Post on 26-Aug-2021
PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN DANA DESA
(Studi Kasus Desa Pulau Harapan Kabupaten Sinjai)
SKRIPSI
Oleh KHAIRUL AMRI
NIM 105731103916
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PENGELOLAAN DANA DESA
(Studi Kasus Desa Pulau Harapan Kabupaten Sinjai)
SKRIPSI
Oleh
KHAIRUL AMRI
NIM 105731103916
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah saya ini kupersembahkan untuk :
1. Ayahanda M. Amin Karim dan ibunda-ku tercinta Nushah Abdullah
terima kasih atas segala kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya
terlahir ke dunia ini hingga saya sampai saat ini, terimakasih atas
segala limpahan doa yang tak berkesudahan serta terima kasih atas
segala pengorbanan yang telah engkau lakukan selama ini dan untuk
saudara-saudariku mukrimin dan nurul khairat terima kasih atas segala
doa dan dukungan yang telah kalian haturkan. Kupersembahkan
sebuah tulisan yang ku tuliskan di atas lembaran putih ini yang ku
rangkai dari kata demi kata dan kalimat yang diiringi dengan berjuta
makna kehidupan yang tak lain sebagai ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya.
2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ini
3. Para sahabat dan teman-teman yang selalu memberi bantuan dan
semangat beserta dukungan dalam penyelesaian karya ini.
MOTTO HIDUP
“The best sword that you have is a limitless patience”
Pedang terbaik yang anda miliki adalah kesabaran tanpa batas
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
iv
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Judul Penelitian : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Dalam Pengelolaan Dana (Studi Kasus Desa Kambuno Kecamatan Pulau Sembilan)
Nama Mahasiswa : Khairul Amri No. Stambuk/ NIM : 105731103916 Program Studi : Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar Telah diuji dan diseminarkan pada seminar hasil pada tanggal 10 feb 2021 di fakultas
ekonomi dan bisnis diruangan mini hall lt 8 gedung iqra unismuh makassar dan layak diujiankan pada ujian skripsi
Makassar, 12 feb 202 Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Muchriana Muchran, SE.,M.Si.Ak. CA Linda Arisanty Razak, SE.,M.si, Ak.CA NIDN 0930098801 NIDN 0920067702
Mengetahui Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Ismail Badollahi,SE.M.SI.Ak.CA.CSP NB M.1073428
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama khairul Amri, NIM : 105731103916, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 001 /1442H/2021 M, Pada tanggal
21 Rajab 1442 H/ 5 maret 2021 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
21 Rajab 1442 H
Makassar,
5 maret 2021 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…………….…….)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (…………….…….)
(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (…………….…….)
(WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. ANSYARIF, SE., M,Si., Ak (…………….…….)
2. LINDA ARISANTY RAZAK, SE.,M.SI.,Ak(…………….…….)
3. IDIL RAKHMAT SUSANTO, SE.,M.Ak (…………….…….)
4. ISMAIL RASULONG, SE., MM (…………….…….)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Khairul Amri
Stambuk : 105731103916
Jurusan : Akuntansi Dengan judul : “Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Desa Pulau Harapan Kabupaten Sinjai)”
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 5 maret 2021
Yang Membuat Pernyataan
Khairul Amri NIM.105731103916
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ismail Rasulong, SE.,MM NBM. 903 078
Ketua Program Studi Akuntan
Dr. Ismail Badollahi,SE,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073 428
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Prinsip Good Corporate
Governance Dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Desa Pulau Harapan
Kabupeten Sinjai). Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan Program Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, kepada keluarga serta sahabat-sahabat beliau yang telah
menerbakan permadani-permadani kebenaran dan memerangi benih-benih
kebatilan hingga kita dapat merasakan ketentraman hidup saat ini.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis Bapak m. Amin karim dan Ibu nushah abdullah
yang selalu mendoakan penulis dalam setiap langkahnya, yang selalu memberi
dukungan, memberi motivasi dan berkorban demi masa depan penulis dan juga
kepada saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendoakan, membantu dan
memberi dorongan kepada penulis selama ini. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
viii
tanpa adanya bantuan dan dorongan dan berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan berterimakasih banyak. Dalam
penulisan skripsi ini, penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan dalam
penulisan dan penyusutan, namun berkat do’a, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dari lubuk
hati yang paling dalam mengucapkan terimakasih :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse S.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulung, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,MM.,Ak.CA.,CSP selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Muchriana Muchran, SE.,M.Si.Ak.CA selaku pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan
penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Linda Arisanty Razak, SE.,M.Si.Ak.CA, selaku pembimbing II yang
telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Kepada seluruh staf (tata usaha) yang telah memberikan pelayanan yang
baik selama ini.
8. Kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 16.R yang telah
ix
memberikan begitu banyak sumbangan pemikiran, selalu memotivasi dan
memberikan nasihat ketika penulis berpikir untuk menyerah.
9. Kepada kakak-kakak khususnya di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga selalu
mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
10. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi
ini.
Akhirnya, sungguh penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya
milik Allah SWT dan kekurangan tidak lepas dari kodrat kita sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang
udiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi
kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, oktober 2020
Khairul amri
x
ABSTRAK Khairul amri, 2020. Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Desa Pualu Harapan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai). Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Muchriana Muchran Dan Pembimbing II Linda Arisanty Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik pada pemerintah tingkat desa di desa Pulau Harapan dalam pengelolaan dana desa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan metode ini, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, arsip pribadi, memo dan dokumen resmi lainnya di Desa Pulau Harapan. Dari elemen peralatan yang ada di Desa Pulau Harapan, 3 orang peserta mengikuti pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan realitas di balik fenomena tersebut secara mendalam, detail dan mendalam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik di Desa Pulau Harapan telah berjalan dengan baik, namun masih banyak kekurangan yang perlu diselesaikan. Karena kurangnya koordinasi yang baik antar perangkat desa, prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik belum diterapkan di Desa Harapan. Sementara itu, dari perspektif akuntansi sektor publik, Desa Pulau Harapan telah mengimplementasikan unsur akuntansi sektor publik, meskipun masih banyak kekurangan dalam penerapannya. Kata kunci : Tata kelola perusahaan yang baik, pengelolaan dana pedesaan,
akuntansi sektor publik
xi
ABSTRAK
Khairul Amri, 2020. The Application of Good Corporate Governance Principles in Village Fund Management (Case Study of Pualu Harapan Village, Pulau Sembilan District, Sinjai Regency). Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Supervisor I Muchriana Muchran and Supervisor II Linda Arisanty Razak. This study aims to determine the application of the principles of good corporate governance at the village level government in Pulau Harapan village in managing village funds. This type of research is qualitative and descriptive research conducted using this method, namely the data collected comes from interview manuscripts, field notes, personal archives, memos and other official documents in Pulau Harapan Village. From the equipment elements in Pulau Harapan Village, 3 participants took part in the lesson. The purpose of this study is to describe the reality behind this phenomenon in depth, detail and depth. The results show that the application of the principles of good corporate governance in Pulau Harapan Village has been going well, but there are still many shortcomings that need to be resolved. Due to a lack of good coordination between village officials, the principles of good corporate governance have not been implemented in Harapan Village. Meanwhile, from a public sector accounting perspective, Pulau Harapan Village has implemented elements of public sector accounting, although there are still many deficiencies in its application. Keywords : good coprorate governance, village fund management, public sector accounting
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ....................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 7
1. Good Governance ......................................................................... 7
2. Corporate Governnace ................................................................... 9
3. Prinsip Good Corporate Governance ............................................ 9
4. Alokasi Dana Desa ...................................................................... 11
B. Tinjauan Empiris ................................................................................. 12
C. Kerangka Konsep ............................................................................... 16
xiii
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 20
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 20
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 20
C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 20
D. Sumber Data ...................................................................................... 20
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 20
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 20
G. Metode Analisis .................................................................................. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 23
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 23
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 38
C. Pembahasan ...................................................................................... 42
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 46
A. Kesimpulan ......................................................................................... 46
B. Saran ................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 47
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Dana Desa Pulau Harapan 2015-2019 ................................................ 3
Table 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 13
Tabel 4.1 Perangkat Desa Pemerintah Desa Pulau Harapan ............................. 25
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 32
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan Desa Pulau Harapan ................... 33
Tabel 4.4 Masjid-Masjid yang ada di Desa Pulau Harapan ................................. 34
Tabel 4.5 Tabel Tingkat kesejahtraan penduduk desa pulau harapan ................ 35
Tabel 4.6 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ....................................... 35
Tabel 4.7 Jumlah Prasarana Dan Sarana Desa................................................... 36
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 skema kerangka pikir ........................................................................ 16
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan Wawancara ...................................................... 49
Lampiran 2 : Hasil Wawancara ............................................................................ 51
Lampiran 3 : Dokumentasi ................................................................................... 54
Lampiran 4 : Surat Telah Menyelesaikan Penelitian ........................................... 58
Lampiran 5 : Riwayat Hidup ................................................................................ 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dana tingkat desa merupakan dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara, dan terutama digunakan untuk desa adat dan
desa yang disalurkan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah atau
perkotaan, dan digunakan untuk menghimpun dana penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. dan masyarakat.
Fokus penting penyaluran dana tingkat desa lebih pada pelaksanaan penyaluran
dana di tingkat desa agar sesuai dengan tujuan produsen. Menyediakan dana
desa dengan menggantikan program pemerintah yang sebelumnya bernama
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat). Dengan adanya dana
desa ini diharapkan dapat mencegah pihak luar atau pihak asing untuk
menggunakan dananya di daerah, bahkan dana dari luar berdampak baik bagi
perkembangan dan kemajuan daerah.
Pada Juli 2014, seluruh desa di Indonesia menerima dana transfer dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jumlah desa di Indonesia
saat ini telah mencapai 72.000 desa di tanah air, dan anggaran untuk tiap desa
pada tahun 2014 berkisar antara Rp 800 juta hingga Rp 1,4 miliar. Penyaluran
dana desa untuk tiap desa berbeda karena disesuaikan dengan luas desa,
jumlah penduduk dan taraf hidup tiap desa. Setiap desa memiliki alokasi dana
dari dua sumber, yaitu dana transfer (dari APBN) sebesar 59,2 triliun rupiah.
Kemudian alokasikan dana tingkat desa dari kabupaten. Setiap desa
menghasilkan lebih dari 1 miliar rupiah pendapatan tahunan. Transfer dana
2
hanya berlaku untuk desa. Pada saat yang sama, kelurahan tidak termasuk
dalam rencana penerima anggaran. Ini karena desa sudah masuk dalam instansi
pemerintah.
Desa itu disebut komunitas besar dan merupakan bagian dari komunitas
common law. Fokus dana desa adalah untuk membangun desa itu sendiri. Dana
tingkat desa tidak ditujukan kepada partai politik tertentu, termasuk pemerintah
desa dalam hal ini, tetapi untuk semua warga desa. Oleh karena itu, yang
menjadi perhatian pemerintah pusat adalah bagaimana agar dana desa tidak
menganggur atau menimbulkan masalah baru, tetapi bagaimana menghadirkan
inovasi dan solusi ke daerah pedesaan yang lebih maju dan mandiri. Pemerintah
pusat harus sudah mengatur dan memberikan arahan kepada pihak terkait agar
pengelolaan dana desa transparan dan akuntabel agar dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Kabupaten Sinjai adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Sulawesi Selatan. Kabupaten sinjai terdiri dari 9 kecamatan dan 67 desa dengan
jumlah penduduk 236 ribu jiwa. Salah satu desa di Kabupaten Sinjai yaitu Desa
Pulau Harapan yang terletak dikecamatan pulau sembilan, Desa Pulau Harapan
terdiri dari dua pulau kecil yaitu Pulau Kambuno Dan Pulau Lae-Lae. pada tahun
2020 anggaran dana desa yang diterima Desa Pulau Harapan mencapai 1 miliar
lebih dimana dana desa ini diperuntukkan untuk membangun Desa Pulau
Harapan agar meningkatan kesejahteraan masyarakat Desa dan menciptakan
kemandirian Desa Pulau Harapan dalam mengelola desanya sendiri.
