Post on 18-Jul-2015
description
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 1/9
PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA
PADA PROGRAM DESA VOKASI
Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
Jurusan Teknik Mesin FT Unnes, Kampus Sekaran Gunungpati
Semarang 50229, Email: sonyoto@yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang persepsi, respons, pelaksanaan program desa
vokasi, khususnya pada aspek penerapan Iptek, serta dampaknya terhadap pengurangan
pengangguran, kemiskinan, dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif, dengan populasi masyarakat yang terpilih sebagai desa vokasi di Jawa Tengah sejak tahun2009. Sampel dipilih secara purposive sampling, dengan memilih dua desa di Kabupaten Pemalang
(mewakili wilayah pedesaan) dan dua kelurahan di Kota Semarang (mewakili wilayah perkotaan).
Data dikumpulkan dengan metode angket, didukung metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Persepsi
masyarakat terhadap program desa vokasi tergolong sangat baik (91,11%), 2) Respons masyarakat
terhadap pelaksanaan program desa vokasi cukup bagus (92,21%), 3) Sebagaian besar UKM telah
mendapatkan bantuan teknologi (mesin dan peralatan) guna meningkatkan kualitas dan kapasitas
produksinya, dan 4) Dampak program desa vokasi menurut penilaian masyarakat cukup bagus
(74,44%) dan sebanyak 7,77% menyatakan dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Kata kunci: Iptek, desa vokasi, dampak
A. PENDAHULUAN
Desa vokasi merupakan program pemerintah provinsi Jawa Tengah yang dirintis
sejak tahun 2009 di 105 desa di seluruh kabupaten/kota. Tujuan program ini adalah untuk
mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, dan menyejahterakan masyarakat.
Program desa vokasi ini di bawah koordinasi Dinas Pendidikan c.q. Bidang Pendidikan
Non Formal bekerjasama dengan perguruan tinggi dan pihak lain, diantaranya Kadin
Jateng. Pihak perguruan tinggi yang digandeng antara lain Universitas Negeri Semarang.
Ditargetkan pada tahun 2013 dapat dibentuk 245 desa vokasi di Jawa Tengah.Hingga saat ini sudah terbentuk 140 desa vokasi, dan pada tahun 2011 ini akan
ditambah lagi 35 desa vokasi. Bagi desa yang terpilih dalam program desa vokasi akan
mendapatkan pembinaan dan bantuan dalam bentuk pendidikan dan keterampilan
kecakapan hidup (life skill).
Walaupun program desa vokasi sudah digulirkan dua tahun yang lalu, namun belum
semua pihak terkait (stakeholder) dan masyarakat memahami visi, misi dan tujuan
Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo 27
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 2/9
diadakannya desa vokasi. Bagaimana konsep desa vokasi dan implementasinya di lapangan
harus dipahami semua pihak terkait. Jangan sampai terjadi miskonsepsi dan mispresepsi
tentang desa vokasi. Hal ini penting untuk disadari semua pihak sehingga jangan sampai
konsep yang bagus tidak dapat terlaksana dengan baik karena terjadi miskonsepsi dan
mispersepsi di antara pihak-pihak terkait, termasuk dengan pelaku di lapangan dan
masyarakat sebagai sasaran program.
Selain masalah pemahaman konsep desa vokasi, penting untuk dilakukan evaluasi
bagaimanakah program tersebut berjalan dan bagaimanakah dampaknya bagi masyarakat
yang terpilih sebagai desa vokasi. Mengingat program ini sudah digulirkan sejak dua tahun
yang lalu, maka evaluasi kegiatan sudah dapat dilakukan, terutama terhadap desa yang
sudah terpilih sejak pertama kali program ini digulirkan.
Kegiatan desa vokasi meliputi beberapa bidang, antara lain kelompok belajar usaha,
taman bacaan masyarakat, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keaksaraan, dan
pendidikan kesetaraan. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada kajian dari sisi
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sebagaimana tujuan utama program ini,
yaitu untuk mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, dan menyejahterakan
masyarakat, maka tidak akan lepas dari Iptek.
