Post on 16-Oct-2021
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENIBUDAYA(MENGGAMBAR KALIGRAFI) DI KELAS IX SMP
NEGERI 3 SOROMANDI KABUPATEN BIMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih GelarSarjana (SI) Pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar
Oleh:
Dedi Romansyah10541135 09
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
ii
PELAKSANAAN PEMBELAJARANSENI BUDAYA (MENGGAMBAR KALIGRAFI) DI KELAS 1X
SMP NEGERI 3 SOROMANDI KABUPATEN BIMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna MemperolehGelar Sarjana(SI) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
Dedi Romansyah1053410135 09
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYIAH MAKASSAR2015
iii
MOTO
Jangan pernah meremehkan diri sendiri.
Jika kamu tak bahagia dengan hidupmu, perbaiki apa yang salah dan
teruslah melangkah.
Dengan kasih sayang dan tetesan jerih panyahmu,
mengantarkanku digerbang cita-citaku,
kupersembahkkan karya sederhan ini
untuk ibunda dan ayahandaku tercinta,
serta saudaraku
dan orang yang menyayangiku.
iv
ABSTRAK
Dedi Romansyah 2015. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (MenggambarKaligrafi) Di Kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. Skripsi.Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadyiah Makassar.Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaanpembelajaran seni rupa di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?. Penelitianini bertujuan untuk: 1) Bagaimana latar belakang pendidikan guru seni budaya(Menggambar Kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?2) Bagaimana sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya(Menggambar Kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?3) Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya (MenggambarKaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 2 Soromandi Kabupaten Bima? 4) Bagaimanasistem penilaian hasil belajar seni budaya (menggambar kaligrafi) di kelas IXSMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima? Tujuan penelitian ini adalah untukmemperoleh data yang akurat antara lain: 1) Untuk mengetahui latar belakangpendidikan guru seni budaya (menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3Soromandi Kabupaten Bima. 2) Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalampelaksanaan pembelajaran seni budaya (menggambar kaligrafi) di kelas IX SMPNegeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. 3) Untuk mengetahui metode yangdigunakan dalam pembelajaran seni budaya (menggambar kaligrafi) di kelas IXSMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. 4) Untuk mengetahui sistempenilaian hasil belajar seni budaya (menggambar kaligrafi) di kelas IX SMPNegeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikanmengenai Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (menggambar kaligrafi) diKelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. Dari hasil penelitian,disimpulkan bahwa: 1) Latar belakang pendidikan guru seni rupa yang mengajardi SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima berlatar belakang pendidikan S1Jurusan Biologi Fakultas MIPA di IKIP Mataram. 2) Keadaan sarana danprasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (menggambar kaligrafi)di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima kurang memadai sehinggakemudahan dan kelancaran yang dituntut oleh siswa tidak terpenuhi sehinggamenghambat kelancaran proses belajar mengajar. 3) Metode yang digunakandalam pembelajaran seni budaya (menggambar kaligrafi) di SMP Negeri 3Soromandi Kabupaten Bima adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasidan penugasan. 4) Sistem penilaian hasil belajar pendidikan seni budaya(menggambar kaligrafi) SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima yangdigunakan adalah jenis tes praktik, penugasan dan tes lisan.Saran 1. Disarankankepada instansi yang terkait dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasionalsebaiknya memberikan perhatian yang lebih kepada pengadaan alat-alat dan bahandalam seni rupa sebagai media yang sangat efektif dalam proses belajar mengajar,masih sangatlah minim untuk dikategorikan sebagai media yang ikut menunjangproses untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan target yang diinginkan. 2.Kepada pihak sekolah kiranya dapat mengupayakan terpenuhinya sumber belajaryang diperlukan pada pelaksanaan pembelajaran khususnya seni rupa. 3.
v
Disarankan agar peneliti yang berminat dapat melanjutkan penelitian ini karenapenulis dalam penelitian ini belum dapat mengambil data secara keseluruhandengan kata lain belum dapat dikatakan sempurna.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan judul skripsi “Pelaksanaan
Pembelajaran Seni Budaya (Menggambar Kaligrafi) Di Kelas IX SMP
Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima” dapat diselesaikan dalam rangka
memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana (S1) pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Tidak lupa pula penulis mengirimkan
shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Rasul yang telah
membimbing ummatnya dari jalan yang benar sehingga dapat di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Penulisan skripsi ini banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh
penulis, namun berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak yang membantu
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar, untuk
itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ayahanda Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, dekan FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
3. Ayahanda Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn Ketua Program Studi
Pendidikan Seni Rupa, FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ayahanda Muh. Tahir, S.Pd sekretaris Program Studi Pendidikan
Seni Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dosen-Dosen yang selalu membimbing dan mengarahkan kami
selama proses perkuliahan.
6. Ayahanda Drs. Ali Ahmad Muhdi, M.Pd pembimbing I
7. Ayahanda Muh. Faisal, S.Pd., M.Pd pembimbing II
8. Kepada Ayahanda Fikuraidin dan Ibunda tercinta Mu’umina yang
selalu memberikan dukungan moril serta material sehingga penulis
dapat menyusun skripsi ini dan Kepada keluarga besarku yang tidak
sempat saya sebutkan.
9. Rekan-rekan seni rupa angkatan 2009 yang selalu berkomitmen
untuk menjaga solidaritas persaudaraan.
10. Kepada seluruh Teman-teman FORMASI (Forum Mahasiswa
Soromandi) Bima-Makassar atas dukungan dan do’anya selama
penulis menempuh pendidikan.
11. Kepada teman-teman satu ruanganku ,Fifi Jinga, Ifan, Bunda Suri,
Bunda Uni, Kivan, Yanto, Tamin, Ama Ozil, Tafun, Karim Kotta,
Evi Fitrianingsih, Habibi Miss Baby, Sudarlin, Juraidin, Adi
Kuswanto, ,Wahyudin, Yati, Roni, Iphul, Firsan, Ani, Cenna,
Nining, Mell, Erningsih, Uki, ishak, Iwan, Iyan dan Udin yang
viii
selalu memberikan senyuman canda, tawa, dorongan dan semangat
perjuanganku.
Penulis menyadari bahwa karya ilmia ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sumbang saran dan kritik terhadap semua pihak
demi kesempurnaan menyusun karya ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Makassar, 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................ii
PENGESAHAN .................................................................................................iii
MOTO ................................................................................................................v
ABSTRAK ..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................iiv
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................5
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ...........................7
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................7
1. Pengertian Pelaksanaan ..............................................................8
2. Pengertian Pembelajaran ............................................................8
3. Sarana dan Prasarana..................................................................16
4. Metode dalam Buku Ajar Strategi Pembelajaran.......................17
5. Sistem Penilaian dalam Pembelajaran........................................23
x
B. Kerangka Pikir ................................................................................25
BAB III METODELOGI PENELITIAN...........................................................27
A. Lokasi, Variabel dan Desain Penelitian .........................................27
B. Variabel Penelitian ..........................................................................27
C. Definisi Operasional Variabel .........................................................30
D. Objek dan Subjek Penelitian ...........................................................31
E. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................33
F. Teknik Analisis Data .......................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................36
A. Penyajian Data .................................................................................36
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................56
A. Kesimpulan ......................................................................................56
B. Saran .................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................57
LAMPIRAN .......................................................................................................60
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................69
xi
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Skema 1 Kerangka Pikir ……………. ………………….…….......... 26
2 Gambar 2 Peta Kecamatan Soromandi KabupatenBima.....................................................................................................
