Post on 03-Feb-2016
description
Pengaruh Arus pengelasan dan media pendingin terhadap kekuatan tarik baja ST42
PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL LAS BAJA ST42 DENGAN ELEKTRODA E6013
Fajar Yuni PrasetyoS1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: fajar.prasetyo205@gmail.com
YunusJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : brilian818 @y ahoo .com
AbstrakPerkembangan industri manufaktur memaksa para pelakunya untuk berinovasi menciptakan produk dengan kualitas yang lebih baik. Dalam bidang pengelasan salah satunya pengelasan dengan SMAW (Shielding Metal Arc Welding). Hasil pengelasan dikatakan baik apabila pengelasan yang dihasilkan memenuhi standart yang ditentukan. Banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan dan kerapatan hasil pengelasan antara lain kuat arus, media pendingin, jenis elektroda, jenis baja. Sehingga timbul permasalahan yaitu bagaimana pengaruh arus pengelasan dan media pendingin terhadap hasil las baja ST.42 dengan elektroda E6013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi arus dan media pendingin terhadap hasil pengelasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan 27 specimen dilas menggunakan variasi arus 100 A, 115 A, 130 A dengan media pendingin air, coolant, es. Kemudian 27 specimen benda tersebut diuji dengan mesin uji tarik. Hasil dari pengujian tarik selanjutnya di uji anova kemudian dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji anova pada arus 100 A dengan media pendingin air, coolant, dan es menunjukkan ada perbedaan signifikan dengan nilai F hitung 10.792 lebih besar dari nilai F tabel 5.14. Sedangkan hasil uji t arus 100 A menunjukkan media pendingin air berpengaruh signifikan dibandingkan coolant dan es. selanjutnya uji anova arus 115 A menunjukkan ada perbedaan signifikan diantara variabel yang diuji dengan nilai F hitung 9.090. Sedangkan hasil uji t 115 A menunjukkan media pendingin air berpengaruh signifikan dibandingkan coolant dan es. Kemudian ujii anova arus 130 A menunjukkan ada perbedaan signifikan diantara variabel yang diuji dengan nilai F hitung 8.781. Sedangkan hasil uji t 130 A menunjukkan media pendingin air berpengaruh signifikan dibanding coolant dan es. selanjutnya uji anova hasil uji tarik media pendingin air menunjukkan perbedaan signifikan diantara variabel yang diuji dengan nilai F hitung 7.449. Sedangkan hasil uji t media pendingin air menunjukkan arus 130 A berpengaruh signifikan disbanding arus 100 A dan 115 A. Untuk uji anova media pendingin coolant menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan diantara variabel yang diuji dengan nilai F hitung 2.241. Dan untuk uji anova media pendingin es menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan diantara variabel yang diuji dengan nilai F hitung 2.631. Kata Kunci : kekuatan tarik,arus pengelasan,media pendingin,baja st42,elektroda E6013.
AbstractThe development of manufacturing industries forced the perpetrators to innovate to create products with better quality. In the field of welding of one welding with SMAW (Shielding Metal Arc Welding). Results welding said to be good if the weld area is strong and meetings as well as having a high tensile strength values. The purpose of this research is to know is there any significant effect of variations in flow and cooling medium to weld. The method used in this study is the experimental method with 27 specimen tensile test specimens. Then 27 is welded test specimens using a variation of current 100 A, 115 A, 130 A with media cooling water, coolant, ice. Then the object is 27 specimens tested by a tensile testing machine. Research results for ANOVA test current of 100 A showed no significant effect among the variables tested were affected by the cooling water, coolant, and ice as indicated by 10 792 F count is greater than the value of F table 5:14. Then to 115 A ANOVA test showed no significant differences among the variables tested by F count 9,090. While the results of t-test showed a water cooling media most significant effect. Then to 130 A ANOVA test showed no significant differences among the variables tested by F count 8781. While the results of 130 A t-test showed a water cooling media most significant effect. For water cooling medium ANOVA test showed significant differences among the variables tested by F count 7449. While the results of the t test media water cooler show current 130 A most significant effect. To test the coolant cooling medium ANOVA showed no significant differences among the variables tested by F count 2,241. For ANOVA test ice cooling media showed no significant differences among the variables tested by F count 2,631.Keywords: tensile strength, welding current, cooling medium, steel st42, E6013 electrodes.
