pemeriksaan saraf

Post on 16-Jan-2016

83 views 1 download

description

pemeriksaan saraf

Transcript of pemeriksaan saraf

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 1

Pemeriksaan N.V trigeminus

Pendahuluan. .

• Ganglion trigeminale (gasserian) bersifat seperti radiks dorsalis medula spinalis untuk persarafan sensoris wajah.

• Mengandung sel – sel ganglion pseudounipolar.• Prosesus perifer berakhir di reseptor raba, tekan,

diskriminasi taktil, nyeri dan suhu.• Prosessus sentralnya berproyeksi ke nukleus

sensorik prinsipalis nervis trigemini (raba dan diskriminasi), dan ke nukleus spinalis nervis trigemini (nyeri dan suhu).

Pendahuluan. .• Nukleus mesensefali nervis trigemini merupakan kasus khusus.

• Sel-selnya mirip sel ganglion radiks dorsalis meskipun terletak di dalam batang otak. Yaitu sekan-akan nukleus perifer telah dipindahkan ke SSP.

• Ketiga nuklei ini membentang dari medula spinalis ke mesensefalon.

• Ganglion trigeminale terletak di basis kranii di atas os. Petrosus, tepat di lateral bagian posterolateral sinus kavernosus.

• Membentuk 3 buah cabang nervus ke area wajah yang berbeda : n. Oftalmikus (V1) keluar dari tengkorak melalui fisura orbitalis superior, n. Maksilaris (V2) keluar melalui foramen rotundum, dan n. Mandibularis (V3) keluar melalui foramen ovale.

Serabut somatosensorik trigeminalis

• Mempersarafi kulit wajah hingga verteks kepala, mukosa mulut, hidung dan sinus paranasal, gigi maksila, mandibula dan sebagian besar duramater (fosa kranialis anterior dan media.

• Di sekitar telinga luar, hanya bagian anterior pinna dan kanalis auditorius eksternus dan sebagian membran timani yang dipersarafi n. Trigeminus.

Serabut Nyeri dan Suhu

• Berjalan ke arah kaudal di traktus spinalis nervi trigemini dan berakhir di nukleus spinalis nervus trigemini, yang bagian bawahnya meluas hingga medula sinalis servikalis.

• Pars kaudalis : representasi somatotroik wajah dan kepala yang terbalik. Serabut nosiseptis n. Oftalmikus berakhir di bagian paling kaudal, diikuti maksilariss dan mandibularis ke bagian rostral.

• Pars interpolaris dan pars rostralis nukleus spinalis n. Trigemini kemungkinan menerima serabut aferen yang mempersarafi sensasi raba dan tekan.

• Pars interpolaris mengirimkan serabut nosiseptif dari pulpa gigi.

Serabut Motorik

• Nukleus terletak di bagian lateral tegmentum pontis, tepat di medial nukleus sensorik prinsipalis nervi trigemini.

• Mempersarafi : m. maseter, m. temporalis, m. pterigoideus lateralis dan medialis, serta m. tensor palatini, m. tensor timpani, m. miohiloideus, dan venter anterior m. digastrikus.

Serabut Motorik

• Nuklei motorik dipengaruhi oleh pusat kortikal yang berproyeksi ke otot-otot pengunyah melalui traktus kortikonuklearis.

• Jaras supranuklear sebagian besar menyilang, tetapi juga terdapat proyeksi ipsilateral yang penting.

• Menunjukkan : gangguan unilateral jaras trigeminal supranuklear tidak menimbulkan kelemahan otot pengunyah yang signifikan.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 10

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 11

Lesi Serabut motorik

• Menimbulkan kelemahan flasid otot pengunyah.

• Unilateral : palasi m. maseter dan m. temporalis ketika asien menatukan rahang. Kontraksi otot tidak terpalpasi pada sisi lesi. Saat pasien membuka mulutnya, rahang berdeviasi ke arah sisi lesi.

Gangguan N. Trigeminus

Neuralgia Trigeminalis

Nyeri hebat dan tajam (tertusuk-tusuk).

Nyeri timbul saat menyentuh area yang sensitif (trigger zone).

