Post on 19-Jul-2018
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku PaduanModul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan2 INI YANG HARUS DIBACA TERLEBIH DULUTantangan berat bagi semua orang dalam era globalisasi adalah persaingan
yang ketat dalam hal mutu sumberdaya manusia, komoditas/produk serta
mutu pelayanan. Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, nasional, tetapi
internasional. Oleh karena itu setiap individu/organisasi harus melakukan
upaya pembenahan atas kompetensi, usaha, atau bisnisnya secara proaktif
supaya bisa dapat bertahan. Tidak terkecuali organisasi Petani. Organisasi
Petani menempati posisi yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kalbar khususnya.
Namun fakta di lapangan sampai saat ini, sektor pertanian/perkebunan
belum secara menyeluruh mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas
produknya.
Organisasi Petani pada saat ini mesti menyiapkan diri mampu bersaing di era
pasar global. Untuk bisa bertahan di era globalisasi, maka organisasi petani
harus berani dan berkomitmen untuk berubah secara bertahap menjadi
organisasi yang profesional. Perencanaan adalah ciri organisasi professional.
GIZ – SREGIP Kalbar berinisiatif mengambil peran memberdayakan POKTAN Karet dan Lada. Buku Panduan Perencanaan Program Kerja
POKTAN adalah salah satu kontribusi berharga yang diwariskan bagi
POKTAN.
Ada beberapa model Perencanaan yang dilakukan oleh organisasi atau
lembaga. Model Perencanaan yang dipilih, disesuaikan dengan bobot
organisasi atau lembaga itu sendiri. Mengingat organisasi POKTAN di
Indonesia pada umumnya dan di Kal Bar khususnya, masih sederhana dan
pada tahap ditumbuhkan, maka model perencanaan tingkat dasar adalah
model yang paling tepat untuk digunakan. Oleh karena itu buku Panduan
Perencanaan Program Kerja bagi POKTAN ini diupayakan sangat sederhana
supaya mudah dimengerti dan dipraktekkan.
Buku Panduan Peserta Perencanaan Program Kerja POKTAN ini, merupakan
bagian dari paket modul Perencanaan Program Kerja Bagi POKTAN. Modul
sudah diujicobakan kepada satu kelompok POKTAN dengan feedback
yang cukup optimis dari peserta bahwa modul bisa diterapkan karena dari
sisi bahasa mudah dimengerti, penyajian cukup sederhana, namun perlu
dipertimbangankan soal alokasi waktu. Semoga dapat membantu dan
mempermudah peserta POKTAN dalam melakukan proses Perencanaan.
3
PEMBIBITAN TANAMAN KARET A. KEBUN ENTRES KLoN REKoMENDASI • Klon penghasil lateks yang dianjurkan yaitu IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM
24, PB 260, PB 330, PB 340.• Klon penghasil lateks-kayu yang dianjurkan yaitu IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, IRR
119, RRIC 100.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan4Kenapa harus menggunakan klon rekomendasi?
Penanaman karet dengan menggunakan klon rekomendasi memberikan keseragaman dan
keragaman yang lebih baik serta potensi produksi tinggi (gambar sebelah kiri) dibandingkan
bahan tanam asal biji atau klon lokal (gambar kanan).
B. PENANAMAN ENTRES/BATANG ATAS1. Olah tanah sedalam ±30 cm dengan cangkul atau bajak.
2. Pola jarak tanam adalah 1 x 1 meter, sehingga dalam 1 ha memuat 8.000 tanaman entres.
5
3. Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm3.
4. Pada tiap lubang tanam diberi pupuk dasar rock phosphat (RP) 250 gram dan pupuk
kandang 1 kg.
5. Entres ditanam pada saat musim hujan.
6. Bibit yang ditanam berupa bibit payung 2, maksimal payungC. PEMELIHARAAN ENTRES Pengendalian manual dengan sabit dilakukan pada tanaman entres dengan ketinggian <1 m
(kiri) dan pengendalian secara kimiawi dilakukan pada tanaman entres dengan ketinggian >
1 m (kanan).
Dosis pupuk tanaman entres diberikan berdasarkan umur entres, yaitu: Umur (tahun) Aplikasi (gram/pohon)Urea TSP KCl Kiserit1 20 10 52 30 20 53-10 40 30 5Tunas liar harus diwiwil/dipangkas, misalnya seperti pada gambar berikut:
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan6 D. PENGECAMBAHAN BIjI Bedeng pengecambahan biji:
1. Bedeng pengecambahan harus siap sebelum biji tersedia.
2. Lebar bedeng 1 meter, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Media yang digunakan adalah pasir atau serbuk gergaji setebal ±10 cm. Setiap tepi
bedeng diberi batang bambu atau kayu sebagai penahan agar tidak longsor.
