Post on 28-Jul-2015
1
ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
OLEH ANIS SHOLICHAH
NIM. 07.01.522 JURUSAN : AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA DHARMA SURABAYA
2011
2
ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada STIE Widya Dharma Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana
OLEH ANIS SHOLICHAH
NIM. 07.01.522 JURUSAN : AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA DHARMA SURABAYA
SEPTEMBER 2011
3
ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH : ANIS SHOLICHAH
NIM. 07.01.522
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Surabaya, September 2011 Pembimbing
Drs. Hari Purwanto, MM NIP.
4
ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH : ANIS SHOLICHAH
NIM. 07.01.522
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Pada tanggal September 2011 Ketua,
Dr.Drs.H.Mohammad Usman,SE.,MM. NIP. 19500326 198103 1 001
Anggota,
Dr.H.Farhan Ghozali,SH.,MM. NIP. 19570613 198603 1 012
5
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Analisa Pengaruh Assets Turnover dan
Profit Margin Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Food and
Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna
melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program sarjana (S1)
reguler Akuntansi STIE Widya Dharma Surabaya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara moril
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Drs. Hari Purwanto, MM. selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran
membimbing dan membantu memberikan saran-saran serta dorongan
sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
2. Para Dosen STIE Widya Dharma Surabaya, yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang luas kepada
penulis.
3. Keluarga tercinta, Bapak, Almarhumah Ibu, Adekku Moch. Sodikin, yang
telah memberikan makna hidup kepada penulis sehingga dapat termotivasi
untuk segera menyelesaikan skripsi. ”Kenangan keluarga kecilku adalah
anugrah yang teramat indah pemberian Allah SWT”.
4. Suamiku tersayang Moch. Syaifuddin, yang telah memberikan kasih
sayangnya yang teramat hangat kepada penulis, sehingga penulis terdorong
6
untuk segera menyelesaikan studi program S1. ”Salam cinta dan rinduku
teruntukmu sayang...”.
5. Seseorang yang sekaisan nafas denganku, yang saat ini masih dalam
kandungan yang telah menginspirasi hidup penulis sehingga tumbuh
semangat yang teramat sangat untuk sebuah hidup yang harus terus
diperjuangkan.
6. Teman-temanku tercinta, Ita, Mukti, Salim, Ina, Eka, Mugik, Eko, Noval,
Mbak Mia, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
”Kehangatan suasana saat bersama di Kampus ”UGM” milik kita, takkan
pernah beku dimakan masa”.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi.
Hanya do’a dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan, semoga
Allah SWT berkenan membalas kebaikan beliau semua. Akhir kata penulis
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Surabaya, September 2011
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4. Manfaat penelitian …………………………………….…. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ....................................................................... 6
2.1.1. Assets Turnover ....................................................... 6
2.1.2. Profit Margin ............................................................ 8
2.1.3. Return On Investment ............................................. 11
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 15
2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................... 17
2.4 Hipotesa ............................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional ...................... 19
3.2. Jenis Data dan Sumber Data .............................................. 19
8
3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................. 19
3.4. Populasi dan Sampel ............................................................ 20
3.5. Metode Analisa Data ........................................................... 21
3.5.1. Pengujian Asumsi Klasik .......................................... 21
3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda …………………. 24
3.5.3. Uji Hipotesis ………………………………………. 25
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif ............................................................. 29
4.2. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 33
4.2.1. Uji Normalitas ......................................................... 33
4.2.2. Uji Multikolinieritas ................................................ 34
4.2.3. Uji Autokorelasi ...................................................... 35
4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 37
4.3.1. Uji Pengaruh Parsial (t-test) .................................... 38
4.3.2. Uji Pengaruh Simultan (f-test) ................................ 40
4.3.3. Koefisien Determinasi (R2)...................................... 41
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................ 42
5.2. Saran .................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45
LAMPIRAN – LAMPIRAN .......................................................................
9
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Data Perhitungan Rasio ROI, ATO dan PF tahun 2008-2010 ....... 30
4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 31
4.3. Hasil Uji Normalitas (Grafik P-Plot) .............................................. 33
4.4. Hasil Uji Normalitas (Tabel Kolmogorov-Smirnov) ...................... 34
4.5. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 35
4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 36
4.7. Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 37
4.8. Hasil Uji Pengaruh Parsial (t-test) .................................................. 38
4.9. Hasil Uji Pengaruh Simultan (f-test) .............................................. 40
4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 41
10
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman
2.1. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................ 17
11
ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT
PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh : Anis Sholichah
ABSTRAK
Analisa laporan keuangan merupakan hal yang sangat fundamental dalam menilai kinerja sebuah Perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu alat berupa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi maupun eksistensi sebuah usaha. Salah satu rasio yang sangat penting dalam pengukuran kinerja adalah rasio return on invesment. Dengan rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki perusahaan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh variabel assets turnover (ATO) dan profit margin (PM) terhadap return on investment (ROI).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan sampel perusahaan food and baverage yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan food and baverage yang listed di BEI dan selalu menyajikan laporan keuangan tahun buku 31 Desember selama periode penelitian (2008-2010), (2) Perusahaan harus sudah listing pada awal penelitian dan tidak didelisting sampai akhir periode penelitian. (3) Dari awal periode penelitian sampai akhir periode penelitian menghasilkan laba yang positif. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan dari 13 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji T secara parsial, uji F secara simultan dengan derajat signifikansi 5%, dan uji koefisien determinasi.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial data ATO dan PM masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap ROI perusahaan food and baverage yang listed di BEI pada derajat signifikansi kurang dari 5% (masing-masing sebesar 0,000%), sementara secara simultan data ATO dan PM berpengaruh secara signifikan terhadap ROI pada derajat signifikansi kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000%. Kemampuan prediksi dari kedua variabel (ATO dan PM) terhadap ROI adalah sebesar 88,2% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R pada model summary, sedangkan sisanya sebesar 11,8% dijelaskan oleh model-model lain diluar model penelitian. Kata Kunci: assets turnover (ATO), profit margin (PM), return on investment
(ROI).