Penyebab : sklerosis multiple

Stimulus khas : mencuci muka, bercukur dan menyikat gigi

Sindrom GradenigonNyeri di distribusi n. Oftalmikus disertai

kelumpuhan n. Abdusen ipsilateral.Disebabkan oleh infeksi sel-sel udara di os.

Petrosus.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 14

Pemeriksaan:1. Fungsi motorik N. Trigeminus2. Fungsi sensorik N.Trigeminus3. Reflek kornea

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 15

Fungsi Motorik N. Trigeminus

•Ps/ menggigit giginya sekuat-kuatnya, palpasi m.maseter & temporalis•Ps/ membuka mulutnya,perhatikan deviasi rahang bawah ( m.pterigoideus lateralis)•Kayu tong spatel digigit bergantian, bandingkan bekas gigitan( M.Pterigoideus Medialis)

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 16

Interpretasi

Normal:– Kontraksi m.masseter & m.temporalis simetris– Rahang bawah berada ditengah tengah– Kekuatan gigitan kayu tong spatel, sama dalam pada gigitan kanan dan kiriKelainan :– Kontraksi m.masseter & m.temporalis kanan dan kiri (-) / melemah.– Deviasi rahang bawah saat membuka mulut ke sisi m.pterigoideus lateralis yg lumpuh.– Bekas gigitan pada sisi m.pterigoideus medialis yang lumpuh lebih dangkal

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 17

Rangsang sensorik

Interpretasi :Normal : gangguan sensibilitas(-)Kelainan :•Analgesi : tidak merasakanrangsang nyeri•Termanestesi : tidak merasakanrangsangan suhu•Anestesi : tidak merasakanrangsangan raba

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 18

Reflek kornea

Impuls somatosensorik dari membran mukosa mata berjalan di nervus oftalmikus ke nukleus sensorik prinsipalis nervi trigemini (lengkung aferen). Setelah membentuk sinaps di sini, impuls berjalan menuju nuklei nervus fasialis dan kemudian melalui nervus fasialis ke mm. Orbikularis okuli kedua sisi (lengkung eferen).

Gangguan pada lengkung refleks ini baik komponen aferen maupun eferen menghilangkan refleks kornea, yaitu sentuhan pada kornea menginduksi terpejamnya kedua mata.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 19

Jaw jerk refleks

Penderita diminta membuka mulutnya sedikit (jangan terlalu lebar), kemudian letakkan Jari telunjuk kiri pemeriksa di atas dagu penderita secara horizontal.Selanjutnya telunjuk tadi diketuk dengan pale refleks. Respon normal akan negatif (tidak ada penutupan mulut) atau positif lemah (adanya penutupan mulut ringan).Kegunaannya adalah untuk melihat adanya lesi serabut motorik trigeminalis (serabut kortikobulbaris) dimana setelah pengetukkan terlihat penutupan mulut terjadi secara dan kuat (hiperrefleks/meningkat).

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 20

Pemeriksaan N.VII facialis

Nervus Fasialis

• Terdiri dari 2 komonen : nervus fasialis dan intermedius.

• Motorik : lebih besar dan mempersarafi otot-otot wajah.

• Intermedius : serabut aferen viseral dan somatik, serabut eferen viseral.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 24

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 25

Refleks N. Fasialis

• Refleks kornea : lengkung eferen N. Trigemini• Refleks kedip : stimulus visual kuat mencetuskan

kolikulus superior untuk mengirimkan impuls visual ke nukleus fasialis di pons melalui traktus tektobulbaris = mata tertutup.

• Refleks stapedius : impuls auditorik dihantarkan dari nukleus trapezoideum ke nukleus fasialis menimbulkan kontraksi atau relaksasi m. stapedius tergantung kekuatan stimulus auditorik.

Lesi motorik

• Lesi sentral : otot dahi mendapatkan persarafan supranuklearnya dari kedua hemisfer serebri tetapi otot ekspresi wajah lainnya hanya dipersarafi secara unilateral yaitu oleh korteks presentralis kontralateral. Jika jaras supranuklear desendens terganggu pada satu sisi,kelumpuhan wajah yang ditimbulkan tidak menimbulkan kelumpuhan otot dahi, pasien masih dapat menaikkan alis dan menutup matanya dengan kuat.