7
4. Tiap 1 m2 luas bedengan dapat memuat sekitar 800 butir biji GT 1 atau 500 butir biji LCB
1320.
5. Bedengan dibuat membujur dari utara ke selatan dan diberi atap anyaman daun kelapa
atau paranet.
6. Posisi atap miring ke arah barat,dengan tinggi bagian timur 150 cm dan bagian barat 120
cm.
7. Ukuran atap harus lebih besar dari ukuran bedengan agar terlindungi dari air hujan
maupun sinar matahari.
8. Lokasi bedeng sebaiknya dekat dengan sumber air agar mempermudah penyiraman.
9. Apabila di sekitar bedeng pengecambahan banyak terdapat koloni serangga atau hama,
bedeng pengecambahan ditaburi insektisida.
Seleksi dan pengecambahan biji:
1. Benih yang dikecambahkan adalah benih yang kesegarannya > 70%. Benih direndam
dalam air selama 12 jam, yang mengapung tidak ditanam.
2. Benih yang kesegarannya < 70% perlu direndam dalam larutan atonik 2 ml/l atau
larutan KNO3 2 g/l selama 12 jam. Benih yang mengapung setelah perendaman tidak
dikecambahkan.
3. Penataan di bedeng pengecambahan dilakukan dengan terlebih dahulu dibuat alur
melintang sesuai baris sedalam 1 – 2 cm, baru kemudian benih dibenamkan dalam pasir.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan84. Bila jumlah benih yang dikecambahkan sangat banyak maka penataan benih cukup
disebar merata di atas media dengan posisi tidur, tidak berdiri.
5. Benih dikecambahkan dalam posisi tengkurapdengan sekitar 2/3 bagian benih tertutup
pasir dan lubang biji (mikrofil) menghadap ke satu arah yang sama.
6. Batas waktu benih berkecambah adalah 21 hari setelah pengecambahan. Bila masih ada
benih yang berkecambah lebih dari 21 setelah dikecambahkan, sebaiknya kecambah
tersebut diafkir/tidak digunakan. E. PINDAH TANAM KECAMBAH KE LAHAN PEMBIBITAN Syarat-syarat lahan pembibitan:
1. Areal lahan pembibitan dipilih yang relatif datar.
2. Tanahnya subur dan kadar bahan organiknya tinggi
3. Dekat sumber air agar memudahkan penyiraman.
4. Tidak terlalu dekat dengan tanaman menghasilkan (TM).
5. Jauh dari lokasi peternakan atau hutan.
6. Dekat dengan sarana transportasi maupun lokasi penanaman.
Penyiapan bedeng lahan pembibitan:
1. Pengolahan tanah dilakukan paling tidak 3 bulan sebelum penanaman.
2. Pengolahan tanah dilakukan dengan dibajak atau dicangkul dengan kedalaman antara
30 – 50 cm dan diratakan.
9
3. Tanah dibuat bedengan dengan ukuran tinggi 50 cm, lebar 5 m, dan panjang hingga 100 m.
4. Bedengan dibuat membujur dari timur ke barat.
5. Antar bedeng satu dengan lainnya dipisahkan oleh parit selebar 40 – 50 cm.
6. Agar tanah tercukupi bahan organiknya maka diberi pupuk kandang 10 ton/ha dan pupuk
super dolomit ± 400 kg/ha.
7. Pola jarak tanam yang bisa digunakan yaitu :
• Baristunggal60x30cmdengankepadatanpopulasi(jumlahkeseluruhanbatang)
± 45.000 batang/ha
• Barisganda60x40x40cmdengankepadatanpopulasi±40.000batang/ha
• Barisganda60x40x30cmdengankepadatanpopulasi±53.000batang/ha
• Barisganda35x35x50cmdengankepadatanpopulasi±61.000batang/ha
Bila kelembapan setempat tinggi maka dipilih jarak tanam yang kepadatan populasinya
rendah.
Setiap lubang tanam diberi tanda berupa ajir (tiang pancang) yang ditancapkan tegak.
Pindahtanam kecambah ke bedeng batang bawah:
1. Kecambah yang dipindahtanam ke bedeng batang bawah adalah yang fasenya pancing
atau jarum.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan102. Pencabutan dilakukan dengan hati-hati, dengan cara dicongkel menggunakan bambu
pipih. Biji dan perakaran tidak boleh ada yang tertinggal atau patah.