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,
persaingan ekonomi dan bisnis di tingkat nasional ataupun dunia
meningkat tajam. Perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap peluang
yang ada, meskipun peluang itu sangat kecil. Selain itu perusahaan
dituntut untuk mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada guna
mengambil kebijakan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
yang berpengaruh terhadap eksistensi usahanya. Melalui penerapan
kebijakan, perusahaan dapat merangsang terciptanya efisiensi dan
peningkatan daya saing yang akan menunjukkan kinerja perusahaan.
Secara umum kondisi kinerja perusahaan dapat diketahui
berdasarkan analisis laporan keuangan, dan dari laporan keuangan tersebut
dapat dilakukan analisis berdasarkan rasio-rasio keuangan. Penggunaan
alat analisis berupa rasio, dapat menunjukkan atau memberi gambaran
tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan apabila
dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya atau dengan perusahaan
sejenis lainnya.
Penelitian mengenai rasio-rasio keuangan telah banyak dilakukan
di Indonesia. Salah satu penelitian terdahulu oleh Winarni (2004)
menggabungkan rasio perputaran aktiva/assets turn over dengan rasio
laba/profit margin atas penjualan dan menunjukkan bagaimana keduanya
13
berinteraksi dalam menentukan return on investment (ROI), yaitu
profitabilitas atas aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio laba atas
penjualan (profit margin) dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan laba
bersih yang dihasilkan. Berarti profit margin ini mencakup pula seluruh
biaya yang digunakan dalam operasional perusahaan. Rasio asset turn over
sendiri dipengaruhi oleh penjualan dan total aktiva. Dapat dikatakan
bahwa analisis ini tidak hanya memfokuskan pada laba yang dicapai, tetapi
juga pada investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan
tersebut dalam mengelola asset yang dimilikinya ataupun dalam
menghasilkan laba. Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri dari
beberapa unsur yaitu penjualan, aktiva yang digunakan, dan laba atas
penjualan yang diperoleh perusahaan. Angka ROI ini akan memberikan
informasi yang penting jika dibandingkan dengan pembanding yang
digunakan sebagai standar. Jadi perbandingan ROI selama beberapa
periode berturut-turut akan lebih akurat.
Menurut penelitian Winarni (2004) menunjukkan bahwa dilihat
dari uji determasi, besarnya pengaruh variabel asset turn over dan profit
margin terhadap ROI sebesar 96%. Hal ini berarti masih ada faktor-faktor
lain yang mempengaruhi variabel ROI sebesar 4%. Sedangkan dilihat dari
uji parsial, pengaruh asset turn over dan profit margin terhadap ROI
masing-masing sebesar 92,5% dan 93,6% dengan probabilitas kesalahan
0,00%. Hal ini berarti secara parsial pengaruh variabel profit margin lebih
dominan terhadap ROI dibanding variabel asset turn over.
14
Dari uraian diatas maka peneliti termotivasi untuk melakukan suatu
penelitian dengan variabel yang sama pada perusahaan food and baverage
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan antara penelitian
yang dilakukan oleh Winarni (2004) dengan penelitian ini adalah sampel
obyek penelitian yang sebelumnya hanya diambil pada satu perusahaan
jasa bongkar muat sedangkan penelitian ini mengambil sampel obyek
penelitian di beberapa perusahaan food and baverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
Obyek penelitian adalah perusahaan industri sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan alasan :
1. Sektor makanan dan minuman akan survive dan paling tahan
terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam
kondisi krisis ataupun tidak produk makanan dan minuman tetap
dibutuhkan. Dalam keadaan krisis konsumen akan membatasi
konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi
kebutuhan barang sekunder.
2. Produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan dan bahan baku
yang digunakan untuk membuat produk makanan dan minuman
mudah untuk diperoleh.
Dari uraian-uraian diatas penulis dalam melakukan penelitian ini
mengambil judul : “Analisa Pengaruh Assets Turn Over dan Profit Margin
Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Food and Baverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. (Periode penelitian tahun 2008
sampai dengan tahun 2010).
15
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahannya
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah assets turn over mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap return on investment ?
2. Apakah profit margin mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return on investment ?
3. Apakah assets turn over dan profit margin mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap return on investment ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah assets turn over mempunyai pengaruh
secara parsial terhadap return on investment ?
2. Untuk mengetahui apakah profit margin mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap return on investment ?
3. Untuk mengetahui apakah assets turn over dan profit margin
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap return on investment?
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk kepentingan ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi peneliti dan dapat digunakan peneliti lain sebagai
bahan pertimbangan dalam penelitian lanjutan serta untuk menambah
16
referensi perpustakaan dan memberikan gambaran mengenai analisis
rasio keuangan.
2. Untuk kepentingan terapan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan-perusahaan food and baverages yang telah
terdaftar di bursa efek Indonesia. Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan referensi oleh para investor yang akan menanamkan modalnya
di perusahaan-perusahaan food and baverages tersebut.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1. Assets Turnover
Menurut Alex Kane dan Alan J. Marcus (2004:459), dalam
bukunya yang berjudul Essentials of Investments mengemukakan bahwa
“assets turn over is a financial ratio that measures the efficiency of a
company's use of its assets in generating sales revenue or sales income to
the company” yang berarti assets turn over adalah sebuah rasio keuangan
yang mengukur efektifitas penggunaan asset atau kekayaan perusahaan
dalam menghasilkan pendapatan atau penjualan kepada perusahaan.
