Post on 06-Feb-2018
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Sains
Disusun Oleh :
Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERSETUJUAN
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Disusun Oleh :
Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing
Pada Tanggal ………………..2011
Dewan Pembimbing:
Jabatan Nama Tanda Tangan
Pembimbing I Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd …………….. NIP.195201161980031001
Pembimbing II Dra. Suparmi, MA.Ph.D. …………….. NIP.195909151976032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 195201161980031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PENGESAHAN
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Disusun Oleh :
Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
Telah disahkan oleh Tim Penguji
Dewan Penguji
Jabatan N a m a Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. H. Ashadi ..…………. NIP. 19510702 197501 1 001 Sekretaris : Dr. H. Sarwanto, S. Pd., M.Si. ..…………. NIP. 19690901 199403 1 002 Anggota : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ..…………. NIP. 19520116 198003 1 001 Anggota : Dra. Suparmi, MA., Ph.D. . .…………. NIP. 19520915 197603 2 001 Surakarta, ...................... 2011 Mengetahui Direktur PPs UNS, Ketua Program Pendidikan Sains
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19520116 198003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
N a m a : Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul
“Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi
dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa”
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat). adalah benar-benar hasil karya sendiri. Hal yang
bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tesebut.
Surakarta, Juli 2011
Yang membuat pernyataan
Ibnu Dwi Kustadiyono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRAK
Ibnu Dwi Kustadiyono, S831002046, 2010. “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi Melalui Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa” (Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, Pembimbing II: Dra. Suparmi, MA.PhD. Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi dan Media KIT; (2) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai Kemampuan Awal tinggi dan rendah; (3) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai Motivasi Belajar tinggi dan rendah; (4) interaksi antara metode pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi dan Media KIT dengan Kemampuan Awal siswa; (5) interaksi antara metode pembelajaran menggunakan Media Animasi dan Media KIT dengan Motivasi belajar siswa; (6) interaksi antara Kemampuan Awal siswa dengan Motivasi Belajar; (7) interaksi antara Metode pembelajaran menggunkan Media Animasi dan Media KIT, dengan Kemampuan Awal, dan Motivasi Belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas 7 MTsN Taliwang Sumbawa Barat tahun 2010/2011, yang terdiri dari 4 kelas, sedangkan sampelnya diambil dengan cara cluster random sampling yang terdiri dari 2 kelas. Kelas 7C diberi pembelajaran dengan Media KIT dan kelas 7D diberi pembelajaran dengan Media Animasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes prestasi belajar untuk kemampuan awal dan prestasi belajar siswa dan quisioner untuk motivasi belajar siswa. Hipotesis diuji dengan Anova 3 jalan dengan sel tak sama dengan desain faktorial 2 x 2 x 2.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan; (1) prestasi belajar dengan Media Animasi lebih tinggi dibandingkan dengan Media KIT; (2) tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan yang mempunyai kemampuan awal rendah; (3) motivasi berprestasi tinggi prestasinya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang motivasi berprestasi rendah; (4) tidak ada interaksi antara pembelajaran Media Animasi dan Media KIT dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa; (5) tidak ada interaksi pembelajaran Media Animasi dan Media KIT dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada interaksi antara Media pembelajaran menggunakan Media Animasi dan Media KIT, dengan kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, terhadap prestasi belajar siswa.
. Kata kunci: Metode Demonstrasi, Media Animasi, Media KIT, Kemampuan Awal, Siswa, Motivasi Belajar Siswa, Gerak Lurus, Prestasi Belajar Siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRACT
Ibnu Dwi Kustadiyono. S831002046. “Physics Learning using Demonstration Method through Animation and Science KIT Media Overviewed from the Student’s Prior Knowledge and Students' Learning Motivation ” (A case Study of Linear Motion for 7th grade Students MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat Academic Year of 2010/2011). Thesis. Science Education Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Advisors: 1) Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, 2) Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., Surakarta, 2011.
The purposes of the reseach were to know: (1) The difference of Students achievement between students who learnt using Animation and KIT Media; (2) the difference of students achievement between students who had high and low students prior knowledge; (3) the difference of students achievement between students who had high and low learning motivation; (4) the interaction between learning methods using Animation and KIT Media with students prior knowledge toward students achievement; (5) the interaction between learning methods using Animation and KIT Media with students' learning motivation toward students achievement; (6) the interaction between students' prior knowledge with students' learning motivation toward students achievement; (7) the interaction between learning methods using Animation and KIT Media, with students prior knowledge, and learning motivation toward students achievement.
The method of this research used experimental method, the population was all students in 7th grade MTsN Taliwang Sumbawa Barat academic year 2010/2011, consisted of four classes, while the sample was taken using cluster random sampling consisting of 2 classes. 7C class given by the KIT media learning and classroom learning 7D given by Animation media. Data was collected using test for prior knowledge, students achievement, and questionnaire for learning Motivation. The hypothesis was tested using 3 way of Anova with unequal cell with 2 x 2 x 2 factorial design.
From the data analysis could be concluded that: (1) students achievement was higher for those who learnt using Animation Media than KIT Media; (2) there was no differences in students achievement between students who had high and low students prior knowledge; (3) students achievement was higher for those who had high learning motivation than low learning motivation; (4) there was no interaction between learning Animation and KIT media with students prior knowledge toward students achievement; (5) there was no interaction between learning methods using Animation and KIT media with the students' learning motivation toward students achievement; (6) there was no interaction between students prior knowledge with the students' learning motivation toward students achievement; (7) there was no interaction between Learning methods using Animation and KIT media, with students prior knowledge and students learning motivation toward students achievement.
Keywords: Demonstration Method, Animation Media, Science Kit Media, Students Prior Knowledge, Students Learning Motivation, Linear Motion, Students achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MOTTO
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
2. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
3. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(QS. 94: Alam Nasyrah :7-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Ibu dan Ayah (Alm) tercinta
Istri tercinta Retno Suci Wulandari, SE
Kelima anakku tersayang Afifah Nuri Nudhar, Barrun Muhammad Maris, Tamim Murtaja Al Faruq, Tsabit Faqih, dan Jayyid Isykariman
Rekan-rekan pendidikan Sains angkatan 2010.
Almamaterku tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan
Tesis ini dengan judul “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui
Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi
Belajar Siswa”. Penulis sangat menyadari, karena keterbatasan dan kemampuan
penulis yang masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan tesis
ini, berbagai pihak telah memberikan bantuan dorongan, motivasi, dan bimbingan
sehingga dapat selesaikan Tesis ini oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tulus, khusus kepada
yang terhormat:
1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarata yang
telah memberikan ijin dan kesempatan untuk meminta ilmu di Universitas
2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sains, dan Pembimbing I, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarata, yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
berharga serta membantu mencarikan sumber-sumber bacaan.
3. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., selaku dosen pembimbing II yang secara khusus
memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis mulai dari
persiapan sampai dengan selesainya tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4. Dosen Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada
penulis.
5. Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Sumbawa Barat, yang telah memberikan
ijin untuk Tugas Belajar pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarata.
6. Kepala SMA Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin
untuk studi pada program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan membantu pelaksanaan penelitian ini.
7. Kepala SMP Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin
untuk uji instrument penelitian ini.
8. Kepala MTsN Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin tempat
pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam persiapan sampai selesainya tesis ini.
10. Rekan–rekan mahasiswa Pascasarjana Program pendidikan Sains Universitas
Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi dan
dorongan semangat untuk selesainya tesis ini.
11. Akhirnya kepada istri tercinta dan anak-anakku yang kusayang atas kesabaran,
kesetiaan, pengertian, dan dorongannya selama penulis mengikuti pendidikan
hingga selesainya penulisan tesis ini secara keseluruhan.
Semoga segala amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat imbalan
pahala yang setimpal dari Alloh SWT, dan apabila dalam penyusunan tesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
penelitian ini banyak kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar–
besarnya, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
Ibnu Dwi Kustadiyono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
PERNYATAAN ..................................................................................................
iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………...……………… 6
C. Pembatasan Masalah …………………………….…..………….…… 8
D. Perumusan Masalah ………………… …………….……………….. 9
E. Tujuan Penelitian ………………………..…………………………... 9
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………..... 10
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ……..……..………………………….…………….. . 12
1. Pengertian Belajar …..……………………….……..………. 12
2. Teori Belajar ………..………………………………………
13
3. Metode Pembelajaran ………… ………………………….. 20
4. Metode Demonstrasi ……..…..…….……….……………… 22
5. Media Animasi …………....……………………………… 25
6. KIT IPA …..……………..…….……………………………. 27
7. Kemampuan Awal Siswa ….…………….…………………. 32
8. Motivasi Belajar Sisawa ……..………………………….. .. 33
9. Prestasi Hasil Belajar.………..…………………………….. 35
10. Hakekat Pembelajaran Fisika ………………………………. 37
11. Materi Gerak Lurus …….……………………….………… . 38
B. Penelitian yang Relevan ……….………………………..………….. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. Kerangka Berfikir ……..……………………………………………
44
D. Hipotesis…………………………………………………………… .49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………..…………………….…… 50
B. Populasi dan Sampel ………………..……………………………… 51
C. Metode Penelitian ………….……..………………………………... 52
D. Rancangan Penelitian …….………..………………………………. 52
E. Variabel Penelitian ...………………………………..……………… 54
F. Teknik Pengumpulan Data……..…………………..…………….…. 56
G. Instrumen Penelitian ………………………………………………… 58
H. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………..……………….. 59
I. Teknik Analisis Data ……………….……………………………..… 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................... 72
1. Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar................................ 72
2. Data Nilai Prestasi Belajar Fisika................................................. 73
a. Prestasi Belajar Fisika Menggunkan Media
KIT dan Animasi …………………………………….…. 72
b. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan
Tingkat Kemampuan Awal Siswa .................................... 76
c. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kemampuan Awal Siswa ..................................................
79
B. Uji Prasyarat Analisis ……………………………………………….. 81
1. Uji Normalitas ............................................................................. 81
2. Uji Homogenitas ............................................................................ 83
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 84
1. Analisis Variansi ............................................................................ 85
2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan ......................................... 89
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 90
E. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 102
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 103
B. Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 106
1. Implikasi Teoritis ....................................................................... 106
2. Implikasi Praktis ........................................................................ 106
C. Saran-saran ...................................................................................... 107
1. Saran untuk Kepala Sekolah…….. .......................................... 107
2. Saran untuk Kepala Guru ………………….............................. 108
3. Saran Untuk Siswa …………………………………………… 108
4. Saran untuk para Peneliti ........................................................ 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN..................................................................................................... 112
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 3.1 Pelaksanaan kegiatan penelitian .....................................................
50
2. Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................
54
3. Tabel 4.1 Diskripsi Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar ……..…. 72
4. Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa masing-masing kelompok ……………… 73
5. Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika .................................. 74
6. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok
Menggunakan Media KIT............................................................................... 74
7. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok
Menggunakan Media animasi ........................................................................ 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
8. Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat
Kemampuan Awal Siswa ............................................................................... 76
9. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Kemampuan Awal Tinggi .............................................................................. 77
10. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Kemampuan Awal Rendah ............................................................................ 77
11. Tabel 4.9 Diskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Tingkat Motivasi belajar
Siswa .............................................................................................................. 79
12. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Motivasi belajar Tinggi .................................................................................. 79
13. Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Motivasi belajar Rendah …………………………………………………… 80
14. Tabel 4.12 Harga Statistik Uji Normalitas Berdasakan Uji K-S …………… 82
15. Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas …………………………….. 83
16. Tabel 4.15 Tabel 4.18 Hasil Uji Lanjut Anava Media Animasi..................... 89
17. Tabel 4.16 Tabel 4.18 Hasil Uji Lanjut Anava Media KIT............................ 89
18. Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Lanjut Anava ............................................ 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1 KIT IPA ………………………………………………………………… 31
2. Gambar 2.2. Contoh-contoh gerak …………………………………………. 39
3. Gambar 2.3. Grafik Gerak Lurus beraturan ……………………………………………… 40
4. Gambar 2.4. Gambar Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan …………….. 40
5. Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media KIT ….75
6. Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan
Media Animasi …………………………………………………………….. 76
7. Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
Awal Tinggi ………………………………………………………………. 78
8. Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Awal Rendah ……………………………………………………………… 78
9. Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi belajar
Tinggi ………………………………………………………………………. 80
10. Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi Belajar
Rendah ………………………………………………………………………
81
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran 1 RPP Media Animasi ………………………………………… 112
2. Lampiran 2 RPP Media Animasi ………………………………………… 118
3. Lampiran 3 Silabus ………………………………………………………. 121
4. Lampiran 4 Soal Uji Coba Kemampuan Awal …………………………... 123
5. Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Uji Kemampuan Awal ……………………….. 128
6. Lampiran 6 Kisi-kisi Uji Soal Gerak Lurus ………………………………. 130
7. Lampiran 7 Soal Uji Coba Gerak Lurus ………………………………….. 132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
8. Lampiran 8 Kisi-kisi Uji Coba Soal Motivasi …………………………….
137
9. Lampiran 9 Soal Uji Coba Motivasi Belajar Siswa ………………………. 138
10. Lampiran 10 Media Pembelajaran Animasi ………………………………. 147
11. Lampiran 11 LKS GLB dan GLBB .…………………………………… 171
12. Lampiran 12 Gambar KIT IPA …………………………………………… 173
13. Lampiran 13 Soal Kemampuan Awal Siswa …………………………….. 174
14. Lampiran 14 Soal Gerak Lurus …………………………………………… 178
15. Lampiran 15 Nama-nama Siswa Kelas VIIA SMP Al Ikhlas Taliwang
Sumbawa Barat …………………………………………………………… 183
16. Lampiran 16 Data Validitas Item Soal Uji Coba Gerak Lurus …………… 184
17. Lampiran 17 Data Releabilitas Soal Uji Coba Gerak Lurus ..……………. 187
18. Lampiran 18 Data Daya Beda Soal Uji Coba Gerak Lurus ………………. 190
19. Lampiran 19 Data Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Gerak Lurus ………. 193
20. Lampiran 20 Data Validitas Item Soal Uji Coba Motivasi Belajar ……… 196
21. Lampiran 21 Data Releabilitas Soal Uji Coba Motivasi Belajar …………. 204
22. Lampiran 22 Data Validitas Item Sola Uji Coba Kemampuan Awal …….. 211
23. Lampiran 23 Data Releabilitas Soal Uji Coba Kemampuan Awal ……….. 214
24. Lampiran 24 Data Daya Beda Soal Uji Coba Kemampuan Awal …………217
25. Lampiran 25 Data Indeks Kesukaran Soal UC. Kemampuan Awal ……….220
26. Lampiran 26 Data Nilai Kemampuan Awal dan Motivasi Siswa ……… 223
27. Lampiran 27 Data Nilai Prestasi Belajar Media KIT dan Animasi...……. 227
28. Lampiran 28 Data Nilai Prestasi Belajar Kemampuan Awal …………… 229
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
29. Lmpiran 29 Data Nilai Prestasi Belajar Motivai Belajar ………………… 231
30. Lampiran 30 Uji Normalitas ……………………………………………… 233
31. Lampiran 32 Uji Homogenitas ….………………………………………… 234
32. Lampiran 33 Data Tes Anava 3 jalan …………………………………….. 235
33. Lampiran 34 Data Uji Lanjut Media dan Motivasi ……………………… 236
34. Lampiran 35 Descritptive Statistik …..…………………………………… 238
35. Lampiran 36 Foto-foto Penelitian ………………………………………… 239
36. Lampiran 37 Surat ijin Penelitian ………………………………………… 243
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu usaha yang sedang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini. Seperti yang tertuang dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS huruf c yang berbunyi:
“Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan”
Dari Undang-undang tersebut jelas terlihat usaha pemerintah dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan diantaranya pengembangan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat peraga, sarana
pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Untuk menyambut hal tersebut
maka peneliti berupaya memberikan umpan balik dengan memanfaatkan sarana
dan prasarana disekolah yang diteliti untuk meningkatkan peran serta guru,
sekolah maupun siswa sehingga diharapkan prestasi belajarnya dapat meningkat.
Peran serta sekolah dalam menyambut usaha yang dilakukan pemerintah
selama ini masih banyak kekurangannya, hal ini disebabkan partisipasi guru dalam
pengambilan keputusan sering terabaikan padahal terjadi atau tidak terjadi
perubahan di sekolah sangat bergantung pada gurunya. Guru perlu memahami
bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di ruang kelas saat pembelajaran
berlangsung mempunyai pengaruh, baik positif atau negatif terhadap
kualitas dan hasil pembelajaran. Di dalam menyajikan kegiatan belajar
mengajar, pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas, serta pada saat
berinteraksi dengan siswa seharusnya dilakukan oleh guru secara terencana
dan berkesinambungan dengan cara perbaikan dan perubahan, baik dalam
metode, strategi, media, maupun pengelolaan kelas yang terus dilakukan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pretasi belajar siswa. Konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pembelajaran menurut Firdaus (dalam Corey, 1986:195) yaitu :
Suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon khusus dari pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Dari konsep pembelajaran tersebut siswa akan mudah menerima pelajaran
jika bukan hanya sekedar mendengar informasi dari guru, tetapi guru senantiasa
berinteraksi langsung dengan siswa, dan terjadi umpan balik antara guru dan
siswa. Untuk itu peranan seorang guru sangatlah besar dalam mewujudkan tujuan
dari pendidikan sehingga pembelajaran yang terjadi tidak hanya satu arah dan
guru menjadi satu satunya sumber ilmu, sehingga dapat memberikan suatu
dampak bagi prestasi belajar yang dicapai siswa.
