Post on 25-May-2019
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA PADA
KONSEP EUBACTERIA
(Kuasi Eksperimen pada Kelas X SMA Negeri 34 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Leilyana Purnamasari
NIM 1111016100012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-068
Tgl Terbit : 1 Maret 2010
No Revisi: 01
Ha 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
bawah ini,
Leilyana Purnamasari
Tangerang, 16 luni 1992
l I I 1016r00012
Pendidikan IFA/Pendidikan Biologi
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pengetahuan Prosedural Siswa Pada Konsep Eubacteria
Dosen Pembimbing l. Nengsih Juanengsih, M.Pd
2. Buchori Muslim, M.Pd
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, Februdri 2016
NIM.I I r 1016100012
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul 'oPengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Pengetahuan Prosedural Siswa pada Konsep Eubacteria" (Kuasi Eksperimen pada
Kelas X SMA Negeri 34 Jakarta) oleh Leilyana Purnamasari, NIM
1111016100012, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan satr
sebagai kalrya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidah munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 04 Februari 2016
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
lll
Buchori Muslim. M.Pd.
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
Skripsi berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Pengetahuan Prosedural Siswa pada Konsep Eubacteria" (Kuasi Eksperimen pada
Kelas X SMA Negeri 34 Jakarta) oleh Leilyana Purnamasari, NIM
1111016100012, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 25 Februari 2016 di hadapan dewan
penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.)
dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, 04 Maret 2016
Panitia U-iian Munaqasah
Tanggal
\\.1%(tTanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi)Dr. Yanti Herlanti" M.Pd.NIP. 19710119 200801 2 010
Penguji IBaiq Hana Susanti. M.Sc.NIP. 19700209 200003 2 001
Penguji IIYuke Mardiati. M.Si.NrP. 19760117 2007012 013
8'l -zotL
engetahui:
iv
4-S- Totb +-
v
ABSTRAK
Leilyana Purnamasari, NIM 1111016100012, “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap Pengetahuan Prosedural Siswa pada Konsep
Eubacteria”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis
proyek terhadap pengetahuan prosedural siswa pada konsep eubacteria. Penelitian
ini dilaksanakan selama bulan Oktober 2015 di SMA Negeri 34 Jakarta. Metode
penelitian yang digunakan adalah Kuasi-Eksperimen. Teknik pengambilan sampel
penelitian menggunakan simple random sampling, dengan sampel 30 siswa untuk
kelompok eksperimen dan 30 siswa untuk kelompok kontrol. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian pengetahuan prosedural
sebanyak 10 soal. Berdasarkan perhitungan melalui statistik uji-t, diperoleh nilai
thitung > ttabel yaitu 3,02 > 2,00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap pengetahuan prosedural
siswa pada konsep eubacteria.
Kata kunci: Eubacteria, Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Pengetahuan
Prosedural Siswa.
vi
ABSTRACT
Leilyana Purnamasari, NIM 1111016100012, “The Effect of Project Based
Learning Model to the Student Procedural Knowledge on the Eubacteria
Concept”. Study Program of Biology Education, Education Department of Natural
Sciences, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
The research aimed to determine the effect of project-based learning model to the
student procedural knowledge on the concept of eubacteria. The research was
done during the month of October 2015 at SMAN 34 Jakarta. The research
method was used Quasi-Experiment. The sampling technique was used simple
random sampling, with a sample of 30 students for the experimental group and 30
students for control group. The research instrument was used procedural
knowledge description test as many as 10 questions. Based on calculations by
statistical t-test, the value tcount > ttable or 3,02 > 2,00. These results indicate that
there are significant of project-based learning model to the students procedural
knowledge on the concept of eubacteria.
Keywords: Eubacteria, Project Based Learning Model, Student Prosedural
Knowledge.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pengetahuan Prosedural Siswa pada
Konsep Eubacteria”.
Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan umatnya kepada jalan
kebenaran dan menuju cahaya kemuliaan. Semoga Allah mencurahkan shalawat
dan salam kepada beliau, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga di
hari akhir.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang dihadapi dalam penulisan skripsi ini. Karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu atas terselesaikannya penulisan skripsi ini, diantaranya yaitu:
1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Pembimbing Akademik Program Studi Pendidikan
Biologi A Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011.
5. Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Buchori
Muslim, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan
serta masukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini.
viii
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti studi
perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat
keberkahan dari Allah SWT.
7. Hj. Patra Patiah, M.Biomed, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 34 Jakarta
dan Ibu Pipih Priyatna, S.Pd, selaku guru kelas mata pelajaran IPA Biologi X
MIPA 2 dan X MIPA 3 yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian .
8. Siswa dan siswi X MIPA 2 dan X MIPA 3 SMA Negeri 34 Jakarta yang telah
membantu dan mendukung terlaksananya kegiatan penelitian dengan baik.
9. Kedua orang tua, Bapak Ahmad Sopian dan Ibu Enok Anna Suhanah yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya serta memberikan dukungan
baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
perkuliahan ini, semoga penulis selalu dapat memberikan hal-hal terbaik untuk
kalian.
10. Adik-adikku, Tutty Alawiyah dan Muhammad Zefian Fahrezi terima kasih atas
doa dan dukungannya, semoga penulis selalu dapat menjadi tauladan yang baik
untuk kalian.
11. Muhammad Kasdi, yang selalu setia tanpa perlu diminta untuk menunggu.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Pendidikan Biologi Angkatan 2011, khususnya
Pendidikan Biologi A 2011 serta Angkatan Golden 36 Pondok Pesantren Daar
El-Qolam, terima kasih atas persahabatan dan dukungannya.
13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
Akhir kata teriring do’a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pihak-pihak yang penulis sebutkan di atas mendapat ganjaran yang
setimpal dari Allah SWT. Aamiin.
Jakarta, 25 Februari 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................iv
ABSTRAK ........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
DAFTAR ISI .....................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................6
D. Perumusan Masalah..........................................................................6
E. Tujuan Penelitian..............................................................................6
F. Manfaat Penelitian............................................................................7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis .............................................................................8
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek .........................................8
a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek ..................................8
b. Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Proyek .....................11
c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ..........................12
d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ...........................14
e. Peranan Pengajar dalam Pembelajaran Berbasis Proyek ........16
f. Keutamaan Pembelajaran Berbasis Proyek ............................17
g. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan
Pembelajaran Konvensional ...................................................19
xi
2. Pengetahuan Prosedural...............................................................22
a. Definisi Pengetahuan Prosedural ............................................22
b. Indikator Pengetahuan Prosedural ..........................................24
3. Konsep Eubacteria .......................................................................27
a. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep
Eubacteria ...............................................................................27
b. Kajian Materi Konsep Eubacteria ...........................................29
c. Sub Konsep Peranan Eubacteria .............................................29
B. Kajian Penelitian Relevan ................................................................30
C. Kerangka Berpikir ............................................................................33
D. Hipotesis ...........................................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................36
B. Metode dan Desain Penelitian ..........................................................36
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................37
D. Variabel Penelitian ...........................................................................38
E. Prosedur Penelitian ...........................................................................38
F. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................39
G. Instrumen Penelitian .........................................................................40
H. Kalibrasi Instrumen ..........................................................................41
I. Teknik Analisis Data ........................................................................47
J. Hipotesis Statistik .............................................................................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................................51
B. Analisis Data ....................................................................................59
C. Pembahasan ......................................................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................69
B. Saran .................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................70
LAMPIRAN .........................................................................................................74
xii
DAFTAR TABEL
Judul Tabel Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian..........................................................................36
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Pengetahuan Prosedural........................40
Tabel 3.3. Interpretasi Validitas.....................................................................42
Tabel 3.4. Interpretasi Derajat Reliabilitas.....................................................44
Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran.....................................................45
Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal..........................................46
Tabel 4.1. Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen................51
Tabel 4.2. Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen..............53
Tabel 4.3. Data Mean N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen...............54
Tabel 4.4. Kategori Nilai N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen..........55
Tabel 4.5. Data Hasil Observasi Pembelajaran Berbasis Proyek....................56
Tabel 4.6. Uji Normalitas Hasil Pretest...........................................................59
Tabel 4.7. Uji Normalitas Hasil Posttest.........................................................60
Tabel 4.8. Uji Homogenitas Hasil Pretest.......................................................60
Tabel 4.9. Uji Homogenitas Hasil Posttest......................................................61
Tabel 4.10. Uji Hipotesis Hasil Pretest dan Posttest.........................................62
xiii
DAFTAR GAMBAR
Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir..........................................................33
Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest.................52
Gambar 4.2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest................53
Gambar 4.3. Diagram Batang Perbandingan Persentase Normal Gain.........55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran Halaman
Lampiran A. Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran A.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................74
Lampiran A.2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................89
Lampiran A.3 Rubrik Penilaian Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................92
Lampiran A.4 Validitas Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................101
Lampiran A.5 Realibilitas Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................102
Lampiran A.6 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................103
Lampiran A.7 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................104
Lampiran A.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................105
Lampiran A.9 Soal Instrumen Penelitian Tes Pengetahuan Prosedural
yang Dipakai dalam Penelitian...............................................106
Lampiran A.10 Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural...................................................108
Lampiran B. Perangkat Pembelajaran
Lampiran B.1 RPP Kelompok Eksperimen
a. RPP Pertemuan Pertama............................................................114
b. RPP Pertemuan Kedua...............................................................126
Lampiran B.2 RPP Kelompok Kontrol
a. RPP Pertemuan Pertama............................................................137
b. RPP Pertemuan Kedua...............................................................147
xv
Judul Lampiran Halaman
Lampiran B.3 Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Pembelajaran
Berbasis Proyek Siswa...........................................................155
b. Rubrik Lembar Observasi Pembelajaran
Berbasis Proyek Siswa...........................................................159
Lampiran B.4 Lembar Kerja Siswa
a. Lembar Kerja Siswa Pembuatan Yoghurt..............................161
b. Kunci Jawaban dan Rubrik Pertanyaan Diskusi
Lembar Kerja Siswa...............................................................165
Lampiran C. Uji Analisis Data
Lampiran C.1 Hasil Penelitian Pretest Pengetahuan Prosedural
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
a. Data Hasil Penelitian Skor Pretest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol..........................169
b. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Pretest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol..........................176
c. Data Hasil Penelitian Skor Pretest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen...................178
d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Pretest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen...................187
e. Uji Homogenitas Pretest Pengetahuan Prosedural................189
f. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Pretest
Pengetahuan Prosedural.........................................................190
Lampiran C.2 Hasil Penelitian Posttest Pengetahuan Prosedural
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
a. Data Hasil Penelitian Skor Posttest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol..........................192
b. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Posttest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol..........................201
xvi
Judul Lampiran Halaman
c. Data Hasil Penelitian Skor Posttest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen....................203
d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Posttest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen....................214
e. Uji Homogenitas Posttest Pengetahuan Prosedural................216
f. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Posttest
Pengetahuan Prosedural..........................................................217
Lampiran C.3 Hasil Penelitian N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
a. Data Hasil Penelitian Skor N-Gain
Kelompok Kontrol..................................................................219
b. Tabel Perhitungan Uji Normalitas N-Gain
Kelompok Kontrol..................................................................220
c. Data Hasil Penelitian Skor N-Gain
Kelompok Eksperimen...........................................................222
d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas N-Gain
Kelompok Eksperimen...........................................................223
e. Uji Homogenitas N-Gain........................................................225
f. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain................226
Lampiran D. Daftar Tabel
Lampiran D.1 Tabel Konversi Skor.............................................................228
Lampiran E. Surat Keterangan
Lampiran E.1 Surat Bimbingan Skripsi.......................................................229
Lampiran E.2 Surat Permohonan Izin Penelitian.........................................231
Lampiran E.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian....................232
Lampiran F. Dokumentasi Penelitian........................................................233
Lampiran G. Uji Referensi.........................................................................235
Lampiran H. Hasil Wawancara..................................................................246
Lampiran I. Biografi Penulis....................................................................248
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara
lain yang diakui masyarakat.1 Pendidikan memegang peranan yang sangat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara karena
pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Tujuan dari pendidikan adalah agar terciptanya suasana belajar dan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.2 Sehubungan dengan hal tersebut, maka
para guru dituntut untuk mampu mengembangkan suatu proses belajar
mengajar yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal oleh siswa.
Pencapaian tujuan pembelajaran memerlukan suatu kerangka kerja
khusus yang disebut dengan taksonomi yang memuat kata kerja dan kata
benda. Tujuan sebagai kata kerja secara umum menggambarkan proses kognitif
dan tujuan sebagai kata benda secara umum menggambarkan pengetahuan
siswa yang diharapkan dicapai atau dikontruksi. Sehingga taksonomi ini
mencakup dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan
serta dapat direpresentasikan dalam Taksonomi Pendidikan Bloom Revisi.
Dimensi proses kognitif disusun berdasarkan kolom meliputi:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta. Sedangkan dimensi pengetahuan disusun berdasarkan baris meliputi:
1Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan
Pelaksanaannya 2000-2004 (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h. 37. 2Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2009), Cet. 1, h. 46.
2
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan
pengetahuan metakognitif.3 Dimensi pengetahuan menjadi penting untuk dikaji
khususnya dimensi pengetahuan prosedural. Dengan dimunculkannya
pengetahuan prosedural pada tabel taksonomi, guru sains IPA Biologi akan
lebih terdorong mengembangkan soal untuk mengukur keterampilan proses
siswa yang selama ini masih sering terabaikan. Pengetahuan prosedural adalah
“...is the knowledge of how to do something, methods of inquiry and criteria for
using skills, algorithms, techiques and methods”, dimana pengetahuan
prosedural diartikan sebagai pengetahuan bagaimana cara melakukan sesuatu
seperti pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik dan metode-metode
yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur. Ataupun dapat digambarkan
sebagai rangkaian langkah-langkah.4
Keempat unsur dari hakikat pendidikan IPA merupakan ciri IPA yang
utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hakikat pendidikan IPA dapat
dikategorikan ke dalam empat unsur yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi.5
Sebagai sikap diartikan sebagai rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Sebagai proses diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Sebagai produk
diartikan sebagai hasil proses berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Sebagai
aplikasi diartikan sebagai penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran IPA Biologi memungkinkan untuk menghubungkan
antara teori dengan praktek yang bersifat mengkonstruksi pengetahuan siswa
terhadap lingkungan sekitar, Permasalahan yang timbul adalah siswa tidak
mampu menghubungkan apa yang dirinya pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan. Berkaitan dengan
3Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 6. 4Ibid., h. 77.
5Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 46-47.
3
hal tersebut, maka seorang guru dituntut harus memiliki kualitas dalam hal
pengetahuan, keterampilan, disiplin, membimbing, dan mendidik, karena mata
pelajaran IPA Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas untuk menciptakan
susana nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan
keaktifan para siswa untuk mengikuti pelajaran.
Hasil wawancara6 yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 34
Jakarta dan data hasil ulangan IPA Biologi kelas X dapat diidentifikasi
berbagai permasalahan antara lain (1) Model pembelajaran yang umum
digunakan pada sub konsep peranan eubacteria untuk kelas X masih bersifat
konvensional berupa model pembelajaran presentasi dan eksplanasi (2) Pada
umumnya para siswa cenderung pasif dan kurang fokus memperhatikan materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru di dalam kelas dan (3) Rendahnya
pengetahuan prosedural beberapa siswa kelas X khususnya pada mata pelajaran
IPA Biologi.
Permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil wawancara
dan data hasil ulangan IPA Biologi kelas X tersebut tentunya dapat
menghambat tercapainya pendidikan yang berkualitas dan mempengaruhi
pengetahuan siswa mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu
upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik
pendidikan IPA, sebab ketidaktepatan dalam memilih model pembelajaran
dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan
dengan baik. Model pembelajaran yang tepat dan dinilai mampu mencapai
serta meningkatkan pengetahuan prosedural siswa sangat diperlukan, model
pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin,
melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas
6Lampiran H, h. 246-247
4
bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk
karya siswa bernilai dan realistik.7
Pembelajaran berbasis proyek telah menunjukkan bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran tersebut sanggup membuat peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan paham konstruktivisme. Peserta didik diberi
kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku
secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan
hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan
usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya.
Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya orang dewasa
belajar agar lebih bermakna.8
Alasan-alasan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek antara lain sebagai berikut:
1. Mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran
mereka.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
interdisiplinaritas dimana siswa menerapkan dan mengintegrasikan isi dari
setiap disiplin dan segala aspek dalam dunia nyata.
3. Memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk mengemban hubungan
mereka, dimana guru berperan sebagai fasilitator.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun hubungan satu
sama lain.9
7Waras Khamdi, Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial Untuk Meningkatkan
Mutu Pembelajaran, 2014, h. 4, (Diakses dari
http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-proyek-model-potensial-
untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/). 8Sabar Nurohman, Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi
Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika, Jurnal FPMIPA UNY, 2007, h. 12. 9The Buck Institute for Education, Project–Based Learning for Health Careers Pathways,
(Bakersfield: Health Careers Resource Consortium, 2000), h. 9.
5
Salah satu materi pembelajaran yang dibahas dalam IPA Biologi adalah
“Eubacteria” yang membahas mengenai peranan bakteri sesuai dengan
Kompetensi Dasar 4.4 yakni Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran
Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan
dalam bentuk laporan tertulis. Proses pembelajaran materi tersebut dapat
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek melalui kegiatan
praktikum. Berkaitan antara pembelajaran berbasis proyek dengan
pembelajaran praktikum, pembelajaran berbasis proyek sebagai inovasi
pembelajaran dalam kegiatan praktikum diharapkan dapat memberikan dampak
terhadap pengetahuan prosedural siswa melalui produk-produk yang dihasilkan
seperti Yoghurt, Yakult, Keju, Mentega, Nata de Coco dll., dengan
memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja melalui kegiatan
proyek untuk menunjukkan peranan Eubacteria yang menguntungkan dalam
kehidupan manusia.
Pemaparan latar belakang tersebut mendasari peneliti untuk melakukan
penelitian guna mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap pengetahuan prosedural siswa dalam pembelajaran IPA Biologi
terutama mengenai materi pembelajaran yang terkait dengan “Eubacteria”
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pengetahuan Prosedural Siswa Pada Konsep Eubacteria”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan penggunaan model pembelajaran konvensional yang berupa model
pembelajaran presentasi dan eksplanasi, pengetahuan prosedural pada
beberapa siswa kelas X masih rendah khususnya pada mata pelajaran IPA
Biologi.
2. Dengan mengunakan model pembelajaran konvensional tersebut, siswa
cenderung pasif dan kurang fokus dalam proses belajar mengajar.
3. Diperlukannya model pembelajaran yang lebih menarik yang dapat
meningkatkan pengetahuan prosedural siswa kelas X khususnya untuk mata
pelajaran IPA Biologi.
6
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah
model pembelajaran berbasis proyek sebagaimana yang dikembangkan oleh
The George Lucas Educational Foundation, meliputi (1) Menentukan
pertanyaan mendasar (2) Menyusun perencanaan proyek (3) Menyusun
jadwal (4) Memantau proyek (5) Menguji hasil dan (6) Mengevaluasi
pengalaman.
2. Variabel Pengetahuan Prosedural
Indikator pengetahuan prosedural yang digunakan pada penelitian ini
adalah indikator yang dipaparkan oleh Anderson & Karthwohl pada
Taksonomi Bloom Revisi, meliputi (1) Pengetahuan tentang keterampilan
khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan
tentang algoritme (2) Pengetahuan tentang teknik dan metode yang
berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan (3) Pengetahuan tentang
kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan.
Ketiga indikator tersebut berkaitan dengan metode-metode umum untuk
mendesain dan melakukan eksperimen.
3. Konsep Ajar
Konsep ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eubacteria
pada sub konsep “Peranan Eubacteria”.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pengetahuan Prosedural Siswa
pada Konsep Eubacteria?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk “Mengetahui Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pengetahuan Prosedural Siswa pada
Konsep Eubacteria”.
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi guru
a. Memberikan informasi mengenai penerapan model pembelajaran
berbasis proyek sebagai alternatif untuk meningkatkan pengetahuan
prosedural siswa.
2. Manfaat bagi siswa
a. Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna sehingga
mempermudah peserta didik untuk membangun keterampilan dalam
belajar.
b. Kerjasama siswa dalam kelompok belajar di sekolah menjadi lebih baik.
c. Membantu siswa untuk meningkatkan pengetahuan prosedural siswa.
3. Manfaat bagi peneliti
a. Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan penelitian disekolah.
b. Mendapatkan informasi langsung dari apa yang ingin diketahui (diteliti).
c. Menerapkan ilmu pendidikan yang selama ini telah didapat pada
perkuliahan.
4. Manfaat bagi peneliti lain
a. Memberikan informasi sebagai bahan referensi, perbandingan dan
masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan
model pembelajaran berbasis proyek terhadap pengetahuan prosedural
siswa.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu
pembelajaran kontruktivisme yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan
pengalaman siswa dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis
proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Definisi secara lebih komperehensif mengenai model pembelajaran
berbasis proyek adalah sebagai berikut:
(1) Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan pembelajaran
yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya.
Proses inkuiri pada model pembelajaran berbasis proyek dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing siswa dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek/materi
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung siswa
dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah displin yang sedang dikajinya.
(2) Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan
penuntun.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka
model pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk menggali konten/materi dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
9
kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap siswa pada akhirnya mampu
menjawab pertanyaan penuntun.
(3) Model pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan
pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang
menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta
didik dapat melihat pengetahuan secara holistik, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik.
(4) Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan pembelajaran
yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang
bermakna.1
Pembelajaran berbasis proyek dapat merupakan pendekatan, strategi,
atau metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, bersifat antar disiplin
(integrasi mata pelajaran), dan berjangka panjang. Beberapa definisi model
pembelajaran berbasis proyek menurut berbagai sumber antara lain:
“Model pembelajaran berbasis proyek harus melibatkan siswa dalam
membuat proyek atau produk yang akan dipamerkan pada masyarakat
(Patton)”
“Model pembelajaran berbasis proyek pada umumnya terkait dengan
pembahasan permasalahan nyata (Departemen Pendidikan New York)”2
Model pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah
satu model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Adanya peluang
untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain, dan merefleksikan
ide sendiri pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman
pemberdayaan pengetahuan. Selain itu siswa juga untuk mengalami tahap
pembelajaran yang disebut sebagai “interactive research cycle” yang terdiri
1The George Lucas Educational Foundation, Instructional Module Project Based
Learning, 2014, h. 2-3, (Diakses dari htpp//www.edutopia.org.modules/PBL/what_pbl.php.2005). 2Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 171-172.
10
dari tahap pertanyaan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis
pengetahuan, dan evaluasi.3
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi belajar
mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang
bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan.
Permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang kompleks dan
membutuhkan penguasaan berbagai konsep atau materi pelajaran dalam upaya
penyelesaiannya. Proyek yang dibuat dapat merupakan proyek dari satu guru,
atau proyek bersama dari beberapa guru yang mengasuh pelajaran yang
berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan,
kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan
penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang
dikaji. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan.4
Pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada teori kontruktivisme dan
merupakan pembelajaran siswa aktif. Proses pembelajaran melalui
pembelajaran berbasis proyek memungkinkan guru untuk “belajar dari siswa”
dan “belajar bersama siswa”. Pembelajaran melalui proyek juga dapat
digunakan sebagai sebuah metode belajar untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam membuat perencanaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah,
dan membuat keputusan.5
Model pembelajaran berbasis proyek berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat didefinisikan sebagai sebuah pembelajaran dengan aktivitas jangka
panjang yang melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan menampilkan
produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata serta merupakan sebuah
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat
3Agus Sampurno, Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran Berbasis Proyek,
2014, h. 1-2, (Diakses dari https://gurukreatif.wordpress.com/2007/09/18/penerapan-metode-
belajar-aktif-dalam-pembelajaran-berbasis-proyek/). 4Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 172-173.
5Ibid., h. 173.
11
memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan investigasi yang
mendalam tentang suatu masalah dan mencari suatu solusi yang relevan serta
di implementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga siswa mengalami
proses pembelajaran yang bermakna dengan membangun pengetahuannya
sendiri.
b. Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dilandaskan pada teori yang dipaparkan oleh
beberapa ahli, yaitu:
1) Kelas Demokratis
Model pembelajaran berbasis proyek berasal dari gagasan John
Dewwey tentang konsep “learning by doing” yaitu proses perolehan hasil
belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan
tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan
sesuatu tujuan. Pendidikan di sekolah mencerminkan kehidupan masyarakat
dan kelas merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah yang terjadi
pada kehidupan nyata masyarakat tersebut. Guru mendorong siswa untuk
terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan turut membantu
dalam menyelediki masalah-masalah intelektual dan sosial.6
2) Kelas Kontuktrivisme
Tokoh dalam pengembangan konsep konstruktivisme adalah Jean
Piaget dan Lev Vygotsky. Pada konsep inilah dasar pijak pembelajaran
berbasis proyek diletakkan. Siswa dalam segala usia secara aktif terlibat
dalam perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah
pada saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa dirinya untuk
membangun dan memodifikasi pengetahuan awal. Perkembangan
intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru
dan menantang, ketika siswa berusaha untuk memecahkan masalah yang
6Michael M. Grant, Getting A Grip on Project Based-Learning: theory, cases and
recomandations, Meredian A Middle School Computer Technologies Journal, Vol 5 Issue 1, 2002,
h. 2.
12
dimunculkan oleh pengalaman tersebut. Tetapi berbeda dengan pendapat
Piaget tentang perkembangan intelektual setiap individu yang tanpa
memandang latar konteks sosial, Vygotsky berpendapat bahwa interaksi
sosial dengan orang lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembangan intelektual siswa.7
c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek memiliki 5 (lima) karakteristik yang
merupakan ciri yang dapat membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan
model pembelajaran lain, dimana karakteristik tersebut menunjukkan bahwa
model pembelajaran berbasis proyek mengutamakan aktivitas siswa dalam
menghimpun konsep dan pengetahuannya, yaitu:
(1) Berpusat. Proyek sebagai pusat atau sentral.
(2) Pemberian Pertanyaan/Permasalahan. Model pembelajaran berbasis proyek
difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu
pengetahuan yang sesuai.
(3) Investigasi Konstruktif. Proyek harus disesuaikan dengan kemampuan
siswa dan proyek yang dijalankan harus memberikan keterampilan dan
pengetahuan baru bagi siswa.
(4) Autonomi. Aktifitas siswa berperan sangat penting yaitu sebagai pemberi
keputusan dan pencari solusi.
(5) Realisme. kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan
situasi yang sebenarnya atau dunia nyata. Aktifitas ini mengintegrasikan
tugas otentik dan menghasilkan sikap professional.8
Model pembelajaran berbasis proyek sering disamakan dengan model
lain, seperti model pembelajaran berbasis masalah. Antara dua model tersebut
memang memiliki tahap pembelajaran yang hampir sama. Tetapi, yang
7H.S. Wrigley, Knowledge in Action: The Promise of Project-Based Learning, Focus and
Basic, National Center Journal for the Study of Adult Learning and Literacy, Volume 2 Issued D,
1998, h.2. 8John W. Thomas, A Review of Research on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), h. 3-4.
13
membedakan adalah dalam model pembelajaran berbasis proyek didapati
adanya proses pembuatan atau pelaksanaan proyek yang bersifat autentik dan
konstruktif sehingga siswa dapat mempelajari keterampilan dasar yang baru
dan mengalami peningkatan pengetahuan.9
Proyek merupakan pusat atau sentral dari model pembelajaran ini, oleh
karena itu pengerjaan proyek harus terlebih dahulu direncanakan dengan
matang. Selain itu, proyek juga harus memiliki karakteristik seperti dibawah
ini:
(1) Autentik. Proyek harus sesuai dengan permasalahan dan realistik.
(2) Pengaplikasian Pengetahuan dan Keterampilan. Proyek harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan dan mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya, siswa menggunakan metode penelitian
ilmiah untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
(3) Bantuan oleh Ahli. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertemu
dan mengobservasi dari ahli yang sesuai dengan bidang masalah.
(4) Pengaplikasian dalam Menyelesaikan Masalah. Proyek dikembangkan
tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga
mempunyai pengaruh besar pada peningkatan keterampilan menyelesaikan
masalah.
(5) Penilaian Tugas. penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil
atau produk pembelajaran. Hasil akhir dapat berupa presentasi, pameran,
portofolio atau laporan.10
Karakteristik penting dalam pembelajaran berbasis proyek adalah
sebagai berikut:
- Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.
- Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
- Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.
9Regie Stites, Evaluation of Project Based Learning, 2009, h. 1, (Diakses dari
http://pblmm.k12.ca.us/PBLGuide/pblresch.htm). 10
National Academy Foundation, Project-Based Learning: A Resource for Instructors and
Program Coordinators (America: National Academy Foundation, t.t.), h. 14.
14
- Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan.
- Siswa yang melakukan evaluasi secara kontinu.
- Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
- Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.11
Karakteristik penting lainnya dalam pembelajaran berbasis proyek
adalah sebagai berikut:
- Fokus pada permasalahan untuk penguasaan konsep penting dalam
pelajaran.
- Pembuatan proyek melibatkan siswa dalam melakukan investigasi
konstruktif.
- Proyek harus realistis.
- Proyek direncanakan oleh siswa.12
Deskripsi karakteristik penting dalam pembelajaran berbasis proyek
berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Fokus pada konsep penting.
- Belajar berpusat pada siswa.
- Proyek berbasis realistik.
- Investigasi konstruktif.
- Menghasilkan produk.
- Terkait permasalahan nyata, dan Proses inkuri.
d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dijalankan dengan melalui
beberapa tahap pembelajaran atau langkah-langkah kerja. Belum ada ketetapan
baku untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun
pada umumnya didasarkan dan mencontoh pada tahap pembelajaran
konstruktivisme.
11
Global Schoolhouse, The Autodesk Foundation Project Based Learning, 2015, h. 1,
(Diakses dari http://www.gsn.org/web/pbl/pedagog.htm). 12
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 173-174.
15
Penerapan pembelajaran berbasis proyek harus dimulai dari
perencanaan pembelajaran yang memadai, yaitu dengan mengikuti tahapan
pembelajaran sebagai berikut:
(1) Mengajukan pertanyaan esensial atau pertanyaan penting.
(2) Membuat perencanaan.
(3) Membuat penjadwalan.
(4) Mengawasi/Memonitor kemajuan belajar.
(5) Melakukan penilaian.13
Tahapan pembelajaran dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation terdiri dari:
(1) Menentukan Pertanyaan Mendasar
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan mendasar, yaitu pertanyaan yang
dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa serta memberi penugasan
siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
(2) Menyusun Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan
siswa, dalam menentukan aturan main pengerjaan proyek. Pada tahap ini
guru membantu siswa untuk menentukan judul proyek yang sesuai dengan
materi dan permasalahannya.
(3) Menyusun Jadwal
Tahap ketika guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek.
(4) Memantau Proyek
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
siswa selama menyelesaikan proyek.
(5) Menguji Hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standard dan tujuan belajar.
13
Ibid., h. 183-185.
16
(6) Mengevaluasi Pengalaman
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil akhir
proyek yang sudah dijalankan.14
Peneliti menerapkan tahapan pembelajaran model pembelajaran
berbasis proyek sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas
Educational Foundation berdasarkan beberapa tahapan pembelajaran dalam
model pembelajaran berbasis proyek yang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli di atas.
e. Peranan Pengajar dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Selama berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek, siswa
akan mendapat bimbingan dari guru ataupun narasumber lain sebagai pengajar
yang peranannya adalah sebagai berikut:
(1) Mengajar kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
(2) Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki
seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-
temannya mendengarkan, dan seseorang anggota yang bertugas mencatat
informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
(3) Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan
perkembangan kelompok.
(4) Memastikan bahwa sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation.
(5) Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian
tujuan.
(6) Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai
masalah yang muncul dalam proses belajar, serta mengajar agar proses
belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar
yang dilewati atau diabaikan dan agar tiap tahapan dilakukan dalam urutan
yang tepat.
14
The George Lucas Educational Foundation, op.cit., h. 5.
17
(7) Menjaga motivasi siswa dengan mempertahankan unsur tantangan dalam
penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorong siswa
keluar dari kesulitannya.15
Peranan pengajar dalam proses pembelajaran berbasis proyek dari
penjelasan yang dijabarkan diatas menunjukkan bahwa pengajar lebih
diutamakan berperan sebagai pendamping dan fasilitator. Pengajar harus
mampu menjaga proses pembelajaran tetap berlangsung aktif dan terkontrol,
walaupun pengajar tidak memiliki otoritas penuh terhadap pengerjaan proyek
tetapi pengajar harus memiliki kemampuan dalam memberikan bimbingan dan
saran yang membangun serta membuat proses evaluasi yang baik dan
autentik.16
f. Keutamaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Keutamaan yang diperoleh dengan menerapkan pembelajaran berbasis
proyek antara lain:
(1) Melibatkan siswa dalam permasalahan dunia nyata yang kompleks, yang
membuat siswa dapat mendefinisikan isu atau permasalahan yang
bermakna bagi mereka.
(2) Membutuhkan proses inkuiri, penelitian, keterampilan merencanakan,
berpikir kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam upaya
membuat proyek.
(3) Melibatkan siswa dalam belajar menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dengan konteks yang bervariasi ketika bekerja membuat
proyek.
(4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dan melatih
keterampilan interpersonal ketika bekerja sama dalam kelompok dan orang
dewasa.