Besarnya assets turnover dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Rasio ini membandingkan angka antara asset dengan penjualan dan
dapat menggambarkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah
penggunaan asset. Sehingga dapat bermanfaat bagi pertumbuhan
perusahaan untuk memeriksa apakah pada kenyataannya perusahaan
tumbuh dalam proporsi pendapatan penjualan.
Pada umumnya, perusahaan yang memiliki keuntungan rendah
biasanya memiliki rasio asset turnover tinggi, sementara perusahaan yang
keuntungannya tinggi memiliki asset turnover rendah. Dalam beberapa
industri, misalnya industri ritel, rasio asset turnover biasanya tinggi karena
Penjualan ATO = Total Asset
18
dalam industri ini ada persaingan harga yang sengit. Dengan kata lain,
untuk bisa memperoleh penjualan yang tinggi sebuah perusahaan harus
bekerja keras memutar asetnya. Cara untuk mempertinggi assets turnover
menurut Riyanto (2001:40) adalah sebagai berikut:
1. Dengan menambah modal usaha atau aktiva yang digunakan untuk
operasi sampai tingkat tertentu dan diusahakan tercapainya tambahan
volume usaha yang sebesar-besarnya.
2. Dengan mengurangi volume usaha sampai tingkat tertentu diusahakan
penurunan atau pengurangan aktiva yang digunakan untuk operasi
sebesar-besarnya.
Namun demikian, diketahui bahwa analisa rasio ini masih memiliki
kelemahan, antara lain sebagai berikut :
1. Rasio ini hanya menunjukkan hubungan antara penghasilan (sales
revenue) dengan aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan
gambaran tentang laba yang diperoleh.
2. Penjualan adalah untuk satu periode, sedang total operating assets
adalah merupakan akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa
periode, mungkin adanya ekspansi yang tidak segera dapat
menghasilkan tambahan penjualan sehingga rasio pada tahun pertama
adanya ekspansi menunjukkan rasio yang rendah.
3. Tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh
berbagai faktor di luar kemampuan perusahaan untuk diatasi
(uncotrollable).
19
Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen yang efektif, tetapi
dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah
tua dan sudah habis disusut, jadi turnover yang tinggi ini karena keadaan
perusahaan. Selain itu aktiva juga dipengaruhi oleh nilai historis. Aktiva
yang sama jika dibeli pada saat berbeda bisa saja harganya berbeda, selain
itu juga dipengruhi oleh inflasi. Kadangkala kegiatan yang sama dalam
waktu yang berbeda memberikan rasio perputaran yang berbeda.
Untuk menghindari kelemahan-kelemahan turnover operating
assets ini, maka turnover ini dihubungkan dengan tingkat profit yang
diperoleh atau profit margin-nya, yang diperoleh dengan cara membagi
profit yang diperoleh dengan total penjualan netto. Sehingga turnover
ratio saja tidak dapat memberikan gambaran yang pasti tentang ke-
efektifan kegiatan perusahaan dan harus dihubungkan dengan profit
margin-nya untuk memperoleh rate of return-nya atau return on
investment (ROI).
2.1.2 Profit Margin
Pengertian profit margin Menurut Bambang Riyanto (2001:37):
“Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net
sales.”
Untuk perhitungannya Jumingan (2006:160) mengemukakan
teorinya sebagai berikut:
“Rasio laba usaha dengan penjualan netto (disebut profit margin)
dihitung dengan membagi laba usaha dengan penjualan neto.”
20
Laba Usaha
Profit Margin = X 100 % Penjualan Netto Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut “pure profit”
yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating
Profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah
yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan
mengabaikan kewajiban-kewajiban financial berupa bunga serta
kewajiban terhadap pemerintah termasuk pembayaran pajak.
Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu.
Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit
Margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit
margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan
melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan
sales.
Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar kecilnya profit margin
pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan
laba usaha. Besar kecilnya laba usaha (net operating income) tergantung
pada pendapatan dari penjualan dan besarnya biaya usaha (operating
expense).
21
Dengan jumlah operating expense tertentu profit margin dapat
diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan
atau memperkecil operating expanse. Dengan demikian maka ada 2
alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit margin, yaitu :
1. Dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai pada
tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-
besarnya, atau dengan kata lain tambahan sales harus lebih besar
daripada tambahan operating expenses. Perubahan besarnya sales
dapat disebabkan karena perubahan harga jual per-unit produk sudah
ditentukan. Dengan demikian dapatlah dikaitkan bahwa pengertian
menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan
dari sales dengan jalan memperbesar volume sales per-unit pada
tingkat harga penjualan tertentu atau menaikan harga penjualan per-
unit produk pada luas sales dalam unit tertentu.
2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai pada tingkat
tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expenses yang
sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha lebih
besar dibandingkan dengan pengurangan pendapatan dari sales.
Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh
karena disertai dengan berkurangnya operating expense yang lebih
sebanding, maka akibatnya ialah bahwa profit margin-nya makin
besar.
22
2.1.3 Return On Investment
Return On Investment (ROI) merupakan suatu alat yang biasa
digunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara
keseluruhan, yang secara umum didefinisikan sebagai net income (setelah
disesuaikan dengan biaya bunga) dibagi dengan total investasi.
Menurut Husein Umar (2005:216) mengemukakan:
“Return On Investment (ROI) mencerminkan kemampuan
manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga
dicapai laba bersih yang diinginkan”
Sedangkan menurut Agus Sartono (2001:123):
“Return On Investment atau return on assets menunjukan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.”
Return On Investment (ROI) atau yang sering disebut dengan
“return on total assets” adalah merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Dalam menghitung tingkat return on investment, maka yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba
bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan, baik yang
diinvestasikan di dalam maupun di luar perusahaan. Hal tersebut
disebabkan karena tujuan pengukuran ROI adalah mengetahui tingkat
keuntungan bersih yang diperoleh dari seluruh modal yang telah
diinvestasikan.