Berikut merupakan tabel data dana Desa Pulau Harapan Kecamatan
Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai yang diperoleh dari situs kementrian desa
mulai dari tahun 2015 sampai 2019
3
Tabel 1.1 Dana Desa Pulau Harapan 2015-2019
Tahun Alokasi Dana Desa Pulau Harapan (Rp)
2015 400.000.000
2016 900.000.000
2017 821.000.000
2018 1.191.000.000
2019 1.497.000.000
Sumber: Kementerian Desa
Pada tahun 2015 alokasi dana Desa Pulau Harapan sebesar 400 juta dan
di tahun 2016 alokasi dana desa naik menjadi 900 juta, pada tahun 2017 dana
Desa Pulau Harapan mengalami penurunan dari tahun 2016 menjadi 821 juta
dan di tahun 2018 dana desa Pulau Harpan kembali naik menjadi 1,1 miliar dan
pada tahun 2019 dana desa pulau harapan mencapai 1,4 miliar. Dari penjelasan
tersebut peneliti berkesimpulan bahwa dana Desa Pulau Harapan dari tahun
2015 sampai dengan tahun 2019 terus mengalami peningkatan hanya saja pada
tahun 2017 sedikit mengalami penurunan. Dalam rangka pengawasan dana
Desa Pulau Harapan, agar pengelolaan dana desa lebih bertanggung jawab,
diperlukan mekanisme pengawasan yang melibatkan semua pihak. Apabila
pengelolaan dana (terutama dalam pelaksanaan kegiatan) selalu melibatkan
langsung masyarakat desa, maka pengawasan terhadap masyarakat Desa
Harapan akan sangat efektif. Ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran
(sosialisasi) masyarakat tentang kepedulian masyarakat desa dalam
membangun transparansi dan akuntabilitas, terutama lembaga yang memiliki
4
kewenangan untuk mengembangkan keuangan tingkat desa untuk mewujudkan
tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan dana di tingkat desa. Pulau
Harapan.
Berbagai kajian telah dilakukan terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik dalam pengelolaan dana pedesaan, termasuk yang
dilakukan oleh Kabul Setio Utomo et al. (2018) menganalisis penerapan good
governance dalam pengelolaan keuangan pedesaan. Dalam kajian ini, perlu
dirumuskan mekanisme akuntabilitas, transparansi dan respon pemerintah desa
dalam bentuk petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis atau sistem operasi dan
prosedur agar akuntabilitas, transparansi, dan responsivitas pengelolaan
keuangan dapat terlaksana. Ni Wayan Rustiarini (2016) Penelitian tentang good
governance dalam pengelolaan dana desa. Dalam studi ini, dana desa
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Mengenai makna dan
hakikat pengelolaan yang sebenarnya, masih terdapat beberapa kelemahan
yang dapat menyebabkan pembangunan desa tidak terarah.
Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik diharapkan dapat
digunakan dalam pengelolaan Dana Desa Plauhalapan, serta dapat menciptakan
dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Dana Desa
Plauhalapan, sehingga dapat meningkatkan kinerja pemerintahan dan
pemerintahan desa. meningkatkan Kazakhstan Masyarakat desa Pulau Lapan
memiliki kepercayaan kepada pemerintah desa untuk mengelola dana Pulau
Harapan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik pada
penelitian berikut ini:
5
“Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Pengelolaan Dana
Desa (Studi Kasus Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini
adalah Apakah penerapan prinsip good corporate governance sudah diterapkan
dalam pengelolaan dana desa di Desa Pulau Harapan Kecamatan Pulau
Sembilan Kabupaten Sinjai ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip good
corporate governance dalam pengelolaan dana desa di Desa Pulau Harapan
Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai ?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
sumbangsih gagasan yang dapat digunakan untuk memperkuat teori yang ada
dan menambah pengetahuan mahasiswa yang membacanya. Semoga bisa
menambah ilmu dan melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Manfaat Praktis
Kepada lembaga penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
tambahan dan masukan bagi Pemerintah Desa Pulau Harapan dalam
pengelolaan dana desa agar tercipta pengelolaan yang transparan dan
6
bertanggung jawab serta pengelolaan tingkat desa berdasarkan prinsip good
corporate governance. .
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Good Governance
Seperti yang dikatakan oleh Presiden Bank Dunia Wolfensohn (1999),
ada dua teori utama yang terkait dengan tata kelola perusahaan, yaitu teori
manajemen dan teori keagenan (Hardikasari 2011). Teori manajemen memiliki
akar psikologis dan bertujuan untuk menjelaskan situasi dimana manajer
bertindak sebagai manajer dan melayani kepentingan pemilik, dalam teori
manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan bersama. Ketika
kepentingan antara pengelola dan pemilik berbeda, maka pengelola akan
berusaha untuk bekerja sama alih-alih menentang, karena pengelola
menganggap bahwa kepentingan bersama dan bertindak sesuai dengan perilaku
pemilik merupakan pertimbangan yang rasional, karena pengelola tampak
bekerja lebih keras. untuk mencapai tujuan organisasi.
Teori manajemen didasarkan pada asumsi filosofis tentang kodrat
manusia, yaitu manusia bersifat amanah, mampu bertindak secara bertanggung
jawab, memiliki kemampuan berintegrasi dan jujur kepada orang lain. Dengan
kata lain, teori manajemen berkeyakinan bahwa manajemen dapat dipercaya dan
dapat bertindak dengan cara terbaik untuk kepentingan publik, terutama
pemegang saham.Teori manajemen berasumsi bahwa terdapat hubungan
strategis antara keberhasilan organisasi dan kepuasan pemilik. Pengurus akan
8
melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi melalui kinerja
perusahaan, sehingga memaksimalkan fungsi utilitas. Asumsi penting
manajemen adalah bahwa manajer menyelaraskan tujuan mereka dengan tujuan
pemiliknya. Namun, ini tidak berarti bahwa pengurus rumah tangga tidak memiliki
kebutuhan.
Menurut Zimmerman (1977), masalah keagenan juga ada dalam konteks
organisasi pemerintah. Memberikan kekuasaan kepada instansi pemerintah atas
asas rakyat, dan menganggap pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan sebagai
tanggung jawabnya sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam
kasus lain, politisi juga bisa disebut prinsip karena menggantikan peran rakyat,
tetapi juga bisa dilihat sebagai agen karena melakukan tugas pengawasan yang
diberikan rakyat. Implikasi dari teori ini adalah bahwa prinsip rakyat secara
langsung membutuhkan aparat yang mengawasi pemerintah dan tokoh politik.
Politisi yang bertanggung jawab juga membutuhkan informasi untuk menilai
keadaan pemerintah.
Teori keagenan berfokus pada dua orang, yaitu prinsipal dan agen.
Kepala sekolah mendelegasikan tanggung jawab pengambilan keputusan
kepada agen. Prinsipal dan agen dianggap sebagai orang ekonomi yang
rasional.Mereka sepenuhnya termotivasi oleh kepentingan mereka sendiri, tetapi
sulit bagi mereka untuk membedakan rasa hormat terhadap preferensi,
kepercayaan dan informasi. Hak dan kewajiban prinsipal dan agen dijelaskan
dalam perjanjian kerja yang saling menguntungkan. Dalam penelitian akuntansi
manajemen, teori keagenan digunakan untuk menentukan kombinasi kontrak
kerja dan sistem informasi yang akan memaksimalkan manfaat dari kepala
sekolah, dan kendala perilaku yang disebabkan oleh manfaat dari agen.
9
Dalam teori keagenan, informasi akuntansi manajemen digunakan untuk
dua tujuan. Pertama, digunakan untuk pengambilan keputusan prinsipal dan
agen. Kedua, digunakan untuk mengevaluasi dan membagi hasil berdasarkan
kontrak kerja yang telah dibuat dan disetujui. Ini disebut peran penilaian kinerja
dan dapat memotivasi agen untuk melakukan yang terbaik. Hasil logis dari
kontrak kerja, lebih spesifiknya, adalah meningkatkan efisiensi informasi dengan
mengurangi moral hazard dan masalah seleksi yang merugikan yang disebabkan
oleh principal dan agent. Jika prinsipal tidak dapat secara langsung mengamati
upaya agen atau mengukur output secara akurat, maka agen mungkin dapat
melakukan tindakan yang berbeda dari yang telah disepakati dalam kontrak
kerja.Misalnya, dia akan menghindari pemenuhan kewajibannya, yang disebut
moral hazard. Jika kepala sekolah, tidak ada tautan.
Berbagai informasi yang dapat digunakan agen saat mengambil
keputusan, tidak mungkin untuk mengetahui apakah agen telah memilih bisnis
dengan benar atau menolak kewajibannya berdasarkan informasi agen, yang
disebut seleksi merugikan. Hal penting dalam teori keagenan adalah memberi
agen kekuatan untuk bertindak demi keuntungan pemiliknya. Teori keagenan
memberikan cara penting untuk menjelaskan konflik kepentingan antara manajer
dan pemilik, yang merupakan suatu kendala. Pada saat yang sama, dalam teori
manajemen, manajer cenderung mencoba memberikan manfaat paling banyak
kepada organisasi daripada memprioritaskan tujuan mereka sendiri. Perbedaan
utama antara teori agensi dan teori manajemen adalah fokus pada motivasi
eksternal dan internal. Dalam teori keagenan, fokus eksternal adalah komoditas
yang dapat dipertukarkan dan diukur Dengan harga pasar. Faktor intrinsik adalah
bentuk dasar dari sistem remunerasi dan digambarkan sebagai mekanisme
kontrol teori keagenan.
10
Bertentangan dengan teori manajemen, fokus internal tidak mudah untuk
dievaluasi / diukur. Penghargaan ini mencakup kesempatan untuk tumbuh,
berprestasi, keanggotaan, dan realisasi diri. Hubungan bawahan dalam
kepemimpinan memperkuat faktor internal, penghargaan tidak berwujud dan
motivasi untuk bekerja keras dalam organisasi.
Moe (1984) berpendapat bahwa hubungan antara principal dan agent
dapat dilihat dalam politik demokrasi. Masyarakat adalah subjeknya, dan politisi
(legislator) adalah agen mereka. Politisi (legislator) adalah prinsipal, dan birokrat
/ pemerintah adalah agennya. Pejabat pemerintah adalah kepala sekolah, dan
pegawai pemerintah adalah agen mereka. Politik keseluruhan terdiri dari
hubungan pelaku-pelaku, dari masyarakat hingga tingkat pemerintahan terendah.
Nyoto dan Fadzil (2011) juga mengemukakan bahwa terdapat hubungan
principal-agent antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah
pusat sebagai prinsipal dan pemerintah daerah sebagai agen. Sebab, sebagai
negara kesatuan, pemerintah daerah bertanggung jawab kepada masyarakat
sebagai pemilih dan kepada pemerintah pusat.
Dalam konteks teori sinyal, pemerintah berusaha memberikan sinyal yang
baik kepada masyarakat (Evans dan Patton 1987). Tujuannya agar masyarakat
bisa terus mendukung pemerintahan saat ini agar pemerintahan bisa berfungsi
dengan baik. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengirimkan sinyal kepada masyarakat. Kinerja tata kelola yang baik perlu
diinformasikan kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas dan promosi
untuk kepentingan politik.