15
Jennifer Railsback, Project Based-Instruction: Creating Excitement for Learning
(America: Northwest Regional Educational Laboratory, 2002), h.23-24. 16
Ibid., h. 25.
18
(5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk melatih keterampilan yang
dibutuhkan untuk hidup dan bekerja (mengalokasikan waktu, bertanggung
jawab, belajar melalui pengalaman, dan sebagainya).
(6) Mencakup aktivitas refleksi yang mengarahkan siswa berpikir kritis
tentang pengalaman dan menghubungkan pengalaman tersebut pada
standard belajar.17
Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan pembelajaran berbasis
proyek antara lain:
(1) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong siswa untuk
melakukan pekerjaan penting.
(2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
(3) Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang
kompleks.
(4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama.
(5) Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi.
(6) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya.
(7) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan
bahan untuk menyelesaikan tugas.
(8) Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai
kondisi dunia nyata.
(9) Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan informasi dan menerapkan
pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata.
(10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.18
Kelebihan yang diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek antara lain:
(1) Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi
masalah kehidupan.
17
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 176-177. 18
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 177
19
(2) Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
(3) Metode ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang
dalam pengajaran perlu diperhatikan:
a. Kemampuan individual sisiwa dan kerja sama dalam kelompok.
b. Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang
penuh dengan masalah.
c. Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman sisiwa banyak
dilakukan.
d. Teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan.19
Kelebihan lain dengan menerapkan pembelajaran berbasis metode
proyek antara lain:
(1) Siswa memperoleh pengetahuan yang utuh.
(2) Pengetahuan siswa lebih luas dan mendalam.
(3) Siswa belajar dengan aktif.
(4) Siswa memiiki pengetahuan yang bersifat praktis.
(5) Siswa dibiasakan bekerja ilmiah.
(6) Terbina hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat.20
g. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Pembelajaran
Konvensional
Pembelajaran berbasis proyek memiliki perbedaan yang nyata dengan
pembelajaran bersifat konvensional dalam beberapa aspek pendidikan antara
lain:
(1) Fokus kurikulum
Fokus kurikulum pada pembelajaran berbasis proyek menuntut
pada kedalaman pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta
pengembangan keterampilan pemecahan masalah kompleks sedangkan
19
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006 ), h. 83. 20
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2009), Cet. 1, h. 108.
20
fokus kurikulum pada pembelajaran konvensional hanya mencakup isi,
pengetahuan tentang fakta-fakta dan belajar keterampilan “building-block”
dalam isolasi.
(2) Lingkup dan urutan
Lingkup dan urutan proses pembelajaran berbasis proyek
mengikuti minat siswa, unit-unit besar terbentuk dari problem dan isu yang
kompleks serta meluas dan fokus interdisipliner sedangkan lingkup dan
urutan proses pembelajaran konvensional mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, berjalan dari blok ke blok atau unit ke unit serta memuat
fokus berbasis disiplin.
(3) Peranan guru
Guru dalam pembelajaran berbasis proyek berperan sebagai
penyedia sumber belajar, pembimbing dan partisipan di dalam kegiatan
belajar sedangkan guru dalam pembelajaran konvensional berperan
sebagai penceramah dan direktur pembelajaran ahli.
(4) Fokus pengukuran
Fokus pengukuran dalam pembelajaran berbasis proyek terletak
pada proses dan produk, pencapaian yang nyata, unjuk kerja standard dan
kemauan dari waktu ke waktu serta demonstrasi pemahaman sedangkan
fokus pengukuran dalam pembelajaran konvensional terletak pada produk,
skor tes, membandingkan dengan yang lain dan reproduksi informasi
(5) Bahan-bahan pembelajaran
Bahan-bahan pembelajaran dalam pembelajaran berbasis proyek
berasal dari sumber-sumber asli: bahan-bahan tercetak, interview, maupun
dokumen dengan data dan bahan yang dikembangkan oleh siswa
sedangkan bahan-bahan pembelajaran dalam pembelajaran konvensional
hanya berupa teks, ceramah, dan presentasi dengan kegiatan dan lembar
latihan yang dikembangkan oleh guru.
(6) Penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran berbasis proyek
dilakukan secara utama integral, diarahkan oleh siswa dan bertujuan untuk
21
memperluas persentasi siswa atau penguatan kemampuan siswa sedangkan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran konvensional hanya sebagai
penyokong periferal, dijalankan guru dan bertujuan untuk perluasaan
persentasi guru.
(7) Konteks kelas
Konteks kelas dalam pembelajaran berbasis proyek yaitu siswa
bekerja dalam kelompok, berkolaboratif satu dengan yang lainnya serta
mengkonstruksi, berkonstribusi, dan melakukan sintesis informasi
sedangkan konteks kelas dalam pembelajaran konvensional yaitu siswa
bekerja sendiri, berkompetisi satu dengan yang lainnya serta sebagai
penerima informasi dari guru.
(8) Peranan siswa
Siswa dalam pembelajaran berbasis proyek berperan dalam
melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh diri sendiri, sebagai
penyaji, integrator, dan penyaji ide serta menentukan tugas mereka sendiri
dan bekerja secara independen dalam waktu yang besar sedangkan siswa
dalam pembelajaran konvensional berperan dalam menjalankan perintah
guru, sebagai pengingat dan pengulang fakta serta menerima dan
menyelesaikan tugas-tugas laporan pendek.
(9) Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek dalam pembelajaran berbasis proyek berupa
pemahaman, aplikasi ide dan proses yang kompleks sedangkan tujuan
jangka pendek dalam pembelajaran konvensional hanya berupa
pengetahuan tentang fakta, istilah, dan isi.
(10) Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang dalam pembelajaran berbasis proyek untuk
memperdalam pengetahuan serta menghasilkan lulusan yang berwatak dan
terampil mengembangkan diri, mandiri, dan belajar sepanjang hayat
sedangkan tujuan jangka panjang dalam pembelajaran konvensional untuk
22
memperluas pengetahuan serta menghasilkan lulusan yang memiliki
pengetahuan yang berhasil pada tes standard pencapaian belajar.21
Perbedaan model pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan
pembelajaran yang bersifat tradisional terlihat dalam beberapa aspek, antara
lain dari aspek peranan guru dan siswa, dalam pembelajaran berbasis proyek
siswa dan guru bekerja sama dalam proses pembelajaran, guru berperan
sebagai patner bagi siswa. Kemudian dalam pembelajaran berbasis proyek
proses pembelajaran tidak hanya ditekankan pada aktifitas siswa untuk berhasil
menyelesaikan tes atau ujian, tetapi menyiapkan siswa kepada dunia nyata, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri dan
pengetahuannya.22
2. Pengetahuan Prosedural
Taksonomi Pendidikan Bloom Revisi mencakup dua dimensi. Kedua
dimensi tersebut adalah enam kategori dimensi proses kognitif berupa C1-
mengingat, C2-memahami, C3-mengaplikasikan, C4-menganalisis, C5-
mengevaluasi dan C6-mencipta yang disusun berdasarkan kolom serta empat
dimensi pengetahuan (isi/jenis) berupa pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif yang
disusun berdasarkan baris.23
Namun pada penelitian ini, peneliti hanya akan
mengukur salah satu kategori dimensi pengetahuan yaitu dimensi pengetahuan
prosedural dengan pemetaan terhadap empat proses kognitif yaitu C3-
mengaplikasikan, C4-menganalisis, C5-mengevaluasi dan C6-mencipta.
a. Definisi Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan “pengetahuan tentang cara”
melakukan sesuatu. “Melakukan sesuatu” ini boleh jadi mengerjakan latihan
21
The Buck Institute for Education, Project–Based Learning for Health Careers
Pathways, (Bakersfield: Health Careers Resource Consortium, 2000), h. 7. 22
Waras Khamdi, Pembelajaran Berbasis Proyek Model Potensial Untuk Meningkatkan
Mutu Pembelajaran, 2014, h. 9-10, (Diakses dari
http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-proyek-model-potensial-
untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/). 23
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 6.
23
rutin sampai menyelesaikan masalah-masalah baru. Beberapa pengertian dari
para ahli antara lain:
“Pengetahuan prosedural kerap kali berupa rangkaian langkah yang
harus diikuti. Pengetahuan ini mencakup tentang keterampilan,
algoritme, teknik, dan metode, yang semuanya disebut sebagai prosedur
(Alexander, Schallert, dan Hare 1991; Anderson 1983; deJong dan
Ferguson-Hessler 1996; Dochy dan Alexander 1995)”
“Pengetahuan prosedural juga meliputi pengetahuan tentang kriteria
yang digunakan untuk menentukan kapan harus menggunakan berbagai
prosedur (Bransford, Brown, dan Cocking 1999)”
Sejalan dengan pendapat-pendapat tersebut, maka dikemukakan bahwa
seorang ahli tidak hanya mengetahui disiplin ilmunya secara mendalam, tetapi
juga “berlatih” menggunakan pengetahuannya sehingga dia tahu kapan dan
dimana harus menggunakannya.24
Pengetahuan prosedural merupakan
“pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu”. Ini melingkupi
pengetahuan perihal keterampilan dan algoritme, teknik dan metode, juga
perihal kriteria yang digunakan untuk menentukan dan/atau menjustifikasi
“kapan harus melakukan sesuatu” dalam ranah-ranah dan disiplin-disiplin ilmu
tertentu.25
Pengetahuan prosedural bergulat dengan pertanyaaan “bagaimana”.
Dengan perkataan lain, pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
tentang beragam “proses”, sedangkan pengetahuan faktual dan pengetahuan
konseptual berurusan dengan apa yang dinamakan “produk”.
Pengetahuan prosedural didefinisikan sebagai pengetahuan tentang
keterampilan, algoritme, teknik dan metode yang khusus pada mata pelajaran
atau disiplin ilmu tertentu. Dalam matematika, misalnya, terdapat algoritme-
algoritme untuk melakukan pembagian bertingkat, menyelesaikan persamaan
kuadrat, dan menentukan segitiga-segitiga yang sama. Dalan sains, terdapat
metode-metode umum untuk mendesain dan melakukan eksperimen. Dalam
ilmu sosial, terdapat prosedur-prosedur untuk membaca peta, memperkirakan
umur benda-benda artefak, dan mengumpulkan data-data sejarah. Dalam
linguistik, terdapat terdapat prosedur-prosedur untuk mengeja kata-kata dan
24
Ibid., h. 77. 25
Ibid., h. 42.
24
menyusun kalimat-kalimat yang tata bahasanya benar. Lantaran sifat spesifik
prosedur-prosedur ini, pengetahuan tentang prosedur-prosedur tersebut
mengindikasikan pengetahuan tentang disiplin ilmu tertentu atau cara-cara
pikir dalam disiplin ilmu tertentu, dan pengetahuan ini berkebalikan dengan
strategi-strategi umum penyelesaian masalah yang dapat diterapkan pada
banyak disiplin ilmu.26
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana
mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru, pengetahuan
prosedural biasanya berisi langkah atau tahapan yang dilaksanakan dalam
mengerjakan sesuatu.27
Selanjutnya pengetahuan prosedural juga didefinisikan
dengan bagaimana melakukan sesuatu atau penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan, teknik, dan metode.28
Singkatnya pengetahuan
prosedural dapat dikatakan “pengetahuan bagaimana” untuk melakukan
aktivitas.
b. Indikator Pengetahuan Prosedural
Taksonomi Pendidikan Bloom Revisi memaparkan bahwa terdapat tiga
indikator pengetahuan prosedural yaitu sebagai berikut:
(1) Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme
Pengetahuan prosedural ini merupakan pengetahuan tentang
keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang
ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh untuk menyelesaikan
suatu permasalahan.29
Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai
suatu rangkaian langkah-langkah, yang secara kolektif dikenal sebagai
prosedur. Kadangkala langkah-langkah tersebut diikuti dengan perintah
yang pasti, tetapi di waktu yang lain keputusan-keputusan harus dibuat
26
Ibid., h. 77-78.
27Ari Widodo, “Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”, Buletin
Puspendik, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, Bandung, 2006, h. 4. 28
Februl Defila, “Ranah Pengetahuan Menurut Bloom,Cangelosi Dan Marzano”, Makalah
Evaluasi Pendidikan, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat,
Sumatera Barat, 2012, h. 11.
29Ari Widodo, op.cit.
25
mengenai langkah mana yang dilakukan selanjutnya. Dengan cara yang
sama, kadang-kadang hasil akhirnya pasti, dalam kasus lain hasilnya tidak
pasti. Meskipun proses tersebut dapat pasti atau lebih terbuka, hasil akhir
tersebut secara umum dianggap pasti dalam bagian jenis pengetahuan.30
Contoh pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu
dan algoritme adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan perihal keterampilan-keterampilan yang dipakai dalam
melukis dengan cat air.
b. Pengetahuan tentang keterampilan-keterampilan yang digunakan untuk
menentukan makna kata dengan menganalisis strukturnya.
c. Pengetahuan tentang berbagai algoritme untuk menyelesaikan
persamaan-persamaan kuadrat.
d. Pengetahuan tentang keterampilan-keterampilan untuk melakukan
lompat tinggi.31
Contoh lainnya mengenai pengetahuan yang termasuk hal ini,
misalnya: pengetahuan tentang keterampilan menimbang, pengetahuan
mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas, dan pengetahuan
tentang memipet.32
(2) Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu
Pengetahuan prosedural ini merupakan pengetahuan yang galibnya
merupakan hasil konsensus, kesepakatan, atau ketentuan dalam disiplin
ilmu, bukan hasil pengamatan, eksperimen, atau penemuan langsung.33
Pengetahuan tentang teknik dan metode spesifik yang berhubungan dengan
suatu bidang tertentu ini meliputi pengetahuan yang secara luas merupakan
hasil dari konsesus, persetujuan, atau norma-norma disipliner daripada
pengetahuan yang lebih langsung merupakan suatu hasil observasi,
30
Suwarto, Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif dalam Pendidikan, Jurnal
Widyatama, No. 1 Volume 19, 2010, h. 80-81. 31
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op.cit., h. 79. 32
Ari Widodo, op.cit. 33
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op.cit., h. 80.
26
eksperimen, atau penemuan. Bagian jenis pengetahuan ini secara umum
menggambarkan bagaimana para ahli dalam bidang atau disiplin ilmu
tersebut berfikir dan menyelesaikan masalah-masalah daripada hasil-hasil
dari pemikiran atau pemecahan masalah tersebut.34
Sejalan dengan pernyataan-pernyataan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan prosedural ini mencakup pengetahuan
yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan
yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu serta lebih mencerminkan
bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan
masalah yang dihadapi.35
Contoh-contoh pengetahuan tentang teknik dan metode dalam
bidang tertentu adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan perihal metode-metode penelitian yang relevan dalam
ilmu sosial.
b. Pengetahuan tentang teknik-teknik yang dipakai oleh para ilmuwan
dalam mencari solusi atas suatu masalah.
c. Pengetahuan tentang metode-metode untuk mengevaluasi konsep-
konsep kesehatan.
d. Pengetahuan tentang berbagai metode dalam kritik sastra.36
(3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat
untuk digunakan
Pengetahuan prosedural ini mencakup pengetahuan tentang kapan
suatu teknik, strategi, atau metode harus digunakan. Siswa dituntut bukan
hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga dapat
mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu.37
Sebelum terlibat dalam suatu penyelidikan, para siswa diharapkan dapat
mengetahui suatu prosedur/metode/teknik yang telah digunakan dalam
34
Suwarto, op.cit., h. 81. 35
Ari Widodo, op.cit. 36
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op.cit. 37
Ari Widodo, op.cit.
27
penyelidikan-penyelidikan yang sama. Pada suatu tingkatan nanti dalam
penyelidikan tersebut, para siswa diharapkan dapat menunjukkan
hubungan-hubungan antara prosedur/metode/teknik yang benar-benar
dirinya lakukan dan prosedur/metode/teknik yang dilakukan oleh siswa
lain.
Para ahli mengetahui kapan dan dimana menerapkan pengetahuan
para siswa, pengetahuan siswa “dikondisikan,” dan siswa mengetahui
kondisi-kondisi dibawah prosedur/metode/teknik yang akan diterapkan.
Kriteria dapat beragam dari satu pokok bahasan dan pokok bahasan
lainnya. Para siswa memperoleh makna ketika mereka dikaitkan dengan
situasi-situasi dan masalah-masalah yang konkret.38
Contoh-contoh pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan
kapan suatu prosedur yang tepat untuk digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan jenis esai apa yang
mesti ditulis (misalnya: eksposisi, persuasi).
b. Pengetahuan perihal kriteria untuk menentukan metode apa dalam
menyelesaikan persamaan-persamaan aljabar.
c. Pengetahuan mengenai kriteria untuk menentukan rumus statistik mana
dalam menganalisis data riset eksperimen.
d. Pengetahuan perihal kriteria untuk menentukan teknik apa guna
menimbulkan efek tertentu dalam melukis dengan cat air.39
3. Konsep Eubacteria
a. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep Eubacteria
Biologi sebagai salah satu bidang yang tercakup dalam lingkup IPA
memberikan kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami fenomena yang
terjadi di alam sekitar. Dalam kaitannya dengan bidang IPA, Biologi memiliki
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berlaku secara nasional sebagai
stadarisasi untuk dijadikan acuan.
38
Suwarto, op.cit. 39
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, op.cit., h. 81-82.
28
Konsep Eubacteria yang dipelajari di tingkat SMA/MA memiliki
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi
menurut agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
29
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria
dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan
Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam
bentuk laporan tertulis.
b. Kajian Materi Konsep Eubacteria
Konsep Eubacteria ini terbagi atas beberapa sub konsep yaitu (1) Ciri
dan Struktur Tubuh Eubacteria (2) Reproduksi Eubacteria (3) Macam-macam
Eubacteria serta (4) Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia. Dari
beberapa sub konsep tersebut, peneliti hanya akan menggunakan sub konsep
Peranan Eubacteria. Sub konsep tersebut telah disesuaikan antara indikator-
indikator pembelajaran dengan indikator-indikator dimensi pengetahuan
prosedural yang dapat dimunculkan melalui produk yang dihasilkan dalam
kegiatan proyek sebagai hasil dari peran positif bakteri.
c. Sub Konsep Peranan Eubacteria
Eubacteria umumnya disebut bakteri saja atau kuman atau basil. Bakteri
merupakan salah satu dari dua kelompok besar prokariot (sel yang inti selnya
tidak memiliki membran inti). Beberapa Bakteri memiliki peranan
menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai
berikut:
a. Peranan Eubacteria/Bakteri yang menguntungkan
Contoh jenis Bakteri yang menguntungkan beserta produk yang
dihasilkan atau kegunaannya adalah sebagai berikut:
- Acetobacter xylinum, dipergunakan dalam pembuatan Nata de coco.
- Acetobacter, dimanfaatkan untuk mengubah air cuka menjadi Alkohol dan
Alkohol menjadi Asam Cuka.
- Lactobacillus casei, dipergunakan dalam pembuatan Keju.
30
- Lactobacillus bulgaricus, dipergunakan dalam pembuatan Yoghurt.40
b. Peranan Eubacteria/Bakteri yang merugikan
Contoh jenis Bakteri yang merugikan beserta dampak yang
dihasilkannya adalah sebagai berikut:
- Pseudomonas, mampu membentuk asam bongkrek yang bersifat racun
pada tempe bongkrek.
- Clostridium botulinum, dapat menghasilkan racun pada makanan.
- Bacillus anthracis, penyebab penyakit antrak pada hewan ternak.
- Xanthomonas campestris, penyebab penyakit pada tanaman kubis.41
B. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian-penelitian yang relevan dengan penggunaan model
pembelajaran berbasis proyek dan peningkatan pengetahuan prosedural, antara
lain sebagai berikut:
1. Noer Azizah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode Proyek
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Pada Konsep Pencemaran
Lingkungan (Eksperimen di MAN 13 Lenteng Agung, Jakarta Selatan)”,
tahun 2008, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dari penerapan metode
proyek terhadap hasil belajar biologi siswa berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan uji-t diperoleh harga thitung > ttabel yaitu 2,78 > 2,00.42
2. Siti Aisah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Praktikum Biologi Berbasis Proyek Untuk Menumbuhkan Keterampilan
Proses Sains Siswa MAN 2 Kota Cirebon”, tahun 2012, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, menyimpulkan bahwa
40
D.A. Pratiwi, dkk., Biologi Untuk SMA/MA Kelas X: Berdasarkan Kurikulum 2013,
(Jakarta: Erlangga, 2013), h. 97. 41
Tati Suryati Syamsudin Subahar, Biologi 1 SMA Kelas X, (Bandung: Yudhistira, 2007),
Ed. 1, Cet. 1, h. 74. 42
Noer Azizah, “Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X
Pada Konsep Pencemaran Lingkungan (Eksperimen di MAN 13 Lenteng Agung, Jakarta
Selatan)”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2008, tidak dipublikasikan.
31
penerapan pembelajaran praktikum berbasis proyek untuk menumbuhkan
KPS siswa sudah memenuhi kriteria proyek yaitu baik.43
3. Shi-Jer Lou dkk., dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Construction of
a Creative Instructional Design Model Using Blended, Project-Based
Learning for College Students”, tahun 2012, menyimpulkan bahwa melalui
penerapan model pembelajaran berbasis proyek dan instruksional kreatif
akan meningkatkan prestasi dan kreativitas belajar siswa serta memupuk
kemampuan kreatif dan inovatif siswa dalam berpikir mandiri.44
4. Suha R. Tamim dan Michael M. Grant dalam jurnal penelitiannya yang
berjudul “Definitions and Uses: Case Study of Teachers Implementing
Project-based Learning” tahun 2013, University of Memphis,
menyimpulkan bahwa guru dapat menerapkan model pembelajaran berbasis
proyek sebagai variasi metode mengajar serta memusatkan proses
pembelajaran pada siswa sebagai keuntungan melalui eksplorasi penerapan
model pembelajaran berbasis proyek.45
5. Melliani dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model Quantum
Teaching Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Prosedural Siswa Pada
Pembelajaran IPA”, tahun 2013, Universitas Pendidikan Indonesia,
menyimpulkan bahwa hasil pengolahan dan analisis data, antara lain: (1)
hasil belajar pengetahuan prosedural siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional berada pada kategori sedang (49,03) dan tinggi
(68,06) (2) hasil belajar pengetahuan prosedural siswa dengan menggunakan
model Quantum Teaching berada pada kategori sedang (40) dan tinggi
(79,29) (3) ada perbedaan hasil belajar pengetahuan prosedural siswa yang
signifikan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran Quantum
43
Siti Aisah, “Penerapan Pembelajaran Praktikum Biologi Berbasis Proyek untuk
Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa MAN 2 Kota Cirebon,” Skripsi pada Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Cirebon, 2012, tidak dipublikasikan. 44
Shi-Jer Lou dkk., Construction of a Creative Instructional Design Model Using
Blended, Project-Based Learning for College Students, Creative Education Journal, Vol. 3 No. 7,
2012. 45
Suha R. Tamim dan Michael M. Grant, Definitions and Uses: Case Study of Teachers
Implementing Project-based Learning, Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning,
Volume 7 Issue 2 Article 3.
32
Teaching. Dibuktikan dengan nilai rerata normal gain kelas eksperimen 0,65
(cukup efektif), sedangkan nilai rerata normal gain kelas kontrol 0,35 (tidak
efektif).46
6. Desi Afrida dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran IPA
Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) Dengan Metode Inkuiri
Untuk Meningkatkan Pengetahuan Prosedural Siswa”, tahun 2007,
Universitas Bengkulu, menyimpulkan bahwa pengetahuan prosedural siswa
dapat ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran berbasis PKP dengan
metode inkuiri.47
7. Putri Siti Alhajjah, Ari Widodo dan Andrian Rustaman dalam penelitiannya
yang berjudul “Perbandingan Penggunaan LKS Tulis, Gambar dan Video
Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Pengetahuan Prosedural”, Jurusan
Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI, menyimpulkan bahwa adanya perbedaan
yang signifikan antara kelas LKS teks dengan kelas LKS video yaitu
keterampilan merencanakan praktikum dan keterampilan menggunakan
alat/bahan. Sedangkan hasil analisis mengenai pengetahuan prosedural tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan baik hasil perhitungan uji Kruskal–
Wallis maupun perbandingan indeks gain.48
Penelitian-penelitian tersebut diatas walaupun berbeda akan tetapi
masih berhubungan dengan penelitian ini. Hanya saja pada penelitian ini,
peneliti ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap pengetahuan prosedural siswa.
46
Melliani, “Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan
Prosedural Siswa Pada Pembelajaran IPA”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, Bandung, 2013, tidak dipublikasikan. 47
Desi Afrida, “Penerapan Pembelajaran IPA Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses
(PKP) Dengan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Pengetahuan Prosedural Siswa”, Skripsi pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu, 2007, tidak dipublikasikan. 48
Putri Siti Alhajjah, Ari Widodo dan Andrian Rustaman, Perbandingan Penggunaan LKS
Tulis, Gambar dan Video Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Pengetahuan Prosedural,
Formica Educational Journal Online, Volume 1 Nomor 1, 2014.
33
Proses Pembelajaran
Bermakna
Produk
Proyek
Model Pembelajaran
Berbasis Proyek
Peningkatan Pengetahuan
Prosedural Siswa
Konsep Eubacteria
Guru Memfasilitasi
Proses Belajar Mengajar
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir berdasarkan deskripsi teoritis dan kajian penelitian
relevan yang telah dipaparkan adalah seperti pada gambar bagan berikut:
Proses belajar mengajar yang rutin dilakukan di sekolah dengan
berbagai macam materi yang diberikan oleh guru kepada siswa, tentunya
menuntut siswa untuk memahami akan materi yang diberikan. Agar
pembelajaran menjadi efektif, guru melakukan berbagai penerapan kolaborasi
pendekatan, metode, model dan strategi.
Mata Pelajaran IPA Biologi memungkinkan untuk menghubungkan
antara teori dengan praktek yang bersifat membangun pengetahuan peserta
didik (konstruktivistik) terhadap lingkungan sekitar melalui kegiatan
pembelajaran yang terbagi menjadi proses belajar di kelas dan praktikum di
laboratorium, sehingga siswa dapat memahami hubungan antara teori dan
praktiknya serta meningkatkan pengetahuan prosedural siswa untuk mampu
berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu peneliti menggunakan strategi
pembelajaran praktikum berbasis proyek yang berpusat pada proses, relatif
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
34
berjangka waktu, berfokus pada masalah serta unit pembelajaran bermakna
dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu
pengetahuan dan disiplin ilmu atau lapangan.
Siswa melakukan kegiatan belajar mengajar yang bermakna, siswa
merancang proses, kerangka kerja sebuah proyek dan sensitif terhadap isu-isu
yang sedang berkembang yang dapat diaplikasikan dalam proyek tersebut
untuk mencapai suatu hasil. Siswa diharapkan dapat mengelola informasi yang
dikumpulkan dan menyusun proyek yang realistis, sehingga dengan
penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
pemahaman terhadap materi IPA Biologi dan pengetahuan prosedural siswa,
dimana pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang
memanifestasikan dirinya dalam melakukan sesuatu dan pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu. Atau juga sebagai pengetahuan tentang
bagaimana, kapan dan mengapa untuk melakukan sesuatu melalui proses
pembelajaran yang berlangsung lebih efektif.
Guru berperan penting dalam kegiatan perencanaan dan penilaian
secara menyeluruh, maksudnya guru sebagai fasilitator dan salah satu sumber
informasi mengatur bagaimana berjalannya pembelajaran berbasis proyek
secara efektif. Karena itu, dibutuhkan kecakapan dan keterampilan dalam
menjalankan model pembelajaran ini. Sedangkan siswa berperan sebagai
pelaksana dalam kegiatan proyek yang dituntut harus berkolaborasi antar siswa
dalam kelompok.
Siswa diprogramkan agar selalu aktif, secara mental maupun fisik.
Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima siswa.
Siswa diusahakan sedemikian rupa hingga memperoleh pengalaman dalam
rangka menemukan dan menerapkan sendiri konsep-konsep tersebut sehingga
peneliti dapat mengetahui terdapat pengaruh atau tidaknya model pembelajaran
berbasis proyek terhadap pengetahuan prosedural siswa.
35
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh
model pembelajaran berbasis proyek terhadap pengetahuan prosedural siswa
pada konsep eubacteria.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 34 Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode
Kuasi-Eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode Kuasi-Eksperimen digunakan
karena pada kenyataan sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan
untuk penelitian.1
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest–
Posttest Control Group Design. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random.2 Pada awal kegiatan penelitian, siswa akan dikenakan
pretest pengetahuan prosedural untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Kemudian siswa akan diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang
disesuaikan untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada akhir
penelitian siswa akan dikenakan posttest pengetahuan prosedural. Secara
umum desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
E Y1 XE Y2
K Y1 XK Y2
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), Cet. 18, h.114. 2Ibid., h.113.
37
Keterangan
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
Y1 : Hasil pretest atau test awal, dimaksudkan untuk mengetahui
pengetahuan prosedural awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.
Y2 : Hasil postest atau test akhir, dimaksudkan untuk mengetahui
pengetahuan prosedural siswa setelah diberi perlakuan pada kelas kontrol
dan eksperimen
XE : Perlakuan siswa pada kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek
XK : Perlakuan siswa pada kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran presentasi dan eksplanasi
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Pengambilan data dilakukan setelah menentukan populasi dan sampel
yang akan dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari sampel
inilah kemudian data pada masing-masing kelas dapat diambil.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 34
Jakarta tahun ajaran 2015/2016.
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 34 Jakarta tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 5 (lima) kelas,
kelas X MIPA I sampai X MIPA V.
3Ibid., h. 117.
38
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
di ambil dari populasi itu.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.5 Sehingga peneliti dapat memperoleh hasil
penelitian sesuai dengan prosedur yang telah terpilih dalam desain penelitian.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 2 kelas yaitu X MIPA II (kelas
eksperimen) dan X MIPA III (kelas kontrol) dari 5 (lima) kelas X MIPA.
D. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis
proyek.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan prosedural siswa pada
konsep eubacteria.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurusan
surat ijin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
langkah selanjutnya meliputi:
a. Menetapkan materi dan alokasi waktu.
b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan.
c. Menyusun instrumen penelitian.
4Ibid., h. 118.
5Ibid., h. 120.
39
d. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti.
e. Menentukan sampel penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap
persiapan, tahap pelaksanaan meliputi:
a. Menguji coba instrumen penelitian.
b. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrumen.
c. Memberi pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
d. Menyampaikan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek
pada kelas eksperimen.
e. Memberikan posttest untuk kedua kelompok.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
b. Menguji hipotesis penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara yang digunakan untuk memperoleh data-data empiris untuk mencapai
tujuan penelitian. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil tes pretest-
posttest dan observasi. Pretest merupakan tes pengetahuan prosedural yang
dilakukan sebelum model pembelajaran berbasis proyek diterapkan dalam
proses belajar, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan
prosedural yang dimiliki siswa sebelum model pembelajaran berbasis proyek
tersebut diterapkan. Posttest merupakan tes pengetahuan prosedural yang
dilakukan setelah model pembelajaran berbasis proyek diterapkan, tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran berbasis
proyek terhadap pengetahuan prosedural siswa. Sedangkan observasi dilakukan
untuk mengetahui aktivitas pengetahuan prosedural siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
40
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian Utama/Primer
Instrumen penelitian utama/primer pada penelitian ini yaitu berupa
soal tes hasil belajar pengetahuan prosedural. Tes pengetahuan prosedural
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk soal
uraian. Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan prosedural
siswa terhadap sub konsep peranan eubacteria.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Pengetahuan Prosedural
Kompetensi Dasar 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria
dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator Pembelajaran
Indikator Dimensi Pengetahuan
Prosedural Jumlah
Soal (1)** (2)** (3)**
Menyelidiki informasi
mengenai peranan
eubacteria
1*
2* 2
Melakukan kegiatan
proyek untuk
menunjukkan peranan
eubacteria yang
menguntungkan dalam
kehidupan manusia
8*
10*
5*
6*
7*
3*
4*
9*
8
Jumlah Total Soal 2 5 3 10
Keterangan:
**Indikator Pengetahuan Prosedural oleh Anderson & Karthwohl:
(1) Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu
(2) Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
(3) Pengetahuan atas kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan
prosedur yang tepat
*Soal yang Valid
41
2. Instrumen Penelitian Pendukung/Sekunder
Instrumen penelitian pendukung/sekunder pada penelitian ini yaitu
berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahuai
keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek. Instrumen ini
berbentuk rating scale, dimana observer hanya memberikan tanda ceklish
(√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi. Peneliti
bertindak sebagai guru pengajar, sedangkan guru IPA Biologi kelas X
MIPA SMA Negeri 34 Jakarta bertindak sebagai observer.
3. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar
Instrumen pengembangan bahan ajar pada penelitian ini yaitu berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa, Peneliti
membuat RPP dan LKS untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan
agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik. RPP dan LKS pada
kelas eksperimen disesuaikan dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek dalam pembelajarannya. Sedangkan RPP pada kelas kontrol
diupayakan sama seperti yang telah dilaksanakan selama ini dengan
menerapkan model pembelajaran presentasi dan eksplanasi. Konsep yang
dipilih adalah sub konsep peranan eubacteria.
H. Kalibrasi Instrumen
Kalibrasi instrumen dilakukan guna melihat kualitas soal. Instrumen tes
yang digunakan dalam penelitian ini harus memiliki empat kriteria kelayakan,
yaitu: Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda.
Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes antara lain sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid apabila dapat
mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasinya. Uji validitas adalah
kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya.
42
Rumus yang digunakan jika butir soal adalah kontinum (misalnya soal
bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau 0-10) yaitu:6
Keterangan
: Koefisien korelasi biserial antara skor butir dan skor soal
: Jumlah kuadrat deviasi skor dari
: Jumlah kuadrat deviasi skor dari
: Jumlah deviasi skor dari
Item soal bersifat valid jika rhitung > rtabel, sebaliknya item soal bersifat
tidak valid jika rhitung < rtabel. Selain itu, nilai dianggap valid jika skor butir soal
tersebut memiliki koefisien korelasi signifikan dengan skor total soal. Berikut
ini adalah tabel interpretasi validitas suatu tes:
Tabel 3.3 Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 Cukup tinggi
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software ANATES versi 4.0.4. Adapun langkah-langkah validitas instrumen
dengan program ini, yaitu:
a. Memilih program ANATES untuk soal uraian.
b. Memilih “Buat File Baru”, kemudian menentukan jumlah subjek dan jumlah
soal.
c. Memasukkan skor soal pada skor ideal.
d. Kemudian “Kembali ke Menu Utama” dan mengklik “Olah Semua
Otomatis”.
6Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 105.
43
Validitas butir soal berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa dari
20 soal yang diujicobakan, 12 soal dinyatakan valid yaitu nomor
1,3,4,6,7,8,11,15,17,18,19 dan 20. Dari 12 soal yang valid, 10 soal yang akan
digunakan sebagai intrumen penelitian adalah soal nomor 1,3,6,7,8,11,15,17,19
dan 20.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang sama.7 Suatu instrument penelitian
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang akan diukur. Hal ini
berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin
kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang
sama ketika dilakukan tes kembali. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes berbentuk uraian dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:8
Keterangan
r11 : Koefisien reliabilitas yang dicari
n : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
: Jumlah varians skor tiap-tiap item
: Varians skor total
7Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 16. 8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
Ed. 2, Cet. 2, h. 122.
44
Instrumen dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel. Berikut ini adalah tabel
interpretasi derajat reliabilitas suatu tes:
Tabel 3.4 Interpretasi Derajat Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas
0,00 ≤ r ≤ 0,20 Reliabilitas kecil
0,20 < r ≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 < r ≤ 0,70 Reliabilitas sedang
0,70 < r ≤ 0,90 Reliabilitas tinggi
0,90 < r ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software ANATES versi 4.0.4. Adapun langkah-langkah reliabilitas
instrumen dengan program ini, yaitu:
a. Memilih program ANATES untuk soal uraian.
b. Memilih “Buat File Baru”, kemudian menentukan jumlah subjek dan jumlah
soal.
c. Memasukkan skor soal pada skor ideal.
d. Kemudian “Kembali ke Menu Utama” dan mengklik “Olah Semua
Otomatis” atau “Reliabilitas”.
Nilai reliabilitas tes yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data
adalah sebesar 0,81 dengan kriteria reliabilitas tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk menunjukkan sukar dan
mudahnya suatu soal. Soal yang baik memiliki 3 variasi, yaitu mudah 25%,
sedang 50% dan sukar 25%. Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini
diberi simbol P, singkatan dari kata “proporsi”. Rumus mencari P adalah:9
Keterangan
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
9Ibid., h.222-223
45
Berikut ini adalah tabel interpretasi tingkat kesukaran suatu tes:
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,31 < P ≤ 0,70 Sedang
0,76 < P 1,00 Mudah
Pengujian tingkat kesukaran instrumen dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software anates versi 4.0.4. Adapun langkah-langkah
pengujian tingkat kesukaran instrumen dengan program ini, yaitu:
a. Memilih program ANATES untuk soal uraian.
b. Memilih “Buat File Baru”, kemudian menentukan jumlah subjek dan jumlah
soal.
c. Memasukkan skor soal pada skor ideal.
d. Kemudian “Kembali ke Menu Utama” dan mengklik “Olah Semua
Otomatis” atau “Tingkat Kesukaran”.
Tingkat kesukaran butir soal berdasarkan pengolahan data diketahui
bahwa dari 10 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian terdapat
2 soal dengan kategori mudah, yaitu soal nomor 6 dan 17, terdapat 7 soal
dengan kategori sedang, yaitu soal nomor 1,7,8,11,15,19 dan 20 serta terdapat
1 soal dengan kategori sukar, yaitu soal nomor 3.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan suatu soal dalam membedakan tingkat kemampuan siswa antara
yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi dan tingkat rendah.10
Rumus untuk
menentukan indeks diskriminasi adalah:
10
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), Ed. 1, Cet. 13, h. 385.
46
Keterangan
D : Indeks diskriminasi
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok yang menjawab soal itu dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok yang menjawab soal itu dengan salah
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar11
Kriteria tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir
soal terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal12
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Buruk, sebaiknya dibuang
0,21 < DP ≤ 0,40 Sedang
0,41 < DP ≤ 0,70 Baik
0,71 < DP ≤ 1,00 Baik sekali
Pengujian daya beda instrumen dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software ANATES versi 4.0.4. Adapun langkah-langkah pengujian
daya pembeda instrumen dengan program ini, yaitu:
a. Memilih program ANATES untuk soal uraian.
b. Memilih “Buat File Baru”, kemudian menentukan jumlah subjek dan jumlah
soal.
c. Memasukkan skor soal pada skor ideal.
d. Kemudian “Kembali ke Menu Utama” dan mengklik “Olah Semua
Otomatis” atau “Daya Pembeda”.
Daya pembeda soal berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa
terdapat 9 soal dengan kategori sedang, yaitu soal nomor 3,6,7,8,11,15,17,19
dan 20 serta terdapat 1 soal dengan kategori baik, yaitu soal nomor 1.
11
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.226-229. 12
Anas Sudijono, op.cit., h. 389.
47
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data statistik dapat dilakukan setelah memeriksa
keabsahan sampel dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel yang sedang
diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan uji liliefors dengan rumus:
L0 = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan
L0 : Harga mutlak terbesar
F(Zi) : Peluang angka baku
S(Zi) : Proporsi angka baku
Langkah-langkah uji liliefors adalah sebagai berikut:
a. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar.
b. Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:
Keterangan
Zi : Skor baku
Xi : Data yang diperoleh
X : Nilai rata-rata
SD : Simpangan baku
c. Menentukan nilai Zt tabel berdasarkan nilai Zi.
d. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Zt
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 – Zt
Jika Zi positif (+), maka 0,5 + Zt
e. Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus:
f. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya.
48
g. Mengambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai
ini kita namakan L0.
h. Memberikan interpretasi L0 dengan membandingkannya dengan Lt, Lt adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors.
i. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat.
Jika Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima atau data berdistribusi normal. Dan
jika Lhitung > Ltabel, maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.13
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas variansi sangat diperlukan sebelum kita
membandingkan 2 kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan
disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok
yang dibandingkan). Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Hipotesis
H0 = Data sampel kedua variabel bersifat homogen
Ha = Data sampel kedua variabel tidak bersifat homogen
b. Membagi data menjadi dua kelompok.
c. Mencari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya.
d. Menentukan Fhitung dengan rumus:14
e. Menentukan kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti data sampel
bersifat homogen
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, berarti data sampel tidak bersifat
homogen
13
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2009), Ed. 6, Cet. 1, h. 466-467 14
Sugiyono, op.cit., h. 275
49
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh model
pembelajaran berbasis proyek terhadap pengetahuan prosedural. Uji hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
b. Menentukan uji statistik15
dengan
Keterangan :
: Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok eksperimen
: Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok kontrol
SDg : Nilai simpangan baku gabungan
n1 : Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 : Jumlah siswa kelompok kontrol
c. Menentukan kriteria pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan
dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan
antara thitung dengan ttabel.
d. Melakukan pengambilan kesimpulan
Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya ternyata:
1) thitung < ttabel maka H0 diterima
2) thitung > ttabel maka H0 ditolak
15
Sudjana, op.cit., h. 239
50
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pre-test dan post-test, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Rumus indeks gain menurut Meltzer
yaitu:16
Dengan kategori peralihan
g tinggi : tinggi g > 0,70
g sedang : nilai 0,70 g 0,30
g rendah : nilai g < 0,30
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : μ1 = μ2, maka H0 diterima, Ha ditolak
Ha : μ1 ≠ μ2, maka Ha diterima, H0 ditolak17
Dengan:
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan prosedural
antara kedua kelompok
Ha : Hipotesis alternatif, terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan prosedural
antara kedua kelompok
μ1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
μ2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
Pengambilan kesimpulan dilakukan setelah nilai thitung didapatkan. Hasil
kesimpulan diperoleh dari nilai thitung terhadap ttabel.
16
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 71. 17
Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), h.
302.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini akan menyajikan deskripsi data, analisis data dan pembahasan
dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah data yang
terkumpul dari tes pengetahuan prosedural yang diberikan kepada siswa-siswi
SMA Negeri 34 Jakarta berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diperoleh
dianalisis dengan bantuan Microsoft Office Excel 2010.
A. Deskripsi Data
1. Data Kuantitatif
a. Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Data hasil pretest pengetahuan prosedural kelompok kontrol melalui
penerapan model pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran
presentasi dan eksplanasi serta kelompok eksperimen melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek pada sub konsep peranan eubacteria dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Data Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai Terendah 28 28
Nilai Tertinggi 68 68
Mean 43,56 42,16
Simpangan Baku (SD) 10,65 10,36
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil pretest pengetahuan prosedural
kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh
nilai tertinggi sebesar 68, nilai terendah sebesar 28, mean sebesar 43,56 dan
simpangan baku sebesar 10,65. Sedangkan hasil pretest pengetahuan
prosedural kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel
penelitian diperoleh nilai tertinggi sebesar 68, nilai terendah sebesar 28, mean
sebesar 42,16 dan simpangan baku sebesar 10,36.
52
Hasil pretest pengetahuan prosedural kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tersebut juga dapat dilihat pada diagram batang berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Diagram batang pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa pada kelompok kontrol memperoleh nilai antara 42-48 yaitu sebanyak 8
siswa atau sebesar 26,67%, sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh 1
siswa terletak pada interval antara 63-69 atau sebesar 3,33%. Siswa yang
mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau 43,33%, sedangkan
siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa atau sebesar
56,67%.
Gambar 4.1 juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada
kelompok eksperimen memperoleh nilai antara 42-48 yaitu sebanyak 9 siswa
atau sebesar 30%, sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh 1 siswa
terletak pada interval antara 56-62 atau sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat
nilai di atas rata-rata sebanyak 14 siswa atau 46,67%. Siswa yang mendapat
nilai di bawah rata-rata sebanyak 16 siswa atau sebesar 53,33%.
b. Hasil Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
Data hasil posttest pengetahuan prosedural kelompok kontrol melalui
penerapan model pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran
53
presentasi dan eksplanasi serta kelompok eksperimen melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek pada sub konsep peranan eubacteria dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Pengetahuan Prosedural
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai Terendah 46 50
Nilai Tertinggi 86 93
Mean 66 74,93
Simpangan Baku (SD) 11,45 12,68
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil posttest pengetahuan prosedural
kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh
nilai tertinggi sebesar 86, nilai terendah sebesar 46, mean sebesar 66 dan
simpangan baku sebesar 11,45. Sedangkan hasil posttest pengetahuan
prosedural kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel
penelitian diperoleh nilai tertinggi sebesar 93, nilai terendah sebesar 50, mean
sebesar 74,93 dan simpangan baku sebesar 12,68.
Hasil posttest pengetahuan prosedural kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tersebut juga dapat dilihat pada diagram batang berikut:
Gambar 4.2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
54
Diagram batang pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa pada kelompok kontrol memperoleh nilai antara 67-73 sebanyak 7 siswa
atau sebesar 23,33%, dan tidak ada satupun siswa dari kelompok kontrol yang
mendapat nilai pada interval antara 88-94. Siswa yang mendapat nilai di atas
rata-rata sebanyak 16 siswa atau 53,33%. Siswa yang mendapat nilai di bawah
rata-rata sebanyak 14 siswa atau sebesar 46,67%.
Gambar 4.2 juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
memperoleh nilai antara 74-80 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26,67%,
sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh 1 siswa terletak pada interval
antara 60-66 atau sebesar 3,33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata
sebanyak 19 siswa atau 63.33%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata
sebanyak 11 siswa atau sebesar 36.67%.
c. Hasil N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Perbandingan hasil pretest dan posttest pengetahuan prosedural dari
kedua kelompok serta membandingkan N-Gain dari kedua kelompok tersebut
perlu dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan.
Adapun hasil perhitungan mean N-Gain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Data Mean N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok n Mean N-Gain Kriteria N-Gain
Kontrol 30 0,39 Sedang
Eksperimen 30 0,58 Sedang
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol diperoleh mean
N-gain sebesar 0,39 yang tergolong sedang. Sedangkan pada kelompok
eksperimen diperoleh mean N-Gain sebesar 0,58 yang juga tergolong sedang.
55
Perbandingan pengetahuan prosedural antara kelompok kontrol dan
eksperimen yang tergolong rendah, sedang, dan tinggi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.4 Kategori Nilai N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Normal Gain
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Kriteria Jumlah Persentase (%) Kriteria Jumlah Persentase (%)
Rendah 13 43,33 Rendah 2 6,67
Sedang 16 53,33 Sedang 19 63,33
Tinggi 1 3,33 Tinggi 9 30
Perbandingan persentase nilai N-Gain juga dapat dilihat pada diagram batang
di bawah ini:
Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan Persentase Normal Gain
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Diagram batang pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa kategori N-Gain
rendah diperoleh lebih sedikit pada kelompok eksperimen dibandingkan
dengan kelompok kontrol, sedangkan untuk kategori N-Gain sedang dan N-
Gain tinggi diperoleh lebih banyak pada kelompok eksperimen dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
56
2. Data Kualitatif
Observasi ini dilakukan pada 5 kelompok dalam kelas eksperimen pada
pertemuan 1 dan 2 melalui “Lembar Observasi Pembelajaran Proyek Siswa”.1
Hasil observasi didasarkan oleh pengamatan observer yang memberikan tanda
ceklish (√) pada kolom yang disediakan, tanda ceklish (√) pada kolom “Ya”
diberikan jika indikator pengetahuan prosedural siswa dalam pembelajaran
proyek ini muncul dan unjuk kerja pada aspek yang dinilai dinyatakan sesuai
dan benar. Sedangkan tanda ceklish (√) pada kolom “Tidak” diberikan jika
indikator pengetahuan prosedural siswa dalam pembelajaran proyek ini tidak
muncul dan unjuk kerja pada aspek yang dinilai dinyatakan tidak sesuai dengan
yang ditentukan atau tidak muncul sama sekali. Adapun hasil observasi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Pembelajaran Berbasis Proyek
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Indikator
Pengetahuan
Prosedural* Aspek yang Dinilai Persentase
(%)
Persentase
Rata-Rata
(%) (1) (2) (3)
Menentukan
Pertanyaan
Mendasar
√ a. Mengajukan
pertanyaan 80 80
Menyusun
Perencanaan
Proyek
√ a. Merancang kegiatan
proyek 100
100
√ b. Menentukan
alat/bahan 100
Menyusun
Jadwal √
a. Membuat timeline
dan deadline untuk
menyelesaikan
proyek
100 100
Memantau
Proyek √
a. Melaksanakan
penyelesaian
kegiatan proyek 100
92
√
b. Menggunakan
tahapan yang tepat
dan berurutan dalam
kegiatan proyek
100
√ c. Menggunakan 100
1Lampiran B.3.a, h. 155-158
57
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Indikator
Pengetahuan
Prosedural* Aspek yang Dinilai Persentase
(%)
Persentase
Rata-Rata
(%) (1) (2) (3)
alat/bahan dalam
kegiatan proyek
√
d. Mengetahui
bagaimana cara
menggunakan
alat/bahan dalam
kegiatan proyek
80
√
e. Mengetahui alasan
mengapa
menggunakan
alat/bahan
80
Menguji Hasil
√
a. Memberikan
pendapat terhadap
penilaian yang
dilakukan oleh guru
80
90
√
b. Membuat alasan jika
hasil dari proyek
kurang memuaskan
atau gagal
100
Mengevaluasi
Pengalaman √
a. Mengungkapkan
perasaan dan
pengalaman
terhadap kegiatan
proyek yang telah
dilakukan
80
87
√
b. Memberikan solusi
terhadap hasil
proyek yang telah
dilakukan untuk
memperbaiki kinerja
80
√
c. Menemukan temuan
baru terhadap
permasalahan yang
diajukan pada tahap
pertama
pembelajaran
selama kegiatan
proyek berlangsung
100
Persentase
Rata-Rata (%) 93 95 88
58
Keterangan:
*Indikator Pengetahuan Prosedural oleh Anderson & Karthwohl:
(1) Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu
(2) Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
(3) Pengetahuan atas kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan
prosedur yang tepat
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keenam tahapan model pembelajaran
berbasis proyek mencapai keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
kategori B (Baik) dan SB (Sangat Baik).
Tahap Menyusun Perencanaan Proyek dan Tahap Menyusun Jadwal
memperoleh kategori SB (Sangat Baik) dengan persentase rata-rata
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran sebesar 100% pada masing-masing
tahapan, sedangkan Tahap Menentukan Pertanyaan Mendasar memperoleh
kategori B (Baik) dengan persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran sebesar 80%, Tahap Memantau Proyek memperoleh kategori SB
(Sangat Baik) dengan persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran sebesar 92%, Tahap Menguji Hasil memperoleh kategori B
(Baik) dengan persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
sebesar 90% dan Tahap Mengevaluasi Pengalaman memperoleh kategori B
(Baik) dengan persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
sebesar 87%.
Keenam tahapan model pembelajaran berbasis proyek tersebut saling
berkaitan satu sama lain melalui aspek yang dinilai dengan indikator
pengetahuan prosedural yang berhasil dikuasai oleh siswa yaitu (1)
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu memperoleh kategori SB (Sangat Baik) dengan persentase rata-
rata pencapaian keberhasilan sebesar 93% (2) Pengetahuan tentang teknik dan
metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu memperoleh kategori
SB (Sangat Baik) dengan persentase rata-rata pencapaian keberhasilan sebesar
95% dan (3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu
59
prosedur tepat untuk digunakan memperoleh kategori B (Baik) dengan
persentase rata-rata pencapaian keberhasilan sebesar 88%.
B. Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis Data
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah pengujian persyaratan
analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dengan menggunakan uji liliefors bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi
normal atau tidak. Kriteria Uji Normalitas adalah H0 ditolak jika L0 lebih besar
dari Ltabel, dan H0 diterima jika L0 lebih kecil dari Ltabel. Dengan diterimanya
H0, berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan jika
H0 ditolak berarti data penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi tidak
normal.
1) Uji Normalitas Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
Hasil Uji Normalitas nilai pretest pengetahuan prosedural dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural
n L0
Ltabel Kesimpulan Kontrol Eksperimen
30 0,0119 0,0257 0,1610 Normal
Tabel 4.6 menunjukkan hasil nilai L0 kelompok kontrol sebesar 0,0119
dan L0 kelompok eksperimen sebesar 0,0257, sedangkan dengan jumlah sampel
sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
60
2) Uji Normalitas Hasil Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
Hasil Uji Normalitas nilai posttest pengetahuan prosedural dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Uji Normalitas Hasil Posttest Pengetahuan Prosedural
n L0
Ltabel Kesimpulan Kontrol Eksperimen
30 0,001 0,0320 0,1610 Normal
Tabel 4.7 menunjukkan hasil nilai L0 kelompok kontrol sebesar 0,001
dan L0 kelompok eksperimen sebesar 0,0320, dengan jumlah sampel sebanyak
30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar 0,1610.
Maka diketahui L0 < Ltabel sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dengan menggunakan uji fisher bertujuan untuk
mengetahui apakah data sampel yang diperoleh bersifat homogen atau tidak.
Kriteria Uji Homogenitas adalah H0 ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dan
H0 diterima jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Dengan diterimanya H0, berarti
data sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersifat homogen,
sedangkan jika H0 ditolak berarti data sampel kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak bersifat homogen.
1) Uji Homogenitas Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
Hasil Uji Homogenitas nilai pretest pengetahuan prosedural dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural
Kelompok n Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kontrol 30 1,06 1,85 Homogen
Eksperimen 30
61
Tabel 4.8 menunjukkan hasil nilai Fhitung sebesar 1,06, sedangkan Ftabel
sebesar 1,85 pada taraf signifikasi 0,05 untuk derajat kebebasan pembilang dan
penyebut sebesar 29. Maka diketahui Fhitung < Ftabel sehingga H0 diterima dan
Ha ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel nilai pretest
pengetahuan prosedural kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang
diperoleh bersifat homogen.
2) Uji Homogenitas Hasil Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
Hasil pengujian homogenitas nilai posttest pengetahuan prosedural
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Hasil Posttest Pengetahuan Prosedural
Kelompok n Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kontrol 30 1,22 1,85 Homogen
Eksperimen 30
Tabel 4.9 menunjukkan hasil Fhitung sebesar 1,22, sedangkan Ftabel
sebesar 1,85 pada taraf signifikasi 0,05 untuk derajat kebebasan pembilang dan
penyebut sebesar 29. Maka diketahui Fhitung < Ftabel sehingga H0 diterima dan
Ha ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel nilai
posttest pengetahuan prosedural kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
yang diperoleh bersifat homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Data kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diketahui
berdistribusi normal dan bersifat homogen setelah dilakukan uji persyaratan
analisis data. Dengan demikian maka pengujian hipotesis dapat dilanjutkan
dengan menggunakan rumus yang ditetapkan yaitu uji-t. Dengan kriteria:
H0 ditolak jika thitung > ttabel
H0 diterima jika thitung < ttabel.
62
Hasil perhitungan uji hipotesis dengan uji-t dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Uji Hipotesis Hasil Pretest dan Posttest Pengetahuan Prosedural
Keterangan Pretest Posttest
Kelompok Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
n 30 30 30 30
43,56 42,16 66 74,93
S2 113,42 107,33 131,10 160,78
thitung -0,54 3,02
ttabel 2,00
Kesimpulan Tidak Berbeda Berbeda
Tabel 4.10 menunjukkan hasil perhitungan uji hipotesis nilai pretest
pengetahuan prosedural diperoleh thitung sebesar -0,54 dan ttabel sebesar 2,00.
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan hasil thitung < ttabel atau -0,54 <
2,00. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata nilai pretest pengetahuan
prosedural kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tabel 4.10 juga menunjukkan hasil perhitungan uji hipotesis nilai
posttest pengetahuan prosedural diperoleh thitung sebesar 3,02 dan ttabel sebesar
2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan hasil thitung > ttabel atau 3,02
> 2,00. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata nilai posttest pengetahuan prosedural
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
C. Pembahasan
Data hasil pretest pengetahuan prosedural pada Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua kelompok dengan mean pretest
pada kelompok kontrol sebesar 43,56 dan mean pretest pada kelompok
ekperimen sebesar 42,16, maka kedua sampel kelompok yang dijadikan
penelitian dianggap memiliki kemampuan awal tingkat pengetahuan prosedural
yang sama. Selain itu, pengujian hipotesis hasil perhitungan uji kesamaan dua
rata-rata hasil pretest pengetahuan prosedural pada Tabel 4.10 yang dilakukan
melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 juga menunjukan bahwa H0 diterima
dengan thitung < ttabel yaitu -0,54 < 2,00, sehingga dapat diketahui bahwa tidak
63
terdapat perbedaan antara rata-rata skor pretest pengetahuan prosedural
kelompok kontrol dengan rata-rata skor pretest pengetahuan prosedural
kelompok eksperimen.
Model pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan pada penelitian
ini meliputi 6 (enam) tahapan, yaitu (1) Menentukan pertanyaan mendasar (2)
Menyusun perencanaan proyek (3) Menyusun jadwal (4) Memantau proyek (5)
Menguji hasil dan (6) Mengevaluasi pengalaman. Sedangkan pengetahuan
prosedural yang diteliti pada penelitian ini meliputi 3 (tiga) indikator, yaitu (1)
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu (2) Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan
dengan suatu bidang tertentu dan (3) Pengetahuan tentang kriteria untuk
menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan.2 Ketiga indikator
tersebut berkaitan dengan metode-metode umum untuk mendesain dan
melakukan eksperimen, dalam hal ini eksperimen dilakukan melalui kegiatan
proyek mengenai “Pemanfaatan Peran Bakteri Melalui Pembuatan Yoghurt”.
Data hasil posttest pengetahuan prosedural pada Tabel 4.2
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kedua kelompok dengan mean
posttest pada kelompok kontrol sebesar 66 dan mean posttest pada kelompok
ekperimen sebesar 74,93. Selain itu, Pengujian hipotesis hasil perhitungan uji
kesamaan dua rata-rata hasil posttest pengetahuan prosedural pada Tabel 4.10
yang dilakukan melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 juga menunjukkan
bahwa H0 ditolak dengan thitung > ttabel yaitu 3,02 > 2,00, sehingga dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata skor posttest pengetahuan
prosedural kelompok kontrol dengan rata-rata skor posttest pengetahuan
prosedural kelompok eksperimen.
Data nilai mean N-Gain pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada
kelompok kontrol diperoleh mean N-Gain sebesar 0,39, sedangkan pada
kelompok eksperimen diperoleh mean N-Gain sebesar 0,58, namun keduanya
tergolong dalam mean N-Gain kategori sedang. Kelompok kontrol memiliki
2Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 78-80.
64
prosentase kategori N-Gain rendah sebesar 43,33%, kategori N-Gain sedang
sebesar 53,33% dan kategori N-Gain tinggi sebesar 3,33%. Sedangkan
kelompok eksperimen memiliki persentase kategori N-Gain rendah sebesar
6,67%, kategori N-Gain sedang sebesar 63,33% dan kategori N-Gain tinggi
sebesar 30%. Pengujian hipotesis hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata
N-Gain yang dilakukan melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan
bahwa H0 ditolak dengan thitung > ttabel yaitu 9,50 > 2,00, sehingga dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata N-Gain kelompok kontrol
dengan rata-rata N-Gain kelompok eksperimen.
Data-data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan
prosedural siswa pada kelompok eksperimen melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan
prosedural siswa pada kelompok kontrol melalui penerapan model
pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran presentasi dan
eksplanasi. Dengan demikian perbedaan penerapan model pembelajaran antara
model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran konvensional
berupa model pembelajaran presentasi dan eksplanasi dapat berpengaruh
terhadap pengetahuan prosedural siswa pada sub konsep peranan eubacteria,
dimana penerapan model pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh
positif terhadap pengetahuan prosedural siswa pada sub konsep peranan
eubacteria.
Peningkatan pengetahuan prosedural siswa pada kelompok eksperimen
melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek tersebut dapat terjadi
karena adanya proses pembuatan produk atau pelaksanaan proyek yang bersifat
autentik dan konstruktif. Sedangkan siswa pada kelompok kontrol melalui
penerapan model pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran
presentasi dan eksplanasi hanya melaksanakan kegiatan presentasi dengan
lembar latihan yang dikembangkan oleh guru. Hal ini sejalan dengan jurnal
penelitian yang berjudul “Evaluation of Project Based Learning” bahwa
didapati adanya proses pembuatan atau pelaksanaan proyek yang bersifat
65
autentik dan konstruktif sehingga siswa dapat mempelajari keterampilan dasar
yang baru dan mengalami peningkatan pengetahuan.3
Peningkatan pengetahuan prosedural pada kelompok eksperimen
melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek juga dapat terjadi
dikarenakan pada keenam tahap model pembelajaran berbasis proyek tersebut
telah ditampilkan ketiga indikator pengetahuan prosedural. Hal tersebut
diperkuat melalui “Lembar Observasi Pembelajaran Berbasis Proyek”,4 dimana
terdapat beberapa aspek penilaian indikator pengetahuan prosedural yang
diobservasi oleh seorang observer, yaitu guru IPA Biologi kelas X MIPA SMA
Negeri 34 Jakarta. Secara umum, Lembar Observasi Pembelajaran Berbasis
Proyek tersebut dapat mengukur persentase keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran dan hasil pencapaian keberhasilan masing-masing indikator
pengetahuan prosedural sesuai aspek yang dinilai melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek.
Data Observasi Pembelajaran Berbasis Proyek pada Tabel 4.5
menunjukkan bahwa persentase rata-rata hasil pencapaian keberhasilan
masing-masing Indikator Pengetahuan Prosedural memperoleh kategori B
(Baik) dan SB (Sangat Baik). Hasil pencapaian keberhasilan masing-masing
indikator tersebut antara lain:
(1) Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu memperoleh kategori SB (Sangat Baik) dengan persentase
rata-rata pencapaian keberhasilan sebesar 93% terlihat pada kemampuan
siswa dalam menggunakan alat/bahan serta mengetahui bagaimana cara
menggunakan alat/bahan tersebut sesuai tahapan yang tepat dan berurutan
dalam kegiatan proyek. Hal ini dikarenakan Indikator Pengetahuan
Prosedural tersebut telah ditampilkan dalam salah satu Tahapan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu Tahap Memantau Proyek.
(2) Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu memperoleh kategori SB (Sangat Baik) dengan persentase
3Regie Stites, Evaluation of Project Based Learning, 2009, h. 1, (Diakses dari
http://pblmm.k12.ca.us/PBLGuide/pblresch.htm). 4Lampiran B.3.a, h. 155-158.
66
rata-rata pencapaian keberhasilan sebesar 95% terlihat pada kemampuan
siswa dalam menentukan alat/bahan yang diperlukan dalam kegiatan
proyek serta merancang kegiatan proyek secara urut untuk membuktikan
dan merumuskan hipotesis berdasarkan hasil kegiatan proyek, selain itu
siswa juga terlihat memiliki kemampuan dalam melaksanakan
penyelesaian kegiatan proyek dan memberikan solusi terhadap hasil
proyek yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja serta menemukan
temuan baru selama kegiatan proyek berlangsung terhadap permasalahan
yang diajukan pada Tahap Awal Pembelajaran/Tahap Menentukan
Pertanyaan Mendasar. Hal ini dikarenakan Indikator Pengetahuan
Prosedural tersebut telah ditampilkan dalam 3 (tiga) Tahapan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi Tahap Menyusun Perencanaan
Proyek, Tahap Memantau Proyek dan Tahap Mengevaluasi Pengalaman.
(3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat
untuk digunakan memperoleh kategori B (Baik) dengan persentase rata-
rata pencapaian keberhasilan sebesar 88% terlihat pada kemampuan siswa
dalam membuat timeline dan deadline untuk menyelesaikan proyek,
menimbang hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan proyek serta
menganalisis langkah pemecahan masalah/tujuan dari langkah kerja yang
dilakukan berdasarkan waktu dan keperluannya seperti mengetahui alasan
mengapa menggunakan alat/bahan yang telah ditentukan atau menentukan
jenis bakteri apa yang sesuai untuk digunakan sebagai bibit bakteri pada
Tahap Menyusun Perencanaan Proyek, selain itu siswa juga terlihat
memiliki kemampuan dalam memberikan pendapat terhadap penilaian
yang dilakukan oleh guru serta membuat alasan jika hasil dari proyek
tersebut kurang memuaskan atau gagal dan mengungkapkan perasaan dan
pengalamante rhadap kegiatan proyek yang telah dilakukan. Hal ini
dikarenakan Indikator Pengetahuan Prosedural tersebut telah ditampilkan
dalam 4 (empat) Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi
Tahap Menyusun Jadwal, Tahap Memantau Proyek, Tahap Menguji Hasil
dan Tahap Mengevaluasi Pengalaman.
67
Peningkatan pengetahuan prosedural siswa melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek tersebut sejalan dengan penelitian skripsi yang
berjudul “Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas X”, diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dari penerapan metode
proyek terhadap hasil belajar biologi siswa5 dan dalam jurnal penelitian yang
berjudul “Construction of a Creative Instructional Design Model Using
Blended, Project-Based Learning for College Students”, juga diketahui bahwa
prestasi dan kreativitas belajar siswa akan meningkat melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek dan instruksional kreatif serta memupuk
kemampuan kreatif dan inovatif siswa dalam berpikir mandiri.6
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek merupakan pengalaman baru bagi siswa dalam kelompok
eksperimen karena model pembelajaran melalui kegiatan proyek ini belum
pernah diterapkan sebelumnya, sehingga siswa dalam kelompok eksperimen
menjadi lebih aktif, komunikatif dan fokus dalam mengikuti proses
pembelajaran. Seperti dalam jurnal penelitian yang berjudul “Definitions and
Uses: Case Study of Teachers Implementing Project-based Learning” diketahui
bahwa guru dapat menerapkan model pembelajaran berbasis proyek sebagai
variasi metode mengajar serta memusatkan proses pembelajaran pada siswa
sebagai keuntungan melalui eksplorasi penerapan model pembelajaran berbasis
proyek.7 Selain itu, dalam buku yang berjudul “Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum 2013” juga diungkapkan bahwa proses pembelajaran
melalui pembelajaran berbasis proyek memungkinkan guru untuk “belajar dari
siswa” dan “belajar bersama siswa” sehingga siswa mampu mengembangkan
5Noer Azizah, “Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X
Pada Konsep Pencemaran Lingkungan (Eksperimen di MAN 13 Lenteng Agung, Jakarta
Selatan)”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2008, tidak dipublikasikan. 6Shi-Jer Lou dkk., Construction of a Creative Instructional Design Model Using Blended,
Project-Based Learning for College Students, Creative Education Journal, Vol. 3 No. 7, 2012. 7Suha R. Tamim dan Michael M. Grant, Definitions and Uses: Case Study of Teachers
Implementing Project-based Learning, Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning,
Volume 7 Issue 2 Article 3.
