Post on 14-Jan-2017
PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1)
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
ORIZA RIVAI SAMODRA
A 210 090 152
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
ABSTRAK
PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
Oriza Rivai Samodra A210090152, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh lingkungan fisik kelas
terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1
Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 2) pengaruh kemandirian belaajr siswa terhadap
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
tahun ajaran 2012/2013, 3) pengaruh Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar
Siswa Kelas 8 Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas 8 SMP Muhammadiyah 1
Surakarta tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 270 siswa dengan sampel sebanyak 152
siswa yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan
data menggunakan metode dokumentasi dan metode angket yang telah diuji cobakan
dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda.
Berdasar hasil analisis data diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai
berikut Y = 43,016 + 0,669 X1 + 0,293 X2, artinya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar . Berdasarkan analisis dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa: (1) lingkungan fisik kelas berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung untuk variabel
lingkungan fisik kelas sebesar 4,462 sehingga thitung > ttabel atau 4,462>1.976 dengan nilai
signifikansi 0,000<0,05 dan besar sumbangan efektif 11,61%. (2) kemandirian belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan besar sumbangan efektif 3,29%. Hal ini
terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung untuk variabel kemandirian belajar sebesar
2,126 sehingga thitung > ttabel atau 2,126>1.976 dengan nilai signifikansi 0,035<0,05. (3)
lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dari hasil uji F
yang memperoleh Fhitung sebesar 13,026>Ftabel 3,056 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05.
(4) Hasil perhitungan untuk nilai R2 sebesar 0.149, berarti 14,9% prestasi belajar siswa
kelas 8 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipengaruhi oleh variabel
lingkungan fisik kela dan kemandirian belajar, sisanya sebesar 85,1% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
Kata Kunci: lingkungan fisik kelas, kemandirian belajar, prestasi belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas, pendidikan juga mendukung tercapainya pembangunan
nasional. Untuk mewujutkan pembangunan nasional melalui pendidikan perlu
pemberdayaan manusia yang berkualitas. Kenyataannya mutu pendidikan pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah hal ini dapat
dilihat dari HDI (Human Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari
182 negara ke peringkat 124 dari 187 negara (http://www.suaramerdeka.com/Mutu-
Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan). dibandingkan dengan negara tetangga
seperti malaysia dan filipina. Untuk itu perlu adanya upaya yang lebih untuk
meningkatakan sumber daya manusia dengan cara melalui peningkatan mutu pendidikan.
Dengan demikian pendidikan perlu mendapat prioritas oleh pemerintah dimana
diharapakan dapat membina dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Hal ini sejalan dengan yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS BAB 2 pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak bisa
dilakuan dengan cepat dan mudah tetapi diperlukan sarana yang sesuai dan waktu yang
panjang. Untuk itu lembaga pendidikan dinilai sebagai lembaga yang tepat untuk
meningkatkan kualiats sumber daya manusia (SDM). Hal ini juga sejalan dengan isi
Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB 1 pasal 1 ayat 1 yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia agar tercapai kualitas sumber
daya manusia yang baik pemerintah khususnya dalam hal ini telah melakukan beberapa
usaha seperti melakukan inovasi dalam dunia pendidikan, peningkatan kualitas guru
melalui sertifikasi dan melakuan peningkatan sarana dan prasaran penujang
pembelajaran. Pendidikan tidak hanya dilakukan disekolah tetapi juga dilakukan
dikeluarga dan masyarakat demi menunjang usaha pemerintah untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM).
Prestasi belajar sebagai salah satu indikator hasil belajar siswa pada kenyataannya
sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut terbagi dalam faktor internal siswa
atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal atau faktor yang
berasal dari luar diri siswa. Faktor internal seperti motivasi, kedisiplinan, minat, bakat,
intelegensia, kemandirian Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tenaga pendidik/guru,
lingkungan sekolah, kondisi kelas, perhatian orang tua, kurikulum dan sebagainya.
Kata prestasi belajar terbentuk dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar.
Menurut WJS Poerwadarminto (2004:768) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
“Hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2000:150) bahwa
prestasi adalah “Hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”.