PENDAHULUAN
1
JTM. Volume 4 Nomer 1 Tahun 2015, 1-10
Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Pembangunan konstruksi dengan logam pada masa sekarang ini banyak melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun, karena sambungan las merupakan salah satu pembuatan sambungan yang secara teknis memerlukan ketrampilan yang tinggi bagi pengelasan agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik. Pengelasan berdasarkan klasifikasi cara kerja dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian. Pengelasan cair adalah suatu cara pengelasan dimana benda yang akan disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber energi panas. Cara pengelasan yang paling banyak digunakan adalah pengelasan cair dengan busur (las busur listrik) dan gas. Jenis dari las busur listrik ada 4 yaitu las busur dengan elektroda terbungkus, las busur gas (TIG, MIG, las busur CO2), las busur tanpa gas, las busur rendam. Jenis dari las busur elektroda terbungkus salah satunya adalah las SMAW (Shielding Metal Arc Welding). Kekuatan hasil pengelasan dipengaruhi oleh besar arus, kecepatan pengelasan, besarnya penembusan, elektroda, bahan yang akan di las, media pendingin dan polaritas listrik. Pemakaian besar arus dalam proses penyambungan logam akan berpengaruh pada efisiensi pekerjaan, biaya, dan bahan las. Penyetelan arus las juga berpengaruh pada hasil pengelasan. Bila arus yang digunakan lemah maka busur las akan sukar menyala. Busur listrik juga tidak stabil dan panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda serta bahan yang akan di las. Sebaliknya jika arus yang digunakan terlalu tinggi maka akan menyebabkan elektroda cepat mencair habis, permukaan las melebar, penembusan yang terlalu dalam dan rentan menyebabkan lubang serta menghasilkan kekuatan tarik yang rendah dan menambah kerapuhan dari hasil pengelasan. Proses ini juga bergantung dari material yang dilas, dimana tidak semua logam memiliki sifat mampu las yang baik. Bahan yang mempunyai sifat mampu las yang baik diantaranya adalah baja paduan rendah. Baja ST42 merupakan salah satu baja paduan rendah yang biasa digunakan untuk pelat-pelat tipis dan konstruksi umum karena harganya yang murah serta mudah dalam dicari. Selain faktor diatas kemampuan suatu jenis media dalam mendinginkan spesimen bisa berbeda-beda, Arifin (1997) dalam penelitiannya menyebutkan perbedaan kemampuan media pendingin ini disebabkan oleh temperatur, kekentalan, kadar larutan dan bahan dasar
media pendingin tersebut. Semakin cepat logam didinginkan maka akan semakin keras sifat logam itu. Kebanyakan media pendingin yang sering digunakan oleh para juru las adalah air dan udara. Dari uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh arus pengelasan dan media pendingin terhadap hasil las baja ST.42 dengan elektroda E6013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan dari variasi arus 100 A, 115 A, 130 A terhadap kekuatan tarik pada baja paduan rendah menggunakan las SMAW dengan elektroda E6013. Mengatahui adakah pengaruh signifikan dari variasi media pendingin (air, coolent, dan es) terhadap kekuatan tarik baja paduan rendah menggunakan las SMAW dengan elektroda E601. Manfaat penelitian ini adalah memberi tambahan informasi bagi dunia industri manufaktur khususnya proses pengerjaan logam tentang variasi arus, media pendingin, jenis baja dan jenis elektroda.
METODEJenis PenelitianPenelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011) Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.Rancangan Penelitian
Pengaruh Arus pengelasan dan media pendingin terhadap kekuatan tarik baja ST42
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Variabel Penelitian Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi arus (100A, 115A, 130A).Variasi media pendingin (air, coolant, es). Baja ST.42,elektroda E6013.
Variabel KontrolVariabel kontrol yang dimaksud disini adalah kondisi mesin las, suhu es 5° C, suhu lingkungan, pencahayaan dan operator.
Variabel TerikatVariabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai uji tarik pada baja ST.42 hasil proses pengelasan.