3. Kecambah yang sudah dicabut direndam dalam ember dan harus segera ditanam.
4. Kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 21 hari dalam bedengan tidak boleh ditanam.
5. Lubang tanam dibuat 1 – 2 cm sebelah timur ajir dengan kedalaman 10 cm.
11
6. Sebagai penanda, ajir pada lubang yang sudah tertanami ditancapkan miring.
7. Kecambah ditanam dalam lubang, akar tunggang tidak boleh terlipat dan bagian biji
terbenam 1 – 2 cm di dalam tanah.
8. Lubang ditutup tanah dengan sedikit dipadatkan agar lubang tidak berongga.
9. Penyiraman dilakukan segera setelah penanaman agar tidak layu.
10. Penyulaman harus segera dilakukan apabila diketahui ada kecambah yang mati atau
rusak terserang hama.
11. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu sejak kecambah ditanam agar
pertumbuhan tanaman sama.
12. Ajir dicabut setelah bibit berumur satu bulan. F. PEMELIHARAAN BIBIT BATANG BAwAH Penyiraman
1. Ketersediaan air selama satu bulan pertama harus selalu cukup,lahan tidak boleh
kering.
2. Teknik penyiraman pada satu bulan awal dilakukan dengan cara semprot atau springkle.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan123. Bibit batang bawah yang sudah berumur lebih dari satu bulan frekuensi penyiramannya
dapat dilakukan 1 – 2 kali per minggu, sesuai dengan kondisi lahan.Penyiraman dapat
dilakukan dengan penggenangan namun tidak lebih dari 12 jam.
Penyiangan gulma
1. Penyiangan gulma (tumbuhan yang kehadirannya akan menganggu proses produksi)
dengan rotasi/perputaran 1 bulan sekali.
2. Penyiangan gulma dilakukan secara manual menggunakan cangkul, sabit, garpu dan
alat lain.
3. Penyiangan gulma dengan menggunakan herbisida dilakukan setelah bibit berumur
lebih dari 4 bulan dengan frekuensi penyiangan 2-3 bulan sekali atau disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma di lahan.
Pemupukan
1. Pemupukan pertama kali dilakukan setelah bibit berumur satu bulan dan pemupukan
terakhir dilakukan sebulan sebelum okulasi.
2. Frekuensi pemupukan sebulan sekali.
3. Sebelum dipupuk sebaiknya lahan diairi dan dibersihkan dari gulma.
13
Umur Dosis Pupuk (g/phUrea SP36 KCI Kieserit 1 5 3 1 1 2 5 4 2 1 3 5 4 2 2 4 5 4 5 2 5 10 5 5 2 6 10 5 10 2 7 10 5 10 2 Jumlah 50 30 35 12 Bibit batang bawah berumur 6-7 bulan yang telah siap untuk diokulasi.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan14 G. oKULASI Syarat batang bawah siap okulasi:
1. Okulasi yang dilakukan untuk pembibitan batang bawah adalah okulasi coklat.
2. Okulasi coklat dilakukan ketika batang bawah berumur 8 bulan, lilit batang ± 1 cm pada
ketinggian 5 cm di atas permukaan tanah dengan membuat irisan tegak sepanjang 5 – 7
cm.
3. Batang atas (BA) yang digunakan ukurannya harus sesuai dengan ukuran batang bawah
(BB).
4. BA yang digunakan harus diambil dari kebun entres klon anjuran.
5. Kondisi tanaman, baik BB maupun BA harus sehat, jagur, bebas penyakit, pucuk daun
sedang dorman.
6. Kulit batang BB dan BA mudah dikelupas, lapisan kambium tebal berwarna hijau, dan
berlendir.
Alat dan Bahan Okulasi
Pisau okulasi, plastik okulasi (lentur, tebal 0,2 mm, lebar 4,5 cm), kain lap 2 lembar, batu asah,
spidol, gunting entres, dan parafin.
15
Penyiapan Entres
1. Entres diambil pada pagi hari, sebelum matahari terbit.
2. Cabang entres dipotong hati-hati. Tangkai daun dipotong, namun pangkal tangkai daun
disisakan.
3. Ujung cabang tidak dipotong. Pangkal cabang ditutup parafin/lilin.
4. Entres dikemas dengan pelepah pisang.
Teknik Okulasi
1. Batang bawah dibersihkan dengan kain lap.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan162. Terlebih dahulu dilakukan penorehan batang bawah pada 10– 15 tanaman secara
berurutan untuk membuat jendela okulasi.
3. Penorehan jendela okulasi dibuat pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah, dengan
lebar maksimal 1/3 lilit batang dan panjang irisan 4 cm.
4. Lateks(getah karet)pada jendela okulasi yang keluar saat penorehan dibersihkan dengan
kain lap.