Pencapaian prestasi belajar diperoleh melalui proses belajar mengajar yang
diperoleh dari jalur pendidikan formal dan pendidikan non formal,jalur pendidikan formal
diperoleh melalui lembaga pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi dan
perguruan tinggi. Sekolah menengah pertama (SMP) merupakan jalur pendidikan yang
termasuk dalam jenjang pendidikan sekolah dasar yang mengajarkan pengetahuan dan
ketrampilan untuk bisa dikembangkan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Pengukuran
keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan dengan mengukur kemampuan siswa itu
sendiri, baik cipta, rasa, karsa. Atau yang biasa dikenal dengan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengukuran keberhasilan pada SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta dengan adanya ujian tengah semester, ujian akhir sekolah,
ditambah dengan tugas dan ujian harian.
Mata pelajaran ilmu sosial merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan bagi
siswa dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah, tidak terkecuali di SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta, pada mata pelajaran ini banyak siswa yang mendapat
prestasi belajar yang rendah hal ini berdasarkan pantauan selama melaksanakan PPL
(program pengenalan lapangan) prestasi mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih
kurang dari 60% yang dapat mencapai KKM .
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal, jika semua faktor yang
dalam proses belajar mengajar baik itu faktor internal maupun faktor eksternal dapat
berjalan dengan baik. Salah satu faktornya adalah lingkungan kelas, lingkungan kelas
yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Lingkungan kelas akan
terhubung dengan proses belajar mengajar baik itu lingkungan fisik maupun nonfisik.
Menurut Muhammad Saroni (2006:82-83) “Lingkungan fisik adalah lingkungan yang
memberi peluang gerak dan segala aspek yang berhubunga dengan upaya penyegaran
pikiran bagi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan.
Lingkungan fisik ini meliputi saran prasarana pembelajaran yang di miliki sekolah seperti
lampu, ventilasi, bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk siswa, dan lain
sebagainya.”
Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan.
Menurut Dunn dan Dunn (dalam Mudhofir, 2001) “Kondisi belajar dapat mempengaruhi
konsentrasi, pencerapan, dan penerimaan informasi”. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi.
Menurut Rianto Milan (2007:1) “Pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik
untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila
terjadi gangguan atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
secara optimal”. Proses pembelajaran yang optimal oleh pendidik dapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi peserta didik sehingga peserta didik dapat
meraih hasil belajar sesuai harapan. Hal ini diyakini dapat memberikan kemudahan
peserta didik untuk menumbuh kembangkan kemampuannya baik itu kemampuan afektif,
psikomotorik maupun kognitif.
Keadaan lingkungan fisik kelas yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
pada umumnya sangat baik ini dikarenakan kelas yang baru saja direnovasi dan ditata tata
ruang yang baik, dengan keadaan seperti ini tentu sangat menunjang dalam proses belajar
mengajar. Hal ini sesuai dengan Ahmad Rohani (2004:127) menyatakan bahwa
“Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai hubungan penting terhadap hasil perbuatan
belajar”.
Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan siswa adalah pembelajaran
yang berdasarkan pengalaman belajar yang mengesankan. Sesuai dengan pandangan
Sudjatmiko dan Nurlaili (2003:4) yang menyatakan bahwa “Kegiatan pembelajaran
memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap,
kemampuan prestasi) dan berlatih untuk bekerja sama mengkomunikasikan gagasan, hasil
kreasi, dan temuannya kepada guru dan siswa lain”. Oleh sebab itu diperlukan
kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temannya untuk
meningkatkan prestasi.
Menurut Haris Mujiman (2009:7). “Dalam kegiatan pembelajaran, kemandirian
sangat penting karena kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh
setiap individu. Sementara Menurut Utari Sumarmo (2006:5) “Dengan kemandirian,
siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur
belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan
dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain secara emosional”. Dengan kemandirian belajar siswa mampu
menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun
kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.
Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki dorongan untuk mencapai
keberhasilan berupa prestasi belajar yang baik namun prestasi belajar tersebut dicapai
bukan dari hasil usahanya sendiri. Sebagian siswa menggunakan masih melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan sikap kemandirian, seperti: belajar jika disuruh, tidak
mengerjakan tugas yang diberikan guru, menyalin pekerjaan teman saat diberi tugas oleh
guru, melakukan kecurangan saat tes, dan hal negative lainnya. Hal ini menandakan
bahwa sikap kemandirian siswa SMP Muhammadiyah 1 Surakarta masih rendah.
