Post on 24-Dec-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dunia mulai mengkhawatirkan masalah kerusakan lingkungan, utamanya
masalah banyaknya jumlah karbon yang terlepas ke udara sebagai faktor terjadinya
kenaikan suhu bumi. Namun, disaat yang bersamaan setiap negara berlomba-lomba
membangun perekonomiannya. Ketika kegiatan ekonomi dilakukan, sampah, limbah,
polutan juga dilhasilkan. Inilah yang menjadi sumber masalah lingkungan yang terjadi
di muka bumi. Surya T. Djajadiningrat pernah membahas masalah ini sebelumnya,
hubungan antara ekonomi dan lingkungan, di mana dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Ekonomi Lingkungan Surya T. Djajadiningrat memberikan penjelasan yang
lebih luas tentang bidang ekonomi lingkungan yang dianggap kontroversial khususnya
menjadi perdebatan antara pemihak lingkungan (environmentalis) dengan pelaksana
pembangunan (developmentalist).
Analisa ekonomi mengenai dampak pembangunan terhadap sumber daya alam
dan lingkungan hidup tidak dapat menjelaskan sepenuhnya mengenai masalah
lingkungan dan solusi bagi masalah tersebut, tetapi dapat memberikan informasi
mengenai biaya yang timbul dari rusaknya lingkungan dan juga memberikan informasi
mengenai kebijakan yang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah lingkungan.
Rusaknya Lingkungan menyebabkan kegiatan ekonomi terhambat. Dengan keadaan
seperti ini, dapatlah dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan
lingkungan merupakan dua hal yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Ini berarti,
jika lingkungan dan ekonomi seimbang, maka ekonomi berkelanjutan dapat terjadi. Di
sinilah perlunya menganalisis hubungan timbal balik antara lingkungan dan ekonomi.
1
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Adapun lingkup masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini,
yaitu bagaimana menyelesaikan masalah lingkungan yang timbul sebagai dampak dari
kegiatan ekonomi dilihat dari sudut pandang hubungan timbal balik antara lingkungan
dan ekonomi dan bagaimana mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pernulisan makalah ini yaitu agar menjadi sumber acuan bagi
penyelesaian masalah lingkungan melalui analisis hubungan timbal balik antara
lingkungan dan ekonomi demi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dan menjadi sumber acuan untuk penelitian selanjutnya
mengenai permasalahan ekonomi lingkungan.
1.4 Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskriptif kualitatif
dengan melakukan kajian literatur mengenai buku-buku yang membahas mengenai
masalah yang diangkat oleh penulis dan juga mencari rujukan lainnya.
1.5 Dasar Teori
Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan alam yang tidak dapat diperbaiki. Sedangkan, lingkungan alam itu sendiri
merupakan unsur penting bagi ekonomi, apabila daya dukung lingkungan alam menurun
maka ekonomi akan kehilangan kemampuannya untuk tumbuh. Sebaliknya, jika semua
kegiatan ekonomi dihentikan dengan harapan melindungi lingkungan, maka tindakan ini
dapat menimbulkan proses degradasi lingkungan, terutama dalam kaitannya dengan
pertumbuhan penduduk. Hal ini dikemukakan oleh Surya T. Djajadiningrat dalam
bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomi Lingkungan.
Implementasinya dalam cakupan yang akan dibahas dalam makalah ini berupa
hubungan timbal balik antara lingkungan dan ekonomi, di mana keduanya saling terkait
dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2
BAB II
ANALISIS HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA EKONOMI
DAN LINGKUNGAN
2.1 Lingkungan
Lingkungan atau lingkungan hidup adalah sistem yang di dalamnya terdapat satu
kesatuan dengan semua benda, daya, keadaaan, dan makhluk hidup termasuk manusia
dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup lainnya (Seorjani dkk, 1987:3). Kekayaan yang ada di lingkungan
merupakan salah satu hal yang menjadi penyokong kehidupan manusia. Manusia tidak
bisa hidup tanpa makanan, pakaian, tempat tinggal, air, udara, dan sebagainya yang
disediakan oleh lingkungan. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia,
pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan dari zaman prasejarah, sejarah hingga zaman
modern terus berkembang pesat hingga saat ini.
