Post on 01-May-2021
1
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN ANGGARAN PADA
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh
SULASTRI
NIM 1057 3053 3215
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
ii
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI
ALAT PENGENDALIAN ANGGARAN PADA DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh
SULASTRI
NIM 105730533215
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah Ini Saya Persembahkan Kepada :
1. Kedua orangtua tercinta Almarhum Ayahanda Sulaiman dan Ibunda
Hadasia serta kakak dan adik-adik saya tercinta, yang telah memberikan
semangat dan motivasi yang tiada henti sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini, karena tiada do’a yang paling khusyu’ selain do’a dari kedua
orangtua serta saudara dan sepupu saya yang selalu memberi motivasi dan
semangat dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus
dan ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat –sahabat yang selalu memberi bantuan dan memberi
semangat beserta dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
“Ketika kau sedang mengalami kesusahan dan bertanya-tanya kemana Allah,
cukup ingat bahwa seorang guru selalu diam saat ujian berjalan”.
iv
v
vii
viii
ABSTRAK
SULASTRI.2019. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sebagai Alat Pengendalian Anggaran Pada Pemerintahan Daerah (Studi
Kasus Dinas PU Kab Enrekang). Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Andi Arman and Amir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana penerapan
akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran pada
pemerintahan daerah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode analisis deskriftif kualitatif. Metode pengumpulan data
menggunakan analisis metode wawancara .Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada Dinas PU Kab. Enrekang tidak memisahkan biaya terkendali dan
tidak terkendali, dan pada tahun 2019 laporan akuntansi
pertanggungjawaban pada Dinas PU Kab. Enrekang sudah memadai dan
penyusunannya sudah sesuai dengan asas-asas yang berlaku. Dari hasil
wawancara sudah menunjukkan bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran pada pemeintahan
Dinas PU sudah efektif dan memadai.
Kata kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian
Anggaran
ix
ABSTRACT
SULASTRI.2019. The application of accountability accounting as a
budget control tool in local government (case study of the Publik Works
Office). Thesis of the accounting study program of the Faculty of Economics
and Business, Muhammadiyah Makassar, guided by Andi Arman and Amir.
This study aims to find out how the application of accountability
accounting as budget control tool in local government. This research is a
qualitative study using qualitatif descriptive analisysis methods. Data
collection method analysis. The results showed that the Enrekang District
Public Works Departement did not separate the conrolled and uncontrolled
costs and in 2019 the accountability accounting report for the Enrekang
District Public Works Department was adequate and the compilation was in
accordance with the applicable principles. The results of the interviews have
shown that the application of accountability accounting as a budget control
tool in the government department of Public Works is effective and adequate.
Keywords: Responsibility accounting as a budget control tool.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Rahmat Allah SWT, Segala Puji dan
Syukur Penulis Haturkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
anugrah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Proposal
Penelitian yang berjudul “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat
Pengendalian Anggaran Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang.
Penulisan Proposal Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
dan guna memperoleh gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian
ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, Penulis sangat mengharapkan masukan
demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini.
Dalam menyusun dan menyelesaikan Proposal Penelitian ini, penulis telah
banyak menerima masukan, bimbingan, dan dukungan dari setiap pihak baik
bantuan dari segi moral maupun dari segi materil kepada penulis. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar
xi
4. Bapak Muh. Amir. SE.,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing I dan Bapak Andi
Arman, SE.,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing II terima kasih atas bimbingan
dan nasehat-nasehatnya selama dalam pemeriksaan Proposal Penelitian ini.
5. Segenap Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar, Khususnya dosen-dosen Jurusan Akuntansi, yang telah mendidik
dan mengarahkan penulis selama dalam proses perkuliahan
6. Buat seluruh teman-teman kelas AK 15. E dan seluruh mahasiswa angkatan
2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
7. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan tak pernah berhenti
mendoakan agar diberi kemudahan dan keberhasilan kepada penulis
8. Sahabat-sahabatku sekalian di makassar yang banyak memberikan
dukungannya selama ini
9. Teman-teman Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan motivasi dan dukungannya
selama ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
semoga Allah SWT menerima dan membalas amal perbuatan baik dari semua pihak
yang telah mambantu dan berpartisipasi dalam penulisan Proposal Penelitian ini dan
semoga Proposal Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini belum begitu sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam menyempurnakan dan
memperbaiki Proposal Penelitian ini untuk bertujuan kedepan. Semoga Proposal
xii
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita
semua. Aamiin…
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat
Makassar, 31 April 2019
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK INDONESIA ..................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL . ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Akuntansi ........................................................................................... 7
1. Pengertian Akuntansi .................................................................... 7
xiv
2. Tujuan Akuntansi .......................................................................... 8
3. Fungsi Akuntansi .......................................................................... 9
4. Manfaat Akuntansi ........................................................................ 9
B. Pertanggungjawaban ........................................................................ 10
1. Pengertian Pertanggungjawaban ................................................ 10
C. Akuntansi Pertanggungjawaban ....................................................... 11
1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban .............................. 11
2. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban ................................... 12
3. Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban ........................ 13
4. System Akuntansi Petanggungjawaban .................................... 13
5. Syarat-syarat Akuntansi Pertanggungjawaban .......................... 14
6. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban ................................. 15
7. Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban .................................. 15
D. Pusat Pertanggungjawaban .............................................................. 15
1. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban ..................................... 16
2. Pusat Petanggungjawaban Biaya ............................................... 16
a. Anggaran Pemerintah ........................................................... 16
b. Penilaian Kinerja .................................................................. 18
1) Konsep Penilian Kinerja ................................................. 18
2) Indikator Penilaian Kinerja .............................................. 18
3) Manfaat Penilaian Kinerja Nonfinansial .......................... 18
4) Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Nonfinansial 19
E. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 21
xv
F. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 23
G. Proses Akuntansi Pertanggungjawaban........................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 26
H. Jenis Penelitian ................................................................................. 26
I. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................ 26
J. Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 26
K. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 28
L. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 29
M. Teknik Analisis Data.......................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) ................. 33
1. Sejarah Singkat Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten
Enrekang .................................................................................... 33
2. Visi Dan Misi Dinas PU Kabupaten Enrekang............................ 34
3. Struktur Organisasi, Tugas Dan Fungsi Dinas Pu Kabuapten
Enekang .................................................................................... 35
4. Job Deskription ........................................................................... 36
5. Rencana Strategis ....................................................................... 60
6. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang 63
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 67
1. Indikator dan orientasi ................................................................. 67
C. Analisis Data Proses Pertanggungjawaban .................................... 68
1. Struktur Organisasi .................................................................... 68
xvi
2. Akuntansi pertanggungjawaban ................................................. 69
3. Syarat-syarat ............................................................................... 69
a. Anggaran ........................................................................... 69
b. Pemisahan Biaya Terkendali Dan Tidak Terkendali ........... 70
c. Laporan Pertanggungjawaban ............................................ 74
d. Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban ................... 75
1) Idetntifikasi pusat pertanggungjawaban ...................... 75
2) Standar pengukuran kinerja ......................................... 77
3) Penetapan ukuran kinerja ............................................ 77
4) Kinerja manajer diukur dengan membandingkan
anggaran dan realisasi ................................................. 79
5) Penghargaan dan hukuman ....................................... 80
D. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Anggaran Sebagai Alat
Pengendalian Biaya ......................................................................... 80
E. Pembahasan .................................................................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 87
F. Kesimpulan ......................................................................................... 87
G. Saran ................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Penelitian Terdahulu ……………………………………………...... 24
Table 4.1 Indikator Wawancara ……………………………………………. 67
Table 4.2 Biaya Terkendali dan Tidak Terkendali ………………………. 71
Table 4.3 Laporan pertanggungjawaban anggaran dan realisasi dinas
PU kabupaten enrekang tahun 2019…………………………… 74
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir …………………………………………………. 24
Gambar 2.2 Proses Pertanggungjawaban …………………………………. 25
Gambar 4.1 Struktur Organisasi……………………………………………. 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring berkembangnya Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka
wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat atas kinerja pemerintah
menjadi suatu tuntutan yang umum. Menguatnya tuntutan tersebut
mengharuskan lembaga pemerintah memberikan informasi atas aktivitas dan
kinerjanya kepada publik (Soimah, 2015). Organsasi sektor publik yang
seiring dihubungkan dengan pemerintah yang bertanggungjawab untuk
melakukan pelayanan publik untuk memenuhi kesejahteraan di berbagai
bidang kehidupan. Pemerintah merupakan entitas publik yang harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam bentuk laporan keuangan.
Pemerintah berkewajiban untuk melaksanakan pengelolaan keuangan secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif
dan transparan (Hariyanto,2012).
Kabupaten Enrekang merupakan salah satu kabupaten dengan
perekonomian yang pesat. Sektor perhubungan dibentuk dengan harapan
dapat memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai pembangunan
sebagai bagian dari kebutuhan kritikal masyarakat dalam bentuk
pengendalian biaya sarana dan prasarana transportasi umum dan
komunikasi. Kondisi pertanggungjawaban pada kabupaten enrekang cukup
kompleks. Sering terjadi penyimpangan antara anggaran dan realisasi biaya.
Penyebabnya, belum disusun jenjang pertanggungjawaban dari jenjang
terendah ke jenjang tertinggi pada tiap fungsinya. Belum dipisahkan format
biaya produksi terkendali dan tidak terkendali. Akibatnya penentuan
2
anggaran kas dan bagian kas yang seharusnya bertanggungjawab atas
penyimpangan mengalami kesulitan. Oleh karena itu perlu diterapkan
akuntansi pertanggungjawaban. Akibat dari kondisi di atas telah sering terjadi
demo dikabupaten enrekang. Terutama bagian PU Kabupaten enrekng yang
masih memerlukan perbaikan lebih lanjut.
Dalam konteks pemerintah daerah, peraturan pemerintah tentang
pengelolaan keuangan daerah mengamanatkan bahwa keuangan daerah
agar dikelolah secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat.
Terkait pertanggung jawaban pelaksanaan Anggran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), disebutkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah
disusun berdasarkan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Dalam menerapkan pertanggungjawaban pada kantor Pemerintah
daerah Kabupaten Enrekang manajemen puncak memberikan peran bagi
para kepala dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang
kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana
tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur
dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang menurut
organisasi hasil pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang
merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama kantor Pemerintah
daerah Kabupaten Enrekang. Proses perencanaan pencapaian sasaran
pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan oleh manajemen yang
3
bertanggungjawab.Pada umumnya menggunakan istilah akuntansi pertanggu
ngjawaban. Untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban secara
baik, harus dipenuhi beberapa hal yang merupakan syarat penerapan
akuntansi pertanggungjawaban.
Bentuk pertanggungjawaban biaya yang menjadi tanggungjawabnya
dalam tingkatan manajemen biasanya dibentuk pusat pertanggungjawaban.
Setiap pusat pertanggungjawaban diberi wewenang untuk menyusun
anggaran biaya yang disetujui oleh kepala puncak pada periode masing-
masing pusat pertanggungjawaban membuat laporan pertanggungjawaban,
laporan ini harus menjelaskan pelaksanaan penggunaan anggaran dan
realisasinya serta penyimpangan sistem akuntansi pertanggungjawaban dan
dapat diambil tindakan perbaikan. Dengan demikian dalam konsep akuntansi
pertanggungjawaban perilaku dan tindakan harus mendapat perhatian dari
manajemen agar proses pengendalian khususnya pada biaya operasi dapat
berjalan dengan efektif.
Pengendalian pada umumnya bertujuan untuk memeriksa efektivitas
penyelesaian rencana dalam kantor dan juga mengoreksi adanya
penyimpangan yang terjadi. Dengan demikian apabila terdapat kelemahan
dan kekurangan dalam rencana kebijakan dapat diatasi dengan cepat dan
tepat. Pengendalian dapat dilakukan salah satunya dengan cara
melimpahkan wewenang ke dalam suatu departemen. Kinerja departemen
akan dinilai berdasarkan pelimpahan wewenang dan tugas ke dalam
departemen atau devisi yang masing-masing memiliki suatu kendal terhadap
wewenang tersebut.
4
Proses perencanaan pancapaian sasaran pelaksanaan dan pelaporan
hasil pelaksanaan oleh manajemen yang bertanggunjawab, pada umumnya
menggunakan istilah akuntansi pertanggungjawaban. Untuk bisa menerapka
akuntansi pertanggungjawaban secara baik, harus dipenuhi beberapa hal
yang merupakan syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Setiap
pusat pertanggungjawaban diberi wewenang untuk menyusun anggaran
biaya yang disetujui oleh kepala puncak pada periode tertentu masing-
masing pusat pertanggungjawaban membuat laporan pertanggungjawaban.
Laporan ini harus menjelaskan pelaksanaan penggunaan anggaran dan
realisasinya serta penyimpangan system akuntansi pertanggungjawaban
sehingga segera dapat menelusuri secara cepat pusat pertanggungjawaban
dan dapat diambil tindakan perbaikan.
