Post on 29-Oct-2020
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL
TUNNEL SYNDROME BILATERAL DENGAN MODALITAS
ULTRA SOUND, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION DAN UPPER LIMB TENSION TEST
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma
III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
UMMI SYARFINA JANANI
J100150087
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL
TUNNEL SYNDROME BILATERAL DENGAN MODALITAS
ULTRA SOUND, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION DAN UPPER LIMB TENSION TEST
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh :
UMMI SYARFINA JANANI
J100 150 087
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen
Pembimbing,
(Agus Widodo, S.Fis, Ftr, M.Fis)
NIDN. 0625087503
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL
TUNNEL SYNDROME BILATERAL DENGAN MODALITAS
ULTRA SOUND, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION DAN UPPER LIMB TENSION TEST
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
OLEH
UMMI SYARFINA JANANI
J100 150 087
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 30 Juni 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
1. Agus Widodo, S.Fis, Ftr, M.Fis ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Edy Waspada, S.Fis., M.Kes ( )
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Maskun Pujianto, M.,Kes ( )
(Anggota 2 Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes
NIK/NIDN : 786/06-1711-7301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 30 Juni 2018
Penulis
UMMI SYARFINA JANANI
J100 150 087
1
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL
TUNNEL SYNDROME BILATERAL DENGAN MODALITAS
ULTRA SOUND, TRANSCUTANEUS ELECTRICALNERVE
STIMULATION DAN UPPER LIMB TENSION TEST
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
ABSTRAK
Latar Belakang : Carpal Tunnel Syndrome adalah kasus mononeurophaty yang paling
sering terjadi, yang dihasilkan olah neurophaty entrapment di saraf medianus pada
terowongan karpal ,berupa ruang anatomis yang dibentuk oleh tulang-tulang karpal dan
ligamentum tranversal pada pergelangan tangan. Pembengkakan oleh tendon fleksor
pada terowongan karpal juga mengakibatkan penyempitan pada ruang konfinen dan
pada saraf medianus. Dengan tujuan untuk mengetahui manfaat penatalaksanaan terapi
Ultra Sound , Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation, dan Upper Limb Tension
Test dalam penurunan nyeri , meningkatkan kekuatan otot ,dan meningkatkan
kemampuan aktivitas fungsional. Dengan hasil setelah dilakukan terapi selama 6 kali
didapatkan hasil berupa penurunan nyeri pada nyeri tekan dari T1 : 2 menjadi T6 : 1,
nyeri gerak dari T1: 6 menjadi T6 : 3 pada wrist dextra. Dan penurunan nyeri pada
nyeri tekan dari T1 : 1 menjadi T6 : 0 pada wrist sinistra .Peningkatan kekuatan otot
palmar fleksor dari T1 : 3 menjadi T6 : 4 pada wrist dextra . dari T1 : 4 menjadi T6 : 5
pada wrist sinistra. Pada dorsal fleksor pada wrist dextra dari T1: 3 menjadi T6: 4.
Pada dorsal fleksor wrist sinistra dari T1 : 4 menjadi T6: 5. Pada fleksor dan ekstensor
MCP dextra dari T1 : 3 menjadi T6 : 4 . Pada MCP fleksor dan ekstensor sinistra dari
T1 : 4 menjadi T6 : 5 . Peningkatan kemampuan aktivitas fungsional dengan penurunan
nilai wrist and hand disability index dari T1 : 20 dan T6 : 9. Jadi , kesimpulannya
adalah Ultra Sound , Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation , dan Upper Limb
Tension Test dapat mengurangi nyeri ,meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan
aktivitas fungsional.
Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome, Ultra Sound, Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation, dan Upper Limb Tension Test.
ABSTRACT
Carpal Tunnel Syndrome is the most common case of mononeurophaty, produced by
neurophaty entrapment in the median nerve in the carpal tunnel, in the form of
anatomical space formed by the carpal bones and tranversal ligaments of the wrist.
