Post on 10-Feb-2018
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 37 TAHUN 2000TENTANG
DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan diperlukan penyelenggaraan pembinaan bidang kesehatan di
lingkungan Pemerintahan Propinsi sesuai kewenangan dan ketcntuan
berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan penataan kembali
Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor
20 tahun 1994 ;
b. bahwa penataan Organisasi Dinas Kesehatan merupakan
penggabungan Kewenangan antara urusan / kewenangan yang
ditangani Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Timur
dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi
Jawa Timur juncto Undang-undang Nonior 18 Tahun 1950 tentang
Mengadakan Perubahan Dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2
dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara tahun
1950 Nomor 32);
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor
3495);
3. Undang-undang Nomor 22 tahtm 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3839, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 60) ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun.. 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
3952);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2000 tentang
Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
65);
6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-
undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan
Presiden (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 70).
Dengan Persetujuan
DEWAN PERVVAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR,
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS
KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur;
b. Gubernur, adalah Gubernur Propinsi Jawa Timur;
c. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur;
d. Dinas Kesehatan , adalah Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur ;
e. Kepala Dinas Kesehatan , adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur;
f. Wakil Kepala Dinas Kesehatan, adalah Wakil Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur;
g. Kesehatan, adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis;
h. Tenaga Kesehatan, adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
i. Alat Kesehatan, adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh ;
j. Obat Tradisional, adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yung secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman;
k. Zat Adiktif, adalah bahan selain narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis ;
l. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disingkat JPKM, adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan
kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan
kekeluargaan, yang berkesinarnbungan dan dengan mutu yang terjamin
serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya ;
m. Balita, adalah anak golongan umur 0 - kurang 60 bulan ;
n. Anak, adalah golongan Umur diatas 5 - 21 tahun dan belum menikah;
o. Kesehatan Matra, adalah upaya kesehatan yang meliputi kesehatan
lapangan (kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan dalam
bencana alam, kesehatan dibumi perkemahan), kesehatan kelautan dan
bawah air, kesehatan kedirgantaraan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal dalam matra yang serba berubah, yang
didukung oleh pelayanan kesehatan dasar ataupun rujukan ;
p. Kesehatan Khusus, adalah upaya kesehatan yang meliputi program
kesehatan indera, kesehatan tradisional, kesehatan olah raga, kesehatan
kerja, serta penyakit tidak menular termasuk kesehatan jiwa, gigi dan
mulut, kanker yang dilaksanakan oleh pengelola program yang
bersangkutan pada setiap jenjang administrasi, dan mencakup
pengelolaannya oleh institusi kesehatan khusus (Rumah Sakit Khusus,
Balai pengobatan khusus, Poliklinik khusus) baik pemermtah maupun
svvasta :
q. Surveilans Epidemiologi, adalah kegiatan mengamati timbulnya penyakit
dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada
masyarakat, yang dilakukan secara terus menerus, tepat dan
menyeluruh ;
r. Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timblnya
atau meningkamya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3
s. Wabah, adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka;
t. Penyehatan Air, adalah upaya di dalam meningkatkan kualitas air dan
pengelolaan air sehingga pemanfaatan air bagi manusia tidak
mengganggu kesehatan, bebas dari kuman yang merugikan kesehatan ;
u. Pengamanan Limbah, adalah upaya untuk pengelolaan limbah sehingga
limbah tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat, meliputi juga limbah medis di rumah sakit, laboratorium dan
lain-lain ;
v. Penyehatan Lingkungan, adalah merupakan upaya dalam meningkatkan
kualitas lingkungan sehingga bebas dari resiko yang membahayakan
kesehatan dan keselamatan hidup, agar dicapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal ;
w. Pelayanan Kesehatan Dasar, adalah pelayanan di bidang kesehatan
yang dititik beratkan pada upaya promosi, pencegahan dan
penyembuhan penderita pada tingkat pertama, termasuk pemeriksaan
laboratorium sederhana ;
x. Pelayanan Kesehatan RujuKan, adalah pelayanan dibidang kesehatan
yang sifatnya spesialistik/sub spesialistik dengan titik berat padu upaya
pengembangan tingkat lanjut dan rehabilitatif;
y. Pelayanan Kesehalan Penunjang, adalah pelayanan di bidang kesehatan
yang silatnya menunjang kelancaran pelayanan yang dilakukan oleh
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujiikan, pelayanan
kesehatan khusus dan malra;
z. Narkotika, adalah alat alan obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
keterganlungan ;
aa.Psikotropika, adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektil' pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada akvilltas
mental dan perilaku ;
bb.Tenaga Kesehatan Strategis, adalah tenaga kesehatan yang langka/
produksi tenaga kesehatan sedikit tetapi dibutuhkan, tenaga kesehatan
spesialis, tenaga yang di produksi cukup tetapi perlu pengaturan
pendistribusiannya;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4
cc. Tehnologi Kesehatan, adalah suatu upaya dalam menir.gkatkan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan peratatan tehnik maupun
cara/metoda tepat guna kesehatan ;
dd.Sertifikasi, adalah suatu pengakuan terhadap usaha di bidang
kesehatan/teknologi dibidang kesehatan berdasarkan klasitlkasi dan
kualifikasi yang ditetapkan ;
ee.Unit Fungsional, adalah unsur pelaksana yang melaksanakan fungsi-
fungsi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yang akan ditetapkan
sesuai kebutuhan;
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana pemerintah Propinsi di
bidang kesehatan ;
(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggimg jawab
kepada Gubemur melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 3
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang kesehatan.
Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 3, Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi :
a. perencanaan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan pengumpulan
data, pengolahan data, penilaian dan penyusunan rencana untuk
melaksanakan tugas ;
b. penetapan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan;
c. pengelolaan dan pemberun ijin sarana dan prasarana kesehatan
khusus seperti : Rumah Sakit jiwa, Rumah Sakit kusta dan Rumah Sakit
kanker;
d. pemberian sertitikasi teknologi kesehatan dan gizi;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5
e. pengamatan penyakit/surveilans epidemiologi serta penangglllangan
wabah penyakit dan kejadian luar biasa ;
f. penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga
kesehatan tertentu antar Kab./Kota serta penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
g. penetapan sistem kesehatan Propinsi;
h. perencanaan dan pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar sangat
esensial;
i. pengawasan aspek/dampak perencanaan tata ruang dan pembangunan
terhadap kesehatan ;
j. pembinaan dan pengawasan penerapan kebijakan, standard, pedoman
dan pengaturan bidang kesehatan ;
k. perijinan dan akreditasi upaya/sarana kesehatan serta sistem
pembiayaan kesehatan skala propinsi;
l. penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi lintas
Kabupaten/Kota;
m. penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan lintas Kabupaten/Kota;
n. penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan termasuk kesehatan
pelabuhan domestik;
o. pelaksanaan registrasi dan uji dalam rangka sertifikasi tenaga
kesehatan;
p. pendayagunaan tenaga kesehatan ;
q. pelaksanaan ketatausahaan;
r. pengawasan dan pengendalian upaya-upaya kesehatan.
BAB III
ORGAN ISAS I
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri atas :
a. Kepala Dinas ;
b. Wakil Kepala Dinas ;
c. Bagian Tata Usaha ;
d. Sub Dinas Penyusunan Program ;
e. Sub Dinas Pelayanan Kesehatan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6
f. Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan ;
g. Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi ;
h. Sub Dinas Pemberdayaan Sumberdaya ;
i. Sub Dinas Farmasi, Makanan dan Minurnan ;
j. Kelompok Jabatan Fungsional ;
k. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
(2) Bagian dan masing-masing Sub Dinas dipimpin oleh seorang Kepala
Bagian dan Kepala Sub Dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
Bagian Kedua
Kepala dan Wakil Kepala Dinas
Pasal 6
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi dan
pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan.
Pasal 7
Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas :
a. mewakili Kepala Dinas dan memimpin Dinas Kesehatan apabila Kepala
Dinas berhalangan ;
b. memimpin kegiatan pengawasan interen Dinas ;
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bagian Ketiga
Bagian Tata Usaha
Pasal 8
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
tata laksana, hukum dan hubungan masyarakat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7
Pasal 9
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Bagian
Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. pengelolaan urusan surat-menyurat, kearsipan, keprotokolan, kerumah
tanggaan, ketertiban, keamanan, penyelenggaraan rapat dan perjalanan
dinas ;
b. pengelolaan barang dan perlengkapan ;
c. pengelolaan urusan kepegawaian ;
d. pengelolaan urusan keuangan ;
e. pengelolaan ketatalaksanaan ;
f. fengelolaan urusan hukum dan hubungan masyarakat;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pasal 10
(1) Bagian Tata Usaha terdiri atas :
a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan ;
b. Sub Bagian Keuangan ;
c. Sub Bagian Kepegawaian ;
d. Sub Bagian Hukum dan Tata Laksana ;
(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Tata Usaha.
Pasal 11
(1) Sub Bagian Umum dan Perjengkapan mempunyai tugas :
a. melaksanakan urusan surat menyurat, pengetikan dan penggandaan;
b. melaksanakan tata usaha kearsipan;
c. melaksanakan pengelolaan perjalanan dlinas dan keprotokolan;
d. melaksanakan penyelenggaraan rapat dinas;
e. menyusun rencana kebutuhan dan tata usaha pengelolaan barang;
f. melaksanakan pemeliharan dan pengadaan barang inventaris ;
g. melaksanakan tugas-tug:is lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8
(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. melaksanakan tata usaha keuangan untuk anggaran rutin dan
pembangunan;
b. melaksanakan pengelolaan keuangan dan pembayaran gaji pegawai;
c. menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
d. melakukan veriflkasi dan bimbingan dalam rangka pertanggung
jawaban keuangan anggaran rutin dan pembangunan;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
(3) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :
a. menyelenggarakan tata usaha kepegawaian ;
b. menyelenggarakan administrasi kepegawaian dalam rangka
mutasi kepegawaian ;
c. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai;
d. menyiapkan bahan dalam rangka upaya peningkatan di.Mplm
pegawai danpemberian hak-hak pegawai ;
e. mengurus kesejahteraan pegawai ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
(4) Sub Bagian Hukum dan Tata Laksana mempunyai tugas :
a. melaksanakan advokasi hukum kaitannya dengan pelaksanaan
tugas dinas ;
b. menyiapkan bahan untuk pembuatan produk hukum kedinasan
c. memberikan asistensi hukum terhadap permasalahan pelaksanaan
tugas ;
d. menyiapkan bahan untuk jumpa pers ;
e. melakukan koordinasi kehumasan dengan instansi terkait
f. melakukan penerbitan berkala tentang informasi umum kedinasan ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
Bagian Keempat
Sub Dinas Penyusunan Program
Pasal 12
Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai tugas menyusun dan
merumuskan kebijaksanaan teknis, menyusun program-program kesehatan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9
prioritas dan perencanaan anggaran, melaksanakan kegiatan pembinaan,
pemantauan, dan penilaian terhadap program dan proyek pembangunan
kesehatan, pengembangan kelembagaan dan kebutuhan tenaga kesehatan,
mengumpulkan data dan menyusun informasi kesehatan, serta
melaksanakan dan mengkoordinasikan upaya-upaya
penelitian/pengembangan program kesehatan.