Dengan demikian dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban
perilaku dan tindakan harus mendapat perhatian dari manajemen agar
proses pengendalian khususnya pada anggaran-anggaran atau biaya operasi
dapat berjalan dengan efektif. Pengendalian pada umumnya bertujuan untuk
memeriksa efektivitas penyelesaian rencana dalam kantor dan juga
mengoreksi adanya penyimpangan yang terjadi. Dengan demikian apabila
terdapat kelemahan dan kekurangan dalam rencana kebijakan dapat diatasi
dengan cepat dan tepat.
Pada kantor pemerintah daerah seperti Dinas Pendapatan,
Pengelolaan dan Aset daerah kabupaten Enrekang merupakan instansi
pemerintah yang bergerak di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah perkembangan dari waktu ke waktu. Dengan semakin
berkembangnya pendapatan menimbulkan permasalahan yang komplek.
5
Salah satu kesulitan yang di alami pimpinan adalah dalam hal pengawasan
dan pengendalian anggaran-anggaran atau biaya yang terjadi. Kesulitan
dalam hal pengawasan dan pengendalian anggaran timbul karena pimpinan
tidak dapat secara langsung mengikuti jalannya operasional tersebut secara
keseluruhan, sedangkan transaksi semakin banyak dan bermacam-macam.
Dan selain itu pada Pemerintahan Kabupaten Enrekang sudah terjadi demo
pada tiap tiap kantor pemerintahan salah satu contohnya pada kantor Bupati.
Akibat dari permasalahan yang dihadapi oleh Daerah Kabupaten
Enrekang diharuskan melakukan peningkatan pengelolaan keorganisasian,
yaitu pembenahan struktur organiasi yang diwujudkan dengan pendelegasian
wewenang, tugas, tanggungjawab, kepada pusat pertanggungjawaban yang
dilakukan melalui anggaran. Dengan melalui anggaran pusat
pertanggungjawaban akan dapat dikendalikan dan juga dapat dijadikan
koreksi terhadap tujuan kantor pemerintah daerah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya akuntansi
pertanggungjawaban dan pengendalian anggaran-anggaran atau biaya
dalam suatu kantor atau perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai, “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sebagai Pengendalian Anggaran Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten
Enrekang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan akuntansi
pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengendalian anggaran
pada Pemerintahan daerah kabupaten enrekang (studi kasus Dinas PU) ?
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana
penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam hubungannya sebagai alat
pengendalian anggaran dalam satu periode akuntansi dengan yang
dianggarkan pada Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang ( studi
kasus Dinas PU ).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Memperoleh ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek khususnya
dibidang analisis sektor publik tentang akuntansi pertanggungjawaban
pada pemerintahan.
a. Memperoleh pengalaman tentang suasana dunia kerja yang
sesungguhnya.
b. Memperoleh kesempatan untuk menganalisis permasalahan yang asa
dalam suatu kantor atau instansi tersebut.
2. Manfaat bagi instansi.
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama
dalam hal pertanggungjawaban dan pengendalian anggaran yang baik
dalam kantor atau instansi.
3. Bagi akademik
Dapat memberikan suatu sumbangsih pemikiran ekonomi khusunya
tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian
kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor,
otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi
sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterprestasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga
dikenal sebagai bahasa bisnis. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan
suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para
manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti
pemegang saham, kreditur, atau pemilik (kieso, 2016).
Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pemeriksaan
dan penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi
dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya
(Mulyadi, 2014).
Akuntansi adalah dimana suatu system atau sebuah teknik
sebagai pengukur serta mengelola transaksi keuangan serta dapat
memberikan hasil dari pengelolaan tersebut kedalam bentuk informasi
terhadap berbagai pihak intern dan ekstern perusahaan. Yang dimaksud
pihak ekstern adalah investor, kreditur pemerintah, serikat buruh dan
lainnya (Suparwoto L (1990:2).
8
Dari pengertian akuntansi yang telah dikemukakan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa defenisi akuntansi secara umum adalah suatu
proses yang direvisi, mengklasifikasi, meringkas,mengolah, dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berkaitan dengan
keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakan
dengan mudah untuk mencari apapun sesuai temuan lainnya.
2. Tujuan akuntansi
a. Tujuan akuntansi secara umum :
1) Memberikan informasi mengenai keuangan, baik itu aktiva
maupun passive perusahaan.
2) Menyediakan informasi mengenai perusahaan yang dapat
membantu dalam pembuatan estimasi potensi keuntungan
perusahaan.
3) Memberikan informasi mengenai perubahan pada berbagai
sumber ekonomi perusahaan, baik itu asset, hutang, serta.
4) Menyediakan informasi lainnya terkait laporan keuangan untuk
membantu pengguna laporan tersebut.
b. Tujuan Akuntansi secara khusus
Secara khusus, tujuan akuntasi adalah untuk menyediakan
informasi dalam bentuk laporan yang memuat posisi keuangan, hasil
usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP).
Dari uraian di atas dapat dikemukakan tujuan akuntansi
secara umum adalah untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi
9
terkait keuangan, kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dalam
sebuah bisnis.
3. Fungsi Akuntansi
Adapun beberapa fungsi akuntansi sebagai berikut :
a. Recording Report
Recording report atau merekam catatan transaksi secara sistematis
dan kronologis merupakan fungsi utama dari akuntansi.
b. Melindungi property dan asset
Untuk menghitung jumlah penyusutan asset sebenarnya dengan
menggunakan metode yang tepat dan berlaku untuk asset tertentu.
c. Mengkomunikasikan hasil
Untuk mengkomunikasikan hasil dan transaksi yang dicatat ke semu
pihak yang tertarik pada bisnis tertentu.
d. Meeting legal
Di perlukan untuk mengaktifkan kepemilikan atau wewenang untuk
mengajukan berbagai pernyataan, seperti pengembalian penjualan
pajak, pengembalian pendapatan pajak, dan lain sebagainnya.
e. Mengklasifikasikan
Sebagai klasifikasi terkait dengan analisis sistematis dari semua data
yang tercatat. Dengan adanya klasifikasi tersebut akan memudahkan
dalam pengelompokan jenis transaksi atau entri.
4. Manfaat akuntansi
Adapun manfaat akuntansi sebagai berikut :
a. Memberikan informasi keuangan sebagai dasar membuat keputusan
manajerial.
10
b. Memberikan informasi/ laporan kepasa pihak eksternal.
c. Sebagai alat control dan pengendali keuangan
d. Sebagai alat evaluasi perusahaan.
e. Menjadi dasar dalam mengalokasikan sumber daya.
B. Pertanggungjawaban
1. Pengertian pertanggung jawaban
Pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yaitu hal yang
menyebabkan timbulnya hak hukum bagi seseorang untuk menuntut
orang lain sekaligus berupa hal yang melahirka kewajiban hukum orang
lan untuk member pertanggungjawaban ( Titik Triwulan, 2014).
Menurut Sugeng Istanto (2013) mendefenisikan pertanggungjawa
ban Negara adalah kewajiban Negara memberikan jawaban yang
merupakan perhitungan atas suatu hal yang terjadi dan kewajiban untuk
memberikan pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkan.
Menurut Carl Horber (2011) menjelaskan pertanggungjawaban
adalah orang yang terlibat dalam organisasi-organiasi seperti ini adalah
mereka yang melaksanakan tanggungjawab pribadi untuk diri sendir dan
orang lain. Semboyan umum semua birokrat adalah perlindungan sebagai
ganti tanggung jawab.
Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa defenisi
pertanggung jawaban secara umum adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatu. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan
menanggung akibatnya.
11
C. Akuntansi Pertanggungjawaban
1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban (Garison, 2016),
adalah suatu sistem akuntansi dimana manajer dibebani pendapatan dan
biaya yang menjadi tanggungjawab kendalinya. Manajer
bertanggungjawab atas selisih antara anggaran dan realisai. Dapat
disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban timbul dari delegasi
wewenang pada setiap departemen dalam suatu organisasi. Laporan
pertanggungjawaban sebagai dasar menilai kinerja pusat
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas organisasi. Akuntansi
pertanggungjawabn merupakan suatu sistem akuntansi disusun
sedemikian berdasarkan pengumpulan data, pelaporan biaya, serta
penghasilan yang diperoleh.
Mulyadi (2014) menegaskan manfaat informasi akuntansi
pertanggungjawaban berupa informasi dimasa lalu adalah :
a. penilaian kinerja manajer pusat akuntansi pertanggungjawaban.
Dalam proses penyusunan anggaran, setiap manajer diberi tugas
mencapai sebagian sasaran perusahaan dan memungkinkan
pelaksanaan tugas mengalokasikan berbagai sumber daya yang
diukur dalam satuan uang,
b. memotivasi manajer, setiap orang akan memiliki motivasi untuk
berusaha jika ia memiliki nilai penghargaan yang diterima berkaitan
dengan tinggi atau jika berkenyakinan bahwa suatu kinerja akan diberi
penghargaan yang diterima berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai
penghargaan.
12
2. Manfaat akuntansi pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan aset,
pendapatan dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu.
Informasi ini dapat berupa informasi historis yang berupa aset,
pendapatan dan/atau biaya masa lalu, dan dapat pula berupa informasi
masa yang akan datang. Informasi pertanggungjawaban yang berupa
informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan
anggaran. Sedangkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang
berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai (Mulyadi, 2016) :
a. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
b. Pemotivasi manajer
3. Konsep Dasar Akuntansi Peratanggungjawaban
Menurut Matz (2015) konsep dasar mengenai syarat membentuk
dan mempertahankan sistem akuntansi pertanggujawaban: a) titik awal
dari sistem akuntansi pertanggungjawaban ada pada setiap tingkatan
dalam suatu organisasi. Tujuannya menetapkan anggaran tiap
departemen. Setiap orang yang diserahi tanggungjawab haruslah
mempertanggujawabkan biaya tiap departemen. Konsep ini
menunjukkan perlunya klasifikasi biaya terkendali dan tak terkendali.
Umumya biaya dibebankan secara langsung ke departemen kecuali
biaya tetap sebagai biaya terkendali oleh manajer departemen, b) setiap
anggran harus nyata menunjukkan biaya terkendali. Daftar rekening
harus disesuaikan agar dapat mencatat biaya terkendali atau
dipertanggungjawabkan dalam wewenangnya.
13
4. Sistem akuntansi pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai sistem
pengumpulan biaya untuk kepentingan pengendalian biaya dengan
menggolongkan, mencatat, meringkas biaya dalam hubungannya dengan
tingkat manajemen yang bertanggungjawab.
Supriyono (2011), akuntansi pertanggungjawaban digunakan
dengan baik jika terdapat kondisi :
a. Tugas, wewenang, dan tanggungjawab pembuat keputusan harus
ditentukan dengan baik melalui stuktur organsasi.
b. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan dalam penetuan
tujuan yang digunakan mengukur prestasinya.
c. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha mencapai
tujuan yang ditentukan untuk pusat pertanggungjawaban.
d. Manajer pusat pertanggungjawaban bertanggungjawab terhadap
yang dikendalikannya.
e. Hanya biaya, pendapatan, laba, investasi, yang dikendalikan manajer
pusat pertanggungjawaban dimasukkan ke dalam laporan prestasi.
f. Laporan prestasi sebagai umpan balik manajer pusat
pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu.
g. Laporan prestasi harus menjelaskan selisih, koreksi dan tindak lanjut
sehingga memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian.
h. Harus ditentukan prestasi manajemen terhadap struktur balas jasa
dalam perusahaan.
i. Teknik akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu
prestasi manajer pusat pertanggungjawaban (prestasi keuangan).
14
Selain sisi prestasi keuangan, prestasi manajer dapat dilihat dari
tingkat kepuasan, moral, dan sebagainya.
5. Syarat -syarat akuntansi pertanggungjawaban
System Akuntansi pertanggungjawaban ada 5 syarat yaitu
(Mulyadi, 2008) :
a. Struktur organisasi yang menerapkan secara tegas tugas wewenang
dan tanggungjawab tiap tingkatan manajemen.
b. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen.
c. Penggolongan biay sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya biaya
oleh manajemen tertentu dalam operasi.
d. Terdapatnya susunan kode rekening perusahaan yang dikaitan
dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban.
e. System pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggungjawab
(responsibility reporting).
6. Informasi akuntansi pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungiawaban merupakan informasi
biaya, pendapatan, dan aktiva yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam
penyusunan anggaran, tiap manager dalam organisasi merencanakan
biaya dan pendapatan yang menjadi tanggung jawabnya di bawah
koordinasi manajemen puncak.
7. Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban
Tujuan dari mengembangkan laporan pusat pertanggungjawaban
adalah untuk (Ikhsan, 2009):
15
1. Mengijinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan
tanggungjawaban dan otoritas terhadap kepala departemen
sehingga mereka dapat mencapai tujuan operasi departemen.
2. Menyediakan manajemen puncak dengan informasi (umumnya
terhadap dasar akuntansi) untuk mengukur kinerja dari setiap
departemen dalam pencapaian tujuan operasi. Dengan praktek
akuntansi pertanggungjawaban organisasi tunggal, departemen
dapat diidentifikasi sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat
laba dan pusat investasi.