Untuk mejadikan masyarakat terdidik dan terampil dalam usaha tertentu diperlukan
Iptek, misalnya bagaimana cara atau langkah-langkah membuat produk tertentu (teknologi
proses). Untuk menunjang usaha atau produksi juga tidak lepas dari penggunaan mesin dan
alat (termasuk teknologi tepat guna –TTG), sehingga usahanya berjalan efektif dan efisien.
Terdapat benang merah atau rangkaian yang tidak bisa dilepaskan antara
pengangguran, kemiskinan, kesejahteraan, dan Iptek. Masyarakat dikatakan sejahtera
apabila sudah terlepas dari belenggu kemiskinan. Kemiskinan dapat dihindari minimalapabila masyarakat mendapatkan pekerjaan yang layak atau tidak menganggur. Untuk
dapat bekerja dengan layak, masyarakat harus mempunyai bekal pendidikan dan
keterampilan yang cukup (life skill). Dalam setiap aktivitas pekerjaan, yang menghasilkan
jasa atau produk, agar mempunyai nilai tambah yang tinggi mutlak diperlukan Iptek.
Peranan usaha atau industri kecil-menengah (UKM/IKM) dalam pembangunan
ekonomi nasional sudah tidak diragukan lagi. Pengakuan ini semakin kuat semenjak krisis
28 Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 3/9
ekonomi melanda Indonesi tahun 1997, dimana banyak industri besar dengan cirinya yang
padat modal, dengan teknologi modern/impor banyak yang bangkrut dan mem-PHK
karyawan, justru UKM/IKM mampu bertahan dan tumbuh dengan banyak menyerap tenaga
kerja. UKM/IKM ini umumnya bersifat padat karya dan menggunakan teknologi yang lebih
sederhana atau Teknologi Tepat Guna (TTG)
Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi
nasional suatu bangsa, industri tidak hanya bertumpu pada perusahaan besar, multinasional,
tetapi juga bertumpu pada industri kecil dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna
(TTG) yang cocok dengan kondisi lokal (LIPI, 1998: 1).
Dalam konteks penerapan Iptek atau TTG, kiranya perlu disamakan dulu persepsi
atau pengertian tentang teknologi tepat guna. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 18 Tahun 1992 tentang Pemasyarakatan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat
Guna di Pedesaan, yang dimaksud Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, bersifat dinamis, sesuai dengan kemampuan, tidak merusak
lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah
(pasal 1).
Sejalan dengan pengertian di atas, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh
para perencana dan pelaksana program, antara lain: 1) pilihan bentuk teknologi harus
diputuskan oleh warga desa atau pengguna sendiri, 2) adat, kebiasaan, agama, dan sosial
budaya setempat, 3) pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin yang biasanya sukar
diubah, 4) terjaminnya perlengkapan atau jasa perawatan yang diperlukan, serta 5) TTG
yang berhasil perlu diperkenalkan ke daerah lain (Depdagri, 1982: 14-15).
Penerapan Iptek dan konteks program desa vokasi, penting untuk diketahui
bagaimanakah persepsi dan respons masyarakat terhadap program desa vokasi. Selain ituakan diungkap pula sejauhmana penerapan Iptek dalam program desa vokasi dan
bagaimana dampaknya terhadap pengurangan pengangguran, kemiskinan, dan
kesejahteraan masyarakat.
Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo 29
Penerapan Iptek dan Dampaknya pada Program Desa Vokasi
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 4/9
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa
adanya. Sebagai populasi penelitian adalah masyarakat yang terpilih sebagai desa vokasi di
Jawa Tengah sejak tahun 2009 hingga tahun 20110, atau yang telah melaksanakan program
desa vokasi selama minimal satu tahun. Jumlah desa vokasi pada awal program sebanyak
105 desa dan pada tahun 2010 sebanyak 35 desa, atau total sebanyak 140 desa. Sampel
dipilih secara purposive sampling, dengan memilih dua desa di Kabupaten Pemalang
(mewakili wilayah pedesaan) dan dua kelurahan di Kota Semarang (mewakili wilayahperkotaan).