• Lesi nuklear / perifer : semua otot ekspresi wajah pada sisi lesi menjadi lemah.

Nervus Intermedius

• Serabut aferen lidah ada 2/3 anterior lidah : “taste buds”.

• Nukleus salivatorius menerima rangsangan dari n. Olfaktorius. Menjadi dasar anatomis untuk refleks salivasi terhadap aroma yang membangkitkan selera.

• Glandula lakrimalis menerima input sentralnya dari hipotalamus (emosi) serta dari nukleus sinalis nervi trigemini (iritasi konjungtiva).

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 29

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 30

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 31

Pemeriksaan Nervus Facialis

Pemeriksaan N. Facialis ini meliputi :1. Pemeriksaan motorik2. Pemeriksaan viserosensorik dan

viseromotorik nervus intermedius

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 32

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 33

1. Pemeriksaan & Interpretasi fungsi motorik–Observasi otot wajah dlm keadaan istirahat

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 34

–Observasi otot wajah saat digerakkan

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 35

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 36

Pemeriksaan sensorik

2.Pemeriksaan fungsi PengecapanPersiapan :larutan garam (rasa asin), gula (rasa manis), kinine (rasa pahit), cuka(rasa asam)Pemeriksaan:1.Mintalah ps/ utk menjulurkan lidahnya2.Bersihkan lidah sblm pemeriksaan3.Berilah rangsangan pd indera pengecapnya 2/3 bg.depan

Interpretasi :Ageusia PargeusiaHipoageusia Hemiageusia

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 37

3.Pemeriksaan fungsi parasimpatisPemeriksaan :1. Inspeksi lakrimasi & sekresi kelenjar ludah2. Gunakan kertas lakmus u/ memeriksa sekresi gl. Lakrimasi,gl. submaxilaris & gl. SublingualisInterpretasi :Normal : Lakrimasi dan sekresi glandula submasilaris dansublingualis baikKelainan : Hiperlakrimasi dan Hiposekresi gl.submaxilaris dan sublingualis

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 38

Pemeriksaan nervus vestibulochoclearis

Komponen Koklear Organ Pendengaran. .

• Gelombang bunyi : getaran udara yang dihasilkan oleh berbagai macam mekanisme.

• Getaran ditransmisikan di sepanjang kanalis auditorius eksternus ke gendang telinga (membran timpani) yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah.

• Komponen organ pendengaran : telinga tengah, telinga dalam, organ corti, ganglion spirale.

Telinga Tengah. .

• Mengandung udara dan berhubungan dengan rongga nasofaring melalui tuba eustachius.

• Dinding medial memiliki 2 orificium : oval window (foramen ovale/fenestra vestibuli) dan round window (fenestra kokhleae).

• Kedua jendela ini memisahkan rongga timpani dengan telinga dalam yang berisi perilimf. Getaran yang datang memberi getaran pada membran timpani. Ketiga osikulus (maleus, inkus, stapes) menghantarkan osilasi membran ke foramen ovale

Telinga Tengah. .

• Getaran yang datang memberi getaran pada membran timpani. Ketiga osikulus (maleus, inkus, stapes) menghantarkan osilasi membran ke foramen ovale, membentuk getaran, dan menghasilkan osilasi perilimf.

• Terdapat m. tensor timpani (N V) dan m. stapedius (N VII) untuk kontraksi dan relaksasi sebagai respon terhadap intensitas suara yang datang, sehingga organ corti terlindung dari kerusakan akibat suara yang keras.

Telinga dalam. .

• Memiliki komponen tulang dan membranosa.• Tulang koklea membentuk spiral dua setengah putaran

menyerupai siput.• 3 komponen membranosa : skala vestibuli, skala timpani,

dan skala media (duktus koklearis.• Skala timpani dan skala media berisi perilimf dan duktus

koklearis berisi endolimf yang menyempit dan hilang di ujungnya.