Ketika zaman prasejarah, manusia melakukan perburuan, kemudian berkembang
menjadi bercocok tanam. Semua yang dilakukan manusia saat zaman prasejarah
melibatkan lingkungan di sekitanya. Kemudian pada zaman sejarah manusia mulai
mengembangkan lagi kegiatan pengolahan atau pemanfaatan lingkungan. Pemikiran
manusia di zaman sejarah mulai berkembang sehingga muncullah berbagai inovasi
terbaru, seperti kekayaan yang ada di lingkungan diubah menjadi barang dan jasa yang
kemudian diperjualbelikan. Masuk ke zaman modern, pemikiran manusia berkembang
jauh lebih pesat lagi, terlebih lagi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
alam di lingkungan dikarenakan berkembangnya ilmu pengetahuan dan adanya
teknologi yang semakin canggih. Ilmu pengetahuan menjadikan manusia lebih cerdas
lagi dalam hal pemilihan barang-barang yang ada di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan lebih baik lagi. Sedangkan , adanya teknologi menyebabkan manusia
dengan mudahnya dapat mengolah barang-barang yang disediakan oleh lingkungan
3
yang awalnya belum mempunyai harga lebih untuk diperjualbelikan lalu diubah menjadi
barang yang lebih bernilai.
Setelah membahas sedikit mengenai perkembangan pengolahan, pengelolaan,
dan pemanfaatan lingkungan dari zaman prasejarah , sejarah, hingga modern,
selanjutnya akan dibahas mengenai klasifikasi sumber daya alam yang ada di
lingkungan. Secara umum, kita dapat menemukan dua komponen yang ada di
lingkungan, khususnya dalam hal sumber daya alam, yaitu komponen yang disebut
sebagai stok dan komponen yang disebut sebagai “flows” (alur).
Komponen yang pertama merupakan komponen yang dianggap sewaktu-waktu
dapat berkurang jumlahnya hingga habis, dengan kata lain cadangannya terbatas.
Apabila saat ini komponen tersebut jumlahnya masih banyak, mungkin beberapa tahun
mendatang stoknya akan habis. Dengan demikian, komponen stok ini disebut juga
sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Termasuk
dalam komponen ini antara lain sumber daya mineral, miyak, gas bumi, dan sebagainya.
Komponen yang kedua merupakan komponen yang jumlah kuantitas fisiknya dapat
berubah sepanjang waktu. Jumlah yang dimanfaatkan dari komponen ini sekarang, bisa
saja mempengaruhi atau tidak mempengaruhi ketersediaannya di masa mendatang.
Dengan kata lain, komponen ini disebut sebagai sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable). Dalam komponen ini, untuk regenerasinya ada yang
tergantung pada proses biologi, seperti ikan dan hutan (proses reproduksi) dan yang
tidak tergantug pada proses biologi, seperti udara, energi surya, air dan sebagainya
yang termasuk di dalamnya.
Meskipun dibuat perbedaan yang jelas antara kedua komponen, namun jika
terjadi kesalahan dalam pengelolaan maka komponen yang dapat diperbaharui bisa saja
dengan mudah berubah menjadi tidak dapat diperbaharui. Misalnya, hutan yang
digunakan dan dimanfaatkan secara intensif tanpa memberikan kesempatan kepada
hutan tersebut untuk tumbuh kembali atau beregenerasi akan mengakibatkan hutan
tersebut tidak dapat diperbaharui. Dengan demikian, suatu sumber lingkungan yang
spesifik tidak dapat dianggap sebagai suatu kesatuan tersendiri tetapi dalam sistem
sumber yang interdependen.
4
2.2 Ekonomi dan Ekonomi Lingkungan
Pemahaman mengenai ekonomi lingkungan perlu didasari terlebih dahulu oleh
pemahaman mengenai ekonomi itu sendiri. Menurut Field (2009:2), “Economic is the
study of how and why individuals and group make decisions about the use and
distribution of valuable human and nonhuman resources.” Dalam hal ini, kegiatan
ekonomi tidak hanya melibatkan sumber daya manusia tetapi juga melibatkan sumber
daya alam, di mana sumber daya alam itu sendiri merupakan faktor terpenting dalam
kegiatan ekonomi, utamanya dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Ini berarti ada
keterkaitan yang sangat jelas antara kegiatan ekonomi dan sumber daya dari lingkungan,
keterkaitan ini dijelaskan dalam konsep ekonomi lingkungan.
Ekonomi dibagi menjadi dua bagian yaitu ekonomi mikro dan makro. Ekonomi
mikro adalah adalah studi tentang perilaku individu dan kelompok-kelompok kecil.
Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan
harga dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan
barang dan jasa selanjutnya. Sedangkan, ekonomi makro adalah studi mengenai
tampilan ekonomi secara keseluruhan (Field, 2009:2). Ekonomi mikro digunakan untuk
lebih memahami konsep ekonomi lingkungan, sedangkan ekonomi makro akan
digunakan untuk memahami konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang
akan dibahas pada Bab 3.
Environmental economics is the application of the principles of economics to
the study of how environmental resources are managed (Field, 2009:2). Ekonomi
lingkungan dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa prinsip ekonomi mikro
yakni prinsip-prinsip ekonomi kesejahteraan dan aspek dis-ekonomi atau discounting.
Dalam ekonomi kesejahteraan dijelaskan bagaimana ekstraksi sumber daya alam dapat
memberikan manfaat atau kesejahteraan kepada masyarakat secara keseluruhan.
Pengukuran kesejahteraan tersebut menggunakan pengukuran surplus yang dapat
diperoleh dari konsumsi maupun produksi barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber
daya alam yang ada di lingkungan dengan melihat interaksi antara permintaan dan
penawaran, di mana kurva permintaan dan penawaran diturunkan. Kurva permintaan
dan penawaran diturunkan terkait dengan penggunaan sumber daya alam di lingkungan
5
secara seimbang. Penurunan keduanya bertujuan untuk meminimalisir pengeksplotasian
sumber daya alam secara berlebihan dan kesejahteraan masyarakat tercapai.
Adapun aspek dis-ekonomi atau discounting merupakan proses yang
mencerminkan bagaimana masyarakat berperilaku terhadap ekstraksi sumber daya alam
dan bagaimana mereka menilai sumber daya alam itu sendiri. Proses discounting
digunakan untuk menentukan pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal, di
mana terjadi dualisme dalam penentuan apakah suatu sumber daya alam akan diekstrak
sekarang atau menunggu sampai periode yang akan datang. Keputusan yang
intertemporal tersebut disebabkan karena sumber daya alam, baik yang terbarukan
maupun yang tidak terbarukan merupakan aset atau kapital (natural asset) yang
pemanfaatannya tidak hanya ditentukan oleh produktivitas oleh kapital itu sendiri, tetapi
juga menyangkut ketersediaannya dimasa mendatang, serta adanya resiko dan
ketidakpastian dari ekstraksi sumber daya alam.
2.3 Analisis Pengaruh Lingkungan terhadap Ekonomi
Lingkungan merupakan salah satu aset terpenting dalam kegiatan ekonomi.
Lingkungan memenuhi sebuah kegiatan produksi barang dan jasa serta kegiatan
konsumsi rumah tangga dan perusahaan. Peran lingkungan alam digolongkan dalam 3
kategori yaitu
a. Persediaan Bahan Baku
Sebagaimana yang kita ketahui lingkungan menyediakan beraneka ragam
bahan baku seperti udara, air, mineral, dan sebagainya yang sangat dibutuhkan
oleh rumah tangga dan perusahaan.
b. Wadah untuk Limbah
Ketika kegiatan ekonomi dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan
tentunya akan menghasilkan limbah, baik itu berupa limbah padat, gas, maupun
cair. Semua limbah yang dihasilkan dalam kegiatan ini tentunya dibuang ke
lingkungan sebagai wadah.
6
c. Penyedia Fasilitas
Lingkungan memiliki banyak potensial yang bisa dimanfaatkan, terutama
dalam hal fasilitas. Lingkungan menyediakan fasilitas berupa jalan,
pemandangan untuk pariwisata, pantai, dan lain sebaginya.
Jika seandainya dikalkulasikan biaya dari pemanfaatan tiap kekayaan lingkugan
yang diambil tentu saja tidak ada yang mampu membayarnya sebab kekayaan
lingkungan yang diambil sudah sangat banyak. Namun, realitanya beberapa komponen
lingkungan yang dimanfaatkan belum dicanangkan biaya pemanfaatannya ke dalam
biaya produksi. Lingkungan masih saja dinilai “gratis” untuk dieksploitasi kekayaannya.
Ketika lingkungan terus menerus dikeruk kekayaannya tanpa sedikit pun diberi
kesempatan untuk tumbuh kembali atau diberi perlindungan agar tidak habis
persediaanya di masa mendatang. Seandainya hal tersebut terjadi tentunya lingkungan
tidak dapat menyediakan lagi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan perusahaan serta
kebutuhan kegiatan produksi.