5. Perisai mata okulasi disiapkan dari mata prima dengan ukuran sedikit lebih kecil dari
ukuran jendela okulasi.
17
6. Perisai disisipkan hati-hati pada jendela okulasi yang dibuka dari atas ke bawah.
7. Kemudian diikat dengan plastik okulasi lentur. Pengikatan dimulai dari bawah ke atas
hingga menutupi semua bagian perisai terpasang.
Pemeriksaan Hasil Okulasi
1. Dua atau tiga minggu setelah okulasi, pembalut okulasi dibuka dan diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengerik tepi perisai mata.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan182. Jika perisai yang ditempelkan masih hijau dan menempel dengan kuat maka okulasi
berhasil, namun jika mata/perisai berwarna coklat/busuk berarti gagal.
3. Okulasi yang gagal diberi tanda.
4. Dua minggu setelah pemeriksaan pertama, dilakukan pemeriksaan kedua. Jika ada
okulasi yang mati diberikan tanda seperti pada pemeriksaan pertama.
5. Satu-dua minggu setelah pemeriksaan kedua, dilakukan pemeriksaan ketiga.
6. Okulasi yang berhasil kemudian ditandai dengan memberikan sapuan cat di atas jendela
okulasi sesuai warna klon.
19
Penyerongan dan Pembongkaran Bibit
1. Penyerongan (pemotongan bibit dengan arah serong/miring) dilakukan dua minggu
sebelum bibit dibongkar.
2. Bekas penyerongan diolesi parafin atau TB192.
3. Penyerongan dilakukan 5 cm di atas jendela okulasi dengan arah berlawanan dari letak
jendela okulasi.
4. 2-4 minggu kemudian mata okulasi mulai bengkak dan mengembang (mlenthis). Saat
inilah yang terbaik untuk dibongkar dan dipindah ke polibag.
5. Untuk membongkar bibit, tanah di salah satu sisi bibit dengan jarak 10 cm digali sampai
ujung akarnya terlihat, kemudian akar tunggang dipotong menyerong minimal sepanjang
40-45 cm dari leher akar. Setelah dicabut, akar-akar lateral dipotong dan disisakan
sekitar 3 cm, bekas potongan akar dioles perangsang akar.
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan20Pembibitan dalam Polybag
1. Setelah bibit stum okulasi mata tidur (OMT) dibongkar, bibit ditanam terlebih dulu di
polibag yang telah disiapkan.
2. Bibit dipelihara sampai 2 – 3 payung. Setelah itu bibit siap ditanam.
Hak Cipta 2016Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHSemua hak dilindungi undang-undang/dicetak di IndonesiaPenerbitDeutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHWisma Bakrie 2, Lt. 5Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740Fax +62 21 5794 5740 Email jakarta@sregip.or.idInternet www.sregip.or.idReproduksiDilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.DisclaimerInformasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.
3
Kebun Entres
Kebun Entres adalah kebun penghasil mata okulasi berkualitas untuk perbanyakan
bahan tanam karet klonal
Mata okulasi yang berkualitas memiliki karakter genetis unggul, contohnya:
1. laju pertumbuhan baik
2. produksi getah karet tinggi
3. respon produksi terhadap input baik
4. relatif tahan cekaman biotik maupun abiotik
Karakter fisiologis yang baik:
Menerapkan kegiatan manajemen entres yang baik meliputi pemilihan klon unggul,
pengaturan jarak tanam, pengaturan tunas, pemilihan mata okulasi, dan peremajaan
kebun entres.
