Post on 01-May-2019
551
PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEREKONOMIAN PEDESAAN MELALUI
USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN AGRIBISNIS
BUDI DAYA MELATI DAN RONCEAN
Siti Muskaromah
ABSTRAK
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pendapatan keluarga melalui agrobisnis bunga
melati dan ronceh melati di Kelurahan Tunjung kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan. Langkah-
lagkah yang dilakukan adalah : (1) Melalui budidaya melati, (2) Pemanenan, (3) Pemasaran.
Pemasaran untuk meningkatkan pendapatan keluraga dengan membudidayakan melati melalui
kelompok tani yang ada disekitar Kelurahan Tunjung, untuk menambah penghasilan pedapatan
keluarga mereka melakukan kegiatan meronce melati.
ABSTRACT
The aim of increasing income through villages of jasmine and Ronceh Jasmine flowers in the
village of Tunjung, Bangkalan district, Burnalas district. The steps taken : (1) Through jasmine
business, (2) Harvesting, (3) Marketing. Marketing to increase income by cultivating jasmine through
farmer groups in the village of Tunjung, to increase group members to play jasm
PENDAHULUAN
Bunga yang satu ini biasa digunakan sebagai lambang kesucian, maka jika kita tinggal didarah
madura. Bunga melati merupakan bunga wajib digunakan. Sehingga prospek bisnis bunga melati
masih sangat terbuka lebar. Oleh karena itu kali ini informasi budidaya akan menyampaikan sekilas
tentang budidayanya.
A. Sejarah singkat Melati merupakan tanaman hias berupa perdu, berbatang tegak yang hidup menaun.
Tepatnya berada di 4 Kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Budidaya
tanaman melati yang paling cocok di Madura Kabupaten Bangkalan tepatnya di Desa Tunjung
Kecamatan Burneh yang mempunyai 100 ha tanaman melati. Jenis melati yang ditanam di Desa
Tunjung, varietas Rato Ebuh yang baunya harum dibandingkan varietas yang lain
B. Jenis tanaman
Diantara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis
melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan
tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap
potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau famili
Oleaceae. Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi tumbuhan.
Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Madura antara lain:
Jasmine officinale (melati Gambir)
Melati Rato Ebuh
Permintaan Bunga Melati dari tahun ke tahun terus meningkat, apalagi pada musim
manten, permintaan bunga tersebut sangat tinggi. Oleh sebab itu dinas Pertanian Holtikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan telah bertekad untuk terus meningkatkan produksi bunga Melati
dengan menjadikan sejumlah desa di Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan, Madura Jawa
Timur sebagai sentra tanaman Bunga Melati. ―Di kecamatan Burneh ini Tanaman bunga Melati
kita kembangkan di Kelurahan Tunjung, desa benangka dan desa Arok, di tiga tempat ini tanaman
Bunga Melati kita kembangkan, saat ini tengah dikembangkan tanaman Bunga Melati seluas 30
hektar dalam pengembangan yang dilakukan di dua desa dan satu kelurahan ini. ―Setiap 1 hekar-
552
nya dibutuhkan 8 ribu bibit bunga Melati, dan tanaman Bunga Melati sudah bisa dipanen nanti
setelah usia tanam berumur 6 bulan, saat ini para petani Bunga Melati sudah ada yang panen.
C. Manfaat tanaman
Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur, bahan industri minyak wangi, kosmetika,
parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum teh.
D. Syarat tumbuh
1. Iklim
Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim
dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah. Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu
udara malam hari 24-30 derajat C, Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya
tanaman ini 50-80 %. Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang
cukup mendapat sinar matahari.
2. Media Tanam
Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning
(PMK), latosol dan andosol. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai
liat, aerasi dan drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
Derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.
E. Pembibitan
Teknik Penyemaian Bibit : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga
dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik bening (transparan)
agar udara tetap lembab.
1. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penyiapan tempat semai:
Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag, medium semai (campuran
tanah, pasir steril/bersih).
Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan.
Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium
semai dengan air bersih hingga basah.
2. Pemeliharaan bibit stek:
Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
1.1 Pembibitan melati
553
F. Hama dan Penyakit
Tanaman melati tidak luput dari gangguan hama dan penyakit, prinsip pokok dan prioritas
teknologi pengendalian hama/penyakit . Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan
memanfaatkan musuh-musuh alami hama (parasitoid, perdator, patogen) dengan cara memasukan,
memelihara, memperbanyak, melepaskan musuh alami mengurangi penggunaan pestisida organik
sintetik yang berspektrum lebar/menggunakan pestisida selektif.