Berdasarkan latar belakang diatas mendorong peneliti untuk mengambil judul
PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA KELAS 8 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN
AJARAN 2012/2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh Lingkungan
Fisik Kelas terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 2) pengaruh kemandirian siswa
terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 1
Surakarta tahun ajaran 2012/2013, 3) pengaruh Lingkungan Fisik Kelas Dan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas 8 Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif,
karena dalam penelitian ini berusaha untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang
dan berusaha meneliti pengaruh variabel satu dengan variabel lainnya. Sedangkan
pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan data
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data diperoleh dari sampel
penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian
dipresentasikan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta pada siswa dan
siswi kelas 8 tahun ajaran 2012/2013 . Sampel diambil berdasarkan tabel Isaac dan
Michael dengan taraf kesalahan 5% yaitu sejumlah 152 dengan teknik proporsional
random sampling dengan undian. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi.
Instrumen penelitian berupa item-item pernyataan dalam bentuk angket yang
sebelumnya sudah diuji cobakan pada subjek uji coba yang berjumlah 20 siswa SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta kelas 8 tahun ajaran 2012/2103. Hasil uji coba instrumen
dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Item-item yang tidak masuk
dalam kategori valid dan reliabel didrop atau dibuang. Sedangkan item-item yang
dinyatakan valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpulan data penelitian.
Hasil pengumpulan data inilah yang kemudian dianalisis. Tahap pertama yaitu dilakukan
uji prasarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Setelah memenuhi
kriteria pada uji prasyarat analisis langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis dalam dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta yang terletak di Jl. Flores No.1 Kampung Baru
Pasar Kliwon, Surakarta. Amal usaha bidang pendidikan ini bertekad mewujudkan
sekolah sebagai tempat menuntut ilmu sebagai " Ilmu Yang Amaliah, Dan Amal Yang
Ilmiah " yakni mampu menumbuhkan Ilmu yang dapat diamalkan baik secara akademik
maupun dalam kehidupan sehari-hari, sebaliknya dapat diamalkan secara keilmuan atau
dapat diterima secara agama dan ilmiah keilmuan.
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis pertama yaitu uji normalitas yang
digunakan untuk mengetahui apakah data data berasal dari populasi yang memiliki
sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
metode Lilliefors melalui uji Kolmogrov-Smirnov dalam program SPSS 15.0. Untuk
menolak atau menerima hipotesis dengan cara membandingkan nilai probabilitas dengan
taraf signifikansi (α) =5%. Jika nilai probabilitas > 0.05 maka dapat dinyatakan bahwa
data berdistribusi normal. Adapun ringkasan hasil uji normalitas menyimpulkan bahwa
Lhitung < Ltabel dan nilai signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
sampel dari masing-masing variabel berdistribusi normal.
Hasil uji prasyarat analisis kedua yaitu uji linearitas. Tujuan uji Linieritas adalah
untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara satu variabel bebas dengan satu
variabel terikat. Adapun ringkasan hasil uji Linieritas dan keberartian regresi Linier yang
dilakukan menggunakan alat bantu program SPSS 15.0 for windows adalah Fhitung < Ftabel
dan nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut dapat dinyatakan linier.
Setelah uji prasarat analisis terpenuhi selanjutnya dilakukan analisis regresi linear
berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 15.0 for windows dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) menentukan nilai-nilai a, b1, dan b2, (2) uji t, (3) uji F, (4) mencari
koefisien determinasi dan, (4) mencari sumbangan relatif dan sumbangan efektif.
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa lingkungan fisik kelas dan
kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar baik secara bersama-sama
atau serempak maupun secara parsial. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat nilai
koefisien regresi masing-masing variabel bebas bernilai positif, seperti terlihat pada
persamaan regresi linier ganda sebagai berikut :
Y = 43,016 + 0,669 X1 + 0,293 X2. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan
menggunakan program SPSS 15.0 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,149 yang berarti bahwa lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial, sebesar 14,9%, sedangkan 85,1%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
1. Variabel Pemanfaatan lingkungan fisik kelas terhadap prestasi Belajar Siswa
kelas 8 SMP Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2012/2013
Hasil uji hipotesis pertama yaitu ”ada pengaruh yang signifikan lingkungan
fisik kelas terhadap prestasi belajar siswa ”. Berdasarkan perhitungan hasil uji t
regresi memperoleh thitung variabel lingkungan fisik kelas (X1) sebesar 4,462 lebih
besar dari ttabel (1,976) dengan signifikansi 0,000<0,05. Dengan hasil perhitungan
sumbangan efektif dan sumbangan relatif, variabel lingkungan fisik kelas
memberikan sumbangan relatif sebesar 79,% dan sumbangan efektif sebesar 11,61%.