Menurut UU Keuangan Nasional, APBD ditetapkan sebagai peraturan
daerah (perda). Peraturan daerah ini merupakan bentuk kontrak dan menjadi alat
legislatif untuk mengawasi anggaran eksekutif (Halim dan Abdullah 2006).
11
Menurut penelitian Fadzil dan Nyoto (2011), hubungan keagenan menyebabkan
asimetri informasi yang mengarah pada berbagai perilaku seperti oportunisme,
moral hazard, dan merugikan seleksi. Perilaku oportunistik dalam proses
penganggaran, misalnya: (1) Anggaran memuat rencana untuk publik, tetapi
sebenarnya mengandung kepentingan pemerintah dalam permintaan
pembiayaan jangka pendek; (2) Pengalokasian rencana ke anggaran akan
membuat pemerintah secara politis. posisi politik sebelum proses pemilu, yaitu
rencana yang menarik bagi pemilih dan publik dapat berpartisipasi.
2. Corporate governance
Tata kelola adalah paradigma baru tata kelola dan manajemen. Tata
kelola terbagi menjadi tiga pilar yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Sedangkan paradigma pengelolaan pemerintahan yang berkembang
sebelumnya adalah pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan tunggal.
Dengan pergeseran paradigma dari government to governance, yang
menekankan pada kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil
dalam hal kesetaraan dan keseimbangan, maka telah terbentuk pandangan atau
paradigma baru administrasi publik yang disebut good governance (Mardiasmo
2002). Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance) dalam penyelenggaraan perdesaan, pengelolaan
keuangan desa berpedoman pada asas-asas pemerintahan yaitu asas
transparansi, akuntabilitas dan partisipasi, serta dilaksanakan dalam tata
anggaran yang tertib dan disiplin (Santosa). 2008).
3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Governance merupakan kerangka konsep filosofis, teoritis dan analitis
yang sangat berguna untuk mengoreksi ideologi, paradigma, budaya dan
pemerintahan (administrasi publik). Konsep tata kelola tidak hanya ditujukan
12
pada positioning internal organisasi, tetapi juga pada aspek eksternal, keluaran,
hasil dan dampak, yaitu upaya menciptakan kesejahteraan yang adil dan
berkeadilan bagi masyarakat sebagai parameter penyelenggaraan pemerintahan
yang berkinerja tinggi. . Selain itu, pemikiran semacam ini juga bersinggungan
dengan keinginan untuk meningkatkan daya saing dan inovasi lembaga publik di
tingkat lokal, nasional, dan global. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik mencakup transparansi dan akuntabilitas.
a. Transparancy
Transparansi mengacu pada keterbukaan pemerintah untuk memberikan
informasi terkait kegiatan pengelolaan sumber daya publik kepada pihak yang
membutuhkan informasi (Mardiasmo, 2010: 30). Transparansi di sini diartikan
bahwa anggota masyarakat memiliki hak dan hak akses yang sama untuk
memahami proses penganggaran, karena menyangkut keinginan dan
kepentingan masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Salah satu perwujudan nilai dan prinsip good governance adalah transparansi
perangkat, dan sistem manajemen publik harus mengembangkan keterbukaan
dan akuntabilitas. Tujuan utama tata kelola pemerintahan yang baik adalah
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, kepastian hukum,
transparansi, akuntabilitas, kredibilitas, kebersihan, kepekaan dan daya tanggap
terhadap semua kepentingan dan aspirasi yang berbasis moral Semangat
pelayanan, tanggung jawab publik dan integritas pelayanan, guna memenuhi misi
negara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
Transparansi sangat penting dalam menjalankan fungsi pemerintahan
untuk menjalankan tugas-tugas masyarakat. Mengingat pemerintah saat ini
memiliki hak untuk membuat keputusan penting yang berdampak pada banyak
orang, pemerintah harus memberikan informasi yang lengkap tentang apa yang
13
dilakukannya. Dengan transparansi, sulit untuk menutupi kebohongan.
Karenanya, transparansi menjadi sarana penting untuk melindungi dana
masyarakat dari korupsi. Menurut Eko, Putra dan Akmadin (2016), dalam proses
transparansi, proses transparansi dapat dibagi menjadi beberapa poin sebagai
berikut:
Proses perencanaan pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah
desa dan masyarakat desa.
a. Proses pelaksanaan keterbukaan informasi pemerintah desa tentang proses
pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan informasi pelaksanaan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan.
b. Proses pelibatan tim pelaksana dan masyarakat dalam memantau rencana
kegiatan.
c. Proses pertanggungjawaban terkait dengan keterbukaan setiap kegiatan yang
berjalan
b. Accountability
Sistem akuntabilitas dalam bahasa Inggris biasa disebut sistem
akuntabilitas, yang diartikan sebagai sistem akuntabilitas. Akuntabilitas
(Mardiasmo, 2002) adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban,
pernyataan, laporan, dan pengungkapan atas segala kegiatan, kegiatan dan
kegiatan tersebut merupakan tanggung jawab pengambil keputusan kepada
pihak yang telah memberikan tanggung jawab dan hak serta memiliki
pertanggungjawaban. Saat menerapkan sistem akuntabilitas dalam suatu
instansi pemerintah, prinsip-prinsip akuntabilitas berikut dapat diikuti: (1)
Pimpinan dan semua staf instansi harus membuat komitmen untuk mengelola
pelaksanaan misi agar dapat dipertanggungjawabkan; (2) Ya Sistem terjamin
Menggunakan sumber daya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
14
yang berlaku, (3) harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, (4) harus berorientasi pada pencapaian visi dan
misi serta pencapaian tujuan dan keuntungan , dan (5) harus Jujur, obyektif,
transparan dan inovatif untuk mendorong perubahan dalam manajemen
lembaga. Dalam proses pertanggungjawaban, peneliti mengutip Eko, Putra dan
Akmadin (2016) akan melihat seperti apa bentuknya;
a. Proses pelaporan pelaksanaan rapat rencana penggunaan dan rencana
kegiatan dana desa.
b. Melibatkan tim pelaksana dalam proses pelaksanaan penggunaan dana desa.
c. Tim pelaksana berpartisipasi dalam proses pemantauan penggunaan dana
pedesaan
d. Pelaksanaan dana desa bekas dan bentuk laporan pertanggungjawaban
4. Alokasi Dana Desa
Alokasi dana desa adalah dana perimbangan yang diterima daerah / kota
dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah / daerah perkotaan setelah
dikurangi dana alokasi khusus. ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit 10% (sepuluh persen) dari sisa dana yang diperoleh daerah / kota dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi alokasi khusus.
Secara rinci pengalokasian ADD dalam APBD harus memperhatikan proporsi
anggaran tertentu: (1) Paling sedikit 70% (70%) dari anggaran belanja desa
digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat. dan memberdayakan
masyarakat desa Dan memberdayakan masyarakat desa, (2) Sebanyak 30%
(30%) dari total anggaran belanja desa digunakan untuk pendapatan tetap,
Tunjangan perangkat desa dan kepala desa, penyelenggaraan pemerintahan
desa, tunjangan dan penyelenggara perangkat desa, dan penghargaan rukun
15
tetangga (RT) dan masyarakat (RW). Tujuan alokasi dana desa adalah: 1.
Sesuai dengan kewenangan pemerintah tingkat desa, meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan tingkat desa dalam hal penyelenggaraan
pembangunan dan masyarakat. 2. Sesuai dengan potensi desa, meningkatkan
kapasitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian organisasi
kemasyarakatan secara partisipatif; 3. Meningkatkan pendapatan, kesempatan
kerja dan distribusi peluang usaha di masyarakat pedesaan; 4. Mendorong
peningkatan tenaga swalayan ongong royong.
B. Tinjauan Empiris
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak terlepas dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti terkait masalah tersebut, dan
menjadi dasar penelitian.
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
16
No
Nama Peneliti
Judul
Metode
penelitian
Hasil penelitian
1 Ni Wayan Rustiarini Berkala
(Simposium “Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016)”
“Good Governance dalam” Pengelolaan Dana Desa”
Kualitatif Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pengelolaan dana desa di Provinsi Bali secara terstandar harus sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Perdesaan dan Peraturan Pemerintah. Dana Desa No. 60 tahun 2014 bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Jika dihubungkan dengan makna dan hakikat pengelolaan yang sebenarnya, masih terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan kurangnya fokus dalam pembangunan pedesaan.
2 “Titiek Puji Astuti, Yulianto “(Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1 (2016): 1-14)”
“Good Governance Pengelolaan Keuangan Desa”Menyongsong Berlakunya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014”
Kualitatif Dalam penyusunan “UU Desa” salah satu cara dasarnya adalah dengan mengalokasikan dana desa dari APBN, sebagai wujud dari paradigma pembangunan desa memberikan kekuatan penuh desa untuk membangun kesejahteraan masyarakat desa. Pemerintah mengharapkan adanya transparansi, tanggung jawab dan partisipasi dalam pengelolaan keuangan desa, karena ini merupakan aspek penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pengelolaan keuangan desa.
3 “Silvia Dianingrum” “Jurnal Akuntansi (e-journal) 9.1 (2018):”
“Implementasi Good Governance Dalam Pengelolaan Dana Desa Dengan “Presektif Syariah Di Desa Mliriprowo Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo”
Kuantitatif Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa di Desa Mliriprowo Kecamatan Tariq Keuskupan Islam, good governance dalam pengelolaan dana tingkat desa sesuai syariat Islam sejalan dengan Menteri Dalam Negeri. UU No. 114 tahun 2014 sejalan dengan hukum Syariah yang ada. Sebab, dalam penyusunan proyek RPJMDesa Mliriprowo, kami mencermati aspirasi yang dikembangkan oleh masyarakat yang diadaptasi. Rancangan RPJMDesa kepala desa beralih dari kepala desa kepada pemangku kepentingan yaitu LPM / LKMD, LK, PKK Desa, KPM, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll.
17
4 “Elgia Astuty, Eva Hany Fanida” “Publika 1.2 (2013).”
“Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja “Desa (Apbdes) (Studi Pada Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2011 Di Desa Sareng Kecamatan Geger Kabupaten Madiun)”
Kualitatif Berdasarkan hasil pembahasan Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Desa (APBDes) tahun anggaran 2011 Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Salin Kecamatan Gege Kabupaten Maidi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan akuntabilitas Prinsipnya berjalan dengan lancar, tetapi masih ada beberapa cacat.
5 “Rahmi Fajri, Endah Setyowati, Siswidiyanto” “Jurnal Administrasi Publik 3.7 (2015)”
“Akuntabilitas Pemerintah Desa Pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) “(Studi Pada Kantor Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang)”
Deskriptif kualitatif
Tanggung jawab pemerintah desa untuk mengelola ADD di Desa Ketindan terbagi menjadi tiga tahap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan. Tiga di antaranya dilaksanakan oleh pemerintah desa sebagai dasar komitmen pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan, khususnya pengelolaan ADD.
6 “Astri Juainita Makalala , Grace B Nangoi, Herman Karamoy” “Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing" Goodwill" 8.1 (2017).”
“Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di “Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu”
Kualitatif Masyarakat telah melihat dan merasakan manfaat dana desa di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan yang menjadi prioritas penggunaan dana desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18
7 “Ade Setiawan” “Among Makarti 11.22 (2019).”
“Pengelolaan Alokasi Dana “Desa Dalam Mewujudkan Good Governance”
Kualitatif Mulai dari Musyawarah Dusun (Musyawarah Dusun), untuk masing-masing RW, Musrenbangdes merencanakan perencanaan Desa Ngombakan, hingga persiapan RPJM Desa dan APB Des Desa telah disiapkan secara ekstensif.