Ekosistem pertanian dikelola dengan cara:
penggunaan bibit sehat
sanitasi kebun
pemupukan berimbang
pergiliran tanaman yang baik
penggunaan tanaman perangkap,
Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.
1.2 Hama Ulat Daun
G. Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran kuntum bunga sudah
besar (maksimal) dan masih kuncup / setengah mekar. Produksi bunga melati di Tonjung masih
rendah yakni berkisar antara 30-40 kg/hektar/hari. Tanaman melati mulai berbunga pada umur
7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-
kali sampai umur tanaman antara 5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya
berlangsung selama 12 minggu (3 bulan).
2. Cara Panen
Pemetikan bunga melati sebaiknya dilakukan pada pagi hari, yakni saat sinar matahari
tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas.
3. Periode Panen
Hasil panen bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2 minggu. Selanjutnya, produksi
bunga akan menurun dan 2 bulan kemudian meningkat lagi
H. Paska panen
1. Pengumpulan
Di tempat terbuka bunga melati akan cepat layu untuk mempertahankan/memper-
panjang kesegaran bunga tersebut dihamparkan dalam tampah beralas lembar plastik kemudian
disimpan di ruangan bersuhu udara dingin antara 0-5 derajat C.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pembangunan pertanian dan
ekonomi pedesaan melalui usaha peningkatan pendapatan keluargadengan agribisnis budidaya
melati dan roncean.
554
1.3 Bunga Melati
METODE PENELITIAN
A. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan Lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja yaitu di desa Tunjung Kecamatan
Burneh Kabupaten Bangkalan adapun latar belakang pengambilan lokasi ini adalah petani melati
dan pengrajin roncean melati. Pada tahun 2017 pada bulan Agustus.
B. Metode Penentuan Responden
Adapun metode penentua responden dilakukan dengan cara arsidental sampling denga jumlah
responden sebanyak 20 orang. Responden yang diambil adalah masyarakat petani pengrajin
roncean melati dan masyarakat setempat.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yg digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dari observasi secara langsung di lokasi penelitian yang dapat diperoleh dari hasil wawancara pada
hasil responden. Observasi dan kuisioner pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan :
1. Wawancara
Wawancara adalah tekhnik pemeeroleh data secara langsung dari responden yang dilakuakan
untuk mendapatkan informasi yang didinginkan. Pertanyaan dilakukan bersifat terbuka dan
memiliki jawaban tidak terbatas selain itu proses wawancara juga dilkuakan secara fleksibel
tergantung situasi dan kondisi wawancara saat itu
2. Obeservasi
Obeservasi adalah pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan mengenai objek
yang dianggap korelasi terhadap penelitian yang dilakukan. Observasi pada umumnya diakukan
untuk mengamati kondisi lingkunagan.
3. Pengisisin Kuisioner (Angket)
Adalah tekhnik pengumpulan data yang digunkan untuk pertnayaan tertulis yang disusun oleh
penliti yang akan diajukan dan dijawab langsung oleh responden sesuai denga keadaan realita
yang dialami oleh responden tersebut
D. Metode Analisa Data
Data yang dihimpun akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yang artinya metode
pengolahan data menggunakan deskripsi dengan menggunakan kata-kata tertulis yang didasarkan
pada realita yang diperoleh di lapangan yang dianalisis secara mendalam.
555
Berdasarkan gambar 3.1 yang dihimpun dari proses wawancara, observasi, dan koesioner,
kemudian akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pertama yang dilakukan data yang terhimpun dari lapangan masih
berupa umum bahkan berupa tulisan-tulisan atau wawancara. Reduksi data penyerdehanaan data
sehinggat data yang diperoleh lebih terarah dan fokus.
2. Display data adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Data yang disajikan adalah data
yang sudah memiliki alur yang jelas atau disebut juga data setengah jadi. Data yang sudah
direduksi kemudian disajikan dianilisis dalam penyajian data tersebut akan adanya evaluasi.
3. Pengambilan keputusan
Dari data penelitian yang sudah tersaji sedemikian rupa perlu adanya pengambilan kesimpulan
yang diambil bertujuan untuk adanya korelasi kebenaran dari fenomena atau permasalahan yang
terjadi di lapangan.
PEMBAHASAN
Produksi bunga melati paling tinggi biasanya pada musim hujan, sedangkan musim kemarau
produksi menurun, Untuk prospek secara ekonomi, Bunga melati ini mempunyai propek yang sangat
cerah, karena bunga Melati dibutuhkan keperluan kemanten dan acara-acara sakral lainnya.