68
kemampuannya dalam membuat perencanaan, berkomunikasi, menyelesaikan
masalah, dan membuat keputusan.8
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek sebagai sebuah
pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang serta melibatkan siswa dalam
merancang, membuat dan menampilkan produk yang diimplementasikan pada
kegiatan pengerjaan proyek untuk mengatasi permasalahan atau mencari suatu
solusi yang relevan pada permasalahan dunia nyata dapat diketahui
berpengaruh positif terhadap peningkatan pengetahuan prosedural siswa pada
kelompok eksperimen, sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang
bermakna dan mampu membangun pengetahuannya sendiri.
8Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 172-173.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek memberikan pengaruh yang positif terhadap pengetahuan
prosedural siswa pada sub konsep peranan eubacteria, hal ini dibuktikan oleh
pengujian hipotesis hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata yang
dilakukan melalui uji-t pada taraf signifikasi 0,05 dengan thitung > ttabel yaitu
sebesar 3,02 > 2,00. Dengan demikian, peningkatan pengetahuan prosedural
dan keaktifan siswa pada kelompok eksperimen melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol melalui penerapan model pembelajaran konvensional berupa model
pembelajaran presentasi dan eksplanasi.
B. Saran
Saran-saran mengenai penelitian ini, antara lain:
1. Guru IPA Biologi hendaknya selalu meningkatkan kualitas
pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan, metode ataupun model
yang melibatkan keaktifan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat
lebih bermakna. Oleh karenanya model pembelajaran berbasis proyek dapat
dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran bermakna yang
digunakan dalam pembelajaran IPA Biologi.
2. Model pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh positif terhadap
pengetahuan prosedural siswa pada sub konsep peranan eubacteria, maka
diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran
berbasis proyek pada konsep-konsep IPA Biologi lainnya.
3. Manajemen waktu yang baik serta perumusan masalah dan langkah kerja
kegiatan proyek secara jelas dan terarah sangat diperlukan dalam penerapan
model pembelajaran berbasis proyek, sehingga akan memberikan dampak
yang positif terhadap pengetahuan prosedural yang ingin dicapai.
70
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, Desi. “Penerapan Pembelajaran IPA Berbasis Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP) Dengan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Pengetahuan
Prosedural Siswa”. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Bengkulu: 2007. tidak dipublikasikan.
Aisah, Siti. “Penerapan Pembelajaran Praktikum Biologi Berbasis Proyek Untuk
Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa MAN 2 Kota Cirebon”.
Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon:
2012. tidak dipublikasikan.
Alhajjah, Putri Siti., Widodo, Ari., dan Rustaman, Andrian. Perbandingan
Penggunaan LKS Tulis, Gambar dan Video Terhadap Keterampilan Proses
Sains dan Pengetahuan Prosedural. Formica Education Online, Volume 1
Nomor, 2014.
Anderson, Lorin W., dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen, Terj. Agung Prihantoro
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. 1, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ed. 2, Cet. 2, 2013.
Azizah, Noer. “Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas X Pada Konsep Pencemaran Lingkungan (Eksperimen di MAN 13
Lenteng Agung, Jakarta Selatan)”. Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2008.
tidak dipublikasikan.
Defila, Februl. “Ranah Pengetahuan Menurut Bloom,Cangelosi Dan Marzano”.
Makalah Evaluasi Pendidikan. Sumatera Barat: Sekolah Tinggi Keguruan
Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, 2012.
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan
Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 .
Global Schoolhouse. The Autodesk Foundation Project Based Learning. Diakses
dari http://www.gsn.org/web/pbl/pedagog.htm, 16 Juni 2015
Grant, Michael M. Getting A Grip on Project Based-Learning: theory, cases and
recomandations. Meredian A Middle School Computer Technologies
Journal, Vol 5 Issue 1, 2002.
71
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Khamdi, Waras. Pembelajaran Berbasis Proyek Model Potensial Untuk
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Diakses dari
http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-
proyek-model-potensial-untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/, 21
Desember 2014.
Lou, Shi-Jer dkk., Construction of a Creative Instructional Design Model Using
Blended, Project-Based Learning for College Students. Creative Education
Journal, Vol. 3 No. 7, 2012.
Melliani. “Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar
Pengetahuan Prosedural Siswa Pada Pembelajaran IPA”. Skripsi pada
Universitas Pendidikan Indonesia: 2013. tidak dipublikasikan.
National Academy Foundation. Project-Based Learning: A Resource for
Instructors and Program Coordinators. America: National Academy
Foundation, t.t.
Nurohman, Sabar. Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya
Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Jurnal
FPMIPA UNY, 2007.
Pratiwi, D.A. dkk., Biologi Untuk SMA/MA Kelas X: Berdasarkan Kurikulum
2013. Jakarta: Erlangga, 2013.
Rahmawati, Dini. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa (Studi Quasi Eksperimen di SMPN 48
Jakarta)”. Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011. tidak dipublikasikan.
Railsback, Jennifer. Project Based-Instruction: Creating Excitement for Learning.
America: Northwest Regional Educational Laboratory, 2002.
Sampurno, Agus. Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran Berbasis
Proyek. Diakses dari
https://gurukreatif.wordpress.com/2007/09/18/penerapan-metode-belajar-
aktif-dalam-pembelajaran-berbasis-proyek/, 21 Desember 2014.
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
72
Sofyan, Ahmad., Feronika, Tonih., dan Milama, Burhanuddin. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet.
1, 2006.
Stites, Regie. Evaluation of Project Based Learning. 2009. Diakses dari
http://pblmm.k12.ca.us/PBLGuide/pblresch.htm, 26 Desember 2014
Subahar, Tati Suryati Syamsudin. Biologi 1 SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira,
Ed. 1, Cet. 1, 2007.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Ed. 1, Cet. 13, 2013.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Cet. 15, 2010.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. Ed. 6, Cet. 1, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cet. 18, 2013.
Suwarto. Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif dalam Pendidikan.
Jurnal Widyatama, No. 1 Volume 19, 2010.
Tamim, Suha R. dan Grant, Michael M. Definitions and Uses: Case Study of
Teachers Implementing Project-based Learning. Interdisciplinary Journal
of Problem-Based Learning, Volume 7 Issue 2 Article 3.
The Buck Institute for Education. Project–Based Learning for Health Careers
Pathways. Bakersfield: Health Careers Resource Consortium, 2000
The George Lucas Educational Foundation, Instructional Module Project-Based
Learning. Diakses dari
htpp//www.edutopia.org.modules/PBL/what_pbl.php.2005, 26 Desember
2014.
Thomas, John W. A Review of Research on Project-Based Learning. California:
The Autodesk Foundation, 2000.
Walpole, Ronald E. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1995.
Widodo, Ari. “Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”. Buletin
Puspendik, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 2006.
73
Wrigley, H.S. Knowledge in Action: The Promise of Project-Based Learning,
Focus and Basic. National Center for the Study of Adult Learning and
Literacy, Volume 2 Issued D, 1998.
Zulfiani., Feronika, Tonih., dan Suartini, Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet. 1, 2009.
74
Lampiran A.1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN TES PENGETAHUAN PROSEDURAL
Nama Sekolah : SMA N 34 JAKARTA Alokasi Waktu :
Mata Pelajaran : IPA Biologi Jumlah Soal : 20 Butir
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013 Jenis Soal : Uraian
Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam
bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.4.1 Menyelidiki informasi mengenai peranan Eubacteria dalam kehidupan sehari-hari.
4.4.2 Melakukan kegiatan proyek untuk menunjukkan peranan Eubacteria yang menguntungkan dalam kehidupan manusia.
75
Merugikan atau Menguntungkan?
Yoghurt,
Yoghurt bukanlah susu biasa, walaupun nilai gizi susu begitu sempurna, tidak semua orang dapat menikmati susu dengan tanpa
masalah. Bagi beberapa orang, susu dapat menyebabkan terjadinya intolerance, baik berupa lactose intolerance maupun protein
intolerance. Yoghurt merupakan sejenis produk susu terkoagulasi yang diperoleh dari fermentasi campuran bakteri asam laktat
tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa yang khas. Dipandang dari segi gizi, Yoghurt memiliki kadar protein dan kalsium
lebih tinggi daripada susu segar.
Nata de coco,
Nata de coco dalam proses fermentasinya juga menggunakan bakteri tertentu sehingga kombinasi antara air kelapa dan bakteri
tersebut akan menghasilkan jelly berwarna putih dan transparan yang disebut sebagai Nata.
Yoghurt dan Nata de coco sudah dipasarkan di berbagai daerah dan sudah menjadi salah produk yang menghiasi pasaran makanan di
Nusantara. Kini, Kita sudah dapat dengan mudah untuk menemukan di pasar/swalayan/toko/warung yang menjual keduanya dengan
harga yang terjangkau.
Jikalau mendengar kata Bakteri, langsung terbayang di kepala
kita makhluk kecil penyebab penyakit. la menyerang tubuh kita
dan menggerogoti kesehatan dengan dayanya yang cenderung
negatif.
Tapi. .Tahukah Kamu?
Ternyata tidak semua bakteri memiliki peran merugikan,
adapula bakteri ada yang menguntungkan khususnya di bidang
industri pangan. Sebut saja Yoghurt dan Nata de coco,
keduanya merupakan produk pangan sebagai hasil peran positif
bakteri.
Produk Yoghurt dan Nata de coco
76
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Menyelidiki
informasi
mengenai
peranan
Eubacteria
dalam
kehidupan
sehari-hari
Merancang
praktikum
untuk
membuktikan
hipotesis
C5
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
1. Bagaimana caranya
Anda membuktikan
bahwa Bakteri
memiliki peranan
positif bagi
kehidupan,
khususnya di bidang
industri pangan?
Saya ingin membuktikan bahwa bakteri
memiliki peranan positif bagi kehidupan
melalui pembuatan Yoghurt dengan cara
melakukan dua percobaan.
- Percobaan pertama: Pembuatan
Yoghurt dilakukan dengan
menambahkan Yoghurt starter/Bibit
yoghurt pada tahap kulturisasi.
- Percobaan kedua: Pembuatan Yoghurt
dilakukan tanpa menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
4
Menentukan
jenis Bakteri
yang sesuai
digunakan
sebagai Bibit
Bakteri
C3
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
2. Tentukanlah jenis
Bakteri apa yang
sesuai digunakan
sebagai bibit bakteri
dalam proses
pembuatan Yoghurt?
Jenis bakteri yang sesuai/tepat
dipergunakan sebagai Bibit Yoghurt pada
pembuatan Yoghurt adalah bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus.
2
Merumuskan
hipotesis
berdasarkan
hasil percobaan
pembuatan
Yoghurt
C5
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
3. Seorang siswa sedang
melakukan percobaan
pembuatan Yoghurt.
Proses pembuatan
Yoghurt ini dibantu
oleh bakteri dengan
cara fermentasi.
Hipotesis:
Yoghurt hasil dari fermentasi apabila
disimpan/diinkubasi pada suhu yang
terlalu tinggi (47-52oC) akan memiliki
rasa hambar (kurang masam).
4
77
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Setelah mengalami
berbagai rangkaian
proses pembuatan,
tahap terakhir yakni
dilakukan inkubasi
selama 8 jam.
Setelah 8 jam
Yoghurt siap
dikonsumsi. Namun
Yoghurt yang sudah
jadi memiliki rasa
yang hambar (tidak
masam) ketika
dicicipi. Hal tersebut
dikarenakan Yoghurt
disimpan pada suhu
yang terlalu tinggi
(47-52oC). Buatlah
hipotesis alternatif
untuk menguji
percobaan tersebut
dan prediksi yang
terjadi pada Yoghurt
berdasarkan
hipotesismu!
Prediksi:
Keseimbangan dan kelakuan Bakteri
asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus dalam
yoghurt terganggu sehingga produksi
laktase dan asam laktat pun berkurang.
78
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Melakukan
kegiatan
proyek untuk
menunjukkan
peranan
Eubacteria
yang
menguntungka
n dalam
kehidupan
manusia
Merancang
pembuatan
Yoghurt
C5
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
4. Cobalah untuk
membuat rancangan
pembuatan Yoghurt
sebagai salah satu
hasil produk
berdasarkan
pemanfaatan bakteri
di bidang industri
pangan untuk
membuktikan dugaan
kalian bahwa bakteri
memiliki peranan
positif?
Pembuatan Yoghurt akan dilakukan
melalui pemanfaatan Bakteri asam laktat
sesuai dengan 5 langkah-langkah utama
pembuatan Yoghurt yang harus dilakukan
secara urut yaitu:
1. Tahap Pasteurisasi
2. Tahap Kulturisasi
3. Tahap Pengemasan
4. Tahap Inkubasi dan
5. Tahap Pendinginan
4
Merancang
percobaan
“Fermentasi
Produk Pangan
Melalui
Pemanfaatan
Bakteri” dengan
menentukan alat
dan bahan yang
diperlukan
dalam
percobaan
C5
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
5. Jika kalian ingin
melakukan percobaan
berdasarkan
rancangan yang telah
kalian tuliskan pada
soal nomor 4, alat
dan bahan apa saja
yang sekiranya
diperlukan?
Berdasarkan rancangan yang telah saya
tuliskan pada soal nomor 4, maka alat
dan bahan yang diperlukan antara lain:
Alat:
Kompor, Panci, Saringan/Peniris, Sendok
pengaduk/Spatula kayu, Toples sebagai
wadah penyimpanan.
Bahan:
Susu murni dan Bibit yoghurt/Yoghurt
stater (Yoghurt plain maupun Yoghurt
drink).
4
79
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Menimbang hal
yang perlu
diperhatikan
dalam proses
pembuatan
Yoghurt
C5
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
6. Menurutmu, hal-hal
apa sajakah yang
perlu diperhatikan
dalam pembuatan
Yoghurt?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt antara lain:
1. Pasteurisasi susu sebagai bahan baku
pembuatan Yoghurt. Produsen perlu
terlebih dahulu melakukan
pasteurisasi agar susu menjadi steril
dari mikroba patogen dan pembusuk
yang dapat mengganggu proses
fermentasi.
2. Sanitasi instrumen pengolahan
pembuatan Yoghurt. Peralatan
pengolahan dan lingkungan harus
dalam kondisi yang steril.
3. Penyimpanan dan pengemasan
Yoghurt. Yoghurt disimpan dalam
suhu dingin bukan dalam suhu
ruangan, tidak boleh terkena sinar
matahari serta dikemas dengan wadah
yang bersih, tahan panas, dan dapat
melindungi produk Yoghurt dari sinar
matahari langsung.
4
Menganalisis
langkah
pemecahan
masalah
C4
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
7. Kapan dan mengapa
langkah-langkah pada
soal nomor 6 perlu
kamu lakukan?
Disaat ingin membuat Yoghurt yang
nikmat serta bermanfaat bagi kesehatan
dan Disaat sharing ke masyarakat atau
orang-orang di sekitar dengan tujuan
4
80
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
berdasarkan
waktu dan
keperluannya
harus menggunakan
prosedur yang tepat
antara lain:
1. Mencegah Yoghurt tercemar mikroba
patogen dan pembusuk karena bahan
bakunya tidak steril.
2. Menjaga kebersihan dalam pembuatan
Yoghurt karena apabila kebersihan
tidak dijaga maka dapat
mengakibatkan Yoghurt tidak jadi,
dengan ciri-ciri tidak berasa asam
walaupun berbentuk solid, di
permukaan solid ditumbuhi jamur
yang berbentuk bintik-bintik hitam
dan berbau asam yang sangat tajam.
3. Yoghurt dipasarkan dalam kondisi
penyimpanan dan pengemasan yang
baik, karena penyimpanan dan
pengemasan yang tidak baik akan
menyebabkan bahan dasar Yoghurt
yang berupa susu dapat pecah dan
merusak Yoghurt.
Menentukan
langkah kerja
pertama dari
pembuatan
Yoghurt
C3
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
8. Langkah kerja
apakah yang pertama
kali harus kalian
lakukan sebelum
membuat Yoghurt?
Langkah pertama yang harus dilakukan
sebelum membuat Yoghurt adalah
memastikan bahwa alat dan bahan baku
susu yang digunakan dalam pembuatan
Yoghurt sudah steril/bersih.
4
81
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan
merebus alat yang digunakan dalam air
mendidih selama 5-10 menit sedangkan
untuk menghilangkan mikroba patogen
dan mikroba pembusuk dari susu dapat
dengan teknik pasteurisasi.
Menimbang hal
yang perlu
diperhatikan
dalam proses
pembuatan
Yoghurt
C5
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
9. Dalam pembuatan
Yoghurt terdapat
tahapan kulturisasi
atau penambahan
Yoghurt starter/Bibit
yoghurt kedalam susu
yang telah di
pasteurisasi.
Penambahan bibit
harus dilakukan
sesuai dengan
komposisi yang tepat
agar pembuatan
Yoghurt tidak
mengalami
kegagalan.
Berapakah
perbandingan takaran
yang tepat antara
Perbandingan yang tepat adalah
kombinasi 2–3% Bibit yoghurt dari
jumlah susu.
Jadi jika susu yang akan dijadikan
yoghurt adalah 1 L, maka masukkan
0.02–0.03 L (setara dengan 3–4 sendok
makan) Bibit yoghurt kedalam susu.
2
82
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Bibit yoghurt dengan
jumlah susu?
Menimbang hal
yang perlu
diperhatikan
dalam proses
pembuatan
Yoghurt
C5
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
10. Pengemasan Yoghurt
dipasaran dapat
dilakukan dengan
plastik, cup, wadah
plastik ataupun
wadah kaca.
Kemukakan
pendapat dan
alasanmu mengenai
jenis kemasan
apakah yang paling
baik digunakan untuk
mengemas Yoghurt
jika kalian
melakukan
pembuatan Yoghurt
dirumah!
Dalam pembuatan Yoghurt dirumah, saya
berpendapat akan lebih baik jika saya
mengemas yoghurt menggunakan wadah
kaca dan ditutup rapat karena Yoghurt
akan lebih awet dan tahan lama.
4
Mengurutkan
langkah kerja
pembuatan
Yoghurt melalui
kegiatan proyek
yang dilakukan
C3
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
11. Tulis dan jelaskan
secara berurutan
langkah-langkah
kerja dalam
pembuatan Yoghurt!
Langkah-langkah pembuatan Yoghurt
secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan Alat dan Bahan yang
diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu.
Pasteurisasi susu dapat dengan
4
83
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
memanaskan susu hingga 73o C
selama 15 menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang
dimaksud ialah menambahkan
Yoghurt starter/Bibit yoghurt sebagai
salah satu peran pemanfaatan Bakteri
kedalam susu yang sudah di
pasteurisasi dengan perbandingan 2-
3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah
dikulturkan dikemas dalam wadah
yang steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang
sudah dikulturkan dalam suhu 45o C
selama 8 jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan
Yoghurt pada suhu dingin.
Menganalisis
tujuan dari
langkah kerja
yang dilakukan
C4
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
12. Mengapa dalam
pembuatan Yoghurt
perlu dilakukan
tahapan steriliasi alat
terlebih dahulu?
Steriliasi alat yang dilakukan bertujuan
untuk membunuh semua jasad renik
semisal spora bakteri yang mungkin
terdapat pada alat-alat yang akan
dipergunakan dalam pembuatan Yoghurt.
4
Menganalisis
tujuan dari
C4
Pengetahuan atas
13. Mengapa dalam
pembuatan Yoghurt
Tahapan pasteurisasi susu yang dilakukan
dalam pembuatan Yoghurt bertujuan
4
84
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
langkah kerja
yang dilakukan
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
perlu dilakukan
tahapan pasteurisasi
susu terlebih dahulu?
untuk membunuh mikroba patogen dan
mereduksi sebagian besar mikroba
pembusuk dan enzim yang dapat
mengganggu proses fermentasi.
Menganalisis
tujuan dari
langkah kerja
yang dilakukan
C4
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
14. Mengapa dalam
pembuatan yoghurt
perlu adanya tahapan
penambahan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt?
Karena Yoghurt starter/Bibit yoghurt
mengandung Bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus yang
berperan dalam proses fermentasi.
Lactobacillus bulgaricus lebih berperan
pada pembentukan aroma yoghurt,
sedangkan Streptococcus thermophilus
lebih berperan pada pembentukan
citarasa Yoghurt.
4
Menganalisis
terjadinya
fermentasi pada
susu dengan
pemanfaatan
peran Bakteri
C4
Pengetahuan tentang
teknik dan metode
dalam bidang
tertentu
15. Pada saat membuat
Yoghurt, kita
menambahkan sejenis
Bakteri yang dapat
terkandung dalam
Yoghurt
plain/Yoghurt drink
(Bibit Yoghurt).
Selama proses
pembuatan, kita
melihat yoghurt
Hal tersebut terjadi karena adanya
aktivitas dari Bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus.
Dalam proses fermentasi, Bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus akan
menyantap gula (laktosa) yang terdapat di
dalam susu, akibatnya susu menjadi
kental dan menggumpal, asam laktat akan
dihasilkan dari proses tersebut dan asam
4
85
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
tersebut mengental
dan menggumpal
serta ketika kita cicipi
rasanya begitu
masam. Menurutmu,
mengapa hal tersebut
dapat terjadi?
laktat inilah yang akan memberikan
aroma dan citarasa khas yang tajam pada
Yoghurt serta melindungi susu agar tidak
rusak.
Menganalisis
langkah
pemecahan
masalah
berdasarkan
waktu dan
keperluannya
C4
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
16. Kapan dan mengapa
untuk menguji
hipotesis pada soal
nomor 1, langkah-
langkah pada soal
nomor 11 perlu kamu
lakukan?
Disaat dan untuk membuktikan bahwa
bakteri dapat berperan positif dalam
proses fermentasi susu melalui campuran
Bakteri asam laktat tertentu hingga
dihasilkan suatu produk Yoghurt yang
bermutu baik dan menyehatkan.
4
Produk pangan yang beredar di masyarakat saat ini masih banyak yang belum memenuhi persyaratan higienis, sanitasi,
dan mutu standar keamanan pangan seperti penggunaan bahan tambahan yang dilarang, penggunaan bahan kimia
berbahaya, cemaran patogen, serta masa kadaluarsa yang tidak dicantumkan sehingga dapat menimbulkan keracunan
karena makanan.
Menimbang hal
yang perlu
diperhatikan
dalam memilih
Yoghurt dan
C5
Pengetahuan tentang
keterampilan dalam
bidang tertentu
17. Menurutmu hal apa
sajakah yang perlu
diperhatikan dalam
pemilihan Yoghurt
dipasaran agar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika akan membeli Yoghurt di pasaran:
1. Memilih Yoghurt dengan tekstur
kental.
2. Memilih Yoghurt yang disimpan di
4
86
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
Nata de coco
dipasaran
konsumen
masyarakat dapat
mengkonsumsi
Yoghurt yang enak
tanpa merugikan
kesehatan?
suhu dingin, Yoghurt yang disimpan
di luar biasanya sudah disterilkan dan
tidak mengandung Bakteri hidup.
3. Mencermati label dengan seksama dan
sesuaikan dengan kebutuhan.
4. Memeriksa jumlah kandungan gula
dan karbohidrat, kadar lemak Yoghurt
tergantung pada bahan baku susu yang
dipakai.
5. Mencermati tanggal kadaluarsa yang
tercantum pada kemasan.
18. Menurutmu hal apa
sajakah yang perlu
diperhatikan dalam
pemilihan Nata de
coco dipasaran agar
konsumen
masyarakat dapat
mengkonsumsi Nata
de coco yang enak
tanpa merugikan
kesehatan?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika akan membeli Nata de coco di
pasaran:
1. Memilih Nata de coco yang berwarna
putih agak kekuning-kuningan. Nata
de coco yang berwarna putih justru
merupakan tanda
menggunakan Hidrogen
Peroksida/H2O2.
2. Memilih Nata de coco yang tidak
menggunakan bahan pengawet
berbahaya seperti boraks. Nata de
coco yang bebas kandungan boraks
memiliki tekstur kenyal dan ketika
4
87
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
ditekan, maka tidak membalik normal
dengan segera, sedangkan Nata de
coco yang mengandung boraks
memiliki tekstur tak hanya kenyal
tetapi juga tegang/kaku sehingga
ketika di tekan akan membalik ke
posisi awal dengan segera.
Menganalisis
langkah
pemecahan
masalah
berdasarkan
waktu dan
keperluannya
C4
Pengetahuan atas
kriteria untuk
menentukan kapan
harus menggunakan
prosedur yang tepat
19. Kapan dan mengapa
langkah-langkah
paada soal nomor 17
dan 18 perlu kamu
lakukan?
Disaat ingin mengonsumsi produk
Yoghurt/Nata de coco yang diketahui
dan/atau tidak diketahui bagaimana cara
pengolahannya dan disaat sharing ke
masyarakat atau orang di sekitar kita dan
untuk mencegah keracunan karena salah
memilih Yoghurt/Nata de coco yang baik
untuk kesehatan di pasar/swalayan.
4
Merancang
menu makanan
dari Yoghurt
C6
Pengetahuan tentang
keterampilan dalam
bidang tertentu
20. Cobalah buat inovasi
makanan/minuman
berbahan Yoghurt
yang sekiranya
disukai semua lapisan
masyarakat!
Hampir semua orang menyukai Puding.
Atas dasar inilah saya ingin membuat
Puding Yoghurt dengan aneka rasa buah.
Langkah-langkah pembuatan Puding
Yoghurt rasa buah jeruk antara lain:
- Masak susu, gula, dan agar-agar
hingga mendidih.
- Tuang yoghurt dan air jeruk. Aduk.
- Tuang ke loyang. Dinginkan.
- Setelah dingin, puding siap dipotong
4
88
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Domain Kognitif -
Indikator Dimensi
Pengetahuan
Prosedural
Soal Kunci Jawaban Skor
dan disantap dengan fruit cocktail
agar lebih nikmat.
89
Lampiran A.2
Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural
Peranan Bakteri
Petunjuk
1. Tulis nama dan jawaban di lembar jawaban yang telah disediakan
2. Bacalah wacana yang tertulis sebelum anda mengerjakan soal.
3. Kerjakan soal yang anda anggap mudah terlebih dahulu.
4. Jangan lupa membaca do' a di awal dan akhir mengerjakan soal.
5. Semoga sukses.
Merugikan atau Menguntungkan?
Jikalau mendengar kata Bakteri, langsung
terbayang di kepala kita makhluk kecil
penyebab penyakit. la menyerang tubuh
kita dan menggerogoti kesehatan dengan
dayanya yang cenderung negatif.
Tapi. .Tahukah Kamu?
Ternyata tidak semua bakteri memiliki
peran merugikan, adapula bakteri ada yang
menguntungkan khususnya di bidang
industri pangan. Sebut saja Yoghurt dan
Nata de coco, keduanya merupakan produk
pangan sebagai hasil peran positif bakteri.
Yoghurt,
Yoghurt bukanlah susu biasa, walaupun
nilai gizi susu begitu sempurna, tidak
semua orang dapat menikmati susu dengan
tanpa masalah. Bagi beberapa orang, susu
dapat menyebabkan terjadinya intolerance,
baik berupa lactose intolerance maupun
protein intolerance.
Yoghurt merupakan sejenis produk susu
terkoagulasi yang diperoleh dari
fermentasi campuran bakteri asam laktat
tertentu sampai diperoleh keasaman, bau
dan rasa yang khas. Dipandang dari segi
gizi, Yoghurt memiliki kadar protein dan
kalsium lebih tinggi daripada susu segar.
Nata de coco,
Nata de coco dalam proses fermentasinya
juga menggunakan bakteri tertentu
sehingga kombinasi antara air kelapa dan
bakteri tersebut akan menghasilkan jelly
berwarna putih dan transparan yang
disebut sebagai Nata.
Yoghurt dan Nata de coco sudah
dipasarkan di berbagai daerah dan sudah
menjadi salah produk yang menghiasi
pasaran makanan di Nusantara.
Kini, Kita sudah dapat dengan mudah
untuk menemukan di
pasar/swalayan/toko/warung yang menjual
keduanya dengan harga yang terjangkau.
Produk olahan Yoghurt dan Nata de coco
90
Pertanyaan
1. Bagaimana caranya Anda membuktikan bahwa Bakteri memiliki peranan positif bagi
kehidupan, khususnya di bidang industri pangan?
2. Tentukanlah jenis Bakteri apa yang sesuai digunakan sebagai bibit bakteri dalam proses
pembuatan Yoghurt?
3. Seorang siswa sedang melakukan percobaan pembuatan Yoghurt. Proses pembuatan
Yoghurt ini dibantu oleh bakteri dengan cara fermentasi. Setelah mengalami berbagai
rangkaian proses pembuatan, tahap terakhir yakni dilakukan inkubasi selama 8 jam.
Setelah 8 jam Yoghurt siap dikonsumsi. Namun Yoghurt yang sudah jadi memiliki rasa
yang hambar (tidak masam) ketika dicicipi. Hal tersebut dikarenakan Yoghurt disimpan
pada suhu yang terlalu tinggi (47-52oC).
Buatlah hipotesis alternatif untuk menguji percobaan tersebut dan prediksi yang terjadi
pada Yoghurt berdasarkan hipotesismu!
4. Cobalah untuk membuat rancangan pembuatan Yoghurt sebagai salah satu hasil produk
berdasarkan pemanfaatan bakteri di bidang industri pangan untuk membuktikan dugaan
kalian bahwa bakteri memiliki peranan positif?
5. Jika kalian ingin melakukan percobaan berdasarkan rancangan yang telah kalian tuliskan
pada soal nomor 4, alat dan bahan apa saja yang sekiranya diperlukan?
6. Menurutmu, hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Yoghurt?
7. Kapan dan mengapa langkah-langkah pada soal nomor 6 perlu kamu lakukan?
8. Langkah kerja apakah yang pertama kali harus kalian lakukan sebelum membuat Yoghurt?
9. Dalam pembuatan Yoghurt terdapat tahapan kulturisasi atau penambahan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt kedalam susu yang telah di pasteurisasi. Penambahan bibit harus
dilakukan sesuai dengan komposisi yang tepat agar pembuatan Yoghurt tidak mengalami
kegagalan.
Berapakah perbandingan takaran yang tepat antara Bibit yoghurt dengan jumlah susu?
10. Pengemasan Yoghurt dipasaran dapat dilakukan dengan plastik, cup, wadah plastik
ataupun wadah kaca. Kemukakan pendapat dan alasanmu mengenai jenis kemasan apakah
yang paling baik digunakan untuk mengemas Yoghurt jika kalian melakukan pembuatan
Yoghurt dirumah!
91
11. Tulis dan jelaskanlah secara berurutan langkah-langkah kerja dalam pembuatan Yoghurt!
12. Mengapa dalam pembuatan Yoghurt perlu dilakukan tahapan steriliasi alat terlebih
dahulu?
13. Mengapa dalam pembuatan Yoghurt perlu dilakukan tahapan pasteurisasi susu terlebih
dahulu?
14. Mengapa dalam pembuatan yoghurt perlu adanya tahapan penambahan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt?
15. Pada saat membuat Yoghurt, kita menambahkan sejenis Bakteri yang dapat terkandung
dalam Yoghurt plain/Yoghurt drink (Bibit Yoghurt). Selama proses pembuatan, kita
melihat yoghurt tersebut mengental dan menggumpal serta ketika kita cicipi rasanya
begitu masam. Menurutmu, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
16. Kapan dan mengapa untuk menguji hipotesis pada soal nomor 1, langkah-langkah pada
soal nomor 11 perlu kamu lakukan?
Produk pangan yang beredar di masyarakat saat ini masih banyak yang belum memenuhi
persyaratan higienis, sanitasi, dan mutu standar keamanan pangan seperti penggunaan bahan
tambahan yang dilarang, penggunaan bahan kimia berbahaya, cemaran patogen, serta masa
kadaluarsa yang tidak dicantumkan sehingga dapat menimbulkan keracunan karena makanan.
17. Menurutmu hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Yoghurt dipasaran
agar konsumen masyarakat dapat mengkonsumsi Yoghurt yang enak tanpa merugikan
kesehatan?
18. Menurutmu hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Nata de coco
dipasaran agar konsumen masyarakat dapat mengkonsumsi Nata de coco yang enak tanpa
merugikan kesehatan?
19. Kapan dan mengapa langkah-langkah pada soal nomor 17 dan 18 perlu kamu lakukan?
20. Cobalah buat inovasi makanan/minuman berbahan Yoghurt yang sekiranya disukai semua
lapisan masyarakat!
Selamat Mengerjakan
Lampiran A.3
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN PENELITIAN SOAL UJI COBA TES PENGETAHUAN PROSEDURAL
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1. Saya ingin membuktikan bahwa Bakteri
memiliki peranan positif bagi kehidupan
melalui pembuatan Yoghurt dengan cara
melakukan dua percobaan.