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun
sains. Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah
alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains
adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode
berdasarkan observasi. Menurut Rochani (dalam Depdiknas 2003:1) “Sains
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
Hakikat fisika menurut Sudarwanto (dalam Beiser 1962: v), “Physics, like
any other science, involves the active of pursuit of knowledge, and it contains
many elements besides its basics concepts”. Dan dalam Karso (1993: 71), “fisika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
merupakan ilmu yang lahir dan dikembangkan melalui langkah-langkah
observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis lewat eksperimen, pengajuan
kesimpulan, dan pengajuan teori atau konsep”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan bagian dari
sains yang memungkinkan manusia memperoleh kebenaran ilmiah dari fenomena-
fenomena alam sehingga memudahkan menggambarkan dan mengatur alam.
Selain itu, mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi
mengembangkan semua aspek belajar yang dimiliki peserta didik (afektif,
kognitif, dan psikomotor) sehingga mempunyai sikap percaya diri untuk bekal
hidup di masyarakat.
Di dalam fisika materi yang dipelajari meliputi Besaran dan Satuan,
Vektor, Gerak Lurus, Hukum Newton, Gaya Grafitasi, Dinamika Rotasi, Usaha
dan Energi, Elastisitas, serta Hukum Kekekalan Energi Mekanik, serta Impuls dan
Momentum yang terangkum dalam materi Mekanika. Gerak Lurus dipelajari di
awal bab karena materi tersebut sangat berpengaruh sekali dalam memahami
konsep konsep fisika yang lain yang saling berkaitan seperti: Hukum Newton
Gaya, dan Dinamika Rotasi. Gerak Lurus dapat diamati secara nyata melalui
eksperimen ataupun demonstrasi. Dalam penelitian ini pengamatan gerak lurus
melalui metode demonstrasi sehingga dapat membantu siswa dalam menemukan
konsep tentang gerak lurus. Metode demonstrasi digunakan dalam penelitian ini
mengingat keterbatasan alat di sekolah MTsN Taliwang Sumbawa Barat,
sedangkan media yang digunakan adalah Animasi dan KIT. Dari kedua media
tersebut nantinya akan dibandingkan mana yang lebih berengaruh dalam prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
hasil belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, harus selaras dengan
peningkatan mutu SDM agar arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat menuju sasaran yang tepat.. Kami sebagai guru,perhatian yang seksama
dalam peningkatan mutu SDM., khususnya dalam melihat permasalahan-
permasalahan dan perkembangan di dalam proses pembelajaran, siswa maupun
bahan ajar yang kami ajarkan.
Pembelajaran fisika di MTsN Taliwang Sumbawa Barat pada tahun 2009
khususnya di kelas VII agaknya aktivitas dan hasil belajarnya mengalami
penurunan, hal ini ditandai pada kemampuan dalam pencapaian standar
ketuntasan belajar minimal masih kurang dari target yang sudah ditetapkan serta
semangat belajar siswa yang kendor. Secara umum aktivitas dan hasil belajar
tidak sesuai yang diharapkan. Pada mata pelajaran fisika dianggap masih belum
memadai. Disisi lain tinjauan terhadap guru sendiri biasanya ada materi yang
susah diajarakan, artinya disamping materinya agak susah juga media
pembelajaran yang masih kurang memadai. Waktu yang tersedia terasa masih
kurang, misalnya pada materi Gerak Lurus. Pada materi ini dalam RPP tertera 2 x
pertemuan, akan tetapi karena materi agak susah dimengerti siswa maka,
pertemuan ditambah menjadi 3 kali atau 4 kali, itupun perolehan yang dicapai
belum maksimal. Di samping itu juga dalam silabus materi fisika pada
umumnya dianggap sangat padat, sementara jumlah pertemuan sangat terbatas,
indikatornya dapat dilihat pada nilai ulangan harian pada semester I.
Adanya faktor-faktor internal yang dimiliki siswa seperti: gaya belajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kemampuan awal, gaya berfikir, motivasi berprestasi, kemampuan abstrak, sikap
ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki siswa belum diperhatikan oleh guru.
Padahal kesemua faktor tersebut seharusnya mendapat perhatian dari guru
sehingga guru secara psikologis dapat mengetahui keadaan anak dalam menerima
pembelajaran dan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pula
proses penerimaan anak dalam menerima pembelajaran fisika dan akhirnya dapat
pula mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Permasalahan disikapi dengan memberikan rangsangan dengan mencoba
menggunakan metode pembelajaran yang berupa metode demonstrasi. Metode
demonstrasi melalui media animasi pada satu kelas eksperimen dan kelas yang
lain menggunakan KIT. Metode demonstrasi dengan media Animasi diharapkan
siswa akan lebih termotivasi, tertantang, asyik dan menjadi menyenangkan dalam
belajar fisika sehingga prestasi belajarnyapun diharapkan akan meningkat,
sebagaimana penelitian yang telah dilakukan Aleksandriya Aleksandrova, 2007,
dan Nadezhda Nancheva dengan judul “E-test with physics video demonstrations
Department of Physics, University of Rousse”, (www.mptl12.ifd.uni.wroc.pl
diakses 5 Desember 2010) diterangkan bahwa siswa harus belajar tidak hanya
aplikasi hukum, prinsip-prinsip dan fakta tetapi juga, yang paling penting, mereka
harus belajar untuk berpikir, untuk memahami dan menjelaskan fenomena. Dalam
kasus lain hal yang serupa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui
media pernah juga dilakukan oleh Ricardo Trumper, 2003, dengan judul “The
Physics Laboratory – A Historical Overview and Future Perspectives”
(www.oranim.ac.il/sites/heb/SiteCollectionImages/personal/ricardo/ S_E2003.pdf,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
diakses 12 Desember 2010) diterangkan bahwa pengajaran fisika yang
berhubungan dengan konstruktivis mungkin tidak hanya memotivasi peserta
didik, tetapi menyediakan cara mudah bagi siswa untuk mengembangkan
pemahaman intuitif dari fenomena fisika abstrak sehingga pada penelitian tersebut
berkeyakinan bahwa dengan dibantu media viasualisasi dengan komputer
merupakan perspektif yang menjanjikan dalam mengajar fisika.
Dari latar belakang dan berbagai sumber yang pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti di Negara lain penulis mengangkat judul pada Penelitian tesis
ini “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi
dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa” (Studi
Kasus pada Pokok Bahasan: Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang
Sumbawa Barat tahun 2010/2011).
B. Identifikasi Masalah
Setelah melihat latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar fisika MTsN Taliwang Sumbawa Barat rata-ratanya masih
belum memadai dikarenakan pembelajarannya masih belum memenuhi
karakteristik fisika.
2. Kurang adanya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru, padahal
ada berbagai metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran seperti
metode eksperimen, metode demonstrasi, metode diskusi, metode discovery
dan metode inkuiri, metode pear teaching, metode drill, metode karyawisata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dan metode perancangan sehingga mata pelajaran fisika menjadi terasa
membosankan.
3. Kualitas pembelajaran fisika yang perlu ditingkatkan dengan berbagai media
seperti media visual (animasi), media kartun, media kuis, media hasil
teknologi cetak, media audio visual (VCD), media tiga dimensi (KIT) dan
media serbaneka yang dapat membantu proses belajar mengajar namun selama
ini guru belum menggunakannya.
4. Adanya factor internal seperti kemampuan awal, gaya berfikir, motivasi
berprestasi, kemampuan abstrak, sikap ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki
siswa belum diperhatikan oleh guru sehingga mempengaruhi pula proses
dalam pembelajaran fisika.
5. Prestasi yang dinilai hanya aspek kognitif yang sering digunakan, padahal ada
aspek afektif dan aspek psikomotor yang juga harus diperhatikan, tetapi belum
mendapatkan perhatian guru.
6. Guru belum menunjukkan keterkaitan antara konsep-konsep fisika yang akan
diajarkan dengan konsep-konsep fisika sebelumnya sehingga materi fisika
seolah-olah tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Konsep-
konsep sebelum Gerak Lurus yang harus dikuasai adalah: Besaran dan Satuan,
Pengukuran, serta Jarak dan Perpindahan.
7. Sarana dan prasarana yang ada belum optimal digunakan oleh guru sehingga
pembelajaran fisika masih kurang menarik.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Pembelajaran fisika dibatasi pada penggunaan metode demonstrasi dengan
media Animasi Gerak Lurus yang diprogram dengan macromedia flash 8
untuk kelas eksperimen 1 dan KIT untuk kelas eksperimen 2.
2. Kemampuan awal siswa dibatasi pada kemampuan awal tinggi dan rendah
dalam memahami konsep fisika pada materi sebelumnya dengan tes awal.
3. Motivasi berprestasi siswa dibatasi pada motivasi tinggi dan motivasi rendah
yang dimiliki oleh siswa MTsN Taliwang Sumbawa Barat dengan
pemberian angket motivasi belajar sebelum penelitian dilakukan.
4. Prestasi belajar dibatasi pada aspek kognitif dan afektif pada pokok
bahasan gerak lurus.
5. Materi fisika yang dipilih dalam penelitian ini adalah Gerak Lurus materi
kelas VII pada semester dua di MTsN Taliwang Sumbawa Barat.
6. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa
Barat semester II tahun pelajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dijelaskan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran
dengan metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT.
2. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah.
4. Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
5. Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
6. Adakah interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa.
7. Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi menggunakan Animasi dan media KIT terhadap
prestasi belajar siswa.
2. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan
awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
3. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar
tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
4. Interaksi antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
media KIT dengan tingkat kemampuan awal terhadap prestasi hasil belajar
siswa.
5. Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil
belajar siswa.
6. Interaksi antara antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
7. Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Bagi siswa :
a. Mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir
tentang fisika khususnya gerak lurus.
b. Membuat siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar fisika sehingga
fiska menjadi lebih menarik, asyik, dan menyenangkan.
c. Mengusahakan siswa dapat mengaplikasikan manfaat gerak lurus
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran tentang pengelolaan, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menggunakan animasi sehingga belajar fisika menjadi lebih menarik,
asyik dan menyenangkan.
b. Memberikan motivasi kepada guru untuk terus melakukan
pembaharuan-pembaharuan dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan metode-metode pembelajaran yang ada dan
membantu memperlancar tugas profesinya.
3. Bagi Lembaga
a. Memberikan kontribusi dalam memotivasi siswa untuk belajar fisika
sehingg prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat.
b. Dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran fisika yang
relevan dengan permasalahan yang terjadi di sekolah.
c. Untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar siswa
kelas VII tentang gerak lurus dengan metode demonstrasi
menggunakan Animasi dan KIT di kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa
Barat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
i
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut berbagai sudut pandang belajar dapat didefinisikan beraneka
ragam. Menurut Slameto (2003:2), “Belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Menurut M. Sobry Sutikno (2007:5) mengemukakan “Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Menurut Thursan Hakim (2005:1), “Belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”. Menurut Slameto (dalam R.
Gagne, 2003:13) memberikan dua definisi belajar, yaitu: “(1). Belajar ialah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku. (2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar
adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Dalam membelajarkan siswa guru
dapat menggunakan berbagai metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan
bahwa belajar yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.
2. Teori Belajar
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya
terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan
bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya
akan dibahas beberapa teori belajar yang erat kaitannya dengan masalah yang
dihadapi diantaranya: Teori Belajar Gagne, Teori Belajar Pieget, Teori Belajar
Bruner, dan Teori Belajar Ausubel.
a. Teori Gagne
Asumsi yang mendasari teori Gagne adalah bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Gagne beranggapan bahwa hirarki belajar itu ada, sehingga penting bagi
guru untuk menentukan urutan materi belajar yang harus diberikan. Materi-
materi yang berfungsi prasyarat harus diberikan terlebih dahulu. Keberhasilan
siswa belajar kemampuan yang lebih tinggi, ditentukan oleh apakah siswa itu
memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah atau tidak.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase
yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5)
ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik, sedangkan
kemampuan manusia sebagai tujuan belajar menurut Gagne dibedakan menjadi
5 kategori, yaitu : (a) keterampilan intelektual; (b) informasi verbal; (c) strategi
kognitif; (d) keterampilan motorik; dan (e) sikap.
Untuk mencapai hasil belajar yang demikian maka implikasi teori belajar
Gagne dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan kejadian
instruksional yang meliputi (1) menarik perhatian, (2) menjelaskan tujuan, (3)
mengingat kembali apa yang telah dipelajari, (4) memberikan materi pelajaran,
(5) memberi bimbingan belajar, (6) memberi kesempatan, (7) memberi umpan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
iv
balik tentang benar tidaknya tindakan yang dilakukan, (8) menilai hasil belajar,
dan (9) mempertinggi retensi dan transfer.
Sehingga dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT
diharapkan pemahaman terhadap konsep tentang gerak lurus akan lebih baik
karena dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT
memungkinkan adanya keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi
kognitif, keterampilan motorik, serta sikap yang dimiliki siswa yang dapat
mempegaruhi siswa dalam belajar.
b. Teori Piaget
Prinsip teori Piaget, (a) manusia tumbuh beradaptasi, dan berubah
melalui perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif, dan bahasa;
(b) pengetahuan datang melalui tindakan; (c) perkembangan kognitif sebagian
besar tergantung seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungan. Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara
garis besar sebagai berikut: (a) priode sensori motor (0-2 tahun); (b) priode
praoperasional (2-7 tahun); (c) priode operasional konkrit (7-11 tahun); (d)
priode operasi formal (11-15 tahun).
Konsep-konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual menurut
Piaget meliputi : 1. skemata, dipandang sebagai sekumpulan konsep, 2. Asimilasi,
peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang sudah
dimiliki oleh seseorang, 3. Akomodasi, terjadi apabila antara informasi baru dan
lama yang semula tidak cocok kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
v
informasi lama, dan 4. Equilibrium (keseimbangan), bila keseimbangan tercapai
maka siswa mengenal informasi baru. Implikasi teori Piaget dalam Proses
Pembelajaran adalah: (a). Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses
mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya tetapi juga prosesnya, (b).
Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam
pembelajaran, penyajian pengetahuan jadi tidak mendapat tekanan. (c).
Memaklumi adanya perbedaan individual, maka kegiatan pembelajaran diatur
dalam bentuk kelompok kecil, (d). Peran guru sebagai seorang yang
mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengalaman yang luas.
Dari teori perkembangan belajar Piaget di atas pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT dapat
digunakan karena telah ada proses belajar yang berlangsung dengan insiatif dan
keterlibatan aktif tanpa tekanan serta adanya kelompok kecil yang digunakan
dan guru berperan dalam menyiapkan lingkungannya.
c. Teori Bruner
Teori Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Di dalam teorinya
Bruner mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti 3
tahap representasi yang berurutan, yaitu: (a)enactive representation, segala
pengertian anak tergantung kepada responnya; (b) iconic representation, pola
berfikir anak tergantung kepada organisasi visual (benda-benda yang konkrit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
vi
dan organisasi sensorisnya; dan (c) simbolic reprentation, anak telah memiliki
pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada priode ini anak telah mampu
mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.
Berbeda dengan Piaget, Bruner memiliki pandangan yang lain tentang
peranan bahasa dalam perkembangan intelektual anak. Bruner berpendapat
meskipun bahasa dan pikiran berhubungan, tetapi merupakan dua sistem yang
berbeda. Bahasa merupakan alat berfikir dalam yang berbentuk pikiran. Dengan
kata lain proses berfikir adalah akibat bahasa dalam yang berlangsung dalam
benak siswa.Bruner juga berpendapat bahwa kesiapan adalah penguasaan
keterampilan sederhana yang memungkinkan seseorang menguasai
keterampilan lebih tinggi. Menurut Bruner kita tidak boleh menunggu datangnya
kesiapan, tetapi harus membantu tercapainya kesiapan itu. Tugas orang
dewasalah mengajarkan kesiapan itu pada anak. Berhubungan dengan proses
belajar Bruner dikenal dengan belajar penemuannya (discovery learning).
Implikasi Teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah : (a)
menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu
masalah; (b) anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan
model mental yang telah dimilikinya; dan (c) dengan pengalamannya anak akan
mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur
idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya.