8 “Nurul Hidayah, Iin Wijayanti” “Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) 2.2 (2017): 1-7.”
“Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Dd) Studi Kasus Pada “Desa Wonodadi Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo”
Kualitatif Perencanaan rencana pemanfaatan dana Desa Wonodadi telah menerapkan prinsip partisipatif, yaitu akan diselenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa dengan mengikutsertakan masyarakat untuk mencapai mufakat.
9 “Kabul Setio Utomo, Sudarmo, Didik G. Suharto” “Spirit Publik: Jurnal Administrasi Publik 13.1: 50-66.”
“Analisis Good Governance Dalam Pengelolaan “Keuangan Desa Analysis Of Good Governance In Village Financial Management”
Kualitatif Mekanisme akuntabilitas, transparansi, dan responsivitas pemerintah desa perlu merumuskan aturan teknis berupa petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis atau sistem operasi dan prosedur untuk lebih melaksanakan akuntabilitas, transparansi dan ketanggapan pengelolaan keuangan.
10 “Anas Heriyanto” “Universitas PGRI Yogyakarta (2015).”
“Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Tata “Kelola Pemerintahan Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”
Kualitatif Pemerintah Desa Triharjo telah melakukan upaya untuk mengatasi kendala penerapan prinsip good governance dalam pemerintahan desa Triharjo, yaitu melalui pendidikan dan pelatihan secara terus menerus serta pembentukan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa.
19
C. Kerangka Konsep
Kerangka penerapan prinsip good corporate governance dalam
pengelolaan dana desa dapat dijabarkan dalam kerangka ideologis sebagai
berikut:
Gambar 2.1 skema kerangka pikIr
1. Perencanaan ADD
a. Rancangan peraturan desa untuk APBDesa disusun oleh sekretaris partai
desa berdasarkan RKPDesa tahun ini. b. Rancangan Peraturan Desa APBDesa
diserahkan oleh Sekretaris Partai Desa kepada Kepala Desa. C. Rancangan
peraturan desa tentang APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan oleh kepala desa kepada badan musyawarah desa untuk dibahas
dan disepakati bersama. d. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sudah mufakat sebelum Oktober tahun ini.
2. Pelaksanaan ADD
a. Dalam lingkup penegakan kekuasaan desa, semua penerimaan dan
pengeluaran desa dilakukan melalui rekening kas desa. b. Khusus untuk desa-
Pengelolaan Alokasi
Dana Desa
Perencanaan Alokasi
Dana Desa
Pelaksanaan Alokasi
Dana Desa
Good Corporate
Governance
20
desa di wilayah yang belum ada layanan bank, pemerintah kabupaten / kota
harus membuat regulasi. c. (2) Semua pendapatan dan pengeluaran pedesaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung oleh bukti yang lengkap
dan efektif.
3. Good Corporate Governance
a. Transparancy
Transparansi artinya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah
secara rutin mengungkapkan hal-hal yang penting kepada pemangku
kepentingan (dalam hal ini masyarakat luas), sehingga asas keterbukaan
memungkinkan masyarakat untuk memahami dan memperoleh informasi daerah
seluas-luasnya. keuangan. Krina mengatakan prinsip transparansi dapat diukur
dengan berbagai indikator, seperti: 1. Menjamin transparansi dan standarisasi
semua proses pelayanan publik 2. Sebuah mekanisme untuk mendorong
pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan layanan publik, dan proses
dalam sektor publik 3. Mekanisme untuk memfasilitasi pelaporan dan
penyebaran informasi dan pelanggaran pejabat publik dalam kegiatan pelayanan.
b. Accountability
Akuntabilitas merupakan peran dari kewajiban / pertanggungjawaban
yang dapat memperoleh pertanggungjawaban atau memenuhi kebutuhan
pendanaan masing-masing. Tentunya menggambarkan kinerja perusahaan
dalam memperoleh perilaku badan hukum perusahaan, termasuk kumpulan
organisasi yang memiliki hak dan kewenangan semua pihak terkait. Dapatkan
hasil dan tanggung jawab. Bagi organisasi pemerintah, akuntabilitas publik
adalah memberikan informasi kepada semua pihak (pusat dan daerah) yang
terkait dengan laporan dan mengungkapkan kegiatan pemerintah dan kinerja
keuangan, serta harus dapat memberikan informasi hak publik dalam
21
menjalankan tugasnya. Ada dua jenis akuntabilitas publik: 1. Sistem akuntabilitas
vertikal, bertanggung jawab atas pengelolaan dana lembaga yang lebih tinggi. 2.
Akuntabilitas horizontal, bertanggung jawab kepada masyarakat luas.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif yang
dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan
tidak dalam bentuk digital, melainkan data berupa teks wawancara, catatan
lapangan, arsip pribadi, memo dan dokumen resmi Desa Pulau Harapan lainnya.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini akan berpusat pada penerapan good corporate governance
dalam pengelolalan dana desa Pulau Harapan. fokus penelitian ini terletak pada
informan yang dimana informan menjadi objek penelitian yakni perangkat desa
pualu harapan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Desa Pulau Harapan
Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.
D. Jenis dan Sumber Data
enis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif yang dilakukan
dengan metode deskriptif, yaitu pengumpulan data tidak dalam bentuk digital,
melainkan berupa teks wawancara, catatan lapangan, arsip pribadi, memo dan
dokumen resmi lainnya di Desa Pulau Harapan
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara, dimana peneliti mengumpulkan data melalui tanya jawab
21
langsung dengan aparat desa di Pulau Harapan.
b. Dokumen, yaitu peneliti, ketika memperoleh data tambahan, seperti dokumen
terkait pengelolaan dana desa dan data Desa Pulau Harapan lainnya dapat
menambah informasi terkait objek penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti
bertindak sebagai perencana yang menetapkan fokus, memilih informan serta
sebagai pelaksana pengumpulan data yang menafsirkan data, menarik
kesimpulan dan menganalisa data yang telah didapatkan secara real tanpa
dibuat-buat.
G. Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan menggunakan metode naratif, kemudian mendeskripsikan
penggunaan teknis istilah atau kalimat, dan memisahkannya sesuai dengan
kategorinya untuk menerima kesimpulan data dan memperoleh kesimpulan
yang cermat.
1. Reduksi data didefinisikan sebagai pemilihan berdasarkan catatan tertulis di
tempat, dengan fokus pada proses penyederhanaan, abstraksi dan
transformasi data kasar yang ada.
2. Representasi data Representasi data yang dibahas meliputi berbagai jenis
matriks / tabel, grafik, jaringan dan diagram. Semua ini dirancang untuk
menggabungkan berita yang disusun dalam bentuk yang bersatu dan mudah
diakses sehingga peneliti dapat melihat apa yang terjadi dan memilih apakah
akan menarik kesimpulan yang valid atau melanjutkan analisis yang sama
22
berguna.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Visi Dan Misi
Visi desa pulau harapan yakni “Mewujudkan desa yang profesional dan
masyarakat yang partisipatif menuju desa membangun” sedangkan Misi desa
pulau harapan yaitu “peningkatan profesionalisme aparat pemerintah desa serta
keterbukaan pelayanan dengan sistem yang lebih mudah dijangkau oleh
masyarakat desa pulau harapan, pemerataan pembangunan disemua bidang
kehidupan dan dan sesuai kebutuhan masyarakat desa, mewujuddkan
masayarakat yang religius, sehat, mandiri, cerdas dan peka terhadap perubahan-
perubahan, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun desa baik
dibidang pemerintahan maupun pembangunan infrastruktur menuju masyarakat
desa pulau harapan yang sejahtera pengelolan potensi sumber daya alam
berbasis teknologi dan berdaya saing didalam dan luar daerah”.
2. Tugas Dan Wewenang Perangkat Desa
Sesuai Undang-Undang Desa tanggal 6 tahun 2014, dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, setiap desa wajib menjalankan tugas
pemerintahan. Tugas pemerintah desa adalah sebagai berikut: Atas dasar
kegiatan yang ditetapkan oleh BPD, memimpin pelaksanaan pemdes,
mengusulkan peraturan desa, menyusun peraturan desa, menyampaikan
rencana APBDes, memajukan kehidupan masyarakat desa, memajukan
perekonomian desa, mengkoordinasikan pembangunan desa partisipatif dan
24
swadaya masyarakat, meningkatkan kesejahteraan rakyat, ketentraman dan
kerukunan Ketertiban, menjalin hubungan kerjasama dengan mitra Pemedes.
1. Untuk setiap tanggung jawab dan fungsi kepala desa,
Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, kepala desa berhak
memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan kebijakan yang
dirumuskan oleh BPD, mengajukan rancangan Peraturan Desa (Perdes),
menyusun peraturan desa yang disetujui bersama oleh BPD. , dan menyiapkan
dan menyerahkan "APBD" Rancangan Peraturan Desa dibahas dan ditetapkan
dengan BPD untuk memajukan kehidupan masyarakat pedesaan, memajukan
ekonomi pedesaan, mengkoordinasikan pembangunan desa yang partisipatif,
mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk seorang
perwakilan hukum untuk mewakilinya sesuai dengan hukum dan peraturan.
Peraturan menjalankan kekuasaan lain,
2. Tugas pokok dan fungsi sekretaris desa adalah sebagai berikut:
Memperbaiki, mengolah, menyusun dan mengevaluasi data untuk
memastikan kelancaran kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan; melaksanakan korespondensi, pengarsipan dan pelaporan;
melaksanakan pengelolaan umum; melaksanakan pengelolaan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan; menyusun dan mengkoordinasikan rencana
kerja bagi pemerintah untuk melaksanakan kesekretariatan Tanggung jawab
menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat
desa, menyiapkan kebutuhan, rencana peralatan dan perlengkapan serta
melaksanakan keselamatan dan kebersihan kantor, menyusun dan menyusun
tata cara produk hukum desa ("Peraturan Desa", "Peraturan Kepala Desa", Desa
keputusan kepala desa, melaksanakan pengelolaan kepegawaian (perangkat
25
desa), termasuk tunjangan kerja, mengangkat dan memberhentikan perangkat
desa, mengatur penyusunan rencana anggaran pengelolaan keuangan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana tersebut, Memberikan pelayanan
teknis administratif kepada masyarakat dan menyusun rencana tahunan desa;
(RPJMDes-RKP Des), jika kepala desa tidak dapat melaksanakan, melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh kepala desa
3. Tugas Kaur Perencanaan
Menyiapkan rencana kerja rencana tindak lanjut dan kegiatan koordinator
program sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan; menyiapkan bahan dan
bahan dalam perencanaan, pengelolaan dan pengarsipan dokumen
perencanaan (yaitu RPJMDesa dan RKP Desa) dan menyiapkan rencana untuk
persyaratan kebijakan teknis Semester Menghimpun dan menyiapkan bahan
laporan pelaksanaan APBDesa semesteran dan tahunan dengan dokumen
laporan kegiatan tahunan pemerintah desa, menyusun dan mengkoordinasikan
penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa,
mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan rencana dan kegiatan,
serta memberikan ceramah kepada sekretaris desa. Kelas membuat
rekomendasi atas hasil monitoring dan evaluasi rencana kegiatan APBDesa yang
sedang berjalan, dan melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan
kewenangan dan ruang lingkup tanggung jawab yang diberikan oleh kepala
kantor daerah.