D. Pusat Pertanggungjawaban
Untuk meningkatkan efisien manajerial operasional, secara struktur
perusahaan dibagi menjadi unit-unit yang lebih kecil. Unit-unit itu sering
disebut sebagai pusat pengambilan keputusan atau pusat tanggungjawab
(responsibility center). Pusat pertanggungjawaban dapat didefenisikan
sebagai suatu unit organisasi (sub unit ) yang dikepalai oleh seorang manajer
(responsibility manajer) yang prestasinya atau kinerjanya diukur dengan
wewenang dan tanggungjawab tertentu.
Hongren dan foster (2008:233) menyatakan bahwa pusat
pertanggungjawaban adalah bagian, segmen, atau sub unit dari
organisasinya yang manajernya bertanggungjawab atas sekumpulan aktivitas
tertentu. Dengan pusat pertanggungjawaban maka akan tercipta kondisi
dimana rencana yang disusun oleh manajemen dapat terealisir dan mampu
mendorong setiap pelaku organisasi untuk bekerja dengan benar dan
bertanggungjawab. System ini tidak hanya sekedar menghendaki bahwa
organisasi dapat mencapai tujuannya dengan biaya yang efesien,
16
mengarahkan biaya sesuai dengan rencana akan tetapi sekaligus dapat
digunakan untuk mengukur prestasi kerja setiap pusat pertanggungjawaban.
1. Jenis-jenis pusat pertanggungjawaban
Garison (1997:67), menyebutkan bahwa ada empat jenis
akuntansi pertanggungjawaban yaitu:
a) Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang
keluarannya dapat diukur dengan satuan moneter, sedangkan
masukannya tidak.
b) Pusat Biaya (Cost Center)
Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat
pertanggungjawaban yang hanya bertanggungjawab dalam
mengendalikan biaya-biaya yang terjadi didalamnya tanpa
menghubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan.
c) Pusat Laba (Profit Center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan
(biaya yang dikonsumsi) maupun keluarannya (pendapatan yang
berhasil dicapai) dapat diukur dengan satuan moneter.
d) Pusat Investasi (Investment Center)
Pusat Investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling
luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan
pendapatan dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang
timbul sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan
menentukan barang modal yang akan dibeli.
17
2. Pusat Pertanggungjawaban Biaya
Pusat biaya adalah pusat dimana seluruh input diukur dalam
bentuk jumlah uang namun tidak diukur dalam jumlah yang sama. Dalam
pusat biaya seorang manajer diserahi tanggungjawab untuk
mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil
keputusan-keputusan yang mempengaruhi biaya tersebut. Kemampuan
dalam mengendalikan biaya sesuai rencana merupakan ukuran kinerja
manajer pusat biaya. Pusat pertanggungjawaban biaya dapat dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :
a) Pusat biaya teknik
b) Pusat biaya kebijakan
3. Anggaran Pemerintah
Dokumen pemerintah yang menyajikan data penerimaan dan
pengeluaran pemerintah untuk tahun financial tertentu yang seringkali
diluluskan oleh legislatur, diterima oleh presiden dan disajikan oleh
menteri keuangan. Dokumen ini sangat penting memperhitungkan
penerimaan dan pengeluaranyang telah diantisipasi untuk tahun financial
yang sedang berjalan.
Adapun tipe-tipe angaran pemerintah :
a. Anggaran seimbang yaitu peerimaan dan pengeluaran pemerintah
adalah sama.
b. Anggaran surplus yaitu saat penerimaan yang telah diantisipasi
ternyata melebihi pengeluaran.
c. Anggaran deficit yaitu saat pengeluaran yang telah diantisipasi
ternyata lebih besar daripada penerimaan.
18
4. Penilaian kinerja
Proses mencatat, mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan
dan anggaran dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses pelayanan
public.
a. Konsep penilaian kinerja
Mulyadi dan Setiawan (2001:628) mengungkapkan bahwa
penilaian kinerja berdasarkan pada aktivitas dan proses yang
sedang diselenggarakan. Dan merupakan dasar yang melandasi
usaha untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba.
b. Indikator Penilaian Kinerja
Dwiyanto (2006:50-51) menyatakan Indikator yang digunakan
dalam pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1) Produktifitas, bahwa produktifitas tidak hanya mengukur tingkat
efisiensi tetapi juga mengukur efektifitas pelayanan. Dan pada
umumnya dipahami sebagai pengukur antara input dan output.
2) Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan
yang diberikan sangat penting untuk dipertahankan. kualitas
layanan yang memuaskan pelanggan itu yang harus
dipertahankan dan dikembangkan sehingga menghasilkan
layanan yang maksimal.
3) Responsivitas, bahwa birokrasi harus memiliki kemampuan
untuk mengenali kebutuhan pelanggan, menyusun agenda dan
prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program
19
pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
pelanggan.
4) Akuntanbilitas, menyangkut seberapa besar kebijakan dan
kegiatan birokrasi tunduk kepada manajer atas yang telah dipilih
dari manajer pusat,dimana para manajer tersebut dengan
sendirinya akan memprioritaskan kepentingan pelanggan di
setiap aktivitas perusahaan dan memberikan dorongan moral
untuk setiap manajer yang ada.
c. Manfaat Penilaian Kinerja Nonfinansial
Behn (2003:75) mengatakan bahwa manfaat penilaian kinerja
yaitu:
1) Untuk mengevaluasi; untuk mengevaluasi seberapa baik suatu
organisasi berkinerja.
2) Untuk mengendalikan; manajer memiliki kebutuhan untuk
memastikan bahwa bawahan mereka telah melakukan
pekerjaan mereka secara benar.
3) Untuk menganggarkan; adalah perangkat mentah untuk
meningkatkan kinerja. Kinerja yang buruk tidak selalu berubah
menjadi baik ketika dilakukan pemotongan anggaran sebagai
tindakan disipliner.
4) Untuk memotivasi ; para karyawan perlu diberikan target yang
signifikan untuk mereka raih dan lalu menggunakan ukuran
kinerja termasuk target antara untuk memfokuskan energi para
karyawan dan memberikan perasaan telah mencapai sesuatu.
20
5) Untuk merayakan; perayaan merupakan aktivitas yang
mengekpresikan pengakuan atas keberhasilan prestasi kinerja
yang telah dicapai.
6) Untuk bisa belajar ; pembelajaran merupakan suatu hal yang
dibutuhkan oleh organisasi untuk bisa terus berkembang.
7) Untuk mengembangkan organisasi harus belajar tentang apa-
apa yang harus dilakukan secara berbeda untuk memperbaiki
kinerja.
d. Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Nonfinansial
Anthony dan Govindarajan (2005: 179), Implementasi dari
suatu sistem pengukuran kinerja melibatkan empat langkah umum:
1) Mendefinisikan strategi, strategi yang akan dilakukan dapat
membangun suatu kaitan antara strategi dengan tindakan
operasional.
2) Mendefiniskan ukuran dari strategi, untuk mengembangkan
ukuran-ukuran guna mendukung strategi yang telah dinyatakan.
3) Mengintegrasikan ukuran ke dalam sistem manajemen, dalam
hal ini, manajemen haruslah di integrasikan baik dengan struktur
formal maupun informal dari organisasi, budaya, serta praktik
sumber daya manusia.
4) Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala, ketika sistem
manajemen dijalankan, manajemen tersebut harus ditinjau
secara konsisten dan terus-menerus oleh manajemen senior.
21
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sudah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Tabel dibawah merupakan ringkasan dari penelitian terdahulu,
antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Peneliti Metode Hasil Penelitian
1 Mei
Anjarwati
(2012)
Pengaruh Kejelasan
Sasaran Anggaran,
Pengendalian
Akuntansi Dan
Sistem Pelaporan
Terhadap
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengindikasi bahwa sasaran anggaran dan sistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sedangkan pengendalian akuntansi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah .
2 Natalia
Caroline
Mengko
(2013)
Penerapan akuntansi
pertanggungjawaban
untuk penilaian
kinerja nonfinansial
kantor wilayah V1
PT.Pegadaian (
Persero) Manado
Kualitatif Hasil penelitian yaitu
penerapan kinerja
nonfinansial di
perusahaan secara
keseluruhan sudah
efektif, walaupun sering
kali mengalami
penurunan kinerja
manajer. Tetapi
perusahaan melakukan
usaha perbaikan pada
bulan atau tahun
berikutnya, sesuai
dengan kebijakan yang
ditetapkan.
3 Victorina Z.Tirayoh
Penerapan akuntansi
pertanggungjawaban
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan
22
(2014) dalam penelitian
kinerja pusat
pendapatan pada
PT. Asean Motor
Internasional
Cabang Manado
penerapan akuntansi
pertanggungjawaban
dalam penelitian kinerja
pusat pendapatan yang
diterapkan PT. Asean
Motor Internasional
Cabang Manado belum
berjalan dengan baik.
Dalam penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban,
manajer sebaiknya
melakukan tindakan
koreksi terhadap
penyimpangan yang
tidak menguntungkan
dan PT.Asean Motor
Internasional sebaiknya
menerapkan sistem
reward dan punishment
yang baik terhadap
pusat
pertanggungjawaban.
4 Andre
Mandak
(2015)
Penerapan
Akuntansi
Pertanggugjawaban
Dengan Anggaran
Sebagai
Pengendalian Biaya
Dinas Perhubungan
Manado
Kualitatif Penerapan akuntansi
pertanggungjawaban
dengan anggaran
sebagai alat
pengendalian biaya
untuk menilai kinerja
pusat biaya yang
diterapkan Dinas
perhubungan belum
berjalan dengan baik.
Meskipun adanya
reward, dan
punishment untuk para
manajer pusat
pertanggungjawaban
namun dalam
peyusunan anggaran
tidak adanya pemisah
biaya terkendali dan
biaya tidak terkendali
sehingga realisasi
23
biaya pada dinas
perhubungn belum
efisien
5 Nur wahyuning sulistyowati (2017)
Analisis Akuntansi
Pertanggungjawaban
Dengan Anggaran
Sebagai Alat
Pengendalian Untuk
Kinerja Pada
Kudsrimulyo Madiun
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
akuntansi
pertanggungawaban
yang ada sudah baik
dengan adanya struktur
organisasi yang jelas
dan pengalokasian
tanggungjawab yang
tepat, serta
menunjukkan
perbaikan antara
realisasi dan anggaran.
Dalam penyusunan
anggaran belum
dilakukan pemisahan
biaya.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala
atau objek permasalahan kita. Kerangka berpikir ini disusun dengan
berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau
terkait. Kerangka piker ini merupakan argumentasi kita dalam merumuskan
suatu hipotesis.
Dinas PU ( Pekerjaan Umum ) adalah suatu instansi atau kantor
peemerintahan Indonesia yang membidangi urusan pekerjaan umum dan
perusahaan dengan berbagai tugas. Oleh karena itu Dinas PU menerapakan
pengendalian biaya sebagai strategis dan menjadkan sebagai sumber
efesiensi untuk meningkatkan suatu kantor. Dengan adanya pengendalian
24
biaya suatu instansi bisa menghasilkan sebuah laporan keuangan yang baik
sehingga suatu kantor atau instansi bisa dikatakan maju atau berkembang .
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Dinas PU Kab. Enrekang
Akuntansi
Pertanggungjawaban
Hasil
Pengendalian Anggaran
25
G. Proses Akuntasi Pertanggungjawaban
Gambar 2.2
Proses pertanggungjawaban
Akuntansi
pertanggungjawaban
Syarat-syarat :
1. Struktur organisasi
2. Anggaran
3. Pemisahan biaya
terkendali dan tidak
terkendali
4. Laporan
pertanggung
jawaban
Karakteristik :
1. Identifikasi pusat
pertanggungjawaba
n
2. Truktur pengukuran
kinerja
3. Kinerja manajer
diukur dengan
membandingkan
anggaran dan
realisasi
4. Penghargaan dan
hukuman
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2009) penelitian deskriptif
merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini
dari suatu populasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
deskriptif.
Penelitian ini dilakukan secara mendalam terhadap Kantor
Pemerintahan Kabupaten Enrekang. Data yang diperoleh mengenai laporan
akuntansi pertanggungjawaban dalam satu tahun terakhir yaitu tahun 2018.
Selanjutnya penulis mengolah data yang telah diperoleh dengan
menganalisis sesuai dengan teori yang sudah ada dan selanjutnya diberikan
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek dan lokasi penelitian dilakukan di “ Kantor Pemerintah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang dimulai dari bulan Juni sampai Juli
selama 2 bulan.
C. Defenisi Operasional Variabel
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut atau sifat,
atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
27
kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini hanya
terdapat satu variabel yaitu akuntansi pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan serta pelaporan biaya dan
pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam
organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau sekelompok orang
yang bertanggungjawaban atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan
yang dianggarkan. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah:
1. Adanya identifikasi pusat-pusat pertanggungjawaban
Sistem akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasi pusat
pertanggungjawaban sebagai unit organisasi. Tanggungjawab dibatasi
dalam satuan keuangan.
2. Standar ditetapkan sebagai tolak ukur.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya
standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran.
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran.
Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh
manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran.
4. Pemberian penghargaan dan hukuman
28
Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para
manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target biaya yang
dicantumkan dalam anggaran.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data Kuantitatif merupakan data non angka atau data yang tidak
dapat diukur dalam skala numeric dan berupa penjelasan dalam bentuk
kalimat. Dalam penelitian ini data kualitatif berupa wawancara atau Tanya
jawab terhadap objek penelitian.