• Dinding atas duktus koklearis terbentuk oleh membran reissner yang memisahkan endolimf dari perilimf skalavestibuli.

N. Koklearis

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 45

HUBUNGAN SENTRAL N. KOKLEARIS

Gangguan pendengaran. .

• Tuli konduktif : disebabkan oleh proses yang menghalangi kanalis auditorius eksternus (telinga tengah). Getaran masih dapat dihantarkan ke organ corti sehingga suara masih dapat terdengar.

• Tuli sensorineural (persepsi) : disebabkan oleh lesi yang mengenai organ corti, nervus koklearis, atau jaras auditorik sentral.

• Penyakit Meniere : gangguan telinga dalam yang ditandai dengan hilangnya pendengaran dan manifestasi neurologis. Trias klinisnya antara lain vertigo rotatorik disertai mual dan muntah, tuli parsial atau total yang fluktuatif, dan tinitus.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 47

Pemeriksaan N. Koklearis

1. Tes Weber2. Tes Rinne3. Tes Schwabach

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 48

Tes Weber

• Tujuan : membandingkan daya transport melalui tulang di telinga kanan dan kiri penderita.

• Garpu tala diletakkan di dahi penderita• Normal : kanan dan kiri sama keras• Tuli konduktif (mis. Kiri) : hantaran tulang ke kiri

lebih keras• Tuli persepsi (mis. Kiri) : hantaran tulang ke

kanan lebih keras.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 49

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 50

Tes Rinne

• Tujuan : untuk membandingkan hantaran tulang dan udara penderita.

• Normal : hantaran udara lebih lama dariada hantaran tulang.

• Garpu tala diletakkan di planum mastoid penderita sampai tidak terdengar suara lalu dipindahkan ke depan meatus internus.

• Normal atau tuli persepsi : tes rinne (+)• Tuli konduktif : tes rinne (-)

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 51

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 52

Tes Schwabach

• Tujuan : membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa dengan anggapan pendengaran pemeriksa baik.

• Garpu tala diletakkan di prosesus mastoideus penderita, bila penderita sudah tidak mendengar lagi segera pindahkan ke prosesus mastoideus pemeriksa.

• Jika pemeriksa tidak mendengar suara lagi, maka dikatakan schwabach normal dan pendengaran penderita baik.

• Jika pemeriksa masih mendengar suara, maka dikatakan schwabach memendek.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 53

Komponen vestibularis. .

• 3 sistem yang berbeda berpartisipasi dalam regulasi keseimbangan (ekuilibrum) :– Sistem vestibular– Sistem proprioseptif (persepsi posisi otot dan

sendi)– Sistem visual

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 55

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 56

HUBUNGAN SENTRAL N. VESTIBULARIS

Gangguan Keseimbangan. .

• Dizziness dan disequilibrum : sensasi pergerakan kepala atau putaran kepala ke beberapa arah.

• Vertigo : perasaan abnormal dan mengganggu bahwa sesorang seakan bergerak terhadap lingkungannya (vertigo subjektif) dan lingkungannya seakan bergerak (vertigo objektif) padahal tidak.

Gangguan Keseimbangan. .

• Penyebab vertigo : ketidakseimbangan impuls sensorik yang berhubungan dengan pergerakan yang mencapai otak melalui tiga sistem persepsi yang berbeda (visual, vestibular, dan somatosensorik (proprioseptif)). Hal ini dikenal sebagain konflik sensorik atau polysensory mismatch.

Gangguan Vestibularis

• Lebih menyebabkan vertigo dibandingkan dizziness nonspesifik.

• Lesi yang berperan dapat terjadi di manapun di sistem vestibularis.

• Vertigo vestibular dirasakan sebagai perasaan berputar atau translasional dan berkaitan dengan nistagmus. Menyebabkan mual dan muntah pada awalnya dan kecenderungan untuk jatuh ke sisi lesi.

Vertigo proprioseptif. .

• Bergantung pada gerakan dan tidak terarah.• Terjadi akibat abnormalitas impuls

proprioseptif yang muncul di medula spinalis servikalis.