27
3. Gambar 3 Skema Desain Penelitian..................................................... 29
4. Gambar Tabel 4 Statistis Bejalar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3Soromandi KabupatenBima........................…………………….……………….…………...
39
5.Gamba Gambar Tabel 5 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Hasil BelajarSiswa Kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi KabupatenBima……………..…………………………………...........................
39
6.Gamba Gambar Tabel 6 Distribusi Frekuensi Dan Presentase KetuntasanBerdasarkan KKM Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3Soromandi KabupatenBima.....................................................................................................
40
7. Gambar Papa 9 Depan SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 15 November2014……………………………………………..................................
61
8. Gambar 10. Suasana belajar mengajar SMP Negeri 3 SoromandiKabupaten Bima.(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 15 November2014......................................................................................................
62
9.Gambar 11 Suasana Belajar Mengajar di Kelas IX SMP Negeri 3 SoromandiKabupaten Bima (Dokumentasi Dedi Romansyah) Tanggal 22November2014……………………………………………..................................
62
10. Gambar 12. Suasana belajar mengajar kelas IX SMP Negeri 3Soromandi Kabupaten Bima(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 13 Desember 2014...
62
xii
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Skema Kerangka Pikir………………………………………… 25
2. Skema Desain Penelitian ……………………………………… 28
3.Gambar Tabel 1 Statistik Bejalar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3
Soromandi…………………….………………..........................38
4.Gambar Tabel 4 Kegiatan Pembelajaran Seni budaya (Menggambar
kaligrafi) SMP Negeri 3
Soromandi....................................................................................
..........
52
1
BAB I
A. Latar Belakang
Dewasa ini Bangsa Indonesia tengah giat-giatnya melaksanakan
pembangunan guna mencapai cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana yang
diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pelaksanaan
pembangunan tersebut mencakup semua aspek kehidupan dan kepentingan
bangsa Indonesia.
Manusia sebagai pelaksana sekaligus sebagai sasaran pembangunan
memegang peran penting di dalamnya, segala potensi yang dimiliki wajib
dikerahkan dan turut menunjang kesuksesan pembangunan nasional sesuai
dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini tuntutan penguasaan teknologi, sikap
profesional serta peningkatan kualitas manusia itu sendiri menjadi bagian yang
tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, untuk mencapai harapan tersebut berbagai cara ditempuh,
salah satu di antaranya adalah perbaikan sarana dan prasarana belajar, potensi
pengajar, utamanya dalam mata pelajaran pendidikan seni budaya yang mulai
dikenal dan berlaku di sekolah-sekolah umum sejak berlakunya kurikulum 1975.
Sekitar tahun 1972 pemerintah mengizinkan masuknya berbagai sarana dan
prasarana untuk pembelajaran seni rupa di sekolah. Sejalan dengan itu Depdiknas
yang sudah berusaha memperkenalkan berbagai sistem dalam pendidikan seni
PENDAHULUAN
1
2
rupa dapat memberikan keluasan kepada para tenaga pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dengan kreatif.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3, tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan
dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang
mengembangkan potensi peserta, sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya.?
Sehubungan dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini, maka
siswa perlu mendapat perhatian dan penanganan yang terarah serta
berkesinambungan agar salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai. Usaha-usaha yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah antara lain: perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum, penyediaan fasilitas sarana dan prasarana, pemantapan metode
3
pembelajaran dan lain-lain yang berkenaan dengan kualitas pendidikan, termasuk
proses belajar mengajar (Trianto, 2010: 2).
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas pemerintah melaksanakan
suatu sistem pendidikan secara berjenjang mulai tingkat yang rendah, yaitu
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Sampai Perguruan Tinggi yang dikelolah oleh
pemerintah maupun swasta. Sehubungan dengan perkembangan dunia
pendidikan dewasa ini, maka siswa perlu mendapat perhatian dan penanganan
terarah secara nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai.
Usaha-usaha yang telah dilaksakan oleh pemerintah adalah penyediaan
kurikulum, penyediaan fasilitas sarana, dan prasarana, pemantapan metode
pembelajaran dan lain-lain yang berkenaan dengan kualitas pendidikan,
termasuk proses belajar mengajar.
Pendidikan seni budaya merupakan bagian dari pendidikan, maka tujuan
pendidikan seni budaya mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan umum. Hal
ini berarti bahwa pendidikan seni rupa memiliki arti penting dan tidak kalah
penting dari aspek pendidikan yang lainnya.
Pada dasarnya pendidikan seni rupa merupakan salah satu pilihan yang
dapat ditempuh dalam rangka usaha pendewasaan dan pembudayaan siswa. Hal
ini sejalan dengan apa yang dituntut dalam pembudayaan siswa dalam kurikulum
pendidikan seni rupa.
4
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa terpanggil
untuk mengadakan penelitian menyangkut masalah pelaksanaan pembelajaran
seni rupa di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
B. Rumusan Masalah
Setiap pelaksanaan pendidikan, selalu bertitik tolak dari adanya suatu
masalah yang dihadapi dan memerlukan pemecahan. Pada hakekatnya masalah
itu sendiri merupakan segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya
atau segala macam hambatan, rintangan atau kesulitan yang muncul pada suatu
bidang yang perlu dihindari dan disingkirkan.
Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana latar belakang pendidikan guru seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?
2. Bagaimana sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten
Bima?
3. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Somomandi Kabupaten Bima?
4. Bagaimana sistem penilaian hasil belajar seni budaya (Menggambar kaligrafi)
di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan umum penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran seni rupa kelas IX SMP
Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. Tujuan umum tersebut dapat dirincikan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan guru seni budaya
(Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten
Bima.
2. Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran
seni budaya (Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima.
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran seni
budaya (Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima.
4. Untuk mengetahui sistem penilaian hasil belajar seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari
hasil penelitian ini adalah:
1. Dapat mengetahui latar belakang pendidikan guru seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?
6
2. Dapat mengetahui sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni
budaya (Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima?
3. Dapat mengetahui Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran seni
budaya (Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Somomandi
Kabupaten Bima?
4. Dapat mengetahui sistem penilaian hasil belajar seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?
5. Menjadi bahan masukan bagi instansi terkait, dalam hal menugaskan atau
merekrut guru-guru yang akan mengajar suatu mata pelajaran, harus sesuai
dengan latar belakang disiplin ilmu yang dimilikinya.
6. Memberikan manfaat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni
Rupa, sebagai bahan tambahan referensi.
7. Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan
pembelajaraan seni rupa khususnya bagi siswa di SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan diketengahkan acuan teori yang akan digunakan sebagai
landasan dalam melakukan penelitian. Teori yang akan dikemukakan pada bagian
ini adalah merupakan dasar pemikiran untuk menemukan pemecahan masalah
yang diteliti.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar
Belakang kehidupan mereka masing-masing sebelum menjadi guru. Kepribadian
guru diakui sebagai aspek-aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari kerangka
keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan siswa menjadi orang yang
berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Dari kepribadian itulah yang
mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru-guru perlihatkan ketika
melaksanakan tugas mengajar di kelas.
8
7
8
1. Pengertian Pelaksanaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Kata pelaksanaan”
berasal dari kata “laksana” berarti tanda yang baik, sifat, laku, perbuatan seperti,
sebagai Awalan, ‘pe’ dan akhiran ‘an’ yang didapatkannya menyebabkan artinya
berubah menjadi proses, cara dan perbuatan. Dengan demikian kata pelaksanaan
dapat diartikan sebagai proses atau cara, perbuatan untuk melaksanakan suatu
rancangan, keputusan (Moeliono, 1990: 488).
