Post on 03-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur dan Real Estate & Property
di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ARYA CHRISMA S
NIM : F0208143
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
· Sedikit bicara banyak kerja
(Penulis)
· Setiap detik begitu bermakna bila kita bisa mengimplementasikannya ke
dalam hal-hal yang bersifat kebajikan
(Penulis)
· Jangan berpikir mau menjadi apa, tetapi berpikirlah apa yang akan
dilakukan untuk hari esok
(Penulis)
· In the name of the father, of the son and of the holy spirit. Amen
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yang Maha Esa
Bapak dan Ibu tercinta, kakakku yang senantiasa memberi semangat
Kekasih hatiku yang selalu mensuport dan memberi dukungan
Teman- teman manajemen keuangan 2008, teman- teman AUTIZM, DELE-
DELE KOPONG
Semua teman- teman manajemen th.2008, sukses selalu
Dan untuk semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur dan Real Estate & Property di Bursa Efek Indonesia). Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Hunik Sri Runing S., MSi, selaku Ketua Jurusan Manajeman.
3. Bapak Heru Agustanto,S.E.,M.E. selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan,
pengarahan dan motivasi kepada penulis.
4. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta
5. Bapak Drs. M. Amien Gunardi, MP Selaku pembimbing akademik
6. Keluargaku tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam
perjalanan hidupku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Kekasih hatiku yang selalu mensuport dan mendukung
8. Teman-teman manajemen angkatan 2008, terimakasih sudah berjuang bersama,
saling mengisi ketika kuliah. Sukses buat kita semua.
9. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi keutuhan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
Surakarta, januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................…………………………….... i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................…………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................…………………………….. .... iii
HALAMAN MOTTO .......................................…………………………….... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………............................ v
KATA PENGANTAR……….....................………………………………….. vi
DAFTAR ISI………….....................…………………………………………. viii
DAFTAR TABEL…………………......................………………………….… x
DAFTAR GAMBAR…………………………….......................…………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii
ABSTRAK ..................................................………………………………. xiii
ABSTRACT ..................................................………………………………. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................. 8
B. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 24
C. Kerangka Penelitian ...................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
D. Perumusan Hipotesis..................................................................... 27
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ..................................... 33
B. Sumber Data ................................................................................. 33
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................... 34
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 36
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data ................................................................................ 42
B. Uji Hipotesis .................................................................................. 47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 55
B. Saran-saran .................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian........................................... 43
Tabel IV.2. Uji Normalitas .................................................................................. 44
Tabel IV.3. Hasil Uji Multiokolineritas .............................................................. 45
Tabel IV.4. Hasil Uji Durbin Watson Test ......................................................... 46
Tabel IV.5. Regresi Berganda.............................................................................. 47
Tabel IV.6. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 48
Tabel IV.7. Hasil Uji F ......................................................................................... 51
Tabel IV.8. Koefisien Determinasi...................................................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran……….......…………………………............ 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data yang digunakan
Lampiran 2. Output SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ABSTRAK EFFECTS OF WORKING CAPITAL MANAGEMENT ON PROFITABILITY
(STUDY IN MANUFACTURING AND REAL ESTATE & PROPERTY STOCK EXCHANGE IN INDONESIA)
ARYA CHRISMA S
NIM : F0208143
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh number of days of inventory (INV), cash conversion cycle (CCC), size terhadap ROA, sales growth dan debt to equity ratio terhadap ROA. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi serta t-test.
Hasil penelitian menunjukkan Days of Inventory tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Cash Conversion Cycle tidak berpengaruh terhadap Return on Asset. Size (ukuran perusahaan) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset. Sales Growth berpengaruh terhadap Return on Asset. Total Debt Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Variabel days of inventory, cash conversion cycle, size, sales growth dan total debt ratio berpengaruh sebesar 41,0 % terhadap variasi perubahan Return on Asset, sedangkan sisanya sebesar 59,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil uji t-test diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan days of inventory perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property. Ada perbedaan cash conversion cycle perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property. Ada perbedaan size perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property. Tidak terdapat perbedaan sales growth perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property. Ada perbedaan total debt ratio perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property. Tidak terdapat perbedaan Return on Asset perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property. Kata kunci : days of inventory, cash conversion cycle, size, sales growth, total debt
ratio dan return on asset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
EFFECTS OF WORKING CAPITAL MANAGEMENT ON PROFITABILITY (STUDY IN MANUFACTURING AND REAL ESTATE & PROPERTY
STOCK EXCHANGE IN INDONESIA)
ARYA CHRISMA S NIM : F0208143
This research aims at examining of the effect of number of days of inventory,
cash conversion cycle, size of the ROA, sales growth and debt to equity ratio of ROA. The population in this study is a property company listed on the Stock Exchange in 2008-2010. The data used in this study is secondary data. Data collection techniques using documentation. Data analysis techniques using multiple linear regression, t test, F test and the coefficient of determination and t-test.
The results show Days of Inventory no significant effect on Return on Assets. Cash Conversion Cycle no effect on Return on Assets. Size no significant effect on Return on Assets. Sales Growth effect on Return on Assets. Total Debt Ratio effect on Return on Assets. Variable days of inventory, cash conversion cycle, size, sales growth and total debt ratio of 41.0% impact on Return on Assets variation changes, while the remaining amount of 59.0% influenced by other variables not examined. The test results obtained by t-test results that there are differences in days of inventory manufacturing company with real estate companies and property. There is a difference in the cash conversion cycle manufacturing company with real estate companies and property. There are differences in size manufacturing companies with real estate companies and property. There were no differences in sales growth of manufacturing companies with real estate companies and property. There is a difference in the total debt ratio of manufacturing companies with real estate companies and property. No difference Return on Assets manufacturing company with real estate companies and property.
Keyword : days of inventory, cash conversion cycle, size, sales growth, total debt
ratio dan return on asset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan salah satu sarana ekonomi yang dikelola secara
bersama-sama untuk mencapai laba optimal dan memaksimalkan nilai (value).
Hal ini dilakukan demi menjaga serta mengembangkan kelangsungan
hidupnya. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang memiliki
manajemen yang mampu melihat kemungkinan dann kesempatan
(opportunity) di masa yang akan datang baik jangka pendek (short-term)
ataupun jangka panjang (long-term). Agar tujuan perusahaan tercapai,
manajemen keuangan perusahaan harus membuat keputusan yang tepat pada
tiga kategori keputusan keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan keputusan manajerial. Dua keputusan pertama yaitu keputusan
investasi pendanaan berkaitan erat dengan neraca keuangan perusahaan,
dimana pengelolaan dan pengawasan terhadap harta lancar dan hutang lancar
adalah salah satu hal dari banyak aspek yang harus diperhatikan oleh para
manajer keuangan dan pihak-pihak terkait.
Modal kerja (working capital) adalah uang (kas) dan aset (tidak
termasuk aktiva tetap) yang digunakan perusahaan dalam membiayai kegiatan
operasional sehari-hari (day to day operation), hal ini berkaitan langsung
dengan harta lancar (current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities).
Manajemen modal kerja (working capital management) merupakan komponen
yang penting dalam keuangan perusahaan (corporate finance) karena langsung
berpengaruh terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Weston dan Brigham dalam Sawir (2005), mengemukakan bahwa
modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti
kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan.
Sedangkan menurut Riyanto (2001), modal kerja adalah nilai aktiva atau harta
yang dapat segera dijadikan uang kas dan digunakan perusahaan untuk
keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai, pembelian
bahan mentah, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan
sebagainya.
Pengelolaan modal kerja sangat penting karena menyangkut penetapan
kebijakan modal kerja maupun pelaksanaan kebijakan modal kerja tersebut
dalam operasi sehari-hari. Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap
keputusan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar terutama
menggunakan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko. Modal kerja
dipergunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan.