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi4Perbandingan Antara Klon Anjuran (Kiri) Dan Non Anjuran (Kanan)
Perbandingan Antara Klon Anjuran Dan Non Anjuran
Uraian Benih
Prima Tidak Bermutu
Genetis Monoklonal Poliklonal
Mata tunas Pertumbuhan klonal seedling (biji) heterogen
Biaya pemeliharaan homogen rendah tinggi
Biaya pemanfaatan rendah tinggi
Masa TBM 4-5 tahun 6-7 tahun
Capaian produksi 2.000-2.500 kg 700-1.000 kg
Produktivitas Tinggi Rendah
5
Syarat Lokasi Kebun Entres
Persiapan Lahan
1. lokasi relatif datar
2. tanah subur
3. drainase (pengairan) baik
4. mempunyai akses jalan untuk memudahkan transportasi dan pengawasan,
sebisa mungkin dekat dengan lokasi pembibitan
5. bebas penyakit, terutama jamur akar putih (JAP), serta jauh dari gangguan hama
6. terbebas dari gangguan alam (misal banjir, longsor, kebakaran)
• Pengolahan tanah sedalam ± 30 cm
• Jarak tanam 1 x 1 m dengan kepadatan populasi 8.000 tanaman/ha
• Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm, tiap lubang diberi
pupuk dasar rock phosphate (RP) 250 g dan pupuk kandang (kompos) 1 kg
7
Penanaman Dan PemeliharaanKebun Entres Karet
Penanaman
1. Dilakukan pada musim penghujan
2. Bahan tanam untuk tanaman entres berupa bibit polibag payung 2 (dua)
Penyiangan
Penyiangan secara manual pada tanaman entres tinggi kurang dari 1 m (kiri) dan
penyiangan secara kimiawi pada entres yang tingginya lebih dari 1 m (kanan)
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi8Umur (tahun)
Aplikasi (gram/pohon)
Urea TSP KCl Kieserit
1 20 20 10 5
2 30 20 20 5
3 - 10 40 30 30 5
Aplikasi 2x setahun, pada saat tanah lembap dan bebas gulma
Pemupukan
Pewiwilan
Pada tanaman yang tumbuh normal
tidak akan tumbuh tunas samping. Jika
tumbuh tunas samping maka harus
segera diwiwil/dipangkas. Pewiwilan/
pemangkasan tunas liar dapat
mempertahan mutu fisiologis mata
okulasi lainnya.
9
Manajemen Tunas (Peremajaan)
Tahapan:
Dilakukan dalam rangka mempertahankan mutu entres dan bibit yang dihasilkan
Batang bawah
Pengecambahan
Okulasi
Polibag
Jan – Maret (Jawa Kalimantan)
Okt – Des (Sumatra)
3-4 bulan (okulasi hijau) 7-9
bulan (okulasi coklat)
4 Bulan (2 payung)
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi10Seleksi Biji
Benih/ Biji
Rendam 24 jam
Benih mengapung
Dibuang
Benih melayang dan tengelam
Dikencambahkan
1. Tanah media [dasar tempat bedengan] bersih dari gulma, batu – batuan, gumpalan
tanah sisa akar
2. Tepi bedengan diberi pembatas dan penguat dari papan/bambu
3. Diberi pasir sungai hasil ayakan setebal ± 5 cm dan diratakan
4. Apabila diperlukan, bagian depan dan belakang ditutup dengan plastik untuk menjaga
kelembaban bedengan
Bedeng Pengecambahan
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi12
Mencabut Kecambah
Stadia Kecambah
Mlentis Bintang
Jarum berdaunPancing
13
Pembibitan Lapangan
• Merupakan kelanjutan dari pengecambahan.
• Syarat Pembibitan Batang Bawah:
1. Areal datar, bebas rumput alang – alang maupun tunggul kayu.
2. subur, kaya bahan organik, Lapisan tanah subur [Top Soil ] 0-10 cm bukan
bekas sumber/hiaten Jamur Akar Putih.
3. Dekat dengan lokasi penanaman/areal persiapan efisien tenaga dan
biaya transport.
4. Dekat dengan sumber air mudah dalam penyiraman.
5. Tidak terlalu dekat dengan blok Tanaman Menghasilkan (TM) mencegah
penyakit daun.
6. Tidak terlalu dekat dengan hutan mencegah serangan hama (misal babi
hutan)
Persiapan Lahan Pembibitan Lapangan
1. Lahan di perkebunan karet rakyat diolah dengan metode cangkul dalam (50-60
cm) sesuai dengan kondisi lahan, tenaga, dan dana yang tersedia.
2. Mengatur jarak tanam dengan menancapkan ajir (bilah bambu) ± 25-30 cm
sebagai tanda tempat kita menanam bibit hasil pengecambahan.
3. Membuat lubang tanam dengan tugal (batang kayu yg ujungnya dibuat runcing).
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi16Dosis Pupuk Batang Bawah
Umur Dosis Pupuk (g/ph)
Urea SP36 KCI Kieserit
1 5 3 1 1
2 5 4 2 1
3 5 4 2 2
4 5 4 5 2
5 10 5 5 2
6 10 5 10 2
7 10 5 10 2
Jumlah 50 30 35 12
Bibit siap diokulasi (umur 6 – 12 bulan)
17
Okulasi
• Propagasi vegetatif (perbanyakan tanaman dari biji) untuk mempertahankan
mutu genetik tanaman
• Menempelkan mata tunas (scion) pada pangkal batang bawah (rootstock)
• Merupakan metode propagasi bibit karet terbaik sampai dengan saat ini
Cara Memotong Entres
21
Kompatibilitas Batang Atas (Ba)/ Batang Bawah (Bb)
• Makin dekat hubungan kerabat ba
& bb, kompatibilitas (penyesuaian)
makin baik
• Tidak semua biji karet cocok untuk
bb
• Tingkat (kompatibilitas)
penyesuaian ditandai dg % okulasi
jadi, kaki gajah, pertumbuhan
Cara Membongkar Bibit
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi22OMT baik OMT jelek
Pembibitan Polybag
• Menyiapkan polibag ukuran 35 x 50cm3 atau 25 x 50cm3 yang dilubangi
pada bagian samping dan bawah pengatusan air.