B. HASIL PENELITIAN Pengembangan perpajakan tingkat desa, dll. Saat melaksanakan
pemerintahan tingkat desa, setiap organisasi tingkat desa memiliki pembagian
26
kewenangan sebagai wujud kemandirian tingkat desa. Pembagian kekuasaan
pemerintahan desa sangat diperlukan agar pemerintahan desa dapat
terselenggara dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Melalui adanya struktur organisasi tiap desa mewujudkan pembagian
perizinan perangkat tiap desa. Tabel berikut adalah daftar beberapa staf Kantor
Perwakilan Pulau Harapan sebagai pembicara dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Perangkat Desa Pemerintah Desa Pulau Harapan
NO
NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN
1 AMBO SAKKA KEPALA DESA S1 PEENDIDKAN
2 KARMILA . HM SEKERTARIS DESA S1 PEMERINTAHAN
3 IRAWATI TAMAR KAUR PERENCANAAN S1 PENDIDIKAN
1. Perencanaan,Pelaksaan Dan Pertanggugjawaban Dana Desa
a. Tahap Perencanaan Dana Desa
Rencana pada dasarnya adalah metode, teknik, atau metode untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara yang akurat, tepat sasaran, dan
efektif berdasarkan sumber daya yang tersedia. Hal yang pertama dilakukan
dalam tahap perencanaan desa adalah menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). RPJMDesa dilaksanakan pada awal
masa pengelolaan desa atau setelah pemilihan kepala desa. RPJMDesa adalah
dokumen perencanaan yang memuat kebijakan pembangunan desa, strategi
pembangunan desa, dan arah rencana kerja desa dari rencana pembangunan
jangka menengah daerah. Jangka waktu RPJMDesa adalah 6 tahun. Tingkat
keterlibatan masyarakat dalam pendistribusian dan proses perencanaan
27
pengelolaan desa. Menurut kaur perencanaan desa Pulau Harapan Irawati
Tamar dalam sesi wawancara menjelaskan bahwa:
“Cukup baik dapat dilihat dari tingkat kehadiran Masyarakat dalam musyawarah Penyusunan Perencanaan”.
Selanjutnya Dalam hal mekanisme perencanaan pengelolaan alokasi dana desa
yang dilakukan oleh pemerintah desa menurutnya :
“Dimulai dari Musyawarah pembentukan Tim Penyusunan dan Tim Verifikasi dari unsur masyarakat itu sendiri”. Selanjutya dilakukan musyawarah desa dalam rangka perencanaan pengelolaan alokasi dana desa “yang hadir dalam musyawarah tersebut diantaranya bpd, kepala dusun, Ketua Lembaga Adat, Pengurus Lembaga LPM, Kader Posyandu, Tokoh Masyarakat,TP PKK, Tokoh Pendidik,Majelis Takllm, Unsur Kesehatan (PUSKESMAS)”.
Menurutnya, sembari menampung semua pendapat peserta kajian desa dalam
proses perencanaan partisipasi pemerintah desa dalam pengelolaan dana desa,
ia mengatakan: “Setelah peninjauan di tingkat dusun, dibentuk kelompok
penyusun dan kelompok verifikasi untuk verifikasi Semua saran. Komunitas ".
Tahap perencanaan pengelolaan dana tingkat desa di Desa Pulau Harapan
setiap tahun diawali dengan pertemuan di RT. Pemerintah desa akan bergiliran
dari RT ke RT untuk melakukan pertemuan kunjungan disini untuk membahas
dan menampung usulan rencana yang akan dilaksanakan di Desa Pulau
Harapan selama satu tahun. Masyarakat bebas memberikan saran kepada
pemerintah desa. Saran ini akan diserahkan ke museum. Dalam Musrenbangdes
ini juga diundang ketua RT, RW, BPD dan tokoh masyarakat Desa Pulau
Harapan. Musrenbangdes diadakan di Balaidsa. Musrenbangdes bertanggung
jawab untuk menentukan skala prioritas dan menentukan prioritas rencana kerja
berdasarkan saran dari anggota masyarakat. Menurut Kaur Perencanaan Irawati
Tamar bahwa:
28
“Semua usulan kita tampung, tapi ya tidak semua usulan kita terima. Usulan-usulan itu akan kita bahas bersama dan kita tentukan mana yang akan disetujui dan dilaksanakan”.
Proposal yang ada di museum telah diserahkan kepada RPJMDes desa dan tim
penyusun RKP perdesaan dan dimasukkan dalam draf RKP perdesaan (rencana
kegiatan pembangunan) rencana pembangunan perdesaan satu tahun, dan
RPJMDes (RPJMDes). ) untuk rencana pembangunan pedesaan enam tahun.
RKPDesa memuat semua rencana pembangunan sebagai dasar pembentukan
RAPBDesa. Menurut Kaur Perencanaan Irawati Tamar
“Untuk perencanaan pengelolaan dana desa itu dimulai dari musrenbangdes, terus dilanjut dengan penetapan RKPDes langsung ke RAPBDes.” “Dalam musrenbangdes itu yang diundang adalah semua kalangan dari Desa pulau harapan. Kepala Dusun, Ketua RT, Ketua RW, BPD, perangkat desa, tokoh masyarakat, dan lembaga desa Dalam musrenbangdes ini disepakati RKP Desa yang kemudian akan disusun RAPBDes”.
Setelah RAPBDes disusun, RAPBDes diserahkan ke kepala desa untuk disetujui
dan kemudian diserahkan ke kabupaten.
b. Tahap Pelaksanaan Dana Desa
Peran pemerintah desa dalam mendukung keterbukaan kepada
masyarakat dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat dalam
proses pelaksanaan rencana yang didanai oleh penyaluran dana desa. Menurut
penjelasan Kepala Desa Pulau Harapan H. Ambo Sakka yakni:
“Melalui Baliho Transparansi dan Papan Transparansi yang ada di Desa serta pembuatan papan proyek pada setiap kegiatan yang di Danai oleh ADD/DD”
Dana desa bersumber dari APBN dan memiliki kewenangan desa yang
luas.Untuk mengoptimalkan penggunaan dana desa, diutamakan penggunaan
dana desa untuk menyediakan dana pembangunan dan pemberdayaan desa.
29
Menurut penjelasan Kepala Desa Ambo Sakka mengenai transparansi yang
dillakukan dalam pelaksanaan dana desa yakni:
“Melalui Musyawarah desa, baik itu musyawarah Perencanaan maupun Musyawarah Laporan Pertanggung Jawaban setiap akhir tahun”. Prinsip akuntabilitas dalam Pemerintah Desa Pulau Harapan menurut Sekretaris Desa Karmila “adalah bagaimana semua Perangkat Desa melaksanakan atau bekerja sebagaimana Tupoksinya, seperti sekretaris desa selaku verifikator baik dalam hal perencanaan maupun dalam hal Realisasi dari Perencanaan tersebut. Begitupun Kaur Keuangan dan kaur lain, serta Kasi dan staf, Juga Kepala Kewilayahaan”.
Pendapatan Dana desa pulau harapan pada tahun 2020 sebesar Rp
1.342.428.000 Dan untuk Realisasi anggaran dana desa pada tahun 2019
mencapai Rp 764.153.739 dengan sisa anggaran Rp. 578.274.26.
Tabel 4.8 Dana Desa Tahun 2020 Desa Pulau Harapan
Dana Desa Realisasi
Rp 1.342.428.000 Rp 764.153.739
Sumber : laporan dana desa pulau harapan
Table 4.9 Laporan Realisasi Penyerapan Dana Desa
No
Bidang
Pembangunan
Anggaran
Realisasi
Surplus
Defisit
1
Pendidikan
21.900.000
15.400.000
6.500.000
-
2
Kesehatan
43.897.000
35.477.000
8.420.000
-
3
Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang
38.970.000
38.286.750
683.250
-
4
Perhubungan, Komunikasi,
Dan Informatika
9.170.000
1.640.000
7.500.000
-
5
Kelautan Dan
793.880.003
685.883.000
107.997.003
30
Perikanan
Total
764.153.739
Sumber : Laporan Realisasi Penyerapan Dana Desa
Tabel 4.10 Tabel Beberapa pelaksanaan program kerja dana desa di Desa pulau
harapan.
No
Kegiatan
Biaya
1
Pengadaan Spanduk/Baliho
Transparansi APBDesa
1.640.000,00
2
Pembangunan Paving Blok
Kambuno Timur
38.286.750,00
3
Belanja Rehab Tambatan
Perahu Kambuno Selatan 1
3.640.000,00
4
Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Balita
5.000.000,00
5
Belanja Modal MP3 Murottal
Untuk TK/TPA
2.500.000,00
6
Rehab Lantai Jemur Kambuno
Selatan
1.740.000,00
7
Rehab Lantai Jemur Pulau
Liang-liang
1.056.000,00
8
Pembangunan Lantai Jemur
P.Liang-Liang
5.400.000,00
Sumber : laporan realisasi penyerapan anggaran dana desa
Dalam hal penngembangan dan peningkatan pendapatan masyarakat
desa pulau harapan dan letak desa yang berada dikepulauan maka dalam hal ini
31
pemerintah meprioritaskan program desa dalam bidang kelauatan dimana salah
satu sumber utama pendapatan masyarakat desa yakni dari laut. musim ikan
yang tidak selamanya ada mengharuskan warga desa untuk mencari sumber
pedapatan lain dengan membudidaya rumput laut maka dukungan yang
diberikan oleh pemerintah desa yakni dengan membangun lantai jemur untuk
pengolahan rumput laut sehingga memudahkan masyarakat dalam menjalankan
usaha rumput laut yang dimana merupakan prioritas dana desa pulau harapan
yakni dari bidang kelautan. Diwawancarai salah satu warga desa yakni bapak
amru mengatakan:
“Program lantai jemur yang di buat oleh pemerintah desa sangat membantu masyarakat dalam pengolahan dan meningkatan pendapatan warga desa tentunya kami sangat berterima kasih atas bantuan lantai jemur rumput laut ini oleh pemerintah desa.”
Budidaya rumput laut ini juga membantu ekonomi ibu rumah tangga karna
mereka juga ikut berperan dalam pengolahan rumput laut yakni membantu
menyiapkan alat tali dan membesihkan jaring rumput laut baik saat sebelum
pemasangan maupun setelah panen untuk kemudian dijual oleh nelayan ke
pengusaha rumput laut. Dalam sesi wawancara ibu ida mengatakan bahwa:
“Saya sabagai ibu rumah tangga sangat terbantu oleh programlantai jemur ini. dimana kami khususnya ibu rumah tangga dapat meningkatkan hasil budidaya rumput laut dan memudahkan kami sebagai wanita untuk memperoleh pendapatan sampingan untuk sekedar membeli bahan makanan dan meringankan beban suami.”