Swelling by the flexor tendon in the carpal tunnel also results in narrowing of the
confinent space and the median nerve.After 6 weeks of treatment, the result was a
decrease of pain in the tenderness of T1: 2 to T6: 1, motion pain from T1: 6 to T6: 3
on the dextra wrist. And decreased pain in tenderness from T1: 1 to T6: 0 in the left
2
wrist. Increased muscle strength of the flexor palmar from T1: 3 to T6: 4 on the dextra
wrist. from T1: 4 to T6: 5 on the left wrist. In the dorsal flexor of the dextra wrist of
T1: 3 to T6: 4. On the dorsal flexor of the left wrist of T1: 4 becomes T6: 5. On the
flexor and MCP dextra extensors from T1: 3 to T6: 4. In the MCP flexor and extensor
sinusra from T1: 4 to T6: 5. Increased functional activity ability with decreasing wrist
and hand disability index values of T1: 20 and T6: 9.And theresult after the therapy for
6 times obtained results in the reduction of pain in both wrists, increased muscle
strength and increased functional activity. So, the conclusion is Ultra Sound,
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, and Upper Limb Tension Test can reduce
pain, increase muscle strength, and increase functional activity.
Keywords : Carpal Tunnel Syndrome, Ultra Sound, Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation, dan Upper Limb Tension Test.
1. PENDAHULUAN
Carpal Tunnel Syndrome . Kondisi ini adalah neuropati yang disebabkan oleh jebakan
saraf median pada tingkat saluran karpal, dibatasi oleh tulang- tulang karpal dan
ligamentum transversal (Garvick & Reich, 2016)
Hasil dari hampir semua penelitian prevalensi menunjukkan bahwa CTS
(Carpal Tunnel Syndrome ) terjadi lebih sering pada wanita, dengan kejadian tahunan
1,5 per 1000 dibandingkan dengan 0,5 per 1000 untuk pria. Jenis kelamin juga tampak
mendesak efek pada insidensi sedemikian rupa sehingga kejadian di antara wanita
puncaknya pada usia 45 tahun.(Newington, Harris, & Walker-Bone, 2015)
Selama 20 tahun terakhir, ada sejumlah besar studi yang menyelidiki
hubungan tersebut antara Carpal Tunnel Syndrome dan kegiatan pekerjaan. Jumlah
penelitian sekarang begitu luas seperti pada 1990-an, Institut Nasional AS Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (NIOSH) melakukan tinjauan sistematis besar muskuloskeletal
gangguan dan faktor tempat kerja termasuk CTS sebagai hasil . Ini juga menyimpulkan
bahwa di sana adalah bukti hubungan positif dengan pekerjaan yang melibatkan
gerakan berulang yang sangat tinggi tangan, dan hubungan serupa dengan pekerjaan
yang melibatkan gerakan tangan yang kuat.
Peran Fisioterapi sangat penting untuk mengurangi nyeri di daerah
pergelangan tangan pada kasus ini. Modalotas yang dapat digunakan; menurut Facci,
Nowotny, Tormem, & Trevisani (2011),TENS dan IFC memiliki efek yang signifikan
3
dalam kaitannya dengan pengurangan intensitas nyeri. Modalitas selanjutnya yang
dapat digunakan ialah US , Menurut Petrover & Richette (2017), terapi Ultra Sound
(US) dapat mempercepat proses penyembuhan pada jaringan yang rusak. Hal ini sering
diresepkan bersama dengan latihan saraf dan tendon ULTT (Upper Limb Tesion Test).
