Post on 10-Apr-2016
description
PENAMBATAN KAPAL
1
Pada prinsipnya ada dua cara penambatan kapal:
• Dengan lambung kapal merapat pada dermaga
• Dengan Buritan kapal merapat pada dermaga
2
Lambung Kapal Merapat pada Dermaga• Umumnya dilakukan oleh kapal-kapal barang atau tangker berbagi tipe dengan maksud untuk mempermudah operasi bongkar/muat barang dengan pertolongan kran-kran dikapal atau yang ada didarat (dermaga). Disamping itu pengikatan dengan dermaga dapat dilakukan lebih sempurna terutama sangat menguntungkan pada perubahan-perubahan yang bergelombang atau arus/angin yang besar, sehingga operasi bongkar/muat barang tidak terganggu.
3
Kekurangannya :• Penambatan dengan cara ini akan memakan banyak tempat menurut panjang dermaga dan amat sukar menjauhkan kapal dari dermaga karena pengaruh angin ataupun arus.
4
Pengikatan kapal umumnya dilakukan seperti Gbr. 76
Keterangan : 1. Tros belakang2. Tros muka3. Spring belakang4. Spring muka5. Tros melintang6. Penguat melintang
5
• Penambatan (pengikatan) kapal di dermaga paling sedikit oleh empat tali yaitu tros muka (head line), tros belakang (stren line), spring muka (forespring) dan spring belakang (back spring). Kadang-kadang untuk kapal-kapal yang besar atau pada gelombang atau arus/angin besar ditambahkan tros melintang.
6
• Hubungan tros kedarat/dermaga umumnya dilakukan dengan tali buangan. Tali buangan dibuat dari tali manila atau misal dimana ujungnya diberi kantong pasir atau sebuah simpul tali sebagai pemberat.
• Pada akhir-akhir ini tali buangan dibuat dari nilon karena kecuali ringan juga jarang membelit dan lebih kuat. Pada saat kapal mendekati dermaga maka dilemparkan tali buangan dari kapal ke dermaga. Setelah ujung tali buangan sampai didarat maka ujung tali buangan yang berada dikapal diikatkan pada tali tros.
7
• Didarat orang menarik tali buangan dan bersamaan dengan itu kapal diarea (diukir). Jika ujung mata tali tros itu sampai didarat maka dimasukan kedalam bolder dan dari kapal tali tros tersebut di hibob (ditarik).
8
• Apabila kebetulan bolder (didermaga) yang akan digunakan telah dipakai oleh kapal lain, maka tali tros tersebut dimasukan dibawah mata dari tali tros kapal lain itu, kemudian baru dipasang di bolder. Cara ini dimaksudkan untuk mempermudah melepaskan tros oleh kapal yang terdahulu berangkat.
9
• Setelah tali tros cukup kencang maka penarikan di stroper dan dengan cepat dilepaskan lingkarannya dari split penggulung (capstan atau warping wich), kemudian dibelitkan secara menyilang dibolder. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan cepat karena fungsi stopper pada saat itu hanya untuk menahan tros, yang kencang untuk sementara saja.
10
Pemasangan tali pada bolder yang salah
• Pada Gambar salah karena gaya tarikan tali tros yang menahan kapal akan ditahan hanya oleh satu bolder saja hingga terjadi kopel gaya pada gaya pada bolder sehingga kemungkinan bolder tersebut akan tercabut
11
Pemasangan tali pada bolder yang benar
• Pada gambar dibawah benar ,yang akan menunjukkan bahwa gaya yang bekerja aka ditampung oleh kedua bolder sehingga tidak terjadi kopel gaya.
• Disamping itu ikatannya akan lebih kuat dan aman.
12
Cara bersandar pada lambung.• Umumnya kapal-kapal besar bersandar dengan mendapat bantuan kapal tunda. Kalau tidak ada kapal tunda gerakan harus dibuat sedemikian rupa sampai dekat dengan dermaga.
• Umumnya gerakannya dilakukan sedemikian:
13
1. Kapal mendekati dermaga dengan membentuk sudut dan kecepatan kecil, setelah pada jarak yang cukup tros depan dikirim ke darat dengan pertolongan tali buangan.
14
2.Pada posisi 2, mesin mundur setengah, kemudi diatur hingga buritan akan kekiri dan tros belakang dilempar kedarat dengan pertolongan tali buangan.
15
3. Pada posisi 3, mesin stop, tros muka dihibob (ditarik) menurut kebutuhan hingga haluan akan bergerak kedarat sedang buritan akan menjauh kelaut. Sewaktu tali belakang kencang maka titik putarnya berpindah dimana tali belakangnya terikat, sehingga timbul tegangan samping yang cukup berat. Kemudian tros belakang dihibob bergantian dengan tros depan. Agar pada waktu menghibob tali-tali ini, kapal tidak menggeser kemuka maupun kebelakang, maka dikirimkan spring muka dan belakang dan dipasang dibolder didarat
16
Cara bersandar dengan arus/angin kedarat
• Untuk menjaga kehanyutan yang besar, maka diketahui dengan sudut yang besar.
• Disamping itu agar lambung tidak merapat didermaga dengan kekuatan maka pada posisi 1 mesin stop dan lego jangkar kiri (apabila merapat dilambung kanan) pada jarak yang lebih panjang dari panjang kapal terhadap dermaga.
• Gunanya ialah agar pada waktu berangkat dapat dilaksanakan dengan mudah bila angin/arus tetap kencang dalam arahnya kedarat.
17
• Posisi 2, mesin stop arus/angin akan membawa buritan mendekati dermaga. Kemudian spring muka dilemparkan kedarat dengan pertolongan tali buangan, kemudian dihibob dengan capstan atau warpin winch. Setelah kencang, mesin maju pelan-pelan dan menjaga buritan tidak terlalu kencang lajunya kedarat.
18
Bolder (Bollard)• Pengikatan tali tambat dikapal ditempatkan di bolder dengan cara menyilang. Disamping itu kegunaan bolder untuk pengikatan pada waktu kapal ditarik oleh kapal tunda pada waktu masuk pelabuhan untuk penambatan atau oleh kapal lain. Tentu saja konstruksi bolder untuk pengikat tali pada waktu kapal ditarik (ditunda) lebih kuat dari bolder untuk tali tambat (mooring).
19
• Tipe bolder bermacam-macam tetapi paling sederhana yang sering digunakan dikapal adalah :
20
Fair leads and chock• Gunanya untuk mengurangi adanya gesekan antara tali dengan lambung kapal pada saat penambatan kapal dilakukan bentuk dan jenisnya bermacam-macam :
21
Warfing winch and Capstan• Untuk penarikan tali trost atau spring pada waktu pengikatan (penambatan) kapal di dermaga digunakan warping winch atau capstan. Tenaga penggeraknya listrik uap atau hidrolik.
22
• Ukuran elektrik warping winch dengan kapasitas angkat dari 1.5 s/d 7 ton sebagai berikut : Gbr. 75
23
SEKIAN TERIMA KASIH