Hal ini berarti lingkungan fisik kelas berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa. Artinya, semakin baik lingkungan fisik kelas, maka semakin tinggi prestasi
belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah lingkungan fisik kelas, maka semakin
rendah prestasi belajar siswa.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa bahwa lingkungan fisik
kelas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, lingkungan fisik kelas yang baik
tentu akan menunjang semua kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
mampu berjalan dengan efektif dan efisien dan tentunya akan bepengaruh kepada
siswa selaku peserta didik dalam hal ini yaitu prestasi belajar.
2. Variabel Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Prestasi Belajar Siswa
Kelas 8 Smp 1 Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Hasil uji hipotesis kedua yaitu ”ada pengaruh yang signifikan kemandirian
belajar terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan hasil perhitungan uji t regresi
memperoleh thitung variabel kemandirian belajar siswa (X2) sebesar 2,1267 lebih besar
dari ttabel (1,976) dengan nilai signifikansi 0,035<0,05. Dengan hasil perhitungsn
sumbangan efektif dan sumbangan relatif, variabel kemandirian belajar memberikan
sumbangan relatif sebesar 21% dan sumbangan efektif sebesar 3,29%. Hal ini berarti
kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Artinya,
semakin tinggi kemandirian belajar, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa.
Sebaliknya semakin rendah kemandirian belajar, maka semakin rendah prestasi
belajar siswa.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa bahwa kemandirian
belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, siswa yang mempunyai sikap
kemandirian akan lebih mudah meraih prestasi dikarenakan siswa yang memliki sifat
mandiri akan dengan senantiasa melakukan hal yang merupakan tanggung jawab
dalam hal ini belajar.
3. Variabel Lingkungan Fisik Kelas Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas 8 Smp 1 Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013
Pengujian hipotesis ketiga yaitu ”ada pengaruh yang signifikan lingkungan
fisik kelas dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan
perhitungan uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (13,026> 3,057) dengan nilai
signifikansi 0,000<0,05, maka lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Dengan total
sumbangan efektif variabel lingkungan fisik kelas dan kemandirian belajar terhadap
prestasi belajar siswa sebesar 15,06%. Sedangkan sisanya 84,94% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Dari hasil penelitian yang saya lakukan, variabel lingkungan fisik kelas
memberikan sumbangan relatif sebesar 79,% dan variabel kemandirian belajar
memberikan sumbangan relatif sebesar 21%. Sedangkan berdasarkan sumbangan
efektifnya, variabel lingkungan fisik kelas memberikan sumbangan sebesar 11,61%
dan kemandirian belajar memberikan sumbangan sebesar 3,29%.
KESIMPULAN
Setelah analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik kelas berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas 8 SMP 1 Muhammadiyah Surakarta
tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis regresi linear
ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 4,462 > 1,976 dan nilai
signifikansi < 0,05, yaitu 0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 11,61%.
2. Kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas 8 SMP 1 Muhammadiyah
Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis
regresi linear ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,1267 > 1,976 dan
nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,035 dengan sumbangan efektif sebesar 3,29%.
3. Lingkungan fisik kelas dan Kemandirian belajar positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas 8 SMP 1
Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dibuktikan
dengan analisis regresi linear ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu
13,026 > 3,057 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.
4. Berdasarkan analisis data koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,149 atau
14,9 %, berarti ini dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh Lingkungan fisik
kelas dan Kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas 8 SMP 1
Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2012/2013 adalah sebesar 0,149 atau 14,9
% sedangkan sisanya 85,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani dan Abu Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta.Rineka Cipta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anonim. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Haris,Mujiman.2009. Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.
Milan, Rianto 2007, Pengelolaan Kelas Model Pakem. Jakarta : Dirjen PMPTK
Mudhofir, Ali. 2001 .Kamus Filsafat Barat,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Saroni, Muhammad. 2006, Manajemen Madrasah, Kiat Menjadi Pendidik Yang
Kompeten. Yogyakarta : AR-RUZZ
Sudjatmiko dan Lili Nurlaili. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sumarmo, Utari. 2006. Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Apa, Mengapa dan
Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon
Guru. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas
Pajajaran Tahun 2006. Bandung
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
WJS,Poerwadarminto. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Primasiwi,Andika.2012.http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/Mutu-
Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan. (diakses pada tanggal 13
maret2013 jam 23.57)