• Gangguan cara berjalan secara jelas memberat saat mata tertutup atau pada keadaan gelap

Lesi Vestibular Perifer• Vertigo posisi (BPPV) : serangan singkat vertigo berputar yang

hebat yang muncul tidak lama setelah pergerakan kepala yang cepat, biasanya ketika kepala mendongak ke atas atau menoleh ke arah satu sisi dengan telinga yang terkena berada pada posisi atas.

• Nistagmus bergantung pada kecepatan pasien di reposisi.• Vertigo menghilang dalam waktu 10-60 detik.• DD : vertigo posisional sentral, lesi di dasar regio dasar ventrikel

keempat yang mengenai nukleus vestibularis.• Dapat muntah hebat, tetapi dengan nausea lebih ringan ringan.

Nistagmus tidak bergantung pada kecepatan pasien di reposisi, namun cenderung menetap disertai abnormalitas fiksasi tatapan.

Neuropati vestibuler. .

• Gejala utama : vertigo berputar hebat dengan onset akut dan berlangsung hingga beberapa hari. Nistagmus torsional horizontal yang arahnya menjauhi sisi lesi, kecenderungan jatuh ke sisi lesi, nausea, muntah, dan malaise hebat.

• Cenderung pada usia 30-60 tahun dan tidak menjadi lebih sering pada usia lebih tua, yang menunjukkan gangguan ini tidak disebabkan oleh iskemia.

Neuroma akustik. .

• Shcwannoma dari serabut vestibular N. Vestibulokoklearis.• Pertama tumor merusak serabut saraf ini , kemudian secara

perlahan dan progresif merusak organ vestibular yang terkena.

• Jarang mengalami vertigo karena dapat dikompensasi oleh proses vestibular dengan tingkat lebih tinggi. Tetapi eksitabilitas asimetrik dapat dilihat pada tes kalori.

• Dapat menyebabkan tuli frekuensi tinggi.• Tumor yang tumbuh lebih lanjut dapat menekan struktur

sekitarnya, menyebabkan defisit saraf kranial lebih lanjut.• Diagnosis ditemukan tuli frekuensi tinggi pada audiometri.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 64

Pemeriksaan N. vestibularis

• Inspeksi sikap tubuh saat berdiri.• Romberg test• Past pointing test (tes jari hidung)• Tes kalori• Manuver dix hallpike.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 65

ROMBERG TEST• Pasien diminta untuk berdiri tegak. Kedua mata pasien diminta untuk dibuka dan

ditutup, kedua tangan berada di samping tubuh dan kaki dirapatkan. Masing – masing dilakukan selama 20 detik atau lebih.

• Pada sharpened romberg test, pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.

• Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam selama 20 detik atau lebih.

• Jika pasien menutup mata kemudian jatuh, hal ini mengindikasikan adanya kelemahan vestibular.

• Pasien dengan lesi labirin akut akan jatuh ke arah sisi lesi.

• Pasien yang jatuh dengan mata terbuka pada tes ini menggambarkan kelainan pada cerebellum.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 67

TES JARI HIDUNG

• Tahan jari anda sepanjang kira-kira satu lengan dari pasien. Instruksikan pasien untuk menyentuh jari anda dengan menggunakan jari telunjuk kemudian menyentuh hidungnya kembali. Gerakan ini diulangi beberapa kali. Pasien mungkin saja tidak dapat menyentuh jari anda atau terjadi tremor intensi.bila terganggu terdapat suatu disfungsi serebellar

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 68

Tes Kalori• Tujuan : memprovokasi nistagmus vestibular pada orang normal.• Menggunakan air hangat dan air dingin dan dimasukkan ke

masing - masing telinga pasien.• Jika telinga kiri dimasukkan air hangat akan timbul nistagmus ke

kiri dan jika telinga kiri dimasukkan air dingin akan timbul nistagmus ke kanan.

• Normalnya, nistagmus akan diinduksi oleh air dingin dan bertahan selama kira-kira 2 menit.

• Jika ada gangguan keseimbangan, maka perubahan temperatur ini tidak akan menimbulkan reaksi.

• Kerusakan pada organ vestibular akan mempersingkat respon pada satu arah.

