Post on 22-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, banyak kota-kota besar yang mengalami pencemaran udara
secara besar-besaran. Pencemaran udara tersebut diakibatkan tidak hanya dari
pembuangan gas kendaraan bermotor tetapi juga pembuangan gas pabrik-pabrik
yang lebih banyak berada di daerah perkotaan. Hal tersebut sekiranya sangat
mengganggu aktivitas masyarakat terutama mengganggu dalam pernafasan
semua makhluk hidup. Dengan adanya kenyataan seperti itu, pemerintah
berupaya untuk membuat hutan kota sebagaimana pembangunan tersebut
berupaya untuk mencegah bahkan mengurangi tingkat pencemaran udara saat
ini.
B. Tujuan
Dengan menulis makalah ini, saya bertujuan untuk memenuhi tugas
geografi yang diberikan oleh guru pengampu serta memberikan informasi
tentang bagaimana ciri-ciri udara tercemar dan apa itu hutan kota kepada para
pembaca khususnya warga SMA N 1 Pati.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Udara
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah
mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Perubahan
lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat
pencemar ke dalam udara.
Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara
dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan,
tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat.
Ada lima jenis polutan di udara, yaitu partikulat (PM10), sulfur dioksida (SO2),
nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO) dan timbal
(Cooper,1994). Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan
konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan
sudah tercemar. WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi
pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan
sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
2
Sedangkan untuk ciri-ciri bagaimana udara tersebut tercemar adalah
adanya :
Udara berwarna kecoklatan karena banyaknya debu
Suhu di tempat yang udaranya tercemar biasanya tinggi
Apabila kita sesak nafas, bisa saja udara di sekitar kita sudah tercemar
Ada bau menyengat ketika ketika menghirup udara
Dengan tingginya tingkat polusi udara atau pencemaran udara tersebut
juga ada upaya untuk mengurangi pencemaran tersebut. Misalnya dengan cara
pembangunan hutan kota di setiap titik pencemaran udara.
B. Hutan Kota
Hutan kota selama ini dipandang hanya sebagai tempat perlindungan
yang tidak memberikan manfaat ekonomi secara langsung bagi pemerintah atau
masyarakat. Hutan kota hanya dibangun sebagai kawasan perlindungan atau
kawasan taman rekreasi yang manfaatnya lebih kecil dibandingkan kawasan
pasar atau hotel. Pandangan tersebut tentunya harus diubah untuk
mempertahankan posisi penting hutan kota di kawasan perkotaan. Sementara
hutan kota dapat memberi manfaat antaralain untuk pariwisata alam, rekreasi,
olahraga, penelitian dan pengembangan, pendidikan, pelestarian plasma nutfah
dan budidaya hasil non kayu.
Ada pun manfaat yang bisa dirasakan dalam kehidupan masyarakat
perkotaan dari pembangunan hutan kota (Kurnia 2011), antara lain :
Manfaat estetis. Warna hijau dan aneka bentuk dedaunan serta bentuk
susunan tajuk berpadu menjadi suatu pemandangan yang indah dan
menyejukkan.
3
Manfaat hidrologis. Struktur akar tanaman mampu menyerap kelebihan
air apabila turun hujan sehingga tidak mengalir sia-sia melainkan dapat
diserap tanah.
Manfaat klimatologis. Iklim yang sehat dan normal penting untuk
keselarasan hidup manusia. Efek rumah kaca akan dikurangi dengan
banyaknya tanaman dalam suatu daerah. Bahkan adanya tanaman akan
menambah kesejukan dan kenyamanan lingkungan.
Manfaat ekologis. Keserasian lingkungan bukan hanya baik untuk satwa,
tanaman, atau manusia saja. Kehidupan makhluk di alam ini saling
ketergantungan. Apabila salah satunya musnah maka kehidupan makhluk
lainnya akan terganggu.
Manfaat protektif. Pohon dapat menjadi pelindung dari teriknya
matahari, terpaan angin kencang dan peredam dari suara bising.
Manfaat edukatif. Semakin langkanya pepohonan yang hidup di
perkotaan membuat sebagian warganya tidak mengenalnya lagi. Karena
langkanya pepohonan tersebut maka generasi manusia yang akan datang
yang hidup dan dibesarkan di perkotaan seolah tidak mengenal lagi sosok
tanaman yang pernah ada. Sehingga penanaman kembali pepohonan di
perkotaan dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam.
Menurut Samsoedin dan Subiandono (2007), hutan kota mempunyai
beberapa peranan penting di antaranya :
Identitas Kota
Hutan Kota dapat menggambarkan identitas kota melalui koleksi
jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu
kota di areal Hutan Kota tersebut.