Program yang dibuat oleh pemerintah desa ini memang selayaknya ada karna
tujuan utama dari dana desa yakni untuk meningkatkan pendapatan dan
kemandirian desa dalam mengelola desanya agar meningkatnya kesejahteraan
warga desa. Menurut sekretaris desa pulau harapan karmila mengenai program
desa pembangunan lantai jemur bahwa:
32
“Tentunya kami pemerintah desa sangat menginginkan masyarakat desa agar tidak kehilangan mata pencahariannya mengingat musim ikan yang tidak selalu ada serta mendengar aspirasi dari berbagai pihak maka dalam hal meningkatkan pendapatan masyarakat desa pulau harapan maka dibangun beberapa lantai jemur yang tersebar didua pulau yakni pulau kambuno dan liang-liang. Kami tentunya akan menambah lagi lantai jemur ini agar semua warga lebih mudah dalam mengelola budidaya rumput laut. Dan tentunya kami selaku permintah desa akan terus melihat dan memantau apa saja kebutuhan dan fasilitas apa yang perlu dibangun untuk meningkatkan dan membantu masyarakat desa pulau harapan dalam rangka menciptakan kesejahteraan warga agar diprioritaskan dalam program dana desa tiap tahunnya”
C. PEMBAHASAN
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik merupakan
salah satu upaya pemerintah desa untuk mewujudkan tata kelola yang baik
dengan meningkatkan kinerja berdasarkan beberapa prinsip seperti transparansi
dan akuntabilitas. Good governance dengan menerapkan prinsip transparansi
dan akuntabilitas tidak hanya bisa dilakukan oleh satu orang atau beberapa
orang. Setiap perangkat pemerintah desa harus bekerja sama untuk membentuk
pemerintahan yang transparan dan bertanggung jawab. Pemerintah desa harus
sadar akan pentingnya pemerintahan yang transparan dan bertanggung jawab
agar menjadi PNS yang baik, mewujudkan pengabdian masyarakat yang
memadai dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, terutama prinsip
transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban, maka pemerintah pedesaan dapat memperoleh manfaat
darinya Itu bisa dinikmati oleh semua pihak yang berkepentingan. Manfaat
tersebut antara lain:
1. Peningkatan efisiensi
33
Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban,
prinsip transparansi akan membuat pemerintah desa lebih terbuka kepada
masyarakat dalam proses pengelolaan alokasi dana desa. Masyarakat dapat
melihat dengan jelas bagaimana proses pengelolaan ADD dilakukan karena
masyarakat juga dilibatkan dalam setiap prosesnya. Hal ini akan membuat
proses pengelolaan penyaluran dana desa berjalan lebih efektif, karena setiap
aparatur pemerintah dan tim pengelola ADD akan berusaha lebih
menyumbangkan pikiran dan tenaganya, hanya untuk kemaslahatan masyarakat,
bukan untuk kepentingan pribadi. Jika demikian halnya, maka pemerintah desa
juga dapat mengeluarkan biaya secara lebih efektif dan mencegah pemborosan
biaya untuk kepentingan individu atau kelompok.
2. adanya keikutsertaan masyarakat dan terciptanya pemerintahan yang bersih
Penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas khususnya dalam
pengelolaan ADD menuntut pemerintah desa untuk melaksanakan proses
pengelolaan ADD secara terbuka dan akuntabel kepada masyarakat. Artinya,
pemerintah desa wajib melibatkan masyarakat dalam proses pengelolaan
penyaluran dana desa. Peran masyarakat dalam mengelola alokasi dana desa
dapat banyak. Pertama, masyarakat dapat menjadi sumber gagasan atau saran
bagi pemerintah desa untuk merencanakan alokasi dana desa, karena
pemerintah desa harus merencanakan atau mengembangkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Kedua, masyarakat juga dapat menjadi sumber daya
manusia dalam proses pelaksanaan suatu perencanaan atau pembangunan,
sehingga masyarakat dapat menyumbangkan tenaga kerjanya sendiri. Ketiga,
masyarakat juga dapat membantu pemerintah desa dan tim pengelola ADD
untuk bertanggung jawab atas pelaksanaannya Berdasarkan hasil dari rencana
34
atau pengembangan ADD, personel yang terlibat dalam pengembangan dapat
melaporkan setiap kemajuan proses pengembangan, dan dapat melaporkan
bukti pembelian yang diperoleh dari bahan yang berpartisipasi atau barang apa
pun yang digunakan dalam konstruksi. Selain itu, masyarakat juga bisa langsung
memantau proses pengelolaan penyaluran dana desa karena mereka juga
terlibat. Hal ini memungkinkan setiap staf pemerintah desa dan tim pengelola
ADD untuk lebih menunjukkan transparansi dan rasa tanggung jawab kepada
masyarakat, sehingga mendukung terwujudnya pemerintahan yang bersih.
3. akuntabilitas tepat waktu
Penerapan prinsip akuntabilitas dalam proses pengelolaan penyaluran dana di
tingkat desa dapat memungkinkan pemerintah di tingkat desa untuk memenuhi
kewajiban berbagai laporan selama proses pengelolaan penyaluran dana di
tingkat desa. Selain itu, untuk mendukung proses pelaporan, pemerintah desa
dan tim pengelola ADD harus melengkapi semua bukti transaksi yang terjadi
selama proses pengelolaan ADD, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban. Selain itu, setiap laporan yang harus disampaikan
biasanya memiliki tenggat waktu masing-masing yang dapat disampaikan
kepada atau dijelaskan kepada Bupati melalui dokumen palsu. Hal ini akan
memungkinkan pemerintah desa dan pengelola ADD untuk mencoba
melanjutkan tepat waktu selama proses pengumpulan bukti transaksi untuk
memfasilitasi proses pelaporan, dan untuk membuat proses pelaporan atau
pertanggungjawaban lancar, dan untuk menyampaikan laporan tepat waktu.
4. Peningkatan kinerja pemerintah
Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam penyaluran
dan pengelolaan dana desa, khususnya transparansi dan akuntabilitas, dapat
35
meningkatkan kinerja pemerintah desa. Jika pemerintah desa sangat
bersemangat untuk mencapai tata kelola dan pengelolaan ADD yang transparan
dan bertanggung jawab, maka setiap anggota pemerintah dan tim pengelola
ADD akan selalu melayani masyarakat dengan satu tujuan dan semangat yang
sama melalui tanggung jawab dan kewajiban masing-masing. Jika pemerintah
desa konsisten setiap tahun maka akan meningkatkan kualitas kerja pemerintah
desa. Dalam mengelola ADD, Pemerintah Desa Pulau Harapan juga telah
berupaya sebaik mungkin untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik di setiap tahapan. Pemerintah desa menerapkan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan dana di tingkat desa. Tata
kelola sektor publik yang baik diartikan sebagai proses tata kelola pemerintahan
yang baik, yang melibatkan pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan politik dan menggunakan berbagai
sumber daya (seperti sumber daya alam, keuangan dan manusia) untuk memberi
manfaat bagi masyarakat, dan mematuhi dengan prinsip transparansi dan
akuntabilitas.
1. Prinsip Transparansi
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa, serta dapat
dinilai dengan uang dan segala bentuk mata uang dan barang yang berkaitan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Ruang lingkup pengelolaan
keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa. Keuangan pedesaan tercermin dalam
anggaran pendapatan dan belanja pedesaan (APBDes). Salah satu prinsip
penting good governance adalah transparansi dalam masalah keuangan. Dalam
rangka menegakkan dan melaksanakan prinsip tersebut harus selalu diterapkan
36
untuk mengatasi permasalahan keuangan desa masing-masing. Dalam
pengelolaan keuangan tingkat desa, permasalahan yang dihadapi adalah
efektivitas dan efisiensi, prioritas, celah dan penyimpangan, serta rendahnya
spesialisasi. Manajemen keuangan yang baik berdampak signifikan pada tata
kelola dan manajemen pedesaan. Oleh karena itu, prinsip pengelolaan keuangan
pedesaan perlu diterapkan. Prinsip transparansi merupakan sikap itu sendiri,
yaitu pada semua tahapan perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan
anggaran, akuntabilitas dan akuntabilitas, membuka hak kepada masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
pengelolaan keuangan negara. desa. Melakukan audit secara berkala dan
memperhatikan perlindungan hak-hak pribadi, rahasia kelompok dan desa.
Prinsip selanjutnya yang harus dilaksanakan bersama dengan transparansi
adalah prinsip akuntabilitas. Sistem pertanggungjawaban merupakan prinsip
yang menentukan pelaksanaan setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
pemerintahan desa, khususnya pengelolaan keuangan desa, yang harus
bertanggung jawab kepada masyarakat atau masyarakat sebagai tanggung
jawab kekuasaan pemerintahan desa. Dengan transparansi dan akuntabilitas
maka akan terwujud pemerintahan desa yang baik dan terpercaya dalam urusan
fiskal.
Di desa Pulau Harapan, musyawarah sering digunakan untuk mencapai
mufakat. Selain sebagai media mencari titik terang masalah dan mencari
persetujuan, musyawarah Desa Pulau Harapan juga membantu meningkatkan
transparansi pemerintahan desa, sehingga dapat menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kegiatan desa dalam waktu satu tahun. Kajian ini biasanya
baru dilakukan jika penerapan APBDesa hanya disetujui. Bentuk transparansi
37
kepada publik selanjutnya adalah dengan menempatkan slogan APBDesa.
Menurut penjelasan Kepala Desa Ambo Sakka yakni:
“Melalui Musyawarah desa, baik itu musyawarah Perencanaan maupun Musyawarah Laporan Pertanggung Jawaban setiap akhir tahun”. Prinsip akuntabilitas dalam Pemerintah Desa Pulau Harapan menurut Sekretaris Desa Karmila “adalah bagaimana semua Perangkat Desa melaksanakan atau bekerja sebagaimana Tupoksinya, seperti sekretaris desa selaku verifikator baik dalam hal perencanaan maupun dalam hal Realisasi dari Perencanaan tersebut. Begitupun Kaur Keuangan dan kaur lain, serta Kasi dan staf, Juga Kepala Kewilayahaan”. Penelitian yang dilakukan pada penelitian sebelumnya (Wiradarma: 2017)
mengkaji analisis transparansi dan akuntabilitas laporan alokasi dana desa (studi
kasus Des Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng), dimana
laporan alokasi dana desa mengalami keterlambatan pelaporan dan Desa Studi
alokasi dana tingkat desa di Desa Bubunan tidak melaporkan alokasi dana
tingkat desa. Kajian Ni Wayan Rustiarini (2016) tentang good governance dalam
pengelolaan dana desa menjelaskan bagaimana pemerintah harus terbuka
terhadap hak-hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan
tidak diskriminatif tentang pengelolaan keuangan desa di setiap tahapan. Dalam
hal transparansi, pemerintah desa telah menerapkan prinsip transparansi dalam
pelaksanaan alokasi dana tingkat desa. Hasil penelitian Jurniadi et al. (2004)
menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
variabel Alokasi Dana Desa (ADD). Hasil penelitian Umami & Nurodin (2017)
menunjukkan bahwa transparansi akan mempengaruhi pengelolaan keuangan
desa. Upaya pelibatan unsur RT / RW dalam setiap kegiatan pembangunan
“Kegiatan ini dilakukan agar pengelolaan dana pemerintah tingkat desa hingga
masyarakat tingkat desa transparan. Apabila RAPBDesa disetujui oleh
kabupaten, APBDesa akan dipasang. Sekalipun demikian sudah terpasang
Dengan APBDesa, untuk pemasangan lebih lanjut terutama di lokasi strategis
38
masih perlu dibahas pemasangannya hanya di sebelah baladesa Memasang
banner seperti ini akan membuat informasi ini tidak diketahui semua orang.
Selain dalam bentuk slogan, transparansi juga digalakkan dengan
membentuk panitia acara yang berisi informasi tentang acara dan kegiatan
pembiayaannya yang dilakukan oleh pemerintah desa Pulau Harapan. Hal ini
dilakukan dalam setiap kegiatan pembangunan yang diadakan di Desa Pulau
Harapan.
Sayangnya, di era yang serba modern ini, Desa Pulau Harapan belum
memiliki website atau akun media sosial yang dapat dengan mudah diakses oleh
semua warganya. Sekretaris desa menjelaskan bahwa karena pemerintah
daerah tidak memiliki kewajiban untuk membuat website atau media sosial, maka
tidak ada website media sosial yang secara aktif memberikan informasi tentang
keuangan desa atau informasi lain tentang desa. Dalam hal transparansi proses
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan dana desa, hal ini berkaitan dengan
teori pengelolaan pengelola.Dalam teori ini, pengelola akan bertindak sesuai
dengan kepentingan bersama yaitu mengutamakan kerjasama dalam hal
kepentingan yang berbeda dan pertimbangkan secara rasional Capai tujuan
bersama. Pemerintah tidak mendukung satu atau dua pihak, tetapi semua pihak
yang terlibat dalam mencapai tujuan bersama.
