Post on 27-Jul-2015
Pemanfaatan Data-‐data Riset untuk Evidence Based Policy Making dalam Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi
dan Pengendalian Penduduk untuk Pencapaian MDGs.
Trihono
Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Evidence Based Policy
• Dari hasil Riskesdas, bisa dimunculkan beberapa policy berbasis buk@
• Disajikan contoh yang sudah dijalankan • IPKM dijadikan dasar penentuan:
• DAK (Dana Alokasi Khusus) • BOK (Bantuan Operasional Kesehatan • DBKBK (Daerah Bermasalah Kesehatan Berat/Khusus)
Batasan IPKM • IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) adalah indikator komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan, dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: – Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) – Susenas (Survei Ekonomi Nasional)
– Survei Podes (Potensi Desa) • IPKM merupakan komposit indeks yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan
Tujuan
• Diketahuinya IPKM untuk @ap kabupaten/kota, dapat dibuat peringkat kabupaten/kota berdasarkan kemajuan pembangunan kesehatan.
• Diketahuinya indikator kesehatan yang ter@nggal di masing-‐masing kabupaten/kota, sehingga bisa dirumuskan pogram intervensi yang lebih tepat.
Perumusan IPKM
• Riskesdas, menghasilkan prevalensi / proporsi masalah kesehatan per kabupaten/kota
• Susenas, menghasilkan prevalensi / proporsi masalah kesehatan per kabupaten/kota
• Podes, menghasilkan data SDM dan fasilitas kesehatan per kabupaten/kota
Perumusan IPKM
Riskesdas Podes Susenas
Indikator Kesehatan
Indikator Kesehatan
Indikator Kesehatan
Diseleksi berdasarkan substansi dan representasi tingkat kab/kota oleh para pakar dan praktisi
Terpilih 24 Indikator Kesehatan yang kemudian dirumuskan menjadi IPKM
Perumusan IPKM
• Dikembangkan 22 alterna@f IPKM • Variasi terjadi:
– Jenis dan jumlah indikator yang dipilih
– Ada dan besarnya bobot antar indikator – Pelakuan terhadap angka prevalensi (hanya untuk tentukan peringkat, ada penyetaraan antar prevalensi, atau apa adanya)
• Semua alterna@f dilakukan uji korelasi dengan UHH (umur hrapan hidup), dipilih yang ter@nggi.
Alterna@f IPKM
No AlternaCf Indikator Bobot Prevalensi Ket r
1 Alterna@f 1 18 (+) model A gugur 2 Alterna@f 2 a 18 (-‐) model B 0.455(**) 3 Alterna@f 2 b 18 (-‐) model B 0.429(**) 4 Alterna@f 2 c 12 (-‐) model B 0.449(**) 5 Alterna@f 2 d 18 (-‐) model B 0.406(**) 6 Alterna@f 2 e 12 (+) model B 0.398(**) 7 Alterna@f 3 18 (+) model B 0.292(**) 8 Alterna@f IAKMI a 20 (+) model C 0.449(**) 9 Alterna@f IAKMI b 21 (+) model C 0.446(**)
Alterna@f IPKM
No AlternaCf Indikator Bobot Prevalensi Ket r
10 Alterna@f IAKMI c 21 (+) model C 0.439(**) 11 Alterna@f IAKMI d 22 (+) model C 0.436(**) 12 Alterna@f IAKMI e 20 (+) model C 0.438(**) 13 Alterna@f 4 24 (-‐) model A gugur 14 Alterna@f 5a 20 (-‐) model A gugur 15 Alterna@f 5b 20 (-‐) model A gugur 16 IPKM teori@s 20 (+) model C 0.489(**) 17 IPKM empiris 20 (+) model C 0.496(**) 18 IPKM MDG's 20 (+) model C gugur
Alterna@f IPKM
No AlternaCf Indikator Bobot Prevalensi Ket r