23
Adapun rumus Return On Investment adalah sebagai berikut:
Return On Investment = Laba bersih sesudah pajak Total aktiva
Return On Investment atau Return On Assets pada dasarnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor tersebut, yaitu:
1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang
digunakan untuk operasi), yaitu kecepatan berputarnya operating
assets dalam suatu periode tertentu. Cara meningkatkan tingkat
perputaran ivestasi, yaitu dengan meningkatkan volume penjualan
dengan jumlah invertasi yang sama, atau menurunkan atau mengurangi
jumlah investasi untuk memperoleh volume penjualan tertentu.
Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi net profit margin
dengan operating assets.
2. Profit Margin, yaitu keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih, profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahan dihubungkan
dengan penjualan.
Besarnya Return On Investment (ROI) akan berubah jika terdapat
perubahan profit margin atau assets turnover, baik masing-masing ataupun
kedua-duanya. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan dapat
menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam rangka usaha untuk
memperbesar .profit margin dengan cara mempertinggi efisiensi di sektor
produksi, penjualan dan administrasi. Selain itu perusahaan dapat
mempertinggi ROI dengan usaha memperbesar assets turnover melalui
24
penentuan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva
lancar maupun aktiva tetap.
Adapun kegunaan dari analisis return on investment adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai salah satu kegunaan yang prinsipil ialah sifatnya yang
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi
yang baik, maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI
dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, efesiensi produksi
dan efesiensi bagian penjualan.
2. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh
rasio industri, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan
efesiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan
lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya
berada dibawah, sama, atau di atas rata-rata. Dengan demikian akan
dapat diketahui di mana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada
perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
3. Analisa ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan –
tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan
mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang
bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat
bagian adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian
dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan.
25
4. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk
keperluan perencanaan. Misalmya ROI dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan
ekspansi.
Selain kegunaan dari analisa ROI, terdapat pula kelemahan-kelemahannya,
antara lain sebagai berikut :
1. Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam
membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan
lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi
yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah
berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva
antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain, perbedaan
tersebut akan dapat memberi gambaran yang salah.
2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang. Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang
dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau dibeli pada
waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam
menghitung investment turnover dan profit margin.
3. Dengan menggunakan analisa return on investment data tidak akan
dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua
perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang
memuaskan.
26
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
Winarni (2004), melakukan penelitian dengan judul analisis
pengaruh assets turn over dan profit margin terhadap return on investment
pada perusahaan jasa bongkar muat PT. Sarana Bandar Nasional Cabang
Surabaya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
meliputi : assets turn over dan profit margin. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah return on investment (ROI).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari uji determasi,
besarnya pengaruh variabel asset turn over dan profit margin terhadap
ROI sebesar 96%. Sedangkan dilihat dari uji parsial, pengaruh asset turn
over dan profit margin terhadap ROI masing-masing sebesar 92,5% dan
93,6% dengan probabilitas kesalahan 0,00%.
Merry (2010), melakukan penelitian dengan judul pengaruh rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas dalam memprediksi perubahan laba pada
perusahaan metal and allied products yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
meliputi : net profit margin, return on investment, total assets turn over,
dan inventory turn over. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian
ini adalah perubahan laba. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau
sesuai untuk mengetahui perubahan net profit margin, perubahan return on
investment, perubahan total asset turn over, dan perubahan inventory turn
27
over terhadap perubahan laba. Secara parsial variabel yang berpengaruh
hanya net profit margin sedangkan return on investment, total asset turn
over, dan inventory turn over tidak terbukti berpengaruh terhadap
perubahan laba.
Firsada (2010), melakukan penelitian dengan judul pengaruh
perputaran persediaan dan total assets turn over (TATO) terhadap return
on investment (ROI) melalui net profit margin (NPM) pada perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi :
inventory turn over, total assets turn over, dan net profit margin.
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on
investment. Penelitian ini dilakukan terhadap 15 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek Indonesia dengan menggunakan model
analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh perputaran persediaan dan total asset turn over terhadap net
profit margin mempunyai tingkat signifikasi t masing-masing 0,003;0,091
lebih kecil dari nilai 0,10. Sedangkan pengaruh perputaran persediaan,
total asset turn over dan net profit margin tarhadap ROI mempunyai
tingkat signifikasi t masing-masing 0,000;0,000;0,000 lebih kecil dari nilai
0,10.
28
2.3. Kerangka Pemikiran
Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan. Rasio tersebut sangat bermanfaat untuk mengontrol
operasional dan finansial perusahaan, sehingga dapat dicapai suatu
kondisi yang paling efisien tanpa harus mengorbankan performance
perusahaan.
Dalam penelitian ini memfokuskan terhadap analisis mengenai
pengaruh asset turnover dan profit margin terhadap return on investment.
Dimana berdasarkan landasan teori yang disebutkan diatas menunjukkan
bahwa asset turnover dan profit margin memiliki hubungan yang
komplementer terhadap return on investment. Sehingga kerangka
pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran
Keterangan :
- Asset Turnover sebagai Variabel Independen
- Profit Margin sebagai Variabel Independen
- ROI sebagai Variabel Dependen
Asset Turnover
Profit Margin
ROI
29
2.4. Hipotesa
Dari kerangka pemikiran seperti tersebut diatas, maka hipotesa dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ada pengaruh secara parsial dari asset turnover terhadap ROI.
2. Ada pengaruh secara parsial dari profit margin terhadap ROI.
3. Ada Pengaruh secara simultan dari asset turnover dan profit margin
terhadap ROI.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. ROI (Return On Investment) adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas
yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan.
2. Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih (laba
sesudah biaya dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan.