2. Sumber Data
a. Data primer
Merupakan data yang berasal dari sumber pertama yang
dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan yang
diteliti. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok hasil observsi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil
pengujian. Dalam penelitian ini data primer yang dikumpulkan berasal
dari opini subjek yang diperoleh dari hasil wawancara.
b. Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
29
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan
dan tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini data sekunder, berupa
data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi
perusahaan dan data yang telah diolah seperti sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi, dan dokumen lainnya.
E. Metode pengumpulan data
a. Studi Pustaka
Studi pustaka ini bertujuan untuk memperoleh data sekunder.
Untuk membekali diri akan teori akuntansi pertanggungjawaban, kondisi-
kondisi yang dibutuhkan sebagai syarat dapat diterapkannya sistem ini
pada perusahaan, serta teori-teori lain yang dapat membantu penulis
dalam menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan
sebelumnya, maka dilakukan studi kepustakaan dengan cara membaca
literatur-literatur tentang sistem akuntansi pertanggungjawaban.
b. Wawancara
Dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh
pewawancara kepada responden, kemudian jawaban-jawaban responden
dicatat / direkam.
c. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah
berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan dan sebagainya.
Dokumentansi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
30
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan
data dan informasi tentang akuntansi pertanggungjawaban, anggaran dan
penilaian kinerja berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi,
mempelajari dan mengkaji data dan informasi dari awal tentang Akuntansi
pertanggungjawaban, anggaran dan penilaian kinerja, menguraikan
akuntansi pertanggungjawaban dengan anggaran sebagai alat pengedalian
biaya untuk peinilaian kinerja, sesuai dengan pustaka yang ada, menarik
kesimpulan kesimpulan atas uraian dan penjelasan yang telah dilakukan.
Dasar pertanggungjawaban akuntansi pada kantor pemerintahan
kabupaten enrekang menggunakan Peraturan Pemerintah Daerah
Kabupaten Enrekang dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja
Derah (APBD) sesuai apa yang disebut kan dalam peraturan pemerintah
No. 39 Tahun 2007 mengambil langkah srategis yaitu :
1. Reorientasi prioritas dan reorientasi Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD).
2. Melakukan penghematan yang diikuti dengan peningkatan disiplin
anggaran.
3. Pengetahuan serta perbaikan mekanisme penyusunan Anggaran Dan
Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara teori-teori
yang telah ada dengan data-data yang didapat dari studi kasus. Dalam
analisis ini penulis melakukan pemahaman akan kondisi-kondisi yang ada
31
dalam perusahaan, kemudian melakukan analisis perbedaan-perbedaan
yang terjadi, dan menentukan apakah perbedaan-perbedaan itu
menyangkut hal-hal yang mendasar, dari analisis ini dapat disimpulkan
tentang efisiensi penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban, serta
memberikan saran-saran yang tepat mengenai penerapannya di masa
yang akan datang. Untuk menganalisis akuntansi pertanggungjawaban,
maka kondisi-kondisi yang ada dalam perusahaan dibandingkan dengan
teori-teori yang ada. Suatu penerapan akuntansi pertanggungjawaban
dapat dikatakan memadai jika telah memenuhi syarat dan karakteristik
akuntansi pertanggungjawaban.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU)
1. Sejarah singkat kantor dinas pekerjaan umum (PU) Kabupaten
Enrekang
Kabupaten Enrekang adalah salah satu daerah tingkat II di
provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini berjarak sekitar 230 dari
kota Makassar dan memiliki luas wilayah 1.786.01 km persegi.
Sehubungan dengan ditetapkannya PERDA nomor 4, 5, 6, dan 7 tahun
2000 pada tanggal 20 Agustus 2002 tentang pembentukan 4 kecamatan
devinitif. Peraturan Daerah nomor 5 dan 6 tahun 3006 tentang
pembentukan 2 kecamatan sehingga pada saat ini Kabupaten Enrekang
telah memiliki 12 kecamatan yang devenitif dan terdiri dari 112 desa dan
7 kelurahan,
Kantor dinas pekerjaan umum (PU) Kabupaten Enrekang adalah
satuan kerja perangkat daerah pemerintahan Kabupaten Enrekang yang
merupakan satuan kerja pengelolaan pekerjaan umum Kabupaten
Enrekang. Dinas pekerjaan umum Kabupaten Enrekang adalah bagian
dari salah satu instansi / unit kerja dari pemerintahan Kabupaten
Enrekang dan merupakan unsure staf yang dipimpin oleh seorang kepala
dinas eselom II/a yang dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab
kepada bupati. Berdasarkan peraturan daerah nomor 2 tahun 2004,
tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Kabupaten Enrekang
yang nantinya akan diatur lebih lanjut dalam keputusan bupati.
2. Visi dan Misi PU Kabupaten Enrekang
a. Visi
Terwujudnya pelayanan dan penyediaan infrastuktur bidang
pekerjaan umum menuju Enrekang maju, aman dan sejahtera.
b. Misi
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastuktur dalam upaya
meningkatkan pelayanan public bidang pekerjaan umum.
2. Menyelenggarakan pembangunan infrastuktur sumber daya air
secara optimal.
33
3. Meningkatkan kinerja penataan, pemanfaatan, dan pengendalian
ruang yang berkualitas dan implementatif serta mewujudkan
integrasi penataan ruang wilayah.
4. Mendorong sumber daya manusia aparatur yang kompeten
akuntabel, tranaran, dan inovatif.
34
3. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi pada kantor dinas Pekerjaan umum (PU) Kab. Enrekang.
a. Struktur Organisasi
35
b. Kedudukan,Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Dinas Pekerjaan Umum
1. Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab Kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum.
a) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan dinas.
2) Penyusunan rencana strategik dinas
3) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang Pekerjaan umum
4) Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dinas
5) Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan dinas.
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
1) Menyiapkan dan mengajukan rencana strategik dan program
kerja dinas yang sesuai dengan visi misi daerah.
2) Mengkoordinasikan perumusan dan penyusunan program
kerja dinas sesuai bidang tugasnya.
36
3) Menyelenggarakan rencana strategik dan program kerja
dinas .
4) Menyelenggarakan pengaturan, pembinaan , pembangunan
/pengelolaan, pengawasan dan pengendalian sumber daya
air.
5) Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air
kabupaten enrekang.
6) Menyelenggarakan perizinan atas penyediaan, peruntukan,
penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah
sungai, izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan air tanah.
7) Menyelenggarakan pengaturan jalan kabupaten meliputi :
Perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten/
desa dan jalan kota, penyusunan pedoman operasional
penyelenggaraan jalan, penetapan status jalan
kabupaten/desa dan jalan kota.
8) Menyelenggarakan program pembangunan sarana dan
prasarana perkotaan dan perdesaan jangka panjang
menengah kabupaten dengan mengacu kepada RPJP dan
RPJPM nasional dan provinsi.
9) Menyelenggarakan pengelolaan peremajaan perbaikan
permukiman kumuh nelayan dengan rusunawa.
37
10) Menyelenggarakan pembangunan dan pengusahaan jalan
kabupaten meliputi : pembiayaan pembangunan jalan
kabupaten/desa dan jalan kota, penganggaran pengadaan
lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten/ desa
dan jalan kota, pengoperasian dan pemeliharaan jalan
kabupaten/desa dan jalan kota.
11) Membina dan mengembangkan karir pegawai serta
pelayanan kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya
maupun dalam rangka kepentingan Pemerintah Daerah.
12) Mengarahkan pelaksanaan program kerja dinas.
13) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengembangan karier.
14) Membina pelaksanaan Program waskat di lingkungan Dinas.
15) Memberi saran dan Pertimbangan Teknis kepada atasan.
16) Membina pelaksanaan tugas-tugas unit Pelaksana Teknis
Dinas.
17) Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja di lingkungan
Dinas.
18) Melaporkan hasil Pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
19) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
2. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, berkedudukan di bawah
dan bertanggungjawab kepada kepala dinas dan mempunyai tugas
38
membantu kepala dinas menyiapkan bahan dalam rangka
penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub bagian umum dan
kepegawaian, perencanaan dan keuangan serta memberikan pelayanan
administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkup dinas
Pekerjaan Umum.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretaris mempunyai fungsi:
1) Menyusun kebijakan teknis administrasi kepegawaian
,keuangan, perencanaan,pelaporan dan urusan rumah tangga
Dinas,serta menyelenggarakan kebijakan administrasi umum.
2) Melakukan pembinaa, pengkoordinasian, pengendalian
,pengawasan dan pemberdayaan serta evaluasi program dan
kegiatan pada semua bidang dan lingkup sekretariat dinas.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimkasud pada ayat (2)
Sekretaris mempunyai uraian tugas sebagai sebagai berikut :
1) Mempelajari paraturan perundang – undangan dan ketentuan
lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Merencanakan operasional pengelolaan administrasi umum,
kepegawaian, perencanaan,pelaporan dan keuangan lingkup
sekretariat dinas.
3) Mengkoordinasikan penyusunan program dan rencana
penanganan tugas – tugas ke PU-an pada semua bidang,
39
termasuk urusan perencanaan ,kepegawaian , umum,keuangan
dalam lingkup Dinas.
4) Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada bidang –
bidang dan sekretariat dalam di lingkungan Dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas dinas.
5) Melakukan monitoring, evaluasi,pelaporan kegiatan pada semua
bdiang dalam rangka kelancaran tugas-tugas ke PU-an.
6) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia/ SDM semua Staf Dinas.
7) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbnagan
dalam pengembangan Karier.
8) Menginventarisasi permasalahan pada sekretariat dan semua
bidang dan mencari solusi pemecahannya.
9) Menyiapkan dan menyusun bahan laporan akuntabilitas Kinerja
( LAKIP ) dinas.
10) Memberikan saran pertimbangan teknis administrasi kepada
pimpinan .
11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
pimpinan.
3. Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
40
Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan,
pengendalian data, pembinaan evaluasi program / kegiatan dinas.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai fungsi :
1) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian.
2) pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup Sub bagian.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
sub bagian.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) Kepala Sub Bagian perencanaan mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
1) Menyusun rencana operasionalisasi kegiatan kerja sub
bagian Perencanaan dan Pelaporan.
2) Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk kepada staf.
3) Memberi petunjuk operasional kegiatan kepada stafnya.
4) Menyusun rencana perjalanan dinas.
5) Mengendalikan rencana tahunan.
6) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana dinas
meliputi pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan; dan
Pemeliharaan Kendaraan Operasional.
7) Menyiapkan bahan laporan bulanan, triwulan dan tahunan.
41
8) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan
menurut ketentuan yang berlaku.
9) Mengumpulkan dan mengolah data laporan hasil kegiatan
dinas.
10) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan dan
penyajian data statistik serta informasi Dinas.
11) Melaksanakan penyusunan bahan Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas.
12) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan dinas.
13) Melaksanakan Penyusunan bahan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas.
14) Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan RKA / DPA
Dinas.
15) Melaksanakan inventarisasi permasalahan penyelenggaraan
program dan kegiatan.
16) Mengevaluasi hasil program kerja.
17) Membuat laporan hasil kegiatan.
18) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan melaksanakan
urusan Penata Usahaan Administrasi Keuangan serta merumuskan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas, melakukan
42
pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di Sub
Bagian serta membuat laporan secara berkala.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
1) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian.
2) pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup Sub bagian.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
sub bagian.
5) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) Kepala Sub Bagian keuangan mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
6) Membuat rencana operasionalisasi program kerja Sub bagian
Keuangan.
7) Membuat daftar usulan kegiatan.
8) Membuat daftar gaji dan melaksanakan penggajian.
9) Menyiapkan proses administrasi terkait dengan
penatausahaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
10) Menyiapkan pembukuan setiap transaksi keuangan pada buku
kas umum.
11) Melaksanakan perbendaharaan keuangan dinas.
43
12) Melaksanakan Pengendalian pelaksanaan tugas pembantu
pemegang kas.
13) Mengajukan SPP untuk pengisian kas, SPP beban tetap dan
SPP gaji atas persetujuan pengguna anggaran (kepala satuan
kerja perangkat daerah/lembaga teknis daerah yang
ditetapkan sebagai pengguna anggaran dengan keputusan
bupati.
14) Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada pemegang kas
kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan atas persetujuan
pengguna anggaran.
15) Melaksanaan kegiatan meneliti, mengoreksi dan
menandatangani Surat Pertanggungjawaban (SPJ) atas
penerimaan dan pengeluaran kas beserta lampirannya dan
laporan bulanan.
16) Mengevaluasi hasil Program kerja;Membuat Laporan hasil
kegiatan.
17) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
5. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris dan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam
menyelenggarakan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan
serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
44
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian.
2) pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, dan
pengawasan terhadap program dan kegiatan dalam lingkup
sub bagian.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
sub bagian.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai
uraian tugas sebagai berikut.
1) merencanakan kegiatan dan program sub bagian umum dan
kepegawaian berdasarkan ketentuan peraturan perundang –
undangan sebagai pedoman kerja.