Untuk itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan
informasi baru dan menyingkirkan informasi yang tak perlu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
vii
Maka melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
menggunakan media Animasi dan KIT, diharapkan ada masalah yang dihadapi
siswa dalam proses belajar hingga ada situasi yang membingungkan yang
akhirnya siswa akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dan siswa
akan lebih berpengalaman dan penanaman konsep akan dapat lebih mudah
untuk diterima siswa. Pembelajaran dengan Media Animasi dan KIT memberikan
adanya kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam belajar baik
untuk dirinya sendiri maupun demi kelompoknya.
d. Teori Ausubel
Ausubel berpendapat bahwa belajar penemuan itu penting, tetapi dalam
beberapa situasi tidak efisien, ia lebih menekankan guru sentral, sehingga Ausubel
kurang menekankan belajar aktif. Penekanannya pada ekpositorik .Ausubel menekankan
pengajaran verbal yang bermakna (meaningful verbal instruction).
Menurut Ausubel, setiap ilmu mempunyai struktur konsep-konsep yang
membentuk dasar sistem informasi ilmu tersebut. Semua konsep berhubungan satu
sama lain (organiser). Struktur konsep dari setiap bidang dapat diidentifikasi dan
diajarkan kepada semua siswa dan menjadi sitem proses informasi mereka yang disebut
dengan peta intelektual. Peta intelektual ini dapat digunakan untuk menganalisa domain
tertentu dan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan erat dengan
aktivitas domain tersebut. Belajar adalah mencocokkan konsep dalam suatu pokok
bahasan ke dalam sistem yang dimilikinya untuk kemudian menjadi milikinya dan
berguna baginya. Belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
viii
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa
melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut
bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.
Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan
dengan struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika
siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya
maka yang terjadi adalah belajar bermakna. Dari teori belajar Ausubel tersebut
pembelajaran yang disampaikan pada siswa diharapkan bukan hanya sekedar
penyampaian pesan dan memberikan siswa suatu contoh seperti yang telah disebutkan
oleh guru, tetapi pesan yang diterima siswa diharapkan dapat menumbuhkan segala
kemampuan yang ada pada siswa sampai siswa dapat memberikan contoh berupa
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep yang ada. Sehingga
penyampaian materi dengan Media Animasi dan KIT dapat lebih bermakna karena dapat
mengaitkan konsep-konsep sebelumnya, dan pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa. Sedangkan dalam pelaksanaannya Media Animasi disampaikan secara
berulang-ulang sampai permasalahan yang ada muncul dari siswa sebagai bahan kajian,
sehingga akan menumbuhkan adanya keingin tauhan siswa yang lebih dalam dan
pembangunan konsep pada diri siswa akan terjadi yaitu melalui pemberian soal latihan
serta pemberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan teori belajar
Ausubel, maka pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan
KIT siswa akan menerima berbagai penjelasan atas konsep- konsep pada Gerak Lurus
yang mendorongnya untuk melakukan atau mencoba dan akan lebih bermakna ketika
pelaksanaan demonstrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ix
Dari berbagai teori belajar di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa
belajar itu merupakan suatu proses untuk menuju suatu perubahan dalam diri
seseorang dimulai dari menerima dan mengolah informasi baik secara sadar
ataupun tak sadar secara menetap hingga memperoleh suatu kecakapan atau
keberhasilan. Agar keberhasilan dapat dicapai maka pelaksanaan pembelajaran
tidak satu arah tetapi dua arah, yaitu dilaksanakan dengan melibatkan siswa,
adapun langkah-langkahnya dilaksanakan secara jelas dan dengan metode atau
pemilihan media yang sesuai agar anak dengan mudah di dalam menerima dan
melakukan pengembangan ilmu sesuai yang ia pelajari. Metode demonstrasi
dengan Animasi dan KIT merupakan contoh penggunaan metode pembelajaran
yang disampaikan dalam situasi alamiah sehingga siswa dapat mengamatinya
secara langsung dengan caranya sendiri dan dengan penuh kepastian hal ini
menumbuhkan adanya sifat percaya diri siswa dalam mengambil keputusan
sehingga dari pengalaman yang ia pelajari kemungkinan besar dapat
menguatkan konsep sehingga prestasi belajar meningkat.
3. Metode Pembelajaran
Metode adalah “suatu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan”, untuk itu pemilihan metode di dalam
mengajar sangat perlu untuk diperhatikan karena tidak semua metode akan baik
untuk digunakan pada setiap penyampaikan materi pelajaran. Antara metode
dengan model sebenarnya tidak jauh berbeda, perbedaannya hanyalah terletak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
x
pada tekanannya saja, pada metode tekannya bagai mana untuk mendapatkan
fakta awal yang digunakan untuk memunculkan masalah, sedangkan pada model
tekanannya terletak pada tehnik, strategi atau kegiatan yang lainnya yang
dipandang sebagai pokok pembelajaran. Pada pembelajaran ilmu IPA khususnya
ilmu fisika teori dan praktek dalam pembelajaran tak dapat untuk dipisahkan,
pembelajaran fisika akan bermakna apabila terjadi interaksi yang harmonis dan
komunikatif antara guru dan siswa. Pengertian dari metode sebenarnya adalah
tergantung dari yang memberikan jawaban, ada yang berpendapat bahwa
metode adalah “penentuan bahan yang akan diajarkan”, ada pula yang
berpendapat bahwa metode itu adalah “cara-cara di dalam menyajikan bahan”,
sedangkan untuk setiap metode sebenarnya memiliki keunggulan dan
kelemahan-kelemahannya.
Ada banyak cara-cara atau metode-metode pembelajaran, tetapi seorang
guru harus mampu menentukan metode apa yang paling tepat digunakan dalam
pembelajaran karena tidak semua metode pembelajaran cocok diterapkan untuk
materi pembelajaran yang sama. Menurut Akhmat Sudrajat, (2008) dalam situs
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 12 September 2008) “Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
xi
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran
dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Dari pengertian metode pembelajaran menurut Akhmad Sudrajat
tersebut sangat penting bagi seorang guru untuk dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
dilakukan di dalam kelas supaya pembelajaran dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan maksimal. Metode pembelajaran ini harus dipilih oleh guru
dengan cermat dan seksama ketika sedang mempersiapkan rencana
pembelajaran.
4. Metode Demonstrasi
Salah satu metode pembelajaran adalah metode demonstrasi. Metode ini sangat
cocok diterapkan di awal pembelajaran maupun di tengah pembelajaran untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
xii
menjelaskan suatu barang atau proses kepada siswa secara visual. Metode ini membuat
siswa melihat suatu prinsip atau cara kerja suatu alat secara langsung dan tidak hanya
melalui gambar atau penjelasan saja. Menurut Umiyanti (dalam Muhibbin Syah,
2000:23) pada situs (http://umiyanti28.wordpress.com/2008 /12/20/macam-macam-
metode-pembelajaran/, diakses 2 Desember 2010) “metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”.
Dalam situs yang sama disebutkan bahwa metode demonstrasi adalah metode
yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan
bahwa ciri metode demonstrasi adalah guru melakukan sesuatu di depan kelas untuk
diperhatikan oleh murid-muridnya.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : Perhatian siswa
dapat lebih dipusatkan, Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari, dan Pengalaman serta kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
a. Kelebihan metode demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : Membantu anak didik
memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, memudahkan
berbagai jenis penjelasan, dan kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah
dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
xiii
b. Kelemahan metode demonstrasi
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : Anak didik terkadang sukar
melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat
didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.
Jadi metode demonstrai ini harus dipersiapkan secara matang oleh guru jauh
sebelum pembelajaran dimulai, baik dari segi persiapan alat-alat sampai waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan metode demonstrasi juga harus diperhitungkan.
Meskipun cukup banyak persiapan yang harus dilakukan, tetapi jika diterapkan dengan
benar, maka perhatian peserta didik pada pembelajaran dapat terfokus dengan baik. Hal
ini sangat menolong untuk masuk ke dalam pembelajaran yang lebih dalam dan untuk
lebih mengetahui efisiensi waktu yang akan dipergunakan selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
c. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
umuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir, mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan, dan melakukan uji coba demonstrasi.
2) Tahap Pelaksanaan, tahap pelaksanaan meliputi
a) Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, di antaranya: mengatur tempat duduk yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
xiv
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa,
dan mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi yaitu: memulai demonstrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya
melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi, menciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan,
meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas
yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
xv
(http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html,
diakses 18 Mei 2010)
5. Media Animasi
Suatu medium (jamak: media) adalah perantara/pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Dalam kaitannya dengan pengajaran-pembelajaran, media
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contohnya termasuk video, televisi, computer,
diagram, bahan-bahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika medium itu
membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran. Istilah media pengajaran dalam
kegiatan belajar mengajar sering disinonimkan dengan istilah media pendidikan. Media
pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi
pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar.
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Kamiantri
Ramli (dalam Wikipedia, 2009), animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi
adalah:
Film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak, dengan bantuan computer dan grafika computer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuatdengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web yang dianimasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
xvi
Pendapat lain Menurut Kamiantri Ramli (dalam Artawan, 2010), ada tiga jenis
format animasi yaitu animasi tanpa sistem control misalnya untuk pause,
memperlambat kecepatan pergantian frame, zoom in, zoom out dan lain sebagainya,
animasi dengan sistem kontrol dan animasi manipulasi langsung, dimana guru dapat
berinteraksi langsung dengan kontrol navigasi.
Media Animasi menurut Kamiantri Ramli (dalam Artawan, 2010) mempunyai
kelebihan dan kelemahan yaitu:
a. Keunggulan media Animasi
Keunggulan Media Animasi yaitu: 1) Memudahkan guru untuk menyajikan
informasi mengenai proses yang cukup kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus
nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran darah dan proses lainnya. Memperkecil
ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya seperti hewan dan mikroba. 2)
Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya tarik bagi siswa
terutama animasi yang dilengkapi dengan suara. 3) Memiliki lebih dari satu media yang
konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. 4) Bersifat interaktif,
dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. 5.
Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
b. Kelemahan media Animasi
Adapun kelemahan dari Media Animasi adalah: 1) Memerlukan
kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang
dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran. 2) Memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
xvii
software khusus untuk membukanya. 3) Guru sebagai komunikator dan
fasilitator harus memiliki kemampuan memahami siswanya, bukan
memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup jelas tanpa
adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu banyak
dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa
6. KIT IPA
Alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah peralatan IPA yang diproduksi
dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan uji
coba keterampilan proses pada bidang studi IPA serta dilengkapi dengan buku pedoman
penggunaannya. Wibawa dan Mukti (1992: 52) mengatakan bahwa “Media/alat peraga
KIT Ilmu Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan salah satu dari media tiga
dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman yang mendalam dan
pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. Loan boxes adalah kotak yang
mempunyai bentuk dan besarnya sesuai dengan keperluan. Kotak ini diisi dengan item-
item yang berhubungan dengan unit pelajaran. Menurut Berta (1996: 17), media Kit IPA
adalah peralatan IPA yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak unit pengajaran,
yang menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi
IPA dan dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas KIT IPA adalah kotak yang berisi alat-
alat IPA. Seperangkat peralatan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada
kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam
yang dirancang dan dibuat ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
xviii
proses pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan
dibuat secara khusus, maka dapat diartikan bahwa KIT Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan suatu sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan
tertentu.
KIT IPA dibagi menjadi beberapa jenis antara lain: 1) KIT IPA untuk siswa yang
dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan; 2) KIT IPA untuk guru yang
dibutuhkan oleh guru untuk percobaan; 3) KIT IPA daftar nama benda-benda dan bahan-
bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu. KIT IPA sangat
diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dengan menggunakan alat peraga guru
dapat terbantu dalam menjelaskan fenomena, fakta mengenai alam. Menurut winata
putra (1999 : 272) “Alat peraga dapat membantu siswa untuk berfikir logis dan
sistematis sehingga mereka pada akhirnya mempunyai pola pikiran yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari”. Alat peraga berfungsi membantu guru dalam
memberikan penjelasan konsep, merumuskan dan membentuk konsep, melatih siswa
dalam keterampilan memberi/percobaan, penguatan konsep pada siswa, melatih siswa
dalam pemecahan masalah, dan mendorong siswa berfikir kritis.
Sebagai langkah awal dalam menggunakan Alat peraga KIT IPA, guru harus
meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui nama dari bagian-bagian peralatan yang
berbeda dengan benar. Siswa juga harus mengetahui cara merakit peralatan sesuai
dengan petunjuk dari buku/guru serta memperagakan cara merakit peralatan. Selain itu,
siswa juga diminta untuk mengamati dengan teliti sehingga dapat menunjukkan
bagaimana teknik yang digunakan dalam mengamati hasil percobaan serta fokus
perhatian. Dari hasil pengamatan, siswa menuliskan kedalam buku catatan atau lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
xix
pengamatan yang telah disediakan. Sehingga siswa termotivasi dalam belajar
menggunakan KIT IPA ini seoptimal mungkin.
a. Keunggulan Media KIT
KIT Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai keunggulan dalam pembelajaran IPA,
yaitu: 1) Membantu pengembangan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam; 2) Media
dapat memberi dasar yang konkrit untuk berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya
verbalisme; 3) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
sendiri; dan 4) Menimbulkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. Menurut
Budiningsih dalam Jurnal Teknologi Pendidikan (1996: 51) mengemukakan bahwa
“media yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak unit pengajaran (KIT) yang
dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaannya adalah untuk menanamkan konsep
atau pemahaman siswa terhadap suatu objek atau peristiwa-peristiwa pembelajaran
secara utuh”.
b. Kelemahan Media KIT
Media KIT IPA dalam penggunaannya memerlukan biaya yang tidak
sedikit sehingga tidak setiap sekolah mempunyai peralatan KIT IPA, Penggunaan
KIT IPA memerlukan waktu yang lebih banyak untuk melakukan persiapan, media
KIT IPA memerlukan tempat dan perawatan khusus sehingga perlu penambahan
ruang khusus untuk laboratorium.
Pemakaian atau penggunaan alat peraga Komponen Instrumen Terpadu
Ilmu Pengetahuan Alam tersebut disesuaikan dengan jenis percobaan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
xx
diajarkan guru di Sekolah. Agar dalam menggunakan alat-alat pengajaran dalam
suatu pengajaran dapat mencapai keberhasilan dan daya guna yang tinggi maka
guru harus dapat memilih alat-alat pengajaran yang tepat. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih atau menentukan alat-alat pengajaran dari KIT
IPA yang akan digunakan pada waktu mengajar, diantaranya adalah: 1) materi
yang akan diajarkan; 2) tujuan pembelajaran; 3) spesifikasi alat yang akan
digunakan; 4) proses urutan mendemonstasikan alat; serta (5) validitas alat.
Ciri-ciri keberhasilan siswa dalam penggunaan KIT IPA adalah siswa
menyadari arah yang dituju dalam proses pembelajaran, siswa merasa mendapat
tanggung jawab pada beban yang diberikan, siswa merasa tidak bosan,
mengantuk, dan berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan guru, motivasi
siswa banyak tumbuh dari dalam diri siswa, dan kreatifitas siswa berkembang
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
xxi
Gambar 2.1 KIT IPA
Jadi, kit IPA yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai salah
satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan bisa membantu siswa memahami
materi pelajaran IPA.
Dalam pelaksanaannya alat-alat yang digunakan dalam mengamati gerak lurus
diantaranya : statif, trolly, stopwact, tiker timer, power supply, mobil-mobilan, kertas
karbon dan kertas pencatat waktu, rell (jalan).
Untuk melengkapi media Animasi dan KIT diperlukan Lembar Kerja Siswa (LKS)
merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006:
8). Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/
sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP). Lembar Kerja Siswa
berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). LKS mandiri yang digunakan dalam
penelitian ini adalah LKS yang didesain oleh peneliti, dimana siswa akan menemukan
sendiri konsep gerak lurus.
7. Kemampuan Awal Siswa
Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan
awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
xxii
pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan
siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai
dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat di ketahui apakah siswa telah
mempunyai atau pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti
pembelajaran. Sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa yang akan di sajikan.
Dengan mengetahui hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran dengan
lebih baik. Sebab apabila siswa di beri materi yang telah diketahui maka akan merasa
cepat bosan.
Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview atau cara2 lain
yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan2 secara acak dengan distribusi
perwakilan siswa yang representative, kemampuan awal dalam penelitian ini
menggunakan tes, sebelum pemberian materi gerak lurus kemampuan awal yang harus
dikuasai adalah pengukuran, besaran dan satuan, alat ukur, pengukuran besaran
turunan. Dengan mengetahui kemampun awal sebelumnya diharapkan siswa dapat
mengaitkan materi yang akan diberikan (gerak lurus) dengan materi sebelumnya
sehingga hasil prestasi belajar siswa diharapkan dapat meningkat.
8. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau
tindakan. Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan
perbuatan belajar. Motivasi dipandang berperan dalam belajar karena motivasi
mengandung nilai-nilai sebagai berikut :1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
xxiii
kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil. 2.
Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa. 3. Pengajaran yang
bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru untuk berusaha secara
sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan
memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada
akhirnya memiliki (self motivation) yang baik. 4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam
membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan
aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya
masalah disiplin dalam kelas. 5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral
dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi
prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang
efektif. Demikian pengajaran yang berasaskan motivasi adalah sangat penting dalam
proses belajar dan mengajar.
(http://pakdesofa.blog2.plasa.com/archives/50, diakses 2 Desember 2010)
Siswa dalam belajar hendaknya merasakan adanya kebutuhan psikologis yang
normatif. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik
tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan
ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan
keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan
bahwa motivasi menentukan tingkat berrhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi
menjadi salah satu faktor yang menentukan belajar yang efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
xxiv
Motivasi dalam penelitian ini merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul
dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan
tercapai. Sedangkan belajar dalam penelitian ini merupakan suatu proses yang dilakukan
siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik dan sebelumnya
sebagai hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka secara operasional motivasi belajar dalam
penelitian ini adalah respon siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat, tahun
pelajaran 2010/2011 terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang
timbul dari dalam diri siswa agar tumbuh dorongan untuk belajar dan tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tercapai, yang diungkap melalui instrumen angket, yaitu: 1.
Ketekunan dalam belajar, meliputi : Kehadiran di kelas, Mengikuti proses belajar
mengajar di kelas, dan Belajar di rumah. 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar,
meliputi: Sikap terhadap kesulitan dan Usaha mengatasi kesulitan. 3. Minat dan
ketajaman perhatian dalam belajar, meliputi: Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran dan
Semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. 4. Prestasi dalam belajar, meliputi:
Keinginan untuk berprestasi, dan kualifikasi hasil. 5. Mandiri dalam belajar, meliputi :
Penyelesaian tugas-tugas/PR, dan menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran.
9. Prestasi Hasil Belajar
Prestasi belajar fisika adalah suatu hasil yang diperoleh setelah siswa belajar dan
dinyatakan dengan nilai yang diberikan oleh gurunya. Prestasi belajar fisika yang dicapai
oleh seorang siswa tentu berbeda dengan hasil yang dicapai oleh siswa yang lainnya.
Adanya perbedaan ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
xxv
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam pribadi siswa sendiri, misalnya
tingkat kecerdasan, tingkat kerajinan, minat, motivasi internal, kondisi fisik, psikologis
siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar diri siswa, misalnya lingkungan belajar, kondisi keluarga, dan sarana prasarana
yang tersedia.
Prestasi belajar menurut Bloom (Dimyati, 1990:25-29) dapat dikelompokkan
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah
kognitif secara hierarki dapat diurutkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan, 2.
pemahaman, 3. penerapan, 4. analisis, 5. sintesis, dan 6. evaluasi. Untuk ranah afektif,
urutan hierarkinya adalah sebagai berikut : 1. Penerimaan, 2. partisipasi, 3. penilaian
dan penentuan sikap. 4. organisasi, dan 5. pembentukan pola hidup.
Sedangkan ranah psikomotorik secara hierarki urutannya adalah sebagai berikut:
1. Persepsi, 2. kesiapan, 3. gerakan terbimbing, 4. gerakan terbiasa, 5. gerakan
kompleks, 6. penyesuaian, dan 7. kreativitas.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tergantung apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan
perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2005: 4). Hasil belajar fisika, berarti
kemampuan seseorang untuk mempelajari fisika dengan hasil yang diperoleh secara
maksimal, ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
xxvi
penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
melaksanakan tes penelitian.
10. Hakekat Pembelajaran Fisika
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains.
Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah alam dengan
segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan
observasi. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan, menurut Sudarwanto (Carin, 1980: 2) menyebutkan:
… science is human activity that has evolved as an intellectual tool to facilitate describing and ordering the environment. Once one accepts the idea that science does not exist in any other realm but the mind, it ceases to be a “thing”, an entity with its own existence. Though scientific truth or fact is ideally objective, it is subject to human perception and logic …. As a method, science is relatively stable and universally applied, while as body of knowledge, it is constantly changing.
(http://www.mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195-hakikat-pelajaran- fisika.html, diakses 16 April 2011)
Artinya, sains adalah aktivitas manusia yang telah berkembang sebagai sebuah
perangkat intelektual untuk memudahkan menggambarkan dan mengatur lingkungan.
Sesekali diterima akal bahwa sains tidak terdapat dalam realm yang lain kecuali ingatan
yang mengendap menjadi sesuatu, sebuah kesatuan yang muncul dengan eksistensinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
xxvii
Kebenaran ilmiah atau fakta adalah sasaran yang diharapkan, yang merupakan dasar
bagi persepsi dan logika manusia. Sebagai metode, sains relatif stabil dan berlaku
universal, sementara sebagai kumpulan (bangunan) pengetahuan, sains mengalami
perubahan secara terus menerus. Menurut Karso (1993: 71), fisika merupakan ilmu yang
lahir dan dikembangkan melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah,
pengujian hipotesis lewat eksperimen, pengajuan kesimpulan, dan pengajuan teori atau
konsep.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang
memungkinkan manusia memperoleh kebenaran ilmiah dari fenomena-fenomena alam
sehingga memudahkan menggambarkan dan mengatur alam. Selain itu, mata pelajaran
fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan semua aspek belajar
yang dimiliki peserta didik (afektif, kognitif, dan psikomotor) sehingga mempunyai sikap
percaya diri untuk bekal hidup di masyarakat.
11. Materi Gerak Lurus
Materi pembelajaran dalam peneltian ini adalah Gerak Lurus, di dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melihat gerak benda dengan berbagai lintasan. Ada
gerak benda dengan lintasan lurus (a), contohnya gerak buah yang jatuh dari tangkainya
atau gerak benda yang kita lempar vertikal ke atas. Ada gerak benda dengan lintasan
melengkung yang disebut gerak parabola (b), contohnya gerak peluru yang ditembakkan
atau gerak bola setelah ditendang oleh penjaga gawang. Ada juga gerak dengan lintasan
melingkar (c), contohnya gerak ujung jarum jam atau gerak bola yang diikat dengan tali
kemudian diputar seperti pada gambar 2. Pada bagian ini siswa hanya akan diajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
xxviii
diskusikan tentang konsep gerak lurus. Gerak parabola dan gerak melingkar akan di
pelajari di SMA dan Perguruan Tinggi.
Untuk itulah penggunaan media Animasi dalam penelitian ini di harapkan dapat
membantu siswa dalam melihat sesuatu yang nyata tetapi perlu divisualisasikan melalui
animasi sehingga lebih memperjelas pemahaman siswa tentang konsep gerak lurus.
Gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat dapat di nikmati melalui gerakan-gerakan
yang contohkan pada media animasi sehingga menjadi lambat dan mudah diamati. Jadi
karakteristik materi gerak lurus sesuai dengan media pembelajaran yang akan
digunakan. Contoh-contoh gerak lurus seperti yang nampak dalam kehidupan sehari-
hari adalah : gerak benda jatuh dari ketingian tertentu maka benda akan mengalami
gerak lurus dipercepat, gerak benda yang dilempar vertical ke atas, maka benda akan
mengalami gerak diperlambat dan gerak mobil yang mempunyai kecepatan tetap,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
(a) (b) c)
Gambar 2.2. Contoh-contoh gerak lurus.
Gerak lurus dengan kecepatan selalu tetap disebut gerak lurus beraturan. Gerak
lurus beraturan tidak mengalami percepatan. Contohnya: gerak mobil mainan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
xxix
dijalankan dengan baterai atau gerak mobil di jalan tol yang penunjukan speedometer -
nya tetap Gerak lurus yang mengalami percepatan, kecepatannya akan berubah-ubah.
Bila besar percepatannya tetap disebut gerak lurus berubah beraturan. Contohnya:
gerak benda yang jatuh bebas atau gerak benda yang kita lempar vertical ke atas. Gerak
jatuh bebas mengalami percepatan oleh gravitasi sehingga kecepatannya semakin besar.
Gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan oleh gravitasi, karena itu kecepatannya
semakin kecil.
Beberapa peristiwa gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari antara
lain, sebagai berikut : Gerak mobil yang dipercepat dengan cara menekan pedal gas.
Gerak mobil yang diperlambat dengan cara menekan pedal rem. Gerak jatuh bebas buah
mangga dari tangkainya. Grafik hubungan antara kecepatan dan waktu serta jarak
dengan waktu pada gerak lurus beraturan digambarkan seperti pada gambar 2.3.
v
V S
S
t t
Gambar 2.3. Grafik Gerak Lurus beraturan
Secara matematis hubungan antara kecepatan, waktu dan jarak dapat
dirumuskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
xxx
v = s/t V= kecepatan (meter/detik)
t = s/v t = waktu (detik)
s = v . t s = jarak (meter)
Sedangkan grafik hubungan antara jarak terhadap waktu, kecepatan
terhadap waktu dan percepatan terhadap waktu dapat digambarkan seperti
pada gambar 2.4.
Jarak (s) Kec.(v) Percepatan (a)
Waktu (t) Waktu (t) Waktu (t)
Gambar 2.4. Gambar Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan
Rumus GLBB
S = vot + ½ at2 ; vt = vo +at ; a = (vo- vt )/t
Keterangan :
V = kecepatan (meter/detik)
t = waktu (detik)
s = jarak (meter)
a = percepatan (m/s)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
xxxi
B. Penelitian yang Relevan
1. Pembelajaran fisika dengan metode demontrasi disertai modul dan lks
termodifikasi dengan memperhatikan kemampuan awal siswa (studi kasus
pada pokok materi gelombang dan ciri-ciri gelombang kelas XII IPA di SMA
Negeri Kebakkramat KabupatenKaranganyar Tahun 2008/2009. Penelitian ini
dilaksanakan oleh Agus Muhammad Sodiq, 2007. Penelitian yang dilakukan
oleh Agus Muhhammd Sodiq sama-sama menggunakan metode
demonstrasi sebagai pelaksanaan pembelajaran fisika, tetapi perbedaannya
pada media yang digunakan yaitu peneliti menggunakan media Animasi dan
Kit serta tinjauan yang digunakan yaitu kemampuan awal siswa juga
dilakukan oleh peneliti, tetapi juga meninjau motivasi belajar siswa.
2. Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual Bermedia VCD Terhadap
Pencapaian Kompetensi Belajar Fisika Ditinjau dari Minat Belajar Siswa SMP
Kabupaten Karanganyar tahun 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan oleh
Wahyu Wijayanti,2007, Dengan tujuan : Penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu Wijayanti menggunakan media VCD yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa, dalam hal ini peneliti juga menggunakan media Animasi yang
di buat di perangkat computer untuk membantu proses belajar siswa.
Kesamaan yang ada pada penelitian ini terletak pada media yang digunakan,
sedangkan perbedaannya pada tinjauan yang digunakan pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
xxxii
3. Observational learning from animated models: effects of studying–practicing
alternation and illusion of control on transfer. Pieter Wouters, Fred Paas and
Jeroen J. G. van Merriënboer, 2008, Penelitian ini sama-sama menggunakan
media animasi sebagai media dalam pengajaran namun berbeda perlakuan
yang diberikan kepada yang diteliti. Pieter W. dkk menggunkan media
animasi secara berulang dan yang lain hanya diberikan satu kali pemberian,
ternyata yang diberikan berulang-ulang menghasilkan prestasi yang lebih
baik dan harapan yang sama dengan media animasi dalam pembelajaran
ternyata membangkitkan semangat belajar siswa.
4. Redundancy and expertise reversal effects when using educational
technology to learn primary school science, Kimberley Crompton Leslie,
Renae Low, Putai Jin and John Sweller, 2011, Penelitian ini juga mengamati
keadaan siswa yang sebelumnya telah memilki kemampuan awal siswa pada
topic magnet, selain itu juga diperlakukan perbandingan metode audio dan
metode audio-visual, perbedaanya pada tinjauan yang lain, yaitu motivasi
belajar siswa tidak diteliti oleh Kimberley dkk. ternyata dari hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan antara siswa yang sebelumnya memilki
kemampuan awal dan yang belum memiliki kemampuan awal sebelumnya.
Selain itu hasil penggunaan audio dan audio-visual juga memberikan hasil
yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
xxxiii
5. E-test with physics video demonstrations Department of Physics, University
of Rousse. Aleksandriya Aleksandrova, dan Nadezhda Nancheva, 2007.
Dalam penelitiannya siswa harus belajar tidak hanya aplikasi hukum, prinsip-
prinsip dan fakta tetapi juga, yang paling penting, mereka harus belajar
untuk berpikir, untuk memahami dan menjelaskan fenomena melalui
demonstrasi dengan video. Pada penelitian tersebut penggunaan Video
sangat penting dalam membantu pengunkapan konsep-konsep fisika
sehingga mendorong peneliti juga turut menggunakan media visual sebagai
alat bantu dalam proses pengungkapan konsep-konsep fisika.
6. The Physics Laboratory – A Historical Overview and Future Perspectives,
Ricardo Trumper, 2003, Pada penelitian tersebut berkeyakinan bahwa
dengan dibantu media viaualisasi dengan komputer merupakan perspektif
yang menjanjikan dalam mengajar fisika disebabkan dapat mengungkapkan
hal-hal yang tidak bias diamati langsung dapat divisualkan melalui media
laboratorium visual. Dari penelitian tersebut sama-sama menggunakan
perangkat komputer sebagai media bantu untuk memvisualisasikan materi
pembelajaran fisika untuk menemukan konsep-konsep fisika
7. The digital video database: A virtual learning community for teacher
education. Winnie Wing-mui So, Vincent Hing-keung Hung and Walker Yee-
wing Yip, 2008. Pada penelitian ini penggunaan video digital sebagai bahan
ajar dalam mengunkapkan konsep-konsep fisika oleh guru yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
xxxiv
secara berkelanjutan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap
prestasi belajar fisika. Peneliti juga berharap dengan media Animasi yang
dilakukan secara berkelanjutan akan membawa pengaruh terhadap hasil
belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus.
C. Kerangka Berfikir
1. Perbedaan prestasi belajar fisika pada materi gerak lurus dengan metode
demonstrasi melalui media Animasi dan media KIT IPA.
Melalui Animasi sebagai salah satu cara dalam pelaksanaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran fisika sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan dengan media
animasi hal-hal yang bersifat nyata namun pengamatannya agak rumit dapat mudah
divisualkan melalui animasi, sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari
konsep-konsep fisika dan melalui media animasi dapat lebih mudah untuk mengingat
sesuatu tentang konsep-konsep fisika tersebut khususnya dalam penelitian ini materi
yang disajikan adalah gerak lurus, maka penyajian melalui animasi sangat tepat untuk
diberikan. Selain itu dengan keterbatasan sarana laboratorium pemberian materi
pelajaran yang disajikan lewat media animasi dapat membantu kekurangan tersebut.
Dengan media KIT digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai salah
satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan bisa membantu siswa memahami
materi pelajaran IPA melalui kerja ilmiah sehingga membantu menyelesaiakan
masalah-masalah dalam menemukan konsep-konsep fisika khususnya gerak lurus. Maka
dengan melihat penjelasan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
xxxv
diduga bahwa pemberian materi pelajaran Gerak Lurus yang disajikan dengan Animasi
akan lebih baik bagi siswa dan dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik pula.
2. Perbedaan prestasi belajar ditinjau dari kemampuan awal siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi dan siswa yang mempunyai
kemampuan awal rendah juga merupakan salah satu faktor yang
menentukan dalam proses belajar dengan baik.
Dengan memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa seorang guru
dapat menentukan langkah-langkah dalam penyajian materi yang akan diberikan,
sehingga diharapkan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa pula. kemampuan awal
dalam penelitian ini menggunakan tes, sebelum pemberian materi gerak lurus
kemampuan awal yang harus dikuasai adalah pengukuran, besaran dan satuan, alat
ukur, pengukuran besaran turunan. Dengan mengetahui kemampun awal sebelumnya
diharapkan siswa dapat mengaitkan materi yang akan diberikan (gerak lurus) dengan
materi sebelumnya, siswa yang mempunyai kemampuan awal yang tinggi tentunya akan
lebih menguasai konsep-konsep fisika tentang Gerak Lurus dan diduga akan memiliki
prestasi yang lebih baik dibanding siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
3. Perbedaan prestasi belajar dari siswa yang mempunyai motivasi belajar yang
dimiliki siswa baik motivasi tinggi dan rendah juga merupakan faktor penting
dalam proses untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Motivasi adalah keinginan yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar
yang dapat dilihat dari upaya siswa dalam kepeduliannya mempelajari materi yang akan
diberikan. Siswa yang memiliki motivasi tinggi biasanya mempunyai sifat rasa ingin tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
xxxvi
yang lebih, sering bertanya, tekun dalam belajar, tidak putus asa, suka menerima
tantangan, suka menempati tempat duduk yang depan dan juga suka berlatih terhadap
soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan memperhatikan
motivasi belajar yang ada pada siswa seorang guru dapat menentukan pula langkah-
langkah dalam persiapan penyajian materi yang akan disampaikan. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi tentunya akan memberikan pengaruh pada hasil prestasi
belajarnya dan diharapkan akan menghasilkan prestasi yang lebih baik dibanding siswa
yang mempunyai motivasi belajar rendah.