Manuver Hallpike

• Diindikasikan pada pasien dengan Benign Paroxysmal Positional Vertigo.

• Dilakukan dengan cara menurunkan kepala pasien dengan cepat dan hati-hati sehingga kepala pasien menggantung di ujung tempat tidur, lalu kepala diputar ke kanan dan ke kiri.

• Pada BPPV, terjadi nistagmus dan vertigo setelah periode laten (beberapa detik hingga 1 menit), dan dapat terjadi kelelahan pada tes ini.

• Sebaliknya lesi vestibular sentral (batang otak), ditandai oleh nistagmus tanpa vertigo dan kelelahan pada periode laten pada tes berulang.

Sistem Somatosensorik. .

Komponen perifer. .

• Organ reseptor ditemukan di ujung perifer serabut aferen.

• Beberapa resetor memberikan informasi kepada tubuh mengenai perubahan di lingkungan eksternal sekitr (eksteroreseptor), atau lingkungan eksternal yang jauh (telereseptor, seperti telinga dan mata).

• Propriosetor seperti labirin telinga dalam.• Akhirnya, proses di dalam tubuh dilaporkan oleh

enteroreseptor, yan disebut enteroreseptor : osmoreseptor, kemoreseptor, dan baroreseptor.

Reseptor di kulit dan bagian tubuh dalam. .

Persarafan Segmental Kulit

Persarafan Segmental Kulit

Persarafan Kulit Oleh Saraf Perifer

Refleks otot intrinsik yang penting

Perjalanan Jaras sensorik melalui talamus dan kapsula interior.

Lesi Kolumna Posterior. .

• Menghantarkan impuls yang berasal dari proprioseptor dan reseptor kutaneus.

• Kerusakan pada struktur tersebut :– Tidak dapat merasakan tungkainya lagi.– Tidak dapat mengenali objek yang diletakkan di tangannya hanya

dengan sensasi raba.– Tidak dapat mengenali huruf atau angka yang digambarkan jari

pemeriksa di telapak tangan.– Diskriminasi 2 stimulus yang diberikan ada 2 lokasi tubuh yang

berbeda akan terganggu– Karena rasa tekan terganggu, lantai di bawah tungkai tidak dapat

lagi terasa, akibatnya terjadi gangguan postur dan cara berjalan.

Tanda klinis lesi kolumna posterior

• Hilangnya sensasi posisi dan gerakan.• Astereognosis : pasien tidak dapat mengenali dan

menyebutkan objek melalui bentuk dan beratnya hanya dengan menggunakan rabaan saja.

• Agraftesia : (-) rasa raba berbentuk angka dan huruf.

• Hilangnya diskrimanasi dua-titik.• Hilangnya sensasi getar.• Romberg (+).

Pengolahan Sentral Informasi Somatosensorik

Defisit Somatonsesorik Akibat Lesi pada Lokasi Spesifik di Sepanjang Jaras Somatosensorik

• Lesi Subkortikal atau Kortikal (a dan b) : sesuai dengan lengan dan tungkai menyebabkan parestesia dam kebas pada ekstremitas kontralateral, lebih jelas pada bagian distal dan proksimal. Lesi iritatif pada lokasi ini dapat menimbulkan kejang sensorik, karena korteks motorik terletak tepat di sebelahnya.

Defisit Somatonsesorik Akibat Lesi pada Lokasi Spesifik di Sepanjang Jaras Somatosensorik

• Lesi di semua jaras semua sensorik di bawah talamus (c), menghilangkan semua sensasi tubuh kontralateral.

• Jika semua jaras somatosensorik terkena kecuali jaras untuk nyeri dan suhu (d), hipestesia pada sisi tubuh dan wajah kontralateral kecuali untuk nyeri dan suhu.

• Lesi pada lemniskus trigeminalis dan traktus spinotalamikus lateralis (e), kebalikan (d).

Defisit Somatonsesorik Akibat Lesi pada Lokasi Spesifik di Sepanjang Jaras Somatosensorik

• Lesi di lemniskus medialis dan traktus spinotalamikus anterior (f), semua modalitas somatensorik pada setengah sisi kontralateral kecuali nyeri dan suhu.