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan
pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran pembelajaran
yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung
pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah
kurikulum.
2. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran adalah berasal dari kata belajar. Dengan mendapat
imbuhan “pem” dan akhiran “an” pada kata pembelajaran dikemukakan bahwa:
“Pembelajaran adalah merupakan upaya sadar yang disengaja oleh guru membuat
siswa belajar melalui pengaktifan sebagai unsur dinamis dalam proses belajar
siswa“ (Gredler, Bell, 1991: 16).
Pembelajaran adalah merupakan proses kegiatan belajar mengajar dimana
saja tanpa ada ruang dan waktu, karena pembelajaran biasa dilakukan kapan saja
dan dimana saja, walaupun banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran hanya
dilakukan di sekolah atau lembaga tertentu (Aunurahman, 2009).
9
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang.
Komponen kegiatan pelaksanaan pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Kurikulum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pengajaran baik
umum atau khusus, perlu ditetapkan dengan tepat. Adanya tujuan yang tepat
mempermudah pemilihan materi pembelajaran, pembuatan materi
pembelajaran, media pembelajaran dan memberi arahan yang jelas dalam
belajar siswa (Mappanganro, 2010: 17-18).
Kurikulum pendidikan seni rupa menggunakan tiga kerangka tujuan dan
pendekatan yaitu bagaimana mendidik anak melahirkan gagasan untuk seni,
bagaimana ekspresi dituangkan dalam kualitas visual yang menggambarkan
gagasan, serta bagaimana menggunakan media untuk menghasilkan kualitas
visual yang menggambarkan gagasan dan ekspresi anak tersebut (Sobandi,
2008: 19-21).
mengatakan bahwa Seni rupa mencakup keterampilan dalam menghasilkan
karya seni rupa murni dan terapan, dilanjutkan (Sobandi,2008: 41)
10
bahwa seni rupa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak dan
sebagainya.
b. Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (2008: 469) guru
adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinnya)
mengajar. Guru sangat berperan penting dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, karena guru adalah yang melaksanakan pembelajaran di kelas.
c. Siswa
Siswa adalah anak didik yang dikelolah dalam proses belajar mengajar
dan diharapkan dapat memiliki sikap yang aktif, kreatif, dan dinamis. Dalam
pelaksanaan ini siswa tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek
(Suryosubroto, 2009: 117).
d. Materi
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran yang
diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Hal yang
diperlukan dalam menetapkan materi adalah kemampuan guru memilih
materi yang akan diberikan pada siswa (Suryosubroto, 2009: 35).
11
e. Metode
Metode berarti jalan atau cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini, metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalui
secara tepat dalam proses dan kegiatan pembelajaran (Mappanganro, 2010:
27). Sedangkan menurut Suryosubroto (2009: 36) metode mengajar
merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
f. Media
Media dalam mengajar memegang peran penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Metode dan media
merupakan unsur yang tidak bisa dilepas dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai
pada tujuan. Dalam proses belajar mengajar media dengan tujuan membantu
guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien (Suryosubroto, 2009:
40).
4. Seni Budaya
Seni budaya merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman
manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperan dalam memenuhi
tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi
kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah,
unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran
12
dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan
diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.
Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam
berkarya seni rupa yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa
merupakan kemampuan bagi siswa untuk memahami memperoleh kepuasan
dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa
ciptaan orang lain. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar
dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan
ungkapan pikiran dan perasaan. Seperti menggambar contoh sederhananya, pada
dasarnya , seni menggambar adalah keterampilan yang biasa dipelajari oleh setiap
orang, terutama bagi yang punya minat untuk belajar. Menggambar adalah sebuah
proses kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus. Pada
intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan (skill), kepekaan rasa
kreativitas, ide, pengetahuan dan wawasan. ( Apriyatno, 2009:1)
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apreseasi seni, berkarya seni, kritik
seni, dan penyajian seni.
a. Apresiasi seni rupa, berarti mengenal, memahami, dan memberikan
penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa.
Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau
makna, bentuk dan fungsi seni rupa. Apreseasi seni rupa dapat mencakup
materi luas yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.
Selain itu apresiasi juga memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa
13
dengan bentuk-bentuk seni lain, bidang-bidang studi yang lain, serta
keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
b. Berkarya seni rupa, pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan
mengelolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau
gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu
dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti mengambar, mengobservasi,
mencatat, membuat sketsa, bereksperimen, dan meyelidiki gambar-gambar
atau bentuk-bentuk lainya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam
proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas social, tema universal,
fantasi, dan imajinasi.
c. Kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya
teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses
analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interprestasi, dan penilaian. Unsur
yang dianalisis adalah gaya, tehnik, tema dan komposisi karya seni rupa.
Melalui kegiatan siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.
d. Penyajian karya seni rupa, meliputi penyajian lisan di kelas dan pameran di
lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat.
5. Kaligrafi
Kaligrafi Al-Qur’an menyuarakan wahyu Ilahi dan sekaligus
menggambarkan jiwa orang-orang Islam terhadap pesan Ilahi. Kaligrarafi Islam
adalah pengejawantahan visual dari kristalisasi realitas-realitas spiritual yang
terkandung di dalam wahyu Islam. Menurut ungkapan Islam tradisional, kaligrafi
adalah huruf-huruf, kata-kata, dan ayat-ayat Al-Qur’an bukanlah sekedar unsur-
14
unsur dari suatu bahasa tulisan, tetapi adalah makhluk-makhluk atau personalitas-
personalitas dengan kaligrafi sebagai bentuk fisikal dan visualnya. Kaligrafi
datang untuk menduduki posisi khusus yang sangat istimewa dalam Islam
sehingga dapat disebut sebagai leluhur seni visual Islam tradisional dan memiliki
jejak yang sangat istimewa dalam peradaban Islam.Kaligrafi dikenal sebagai
kebudayaan itu sendiri. Kaligrafi yang indah dianggap sebagai ciri orang
berbudaya dan kedisiplinan pikiran, jiwa, serta kekuasaan.
Kaligrafi Islam telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari
waktu ke waktu, seirama dengan dinamika perkembangan Islam itu sendiri.
Dimulai dengan bentuk huruf yang sangat sederhana tanpa tanda baca sampai
kaligrafi yang sangat rumit, melibatkan unsur-unsur visual dan bahkan
perhitungan matematis.
Adapun contoh-contoh kaligrafi :
Gambar 1 : Allah
(http://ahmad-anshari.blogspot.com/2011/03/blog-post.html.)
15
Allah dengan gaya
1. Khawarij 5. Mu’tajilah
2. Murj’iah 6. Ahlussunah wal-jamaah
3. Kadariyah 7. Syiah
4. Jabariyah 8. Salafiyah
Gambar 2 : Allahu’akbar dengan gaya sederhana
(http://ahmad-anshari.blogspot.com/2011/03/blog-post.html.)
Allahu’Akbar Dengan Gaya
1. Qubi 5. Diwari
2. Tsuluts 6. Diwari Ja’ali
3. Naskhi 7. Kubi
4. Rig’a
16
Media yang dipakai dalam pembelajaran Seni budaya (menggambar kaligrafi)
di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Adapun peralatan yang di gunakan pada saat menggambar:
1. Pensil (2B, 3B, dll)
2. Buku gambar A3
3. Penghapus
4. Rautan Pensil
5. Contoh gambar kaligrafi
Evaluasi ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh manakah bahan yang
diberikan guru kepada siswa dengan metode tertentu dan sarana yang telah ada,
dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Suryosubroto, 2009: 149).