4. Interaksi antara metode pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui
media Animasi dan KIT IPA dengan kemampuan awal tinggi dan rendah yang
dimiliki siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Seorang siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tentunya tidak akan
menemui kendala dalam belajar tetapi bagi siswa yang memiliki kemampuan awal
rendah akan memiliki masalah dalam belajarnya apalagi ketika metode pembelajaran
yang digunakan adalah monoton dan tidak menarik perhatiannya. Untuk itu perlu ada
penggunaan metode pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa sangat
diharapkan dalam penelitian ini. Dengan mengetahui kemampuan awal tinggi dan
rendah siswa akan dapat mengetahui pemilihan metode yang tepat dalam mengajar,
maka berdasarkan keterangan tersebut diatas kemampuan awal tinggi dan rendah
memilik interaksi terhadap metode pembelajaran yang digunakan terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
xxxvii
5. Interaksi antara metode pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui
media Animasi dan KIT IPA dengan motivasi belajar tinggi dan rendah yang
dimiliki siswa dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
Seorang siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tentunya tidak akan
menemui kendala dalam belajar tetapi bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
akan memiliki masalah dalam belajarnya apalagi ketika metode pembelajarannya yang
digunakan tidak menarik perhatiannya. Untuk itu perlu ada pembelajaran yang mampu
membangkitkan semangat atau motivasi siswa terutama motivasi untuk berprestasi
sehingga siswa akan dapat memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya. Melalui
metode demonstrasi pada materi gerak lurus diharapkan mampu membangkitkan
semangat belajar siswa, karena di dalam pelaksanaanya siswa dapat melihat langsung
dan sekaligus mempraktekannya. Sehingga dengan pengamatan langsung tersebut siswa
menjadi lebih tertarik dan diharapkan prestasi belajarnya dapat meningkat. Maka
berdasarkan pengertian tersebut motivasi belajar memiliki interaksi terhadap metode
pembelajaran yang digunakan.
6. Interaksi antara tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa dengan tingkat
motivasi belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar.
Dengan memperhatikan kemampuan awal dan motivasi belajar seorang guru
dapat menentukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran, sehingga pemilihan
metode dalam pembelajaranpun dapat disesuaikan. Siswa yang memiliki kemampuan
awal tinggi dalam pelaksaannya bergabung dengan siswa yang mempunyai kemampuan
awal rendah diharapkan selama proses belajar berlangsung dapat saling berinteraksi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
xxxviii
demikian juga dengan motivasi belajar yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki motivasi
tinggi tentunya akan lebih berupaya dalam mengejar prestasi belajanya, oleh karena itu
dengan melihat kondisi tersebut guru sangat berperan penting dalam menumbuhkan
semangat untuk memperoleh prestasi yang diharapkan. Maka siswa yang mempunyai
tingkat kemampuan awal mempunyai interaksi terhadap tingkat motivasi belajar siswa.
7. Interaksi antara metode demonstrasi melalui media Animasi dan media KIT
terhadap tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa dan tingkat motivasi
belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar.
Pada penggunaan metode demonstrasi dengan media Animasi dan KIT memiliki
cirri tersendiri yaitu adanya interaksi langsung antara guru dan siswa sehingga
diharapkan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan mudah menangkap materi
yang disajikan dan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih terdorong
dalam belajarnya dan memberikan semangat bagi siswa yang lain yang mempunyai
kemampuan awal rendah dan motivasi belajar rendah. Dengan demikian prestasi belajar
dapat meningkat dari pelaksanaan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT.
Maka dapat diduga ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan
metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT terhadap tingkat kemampuan awal
dan tingkat motivasi belajar siswa.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipótesis pada penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
xxxix
8. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT terhadap
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
9. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan
awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
Gerak Lurus.
10. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan Gerak Lurus.
11. Ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
12. Ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
13. Ada interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
14. Ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gerak
Lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
xl
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat,
Provinsi Nusatenggara Barat tahun pelajaran 2010/2011, dan waktu penelitian pada
awal semester II tahun 2011 dengan mengacu pada KTSP 2006 yang diterapkan di MTsN
Taliwang Sumbawa Barat.
Tabel 3.1 Pelaksanaan kegiatan penelitian
No Kegiatan Bulan (Tahun 2010-2011)
Nop. Des. Jan. Peb. Maret April
1 Proposal
2 Penelitian
3 Analisa Data
4 Penulisan
Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
xli
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1993 : 70) populasi adalah seluruh penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat
sebanyak empat kelas paralel yaitu kelas VIIa, VIIb, VIIc, dan VIId yang
berjumlah 120 orang.
2. Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002:109). Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) sampel adalah sebagian yang
diambil dari populasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah
sampel sebagai obyek penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata ke
setiap kelas sehingga semua responden mempunyai kesempatan yang sama
sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini hasil undian diambil dari empat
kelas paralel yang semuanya memiliki perlakuan yang sama, karena keempat
kelas menggunakan kurikulum dan materi yang sama, serta memiliki kemampuan
yang sama pula, dari undian hanya diambil dua kelas yang mana kelas pertama
digunakan sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen
2 . Kedua kelas dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
pada materi Gerak Lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
xlii
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan dua
perlakuan. Perlakuan pertama diberikan pada kelas eksperimen 1 dengan metode
demonstrasi melalui media animasi dan perlakuan kedua diberikan pada kelas
eksperimen 2 dengan metode demonstrasi melalui media KIT IPA.
Kedua kelompok diberi tes prestasi belajar setelah diberi perlakuan. Hasil
tes prestasi belajar kedua kelompok dibandingkan untuk menentukan media yang
tepat pada pembelajaran fisika materi gerak lurus sesuai karakteristik siswa.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang telah dilaksanakan dimulai dari pembuatan
proposal penelitian, persiapan, analisis data, hingga menarik kesimpulan.
Tahapan atau prosedur yang telah dilaksanakan tersebut meliputi :
1. Tahap Persiapan, pada tahap ini meliputi pembuatan rancangan pembelajaran,
pembuatan instrumen, pengumpulan data dokumen, pembuatan angket motivasi
belajar, serta pembuatan tes setelah eksperimen, dan konsultasi.
2. Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini meliputi pelaksanaan pembelajaran (eksperimen)
dengan menggunakan media animasi dan media kit.
3. Tahap Analisis Data, meliputi pengumpulan/pensekoran, analisis, dan menarik
kesimpulan.
Secara lengkap prosedur penelitian yang telah dilaksanakan, tertuang
dalam gambar 3.1. berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
xliii
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
Tabel 3.2. Desain Penelitian
kesimpulan
ANALISIS DATA
Pembuatan proposal
Pembuatan rancangan pembelajaran
Pembuatan
instrument Soal Uji
Coba Kemampuan Awal dan
Angket
PELAKSANAAN PENELITIAN
Konsultasi
Soal Uji Coba tes K. Awal dan
Soal Anget Motivasi
Pembelajaran dengan Media Animasi dan KIT
PERSIAPAN
Seminar proposal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
xliv
Demostrasi Pembelajaran
Media Animasi
(A1)
Media KIT
(A2)
Motivasi Belajar
Tinggi (C1)
Kemampuan Awal
Tinggi
(B1)
A1B1C1
A2B1C1
Kemampuan Awal
Rendah
(B2)
A1B2C1
A2B2C1
Motivasi Belajar
Rendah (C2)
Kemampuan Awal
Tinggi
(B1)
A1B2C2
A2B1C2
Kemampuan Awal
Rendah
(B2)
A1B2C2
A2B2C2
E. Variabel Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian
maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
xlv
Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan media
Animasi dan media KIT Media Animasi
a. Definisi operasional: Metode pembelajaran adalah metode yang dipakai
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam
hal ini dengan media Animasi yaitu pembelajaran yang disajikan melalui
program dengan macromedia flash player 8 dan Media KIT IPA yaitu
pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui alat KIT mekanik tentang
gerak lurus secara demonstrasi dengan dibantu oleh beberapa siswa di depan
kelas.
b. Skala pengukuran: Skala Nominal
c. Indikator: Metode pembelajaran dengan media animasi untuk kelas
eksperimen 1 dan media KIT IPA untuk kelas eksperimen 2.
d. Simbol: A1 untuk media Animasi dan A2 untuk media KIT IPA
2. Variabel Moderator :
Ada dua jenis variabel moderator dalam penelitian ini yaitu Kemampuan
Awal dan Motivasi Belajar.
a. Definisi operasional: Kemampuan awal adalah pengusaan konsep-konsep
awal yang dimiliki siswa sebelum penguasaan konsep Gerak Lurus,
sedangkan Motivasi Belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
tujuan dan hasil maksimal yang ingin dicapai.
b. Skala pengukuran : skala ordinal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
xlvi
c. Indikator: Kemampuan awal terdiri atas kemampuan awal tinggi dan rendah,
motivasi belajar terdiri atas motivasi belajar tinggi dan rendah.
d. Simbol: B1: kemampuan awal tinggi; B2: Kemampuan awal rendah; C1:
Motivasi belajar tinggi; C2: Motivasi belajar rendah.
3. Variabel terikat : Prestasi Belajar
a. Definisi operasional: prestasi belajar fisika adalah hasil belajar siswa sebagai
akibat selama mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika.
b. Skala pengukuran: Skala interval.
c. Kategori: nilai tes prestasi belajar fisika pada materi Gerak Lurus.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka diperlukan instrument pengumpulan data yang akurat. Adapun teknik
pengumpulan data meliputi: Angket, Dokumentasi dan Tes.
1. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar
butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi, metode pembelajaran,
dan prestasi belajar.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau disebut
juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
xlvii
jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban
silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa pilihan ganda
butir a, b, c, dan d. Data penggolongan motivasi belajar siswa dengan tigkatan kriteria
sebagai berikut:
Rentang = Nilai maksimum – Nilai Minimum
Kelas = 2 (motivasi tinggi dan motivasi rendah
Lebar kelas = Rentang kelas/2
Berdasarkan lebar kelas maka interpretasi kriteria motivasi dapat dinyatakan sebagai
berikut : - Jika skor > rentang kelas/2 maka motivasi tinggi
: - Jika skor < rentang kelas/2 maka motivasi rendah
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
nama-nama siswa kelas I yang ada dalam populasi siswa kelas VII tahun ajaran
2010/2011.
3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan serta intekegensi dan kemampuan yang dimilki individu atau
kelompok. Pengumpulan data dengan metode tes digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang kemampuan intelektual siswa setelah mendapatkan pembelajaran.
Pada penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda.
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
xlviii
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Media Animasi, Media KIT dan LKS yang
dirancang khusus pada materi Gerak Lurus.
2. Instrumen Pengambilan Data
Instrumen Pengambilan data pada penelitian ini berupa tes kemampuan awal,
tes hasil belajar fisika materi gerak lurus, dan angket motivasi belajar.
Adapun instrument pengambilan data dengan metode tes agar dapat dikatakan
baik apabila soal tes tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Valid (sahih), yaitu jika soal tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya
dievaluasi. Validitas isi dari soal tes telah diusahakan ketercapaiannya sejak saat
penyusunan, yaitu dengan memperhatikan materi dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Sedangkan untuk menilai validitas butir soal (empiris) dilakukan
melalui ujicoba.
b. Reliabel, yaitu jika soal tes tersebut dapat memberikan hasil yang relative tetap
sama (konsisten) jika soal tes tersebut diberikan pada subjek yang sama, meskipun
soal tes tersebut diberikan oleh orang, waktu, dan tempat yang berbeda.
c. Memiliki Daya Beda, yaitu jika soal tes tersebut dapat membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai
(berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai
maupun siswa tidak pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak memiliki daya
beda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun tidak pandai tidak dapat
menjawab dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
xlix
d. Indeks kesukaran soal, yaitu soal tes tersebut tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
menyelesaikannya.
H. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum soal tes dipergunakan dalam penelitian, soal tes tersebut diujicobakan
terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi fisika sebelumnya seperti :
besaran dan satuan, pengukuran. Ujicoba tes dilaksanakan di SMP Al-Ikhlas Taliwang
Sumbawa Barat, yang diikuti oleh 40 siswa. Ujicoba ini dimaksudkan untuk mengetahui
atau melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari soal tes
tersebut. Dengan demikian soal tes yang digunakan dalam penelitian ini telah diketahui
validitas, reliabilitas, dan memiliki daya pembeda serta indeks kesukaran.
1. Validitas Tes
Validitas isi dari tes dapat diketahui dari kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dan ruang lingkup materi yang telah diberikan dengan butir-butir tes yang
menyusunnya. Tes tersebut dikatakan valid jika tes tersebut tepat mengukur apa yang
hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal (empiris), dilakukan dengan
mengkorelasikan skor butir soal tersebut dengan skor total yang diperoleh. Koefisien
korelasi dihitung dengan rumus korelasi product moment dari Pearson (Suharsimi
Arikunto, 2002 : 72) sebagai berikut :
})()(}{)()({
))(()(2222 YYnXXn
YXXYnrxy
S-SS-S
SS-S=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
l
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
X = skor butir soal
Y = skor total
n = banyak subjek (teste)
Setelah diperoleh harga, kemudian dikonsultasikan dengan r kritik product moment
dengan taraf signifikan α =5%, jika rxy > rtabel maka soal dikatakan valid dan sebaliknya.
Seluruh butir soal valid dengan tingkat validitas yang tinggi. Hal ini ditunjukkan
oleh setiap butir soal mempunyai koefisien korelasi yang tinggi dengan skor total. Dapat
dikatakan seluruh butir soal mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa setiap butir soal mempunyai kesejajaran
dengan skor total.
Pada tes uji coba kemampuan awal kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas
Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dengan taraf signifikansi α
=5% didapat rtabel sebesar 0.361. Dari hasil perhitungan ternyata dari 30 item soal ada 5
item soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 1,4, 7, 12, dan 15. Item soal tidak valid
dikarenakan rhitung < dari pada rtabel.
Untuk tes uji coba soal angket motivasi belajar kepada 40 siswa kelas VII SMP Al
Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal angket 90 pilihan ganda dengan taraf
signifikansi α =5% didapat rtabel sebesar 0.207. Dari hasil perhitungan ternyata dari 90
item soal ada 20 item soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor
1,4,8,14,15,17,22,28,32,41,44,49,57,60,65,68,73,78,83, dan 86 Item soal tidak valid
dikarenakan rhitung < dari pada rtabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
li
Pada tes uji coba soal Gerak Lurus kepada 40 siswa kelas VII SMP Al Ikhlas
Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dengan taraf signifikansi α
=5% didapat rtabel sebesar 0.361. Dari hasil perhitungan ternyata dari 30 item soal ada 4
item soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 1,5, 9, dan 21. Item soal tidak valid
dikarenakan rhitung < dari pada rtabel.
2. Reliabilitas Tes
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang dibuat sudah dapat
dipercaya atau belum. Artinya soal itu dapat memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berkali-kali atau tidak. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
(reliabilitas) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau
seandainya terjadi perubahan maka 60 perubahannya sangat kecil, sehingga perubahan
tersebut tidak berarti. Untuk mengetahui ketetapan ini dapat dilihat dari kesejajaran
hasil, yaitu dengan menggunakan korelasi. Oleh karena itu untuk menghitung reliabilitas
tes yang skornya 1 dan 0 digunakan rumus Kudher Richardson 20 (KR-20).
Keterangan :
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
n : banyaknya item pertanyaan
p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
lii
(Suharsimi Arikunto, 2001 : 96)
soal dikatakan reliabel jika r 11 = r hitung ≥ rtabel
Adapun kriteria reliabilitas (r11) adalah :
0,00 ≤ r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,60 : reliabilitas cukup
0,60 ≤ r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 ≤ r11 < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi atau sempurna
Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas tes kuisioner digunakan rumus Alpha
Cronbach, sebagai berikut :
÷÷ø
öççè
æ S-÷
øö
çèæ
-=
2
2
11 11 t
i
S
Sn
nr
Keterangan :
11r = koefisien reliabilitas tes
2iSS = jumlah varians skor tiap butir soal
2tS = varian skor total
Kuisioner dinyatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika mempunyai nilai
koefisien alpha yang lebih besar dari 0.6 (Imam Ghozali, 2002:133).