3. Total Asset Turnover adalah perbandingan antara jumlah penjualan
perusahaan dengan seluruh harta/aktiva perusahaan.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel dari
tahun 2008 – 2010. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan sampel yang didapat dari Lembaga Pasar Modal (LPM) Gika
Surabaya yang juga dapat dilihat di website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi
31
berdasarkan laporan keuangan perusahaan sampel periode tahun 2008 –
2010 yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs www.idx.com.
3.4 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasinya adalah perusahaan food and
baverage yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Artinya sampel dipilih berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian
dimana persyaratan yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi sebagai
sampel (Subagyo, 1997).
Berdasarkan hal tersebut peneliti menetapkan 9 perusahaan yang
memenuhi kriteria sebagai sampel. Adapun kriteria yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan food and baverage yang listed di BEI dan selalu
menyajikan laporan keuangan tahun buku 31 Desember selama
periode penelitian (2008-2010).
2. Perusahaan harus sudah listing pada awal penelitian dan tidak
didelisting sampai akhir periode penelitian.
3. Pada awal periode penelitian hingga akhir periode penelitian
menghasilkan laba yang positif.
Adapun perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
1. PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk
2. PT. Delta Djakarta, Tbk
3. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
32
4. PT. Mayora Indah, Tbk
5. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
6. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk
7. PT. Siantar Top, Tbk
8. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
9. PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk
3.5 Metode Analisa Data
3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model analisa regresi linier
berganda. Persyaratan untuk bisa menggunakan persamaan regresi
linier berganda adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Pengujian
asumsi klasik ini dilakukan untuk mendapatkan nilai pemeriksa
yang efisien dan tidak bias atau BLUE (best linier unbias
estimator) dari satu persamaan regresi berganda dengan metode
kuadrat terkecil (least square).
Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis
statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah
bahwa data tersebut harus terdistribusi normal yang berarti data
akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa & Ashari,
2005 : 231).
33
Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan “Normal P-P Plot” dan “Tabel Kolmogorov Smirnov”.
Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusan :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2007:110-112).
Sedangkan pada uji Tabel Kolmogorov Smirnov (uji K-S)
dilakukan dengan membuat hipotesis :
- H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai
signifikan < 5% (0,05).
- HA : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai
signifikan > 5% (0,05).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
34
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali 2007:91).
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat
dilihat dari value inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10,
terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika VIF < 10, tidak terjadi
multikolinearitas (Wijaya, 2009:119).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual
satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regeresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telahdiprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y Prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah distudentized.
Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
35
- Jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
- Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam
regresi dimana variabel terikat tidak berkorelasi dengan dirinya
sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai
dari variabel terikat tidak berhubungan dengan nilai variabel itu
sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode
sesudahnya (Sentosa&Ashari, 2005:240).
Dasar pengambilan keputusan :
- Angka D–W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
- Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
- Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen
(ATO dan PM) terhadap ROI, maka dalam penelitian ini digunakan
analisis regeresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil
(ordinary least square – OLS) dengan model dasar sebagai berikut:
36
Y = a + b1X1+b2X2 +e
Keterangan :
Y = Return On Investment (ROI)
a = Konstanta
b 1-2 = Koefisien Regresi dari masing-masing variabel bebas
X1 = Assets Turn Over (ATO)
X2 = Profit Margin (PM)
e = Variabel Residual
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar
menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka
model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Besarnya
konstanta tercemin dalam a dan besarnya koefisien regresi dari
masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan b1 dan b2 .
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara variabel independen dan dependennya.
3.5.3 Uji Hipotesis
Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil
regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi;
uji pengaruh parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), dan uji
koefisien determinasi (R²).
a. Uji Pengaruh Parsial (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
37
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis, H1 artinya ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial.
2. Menentukan tingkat signifikansi, taraf signifikansi adalah
95% atau a = 5%.
3. Membandingkan t hitung dan t tabel = t a / 2 (n-k-1).
- (H1) ditolak apabila t hitung < t tabel
- (H1) diterima apabila t hitung > t table
4. Berdasarkan probabilitas
- (H1) ditolak apabila P > 0,05
- (H1) diterima apabila P < 0,05
5. Melihat pengaruh hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, apakah bertanda (+) atau (-).
b. Uji Pengaruh Simultan (F-test)
Menurut Imam Ghozali (2009), uji pengaruh simultan
digunakan untuk mempengaruhi apakah variabel independen
secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Ho: b1, b2 = 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh signifikan
secara bersama-sama dari seluruh variabel independen
terhadap variabel dependen).
38
2. Ho: Tidak semua bi = 0 (artinya belum terdapat pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen).
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak,
pada derajat 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen.
2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai
F tabel, maka Ho ditolak dan menerima H1.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari
model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas (Ghozali, 2009). Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
39
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
Untuk menghindari bias, maka digunakan nilai Adjusted
R2, karena Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambah ke dalam model. Menurut
Gurajati (2003), jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted
R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol.
40
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan hasil dari analisa data berdasarkan
pengamatan sejumlah variabel yang dipakai dalam model analisis regresi linear
berganda. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap sampel yang
terdiri dari sembilan (9) perusahaan sektor makanan dan minuman dengan periode
penelitian selama tiga tahun (2008-2010). Adapun urutan pembahasan secara
sistematis adalah sebagai berikut:
1. Statistik deskriptif
2. Pengujian asumsi klasik
3. Analisis data yang berupa hasil analisis regresi linier berganda
4. Pengujian variabel independen baik secara parsial, simultan dan determinasi
5. Pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Model analisis regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan
program komputer SPSS 16.0. Berikut ini merupakan paparan hasil regresi dari
penelitian.