Data dikumpulkan dengan metode angket, dengan didukung melalui metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang dihasilkan dari angket dianalisis
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Sedangkan data yang bersifat kualitatif
yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumen dianalisis dengan teknik analisis
data kualitatif model interaktif.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini sebagai sampel terdapat dua wilayah desa vokasi, yaitu di Kota
Semarang mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Pemalang mewakili wilayah
pedesaan. Di kota Semarang dipilih dua kelurahan, yaitu kelurahan Kedungmundu dan
Wonolopo. Sedangkan di Kabupaten Pemalang dipilih Desa Belik dan Wonokromo. Semua
wilayah sampel desa vokasi telah melaksanakan desa vokasi sejak tahun 2009. Dengan
demikian pelaksanaan penelitian yang bersifat evaluasi ini cukup relevan.
Di bawah ini disajikan beberapa tabel yang mengungkap hal-hal yang terkait dengan
program desa vokasi di wilayah yang dijadikan objek penelitian.
30 Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 5/9
Tabel 1. UKM Program Desa Vokasi
Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan UKM Ketua Kelompok
Pembuatan Sandal RusnaediKedungmundu
Budidaya Ikan Gurami Yeni Hutanto
Budidaya Ikan Lele Sudarsono
Pembuatan Pupuk Organik Isak Sagito
Menjahit Haniyah
Pembuatan Alat Peraga
Edukatif (APE)
M. Sugeng, ST
Semarang
Wonolopo
Pembuatan Kaligrafi dan
Lukisan
Sugiyono
Belik Pembuatan Pupuk Organik Drs. Masruchin AhmadiPemalang
Wonokromo Rias Pengantin Kaeni
Tabel 2. Kondisi Iptek pada UKM
Desa/
KelurahanUKM Mesin/Alat Keterangan Harapan
Pembuatan Sandal Mesin potong,
gunting, dll.
Kondisi bagus,
bantuan pemerintah
Ada bantuan
permodalan
Kedungmundu
Budidaya Ikan
Gurami
Mesin pompa air Kondisi baik, milik
kelompok
Ada inovasi pakan
ikan yg murah,
pelatihan Iptek
Budidaya Ikan Lele Mesin pompa air Mesin milik pribadi,
3 kondisi baik, 1
rusak
Perlu
pendampingan
usaha
Pembuatan Pupuk
Organik
Mesin
giling/peng-
hancur, Cangkul,
sekop, cetok,
ayakan
Kapasitas prod ± 5
ton/bln. Mesin
sementara tidak
produksi karena
rusak
Ada bantuan
mesin dan tempat
usaha
Menjahit Mesin jahit biasa
& cepat (juki),
over deck
Kondisi baik,
Bantuan pemerintah
dan milik sendiri
Ada bantuan
pemasaran produk
Pembuatan Alat
Peraga Edukatif
(APE)
15 mesin Milik kelompok,
kualitas sedang
Ada bantuan
pemasaran produk
Wonolopo
Pembuatan
Kaligrafi dan
Lukisan
Mesin bubut,
pahat, ketam
Bantuan pemerintah
dan milik sendiri
Peningkatan
kualitas
Belik Pembuatan Pupuk
Organik
Mesin pencacah
rumput, pengolah
pupuk organik,
genset
Kondisi bagus, milik
kelompok
Perlu tambahan
peralatan
Wonokromo Rias Pengantin 1 set peralatan
rias
Kondisi baik, milik
pribadi dan bantuan
Ada bantuan
permodalan
Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo 31
Penerapan Iptek dan Dampaknya pada Program Desa Vokasi
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 6/9
Tabel 3. Pemahaman tentang Program Desa VokasiPemahaman/PengetahuanDesa/
Kelurahan UKM Paham Kurang Tidak tahu
Pembuatan Sandal 80% 10% 10%Kedungmundu
Budidaya Ikan Gurami 60% 20% 20%
Budidaya Ikan Lele 100% 0% 0%
Pembuatan Pupuk Organik 100% 0% 0%
Menjahit 100% 0% 0%
Pembuatan Alat Peraga Edukatif (APE)
80% 20% 0%
