Post on 13-Jul-2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bayi yang lahir sehat untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tepat adalah
Air Susu Ibu (ASI), dan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai
minimal usia enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain disebut dengan ASI Eksklusif (Peraturan Pemerintah
[PP] Nomor 33 tahun 2012). ASI Eksklusif juga didefinisikan sebagai air susu ibu
yang diterima oleh bayi tanpa makanan atau minuman lain, kecuali obat, vitamin,
dan mineral (Jones, 2013). ASI Eksklusif memberikan nutrisi dengan kualitas dan
kuantitas terbaik bagi bayi, karena masa lompatan pertumbuhan otak terjadi saat
usia 0-6 bulan bahkan sampai dua tahun (Roesli, 2008).
Kebiasaan memberikan cairan selain ASI pada bayi selama 6 bulan
pertama yaitu pada periode pemberian ASI Eksklusif masih dilakukan di banyak
belahan dunia, yang berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi (Linkages,
2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan cairan atau makanan
pada bayi sebelum 6 bulan sehingga rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif
adalah faktor dari ibu sendiri, keluarga, masyarakat dan dari pelayanan kesehatan
yang ada, kemudian faktor ini dapat saling berkaitan dan saling mendukung
(Depkes 2001).
Hasil Penelitian mengungkapkan bahwa salah satu faktor dominan yang
berpengaruh dengan pemberian ASI Eksklusif adalah dukungan keluarga
2
(Prawirodihardjo et al, 2013). Dalam penelitian mengenai faktor yang berhubungan
dengan pemberian ASI Eksklusif menyatakan bahwa dukungan keluarga menjadi
faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif (Iradewi,
2012). Peneliti lain juga mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan gagalnya
ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya adalah rendahnya dukungan
keluarga dalam hubungannya dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu dukungan
keluarga yang diberikan bagi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Bangladesh
pada tingkat dukungan baik hanya sejumlah 39% (Biswas, 2010), dan hanya 10%
keluarga yang memberikan dukungan penuh pada ibu selama masa pemberian ASI
Eksklusif dalam penelitian (Fauzie et al, 2007).
Kurangnya peran atau dukungan keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif
salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku
negatif keluarga. Salah satu anggota keluarga yang dapat mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif adalah orang tua atau mertua dari ibu bayi atau yang
disebut dengan nenek. Peran nenek biasanya lebih dominan terhadap ibu (Suradi,
et al, 2010). Hasil penelitian menyatakan bahwa kurangnya peran keluarga
disebabkan oleh rendahnya pengetahuan keluarga tentang ASI Eksklusif itu
sendiri, sehingga keluarga tidak mampu memberikan dukungan sosial yang berarti
kepada ibu menyusui (Rasyika et al, 2013). Penelitian lain juga menyebutkan
bahwa keluarga (nenek dan ayah bayi) tidak memiliki pengetahuan yang baik
tentang ASI Eksklusif sangat mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI
kepada anaknya (Fjeld., 2008). Sikap nenek atau nenek mertua terbukti
berpengaruh pada praktek menyusui eksklusif pada ibu, hasil penelitian
3
menyatakan bahwa sikap yang kurang positif akan memberikan resiko 60% lebih
tinggi dalam mempengaruhi ibu untuk berhenti menyusui eksklusif dibandingkan
sikap nenek yang lebih positif (Susiloretni. K.A, et al, 2013). Sikap keluarga yang
positif terhadap pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif (Riordan, 2005). Apalagi kalau ibu bayi tinggal bersama
dengan orang tua atau mertua, hal ini sesuai dalam penelitian bahwa sebagian ibu
masih tinggal atau berdekatan dengan orang tua, mertua, dan saudara akan
dimungkinkan keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu berupa informasi,
penilaian terhadap ibu, bantuan mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan merawat
bayi dan dukungan yang diberikan tidak sepenuhnya mendukung ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif. Dalam penelitian disebutkan bahwa 70,9% keluarga
menyarankan memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan
(Depkes RI 2001; Widodo et al, 2003).