4.1 Statistik Deskriptif
Berdasarkan data yang didapat dari laporan keuangan perusahaan
sampel, maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi return on investment (ROI), assets turnover (ATO),
dan profit margin (PM). Adapun hasil perhitungan rasio-rasio tersebut
adalah sebagai berikut :
41
Tabel 4.1
Data Hasil Perhitungan Rasio ROI, ATO, dan PF tahun 2008-2010
2008 No Nama Perusahaan ROI ATO PF
1. PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk 0,08 2,32 0,04 2. PT. Delta Djakarta, Tbk 0,12 0,96 0,12 3. PT. Indoffod Sukses Makmur, Tbk 0,03 0,98 0,03 4. PT. Mayora Indah, Tbk 0,07 1,34 0,05 5. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 0,24 1,41 0,17 6. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 0,09 2,49 0,04 7. PT. Siantar Top, Tbk 0,01 1,00 0,01 8. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 0,03 0,48 0,06 9. PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk 0,18 0,79 0,22
2009
No Nama Perusahaan ROI ATO PF
1. PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk 0,08 2,38 0,04 2. PT. Delta Djakarta, Tbk 0,17 0,97 0,17 3. PT. Indoffod Sukses Makmur, Tbk 0,05 0,92 0,06 4. PT. Mayora Indah, Tbk 0,11 1,47 0,08 5. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 0,34 1,63 0,21 6. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 0,13 1,68 0,08 7. PT. Siantar Top, Tbk 0,07 1,14 0,07 8. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 0,03 0,40 0,07 9. PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk 0,04 0,93 0,04
2010 No Nama Perusahaan ROI ATO PF
1. PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk 0,07 1,66 0,04 2. PT. Delta Djakarta, Tbk 0,20
0,77 0,25 3. PT. Indoffod Sukses Makmur, Tbk 0,06 0,81 0,08 4. PT. Mayora Indah, Tbk 0,11 1,64 0,07 5. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 0,39 1,57 0,25 6. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 0,06 2,24 0,03 7. PT. Siantar Top, Tbk 0,07 1,17 0,06 8. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 0,04 0,36 0,11 9. PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk 0,05 0,94 0,06
42
Dari data mentah yang telah diinput dapat dilihat nilai maksimum,
minimum, mean dan standard deviation dari masing-masing variabel penelitian
pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
ROI 27 .01 .39 .1081 .09303
ATO 27 .36 2.49 1.2759 .59233
PM 27 .01 .25 .0930 .07048
Valid N (listwise) 27
Berdasarkan hasil perhitungan dari descriptive statistics diatas,
variabel ROI memiliki nilai standar devisiasi yang lebih kecil daripada nilai
rata-ratanya. Dimana nilai rata-ratanya sebesar 0.1081 dan nilai standar
devisiasinya sebesar 0.09303. Demikian pula nilai minimumnya yang lebih
kecil dari nilai rata-ratanya (0.01) dan nilai maksimumnya yang lebih besar
dari nilai rata-ratanya (0.39). Hal ini mencerminkan bahwa variabel ROI
mengindikasikan hasil yang baik dengan penyimpangan dari data variabel
yang cukup kecil.
Hal yang sama juga terlihat pada variabel ATO yang memiliki nilai
standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, masing-masing
0.59233 dan 1.2759. Demikian pula nilai minimumnya yang lebih kecil dari
nilai rata-ratanya (0.36) dan nilai maksimumnya yang lebih besar dari nilai
rata-ratanya (2.49). Sehingga variabel ATO secara keseluruhan juga
43
mengindikasikan hasil yang baik dengan penyimpangan dari data variabel
yang cukup kecil.
Untuk variabel PM juga terlihat memiliki nilai standar devisiasi yang
lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. Dimana standar devisiasinya sebesar
0.07048 dan rata-ratanya sebesar 0.0930 dengan nilai minimum yang lebih
kecil dari nilai rata-ratanya (0.01) dan nilai maksimumnya yang lebih tinggi
dari nilai rata-ratanya (0.25). Sehingga variabel PM juga mengindikasikan
hasil yang baik dengan penyimpangan data variabel yang cukup kecil.
Dari data deskriptif 9 perusahaan food and baverage yang menjadi
sampel diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Nilai ROI perusahaan food and baverage dari 9 perusahaan sampel
tahun 2008-2010, besar nilai maksimum diperoleh PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk pada tahun 2010, sedangkan nilai minimum diperoleh
PT. Siantar Top, Tbk pada tahun 2008.
2. Nilai ATO perusahaan food and baverage dari 9 perusahaan sampel
tahun 2008-2010, besar nilai maksimum diperoleh PT. Prasidha Aneka
Niaga, Tbk pada tahun 2008, sedangkan nilai minimum diperoleh PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk pada tahun 2010.
3. Nilai PM perusahaan food and baverage dari 9 perusahaan sampel tahun
2008-2010, besar nilai maksimum diperoleh PT. Delta Djakarta, Tbk
pada tahun 2010, sedangkan nilai minimum diperoleh PT. Siantar Top,
Tbk pada tahun 2008.