Prosedur Eksperimen Mempersiapkan bahan dan peralatan penelitian.Benda
kerja ST 42 panjang = 300 mm, lebar = 40 mm, tinggi = 10 mm.Mesin las SMAW.Media pendingin 3 jenis (air, coolant, es).Alat uji tarik.
Pengerjaan pertama, benda kerja di las menggunakan arus 100A kemudian dimasukkan media pendingin air, coolant, dan es .
Pengerjaan kedua, benda kerja di las menggunakan arus 115A kemudian dimasukkan media pendingin air, coolant, es.
Pengerjaan ketiga, benda kerja di las menggunakan arus 130A kemudian dimasukkan media pendingin air, coolant, dan es.
Benda kerja dibuat spesimen JIZ menggunakan mesin frais konvensional.
Dilakukan pengujian tarik sampai benda kerja putus.
Gambar 2. Spesimen benda kerja standart JIZ.
Analisis DataSetelah data atau hasil pengujian tarik sudah diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data dari angka - angka yang berasal dari nilai uji tarik dilakukan dengan metode diskripsi kuantitatif, untuk menerjemahkan dalam bentuk deskripsi, hasil penelitian ditafsirkan dengan metode kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASANData Hasil Pengujian
Setelah pengujian dilakukan diperoleh data - data berupa angka (nilai) dari uji tarik baja ST. 42. Adapun hasil pengujian tarik dapat dilihat pada tabe1 di bawah ini.
Tabel 1. Data Hasil Uji Tarik
Arus Spesimen
KekuatanTarik(kgf/mm2)
Variasi Media Pendingin
Air Coolent ES
100A
I 37,87 32,04 41,51
II 37,18 34,24 38,5
III 35,96 33,5 37,14
Ra 37,01 33,26 39,05
115A
I 41,9 36,41 40,78
II 41,51 34,23 37,14
III 38,6 34,96 39,33
Ra 40,67 35,2 39,08
130A
I 41,28 33,5 41,51
II 41,5 36,85 41,88
III 41,31 39,33 41,96
Ra 41,36 36,56 41,78
Pembahasan dan Analisis One Way AnovaDilihat dari hasil data uji tarik diatas untuk mengetahui lebih jelas seberapa signifikan pengaruh tiap variabel, maka perlu dilakukan uji statistik. Arus 100 A
Tabel 2. hasil uji ANOVA 100 AHasil_Uji_Tarik Sum of
SquaresDf Mean
SquareF Sig.
Between Groups
51,725 2 25,863 10,792 0,01
Within Groups
14,379 6 2,397
Total66,105 8
Berdasarkan hasil uji anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung 10.792 dan signifikasi .010 lebih besar dari F tabel (2,6) sebesar 5,14. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel yang diuji. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh signifikan atau tidak dilanjutkan uji t sebagai berikut :
3
JTM. Volume 4 Nomer 1 Tahun 2015, 1-10
Tabel 3. Hasil uji t 100 A
uji t air dan
coolant
t-test for Equality of Means
Sig. t Df Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,781
4,383
4 3,74333 1,3719 6,1148
Equal variances not assumed
4,383
3,92 3,74333 1,352 6,1346
uji t es dan air
t-test for Equality of Means
Sig. t Df Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,206
-1,45 4 -2,067 5,95234
1,8590
Equal variances not assumed
-1,45 2,723
-2,067 5,95234
1,8590
uji t coolant dan es
t-test for Equality of Means
Sig. t Df Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,266
4,010
4 -5,790 1,8719 7,7648
Equal variances not assumed
4,010
2,943
-5,790 1,952 7,9846
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas dapat diketahui bahwa media pendingin es dan air tidak berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung -1,45 < t tabel 2.131 dengan nilai signifikansi 0.206 probability 0.05. Sedangkan air dan coolant kemudian coolant dan es berpengaruh signifikan.
Arus 115 A
Tabel 4. hasil uji ANOVA 115 A
Hasil_Uji_Tarik Sum of Squares
Df
Mean Square
F Sig.