Dari tujuh komponen di atas yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah guru atau tenaga pengajar, siswa atau anak didik, metode
atau cara dan evaluasi (penilaian).
6. Sarana dan Prasarana
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa sarana adalah apa
saja yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu, untuk memajukannya, atau
untuk mencapai tujuan (Badudu, 1994: 1224)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat (2008:1099) dijelaskan
bahwa prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek dsb).
17
Hal kedua yang harus dimonitor dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran
adalah sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan pembelajaran. Implementasi
kurikulum yang berbasis kompetensi mesti didukung dengan berbagai sarana dan
prasarana yang memadai. Di samping gedung untuk ruangan kelas, meja dan kursi
yang sesuai dengan jumlah siswa dan guru, ruangan kantor, laboratorium, alat
pembelajaran dan perpustakaan, diperlukan pula pengadaan prasarana penunjang
seperti tempat ibadah, kebun percontohan, koperasi, perbengkelan, studio mini,
dan lain-lain agar siswa dapat belajar melalui miniatur kehidupan yang
sesungguhnya (Rusman, 2012: 123).
Di samping sarana di atas, diperlukan pula prasarana pembelajaran, yaitu
berupa media pembelajaran. Produk-produk dari perkembangan tekhnologi
informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan hasil
pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi ini dapat berupa media cetak
maupun elektronika. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur,
poster dan sebagainya, sedangkan media elektronika meliputi komputer
multimedia, TV, radio, internet (e-learning), multimedia interaktif berbasis
komputer dan sebagainya. Melalui internet dapat diperoleh jutaan informasi aktual
yang ditampilkan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan kompetensi siswa. (Rusman, 2012: 123).
7. Metode dalam Buku Ajar Strategi Pembelajaran
Metode dalam pembelajaran merupakan cara atau teknik dalam penyajian
materi ajar. Sebagai suatu cara penyajian yang diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran, maka seorang guru atau calon guru harus memilih dan menentukan
18
metode yang digunakan. Oleh karena itu, penting memahami kedudukan dan jenis
metode yang tepat untuk menjadi pilihan dalam penyajian materi ajar pada
suasana dan kondisi yang sesuai pula. Karena metode yang tepat akan mampu
dijelaskan sebagai berikut.(Alimuddin 2011: 37)
a. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran
Dari melakukan pengaturan lingkungan agar siswa bergairah sehingga
kegiatan pembelajaran yang melahirkan situasi interaksi, guru secara saran
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dengan seperangkat teori dan
pengalaman yang dimiliki guru dikucurkannya dalam mempersiapkan program
pembelajaran secara baik dan dapat lebih sistematis.
Salah satu upaya yang dilakukan guru agar persiapan program pembelajaran
dalam penyajiannya dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
1) Metode sebagai Alat motivasi
Metode sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran, seluruh
aktivitas pembelajaran terkait dengan metode yang digunakan guru. Dalam
metode pembelajaran seorang guru jarang menggunakan satu metode, karena
mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kelemahan
masing-masing karena dalam proses pembelajaran dapat dijumpai banyak
karakter peserta didik maka dipandang perlu guru harus memahami bukan
saja satu metode pembelajaran.
2) Metode sebagai Strategi Pembelajaran
Pada pembelajaran dalam waktu tertentu tidak semua siswa mampu
berkonsentrasi penuh dan relatif lama. Daya serap siswa terhadap materi ajar
19
juga bermacam-macam, ada yang cepat, sedang, dan mungkin banyak yang
lambat.
perbedaan daya serap dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya,
maka dapat diduga bahwa memerlukan strategi pembelajaran yang tepat.
Metode merupakan salah satu jawabannya.
3) Metode sebagai Alat Pencapaian Tujuan
Tujuan adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Jika tujuannya jelas maka pengidentifikasian dan penyeleksian
sudah dapat dilakukan, mana kegiatan belajar yang harus dikerjakan dan
mana yang diabaikan, atau mana harus didahulukan dan mana harus
ditangguhkan.
Ketika tujuan dirumuskan agar siswa memiliki kemampuan
keterampilan menempel, maka metode harus dipilih sesuai tujuan, yaitu
metode latihan/penugasan.(Alimuddin.2011)
b. Pemilihan dan Penentuan Metode
Menentukan dan memilih metode dalam suatu penyajian pembelajaran diperlukan
berbagai pertimbangan, antara lain dengan bertolak pada efektivitas penggunaan
metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode.
1) Efektivitas Penggunaan Metode
Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara
metode dengan semua komponen pembelajaran yang akan diselenggarakan.
20
2) Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Tercapainya tujuan pembelajaran dalam setiap penyajian merupakan titik
senteral. Perangkat program apapun yang digunakan dalam pembelajaran
secara mutlak dituntut untuk menunjang tercapainya tujuan. Tentunya
diharapkan guru untuk membelajarkan siswa dengan perangkat yang efisien
dan efektif.
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pemilihan dan penentuan metode bagi guru didasarkan pada
pertimbangan berbagai faktor. Sebagai suatu cara atau teknik maka metode
tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka itu,
siapapun yang menjadi guru harus mengenal dan memahaminya dan
mempedomaninya ketika akan melakukan pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran.
c. Jenis-Jenis Metode
Adapun jenis-jenis metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian materi ajar melalui
komunikasi lisan. Metode ceramah praktis dalam menyampaikan materi ajar
yang sifatnya informasi dan pengertian. Pada pembelajaran seni rupa dan
keterampilan kerajinan (sifatnya praktik) metode ini lazim digunakan dalam
pengantar memasuki pembelajaran sebelum inti materi yang di ajarkan.
21
2. Metode Tanya Jawab
Format interaksi antara guru–siswa melalui kegiatan bertanya yang
dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respon lisan sehingga dapat
menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa (Darmawang, 2008: 110).
3. Metode Diskusi
Suatu kegiatan belajar mengajar yang membincangkan suatu topik atau
masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Darmawang, 2008: 112).
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah merupakan format interaksi belajar mengajar
yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau
prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain (Darmawang, 2008: 119).
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa
untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil
percobaan. Dari batasan ini dapat dilihat bahwa metode eksperimen berpusat
pada pengamatan terhadap proses dan hasil eksperimen (Winarno dalam
Darmawang, 1989: 120).
6. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah suatu format interaksi belajar-mengajar yang
ditandai adanya satu atau lebih tugas dari guru untuk dikerjakan oleh siswa
apakah secara perorangan atau perkelompok (Darmawang, 2008: 116).
22
7. Metode Latihan
Metode latihan merupakan salah satu cara untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan atau mempermahir keterampilan (motorik) tertentu.
8. Metode kerja kelompok
Kerja kelompok adalah bekerjanya sejumlah siswa baik sebagai anggota
kelas ataupun sebagai anggota kelompok guna mencapai tujuan tertentu.
Kerja kelompok ditandai dengan adanya pembagian tugas kelompok dan
adanya kerjasama antara anggota kelompok (Darmawang, 2008: 114-115).