- Percobaan pertama: Pembuatan Yoghurt
dilakukan dengan menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
- Percobaan kedua: Pembuatan Yoghurt
dilakukan tanpa menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
a. Jika mampu merancang dua percobaan yang melibatkan peran
pemanfaatan bakteri dan dilakukan pada tahap yang sesuai
b. Jika mampu merancang dua percobaan yang melibatkan peran
pemanfaatan bakteri tetapi tidak dilakukan pada tahap yang sesuai
c. Jika hanya mampu merancang salah satu percobaan yang
melibatkan peran pemanfaatan bakteri dan dilakukan pada tahap
yang sesuai
d. Jika hanya mampu merancang salah satu percobaan yang
melibatkan peran pemanfaatan bakteri tetapi tidak dilakukan pada
tahap yang sesuai
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
2. Jenis Bakteri yang sesuai/tepat
dipergunakan sebagai Bibit Yoghurt pada
pembuatan Yoghurt adalah bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus.
a. Jika mampu menentukan jenis bakteri dengan benar dan cara
penulisannya sesuai dengan kaidah ilmiah
b. Jika mampu menentukan jenis bakteri dengan benar tetapi cara
penulisannya tidak sesuai kaidah ilmiah atau sebaliknya
c. Jika tidak menjawab/salah
2
1
0
3. Hipotesis:
Yoghurt hasil dari fermentasi apabila
disimpan/diinkubasi pada suhu yang terlalu
tinggi (47-52oC) akan memiliki rasa hambar
(kurang masam).
Prediksi:
Keseimbangan dan kelakuan Bakteri asam
a. Jika mampu menuliskan hipotesis dan prediksi dengan tepat dan
berkaitan
b. Jika mampu menuliskan hipotesis dengan benar, tetapi prediksi
kurang tepat, atau sebaliknya
c. Jika hanya mampu menuliskan hipotesis atau prediksi saja dengan
benar
d. Jika hanya mampu menuliskan hipotesis atau prediksi saja, tetapi
4
3
2
1
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus dalam yoghurt
terganggu sehingga produksi laktase dan
asam laktat pun berkurang.
kurang tepat
e. Jika tidak menjawab/salah
0
4. Pembuatan Yoghurt akan dilakukan melalui
pemanfaatan Bakteri asam laktat sesuai
dengan 5 langkah-langkah utama
pembuatan Yoghurt yang harus dilakukan
secara urut yaitu:
1. Tahap Pasteurisasi
2. Tahap Kulturisasi
3. Tahap Pengemasan
4. Tahap Inkubasi dan
5. Tahap Pendinginan
a. Jika mampu merancang seluruh tahapan pembuatan yoghurt dan
dilakukan secara urut
b. Jika mampu merancang seluruh tahapan pembuatan yoghurt tetapi
tidak dilakukan secara urut
c. Jika hanya mampu merancang sebagian tahapan pembuatan yoghurt
dan dilakukan secara urut
d. Jika hanya mampu merancang sebagian tahapan pembuatan yoghurt
tetapi tidak dilakukan secara urut
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
5. Berdasarkan rancangan yang telah saya
tuliskan pada soal nomor 4, maka alat dan
bahan yang diperlukan antara lain:
Alat:
Kompor, Panci, Saringan/Peniris, Sendok
pengaduk/Spatula kayu, Toples sebagai
wadah penyimpanan.
Bahan:
Susu murni dan Bibit yoghurt/Yoghurt
stater (Yoghurt plain maupun Yoghurt
drink).
a. Jika mampu menuliskan alat dan bahan dengan lengkap
(jumlah 7)
b. Jika hanya mampu menuliskan 5-6 macam alat dan bahan
c. Jika hanya mampu menuliskan 4-5 macam alat dan bahan
d. Jika hanya mampu menuliskan 3 atau kurang dari 3 macam
alat dan bahan
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt antara lain:
1. Pasteurisasi susu sebagai bahan baku
a. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dengan
tepat dan berkaitan dengan kasus
b. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dengan
4
3
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
pembuatan Yoghurt. Produsen perlu
terlebih dahulu melakukan pasteurisasi
agar susu menjadi steril dari mikroba
patogen dan pembusuk yang dapat
mengganggu proses fermentasi.
2. Sanitasi instrumen pengolahan
pembuatan Yoghurt. Peralatan
pengolahan dan lingkungan harus dalam
kondisi yang steril.
3. Penyimpanan dan pengemasan Yoghurt.
Yoghurt disimpan dalam suhu dingin
bukan dalam suhu ruangan, tidak boleh
terkena sinar matahari serta dikemas
dengan wadah yang bersih, tahan panas,
dan dapat melindungi produk Yoghurt
dari sinar matahari langsung.
tepat tetapi kurang berkaitan dengan kasus
c. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan kurang
tepat, tetapi berkaitan dengan kasus
d. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan, tetapi
kurang tepat dan tidak berkaitan dengan kasus
e. Jika tidak menjawab/salah
2
1
0
7. Disaat ingin membuat Yoghurt yang nikmat
serta bermanfaat bagi kesehatan dan Disaat
sharing ke masyarakat atau orang-orang di
sekitar dengan tujuan antara lain:
1. Mencegah Yoghurt tercemar mikroba
patogen dan pembusuk karena bahan
bakunya tidak steril.
2. Menjaga kebersihan dalam pembuatan
Yoghurt karena apabila kebersihan tidak
dijaga maka dapat
mengakibatkan Yoghurt tidak jadi,
dengan ciri-ciri tidak berasa asam
a. Menjelaskan dengan spesifik kapan dan mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 6
b. Menjelaskan dengan tidak spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada soal nomor 6
c. Menjelaskan salah satu dengan spesifik kapan atau mengapa saja
menggunakan strategi pada soal nomor 6
d. Menjelaskan salah satu dengan tidak spesifik kapan atau mengapa
saja menggunakan strategi pada soal nomor 6
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
walaupun berbentuk solid, di permukaan
solid ditumbuhi jamur yang berbentuk
bintik-bintik hitam dan berbau asam yang
sangat tajam.
3. Yoghurt dipasarkan dalam kondisi
penyimpanan dan pengemasan yang baik,
karena penyimpanan dan pengemasan
yang tidak baik akan menyebabkan bahan
dasar Yoghurt yang berupa susu dapat
pecah dan merusak Yoghurt.
8. Langkah pertama yang harus dilakukan
sebelum membuat Yoghurt adalah
memastikan bahwa alat dan bahan baku
susu yang digunakan dalam pembuatan
Yoghurt sudah steril/bersih.
Sterilisasi alat dapat dengan merebus alat
yang digunakan direbus dalam air mendidih
selama 5-10 menit sedangkan untuk
menghilangkan mikroba patogen dan
mikroba pembusuk dari susu dapat dengan
teknik pasteurisasi.
a. Jika langkah yang diambil tepat dan berkaitan dengan konsep
b. Jika langkah yang diambil tepat, tetapi kurang berkaitan dengan
konsep
c. Jika langkah yang diambil kurang tepat, tetapi berkaitan dengan
konsep
d. Jika langkah yang diambil kurang tepat dan tidak berkaitan dengan
konsep
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
9. Perbandingan yang tepat adalah kombinasi
2–3% Bibit yoghurt dari jumlah susu.
Jadi jika susu yang akan dijadikan yoghurt
adalah 1 L, maka masukkan 0.02–0.03 L
(setara dengan 3–4 sendok makan) Bibit
yoghurt kedalam susu.
a. Jika mampu menuliskan perbandingan kombinasi dengan tepat
disertai contoh
b. Jika mampu menuliskan perbandingan kombinasi dengan tepat,
tetapi tidak disertai contoh
c. Jika tidak menjawab/salah
2
1
0
10. Dalam pembuatan Yoghurt dirumah, saya a. Jika mampu menuliskan pendapat dan alasan dengan benar dan 4
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
berpendapat akan lebih baik jika saya
mengemas yoghurt menggunakan wadah
kaca dan ditutup rapat karena Yoghurt akan
lebih awet dan tahan lama.
tepat
b. Jika mampu menuliskan pendapat dengan benar, tetapi alasan
kurang tepat, atau sebaliknya
c. Jika mampu menuliskan pendapat dan alasan, tetapi kurang tepat
d. Jika mampu menuliskan pendapat saja
e. Jika tidak menjawab/salah
3
2
1
0
11. Langkah-langkah pembuatan Yoghurt
secara berurutan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu.
Pasteurisasi susu dapat dengan
memanaskan susu hingga 73o C selama
15 menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang
dimaksud ialah menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt sebagai salah satu
peran pemanfaatan Bakteri kedalam susu
yang sudah di pasteurisasi dengan
perbandingan 2-3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah
dikulturkan dikemas dalam wadah yang
steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang
sudah dikulturkan dalam suhu 45o C
selama 8 jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan
Yoghurt pada suhu dingin.
a. Jika mampu menuliskan langkah-langkah secara urut dan berkaitan
dengan peran pemanfaatan bakteri
b. Jika mampu menuliskan langkah-langkah secara urut, tetapi kurang
berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
c. Jika tidak mampu menuliskan langkah-langkah secara urut, tetapi
berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
d. Jika tidak mampu menuliskan langkah-langkah secara urut dan
tidak berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
12. Steriliasi alat yang dilakukan bertujuan a. Menyebutkan tujuan kegiatan sesuai dengan konsep yang ingin 4
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
untuk membunuh semua jasad renik semisal
spora bakteri yang mungkin terdapat pada
alat-alat yang akan dipergunakan dalam
pembuatan Yoghurt.
diuji dan secara singkat.
b. Menyebutkan tujuan kegiatan sesuai dengan konsep yang ingin
diuji namun kurang singkat
c. Menyebutkan tujuan kegiatan kurang sesuai dengan konsep yang
ingin diuji dan secara singkat
d. Menyebutkan tujuan kegiatan kurang sesuai dengan konsep yang
ingin diuji dan tidak singkat
e. Tidak menjawab/salah
3
2
1
0
13. Tahapan pasteurisasi susu yang dilakukan
dalam pembuatan Yoghurt bertujuan untuk
membunuh mikroba patogen dan mereduksi
sebagian besar mikroba pembusuk dan
enzim yang dapat mengganggu proses
fermentasi.
a. Menyebutkan tujuan kegiatan sesuai dengan konsep yang ingin
diuji dan secara singkat.
b. Menyebutkan tujuan kegiatan sesuai dengan konsep yang ingin
diuji namun kurang singkat
c. Menyebutkan tujuan kegiatan kurang sesuai dengan konsep yang
ingin diuji dan secara singkat
d. Menyebutkan tujuan kegiatan kurang sesuai dengan konsep yang
ingin diuji dan tidak singkat
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
14. Karena Yoghurt starter/Bibit yoghurt
mengandung Bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus yang berperan dalam proses
fermentasi. Lactobacillus bulgaricus lebih
berperan pada pembentukan aroma yoghurt,
sedangkan Streptococcus
thermophilus lebih berperan pada
pembentukan citarasa Yoghurt.
a. Menyebutkan tujuan kegiatan sesuai dengan konsep yang ingin
diuji dan secara singkat.
b. Menyebutkan tujuan kegiatan sesuai dengan konsep yang ingin
diuji namun kurang singkat
c. Menyebutkan tujuan kegiatan kurang sesuai dengan konsep yang
ingin diuji dan secara singkat
d. Menyebutkan tujuan kegiatan kurang sesuai dengan konsep yang
ingin diuji dan tidak singkat
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
15. Hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas
dari Bakteri asam laktat Lactobacillus
a. Jika menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit Yoghurt
dan menjelaskan proses fermentasi dengan tepat
4
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Dalam proses fermentasi, Bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus akan
menyantap gula (laktosa) yang terdapat di
dalam susu, akibatnya susu menjadi kental
dan menggumpal, asam laktat akan
dihasilkan dari proses tersebut dan asam
laktat inilah yang akan memberikan aroma
dan citarasa khas yang tajam pada Yoghurt
serta melindungi susu agar tidak rusak.
b. Jika tidak menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit
Yoghurt tetapi menjelaskan proses fermentasi dengan tepat, atau
sebaliknya
c. Jika menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit Yoghurt
dan menjelaskan proses fermentasi, tetapi kurang tepat
d. Jika hanya menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit
Yoghurt atau menjelaskan proses fermentasi saja
e. Tidak menjawab/salah
3
2
1
0
16. Disaat dan untuk membuktikan bahwa
bakteri dapat berperan positif dalam proses
fermentasi susu melalui campuran Bakteri
asam laktat tertentu hingga dihasilkan suatu
produk Yoghurt yang bermutu baik dan
menyehatkan.
a. Menjelaskan dengan spesifik kapan dan mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 11
b. Menjelaskan dengan tidak spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada soal nomor 11
c. Menjelaskan salah satu dengan spesifik kapan atau mengapa saja
menggunakan strategi pada soal nomor 11
d. Menjelaskan salah satu dengan kurang spesifik kapan atau
mengapa saja menggunakan strategi pada soal nomor 11
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
17. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
akan membeli Yoghurt di pasaran:
1. Memilih Yoghurt dengan tekstur kental.
2. Memilih Yoghurt yang disimpan di suhu
dingin, Yoghurt yang disimpan di luar
biasanya sudah disterilkan dan tidak
mengandung Bakteri hidup.
3. Mencermati label dengan seksama dan
a. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat dan terkait dengan kasus
b. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat, tetapi kurang berkaitan
dengan kasus
c. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat, tetapi berkaitan
dengan kasus
d. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat dan tidak berkaitan
dengan kasus
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
sesuaikan dengan kebutuhan.
4. Memeriksa jumlah kandungan gula dan
karbohidrat, kadar lemak Yoghurt
tergantung pada bahan baku susu yang
dipakai.
5. Mencermati tanggal kadaluarsa yang
tercantum pada kemasan.
18. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
akan membeli Nata de coco di pasaran:
1. Memilih Nata de coco yang berwarna
putih agak kekuning-kuningan. Nata de
coco yang berwarna putih justru
merupakan tanda menggunakan Hidrogen
Peroksida/H2O2.
2. Memilih Nata de coco yang tidak
menggunakan bahan pengawet berbahaya
seperti boraks. Nata de coco yang bebas
kandungan boraks memiliki tekstur
kenyal dan ketika ditekan, maka tidak
membalik normal dengan segera,
sedangkan Nata de coco yang
mengandung boraks memiliki tekstur tak
hanya kenyal tetapi juga tegang/kaku
sehingga ketika di tekan akan membalik
ke posisi awal dengan segera.
a. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat dan terkait dengan kasus
b. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat, tetapi kurang berkaitan
dengan kasus
c. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat, tetapi berkaitan
dengan kasus
d. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat dan tidak berkaitan
dengan kasus
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
19. Disaat ingin mengonsumsi produk
Yoghurt/Nata de coco yang diketahui
dan/atau tidak diketahui bagaimana cara
a. Menjelaskan dengan spesifik kapan dan mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 17a dan 17b
b. Menjelaskan dengan tidak spesifik kapan dan mengapa
4
3
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
pengolahannya dan disaat sharing ke
masyarakat atau orang di sekitar kita dan
untuk mencegah keracunan karena salah
memilih Yoghurt/Nata de coco yang baik
untuk kesehatan di pasar/swalayan.
menggunakan strategi pada soal nomor 17a dan 17b
c. Menjelaskan salah satu dengan spesifik kapan atau mengapa saja
menggunakan strategi pada soal nomor 17a dan 17b
d. Menjelaskan salah satu dengan tidak spesifik kapan atau mengapa
saja menggunakan strategi pada soal nomor 17a dan 17b
e. Tidak menjawab/salah
2
1
0
20. Hampir semua orang menyukai Puding.
Atas dasar inilah saya ingin membuat
Puding Yoghurt dengan aneka rasa buah.
Langkah-langkah pembuatan Puding
Yoghurt rasa buah jeruk antara lain:
- Masak susu, gula, dan agar-agar hingga
mendidih.
- Tuang yoghurt dan air jeruk. Aduk.
- Tuang ke loyang. Dinginkan.
- Setelah dingin, puding siap dipotong dan
disantap dengan fruit cocktail agar lebih
nikmat.
a. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri, inovatif, dan
sekiranya akan disukai masyarakat luas
b. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri, inovatif, tetapi
kurang menjual di kalangan masyarakat luas, atau sebaliknya
c. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri atau inovatif dan
sekiranya akan disukai masyarakat luas
d. Jika produk yang dibuat tidak berdasarkan ide sendiri, tidak
inovatif dan kurang disukai masyarakat luas
e. Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
Lampiran A.4.txtVALIDITAS TES=============
Rata2= 51,69Simpang Baku= 5,03KorelasiXY= 0,68Reliabilitas Tes= 0,81Butir Soal= 20Jumlah Subyek= 35Nama berkas: C:\USERS\LELIANA.P\DOCUMENTS\S K R I P S I\LEILYANA PURNAMASARI\INSTRUMENT SKRIPSI\ANATES\VALIDASI.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 8,02 41,67 Sedang 0,688 Sangat Signifikan 2 2 -... -1... Mudah -0,209 - 3 3 1,41 28,33 Sukar 0,563 Sangat Signifikan 4 4 2,60 22,22 Sedang 0,592 Sangat Signifikan 5 5 -... -5,56 Sangat Mudah -0,143 - 6 6 5,82 33,33 Mudah 0,586 Sangat Signifikan 7 7 5,50 30,56 Sedang 0,695 Sangat Signifikan 8 8 6,10 30,56 Sedang 0,700 Sangat Signifikan 9 9 -... -5,56 Sangat Mudah -0,108 - 10 10 0,90 8,33 Mudah 0,114 - 11 11 3,71 27,78 Sedang 0,694 Sangat Signifikan 12 12 0,40 2,78 Mudah 0,047 - 13 13 0,40 2,78 Mudah 0,047 - 14 14 -... -8,33 Mudah -0,151 - 15 15 4,44 22,22 Sedang 0,507 Signifikan 16 16 1,00 2,78 Sukar 0,058 - 17 17 3,02 22,22 Mudah 0,581 Sangat Signifikan 18 18 2,30 19,44 Mudah 0,460 Signifikan 19 19 3,71 27,78 Sedang 0,679 Sangat Signifikan 20 20 5,66 33,33 Sedang 0,630 Sangat Signifikan
Page 1
Lampiran A.5.txtRELIABILITAS TES================
Rata2= 51,69Simpang Baku= 5,03KorelasiXY= 0,68Reliabilitas Tes= 0,81Nama berkas: C:\USERS\LELIANA.P\DOCUMENTS\S K R I P S I\LEILYANA PURNAMASARI\INSTRUMENT SKRIPSI\ANATES\VALIDASI.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 Abraham Glenn 28 26 54 2 2 Achmad Rayhan 28 24 52 3 3 Adelia Ramadhani 26 24 50 4 4 Agnesia 28 26 54 5 5 Aisyah Fitri 27 26 53 6 6 Alifia Qhoiriyah 27 28 55 7 7 Aloysia Elva 24 28 52 8 8 Amalia Ghaisani 21 24 45 9 9 Amanda Tyas 29 29 58 10 10 Arellano Belva 29 29 58 11 11 Chandrarini 22 24 46 12 12 Citra Yasmina 32 29 61 13 13 Damayanti 32 33 65 14 14 Dea Putri 23 26 49 15 15 Dewandra 20 24 44 16 16 Far'i Salam 28 30 58 17 17 Keysia June 23 25 48 18 18 Kianda 22 24 46 19 19 Muhammad Shauqy 25 27 52 20 20 Muhammad Daffa 23 23 46 21 21 Muhammad Ikrar 24 25 49 22 22 Muhammad Milzam 25 27 52 23 23 Nadhifa Tazkia 26 25 51 24 24 Rasyid 24 27 51 25 25 Retno Dhita 22 22 44 26 26 Rizka Fitri 27 29 56 27 27 Rizqia Zahra 23 25 48 28 28 Romi Hadiyan 23 25 48 29 29 Rr. Ghina Nabila 24 28 52 30 30 Sabrina 22 27 49 31 31 Sitaresmi 25 27 52 32 32 Swary Zidestha 23 27 50 33 33 Utari Dwi 24 22 46 34 34 Visabella Rizky 30 29 59 35 35 Wajihan 29 27 56
Page 1
Lampiran A.6.txtTINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 35Butir Soal= 20Nama berkas: C:\USERS\LELIANA.P\DOCUMENTS\S K R I P S I\LEILYANA PURNAMASARI\INSTRUMENT SKRIPSI\ANATES\VALIDASI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 68,06 Sedang 2 2 72,22 Mudah 3 3 29,17 Sukar 4 4 66,67 Sedang 5 5 86,11 Sangat Mudah 6 6 72,22 Mudah 7 7 65,28 Sedang 8 8 68,06 Sedang 9 9 86,11 Sangat Mudah 10 10 84,72 Mudah 11 11 66,67 Sedang 12 12 81,94 Mudah 13 13 81,94 Mudah 14 14 84,72 Mudah 15 15 63,89 Sedang 16 16 26,39 Sukar 17 17 72,22 Mudah 18 18 73,61 Mudah 19 19 66,67 Sedang 20 20 66,67 Sedang
Page 1
Lampiran A.7.txtDAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 35Klp atas/bawah(n)= 9Butir Soal= 20Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang BakuNama berkas: C:\USERS\LELIANA.P\DOCUMENTS\S K R I P S I\LEILYANA PURNAMASARI\INSTRUMENT SKRIPSI\ANATES\VALIDASI.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%) 1 1 3,56 1,89 1,67 0,53 0,33 0,21 8,02 41,67 2 2 1,33 1,56 -... 0,50 0,53 0,24 -... -11,11 3 3 1,33 1,00 0,33 0,71 0,00 0,24 1,41 28,33 4 4 3,11 2,22 0,89 0,93 0,44 0,34 2,60 22,22 5 5 3,33 3,56 -... 0,71 0,53 0,29 -... -5,56 6 6 3,56 2,22 1,33 0,53 0,44 0,23 5,82 33,33 7 7 3,22 2,00 1,22 0,67 0,00 0,22 5,50 30,56 8 8 3,33 2,11 1,22 0,50 0,33 0,20 6,10 30,56 9 9 1,67 1,78 -... 0,50 0,44 0,22 -... -5,56 10 10 3,56 3,22 0,33 0,53 0,97 0,37 0,90 8,33 11 11 3,22 2,11 1,11 0,83 0,33 0,30 3,71 27,78 12 12 3,33 3,22 0,11 0,71 0,44 0,28 0,40 2,78 13 13 3,33 3,22 0,11 0,71 0,44 0,28 0,40 2,78 14 14 3,22 3,56 -... 0,67 0,73 0,33 -... -8,33 15 15 3,00 2,11 0,89 0,50 0,33 0,20 4,44 22,22 16 16 1,11 1,00 0,11 0,33 0,00 0,11 1,00 2,78 17 17 3,33 2,44 0,89 0,71 0,53 0,29 3,02 22,22 18 18 3,33 2,56 0,78 0,87 0,53 0,34 2,30 19,44 19 19 3,22 2,11 1,11 0,83 0,33 0,30 3,71 27,78 20 20 3,33 2,00 1,33 0,71 0,00 0,24 5,66 33,33
Page 1
105
Lampiran A.8
REKAPITULASI ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES
No Soal Validitas Reliabilitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keputusan
1 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan
2 Tidak Valid Mudah Sangat Buruk Dibuang
3 Valid Sukar Sedang Digunakan
4 Valid Sedang Sedang Dibuang
5 Tidak Valid Sangat Mudah Sangat Buruk Dibuang
6 Valid Mudah Sedang Digunakan
7 Valid Sedang Sedang Digunakan
8 Valid Sedang Sedang Digunakan
9 Tidak Valid Sangat Mudah Sangat Buruk Dibuang
10 Tidak Valid Mudah Buruk Dibuang
11 Valid Sedang Sedang Digunakan
12 Tidak Valid Mudah Buruk Dibuang
13 Tidak Valid Mudah Buruk Dibuang
14 Tidak Valid Mudah Sangat Buruk Dibuang
15 Valid Sedang Sedang Digunakan
16 Tidak Valid Sukar Buruk Dibuang
17 Valid Mudah Sedang Digunakan
18 Valid Mudah Buruk Dibuang
19 Valid Sedang Sedang Digunakan
20 Valid Sedang Sedang Digunakan
106
Lampiran A.9
Instrumen Penelitian
Tes Pengetahuan Prosedural
Peranan Bakteri
Petunjuk
1. Tulis nama dan jawaban di lembar jawaban yang telah disediakan
2. Bacalah wacana yang tertulis sebelum anda mengerjakan soal.
3. Kerjakan soal yang anda anggap mudah terlebih dahulu.
4. Jangan lupa membaca do' a di awal dan akhir mengerjakan soal.
5. Semoga sukses.
Merugikan atau Menguntungkan?
Jikalau mendengar kata Bakteri, langsung
terbayang di kepala kita makhluk kecil
penyebab penyakit. la menyerang tubuh
kita dan menggerogoti kesehatan dengan
dayanya yang cenderung negatif.
Tapi Tahukah Kamu?
Ternyata tidak semua bakteri memiliki
peran merugikan, adapula bakteri ada yang
menguntungkan khususnya di bidang
industri pangan. Sebut saja Yoghurt,
Yoghurt merupakan produk pangan
sebagai hasil peran positif bakteri.
Yoghurt bukanlah susu biasa, walaupun
nilai gizi susu begitu sempurna, tidak
semua orang dapat menikmati susu dengan
tanpa masalah. Bagi beberapa orang, susu
dapat menyebabkan terjadinya intolerance,
baik berupa lactose intolerance maupun
protein intolerance.
Yoghurt merupakan sejenis produk susu
terkoagulasi yang diperoleh dari
fermentasi campuran bakteri asam laktat
tertentu sampai diperoleh keasaman, bau
dan rasa yang khas. Dipandang dari segi
gizi, Yoghurt memiliki kadar protein dan
kalsium lebih tinggi daripada susu segar.
Yoghurt sudah dipasarkan di berbagai
daerah dan sudah menjadi salah produk
yang menghiasi pasaran makanan di
Nusantara.
Kini, Kita sudah dapat dengan mudah
menemukannya di
pasar/swalayan/toko/warung dengan harga
yang terjangkau
Produk Yoghurt
107
Pertanyaan
1. Bagaimana caranya Anda membuktikan bahwa Bakteri memiliki peranan positif bagi
kehidupan, khususnya di bidang industri pangan?
2. Seorang siswa sedang melakukan percobaan pembuatan Yoghurt. Proses pembuatan
Yoghurt ini dibantu oleh bakteri dengan cara fermentasi. Setelah mengalami berbagai
rangkaian proses pembuatan, tahap terakhir yakni dilakukan inkubasi selama 8 jam.
Setelah 8 jam Yoghurt siap dikonsumsi. Namun Yoghurt yang sudah jadi memiliki rasa
yang hambar (tidak masam) ketika dicicipi. Hal tersebut dikarenakan Yoghurt disimpan
pada suhu yang terlalu tinggi (47-52oC).
Buatlah hipotesis alternatif untuk menguji percobaan tersebut dan prediksi yang terjadi
pada Yoghurt berdasarkan hipotesismu!
3. Menurutmu, hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Yoghurt?
4. Kapan dan mengapa langkah-langkah pada soal nomor 3 perlu kamu lakukan?
5. Langkah kerja apakah yang pertama kali harus kalian lakukan sebelum membuat Yoghurt?
6. Tulis dan jelaskanlah secara berurutan langkah-langkah kerja dalam pembuatan Yoghurt!
7. Pada saat membuat Yoghurt, kita menambahkan sejenis Bakteri yang dapat terkandung
dalam Yoghurt plain/Yoghurt drink (Bibit Yoghurt). Selama proses pembuatan, kita
melihat yoghurt tersebut mengental dan menggumpal serta ketika kita cicipi rasanya
begitu masam. Menurutmu, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Produk pangan yang beredar di masyarakat saat ini masih banyak yang belum memenuhi
persyaratan higienis, sanitasi, dan mutu standar keamanan pangan seperti penggunaan bahan
tambahan yang dilarang, penggunaan bahan kimia berbahaya, cemaran patogen, serta masa
kadaluarsa yang tidak dicantumkan sehingga dapat menimbulkan keracunan karena makanan.
8. Menurutmu hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Yoghurt dipasaran
agar konsumen masyarakat dapat mengkonsumsi Yoghurt yang enak tanpa merugikan
kesehatan?
9. Kapan dan mengapa langkah-langkah pada soal nomor 8 perlu kamu lakukan?
10. Cobalah buat inovasi makanan/minuman berbahan Yoghurt yang sekiranya disukai semua
lapisan masyarakat!
Selamat Mengerjakan
Lampiran A.10
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN TES PENGETAHUAN PROSEDURAL
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1. Saya ingin membuktikan bahwa Bakteri
memiliki peranan positif bagi kehidupan
melalui pembuatan Yoghurt dengan cara
melakukan dua percobaan.
- Percobaan pertama: Pembuatan Yoghurt
dilakukan dengan menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
- Percobaan kedua: Pembuatan Yoghurt
dilakukan tanpa menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
a. Jika mampu merancang dua percobaan yang melibatkan peran
pemanfaatan bakteri dan dilakukan pada tahap yang sesuai
b. Jika mampu merancang dua percobaan yang melibatkan peran
pemanfaatan bakteri tetapi tidak dilakukan pada tahap yang sesuai
c. Jika hanya mampu merancang salah satu percobaan yang
melibatkan peran pemanfaatan bakteri dan dilakukan pada tahap
yang sesuai
d. Jika hanya mampu merancang salah satu percobaan yang
melibatkan peran pemanfaatan bakteri tetapi tidak dilakukan pada
tahap yang sesuai
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
2. Hipotesis:
Yoghurt hasil dari fermentasi apabila
disimpan/diinkubasi pada suhu yang terlalu
tinggi (47-52oC) akan memiliki rasa hambar
(kurang masam).
Prediksi:
Keseimbangan dan kelakuan Bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus dalam yoghurt
terganggu sehingga produksi laktase dan
asam laktat pun berkurang.
a. Jika mampu menuliskan hipotesis dan prediksi dengan tepat dan
berkaitan
b. Jika mampu menuliskan hipotesis dengan benar, tetapi prediksi
kurang tepat, atau sebaliknya
c. Jika hanya mampu menuliskan hipotesis atau prediksi saja dengan
benar
d. Jika hanya mampu menuliskan hipotesis atau prediksi saja, tetapi
kurang tepat
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam a. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dengan 4
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
pembuatan Yoghurt antara lain:
1. Pasteurisasi susu sebagai bahan baku
pembuatan Yoghurt. Produsen perlu
terlebih dahulu melakukan pasteurisasi
agar susu menjadi steril dari mikroba
patogen dan pembusuk yang dapat
mengganggu proses fermentasi.
2. Sanitasi instrumen pengolahan
pembuatan Yoghurt. Peralatan
pengolahan dan lingkungan harus dalam
kondisi yang steril.
3. Penyimpanan dan pengemasan Yoghurt.
Yoghurt disimpan dalam suhu dingin
bukan dalam suhu ruangan, tidak boleh
terkena sinar matahari serta dikemas
dengan wadah yang bersih, tahan panas,
dan dapat melindungi produk Yoghurt
dari sinar matahari langsung.
tepat dan berkaitan dengan kasus
b. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dengan
tepat tetapi kurang berkaitan dengan kasus
c. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan kurang
tepat, tetapi berkaitan dengan kasus
d. Jika mampu menuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan, tetapi
kurang tepat dan tidak berkaitan dengan kasus
e. Jika tidak menjawab/salah
3
2
1
0
4. Disaat ingin membuat Yoghurt yang nikmat
serta bermanfaat bagi kesehatan dan Disaat
sharing ke masyarakat atau orang-orang di
sekitar dengan tujuan antara lain:
1. Mencegah Yoghurt tercemar mikroba
patogen dan pembusuk karena bahan
bakunya tidak steril.
2. Menjaga kebersihan dalam pembuatan
Yoghurt karena apabila kebersihan tidak
dijaga maka dapat
a. Menjelaskan dengan spesifik kapan dan mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 3
b. Menjelaskan dengan tidak spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada soal nomor 3
c. Menjelaskan salah satu dengan spesifik kapan atau mengapa saja
menggunakan strategi pada soal nomor 3
d. Menjelaskan salah satu dengan tidak spesifik kapan atau mengapa
saja menggunakan strategi pada soal nomor 3
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
mengakibatkan Yoghurt tidak jadi,
dengan ciri-ciri tidak berasa asam
walaupun berbentuk solid, di permukaan
solid ditumbuhi jamur yang berbentuk
bintik-bintik hitam dan berbau asam yang
sangat tajam.
3. Yoghurt dipasarkan dalam kondisi
penyimpanan dan pengemasan yang baik,
karena penyimpanan dan pengemasan
yang tidak baik akan menyebabkan bahan
dasar Yoghurt yang berupa susu dapat
pecah dan merusak Yoghurt.
5. Langkah pertama yang harus dilakukan
sebelum membuat Yoghurt adalah
memastikan bahwa alat dan bahan baku
susu yang digunakan dalam pembuatan
Yoghurt sudah steril/bersih.
Sterilisasi alat dapat dengan merebus alat
yang digunakan direbus dalam air mendidih
selama 5-10 menit sedangkan untuk
menghilangkan mikroba patogen dan
mikroba pembusuk dari susu dapat dengan
teknik pasteurisasi.
a. Jika langkah yang diambil tepat dan berkaitan dengan konsep
b. Jika langkah yang diambil tepat, tetapi kurang berkaitan dengan
konsep
c. Jika langkah yang diambil kurang tepat, tetapi berkaitan dengan
konsep
d. Jika langkah yang diambil kurang tepat dan tidak berkaitan dengan
konsep
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
6. Langkah-langkah pembuatan Yoghurt
secara berurutan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu.