Setelah diadakan tes uji coba kemampuan awal kepada 40 siswa kelas VII SMP Al
Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dihitung dengan rumus
KR-20, diperoleh r11 = 0.832 > r table = 0.361. Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas butir
soal sangat tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Pada tes uji coba soal angket motivasi belajar kepada 40 siswa kelas VII SMP Al
Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal angket 90 pilihan ganda dihitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
liii
dengan rumus Alpha Cronbach, diperoleh r11 = 0.874 > Koefisien Alpha = 0.6. sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil tes kuesioner reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada lampiran.
Sedangkan untuk tes uji coba soal gerak lurus kepada 40 siswa kelas VII SMP Al
Ikhlas Sumbawa Barat dengan jumlah item soal 30 pilihan ganda dihitung dengan rumus
KR-20, diperoleh r11 = 0.880 > r table = 0.361. Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas butir
soal sangat tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut
juga dengan indeks deskriminasi (daya pembeda). Untuk menghitung daya pembeda
(DP) digunakan rumus :
A
BA
JS
JBJBDP
-= (Suharsimi Arikunto,2002:213).
Di mana,
DP = daya pembeda
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan
Suherman dan Sukjaya (1990 : 202) sebagai berikut :
DP £ 0,00 Sangat jelek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
liv
0,00 < DP £ 0,20 Jelek
0,20 < DP £ 0,40 Cukup
0,40 < DP £ 0,70 baik
0,70 < DP £ 1,00 Sangat baik
Dari hasil perhitungan daya beda soal kemampuan awal siswa yang berjumlah
30 soal pilihan ganda didapat 2 Item baik (soal nomor : 3,13) 17 item cukup (soal nomor:
2,5,6,8,10,11,16,17,19,20,21,22,24,26,27,28, dan 29) dan 11 item jelek (soal nomor:
1,4,7,9,12,14,15,18,23,25, dan 30). Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil perhitungan daya beda soal Gerak Lurus yang berjumlah 30 soal
pilihan ganda didapat 12 item baik (soal nomor : 3,4,6,8,12,15,17,18,20,24,27, dan 30),
12 item cukup (soal nomor: 2,7,10,13,14,16,19,23,25,26,28, dan 29), 3 item jelek (soal
nomor : 1,11, dan 22) dan 3 item sangat jelek (soal nomor: 5,9, dan 21). Hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
4. Indeks Kesukaran
Indeks atau taraf kesukaran suatu butir soal, menunjukkan apakah butir soal
tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang, atau mudah. Butir soal yang baik
adalah butir soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menghitung
Indeks kesukaran (IK) butir soal bentuk essai, digunakan rumus yang dikemukakan
Karnoto (1996 : 16) sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
lv
BA
BA
JSJS
JBJBIK
++
=
di mana,
IK = indeks kesukaran
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = Banyaknya siswa apda kelompok atas
JSB = Banyaknya siswa apda kelompok bawah
(Suharsimi Arikunto,2002:208 ).
Kriteria indeks kesukaran butir soal yang digunakan seperti yang dikemukakan
oleh Suherman dan Sukjaya (1990 : 213) yaitu :
IK = 0,00 terlalu sukar
0,00 < IK £ 0,30 sukar
0,30 < IK £ 0,70 sedang
0,70 < IK < 1,00 mudah
IK = 1,00 terlalu mudah
Dari hasil perhitungan indeks kesukaran soal kemampuan awal siswa yang
berjumlah 30 soal pilihan ganda didapat 16 Item sedang (soal nomor :
1,2,3,5,8,10,11,13,20,21,22,24,26,27,28, dan 29), 14 item mudah (soal nomor:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
lvi
4,6,7,9,12,14,15,16,17,18,19,23,25, dan 30) dst. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
lampiran.
Untuk hasil perhitungan indeks kesukaran soal Gerak Lurus, siswa yang
berjumlah 30 soal pilihan ganda didapat 17 item sedang (soal nomor :
2,3,4,6,7,8,11,12,13,15,16,17,19,20,22,27, dan 30), 13 item mudah (soal nomor:
1,5,9,10,14,18,21,23,24,25,26,28, dan 29). Hasil perhitungan dapat dilihat pada
lampiran.
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Data hasil belajar merupakan data dari tes hasil belajar yang dipergunakan untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah dalam materi gerak lurus. Sebelumnya
telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes, serta analisis butir
soal yang meliputi daya beda dan tingkat kesukarann.
Untuk keperluan pertama akan dilakukan analisis menggunakan rumus statistik
menguji kesamaan beberapa rataan atau analisis varians (ANAVA) dan kesamaan dua
rataan (uji t). Sebelumnya terlebih dahulu peneliti harus menentukan skor rataan dan
simpangan baku dari skor tersebut. Karena pengujian hipotesis menggunakan rumus
statistik yang disyaratkan berdistribusi normal serta diketahui keadaan variansnya, maka
perlu dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas varians.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini, bertujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi berdistribusi normal. Uji Normalitas dengan Metode Kolmogorov-Smirnov
tidak jauh beda dengan metode Lilliefors. Langkah-langkah penyelesaian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
lvii
penggunaan rumus sama, namun pada signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode
Kolmogorov-Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov, sedangkan
metode Lilliefors menggunakan tabel pembanding metode Lilliefors. Rumus
Keterangan :
Xi = Angka pada data
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal FT = Probabilitas komulatif normal FS = Probabilitas komulatif empiris
FT = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari
luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z.
Persyaratan a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif) b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil. Siginifikansi
Signifikansi uji, nilai | FT – FS | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel
Kolmogorov Smirnov. Jika nilai | FT – FS | terbesar kurang dari nilai tabel Kolmogorov
Smirnov, maka Ho diterima ; H1 ditolak. Jika nilai | FT – FS | terbesar lebih besar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
lviii
nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; H1 diterima. Tabel Nilai Quantil
Statistik Kolmogorov Distribusi Normal. Untuk perhitungannya menggunakan program
SPSS.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui apakah varians kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 homogen ataukah tidak. Uji homogenitas varians
ini dilakukan terhadap hasil tes awal (pretes) maupun tes akhir (postes). Karena
terdapat satu kelas eksperimen 1 dan satu kelas eksperimen 2, maka uji homogenitas
varians menggunakan uji Bartlett dengan pasangan hipotesis :
Ho : 22
21 ss = (varians homogen)
Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varians tidak
homogen)
Rumus statistik yang digunakan seperti yang dikemukakan Sudjana (1996 : 263)
sebagai berikut :
2c = }log)1(){10(ln 2ii SnB -S-
dengan rumus :
)1()(log 2 -S= inSB dan )1(/)1(( 22 -S-S= iii nSnS
Keterangan :
ni = Jumlah sampel kelompok i
Si2 = Varians kelompok i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
lix
S2 = Varians gabungan
Kriteria uji adalah tolak hipotesis Ho jika 2hitungc ³ 2
tabelc . 2tabelc didapat dari
tabel dengan peluang (1 - a ), a adalah taraf nyata atau taraf kepercayaan dan
derajad kebebasan (dk) = (k – 1) dengan k merupakan banyaknya kelas atau kelompok
sampel.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Varians (ANAVA)
Analisis Varian (ANAVA) dilaksanakan untuk mengetahui kesamaan beberapa
rataan. Yaitu untuk mengetahui apakah rataan kemampuan pemecahan masalah
materi gerak lurus dari kelas eksperimen 1 maupun kelas ekspermen 2.
Pasangan hipotesis yang diuji :
Ho : m 1 = m 2
Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Rumus statistik yang digunakan dikemukakan oleh Sudjana (1996 : 304-305)
sebagai berikut :
F = )1(/
)1/(
-S
-
iy
y
nD
kA
Ay / (k-1) disebut juga varians antar kelompok
Dy /S (ni – 1) disebut varians dalam kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
lx
Ay = S (Ji2/ni) - Ry
Ry = J2 / Sni dengan J = J1 + J2 + J3 dan Ji adalah jumlah skor
kelompok i
Dy = SY2 – Ry – Ay
SY2 = jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua skor
Kriteria uji adalah tolak Ho jika Fhitung ³ Ftabel dengan Ftabel adalah nilai yang
didapat dari daftar distribusi F dengan taraf nyata a dengan peluang 1 - a dan dk
pembilang (k – 1) serta dk penyebut (n1 + n2 + n3).
b. Uji Lanjut Anava
Jika dalam analisis varians Ho ditolak maka dilakukan analisis beda rerata berupa
komparasi ganda dengan metode Scheffe. Metode ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan setiap pasangan baris dan setiap pasangan kolom yang hipotesisnya (Ho)
ditolak. Untuk perhitungannya menggunakan program SPSS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
lxi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri atas data kemampuan awal siswa,
data motivasi belajar siswa, dan nilai hasil prestasi belajar aspek kognitif pada pokok
bahasan Gerak Lurus.
1. Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar
Pada penelitian ini data kemampuan awal diperoleh dari hasil tes kemampuan awal
dengan menggunakan instrumen tes kemampuan awal. Sedangkan data motivasi
belajar siswa diperoleh dari isian angket tertulis motivasi belajar responden dengan
menggunakan instrumen angket motivasi belajar. Kedua instrumen tersebut telah
diuji cobakan di SMP Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat dan hasilnya valid dan
reliabel (dapat dilihat pada lampiran 21-25). Deskripsi data kemampuan awal dan
motivasi belajar tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Diskripsi Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terenda
h
Rata-rata
SD
Kemampuan awal tinggi
39
96
38
65.29
14.46
Kemampuan awal Rendah 37 100 35 64.03 14.31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxii
lxii
Motivasi belajar tinggi 40 100 35
67.21 15.63
Motivasi belajar rendah 36 85 38
61.22 11.61
Responden sejumlah 76 dari kelas demonstrasi 1 dan kelas demonstrasi 2
dikelompokkan kedalam kategori kemampuan awal tinggi bagi siswa yang
memperoleh nilai kemampuan awal diatas nilai rata-rata dan kategori siswa memiliki
kemampuan awal rendah bagi siswa yang memperoleh nilai dibawah nilai rata-rata.
Selain itu juga dikelompokkan kedalam kategori siswa memiliki motivasi belajar tinggi
bagi siswa yang memiliki nilai motivasi belajar di atas nilai rata-rata dan kategori
siswa memiliki motivasi belajar rendah bagi siswa yang memiliki nilai motivasi belajar
dibawah nilai rata-rata. Deskripsi data jumlah siswa masing-masing kelompok
disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa masing-masing kelompok
Kelas
Kemampuan awal Tinggi Kemampuan Awal Rendah
Jumlah Motivasi belajar Tinggi
Motivasi belajar Rendah
Motivasi belajar Tinggi
Motivasi belajar Rendah
Media KIT 20,19 19 18,19 19 38
Media animasi
19,21 17 19,21 17 38
Jumlah 39,40 36 37,40 36 76
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 : Data Induk Kemampuan Awal,
Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Fisika.
2. Data Nilai Prestasi Belajar Fisika
a. Prestasi Belajar Fisika Kelas Menggunakan Media KIT dan Media animasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiii
lxiii
Sebaran nilai prestasi hasil penelitian dari masing-masing kelompok berdasarkan
kelompok siswa menggunakan media KIT dan kelompok siswa menggunakan media
animasi disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika
Kelas Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata SD Variansi
Media KIT 38 96 35 60.63 13.78 189.96
Media animasi
38 100 38 69.23 13.02 169.52
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 : Data Induk Kemampuan Awal,
Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Fisika
Distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa
menggunakan media KIT disajikan pada tabel 4.4, sedangkan distribusi frekuensi
prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa menggunakan media animasi
disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok Menggunakan Media KIT
No Nilai Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 35-45 4 10.53
2 46-56 13 34.21
3 57-67 10 26.32
4 68-78 7 18.42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
lxiv
5 79-89 3 7.89
6 90-100 1 2.63
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok Menggunakan Media animasi
No Skor Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 35-45 1 2.63
2 46-56 3 7.89
3 57-67 15 39.47
4 68-78 11 28.95
5 79-89 7 18.42
6 90-100 1 2.63
Jumlah 38 100 %
Untuk lebih jelasnya nilai prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut
disajikan histogram pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
lxv
Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media KIT
Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media Animasi
b. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa
0
2
4
6
8
10
12
14
45 56 67 78 89 100
35 46 57 68 79 90
Frek
uens
i (si
swa)
Rentang Nilai Prestasi Belajar
Histogram Prestasi Belajar Dengan Media KIT
Prestasi Belajar DenganMedia KIT
02468
10121416
45 56 67 78 89 100
35 46 57 68 79 90
Frek
uens
i (si
swa)
Rentang Nilai Prestasi Belajar
Histogram Prestasi Belajar Dengan Animasi
Prestasi Belajar DenganAnimasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
lxvi
Sebaran nilai prestasi hasil penelitian dari masing-masing kelompok berdasarkan
kelompok siswa memiliki kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa memiliki
kemampuan awal rendah disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa
Kelas Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata SD Variansi
Kemampuan Awal Tinggi
39 96 38 65.29 14.46 209.04
Kemampuan Awal Rendah
36 100 35 64.03 14.31 204.81
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28 : Data Induk Kemampuan Awal,
Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Fisika
Distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa
memiliki kemampuan awal tinggi disajikan pada tabel 4.7, sedangkan distribusi
frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa memiliki kemampuan awal
rendah disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Kemampuan Awal Tinggi
No Skor Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 35-45 3 7.69
2 46-56 8 20.51
3 57-67 11 28.21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
lxvii
4 68-78 10 25.64
5 79-89 6 15.38
6 90-100 1 2.56
Jumlah 39 100 %
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Kemampuan Awal Rendah
No Skor Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 35-45 3 8.11
2 46-56 8 21.62
3 57-67 13 35.14
4 68-78 8 21.62
5 79-89 4 10.81
6 90-100 1 2.70
Jumlah 37 100 %
Untuk lebih jelasnya nilai prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut
disajikan histogram pada gambar 4.3 dan gambar 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
lxviii
Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
Awal Tinggi
0
2
4
6
8
10
12
45 56 67 78 89 100
35 46 57 68 79 90
Frek
uens
i
Rentang Nilai Kemampuan Awal Tinggi
Histogram Kemampuan Awal Tinggi
Kemampuan Awal Tinggi
0
2
4
6
8
10
12
14
45 56 67 78 89 100
35 46 57 68 79 90
Frek
uens
i
Rentang Nilai Kemampuan Awal
Histogram Kemampuan Awal Rendah
Kemampuan Awal Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
lxix
Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
Awal Rendah
c. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat Motivasi belajar Siswa
Sebaran nilai prestasi hasil penelitian dari masing-masing kelompok berdasarkan
kelompok siswa memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok siswa memiliki motivasi
belajar rendah disajikan dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Diskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Tingkat Motivasi belajar Siswa
Kelompok Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata SD Variansi
Motivasi belajar Tinggi
40 100 35 67.21 15.63 244.26
Motivasi belajar Rendah
36 85 38 61.22 11.61 134.72
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29
Distribusi frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa
memiliki motivasi belajar tinggi disajikan pada tabel 4.10, sedangkan distribusi
frekuensi prestasi hasil belajar fisika pada kelompok siswa memiliki motivasi belajar
rendah disajikan pada tabel 4.11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
lxx
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi
No Skor Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 35-45 4 10.00
2 46-56 6 15.00
3 57-67 10 25.00
4 68-78 11 27.50
5 79-89 7 17.50
6 90-100 2 5.00
Jumlah 40 100 %
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki Motivasi belajar Rendah
No Skor Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 35-45 2 5.56
2 46-56 6 16.67
3 57-67 10 27.78
4 68-78 9 25.00
5 79-89 7 19.44
6 90-100 2 5.56
Jumlah 36 100 %
Untuk lebih jelasnya nilai prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut
disajikan histogram pada gambar 4.5 dan gambar 4.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
lxxi
Gambar 4.5. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi
0
2
4
6
8
10
12
45 56 67 78 89 100
35 46 57 68 79 90
Frek
uens
i
Rentang Nilai Motivasi Tinggi
Histogram Motivasi tinggi
Motivasi tinggi
0
2
4
6
8
10
12
43 52 61 70 79 88
35 44 53 62 71 80
Frek
uens
i
Rentang Nilai Motivasi Rendah
Histogram Motivasi Rendah
Motivasi Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
lxxii
Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah
B. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pada data nilai
prestasi belajar fisika tiap-tiap kelas atau kelompok perlakuan dengan metode Lilliefors
dengan program SPSS for Windows berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dan
Shapiro-Wilk.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu
taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya α=0,05 atau α=0,01). Sebaliknya, jika hasil uji
signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak
signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom
signifikansi (Sig.) untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah untuk taraf
signifikansi uji α=0.05, Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal dan Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka
sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan Uji K-S dapat
dirangkum seperti pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Harga Statistik Uji Normalitas Berdasakan Uji K-S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
lxxiii
No Kelompok Siswa Sig. α Keterangan
1 K.Awal dng Media Animasi 0.200 0.05 Normal
2 K.Awal dng Media KIT 0.200 0.05 Normal
3 Motivasi dng Media Animasi 0.200 0.05 Normal
4 Motivasi dng Media KIT 0.186 0.05 Normal
5 Kemampuan Awal Tinggi 0.200 0.05 Normal
6 Kemampuan Awal Rendah 0.158 0.05 Normal
7 Motivasi belajar Tinggi 0.200 0.05 Normal
8 Motivasi belajar Rendah 0.200 0.05 Normal
9 Prestasi Media KIT 0.074 0.05 Normal
10 Prestasi Media animasi 0.200 0.05 Normal
11 Prestasi K.Awal Tinggi 0.200 0.05 Normal
12 Prestasi K.Awal Rendah 0.200 0.05 Normal
13 Prestasi Motivasi Tinggi 0.200 0.05 Normal
14 Prestasi Motivasi Rendah 0.200 0.05 Normal
Dari tabel 4.12 di atas tampak bahwa harga Signifikansi p > dari masing-
masing kelompok tidak melebihi harga α. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa
Ho diterima. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Normalitas dari populasi juga terlihat pada gambar
4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, dan 4.6, masing-masing histogram terlihat normal. Untuk data uji
normalitas selengkapnya pada lampiran 30, 31, 32.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal
dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan Uji Bartlett dengan taraf signifikansi α = 0,05 atau taraf kepercayaan 95 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
lxxiv
Dengan program SPSS for windows Ringkasan hasil uji homogenitas pada table 4.13
dibawah ini , dan data selengkapnya pada lampiran 30, dan 31.
Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
No Respon Faktor p-value
Keputusan p-volue α
1 Prestasi Media Pembelajaran 0.873 0,05 Homogen 2 Prestasi Kemampuan Awal 0.497 0,05 Homogen 3 Prestasi Motivasi Belajar 0.121 0,05 Homogen
4 Prestasi Media Pembelajaran,
Kemampuan Awal dan Motivasi
0.190 0,05 Homogen
Dari data penelitian prestasi belajar fisika materi Gerak Lurus kelompok siswa
dengan penerapan media KIT dan media Animasi diperoleh harga Signifikansi = 0.873,
Kemampuan Awal siswa tinggi dan rendah harga Signifikansi = 0.497, dan Motivasi
Belajar siswa tinggi dan rendah harga Signifikansi = 0.121 kesemuanya mempunyai harga
signifikansi jauh lebih besar dari taraf signifikansi α = 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima, dengan demikian data penelitian adalah homogen.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Analisis Variansi Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama
Analisis penelitian ini mengguanakan teknik analisis variansi (Anava)
tiga jalan sel tidak sama dengan taraf signifikansi a = 0,05 dilanjutkan uji
Scheffe untuk H0 yang ditolak. Hasil dari pengujian hipotesis dengan anava tiga
jalan pada lampiran 33, dengan menggunakan Program SPSS 17, didapatkan
harga-harga seperti yang terangkum dalam tabel di bawah ini
Tabel 4.14 Rangkuman Anava Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
lxxv
Sumber df Fhitung Ftabel p-volue a Keputusan
Efek Utama
Penggunaan Media (A)
1 8.721 4.00 0.004 0.05 Ditolak
Kemampuan Awal (B)
1 0.078 4.00 0.781 0.05 Diterima
Motivasi belajar Siswa ( C )
1 4.831 4.00 0.031 0.05 Ditolak
Interaksi
AB 1 0.327 4.00 0.569 0.05 Diterima
AC 1 1.066 4.00 0.306 0.05 Diterima
BC 1 0.148 4.00 0.701 0.05 Diterima
ABC 1 2.079 4.00 0.154 0.05 Diterima
Galat (G) 68 11866.087
Total (T) 75 335054.137
Berdasarkan tabel 4.14 analisis variansi tiga jalan di atas didapatkan hasil-hasil
sebagai berikut:
a. Hipotesis 1
Fhitung = 8.721 > Ftabel = 4.00, p-volue = 0.004; α = 0,05
p-volue < α , dengan demikian H01 ditolak dan H11 diterima.
b. Hipotesis 2
Fhitung = 0.078 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.781; α = 0,05
p-volue > α , dengan demikian H02 diterima dan H12 ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvi
lxxvi
c. Hipotesis 3
Fhitung = 4.831 > Ftabel = 4.00, p-volue = 0.031, α = 0,05
p-volue < α , dengan demikian H03 ditolak dan H13 diterima.
d. Hipotesis 4
Fhitung = 0.327 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.569; α = 0,05
p-volue > α , dengan demikian H04 diterima dan H14 ditolak.
e. Hipotesis 5
Fhitung = 1.066 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.306; α = 0,05
p-volue > α , dengan demikian H05diterima dan H15 ditolak.
f. Hipotesis 6
Fhitung = 0.148 < Ftabel = 4.00, p-volue = 0.701; α = 0,05
p-volue > α , dengan demikian H06 diterima dan H16 ditolak.
g. Hipotesis 7
Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00, p-volue = 153; α = 0,05
p-volue > α , dengan demikian H07 diterima dan H17 ditolak.
Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan yang terdiri dari tiga efek utama dan 4
interaksi dapat disimpulkan bahwa :
a. Efek Utama
Efek utama yang berupa penggunaan media pembelajaran dengan Media Kit
dan Media Animasi diperoleh harga Fhitung = 8.721 > Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvii
lxxvii
lebih kecil dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti ada perbedaan
prestasi belajar fisika bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun
pelajaran 2010/2011 jika proses pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan
media KIT dan media Animasi.
Efek utama yang berupa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah diperoleh harga
Fhitung = 0.078 < Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.781 lebih besar dari harga α = 0,05 pada
taraf signifikansi 5 %, yang berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa
kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki
tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah.
Efek utama yang berupa Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah diperoleh harga
Fhitung = 4.831 > Ftabel = 4.00 dan p-volue = 0.031 lebih kecil dari harga α = 0,05 pada taraf
signifikansi 5 %, yang berarti ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa kelas VII
MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan rendah.
b. Interaksi
Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 0.327 < Ftabel = 4.00 dan p-volue =
0,569 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa
faktor AB (penggunaan media pembelajaran dan kemampuan awal siswa) tidak
mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus
bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 1.066 < Ftabel = 4.00 dan p-volue =
0,306 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxviii
lxxviii
faktor AC (penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar siswa) tidak
mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus
bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 0.148 < Ftabel = 4.00 dan p-volue =
0,701 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa
faktor BC (kemampuan awal siswa dan motivasi belajar siswa) tidak mempunyai
interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lurus bagi siswa
kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan data diperoleh harga Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00 dan p-volue =
0,154 lebih besar dari harga α = 0,05 pada taraf signifikansi 5 %yang berarti bahwa
faktor ABC (penggunaan media pembelajaran, kemampuan awal dan motivasi belajar
siswa) tidak mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak
lurus lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran
2010/2011.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat dikemukakan bahwa :
15. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT terhadap
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
16. Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan Gerak Lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxix
lxxix
17. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan Gerak Lurus.
18. Tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media
Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
19. Tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media
Animasi dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus.
20. Tidak ada interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat
motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Gerak
Lurus.
21. Tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media
Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat
motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan
Gerak Lurus.
2. Uji Lanjut Anava
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan rerata pada faktor A
(pembelajaran melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media animasi),
dan factor C (motivasi belajar tinggi dan rendah) di atas, maka dilakukan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxx
lxxx
komparasi ganda dengan metode Scheffe. Melalui program SPSS 17 seperti pada
tabel 4.15
Tabel 4.15 Hasil Uji Lanjut Anava Media Animasi dan Media KIT
ANOVA
prestasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1402.232 1 1402.232 7.801 .007
Within Groups 13301.567 74 179.751
Total 14703.799 75
Tabel 4.16 Hasil Uji Lanjut Anava Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah
ANOVA
prestasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 939.729 1 939.729 5.052 .028
Within Groups 13764.070 74 186.001
Total 14703.799 75
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Anava
No Respon Faktor F Ftabel
p-value Keputusan
Ho p-
volue α
1 Prestasi Media
Pembelajaran 7.801 4.00 0.007 0,05 Ditolak
2 Prestasi Motivasi 5.052 4.00 0.028 0,05 Ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxi
lxxxi
Belajar
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran dengan
menggunakan Kit dan Animasi ternyata memiliki Fhitung = 7.801 > Ftabel = 4.0 dan p-volue =
0.007 yang lebih kecil dari α = 0.05 sehinga Ho di tolak dan H1 diterima, sehingga ada
perbedaan prestasi belajar antara penggunaan media belajar dengan KIT dan dengan
Animasi. Demikian juga dengan Motivasi belajar siswa memiliki Fhitung = 5.052 > Ftabel =
4.00 dan p-volue = 0.028 yang lebih kecil dari α = 0.05, sehingga Ho di tolak dan H1
diterima, sehingga ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki motivasi
tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
H0,A : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa jika proses
pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media
animasi.
H1,A : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa jika proses pembelajarannya
melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media animasi.
Berdasarkan perhitungan analisis varians tiga jalan sel tak sama pada baris (A)
penerapan laboratorium diperoleh Fhitung = 8.721. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih
besar dari pada Ftabel = 4.00 dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05,
sehingga H0A ditolak. Ini berarti ada perbedaan antara demonstrasi menggunakan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxii
lxxxii
KIT dan demonstrasi menggunakan media animasi terhadap prestasi belajar fisika pada
materi pokok gerak lurus.
Hasil perhitungan komparansi ganda dengan metode Scheffe diperoleh Fhitung =
7.801 > Ftabel = 4.0 dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05. Ini artinya
ada beda rerata yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media
KIT dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media animasi.
Data analisis variansi menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media animasi memperoleh
prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media KIT. Hal ini terjadi
karena dengan menggunakan media animasi siswa lebih tertarik, termotivasi, merasa
senang sehingga mudah dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep pada pokok
bahasan gerak lurus. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Wahyu Wijayanti,
2007 . Peran penggunaan laboraorium media animasi yang dipandu menggunakan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat memudahkan siswa dalam menangkap dan
mengolah informasi berupa konsep dan prinsip fisika yang diajarkan. Selama belajar
menggunakan media animasi, siswa menjadi termotivasi untuk lebih menekuni materi
yang disajikan serta dengan adanya variasi gerak dari beberapa instrumen gerak lurus.
Dalam pembelajaran ini siswa akan lebih tertarik untuk belajar, siswa belajar secara
mandiri, bukan sekedar menerima informasi dari guru semata, tetapi siswa dapat
mengamati langsung melalui animasi pada media animasi.
Kemudahan ini didukung dengan jaminan tidak adanya resiko yang
membahayakan seperti rusaknya alat-alat peraga pada KIT akibat salah hubung atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiii
lxxxiii
salah rangkai. Jaminan kemudahan tersebut merangsang siswa untuk memunculkan
sikap berani mencoba dengan tanpa ada rasa khawatir takut berbuat kesalahan. Media
animasi yang dikemas secara interaktif ini lebih mempercepat kerja laboratorium,
sehingga tiap-tiap pertemuan dalam pembelajaran dengan durasi antara 1 jam (40
menit) sampai 2 jam (2 x 40 menit), hampir semua kelompok kerja dapat menyelesaikan
diskusinya sesuai alokasi waktu yang disediakan pada skenario pembelajaran. Sehingga
tiap-tiap pertemuan dapat melakukan diskusi kelas untuk menarik kesimpulan yang
berupa isi dari konsep yang sedang dipelajari. Dan apabila terdapat salah satu atau
beberapa siswa anggota kelompok tertentu yang masih belum dapat menuntaskan
pekerjaannya di kelas, mereka dapat melanjutkan sendiri di rumah khususnya bagi siswa
yang memiliki fasilitas personal komputer (PC), karena program animasi dalam media
animasi ini bebas dikopi (free softcopy) oleh siswa. Dengan demikian mereka dapat
mengulang-ulang hingga mendapatkan konsep ilmu yang sedang dipelajari.
Pada media media animasi dapat terlihat jelas jalannya gerak benda yang
bergerak dipercepat maupun diperlambat pada GLB dab GLBB. Selain itu dengan media
animasi, untuk menentukan hubungan jarak , kecepaan dan waktu dapat dilakukan
oleh siswa secara cepat, karena data yang diperoleh lebih akurat. Dengan demikian
media animasi merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran efektif di kelas.
Sedangkan pada pembelajaran dengan metode demonstrasi yang berlangsung
menggunakan media media KIT (kit mekanika) yang sama-sama dipandu menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS), sebenarnya juga dapat memudahkan siswa dalam memahami
dan menemukan konsep fisika yang sedang dipelajari dibandingkan dengan tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiv
lxxxiv
bantuan media alat laboratorium. Namun pada pelaksanaan pembelajaran banyak
ditemukan hambatan atau kendala-kendala, diantaranya (1) siswa masih banyak
mengalami kesulitan dalam merangkai alat-alat mekanika atau gerak lurus secara
manual meskipun sudah ada petunjuk, sehingga guru masih banyak menerangkan cara
merangkai alat; (2) ketersediaan peralatan laboratorium yang terbatas jumlahnya,
memaksa siswa hanya dapat menggunakan alat-alat tersebut di laboratorium sekolah
dan tidak bisa diulang sendiri di rumah; (3) Demonstrasi dilakukan dengan cara
demonstrasi sehingga masih ada beberapa anak yang kurang aktif dalam melakukan
percobaan.
Beberapa kendala tersebut di atas mengakibatkan proses pembelajaran dengan
metode demonstrasi menggunakan Media KIT pada materi pokok bahasan gerak lurus
memiliki beberapa kelemahan diantaranya memerlukan waktu yang relatif lama
sehingga kurang efektif, sering terjadi tiap pertemuan dalam pembelajaran tidak dapat
menyisakan waktu untuk diskusi kelas dalam menarik kesimpulan, dan bahkan beberapa
kelompok kerja tertentu belum berhasil menjawab beberapa pertanyaan dalam LKS
yang disediakan. Hal ini terjadi dikarenakan kelompok kerja mereka belum berhasil
memperoleh data yang tepat.
Beberapa kelemahan di atas itulah yang barangkali menghambat proses
pembuktian konsep atau prinsip fisika yang sedang dipelajari sehingga prestasi hasil
belajar yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan
media animasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika metode
demonstrasi menggunakan media animasi lebih baik dari pada metode demonstrasi
menggunakan media KIT terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok gerak lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
lxxxv
2. Hipotesis Kedua
H0,B : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat
kemampuan awal tinggi dan rendah.
H1,B : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat
kemampuan awal tinggi dan rendah.
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
0.078 lebih kecil dari Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a =
0,05 sehingga H0B diterima, artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa
yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah.
Data analisis variansi tersebut ditemukan bahwa siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, tetapi tidak terlalu signifikan
bahkan hampir sama, hal ini dimungkinkan siswa yang memilki kemampuan awal tinggi
dan rendah sama-sama dalam menangkap proses pembelajaran dengan demonstrasi .
Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah memiliki kesamaan dalam
menangkap petunjuk yang tertulis dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan sama-sama
mampu menangkap dan mengolah informasi berupa konsep dan prinsip fisika yang
diajarkan.
Pada penelitian ini siswa yang memiliki kemampuan awal Tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan awal rendah membaur menjadi satu. Pembagian kelompok
demonstrasi juga secara acak, sehingga siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvi
lxxxvi
bercampur dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini akan
mempempersulit siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dalam mengikuti
kegiatan demonstrasi. Dalam mengamati, memahami dan mengolah hasil demonstrasi
untuk memantapkan konsep fisika yang dipelajari, siswa yang memiliki kemampuan
awal rendah dan siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi hampir memiliki
kesamaan. Pada penelitian ini, tingkat kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh
yang lebih baik dari pada tingkat kemampuan awal rendah tetapi tidak terlalu signifikan.
3. Hipotesis Ketiga
H0,C : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan rendah.
H1,C : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan rendah.
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
4.831 > Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga
H0,C ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dan rendah. Hasil uji komparasi ganda dengan uji Scheffe
menghasilkan Fhitung = 5.052 > Ftabel = 4.00 artinya bahwa motivasi belajar memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan
gerak lurus.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar fisika
pokok bahasan gerak lurus lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvii
lxxxvii
motivasi belajar rendah. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nicolaus Dolly Simon Kusdwiutomo bahwa ” siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
memiliki prestasi fisika lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah”. Fakta ini disebabkan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih
cepat mengiterpretasikan kode-kode atau icon-icon yang diterima dibandingkan siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah.