2) menghimpun dan mempelajari peraturan perundang –
undangan, kebijakan teknis, pedoman, dan bahan – bahan
lainnya yang berhubungan dengan tugas sub bagian umum
dan kepegawaian.
3) mengumpulkan, mengolah data dan informasi,menginventaris
asi permasalahan serta melaksanakan pemecahan
45
permasalahan yang berhubungan dengan tugas-tugas urusan
umum dan kepegawaian
4) memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan,
perpustakaan, komunikasi, pengetikan/penggandaan/
pendistribusian, penerimaan tamu, kehumasan dan protokoler.
5) melayani keperluan dan kebutuhan serta perawatan ruang
kerja, ruang rapat/pertemuan, komunikasi, dan
sarana/prasarana kantor.
6) Melaksanakan pengurusan perjalanan dinas, kendaraan
dinas, keamanan kantor serta pelayanan kerumahtanggaan
lainnya.
7) memfasilitasi usulan pengadaan, pengangkatan, mutasi,
kesejahteraan pegawai, cuti, penilaian, pemberian
penghargaan, pemberian sanksi/hukuman dan
pemberhentian/pensiun, serta spendidikan dan pelatihan
pegawai.
8) melaksanakan penyusunan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK)
dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) di lingkup Dinas.
9) menyiapkan bahan koordinasi dan petunjuk teknis kebutuhan
dan pengadaan perlengkapan/sarana kerja serta inventarisasi,
pendistribusian, penyimpanan, perawatan dan
penghapusannya.
46
10) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian.
11) mengevaluasi pelaksanaan tugas – tugas Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian.
12) melaporkan hasil pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian kepada Sekretaris.
13) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
6. Bidang Bina Marga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pembinaan
pengendalian,pengembangan serta menyusun program kerja dan
pelaksanaan tugas pembnagunan,peningkatan serta pemeliharaan
prasarana dan sarana Jalan dan Jembatan daerah guna
meningkatkan dan mepertahankan layanan jaringan jalan dalam
mendukung kelancaran arus transportasi barang/jasa,membuka
sentra-sentra produksi dan kawasan potensial yang masih terisolasi
serta meningkatkan aksesibilitas wilayah kabupaten Enrekang.
a. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Kepala Bidang Bina Marga mempunyai fungsi:
1) Penyusunan kebijakan teknis bidang.
2) Melaksanakan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan
jembatan.
47
3) Melakukan kajian pengembangan sistem jaringan jalan dan
jembatan dalam mendukung arus pergerakan barang dan jasa
antar wilayah.penyusunan kebijakan teknis bidang.
4) penyelenggaraan program dan kegiatan pembangunan dan
peningkatan jalan dan jembatan.
5) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan kepala seksi dalam lingkup bidang.
6) penyelenggaraanevaluasi program dan kegiatan kepala seksi
dalam lingkup bidang.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Kepala Bidang Bina Marga uraian tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari paraturan perundang – undangan dan ketentuan
lainnya menyangkut Jalan dan Jembatan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Menyusun program dan rencana pembangunan,peningkatan
dan pemeliharaan prasarana dan sarana jalan dan jembatan
daerah serta menyiapkan rencana teknis guna mendukung
implementasi pelaksanaan tugas di lapangan.
3) Melaksanakan program pembangunan, peningkatan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan sesuai dengan rencana
yang ada.
4) Bekerja sama dengan Bidang Bina Teknik/Bina Program
dalam mengumpulkan dan menyusun data base sistem
48
jaringan jalan kabupaten/desa,untuk kebutuhan evaluasi,
monitoring serta sebagai bahan untuk menyusun program
pembnagunan,peningkatan dan pemeliharaan sistem jaringan
jalan dan jembatan termasuk pengembangan fungsi,status
jalan dan sistem jaringan jalan dan jembatan. Menyiapkan dan
menyusun bahan laporan akuntabilitas Kinerja Dinas ( Lakip );
5) Mengintventarisasi permasyalahan pada Bidang Bina Marga
dan menacari solusi pemecahannya.
6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
pimpinan.
7. Bidang Pengembangan Sumber Daya Air Alam dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
membina dan mengkoordinir Kepala. Kepala Seksi dilingkup Bidang
Pengembangan Sumber Daya Air, serta Menyelenggarakan
pembinaan dan pengembangan teknik, konservasi dan
Pengembangan Sumber Daya Air.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), KepalaBidang Pengembangan Sumber Daya Air, mempunyai
fungsi:
1) Penyusunan program dan kegiatan bidang.
2) pelaksanaan program dan kegiatan bidang;
49
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi bidang; dan
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
seksi.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Air, mempunyai
uraian tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya untuk menunjang pelancaran pelaksanaan tugas.
2) Menyusun rencana program Bidang Pengembangan Sumber
Daya Air serta kebijaksanaan pengembangan sarana dan
prasarana pengairan, pengelolaan, pemanfaatan dan
pengendalian wilayah sungai.
3) melakukan Studi kelayakan terhadap kemungkinan
pengembangan potensi Sumber daya Air daerah.
4) Mengembangkan, meningkatkan prasarana dan sarana
pengairan serta pemeliharaan dan eksploitasi sistem jaringan
irigasi yang ada.
5) Melakukan Inventarisasi data mengenai jumlah dan kapasitas
pengairan daerah yang ada termasuk sungai dan rawa.
6) Melakukan pemantuan, studi kelayakan tentang potensi,
kondisi dan perilaku daerah aliran sungai (DAS), guna
pemanfaatkan atau pengendalian terhadap bahaya banjir,
50
erosi, pendangkalan (sedimentasi) dasar sungai ataupun
pemanfaatan sebagai sumber air baku untuk air minum.
7) Menyiapkan dan menyusun bahan laporan akuntabilitas
Kinerja Dinas (LAKIP).
8) Menginventarisasi permasalahan pada bidang
Pengembangan Sumber Daya Air dan mencari solusi
pemecahan masalahnya.
9) Malaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
pimpinan.
8. Seksi Pengembangan Prasana Pengairandipimpin oleh seorang
Kepala Seksi, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan pembinaan dan bimbingan di bidang Pengembangan
Prasana Pengairan.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Seksi Pengembangan Prasana Pengairan mempunyai
fungsi:
1) penyusunan program dan kegiatan seksi.
2) pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi; dan
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
seksi.
51
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Kepala Seksi Pengembangan Prasana Pengairan mempunyai
uraian tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya yang berhubungan dengan pengembangan sumber
daya air untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2) Menyusun program dan rencana tahunan kegiatan
pembangunan dan pengembangan prasarana pengairan.
3) Mengumpulkan dan menyusun data base sistem jaringan
pengairan, kondisi dan potensi pengembangan sungai untuk
pemanfaatan multi purpose (serba guna) sesuai kebutuhan
pembangunan daerah.
4) Mengumpulkan data, bahan penyusunan standar, pedoman,
manual, dan petunjuk teknis perencanaan termasuk
pendanaan untuk pengembangan prasarana pengairan
daerah yang berkelanjutan (sustainable development).
5) Melakukan bimbingan dan petunjuk teknis terhadap
pelaksanaan pembangunan dan Pengembangan prasarana
pengairan.
6) Melakukan evaluasi, pengawasan dan pemantauan
pemanfaatan prasarana pengairan.
52
7) Menyusun data dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
pembangunan lingkup Seksi Pengembangan prasarana
pengairan.
8) Melakukan pembinaan terhadap Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A).
9) Menginventarisasi permasalahan pada seksi pengembangan
prasarana pengairan serta mencari solusi pemecahannya.
10) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala Bidang
Pengembangan Sumber Daya Air.
11) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
kepala Bidang.
9. Seksi Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana Pengairan dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang melaksanakan pembinaan dan bimbingan di bidang
Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana Pengairan.
a. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala seksi Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana
Pengairan mempunyai fungsi:
1) penyusunan program dan kegiatan seksi;
2) pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi; dan
53
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
seksi.
b. Dalam menjalan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kepala Seksi Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana
Pengairan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya menyangkut Rehabiltasi/pemeliharaan prasarana
pengairan guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Menyiapkan, dan memberikan petunjuk teknis operasional
tugas-tugas pada staff seksi rehabilitasi/pemeliharaan
prasarana pengairan.
3) Mengumpulkan data, bahan penyusunan pedoman,
standar,norma, panduan, manual, dan petunjuk teknis
penyusunan program, perencanaan, pengoperasian
pengawasan, rehabilitasi/pemeliharaan prasarana pengairan.
4) Melakukan pendataan, inventarisasi dna dokumentasi
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan prasarana
pengairan.
5) Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan dalam
penyelenggaraan kegiatan rehabiltasi/pemeliharaan prasarana
pengairan.
54
6) Melakukan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan
terhadap pelaksanaan kegiatan lingkup seksi
rehabiltasipemeliharaan prasarana pengairan.
7) Menginventarisasi permasalahan pada seksi
rehabiltasi/pemeliharaan prasarana pengairan serta mencari
solusi pemecahannya.
8) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan.
10. Bidang Peralatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam membina dan mengkoordinir
Kepala Kepala Seksi dilingkup Bidang Peralatan, serta
Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan teknik,
konservasi dan usaha Peralatan.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), KepalaBidang Peralatan, mempunyai fungsi:
1) Penyusunan program dan kegiatan bidang.
2) pelaksanaan program dan kegiatan bidang.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi bidang.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
seksi.
55
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Kepala Bidang Peralatan, mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:
1) Penyelenggaraan, Pelaksanaan dan Penyusunan Tata
Laksana Peralatan dan Perbengkelan.
2) Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pengendalian Peralatan
dan Perbengkelan.
3) Penyelenggaraan dan Pengembangan Peralatan dan
Pemeliharaannya.
4) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya yang terkait dengan tatalaksana peralatan dan
perbengkelan.
5) Menyusun program kerja dan rancangan kegiatan tata
laksanaperalatan perbengkelan dan penyimpanan peralatan;
6) Menyusun program pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan
serta penyimpanan asset daerah berupa peralatan berat agar
dapat berfungsi secara maksimal.
7) Menyusun rencana pemanfaatan dan penggunaan serta
penyimpanan peralatan berat guna kelancaran pelaksanaan
pembangunan fisik di lapangan.
8) Menyusun Target Pendapatan Asli Daerah (PAD), melalui
penggunaan dan pemanfaatan asset daerah berupa alat
berat, dumptruck oleh mitra kerja.
56
9) Melakukan pembinaan, bimbingan teknis pemanfaatan dan
pengoperasian peralatan dan perbengkelan serta
pemeliharaan/penyimpanan kepada seluruh stafbidang
peralatan dan perbengkelan.
10) Melakukan pelatihan khusus kepada tenaga operator
peralatan berat, teknis perbengkelan dan
penyimpanan/perawatan peralatan.
11) Melakukan kajian dan perencanaan terhadap kebutuhan akan
peralatan dan perbengkelan dengan mempertimbangkan
kondisi keuangan daerah.
12) Menyusun Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
tatalaksana peralatan dan perbengkelan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
13) Menyiapkan bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja
(LAKIP) dinas.
14) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan; dan
15) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan pimpinan.
11. Seksi Seksi Pemeliharaan Peralatan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang melaksanakan
pembinaan dan bimbingan Teknis di Bidang Pemeliharaan Peralatan:
a. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala seksi Seksi Pemeliharaan Peralatan mempunyai fungsi:
1) penyusunan program dan kegiatan seksi.
57
2) pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
seksi.
b. Dalam menjalan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kepala Seksi Pemeliharaan Peralatan mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya yang terkait dengan standar operasional prosedur
pemeliharaan peralatan
2) Membuat program dan rencana kerja seksi pemeliharaan
peralatan.
3) Menyiapkan petunjuk teknis operasional pelaksnaan tugas-
tugas pemeliharaan peralatan.
4) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kepada staf
seksi pemeliharaan peralatan.
5) Melakukan pembinaan, diklat kepada petugas pemeliharaan
peralatan agar memiliki keterampilan, dan kepekaan yang
tinggi didalam pemanfaatan peralatan.
6) Melakukan pemantauan,pemeriksaan kesiapan peralatan agar
senantiasa siap digunakan.
58
7) Melakukan penyimpanan setiap alat yang belum dipakai
dalam gudang.
8) Melakukan peñatausahaan setiap peralatan/alat yang
disimpan dalam gudang.
9) Mencatat keluar dan masuknya peralatan/alat kedalam
gudang.
10) Melakukan pemeliharaan/perawatan alat yang disimpan dalam
gudang.
11) Melaporkan secara berkala kepada Kepala Dinas jumlah dan
kondisi peralatan yang tersimpan dalam gudang.
12) Melakukan kajian dan perencanaan terhadap kebutuhan alat-
alat yang akan disimpan dalam gudang.
13) Menyusun Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
penyimpanan peralatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
14) Menyiapkan bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIP) Dinas.
15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
16) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain terkait dengan
pemanfaatan peralatan.
12. Adapun tugas pokok dari kantor PU Kabupaten Enrekang yaitu:
a. Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah bidang
pekerjaan umum (PU) yang menjadi tanggungjawabnya, dan
melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan oleh bupati.