• Lesi di nukleus spinalis dan traktus nervus trigeminalis serta traktus spinotalamikus lateralis (g) merusak sensasi nyeri dan suhu setengah ipsilateral wajah dan kontralateral tubuh.

Defisit Somatonsesorik Akibat Lesi pada Lokasi Spesifik di Sepanjang Jaras Somatosensorik

• Lesi kolumna posterior (h) : menyebabkan hilangnya sensasi posisi dan getar, diskriminasi, dan sebagainya disertai oleh ataksia isilateral.

• Kerusakan kornu posterior medula spinalis (i) : sensasi nyeri dan suhu ipsilateral hilang, tetapi modilitas lain tidak terganggu.

• Lesi yang mengenai radiks posterior yang berdekatan (j) : nyeri radikular dan arestesia, serta kerusakan atau hilangnya semua modalitas sensorik di area tubuh yang terkena, selain itu di dapatkan hipotonia atau atonia, arefleksia, dan ataksia jika radiks tersebut mempersarafi ekstremitas atas atau bawah.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 87

PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK

Prinsip umum

Mencari defisit sensibilitas (daerah-daerah dengan sensibilitas yang abnormal)

Mencari gejala-gejala lain di tempat gangguan sensibilitas tersebut

Keluhan-keluhan sensorik memiliki kualitas yang sama, baik mengenai thalamus, spinal, radix spinalis atau saraf perifer. Jadi untuk membedakannya harus dengan distribusi gejala/keluhan

Lesi saraf perifer sering disertai berkurang atau hilangnya keringat, kulit kering, perubahan pada kuku dan hilangnya sebagian jaringan di bawah kulit

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 88

PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK

• Pemeriksaan sensorik paling sulit karena sangat subjektif • Kesadaran penderita harus penuh• Prosedur pemeriksan harus benar-benar dimengerti oleh penderita

Informed Consent• Yang dinilai bukan hanya ada atau tidaknya sensasi tetapi meliputi

perbedaan-perbedaan sensasi Catat tingkat perbedaannya• Ketajaman persepsi dan interpretasi rangsangan berbeda tiap hari

pada setiap individu dan tiap bagian tubuh Perlu difollow up• Azas simetris• Pemeriksaan ini harus dikerjakan dengan sabar dan hati-hati Agar

pasien merasa nyaman

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR

PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK

• Modalitas sensasi yang diuji adalah sentuhan ringan, nyeri, suhu, getaran, dan propriosepsi.

89

Sentuhan ringan : diperiksa dengan ujung kapas yang ditempelkan ke satu titik dengan mata pasien tertutup.

Nyeri: sebaiknya diuji dengan lidi yang patah atau neuro-tip yang dirancang khusus (berujung tajam).

Sensasi getaran: biasanya berkurang atau hilang pada usia lanjut; Uji sensasi getar terbaik adalah menggunakan garpu tala C128 Hz yang diletakkan pada ekstremitas atas, ekstremitas bawah, dan badan.

Propriosepsi: sensasi posisi sendi harus diperiksa dengan mata pasien tertutup. Sistem pemeriksaan sensasi posisi sendi pada jari tangan atau kaki.

Suhu: jarang diperiksa rutin. Skema pemeriksaan persarafan sesuai dermatom dan neuropati perifer.

Berat, bentuk, ukuran, dan tekstur : biasanya menggunakan koin.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 90

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 91

PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK

• Alat Kapas.

• Cara

Permukaan kulit ditotol dengan ujung kapas sesuai dermatom kulit.

Dibandingkan kanan dan kiri. Bila ada keluhan sensorik tertentu, lakukan pemeriksaan

pemeriksaan lebih teliti di daerah yang mengalami gangguan. Periksa mulai dari daerah yang mengalami gangguan ke arah luar atau sebaliknya dan tentukan batasnya.

• Catatan Ada daerah-daerah erotogenik : leher, sekitar payudara,

genitalia.

PEMERIKSAAN RABA HALUS

April 21, 2023

FK UMJ - RSUD CIANJUR

92

Alat :– Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.– Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.