Modal kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu kas, surat berharga,
persediaan dan piutang usaha, dimana komponen-komponen tersebut akan
menjamin kontinuitas dan likuiditas perusahaan. Dengan adanya modal kerja
yang cukup akan menguntungkan perusahaan karena perusahaan akan dapat
memproduksi barang-barang pada saat dipesan daripada harus meramalkan
permintaan dan menumpuk banyak persediaan yang dikelola oleh perusahaan,
sehingga operasi perusahaan akan berjalan dengan ekonomis dan efisien. Dari
hasil penjualan yang tinggi perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang
semakin meningkat, dimana salah satu tujuan didirikannya perusahaan adalah
untuk mencapai hasil penjualan yang tinggi dengan tingkat keuntungan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
semakin meningkat. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur
merupakan salah satu faktor yang penting untuk menilai profitabilitas.
Menurut Riyanto (2001) modal kerja meningkat disebabkan karena
sumber-sumbernya lebih besar daripada penggunaanya sehingga mempunyai
efek neto yang positif terhadap modal kerja. Perubahan-perubahan dari unsur-
unsur Non Current accounts yang mempunyai efek memperbesar modal kerja
disebut sebagai sumber-sumber modal kerja (sources of working capital).
Sumber-sumber dari modal kerja atau unsur-unsur yang mempunyai pengaruh
memperbesar modal kerja dapat disebutkan : berkurangnya aktiva
tetap,bertambahnya utang jangka panjang, bertambahnya modal, adanya
keuntungan dari operasinya perusahaan. Modal kerja menurun disebabkan
karena penggunaannya lebih besar daripada sumbernya sehingga mempunyai
efek neto yang negatif terhadap modal kerja.
Perubahan-perubahan dari unsur-unsur Non Current accounts yang
mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal
pada suatu saat. Penggunaan modal kerja atau unsur-unsur yang mempunyai
efek memperkecil modal kerja adalah bertambahnya aktiva tetap,
berkurangnya utang jangka panjang, berkurangnya modal, pembayaran cash
dividen dan adanya kerugian dalam operasi perusahaan.
Kelebihan atau kekurangan modal kerja merupakan kondisi yang
kurang menguntungkan bagi perusahaan. Kelebihan modal kerja, khususnya
dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, tidak menguntungkan karena dana
tersebut tidak dapat digunakan secara produktif. Dana yang menganggur,
pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya
merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien (Djarwanto, 2001).
Kekurangan modal kerja, maka perusahaan tidak dapat membiayai
biaya operasi perusahaan sehingga perusahaan tidak dapat menjalankan
operasi perusahaan dengan ekonomis dan efisien, karena perusahaan tidak
dapat memproduksi barang-barang pada saat dipesan dan hanya menumpuk
persediaan yang dikelola perusahaan, sehingga disini tugas manajemen modal
kerja sangat penting untuk mengatur besar kecilnya modal kerja yang akan
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan
modal yang digunakan dalam operasi. Oleh karena itu keuntungan yang besar
tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut
dapat melangsungkan hidupnya secara kontinyu.
Menurut Riyanto (2001) mengemukakan bahwa bagi perusahan pada
umumnya masalah rentabilitas adalah penting daripada laba, karena laba yang
besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah
bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan
laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba.
Sehingga profitabilitas merupakan pencerminan dari efisiensi. Dengan
demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tapi yang lebih penting adalah
usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya.
Pada dasarnya setiap dana yang digunakan dalam perusahaan
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Konsep ini sering disebut
sebagai konsep fungsionil yaitu konsep yang mendasarkan pada fungsi dana
dalam menghasilkan pendapatan (Riyanto, 2001). Dari pendapatan tersebut
akan diperoleh suatu keuntungan, dimana keuntungan yang diperoleh setiap
periode akuntansi merupakan faktor yang penting dalam menilai profitabilitas.
Manajemen modal kerja adalah penting karena dampaknya pada
profitabilitas, resiko dan nilai perusahaan (Smith, 1980). Secara khusus,
investasi modal kerja melibatkan penurunan antara profitabilitas dan risiko.
Keputusan yang cenderung meningkatkan profitabilitas cenderung
meningkatkan risiko, dan, sebaliknya, keputusan yang berfokus pada
pengurangan risiko akan cenderung mengurangi potensi keuntungan
Setyawati (2011) meneliti mengenai hubungan antara perubahan modal
kerja dengan perubahan profitabilitas pada perusahaan manufaktur go publik
di BEJ periode 1998-1999 dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah
dipublikasikan kepada publik pada tahun 2000. Jumlah populasi ada 144
perusahaan dan sampel yang digunakan sebanyak 37 perusahaan.. Hasil dari
penelitiannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan
modal kerja dengan perubahan profitabilitas pada perusahaan manufaktur di
BEJ periode 1998-1999. Kusumaningtyas dan Sasangko (2004) meneliti
mengenai pengaruh perubahan modal kerja terhadap perubahan profitabilitas
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1999, 2000 dan 2001, dengan sampel sebanyak 50 perusahaan manufaktur.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan modal kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perubahan profitabilitas pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 1999, 2000 dan 2001.
Sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang pengaruh perubahan
modal kerja terhadap perubahan profitabilitas pada perusahaan Real Estate dan
Properti yang mengumumkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia
untuk periode 2008 – 2010 dengan kriteria perusahaan yang mempunyai
aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancar dan memperoleh laba.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode
dan sampel.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengambil judul “PENGARUH
MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur dan Real Estate &
Property di Bursa Efek Indonesia)
B. Perumusan Masalah
1. Apakah number of days of inventory (INV) berpengaruh terhadap ROA ?
2. Apakah cash conversion cycle (CCC) berpengaruh terhadap ROA ?
3. Apakah size berpengaruh terhadap ROA ?
4. Apakah sales growth berpengaruh terhadap ROA ?
5. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap ROA ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji pengaruh number of days of inventory (INV) terhadap ROA
2. Menguji pengaruh cash conversion cycle (CCC) terhadap ROA
3. Menguji pengaruh size terhadap ROA
4. Menguji pengaruh sales growth terhadap ROA
5. Menguji pengaruh debt to equity ratio terhadap ROA
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi pemikiran terhadap para pemakai laporan
keuangan dalam memahami bagaimana pengaruh manajemen modal kerja
terhadap profitabilitas.
2. Menambah pengetahuan pihak manajemen perusahaan mengenai besarnya
pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas, sehingga
diharapkan membantu pihak manajemen dalam pengelolaan modal kerja
untuk memaksimalkan profitabilitas.
3. Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
meneliti tentang pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat
mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka
kemungkinan perusahaan akan berada dalam keadaaan insolvent (tidak
mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo). Aktiva
lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sehingga
menggambarkan tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan.
Menurut Weston dan Copeland (1999) manajemen modal kerja
adalah semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar.
Sedangkan Esra dan Apriweni (2002) mendefinisikan bahwa manajemen
modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas
aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan yang terdapat
dalam perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran atau operasi
perusahaan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian
utama dalam manajemen modal kerja adalah pada manajemen aktiva
lancar perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang dan persediaan serta
pendanaan (terutama kewajiban lancar) yang diperlukan untuk mendukung
aktiva lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Martono dan Harjito (2004) mengemukakan beberapa alasan yang
mendasari pentingnya manajemen modal kerja, yaitu:
a. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun
perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan
jumlah aktiva secara keseluruhan.
b. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber
utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki akses
pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya.
c. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang
sesuai untuk pengelolan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal
kerja.
d. Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat risiko,
laba, dan harga saham perusahaan.
e. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja
adalah sebagai berikut (Sawir, 2005):
Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga
tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari
biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva lancar tersebut.
a. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan
untuk membiayai aktiva lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan
dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa modal kerja perusahaan
harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-
pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Tersedianya modal yang
cukup akan menguntungkan bagi perushaan untuk beroperasi secara
ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan
keuangan.
Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja
penting bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan
(Sawir, 2005):
a. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan
opersional sehari-hari.
b. Sebagian besar waktu dari manajer dicurahkan untuk mengelola
modal kerja perusahaan.
c. Aktiva lancar dari perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa
memiliki jumlah yang cukup besar dari total aktiva perusahaan.
Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer
atau pimpinan perusahaan. Manajer harus mengadakan pengawasan
terhadap modal kerja agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan
secara efektif di masa mendatang. Manajer juga perlu mengetahui tingkat
perputaran modal kerja agar dapat menyusun rencana yang lebih baik
untuk periode yang akan datang. Selain manajer, kreditor jangka pendek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja suatu perusahaan.
Dengan begitu, kreditor jangka pendek akan memperoleh kepastian kapan
hutang perusahaan akan segera dibayar.
Menurut Handoko (1999) efisiensi modal kerja adalah ketepatan cara
(usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang
waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja
yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan
tidak juga kekurangan. Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang
efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-elemen modal kerja. Menurut
Esra dan Apriweni (2002), dalam pengelolaan modal kerja perlu
diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang dan
persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya.
Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja,
maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi jika perputarannya
semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang
efisien. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang akan dibahas
adalah kas dan persediaan.
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan
maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa
perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat
memenuhi kewajiban finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus
mempertahankan jumlah persediaan kas yang sangat besar, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
semakin besar kas akan mengakibatkan banyak uang yang menganggur
sehingga akan memperkecil profitabilitas.
Menurut H.G. Guthman dalam Riyanto (2001), yakni bahwa jumlah
kas yang sebaiknya dipertahankan oleh perusahaan adalah tidak kurang
dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva lancar. Selain kas, elemen modal
kerja dalam penelitian ini adalah inventory atau persediaan barang.
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja
merupakan aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar, di mana
secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang
langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan
besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan
perusahaan.
Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan
dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan
kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas, sehingga akan
memperkecil profitabilitas perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya
investasi yang terlalu kecil akan mengakibatkan perusahaan kekurangan
material dan perusahaan tidak dapat bekerja secara optimal. Hal ini akan
mempertinggi biaya produksi rata-rata, yang akhirnya akan menekan
keuntungan yang diperoleh perusahaan (Riyanto, 2001).
Di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja
yang tepat karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan
berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan.
Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok penjualan dan
beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi.
Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas).
Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti
tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan
tersebut.
a.1 Jumlah hari persediaan (number of days inventory)
Salah satu indikator dalam penilaian kinerja perusahaan adalah
rasio perputaran persediaan. Rasio ini mengukur berapa lama yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk merubah persediaan (termasuk
barang dalam proses) menjadi penjualan. Biasanya tingkat DOI yang
rendah mengindikasikan kinerja perusahaan bagus, begitu juga
sebaliknya. Sedangkan tingkat persediaan yang tinggi, berarti
perusahaan melakukan investasi yang cukup berisiko, karena tingkat
persediaan tergantung pada tingkat penjualan. Jika waktu yang
dibutuhkan dalam merubah persediaan menjadi penjualan, maka
perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan persediaan
tersebut dan menimbulkan opportunity cost, dimana jumlah biaya
tersebut seharusnya dapat diinvestasikan dalam bidang yang lain.
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen yang utama dari
modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
mana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi
dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti
halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan
besar investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek
yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam
penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan
keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu
besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban
bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang,
memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya
kualitas, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan
perusahan. Demikian sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil
dalam inventory juga akan mempunyai efek yang menekan keuntungan
perusahaan (Riyanto, 2001).
Jumlah hari persediaan (number of days inventory) merupakan
ukuran untuk lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh,
menjual dan mengganti persediaan. Harga pokok penjualan harian rata-
rata ditentukan dengan membagi harga pokok penjualan dengan 365
hari. Secara umum, makin rendah jumlah hari penjualan dalam
persediaan berarti makin baik. Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan mengukur berapa
kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan dalam suatu
periode.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
a.2 Cash Convertion Cycle
Menurut Gitman dalam Garcia and Solano (2007) “the cash
conversion cycle was a key factor in working capital management.”
Jadi siklus kas tersebut sangat penting dalam manajemen modal kerja.
Karena manajemen dari masing-masing komponen modal kerja, pada
akhirnya akan terlihat pada siklus kas. Menurut Garcia and Solano
(2007) menyatakan bahwa seberapa besar perusahaan efek modal
menginvestasikan dalam persediaan, dan seberapa besar kredit yang
diberikan oleh suplier, dapat terlihat di siklus kas perusahaan.
Sedangkan menurut Brigham dan Ehrhardt (2005) menyatakan
siklus kas erat kaitannya dengan proses produksi perusahaan. Proses
produksi tersebut dimulai dengan pembelian bahan baku. Perusahaan
dapat membeli bahan baku tersebut dengan kas atau dengan hutang
dagang. Jika pembayaran dilakukan secara kredit, maka hal tersebut
dapat mencegah kas keluar. Jika pembayaran dilakukan secara tunai,
maka terjadi kas keluar.
Cash Conversion Cycle (CCC) digunakan untuk mengukur berapa
lama perusahaan dapat mengumpulkan kas yang berasal dari hasil
operasi perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah
dana yang diperlukan untuk disimpan pada current assets. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi manajemen asset dan liabilitas yang
dilakukan pada perusahaan tersebut.
Siklus kas erat kaitannya dengan proses produksi perusahaan.
Proses produksi tersebut dimulai dengan pembelian bahan baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Perusahaan dapat membeli bahan baku tersebut dengan kas atau dengan
hutang dagang. Jika pembayaran dilakukan secara kredit, maka hal
tersebut dapat mencegah kas keluar. Jika pembayaran dilakukan secara
tunai, maka terjadi kas keluar, sedangkan jika perusahaan menjual
barang secara tunai, maka perusahaan mendapatkan kas, sedangkan
penjualan dilakukan secara kredit, maka perusahaan tersebut
mempunyai piutang dan menerima kas kembali jika piutang tersebut
dilunasi di masa yang akan datang. Ketersediaan kas semakin besar jika
pemasukan kas dipercepat dan pengeluaran kas diperlambat. Oleh
karena itu, perusahaan mempunyai kesempatan untuk menggunakan kas
lebih besar.
a.3 Ukuran Perusahaan (Size)
Menurut Sawir (2005) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai
determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk
alasan yang berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan
tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.
Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang
terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka
memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil
sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat
dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan
sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor
mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara
signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar
dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih
pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial
yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan
kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar
kemungkinan kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai
dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak
standar hutang.
Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak
laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain
yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut
seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak
menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem
akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen.
Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan penjualan, total
aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi
(Machfoedz, 1994). Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur
pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan
perusahaan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan
perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih
besar memiliki kecenderungan bahwa perusahaan menginginkan
pertumbuhan dalam laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya
digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan,
total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset
maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan
maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat
(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Perusahaan yang berukuran besar
biasanya memiliki peran sebagai pemegang kepentingan yang lebih
luas. Hal ini membuat berbagai kebijakan perusahaan besar akan
memberikan dampak yang besar terhadap kepentingan publik
dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar lebih
diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan
tersebut harus melaporkan kondisinya lebih akurat.
a.4 Sales Growth
Perusahaan yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi,
membutuhkan modal dalam jumlah yang kuat untuk membiayai
kegiatan-kegiatan perusahaan. Perusahaan yang pertumbuhannya pesat
cenderung lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber dana
eksternal daripada perusahaan yang pertumbuhannya lambat. Brigham
dan Houston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan
yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman
dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Disisi lain penjualan bisa
meningkatkan laba perusahaan.
Aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula
hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan
aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya
kepercayaan pihak luar (kreditur) terhadap perusahaan, maka proporsi
hutang semakin lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada
keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan
dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahan.
Riyanto (2001) makin cepat tingkat pertumbuhan suatu
perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk
membiayai pertumbuhanmya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih
senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai
deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila
perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa
sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya
dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber
dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang
demikian perusahaan dapat menetapkan devidend payout ratio yang
tinggi.
Pertumbuhan perusahaan yang tinggi lebih disukai untuk
mengambil keuntungan pada investasi yang memiliki prospek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
baik. Teori free cash flow hypothesis yang disampaikan oleh Jensen
dalam Puspita (2009) menyebutkan bahwa perusahaan dengan
kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi akan memiliki free cash
flow yang rendah karena sebagian besar dana yang ada digunakan untuk
investasi pada proyek yang memilki nilai Net Present Value (NPV)
yang positif. Manajer dalam bisnis perusahaan dengan memperhatikan
pertumbuhan lebih menyukai untuk menginvestasikan pendapatan
setelah pajak dan mengharapkan kinerja dari dividen akan lebih kuat
dalam pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Pertumbuhan
perusahaan menggambarkan tolak ukur keberhasilan perusahaan.
Menurut Florentina dalam Yuniningsih (2002) menyatakan bahwa
keberhasilan tersebut juga menjadi tolak ukur investasi untuk
pertumbuhan pada masa yang akan datang.
Peningkatan laba akan meningkatkan modal sendiri serta
kecenderungan perusahaan menggunakan hutang relatif kecil karena
perusahaan bisa membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan
dengan dana yang dihasilkan secara internal. Proxy pertumbuhan
penjualan digunakan karena sesuai dengan penelitian Indradjaja (2006)
yang juga menggunakan pertumbuhan penjualan dalam analisis struktur
modal.
a.5 Debt to Equity Ratio
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang
salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity
Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dengan total shareholder’s equity (total modal sendiri). Total debt
merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang): sedangkan total shaareholder’s equity merupakan total modal
sendiri (total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan) yang
dimiliki perusahaan. Menurut Ang (1997) rasio ini menunjukkan
komposisi dari total hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER
menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan
total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Untuk mengembangkan perusahaan dalam mengahadapi
persaingan, maka diperlukan adanya suatu pendanaan yang bisa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber-sumber
pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (internal)
dan dari luar perusahaan (eksternal). Pada prakteknya dana-dana yang
dikelola perusahaan harus dikelola dengan baik, karena masing-masing
sumber dana tersebut mengandung kewajiban pertanggung jawaban
kepada pemilik dana. Proporsi antara modal sendiri (internal) dengan
modal pinjaman (eksternal) harus diperhatikan, sehingga dapat
diketahui beban perusahaan terhadap para pemilik modal tersebut.
Dalam manajemen keuangan proporsi antara jumlah dana dari luar
lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau struktur modal (capital
structure). Dalam mengembangkan target capital structure perlu
dilakukan analisis dari banyak faktor dengan mempertimbangkan
kondisi keuangan perusahaan. Sumber dana dari pihak luar diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
dari pinjaman atau utang (baik hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang): sedangkan sumber dana dari pihak internal diperoleh
dari modal saham (equity) dan laba tak dibagi (retained earning). Rasio
antara sumber dana dari pihak eksternal (hutang) terhadap sumber dana
pihak internal (ekuitas) lazim disebut sebagai Debt to equity Ratio
(Riyanto, 2001)
2. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Weston dan
Copeland (1999) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih
dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sedangkan Sartono (2001)
mendefinisikan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri.
Ang (1997) menyatakan bahwa Return on Asset diukur dari laba
bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang
digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan
profitabilitas perusahaan. Partington (1989) menyatakan bahwa
profitabilitas merupakan faktor terpenting yang dipertimbangkan oleh
manajemen dalam kebijakan dividen, demikian pula investasi yang diukur
dari aktiva (bersih) operasi. Aktiva (bersih) operasi merupakan aktiva
operasional setelah dikurangi dengan penyusutan (depresiasi) aktiva tetap
yang diperhitungkan.
ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat
kembalian investasi (return) semakin besar.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan
profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya,
dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber
daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu
menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki
profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak
mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga
tidak mampu menghasilkan laba tinggi.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur
efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi
melalui kegiatan penjualan (Djarwanto, 2001). Sedangkan menurut Sawir
(2005), rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan pengaruh
gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva dan pengelolaan hutang
terhadap hasil-hasil operasional perusahaan.
Salah satu rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam
penelitian adalah ROA. Menurut Jumingan (2006) Ratio operating income
dengan operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi
modal dalam aktiva tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut
berasal (keseluruhan modal). ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal
dilihat dari posisi total aktivanya. ROA menunjukkan keefisienan
perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk menghasilkan laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dalam kegiatan operasinya. ROA dapat dihitung dengan membagikan laba
bersih dengan total aktiva.
ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisis
laporan keuangan laporan kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini dapat
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.
B. Penelitian Terdahulu
Aulia Rahma (2011) dalam penelitiannya dengan judul : Analisis
Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI periode
2004-2008). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur PMA
dan PMDN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2008.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan
diperoleh 39 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda dengan variabel dummy. Berdasarkan hasil
dari uji t, perputaran kas dan status perusahaan berhubungan positif dan
signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROI. Perputaran persediaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROI. Hasil secara simultan dengan uji F menunjukkan
bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan tehadap ROI.
Aulia Sufiyanto (2009) dengan judul Pengaruh Manajemen Modal
Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Cyclical dan Industri
Defensife Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian
menggunakan regresi linier berganda, dengan menggunakan 2 macam model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Hasilnya menyatakan bahwa baik secara parsial maupun simultan terdapat
pengaruh negatif yang signifikan antara manajemen modal kerja terhadap
profitabilitas perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dapat
meningkatkan profitabilitas dengan mengurangi cash conversion cycle pada
tingkat minimum. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak ada
perbedaan days inventory outstanding antara industri food and beverages dan
industri automotive and allied products. Sedangkan pada variabel days sales
outstanding dan days payable outstanding terdapat perbedaan antara industri
food and beverages dan industri automotive and allied products.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Investor dalam menilai manajemen suatu perusahaan dapat dilihat dari
laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya. Dikarenakan laporan
CCC
Profitabilitas (ROA)
SG
SZ
TDR
DOI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
keuangan perusahaan merupakan informasi pokok yang diperlukan oleh pihak
eksternal dan internal dalam melihat perkembangan suatu perusahaan serta
keuntungan yang diperoleh dalam satu periode tertentu.suatu perusahaan serta
keuntungan yang diperoleh dalam satu periode tertentu. Salah satu laporan
keuangan tersebut merupakan rasio profitabilitas yaitu Return on Assets
(ROA).
Return On Asset ( ROA ) digunakan untuk mengukur efiktivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keun tungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. ROA atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan
antara net income after tax (NIAT) terhadap avarege total asset. Dalam
penelitian ini berupaya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ROA antara lain adalah days of inventory, cash conversion cycle, size, sales
growth dan total debt ratio.