Pasteurisasi susu dapat dengan
a. Jika mampu menuliskan langkah-langkah secara urut dan berkaitan
dengan peran pemanfaatan bakteri
b. Jika mampu menuliskan langkah-langkah secara urut, tetapi kurang
berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
c. Jika tidak mampu menuliskan langkah-langkah secara urut, tetapi
4
3
2
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
memanaskan susu hingga 73o C selama
15 menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang
dimaksud ialah menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt sebagai salah satu
peran pemanfaatan Bakteri kedalam susu
yang sudah di pasteurisasi dengan
perbandingan 2-3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah
dikulturkan dikemas dalam wadah yang
steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang
sudah dikulturkan dalam suhu 45o C
selama 8 jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan
Yoghurt pada suhu dingin.
berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
d. Jika tidak mampu menuliskan langkah-langkah secara urut dan
tidak berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
e. Jika tidak menjawab/salah
1
0
7. Hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas
dari Bakteri asam laktat Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Dalam proses fermentasi, Bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus akan
menyantap gula (laktosa) yang terdapat di
dalam susu, akibatnya susu menjadi kental
dan menggumpal, asam laktat akan
dihasilkan dari proses tersebut dan asam
laktat inilah yang akan memberikan aroma
dan citarasa khas yang tajam pada Yoghurt
a. Jika menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit Yoghurt
dan menjelaskan proses fermentasi dengan tepat
b. Jika tidak menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit
Yoghurt tetapi menjelaskan proses fermentasi dengan tepat, atau
sebaliknya
c. Jika menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit Yoghurt
dan menjelaskan proses fermentasi, tetapi kurang tepat
d. Jika hanya menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit
Yoghurt atau menjelaskan proses fermentasi saja
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
serta melindungi susu agar tidak rusak.
8. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
akan membeli Yoghurt di pasaran:
1. Memilih Yoghurt dengan tekstur kental.
2. Memilih Yoghurt yang disimpan di suhu
dingin, Yoghurt yang disimpan di luar
biasanya sudah disterilkan dan tidak
mengandung Bakteri hidup.
3. Mencermati label dengan seksama dan
sesuaikan dengan kebutuhan.
4. Memeriksa jumlah kandungan gula dan
karbohidrat, kadar lemak Yoghurt
tergantung pada bahan baku susu yang
dipakai.
5. Mencermati tanggal kadaluarsa yang
tercantum pada kemasan.
a. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat dan terkait dengan kasus
b. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat, tetapi kurang berkaitan
dengan kasus
c. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat, tetapi berkaitan
dengan kasus
d. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat dan tidak berkaitan
dengan kasus
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
9. Disaat ingin mengonsumsi produk Yoghurt
yang diketahui dan/atau tidak diketahui
bagaimana cara pengolahannya dan disaat
sharing ke masyarakat atau orang di sekitar
kita dan untuk mencegah keracunan karena
salah memilih Yoghurt/Nata de coco yang
baik untuk kesehatan di pasar/swalayan.
a. Menjelaskan dengan spesifik kapan dan mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 8
b. Menjelaskan dengan tidak spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada soal nomor 8
c. Menjelaskan salah satu dengan spesifik kapan atau mengapa saja
menggunakan strategi pada soal nomor 8
d. Menjelaskan salah satu dengan tidak spesifik kapan atau mengapa
saja menggunakan strategi pada soal nomor 8
e. Tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
10. Hampir semua orang menyukai Puding.
Atas dasar inilah saya ingin membuat
Puding Yoghurt dengan aneka rasa buah.
a. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri, inovatif, dan
sekiranya akan disukai masyarakat luas
b. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri, inovatif, tetapi
4
3
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
Langkah-langkah pembuatan Puding
Yoghurt rasa buah jeruk antara lain:
- Masak susu, gula, dan agar-agar hingga
mendidih.
- Tuang yoghurt dan air jeruk. Aduk.
- Tuang ke loyang. Dinginkan.
- Setelah dingin, puding siap dipotong dan
disantap dengan fruit cocktail agar lebih
nikmat.
kurang menjual di kalangan masyarakat luas, atau sebaliknya
c. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri atau inovatif dan
sekiranya akan disukai masyarakat luas
d. Jika produk yang dibuat tidak berdasarkan ide sendiri, tidak
inovatif dan kurang disukai masyarakat luas
e. Jika tidak menjawab
2
1
0
114
Lampiran B.1.a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Oleh : Leilyana Purnamasari - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Konsep : Eubacteria
Sub Konsep : Peranan Eubacteria
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
115
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.4.1 Menyelidiki informasi mengenai peranan Eubacteria dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan studi literatur.
4.4.2 Melakukan kegiatan proyek untuk menunjukkan peranan Eubacteria yang
menguntungkan dalam kehidupan manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali/meneliti; kaji pustaka; berdiskusi; kerja kelompok; eksperimen
peserta didik dapat :
1. Siswa dapat mengetahui berbagai peranan Eubacteria yang menguntungkan dan yang
merugikan atau berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat merancang praktikum pemanfaatan Eubacteria dalam kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt.
3. Siswa dapat memperjelas peranan Eubacteria yang terlibat dalam kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt.
4. Siswa dapat menciptakan produk Yoghurt sesuai dengan peran pemanfaatan
Eubacteria.
D. Materi Ajar
Eubacteria umumnya disebut bakteri saja atau kuman atau basil. Bakteri
merupakan salah satu dari dua kelompok besar prokariot (sel yang inti selnya tidak
memiliki membran inti). Beberapa Bakteri memiliki peranan menguntungkan dan
merugikan bagi kehidupan manusia.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran perhatikanlah peta konsep berikut!
Peranan Eubacteria
Bakteri Menguntungkan
dibagi menjadi
Bakteri Merugikan
116
Beberapa contoh peranan jenis Bakteri lain yang menguntungkan beserta produk
yang dihasilkan atau kegunaannya antara lain: (1) Acetobacter xylinum, dipergunakan
dalam pembuatan Nata de coco (2) Acetobacter, dimanfaatkan untuk mengubah air cuka
menjadi Alkohol dan Alkohol menjadi Asam Cuka dan (3) Lactobacillus casei,
dipergunakan dalam pembuatan Keju. Sedangkan Beberapa contoh jenis bakteri yang
merugikan beserta dampak yang dihasilkannya antara lain: (1) Pseudomonas, mampu
membentuk asam bongkrek yang bersifat racun pada tempe bongkrek (2) Bacillus
anthracis, penyebab penyakit antrak pada hewan ternak dan (3) Xanthomonas campestris,
penyebab penyakit pada tanaman kubis.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Berbasis Proyek
Metode : Tanya jawab, Kajian pustaka, Diskusi kelompok, Eksperimen dan Presentasi
kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media:
Laptop, LCD, video tentang pembuatan Yoghurt.
2. Alat/Bahan:
Alat dan bahan sesuai kebutuhan praktikum
3. Sumber Belajar:
Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga),
Internet (http://www.youtube.com),
Foto/gambar (http://google.com),
Powerpoint tentang proses pembuatan Yoghurt.
Lactobacillus bulgaricus
contohnya
Clostridium botulinum
berperan dalam berdampak
Pembuatan Yoghurt Racun pada Makanan
Bagan 1.1 Peta Konsep Peranan Eubacteria
117
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal
Salam dan doa
Pengkondisian kelas, Absensi
Apersepsi: Menanyakan kepada siswa yang bertujuan untuk
menggali potensi dan pengalaman siswa yang berhubungan
dengan pengetahuan mengenai Sub konsep Peranan
Eubacteria/Bakteri. Seperti contoh:
“Apakah kalian mengetahui bahwa terdapat makanan yang di
buat dengan pemanfaatan Bakteri?”
“Bagaimana Bakteri bisa memberi cita rasa pada makanan
yang menjadikannya perantara?”
Motivasi
Penyampaian tujuan pembelajaran: Menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan tugas
pada pertemuan ini
10 Menit
Menentukan
Pertanyaan
Mendasar
b. Kegiatan Inti
20 Menit
15 Menit
Aktivitas Guru
1. Mengamati
Membagi kelompok (masing-
masing beranggotakan 4-5
orang siswa)
Menyajikan gambar berbagai
macam olahan produk hasil
dari pemanfaatan peran
Bakteri melalui media PPT
Meminta siswa untuk
mencicipi olahan produk
hasil dari pemanfaatan peran
Bakteri berupa Yoghurt yang
dibawa dari rumah
Menayangkan video
mengenai pembuatan
Yoghurt
2. Menanya
Memotivasi siswa untuk
bertanya terkait dengan hasil
olahan produk tersebut.
Seperti contoh:
Aktivitas Siswa
1. Mengamati
Menempatkan diri sesuai
dengan kelompoknya
masing-masing
Mengamati gambar yang
disajikan guru
Setelah mencicipi, siswa
bersama-sama mengamati
video mengenai pembuatan
Yoghurt untuk dijadikan
sebagai awal dari
permasalahan
2. Menanya
Menanyakan kepada guru
terkait dengan hasil olahan
produk tersebut
118
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
Menyusun
Perencanaan
Proyek
“Apa itu Yoghurt?”
“Apakah Bakteri dapat
berperan dalam pembuatan
Yoghurt?”
3. Eksplorasi
Memberi arahan kepada
siswa mengenai tugas
“Pemanfaatan Peran Bakteri”
melalui kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt
Membagikan lembar
Rancangan Kegiatan Proyek
(terlampir) sebagai lembar
proposal proyek
Membimbing siswa untuk
mencari dan mengkaji
informasi (literatur/teks)
melalui internet mengenai
cara pembuatan Yoghurt,
penggunaan bakteri dalam
pembuatan Yoghurt serta
dampak positif ekonomi dan
kesehatan dari Yoghurt
Membimbing dan
mendatangi diskusi
kelompok yang mengalami
kendala dalam melakukan
kajian literatur
3. Eksplorasi
Mendiskusikan lembar
Rancangan Kegiatan Proyek
(terlampir) sebagai berikut:
- Menentukan hipotesis
terkait kegiatan proyek
- Menentukan tema, tujuan,
bentuk dan isi proyek
yang menjadi minat
masing-masing kelompok
- Menjelaskan alasan
pemilihan proyek
- Menentukan alat dan
bahan yang akan
digunakan
Mencari dan mengkaji
informasi (literatur/teks)
melalui internet mengenai
cara pembuatan Yoghurt,
penggunaan bakteri dalam
pembuatan Yoghurt serta
dampak positif ekonomi dan
kesehatan dari Yoghurt
35 Menit
119
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
Menyusun
Jadwal
4. Mengasosiasi
Membimbing siswa untuk
mendiskusikan, mengolah
serta menyimpulkan
informasi yang telah didapat
dari berbagai sumber yang
relevan
Membagikan Lembar Kerja
Siswa Pembuatan Yoghurt
(terlampir) kepada tiap-tiap
kelompok sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt
Meminta tiap-tiap kelompok
untuk membuat dokumentasi
dan Laporan Hasil Kegiatan
Proyek mengenai
“Pemanfaatan Peran Bakteri
Melalui Pembuatan Yoghurt”
sebagai bentuk pemantauan
proyek
Bersama dengan siswa
menentukan waktu
penyelesaian proyek,
mengatur waktu konsultasi
untuk menyelesaikan proyek
serta menyepakati bentuk
pemantauan proyek
5. Mengkomunikasi
Meminta salinan Rancangan
Kegiatan Proyek dan
menjadikannya sebagai
sebuah proposal proyek
Membimbing dan meminta
perwakilan siswa dari tiap
4. Mengasosiasi
Mendiskusikan, mengolah
serta menyimpulkan
informasi yang telah didapat
dari berbagai sumber yang
relevan
Setiap kelompok
mendapatkan Lembar Kerja
Siswa Pembuatan Yoghurt
(terlampir) sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt
Bersama dengan guru
menentukan waktu
penyelesaian proyek,
mengatur waktu konsultasi
untuk menyelesaikan proyek
serta menyepakati bentuk
pemantauan proyek
Merancang urutan kegiatan
yang diselesaikan pada
masing-masing tahapan
proyek
5. Mengkomunikasi
Mengkonsultasikan hal-hal
yang menjadi permasalahan
dalam penyelesaian proyek
20 Menit
25 Menit
120
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
kelompok yang dipilih secara
acak untuk
mengkomunikasikan hasil
diskusi sesuai dengan salinan
Rancangan Kegiatan Proyek
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk
menyampaikan secara lisan
hasil diskusi kelompok yang
telah dilakukan sesuai
dengan salinan Rancangan
Kegiatan Proyek
Memperkuat dan meluruskan
argumentasi yang
disampaikan oleh siswa
Menyampaikan secara lisan
hasil diskusi kelompok sesuai
dengan salinan Rancangan
Kegiatan Proyek
c. Penutup
Evaluasi
Memberikan evaluasi mengenai materi pembelajaran melalui
pertanyaan seperti contoh:
“Benarkah Bakteri memiliki peranan positif bagi kehidupan?
Jika Ya, Bagaimanakah cara Anda membuktikan hal
tersebut?”
“Jenis Bakteri apa yang sesuai digunakan sebagai bibit bakteri
dalam proses pembuatan Yoghurt?”
“Alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan
Yoghurt?”
“Menurutmu, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt?”
Refleksi/umpan balik
Penugasan Terstruktur (PT): Memberikan format penulisan
Laporan Hasil Kegiatan Proyek mengenai “Pemanfaatan
Peran Bakteri Melalui Pembuatan Yoghurt”
Salam dan Doa
10 menit
121
H. Penilaian
Jenis Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/Pedoman
Penskoran
Penilaian Kognitif:
Pengetahuan Prosedural Uraian Terlampir
Penilaian Afektif: Sikap Daftar cek atau skala penilaian yang
disertai rubrik Terlampir
Penilaian Psikomotor:
Keterampilan Proyek
Daftar cek atau skala penilaian yang
disertai rubrik Terlampir
Jakarta, Oktober 2015
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa
Pipih Priyatna S.Pd Leilyana Purnamasari
NIP. 19690421 199301 2 001 NIM. 1111 0161 000 12
122
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kognitif
No Pertanyaan Tes Lisan Kunci Jawaban Skor
1 Benarkah Bakteri
memiliki peranan
positif bagi kehidupan?
Jika Ya, Bagaimanakah
cara Anda
membuktikan hal
tersebut?
Ya bakteri memiliki peranan positif bagi
kehidupan.
Saya ingin membuktikan bahwa bakteri
memiliki peranan positif bagi kehidupan
melalui pembuatan Yoghurt dengan cara
melakukan dua percobaan.
- Percobaan pertama: Pembuatan Yoghurt
dilakukan dengan menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
- Percobaan kedua: Pembuatan Yoghurt
dilakukan tanpa menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
4
2 Jenis Bakteri apa yang
sesuai digunakan
sebagai bibit bakteri
dalam proses
pembuatan Yoghurt?
Jenis bakteri yang sesuai/tepat dipergunakan
sebagai Bibit Yoghurt pada pembuatan
Yoghurt adalah bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus.
1
3 Alat dan bahan apa saja
yang diperlukan dalam
pembuatan Yoghurt?
Alat:
Kompor, Panci, Saringan/Peniris, Sendok
pengaduk/Spatula kayu, Toples sebagai
wadah penyimpanan.
Bahan:
Susu murni dan Bibit yoghurt/Yoghurt stater
(Yoghurt plain maupun Yoghurt drink).
1
4 Menurutmu, hal-hal apa
saja yang perlu
diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt antara lain:
1. Pasteurisasi susu sebagai bahan baku
pembuatan Yoghurt. Produsen perlu
terlebih dahulu melakukan pasteurisasi
agar susu menjadi steril dari mikroba
patogen dan pembusuk yang dapat
mengganggu proses fermentasi.
2. Sanitasi instrumen pengolahan pembuatan
Yoghurt. Peralatan pengolahan dan
lingkungan harus dalam kondisi yang
steril.
3. Penyimpanan dan pengemasan Yoghurt.
Yoghurt disimpan dalam suhu dingin
4
123
bukan dalam suhu ruangan, tidak boleh
terkena sinar matahari serta dikemas
dengan wadah yang bersih, tahan panas,
dan dapat melindungi produk Yoghurt dari
sinar.
Total Skor 10*10 = 100
124
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP
No. Nama Siswa
Indikator Penilaian
Jumlah Nilai Nilai Akhir Kerjasama Komunikasi Disiplin
1.
2.
3.
Rubrik Penilaian Sikap
No. Indikator
penilaian Aturan Penilaian
1. Kerjasama 1. Tidak mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
2. Kurang mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
3. Kerjasama dilakukan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
4. Kerjasama dilakukakan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
2. Komunikasi 1. Menyampaikan pendapat tidak disertai dengan argument.
2. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang kurang baik.
3. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang baik.
4. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang sangat baik.
3. Disiplin 1. Tidak mengikuti proses pembelajaran.
2. Mengikuti proses pembelajaran tetapi datang terlambat > 15 menit.
3. Mengikuti proses pembelajaran tetapi 124ating terlambat < 15 menit.
4. Mengikuti proses pembelajaran tepat waktu.
Keterangan :
Skor 1 Sangat Kurang
Skor 2 Kurang
Skor 3 Cukup
Skor 4 Baik
Skor 5 Sangat Baik
Nilai Akhir : Jumlah Nilai * 100
20
125
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Proyek
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROYEK
Nama Kelompok :
Kelas/Semester :
Judul Proyek :
No. Aspek Skor (1-5)
1. Tahap perencanaan bahan
2. Tahap proses pembuatan:
a. Persiapan alat dan bahan.
b. Teknik pengolahan.
c. K3 (Keselamatan kerja,
keamanan, dan kebersihan).
3. Tahap akhir (hasil produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
4. Penulisan laporan
a. Sistematika laporan
b. Presentasi
Total
Catatan:
Skor diberikan dengan rentang skor 1-5 dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan
ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Nilai Akhir = Perolehan Skor * 100
Skor Maksimal
126
Lampiran B.1.b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Oleh : Leilyana Purnamasari - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Konsep : Eubacteria
Sub Konsep : Peranan Eubacteria
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
127
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.4.2 Melakukan kegiatan proyek untuk menunjukkan peranan Eubacteria yang
menguntungkan dalam kehidupan manusia.
4.4.3 Membuat laporan tertulis berdasarkan kegiatan proyek yang telah dilakukan.
4.4.4 Menyajikan laporan hasil pengamatan secara lisan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali/meneliti; kaji pustaka; berdiskusi; kerja kelompok; eksperimen
peserta didik dapat :
1. Siswa dapat memperjelas peranan Eubacteria yang terlibat dalam kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt.
2. Siswa dapat menciptakan produk Yoghurt sesuai dengan peran pemanfaatan
Eubacteria.
3. Siswa dapat membuat laporan tertulis mengenai kegiatan proyek pembuatan Yoghurt.
4. Siswa dapat menyajikan laporan hasil kegiatan proyek pembuatan Yoghurt secara lisan.
D. Materi Ajar
Eubacteria umumnya disebut bakteri saja atau kuman atau basil. Bakteri
merupakan salah satu dari dua kelompok besar prokariot (sel yang inti selnya tidak
memiliki membran inti). Beberapa Bakteri memiliki peranan menguntungkan dan
merugikan bagi kehidupan manusia.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran perhatikanlah peta konsep berikut!
contohnya
Clostridium botulinum
berdampak
Peranan Eubacteria
Bakteri Menguntungkan
dibagi menjadi
Bakteri Merugikan
Lactobacillus bulgaricus
berperan dalam
128
Beberapa contoh peranan jenis Bakteri lain yang menguntungkan beserta produk
yang dihasilkan atau kegunaannya antara lain: (1) Acetobacter xylinum, dipergunakan
dalam pembuatan Nata de coco (2) Acetobacter, dimanfaatkan untuk mengubah air cuka
menjadi Alkohol dan Alkohol menjadi Asam Cuka dan (3) Lactobacillus casei,
dipergunakan dalam pembuatan Keju. Sedangkan Beberapa contoh jenis bakteri yang
merugikan beserta dampak yang dihasilkannya antara lain: (1) Pseudomonas, mampu
membentuk asam bongkrek yang bersifat racun pada tempe bongkrek (2) Bacillus
anthracis, penyebab penyakit antrak pada hewan ternak dan (3) Xanthomonas campestris,
penyebab penyakit pada tanaman kubis.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Berbasis Proyek
Metode : Tanya jawab, Kajian pustaka, Diskusi kelompok, Eksperimen dan Presentasi
kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media:
Laptop, LCD, video tentang pembuatan Yoghurt.
2. Alat/Bahan:
Alat dan bahan sesuai kebutuhan praktikum
3. Sumber Belajar:
Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga),
Internet (http://www.youtube.com),
Foto/gambar (http://google.com),
Powerpoint tentang proses pembuatan Yoghurt.
Pembuatan Yoghurt Racun pada Makanan
Bagan 1.1 Peta Konsep Peranan Eubacteria
129
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Pertemuan 2
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal
Salam dan doa
Pengkondisian kelas, Absensi
Apersepsi, Motivasi
Penyampaian tujuan pembelajaran
10 Menit
b. Kegiatan Inti
20 Menit
15 Menit
15 Menit
Memantau
Proyek
Aktivitas Guru
1. Mengamati
Meminta siswa untuk
memajang dan mengamati
hasil proyek yang telah
dilakukan
Meminta siswa untuk
mengumpulkan
Dokumentasi, Laporan
Hasil Kegiatan Proyek dan
Lembar Kerja Siswa
Pembuatan Yoghurt
Memeriksa Dokumentasi,
Laporan Hasil Kegiatan
Proyek dan Lembar Kerja
Siswa Pembuatan Yoghurt
tiap-tiap kelompok sebagai
bentuk pemantauan proyek
yang telah disepakati
2. Menanya
Memotivasi siswa untuk
bertanya hal yang belum
dipahami mengenai sub
konsep peranan
Eubacteria/Bakteri
3. Eksplorasi
Membimbing siswa
mengumpulkan informasi
(literatur/teks) mengenai
pembuatan Yoghurt sebagai
produk hasil pemanfaatan
Aktivitas Siswa
1. Mengamati
Memajang dan mengamati
hasil proyek yang telah
dilakukan
2. Menanya
Menanyakan hal yang belum
dipahami mengenai sub
konsep peranan
Eubacteria/Bakteri
3. Eksplorasi
Mengumpulkan informasi
(literatur/teks) tentang
pembuatan Yoghurt sebagai
produk hasil pemanfaatan
peran bakteri melalui internet
130
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Pertemuan 2
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
Menguji Hasil
Mengevaluasi
Pengalaman
peran bakteri melalui
internet untuk menguatkan
hasil dari proyek yang telah
dibuat
4. Mengasosiasi
Memberikan penilaian atas
hasil dari proyek yang telah
dilakukan
5. Mengkomunikasi
Mengajak siswa
mendiskusikan seluruh
proses penyelesaian proyek
dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses
pembelajaran, untuk
menjawab permasalahan
yang diajukan pada tahapan
pertama pembelajaran
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk
menyampaikan secara lisan
hasil kerja kegiatan proyek
yang telah dilakukan
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mengungkapkan perasaan
dan pengalamannya
menjalankan proyek
melalui pemutaran
video/foto dokumentasi
pelaksanaan proyek yang
mereka jalankan
Mengajak siswa untuk
membahas peningkatan
pemahaman yang terjadi
karena melaksanakan
kegiatan proyek
untuk menguatkan hasil dari
proyek yang telah dibuat
4. Mengasosiasi
Memberikan pendapat
terhadap penilaian atas hasil
dari proyek yang telah
dilakukan
5. Mengkomunikasi
Menghubungkan hasil
pengamatan dengan
permasalahan awal yang
diajukan pada tahap pertama
pembelajaran
Menyampaikan secara lisan
hasil kerja kegiatan proyek dan
kelompok lain menanggapi
dengan memberikan
komentar/pertanyaan serta
menilai hasil kelompok lain
Mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya menjalankan
proyek
Membahas peningkatan
pemahaman yang terjadi
karena melaksanakan kegiatan
proyek
25 Menit
40 Menit
131
132
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kognitif
No Pertanyaan Tes Lisan Kunci Jawaban Skor
1 Sebutkan secara
berurutan langkah-
langkah dalam
pembuatan Yoghurt?
Langkah-langkah pembuatan Yoghurt secara
berurutan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu.
Pasteurisasi susu dapat dengan
memanaskan susu hingga 73o C selama 15
menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang
dimaksud ialah menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt sebagai salah satu
peran pemanfaatan Bakteri kedalam susu
yang sudah di pasteurisasi dengan
perbandingan 2-3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah
dikulturkan dikemas dalam wadah yang
steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang
sudah dikulturkan dalam suhu 45o C
selama 8 jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan Yoghurt
pada suhu dingin.
5
2 Mengapa dalam
pembuatan yoghurt
perlu adanya tahapan
penambahan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt?
Karena Yoghurt starter/Bibit yoghurt
mengandung Bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus yang berperan dalam proses
fermentasi. Lactobacillus bulgaricus lebih
berperan pada pembentukan aroma yoghurt,
sedangkan Streptococcus thermophilus lebih
berperan pada pembentukan citarasa Yoghurt.
5
3 Mengapa dalam
pembuatan Yoghurt
perlu dilakukan tahapan
steriliasi alat terlebih
dahulu?
Steriliasi alat yang dilakukan bertujuan untuk
membunuh semua jasad renik semisal spora
bakteri yang mungkin terdapat pada alat-alat
yang akan dipergunakan dalam pembuatan
Yoghurt.
5
4 Mengapa dalam
pembuatan Yoghurt
perlu dilakukan tahapan
pasteurisasi susu
terlebih dahulu?
Tahapan pasteurisasi susu yang dilakukan
dalam pembuatan Yoghurt bertujuan untuk
membunuh mikroba patogen dan mereduksi
sebagian besar mikroba pembusuk dan enzim
yang dapat mengganggu proses fermentasi.
5
133
Total Skor 20*5 = 100
134
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP
No. Nama Siswa
Indikator Penilaian
Jumlah Nilai Nilai Akhir Kerjasama Komunikasi Disiplin
1.
2.
3.
Rubrik Penilaian Sikap
No. Indikator
penilaian Aturan Penilaian
1. Kerjasama 1. Tidak mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
2. Kurang mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
3. Kerjasama dilakukan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
4. Kerjasama dilakukakan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
2. Komunikasi 1. Menyampaikan pendapat tidak disertai dengan argument.
2. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang kurang baik.
3. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang baik.
4. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang sangat baik.
3. Disiplin 1. Tidak mengikuti proses pembelajaran.
2. Mengikuti proses pembelajaran tetapi datang terlambat > 15 menit.
3. Mengikuti proses pembelajaran tetapi 134ating terlambat < 15 menit.
4. Mengikuti proses pembelajaran tepat waktu.
Keterangan :
Skor 1 Sangat Kurang
Skor 2 Kurang
Skor 3 Cukup
Skor 4 Baik
Skor 5 Sangat Baik
Nilai Akhir : Jumlah Nilai * 100
20
135
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Proyek
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROYEK
Nama Kelompok :
Kelas/Semester :
Judul Proyek :
No. Aspek Skor (1-5)
1. Tahap perencanaan bahan
2. Tahap proses pembuatan:
a. Persiapan alat dan bahan.
b. Teknik pengolahan.
c. K3 (Keselamatan kerja,
keamanan, dan kebersihan).
3. Tahap akhir (hasil produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
4. Penulisan laporan
a. Sistematika laporan
b. Presentasi
Total
Catatan:
Skor diberikan dengan rentang skor 1-5 dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan
ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Nilai Akhir = Perolehan Skor * 100
Skor Maksimal
136
Lampiran B.2.a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Oleh : Leilyana Purnamasari - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Konsep : Eubacteria
Sub Konsep : Peranan Eubacteria
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
137
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.4.1 Menyelidiki informasi mengenai peranan Eubacteria dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan studi literatur.
4.4.2 Melakukan kegiatan proyek untuk menunjukkan peranan Eubacteria yang
menguntungkan dalam kehidupan manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali/meneliti; kaji pustaka; berdiskusi; kerja kelompok; eksperimen
peserta didik dapat :
1. Siswa dapat mengetahui berbagai peranan Eubacteria yang menguntungkan dan yang
merugikan atau berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat merancang praktikum pemanfaatan Eubacteria dalam kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt.
3. Siswa dapat memperjelas peranan Eubacteria yang terlibat dalam kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt.
4. Siswa dapat menciptakan produk Yoghurt sesuai dengan peran pemanfaatan
Eubacteria.
D. Materi Ajar
Eubacteria umumnya disebut bakteri saja atau kuman atau basil. Bakteri
merupakan salah satu dari dua kelompok besar prokariot (sel yang inti selnya tidak
memiliki membran inti). Beberapa Bakteri memiliki peranan menguntungkan dan
merugikan bagi kehidupan manusia.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran perhatikanlah peta konsep berikut!
Peranan Eubacteria
Bakteri Menguntungkan
dibagi menjadi
Bakteri Merugikan
138
Beberapa contoh peranan jenis Bakteri lain yang menguntungkan beserta produk
yang dihasilkan atau kegunaannya antara lain: (1) Acetobacter xylinum, dipergunakan
dalam pembuatan Nata de coco (2) Acetobacter, dimanfaatkan untuk mengubah air cuka
menjadi Alkohol dan Alkohol menjadi Asam Cuka dan (3) Lactobacillus casei,
dipergunakan dalam pembuatan Keju. Sedangkan Beberapa contoh jenis bakteri yang
merugikan beserta dampak yang dihasilkannya antara lain: (1) Pseudomonas, mampu
membentuk asam bongkrek yang bersifat racun pada tempe bongkrek (2) Bacillus
anthracis, penyebab penyakit antrak pada hewan ternak dan (3) Xanthomonas campestris,
penyebab penyakit pada tanaman kubis.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Presentasi dan Eksplanasi
Metode : Tanya jawab, Kajian pustaka, Diskusi kelompok dan Presentasi
kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media:
Laptop, LCD, video tentang pembuatan Yoghurt.
2. Alat/Bahan:
Alat dan bahan sesuai kebutuhan praktikum
3. Sumber Belajar:
Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga),
Internet (http://www.youtube.com),
Foto/gambar (http://google.com),
Powerpoint tentang proses pembuatan Yoghurt.
Lactobacillus bulgaricus
contohnya
Clostridium botulinum
berperan dalam berdampak
Pembuatan Yoghurt Racun pada Makanan
Bagan 1.1 Peta Konsep Peranan Eubacteria
139
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal
Salam dan doa
Pengkondisian kelas, Absensi
Apersepsi: Menanyakan kepada siswa yang bertujuan untuk menggali potensi dan
pengalaman siswa yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai Sub konsep
Peranan Eubacteria/Bakteri. Seperti contoh:
“Apakah kalian mengetahui bahwa terdapat makanan yang di buat dengan
pemanfaatan Bakteri?”
“Bagaimana Bakteri bisa memberi cita rasa pada makanan yang menjadikannya
perantara?”
Motivasi
Penyampaian tujuan pembelajaran: Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik untuk menyelesaikan tugas pada pertemuan ini
10 Menit
b. Kegiatan Inti
20 Menit
15 Menit
35 Menit
Aktivitas Guru
1. Mengamati
Membagi kelompok (masing-masing
beranggotakan 4-5 orang siswa)
Menyajikan gambar berbagai macam
olahan produk hasil dari pemanfaatan
peran Bakteri melalui media PPT
Meminta siswa untuk mencicipi olahan
produk hasil dari pemanfaatan peran
Bakteri berupa Yoghurt yang dibawa
dari rumah
Menayangkan video mengenai
pembuatan Yoghurt
2. Menanya
Memotivasi siswa untuk bertanya
terkait dengan hasil olahan produk
tersebut. Seperti contoh:
“Apa itu Yoghurt?”
“Apakah Bakteri dapat berperan dalam
pembuatan Yoghurt?”
3. Eksplorasi
Memberi arahan kepada siswa
mengenai tugas “Pemanfaatan Peran
Bakteri” melalui kegiatan diskusi
Aktivitas Siswa
1. Mengamati
Menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya masing-masing
Mengamati gambar yang disajikan guru
Setelah mencicipi, siswa bersama-sama
mengamati video mengenai pembuatan
Yoghurt untuk dijadikan sebagai awal
dari permasalahan
2. Menanya
Menanyakan kepada guru terkait
dengan hasil olahan produk tersebut
3. Eksplorasi
140
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
Membimbing siswa untuk mencari dan
mengkaji informasi (literatur/teks)
melalui internet mengenai cara
pembuatan Yoghurt, penggunaan
bakteri dalam pembuatan Yoghurt serta
dampak positif ekonomi dan kesehatan
dari Yoghurt
Membimbing dan mendatangi diskusi
kelompok yang mengalami kendala
dalam melakukan kajian literatur
4. Mengasosiasi
Membimbing siswa untuk
mendiskusikan, mengolah serta
menyimpulkan informasi yang telah
didapat dari berbagai sumber yang
relevan
Meminta siswa untuk membuat PPT
Presentasi dan Laporan Sederhana
mengenai “Pemanfaatan Peran Bakteri
Melalui Pembuatan Yoghurt”
5. Mengkomunikasi
Membimbing dan meminta perwakilan
siswa dari tiap kelompok yang dipilih
secara acak untuk mengkomunikasikan
hasil diskusi yang telah dilakukan
Memberikan kesempatan pada siswa
untuk menyampaikan secara lisan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan
Memperkuat dan meluruskan
argumentasi yang disampaikan oleh
siswa
Mencari dan mengkaji informasi
(literatur/teks) melalui internet
mengenai cara pembuatan Yoghurt,
penggunaan bakteri dalam pembuatan
Yoghurt serta dampak positif ekonomi
dan kesehatan dari Yoghurt
4. Mengasosiasi
Mendiskusikan, mengolah serta
menyimpulkan informasi yang telah
didapat dari berbagai sumber yang
relevan
5. Mengkomunikasi
Menyampaikan secara lisan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan
20 Menit
25 Menit
c. Penutup
Evaluasi
Memberikan evaluasi mengenai materi pembelajaran melalui pertanyaan seperti
contoh:
“Benarkah Bakteri memiliki peranan positif bagi kehidupan? Jika Ya,
Bagaimanakah cara Anda membuktikan hal tersebut?”