59
b. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
c. Merumusakan kebijakan teknis, memberikan bimbingan dan
pembinaan teknis dalam program pembangunan fisik kebupaten
enrekang.
d. Mengkoordinasikan perumusan serta menfasilitasi kebijakan
pemerintahan kabupaten enrekang dalam bidang ke PU-an.
4. Rencana strategis
a. Umum
Sejalan dengan era reformasi saat ini, dan dengan
diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
yang direvisi kembali dengan Undang- Undang Nomor 32 tahun 2005
serta Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999, tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka pemerintah
daerah memiliki kewenangan yang lebih luas dalam menata daerahnya
dengan mengoptimalkan seluruh potensi daerah yang dimiliki, termasuk
didalamnya pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
yang berperan sangat penting dalam memajukan perekonomian suatu
wilayah kabupaten/kota.
Mencermati keadaan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang sesuai Rencana Strategis (Renstra) yang
disusun, dituntut untuk lebih kreatif dalam merencanakan suatu
infratruktur yang efisien, efektif, terpadu dan saling sinerji antar
60
berbagai sistem, termasuk perangkat pemerintah, serta peran aktif
masyarakat yang lebih nyata, sehingga pembangunan sarana dan
prasarana wilayah dapat memberikan manfaat yang nyata dan dampak
yang luas dalam pengembangan dan peningkatan perekonomian
masyarakat (Local Economic Development).
Beberapa program pembangunan yang dilaksananakan terbagi
dalam 3 sektor yakni sektor perhubungan darat (jalan dan jembatan),
sektor permukiman dan Perumahan, dan sektor pengairan. Sektor
Perumahan dan Permukiman programnya meliputi kegiatan
Penyehatan Lingkungan Permukiman dan perumahan melalui kegiatan
pembangunan drainase. Perbaikan permukiman dan perumahan
berupa pembangunan jalan lingkungan. Sementara sektor
Pengembangan Sumber daya Air (PSDA) meliputi pekerjaan
pembangunan saluran irigasi, rehabilitasi dan pemeliharaan saluran
irigasi, bangunan intake serta penyediaan air bersih perkotaan dan
perdesaan. Sementara untuk sektor perhubungan darat meliputi
program Pemeliharaan Rutin Jalan, pemeliharaan Periodik jalan,
pengerasan jalan, pengaspalan jalan.
Sejalan dengan adanya kebijakan otonomi daerah, maka
peranan sarana dan prasarana transportasi, khususnya sistem jaringan
jalan kabupaten/lokal menjadi semakin nyata dalam usaha
mengentaskan masalah kemiskinan masyarakat perdesaan. Salah satu
usaha yaitu melalui perbaikan tingkat aksesibilitas pusat-pusat desa
61
atau daerah terpencil (Remote Areas) dengan memanfaatkan
prasarana transportasi berupa sistem jaringan jalan kabupaten/lokal
dengan mengembangkan wilayah perdesaan (Rural Area). Penyediaan
prasarana transportasi jaringan jalan dalam suatu wilayah /kawasan
akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan
wilayah/kawasan tersebut antara lain :
1) Peningkatan produksi, distribusi pangan, industri,
ekspor/perdagangan, parawisata,agro industri dan bisnis, akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan perekonomian suatu
wilayah/kawasan perkotaan dan perdesaan.
2) Peningkatan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan,
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, pengembangan
daerah terisolasi, peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
masyarakat.
b. Tujuan Strategis
Beberapa tujuan strategis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Enrekang adalah sebagai berikut :
1) Menyediakan infrastruktur transportasi yang aman, nyaman,
dan efektif.
2) Meningkatkan Prasarana Dan Sarana Pelayanan Publik (Air
Bersih, sanitasi/Air Limbah, Drainase, Jalan Lingkungan,
Fasilitas Umum Dan Bangunan Gedung).
62
3) Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan konstruksi dan
memberikan pelayanan jasa pengujian laboratorium.
4) Mewujudkan ketersediaan dokumen Perencanaan sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan penyediaaan infrastruktur.
5) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam mendukung
peningkatan kapasitas keuangan daerah.
6) Meningkatkan pelayanan infrastruktur jaringan irigasi dan
bangunan pengaturan sungai.
7) Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Penataan Ruang Yang
mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur dan
implementasi program pembangunan daerah.
8) Meningkatkan kapasitas kinerja SDM aparatur dalam rangka
pelayanan lingkup pekerjaan umum.
5. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang
a. Bahwa berdasarkan Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 tahun 2006
tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai mana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturab Mentri Dalam Negri
Nomor 21 Tahun 2016 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan
daerah, Sebagaimana yang telah diubah dengan Pengaturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2017, dengan menyatahkan bahwa kepala daerah
menetapkan peraturaan kepala daerah tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintah.
63
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalan huruf a,
perlu menetapkan peraturan Bupati tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten
1) Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Inonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1822);
2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286;
4) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia npmor 4438);
6) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 244,
64
Tambahan Lembara Negara Nomor 5587) Sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5679);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5774);
8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemeintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Negara / Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 83);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Akuntansi
Pemerintahan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2010
65
Nomor 123, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor
5165);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah
Daerah(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);
13) Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 21 Tahun
2010 Tentag Perubahan Atas Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14) Peraturan Mentri dalan Negri Nomor 55 Tahun 2008 tentang
Penatausahaan Keuangan di Tingkat Bendahara;
15) Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penetapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah;
16) Praturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten
Enrekang Nomor 14 Tahun 2006) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Enrekang Tahun 2017 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Enrekang Nomor 31);
66
17) Peraturan Bupati Enrekang Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Cara
Pembentukan Produk Hokum Daerah (Berita Daerah Kabupaten
Enrekang Tahun 2016 Nomor 21).
B. Hasil Penelitian
Table 5.1
Indikator Wawancara
Indikator Orientasi
Struktur Organisasi
Akuntansi Pertanggungjawaban
Anggaran
Pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali
Laporan pertanggungjawaban
Karakteristik akuntansi
pertanggungjawaban
Setelah penulis menjabarkan uraian teoritis mengenai Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Anggaran Dalam Pengendalian Biaya pada Dinas Pemerintah
Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Enrekang, penulis juga telah memberikan
penjelasan mengenai Dinas PU Kabupaten Enrekang sebagai objek penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencba mengalisis permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini.
67
C. Analisis Data Proses Pertanggungjawaban
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas PU Kabupaten Enrekang adalah struktur
organisasi yang fungsional dimana dalam struktur tersebut terdapat
pembagian kerja berdasarkan fungsinya masing-masing. Struktur
organisasi bukan sekedar susunan atau komposisi dari suatu jabatan
dalam perusahaan tetapi juga merupakan pedoman dalam pembedaan
kemampuan individu-individu.
Pada Dinas PU Kabupaten Enrekang pembagian organisasi dan
tugas dituangkan dalam struktur organisasi dengan pembagian dan
pemisahan wewenang dan tanggungjawab dari setiap bagian organisasi
yang mempunyai wewenang paling tinggi dan tanggungjawab paling besar
terletak pada pimpinan atau kepala bidang suatu kantor atau instansi.
Bagian organisasi yang terletak pada jenjang yang dibawahinya memiliki
wewenang yang paling rendah dan tanggungjawab yang lebih ringan.
Berdasarkan teori, hasil penelitian, dan wawancara dengan pimpinan
Dinas PU yaitu Drs. Abdullah,MM, maka dapat dikatakan bahwa struktur
organisasi Dinas PU Kabupaten Enrekang secara jelas telah
menggambarkan pendelegasian wewenang, tanggung jawab, pemberian
tugas dan kewajiban setiap tingkatan manajemen dengan baik. Kantor
juga telah merumuskan dengan jelas fungsi-fungsi pokok, tugas dan
tanggungjawab unit kerja.
68
Struktur organisasi dan pendelegasian wewenang struktur organisasi
Dinas PU secara jelas telah menggambarkan wewenang dan tugas tiap
tingkatan manajemen dengan baik. Organisasi dapat mewujudkan tujuan
perusahaan dengan cara pengorganisasian sumber daya manusia
didalam pemanfaatan sumber daya lain melalui struktur organisasi.
Dengan adanya struktur organisasi memungkingkan keberhasilan
perencanaan dan pengendaian yang ditetapkan perusahaan.
b. Akuntansi Pertanggungjawaban
Dari hasil wawancara bapak Abdullah, MM selaku kepala kantor
Dinas PU kabupaten Enrekang menyatakan akuntansi pertanggung
jawaban pada kantor dinas PU selama 5 tahun terakhir sampai sekarang
sudah berjalan sesuai dengan asas-asas akuntansi yang ada sekarang ini
yaitu SAK ETAP tahun 2017, mulai dari proses pelaporan
pertanggungjawaban setiap bidang sampai ke bendahara untuk dilaporkan
setiap triwulan semester, tahunan. Adapun struktur organisasi kantor dinas
PU sudah berjalan sesuai dengan mekanisme akuntansi
pertanggungjawaban.
c. Syarat -Syarat
1) Anggaran
Berdasarkan penelitian pada dinas PU daerah Kabupaten
Enrekang diperoleh beberapa data organisasi telah memiliki
anggaran sebagai tolak ukur pelaksanaan anggaran kegiatan pusat
pertanggungjawaban. Proses penyusunan anggaran pada Dinas
PU Kabupaten Enrekang mengacu pada rencana anggaran 5 tahun
dan rencana kerja 1 tahun yang sesuai dengan visi dan misi
pemerintahan daerah. Tujuan penyusunan anggaran Dinas PU
Kabupaten Enrekang pada dasarnya untuk mengetahui dana yang
69
dibutuhkan masing-masing bagian dalam membiayai seluruh
kegiatan operasional yang akan dilaksanakan dan sebagai alat
bantu bagi manajemen dalam mencegah terjadinya penyimpangan-
penyimpangan terhadap penggunaan dana organisasi.
2) Pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali
Pada Dinas PU Kabupaten Enrekang tidak melakukan
pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Pemisahan
antara biaya-biaya terkendali dan tidak terkendali sangat penting
untuk mengetahui penyimpangan suatu anggaran dan agar
manajemen mengetahui dimana biaya terjadi dan siapa yang
harus bertanggungjawab atas realisasi dan penyimpangan pada
anggaran biaya. Dalam penelitian ini didapati bahwa dinas PU
Kabupaten Enrekang tidak melakukan pemisahan biaya-biaya
terkendali dan tidak terkendali pada anggaran.
Table 4.1
Biaya Terkendali Dan Tidak Terkendali
BIAYA PEGAWAI
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
51201 Gaji Pokok
51202 Tunjangan - Tunjangan
51203 Biaya Kesejahteraan
51204 Biaya Pegawai Tidak
Tetap
51206 Biaya Dana Pensiun
70
BIAYA ADM DAN PEMASARAN
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
51301 Biaya Cetak SBK/SBR
51302 Biaya Alat Tulis Kantor
51033 Biaya Foto Copy
51034 Biaya Cetak Formulir/Buku
51035 Biaya Perlengkapan Kanto
51037 Biaya Pemasaran
51038 Biaya Pengembangan
Teknologi Informasi (IT)
BIAYA UMUM
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
50401 Biaya pemeliharaan
bangunan kantor
50402 Biaya pemeliharaan rumah
50403 Biaya pajak
50404 Biaya pemeliharaan
kendaraan kantor
50405 Biaya pemeliharaan
inventaris kantor
50406 Biaya air
71
50407 Biaya listrik
50408 Biaya telekomunikasi
50410 Biaya sarana
50411 Biaya perjalanan dinas
50412 Biaya sewa
50413 Biaya operasional kantor
BIAYA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
51501 Biaya Diklat Internal
51502 Biaya Diklat Eksternal
Ket : T = Terkendali
TD = Tidak Terkendali
OPP = Operasional
KEU = Keuangan
MSD = Manajemen sumber daya
LOG = Logistik
Sumber : Dinas PU Kabupaten Enrekang, data diolah.
72
3) Laporan pertanggungjawaban
Table 4.2
Laporan Pertanggungjawaban Anggaran Dan Realisasi Dinas PU
Kabaputen Enrekang Tahun 2018
Keterangan Anggaran
2018
Realisasi 2018 Realisasi
%
Varians %
Belanja operasional
Belanja pegawai
9.498.775.080
9.186.112.029
96.71
3.29
gaji tunjangan
tambahan penghasilan PNS
Honorariun PNS
Honorariun non PNS
6.086.065.080
1.809.000.000
191.210.000
1.412.500.000
6.063.718.779
1.575.241.750
188.724.000
1.258.427.500
99,63
87,08
98,70
96,17
0,37
12,92
1,30
3,83
Belanja barang dan jasa
3.084.874.784
2.302.645.058
74,64
25,36
Belanja bahan pakaian habis
Belanja bahan atau material
Belanja jasa kantor
Belanja peralatan kendaraan
Belanja cetak dan penggandaan
Belanja makan dan minum
Belanja pakaian dinas dan atributnya
Belanja perjalanan dinas
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi,
dan bimbingan teknis PNS
Belanja pemeliharaan
Belanja jasa konsultasi
30.914.300
314.734.000
765.427.559
939.525.000
52.699.925
114.470.000
57,800.000
86.244.000
7.200.000
115.860.000
600.000.000
23.222.300
311,680.550
673.617.093
417.765.000
52.439.505
101.236.800
57.035.000
55.568.600
7.200.000
107.862.210
495.000.000
75,12
99,02
88,07
44,47
99,51
88,44
98,68
64,45
100,00
93,10
82,50
24,88
0,97
11,99
55,53
0,49
11,56
1,32
35,55
-
6,90
17,50
73
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa:
Anggaran belanja pegawai Dinas PU Kabupaten Enrekang pada tahun
2019 sebesar 9.498.775.080 2018 dan terealisasi sebesar 9.186.112.020
dengan tingkat persentase realisasi sebesar 96.71%, dan tingkat
variansnya sebesar 3,29% yang berasal dari selisih antara anggaran
dan realisasi.