Between Groups
47,519 2 23,76 9,09 0,015
Within Groups
15,682 6 2,614
Total 63,201 8
Berdasarkan hasil uji anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung 9.090 dan signifikasi .015 lebih besar dari F tabel (2,6) sebesar 5,14. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel yang diuji. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh signifikan atau tidak dilanjutkan uji t sebagai berikut :
Tabel 5. hasil uji t 115 A
uji t air dan
coolant
t-test for Equality of Means
Sig. t df Mean Difference
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,3 4,475
4 5,47 2,07599
8,86401
Equal variances not assumed
4,475
3,325
5,47 1,78604
9,15396
uji t air dan es
t-test for Equality of Means
Sig. t df Mean Difference
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Uppe
r
Equal variances assumed
0,902
1,069 4 1,58667 2,53450 5,70784
Equal variances not assumed
1,069 3,999 1,58667 2,53450 5,70784
uji t coolant dan es
t-test for Equality of Means
Sig. t df Mean Difference
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Uppe
r
Equal variances assumed
0,464
3,410 4 -3,883 -7,31736 -2,876
1
Equal variances not assumed
3,410 3,293 -3,883 -7,62869 -6,874
6
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas dapat diketahui bahwa media pendingin es dan air tidak berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung 1,069 < t tabel 2.131 dengan nilai signifikansi 0.902 probability 0.05. Sedangkan air dan coolant kemudian coolant dan es berpengaruh signifikan.
Pengaruh Arus pengelasan dan media pendingin terhadap kekuatan tarik baja ST42
Arus 130 A
Tabel 6. Hasil uji ANOVA 130 A
Hasil_Uji_Tarik Sum of Squares
Df
Mean Square
F Sig.
Between Groups
50,532 2 25,266 8,871 0,17
Within Groups
17,264 6 2,877
Total 67,796 8
Berdasarkan hasil uji anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung 8.781 dan signifikasi .017 lebih besar dari F tabel (2,6) sebesar 5,14. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel yang diuji. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh signifikan dilanjutkan uji t sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil uji t 130 A
uji t air dan
coolant
t-test for Equality of Means
Sig. T Df Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,091 2,841 4 4,80333 0,1093 9,4973
Equal variances not assumed
2,841 2,007 4,80333 -2,447 12,054
uji t air dan es
t-test for Equality of Means
Sig. T Df Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,183 -2,71 4 0,4200 0,198 9,487
Equal variances not assumed
-2,71 2,931 0,4200 -2,497 1,434
uji t coolant dan es
t-test for Equality of Means
Sig. T Df Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,102 3,082 4 -5,233 8,1093 2,4973
Equal variances not assumed
3,082 2,027 -5,233 -9,447 8,054
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas dapat diketahui bahwa media pendingin es dan air tidak berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung -2,71 < t tabel 2.131 dengan nilai signifikansi 0.183 probability 0.05. Sedangkan air dan coolant kemudian coolant dan es berpengaruh signifikan.
Media Pendingin Air
Tabel 8. Hasil uji ANOVA Media Pendingin Air.Hasil_Uji_Tarik
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
32,935 2 16,467 11,75 0,008
Within Groups8,403 6 1,4
Total
41,337 8
Berdasarkan hasil uji anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung 11.75 dan signifikasi .008 lebih besar dari F tabel (2,6) sebesar 5,14. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel yang diuji. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh signifikan dilanjutkan uji t sebagai berikut :
5
JTM. Volume 4 Nomer 1 Tahun 2015, 1-10
Tabel 9. Hasil uji t media pendingin air
uji t air dan
coolant
t-test for Equality of Means
Sig. T df Mean Difference
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,202 3,104
4 -3,66667 -6,946 -0,3866
Equal variances not assumed
3,104
3,063 -3,66667 -7,381 0,04988
uji t air dan es
t-test for Equality of Means
Sig. T df Mean Difference
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,085 7,749
4 -4,360 -4,946 -1,3866
Equal variances not assumed
7,749
2,061 -4,360 -9,381 3,04988
uji t coolant dan es
t-test for Equality of Means
Sig. T df Mean Difference
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
Equal variances assumed
0,024 -6,65 4 -,693 -3,5 2,235
Equal variances not assumed
-6,65 2,018 -,693 -5,1 3,788
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas dapat diketahui bahwa media pendingin coolant dan es tidak berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung -6,65 < t tabel 2.131 dengan nilai signifikansi 0.024 probability 0.05. Sedangkan air dan coolant kemudian air dan es berpengaruh signifikan.