“Jenis Bakteri apa yang sesuai digunakan sebagai bibit bakteri dalam proses
pembuatan Yoghurt?”
10 menit
141
Pertemuan 1
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
“Alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan Yoghurt?”
“Menurutmu, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
Yoghurt?”
Refleksi/umpan balik
Penugasan Terstruktur (PT): Memberikan format penulisan Laporan Sederhana
mengenai “Pemanfaatan Peran Bakteri Melalui Pembuatan Yoghurt”
Salam dan Doa
H. Penilaian
Jenis Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/Pedoman
Penskoran
Penilaian Kognitif:
Pengetahuan Prosedural Uraian Terlampir
Penilaian Afektif: Sikap Daftar cek atau skala penilaian yang
disertai rubrik Terlampir
Penilaian Psikomotor Daftar cek atau skala penilaian yang
disertai rubrik Terlampir
Jakarta, Oktober 2015
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa
Pipih Priyatna S.Pd Leilyana Purnamasari
NIP. 19690421 199301 2 001 NIM. 1111 0161 000 12
142
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kognitif
No Pertanyaan Tes Lisan Kunci Jawaban Skor
1 Benarkah Bakteri
memiliki peranan
positif bagi kehidupan?
Jika Ya, Bagaimanakah
cara Anda
membuktikan hal
tersebut?
Ya bakteri memiliki peranan positif bagi
kehidupan.
Saya ingin membuktikan bahwa bakteri
memiliki peranan positif bagi kehidupan
melalui pembuatan Yoghurt dengan cara
melakukan dua percobaan.
- Percobaan pertama: Pembuatan Yoghurt
dilakukan dengan menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
- Percobaan kedua: Pembuatan Yoghurt
dilakukan tanpa menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt pada tahap
kulturisasi.
4
2 Jenis Bakteri apa yang
sesuai digunakan
sebagai bibit bakteri
dalam proses
pembuatan Yoghurt?
Jenis bakteri yang sesuai/tepat dipergunakan
sebagai Bibit Yoghurt pada pembuatan
Yoghurt adalah bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus.
1
3 Alat dan bahan apa saja
yang diperlukan dalam
pembuatan Yoghurt?
Alat:
Kompor, Panci, Saringan/Peniris, Sendok
pengaduk/Spatula kayu, Toples sebagai
wadah penyimpanan.
Bahan:
Susu murni dan Bibit yoghurt/Yoghurt stater
(Yoghurt plain maupun Yoghurt drink).
1
4 Menurutmu, hal-hal apa
saja yang perlu
diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Yoghurt antara lain:
1. Pasteurisasi susu sebagai bahan baku
pembuatan Yoghurt. Produsen perlu
terlebih dahulu melakukan pasteurisasi
agar susu menjadi steril dari mikroba
patogen dan pembusuk yang dapat
mengganggu proses fermentasi.
2. Sanitasi instrumen pengolahan pembuatan
Yoghurt. Peralatan pengolahan dan
lingkungan harus dalam kondisi yang
steril.
3. Penyimpanan dan pengemasan Yoghurt.
Yoghurt disimpan dalam suhu dingin
4
143
bukan dalam suhu ruangan, tidak boleh
terkena sinar matahari serta dikemas
dengan wadah yang bersih, tahan panas,
dan dapat melindungi produk Yoghurt dari
sinar.
Total Skor 10*10 = 100
144
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP
No. Nama Siswa
Indikator Penilaian
Jumlah Nilai Nilai Akhir Kerjasama Komunikasi Disiplin
1.
2.
3.
Rubrik Penilaian Sikap
No. Indikator
penilaian Aturan Penilaian
1. Kerjasama 1. Tidak mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
2. Kurang mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
3. Kerjasama dilakukan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
4. Kerjasama dilakukakan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
2. Komunikasi 1. Menyampaikan pendapat tidak disertai dengan argument.
2. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang kurang baik.
3. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang baik.
4. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang sangat baik.
3. Disiplin 1. Tidak mengikuti proses pembelajaran.
2. Mengikuti proses pembelajaran tetapi datang terlambat > 15 menit.
3. Mengikuti proses pembelajaran tetapi datang terlambat < 15 menit.
4. Mengikuti proses pembelajaran tepat waktu.
Keterangan :
Skor 1 Sangat Kurang
Skor 2 Kurang
Skor 3 Cukup
Skor 4 Baik
Skor 5 Sangat Baik
Nilai Akhir : Jumlah Nilai * 100
20
145
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Psikomotor
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTOR
Nama Kelompok :
Kelas/Semester :
Berilah tanda check list (√) pada pilihan 1, 2, atau 3 berdasarkan pekerjaan siswa dalam
pembelajaran di kelas!
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan Bertanya
2 Keterampilan Mengkomunikasikan
/Mempresentasikan
3 Pembuatan Tugas
Rubrik Penilaian Psikomotor
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan Bertanya Bertanya hanya
sekedar bicara
dan tidak
antusias
Bertanya tidak
sesuai dengan
pembahasan dan
antusias
Bertanya sesuai
dengan materi
yang dibahas da
antusias
2 Keterampilan
Mengkomunikasikan
/Mempresentasikan
Presentasi hasil
diskusi tidak
jelas dan tanpa
argumentasi
Presentasi hasil
diskusi kurang
jelas dengan
argumentasi yang
kurang baik
Presentasi hasil
diskusi jelas
dengan
argumentasi
yang baik
3 Pembuatan Tugas Tugas tidak
lengkap
Tugas lengkap
tetapi kurang rapi
Data lengkap
dan rapi
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Nilai Akhir : Jumlah Nilai * 100
9
146
Lampiran B.2.b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Oleh : Leilyana Purnamasari - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Konsep : Eubacteria
Sub Konsep : Peranan Eubacteria
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalakan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek, dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
147
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.4.2 Melakukan kegiatan proyek untuk menunjukkan peranan Eubacteria yang
menguntungkan dalam kehidupan manusia.
4.4.3 Membuat laporan tertulis berdasarkan kegiatan proyek yang telah dilakukan.
4.4.4 Menyajikan laporan hasil pengamatan secara lisan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggali/meneliti; kaji pustaka; berdiskusi; kerja kelompok; eksperimen
peserta didik dapat :
1. Siswa dapat memperjelas peranan Eubacteria yang terlibat dalam kegiatan proyek
pembuatan Yoghurt.
2. Siswa dapat menciptakan produk Yoghurt sesuai dengan peran pemanfaatan
Eubacteria.
3. Siswa dapat membuat laporan tertulis mengenai kegiatan proyek pembuatan Yoghurt.
4. Siswa dapat menyajikan laporan hasil kegiatan proyek pembuatan Yoghurt secara lisan.
D. Materi Ajar
Eubacteria umumnya disebut bakteri saja atau kuman atau basil. Bakteri
merupakan salah satu dari dua kelompok besar prokariot (sel yang inti selnya tidak
memiliki membran inti). Beberapa Bakteri memiliki peranan menguntungkan dan
merugikan bagi kehidupan manusia.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran perhatikanlah peta konsep berikut!
contohnya
Clostridium botulinum
berdampak
Peranan Eubacteria
Bakteri Menguntungkan
dibagi menjadi
Bakteri Merugikan
Lactobacillus bulgaricus
berperan dalam
148
Beberapa contoh peranan jenis Bakteri lain yang menguntungkan beserta produk
yang dihasilkan atau kegunaannya antara lain: (1) Acetobacter xylinum, dipergunakan
dalam pembuatan Nata de coco (2) Acetobacter, dimanfaatkan untuk mengubah air cuka
menjadi Alkohol dan Alkohol menjadi Asam Cuka dan (3) Lactobacillus casei,
dipergunakan dalam pembuatan Keju. Sedangkan Beberapa contoh jenis bakteri yang
merugikan beserta dampak yang dihasilkannya antara lain: (1) Pseudomonas, mampu
membentuk asam bongkrek yang bersifat racun pada tempe bongkrek (2) Bacillus
anthracis, penyebab penyakit antrak pada hewan ternak dan (3) Xanthomonas campestris,
penyebab penyakit pada tanaman kubis.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Presentasi dan Eksplanasi
Metode : Tanya jawab, Kajian pustaka, Diskusi kelompok dan Presentasi
kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media:
Laptop, LCD, video tentang pembuatan Yoghurt.
2. Alat/Bahan:
Alat dan bahan sesuai kebutuhan praktikum
3. Sumber Belajar:
Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X (Erlangga),
Internet (http://www.youtube.com),
Foto/gambar (http://google.com),
Powerpoint tentang proses pembuatan Yoghurt.
Pembuatan Yoghurt Racun pada Makanan
Bagan 1.1 Peta Konsep Peranan Eubacteria
149
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 2
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal
Salam dan doa
Pengkondisian kelas, Absensi
Apersepsi, Motivasi
Penyampaian tujuan pembelajaran
10 Menit
b. Kegiatan Inti
20 Menit
15 Menit
15 Menit
25 Menit
40 Menit
Aktivitas Guru
1. Mengamati
Meminta siswa untuk mengumpulkan
Laporan Pemanfaatan Peran Bakteri
Melalui Pembuatan Yoghurt
Memeriksa Laporan Pemanfaatan Peran
Bakteri Melalui Pembuatan Yoghurt
2. Menanya
Memotivasi siswa untuk bertanya hal
yang belum dipahami mengenai sub
konsep peranan Eubacteria/Bakteri
3. Eksplorasi
Membimbing siswa mengumpulkan
informasi (literatur/teks) mengenai
pembuatan Yoghurt sebagai produk
hasil pemanfaatan peran bakteri melalui
internet sebagai penguatan materi
4. Mengasosiasi
Memberikan penilaian atas Laporan
Pemanfaatan Peran Bakteri Melalui
Pembuatan Yoghurt
5. Mengkomunikasi
Memberikan kesempatan pada tiap-tiap
kelompok untuk mempresentasikan
secara lisan Laporan Pemanfaatan
Peran Bakteri Melalui Pembuatan
Yoghurt dalam bentuk media PPT
Memperkuat dan meluruskan
argumentasi yang disampaikan oleh
Aktivitas Siswa
1. Mengamati
Mengumpulkan Laporan Pemanfaatan
Peran Bakteri Melalui Pembuatan
Yoghurt
2. Menanya
Menanyakan hal yang belum dipahami
mengenai sub konsep peranan
Eubacteria/Bakteri
3. Eksplorasi
Mengumpulkan informasi
(literatur/teks) tentang pembuatan
Yoghurt sebagai produk hasil
pemanfaatan peran bakteri melalui
internet sebagai penguatan materi
4. Mengasosiasi
Memberikan pendapat terhadap
penilaian atas Laporan Pemanfaatan
Peran Bakteri Melalui Pembuatan
Yoghurt
5. Mengkomunikasi
Mempresentasikan secara lisan Laporan
Pemanfaatan Peran Bakteri Melalui
Pembuatan Yoghurt dalam bentuk
media PPT dan kelompok lain
menanggapi dengan memberikan
komentar/pertanyaan
150
Pertemuan 2
Alokasi Waktu: 3 x 45 Menit Waktu
siswa
c. Penutup
Evaluasi
Memberikan evaluasi mengenai materi pembelajaran melalui pertanyaan seperti
contoh:
“Sebutkan secara berurutan langkah-langkah dalam pembuatan Yoghurt?”
“Mengapa dalam pembuatan yoghurt perlu adanya penambahan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt?”
“Mengapa dalam pembuatan Yoghurt perlu dilakukan steriliasi alat terlebih
dahulu?”
“Mengapa dalam pembuatan Yoghurt perlu dilakukan tahapan pasteurisasi susu
terlebih dahulu?”
Refleksi/umpan balik
Salam dan Doa
Meminta siswa agar mempersiapkan diri untuk melakukan posttest (pertemuan
akhir)
10 Menit
H. Penilaian
Jenis Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/Pedoman
Penskoran
Penilaian Kognitif:
Pengetahuan Prosedural Uraian Terlampir
Penilaian Afektif: Sikap Daftar cek atau skala penilaian yang
disertai rubrik Terlampir
Penilaian Psikomotor Daftar cek atau skala penilaian yang
disertai rubrik Terlampir
Jakarta, Oktober 2015
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa
Pipih Priyatna S.Pd Leilyana Purnamasari
NIP. 19690421 199301 2 001 NIM. 1111 0161 000 12
151
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kognitif
No Pertanyaan Tes Lisan Kunci Jawaban Skor
1 Sebutkan secara
berurutan langkah-
langkah dalam
pembuatan Yoghurt?
Langkah-langkah pembuatan Yoghurt secara
berurutan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu.
Pasteurisasi susu dapat dengan
memanaskan susu hingga 73o C selama 15
menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang
dimaksud ialah menambahkan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt sebagai salah satu
peran pemanfaatan Bakteri kedalam susu
yang sudah di pasteurisasi dengan
perbandingan 2-3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah
dikulturkan dikemas dalam wadah yang
steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang
sudah dikulturkan dalam suhu 45o C
selama 8 jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan Yoghurt
pada suhu dingin.
5
2 Mengapa dalam
pembuatan yoghurt
perlu adanya tahapan
penambahan Yoghurt
starter/Bibit yoghurt?
Karena Yoghurt starter/Bibit yoghurt
mengandung Bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus yang berperan dalam proses
fermentasi. Lactobacillus bulgaricus lebih
berperan pada pembentukan aroma yoghurt,
sedangkan Streptococcus thermophilus lebih
berperan pada pembentukan citarasa Yoghurt.
5
3 Mengapa dalam
pembuatan Yoghurt
perlu dilakukan tahapan
steriliasi alat terlebih
dahulu?
Steriliasi alat yang dilakukan bertujuan untuk
membunuh semua jasad renik semisal spora
bakteri yang mungkin terdapat pada alat-alat
yang akan dipergunakan dalam pembuatan
Yoghurt.
5
4 Mengapa dalam
pembuatan Yoghurt
perlu dilakukan tahapan
pasteurisasi susu
terlebih dahulu?
Tahapan pasteurisasi susu yang dilakukan
dalam pembuatan Yoghurt bertujuan untuk
membunuh mikroba patogen dan mereduksi
sebagian besar mikroba pembusuk dan enzim
yang dapat mengganggu proses fermentasi.
5
152
Total Skor 20*5 = 100
153
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP
No. Nama Siswa
Indikator Penilaian
Jumlah Nilai Nilai Akhir Kerjasama Komunikasi Disiplin
1.
2.
3.
Rubrik Penilaian Sikap
No. Indikator
penilaian Aturan Penilaian
1. Kerjasama 1. Tidak mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
2. Kurang mampu bekerjasama dengan baik selama kerja/diskusi
kelompok.
3. Kerjasama dilakukan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
4. Kerjasama dilakukakan dengan baik selama kerja/diskusi kelompok.
2. Komunikasi 1. Menyampaikan pendapat tidak disertai dengan argument.
2. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang kurang baik.
3. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang baik.
4. Menyampaikan pendapat disertai dengan argument yang sangat baik.
3. Disiplin 1. Tidak mengikuti proses pembelajaran.
2. Mengikuti proses pembelajaran tetapi datang terlambat > 15 menit.
3. Mengikuti proses pembelajaran tetapi datang terlambat < 15 menit.
4. Mengikuti proses pembelajaran tepat waktu.
Keterangan :
Skor 1 Sangat Kurang
Skor 2 Kurang
Skor 3 Cukup
Skor 4 Baik
Skor 5 Sangat Baik
Nilai Akhir : Jumlah Nilai * 100
20
154
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Psikomotor
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTOR
Nama Kelompok :
Kelas/Semester :
Berilah tanda check list (√) pada pilihan 1, 2, atau 3 berdasarkan pekerjaan siswa dalam
pembelajaran di kelas!
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan Bertanya
2 Keterampilan Mengkomunikasikan
/Mempresentasikan
3 Pembuatan Tugas
Rubrik Penilaian Psikomotor
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Keterampilan Bertanya Bertanya hanya
sekedar bicara
dan tidak
antusias
Bertanya tidak
sesuai dengan
pembahasan dan
antusias
Bertanya sesuai
dengan materi
yang dibahas da
antusias
2 Keterampilan
Mengkomunikasikan
/Mempresentasikan
Presentasi hasil
diskusi tidak
jelas dan tanpa
argumentasi
Presentasi hasil
diskusi kurang
jelas dengan
argumentasi yang
kurang baik
Presentasi hasil
diskusi jelas
dengan
argumentasi
yang baik
3 Pembuatan Tugas Tugas tidak
lengkap
Tugas lengkap
tetapi kurang rapi
Data lengkap
dan rapi
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Nilai Akhir : Jumlah Nilai * 100
9
Lampiran B.3.a
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SISWA
Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan jika indikator pengetahuan prosedural siswa dalam pembelajaran proyek ini muncul
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Indikator
Pengetahuan
Prosedural* Aspek yang Dinilai
Pelaksanaan Persentase
(%)
Persentase
Rata-rata
(%) (1) (2) (3)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Menentukan
Pertanyaan
Mendasar
√ a. Mengajukan
pertanyaan √ √ √ √ √ 80 80
Menyusun
Perencanaan
Proyek
√ a. Merancang
kegiatan proyek √ √ √ √ √ 100
100
√ b. Menentukan
alat/bahan √ √ √ √ √ 100
Menyusun
Jadwal √
a. Membuat
timeline dan
deadline untuk
menyelesaikan
proyek
√ √ √ √ √ 100 100
Memantau
Proyek
√
a. Melaksanakan
penyelesaian
kegiatan proyek
√ √ √ √ √ 100
92
√
b. Menggunakan
tahapan yang
tepat dan
berurutan dalam
kegiatan proyek
√ √ √ √ √ 100
√
c. Menggunakan
alat/bahan dalam
kegiatan proyek
√ √ √ √ √ 100
√ d. Mengetahui
bagaimana cara √ √ √ √ √ 80
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Indikator
Pengetahuan
Prosedural* Aspek yang Dinilai
Pelaksanaan Persentase
(%)
Persentase
Rata-rata
(%) (1) (2) (3)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
menggunakan
alat/bahan dalam
kegiatan proyek
√
e. Mengetahui
alasan mengapa
menggunakan
alat/bahan
√ √ √ √ √ 80
Menguji
Hasil
√
a. Memberikan
pendapat
terhadap
penilaian yang
dilakukan oleh
guru
√ √ √ √ √ 80
90
√
b. Membuat alasan
jika hasil dari
proyek kurang
memuaskan atau
gagal
√ √ √ √ √ 100
Meng-
evaluasi
Pengalaman √
a. Mengungkapkan
perasaan dan
pengalaman
terhadap
kegiatan proyek
yang telah
dilakukan
√ √ √ √ √ 80
87
√
b. Memberikan
solusi terhadap
hasil proyek
yang telah
√ √ √ √ √ 80
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Indikator
Pengetahuan
Prosedural* Aspek yang Dinilai
Pelaksanaan Persentase
(%)
Persentase
Rata-rata
(%) (1) (2) (3)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
dilakukan untuk
memberbaiki
kinerja
√
c. Menemukan
temuan baru
terhadap
permasalahan
yang diajukan
pada tahap
pertama
pembelajaran
selama kegiatan
proyek
berlangsung
√ √ √ √ √ 100
Keterangan:
1. Ya = Lebih atau sama dengan 50% dalam satu kelompok melakukkan hal tersebut, jika kelompok terdiri 6 anggota maka minimal 3 anggota
kelompok melakukan hal tersebut.
2. Tidak = Kurang dari 50% dalam satu kelompok yang melakukan hal tersebut. Jika kelompok terdiri 6 anggota maka minimal 2 anggota kelompok
melakukan hal tersebut.
*Indikator Pengetahuan Prosedural oleh Anderson & Karthwohl:
(1) Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu
(2) Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
(3) Pengetahuan atas kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
Jakarta, Oktober 2015
Observer
Lampiran B.3.b
RUBRIK LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SISWA
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” jika unjuk kerja yang dinyatakan sesuai dan benar, atau pada kolom “Tidak” jika unjuk kerja yang dinyatakan
tidak sesuai dengan yang ditentukan atau tidak muncul sama sekali
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Aspek yang Dinilai Keterangan
Menentukan
Pertanyaan
Mendasar
a. Mengajukan pertanyaan
Ya, Jika siswa bertanya setelah guru menjelaskan atau adanya timbal balik antara siswa
dengan guru
Tidak, Jika siswa tidak bertanya atau bersifat pasif
Menyusun
Perencanaan
Proyek
a. Merancang kegiatan proyek Ya, Jika siswa merancang kegiatan proyek yang ditugaskan oleh guru
Tidak, Jika siswa tidak merancang kegiatan proyek yang ditugaskan oleh guru
b. Menentukan alat/bahan
Ya, Jika siswa mampu menentukan alat/bahan yang akan mereka gunakan dalam
kegiatan proyek dengan tepat
Tidak, Jika siswa tidak mampu/salah menentukan alat/bahan
Menyusun Jadwal
a. Membuat timeline dan
deadline untuk
menyelesaikan proyek
Ya, Jika siswa mampu membuat timeline dan deadline untuk menyelesaikan proyek agar
kegiatan proyek terencana dengan baik
Tidak, Jika siswa tidak membuat timeline dan deadline untuk menyelesaikan proyek
Memantau Proyek
a. Melaksanakan penyelesaian
proyek
Ya, Jika siswa melaksanakan penyelesaian proyek dengan tepat waktu
Tidak, Jika siswa tidak melaksanakan penyelesaian proyek dengan tepat waktu
b. Menggunakan tahapan yang
tepat dan berurutan dalam
kegiatan proyek
Ya, Jika siswa menggunakan tahapan yang tepat dan berurutan dalam proses kegiatan
proyek
Tidak, Jika siswa tidak menggunakan tahapan yang tepat dan berurutan dalam proses
kegiatan proyek
c. Menggunakan alat/bahan
dalam kegiatan proyek
Ya, Jika siswa menggunakan alat/bahan yang tepat dalam proses kegiatan proyek
Tidak, Jika siswa menggunakan alat/bahan yang kurang/tidak tepat dalam proses
kegiatan proyek
d. Mengetahui bagaimana cara
memakai alat/bahan dalam
kegiatan proyek
Ya, Jika siswa mampu menggunakan alat dengan benar
Tidak, Jika siswa tidak mampu/salah menggunakan alat
Model
Pembelajaran
Berbasis Proyek
Aspek yang Dinilai Keterangan
e. Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
Ya, Jika siswa mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
Tidak, Jika siswa tidak mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
Menguji Hasil
a. Memberikan pendapat
terhadap penilaian yang
dilakukan oleh guru
Ya, Jika siswa memberikan pendapat terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru atau
adanya timbal balik antara siswa dengan guru
Tidak, Jika siswa tidak memberikan pendapat terhadap penilaian yang dilakukan oleh
guru atau adanya tidak ada interaksi timbal balik antara siswa dengan guru
b. Membuat alasan jika hasil
dari proyek tersebut kurang
memuaskan atau gagal
Ya, jika siswa memberikan alasan jika hasil dari proyek tersebut kurang memuaskan
atau gagal
Tidak, jika siswa tidak memberikan alasan jika hasil dari proyek tersebut kurang
memuaskan atau gagal
Mengevaluasi
Pengalaman
a. Mengungkapkan perasaan
dan pengalaman terhadap
kegiatan proyek yang telah
dilakukan
Ya, jika siswa mengungkapkan perasaan dan pengalaman terhadap kegiatan proyek yang
telah dilakukan
Tidak, jika siswa tidak mengungkapkan perasaan dan pengalaman terhadap kegiatan
proyek yang telah dilakukan
b. Memberikan solusi terhadap
hasil proyek yang telah
dilakukan untuk
memberbaiki kinerja
Ya, jika siswa memberikan solusi terhadap hasil proyek yang telah dilakukan untuk
memberbaiki kinerja
Tidak, jika siswa tidak memberikan solusi terhadap hasil proyek yang telah dilakukan
untuk memberbaiki kinerja
c. Menemukan temuan baru
terhadap permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama
pembelajaran selama
kegiatan proyek berlangsung
Ya, jika siswa menemukan temuan baru terhadap permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran selama proses kegiatan proyek berlangsung
Tidak, jika siswa tidak menemukan temuan baru terhadap permasalahan yang diajukan
pada tahap pertama pembelajaran selama proses kegiatan proyek berlangsung
161
Lampiran B.4.a
Petunjuk Pengisian Lembar Kerja Siswa!
1. Tulislah identitas kelompok pada kolom yang telah disediakan.
2. Lakukanlah praktikum sesuai dengan langkah-langkah kerja tertulis.
3. Jawablah pertanyaan diskusi dengan jawaban yang anda anggap benar.
4. Jangan lupa membaca do' a di awal dan akhir mengerjakan praktikum.
5. Semoga sukses.
Nama Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan
1. Melatih keterampilan siswa dalam membuat Yoghurt
2. Mengetahui peranan Eubacteria/Bakteri dalam proses fermentasi Yoghurt
B. Setting Praktikum
Waktu :
Tempat :
Judul Praktikum :
C. Alat dan Bahan Membuat Yoghurt
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
8. LEMBAR KERJA
SISWA Pembuatan Yoghurt - Peranan Eubacteria
162
D. Langkah Kerja Pembuatan Yoghurt
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu. Pasteurisasi susu dapat dengan memanaskan susu
hingga 73o C selama 15 menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang dimaksud ialah menambahkan bibit yoghurt
sebagai salah satu peran pemanfaatan Bakteri kedalam susu yang sudah di pasteurisasi
dengan perbandingan 2-3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah dikulturkan dikemas dalam wadah yang steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang sudah dikulturkan dalam suhu 45o C selama 8
jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan yoghurt pada suhu dingin.
E. Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan diatas?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. Tulis dan jelaskan secara berurutan langkah-langkah kerja dalam pembuatan Yoghurt!
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. Mengapa setelah diberikan Yoghurt starter/Bibit yoghurt, susu memiliki rasa yang
berbeda dibandingkan dengan rasa awal yang cenderung manis? Proses apakah yang
terjadi? Jelaskan!
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
4. Berilah saran yang tepat untuk masyarakat dalam memilih Yoghurt yang baik!
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
5. Cobalah buat inovasi makanan/minuman berbahan Yoghurt yang sekiranya disukai
semua lapisan masyarakat!
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
163
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK
1. Waktu 90 menit
2. Pembelajaran Siswa Selama kegiatan ini berlangsung, siswa akan mampu :
Merancang praktikum pemanfaatan bakteri melalui pembuatan Yoghurt
Memperjelas peranan bakteri yang terlibat dalam pembuatan Yoghurt
3. Sub Konsep
Peranan Eubacteria
4. Jenis Kegiatan
Menciptakan produk Yoghurt sesuai dengan peran pemanfaatan bakteri
5. Materi
Per-kelas Per-siswa Per-kelompok
- Mengajukan format
rancangan kegiatan
proyek
- Mengakses internet
- Melaporkan hasil
kegiatan proyek
- Mempresentasikan hasil
kegiatan proyek
- Membuat pameran
sederhana terkait produk
yang dihasilkan
164
Nama Kelompok :
Nama Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
PROPOSAL
Kemungkinan Judul :
Tujuan :
STRATEGI KERJA
Hipotesis :
Referensi :
SUMBER DAN BATASAN
Lokasi Praktikum :
Alat dan Bahan :
Biaya :
Waktu :
Antisipasi problem :
BATAS PENYERAHAN
Praktikum berakhir pada :
Penyerahan berakhir pada :
RANCANGAN KEGIATAN PROYEK
Lampiran B.4.b
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI LEMBAR KERJA SISWA
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1. Kesimpulan yang dapat saya peroleh dari percobaan diatas adalah
bahwa Bakteri memiliki peranan positif bagi kehidupan,
hal tersebut telah saya buktikan melalui praktikum pembuatan
Yoghurt dimana Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus berperan dalam proses fermentasi
pembuatan Yoghurt.
a. Jika menuliskan kesimpulan berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan
b. Jika menuliskan kesimpulan, tetapi tidak berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan
c. Jika tidak menjawab/salah
2
1
0
2. Langkah-langkah pembuatan Yoghurt secara berurutan adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Tahap Pasteurisasi/Sterilisasi susu. Pasteurisasi susu dapat
dengan memanaskan susu hingga 73o C selama 15 menit.
3. Tahap Kulturisasi. Kulturisasi yang dimaksud ialah
menambahkan Yoghurt starter/Bibit yoghurt sebagai salah satu
peran pemanfaatan Bakteri kedalam susu yang sudah di
pasteurisasi dengan perbandingan 2-3% dari jumlah susu.
4. Tahap Pengemasan. Susu yang telah dikulturkan dikemas
dalam wadah yang steril.
5. Tahap Inkubasi. Hangatkan susu yang sudah dikulturkan dalam
suhu 45o C selama 8 jam.
6. Tahap Pendinginan. Dinginkan Yoghurt pada suhu dingin.
a. Jika mampu menuliskan langkah-langkah secara urut dan
berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
b. Jika mampu menuliskan langkah-langkah secara urut, tetapi
kurang berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
c. Jika tidak mampu menuliskan langkah-langkah secara urut,
tetapi berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
d. Jika tidak mampu menuliskan langkah-langkah secara urut dan
tidak berkaitan dengan peran pemanfaatan bakteri
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
3. Hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas dari Bakteri asam
laktat Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Dalam proses fermentasi,
Bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus akan menyantap gula (laktosa) yang terdapat di
a. Jika menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit
Yoghurt dan menjelaskan proses fermentasi dengan tepat
b. Jika tidak menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam
bibit Yoghurt tetapi menjelaskan proses fermentasi dengan
tepat, atau sebaliknya
4
3
dalam susu, akibatnya susu menjadi kental dan menggumpal,
asam laktat akan dihasilkan dari proses tersebut dan asam laktat
inilah yang akan memberikan aroma dan citarasa khas yang tajam
pada Yoghurt serta melindungi susu agar tidak rusak.
c. Jika menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam bibit
Yoghurt dan menjelaskan proses fermentasi, tetapi kurang tepat
d. Jika hanya menuliskan nama bakteri yang terkandung dalam
bibit Yoghurt atau menjelaskan proses fermentasi saja
e. Tidak menjawab/salah
2
1
0
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan membeli
Yoghurt di pasaran:
1. Memilih Yoghurt dengan tekstur kental.
2. Memilih Yoghurt yang disimpan di suhu dingin, Yoghurt yang
disimpan di luar biasanya sudah disterilkan dan tidak
mengandung Bakteri hidup.
3. Mencermati label dengan seksama dan sesuaikan dengan
kebutuhan.
4. Memeriksa jumlah kandungan gula dan karbohidrat, kadar
lemak Yoghurt tergantung pada bahan baku susu yang dipakai.
5. Mencermati tanggal kadaluarsa yang tercantum pada kemasan.
a. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat dan terkait dengan
kasus
b. Jika langkah-langkah yang dipilih tepat, tetapi kurang berkaitan
dengan kasus
c. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat, tetapi berkaitan
dengan kasus
d. Jika langkah-langkah yang dipilih kurang tepat dan tidak
berkaitan dengan kasus
e. Jika tidak menjawab/salah
4
3
2
1
0
5. Hampir semua orang menyukai Puding. Atas dasar inilah saya
ingin membuat Puding Yoghurt dengan aneka rasa buah.
Langkah-langkah pembuatan Puding Yoghurt rasa buah jeruk
antara lain:
- Masak susu, gula, dan agar-agar hingga mendidih.
- Tuang yoghurt dan air jeruk. Aduk.
- Tuang ke loyang. Dinginkan.