2. Prinsip Akuntabilitas
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama reformasi sektor
publik. Tuntutan akuntabilitas publik menuntut institusi sektor publik untuk lebih
menekankan pada akuntabilitas horizontal (untuk institusi tingkat yang lebih
tinggi) daripada hanya akuntabilitas vertikal (untuk komunitas yang lebih luas).
Mengenai laporan tanggung jawab Anda sendiri, Akuntabilitas pengelolaan
39
keuangan desa adalah pengelolaan Bertanggung jawab atas keuangan mulai
dari kegiatan yang direncanakan, Pelaksanaan, pengelolaan dan pelaporan
keuangan pedesaan. Mewujudkan Akuntabilitas adalah tujuan utama reformasi
sektor publik. Secara umum, akuntabilitas diartikan sebagai tanggung jawab
untuk menjelaskan berhasil tidaknya implementasi Berorganisasi untuk mencapai
tujuan yang dicapai selama periode ini Dulu dilakukan secara rutin (Mustofa,
2012).
Jika informasi yang disampaikan mudah dipahami maka dapat dicapai
sistem akuntabilitas yang efektif; sebagai pihak yang mempercayakan kepada
pemerintah untuk mengelola keuangan publik, masyarakat berhak memperoleh
informasi keuangan pemerintah untuk mengevaluasi pemerintah (Mardiasno,
2002). Penelitian sebelumnya oleh Kabul Setio Utomo et al. (2018) Dalam
menganalisis penerapan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pengelolaan
keuangan pedesaan, disebutkan bahwa dalam mekanisme pertanggungjawaban
pemerintah perlu disusun aturan teknis, berupa petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis atau sistem operasi dan prosedur, sehingga bahwa akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan bisa lebih baik.
Pemerintah kabupaten mengadakan pelatihan tahunan tentang sistem
akuntabilitas dana desa. Pelatihan ini diikuti oleh dua perwakilan dari masing-
masing desa, kepala keuangan desa dan operator siskeudes. Kegiatan ini sangat
penting untuk menambah wawasan tentang peningkatan tahunan laporan dana
desa. Selain pertanggungjawaban melalui laporan pertanggungjawaban, akan
ada pengawasan dari pejabat di tingkat yang lebih tinggi dan pendamping desa
yang disahkan oleh desa setiap bulan. Oleh karena itu, kelembagaan pedesaan
juga harus siap bertanggung jawab atas prospek rencana yang dilaksanakan
40
setiap bulan. Memang, semua kader desa harus menerapkan sistem
pertanggungjawaban untuk tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Namun
sejauh menyangkut pelaporan kepada otoritas yang lebih tinggi, tugas pelaporan
pertanggungjawaban adalah tugas sekretaris partai desa.
Setelah semua rencana desa selesai, pekerjaan ini akan selesai akhir
tahun ini. Laporan pertanggungjawaban ini berisi informasi tentang rencana
pelaksanaan, anggaran, realisasi, dan jangka waktu rencana. Kemudian laporan
yang dibuat oleh sekretaris partai desa disetujui oleh kepala desa dan diserahkan
ke daerah. Jenis laporan yang dibuat oleh pemerintah tingkat desa dalam proses
pengelolaan sistem pertanggungjawaban penyaluran dana tingkat desa.
Menurut Sekretaris Desa Pulau Harapan Karmila bahwa :
“Laporan Bulanan Realisasi Penggunaan Dana, Laporan per 3 bulan, Laporan Persumber Dana, Laporan Akhir Tahun, LPPD dan LKPD, Laporan Aset Desa”. Adapun kesulitan dari pemerintah desa dalam membuat pertanggungjawaban administrasi menurutnya yakni “masih seringnya Perda/Perbup mengalami perubahan dalam Hal Pengelolan Keuangan Dana Desa maupun Penerapan Aplikasi SISKEUDES” sedangkan dalam proses pelaporan menurutnya telah melalui jalur struktural yang telah ditentukan, “iya Laporan ditujukan kepada Bupati Cq.
Dinas PMD dan tembusan ke Camat dan BPD”.
Usai acara, penyelenggara acara akan melaporkan pertanggungjawaban acara
kepada sekretaris desa dalam bentuk laporan acara. Setelah semua pelaksana
kegiatan melaporkan laporan kegiatannya kepada sekretaris desa, sekretaris
desa akan melakukan verifikasi terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah desa. Sekretaris Desa Pulau Harapan Karmila mengaku bahwa:
“masih ada kesulitan dimana masih seringnya Perda/Perbup mengalami perubahan” dalam melaksanakan prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan alokasi dana desa”.
Kemudian, sekretaris desa menyusun laporan pelaksanaan APBDesa dan
menyampaikannya kepada kepala desa untuk disetujui sebelum disampaikan ke
41
kecamatan. Laporan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) adalah laporan penggunaan anggaran desa sepanjang tahun
anggaran, mulai dari dana desa, penyaluran dana desa, dan pendapatan lainnya.
Komponen yang dimasukkan dalam laporan realisasi APBD adalah pendapatan,
termasuk dana desa yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran yang
bersangkutan, alokasi dana desa, belanja dan pembiayaan. menurut Kepala
Desa Pulau Harapan Ambo Sakka bahwa:
“Melalui Musyawarah desa, baik itu musyawarah Perencanaan maupun Musyawarah Laporan Pertanggung Jawaban setiap akhir tahun. prinsip akuntabilitas dalam pertanggungjawaban pengelolaan alokasi dana desa”
Peraturan desa juga mengatur tentang "Laporan Pelaksanaan APBDes", karena
pemerintah desa wajib melampirkan peraturan desa terkait pelaksanaan APBDes
pada saat penyampaian laporan. Setelah semua laporan dilengkapi, lembaga
desa akan meninjau dengan BPD dan perwakilan masyarakat. Dalam pertemuan
tersebut akan dibahas kegiatan yang telah berlangsung selama satu tahun.
menurut keterangan Sekretaris Desa Karmila dalam sesi wawancara
mengatakan bahwa:
“Dalam hal Pertanggung Jawaban Pengelolaan Dana Desa, Prinsip akuntabilitas dapat dilihat dari dibentuknya Tim Pengelolaan Keuangan. Kepala Desa Selaku PKPKD, Sekdes selaku PPKAD, dan Kaur – Kasi selaku TPKAD, serta Kaur Keuangan selaku Bendahara Bahwa Sistem Pengelolaan Anggaran telah Berdasarkan Perbup Nomor 2 Tahun 2019 Pengelolaan Keuang Desa dalam Hal Pengelolan Keuangan Dana Desa maupun Penerapan Aplikasi SISKEUDES. Menurutnya pelaporan pertanggungjawaban sudah sesuai dengan aturan dan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan yang ada di RKD (rencana pengembangan dana).
Ini merupakan bentuk transparansi pemerintah desa kepada masyarakat. Selain
itu, sebelum menyelesaikan kegiatan dalam waktu satu tahun, pemerintah desa
berpartisipasi aktif dalam sosialisasi rencana kegiatan setiap rapat RT. Dalam
rapat RT biasanya ada sekretaris partai desa yang menjalankan rencana
42
kegiatan, selain itu kepala desa juga aktif mengikuti setiap rapat RT agar
pemerintah desa bekerja kepada masyarakat. Kemudian, laporan implementasi
yang direview dicetak dalam format banner. Kemudian pasang spanduk ini di
sebelah baladesa. Sistem pertanggungjawaban dalam sistem
pertanggungjawaban pengelolaan dana desa terkait dengan teori
keagenan.Teori keagenan mengambil orang sebagai badan utama untuk
menyerahkan tugas kepada agen, yaitu pemerintah atau politik menjalankan
tugas dalam rangka kesejahteraan rakyat. . Dalam kasus lain, politisi juga bisa
disebut prinsip karena menggantikan peran rakyat, tetapi bisa juga dianggap
sebagai agen karena melakukan tugas pengawasan yang diberikan oleh rakyat.
Implikasi dari teori ini adalah bahwa rakyat dan prinsip-prinsip rakyat
membutuhkan agen-agen yang secara langsung mengawasi pemerintah dan
politikus. Politisi yang bertanggung jawab juga membutuhkan informasi untuk
menilai keadaan pemerintah.
Dalam hal pertanggungjawaban ini pemerintah desa pulau harapan perlu
bekerja optimal dan tepat waktu sesuai harapan. lambatnya penyerapan dana
desa maka diharapkan ada perbaikan dengan dengan banyak berkonsultasi
dengan para ahli dan bisa menambah bentuk program apa yang tepat sesuai
dengan kondisi geografis desa pulau harapan sehingga betul-betul dana desa ini
bisa tepat sasaran dan tidak melenceng jauh dari tujuan semestinya.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik oleh pemerintah tingkat desa dalam pengelolaan dana
tingkat desa dari perspektif akuntansi sektor publik, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan konsep
pembangunan partisipatif masyarakat pedesaan, maka rencana ADD Desa
Pulau Harapan telah direncanakan, dan hal ini dibuktikan dengan prinsip
transparansi, guna mewujudkan desa melalui Pemberdayaan Masyarakat.
Forum Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa).
2. Implementasi rencana ADD (Alokasi Dana Desa) di Desa Pulu Harapan telah
menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi, namun masih banyak
kekurangan yang perlu diselesaikan. Karena kurangnya koordinasi yang baik
antar perangkat desa, desa Pulau Harapan gagal menerapkan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
3. Sistem pertanggungjawaban ADD secara teknis dan administratif bertanggung
jawab, namun terdapat beberapa kendala dalam sistem pertanggungjawaban
keuangan dan administrasi, oleh karena itu pendampingan aparat pemerintah
daerah tetap diperlukan untuk menyesuaikan regulasi setiap tahun.
B.Saran
Pengelolaan dana tingkat desa di Desa Pulau Harapan menerapkan
prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan kesimpulan penelitian dan
44
kesimpulan di atas, maka penelitian ini mengemukakan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:
1. Pemerintah desa pulau harapan diharapkan mampu lebih optimal dalam hal
perencanaan pelaksanaan dan pertanggungjawaban , karna ada beberapa hal
yang perlu ditingkatkan dalam sisi transparansi yakni dengan membuka
informasi seluas-luasnya yakni dengan membawa tranparansi pengelolaan
add dalam era digitalisasi bisa dengan membuat aplikasi atau website, sosial
media yang dimana diharapkan mampu membuka dan memberikan
kesempatan bagi rakyat untuk ikut mengawasi segala proses yang terjadi
secara realtime dan dan terupdate tanpa harus hadir dalam rapat tertentu.
2. Pemerintah Desa Pulau Harapan perlu meningkatkan transparansi dengan
menempatkan lebih banyak informasi tentang banner APBDesa disetiap
lokasi pembangunan dan program yang dilakukan desa.
3. Selain itu, desa pulau harapan perlu meningkatkan koordinasi antar staf
perangkat desa dan pihak lain yang ikut andil dalam proses untuk
mengoptimalkan segala proses baik dimulai dari perencanaan sampai
pertanggungjawaban sehingga penyerapan anggaran dan laporan
pertangungjawban bisa berjalan sesuai harapan kalaupun dirasa ada kendala
disebabkan kompetensi staf dan sluruh perangkat desa belum mampu bisa
dengan menggunakan jasa konsultan atau merekrut staf baru yang betul-betul
punya skill dan kemampuan mumpuni dibidangnya sehingga diharapkan
benar- benar tercipta tata kelola perusahaan yang baik dan tidak ada lagi
kendala dalam segala proses pengelolaan dana desa dimana berdampak
besar terhadap percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga
bisa merasakan manfaat dari dana desa terse
45
DAFTAR PUSTAKA . Eko, Sutoro ,. Putra (Putra), Surya (Armaya), Anoma (Akhmadin), Maizir (Maizir).