• Tanah diayak dan dicampur dengan Rock Phosphate 50 g/polibag dan
Biofungisida Triko Combi 25 g/polibag.
23
Dosis Pupuk Pembibitan Polibag
Umur Urea (g) SP36 (g) KCI (g) Kieserit (g) Jumlah
2 2 2 1 1 6
3 3 2 2 1 8
4 3 3 2 1 9
5 5 3 3 2 13
6 5 4 3 2 14
TOTAL 18 14 11 7 50
Hak Cipta 2016Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHSemua hak dilindungi undang-undang/dicetak di IndonesiaPenerbitDeutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHWisma Bakrie 2, Lt. 5Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740Fax +62 21 5794 5740 Email jakarta@sregip.or.idInternet www.sregip.or.idReproduksiDilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.DisclaimerInformasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.
10 Modul 1 : Pembibitan Karet - SilabusPANDUAN FASILITATOR PEMBIBITAN KARET HARI/
WAKTUSESSI/ BAHASAN KEGIATAN FASILITATOR
08.00 – 08.20 (20’)
Pembukaan • Fasilitator membuka acara denganmenyampaikan gambaran umum kegiatan/pelatihan.
• Sambutan dari GIZ dan Instansi Pemerintahterkait
08.20 – 08.50 (30’)
Perkenalan, Perumusan Harapan, dan Kontrak Belajar
• Fasilitator menjelaskan teknik perkenalan,memberi contoh, dan meminta satu persatupeserta memperkenalkan diri .
• Jika semuanya sudah memperkenalkan diri,ajak peserta untuk bersama-sama mengulangnama semua peserta.
• Fasilitator minta peserta untuk menulisharapan dan permasalahan yang selamaini dijumpai dalam mengelola kebun padapotongan kertas/metaplan kemudian ditempeldi papan/sticky cloth. 1 potongan kertas berisi1 harapan atau 1 masalah, ditulis denganhuruf yang besar. Sebelumnya di papan/stickycloth ditulis judul “harapan” dan “masalah”dan peserta menempelkan kertasnya sesuaidengan judul di atasnya.
•
•
•
•
•
•
Pembahasan 1 Minta satu atau dua peserta untuk membaca potongan kertas tersebut dan mengelompokkannya sesuai tema/topik.
•
•
Pembahasan 2 • Fasilitator meminta tanggapan peserta.
• Fasilitator menyimpulkan dan menjelaskanbahwa tidak semua harapan dan masalahdapat dicapai atau diselesaikan dalampelatihan ini namun dengan mengenal pesertadari kelompok lain memungkinkan untukbertukar pengalaman dan pengetahuan di luarpelatihan
•
Pembahasan 3 • Fasilitator menayangkan jadwal dan memintatanggapan peserta
• Fasilitator menanyakan hal apa saja yang perludisepakati selama pelatihan berlangsungsebagai kontrak belajar
• Fasilitator menyimpulkan kesepakatan jadwaldan peraturan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
3
KEGIATAN PESERTA MEDIA/CATATAN
•
•
Peserta memperhatikan Sound system
•
•
•
• Peserta memperkenalkan diri: Nama, asal,jabatan dalam Poktan
• Peserta menulis harapan danpermasalahan, kemudian menempelkannyadi tempat yang sudah disediakan
• Potongan kertas/metaplan• Spidol• Kain (sticky cloth) atau papan• Spray month/dobel selotif/lakban kertas
• Peserta yang ditunjuk membaca danmengelompokkan sesuai tema/topikdengan bimbingan fasilitator.
• Peserta lain menyimak proses
•
•
• 2-3 peserta memberi tanggapan, yang lainmemperhatikan.
•
•
•
• Peserta memberi tanggapan (waktu danmateri)
• Peserta memberi tanggapan
• Peserta menyepakati jadwal dan peraturan/tata tertib selama pelatihan berlangsung
• Infokus• Jadwal kegiatan• Sticky cloth/papan• Spray month/lakban kertas• Spidol• Metaplan• Kertas plano
10 Modul 1 : Pembibitan Karet - SilabusHARI/
WAKTUSESSI/ BAHASAN KEGIATAN FASILITATOR
08.50 – 09.10 (20’)
Pengisian kuesioner
Pre Test
• Fasilitator menjelaskan tentang kuesioner.