Pasal 13
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,
Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan dan penyajian serta diseminasi informasi
kesehatan ;
b. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit orgamsasi di
lingkungan Dinas Kesehatan dalam rangka pennyusunan kegiatan
program dan anggaran
c. penyusunan sistem kesehatan Propinsi;
d. penyusunan rencana progam dan penyusunan anggaran ;
e. penyusunan laporan pertanggungjawaban program dan anggaran serta
penyajian atas kegiatan beserta hasil-hasilnya;
f. penyusunan dan pengembangan kelembagaan serta kebutuhan
tenaga kesehatan ;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan program kesehatan ;
h. pengawasan dan pengend.llian pelaksanaan program dan anggaran ;
i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 14
(1) Sub Dinas Penyusunan Program terdiri atas :
a. Seksi Pengumpulan Data dan Informasi;
b. Seksi Penyusunan Program dan Anggaran ;
c. Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Kebutuhan Tenaga
Kesehatan ;
d. Seksi Penelitian dan Pengembangan Program ;
(2) Masing - masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Penyusunan
Program.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 10
Pasal 15
(1) Seksi Pengumpulan Data dan Informasi mempunyai tugas:
a. mengumpulkan, mengolah, dan mensistematasasikan data dalam
rangka perumusan dan penyusunan program maupun sebagai bahan
informasi kesehatan ;
b. mengolah dan menganalisa data guna bahan untuk pembinaan,
pelaksanaan kegiatan kesehatan dan penyusunan program ;
c. menyusun, mengolah dan menyajikan data sebagai informasi
kesehatan, untuk bahan monitoring dan evaluasi;
d. menyusun laporan tahunan, laporan pertanggung jawaban
program dan proyek ;
e. mengembangkan jaringan informasi kesehatan ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Penyusunan Program.
(2) Seksi Penyusunan Program dan Anggaran mempunyai tugas :
a. mengkoordinasikan penyusunan sistem kesehatan Propinsi ;
b. mengkoordinasikan rencana program, kegiatan dan anggaran dari
unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan;
c. melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka analisis
dan penilaian pelaksanaan program dan anggaran ;
d. menghimpun, mengolah, mengkaji dan meneliti data dalam rangka
penyusunan rencana program dan anggaran kesehatan ;
e. membuat umpan balik hasil penyusunan dan penetapan anggaran
gun a perencanaan program dan anggaran untuk tahun berikutnya;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Penyusunan Program.
(3) Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Kebutuhan Tenaga
Kesehatan mempunyai tugas :
a. melaksanakan kajian/ analisis pengembangan kelembagaan
kesehatan ;
b. menyiapkan bahan/pengumpulan data dalam rangka pengembangan
kelembagaan organisasi Dinas Kesehatan dan UPT;
c. menjabarkan pedoman / standard kebutuhan tenagakesehatan ;
d. menyusun tata hubungan kerja antar unit dilingkungan Dinas ;
e. menyusun prosedur dan mekanisme kerja dilingkungan Dinas ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Penyusunan Program.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 11
(4) Seksi Penelitian dan Pengembangan Program mempunyai tugas :
a. merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan
program ;
b. mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan dari unit-unit lain ;
c. menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada
lintas program dan lintas sektor yang terkait;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Penyusunan Program.
Bagian Kelima
Sub Dinas Pelayanan Kesehatan
Pasal 16
Sub Dinas Pelayanan Kesehatan, mempunyai tugas menyusun
perencanaan, kebijaksanaan teknis operasional, mengembangkan pedoman
dan standard pelayanan, menjabarkan pedoman teknis, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian serta memfasilitasi program pelayanan
kesehatan dasar, rujukan, penunjang dan pelayanan kesehatan khusus
yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota dan Propinsi.