Media Pendingin Coolant.
Tabel 10. Hasil uji ANOVA Media Pendingin Coolant.Hasil_Uji_
Tarik Sum of Squares Df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
16,503 2 8,252 2,241 ,188
Within
Groups
22,090 6 3,682
Total 38,593 8
Berdasarkan hasil uji anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung 2.241 dan signifikasi 0.188 lebih kecil dari F tabel (2,6) sebesar 5,14. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara variabel yang diuji.
Media Pendingin Es
Tabel 11. Hasil uji ANOVA Media Pendingin Es.Hasil_Uji_
Tarik Sum of Squares Df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
14,762 2 7,381 2,631 ,151
Within
Groups
16,834 6 2,806
Total 31,596 8
Berdasarkan hasil uji anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung 2.631 dan signifikasi 0.151 lebih kecil dari F tabel (2,6) sebesar 5,14. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara variabel yang diuji.
Pembahasan dan Analisis grafik. Variasi arus 100 A.
Pengaruh Arus pengelasan dan media pendingin terhadap kekuatan tarik baja ST42
Gambar 3. Grafik uji tarik arus 100 A.
Dari grafik di atas diketahui kekuatan tarik untuk arus 100 A yang paling baik adalah spesimen I dengan pendingin ES 41.51 kg/mm2. Sedangkan yang paling buruk adalah spesimen I dengan pendingin coolant 32.04 kg/mm2. Uji ANOVA menunjukkan arus 100 A dan media pendingin air, coolant dan es berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan tarik dengan nilai F hitung 10.792 dan F tabel sebesar 5,14 dengan nilai signifikasi 0,10. Asfarizal (2003) dalam penelitiannya menyatakan variasi media pendingin berpengaruh signifikan terhadap nilai uji tarik hasil pengelasan. Kemudian uji t untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara signifikan. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 12. Hasil uji t arus 100 A.Media
PendinginHasil Nilai
Air dan Coolant
SignifikanT Hitung 4.383 > T
Tabel 2.131
Es dan AirTidak
SignifikanT Hitung -1.455 < T
Tabel 2.131Coolant dan
EsSignifikan
T Hitung 4.010 > T Tabel 2.131
Dari tabel di atas diketahui bahwa media pendingin air mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap kekuatan tarik arus 100 A dengan nilai T Hitung 4.383 > T Tabel 2.131 hasil las baja ST.42.
Variasi arus 115 A.
Gambar 4. Grafik uji tarik arus 115 A.
Dari grafik di atas diketahui kekuatan tarik untuk arus 115 A yang paling baik adalah spesimen II dengan pendingin air 41,9 kg/mm2. Sedangkan yang paling buruk adalah spesimen II dengan pendingin coolant 34.23 kg/mm2. Uji ANOVA menunjukkan arus 115 A dan media pendingin air, coolant dan es berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan tarik dengan nilai F hitung 9.090 dan F tabel sebesar 5,14 dengan nilai signifikasi 0,15. Asfarizal (2003) dalam penelitiannya menyatakan variasi media pendingin berpengaruh signifikan terhadap nilai uji tarik hasil pengelasan. Kemudian uji t untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara signifikan. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 13. Hasil uji t arus 115 A.Media
PendinginHasil Nilai
Air Dan Coolant Signifikan
T Hitung 4.475 > T Tabel 2.131
Es Dan AirTidak
SignifikanT Hitung 1.069 < T
Tabel 2.131 Coolant Dan
Es SignifikanT Hitung 3.140 > T
Tabel 2.131
Dari tabel di atas diketahui bahwa media pendingin air mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap kekuatan tarik arus 115 A dengan nilai T Hitung 4.475 > T Tabel 2.131 hasil las baja ST.42.
Variasi arus 130 A.
7
JTM. Volume 4 Nomer 1 Tahun 2015, 1-10
Gambar 5. Grafik uji tarik arus 130 A.