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh number days of inventory terhadap ROA
Manajemen modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari keadaan
manajemen modal kerja membantu meningkatkan kepercayaan dari
investor dan pelanggan, serta membantu meningkatkan efisiensi operasi
perusahaan, dimana hal ini meningkatkan nilai-nilai perusahaan atau
corporate value yang pastinya akan membantu dalam meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Johanes Barus (2008) melakukan penelitian pada perusahaan industri
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan number of days of inventories
mempengaruhi gross operating income secara signifikan. Hasil penelitian
Septiawati (2011) menyatakan bahwa Number Days of Inventory memiliki
pengaruh signifikan terhadap Return on Asset perusahaan. Berdasarkan hal
tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : number of days of inventory (INV) berpengaruh terhadap ROA
2. Pengaruh cash conversion cycle (CCC) terhadap ROA
Cash conversion cycle (CCC) merupakan faktor penting dalam
manajemen modal kerja. Karena dari semua komponen pada akhirnya
tercermin dalam CCC tersebut. Semakin cepat CCC suatu perusahaan,
maka semakin bagus pula kinerja manajemen modal kerja perusahaan.
Karena perputaran arus kas semakin cepat dan perusahaan lebih fleksibel
dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis dan dapat terhindar dari
kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Garcia dan Solano (2007)
menyatakan bahwa dengan mengurangi siklus arus kas akan meningkatkan
tingkat profitabilitas. Hasil penelitian Septiawati (2011) menyatakan
bahwa Cash Conversion Cycle memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap Return on Asset perusahaan.
H2 : cash conversion cycle (CCC) berpengaruh terhadap ROA
3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap ROA
Implikasi dasar penggabungan teori teknologi dan organisasi yang
menekankan biaya transaksi dan agensi adalah ukuran perusahaan dan
profitibilitas berhubungan melalui batasaan (trade off) skala ekonomis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
biaya transaksi, dan biaya agensi (Kaen dan Baumann, 2003). Pada
interval produksi tertentu, skala ekonomis akan menurunkan rata-rata
biaya produksi per unit.
Keuntungan dengan biaya rendah ini didistribusikan kepada semua
stakeholders perusahaan melalui keunggulan kompetitif dan akhirnya
menurunkan harga barang. Dengan kata lain, perusahaan dengan biaya
produksi rendah dapat membebankan harga yang rendah juga pada
konsumen. Jika biaya per unit merupakan fungsi menurun ukuran
perusahaan dan bila produk perusahaan kecil identik dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan besar, maka perusahaan kecil akan
membebankan harga yang sama dengan atau lebih rendah dari perusahaan
besar. Dengan demikian, perusahan besar akan mendapatkan laba per unit
yang rendah dan tingkat pengembalian modal yang rendah juga.
Alternatifnya, pada saat skala ekonomi tidak lagi terjadi, rerata biaya
produksi mungkin tidak berkaitan lagi dengan ukuran perusahaan. Dengan
demikian baik perusahaan menengah maupun besar mungkin memiliki
tingkat profitibilitas yang sama.
Keterkaitan teori kompetensi dengan teori organisasi juga kurang
jelas. Perusahaan dengan rahasia kompetensinya dapat menimbulkan biaya
transaksi atau keagenan ketika mereka menjadi lebih besar. Jika hubungan
tersebut terjadi, ukuran perusahaan dan profitibilitas berhubungan secara
negatif (invers). Tetapi bila ternyata kompetensi tidak menimbulkan biaya
transaksi, ukuran perusahaan tidak berhubungan dengan profitibilitas.
Dengan demikian profitibilitas akuntansi awalnya meningkat dan
kemudian menurun sejalan dengan kenaikan ukuran perusahaan, atau tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengukurpengukur laba
akuntansi.
Rajan dan Zingales dalam Kusuma dan Sari (2008) menyebutkan
bahwa menurut teori critical, semakin besar skala perusahaan maka
profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu
ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan.
Teori critical menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan
terhadap sumber daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan
intelektual sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan.
Dengan adanya sumber daya yang besar, maka perusahaan dapat
melakukan investasi baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga
memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa
pasar. Dengan adanya penjualan yang semakin meningkat, perusahaan
dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Dengan
begitu, laba perusahaan akan meningkat. Dari uraian tersebut, maka dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut :
H3 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan positif terhadap
ROA
4. Pengaruh sales growth terhadap ROA
Perusahaan manufaktur tidak akan berjalan tanpa adanya sistem
penjualan yang baik. Penjualan merupakan ujung tombak dari sebuah
perusahaan. Ramalan penjualan yang tepat sangatlah diperlukan, agar
perusahaan dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
proses produksi. Dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan,
perusahaan dapat mengetahui trend penjualan dari produknya dari tahun ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
tahun. Brigham dan Houston (2006) menyebutkan bahwa penjualan harus
dapat menutupi biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan Maka
perusahaan dapat menentukan langkah yang akan diambil untuk
mengantisipasi kemungkinan naik atau turunnya penjualan pada tahun
yang akan datang. Bila penjualan ditingkatkan, maka aktiva pun harus
ditambah sedangkan di sisi lain, jika perusahaan tahu dengan pasti
permintaan penjualannya di masa mendatang, hasil dari tagihan
piutangnya, serta jadwal produknya, perusahaan akan dapat mengatur
jadwal jatuh tempo utangnya agar sesuai dengan arus kas bersih di masa
mendatang. Akibatnya, laba akan dapat dimaksimalkan (Horne dan
Wachowicz, 2009). Dari uraian diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H4 : sales growth berpengaruh terhadap ROA
5. Pengaruh DER terhadap ROA
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang
salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity
Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang)
dengan total shareholder’s equity (total modal sendiri). Total debt
merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang): sedangkan total shaareholder’s equity merupakan total modal
sendiri (total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan) yang
dimiliki perusahaan. Menurut Robert Ang dalam Aminatuzzahra (2010 :
23) rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total
ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
semakin besar di banding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Untuk mengembangkan perusahaan dalam mengahadapi persaingan,
maka diperlukan adanya suatu pendanaan yang bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber-sumber pendanaan perusahaan
dapat diperoleh dari dalam perusahaan (internal) dan dari luar perusahaan
(eksternal). Pada prakteknya dana-dana yang dikelola perusahaan harus
dikelola dengan baik, karena masing-masing sumber dana tersebut
mengandung kewajiban pertanggung jawaban kepada pemilik dana.
Proporsi antara modal sendiri (internal) dengan modal pinjaman
(eksternal) harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan
terhadap para pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan
proporsi antara jumlah dana dari luar lazim disebut sebagai struktur
pendanaan atau struktur modal (capital structure). Brigham dalam
Aminatuzzahra (2010 : 23) menyatakan bahwa dalam mengembangkan
target capital structure perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan
mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan. Sumber dana dari pihak
luar diperoleh dari pinjaman atau utang (baik hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang): sedangkan sumber dana dari pihak
internal diperoleh dari modal saham (equity) dan laba tak dibagi (retained
earning). Rasio antara sumber dana dari pihak eksternal (hutang) terhadap
sumber dana pihak internal (ekuitas) lazim disebut sebagai Debt to equity
Ratio.
Hasil penelitian Priharyanto (2009) Berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan bahwa ada pengaruh DER terhadap ROA antara perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
food and beverage dan perusahaan consumer goods. Berdasarkan hal
tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H5 : debt to equity ratio berpengaruh terhadap ROA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur serta real
estate dan properti yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling ,yaitu
pengambilan sampeL yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang
dilakukan (Sekaran, 2006). Kriteria yang digunakan untuk pengambilan
sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan go public real estate dan property serta perusahaan manufaktur
yang terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia selama 2008-2010
secara kontinyu.
2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan tiap tahun selama periode
2008 - 2010.
3. Aktiva lancar lebih tinggi dibandingkan hutang lancar.
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang dibuat atau dikumpulkan oleh pihak luar (Sekaran, 2006).
Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu data
laporan keuangan tahunan perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
C. Teknik Pengumpulan Data
TeKnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik
dokumentasi yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara menggunakan
konsep konsep atau teori- teori yang dapat dipakai dalam pembahasan masalah
penelitian, meliputi dokumen- dokumen yang sudah ada maupun majalah dan
jurnal. Pengumpulan data ini dengan mengambil komponen dari data laporan
keuangan tahunan perusahaan mengenai days of inventory, cash conversion
cycle, size, sales growth, debt to equity ratio dan Return on asset
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
manajemen modal kerja perusahaan real estate dan property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008- 2010. Manajemen modal kerja
diukur dengan indikator :
a. Days of inventory
Jumlah hari persediaan (INV) dihitung sebagai
365 x (inventory/purchase). Variabel ini mencerminkan jumlah rata-
rata hari modal kerja saham yang dimiliki oleh perusahaan. Waktu
penyimpanan yang lebih panjang merupakan investasi yang lebih besar
dalam persediaan untuk tingkat tertentu operasi.
b. Cash conversion cycle
Waktu dalam satuan hari yang berasal dari jumlah penagihan piutang
dan penjualan inventori dikurangi pembayaran hutang” Variabel ini
dihitung sebagai jumlah hari piutang ditambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
jumlah hari persediaan dikurangi jumlah hari hutang. Untuk
menghitung cash conversion cycle yaitu days of account receivables +
days of inventory – days payable outstanding.
c. Size
Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan dilihat
dari total aset yang dimiliki. Untuk memberikan kriteria yang pasti
mengenai ukuran suatu perusahaan, digunakan rumus :
Ukuran perusahaan= Log total assets
d. Sales Growth
Pertumbuhan penjualan (growth) memiliki peranan yang penting
dalam manajemen modal kerja. Dengan mengetahui seberapa besar
pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar
profit yang akan didapatkan. Untuk mengukur pertumbuhan penjualan,
digunakan rumus
Salest –Salest-1 Pertumbuhan penjualan= –––––––––––––––––– Salest-1
e. Total Debt Ratio
Total Debt Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang
dengan total equity yang digunakan perusahaan. Perhitungannya
adalah :
Total Debt Ratio = Total Hutang/Total Equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Asset
ROA (Return On Asset) merupakan suatu pendekatan yang digunakan
untuk mengukur tingkat pengembalian aset. Pada penelitian ini, ROA
dihitung dengan menggunakan rumus :
ROA = Net Income /Total Asset
E. Teknik Analisis Data
6. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data dari
masing-masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji kolmogorov-
smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas
atau nilai sig atau signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi
yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar
dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinier maksudnya yaitu adanya hubungan yang pasti,
diantara semua variable independen dari model regresi. Pengujian
terhadap adanya multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
antara variabel independen tidak saling berkorelasi atau ada hubungan
linier diantara variabel-variabel independen dalam model regresi
tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Cara yang digunakan dalam mendeteksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
ada atau tidaknya gejala multikolinearitas antara lain dapat dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi ( karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cut off (batas) yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10
atau sama dengan nilai VIF > 10. Jika nilai tolerance di bawah 0,1 dan
VIF lebih besar dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas.
Sebaliknya jika nilai tolerance di atas 0,1 dan VIF di bawah 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan
menurut waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional). Artinya
bahwa hasil satu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau
dipengaruhi tahun berikutnya. Atau pada data cross section terjadi
bahwa data suatu tempat akan dipengaruhi atau mempengaruhi di
tempat lain. Uji gejala autokorelasi dilakukan dengan melihat hasil uji
statistik Durbin – Watson. Ketentuan yang umum digunakan adalah
nilai D-W mendekati +2 berarti tidak ada autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah pengujian apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual (kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap maka
disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan Grafik Plot antara
nilai prediksi dependent variable yaitu ZPRED (sumbu X) dengan
residualnya SRESID (sumbu Y) dimana dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik tersebut. Dasar analisis :
1) Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2006).
7. Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara manajemen modal kerja terhadap
profitabilitas, digunakan analisis regresi berganda. Adapun model regresi
berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = ROA
a = Koefisien Konstanta
Y = a + b1INV + b2CCC + b3SZ + b4SG + b5DEBT + e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi
INV = number of days of inventory
CCC = cash conversion cycle
SZ = Ukuran perusahaan (Size)
SG = Sales Growth
DEBT = Debt to equity ratio
e = Error
8. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi hubungan secara parsial
variabel independen dengan variabel dependen dengan asumsi bahwa
variabel yang lainnya dianggap konstan. Apabila tingkat signifikansi t
lebih kecil dari 0,05 atau t hitung > t tabel maka Ha diterima, artinya
secara parsial variable independen tersebut berpengaruh signifikan
terhadap variable dependen. Sebaliknya jika tingkat signifikansi t lebih
besar dari 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya
secara parsial variable independen tersebut tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Koefisien Determinasi (R²)
Uji R² adalah untuk mengetahui seberapa tepat variabel penjelas yang
dimasukkan ke dalam model mampu menjelaskan variabel-variabel
yang diteliti. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
tersebut.
c. Independent Sample t-test
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda dua mean
(independent sample t-test). Uji ini digunakan untuk menguji apakah
rata-rata satu grup sampel berbeda dengan grup sampel lainnya. Di
mana uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata price
earning ratio perusahaan manufaktur dan perusahaan real estate
properti. Level of significance yang digunakan (α) adalah 0,05 atau 5%.
Rumus independent sample t-test adalah sebagai berikut :
2
22
1
21
21
nS
nS
XXt
+
-=
----
(Djarwanto Ps, 2001 : 138).
Keterangan :
__
1X = Rata-rata price earning ratio perusahaan manufaktur
__
2X = rata-rata prce earning ratio perusahaan real estate
21S = Variance standar deviasi rata-rata price earning ratio perusahaan
manufaktur.
22S = Variance standar deviasi rata-rata price earning ratio perusahaan
real estate dan properti
n1 = jumlah perusahaan manufaktur
n2 = jumlah perusahaan real esate dan property
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Kesimpulan apabila probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak dan apabila nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Deskripsi Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan
manufaktur dan perusahaan real estate dan propery yang terdaftar di BEI
tahun 2008-2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan dengan kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel. Dalam hal ini adalah perusahan
yang aktif melakukan mempublikasikan laporan keuangan dan mempunyai
nilai ROA positif.
Berdasarkan hal tersebut maka sampel penelitian ini adalah sebanyak
16 perusahaan manufaktur dan 11 perusahaan real estate dan property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Berikut adalah deskriptif variabel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel IV.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Dev DOI 75 14,98 972,13 222,25 236,44 CCC 75 16,82 954,48 227,41 230,41 SZ 75 6,29 13,21 11,06 1,99 SG 75 0,01 2,19 0,28 0,35 TDR 75 0,01 5,28 0,86 0,98 ROA 75 0,23 5,28 1,27 0,98
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel IV.1 tersebut diketahui bahwa variabel Day of Inventory
memiliki nilai minimum 14,98 hari, nilai maksimum 972,13 hari, nilai
rata-rata 222,25 hari dengan standar deviasi 236,44. Variabel Cash
Convertion Cycle memiliki nilai minimum 16,82 hari, nilai maksimum
954,48 hari, rata-rata sebesar 227,41 hari dan standar deviasi 230,41.
Variabel size mempunyai nilai minimum 6,29 satuan, nilai maksimum
13,29 persen, nilai rata-rata 11,06 persen dengan standar deviasi 1,99.