Anggaran barang dan jasa Dinas PU Kabupaten Enrekang pada tahun
2019 sebesar 3.084.874.784 dan terealisasi sebesar 2.302.645.058
dengan tingkat persentase realisasi tersebut sebesar 74.61, dan tingkat
variansnya sebesar 25,36% yang berasal dari selisih antara anggaran
dan realisasi.
Pada tahun 2018 terdapat terdapat selisih antara anggaran dan belanja
realisasi. Jumlah penghematan tersebut jika dilihat dari persentasenya
tidak begitu besar namun jika dilihat dari nominalnya cukup signifikan.
Namun pada dasarnya kinerja dari pemerintah dapat dikatakan baik,
dikarenakan adanya penghematan anggaran. Secara umum terjadinya
varians karena adanya selisih yang cukup signifikan antara perencanaan
anggaran belanja dan realisasi anggaran belanja pada tahun 2018. Jika
dilihat dari selisih yang cukup signifikan, sangatlah mungkin terjadi
kelemahan dalam perencanaan anggaran sehingga perkiraan dalam
belanjanya kurang tepat, atau tidak terserapnya anggaran tersebut bisa
jadi disebabkan adanya program dan kegiatan yang tidak terlaksana
padahal sudah direncanakan dalam anggaran yang pada intinya sisa
74
dari penghematan tersebut bisa disalurkan ke pos-pos belanja yang
masih kurang.
Berdasarkan hasil laporan pertanggungjawaban yang ada pada dinas
PU kabupaten enrekang, dapat dikatakan bahwa anggaran biaya yang
terjadi pada tahun 2018 mengalami penyimpangan yang
menguntungkan dimana realisasi berada dibawah anggaran yang telah
ditetapkan. Dari keterangan diatas juga, dapat dikatakan bahwa laporan
pertanggungjawaban dinas PU kabupaten enrekang telah cukup
memadai. Pada kenyataanya kecil kemungkinan biaya yang
sesungguhnya terjadi sama dengan biaya yang telah dianggarkan
karena adanya situasi dan kondisi yang berubah-ubah dan terdapat
beberapa kemingkinan yang tidak dapat diprediksi sebelumya.
d. Karakteristik Akuntansi Peranggungjawaban
1) Identifikasi pusat pertanggungjawaban.
Struktur organisasi Dinas PU Kabupaten Enrekang telah membagi
bagian kerja atau pusat-pusat pertanggungjawaban, yaitu pusat
biaya, pusat pendapatan, pusat laba. Dalam penelitian ini
pembahasan hanya dipusatkan pada pusat biaya, dimana Dinas PU
Kabupaten Enrekang telah mengidentifikasi pusat biaya sebagai
berikut:
a. Dinas PU sebagai pusat biaya yang bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengkoordinasian,
pengawasan dan pembuatan laporan setiap bidang.
75
b. Dinas administrasi sebagai pusat biaya administrasi yang
bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan
perencanaan, pengkoordinasian, pangawasan dan pembuatan
laporan pertanggungjawaban, pembendaharaan, akuntansi,
administrasi personalia, administrasi dan layanan umum kantor
serta penggunaan dan pengelolaan asset umum kantor.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa struktur organisasi
kantor telah memenuhi salah satu karakteristik akuntansi
pertanggungjawaban yaitu adanya identifikasi pusat-pusat
pertanggungjawaban. Dan adapun Dinas PU Kabupaten Enrekang
sudah melaksanakan penetapan pusatpusat akuntansi pertanggungja
waban sebagai mana asas-asa yang berlaku.
2) Standar pengukuran kinerja
Anggaran dapat digunakan sebagai standar dalam menilai
kinerja manajer pusat pertanggung jawaban. Penilaian kinerja
manajer dilakukan berdasarkan perbandingan antara realisasi biaya
dengan anggaran biaya yang terdapat pada laporan
pertanggungjawaban. Salah satu pengukuran kinerja kantor Dinas PU
adalah membandingkan realisasi anggaran dengan anggaran yang
ditetapkan. Pihak manajemen bertanggungjawab atas penyelesaian
masalah-masalah yang terjadi, dapat dilihat dari laporan
pertanggungjawaban tersebut. Kantor dinas PU lapoan
pertanggungjawaban atas kinerja akan dirapatkan, dievaluasi, dan
76
dibahas yang dihadiri oleh setiap kepala bidang , dan kepala urusan
kantor Dinas PU.
Manfaat laporan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya
ini, dapat dihindari pemborosan ataupun kesulitan-kesulitan yang
timbul pada waktu pelaksanaan kegiatan. Setiap staf akan
melaporkan laporan kinerja setiap triwulan, semesteran dan tahunan.
Laporan kinerja tersebut merupakan hasil dari target yang dicapai
yang telah dianggarkan dan hambatan-hambatan yang dialami setiap
staf dibagian masing-masing pusat pertanggungjawaban.
3) Penetapan ukuran kinerja
Kantor Dinas PU Kabupaten Enrekang menetapkan ukuran
kinerja berdasarkan anggaran yang dibuat. Pembuatan dan
penyusunan perencanaan anggaran berdasarkan pengajuan atau
permintaan kepala urusan dan kepala bidang yang telah disepakati
oleh kepala bidang subbidang pusat biaya, lalu akan di proses ke
bidang perencanaan dan bidang keuangan, lalu disetujui oleh kepala
kantor PU.
Pengajuan anggaran disetiap bagian atau bidang yang telah
disetujui oleh kepala PU akan menjadi materi atau bahan penyusunan
anggaran kantor PU yang disusun oleh bagian perencanaan.
Anggaran yang telah disusun oleh bagian perencanaan akan
dievaluasi dan dipersentasikan di rapat akhir tahun sebagai
penyusunan anggaran tahun berikutnya yang dihadiri oleh kepala PU,
77
semua kepala bidang, semua kepala urusan. Anggaran sebagia
mengukur dan mengendalikan biaya dapat diartikan bahwa setiap
kegiatan dan kebutuhan akan berpatokan dengan anggaran sehingga
pengendalian biaya tersebut berjalan dengan baik. Kantor dinas PU
kabupaten enrekang dapat merevisi anggaran ditahun berjalan,
karena adanya kegiatan atau pengadaan barang yang dibutuhkan.
Setiap pengajuan kebutuhan atau kegiatan disetiap bagian
akan menjadi revisi anggaran yang nanti akan dibalas kembali di
dalam rapat. Pengendalian anggaran pengadaan barang berupa
survey kepada pihak-pihak ketiga yang nantinya akan dirapatkan oleh
kepala PU jika diperlukan adanya persentasi barang dan harga oleh
pihak-pihak ketiga dan bagian yang mempertanggungjawabkan
khusunya ndi bagian pusat anggaran kantor PU. Standar ini yaitu
anggaran biaya merupakan target pencaaian akhir. Jadi standar
tersebut mengidentifikasi potensi perbaikan, agar dapat
mengendalikan biaya atau anggaran.
Berdasarkan penelitian penetapan ukuran kinerja terhadap
penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai pengedalian
anggaran pada pemerintahan daerah studi kasus PU telah berjalan
dengan baik, pada setiap bagian atau urusan di kantor PU telah ikut
serta dalam penyusunan anggaran yang merupakan acuan dalam
ukuran kinerja. Hasil tabulasi wawancara 72 total keseluruhan
jawaban responden dari 9 responden, 62 responden menjawab “Ya”
78
dan 10 responden menjawab “Tidak”. Berikut perhitungan hasil
jawaban dengan menggunakan rumus Dean J.Champion:
Hasil perhitungan diatas, unsure penetapan ukuran kierja
adalah anggaran yang disusun sudah dapat dikatakan “ Efektif”
dengan tingkat keefektifan 86,11%.
4) Kinerja manajer diukur dengan membandingkan anggaran dan
realisasi
Di Dinas PU Kabupaten Enrekang terdapat laporan laporan
realisasi anggaran yang dijadikan dasar memadai untuk mengukur
kinerja manajer atau tiap kepala bidang. Dengan adanya jenis laporan
seperti itu maka manajer dapat diukur oleh kantor. Laporan ini berisi
mengenai biaya yang dianggarkan, biaya yang sebenarnya dan
selisihnya.
5) Penghargaan dan Hukuman
Pada Dinas PU Kabupaten Enrekang penghargaan ada
berupa remunerasi yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang didapatkan dari pusat berdasarkan golongan, jabatan, daftar
hadir, dan tidak ada berkaitan dengan penilaian terhadap laporan
pertanggungjawaban staf. Staf yang tidak PNS, pegawai kontrak dan
lain-lain reward berupa penghargaan pada saat keadaan tertentu.
79
Biasanya setiap tahun Dinas PU mengadakan ulang tahun, dan
diadakan reward untuk staf yang berprestasi.
Punishment terhadap PNS atau pegawai kontrak dan lain-lain
mendapat teguran lian maupun tulisan berdasarkan kesalahan yang
dibuat yang tertulis diperaturan ditetapkan. Jika kesalahan ringan
maka hanya teguran oleh atasan, apabila kesalahan yang dibuat
bersifat fatal maka untuk PNS akan dimutasi sedangkan untuk
pegawai kontrak akan ada pemecatan.
D. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban anggaran sebagai alat
pengendalian biaya
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu tipe informasi
akuntansi manajemen. Akuntansi pertanggung jawaban memfokuskan
terhadap pembagian wewenang kepada kepala kantor yang
bertanggungjawab. Akuntansi pertanggungjawaban berperan sebagai alat
pengendalian biaya dengan menghubungkan biaya dengan bagian dimana
biaya tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh manajer yang
bertanggungjawab pada bagian tersebut.
Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian dalam suatu kantor
memerlukan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Setiap pusat
pertanggungjawaban selalu menetapkan target-target operasional dan
anggaran. Dengan membandingkan realisasi dan anggaran, seorang
manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui apakah
pengendalian biaya telah berjalan baik dan telah menggunakan biaya
80
secara efisien. Melalui akuntansi pertanggungjawaban, biaya
dikelompokkan dan dilaporkan untuk tiap tingkatan manajemen yang hanya
dibebani dengan biaya-biaya yang berada dibawah pengendaliannya atau
yang berada dibawah tanggung jawabnya. Dengan demikian, kepala kantor
dapat melakukan pengendalian dan pengawasan atas pengeluran biaya.
Selain itu, biaya juga harus dilaporkan dan dibandingkan dengan anggaran
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini dapat membantu manajemen
dalam melakukan pengendalian biaya dengan menganalisis penyimpangan
yang terjadi.
Dengan membandingkan antara teori-teori yang ada dengan data-
data yang didapat dari studi kasus maka dapat dikatakan bahwa
penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada Dinas PU Kabupaten
Enrekang belum memadai. Suatu penerapan akuntansi pertanggung
jawaban dapat dikatakan memadai jika telah memenuhi syarat dan
karakteristik akuntansi pertanggungjawaban. Dalam pembahasan ini dapat
dilihat bahwa Dinas PU belum melakukan biaya terkendali dan biaya tidak
terkendali.
Dalam penelitian ini anggaran digunakan sebagai informasi
akuntansi pertanggungjawaban. Dengan menganalisis anggaran tersebut,
dapat diketahui efisien dari pengendalian biaya yang telah dilakukan kantor
atau instansi. Realisasi biaya yang terjadi dibandingkan dengan anggaran
yang telah sitetapkan sebelumnya dimana hasil tersebut disajikan berupa
persentase perbandingan. Dari hasil wawancara laporan realisasi anggaran
81
triwulan Dinas PU, dapat dilihat bahwa pengendalian biaya pada Dinas PU
belum memadai.
E. Pembahasan
Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpilkan bahwa biaya yang
terjadi pada Dinas PU Kabupaten Enrekang sebagai salah satu pusat
pertanggungjawaban dari pemerintah kota enrekang sudah efektif. Akuntansi
pertanggung jawaban memfokuskan terhadap pembagian wewenang kepada
pimpinan yang bertanggung jawaban kepada pemimpin yang bertanggung
jawab. Akuntansi pertanggungjawaban berperan sebagai alat pengendalian
biaya dengan menghubungkan biaya dengan bagian dimana biaya tersebut
dikeluarkan atau diperoleh oleh pempinan yang bertanggungjawab pada
bagian tersebut.
Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian dalam suatu organsisasi
memerlukan sistem akuntansi pertanggung jawaban. Setiap pusat
pertanggung jawaban selalu menetapkan target-target operasional dan
anggaran. Dengan membandingkan realisasi dengan anggaran, seorang
pimpinan pusat pertanggung jawaban dapat mengetahui apakah
pengendalian biaya telah berjalan dengan baik dan telah menggunakan
biaya secara efisien.
