 1,388 1
2 31,5 -1,69 0,0401 0,1310 5,240 5
3 43,5 -0,89 0,1711 0,6115 24,460 16
4 55,5 -0,08 0,4404 0,330 13,320 9
5 67,5 0,72 0,7734 0,1660 4,640 5
6 79,5 1,54 0,9394 0,0512 2,048 4
91,5 2,35 0,9906
Σfo=40
Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2 )
k
i
hitung
fe
fefo
1
2
2
33,6
88,102,040,192,201,010,0
04,2
04,24
64,4
64,45
32,13
32,139
46,24
46,2416
24,5
24,55
38,1
38,11222222
2
hitung
Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada
tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika hitung2 ≥ tabel
2 , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika hitung2 ≤ tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat:
hitung2 = 6,33 dan tabel
2 = 11,07
Jadi,
hitung2 < tabel
2 , artinya Data Berdistribusi Normal
UJI HOMOGENITAS
A. Uji Homogenitas Pretest
Sampel dk = n-1 Si Log Si (dk)Log Si
VII-8
(Eksperimen) 39 219,04 2,3405 91,28
VII-7
(Kontrol) 39 240,25 2,3806 92,84
Jumlah = 2 781n 184,12
Varians Gabungan
09,0
)04,03,2
12,18408,1843,2
10ln
08,1847836,21
36,264,229
64,22978
31.912.17
78
75,369.956,542.8
78
25,2403904,21939
1
11
2
2211
ihitung SLogdkB
nSLogB
LogSLog
n
SnSnS
tabel2 untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 didapat:
tabel2 = 3,841
Dengan kriteria pengujian:
Jika hitung2 ≥ tabel
2 , berarti tidak homogen
Jika hitung2 ≤ tabel
2 , berarti homogen
Dari penghitungan didapat:
hitung2 = 0,09 dan tabel
2 = 3,841
Ternyata, hitung2 > tabel
2 atau 0,09 < 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran D. 2
B. Uji Homogenitas Posttest
Sampel dk = n-1 Si Log Si (dk)Log Si
VII-8
(Eksperimen) 39 82,52 1,9165 74,74
VII-7
(Kontrol) 39 220,06 2,3425 91,35
Jumlah = 2 781n
Varians Gabungan
731,1
75,03,2
940,1731873,1733,2
10ln
940,1737823,21
23,272,172
28,15178
34,800.11
78
34,582.828,218.3
3939
06,2203952,8239
2
21
2211
ihitung SLogdkB
nSLogB
LogSLog
nn
SnSnS
tabel2 untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 didapat:
tabel2 = 3,841
Dengan kriteria pengujian:
Jika hitung2 ≥ tabel
2 , berarti tidak Homogen
Jika hitung2 ≤ tabel
2 , berarti Homogen
Dari penghitungan didapat:
hitung2 = -1,731 dan tabel
2 = 3,841
Ternyata, hitung2 < tabel
2 atau 1,731 < 3,841, maka dapat disimpulakan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
UJI HIPOTESIS (SPSS Versi 16)
A. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Awal akhir eksperimen 40 7.6750 2.97328 .47012
kontrol 40 7.8250 3.08751 .48818
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Awal
akhir
Equal
variances
assumed
.055 .815 -.221 78 .825 -.15000 .67774 -1.49927 1.19927
Equal
variances not
assumed
-.221 77.889 .825 -.15000 .67774 -1.49930 1.19930
Lampiran D. 3
B. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Awal akhir posttest eksperimen 40 16.4000 1.90546 .30128
kontrol 40 14.7750 2.93072 .46339
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Awal akhir
posttest
Equal
variances
assumed
3.749 .056 2.940 78 .004 1.62500 .55272 .52462 2.72538
Equal
variances
not assumed
2.940 66.9
73 .005 1.62500 .55272 .52176 2.72824
166
Lampiran E. 1 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
Lampiran E. 2 Tabel Luas Di Bawah Lengkungan Kurva Normal
Dari 0 s/d Z
Lampiran E. 3 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat
LAMPIRAN E
DAFTAR TABEL
t Tablecum. prob t .50 t .75 t .80 t .85 t .90 t .95 t .975 t .99 t .995 t .999 t .9995
one-tail 0.50 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 0.0005two-tails 1.00 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.002 0.001
df1 0.000 1.000 1.376 1.963 3.078 6.314 12.71 31.82 63.66 318.31 636.622 0.000 0.816 1.061 1.386 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327 31.5993 0.000 0.765 0.978 1.250 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215 12.9244 0.000 0.741 0.941 1.190 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173 8.6105 0.000 0.727 0.920 1.156 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893 6.8696 0.000 0.718 0.906 1.134 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208 5.9597 0.000 0.711 0.896 1.119 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785 5.4088 0.000 0.706 0.889 1.108 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501 5.0419 0.000 0.703 0.883 1.100 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297 4.781
10 0.000 0.700 0.879 1.093 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144 4.58711 0.000 0.697 0.876 1.088 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025 4.43712 0.000 0.695 0.873 1.083 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930 4.31813 0.000 0.694 0.870 1.079 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852 4.22114 0.000 0.692 0.868 1.076 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787 4.14015 0.000 0.691 0.866 1.074 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733 4.07316 0.000 0.690 0.865 1.071 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686 4.01517 0.000 0.689 0.863 1.069 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646 3.96518 0.000 0.688 0.862 1.067 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610 3.92219 0.000 0.688 0.861 1.066 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.88320 0.000 0.687 0.860 1.064 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.85021 0.000 0.686 0.859 1.063 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527 3.81922 0.000 0.686 0.858 1.061 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505 3.79223 0.000 0.685 0.858 1.060 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485 3.76824 0.000 0.685 0.857 