Pasal 17
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
Sub Dinas Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penjabaran dan pengembangan pedoman standard pelayanan
kesehatan ;
b. perencanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan dasar, rujukan, penunjang dan khusus;
c. pelaksanaan advokasi-kpordinasi dengan lintas sektor, institusi
kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat skala Propinsi;
d. penggerakan upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan ;
e. pemberian izin dan akreditasi upaya/sarana pelayanan kesehatan;
f. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pedoman dan
standard pelayanan kesehatan ;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 12
Pasal 18
(1) Sub Dinas Pelayanan Kesehatan terdiri atas :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar ;
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan ;
c. Seksi Pelayanan Kesehatan Penunjang ;
d. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus.
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pelayanan
Kesehatan.
Pasal 19
(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar mempunyai tugas:
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis
operasional pelayanan kesehatan dasar ;
b. menyusun pedoman pelaksanaan dan menjabarkan standardisasi
pelayanan kesehatan dasar ;
c. melaksanakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan dasar;
d. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan kebijakan, standard, pedoman dan pengaturan pelayanan
kesehatan dasar ;
e. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pelayanan Kesehatan .
(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis
operasional pelayanan kesehatan rujukan ;
b. menyusun pedoman pelaksanaan dan menjabarkan standardisasi
pelayanan kesehatan rujukan
c. melaksanakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan rujukan ;
d. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan kebijakan, standar, pedoman dan pengaturan pelayanan
kesehatan rujukan ;
e. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pelayanan Kesehatan .
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 13
(3) Seksi Pelayanan Kesehatan Penunjang
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis
operasional pelayanan kesehatan penunjang;
b. menyusun pedoman pelaksanaan dan menjabarkan standardisasi
pelayanan kesehatan penunjang ;
c. melaksanakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan penunjang;
d. melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan ;
e. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pelayanan Kesehatan .
(4) Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis
operasional pelayanan kesehatan khusus ;
b. menyusun dan menjabarkan pedoman pelayanan kesehatan khusus;
c. melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan pengendalian
penerapan kebijakan, standard , pedoman dan pengaturan pelayanan
kesehatan khusus termasuk pengobatan tradisonal/ alternatif;
d. melaksanakan perizinan dan akreditasi sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan khusus;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pelayanan Kesehatan .
Bagian Keenam
Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
Pasal 20
Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan
kebijaksanaan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pombinaan
pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan dan surveilans
epidemiologi, pemberantasan penyakit, penyehatan air dan pengamanan
limbah serta penyehatan lingkungan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 14
Pasal 21
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Sub
Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
mempunyai fungsi:
a. penyusunan perencanaan dalam pencegahan, pemberantasan penyakit
dan penyehatan lingkungan;
b. penyusunan dan penjabaran pedoman pelaksanaan program
pencegahan, surveilans epidemiologi, pemberantasan penyakit,
penanggulangan wabah, KLB, serta penyehatan lingkungan;
c. penyelenggaraan program pencegahan, pemberantasan penyakit serta
penyehatan lingkungan termasuk kesehatan pelabuhan domestik ;
d. penyelenggaraan surveilans epidemiologi, penanggulangan kejadian luar
biasa dan wabah lintas Kabupaten/ Kota;
e. penyelenggaraan pengamanan kesehatan matra dan pengelolaan
karantina serta kesehatan pelabuhan;
f. pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit yang potensial
menjadi wabah ;
g. pengawasan aspek/ dampak perencanaan tata ruang dan pembangunan
terhadap kesehatan;
h. pembinaan, pengawasan dan pengendalian penerapan kebijakan,
standar, pedoman dan pengaturan upaya pencegahan, pemberantasan
penyakit dan penyehatan lingkungan;
i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 22
(1) Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan terdiri dari :
a. Seksi Pencegahan dan Surveilans Epidemiologi;
b. Seksi Pemberantasan Penyakit;
c. Seksi Penyehatan Air dan Pengamanan Limbah ;
d. Seksi Penyehatan Lingkungan ;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang bdrada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 15
Pasal 13
(1) Seksi Pencegahan dan Surveilans Epidemiologi mempunyai tugas:
a. menyusun rencana operasional pencegahan dan surveilans
epidemiologi skala Propinsi;
b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis operasional pencegahan dan surveilans epidemiologi;
c. melaksanakan surveilans epidemiologi, penang-gulangan kejadian
luar biasa dan wabah ;
d. menyelenggarakan kegiatan pengelolaan vaksin ;
e. menyelenggarakan kegiatan pengamanan kesehatan matra,
karantina dan kesehatan pelabuhan skala Propinsi ;
f. mengembangkan model operasional pencegahan dan surveilans
epidemiologi ;
g. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan
pencegahan dan surveilans epidemiologi;
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
(2) Seksi Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas:
a. menyusun rencana operasional pemberantasan penyakit skala
Propinsi;
b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis operasional pemberantasan penyakit;