Dari grafik di atas diketahui kekuatan tarik untuk arus 130 A yang paling baik adalah spesimen III dengan pendingin es 41.96 kg/mm2. Sedangkan yang paling buruk adalah spesimen II dengan pendingin coolant 34.23 kg/mm2. Uji ANOVA menunjukkan arus 115 A dan media pendingin air, coolant dan es berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan tarik dengan nilai F hitung 8.781 dan F tabel sebesar 5,14 dengan nilai signifikasi 0,17. Asfarizal (2003) dalam penelitiannya menyatakan variasi media pendingin berpengaruh signifikan terhadap nilai uji tarik hasil pengelasan. Kemudian uji t untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara signifikan. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 14. Hasil uji t arus 130 AMedia
PendinginHasil Nilai
Air Dan Coolant SignifikanT Hitung 3.841 > T
Tabel 2.131
Es Dan AirTidak
SignifikanT Hitung -2.714 < T
Tabel 2.131
Coolant Dan Es SignifikanT Hitung 3.083 > T
Tabel 2.131
Dari tabel di atas diketahui bahwa media pendingin air mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap kekuatan tarik arus 130 A dengan nilai T Hitung 3.841 > T Tabel 2.131 hasil las baja ST.42.
Media Pendingin Air.
Gambar 6. Grafik uji tarik media pendingin air.
Dari grafik di atas diketahui kekuatan tarik untuk media pendingin air yang paling baik adalah spesimen I dengan arus 115 A 41.9 kg/mm2. Sedangkan yang paling buruk adalah spesimen III dengan arus 100 A 35.96 kg/mm2. Uji ANOVA menunjukkan media pendingin air dan arus 100 A, 115 A, dan 130 A berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan tarik dengan nilai F hitung 11.759 dan F tabel sebesar 5,14 dengan nilai signifikasi 0,008. Asfarizal (2003) dalam penelitiannya menyatakan variasi media pendingin berpengaruh signifikan terhadap nilai uji tarik hasil pengelasan. Kemudian uji t untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara signifikan. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 15. Hasil uji t media pendingin air
Arus Hasil Nilai100 A Dan 115
ASignifikan
T Hitung 3.104 > T Tabel 2.131
130 A Dan 115 A
SignifikanT Hitung 7.449 > T
Tabel 2.131115 A Dan 130
ATidak
SignifikanT Hitung 0.665 > T
Tabel 2.131
Dari tabel di atas diketahui bahwa arus 130 A mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap kekuatan tarik media pendingin air dengan nilai T Hitung 7.449 > T Tabel 2.131 hasil las baja ST.42.
Media pendingin coolant.
Pengaruh Arus pengelasan dan media pendingin terhadap kekuatan tarik baja ST42
Gambar 7. Grafik uji tarik media pendingin coolant.
Dari grafik di atas diketahui kekuatan tarik untuk media pendingin coolant yang paling baik adalah spesimen III dengan arus 130 A 39.33 kg/mm2. Sedangkan yang paling buruk adalah spesimen I dengan arus 100 A 32,04 kg/mm2. Uji ANOVA menunjukkan media pendingin air dan arus 100 A, 115 A, dan 130 A berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan tarik dengan nilai F hitung 2.241 dan F tabel sebesar 5,14 dengan nilai signifikasi 0,188. Asfarizal (2003) dalam penelitiannya menyatakan variasi media pendingin berpengaruh signifikan terhadap nilai uji tarik hasil pengelasan. Kemudian uji t untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara signifikan. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 16. Hasil uji t media pendingin coolant
Dari tabel di atas diketahui bahwa semua variasi arus tidak ada yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik media pendingin coolant hasil las baja ST.42.
Media pendingin es.
Gambar 8. Grafik uji tarik media pendingin es.