44
4.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat pengujian dengan model
analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan sampel perusahaan selama
3 tahun (2008-2010), maka dalam penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi
klasik terlebih dahulu meliputi : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data sudah
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data
yang digunakan harus terdistribusi normal. Salah satu cara termudah
ialah dengan menggunakan grafik histogram yaitu dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Adapun grafik
histogram dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
45
Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar agak
jauh dari garis diagonal, namun masih disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis. Hal ini menunjukkan bahwa data tidak
memenuhi asumsi normalitas. Untuk analisis yang lebih akurat dapat
digunakan tabel Kolmogorov-Smirnov sebagai berkut :
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROI ATO PM
N 27 27 27
Normal Parametersa Mean .1081 1.2759 .0930
Std. Deviation .09303 .59233 .07048
Most Extreme Differences Absolute .211 .161 .277
Positive .211 .161 .277
Negative -.163 -.096 -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.099 .836 1.438
Asymp. Sig. (2-tailed) .179 .487 .032
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel ROI dan
ATO telah memenuhi asumsi normalitas, dimana nilai signifikansi
lebih dari 5% (0.05). Sedangkan variabel PM masih belum
memenuhi uji normalitas karena nilai signifikansi masih dibawah
0.05 yaitu 0.032.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas ini digunakan untuk menguji model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan
46
melihat Value Inflation Factor (VIF). Apabila VIF > 10 terjadi
multikolinieritas, sebaliknya jika VIF < 10 tidak terjadi
multikolinieritas. Adapun hasil dari uji multikolinieritas dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tol VIF
1 (Constant) -.087 .019 -4.651 .000
ATO .062 .011 .394 5.729 .000 .956 1.046
PM 1.247 .091 .944 13.733 .000 .956 1.046 a. Dependent Variable: ROI
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai VIF < 10 dan Tol > 0.1,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar
variabel bebas.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini digunakan untuk menguji apakah
terdapat ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke
pengamatan lainnya (heteroskedastisitas). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji apakah
telah terjadi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik
scaterplot dimana apabila titik-titik dalam grafik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas,
namun sebaliknya jika titik-titik membentuk pola tertentu
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi
47
heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Terlihat bahwa titik-
titik menyebar baik diatas maupun dibawah angka nol (0) pada
sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah variabel
dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Pada model
regresi yang baik seharusnya variabel dependen tidak berhubungan
48
dengan nilai variabel itu sendiri. Untuk mendeteksi apakah terjadi
autokorelasi atau tidak adalah dengan melihat nilai Durbin Watson
(D-W) dimana apabila nilai D-W < -2 berarti ada korelasi positif,
sedangkan jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi, dan jika nilai D-W > +2 berarti ada korelasi negatif.
Adapun hasil dari uji autokorelasi dari penelitian adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Model Summaryb
Mode
l R
R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Chang
e
1 .944a .891 .882 .03190 .891 98.556 2 24 .000 1.969 a. Predictors: (Constant), PM, ATO
b. Dependent Variable: ROI
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai dari D-W adalah
1,969, ini berarti nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2 yang
berarti pada model regresi tidak ada autokorelasi.
4.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis pengaruh assets turnover dan profit margin terhadap return
on investment pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dapat dilihat dari hasil analisis regresi berganda. Pengujian
koefisian regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan antara
variabel X dengan variabel Y baik secara bersama-sama (simultan) maupun
secara individual (parsial). Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan
49
adalah uji pengaruh parsial (t-test), uji pengaruh simultan (f-test), dan uji
koefisien determinasi (R2).
4.3.1 Uji Pengaruh Parsial (t-test)
Berdasarkan hasil output SPSS versi 16.0 nampak bahwa
pengaruh secara parsial variabel ATO terhadap ROI dan variabel PM
terhadap ROI adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.087 .019 -4.651 .000
ATO .062 .011 .394 5.729 .000 .956 1.046
PM 1.247 .091 .944 13.733 .000 .956 1.046 a. Dependent Variable: ROI
Hipotesis yang terbentuk secara parsial :
H1 : Ada pengaruh signifikan dari assets turnover terhadap return on
investment.
H2 : Ada pengaruh signifikan dari profit margin terhadap return on
investment.
Dari tabel 4.8 diatas persamaan regresi linier yang terbentuk adalah :
ROI = -0.087+0,062ATO+1,247PM
Dari hasil persamaan regresi linier berganda diatas, maka dapat
dianalisis sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar – 0,087 menyatakan bahwa apabila variabel
lainya dianggap konstan, maka nilai ROI sebesar - 0,087.
50
2. Dari uji parsial dikatakan bahwa nilai t hitung untuk variabel
ATO sebesar 5,729 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti H1
diterima, karena nilai t hitung > t tabel (5,729 > 1,71088) dan
nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari ATO terhadap ROI. Perubahan nilai
ATO mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,062 (koefisien
betanda positif), berarti perubahan nilai ATO sebesar 1% akan
menyebabkan kenaikan ROI perusahaan sebesar 0,062% (dengan
catatan variabel independen lainnya konstan).
3. Dari uji parsial dikatakan bahwa nilai t hitung untuk variabel PM
sebesar 13,733 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti H1
diterima, karena nilai t hitung > t tabel (13,733 > 1,71088) dan
nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari PM terhadap ROI. Perubahan nilai PM
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1,247 (koefisien
betanda positif), berarti perubahan nilai PM sebesar 1% akan
menyebabkan kenaikan ROI perusahaan sebesar 1,247% (dengan
catatan variabel independen lainnya konstan).
4.3.2 Uji Pengaruh Simultan (f-test)
Berdasarkan hasil output SPSS versi 16.0 nampak bahwa
pengaruh secara simultan variabel ATO dan PM terhadap ROI
adalah sebagai berikut :
51
Tabel 4.9
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .201 2 .100 98.556 .000a
Residual .024 24 .001
Total .225 26
a. Predictors: (Constant), PM, ATO
b. Dependent Variable: ROI
Hipotesis yang terbentuk secara simultan :
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan dari ATO dan PM secara
bersama-sama terhadap ROI.
H3 : Ada pengaruh signifikan dari ATO dan PM secara bersama-
sama terhadap ROI
Dari hasil output SPSS versi 16.0 diatas dapat dianalisis sebagai
berikut :
1. Dari uji simultan, diketahui bahwa nilai f hitung sebesar 98,556
dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti H0 dapat ditolak karena
nilai f hitung > 4 dan nilai signifikan < 0,05.