19 Alterna@f 24 indi a) 24 (+) model C 0.525(**) 20 AlternaCf 24 indi b) 24 (+) model C 0.532(**) 21 Alterna@f 24 indi c) 24 (+) model C 0.525(**) 22 Alterna@f 24 indi d) 24 (-‐) model C 0,525(**)
Ke 4 alternatif terakhir menggunakan indikator yang sama, perbedaannya adalah: a) Ratio dr/rata2 penduduk puskesmas dan bidan/rata2 penduduk desa b) Ratio dr/puskesmas (idealnya 1 dr untuk 1 puskesmas) dan bidan/desa (1 bidan untuk 1 desa) c) Ratio dr/penduduk dan bidan/penduduk (40 dr dan 100 bidan per 100.000 pdd) d) Rato dr/penduduk dan bidan/penduduk, ratio dikalikan 100, ideal sama dng c)
Indikator yang masuk
Variabel Bobot
Prev. balita gizi buruk dan kurang 5
Prev. balita sangat pendek & pendek 5
Prev. balita sangat kurus dan kurus 5
Prevalensi balita gemuk 4
Prevalensi diare 4
Prevalensi pnemonia 4
Prevalensi hipertensi 4
Indikator yang masuk
Variabel Bobot
Prevalensi gangguan mental 3
Prevalensi asma 3
Prevalensi penyakit gigi dan mulut 3
Prevalensi Disabilitas 3 Prevalensi Cedera 3 Prevalensi Penyakit Sendi 3 Prevalensi ISPA 3
Indikator yang masuk Variabel Bobot
Proporsi perilaku cuci tangan 4
Proporsi merokok Cap hari 3
Akses air bersih 5
Akses sanitasi 5
Cakupan persalinan oleh nakes 5
Cakupan pemeriksaan neonatal-‐1 5
Cakupan imunisasi lengkap 5
Cakupan penimbangan balita 5
RaCo Dokter 5
RaCo Bidan 5
IPKM
• Nilai berkisar antara 0 (terburuk) – 1 (terbaik) • Yang terbaik adalah kondisi ideal (secara teori@k)
• Dari 440 Kabupaten/Kota Riskesdas, nilai berkisar antara: – Terrendah: 0,20664 (Pegunungan Bintang, Papua) – Ter@nggi: 0,66091 (Kota Magelang, Jateng)
Peringkat 10 besar teratas
Peringkat IPKM Kabupaten/Kota
1 0,66091 Kota Magelang
2 0,65606 Kota Sala@ga
3 0,65575 Kota Yogyakarta
4 0,63380 Kota Metro
5 0,63354 Sukoharjo
6 0,63344 Sleman
7 0,63182 Bantul
8 0,62418 Kota Madiun
9 0,61792 Kuningan
10 0,61462 Balikpapan
Peringkat 10 besar terbawah
Peringkat IPKM Kabupaten/Kota 431 0,26091 Nias selatan 432 0,25519 Tolikara 433 0,25060 Mappi 434 0,24669 Puncak Jaya 435 0,23743 Paniai 436 0,23720 Manggarai 437 0,23608 Yahukimo 438 0,23382 Asmat 439 0,22122 Seram Bagian Timur 440 0,20664 Pegunungan Bintang
Daerah bermasalah kesehatan berat/khusus (DBKBK)
• Dilihat dari peringkat kab/kota berdasarkan IPKM, makin bawah peringkatnya makin buruk dan makin kompleks masalah kesehatannya, karena banyak indikator kesehatan yang ter@nggal.
• Untuk menentukan kelompok kab/kota yang dikategorikan bermasalah kesehatan berat, digunakan ukuran (Mean – 1 SD).
• Berdasarkan kurva distribusi normal IPKM, dapat ditetapkan bahwa batas IPKM = (0,45150 – 0,08974) = 0,36176 0,362
IPKM Kab/Kota
N = 440 Mean = 0,45150 SD = 0,08974 Batas = 0,36176
•
Daerah bermasalah kesehatan berat/khusus (DBKBK)
• Kab/kota dengan IPKM < 0,362 dikategorikan sebagai daerah bermasalah kesehatan berat/khusus (DBKBK)
• Setelah dihitung, ada 66 kabupaten yang mempunyai IPKM < 0,362, inilah kabupaten yang mempunyai masalah kesehatan yang berat
• Tidak ada satu kotapun yang IPKM < 0,362, ar@nya kota memang rela@f lebih baik dibandingkan kab ada wacana untuk memisahkan IPKM kota dan IPKM kab.