2. METODE
Penatalaksanaan Fisioterapi yang diberikan kepada pasien atas nama Nn.S.D.H, usia 37 tahun
dengan diagnosa Carpal Tunnel Syndrome Bilateral dilakukan sebanyak 6 kali di
RSUD dr. Moewardi Surakarta . Modalitas Fisioterapi yang diberikan berupa Ultra
Sound (US) , Transcutaneus Nerve Electrical Stimulation (TENS), dan Upper Limb
Tesion Test (ULTT) .Modalitas yang diberikan kepada pasien diaharapkan mengurangi
nyeri pada kedua pergelangan dan jari-jari pasien , meningkatkan kekuatan otot pada
otot-otot penggerak wrist dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pasien
dengan menurunkan wrist and hand disability index.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pasien bernama Ny.S.D.H, usia 37 tahun ,dengan diagnosa medis Carpal
Tunnel Syndrome mengeluhkan nyeri saat menggunakan kedua tangannya
untuk menggenggam .Setelah melakukan terapi sebanyak 6 kali dengan
menggunakan Ultra Sound (US), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
(TENS), dan Upper Limb Tension Test (ULTT) terjadi hasil sebagai berikut :
3.1.1 Hasil pengukuran nyeri dengan NRS
Setelah 6 kali terapi terjadi penurunan nyeri tekan dan nyeri
gerak pada wrist dextra . Nyeri diam pada T1 0/10 dan pada T6 tetap
0/10 . Nyeri tekan pada T1 2/10 ada T6 turun menjadi 1/10 . Nyeri gerak
pada T1 6/10 pada T6 menjadi 3/10 . Pada wrist sinistra nyeri diam pada
4
T1 0/10 dan pada T6 tetap 0/10. Nyeri tekan pada T1 1/10 pada T6
menjadi 0/10, nyeri gerak pada T1 4/10 pada T6 menjadi 1/10.
Grafik 1. Hasil pengukuran nyeri dengan NRS pada wrist dextra
Grafik 2. Hasil pengukuran nyeri dengan NRS pada wrist sinistra
3.1.2 Hasil evaluasi kekuatan otot dengan MMT
Grafik 3. Hasil evaluasi kekuatan otot dengan MMT pada wrist dextra
0
2
4
6
8
T1 T2 T3 T4 T5 T6
nyeri diam nyeri tekan nyeri gerak
0
1
2
3
4
5
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Nyeri diam Nyeri tekan Nyeri gerak
0
1
2
3
4
5
T1 T2 T3 T4 T5 T6
fleksor wrist ekstensor wrist MCP fleksor MCP ekstensor
5
Grafik 4. Hasil evaluasi kekuatan otot dengan MMT pada wrist sinistra
Terjadi peningkatan kekuatan otot pada otot-otot penggerak
wrist dextra dan wrist sinistra . pada wrist sinistra nilai kekuatan otot
pada T1 adalah 4 dan pada T6 menjadi 5. Pada wrist dekstra nilai
kekuatan otot pada T1 adalah 3 dan pada T6 menjadi 4.
3.1.3 Hasil Evaluasi aktivitas fungsional menggunakan WHDI
Grafik 5. Hasil evaluasi skala fungsional dengan skala WHDI
0
1
2
3
4
5
6
T1 T2 T3 T4 T5 T6
fleksor wrist ekstensor wrist fleksor MCP MCP ekstensor
0
5
10
15
20
25
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Interpretasi
Interpretasi
6
Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali didapatkan hasil T1
dengan total nilai 20 yang berintepretasi moderate disability yang
berarti ketidak mampuan sedang . Pada T6 hasil kemampuan fungsional
menjadi 9 yang interpretasinya adalah minimal disability yang berarti
ketidakmampuan minimal.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Mekanisme Ultrasound (US)
Mekanisme pengurangan nyeri Carpal Tunnel Syndrome
dengan US dan mobilisasi saraf yaitu tahap pertama melalui US,
gelombang suara frekuensi tinggi diaplikasikan pada area yang
mengalami inflamasi. Gelombang suara diubah menjadi panas,sehingga
meningkatkan suhu dalam jaringan pergelangan tangan, terjadi
pelebaran pembuluh darah, penambahan jumlah oksigen yang dikirim
ke jaringan yang cidera, mempercepat proses penyembuhan jaringan.
Dengan terapi US, terjadi stimulasi perbaikan saraf, terdapat efek anti
inflamasi, sehingga dapat memfasilitasi pemulihan dari kompresi saraf
medianus (Watson, 2015)
3.2.2 Mekanisme Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Tingkat aktivasi sel T ditentukan oleh keseimbangan asupan dari
serabut berdiameter besar A beta dan A alfa serta serabut berdiameter
kecil A delta dan serabut C. Asupan dari serabut saraf berdiameter kecil
akan mengaktivasi sel T yang kemudian dirasakan sebagai keluhan
nyeri . Jika serabut berdiameter teraktifasi , hal ini juga akan
mengaktivasi sel T namun pada saat yang bersamaan impuls tersebut
juga dapat memicu sel SG yang berdampak pada penurunan asupan sel
T baik berasal dari serabut berdiameter besar maupun kecil. Dengan
kata lain asupan impuls dari serabut berdiameter besar maupun kecil
7
akan menutup gerbang dan akan membloking transmisi impuls dari
serabut aferen nosiseptor sehingga nyeri berkurang atau menghilang
(Tashani & Johnson, 2009).