c. mengembangka model operasional pemberantasan penyakit ;
d. melaksanakan pemberantasan penyakit pengamatan vektor dan
binatang perantara penular penyakit skala Propinsi;
e. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan
pemberantasan penyakit;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
(3) Seksi Penyehatan Air dan Pengamanan Limbah mempunyai tugas :
a. menyusun rencana operasional penyehatan air dan pengamanan
limbah ;
b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis penyehatan air dan pengamanan limbah;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 16
c. melakukan kerjasama dengan Kabupaten/Kota dalam upaya
penyehatan air dan pengamanan limbah ;
d. menyelenggarakan laboratorium penyehatan air dan pengamanan
limbah skala Propinsi;
e. melaksanakan pemantauan kualitas air bersih skala Propinsi;
f. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian upaya-
upaya penyehatan air dan pengamanan limbah;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
(4) Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas :
a. menyusun rencana operasional penyehata lingkungan;
b. menjabarkan pedoman, membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis penyehatan lingkungan ;
c. menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan termasuk kesehatan
pelabuhan domestik;
d. menyusun pedoman dan lata cara perijinan laik sehat, pengawasan
penyehatan makanan dan jasaboga ;
e. melaksanakan kerjasama lintas sektor didalam melaksanakan
pemantauan dan pimgawasan program penyehatan lingkungan
termasuk pemberian izin pengawasan pestisida terbatas;
f. melaksanakan pembinaan. pengawasan dan pengendalian dan
penilaian penyehatan lingkungan di daerah lintas Kabupaten/Kota
dalam upaya menanggulangi atau mengurangi akibat buruk dari
pengaruh lingkungan ;
g. melaksaiiakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Bagian Ketujuh
Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi
Pasal 24
Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas menyusun
perencanaan, kebijaksanaan teknis operasional, penjabaran pedoman
pelaksanaan dan standard pelayanan kesehatan keluarga dan gizi,
termasuk kesehatan reproduksi yang diselenggarakan di Kabupaten/Kota
dan Propinsi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 17
Pasal 25
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Sub
Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai liingsi :
a. percncanaan program dan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi;
b. penyusunan dan penjabaran pedoman dan standard pelayanan serta
manajemen program kesehatan keluarga dan gizi;
c. penyelenggaraan advokasi dan koordinasi lintas sektor lembaga
swadaya dan organisasi terkait dengan upaya kesehatan keluarga dan
gizi skala propinsi;
d. penyelenggaraan sistem kewaspadaan pangan dan gizi skala propinsi;
e. penggerakan dan upaya peningkatan mutu kesehatan keluarga dan gizi;
f. pembinaan, pengawasan dan pengendalian, penerapan kebijakan,
pedoman dan standard pelayanan kesehatan keluarga dan gizi;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 26
(1) Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi terdiri atas :
a. Seksi Kesehatan Ibu dan Balita ;
b. Seksi Kesehatan Reproduksi;
c. Seksi Kesehatan Anak Usia Sekolah, Remaja dan Usia Lanjut;
d. Seksi Gizi;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Kesehatan
Keluarga dan Gizi.
Pasal 27
(1)Seksi Kesehatan Ibu dan Balita mempunyai tugas :
a. menyusun pereneanaan operasional kesehatan ibu dan balita;
b. menyusun dan menjabarkan pedoman, standard pelayanan dan
manajemen program Kesehatan Ibu dan balita. ;
c. menyelenggarakan advokasi dan koordinasi lintas sektor, organisasi
profesi, institusi pendidikan serta Lembaga Swadaya Masyarakat
yang terkait skala Propinsi ;
d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan kebijakan pelaksanaan pedoman standard dan
pengaturan pelayanan kesehatan Ibu dan balita ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 18
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi.
(2) Seksi Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan operasional
pelayanan kesehatan reproduksi ;
b. menyusun dan menjabarkan pedoman, standard pelayanan dan
manajemen program kesehatan reproduksi ;
c. menyelenggarakan advokasi dan koordinasi kesehatan reproduksi
lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan serta Lembaga
Swadaya Masyarakat yang terkait ;
d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan kebijakan, pelaksanaan
e. pedoman, standard dan pengaturan pelayanan kesehatan reproduksi;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi.
(3) Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis
operasional pelayanan kesehatan anak usia sekolah, remaja dan usia
lanjut;
b. menyusun dan menjabarkan pedoman, standard pelayanan
kesehatan anak usia sekolah, remaja dan usia lanjut;
c. menyelenggarakan advokasi dan koordinasi lintas sektor,
organisasi profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait;
d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan kebijakan pelaksanaan pedoman, standard dan
pengaturan pelayanan kesehatan anak usia sekolah, remaja dan usia
lanjut ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Kesehatan Keluarga dan Gizi
(4) Seksi Gizi mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kebijaksanaan teknis
operasional pelayanan gizi;
b. menyusun dan memabarkan pedoman, standard pelayanan dan
manajemen program gizi;
c. melaksanakan adovokasi dan koordinasi lintas sektor, organisasi
profesi serta Lembaga Swadaya Masyarakat skala Propinsi;
d. melaksanakan sosialisasi standard dan pedoman ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 19
e. menyelenggarakan sistem kewaspadaan pangan dan gizi secara
lintas sektor;
f. meiaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penerajun
kebijakan, pelaksanaan pedoman, standard dan pengaturan
pelayanan gizi;
g. meiaksanakan tugas-lugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Kesehatan Keluarga dan Gizi.