8. Sistem Penilaian dalam Pembelajaran
a. Pengertian penilaian
Menurut arti katanya, penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah
tindakan yang telah dikerjakan sebelumnya cukup berharga atau tidak. Jadi
pada dasarnya yang dievaluasi itu adalah program, yaitu suatu kegiatan yang
direncanakan sebelumnya, lengkap dengan rincian tujuan tersebut. Aspek yang
dinilai ada dua yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan
program. Penilaian terhadap tingkat efisiensi suatu program biasanya amat
diperlukan pada program yang diulang-ulang pelaksanaannya. Program yang
terus menerus berulang biasanya disebut sistem. Ciri dari suatu program ialah
adanya masukan awal (input), proses pelaksaan mencapai tujuan program, dan
hasil yang diperoleh (output) (Alimin Umar dkk, 2008: 5).
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan darikegiatan pembelajaran secera umum. Semua kegiatan pembelajaran yangdilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Kirannya
23
merupakan suatu hal yang tidak lazim jika terjadi adanya kegiatanpembelajaran yang dilakukan seorang guru di kelas tanpa pernah diikuti olehadanya suatu penilaian. Tanpa mengadakan suatu penilaian, guru tidakmungkin dapat menilai dan melaporkan hasil pembeljaran siswa secara objektif(Nurgiantoro Burhan, 2010: 3).
Dalam panduan penilaian kelompok mata pelajaran estetika dijelaskan
bahwa penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi
tentang prestasi atau kinerja siswa. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar oleh guru
Dalam panduan penilaian kelompok mata pelajaran estetika dijelaskan
bahwa penilaian hasil belajar oleh guru bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan
secara berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek pada diri siswa, baik
aspek kognitif dan afektif, maupun psikomotorik sesuai dengan karakteristik
kelompok mata pelajaran estetika.
Setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menilai hasil belajar
siswa pada kelompok mata pelajaran estetika Panduan Penilaian Kelompok
Mata Pelajaran Estetika.
1. Penilaian pendidikan ditujukan untuk menilai hasil belajar siswa secaramenyeluruh, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, informasihasil belajar yang menyeluruh menuntut berbagai bentuk sajian, yaituberupa angka prestasi, kategorisasi, dan deskripsi naratif sesuai denganaspek yang dinilai.
2. Hasil penilaian pendidikan dapat digunakan untuk menentukan pencapaiankompetensi dan melakukan pembinaan dan pembimbingan pribadi siswa.
24
3. Penilaian oleh guru terutama ditujukan untuk pembinaan prestasi danpengembangan potensi siswa. Misalnya, seorang siswa kurang berminatterhadap kelompok mata pelajaran estetika, maka hendaknya diberi motifasiagar siswa menjadi lebih berminat.
4. Untuk memperoleh data yang lebih dapat dipercaya sebagai dasarpengambilan keputusan, perlu digunakan banyak teknik penilaian yangdilakukan secara berulang dan berkesinambungan.Dalam dunia pendidikan di Indonesia ada 3 jenis kegiatan yang seringdilakukan serupa dengan evaluasi, yaitu supervisi pendidikan, inspeksi danevaluasi pembelajaran. Supervisi pendidikan adalah pengawasan yangdilakukan oleh supervisor (pengawas atau penilik) kepada pelaksana tugasoprasional penyelenggara pendidikan seperti guru, kepala sekolah dantermasuk pengadministrasiannya dalam rangka pengawasan terhadappengajaran. Sedangkan inspeksi dalam bidang pendidikan adalahpemeriksaan dengan seksama atau kunjungan resmi oleh pihak ispektoratapakah peraturan dipatuhi, pekerjaan dilakukan sebagaimana mestinya ataukinerja penyelenggara pendidikan pada lembaga pendidikan. Kemudianevaluasi pembelajaran adalah mengadakan penilaian yang serangkaiandengan kegiatan proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah-sekolah (Alimuddin, 2007: 9).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh evaluator (guru) secara terencana
pada objek yang belajar (siswa) dengan menggunakan instrumen (alat ukur
atau tes) yang tepat dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan. Jadi evaluasi hasil belajar tidak dilakukan secara
spontan.
B. Kerangka Pikir
Dalam pelaksanaan pembelajaran penelitian tentang pelaksanaan
pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 3 Soromandi ini melibatkan berbagai
unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur
tersebut adalah latar belakang pendidikan guru, sarana dan prasarana, metode
yang digunakan, sistem penilaian hasil belajar di SMP Negeri 3 Soromandi
25
terhadap pembelajaran seni rupa. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dapat
dilihat pada bentuk skema berikut ini:
Gambar 3. Skema Kerangka Pikir
SMP Negeri 3Soromandi
Mata Pelajaran Seni Budaya
Latar belakangpendidikanGuru seni
budaya(Menggambar
kaligrfi ) dikelas IX SMP
Negeri 3Soromandi
Sistempenilaian hasil
belajar senibudaya
(Menggambarkaligrfi) di
kelas IX SMPNegeri 3
Soromandi
Sarana danprasarana dalam
pembelajaran senibudaya
(Menggambarkaligrfi) di kelas IX
SMP Negeri 3Soromandi
Metode yangdigunakan dalampembelajaran seni
budaya(Menggambar
kaligrfi ) di kelasIX SMP Negeri 3
Soromandi
Pelaksanaan pembelajaran seni rupa di kelas IX SMP Negeri 3Soromandi
Hasil Penilitian
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Variabel dan Desain Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima,
tepatnya di Desa Sampungu Kecematan Soromandi Kabupaten Bima NTB.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Peta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima(Sumber: http://www.bimakutanahku.com).
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah sasaran yang akan diteliti untuk
memperoleh data tentang seni budaya (Menggambar kaligrafi) di kelas IX
SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
26
27
Adapun variabel yang dimaksud dalam penelitian ini “Peningkatan
hasil belajar dan kesulitan yang dialami siswa kelas IX SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima dalam berlangsungnya pelajaran seni budaya”.
a. Latar belakang pendidikan guru seni budaya (Menggambar kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
b. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima.
c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
d. Sistem penilaian hasil belajar seni budaya (Menggambar kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
28
3. Desain Penelitian
Untuk lebih memperjelas mengenai penelitian ini, perlu dibuatkan
suatu desain penelitian sebagai berikut:
Gambar 5. Skema Desain Penelitian
Latar belakang pendidikanguru seni budaya
(Menggambar kaligrafi) diSMP Negeri 3 Soromandi
Metode yang digunakan dalampembelajaran seni budaya(Menggambar kaligrafi) diSMP Negeri 3 Soromandi
Sarana dan prasarana dalaampembelajaran seni budaya(Menggambar kaligrafi) diSMP Negeri 3 Soromandi
Sistem penilaian hasil belajarseni budaya (Menggambarkaligrafi) di SMP Negeri 3
Soromandi
Pengolahandan analisis
data
Kesimpulan
PengumpulanData(observasi,wawancara,dokumentasi)
29
4. Definisi Operasional Variabel
Untuk lebih memperjelas ruang lingkup setiap variabel, maka variabel
ini perlu didefinisikan, yaitu sebagai berikut:
1. Latar belakang pendidikan guru seni budaya (Menggambar kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima adalah jenjang
pendidikan yang sesuai dengan disiplin ilmu bidang studi guru seni
budaya (Menggambar kaligrafi) yang mengajar di kelas IX SMP Negeri
3 Soromandi Bima.
2. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(menggambar kaligrafii) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima adalah segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan
pembelajaran seni budaya (Menggambar kaligrafi).
3. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(Menggambar kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima adalah suatu teknik yang dipilih oleh guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran seni rupa.
4. Sistem penilaian hasil belajar seni budaya (Menggambar kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi kabupaten Bima adalah sebagai
umpan balik bagi seluruh proses belajar mengajar sebagai petunjuk
keberhasilan pembelajaran seni rupa.
30
5. Subjek/Objek Penelitian
Subjek terhadap penelitian ini adalah guru seni budaya (Menggambar
Kaligrafi) itu sendiri yang akan di wawancara secara langsung di tempat
penlitian di SMP Negeri 3 soromandi kabupaten bima.
Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan diteliti.
Objek dari penelitian ini adalah keseluruhan dari pelaksanaan pembelajaran
seni budaya (menggambar kaligrafi) serta faktor penunjang pembelajaran
baik sarana prasarana dan metode yang digunakan oleh guru dalam
mengembangkan mata pelajaran seni budaya itu sendiri. Jumlah siswa
dijadikan objek dalam penelitian ini adalah 25 orang. Dalam penelitian ini
difokuskan satu kelas yaitu di kelas IX agar Penelitian ini lebih terarah.
Adapun penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten
Bima.
a. Prosedur penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus dijelaskan di bawa ini:
1) Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut:
31
a. Mengkaji kurikulum kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi lalu
Menyusun rencana pembelajaran.
b. Menentukan dan menetapkan masalah dalam materi sesuai
dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.
c. Menyediakan buku/alat yang relevan dengan masalah.
d. Membuat lembar observasi untuk melihat apakah kondisi
belajar-mengajar di kelas berjalan dengan baik.
e. Membuat alat bantu untuk mengajar.
f. Membuat soal ulangan harian (evaluasi) untuk melihat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan
materi yang diberikan.
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini tindakan dilaksanakan pada setiap tatap muka.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.) Menjelaskan konsep, prinsip yang mendasari masalah yang
diberikan.
2.) Memberikan soal kepada siswa untuk dijadikan tugas.
3.) Jika siswa mengalami kesulitan, maka guru membantu melihat
masalah tersebut dengan konsep yang mendasarinya, tetapi guru
tidak memutuskan masalah tersebut.
32
4.) Memberikan soal seni rupa untuk di kerjakan di rumah.
5.) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum jelas dalam materi yang diberikan, kemudian
guru menjelaskannya.
6. Teknik pengumpulan data
a. Penelitian pustaka
Penelitian pustaka dilakukan untuk memperoleh data skunder
berupa asumsi dan teori yang berhubungan erat dengan seni budaya
(Menggambar Kaligrafi), sehingga hasil penelitian lapangan dapat akurat
dengan adanya penelitian pustaka. Hal ini sangat penting dilakukan
sebagai upaya untuk landasan teori yang digunakan dalam penelitian
selanjutnya.
b. Penelitian lapangan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer tentang
pelaksanaan pembelajaran hasil belajar siswa dalam Menggambar
Kaligrafi. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan
instrument sebagai berikut:
33
1) Observasi
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke tempat berkarya seni kerajinan
Menggambar Kaligrafi pada kelas yang di ajarkan. Di samping itu,
observasi dilakukan juga pada karya-karya siswa yang telah dipamerkan
atau karya yang telah dinilai oleh pendidik.
2) Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang yang dijadikan sasaran
penilaian.
3) Dokumentasi
Dokumentasi yakni teknik yang dilakukan dengan cara pengambilan
data dari dokumen yang ada serta pengambilan gambar melalui kamera
atau foto pada karya sebagai salah satu objek penelitian.
34
7. Teknik analisis data
Data yang diperoleh yaitu data kualitatif dan data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Untuk data kuantitatif
dikategorisasikan sesuai dengan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional (Mahfuzh, 2010: 39), sebagai berikut:
Tabel 1 Kategorisasi Standar Departemen Pendidikan Nasional
Kriteria IndikatorPencapaianKompetensi
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Baik sekali 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang 1
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
Mengacu pada bab terdahulu, di mana di dalamnya dianggap penting
dalam penelitian ini, penulis telah menguraikan tentang tujuan, manfaat maupun
metode penelitian. Maka pada bab ini merupakan bab inti, penulis akan
menyajikan pengumpulan data.
Dari hasil penelitian yang dilakukan sampai tanggal 3 Januari 2015 di
SMP Negeri 3 Saromandi Kabupaten Bima, yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran seni budaya (Menggambar kaligrafi) di sekolah tersebut, penulis
memperoleh data sebagai berikut:
1. Latar Belakang Pendidikan Guru Seni Budaya (Menggambar Kaligrafi) diSMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Berbicara masalah pendidikan dan pengajaran tidak lepas pula dari proses
belajar mengajar yang merupakan inti dari pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran, yang menjadi pemeran utama dalam pelaksanaan tersebut adalah
guru, oleh karena itu pelaksanaan proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil apabila ditunjang dengan mutu, artinya bahwa seorang guru haruslah
benar-benar mampu dalam penguasaaan materi pembelajaran yang akan
diajarkan kepada siswa. Tetapi sebaliknya seorang yang mengajarkan mata
pelajaran yang dibawakan kemudian materi tersebut tidak dikuasai maka yang
akan terjadi adalah kesimpangsiuran akibat tidak ada relevansi antara
35
36
kemampuan guru dengan tujuan utama pembelajaran tersebut. Hal ini akan
menimbulkan dampak negatif pada siswa dalam hal pemahaman materi
pembelajaran sampai kepada tahap penguasaan materi pembelajaran itu sendiri.
Seperti juga yang dialami oleh guru yang selama ini bertugas sebagai guru
bidang studi seni budaya di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima, sebagai
guru yang hanya memiliki latar belakang pendidikan Biologi S1 IKIP Mataram,
maka hal ini sangatlah memberikan efek minim pada proses belajar mengajar
bidang studi seni budaya khususnya seni rupa. Dan adapun profil guru yang
mengajar seni budaya di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima:
Profil Guru Mengajar Seni Budaya (Menggambar Kaligrafi) Di SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima
Nama : Syarif, S.Pd
Tempat tanggal lahir : Sampungu, 20 Juli 1986
Pekerjaan : Guru Pengajar Seni Budaya
Pendidikan : Pendidikan Biologi SI IKIP Mataram
Alamat : Desa Sampungu Kec.Soromandi
2. Keadaan Sarana dan Prasarana dalam Pelaksanaan Pembelajaran SeniBudaya (Menggambar kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi KabupatenBima
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, salah satu faktor yang
paling menentukan adalah keadaan sarana dan prasarana yang menjadi
penunjang dalam kegiatan pembelajaran seni rupa. Sudah diketahui bersama
37
bahwa seni budaya, terlebih khusus seni rupa tidak hanya difokuskan pada suatu
ruang keadaan yang disebut teori tetapi seni rupa secara esensial adalah
kemampuan secara teknis. Dengan pertimbangan demikianlah maka penulis
sangat mengedepankan permasalahan tentang sarana dan prasarana yang
menjadi salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran
seni budaya khususnya seni rupa. Untuk mengukur suatu keberhasilan proses
pembelajaran seni rupa yaitu dengan mengacu kepada suatu indikator bagi
kemampuan siswa yang belajar dari tidak tahu menjadi tahu, sarana sangat
menentukan dalam proses pebelajaran apalagi kemampuan siswa belajar dalam
kemampuan secara teknis, sarana dalam hal ini adalah alat penunjang atau
pendukung proses belajar mengajar adalah alat dan bahan seni rupa yang harus
siswa ketahui dan pahami baik secara teoritis maupun praktis. Alat dan bahan itu
sendiri haruslah siswa ketahui secara keseluruhan mulai dari penamaan, jenis
dan penggunaannya, dengan demikian akan lebih mudah siswa untuk
menekuninya secara totalitas.