Dengan mekanisme tersebut terjadi pengurangan nyeri menjalar
pada pergelangan tangan dan jari-jari pasien sehingga dengan
mekanisme tersebut dapat meningkatkan kekuatan otot pasien dan
meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pasien . Karena
penurunan kekuatan otot yang terjadi pada pasien disebabkan karena
nyeri menjalar yang dominan pada pergelangan tangan dan jari-jari
pasien.
3.2.3 Mekansme Upper Limb Tension Test (ULTT)
Teknik mobilisasi saraf yang digunakan adalah Upper Limb
Tension Test (ULTT) tipe 2a .Dimana teknik 2a ini digunakan untuk
memobilisasi saraf medianus. Dahulu ketegangan saraf digunakan
untuk menggambarkan disfungsi dari sistem saraf perifer. Baru-baru ini,
terjadi pergeseran dari mekanis. Murni alasan untuk memasukkan
konsep fisiologis seperti struktur dan fungsi sistem saraf.
Neurodinamik sekarang istilah yang lebih diterima mengacu pada
biomekanika terpadu,fisiologis, dan fungsi morfologi dari sistem saraf.
Terlepas dari konstruksi yang mendasarinya, sangat penting bahwa
sistem saraf dapat menyesuaikan dan adaptasi dengan mekanik beban,
dan terjadi peristiwa mekanis yang berbeda yaitu elongasi, geser,
perubahan cross-sectional, angulasi, dan kompresi. Jika mekanisme
pelindung dinamis ini gagal, sistem saraf rentan terhadap edema
saraf,iskemia, fibrosis, dan hipoksia, yang dapat menyebabkan
perubahan neurodinamika.
Ketika mobilisasi saraf digunakan untuk pengobatan yang
merugikan neurodinamik, tujuan utamanya adalah untuk mencoba
mengembalikan keseimbangan dinamis antara pergerakan jaringan
8
saraf dan mekanik sekitarnya , sehingga memungkinkan mengurangi
tekanan intrinsik jaringan saraf dan dengan demikian meningkatkan
fisiologis saraf tersebut. (Ellis & Hing, 2008)
Sehingga dengan diberikannya teknik mobilisasi saraf tipe 2a untuk
saraf medianus dapat mengurangi nyeri menjalar pada kedua
pergelangan tangan dan kedua jari jari pasien . Dengan berkurangnya
rasa nyeri menjalar tersebut , terjadi peningkatan kekuatan otot –otot
penggerak sendi wrist dan peningkatan kemampuaan aktivitas
fungsional pasien.
4.PENUTUP
4.1 Simpulan
Pentalaksanaan fisioterapi yang dilakukan sebanyak 6 kali pada kondisi Carpal
Tunnel Syndrome Bilateral dapat disimpulkan sebagai bahwa, Transcutaneus
Electrical Nerve Stimulation (TENS) , Ultra Sound (US) dan Upper Limb
Tension Test (ULTT) dapat mengurangi nyeri menjalar pada kedua pergelangan
tangan dan jari-jari pasien , meningkatkan kekuatan otot – otot penggerak wrist
dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional dengan menurunkan wrist
and hand disability index (WHDI).
4.2 Saran
Dari pemaparan karya tulis ilmiah ini , saran yang penulis dapat berikan antara
lain:
1. Untuk keluarga diharapkan terus memberikan semangat kepada
pasien dalam menjalani seluruh rangkaian pengobatan dan diharapkan
memberikan pengertian akan kondisi yang dihadapi pasien sekarang ini.
2. Untuk pasien diharapkan untuk terus berlatih walaupun tanpa
dampingan fisioterapis. Home program berupa ULTT seperti yang telah
9
diajarkan oleh terapis agar kodisi pasien lebih cepat membaik dan dapat
meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pasien .