Dari grafik di atas diketahui kekuatan tarik untuk media pendingin air yang paling baik adalah spesimen III dengan 130 A 41.96 kg/mm2. Sedangkan yang paling buruk adalah spesimen II dengan arus 100 A 37.14 kg/mm2. Uji ANOVA menunjukkan media pendingin air dan arus 100 A, 115 A, dan 130 A berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan tarik dengan nilai F hitung 2.631 dan F tabel sebesar 5,14 dengan nilai signifikasi 0,151. Asfarizal (2003) dalam penelitiannya menyatakan variasi media pendingin berpengaruh signifikan terhadap nilai uji tarik hasil pengelasan. Kemudian uji t untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara signifikan. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 17. Hasil uji t media pendingin es
Arus Hasil Nilai
100 A dan 115 A
Tidak Signifikan
T Hitung 2.020 < T Tabel 2.131
130 A dan 100 A
Tidak Signifikan
T Hitung- 2.105 < T Tabel 2.131
115 A dan 130 A Signifikan
T Hitung 3.037 > T Tabel 2.131
Dari tabel di atas diketahui bahwa arus 115 A mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap kekuatan tarik media pendingin es dengan nilai T Hitung
3.037 > T Tabel 2.131 hasil las baja ST.42.
PENUTUPSimpulanBerdasarkan hasil penelitian, analisa, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada uji anova 100 A menyatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan diantara variabel air,coolant, dan es. Sedangkan hasil uji t 100 A menyatakan air paling berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik hasil las baja ST.42.
Pada uji anova 115 A menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel air, coolant, dan es. Sedangkan hasil uji t 115 A menyatakan air paling berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik hasil las baja ST.42.
9
Arus Hasil Nilai
100 A Dan 115 ATidak
SignifikanT Hitung- 2.132< T
Tabel 2.131
100 A Dan 130 ATidak
SignifikanT Hitung 1.825 < T
Tabel 2.131
115 A Dan 130 ATidak
SignifikanT Hitung 0.753 < T
Tabel 2.131
JTM. Volume 4 Nomer 1 Tahun 2015, 1-10
Pada uji anova 130 A menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel air, coolant, dan es. Sedangkan hasil uji t 130 A menyatakan air paling berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik hasil las baja ST.42.
Pada uji anova media pendingin air menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variabel 100 A, 115 A, dan 130 A. Sedangkan hasil uji t media pendingin air menyatakan arus 130 A paling berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik hasil las baja ST.42.
Pada uji anova media pendingin coolant menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara variabel 100 A, 115 A, dan 130 A.
Pada uji anova media pendingin es menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara variabel 100 A, 115 A, 130 A. Sedangkan hasil uji t media pendingin coolant menyatakan arus 115 A paling berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik hasil las baja ST.42.
Saran Untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat perlu
dilakukan pengujian struktur mikro pada dearah pengelasan, dengan begitu kita bisa mengetahui seberapa besar pengaruh variasi arus dan media pendingin pada proses pengelasan
Jika mengelas dengan elektroda E6013 sebaiknya menggunakan arus dari 100 sampai 130, karena penembusan terbaik terjadi pada arus 130 A, jika kurang maka penembusan yang terjadi akan kecil dan jika lebih dari 130 Amper akan menyebabkan busur listrik yang tejadi tinggi sekali sehingga akan menyebabkan pencairan logam induk besar.
Sebaiknya dilakukan pemanasan elektroda terlebih dahulu sebelum dilakukan pengelasan untuk menghilangkan hidrogen yang ada pada flux, Karena hidrogen akan menyebabkan las-lasan menjadi berkualitas jelek.
DAFTAR PUSTAKA
Amanto, H. I999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara. Jakarta.
Asfarizal dan Rony Ricardo, 2003, Pengaruh Variasi Media Pendingin Hasil Sambungan Las Baja Paduan Terhadap Nilai Ketangguhan, Undip, Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Jakarta.
Hadi, Q. 2010. Pengaruh Perlakuan Panas pada Baja Konstruksi ST37 terhadap Distorsi, Kekerasan dan
Perubahan Struktur Mikro. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin SNTTM ke-9. ISBN 978-602-97742-0-7.
Juninto. 2012. Pengaruh Pemanasan,Lama Pemanasan dan Pendinginan Secara Cepat Terhadap Sifat Kekerasan. Universitas Lampung.
Santoso, joko., 2006, Pengaruh Arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan Las SMAW, UNNES, Semarang.
Suherman, Wahid. 2005.”Pengetahuan Bahan” Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Surabaya.
Supardi, E., 1996, Pengujian Logam, Angkasa, Bandung.
Wiryosumarto, H., 2000, Teknologi Pengelasan Logam, Erlangga, Jakarta.