Adanya sarana pembelajaran mempunyai arti yang penting bagi guru,
karena dalam kegiatan proses belajar mengajar, ketidak jelasan materi pengajaran
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan sarana sebagai perantara.
Kerumitan bahan ajar yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan
dengan bantuan sarana sehingga kemungkinan siswa akan jauh lebih mengerti.
Sarana dapat mewakili hal yang kurang mampu guru utarakan melalui penjelasan
secara teoretis, bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan
38
menghadirkan sarana yang dimaksud, dengan demikian siswa dapat dengan
mudah mencerna materi pengajaran.
Tabel 1 Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas 1XSMP Negeri 3 Soromandi.
Statistik Nilai Statistik
Jumlah siswa
Nilai maksimum
Nilai minimum
Nilai Rentang
Nilai rata-rata
25
90
65
25
6.44
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar seni budaya
gambar kaligrafi adalah 90 nilai maksimun dan 65 nilai minimum dari 25 siswa dan
di peroleh nilai rata-rata 6.44
Apabila nilai hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil BelajarSiswa Kelas 1X SMP Negeri 3 Soromandi.
Skor Frekuensi Persen Kategori
0 – 39
40 – 54
55 – 74
75 – 89
90 – 100
0
0
9
14
2
0%
0%
36%
56%
8%
Rendah sekali
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi sekali
Jumlah 25 100
39
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa dari 25 siswa kelas IX yang
mengikuti praktik terdapat 0 siswa (0%) masuk dalam kategori rendah, 9 (36%)
masuk kategori sedang, dan 14 siswa (56%) masuk kategori tinggi, dan 2 siswa (8)
masuk kategori sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 1 nilai rata-rata siswa adalah 6.44. Jika nilai rata-rata
tersebut dikonsultasikan dengan kategori sesuai dengan tabel 2, maka hasil belajar
siswa pada masuk kategori berhasil.
Jumlah siswa yang tuntas atau memperolah nilai di atas atau sama dengan
KKM adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase KetuntasanBerdasarkan KKM Hasil Belajar Siswa Kelas
IX SMP Negeri 3 Soromandi.
Skor Frekuensi Persen Kategori
0,00 – 64,99 0 0% Tidak tuntas
65,00 – 100,00 25 100% Tuntas
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 3 diperoleh bahwa dari 25 siswa yang mengikuti tes
dinyatakan tuntas atau memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65 (N ≥
65).
Metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru turut menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran yang diharapkan. Metode yang tepat akan
memberikan hasil belajar yang diharapkan atau sesuai dengan target yang
diharapkan. Sedangkan metode yang tidak sesuai akan menyebabkan
40
pembelajaran tersebut kurang berhasil atau tidak sesuai dengan target kurikulum,
oleh sebab itu guru dapat dikatakan berhasil apabila mampu menyampaikan
materinya dengan menggunakan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru
dalam proses belajar mengajar mampu merangsang serta membangkitkan motivasi
serta minat siswa dalam mengikuti pelajaran yang disampaiakan oleh guru.
Efektivitas pembelajaran seni budaya (Menggambar kaligrafi) dalam
pelaksanaannya, guru menggunakan metode yamg dianggap praktis saling
berkaitan satu sama lain, diantaranya adalah metode cearamah, tanya jawab,
penugasan, demonstrasi, serta latihan.
Mengenai metode ceramah dan tanya jawab, guru menerapkan secara
beriringan, dalam artian pada saat guru menjelaskan materi atau bahan pengajaran
juga menyisipkan pertanyaan-pertanyaan yang dianggap penting untuk diketahui
siswa. Demikian pula sebaliknya, guru melakukan tanya jawab, guru juga
mengiringi dengan ceramah, akan tetapi dalam pelaksaan prakteknya metode
mengajar ini tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari
berbagai fungsi metode mengajar lainnya seperti:
a. Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah cara penyampaian materi ajar melalui
komunikasi lisan. Metode ceramah praktis dalam menyampaikan materi
ajar yang sifatnya informasi dan pengertian. Pada pembelajaran seni rupa
dan keterampilan kerajinan (sifatnya praktik) metode ini lazim digunakan
dalam pengantar memasuki pembelajaran sebelum inti materi yang di
ajarkan.
41
b. Tanya Jawab dan Tugas.
Format interaksi antara guru–siswa melalui kegiatan bertanya yang
dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respon lisan sehingga dapat
menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa (Darmawang, 2008:
110).
c. Metode Diskusi.
Suatu kegiatan belajar mengajar yang membincangkan suatu topik
atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Darmawang,
2008: 112).
d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah merupakan format interaksi belajar
mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan,
proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain
(Darmawang, 2008: 119).
3. Sistem Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Seni Budaya (Menggambarkaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Keberhasilan suatu pembelajaran pendidikan seni budaya (Menggambar
kaligrafi) pada suatu sekolah tidak akan diketahui tanpa adanya suatu sistem
penilaian dalam proses belajar mengajar. Adapun sistem penilaian hasil belajar
pendidikan seni budaya (Menggambar kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima yaitu : tes praktek, penugasan, dan tes lisan. Bahkan yang perlu
dilihat dan nilai dari siswa dalam pembelajaran seni rupa adalah:
42
1. Aspek kognitif yaitu
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek,
yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa
ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
43
2. Aspek afektif (kemampuan mengapresiasi) yaitu
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan
kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang,
yaitu:
1. Menerima atua memperhatikan
2. Menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi aktif”
3 Menilai atau menghargai
4. Mengatur atau mengorganisasikan
5. Karakterisasi dengan suatu nilai atau
komplek nilai
3. Aspek psikomotorik (kemampuan daya cipta) yaitu
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
44
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis,
menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
1) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik
selama proses pembelajaran praktik berlangsung,
2) Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes
kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,
dan sikap,
3) Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam
lingkungan kerjanya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penyajian hasil penelitian di atas, peneliti telah mengungkapkan
analisis dan penelitian yang pada prinsipnya mencangkup empat persoalan
pokok, yaitu: latar belakang pendidikan guru, keadaan sarana dan prasarana
sebagai faktor pendukung dan penghambat, metode yang digunakan, sistem
penilaian hasil belajar dan akan terurai sebagai berikut:
1. Latar Belakang Pendidikan Guru Seni Budaya (Menggambar kaligrafi) diSMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada siswa di sekolah, guru adalah yang paling berkompeten
dalam profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya guru dapat menjadikan
siswa menjadi orang yang tidak tahu menjadi tahu.
45
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar
Belakang kehidupan mereka masing-masing sebelum menjadi guru. Kepribadian
guru diakui sebagai aspek-aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari kerangka
keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan siswa menjadi orang yang
berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Dari kepribadian itulah yang
mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru-guru perlihatkan ketika
melaksanakan tugas mengajar di kelas.
Pandangan guru terhadap siswa akan mempengaruhi kegiatan mengajar
guru di kelas. Guru yang memandang siswa sebagai makhluk individual dengan
segala perbedaan dan persamaanya, akan berbeda dengan guru yang memandang
siswa sebagai makhluk sosial yang perlu pendekatan dengan cara bijaksana.