Wonolopo
Pembuatan Kaligrafi dan Lukisan 100% 0% 0%
Belik Pembuatan Pupuk Organik 100% 0% 0%
Wonokromo Rias Pengantin 100% 0% 0%
Rata-rata 91,11% 5,55% 3,33%
Tabel 4. Respons tentang Program Desa Vokasi
Respons/TanggapanDesa/
Kelurahan UKM Sangat
setuju
Setuju Kurang
setuju
Tidak
setuju
Pembuatan Sandal 40% 50% 10% 0%Kedungmundu
Budidaya Ikan Gurami 20% 70% 10% 0%
Budidaya Ikan Lele 0% 90% 10% 0%
Pembuatan Pupuk Organik 60% 40% 0% 0%
Menjahit 80% 20% 0% 0%
Pembuatan Alat Peraga
Edukatif (APE)
50% 40% 0% 10%
Wonolopo
Pembuatan Kaligrafi dan
Lukisan
10% 60% 20% 10%
Belik Pembuatan Pupuk Organik 80% 20% 0% 0%
Wonokromo Rias Pengantin 80% 20% 0% 0%
Rata-rata 46,66% 45,55% 5,55% 2,22%
Tabel 5. Dampak Program Desa VokasiRespons/TanggapanDesa/
Kelurahan UKM Sangat
meningkat
Cukup
Meningkat
Sama
saja
Menurun
Pembuatan Sandal 0% 30% 50% 20%Kedungmundu
Budidaya Ikan Gurami 0% 60% 20% 20%
Budidaya Ikan Lele 0% 40% 50% 10%
Pembuatan Pupuk Organik 0% 100% 0% 0%
Menjahit 0% 100% 0% 0%
Pembuatan Alat Peraga
Edukatif (APE)
0% 80% 0% 20%
Wonolopo
Pembuatan Kaligrafi dan
Lukisan
0% 60% 40% 0%
Belik Pembuatan Pupuk Organik 0% 100% 0% 0%
Wonokromo Rias Pengantin 0% 100% 0% 0%
Rata-rata 0% 74,44% 17,77% 7,77%
32 Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 7/9
Berdasarkan hasil yang telah disampaikan pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa
program desa vokasi cukup membantu aktivitas usaha ekonomi masyarakat berdasarkan
potensi masing-masing desa maupun keterampilan yang dimiliki warga. Hal ini terlihat
dari jenis usaha yang cukup bervariasi. Jenis usaha di desa maupun di kota tidak terdapat
perbedaan yang mencolok. Sebagai contoh, usaha pembuatan pupuk organik terdapat di
wilayah desa (Desa Belik, Kab. Pemalang) maupun kota (Kelurahan Wonolopo, Kota
Semarang).
Teknologi yang dipakai pada UKM rata-rata sudah agak modern. Seperti disajikan
pada Tabel 2, sebagaian besar UKM sudah menggunakan mesin-mesin dalam proses
produksinya, misalnya mesin giling/pencacah, mesin potong, mesin jahit cepat, mesin
bubut, dll. Dilihat dari asal-usul mesin, kebanyakan berasal dari bantuan pemerintah, atau
merupakan milik kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa program desa vokasi memang
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sebagaimana terlihat pada Tabel 3, sebagaian besar masyarakat (91,11%) paham
tentang maksud dan tujuan program desa vokasi. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi
program sudah cukup baik. Walaupun demikian sosialisasi masih perlu ditingkatkan karena
ada juga yang kurang tahu (5,55%) bahkan ada yang belum tahu (3,33%).
Respons atau tanggapam masyarakat terhadap program desa vokasi sebagaimana
disajikan pada Tabel 4 dapat diketahui cukup bagus, yaitu yang menyatakan sangat setuju
46,66% dan setuju 45,55% dan kalau dijumlah sebesar 92,21%. Warga yang menyatakan
kurang setuju atau tidak setuju jumlahnya sangat sedikit, yaitu 5,55% dan 2,22%. Jika
dilacak lebih jauh, ternyata kurang setuju atau tidak setujunya adalah dalam hal
pembiayaan program desa vokasi. Warga ada yang menyatakan kurang setuju atau tidak
setuju jika sumber dananya juga dari masyarakat (harapannya dari pemerintah). Demikian juga dalam hal besarnya bantuan dana yang diberikan, harapannya bantuan ditingkatkan
lagi.