Variabel sales growth mempunyai nilai minimum 0,01 persen, nilai
maksimum 2,19 persen, nilai rata-rata 0,28 persen dengan standar deviasi
0,35. Variabel Total Debt Ratio memiliki nilai minimum 0,01 persen,
nilai maksimum 5,28 pesen, nilai rata-rata sebesar 0,86 persen dengan
standar deviasi sebesar 0,98. Variabel Return On Asset memiliki nilai
minimum 0,23 rupiah, nilai maksimum 5,28 rupiah, nilai rata-rata
sebesar 1,27 dengan standar deviasi sebesar 0,98.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari
masing-masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
kolmogorov- smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai
probabilitas atau nilai sig atau signifikansi yang diperoleh dengan taraf
signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasil analisis
diketahui bahwa data tidak terdistribusi secara normal, sehingga data
dinormalkan terlebih dahulu dengan menggunakan Logaritma Natural
(Ln) pada variabel Days of Inventory (DOI), Cash Convercion Cycle
(CCC) dan Return on Asset (ROA). Hasil uji normalitas sebagai
berikut :
Tabel IV.2 Uji Normalitas
Sebelum Ln Sesudah Ln
Unstandardize
d Residual Unstandardize
d Residual N 75 75 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .52728088 1.07949412 Most Extreme Differences
Absolute .095 .069
Positive .095 .069 Negative -.071 -.060 Kolmogorov-Smirnov Z 1.386 .821 Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .511
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel tersebut terlihat diketahui bahwa data
semula tidak terdistribusi normal yaitu sebesar 0,043 < 0,05,
kemudian dilakukan Ln pada variabel DOI, CCC dan ROA kemudian
dilakukan uji normalitas kembali dan di peroleh hasil 0,511 > 0,05
jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara
variabel independen tidak saling berkorelasi atau ada hubungan linier
diantara variabel- variabel independen dalam model regresi tersebut.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel IV.3. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Independen Tolerance
Value VIF Kesimpulan
Days of Inventory ,109 9,211 Tidak multikolinearitas Cash Conversion Cycle ,104 9,645 Tidak multikolinearitas Size ,777 1,297 Tidak multikolinearitas Sales Growth ,953 1,049 Tidak multikolinearitas Total Debt Ratio ,661 1,512 Tidak multikolinearitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas diketahui bahwa nilai toleransi
lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. berarti tidak terjadi
multikolonieritas, maka regresi atau model yang digunakan dalam
penelitian ini bebas multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional). Artinya bahwa
hasil satu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau
dipengaruhi tahun berikutnya. Uji gejala autokorelasi dilakukan
dengan melihat hasil uji statistik Durbin – Watson. Ketentuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
umum digunakan adalah bila angka D-W mendekati +2 berarti tidak
ada autokorelasi. Dari hasil analisis durbin watson test dapat diperoleh
hasil :
Tabel IV.4. Hasil Uji Durbin Watson Test
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
,671(a) ,450 ,410 .54605 1.813
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai D-W adalah 1,813 dan
mendekati +2 berarti tidak ada autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah pengujian apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual (kesalahan
pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu
cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan Grafik Plot antara nilai prediksi
variable dependen yaitu ZPRED (sumbu X) dengan residualnya
SRESID (sumbu Y) dimana dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik tersebut. Dasar analisis :
1) Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Dari hasil uji heteroskesdastisits dapat diketahui bahwa tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas
B. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Berganda
Hasil Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Tabel IV.5 Regresi Berganda
Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) -1.383 .637 Days of Inventory -.039 .205 Cash Conversion Cycle .307 .214 Size -.026 .036 Sales Growth -.381 .184 Total Debt Ratio .489 .080
Sumber : hasil pengolahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Y = -1,383 - 0,039DOI + 0.307CCC - 0,026SZ - 0,381SG + 0,489DER
Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
a = Konstanta adalah sebesar -1,383, artinya apabila days of inventory,
cash conversion cycle, size, sales growth dan debt to equity ratio
dianggap tetap, maka return on assets adalah negatif.
b1 = Koefisien variabel days of inventroy sebesar -0,039 (X1), artinya
apabila days of inventory meningkat maka return on assets mengalami
penurunan
b2 = Koefisien variabel cash conversion cycle sebesar 0,307 (X2), artinya
apabila cash conversion cycle meningkat, maka return on asset juga
mengalami peningkatan.
b3 = Koefisien variabel size sebesar -0,026 (X3), artinya apabila size
meningkat, maka reeturn on assets mengalami penurunan
b4 = Koefisien variabel sales growth sebesar -0,381(X4), artinya apabila
sales growth meningkat maka return on assets mengalami penurunan
b5 = Koefisien variabel total debt ratio sebesar 0,489 (X5), artinya apabila
total debt ratio meningkat, maka return on assets juga mengalami
peningkatan.
2. Uji t
Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan hasil signifikan
dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 (F_hit = 11,3000, dengan
sig.F = 0,000). Hal ini berarti bahwa model regresi layak digunakan untuk
analisis. Berikut ini disajikan hasil pengujian hipotesis yaitu sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel IV.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel Koefisien Regresi
Standar Error t hitung Sig
Days of Inventory -.039 .205 -.191 .849
Cash Conversion Cycle .307 .214 1.433 .156
Size -.026 .036 -.707 .482
Sales Growth -.381 .184 -2.068 .042
Total Debt Ratio .489 .080 6.131 .000
Konstanta = -1.383
R = 0,671
R2 = 0,450
Adj. R2 = 0, 410
F = 11.300
Sig F = 0,000
Sumber: Data primer diolah Keterangan : ** : signifikan pada α 0,05 *** : signifikan pada α 0,01 ns : Not signifikan
a. Pengaruh Days of Inventory terhadap Return on Asset
Nilai signifikansi variabel Days of Inventory 0,849 > 0,05
sehingga Ho diterima, berarti Days of Inventory tidak berpengaruh
signifikan terhadap Return on Asset.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Johanes Barus
(2008) hal ini disebabkan karena di dalam pengelolaan manajemen
modal kerja perusahaan belum mendapatkan kepercayaan dari investor
dan pelanggan dan belum efisiensinya operasional perusahaan
sehingga kurang dapat meningkatkan nilai nilai perusahaan atau
corporate value maka kurang dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
b. Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Cash
Conversion Cycle sebesar 0,156 > 0,05 sehingga Ho diterima, berarti
Cash Conversion Cycle tidak berpengaruh terhadap Return on Asset.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Septiawati (2011)
menyatakan bahwa Cash Conversion Cycle memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap Return on Asset perusahaan.
Tidak berpengaruhnya Cash conversion cycle (CCC) terhadap
ROA ini disebabkan karena perputaran arus kas yang lambat sehingga
menyebabkan perusahaaan kurang tanggap dalam megnhadapi
perubahan lingkungan bisnis sehingga fokus perusahaan adalah
menghindari terjadinya kerugian yang lebih besar.
c. Pengaruh Size terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Size
sebesar 0,482 > 0,05 sehingga Ho diterima, berarti Size (ukuran
perusahaan) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset.
Hal ini disebabkan karena perusahaan menetapkan biaya
produksi rendah dapat membebankan harga yang rendah juga pada
konsumen sehingga perusahaan akan mendapatkan laba per unit yang
rendah dan tingkat pengembalian modal yang rendah juga.
d. Pengaruh Sales Growth terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Sales
Growth sebesar 0,042 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti Sales
Growth berpengaruh terhadap Return on Asset.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa penjualan harus
dapat menutupi biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan Maka
perusahaan dapat menentukan langkah yang akan diambil untuk
mengantisipasi kemungkinan naik atau turunnya penjualan pada tahun
yang akan datang. Bila penjualan ditingkatkan, maka aktiva pun harus
ditambah sedangkan di sisi lain, jika perusahaan tahu dengan pasti
permintaan penjualannya di masa mendatang, hasil dari tagihan
piutangnya, serta jadwal produknya, perusahaan akan dapat mengatur
jadwal jatuh tempo utangnya agar sesuai dengan arus kas bersih di
masa mendatang. Akibatnya, laba akan dapat dimaksimalkan (Horne
dan Wachowicz, 2009).
e. Pengaruh Total Debt Ratio terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Total
Debt Ratio sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti Total
Debt Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset.
Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa dalam
mengembangkan target capital structure perlu dilakukan analisis dari
banyak faktor dengan mempertimbangkan kondisi keuangan
perusahaan. Sumber dana dari pihak luar diperoleh dari pinjaman atau
utang (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang):
sedangkan sumber dana dari pihak internal diperoleh dari modal saham
(equity) dan laba tak dibagi (retained earning). Rasio antara sumber
dana dari pihak eksternal (hutang) terhadap sumber dana pihak internal
(ekuitas) lazim disebut sebagai Debt to equity Ratio. Hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Budi Priharyanto (2009) Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan
bahwa ada pengaruh DER terhadap ROA antara perusahaan food and
beverage dan perusahaan consumer goods.
3. Uji F
Analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
variabel independen (days of inventory, cash conversion cycle, size, sales
growth dan total debt ratio) secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Return on Asset). Hasil uji F diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel IV.7. Hasil Uji F
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 16.847 5 3,369 11.300 .000 (a) Residual 20.574 69 .298 Total 37.421 74
Sumber : data yang telah diolah
Dari hasil uji F nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,01 maka Ho ditolak
dan menerima Ha, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen (days of inventory, cash conversion cycle, size,
sales growth dan total debt ratio) secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Return on Asset).
4. Koefisien Determinasi (R²)
Uji R² adalah untuk mengetahui seberapa tepat variabel penjelas
yang dimasukkan ke dalam model mampu menjelaskan variabel-
variabel yang diteliti. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat
kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam
menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika R2 mendekati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
0 (nol) maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi
variabel terikat. Hasil koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
Tabel IV.8. Koefisien Determinasi
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate .671 .450 .410 .54605
Sumber : data sekunder diolah
Berdasarkan hasil koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,410
artinya pengaruh variabel days of inventory, cash conversion cycle, size,
sales growth dan total debt ratio secara bersama-sama terhadap Return on
Asset sebesar 0,410 atau 41,0%, sedangkan sisanya sebesar 59,0%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Independent sample t-test
Independent sample t-test dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui perbedaan antar variabel yaitu days of inventory, cash
conversion cycle, size, sales growth, total debt ratio dan return on asset
antara perusahaan manufaktur dan perusahaan real estate dan property.
Hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Perbedaan days of inventory perusahaan manufaktur dan perusahaan
real estate dan property
Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -3,256 dengan nilai probabilitas
0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan days of
inventory perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan
property, dengan perbedaan rata-rata (mean difference) adalah 180
hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
b. Perbedaan cash conversion cycle perusahaan manufaktur dan
perusahaan real estate dan property
Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -3,354 dengan nilai
probabilitas 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
cash conversion cycle perusahaan manufaktur dengan perusahaan real
estate dan property, dengan perbedaan rata-rata (mean difference)
selama 179 hari.
c. Perbedaan size perusahaan manufaktur dan perusahaan real estate dan
property
Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -3,228 dengan nilai
probabilitas 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
size perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan
property, dengan perbedaan rata-rata (mean difference) 1,35 persen.
d. Perbedaan sales growth perusahaan manufaktur dan perusahaan real
estate dan property
Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -0,460 dengan nilai
probabilitas 0,647 > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat
perbedaan sales growth perusahaan manufaktur dengan perusahaan
real estate dan property, di mana perbedaan rata-rata (mean difference)
sebesar 0,038.
e. Perbedaan total debt ratio perusahaan manufaktur dan perusahaan real
estate dan property
Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung 5,580 dengan nilai
probabilitas 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
total debt ratio perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate
dan property dengan rata-rata perbedaan (mean difference) 0,997.
f. Perbedaan Return on Asset perusahaan manufaktur dan perusahaan real
estate dan property
Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung 0,186 dengan nilai
probabilitas 0,853 > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat
perbedaan Return on Asset perusahaan manufaktur dengan perusahaan
real estate dan property dengan rata-rata perbedaan (mean difference)
sebesar 0,042.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Pengaruh Days of Inventory terhadap Return on Asset
Nilai signifikansi variabel Days of Inventory 0,849 > 0,05 sehingga Ho
diterima, berarti Days of Inventory tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Asset sehingga H1 tidak didukung.
b. Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Cash Conversion
Cycle sebesar 0,156 > 0,05 sehingga Ho diterima, berarti Cash
Conversion Cycle tidak berpengaruh terhadap Return on Asset, sehingga
H2 tidak dukung.
c. Pengaruh Size terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Size sebesar 0,482
> 0,05 sehingga Ho diterima, berarti Size (ukuran perusahaan) tidak
berpengaruh terhadap Return on Asset, sehingga H3 tidak didukung.
d. Pengaruh Sales Growth terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Sales Growth
sebesar 0,042 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti Sales Growth
berpengaruh terhadap Return on Asset sehingga H4 didukung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
e. Pengaruh Total Debt Ratio terhadap Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel Total Debt Ratio
sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti Total Debt Ratio
berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset sehingga H5 didukung.
f. Hasil uji F nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,01 maka Ho ditolak dan
menerima Ha, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen (days of inventory, cash conversion cycle, size, sales growth
dan total debt ratio) secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Return on Asset).
g. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,410
artinya pengaruh variabel days of inventory, cash conversion cycle, size,
sales growth dan total debt ratio terhadap Return on Asset sebesar 0,410
atau 41,0%, sedangkan sisanya sebesar 59,0% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti.
h. Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung –3,256 dengan nilai probabilitas
0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan days of
inventory perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan
property.
i. Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -3,354 dengan nilai probabilitas
0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan cash conversion
cycle perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property.
j. Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -3,228 dengan nilai probabilitas
0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan size perusahaan
manufaktur dengan perusahaan real estate dan property.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
k. Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung -0,460 dengan nilai probabilitas
0,647> 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan sales
growth perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan
property.
l. Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung 5,580 dengan nilai probabilitas
0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan total debt ratio
perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property.
m. Hasil uji t-test diperoleh nilai t hitung 0,186 dengan nilai probabilitas
0,853 > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan Return on
Asset perusahaan manufaktur dengan perusahaan real estate dan property.
B. Keterbatasan
a. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel amatan yang terdiri dari:
days of inventory, cash conversion cycle, size, sales growth dan total
debt ratio sehingga lingkup penelitian ini kurang luas.
b. Studi ini memiliki obyek amatan yang terfokus pada Modal Kerja
perusahaan manufaktur dan real estate, sehingga berdampak pada
terbatasnya generalisasi studi. Dengan demikian untuk
mengaplikasikan studi ini pada konteks yang berbeda, diperlukan
kehati – hatian dalam mencermati karakteristik yang melekat pada
obyek amatan studi. Hal ini penting untuk dicermati agar tidak terjadi
bias dalam hasil pengujian yang dapat berdampak pada kekeliruan
dalam pemahaman implikasi penelitian dan perumusan kebijakan yang
diambil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
C. Saran-Saran
a. Apabila melakukan investasi dalam saham perusahaan dengan
berpedoman kepada tingkat Return on Asset (ROA) sebaiknya investor
tetap memeperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya khususnya
dalam penelitian ini adalah sales growth dan total debt ratio
b. Bagi manajer hendaknya mengambil kebijakan dalam rangka keputusan
pendanaan atau hutang dalam rangka meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
c. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya mengambil periode penelitian yang
lebih panjang dan dalam kondisi perekonomian yang stabil sehingga di
peroleh data yang benar-benar dapat dijadikan sampel yang mewakili, di
samping itu juga perlu menambah variabel penelitian.