Keluarga lebih banyak memberikan dukungan berupa pengetahuan kepada
ibu bayi dan jika keluarga mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif yang tepat,
maka keluarga akan termotivasi untuk memberikan dukungan kepada ibu menyusui
untuk memberikan ASI Eksklusif (Vincentia et al, 2013). Sikap dan kepercayaan ibu
yang negatif juga diturunkan dari sikap dan kepercayaan orang tua atau mertuanya
yang salah. Pengetahuan keluarga (nenek atau nenek mertua) tentang ASI Eksklusif
dan manfaatnya masih sangat kurang, keluarga mengetahui bahwa ASI lebih baik
daripada susu formula, tetapi keluarga tidak mengetahui manfaat secara rinci
(Rasyika et al, 2013).
4
Keluarga adalah suami, anak atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke
atas dan ke bawah sampai dengan derajat ketiga (PP Nomor 33 tahun 2012).
Dalam penelitian ini, keluarga yang dijadikan subjek adalah orang tua atau mertua
dari ibu bayi (nenek) yang dianggap sebagai pihak yang paling mampu
memberikan pengaruh kepada ibu untuk memaksimalkan pemberian ASI dan akan
mempengaruhi sikap dan kepercayaan dalam memberikan cairan atau makanan
sebelum bayi berusia 6 bulan. Keterlibatan keluarga ini, khususnya orang tua atau
mertua dari ibu bayi dalam merawat bayinya tergantung dari peran dalam konteks
budaya dan etnik yang bersangkutan, kedekatan hubungan dan keinginan mereka
untuk keterlibatan (Bobak, 2005). Orang tua atau mertua adalah model yang
penting dalam praktek perawatan bayi, karena ia bertindak sebagai sumber
pengetahuan dan sebagai individu pendukung (Bobak, 2005).
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini biasanya
karena anjuran orang tua terutama nenek dengan alasan karena bayi menangis terus
meskipun telah disusui dan diberi susu formula. Peranan keluarga terhadap berhasil
tidaknya ibu memberikan ASI Eksklusif sangat besar, walaupun ibu mengetahui
bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini dapat mengganggu kesehatan bayi, namun
mereka beranggapan bahwa jika tidak mengalami gangguan maka pemberian
MP-ASI dapat dilanjutkan, dan kebiasan ini telah dilakukan turun temurun dan
tidak pernah menimbulkan masalah (Saleh, 2011).
Keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu
promosi kesehatan, mencegah kesakitan, dan menyediakan layanan keperawatan
bagi yang memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta
5
penelitian untuk memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan
(Mercer, 2006). Perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peran
penting dalam pelayanan kesehatan. Perawat maternitas dapat berperan sebagai
educator, conselor, caregiver/provider, researcher dan advocate (Bobak, 2005).
Dalam upaya mendukung program ASI Eksklusif perawat berperan dalam
pendidikan kesehatan dan pemberi asuhan keperawatan. Salah satu cara
membantu orang tua atau mertua untuk upaya dapat mendukung pemberian ASI
Eksklusif adalah dengan meningkatkan pengetahuan dengan memberikan
pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan oleh perawat dengan
memberikan informasi pada keluarga untuk mendukung pemberian ASI Eksklusif
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk merubah perilaku individu,
kelompok atau masyarakat yang dilakukan oleh pelaku pendidik. Pendidikan
kesehatan diberikan kepada tiga sasaran, yaitu sasaran langsung pada masyarakat,
sasaran kepada petugas kesehatan, dan sasaran kepada pembuat keputusan di
tingkat pusat atau daerah (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan pada
keluarga saat ini penting dilakukan, khususnya diberikan kepada nenek karena
dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa nenek merupakan
bagian penting untuk mendukung ibu menyusui dan menjadi faktor potensial yang
mempengaruhi praktek menyusui, untuk itu akan sangat membantu jika nenek
diikutkan sebagai peserta penyuluhan, melihat tingginya motivasi nenek untuk
membantu ibu (Reid et al. 2010).
6
Data menyusui eksklusif dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013 menunjukan bahwa cakupan ASI Eksklusif Provinsi Jawa Tengah adalah
58% dan termasuk dalam provinsi yang di atas angka nasional yaitu 54,3%.