Bagian Kedelapan
Sub Dinas Pemberdayaan Sumber Daya
Pasal 28
Sub Dinas Pemberdayaan Sumber Daya mempunyai tugas menyusun
perencanaan, merumuskan kebijaksanaan teknis operasional, menetapkan
pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan, melaksanakan registrasi
dan uji dalam rangka sertifikasi tenaga kesehatan, fasilitasi pendayagunaan
tenaga kesehatan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian promosi
kesehatan, upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, mobilisasi dana
dan peningkatan mutu tenaga kesehatan.
Pasal 29
Untuk meiaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Sub
Dinas Pemberdayaan Sumberdaya mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kegiatan promosi kesehatan dan gizi serta
pemberdayaan sumberdaya kesehatan ;
b. perencanaan dan pengembangan sarana, media dan metoda promosi
kesehatan ;
c. penyusunan pedoman dan pengembangan promosi kesehatan dan gizi;
d. penyusunan dan penjabaran pedoman penyuluhan dan kampanye
kesehatan dan gizi;
e. penyusunan dan penjabaran pedoman pendekatan kemitraan dan
penggerakan peran serta masyarakat;
f. pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan gizi serta upaya
keseahtan bersumberdaya masyarakat skala Propinsi;
g. penyelenggaraan akreditasi upaya pembiayaan kesehatan termasuk
JPKM;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 20
h. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penerapan
kebijakan pedoman, standard dan pengaturan pemberdayaan
surnberdaya;
i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepal Dinas.
Pasal 30
(1) Sub Dinas Pemberdayaan Sumberdaya terdiri atas :
a. Seksi Promosi Kesehatan ;
b. Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat;
c. Seksi Mobilisasi Dana ;
d. Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Akreditasi;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Pemberdayaan Sumberdaya.
Pasal 31
(1) Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas :
a. menyusun rencana kegiatan dan menjabarkan pedoman promosi
bidang kesehatan ;
b. melaksanakan pengembangan media dan kegiatan promosi
kesehatan ;
c. Melaksanakan kegiatan promosi bidang kesehatan ;
d. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegialan
promosi hidang kesehatan;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pemberdayaan Sumberdaya.
(2) Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat mempunyai tugas :
a. menyusun rencana kegiatan dan menjabarkan pedoman
pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM);
b. menjalin kemitraan dengan lintas sektor, lintas program, Iembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dan (dunia usaha dalam hal
pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM);
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 21
c. mengembangkan komunikasi berkelanjutan dengan sekior terkait
dalam pengembangan UKBM dan kemitraan lintas sektor dan
Lembaga Swadaya Masyarakat ;
d. melaksanakan pambinaan, pengawasan dan pengendalian
pengembangan UKBM dan kemitraan lintas sektor dan lembaga
Swadaya Masyarakat;
e. melaksanakan tugas-tuas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pemberdayaan Sumberdaya.
(3) Seksi Mobilisasi Dana mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan menjabarkan pedoman pengembangan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakal (JPKM);
b. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM);
c. melaksanakan akreditasi Badan Pelaksana dan pemberi pelayanan
kesehatan JPKM;
d. membantu penyelesaian masalah/pertikaian antar komponen JPKM
dan masalah yang menyangkut lintas Kabupaten/Kota;
e. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta
advokasi penerapan rasionalisasi tarif;
f. melaksanakan pemantauan dan penilaian kegiatan pengembangan
mobilisasi dana ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pemberdayaan Sumberdaya.
(4) Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Akreditasi mempunyai
tugas:
a. menyusun dan menjabarkan pedoman mutu dan pengembangan
standar tenaga kesehatan di unit pelayanan kesehatan ;
b. melaksanakan perencannan, rekrutmen, dan distribusi tenaga
kesehatan strategis lintas Kabupaten/Kota ;
c. melaksanakan akreditasi pelatihan tenaga kesehatan dan institusi
pendidikan kesehatan ;
d. melaksanakan pembmaan, pengembangan, dan perijinan,
penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan ;
e. melaksanakan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan dalam
rangka peningkatan fungsi dan karier
f. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian tenaga
kesehatan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 22
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Pemberdayaan Sumberdaya.
Bagian Kesembilan
Sub Dinas Farmasi Makanan Dan Minuman
Pasal 32
Sub Dinas Farmasi Makanan dan Minuman mempunyai tugas menyusun
perencanaan, merumuskan kebijakan teknis operasional dan melaksanakan
pembinaan teknis produksi, pengadaan, distribusi, penggunaan sediaan
farmasi, narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya dan bahan berbahaya,
kosmetika, alat kesehatan, makanan dan minuman.