DAFTAR PUSTAKA
Alfonso, C., Jann, S., Massa, R., & Torreggiani, A. (2010). Diagnosis, treatment and
follow-up of the carpal tunnel syndrome: A review. Neurological Sciences,
31(3), 243–252. https://doi.org/10.1007/s10072-009-0213-9
Aroori, S., & Spence, R. A. J. (2008). Carpal tunnel syndrome. The Ulster Medical
Journal, 77(1), 6–17. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18269111%5Cnhttp://www.pubme
dcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC2397020
F, S. S., Manhas, A., & Parekh, K. (2015). the Effect of the Upper Limb Tension
Test in the Management of Rom Limitation and Pain in Cervical
Radiculopathy. International Journal of Physiotherapy and Research, 3(3),
1065–1067. https://doi.org/10.16965/ijpr.2015.138
Garvick, S. J., & Reich, S. (2016). Carpal tunnel syndrome. Journal of the American
Academy of Physician Assistants, 29(9), 49–50.
https://doi.org/10.1097/01.JAA.0000491136.58273.57
Iyer, S., & Kim, H. J. (2016). Cervical radiculopathy, 272–280.
https://doi.org/10.1007/s12178-016-9349-4
Newington, L., Harris, E. C., & Walker-Bone, K. (2015). Carpal tunnel syndrome
and work. Best Practice and Research: Clinical Rheumatology, 29(3),
440–453. https://doi.org/10.1016/j.berh.2015.04.026
Ono, S., Clapham, P. J., & Chung, K. C. (2010). Optimal management of carpal
tunnel syndrome. International Journal of General Medicine, 3, 255–261.
https://doi.org/10.2147/IJGM.S7682
Page, M. J., O’Connor, D., Pitt, V., & Massy-Westropp, N. (2012). Therapeutic
ultrasound for carpal tunnel syndrome. Cochrane Database of Systematic
Reviews (Online), 1(1), CD009601.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD009601
Palmer, K. T. (2011). Carpal tunnel syndrome: The role of occupational factors. Best
Practice and Research: Clinical Rheumatology, 25(1), 15–29.
https://doi.org/10.1016/j.berh.2011.01.014
Petrover, D., & Richette, P. (2017). Treatment of carpal tunnel syndrome : from
ultrasonography to ultrasound guided carpal tunnel release. Joint Bone
10
Spine. https://doi.org/10.1016/j.jbspin.2017.11.003
Santana, L. S., Gallo, R. B. S., Ferreira, C. H. J., Duarte, G., Quintana, S. M., &
Marcolin, A. C. (2016). Transcutaneous electrical nerve stimulation
(TENS) reduces pain and postpones the need for pharmacological analgesia
during labour: a randomised trial. Journal of Physiotherapy, 62(1), 29–34.
https://doi.org/10.1016/j.jphys.2015.11.002
Setayesh, M., Zargaran, A., Sadeghifar, A. R., Salehi, M., & Rezaeizadeh, H.
(2018). New candidates for treatment and management of carpal tunnel
syndrome (CTS) based on Avicenna’s teachings in the Canon of Medicine.
Integrative Medicine Research, 1–10.
https://doi.org/10.1016/J.IMR.2018.02.003
Tashani, O., & Johnson, M. I. (2009). Transcutaneous electrical nerve stimulation
(TENS) a possible aid for pain relief in developing countries? Libyan
Journal of Medicine, 4(2), 62–65. https://doi.org/10.4176/090119
Thompson, J. F. (2016). Thoracic outlet syndromes. Surgery (Oxford), 34(4), 198–
202. https://doi.org/10.1016/j.mpsur.2016.02.009
Thurston, A. (2013). Carpal tunnel syndrome. Orthopaedics and Trauma, 27(5),
332–341. https://doi.org/10.1016/j.mporth.2013.08.003
Watson, T. (2015). Therapeutic Ultrasound. Http://Www.Electrotherapy.Org,
(2012), 1–18. Retrieved from
http://www.electrotherapy.org/assets/Downloads/Therapeutic_Ultrasound
_2015.pdf%0Ahttp://www.electrotherapy.org
Woods, W. W. (1978). Thoracic outlet syndrome. The Western Journal of Medicine,
128(1), 9–12. https://doi.org/10.1179/175361410X12652805807792