4
Pelestarian Plasma Nutfah
Hutan Kota dapat dijadikan tempat koleksi keanekaragaman hayati yang
tersebar di seluruh wilayah tanah air kita. Kawasan Hutan Kota dapat
dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi, karena
pada areal tersebut dapat dilestarikan flora dan fauna secara ex-situ.
Habitat Burung
Hutan Kota dapat dikembangkan sebagai habitat burung. Beberapa
jenis burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari makan
maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Beberapa jenis pohon
yang disukai oleh burung karena buah, nektar, bunga, ijuk, dan
batangnya yang menarik di antaranya kiara, caringin, aren dan bambu.
Pelestarian Air Tanah
Pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air,
hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya
evapotranspirasi yang rendah, dengan sistem perakaran dan serasah yang
dapat memperbesar porositas tanah. Jika terjadi hujan lebat, maka air
hujan akan masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan air tanah serta
hanya sedikit yang menjadi air limpasan. Dengan demikian Hutan Kota
dapat membantu mengatasi masalah pelestarian air tanah. Jenis tanaman
yang sesuai di antaranya cemara laut, karet, manggis dan kelapa.
Mengatasi Penggenangan
Daerah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis
tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi tinggi, yaitu
tanaman berdaun banyak sehingga luas permukaan daunnya tinggi dan
5
mempunyai banyak stomata (mulut daun). Tanaman yang memenuhi
kriteria tersebut di antaranya nangka, mahoni, jati dan lamtoro.
Mengatasi lntrusi Air Laut
Intrusi air laut dapat diatasi dengan upaya peningkatan kandungan
air tanah melalui pembangunan hutan lindung kota pada daerah resapan
air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah.
Mengamankan Pantai terhadap Abrasi
Hutan Kota berupa formasi hutan mangrove dapat meredam
gempuran ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di
pantai.
Mengurangi Bahaya Hujan Asam
Penahan Angin
Peredam Kebisingan
Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang
suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif
untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun
yang rindang.
Penapis Cahaya Silau
Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya
tersebut bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih
berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya.
Penyerap Karbon-monoksida dan penghasil Oksigen
Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara
Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal dan Debu Industri
Penyerap dan Penapis Bau
6
Produksi Terbatas
Hutan Kota dapat ditanami dengan jenis-jenis tanaman yang dapat
dimanfaatkan buah, bunga, daun, dan kayunya untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan penghasilan masyarakat secara terbatas.
Pengelolaan Sampah
Meningkatkan Keindahan
Sarana Hobi dan Pengisi Waktu Luang
Mengurangi Stress
Selain banyaknya peranan hutan kota, adapula fungsi dari hutan kota itu
sendiri, yaitu :
Menekan/mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan
Menekan/mengurangi pencemaran udara
Mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah; dan
Mencegah terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intrusi air laut,
meningkatnya kandungan logam berat dalam air.
Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika
Meresapkan air
Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota
Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
C. Pemanfaatan Hutan Kota Sebagai Upaya Mencegah Pencemaran Udara
Pencemaran udara dan hutan kota merupakan suatu ikatan yang tidak
bissa kita pisahkan lagi. Alasannya, di mana tempat tersebut mengalami
pencemaran udara, di tempat itu pula banyak pohon-pohon yang ada di
sekitarnya. Sebutan banyaknya pohon tersebut hutan. Namun apabila hutan
7
tersebut hanya memiliki beberapa pohon dan memiliki banyak fungsi misalnya
sebagai tempat berwisata, habitat burung, tempat melestarikan pohon, tempat
untuk joging, bersendau-gurau bersama teman-teman dan sebagainya itu disebut
dengan hutan kota. Selain itu, fungsi utama dari hutan kota adalah untuk
mencegah semakin mencemarnya pencemaran udara sekarang ini di mana udara
semakin memiliki suhu yang tinggi dan membuat daerah tidak memiliki tingkat
kesejukan yang tinggi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran udara yang semakin tinggi saat ini membuat banyak polusi
udara yang mengganggu aktivitas masyarakat di jalan meskipun hanya melalui
jalan tersebut untuk menuju ke tempat tujuannya, maupun jalanan tersebut
menjadi tempat untuk mencari penghasilan. Untuk itu, hutan kota dapat menjadi
sarana mengurangi tingkat pencemaran udara dengan menambah jumlah pohon
di setiap tengah kota baik dengan cara berada di satu tempat ataupun di
sepanjang jalan perkotaan.
B. Saran
Baiknya kita semua menjaga kelestarian pepohonan di mana saja kita
berada, karena pohon merupakan sumber kehidupan dari manusia sendiri.
Menggunakan hutan kota sebagaimana mestinya, jangan menggunakan hutan
kota menjadi tempat menumpuknya sampah, dan jangan pula mengurangi
jumlah pohon sedikitpun.
9