(2016). Dana pedesaan di desa berkembang di Indonesia: Tanya jawab
tentang dana pedesaan. Jakarta: Kementerian Pedesaan.
Evans, J.H. Dan J.M. Patton. tahun 1987. "Sinyal dan Pengawasan dalam
Akuntansi Sektor Publik." Jurnal Penelitian Akuntansi 25: 130-158. Halim (A. Halim) dan Abdullah (S. Abdullah). tahun 2006. “Masalah dan
Hubungan Kelembagaan Pemerintah Daerah” (Peluang Riset Penganggaran dan Akuntansi). Jurnal Akuntansi Pemerintahan 2 (1): 53-64.
Hardikasari, E., 2011. “Dampak Penerapan Tata Kelola terhadap Kinerja
Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, 2006-2008. artikel. Semarang: Jurusan Ekonomi Universitas Diponegoro.
Jurniadi, Djumadi dan & Paranoan, D. (2015). 1-13.P, Kecamatan Teluk Pandan,
Kabupaten Kutai Timur, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas alokasi dana tingkat desa
Mathiasmo. tahun 2002. Otonomi dan pengelolaan keuangan daerah.
Yogyakarta: Andy 2010. Akuntansi sektor publik. Andy mengimbangi. Yogyakarta
Mustofa, A.I. (2012). Dampak penyajian dan aksesibilitas laporan keuangan
Masuk ke Sistem Akuntabilitas Manajemen Keuangan Kabupaten Pemalang. Jurnal Analisis Akuntansi, ISSN 2252- (Universitas Nasional Semarang).
Moe, TM 1984. "Ekonomi Baru Organisasi." Jurnal Ilmu Politik Amerika, 28 (5):
739-777. Nyoto, H. dan F. H. Fadzil. 2011. Indonesia melaksanakan desentralisasi fiskal
setelah otonomi pemerintah daerah. Ulasan Penelitian Bisnis Dunia 1 (2): 51-70.
Rustiarini, N. W., 2016. "Tata Kelola yang Baik dalam Pengelolaan Dana
Pedesaan." Simposium Akuntansi Nasional Kesembilan Belas, 1-18. Republik Indonesia. Tahun 2014. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa. Jakarta. Santosa, P., 2008. "Teori Administrasi Publik dan Penerapan Good Governance."
Bandung: Refika Aditama
46
Taufik, T., 2013. “Pengelolaan Keuangan Pedesaan dalam Sistem Keuangan
Nasional Republik Indonesia”. Jurnal Ekonomi 17 (01). Umami, R. dan Nurodin, I. (2017). Dampak transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan pedesaan. Jurnal Ilmu Ekonomi (Jurnal Akuntansi, Perpajakan dan Manajemen), Edisi 6 (11). hlm. 74-80. ISSN 2088-6969.
Utomo, K.S. dan Suharto, D.G. 2018. "Analisis Good Governance dalam
Pengelolaan Keuangan Perdesaan." Jurnal Administrasi Publik, 50-66. wiradarma. 2017. Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Alokasi Dana
Desa (Studi Kasus Desa Bengkel Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng) Jurnal Elektronik S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Zimmerman, J.L. 1977. "Labirin Akuntansi Kota: Analisis Motivasi Politik." Jurnal
Riset Akuntansi 15: 107-14
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan Wawancara
Narasumber : Sekretaris Desa pulau harapan.
I. Tahap Perencanaan Dana Desa
1. Bagaimana cara pemerintah desa mewujudkan prinsip transparansi dan
partisipasi dalam proses perencanaan pengelolaan alokasi modal desa?
2. Bagaimana tingkat keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan
distribusi dan pengelolaan desa?
3. Bagaimana mekanisme rencana pengelolaan penyaluran dana tingkat desa
yang dilaksanakan oleh pemerintah desa?
4. Dalam rangka perencanaan alokasi dan pengelolaan dana desa, siapa
peserta musyawarah desa?
5. Bagaimana pemerintah desa mengakomodasi semua masukan dari peserta
desa dalam rencana pengelolaan dana desa?
II. Tahap Pelaksanaan Dana Desa
1. Bagaimana peran pemerintah desa dalam mendukung keterbukaan
dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat selama
pelaksanaan rencana yang didanai oleh penyaluran dana desa?
2. Bagaimana pemerintah desa menerapkan prinsip transparansi dalam
pelaksanaan alokasi dana tingkat desa?
3. Bagaimana pemerintah desa menerapkan sistem
49
pertanggungjawaban dalam pelaksanaan alokasi dana di tingkat
desa?
III. Tahap Pertanggungjawaban Dana Desa
1. Bagaimana pemerintah desa menerapkan sistem akuntabilitas Tentang
tanggung jawab mengelola penyaluran dana pedesaan?
2. Dalam proses pengelolaan sistem pertanggungjawaban alokasi dana desa,
jenis laporan apa yang dibuat oleh pemerintah desa?
3. Apakah pemerintah desa mengalami kesulitan dalam menjalankan
pertanggungjawaban administratif?
4. Apakah proses pelaporan melalui jalur struktur yang telah ditentukan?
5. Apakah hasil pelaksanaan rencana penyaluran dana desa sesuai dengan
rencana sebelumnya?
50
Lampiran 2 : Hasil Wawancara
No
Pertanyaan Wawancara Tahap 1 ( Perencanaan Dana Desa )
Hasil wawancara (Kaur Perencanaan)
1 Bagaimana cara pemerintah desa mewujudkan prinsip transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan pengelolaan alokasi modal desa?
Dengan melibatkan semua unsur masyarakat dalam Musyawarah dan Tim Penyusun,baik RPJMD, RKP, maupun APBDes
2 Bagaimana tingkat keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan distribusi dan pengelolaan desa?
Cukup baik dapat dilihat dari tingkat kehadiran Masyarakat dalam musyawarah Penyusunan
Perencanaan
3 Bagaimana mekanisme rencana pengelolaan penyaluran dana tingkat desa yang dilaksanakan oleh pemerintah desa?
Dimulai dari Musyawarah pembentukan Tim Penyusunan dan Tim Verifikasi dari unsur masyarakat itu sendiri
4 Dalam rangka perencanaan alokasi dan pengelolaan dana desa, siapa peserta musyawarah desa?
Yang hadir dalam musyawarah : BPD, Tokoh Pemuda, Kadus, Ketua Lembaga Adat, Pengurus Lembaga, LPM, Kader Posyandu, Tokoh Masyarakat, TP PKK, Tokoh Pendidik, Majelis Takllm, Unsur Kesehatan (PUSKESMAS)
51
5 Bagaimana pemerintah desa mengakomodasi semua masukan dari peserta desa dalam rencana pengelolaan dana desa?
Melalui musyawarah di Tingkat Dusun, dan Kemudian membentuk Tim penyusunan dan Tim Verifikasi yang akan memverifikasi semua usulan Masyarakat.
No
Pertanyaan Wawancara
Tahap II (Pelaksanaan Dana
Desa )
Hasil Wawancara (Kepala Desa)
1 Bagaimana peran pemerintah desa dalam mendukung keterbukaan dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat selama pelaksanaan rencana yang didanai oleh penyaluran dana desa?
Melalui Baliho Transparansi dan Papan Transparansi yang ada di Desa serta pembuatan papan proyek pada setiap kegiatan yang di Danai oleh ADD/DD
2 Bagaimana pemerintah desa menerapkan prinsip transparansi dalam pelaksanaan alokasi dana tingkat desa?
Melalui Musyawarah desa, baik itu musyawarah Perencanaan maupun Musyawarah Laporan Pertanggung Jawaban setiap akhir tahu Prinsip akuntabilitas dalam Pemerintah Desa Pulau Harapan adalah bagaimana semua Perangkat Desa melaksanakan atau bekerja sebagaimana Tupoksinya, seperti sekretaris desa selaku verifikator baik dalam hal perencanaan maupun dalam hal Realisasi dari Perencanaan tersebut. Begitupun Kaur Keuangan dan kaur lain, serta Kasi dan staf, Juga Kepala Kewilayahaan. Dan Upaya melibatkan unsur RT/RW dalam setiap kegiatan pembangunan.
3 Bagaimana pemerintah desa menerapkan sistem pertanggungjawaban
Melalui Musyawarah desa, baik itu
musyawarah Perencanaan maupun
Musyawarah Laporan Pertanggung
52
dalam pelaksanaan alokasi dana di tingkat desa?
Jawaban setiap akhir tahun
No
Pertanyaan Wawancara
Tahap III (Pertanggungjawaban Dana
Desa)
Hasil Wawancara (Sekretaris desa)
1 1. Bagaimana pemerintah desa menerapkan sistem akuntabilitas Tentang tanggung jawab mengelola penyaluran dana pedesaan?
2.
Dalam hal Pertanggung Jawaban Pengelolaan Dana Desa, Prinsip akuntabilitas dapat dilihat dari dibentuknya Tim Pengelolaan Keuangan. Kepala Desa Selaku PKPKD, Sekdes selaku PPKAD, dan Kaur – Kasi selaku TPKAD, serta Kaur Keuangan selaku Bendahara. Bahwa Sistem Pengelolaan Anggaran telah Berdasarkan Perbup Nomor 2 Tahun 2019 Pengelolaan Keuang Desa
2 Dalam proses pengelolaan sistem pertanggungjawaban alokasi dana desa, jenis laporan apa yang dibuat oleh pemerintah desa?
1.
Adapun Jenis Laporan, yaitu : a. Laporan Bulanan Realisasi Penggunaan
Dana b. Laporan per 3 bulan c. Laporan Persumber Dana d. Laporan Akhir Tahun e. LPPD dan LKPD f. Laporan Aset Desa
3 Apakah pemerintah desa mengalami kesulitan dalam menjalankan pertanggungjawaban administratif?
Ada, masih seringnya Perda/Perbup mengalami perubahan dalam Hal Pengelolan Keuangan Dana Desa maupun
Penerapan Aplikasi SISKEUDES
4
Apakah proses pelaporan melalui jalur struktur yang telah ditentukan?
Iya, Laporan ditujukan kepada Bupati Cq. Dinas PMD dan tembusan ke Camat dan BPD
5 Apakah hasil pelaksanaan rencana penyaluran dana desa sesuai dengan rencana sebelumnya?
Sepenuhnya belum, ini disebabkan karena kondisi Geografis Desa Pulau Harapan dan Proses Pencairan Dana Desa.
53
Lampiran 3 : Dokumentasi
program kegiatan desa pemasangan tambak agar-agar
jumlah dana desa tahun 2020
54
Ruang Sekdes, Kepala Desa Dan Staf
55
Kantor Desa Pulau Harapan
Puskesmas Pulau Sembilan
56
pulau kambuno desa pulau harapan
Pulau Liang-Liang Desa Pulau Harapan
57
Lampiran 4 : Surat Telah Menyelesaikan Penelitian
58
Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Khairul Amri
Tempat, Dan Tanggal Lahir : Sinjai , 08 Desember 1997
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Agama : Islam
Alamat : Jalan Gunung Rinjani Kecamatan Sinjai Utara
Kebupaten Sinjai
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : M. Amin Karim
Pekerjaan Ayah : -Pensiunan Guru Smp 2 Buluppoddo
Nama Ibu : Nushah Abdullah
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
No. Telepon : 089524406260
Email : Khairulamriee@Gmail.Com
Jenjang Pendidikan
1. SD (2003-2009) : Madrasah Ibtidayyah Sinjai Utara
2. SMP (2009-2012) : Smp Negeri 1 Sinjai Utara
3. SMA (2012-2015) : Sma Negeri 1 Sinjai Utara