Cara pemeriksaan :– Botol ditempatkan bergantian di permukaan kulit seperti pada

pemeriksaan raba halus.– Pastikan botol tersebut harus kering– Pada orang tua sering dijumpai hipestesia yang fisiologik.

PEMERIKSAAN NYERI

PEMERIKSAAN SUHU

Alat : jarum pentul steril.Cara : jarum ditotol seperti pada pemeriksaan raba

halus.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 93

Alat : Garpu talaCara pemeriksaan : Garpu tala digetarkan dulu/diketuk pada meja

atau benda keras lalu letakkan diatas ujung ibu jari kaki pasien dan mintalah pasien menjawab untuk merasakan ada getaran atau tidak dari garputala tersebut

PEMERIKSAAN RASA GERAK/POSISI SENDI

PEMERIKSAAN RASA GETAR

Alat : -Cara pemeriksaan : Pegang ujung jari jempol kaki pasien

dengan jari telunjuk dan jempol jari tangan pemeriksa dan gerakkan ke atas ke bawah maupun ke samping kanan dan kiri, kemudian pasien diminta untuk menjawab posisi ibu jari nya berada di atas atau di bawah atau di samping kanan/kiri.

21 April 2023 94FK UMJ - RSUD CIANJUR

RASA INTEROSEPTIFIalah perasaan dari visera (organ dalam tubuh) yaitu rasa yang timbul dari organ-organ internal

Biasanya difus, tidak tegas lokalisasinya,sulit dievaluasi dan sulit diperiksa

NYERI RUJUKAN (REFERRED PAIN)

Ialah nyeri somatik yang mempunya asal reflektoris yang bersamaan dengan nyeri interoseptif . Didapatkan pada dermatom yang sama/berdekatan dengan organ internal sebagai akibat persarafan segmental yang sama.

Daerah yang perlu diketahui : nyeri angina pektoris dapat dirujuk sampai lengan kiri,

Nyeri di ginjal dapat dirujuk ke daerah inguinal

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 95

RASA SOMESTESIA LUHUR

Ialah perasaan perasaan yang mempunyai sifat diskriminatif dan tiga-dimensi. Diskriminasi : kemampuan untuk mengetahui bahwa kita ditusuk dengana

dua jarum atau satu jarum pada saat yang sama. Pemeriksaan rasa diskriminasi : menggunakan jangka Weber/2 buah jarum atau

peniti, bagian badan ditusuk pada waktu bersamaan dengan 2 jarum, pasien harus mampu mengetahui apakah ditusuk 1 atau 2 jarum.

Bila rasa diskriminasi terganggu sedangkan rasa rabanya baik lesi lobus parietalis

Barognosia : kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang/kemampuan membeda-bedakan berat benda. Pemeriksaan : menggunakan benda yang bentuk dan ukurannya sama, terbuat

dari zat yang sama namun berat dibuat berbeda.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 96

RASA SOMESTESIA LUHUR

Stereognosia : kemampuan untuk mengenal bentuk benda dengan jalan meraba tanpa melihat. Astereognosia terganggu/hilangnya kemampuan stereognosia Pemeriksaan Stereognosia : penderita menutup mata, kemudian ditempatkan

bermacam benda kedalam tangannya(kunci, gelas, uang logam/arloji), pasien disuruh menyebutkan benda apa yang sedang dipegang.

Topestesia : ialah kemampuan untuk melokalisasi tempat dari rasa raba Topagnosia/topoanestesia : ketidakmampuan untuk melokalisasi rasa-raba.

Grafestesia : kemampuan untuk mengenali huruf atau angka yang ditulis pada kulit, sedangkan mata tertutup Pemeriksaan : mata penderita ditutup,gunakan pinsil/benda halus lainnya,

pemeriksa tuliskan angka pada kulit pasien, kemudian pasien disuruh sebutkan apa angka yang dituliskan.

Gradanestesia : tidak mengenali angka yang ditulis saat pemeriksaan Grafestesia.

21 April 2023 FK UMJ - RSUD CIANJUR 97

PEMERIKSAAN SENSORIK DESKRIMINATIF / KORTIKAL