1.059 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467 3.74525 0.000 0.684 0.856 1.058 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450 3.72526 0.000 0.684 0.856 1.058 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435 3.70727 0.000 0.684 0.855 1.057 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421 3.69028 0.000 0.683 0.855 1.056 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408 3.67429 0.000 0.683 0.854 1.055 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396 3.65930 0.000 0.683 0.854 1.055 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385 3.64640 0.000 0.681 0.851 1.050 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.307 3.55160 0.000 0.679 0.848 1.045 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.232 3.46080 0.000 0.678 0.846 1.043 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.195 3.416
100 0.000 0.677 0.845 1.042 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.174 3.3901000 0.000 0.675 0.842 1.037 1.282 1.646 1.962 2.330 2.581 3.098 3.300
z 0.000 0.674 0.842 1.036 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576 3.090 3.2910% 50% 60% 70% 80% 90% 95% 98% 99% 99.8% 99.9%
Confidence Level
t-table.xls 7/14/2007
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.03590.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.07530.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.11410.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.15170.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.18790.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2123 0.2157 0.2190 0.22240.6 0.2257 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2517 0.25490.7 0.2580 0.2611 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.28520.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2995 0.3023 0.3051 0.3078 0.3106 0.31330.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.33891.0 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.36211.1 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.38301.2 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.40151.3 0.4032 0.4049 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.41771.4 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.43191.5 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.44411.6 0.4452 0.4463 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.45451.7 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.46331.8 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.47061.9 0.4713 0.4719 0.4726 0.4732 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.47672.0 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.48172.1 0.4821 0.4826 0.4830 0.4834 0.4838 0.4842 0.4846 0.4850 0.4854 0.48572.2 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.48902.3 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.49162.4 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.49362.5 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.49522.6 0.4953 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.49642.7 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.49742.8 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.49812.9 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.49863.0 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.49903.1 0.4990 0.4991 0.4991 0.4991 0.4992 0.4992 0.4992 0.4992 0.4993 0.49933.2 0.4993 0.4993 0.4994 0.4994 0.4994 0.4994 0.4994 0.4995 0.4995 0.49953.3 0.4995 0.4995 0.4995 0.4996 0.4996 0.4996 0.4996 0.4996 0.4996 0.49973.4 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.49983.5 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.49983.6 0.4998 0.4998 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.49993.7 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.49993.8 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.49993.9 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000
Area under the Standard Normal Density from 0 to z
File: Tabel Distribusi Normal Standar Sheet: cdf (1) Hlm 1/1
Tabel Distribusi χ²
α 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005
db 1 2.70554 3.84146 5.02390 6.63489 7.87940 2 4.60518 5.99148 7.37778 9.21035 10.59653 3 6.25139 7.81472 9.34840 11.34488 12.83807 4 7.77943 9.48773 11.14326 13.27670 14.86017 5 9.23635 11.07048 12.83249 15.08632 16.74965 6 10.64464 12.59158 14.44935 16.81187 18.54751 7 12.01703 14.06713 16.01277 18.47532 20.27774 8 13.36156 15.50731 17.53454 20.09016 21.95486 9 14.68366 16.91896 19.02278 21.66605 23.58927 10 15.98717 18.30703 20.48320 23.20929 25.18805 11 17.27501 19.67515 21.92002 24.72502 26.75686 12 18.54934 21.02606 23.33666 26.21696 28.29966 13 19.81193 22.36203 24.73558 27.68818 29.81932 14 21.06414 23.68478 26.11893 29.14116 31.31943 15 22.30712 24.99580 27.48836 30.57795 32.80149 16 23.54182 26.29622 28.84532 31.99986 34.26705 17 24.76903 27.58710 30.19098 33.40872 35.71838 18 25.98942 28.86932 31.52641 34.80524 37.15639 19 27.20356 30.14351 32.85234 36.19077 38.58212 20 28.41197 31.41042 34.16958 37.56627 39.99686 21 29.61509 32.67056 35.47886 38.93223 41.40094 22 30.81329 33.92446 36.78068 40.28945 42.79566 23 32.00689 35.17246 38.07561 41.63833 44.18139 24 33.19624 36.41503 39.36406 42.97978 45.55836 25 34.38158 37.65249 40.64650 44.31401 46.92797 26 35.56316 38.88513 41.92314 45.64164 48.28978 27 36.74123 40.11327 43.19452 46.96284 49.64504 28 37.91591 41.33715 44.46079 48.27817 50.99356 29 39.08748 42.55695 45.72228 49.58783 52.33550 30 40.25602 43.77295 46.97922 50.89218 53.67187
tabel ini dibuat dengan Microsoft Excel