- Setelah dingin, puding siap dipotong dan disantap dengan
fruit cocktail agar lebih nikmat.
a. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri, inovatif, dan
sekiranya akan disukai masyarakat luas
b. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri, inovatif, tetapi
kurang menjual di kalangan masyarakat luas
c. Jika produk yang dibuat berdasarkan ide sendiri atau inovatif
dan sekiranya akan disukai masyarakat luas
d. Jika produk yang dibuat tidak berdasarkan ide sendiri, tidak
inovatif dan kurang disukai masyarakat luas
e. Jika tidak menjawab
4
3
2
1
0
167
Lampiran C.1
Data Skor Tes Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
No Skor Test
Pretest Postest
X1 28 75
X2 42 75
X3 42 78
X4 28 64
X5 68 82
X6 39 54
X7 29 68
X8 54 86
X9 57 68
X10 32 46
X11 39 64
X12 32 50
X13 36 71
X14 36 82
X15 39 46
X16 36 57
X17 54 82
X18 61 64
X19 57 68
X20 36 71
X21 61 71
X22 46 68
X23 50 54
X24 46 61
X25 46 50
X26 43 54
X27 50 75
X28 42 54
X29 46 64
X30 32 78
168
Data Skor Tes Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen
No Skor Test
Pretest Postest
X1 39 78
X2 42 68
X3 46 93
X4 43 78
X5 46 82
X6 43 86
X7 68 93
X8 43 68
X9 32 71
X10 36 50
X11 39 78
X12 32 57
X13 43 86
X14 43 86
X15 39 75
X16 46 89
X17 39 82
X18 32 61
X19 50 75
X20 39 68
X21 29 68
X22 39 78
X23 29 50
X24 68 93
X25 54 89
X26 28 57
X27 57 78
X28 39 75
X29 54 82
X30 28 54
169
Lampiran C.1.a
Data Hasil Penelitian Skor Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
Nomor Responden Nilai
X1 28
X2 42
X3 42
X4 28
X5 68
X6 39
X7 29
X8 54
X9 57
X10 32
X11 39
X12 32
X13 36
X14 36
X15 39
X16 36
X17 54
X18 61
X19 57
X20 36
X21 61
X22 46
X23 50
X24 46
X25 46
X26 43
X27 50
X28 42
X29 46
X30 32
176
Lampiran C.1.b
Uji Normalitas Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
X1 28 -1,46207803 0,071859914 0,06 0,011859914
X2 28 -1,46207803 0,071859914 0,06 0,011859914
X3 29 -1,368154388 0,085631878 0,1 -0,014368122
X4 32 -1,086383461 0,138654688 0,2 -0,061345312
X5 32 -1,086383461 0,138654688 0,2 -0,061345312
X6 32 -1,086383461 0,138654688 0,2 -0,061345312
X7 36 -0,710688893 0,238638522 0,33 -0,091361478
X8 36 -0,710688893 0,238638522 0,33 -0,091361478
X9 36 -0,710688893 0,238638522 0,33 -0,091361478
X10 36 -0,710688893 0,238638522 0,33 -0,091361478
X11 39 -0,428917966 0,333991463 0,43 -0,096008537
X12 39 -0,428917966 0,333991463 0,43 -0,096008537
X13 39 -0,428917966 0,333991463 0,43 -0,096008537
X14 42 -0,147147039 0,441507981 0,53 -0,088492019
X15 42 -0,147147039 0,441507981 0,53 -0,088492019
X16 42 -0,147147039 0,441507981 0,53 -0,088492019
X17 43 -0,053223397 0,478776957 0,57 -0,091223043
X18 46 0,228547529 0,590389695 0,7 -0,109610305
X19 46 0,228547529 0,590389695 0,7 -0,109610305
X20 46 0,228547529 0,590389695 0,7 -0,109610305
X21 46 0,228547529 0,590389695 0,7 -0,109610305
X22 50 0,604242098 0,727158652 0,77 -0,042841348
X23 50 0,604242098 0,727158652 0,77 -0,042841348
X24 54 0,979936667 0,836441309 0,83 0,006441309
X25 54 0,979936667 0,836441309 0,83 0,006441309
X26 57 1,261707593 0,896472988 0,9 -0,003527012
X27 57 1,261707593 0,896472988 0,9 -0,003527012
X28 61 1,637402162 0,949226767 0,97 -0,020773233
X29 61 1,637402162 0,949226767 0,97 -0,020773233
X30 68 2,294867657 0,989129645 1 -0,010870355
177
Mean
Mean = 43,56666667
= 43,56
Simpangan Baku (SD)
SD = 10,64694657
= 10,65
Varians (S2)
S2 = SD
2
= 10,652 = 113,42
Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas diperoleh L0 sebesar 0,011859914 = 0,0119. sedangkan dengan
jumlah sampel sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel atau 0,0119 < 0,1610 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
178
Lampiran C.1.c
Data Hasil Penelitian Nilai Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen
Nomor Responden Nilai
X1 39
X2 42
X3 46
X4 43
X5 46
X6 43
X7 68
X8 43
X9 32
X10 36
X11 39
X12 32
X13 43
X14 43
X15 39
X16 46
X17 39
X18 32
X19 50
X20 39
X21 29
X22 39
X23 29
X24 64
X25 54
X26 28
X27 57
X28 39
X29 54
X30 28
187
Lampiran C.1.d
Uji Normalitas Pretest Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
X1 28 -1,36796455 0,085661586 0,06 0,025661586
X2 28 -1,36796455 0,085661586 0,06 0,025661586
X3 29 -1,271402346 0,101792774 0,13 -0,028207226
X4 29 -1,271402346 0,101792774 0,13 -0,028207226
X5 32 -0,981715736 0,163119955 0,23 -0,066880045
X6 32 -0,981715736 0,163119955 0,23 -0,066880045
X7 32 -0,981715736 0,163119955 0,23 -0,066880045
X8 36 -0,595466922 0,275765702 0,27 0,005765702
X9 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X10 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X11 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X12 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X13 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X14 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X15 39 -0,305780311 0,37988596 0,5 -0,12011404
X16 42 -0,016093701 0,49357982 0,53 -0,03642018
X17 43 0,080468503 0,532067677 0,7 -0,167932323
X18 43 0,080468503 0,532067677 0,7 -0,167932323
X19 43 0,080468503 0,532067677 0,7 -0,167932323
X20 43 0,080468503 0,532067677 0,7 -0,167932323
X21 43 0,080468503 0,532067677 0,7 -0,167932323
X22 46 0,370155114 0,64436654 0,8 -0,15563346
X23 46 0,370155114 0,64436654 0,8 -0,15563346
X24 46 0,370155114 0,64436654 0,8 -0,15563346
X25 50 0,756403928 0,775296473 0,83 -0,054703527
X26 54 1,142652742 0,873408601 0,9 -0,026591399
X27 54 1,142652742 0,873408601 0,9 -0,026591399
X28 57 1,432339352 0,923976637 0,93 -0,006023363
X29 68 2,494523591 0,993693683 1 -0,006306317
X30 68 2,494523591 0,993693683 1 -0,006306317
188
Mean
Mean = 42,16666667
= 42,16
Simpangan Baku (SD)
SD = 10,35601885
= 10,36
Varians (S2)
S2 = SD
2
= 10,362 = 107,33
Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas diperoleh L0 sebesar 0,025661586 = 0,0257. sedangkan dengan
jumlah sampel sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel atau 0,0257 < 0,1610 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
189
Lampiran C.1.e
Uji Homogenitas Pretest Pengetahuan Prosedural
Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Hipotesis
H0 = Data sampel kedua variabel bersifat homogen
Ha = Data sampel kedua variabel tidak bersifat homogen
b. Membagi data menjadi dua kelompok.
c. Mencari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya.
d. Menentukan Fhitung dengan rumus:
e. Menentukan kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti data sampel bersifat
homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, berarti data sampel tidak bersifat homogen.
Dari langkah-langkah diatas diperoleh:
1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil), diperoleh :
Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29
Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29
2. Menentukan nilai Fhitung:
Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalah varians dari
kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen, maka Vb = 113,42 dan
Vk =107,33
Maka,
3. Menentukan nilai Ftabel:
Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 0,05 didapat Ftabel = 1,85.
Dengan demikian 1,06 < 1,85, maka data sampel bersifat homogen.
190
Lampiran C.1.f
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Pretest Pengetahuan Prosedural
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah
perhitungan:
1. Merumuskan hipotesis
H0 : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2
Keterangan:
1 = Rata-rata pretest siswa kelompok eksperimen
2 = Rata-rata pretest siswa kelompok kontrol
2. Menentukan kriteria pengujian:
H0 ditolak jika thitung > ttabel dan H0 diterima jika thitung < ttabel
3. Menentukan uji statistik dengan rumus:
dengan
Keterangan:
= Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok eksperimen
= Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok kontrol
SDg = Nilai simpangan baku gabungan
n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol
191
Maka,
4. Menentukan ttabel
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh thitung sebesar -0,54 dengan derajat
kebebasan/dk sebesar (n1 + n2) - 2 = (30 + 30) - 2 = 58 diperoleh ttabel pada taraf signifikasi
0,05 sebesar 2,00. Maka dapat dilihat bahwa thitung < ttabel, karena itu H0 diterima dan Ha
ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata pretest siswa yang
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sama dengan rata-rata siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran presentasi
dan eksplanasi.
192
Lampiran C.2.a
Data Hasil Penelitian Skor Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
Nomor Responden Skor
X1 75
X2 75
X3 78
X4 64
X5 82
X6 54
X7 68
X8 86
X9 68
X10 46
X11 64
X12 50
X13 71
X14 82
X15 46
X16 57
X17 82
X18 64
X19 68
X20 71
X21 71
X22 68
X23 54
X24 61
X25 50
X26 54
X27 75
X28 54
X29 64
X30 78
201
Lampiran C.2.b
Uji Normalitas Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
X1 46 -1,747178176 0,040303218 0,06 -0,019696782
X2 46 -1,747178176 0,040303218 0,06 -0,019696782
X3 50 -1,397742541 0,081095197 0,13 -0,048904803
X4 50 -1,397742541 0,081095197 0,13 -0,048904803
X5 54 -1,048306906 0,147248615 0,27 -0,122751385
X6 54 -1,048306906 0,147248615 0,27 -0,122751385
X7 54 -1,048306906 0,147248615 0,27 -0,122751385
X8 54 -1,048306906 0,147248615 0,27 -0,122751385
X9 57 -0,786230179 0,215866324 0,3 -0,084133676
X10 61 -0,436794544 0,331130178 0,33 0,001130178
X11 64 -0,174717818 0,430650683 0,47 -0,039349317
X12 64 -0,174717818 0,430650683 0,47 -0,039349317
X13 64 -0,174717818 0,430650683 0,47 -0,039349317
X14 64 -0,174717818 0,430650683 0,47 -0,039349317
X15 68 0,174717818 0,569349317 0,6 -0,030650683
X16 68 0,174717818 0,569349317 0,6 -0,030650683
X17 68 0,174717818 0,569349317 0,6 -0,030650683
X18 68 0,174717818 0,569349317 0,6 -0,030650683
X19 71 0,436794544 0,668869822 0,7 -0,031130178
X20 71 0,436794544 0,668869822 0,7 -0,031130178
X21 71 0,436794544 0,668869822 0,7 -0,031130178
X22 75 0,786230179 0,784133676 0,8 -0,015866324
X23 75 0,786230179 0,784133676 0,8 -0,015866324
X24 75 0,786230179 0,784133676 0,8 -0,015866324
X25 78 1,048306906 0,852751385 0,87 -0,017248615
X26 78 1,048306906 0,852751385 0,87 -0,017248615
X27 82 1,397742541 0,918904803 0,97 -0,051095197
X28 82 1,397742541 0,918904803 0,97 -0,051095197
X29 82 1,397742541 0,918904803 0,97 -0,051095197
X30 86 1,747178176 0,959696782 1 -0,040303218
202
Mean
Mean = 66
Simpangan Baku (SD)
SD = 11,44702943
= 11,45
Varians (S2)
S2 = SD
2
= 11,452 = 131,10
Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas diperoleh L0 sebesar 0,001130178 = 0,0011. sedangkan dengan
jumlah sampel sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel atau 0,0011< 0,1610 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
203
Lampiran C.2.c
Data Hasil Penelitian Skor Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen
Nomor Responden Skor
X1 78
X2 68
X3 93
X4 78
X5 82
X6 86
X7 93
X8 68
X9 71
X10 50
X11 78
X12 57
X13 86
X14 86
X15 75
X16 89
X17 82
X18 61
X19 75
X20 68
X21 68
X22 78
X23 50
X24 93
X25 89
X26 57
X27 78
X28 75
X29 82
X30 54
214
Lampiran C.2.d
Uji Normalitas Posttest Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
X1 50 -1,965681635 0,024667699 0,06 -0,035332301
X2 50 -1,965681635 0,024667699 0,06 -0,035332301
X3 54 -1,65033164 0,049437562 0,1 -0,050562438
X4 57 -1,413819144 0,078707506 0,17 -0,091292494
X5 57 -1,413819144 0,078707506 0,17 -0,091292494
X6 61 -1,098469149 0,135999841 0,2 -0,064000159
X7 68 -0,546606658 0,292324497 0,33 -0,037675503
X8 68 -0,546606658 0,292324497 0,33 -0,037675503
X9 68 -0,546606658 0,292324497 0,33 -0,037675503
X10 68 -0,546606658 0,292324497 0,33 -0,037675503
X11 71 -0,310094162 0,378244676 0,37 0,008244676
X12 75 0,005255833 0,502096764 0,47 0,032096764
X13 75 0,005255833 0,502096764 0,47 0,032096764
X14 75 0,005255833 0,502096764 0,47 0,032096764
X15 78 0,241768329 0,59552016 0,63 -0,03447984
X16 78 0,241768329 0,59552016 0,63 -0,03447984
X17 78 0,241768329 0,59552016 0,63 -0,03447984
X18 78 0,241768329 0,59552016 0,63 -0,03447984
X19 78 0,241768329 0,59552016 0,63 -0,03447984
X20 82 0,557118324 0,711276706 0,73 -0,018723294
X21 82 0,557118324 0,711276706 0,73 -0,018723294
X22 82 0,557118324 0,711276706 0,73 -0,018723294
X23 86 0,872468319 0,808523528 0,83 -0,021476472
X24 86 0,872468319 0,808523528 0,83 -0,021476472
X25 86 0,872468319 0,808523528 0,83 -0,021476472
X26 89 1,108980815 0,866280771 0,9 -0,033719229
X27 89 1,108980815 0,866280771 0,9 -0,033719229
X28 93 1,42433081 0,922824634 1 -0,077175366
X29 93 1,42433081 0,922824634 1 -0,077175366
X30 93 1,42433081 0,922824634 1 -0,077175366
215
Mean
Mean = 74,93333333
= 74,93
Simpangan Baku (SD)
SD = 12,68431922
= 12,68
Varians (S2)
S2 = SD
2
= 12,682 = 160,78
Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas diperoleh L0 sebesar 0,032096764 = 0,0321. sedangkan dengan
jumlah sampel sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel atau 0,0321 < 0,1610 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
216
Lampiran C.2.e
Uji Homogenitas Posttest Pengetahuan Prosedural
Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Hipotesis
H0 = Data sampel kedua variabel bersifat homogen
Ha = Data sampel kedua variabel tidak bersifat homogen
b. Membagi data menjadi dua kelompok.
c. Mencari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya.
d. Menentukan Fhitung dengan rumus:
e. Menentukan kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti data sampel bersifat
homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, berarti data sampel tidak bersifat homogen.
Dari langkah-langkah diatas diperoleh:
1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil), diperoleh :
Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29
Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29
2. Menentukan nilai Fhitung:
Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalah varians dari
kelompok eksperimen dan varians terkecil dari kelompok kontrol, maka Vb = 160,1 dan
Vk = 131,1
Maka,
3. Menentukan nilai Ftabel:
Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 0,05 didapat Ftabel = 1,85.
Dengan demikian 1,22 < 1,85, maka data sampel bersifat homogen.
217
Lampiran C.2.f
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Posttest Pengetahuan Prosedural
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah
perhitungan:
1. Merumuskan hipotesis
H0 : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2
Keterangan:
1 = Rata-rata posttest siswa kelompok eksperimen
2 = Rata-rata posttest siswa kelompok kontrol
2. Menentukan kriteria pengujian:
H0 ditolak jika thitung > ttabel dan H0 diterima jika thitung < ttabel
3. Menentukan uji statistik dengan rumus:
dengan
Keterangan:
= Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok eksperimen
= Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok kontrol
SDg = Nilai simpangan baku gabungan
n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol
218
Maka,
4. Menentukan ttabel
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh thitung sebesar 3,02 dengan derajat
kebebasan/dk sebesar (n1 + n2) - 2 = (30 + 30) - 2 = 58 diperoleh ttabel pada taraf
signifikasi 0,05 sebesar 2,00. Maka dapat dilihat bahwa thitung > ttabel, karena itu H0
ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata posttest siswa yang
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih besar daripada rata-rata siswa
yang menggunakan model pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran
presentasi dan eksplanasi.
219
Lampiran C.3.a
Data Skor Tes Pengetahuan Prosedural Kelompok Kontrol
No Skor Test
Pretest Postest N-Gain Kriteria
X1 28 75 0,65 Sedang
X2 42 75 0,57 Sedang
X3 42 78 0,62 Sedang
X4 28 64 0,50 Sedang
X5 68 82 0,44 Sedang
X6 39 54 0,25 Rendah
X7 29 68 0,55 Sedang
X8 54 86 0,70 Sedang
X9 57 68 0,26 Rendah
X10 32 46 0,21 Rendah
X11 39 64 0,41 Sedang
X12 32 50 0,26 Rendah
X13 36 71 0,55 Sedang
X14 36 82 0,72 Tinggi
X15 39 46 0,11 Rendah
X16 36 57 0,33 Sedang
X17 54 82 0,61 Sedang
X18 61 64 0,08 Rendah
X19 57 68 0,26 Rendah
X20 36 71 0,55 Sedang
X21 61 71 0,26 Rendah
X22 46 68 0,41 Sedang
X23 50 54 0,08 Rendah
X24 46 61 0,28 Rendah
X25 46 50 0,07 Rendah
X26 43 54 0,19 Rendah
X27 50 75 0,50 Sedang
X28 42 54 0,21 Rendah
X29 46 64 0,33 Sedang
X30 32 78 0,68 Sedang
Rumus indeks gain menurut Meltzer yaitu:
220
Lampiran C.3.b
Uji Normalitas N-Gain Kelompok Kontrol
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
X1 0,07 -1,577216526 0,057372856 0,03 0,027372856
X2 0,08 -1,527618522 0,06330364 0,1 -0,03669636
X3 0,08 -1,527618522 0,06330364 0,1 -0,03669636
X4 0,11 -1,37882451 0,083974434 0,13 -0,046025566
X5 0,19 -0,982040479 0,163039953 0,17 -0,006960047
X6 0,21 -0,882844471 0,188660155 0,21 -0,021339845
X7 0,21 -0,882844471 0,188660155 0,23 -0,041339845
X8 0,25 -0,684452455 0,246844751 0,27 -0,023155249
X9 0,26 -0,634854451 0,262761673 0,4 -0,137238327
X10 0,26 -0,634854451 0,262761673 0,4 -0,137238327
X11 0,26 -0,634854451 0,262761673 0,4 -0,137238327
X12 0,26 -0,634854451 0,262761673 0,4 -0,137238327
X13 0,28 -0,535658443 0,296097315 0,43 -0,133902685
X14 0,33 -0,287668423 0,386800282 0,5 -0,113199718
X15 0,33 -0,287668423 0,386800282 0,5 -0,113199718
X16 0,41 0,109115609 0,543444603 0,57 -0,026555397
X17 0,41 0,109115609 0,543444603 0,57 -0,026555397
X18 0,44 0,257909621 0,60176167 0,6 0,00176167
X19 0,5 0,555497644 0,71072284 0,67 0,04072284
X20 0,5 0,555497644 0,71072284 0,67 0,04072284
X21 0,55 0,803487664 0,789153538 0,77 0,019153538
X22 0,55 0,803487664 0,789153538 0,77 0,019153538
X23 0,55 0,803487664 0,789153538 0,77 0,019153538
X24 0,57 0,902683672 0,816653098 0,8 0,016653098
X25 0,61 1,101075688 0,864568141 0,83 0,034568141
X26 0,62 1,150673692 0,875066748 0,87 0,005066748
X27 0,65 1,299467704 0,903108265 0,9 0,003108265
X28 0,68 1,448261716 0,926228065 0,93 -0,003771935
X29 0,7 1,547457724 0,939123544 0,97 -0,030876456
X30 0,72 1,646653732 0,95018538 1 -0,04981462
221
Mean
Mean = 0,388
= 0,39
Simpangan Baku (SD)
SD = 0,201621017
= 0,20
Varians (S2)
S2 = SD
2
= 0,202 = 0,04
Perhitungan Uji Normalitas Liliefors N-Gain Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas diperoleh L0 sebesar 0,04072284 = 0,0407. sedangkan dengan
jumlah sampel sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel atau 0,0407 < 0,1610 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
222
Lampiran C.3.c
Data Skor Tes Pengetahuan Prosedural Kelompok Eksperimen
No Skor Test
Pretest Postest N-Gain Kriteria
X1 39 78 0,64 Sedang
X2 42 68 0,45 Sedang
X3 46 93 0,87 Tinggi
X4 43 78 0,61 Sedang
X5 46 82 0,67 Sedang
X6 43 86 0,75 Tinggi
X7 68 93 0,78 Tinggi
X8 43 68 0,44 Sedang
X9 32 71 0,57 Sedang
X10 36 50 0,22 Rendah
X11 39 78 0,64 Sedang
X12 32 57 0,37 Sedang
X13 43 86 0,75 Tinggi
X14 43 86 0,75 Tinggi
X15 39 75 0,59 Sedang
X16 46 89 0,80 Tinggi
X17 39 82 0,70 Tinggi
X18 32 61 0,43 Sedang
X19 50 75 0,50 Sedang
X20 39 68 0,48 Sedang
X21 29 68 0,55 Sedang
X22 39 78 0,64 Sedang
X23 29 50 0,30 Rendah
X24 68 93 0,79 Tinggi
X25 54 89 0,76 Tinggi
X26 28 57 0,40 Sedang
X27 57 78 0,49 Sedang
X28 39 75 0,59 Sedang
X29 54 82 0,61 Sedang
X30 28 54 0,36 Sedang
Rumus indeks gain menurut Meltzer yaitu:
223
Lampiran C.3.d
Uji Normalitas N-Gain Kelompok Eksperimen
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
X1 0,22 -2,2040567 0,013760178 0,03 -0,016239822
X2 0,3 -1,7187598 0,042829058 0,06 -0,017170942
X3 0,36 -1,3547871 0,087742691 0,1 -0,012257309
X4 0,37 -1,294125 0,097811118 0,13 -0,032188882
X5 0,4 -1,1121387 0,133039259 0,17 -0,036960741
X6 0,43 -0,9301524 0,1761461 0,2 -0,0238539
X7 0,44 -0,8694903 0,192289517 0,23 -0,037710483
X8 0,45 -0,8088281 0,209307002 0,27 -0,060692998
X9 0,48 -0,6268418 0,265381466 0,3 -0,034618534
X10 0,49 -0,5661797 0,285635813 0,33 -0,044364187
X11 0,5 -0,5055176 0,306597673 0,37 -0,063402327
X12 0,55 -0,202207 0,419877436 0,4 0,019877436
X13 0,57 -0,0808828 0,467767574 0,43 0,037767574
X14 0,59 0,0404414 0,516129391 0,5 0,016129391
X15 0,59 0,0404414 0,516129391 0,5 0,016129391
X16 0,61 0,1617656 0,56425479 0,57 -0,00574521
X17 0,61 0,1617656 0,56425479 0,57 -0,00574521
X18 0,64 0,343752 0,634483585 0,67 -0,035516415
X19 0,64 0,343752 0,634483585 0,67 -0,035516415
X20 0,64 0,343752 0,634483585 0,67 -0,035516415
X21 0,67 0,5257383 0,700464974 0,7 0,000464974
X22 0,7 0,7077246 0,76044186 0,73 0,03044186
X23 0,75 1,0110352 0,844000205 0,83 0,014000205
X24 0,75 1,0110352 0,844000205 0,83 0,014000205
X25 0,75 1,0110352 0,844000205 0,83 0,014000205
X26 0,76 1,0716973 0,858071992 0,87 -0,011928008
X27 0,78 1,1930215 0,883569527 0,9 -0,016430473
X28 0,79 1,2536836 0,89502149 0,93 -0,03497851
X29 0,8 1,3143457 0,905635059 0,97 -0,064364941
X30 0,87 1,7389805 0,958980905 1 -0,041019095
224
Mean
Mean = 0,583333333
= 0,58
Simpangan Baku (SD)
SD = 0,164847544
= 0,16
Varians (S2)
S2 = SD
2
= 0,162 = 0,03
Perhitungan Uji Normalitas Liliefors N-Gain Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas diperoleh L0 sebesar 0,037767574 = 0,0378. sedangkan dengan
jumlah sampel sebanyak 30 siswa dan pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ltabel sebesar
0,1610. Maka diketahui L0 < Ltabel atau 0,0378 < 0,1610 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal.
225
Lampiran C.3.e
Uji Homogenitas N-Gain
Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Hipotesis
H0 = Data sampel kedua variabel bersifat homogen
Ha = Data sampel kedua variabel tidak bersifat homogen
b. Membagi data menjadi dua kelompok.
c. Mencari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya.
d. Menentukan Fhitung dengan rumus:
e. Menentukan kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti data sampel bersifat
homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, berarti data sampel tidak bersifat homogen.
Dari langkah-langkah diatas diperoleh:
1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil), diperoleh :
Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29
Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29
2. Menentukan nilai Fhitung:
Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalah varians dari
kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen, maka Vb = 0,04 dan Vk
= 0,03
Maka,
3. Menentukan nilai Ftabel:
Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 0,05 didapat Ftabel = 1,85.
Dengan demikian 1,33 < 1,85, maka data sampel bersifat homogen.
226
Lampiran C.3.f
Perhitungan dan Pengujian Hipotesis N-Gain
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah
perhitungan:
1. Merumuskan hipotesis
H0 : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2
Keterangan:
1 = Rata-rata N-Gain siswa kelompok eksperimen
2 = Rata-rata N-Gain siswa kelompok kontrol
2. Menentukan kriteria pengujian:
H0 ditolak jika thitung > ttabel dan H0 diterima jika thitung < ttabel
3. Menentukan uji statistik dengan rumus:
dengan
Keterangan:
= Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok eksperimen
= Rata-rata pengetahuan prosedural siswa kelompok kontrol
SDg = Nilai simpangan baku gabungan
n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol
227
Maka,
4. Menentukan ttabel
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh thitung sebesar 9,50 dengan derajat
kebebasan/dk sebesar (n1 + n2) - 2 = (30 + 30) - 2 = 58 diperoleh ttabel pada taraf signifikasi
0,05 sebesar 2,00. Maka dapat dilihat bahwa thitung > ttabel, karena itu H0 ditolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata N-Gain siswa yang menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek lebih besar daripada rata-rata siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional berupa model pembelajaran presentasi dan eksplanasi.
228
Lampiran D.1
TABEL KONVERSI SKOR
Interval Angka Hasil Konversi Predikat Nilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap
96 – 100 4.00 A 4.00 4.00 SB
Sangat Baik 91 – 95 3.66 A- 3.66 3.66
85 – 90 3.33 B+ 3.33 3.33
B
Baik 80 – 84 3.00 B 3.00 3.00
75 – 79 2.66 B- 2.66 2.66
70 – 74 2.33 C+ 2.33 2.33
C
Cukup 65 – 69 2.00 C 2.00 2.00
60 – 64 1.66 C- 1.66 1.66
55 – 59 1.33 D+ 1.33 1.33 K
Kurang < 54 1.00 D 1.00 1.00
Sumber: Sistem Informasi Penilaian dan Administrasi SMA Negeri 34 Jakarta
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1541 2 tndonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No- Revisi: : 01
Ha 111
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0 1lF. lA(M .01.31 4?.91201 5Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Narna
NIM
Jurusan
Sernester
Judul Skripsi
Tembusan:1. Dekan FITK2- Mahasiswa ybs.
Jakarta, 12 Maret 2015
Kepada Yth.
Nengsih Juanengsih, M.Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
Ass ctl qmu' ql ai ktm y,r.tvb.
Dengan inr diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I (ivlaten)penulisan skripsi mahasiswa:
Leilyana Pumamasari
I I r 1016r00012
Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
VIII (Delapan)
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis proyek Terhadap
Pengetahu an Prosedural Sisrva
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 20 Februari2015, abstrakstJoutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya taflpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasilr-
Was s al amu' alqikuru wr.yvb.
M.Sc2 001
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. JuaNa No Cipulat t5412 lndonesia
FoRM (FR)
No Dokumen - fiff-gq4KD_o81T9l. Terbit : t ntaret ZO1O
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.OltF. llKM .01.3t E?gt2}tsLump. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 12 Maret 2015
Leilyana Purnarnasari
1111016100012
Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
MII (Delapan)
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis proyek TerhadapPengetahuan Prosedural Siswa
M.Sc2 001
Kepada Yth.
Buchori Muslim, M.Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hi dayatullahJakarta.
As s 0 I am u' a I qikum w r. w-b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing II (Teknis)penulisan skripsi rnahasi s'rva:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Il/as s al amu' al ai kum w r.wb.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersaugkutan pada tanggal 20 Februariterlampir. saudara dapat merakukan perubahan Ietaksionar pada
Ia perubahan substansial dianggap perlu, mohon panbimbingerlebih dahulu.
!.rmbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutn5 tanpa surat perpanjangan-
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Tembusan:1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
IP,T
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr- H. Juanda No 95 Cipdat 15412 tndorcia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082Tgl- Terbit : 1 Maret 2010No- Revisi: : 01
Ha 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.0 1/F. 1/KM.0 1.3/. ..... --..12015Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 9 September 2Ol5
Kepada Yth.
Kepala Sekolah
SMAN 34Jakarla
As s alamu' alaikum wr.wb.Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIMJurusan
Semester
Judul Skripsi
Tembusan:
1. DekanFITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Leilyana Purnamasari
1 1 1 1016100012
Pendifikan IPAPendidikan B iologiD( (Sembilan)
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek TerhadapPengetahuan Prosedural Siswa
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansilsekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud-
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was s al amu' al aikum wr -wb -
M.Sc
2 00t
SEKOLAH MENtrNGAH ATAS (SMA) NEGERI 34
SURAT KB TERANGANNomor: 1088 I -1.851.62
TENTANGPENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
a. Namab. Jabatanc. Alamat
dengan ini menerangkan bahwa :
a. Jurusanb Fakultas
c. Namad. NIM
Hj. Patra Patiah, M.Biomed.Kepala SekolahJln. Margasatwa Raya No.l Pondok LabuCilandak Jakarta Selatan
Pendidikan IPA, Program Studi BiologiIlmu Tarbiyah dan KeguruanUN Syarif Hidayatullah JakartaLeilyana Purnamasarit11l 0l6t 000 12
Telah selesai melakukan Penelitian Skripsi di SMAN 34 Jakartapada bulan Oktober 2015.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
November 201534 Jakarta,
M.Biomed.13199301200t
233
Lampiran F. Dokumentasi Penelitian
KELAS EKSPERIMEN
PRETEST
POSTTEST
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
HASIL PRODUK YOGHURT
234
KELAS KONTROL
PRETEST
POSTTEST
MODEL PEMBELAJARAN PRESENTASI
DAN EKSPLANASI
KEGIATAN PRESENTASI DAN
EKSPLANASI
246
Lampiran H
LEMBAR HASIL WAWANCARA
Nama sekolah : SMA Negeri 34 Jakarta
Alamat sekolah : Jl. Margasatwa Raya No.1 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan
Narasumber : Pipih Priyatna S.Pd
Hari dan Tanggal : Jumat, 25 September 2015
Waktu : 09.45 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa kurikulum yang digunakan oleh
SMA Negeri 34 Jakarta saat ini?
Saat ini, SMA Negeri 34 Jakarta
menggunakan Kurikulum 2013
2 Berapa jam pelajaran dan ada berapa
kali pertemuan dalam seminggu?
Jam pelajaran 90 menit dengan 1x pertemuan
setiap minggu
3 Berapa banyak jumlah siswa di tiap
kelas?
Kurang lebih sekitar 35 orang siswa di tiap
kelas
4 Model pembelajaran konvensional
apa yang biasa sering diterapkan di
dalam kelas?
Model pembelajaran presentasi dan
eksplanasi merupakan model pembelajaran
yang paling sering diterapkan di dalam kelas
5 Model pembelajaran konvensional
apa yang biasa sering diterapkan
pada sub konsep peranan eubacteria?
Pada sub konsep peranan eubacteria,
Biasanya diterapkan pula model pembelajaran
dengan presentasi dengan slide PPT oleh
siswa dan eksplanasi sebagai penguatan
materi pembelajaran oleh guru
6 Apakah siswa berpartisipasi aktif dan
fokus melalui penerapan model
pembelajaran presentasi dan
eksplanasi?
Beberapa siswa yang pintar biasanya
berpartisipasi aktif dan fokus dengan bertanya
hal yang belum dimengerti pada guru,
namun sebagian besar siswa terkadang masih
pasif dan kurang fokus memperhatikan
eksplanasi materi pembelajaran yang
disampaikan guru
7 Bagaimana nilai hasil ulangan para
siswa?
Beberapa siswa sudah mencapai nilai KKM,
namun beberapa siswa yang belum mencapai
nilai KKM akan diberikan remedial
8 Berapa nilai KKM Biologi? Nilai KKM untuk Biologi 76
9 Apa jenis soal ulangan yang biasa
digunakan? Jenis soal Pilihan Ganda
atau Uraian?
Bervariasi, namun lebih sering guru
menggunakan Pilihan Ganda
10 Apakah Ibu pernah menggunakan
soal yang mengukur pengetahuan
prosedural siswa?
Soal-soal yang mengukur pengetahuan
prosedural siswa biasanya digunakan sesuai
dengan kesepakatan sekolah
248
BIOGRAFI PENULIS
Leilyana Purnamasari, Penulis lahir di Tangerang pada tanggal 16
Juni 1992, sebagai anak sulung dari 3 bersaudara dari Bapak
bernama Ahmad Sopian dan Ibu bernama Enok Anna Suhanah.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal Sekolah Dasar di SD
Negeri Doyong 2 pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 12 Tangerang pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas di
Pondok Pesantren Daar El-Qolam pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan
diterima sebagai Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur Penelusuran Minat dan
Kemampuan (PMDK).
Penulis aktif dalam kegiatan ISMI di SMA sebagai anggota Departemen Olahraga
pada tahun 2010 dan Organisasi Persatuan Program Studi Biologi Himbio An-
Nahl sebagai Sekretaris Departemen Kerohanian pada tahun 2013.
Pada tahun 2015, Penulis melaksanakan Praktik Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT) di SMA Negeri 34 Jakarta.