Cakupan ASI Eksklusif Kabupaten Banyumas menurut profil kesehatan
Kabupaten Banyumas tahun 2013 adalah 55,8% dan salah satu Puskesmas di
wilayah Kabupaten Banyumas yang cakupan ASI Eksklusifnya masih dibawah
angka kabupaten adalah Puskesmas Jatilawang yaitu 47,9%. Salah satu wilayah
kerja Puskesmas Jatilawang yang cakupan ASI Eksklusifnya masih rendah adalah
Desa Tunjung. Fenomena tersebut diperkuat dengan survey yang dilakukan di
Desa Tunjung bahwa masih banyak ibu yang memberikan susu formula atau
makanan/cairan kepada bayi sebelum 6 bulan dikarenakan faktor dari orang
tua/mertua/saudara yang sering memaksakan agar bayinya diberikan makanan
pendamping ASI sejak lahir karena menurut mereka ASI saja tidak cukup dan bila
hanya diberikan ASI saja bayi sering menangis dan tidak bisa tidur nyenyak karena
merasa lapar. Selain itu banyak ibu yang masih tinggal serumah dengan orang
tua/mertua/nenek sehingga pengambilan keputusan untuk memberikan ASI
Eksklusif saja selama 6 bulan pertama dipengaruhi oleh mereka. Berdasarkan
fenomena tersebut di Desa Tunjung, menunjukkan bahwa dukungan keluarga
masih sangat kurang dan hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai ASI Eksklusif, dan oleh karena itu perlu diberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga sehingga keluarga dapat mendukung dan memberi motivasi ibu
dalam upaya pemberian ASI Eksklusif. Dukungan dan motivasi yang baik akan
meningkatkan peran ibu dalam memberikan ASI pada bayi, sehingga pemberian
7
ASI pada bayi akan mengalami peningkatan.
Pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Jatilawang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan dengan sasaran lebih
difokuskan pada ibu bayi dan kader kesehatan sedangkan pada keluarga
khususnya nenek atau suami belum menjadi sasaran. Berdasarkan masalah di atas
peneliti ingin memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga khususnya
nenek dari bayi usia 0-5 bulan, untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang "ASI Eksklusif" dalam
upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif di Banyumas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan penelitian adalah bagaimanakah pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga tentang "ASI Eksklusif"
dalam upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif di Banyumas ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga tentang "ASI
Eksklusif" dalam upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif di Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden
8
b. Mengindentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dalam
upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif sebelum diberikan
intervensi.
c. Mengidentifikasi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga
dalam upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif setelah intervensi.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu yang memberikan
wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang "ASI Eksklusif"
dalam upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pelayanan
Memberikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk
menempatkan pendidikan kesehatan pada keluarga terkait masih
rendahnya cakupan ASI Eksklusif di Banyumas tahun 2015 dalam salah
satu program kegiatan. Mengikutsertakan keluarga menjadi sasaran
penting yang juga perlu diberikan pendidikan kesehatan dan pentingnya
dukungan keluarga dalam upaya mendukung pemberian ASI Eksklusif
pada bayi sehingga dapat menambah upaya yang sebelumnya telah
dilakukan.
9
b. Bagi pendidikan
Sebagai referensi tentang bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang "ASI
Eksklusif" dalam upaya meningkatkan pemberian ASI Eksklusif
c. Bagi peneliti selanjutnya
Memberikan kerangka Pikir untuk pengembangan penelitian lainnya
terkait dengan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam upaya
mendukung pemberian ASI Eksklusif.
d. Bagi keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi evidence based practice dalam keperawatan
untuk membantu meningkatkan program pemberian ASI Eksklusif.
e. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman terkait pemberian pendidikan
kesehatan tentang ASI Eksklusif dan menambah pemahaman tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam upaya mendukung
pemberian ASI Eksklusif.
10
E. Keaslian Penelitian
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
keluarga yang sudah di teliti sebelumnya, untuk penjelasan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1Penelitian Terkait Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keluarga tentang "ASI Eksklusif
dalam Upaya Mendukung Pemberian ASI Eksklusif di BanyumasNo Pengarang Judul penelitian Tujuan Penelitian Metodologi Hasil Penelitian Perbedaan1 Suprapti
(2010)PengaruhPemberianPenyuluhan padaIbu MenetekiterhadapPengetahuan danSikap dalamPemberian ASI
Menganalisa adakahpengaruh pemberianpenyuluhan pada ibumeneteki terhadappengetahuan dan sikapdalam pemberian ASI.
Metode penelitian yangdigunakan adalahanalitik komparatifdengan sampel 30orang menggunakanpurposive sampling.