Tidak hanya mengenai faktor pengeksplotasian lingkungan yang intensif tanpa
henti. Kegiatan ekonomi juga terhambat jika limbah yang dibuang ke lingkungan
jumlah idak terbatas sehingga lingkungan kehilangan kemampuan asimilasinya dan
tidak dapat mempertahankan mutu lingkungan. Sebagai contoh, ketika banyaknya
jumlah pabrik industri yang menghasilkan asap yang kemudian dilepaskan ke atmosfer
secara intensif maka jumlah konsentrasi yang semakin berat akan merusak
keseimbangan gas di atmosfer karena lingkungan kehilangan kemampuan asimilasinya
untuk mengatasi banyaknya konsentrasi gas yang terlepas ke atmosfer, terjadilah
penumpukkan karbon dioksida dan karbon monoksida di atmosfer. Jadi, apabila
lingkungan tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah pembuangan limbah, maka
lingkungan juga tidak akan mampu memenuhi fungsinya sebagai penyedia bahan baku
dan fasilitas.
Jelaslah lingkungan alam merupakan komponen penting dalam sistem ekonomi.
Segala yang disediakan oleh lingkungan alam bagi kegiatan ekonomi merupakan aset
yang perlu dijaga dan dilindungi serta diadakan perbaikan terhadapnya jika ada
kerusakan, sebab tanpa lingkungan alam sistem ekonomi tidak akan berfungsi dan
tentunya kegiatan ekonomi tidak dapat berjalan (Djadjadiningrat, 1997:10).
7
2.4 Analisis Pengaruh Ekonomi terhadap Lingkungan
Lingkungan merupakan aset terpenting dalam sistem ekonomi, hal ini telah
dibahas pada sub bab sebelumnya. Kegiatan ekonomi yang mengeksploitasi kekayan
lingkungan alam yang berlebihan tanpa mengadakan perbaikan atau memberi
kesempatan kepada lingkungan untuk tumbuh kembali dan mempertahankan
kemampuan asimilasinya menyebabkan munsul berbagai masalah lingkungan. Namun,
jika semua kegiatan ekonomi dihentikan dengan tujuan ingin melindungi lingkungan,
maka tindakan ini juga akan memberikan dampak terhadap lingkungan itu sendiri.
Dampak itu berupa terjadinya degradasi lingkungan, utamanya dalam kaitannya dengan
pertumbuhan penduduk.
Ketika jumlah penduduk semakin banyak maka semakin banyak pula penduduk
yang ingin mendapatkan pekerjaan. Namun, jika kegiatan ekonomi dihentikan maka
akan terjadi pengangguran. Penelitian secara seksama dibeberapa negara miskin
menunjukkan bahwa salah satu faktor kerusakan alam yaitu kemiskinan dan kurang
tersedianya kebutuhan. Misalnya, orang miskin akan terlibat dalm penebangan hutan
untuk mencari makan, bahan bakar dan tempat berlindung. Jika kegiatan ini dilakukan
terus menerus otomatis akan sama saja dengan kondisi ketika kegiatan ekonomi
dilakukan, yaitu eksploitasi kekayaan lingkungan yang kemudian akan menimbulkan
masalah kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan dapat terjadi ketika pertumbuhan ekonomi berkembang
sangat cepat. Pelestarian sumber daya alam dan pengendalian pencemaran yang tidak
diindahkan juga akan menyurutkan kegiatan ekonomi dengan sangat cepat, terutama
ketika penduduk sedang berkembang. Namun, jika semua kegiatan ekonomi dihentikan
dengan tujuan melindungi lingkungan, maka proses degradasi lingkungan akan terjadi,
terutama dalam kaitannya dengan pertumbuha penduduk. Oleh karena itu, tujuan
kebijakan mengelola ekonomi harus difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Djadjadiningrat, 1997:5-6).
8
BAB III
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
3.1 Hubungan Ekonomi dan Lingkungan yang Seimbang
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa ekonomi dan lingkungan
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan saling terkait satu sama lain. Ketika
lingkungan digunakan secara internsif dan berlebihan untuk kegiatan produksi, yang
kemudian kegiatan produksi tersebut menghasilkan limbah yang jumlahnya tidak
terbatas, maka lingkungan akan rusak sehingga kegiatan ekonomi terhambat bahkan
tidak dapat berjalan ketika lingkungan kehilangan fungsinya. Namun, ketika kegiatan
ekonomi juga dihentikan, maka degradasi lingkungan juga akan terjadi. Oleh karena itu,
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dibutuhkanlah hubungan yag seimbang
antara ekonomi dan lingkungan.