Pemanfaatan IPKM 1. Keadaan kesehatan masyarakat
2. Peringkat kab/kota (nasional/provinsi) 3. Advokasi ke pemerintah daerah 4. Penajaman lokasi (nasional/provinsi)
5. Penajaman program intervensi (nas/prov) 6. Kinerja Pemda cq Dinas Kesehatan 7. Alokasi bantuan dana dari Pusat 8. Perumusan DBKBK (Daerah Bermasalah Kesehatan
Berat/Khusus) 9. Mendukung KMPDT (Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Ter@nggal)
Kebijakan Kemkes: BOK
• Meluncurkan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
• Tahun ini uji coba: • 100 juta/tahun 500 puskesmas
• 18 dan 22 juta Puskesmas lainnya
• Balitbangkes diminta meneli@ besarnya BOK yang op@mal untuk regional, kab-‐kota, IPKM @nggi-‐rendah
Upaya kesehatan yg dibiayai BOK
1. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
2. Imunisasi 3. Gizi 4. Promosi Kesehatan 5. Kesehatan Lingkungan 6. Pengendalian Penyakit
Pemanfaatan dana BOK
1. Pembayaran transport petugas Puskesmas, Pustu dan Poskesdes
2. Pembayaran transport kader, dukun, dan masyarakat yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan maupun pertemuan manajemen
3. Operasional Posyandu (transport, ATK) 4. Operasional Poskesdes (transport, ATK, fotokopi,
rapat-‐rapat di Desa/Kelurahan)
5. Pembelian bahan kontak
Pemanfaatan dana BOK 6. Penggandaan dan ATK rapat dalam rangka
Lokakarya Mini 7. Pembelian konsumsi rapat dalam rangka Lokakarya
Mini 8. Uang penginapan bila diperlukan sesuai peraturan
yang berlaku (untuk desa terpencil/sulit dijangkau)
9. Uang harian bila diperlukan sesuai peraturan yang berlaku (untuk desa terpencil/sulit dijangkau)
10. Pembelian bahan PMT Penyuluhan
Yang @dak boleh 1. Upaya pengobatan dan rehabilitasi 2. Penanganan gawat darurat 3. Rawat inap 4. Pertolongan persalinan 5. Gaji/honor 6. Belanja modal 7. Pemeliharaan gedung atau kendaraan
8. Operasional kantor (listrik, air, ATK, fotokopi, @nta/toner)
9. Obat, vaksin, dan alat kesehatan
Disain Peneli@an
Perbedaan Kinerja Pra – Pasca Intervensi Komparasi Puskesmas Intervensi dan kontrol
2009 2010
Puskesmas Intervensi
Puskesmas Kontrol
Komparasi Kunjungan
Kerangka Konsep 1. Kerangka Konsep
Penentuan Lokasi
• Mewakili 7 wilayah pulau • Mewakili Kabupaten dan Kota
• Mewakili daerah dengan masalah kesehatan berat dan ringan (ditentukan dengan IPKM = Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat)
• Jumlah Puskesmas intervensi dalam studi ini 312 Puskesmas
Lokasi Peneli@an (Intervensi)
Reg Kab/ Kota Intervensi
Model IPKM Pusk
1
1
Kota Metro II 0.56207 10
2 Gayo Lues II 0.20219 12
3 Kota Pekan Baru I 0.47899 15
4
2
Kota Yogyakarta I 0.57287 18
5 Sampang II 0,27273 20
6 Gianyar II 0.59400 13
7
3
Lombok Timur I 0.41166 29
8 Timor Tengah Selatan
II 0.30855 25
9 Rote Ndao I 0,32530 12
Lokasi Peneli@an (Intervensi)
Reg Kab/ Kota Intervensi
Model IPKM Pusk
10 4
Kotawaringin Barat I 0.46036 14
11 Sambas II 0.42957 25
12
5
Kota Palopo II 0.54022 9
13 Kota Gorontalo I 0.44087 7
14 Mamuju I 0.28400 25
15 6
Maluku Tengah I 0.42331 31
16 Halmahera Selatan II 0.31532 30
17 7
Keerom I 0.49156 8
18 Asmat II 0.20790 9
Jumlah 312
Lokasi Peneli@an (kontrol)
Reg Kab/ Kota kontrol IPKM Pusk
1
1
Kota Jambi 0.54963 20