Walaupun persentasenya sangat kecil, respons masyarakat dalam hal pembiayaan
perlu ditangani lebih jauh. Hal ini menunjukkan bahwa ada sebagaian masyarakat yang
masih terlalu mengharapkan bantuan pihak luar dan kurang adanya kemandirian atau
partisipasi warga sendiri.
Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
33
Penerapan Iptek dan Dampaknya pada Program Desa Vokasi
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 8/9
Dampak program desa vokasi menurut penilaian masyarakat dapat dikatakan cukup
bagus, yaitu sebanyak 74,44% menyatakan cukup meningkat dalam beberapa aspek,
misalnya dalam hal kondisi pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur,
semangat membangun, gotong royong, serta kesejahteraan secara umum. Namun yang
menyatakan sama saja juga perlu mendapatkan perhatian, dimana sebanyak 17,77%
menyatakan tidak ada bedanya ada atau tidak ada program desa vokasi. Jika dilacak lebih
jauh, yang menyatakan dampaknya menurun (7,77%) adalah menurun dalam hal jumlah
pengangguran dan jumlah warga miskin. Jadi menurun di sini dalam arti positif karena
memang harapannya seperti itu, yaitu jumlah pengangguran dan kemiskinan di wilayah
sasaran program desa vokasi supaya menurun.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Persepsi masyarakat terhadap program desa vokasi tergolong sangat baik, dimana
sebanyak 91,11% menyatakan paham maksud, tujuan, serta hal-hal yang terkait
dengan desa vokasi.
2. Respons masyarakat terhadap pelaksanaan program desa vokasi cukup bagus, dimana
yang menyatakan sangat setuju 46,66% dan setuju 45,55% dan kalau dijumlah sebesar
92,21%.
3. Melalui program desa vokasi, sebagaian besar UKM telah mendapatkan bantuan
teknologi (mesin dan peralatan) guna meningkatkan kualitas dan kapasitas
produksinya.
4. Dampak program desa vokasi menurut penilaian masyarakat dapat dikatakan cukup
bagus, yaitu sebanyak 74,44% dan sebanyak 7,77% menyatakan dapat mengurangi
pengangguran dan kemiskinan.
34 Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
5/16/2018 PENERAPAN IPTEK DAN DAMPAKNYA PADA PROGRAM DESA VOKASI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-iptek-dan-dampaknya-pada-program-desa-vokasi 9/9
Saran
Saran yang dapat diberikan tim peneliti terkait hasil penelitian ini adalah:
1. Program desa vokasi supaya dilanjutkan dan diperluas di desa-desa lain yang belum
mendapatkan program dari pemerintah.
2. Bagi desa yang sudah tidak mendapatkan bantuan, program ini supaya dilanjutkan
dengan dana swadaya masyarakat.
3. Perlu dukungan pemerintah daerah atau dinas-dinas terkait, misalnya dinas
perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM guna mendukung keberlangsungan
program desa vokasi.
4. Dalam memberikan bantuan teknologi supaya tepat sasaran dan mesin/peralatan yang
diberikan betul-betul sesuai dengan kebutuhan UMKM.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Dalam Negeri. 1982. Teknologi Tepat Guna. Jakarta: Depdagri.
Keputusan Mendagri No. 18 tahun 1992 tentang Pemasyarakatan dan Pemanfaatan
Teknologi Tepata Guna di Pedesaan. 1992. Jakarta: Dirjend. Bangdes.
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 316/KMK. 016/1994 tentang Pedoman PembinaanUsaha Kecil dan Koperasi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 1998. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dan Teknologi Tepat Guna. Subang: Balai Pengembangan TTG.
Sudarman. 1981. Mesin dan Alat Teknik . Semarang: Jurusan Teknik Mesin IKIP Semarang.
Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Sunyoto, Boenasir, Rahmat Doni Widodo
35
Penerapan Iptek dan Dampaknya pada Program Desa Vokasi