Hubungan ekonomi dan lingkungan yang seimbang digambarkan dalam sebuah
konsep ekonomi lingkungan. Prinsip utama ekonomi lingkungan yaitu tujuan kebijakan
pertumbuhan mutu lingkungan dan Produk National Bruto (Gross National
Product/GNP) harus diperlakukan dalam keseimbangan. Kebijakan-kebijakan
mengelola ekonomi perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai komponen integral
dalam pengambilan keputusan.
Mutu lingkungan alam dapat membatasi proses pertumbuhan ekonomi, sehingga
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan hanya mungkin terjadi apabila ada
perlindungan lingkungan yang memadai. Di sinilah keseimbangan ekonomi dan
lingkungan akan terjadi. Kontrol terhadap pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan
alam sebagai sumber daya yang menyediakan bahan baku, wadah limbah, dan fasilitas
perlu dilakukan. Tidak hanya itu, biaya lingkungan pun perlu dimasukkan dalam biaya
9
produksi sehingga biaya tersebut dapat digunakan untuk membiayai perbaikan
lingkungan. Dengan demikian, lingkungan dapat terlindungi dan kegiatan ekonomi akan
tetap berjalan seiring dengan ketersediaan sumber daya alam oleh lingkungan
(Reksohardiprodjo dan Pradono, 1988:2).
3.2 Konsep Pembangungan yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Dalam pembangunan ekonomi terjadi satu masalah yang sangat penting untuk
ditemukan solusinya yaitu bagaimana cara menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan
pembangunan di satu sisi dan masalah mengenai upaya mempertahankan kelestarian
lingkungan di sisi lain. Seperti yang telah dibahas pada subbab sebelumnya
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hanya dapat
terjadi jika terjadi keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang akan dilakukan
dan lingkungan sebagai sumber daya alam yang digunakan untuk produksi terlindungi
(Djadjadiningrat, 1997:6).
Konsep mengenai keberlanjutan itu sendiri sangatlah mulitidimensi dan multi-
interpretasi. Menurut Heal (1998), konsep keberlanjutan paling tidak mengandung dua
dimensi yaitu dimensi waktu di mana suatu keberlanjutan pastinya menyangkut apa yag
akan terjadi di masa depan dan dimensi interaksi di mana perlunya keseimbangan antara
sistem ekonomi dan sistem lingkungan yang hakikatnya saling mempengaruhi satu sama
lain. Sedangkan, Pezzey (1992) berpendapat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian
statik dan dinamik, di mana keberlanjutan diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya
yang terbarukan yang sertai dengan laju teknologi yang konstan (statik) atau sumber
daya tidak terbarukan yang dimanfaatkan sementara laju teknologi terus mengalami
perubahan (Fauzi, 2004:231).
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Ekonomi dan lingkungan merupakan dua komponen yang saling terkait dan
saling mempengaruhi. Jika tidak terjadi keseimbangan di antara keduanya maka akan
menimbulkan masalah kerusakan lingkungan atau pun masalah ekonomi. Pemanfaatan
sumber daya alam di lingkungan dengan baik, tanpa mengeksploitasi secara berlebihan
dan melindungi sumber daya alam di lingkungan serta menjaga ketersediaannya akan
memberikan dampak baik bagi pertumbuhan ekonomi. Masalah lingkungan dapat
diselesaikan jika dalam kebijakan ekonomi dimasukkan anggaran biaya lingkungan
dalam biaya produksi sebagaimana kekayaan yang ada di lingkungan dimanfaatkan
untuk memproduksi barang dan jasa. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dapat tercipta ketika ekonomi dapat tumbuh dengan baik dan
masalah lingkungan tidak terjadi, dengan kata lain, hubungan ekonomi dan lingkungan
seimbang.
4.2 Saran
Dengan demikian, diharapkan pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan
sebagai tiang penyangga kokoh kehidupan manusia yang menyediakan segala
kebutuhan manusia harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga kebutuhan manusia
dapat terpenuhi secara maksimal dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dapat
tercapai.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djadjadiningrat, Surya T.1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia
Fauzi, Akhmad.2006. Ekonomi Sumber Daya Alam :Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Field, Barry C dan Martha K. Field.2009. Environmental Economics :An Introduction, Fifth Edition. New York : The McGraw Hill Companies
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Pradono.1988. Ekonomi Sumber daya Alam dan Energi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Soerjani, Mohammad dkk.1987. Lingkungan. Jakarta : UI-Press
12