2. Dari uji simultan, diketahui bahwa nilai f hitung > f tabel dimana
f hitung sebesar 98,556 dan f tabel sebesar 3,4 pada probabilitas
5%, sehingga H0 dapat ditolak dan menerima H3. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh simultan antara variabel
ATO dan PM terhadap ROI.
52
4.3.3 Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji
goodness-fit dari model regresi. Berdasarkan hasil output SPSS
besarnya nilai adjusted R² dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.0
Model Summaryb
Mode
l R
R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Chang
e
1 .944a .891 .882 .03190 .891 98.556 2 24 .000 1.969 a. Predictors: (Constant), PM, ATO
b. Dependent Variable: ROI
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi
(R2) adalah sebesar 0,882 atau 88,2 %. Ini berarti variasi variabel
independen (ATO dan PM) dapat menjelaskan 88,2% variabel
dependen (ROI) selebihnya sebesar 11,8 % dijelaskan oleh model-
model lain diluar model regresi. Standar Error of estimate (SEE)
sebesar 0,03190. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang
telah disusun dan telah diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan pengaruh variabel-variabel independen terhadap Return On
Investment (ROI) sebagai berikut :
1. Hasil uji statistik secara parsial (t-test) selama periode penelitian (2008-
2010), variabel ATO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel ROI. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya t hitung untuk
variabel ATO sebesar 5,729 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti
hipotesa kerja diterima, karena nilai t hitung > t tabel (5,729 > 1,71088)
dan nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari ATO terhadap ROI. Perubahan nilai ATO
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,062 (koefisien betanda
positif), berarti perubahan nilai ATO sebesar 1% akan menyebabkan
kenaikan ROI perusahaan sebesar 0,062% (dengan catatan variabel
independen lainnya konstan).
2. Hasil uji statistik secara parsial atas variabel PM juga menunjukkan hasil
yang sama, yaitu variabel PM mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel ROI. Hasil ini diketahui dengan nilai t hitung untuk
variabel PM sebesar 13,733 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti
hipotesa kerja diterima, karena nilai t hitung > t tabel (13,733 > 1,71088)
54
dan nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari variabel PM terhadap ROI. Perubahan nilai PM
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1,247 (koefisien betanda
positif), berarti perubahan nilai PM sebesar 1% akan menyebabkan
kenaikan ROI perusahaan sebesar 1,247% (dengan catatan variabel
independen lainnya konstan).
3. Hasil uji statistik secara simultan (F-test) selama periode penelitian
(2008-2010) menunjukkan bahwa variabel ATO dan PM secara
serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROI.
Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya nilai f hitung sebesar 98,556
dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti hipotesa kerja diterima, karena
besar nilai f hitung > f tabel (3,4) pada probabilitas 5%.
4. Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisian determinasi
berganda sebesar 0,882 atau 88,2%. Ini berarti variasi variabel
independen (ATO dan PM) dapat menjelaskan 88,2% variabel dependen
(ROI) selebihnya sebesar 11,8% dijelaskan oleh model-model lain diluar
model regresi.
5. Standar Error Estimate (SEE) pada model summary uji statistik
menunjukkan angka 0,03190. Ini berarti model regresi sudah tepat dalam
memprediksi variabel independen, dimana semakin kecil nilai SEE
menunjukkan ketepatan model regresi dalam memprediksi variabel
independen.
6. Dari pengujian statistik, model regresi yang digunakan cukup layak
untuk digunakan. Pernyataan ini dilihat dari hasil tiga uji asumsi klasik,
55
dimana dalam ketiga uji tersebut tidak terdapat gejala multikolinearitas,
autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Sehingga model tersebut layak
diterapkan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dan keterbatasan dalam melakukan
penelitian, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut
:
1. Bagi Investor dan manajer perusahaan, agar lebih memperhatikan faktor
fundamental perusahaan yang pada penelitian ini mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROI (ATO dan PM). Karena perubahan ATO
dan PM mempunyai pengaruh positif terhadap ROI.
2. Penelitian ini hanya menggunakan ROI untuk menilai kinerja
perusahaan. Untuk selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini dengan menilai rasio keuangan lainnya yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan seperti ROE, ROA, EPS,
dll.
3. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap perubahan kinerja
perusahaan sebaiknya mendapat perhatian sebelum mengambil
keputusan investasi. Sehingga tidak hanya rasio keuangan seperti ATO
dan PM, tetapi juga dapat menggunakan rasio-rasio lainnya yang dapat
mempengaruhi perubahan kinerja perusahaan, seperti quick ratio,
Lavarege, dll.
56
DAFTAR PUSTAKA
Zane Bodie, Kane Alex, dan J. Marcus Alan. 2004. Essentials Of Investment, 5th Editon. New York. Mc. Graw-Hill Irwin.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE-UGM.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Husein, Umar. 2005. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE-UGM.
Winarni. 2004. Analisis Pengaruh Assets Turnover dan Profit Margin Terhadap Return on Investment pada Perusahaan Jasa Bongkar Muat PT. Sarana Bandar Nasional Cabang Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya. STIE Widya Dharma.
Toisuta, Merry Christine. 2010. Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Metal and Allied Products Yang Terdaftar di BEI. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Ersia, Firsada Ayu. 2010. Pengaruh Perputaran Persediaan dan Total Assets Turnover (TATO) Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Net Profit Margin (NPM) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Malang.
Lembaga Pasar Modal (LPM) “GIKA”. 2008-2010. Laporan Keuangan Perusahaan Food and Baverage Yang Listed di PT. BEI. Surabaya. PT. Bursa Efek Indonesia.
Subagyo, Joko. 1997. Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Ashari & Santosa, Purbaya Budi. 2005. Analisa Statistik Dengan Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta. Andi.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit UNDIP.
Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta. Penerbit Universitas Atmajaya.
57