―Sementara saat ini Bunga Melati sebagain digunakan untuk roncean untuk keperluan kemanten,
untuk kalungan bunga bagi tamu istimewa. Dan bunga Melati hasil tanam petani Kelurahan Tunjung
kecamatan Burneh ini sudah sering di kirim ke luar daerah Madura, seperti ke Surabaya dan Jakarta,
untuk pengiriman lokal Bunga melati ini kita sering mengiirim ke Kabupaten Pamekasan. harga lagi
tinggi bisa dijual Rp 250 hingga Rp 300 ribu/kg, biasanya pada saat musim kemanten harga Melati
tinggi, enaknya petani bisa panen setiap hari.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Display Data
Pengambil Keputusan
556
A. Pengembangan Kelembagaan Kelompok Petani Pengembangan kelembagaan kelompok petani sangat dibutuhkan untuk pemberdayaan
petani untuk dapat tumbuh berkembang secara dinamis dan mandiri sebagai langkah kunci dalam
mewujudkan strategi pembangunan pedesaan berbasis pertanian. Dengan penguatan kelembagaan
kelompok tani, masyarakat tani memiliki daya atur diri yang menimbulkan ketaatanan (comformity)
terhadap norma-norma yang telah diakui bersama.
B. Membangun Pola Kemitraan Usaha Salah satu hambatan utama untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi
adalah lemahnya ―bangunan‖ kelembagaan kemitraan agribisnis terutama yang dijalankan oleh
masyarakat pedesaan. Dewasa ini sebagian pelaku agribisnis adalah petani di pedesaan dan hampir
semuanya merupakan kegiatan usaha tani yang dikelola dengan pola usaha keluarga. Kemitraan
usaha yang menonjol di tingkat desa adalah kemitraan horizontal, antara lain berupa kerja sama
kelompok tani, sedangkan hubungan buruh-majikan, atau bapak-anak angkat.
Peran kemitraan usaha adalah pada kemampuan kerja sama yang lebih teratur dan terarah,
sehingga pengembangan sistem agribisnis mempunyai daya guna yang lebih tinggi dan berdampak
positif bagi peningkatan kesejahteraan pelaku-pelaku agribisnis di pedesaan. Dihasilkannya produk
pertanian berdaya saing tinggi, dapat dipandang sebagai interaksi sinergis dari komponen budaya
material, peran kewirausahaan dan kelembagaan (kemitraan yang terbangun dengan baik). Struktur
organisasi ekonomi masyarakat pedesaan sangat rapuh dan hal itu tercermin dari posisi pelaku
ekonomi pedesaan yang tidak ―memiliki‖ kekuatan memadai untuk melakukan bargaining position
dengan pelaku ekonomi di luar desa. Lemahnya bargaining position tersebut disebabkan oleh
banyak faktor, antara lain kelemahan dalam pengorganisasian kelompok tani, penguasaan
permodalan usaha, interdependensi yang sangat timpang antar pelaku ekonomi pedesaan dengan
luar pedesaan.
C. Mengembangkan Agribisnis Konsolidatif
Ciri-ciri sebagian besar usaha tani Indonesia adalah (1) merupakan usaha keluarga skala
kecil sehingga volume produksi per usaha tani sangat kecil, (2) usaha tani dikelola secara
independen sehingga kualitas produk yang dihasilkan dan waktu panen bervariasi antar petani; (3)
Usaha tani tersebar dalam kawasan luas (dispersal) sehingga biaya pengumpulan hasil produksi
besar pula dan juga sistem pemasaran hasil tidak efisien; (4) volume kecil merupakan penghambat
eksploitasi skala ekonomi; (5) kualitas yang beragam membuat ongkos standarisasi tinggi; dan (6)
tiadanya kepastian informasi mengenai kualitas dan waktu panen menciptakan ongkos pencarian
dan risiko kesalahan informasi.
Beberapa manfaat yang berhubungan dengan agribisnis konsolidatif :
1. Seluruh rangkaian kegiatan fisik agribisnis dapat dilaksanakan di pedesaan, sehingga
perekonomian desa lebih berkembang.
2. Teknologi dan kapital bisa langsung diarahkan dan disalurkan ke pedesaan.
3. Bisa membendung mengalirnya tenaga-tenaga kerja muda yang potensial di pedesaan ke kota.
4. Sumber daya pertanian (lahan) dapat dikelola secara lebih efisien. Pada saat ini pengelolaan
usaha tani mengikuti manajemen keluarga, sehingga tidak efisien. Peningkatan efisiensi bisa
dimulai dari konsolidasi lahan usaha tani untuk dikelola secara kolektif.