Pasal 33
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Sub
Dinas Farmasi Makanan dan Minuman mempunyai fungsi:
a. penjabaran kebijakan tentang obat, alat kesehatan, makanan-minuman,
narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya, obat tradisional. dan
kosmetika;
b. penjabaran pedoman perizinan dan akreditasi usaha/pengelolaan obat,
alat kesehatan, makanan-minuman, narkotika, psikotropika, zat adiktif
lainnya dan obat tradisional, serta kosmetika ;
c. perencanaan, pengadaan dan pendistribusian obat pelayanan kesehatan
dasar sangat esensial skala Propinsi;
d. pemantauan dan evaluasi usaha/pengelolaan obat, alat kesehatan,
makanan-minuman, narkotika, psikotropika zat adiktif lainnya dan obat
tradisional, serta kosmetika yang telah terakreditasi;
e. pembinaan dan pengendalian obat, alat kesehatan, makanan-minuman,
narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya dan obat tradisional serta
kosmetika;
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 34
(1) Sub Dinas Farmasi Makanan dan Minuman terdiri atas :
a. Seksi Obat dan Alat Kesehatan ;
b. Seksi Makanan dan Minuman ;
c. Seksi Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 23
d. Seksi Obat Tradisional dan Kosmetika ;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Farmasi
Makanan dan Minuman.
Pasal 35
(1) )Seksi Obat dan Alat Kesehatan mempuyai tugas :
a. menjabarkan kebijaksanaan operasional tentang obat dan alat
kesehatan
b. menyusun pedoman perizinan dan pemberian izin usaha akreditasi
usaha/pengelolaan obat dan alat kesehatan ;
c. merencanakan, pengadnan dan pendistribusian obat dan alat
kesehatan ;
d. melakukan pembinaan, dan pengendalian obat dan alat kesehatan ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.
(2) Seksi Makanan dan Minuman.mempunyai tugas :
a. menetapakan kebijaksanaan operasional tentang makanan dan
minuman
b. menyusunan pedoman pengawasan mutu usaha/ pengelolaan
makanan dan minuman ;
c. memberikan sertifikasi usaha/pengelolaan makanan dan minuman
yang terakreditasi;
d. melakukan pembinaan dan pengendalian usaha/ pengelolaan
makanan dan minuman ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.
(3) Seksi Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif mempunyai tugas:
a. menyusun perencanaan operasional, program pembinaan dan
pengenilalian narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya ;
b. menetapkan kebijaksanaan operasional tentang narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya ;
c. melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang
narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya dan bahan berbahaya;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 24
(4) Seksi Obat Tradisional dan Kosmetika mempunyai tugas :
a. menetapkan kebijaksanaan operasional tentang obat tradisional dan
kosmetika;
b. menyusun penjabaran pedoman perizinan dan akreditasi
usaha/pengelolaan obat tradisional dan kosmetika;
c. melakukan pembinaan, dan pengendalian obat tradisional dan
kosmetika;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Farmasi Makanan dan Minuman.
Bagian Kesepuluh
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 36
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas teknis Dinas Kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kebutuhan.
Pasal 37
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud clalam Pasal 36
terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya;
(2) Kelompok Jabatan Funj.'sional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dikoordmasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan
oleh Gubemur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas;
(3) Jumlah Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
(4) Pembinaan terhadap Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 25
Bagian Kesebelas
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pasal 38
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah Unsur Pelaksana Dinas
Kesehatan dalam melaksanakan fungsi pelayanan bidang kesehatan.
(2) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kcpada Kepala Dinas ;
(3) UPTD dibentuk berdasarkan kebutuhan dan kemampuan Daerah serta
berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 39
UPTD Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto ;
b. Rumah Sakit Paru Batu Malang, Jember dan Dungus Madiun ;
c. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Surabaya ,
Madiun dan Pamekasan ;
d. Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat Bendul Merisi Surabaya;
e. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya;
f. Balai Materia Medica Batu Malang ;
g. Akademi Kesehatan terdiri dari:
- Akademi Gizi Surabaya
- Akademi Perawat Madiun
Pasal 40
(1) Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya untuk penyembuhan, pemulihan
kesehatan dan pencegahan di bidang penyakit kusta secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan, melakukan kegiatan pcnyuluhan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan.
(2) Susunan Organisasi Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Direklur Rumah Sakit Kusta ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 26
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Program dan Rekam Medis ;
d. Seksi Pelayanan;
e. Seksi Perawatan ;
f. Instalasi ;
g. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional.
Pasal 41
(1) Rumah Sakit Paru mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya untuk penyembuhan, pemulihan kesehatan dan
pencegahan di bidang penyakit paru secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, melakukan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan
pengembangan.
(2) Susunan Organisasi Rumah Sakit Paru sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas :
a. Direktur Rumah Sakit Kusta ;
b. Sub Bagian Tata Usaha Umum ;
c. Seksi Medis dan Perawatan ;
d. Seksi Keuangan ;
e. Instalasi ;
f. Unit Pelaksana Fungsional ;
g. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional.
Pasal 42
(1) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru mempunyai tugas
pemberantasan penyakit paru melalui penyuluhan kesehatan paru,
menetapkan diagnosis, mengobati dan merawat penderita serta
melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan, pemberantasan
dan pengobatan penyakit paru ;
(2) Susunan Organisasi Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
Paru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai Pemberantasan Penyakit Paru ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Diagnosa;
d. Seksi Pengobatan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 27
e. Seksi Penunjang Medis ;
f. Kelompok Fungsional.
Pasal 43
(1) Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
pelatihan dibidang kesehatan bagi pegawai kesehatan dan masyarakat,
pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan
dan pcngembangan sumberdaya kesehatan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
(2) Susunan Organisasi Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat;
b. Sub Bagian Tata Usaha :
c. Seksi Tata Operasional ;
d. Kelompok Widyaiswara.