Pengetahuan dalampemberian ASI sebelumpenyuluhan adalahpositif 30%, dan negatif70%, sesudahpenyuluhan pengetahuanpositif 90% dan negatif10%. Sikap dalampemberian ASI sebelumpenyuluhan adalah:sangat setuju 13.3%,setuju 20%, ragu-ragu20%, tidak setuju 05 dansangat tidak setuju 3.4%.Sesudah penyuluhanadalah sangat setuju23.3%, setuju 63.3%,ragu-ragu 13.4%, tidaksetuju dan sangat tidaksetuju 0%.
Perbedaan denganpenelitian inidengan penelitianyang akandilakukan adalahmetode danpopulasi respondenyang akan dalampenelitian.
11
2 Ayu WR, etal (2014)
Pengaruhpenyuluhan ASIEksklusifterhadappengetahuan ibutentang asieksklusif dansikap ibumenyusui diKecamatanKanigoro Blitar
Mengetahui pengaruhpenyuluhan ASIEksklusif terhadappengetahuan ibumenyusui dan sikap ibumenyusui.
Rancangan penelitianadalah kuantitatifkomparatif denganmenggunakan metodequasi experimentdengan 104 respondendan sampel kelompoktidak dilakukanpengacakan.
Terdapat pengaruhterhadap tingkatpengetahuan dan sikapibu menyusui dalammemberikan ASIEksklusif dan juga adaperbedaan pengetahuandan sikap ibu dengandiberi penyuluhandengan metode bukusaku, metode simulasidan tanpa diberi metodeapapun.
Perbedaanpenelitian inidengan penelitianyang akandilakukan adalahpopulasi respondenyang akan diteliti,dan rancanganpenelitian.
3 Suryaningsih, C. (2013)
PengaruhPendidikanKesehatanTerhadapPengetahuan IbuPost Partumtentang ASIEksklusif
Mengetahui pengaruhpendidikan kesehatanterhadap pengetahuanibu post partumtentang ASIEksklusif di RuangMelati 1 RSSariningsih KotaBandung.
Metode penelitiankuantitatif denganquasi- ekperimentaldengan desain onegroup pretest-posttestdengan sampel 20orang menggunakanpurposive sampling.
Ada pengaruhpendidikan kesehatanterhadappengetahuan ibu postpartum tentang ASIEksklusif dengan pvalue 0,000.
Perbedaanpenelitian inidengan penelitianyang akandilakukan adalahdari tujuan, variabelpenelitian, populasiresponden yangakan diteliti, danrancanganpenelitian.
4. Wahyu U.L.(2014)
PengaruhPendidikankesehatantentang ASIEksklusifterhadapPerilaku ibu
Menganalisa pengaruhpendidikan kesehatantentang ASI eksklusifterhadap perilaku ibudalam pemberianmakanan pendampingASI.
Penelitian inimenggunakanpra-eksperimentaldesign dengan teknikone group pretestposttest design dengan30 responden
Ada pengaruhpendidikan kesehatantentang ASI Eksklusifterhadap perilaku ibudalam pemberianmakanan pendampingASI.
Perbedaanpenelitian inidengan penelitianyang akandilakukan adalahdari tujuan, variabelpenelitian, populasi
12
dalam pemberianmakananpendamping ASI(MP-ASI)
menggunakan simpelrandom sampling.
responden yangakan diteliti, danrancanganpenelitian.
5. Hanafi IM(2014)
Impact of healtheducation onknowledge of,attitude to andpracticeof breastfeedingamong womenattendingprimary healthcarecentres inAlmadinahAlmunawwarah,Kingdom ofSaudi Arabia:Controlledpreepost study
Menggali pengetahuan,sikap dan praktekmenyusui pada ibu yangdatang ke puskesmassebelum dan sesudahdiberi pendidikankesehatan.
Penelitian inimenggunakancontrolled pre and poststudy denganmultistage sampling,180 respondenkelompok intervensidan 180 orangkelompok kontrol.
Pendidikan kesehatanmeningkatkanpengetahuan, sikap danprektek menyusui,dimana persentase ibuyang melakukan IMD,memberikan kolostrummeningkat danmelanjutkan menyusuijuga meningkat.
Perbedaanpenelitian inidengan penelitianyang akandilakukan adalahdari tujuan, variabelpenelitian, populasiresponden yangakan diteliti, danrancanganpenelitian.