5. Meningkatnya kredibilitas dilihat dari aspek perbankan dan bargaining position di bidang
pemasaran hasil akhir.
6. Pemeliharaan lingkungan dan pelestarian sumber daya setempat dapat dilakukan secara lebih
efektif karena kegiatan lebih mudah diintegrasikan dengan ekosistem setempat.
Dalam rangka membangun kemitraan usaha, diharapkan turut campur pemerintah terutama
dalam beberapa aspek yaitu:
1. Mengarahkan kelembagaan ekonomi koperasi, untuk menjadi bagian dari kegiatan agribisnis.
2. Pengkonsolidasian lahan pertanian yang terarah bahwa lahan pertanian adalah untuk usaha
pertanian.
557
3. Pembuatan perangkat hukum (Undang-Undang atau PP) yang mendukung berkembangnya
kemitraan usaha, terutama yang ditujukan untuk melindungi hak-hak individu petani dari
bahaya eksploitasi pemodal besar, dan pengrusakan lingkungan dan sumber daya alam yang
menjadi basis usaha di sektor pertanian.
4. Menciptakan prakondisi usaha seperti pengembangan prasarana ekonomi, pengkajian dan
penerapan teknologi, kemudahan pelayanan perkreditan, dan pengembangan sistem informasi
pasar untuk pengembangan produk pertanian.
a. Sebelum di ronce b. Sesudah di ronce
559
PENUTUP DAN KESIMPULAN
A. PENUTUP
Kelembagaan kelompok/organisasi petani yang perlu dikembangkan meliputi: (a)
organisasi untuk mengatur sumber daya milik bersama seperti organisasi petani pemakai air,
pemanfaatan hutan lahan adat, (b) organisasi bisnis kooperatif yang dapat berupa kegiatan
produktif kolektif (pelaksanaan/pengaturan kegiatan usaha tani, pembelian sarana produksi,
pengadaan modal/kredit pemasaran hasil dan koperasi, dan (c) organisasi lobi politik ekonomi
dengan membentuk asosiasi petani.
B. KESIMPULAN
1. Kelompok roncean melati yang mempunyai peran aktif dalam membantu berlangsungnya
peningkatan pendapatan keluarga melalui agrobisnis melati di Kelurahan Tunjung Kecamatan
Burneh.Kabpaten Bangkalan.
2. Kendala yang dihadapi oleh kelompok ronce dan petani melati adalah minimnya sarana dan
prasarana, kurangnya pengetahuan petani dalam sektor budidaya melati disamping itu juga
kurang kesadaran untuk membudidayakan dengan menggunakan jarak tanam yang tepat. Dan
apabila produksi bunga melati melimpah petani kesulitan memasarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anantanyu, Sabja. 2008. Tipe Petani Dan Strategi Pembangunan Kelembagaan Kelompok Tani
(Kasus di Propinsi JawaTengah).NO 8,Vol 8,Otober 2008.
Anonim1, 2011. Tanaman Melati. Sumber: http://wuryan. wordpress.com/ 2008/ 06/18/perbanyakan-
tanaman-melati/
Anonim2, 2010. Informasi Media Tanam Kultur Jaringan. Sumber: http://www.
dephut.go.id/INFORMASIMEDIA/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_11.htm.
Yusnita, 2004. Kultur Jaringan. http:// gurungeblog. wordpress.com /2009/01/23 /kultur-
jaringan/.
Anonim3, 2009. Kultur Jaringan Tanaman. http:// www.fp. unud.ac.id/ biotek/ kultur-jaringan-
tanaman/12-media-kultur-jaringan/.
Anonim4, 2008. Kultur Jaringan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan.
Biro Perencanaan Kementrian Pertanian 2014 Kebijakan Pembngunan Pertanian 2015 – 2019
Hardiansyah, H 2011. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu – Ilmu Soial. Salemba Humanika
Jakarta.
Rukmana H.Rahmat. 1997. Usaha Tani Melati,Yogyakarta: Kanisius.
Santika. 1996. Budidaya tanaman Melati. Sumber: http://binaukm.com/ 2011/ 07/syarat-tumbuhan-
budidaya-tanaman-melati/.
Santika.1996. Budiaya Tanaman Melati. Sumber: http://binaukm.com/2011/07/syarat-tubuhan-
budidaya-tanaman-melati/.