Dengan membandingkan antara teori-teori yang telah ada dengan data-
data yang didapat dari studi kasus maka dapat dikatakan bahwa penerapan
akuntansi pertanggungjawaban pada Dinas PU kota Enrekang cukup
memadai. Suatu penerapan akuntansi pertanggung jawaban dapat dikatakan
82
memadai jika telah memenuhi syarat dan karakteristik akuntansi pertanggung
jawaban. Dalam hal ini dilihat bahwa pengendalian biaya pada Dinas PU
Kabupaten Enrekang dapat melakukan pengendalian biaya dengan cukup
baik.
Dalam penelitian ini anggaran digunakan sebagai informasi akuntansi
pertanggungjawaban. Dengan menganalisis anggaran tersebut dapat
diketahui efisiensi dari pengendalian biaya yang telah dilakukan Dinas PU
Kabupaten Enrekang. Dari laporan realisasi anggaran, dapat dilihat bahwa
pengendalian biaya pada Dinas PU Kabupaten Enrekang sudah efektif
karena mengalami penyimpangan yang menguntungkan dimana realisasi
berada dibawah anggaran yang telah ditetapkan.
1. Struktur organisasi secara teori dijelaskan bahwa struktur organisasi
merupakan peraturan garis tanggung jawab dalam satu entitas yang
disusun untuk mencapai tujuan bersama orang-orang yang berada pada
jajaran garis tersebut. Struktur organisasi dalam akuntansi pertanggung
jawaban menunjukkan bahwa tiap-tiap pimpinan jelas atas segala
kegiatan yang berada dibawah pengendaliannya. Dari hasil observasi,
Dinas PU Kota Enrekang telah memilih struktur organisasi yang secara
jelas menetapkan wewenang dan tanggung jawab untuk tiap tingkatan
manajemen dan hubungan kerja antar bagian-bagian dalam organisasi.
2. Anggaran secara teori diidentifikasikan sebagai alat penting untuk
perencanaan dan pengedalian jangka pendek yang efektif dalam
organisas. Dari hasil observasi, proses penyusunan anggaran mengacu
83
pada Rencana Anggaran 5 tahun dan Rencana Kerja 1 tahun yang
sesuai dengan Visi dan Misi pak Bupati.
3. Pemisahan biaya secara teori menjelaskan bahwa, biaya terkendali
adalah biaya dimana pimpinan dapat ada tidaknya dan besar kecilnya
biaya tersebut. Apabila seorang pimpinan tidak dapat mempengaruhi
suatu biaya melalui kebijakannya, maka biaya tersebut merupakan biaya
terkendali bagi pimpinan tersebut. Sedangkan dari hasil observasi tidk
ada pemisahan biaya terkendali maupun biaya tidak terkendali pada
anggaran yang telah dibuat oleh Dinas PU Kabupaten Enrekang.
4. Laporan pertanggungjawaban secara teori merupakan laporan dari pusat
pertanggungjawaban kepada organisasi pusat yang berisi tentang biaya-
biaya yang dianggarkan, biaya yang sebenarnya, dan selisihnya. Dari
hasil observasi laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh Dinas PU
berupa laporan realisasi anggaran cukup memadai dan menunjukkan
bahwa pemantauan kinarja dilakukan secara berkesinambungan dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
5. Pusat pertanggungjawaban secara teori akuntansi pertanggungjawaban
mengidentifikasi pusat pertanggungjawaban seperti pusat biaya dimana
pimpinannya diberi tanggung jawab untuk mengenalikan biaya dan
otoritas untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi biaya tersebut.
Dari hasil observasi Dinas PU Kota Enrekang sendiri merupakan salah
satu pusat pertanggungjawaban dari Pemerintahan Kota Enrekang dan
Kepala Dinas sebagai pimpinan pusat pertanggungjawaban.
84
6. Standar kinerja secara teori merupakan suatu alat tolak ukur untuk
mengukur kinerja kinerja pimpinan pusat pertanggungjawaban. Dari hasil
observasi standar kinerja yang dipakai pada Dinas PU Kota Enrekang
adalah sesuai dengan aturan yang berlaku.
7. Pengukuran kinerja secara teori kinerja pimpinan dalam organisasi diukur
diukur dengan membandingkan anggaran dan realisasinya. Apabila
realisasi biaya tidak melebihi anggaran maka kinerja pimpinan dinilai
baik, sedangkan apabila realisasi biaya melebihi anggaran yang telah
dibuat maka kinerja pimpinan dinilai kurang baik. Dari hasil observasi
pada Dinas PU Kota Enrekang telah dibuat laporan pertanggungjawaban
realiasi anggaran, dengan begitu dapat mengukur kinerja yaitu dengan
membandingkan antara anggaran dan realisasi anggaran.
8. Penghargaan dan hukuman secara teori apabila terdapat selisih yang
menguntungkan, maka pimpinan tersebut akan mendapat penghargaan
atas prestasinya. Sedangkan jika terdapat penyimpangan yang tidak
menguntungkan, maka pimpinan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kinerjanya. Dari hasil observasi diketahui bahwa pak Bupati sebagai
pimpinan dalam pemerintah Kabupaten Enrekang akan memberikan
penghargaan atau hukuman kepada pemakai biaya yakni kepala dinas
PU sebagai pimpinan suatu suatu pusat pertangungjawaban sesuai
dengan kinerjanya.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dinas PU Kabupaten Enrekang merupakan salah satu pusat
pertanggungjawaban dari Pemerintahan Kabupaten Enrekang yang
disesuaikan dengan RPJMD dan RENSTRA. Penyusunan anggaran pada
Dinas PU kabupaten Enrekang bertujuan untuk mengetahui jumlah dana yang
dibutuhkan dalam membiayai seluruh kegiatan operasional yang akan
dilaksanakan dan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam mencegah
terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap penggunaan dana
organisasi. Tetapi dalam pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali
Dinas PU Kabupaten Enrekang belum melakukan pemisahan biaya terkendali
dan biaya tidak terkendali yang dilakukan pada Dinas PU Kabupaten Enrekang.
B. Saran
1. Dalam anggaran membuat laporan pertanggungjawaban berupa laporan
realiasi anggaran. Pada laporan pertanggungjawaban sebaiknya dilakukan
pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali oleh pimpinan pusat
pertanggungjawaban, karena hanya biaya yang dapat dikendalikan saja
yang dapat dimintai pertanggungjawabannya.
2. Sebaiknya biaya tidak terkendali lebih diperhatikan jangan hanya biaya
terkendali saja yang di catat karna biaya tidak terkendali bisa
mengakibatkan terjadinya penyimpangan yang tidak di inginkan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Andre Mandak (2015). &. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan anggaran sebagai alat pengendalian biaya dinas perhubungn manado, Bandung. Jurnal EMBA , 1.
Carl Horber. (2011). Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban. Bandung : Alfabeta.
Haryanto. (2012). Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal EMBA , 1.
Hambrata, H. (2007). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan pada PT. Rajawali Nusindo cabang Medan. Jurnal EMBA , 1.
Kieso (2016). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban untuk Penilaian Kinerja Nonfinansial Kantor Wilayah VI PT.Pegadaian (Persero) Manado. Jurnal EMBA , 1.
Mulyadi. (2014). Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jurnal EMBA , 1.
Mulyadi, S. (2014). Sistem Pengendalian Manajemen. Jurnal EMBA , 1.
Mei Anjaarwaty (2012). Hubungan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Kinerja Manajer pada PT. Garam ( Persero) di Surabaya. Jurnal EMBA , 1.
Natalia Caroline Mengko (2015). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Salah Satu Dasar Penilaian Prestasi Manajemen pada PT. Persero Manado. Jurnal EMBA , 1.
Nur Indriantoro & Bambang Supomo. (2009). Pengendalian Akuntansi Dan
Manajemen. Jakarta: Kencana.
Pasaribu, M. T. (2013). Penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja pusat biaya pada PT. Aj Central raya cabang manado tahun 2010. Jurnal EMBA , 1.
Prank, O. S. (2013). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian untuk Penilaian Kinerja pada PT.Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Bitung. Jurnal EMBA , 1.
soimah. (2015). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran sebagai Alat Pengendalian Biaya Dinas perhubungan Manado. Jurnal EMBA , 1.
87
Stevy Sigar, I. E. (2014). Penerapan Informasi Pertanggungjawaban sebagai Alat Penilaian Kinerja pada PT. Bank Sulut Cabang Tondano. Jurnal EMBA , 1.
Sukarno, E. (2008). Sistem Pengendalian Manajemen Kinerja Konsep Aplikasi dan Pengukuran Kinerja PT. Indeks, Jakarta. Jurnal EMBA , 1.
Supriyono. (2011). Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban. Jakarta: Kencana.
Titik Triwulan. (2014). Manajemen Akuntansi Pertanggungjawaban. Erlangga :
Jakarta
Vega Liana Selamat, V. I. (2014). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan pada PT.Asean Motor Internasional Cabang Manado. Jurnal EMA , 2.
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Table 4.1
Biaya Terkendali Dan Tidak Terkendali
BIAYA PEGAWAI
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
51201 Gaji Pokok
51202 Tunjangan - Tunjangan
51203 Biaya Kesejahteraan
51204 Biaya Pegawai Tidak
Tetap
51206 Biaya Dana Pensiun
BIAYA ADM DAN PEMASARAN
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
51301 Biaya Cetak SBK/SBR
51302 Biaya Alat Tulis Kantor
51033 Biaya Foto Copy
51034 Biaya Cetak Formulir/Buku
51035 Biaya Perlengkapan Kanto
51037 Biaya Pemasaran
51038 Biaya Pengembangan
Teknologi Informasi (IT)
87
BIAYA UMUM
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
50401 Biaya pemeliharaan
bangunan kantor
50402 Biaya pemeliharaan rumah
50403 Biaya pajak
50404 Biaya pemeliharaan
kendaraan kantor
50405 Biaya pemeliharaan
inventaris kantor
50406 Biaya air
50407 Biaya listrik
50408 Biaya telekomunikasi
50410 Biaya sarana
50411 Biaya perjalanan dinas
50412 Biaya sewa
50413 Biaya operasional kantor
88
BIAYA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Kode
rek
Keterangan OPP KEU MSD LOG
T TD T TD T TD T TD
51501 Biaya Diklat Internal
51502 Biaya Diklat Eksternal
Ket : T = Terkendali
TD = Tidak Terkendali
OPP = Operasional
KEU = Keuangan
MSD = Manajemen sumber daya
LOG = Logistik
Sumber : Dinas PU Kabupaten Enrekang, data diolah.
89
Table 4.2
Laporan Pertanggungjawaban Anggaran Dan Realisasi Dinas PU
Kabaputen Enrekang Tahun 2018
Keterangan Anggaran
2018
Realisasi 2018 Realisasi
%
Varians %
Belanja operasional
Belanja pegawai
9.498.775.080
9.186.112.029
96.71
3.29
gaji tunjangan
tambahan penghasilan PNS
Honorariun PNS
Honorariun non PNS
6.086.065.080
1.809.000.000
191.210.000
1.412.500.000
6.063.718.779
1.575.241.750
188.724.000
1.258.427.500
99,63
87,08
98,70
96,17
0,37
12,92
1,30
3,83
Belanja barang dan jasa
3.084.874.784
2.302.645.058
74,64
25,36
Belanja bahan pakaian habis
Belanja bahan atau material
Belanja jasa kantor
Belanja peralatan kendaraan
Belanja cetak dan penggandaan
Belanja makan dan minum
Belanja pakaian dinas dan atributnya
Belanja perjalanan dinas
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi,
dan bimbingan teknis PNS
Belanja pemeliharaan
Belanja jasa konsultasi
30.914.300
314.734.000
765.427.559
939.525.000
52.699.925
114.470.000
57,800.000
86.244.000
7.200.000
115.860.000
600.000.000
23.222.300
311,680.550
673.617.093
417.765.000
52.439.505
101.236.800
57.035.000
55.568.600
7.200.000
107.862.210
495.000.000
75,12
99,02
88,07
44,47
99,51
88,44
98,68
64,45
100,00
93,10
82,50
24,88
0,97
11,99
55,53
0,49
11,56
1,32
35,55
-
6,90
17,50
90
Sulastri panggilan Lastry lahir di desa Batunoni pada
tanggal 29 juli 1997. Penulis merupakan anak ke-2
dari 4 bersaudara dari pasangan Almarhum bapak
Sulaiman dan Ibu Hadasia. peneliti sekarang
bertempat tinggal di Malengkeri 1, Kelurahan
Tamalate, Kecamatan Rappocini, Kota
Makassar. Penulis memulai jenjang pendidikan dari
tingkat Sekolah Dasar (SDN) 59 Garotin lulus tahun
2003 selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama
(SMPN) 1 Anggeraja lulus tahun 2012, Sekolah
Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Enrekang lulus pada
tahun 2015, dan memulai tahun 2015 mengikuti
progam S1 Akuntansi di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai
dengan sekarang. Pada tahun 2018 mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kantor
Gubernur bagian Bappeda Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Sampai
dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
(UNISMUH).
RIWAYAT HIDUP PENULIS