• Fasilitator membagikan lembar kuesioner yangberisi identitas peserta, pemahaman pesertaterhadap budidaya tanaman karet, dsb.
• Fasilitator membagikan lembar pertanyaanberisi 20 soal pilihan ganda.
•
•
•
09.10 – 09.20 (10’)
Analisis singkat • Fasilitator mengumpulkan lembar kuesioneryang telah diisi peserta.
• Pada tahap awal, fasilitator menganalisissecara cepat dan singkat untuk mengetahuikondisi peserta. Pada tahap lanjutan,fasilitator menganalisis kuesioner untukpenyusunan bahan laporan kegiatan.
• Fasilitator menilai hasil pre test denganminimum passing grade adalah 12 soaldijawab dengan benar.
09.20 – 09.30 (20’)
Harapan fasilitator: hasil belajar
• Fasilitator menjelaskan hasil belajar yangdiharapkan sehubungan dengan topikpelatihan. Selanjutnya fasilitator menanyakanpada peserta, “Apakah hal ini sudah pernahAnda lakukan atau sudah ada di Poktan Anda?Jika sudah ada, apa yang dilakukan?”
• Fasilitator mencatat poin-poin tentangpenjelasan peserta kemudian fasilitatormenyimpulkan kondisi peserta danmemberikan pengantar untuk memasukiserangkaian kegiatan.
•
•
•
•
•
1. Materi Pembibitan
09.30 – 09.35 (5’)
Pendahuluan • Fasilitator menjelaskan pentingnya pembibitankaret unggul dan tujuannya
• Fasilitator menjelaskan pentingnya budidayakaret yang baik dan potensi hasilnya
• Fasilitator mengajak peserta berdiskusitentang kebun karet atau pembibitan yangdimiliki peserta
5
KEGIATAN PESERTA MEDIA/CATATAN
•
•
•
Peserta mengisi lembar kuesioner • Lembar kuesioner• Alat tulis untukpeserta• Soal pre test
•
•
•
Peserta menyerahkan lembar kuesioner kepada fasilitator
Kunci jawaban Pre Test
•
•
Peserta menjelaskan kegiatan di poktan Peserta menyimak
• In focus atau kertas plano• Kertas plano,• metaplan,• spidol, papan/sticky cloth (kain dengan lem),• lakban kertas/ spray month
•
•
•
Peserta menyimakPeserta menceritakan kebun karet atau pembibitan yang dimiliki dan mendiskusikannya
InfokusSpidolWhiteboardBahan presentasi/power point
10 Modul 1 : Pembibitan Karet - SilabusHARI/
WAKTUSESSI/ BAHASAN KEGIATAN FASILITATOR
09.35 – 09.55 (20’)
Kebun Entres: Pengenalan klon, persiapan, pemeliharaan entres dan pengelolaan tunas, serta pemurnian entres
• Fasilitator mengenalkan klon dan sifat-sifatunggulnya
• Fasilitator menjelaskan hal-hal yangdiperlukan dalam pembuatan kebun entres,termasuk persiapan lahan dan pemeliharaantanaman entres
• Fasilitator menjelaskan pengelolaan tunas dikebun entres dan tujuannya
• Fasilitator menginformasikan pentingnyapemurnian entres
09.55 – 10.10 (15’)
Coffee break
10.10 – 10.25 (15’)
Pembibitan: Seleksi biji dan pembuatan bedeng pengecambahan
• Fasilitator menjelaskan cara menyeleksi bijidan kebun yang layak sebagai sumber biji
• Fasilitator menjelaskan pembuatan bedengpengecambahan
10.25 – 10.45 (20’)
Pembibitan lapang: Persiapan lahan, pengaturan jarak tanam, dan pemeliharaan
• Fasilitator menerangkan tahapan dalammenyiapkan lahan pembibitan
• Fasilitator menjelasskan berbagai pilihan jaraktanam di pembibitan lapang
• Fasilitator menjelaskan pemeliharaantanaman agar tanaman tumbuh baik
10.45 – 11.15 (30’)
Okulasi • Fasilitator menanyakan apakah peserta sudahpernah melakukan okulasi
• Fasilitator memperkenalkan alat-alat untukmelakukan okulasi
• Fasilitator menjelaskan tentang penyiapanmata okulasi (entres), jenis mata, dan cara-cara melakukan okulasi
11.15 – 11.25 (10’)
Penyesuaian batang atas dan batang bawah
• Fasilitator menjelaskan pentingnyapenyesuaian antara batang atas dan batangbawah, ciri-ciri “kaki gajah”, serta faktor yangmempengaruhinya
11.25 – 11.45 (20’)
Pembibitan di polybag • Fasilitator menjelaskan tentang persiapanmedia tanam dalam polybag dan seleksi stumpmata tidur
• Fasilitator menyampaikan tahapan kegiatandalam pemeliharaan bibit di polybag hinggabibit di polybag siap tanam dan homogen