Pasal 44
(1) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya mempunyai tugas
melaksanakan upaya penanggulangan penyakit mata secara menyeluruh
beserta sistem rujukannya dengan berorientasi pada masyarakat dan
kelayakan kemampuan ekonomi ;
(2) Susunan Organisasi Balai Kesehatan Mata Masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai Kesehatan Mata Masyarakat;
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Kelompok Tenaga Fungsional.
Pasal 45
(1) Balai Materia Medica mempunyai tugas dibidang penyuluhan dan
pengelolaan tanaman obat yang meliputi tanaman obat tradisional dan
tanaman yang mengandung bahan baku obat;
(2) Susunan Organisasi Balai Materia Medica batu Malang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 28
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pengembangan Tanaman Obat;
d. Seksi Penyuluhan;
e. Kelompok Fungsional.
Pasal 46
(1) Akademi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan upaya pendidikan
tenaga kesehatan melalui pelaksanaan pendidikan profesional tenaga
kesehatan dan pengembangan dan penelitian serta pengabdian
masyarakat di bidang kesehatan ;
(2) Susunan Organisasi Akademi Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas :
a. Direktur Akademi;
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pendidikan dan Kurikulum ;
d. Seksi Kemahasiswaan dan sarana belajar ;
e. Seksi Pengembangan .dan Pengabdian Masyarakat;
f. Kelompok Jabatan Fungsional Dosen.
Pasal 47
Uraian mengenai tugas dan fungsi masing-masing UPT ditetapkan lebih
lanjut dengan Keputusan Gubernur.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 48
Semua unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya wajib merierapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan
sinkronisasi;
Pasal 49
(1) Setiap Pimpinan unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan, bertanggung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing
dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 29
(2) Setiap Pimpinan unit kerja dilingkungan Dinas Kesehatan wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada
atasan ;
(3) Setiap yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan. wajib diolah
dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut dan petunjuk
kepada bawahan ;
(4) Setiap laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Pasal 50
(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh
Gubeinur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul
Sekretaris Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
(2) Kepala Bagian, Kepala Sub Dinas, Kepala UPTD dan Kepala Seksi serta
Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas
melalui Sekretaris Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 51
Susunan Organisasi dan Tata Kerja UPTD yaitu Rumah Sakit Klas A dan B,
serta Rumah Sakit Khusus yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah,
tetap berlaku sepanjang belum diganti dengan ketentuan yang baru.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 30
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 52
Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum
dalam lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini.
Pasal 53
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Propinsi
Jawa Timur Nomor 20 Tahun 1994 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 54
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaanya akan ditetapkan lebih Ianjut oleh Gubernur.
Pasal 55
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Propinsi Jawa Timur.
ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 18 Desember 2000
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 31
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Januari 2001 Nomor
11 Tahun 2001 Seri D.
A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR
Sekretaris Daerah
ttd.
Drs. SOENARJO, MSi
Pembina Utama Madya
NIP 510 040 479
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 32
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 37 TAHUN 2000
TENTANG
DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
I. PENJELASAN UMUM.
Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
diperlukan penyelenggaraan penibinaan pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna sesuai kewenangan dan ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintalnn Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Kewenangan
dekonsentrasi menjadi kewenangan Propinsi, karena pada pelaksanaan otonomi daerah
instansi vertikal di daerah menjadi perangkat daerah, maka perlu melakukan penataan
kembali Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai pengganti Peraturan
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 20 Tahun 1994.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah ini sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom. Selain itu juga yang dimaksud dengan melaksanakan tugas-tugas lain dimaksudkan
untuk menampung tugas-tugas penunjang dan tugas tambahan yang tidak tercantum dalam
tugas pokoknya dan tidak menyimpang dalam job discription yang ada.
Dinas Kesehatan Propinsi sebagai unsur pelaksana Pemerintah Propinsi. Dinas
Kesehatan mempunyai tujuan pembangunan kesehatan adalali tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat secara mandiri bagi setiap penduduk agar dapat terwujud derajat
kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan
(prefentif), pengobatan (curatif) dan pemulihan (rehabilitatif).
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1 sampai dengan
Pasal 35 : Cukup jelas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
Pasal 36 :
Pasal 37 sampai dengan
Pasal 50 :
Pasal 51 :
Pasal 52 sampai dengan Pasal
55 :
Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok jabatan
fungsi yang meliputi Pustakawan, Arsiparis, Ahli Gizi, Tenaga
Medis, Paramedis dan lain-!ain yang mempunyai tugas
dibidang pelayanan kesehatan.
Cukup jelas.
Rumah Sakit Klas A terdiri dari :
- Rumah Sakit Dr. Soetomo ;
Rumah Sakit Klas B terdiri dari:
- Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang ;
- Rumah Sakit Haji Surabaya ;
- Rumah Sakit Dr. Sudono Madiun.
Rumah Sakit Khusus terdiri dari :
- Rumah Sakit Jiwa Menur;
- Rumah Sakit Kusta Kediri.
Cukup jelas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2