PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT.docx

Post on 03-Nov-2015

6 views 0 download

Transcript of PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT.docx

Teuku Miftah Ibrahim13/354202/PTP/1306Lingkungan & Pengelolaan Limbah

Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Palm Oil Mill EffluentPOME)

PendahuluanIndonesia merupakan produsen utama minyak sawit dimana sebagian besar diekspor dan sisanya untuk konsumsi dalam negeri. Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit telah mendorong tumbuhnya industri-industri pengolahan, diantaranya pabrik kelapa sawit (PKS) yang menghasilkan CPO. PKS hanya menghasilkan 25-30 % produk utama berupa 20-23 % CPO dan 5-7 % inti sawit (kernel). Sementara sisanya sebanyak 70-75 % adalah residu hasil pengolahan berupa limbah. Salah satu limbah yang jumlahnya sangat besar pada PKS adalah limbah cair. Jumlah limbah cair (palm oil mill effluent POME) yang dihasilkan oleh PKS berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS) (Naibaho, 1996). Pembuangan hasil samping (limbah) langsung ke lingkungan akan menimbulkan pencemaran yang berdampak langsung terutama bagi masyarakat yang berdomisili di sekitar pabrik. Misalnya pencemaran air oleh POME yang masih banyak mengandung bahan-bahan organik maupun anorganik yang dapat membahayakan kesehatan, baik itu terjadi terhadap air sungai bila limbah dibuang ke sungai maupun terhadap air tanah. Selain itu juga terjadi pencemaran terhadap tanah pertanian di sekitar lokasi pabrik. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan pengolahan terhadap POME yang dihasilkan untuk menghindari dampak-dampak negatif. Pengolahan limbah di perkebunan pada dasarnya terdiri dari dua aspek yaitu penanganan limbah dan pemanfaatan limbah. Penanganan limbah ditujukan untuk mengurangi daya cemar limbah, sedangkan pemanfaatan limbah ditujukan untuk mendapatkan nilai tambah dari limbah yang akan dibuang (Ginting, 1992). Pada paper ini akan dibahas mengenai pemanfaatan POME yang sesuai baik secara ekonomi, social-masyarakat dan lingkungan.

Sumber dan Karakteristik POMEPOME bersumber dari air buangan kondensat yang merupakan hasil dari proses sterilisasi (perebusan) dan air buangan dari proses klarifikasi (pemurnian). POME umumnya bersuhu tinggi, berwarna kecoklatan, mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid dan residu minyak dengan kandungan biological oxygen demand (BOD) yang tinggi. Parameter yang menggambarkan karakteristik limbah terdiri dari sifat fisik, kimia, dan biologi. Karakteristik limbah berdasarkan sifat fisik meliputi suhu, kekeruhan, bau, dan rasa, berdasarkan sifak kimia meliputi kandungan bahan organik, protein, BOD, chemical oxygen demand (COD), sedangkan berdasakan sifat biologi meliputi kandungan bakteri patogen dalam air limbah. POME masih memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, sehingga berpotensi untuk di manfaatkan dalam produksi biogas. Adapun karakteristik POME Mentah (Raw POME) dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Parameter Satuan Nilai

1 PH - 4.0 6.0

2 Suhu C 60 80

3 Total Padatan mg/l 30,000 70,000

4 Total Padatan Tersuspensi mg/l 15,000 40,000

5 Total Padatan Terlarut mg/l 15,000 30,000

6 BOD mg/l 20,000 60,000

7 COD mg/l 40,000 120,000

8 Minyak dan lemak mg/l 6,500 15,000

9 Total N mg/l 500 900

10 Total P mg/l 90 140

11 Total K mg/l 260 400

12 Total Ca mg/l 1,000 2,000

13 Total Mg mg/l 250 350

Sumber : Naibaho, 1996.

Pemanfaatan Sebagai BiogasSecara konvensional pengolahan POME dilakukan secara mikrobiologis dengan menggunakan kolam aerobik dan anerobik untuk merombak BOD dan menetralisir keasaman cairan limbah. Pengolahan POME dengan metode ini cukup sederhana dan biaya yang lebih murah, namun membutuhkan lahan yang luas untuk pengolahan limbah (7 Ha untuk kapasitas 30 ton TBS/jam). Selain itu efesiensi perombakan hanya 60-70 % dengan waktu retensi yang cukup lama yaitu 120-140 hari. Kolam-kolam limbah konvensional akan mengeluarkan gas methan (CH4) dan karbon dioksida (CO2) yang membahayakan karena merupakan emisi penyebab efek rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan memanfaatkan POME untuk produksi biogas akan mampu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh penanganan secara konvensional diatas. Limbah cair ditempatkan pada tempat khusus yang disebut bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa sehingga kondisinya optimum untuk memproduksi biogas. Dapat pula ditambahkan mikroba-mikroba yang akan mempercepat pembentukan gas metan. Bioreaktor ditutup rapat yang tidak memungkinkan biogas yang dihasilkan keluar dari bioreaktor. Biogas tersebut dialirkan atau dipompa ke tangki penampungan yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Tinjauan Ekonomi, Sosial-Masyarakat dan LingkunganDari sisi ekonomi, setiap 600-700 liter limbah cair PKS berpotensi untuk memproduksi sekitar 20 m3 biogas (Goenadi, 2006 dalam Siregar, 2009) dan setiap m3 gas methan dapat diubah menjadi energi sebesar 4.700 6.000 kkal atau 20-24 MJ (Isroi, 2008 dalam Siregar, 2009). Menurut Naibaho (1996), sebuah PKS dengan kapasitas 30 ton TBS/jam dapat menghasilkan tenaga biogas untuk energi setara 237 KwH. Dengan demikian, pemanfaatan POME menjadi biogas ini memiliki kelayakan finansial yang tinggi.Pada penguraian POME, selain menghasilkan gas metan juga menghasilkan senyawa lain yang berbau seperti H2S, NH3, dll. Dengan mengolah POME dalam bioreactor yang tertutup akan dapat mengatasi permasalahan bau yang dapat merusak lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar.

PenutupDari uraian diatas, pemanfaatan POME untuk produksi biogas sangat layak untuk didirikan. Dengan pemanfaatan tersebut disamping menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi, juga dapat mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah tersebut dan krisis energi yang terjadi.

ReferensiGinting, W. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Naibaho, P. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Siregar, P. 2009. Produksi Biogas Melalui Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit Dengan Digester Anaerob. http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/11/produksi-biogas-melalui-pemanfaatan-limbah-cair-pabrik-minyak-kelapa-sawit-dengan-digester-anaerob/. [diakses pada 15 Maret 2014]