7
KEGIATAN PESERTA MEDIA/CATATAN
•
•
•
•
Peserta menyimak Bahan presentasi/power point
•
•
Peserta menyimak Bahan presentasi/power point
•
•
•
Peserta menyimak Bahan presentasi/power point
•
•
•
Peserta menyimak penjelasan fasilitator Seperangkat alat okulasi,Kayu entresBahan presentasi/power point PPT
• Peserta menyimak penjelasan fasilitator Bahan presentasi/power point
•
•
Peserta menyimak penjelasan fasilitator Bahan presentasi/power point
10 Modul 1 : Pembibitan Karet - SilabusHARI/
WAKTUSESSI/ BAHASAN KEGIATAN FASILITATOR
11.45 – 12.00 (15’)
Pengantar praktek • Fasilitator menjelaskan kegiatan praktek,perlengkapan yang perlu dibawa, dan membagikelompok
•
•
•
12.00 – 13.00 (60’)
ISHOMA
13.00 – 13.20 (20’)
Praktek pengenalan entres, mata okulasi, dan pengelolaan tunas
• Fasilitator menjelaskan dan menunjukkanjenis-jenis mata okulasi dan teknikpengelolaan tunas di kebun entres
• Fasilitator meminta setiap kelompok untukmemilih dan menghitung jumlah mata primauntuk kegiatan okulasi karet
13.20 – 13.35 (15’)
Evaluasi • Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
13.35 – 13.55 (20’)
Praktek pemilihantanaman batang bawah
• Fasilitator meminta setiap kelompok untukmemilih tanaman batang bawah yang sehatdan memenuhi syarat untuk diokulasi
13.55 – 14.10 (15’)
Evaluasi • Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
14.10 – 14.45 (35’)
Praktek okulasi • Fasilitator meminta setiap kelompok untukmenyiapkan alat-alat okulasi, menyiapkanmata entres, dan melakukan okulasi padatanaman batang bawah yang telah dipilih
14.45 – 15.00 (15’)
Coffee break
15.00 – 15.55 (55’)
Praktek okulasi (lanjutan) • Fasilitator meminta setiap kelompok melakukan okulasi pada tanaman batang bawah yang telah dipilih
15.55 – 16.10 (15’)
Evaluasi • Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
16.10 – 16.30 (20’)
Praktek pemeliharaanbibit polibag
• Fasilitator meminta setiap kelompok untukmelakukan wiwilan, pemadatan, dan pemilihanbibit prima
16.30 – 16.45 (15’)
Evaluasi • Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
Post Test • Fasilitator membagikan lembar post test (20soal pilihan ganda). Soalnya sama dengan pretest hanya tampilannya yang berbeda.
• Fasilitator juga melakukan scoring Post Testdengan minimum passing grade adalah 12 soaldijawab dengan benar.
9
KEGIATAN PESERTA MEDIA/CATATAN
• • Peserta menyimak• Peserta dibagi menjadi beberapa• kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-5
orang.
KertasSpidolBahan presentasi/power point PPT
•
•
Peserta menyimak dan memilih mata prima untuk kegiatan okulasi karet
Kebun entres atau (minimal) kayu entres
• Peserta menyimak dan mencatat kesalahan yang dilakukan
• Peserta memilih batang bawah yang layak okulasi sebanyak jumlah anggota kelompoknya
Kebun tanaman batangbawah, tali rafia untukpenanda
• Peserta menyimak dan mencatat kesalahan yang dilakukan
• Peserta mempraktekkan okulasi Kayu entres, bibit batang bawah, pisau okulasi, pengasah, plastik okulasi, kain lap
• Peserta mempraktekkan okulasi
• Peserta menyimak dan mencatat kesalahanyang dilakukan
• Peserta mempraktekkan wiwilan, pemadatan, dan pemilihan bibit prima
Pembibitan karet dalam polybag
• Peserta menyimak dan mencatat kesalahanyang dilakukan
•
•
Soal post test
Hak Cipta 2016Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHSemua hak dilindungi undang-undang/dicetak di IndonesiaPenerbitDeutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHWisma Bakrie 2, Lt. 5Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740Fax +62 21 5794 5740 Email jakarta@sregip.or.idInternet www.sregip.or.idReproduksiDilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.DisclaimerInformasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.