2 Aceh Tenggara 0.30296 17
3 Kota Medan 0.52764 39
4
2
Kota Surakarta 0.52657 15
5 Sumenep 0,33527 29
6 Tabanan 0.56059 20
7
3
Sikka 0.44157 17
8 Manggarai Barat 0.27399 12
9 Alor 0,31949 20
Lokasi Peneli@an (kontrol)
Reg Kab/ Kota kontrol IPKM Pusk
10 4
Kutai Kartanegara 0.44834 28
11 PonCanak 0.42956 14
12
5
Manado 0.50139 15
13 Bau-‐bau 0.44744 13
14 Jeneponto 0.29707 17
15 6
Maluku Tenggara 0.41953 12
16 Seram Bagian Timur 0.21510 5
17 7
Merauke 0.46827 12
18 Yahukimo 0.19729 12
Jumlah 317
Kebijakan bidang Kespro
Beberapa contoh kebijakan yang harus diambil di bidang:
• Kesehatan Ibu • Kesehatan Bayi • Kesehatan Balita
Tertinggi : DKI Jaya, DI Yogya, Lampung, Bali Terendah : Papua, Sumsel, Jambi
Pemeriksaan Kehamilan: Cakupan
Jenis Pemeriksaan Kehamilan (%)
Kesehatan Ibu
• Cakupan pemeriksaan kehamilan sudah bagus • Kualitas pemeriksaan kehamilan belum bagus, khususnya pada pemeriksaan Hb dan Urine
Bila dilakukan bisa memprediksi perdarahan post partum dan preeklampsia
Harus dilakukan peningkatan kualitas pemeriksaan kehamilan
Penolong persalinan di lima provinsi
Kesehatan Ibu
• Linakes di 5 procinsi ini (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT) peran dukun masih besar
Penempatan bidan di desa jadi prioritas
Kemitraan bidan – dukun harus diperkuat
Tertinggi : Bali, DI Yogya, Jateng Terendah : Sulbar, Banten, Sumut
Cakupan Imunisasi Lengkap Anak 12-23 bl
Kesehatan Bayi
• Cakupan imunisasi tunggal (BCG, DPT, Polio dan Campak bila dihitung sendiri2) sudah bagus
• Cakupan imunisasi lengkap ternyata masih mempriha@nkan
Perbaikan pemantauan imunisasi
Koordinasi di lapangan diperkuat, PWS imunisasi di@ngkatkan
Status Gizi Balita BB/U: Prevalensi
Sepuluh Besar Kab/Kota
• Dipilih indikator kesehatan yang prevalensinya relatif banyak, sehingga semua kabupaten/kota bisa terwakili
• Dilakukan rangking terhadap 440 kab/kota berdasarkan indikator kesehatan.
• Dipilih 10 Kab/Kota teratas dan terbawah
Bisa dilakukan penajaman lokasi intervensi program kesehatan
Gizi bur/kur terbanyak (Nas: 18,4%)
1 Aceh Tenggara, NAD 48.7 2 Rote Ndao, NTT 40.8 3 Kepulauan Aru, Maluku 40.2 4 Timor Tengah Selatan, NTT 40.2 5 Simeulue, NAD 39.7 6 Aceh Barat Daya, NAD 39.1 7 Mamuju Utara, Sulbar 39.1 8 Tapanuli Utara, Sumut 38.3 9 Kupang, NTT 38.0 10 Buru, Maluku 37.6
Balita ‘pendek’ terbanyak (Nas: 36,8%)
1 Seram Bagian Timur, Maluku 67.4 2 Nias Selatan, Sumut 67.1 3 Aceh Tenggara, NAD 66.8 4 Simeulue, NAD 63.9 5 Tapanuli Utara, Sumut 61.2 6 Aceh Barat Daya, NAD 60.9 7 Sorong Selatan, Papua Barat 60.6 8 Timor Tengah Utara, NTT 59.7 9 Gayo Lues, NAD 59.5 10 Kapuas Hulu, Kalteng 59.0
Balita ‘kurus’ terbanyak (Nas: 13,6%)
1 Solok Selatan, Sumbar 41.5 2 Seruyan, Kallteng 41.1 3 Manggarai, NTT 33.3 4 Tapanuli Selatan, Sumut 31.9 5 Seram Bagian Barat, Maluku 31.0 6 Asmat, Papua 30.9 7 Buru, Maluku 30.3 8 Nagan Raya, NAD 30.1 9 Aceh Utara, NAD 29.9 10 Bengkalis, Riau 29.8
Terima Kasih
Tim IPKM: Balitbangkes: Trihono, Atmarita, Dwi Hapsari, Teti Tejayanti, Suparmi, Rofingatul FKMUI: Purnawan Junadi, Sandi Ilyanto
Informasi Lebih Lanjut:
Trihono HP: 08129557410
E-mail: trihono@centrin.net.id
trihono1954@yahoo.com trihono@litbang.depkes.go.id