Motivasi belajar siswa memiliki peran yang sangat penting dalam
menginterpretasikan perintah-perintah dalam LKS untuk melakukan demonstrasi. Siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat merangkai alat-alat mekanika sesuai dengan
petunjuk yang tertulis dalam LKS dengan cepat. Dalam melakukan kegiatan demonstrasi
untuk membuktikan konsep-konsep sinar istimewa maupun pembentukan bayangan
pada gerak lurus dapat dilakukan dengan cepat, sehingga cepat memperoleh data-data
yang dibutuhkan. Hal ini disebabakan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
memiliki rasa inggin tahu dan suka terhadap hal-hal yang baru serta senang menghadapi
tantangan.
4. Hipotesis Keempat
H0,AB : Tidak ada interaksi antara penerapan media pembelajaran dengan
kemampuan tingkat awal terhadap prestasi belajar fisika.
H1,AB : Ada interaksi antara penerapan media pembelajaran dengan kemampuan
tingkat awal terhadap prestasi belajar fisika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
lxxxviii
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
0.327 < Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga
H0,AB tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan
media animasi dan media KIT dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika
pada materi pokok bahasan gerak lurus.
Dengan kata lain antara penggunaan media KIT dan media Animasi dan
kemampuan awal tidak memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi
belajar. Tidak ditolaknya hipotesis nol ini dimungkinkan karena semua kelas proses
pembelajarannya dengan metode demonstrasi menggunakan media animasi maupun
media KIT terdiri dari siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi maupun
tingkat kemampuan awal rendah. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah
tetap akan memperoleh prestasi yang sama meskipun diberikan pembelajaran dengan
media media animasi maupun media KIT. Demikian juga siswa yang memiliki tingkat
kemampuan awal rendah juga akan tetap memperoleh prestasi yang sama meskipun
diberikan pembelajaran menggunakan media media animasi maupun media KIT
.
5. Hipotesis Kelima
H0,AC : Tidak ada interaksi antara penerapan laboratorium dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar fisika.
H1,AC : Ada interaksi antara penerapan laboratorium dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar fisika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
lxxxix
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
1.066 < Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga
H0,AC tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara metode demonstrasi menggunakan
media animasi dan media KIT dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus.
Dengan kata lain antara penggunaan media KIT dan media Animasi dan motivasi
belajar siswa tidak memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi belajar.
Tidak ditolaknya hipotesis nol ini dimungkinkan siswa cenderung melakukan
demonstrasi sesuai dengan petunjuk yang ditulis pada LKS. Siswa tidak melakukan
kegiatan-kegiatan selain sesuai petunjuk, karena mengejar target agar tugas yang
dibebankan cepat selesai. Dengan demikian siswa yang motivasi belajarnya tinggi
maupun rendah melakukan kegiatan yang sama. Hal ini juga dimungkinkan karena
anggota kelompok demonstrasi hiterogen, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi bercampur dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah, maka kegiatan yang
dilakukan setiap anak sama dengan yang dilakukan dalam kelompok tersebut. Siswa
yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi tetap akan memperoleh prestasi yang sama
meskipun diberikan pembelajaran dengan media media animasi maupun media KIT.
Demikian juga siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah juga akan tetap
memperoleh prestasi yang sama meskipun diberikan pembelajaran menggunakan media
animasi maupun media KIT.
6. Hipotesis Keenam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
xc
H0,BC : Tidak ada interaksi antara kemampuan tingkat awal dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar fisik.
H1,BC : Ada interaksi antara kemampuan tingkat awal dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar fisik.
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
0.148 < Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga
H0,BC tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus.
Dengan kata lain antara kemampuan awal dan motivasi belajar siswa tidak
memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi belajar. Tidak ditolaknya
hipotesis nol ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) Proses
pembelajarannya menggunakan petunjuk LKS, semua siswa baik yang memiliki
kemampuan awal tinggi, rendah, motivasi belajar tinggi dan rendah cenderung
melakukan kegiatan yang sama. (2) Anggota kelompok hiterogen, artinya siswa yang
memiliki kemampuan awal tinggi, rendah, motivasi belajar tinggi maupun memiliki
motivasi belajar rendah membaur jadi satu, sehingga siswa melakukan demonstrasi
sesuai dengan kerja tim. Siswa hanya melakukan demonstrasi sesuai dengan petunjuk
LKS. Dengan demikian semua siswa baik yang motivasi belajarnya tinggi maupun siswa
yang motivasi belajarnya rendah melakukan kegiatan yang sama, sehingga kemampuan
awal dan motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh secara bersamaan
terhadap prestasi belajar.
7. Hipotesis Ketujuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xci
xci
H0,ABC : Tidak ada interaksi antara penerapan laboratorium, kemampuan tingkat
awal, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.
H1,ABC : Ada interaksi antara penerapan laboratorium, kemampuan tingkat awal, dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung =
2.079 < Ftabel = 4.00 dengan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0,ABC tidak ditolak,
artinya tidak ada interaksi antara penerapan laboratorium, kemampuan awal, dan
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak
lurus.
Dengan kata lain antara penggunaan media KIT dan media Animasi,
kemampuan awal, dan motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh secara
bersamaan terhadap prestasi belajar. Berarti demonstrasi menggunakan media animasi
diterapkan pada siswa yang memiliki tingkat kemampaun awal tinggi mamupun siswa
yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah, tetap diperoleh prestasi fisika lebih
tinggi daripada demonstrasi menggunakan media KIT. Demikian juga demonstrasi
menggunakan media Animasi diterapkan pada siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi mamupun siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, tetap diperoleh prestasi
fisika lebih tinggi daripada demonstrasi menggunakan media KIT. Sebaliknya siswa yang
memiliki tingkat kemampuan awal tinggi melakukan demonstrasi menggunakan media
animasi maupun media KIT , tetap memperoleh prestasi fisika lebih tinggi daripada siswa
yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah. Demikian juga siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi melakukan demonstrasi menggunakan media animasi maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcii
xcii
media KIT , tetap memperoleh prestasi fisika lebih tinggi daripada siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah.
E. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan secara maksimal untuk
mendapatkan hasil penelitian yang optimal sebagaimana yang dituangkan pada
pembahasan, dengan meminimalisir kekurangan atau kesalahan yang mungkin terjadi.
Namun demikian penulis menyadari ada kekurangan yang menyebabkan hasil penelitian
kurang sempurna. Kekurangan yang dimaksud antara lain meliputi:
1. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data berupa tes
kemampuan awal, angket motivasi belajar, tes prestasi belajar (kognitif), dan media
animasi semuanya belum merupakan instrumen standar. Karena instrumen tersebut
di atas disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri dan baru diujicobakan satu
kali sehingga masih memerlukan uji coba dan analisa yang lebih banyak agar benar-
benar standar.
2. Media pembelejaran yang dibuat dengan macromedia flash 8 masih terdapat
kekurangan yang perlu disempurnakan lagi sehingga dalam pelaksaannya masih
memerlukan pengulangan-pengulangan.
3. Waktu pelaksanaan penelitian yang terbatas menyesuaikan dengan jam pelajaran
sesuai aturan akademik pada standar isi kurikulum KTSP, yaitu untuk mapel IPA
fisika kelas VII hanya 3 jam pertemuan (120 menit) tiap minggu. Sehingga ada
kemungkinan pengaruh perlakuan yang diberikan belum membawa dampak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciii
xciii
4. Sampel penelitian ini hanya sebagian siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa
Barat tahun pelajaran 2010/2011 sebagai kelompok demonstrasi. Peneliti berasumsi
bahwa jika demonstrasi sejenis ini dilakukan pada subyek di sekolah lain
kemungkinan memiliki hasil yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain karakteristik siswa, kondisi geografis, kondisi sekolah, kesiapan guru dan
faktor pendukung lainnya dari masing-masing sampel. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan untuk umum dan
hanya belaku untuk kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciv
xciv
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang massalah, rumusan masalah, hipotesis hingga uji
hipotesis maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan
metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT IPA ditinjau dari kemampuan awal
dan motivasi belajar siswa di kelas II MTsN Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran
2010/2011 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran fisika melalui media Animasi lebih baik prestasi belajarnya
dibandingkan dengan media KIT pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa kelas
VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 8.721 > Ftabel = 4.00. Demikian juga dari
hasil analisis uji lanjut didapatkan: Fhitung = 7.821 > Ftabel = 4.00. Rerata prestasi
belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Media KIT IPA =2Ax 60.63
lebih rendah dibanding rerata prestasi belajar siswa yang pembelajarannya
menggunakan Media Animasi =2Ax 69.23.
2. Kemampuan awal siswa ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri
Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil uji statistik Fhitung = 0.078 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan
bahwa Fhitung < Ftabel, Rerata prestasi fisika pokok bahasan Gerak Lurus peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcv
xcv
yang mempunyai Kemampuan awal tinggi dan rendah masing-masing =1Bx 65.29
dan =2Bx 64.03. Dari data tersebut rerata prestasi belajar tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan sehingga secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa
siswa yang meiliki Kemampuan awal tinggi dan rendah prestasinya hampir sama.
3. Motivasi belajar siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar fisika pada
pokok bahasan Gerak Lurusbagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat
tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung =
4.831 > Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel,
demikian juga hasil analisis uji lanjut yang didapatkan : Fhitung = 5.052 > Ftabel = 4.00.
Rerata prestasi fisika pokok bahasan Gerak Lurus siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi =1Cx 67,21, lebih besar dari pada rerata prestasi fisika pokok
bahasan Gerak Lurus siswa yang mempunyai Motivasi belajar rendah =2Cx 61,22.
Dari data tersebut secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa siswa yang meiliki
motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar lebih baik dibanding dengan
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
4. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan
Media dengan Kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada pokok
bahasan Gerak Lurus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung = 0.327 <
Ftabel = 4.00. Pada uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan
arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA
dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan
antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan Kemampuan awal siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvi
xcvi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh
siswa.
5. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara penggunaan media
Animasi dan KIT IPA dengan Motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada
pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik = 1.06 <
Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini
memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara penggunaan media Animasi
dan KIT IPA dengan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh.
Gabungan antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA dengan Motivasi belajar
siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang
diperoleh siswa.
6. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara tingkat
Kemampuan awal dengan Motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada
pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik Fhitung =
0.148 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini
memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara Kemampuan awal dengan
Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara
Kemampuan awal dengan Motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa.
7. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara penggunaan Animasi
dan KIT IPA, tingkat Kemampuan awal dan Motivasi belajar siswaterhadap prestasi
belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurusbagi siswa kelas VII MTs Negeri
Taliwang Sumbawa Barat tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvii
xcvii
hasil uji statistik Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan
bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara
penggunaan media laboraratorium, Kemampuan awal, dan Motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara penggunaan media
Animasi dan KIT IPA, Kemampuan awal, dan Motivasi belajar siswa tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh
siswa.
B. Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis dari penelitian ini dihasilkan temuan bahwa penggunaan Media
Animasi dan KIT IPA, berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan
Gerak Lurus pada jenjang pendidikan SMP. Selain media Animasi dan KIT IPA tersebut,
Motivasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok
bahasan Gerak Lurus bagi siswa pada jenjang pendidikan SMP.
2. Implikasi Praktis
Penggunaan media belajar berbasis teknologi informasi saat sekarang masih
terbatas pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi, perlu dikembangkan
penggunaannya ke mata pelajaran lain. Banyak materi pelajaran fisika yang dapat
diajarkan dengan metode eksperimen menggunakan Media Animasi. Media Animasi
dapat diterapkan dalam pembalajaran fisika pokok bahasan Gerak Lurus pada siswa
tingkat SMP. Bahkan menggunakan Media Animasi memberikan hasil yang lebih baik
daripada menggunakan Media KIT IPA. Penggunaan komputer sebagai media
pembelajaran dapat mempertajam pemahaman siswa, mengurangi kebingunan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcviii
xcviii
terhadap contoh obyek yang sebenarnya dan secara ekonomis lebih murah karena
bahan dan alatnya dapat digunakan kapan dan dimana saja.
Mengingat hasil temuan yang lain bahwa tingkat Motivasi belajar siswa
berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa
kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat, maka diupayakan peningkatan
kemampuan guru-guru fisika untuk dapat membangkitkan Motivasi belajar belajar
siswa. Dalam pembelajaran, guru diharapkan selalu memperhatikan karakteristik
siswa khususnya tingkat Motivasi belajar siswa. Dengan memperhatikan karakteristik
siswa guru dapat memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepada Sekolah:
a. Karena media Animasi memberikan pengaruh bagi prestasi belajar siswa
khususnya materi Gerak Lurus diharapkan kepala sekolah dapat menyediakan
sarana penunjang pada media tersebut terutama kelengkapan alat laboratorium
virtual.
b. Selalu mendorong guru untuk dapat mengasah kemampuan dibidang
penguasaan laboratorium virtual guna meningkatkan potensi guru fisika untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Bagi Guru, khususnya guru Fisika :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcix
xcix
a. Guru agar selalu meningkatkan potensi yang dimilikinya dalam menyajikan
materi yang tepat dalam tiap pembelajaran, khususnya di materi Gerak Lurus
diharapkan mampu dapat menguasai penggunaan Laboratorium Virtual untuk
tiap penyampaian materi Gerak Lurus.
b. Guru mampu menggunakan media yang ada dalam pelaksanaan metode
pembelajaran untuk memudahkan menyampaikan materi pelajaran fisika dan
khususnya materi Gerak Lurus Guru dapat belajar menjalankan Program Animasi
di Laboratorium Virtual.
c. Guru hendaknya melihat faktor-faktor internal yang dimiliki siswa seperti
kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran lebih maksimal dan dapat menentukan langkah-langkah dalam
pemilihan metode belajar berikutnya.
3. Bagi Siswa,
a. Siswa hendaknya terdorong untuk dapat lebih menguasai penggunaan
computer untuk memudahkan menerima materi pelajaran yang diberikan oleh
guru melalui media Animasi khususnya materi Gerak Lurus.
b. Siswa mampu termotivasi dengan adanya metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru melalui media Animasi sehingga lebih giat dalam
belajarnya.
4. Kepada peneliti, untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti
untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan menerapkan Media Animasi pada
pokok bahasan yang lain atau mata pelajaran lain, sehingga semakin banyak media
Animasi yang dimanfaatkan dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c
c
DAFTAR PUSTAKA
Aleksandrova dan Nancheva. 2007. E-test with physics video demonstrations Department of Physics, University of Rousse. (Online), (http://www.mptl12.ifd.uni.wroc.pl/papers/13.pdf, diakses 5 Desember 2010)
Akhmad Sudrajat, 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model
Pembelajaran. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 12 September 2008).
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakrta:
Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Firdaus, Tarman. 2010. Istilah Penting dalam Teknologi Pembelajaran. (Online),
(http://ftaman.wordpress.com/2010/01/page/2/, diakses 10 Nopember 2010). Hadi, Sutrisno. 1998. Metodologi Research.Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM. Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Kamiantri Ramli, 2011. Media Animasi untuk Siswa. (Online),
(http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/02/28/pengaruh-penggunaan-media-animasi-sebagai-strategi-pembelajaran-aktif-pada-konsep-metabolisme-di-kelas-xii-man-negeri-2-sinjai/, diakses 28 Februari 2011)
Muhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.
Natawijaya, Rohman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prindo Jaya. Ngalim Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT Refika Aditama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ci
ci
Ratna Willis Dakar. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga. Ricardo Trumper,2003, The Physics Laboratory – A Historical Overview and Future
Perspectives. (Online), (http://www.oranim.ac.il/sites/heb/SiteCollectionImages/personal/ricardo/S_E2003.pdf, diakses 12 Desember 2010)
Rochani, Wasih. 2010. Jurnal Riset Ilmiah. Studi Pelaksanaan Kerja Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains SD Kelas IV di Kota Blitar. (Online), (http://veghamoylov.blogspot.com/2010/03/jurnal-riset-imiah.html,/ di-akses 5 Desember 2010)
Sudarwanto, 2011. Artikel Guru. Hakekat Pelajaran Fisika. (Online),
(http://mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195-hakikat-pelajaran-%20 fisika.html, diakses 16 April 2011).
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Supriyanto. 2006. Fisika Untuk SMP Kelas VII Semester 1 dan 2. Yogyakarta: Erlangga.
Teguh Wahyono. 2006. Animasi Dengan Macromedia Fleash 8. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara.
Team Penyusun. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum tingkat Satuan pendidikan KTSP SMP. Jakarta: Depdikbud.
Umiyanti, 2008. Macam-macam Metode Pembelajaran, (Online),
(http://umiyanti28.wordpress.com/2008/12/20/macam-macam-metode-pembelajaran/, diakses 2 Desember 2010).
Wingkel, W. S. 1996. Psychologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Zainal Aqib Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas. Bandung, Yrama Widya.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cii
cii