Perbedaan pandangan dalam melihat siswa ini akan melahirkan pendekatan yang
berbeda pula, tentu saja hasil proses belajar mengajarnyapun berlainan.
Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran seni rupa di SMP
harus mengacu pada tujuan umum pendidikan seni budaya (Menggambar
kaligrafi) di sekolah-sekolah, maka seorang guru dituntut untuk :
a. Mengembangkan kepekaan artistik dan sensitivitas estetika siswa.
b. Mengembangkan kemampuan berfantasi dan kreatifitas (daya hayal
dalam rangka menunjang daya cipta ).
c. Memberikan fasilitas yang memadai untuk pengembangan ekspresi siswa.
d. Memberikan keterampilan dalam berkarya seni kepada siswa
46
e. Membekali siswa dengan kemampuan psikologis dalam rangka
membentuk siswa menjadi manusia seutuhnya agar dapat berpartisipasi
penuh dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu, guru perlu mempelajari dunia kesenian khususnya seni
rupa secara utuh sebagai bekal untuk mendidik. Diketahui bahwa siswa sesusia
siswa tingkat SMP berada pada fase pengembangan diri dalam perkembangan dan
keintelektualitas, termasuk siswa di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima
berada pada tahapan tersebut.
Pengaruh perkembangan tersebut memberikan pengaruh kepada tingkat
keingintahuan siswa menjadi lebih kritis dan realistis, bahkan mereka lebih
percaya kepada hal-hal yang lebih rasional, dan secara psikologis kehidupan
social siswa lebih meningkat dan siswa pun akan lebih menyadari eksistensi
lingkungannya, sehingga aspek perkembangan tersebut nampak pengaruhnya pada
kemampuan estetika siswa termasuk kemampuannya dibidang seni rupa, dan
dalam mengajarkan siswa termasuk kemampuannya dibidang seni rupa, dan
dalam mengajarkan siswa kemampuan berseni rupa baik secara teoritis maupun
praktis, latar belakang pendidikan guru sangat berperan dalam mengembangkan
kemampuan siswa.
Latar belakang pendidikan guru Seni Budaya (Menggambar Kaligrafi) di
SMP Negeri 3 Soromandi adalah S1 Jurusan Biologi Fakultas MIPA di IKIP
Mataram dengan demikian guru di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima
47
beranggapan bahwa latar belakang pendidikan yang kurang tentang pengetahuan
seni rupa memberikan pengaruh terhadap proses belajar mengajar di dalam kelas.
2. Sarana dan Prasarana dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya(Menggambar kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Realisasi dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, pemerintahan
dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai upaya
antara lain: pembangunan dan pengadaan fasilitas pendidikan berupa sarana dan
prasarana pembelajaran.
Salah satu yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar di
sekolah dengan baik adalah sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah-
sekolah. Dalam proses pembelajaran seni budaya (seni rupa) di SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima guru menggunakan sarana dan prasarana yaitu:
a. Sarana
1) Ruangan kelas
2) Papan tulis
3) Kursi dan meja sesuai dengan jumlah siswa dan guru
b. Prasarana
1) Buku-buku paket
2) Komputer
3) Gambar-gambar atau foto yang dikumpulkan dalam bentuk klipping
sebagai bahan referensi
Penerapan materi pelajaran pada setiap pokok bahasan guru terlebih
dahulu memperhatikan apa yang terkandung di dalam materi tersebut, baik berupa
48
gambar maupun tulisan yang terdapat di dalamnya, kemudian dijelaskan dan
diperagakan sesuai dengan pokok bahasan yang menjadi materi pembelajaran,
selanjutnya siswa memperaktekan materi tersebut baik secara kelompok maupun
perorangan.
Sumber pembelajaran yang sesungguhnya banyak terdapat di lingkungan
sekitar, dan sumber belajar tersebut dapat dikelompokan menjadi: manusia, buku,
perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan itu sendiri.
Karena itu sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tembat dimana bahan pengajaran tersebut ada untuk proses belajar
seseorang.
Media pendidikan sebagai sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan
yang digunakan oleh tenaga pengajar menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
siswa. Dalam menerangkan suatu benda, tenaga pengajar dapat menghadirkan
secara langsung ke hadapan siswa di dalam kelas, dengan menghadikan bendanya
seiring dengan penjelasan mengenai benda tersebut dijadikan sebagai sumber
belajar.
Pendidikan dimasa lalu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi
siswa sehingga dalam kegiatan proses belajar mengajar masih cenderung
tradisional dikarenakan perangkat teknologi yang masih minim dan sangat
terbatas dimana perangkat tersebut belum memasuki dunia pendidikan, tetapi
berbeda dengan keadaan dalam dunia pendidikan sekarang dimana penyebaran
perangakat pembelajaran terkombinasi dengan perangkat teknologi yang semakin
49
mudah didapatkan di sekitar kita sehingga dengan mudah menjadi salah satu alat
penunjang pendidikan di setiap sekolah-sekolah dan di kota-kota besar teknologi
dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah diperagakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang telah disepakati
sebagai media itu tidak hanya sebagai alat bantu tetapi juga sebagai sumber
belajar dalam proses belajar mengajar.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagi alat bantu, auditif, visual dan
audio visual. Penggunaan jenis-jenis media belajar tersebut harus disesuaikan
dengan perumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan kompetensi
tenaga pengajar itu sendiri sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
Anjuran agar menggunakan media dalam pengajaran sukar dilaksankan
di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima disebabkan sarana dan prasarana
tidak mendukung, penyebabnya adalah masalah dana yang tidak mencukupi
untuk pengadaan tersebut. Menyadari akan hal itu maka guru tidak bisa
memaksakan kehendak kepada siswa untuk membelinya, tetapi cukup membuat
atau mengadakan media yang sederhana yang sifatnya tradisional yang mudah
didapatkan disekitar lingkungan siswa, dan selanjutnya yang menjadi kendala
adalah siswa tidak terlalu mengenal tentang seni rupa yang secara umum telah
dipelajari oleh sekolah-sekolah lain.
Mengenai ruangan khusus untuk pembelajaran seni rupa, itupun belum
dimiliki sehingga sangat terasa kesulitan untuk menyeimbangkan antara
pelajaran yang bersifat teoritis dengan pelajaran yang bersifat praktis. Untuk
50
lebih lancarnya pelaksanaan pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima dengan baik, maka salah satu cara yang perlu dan harus
diperhatikan adalah pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran seni rupa.
Diantaranya adalah penambaan inventaris alat dan bahan seni rupa yang standar
untuk dipelajari oleh siswa SMP, ruangan khusus untuk menyimpan alat dan
bahan seni rupa tersebut dan pengadaan ruangan khusus untuk pembelajaran
praktek seni rupa
3. Metode yang Digunakan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya(Menggambar kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Untuk penggunaan metode-metode pengajaran, terkadang guru harus
menyesuaikan dengan situasi siswa baik di dalam lingkungan sekolah ataupun di
luar lingkungan sekolah.
Adapun metode yang digunakan yaitu metode yang umum digunakan
seperti : metode ceramah, metode tanya jawab, metode penugasan dan metode
demonstrasi. Dari keempat metode tersebut guru lebih banyak menerapkan
metode penugasan dan demonstrasi. Siswa akan lebih tertarik dengan metode
demonstrasi karena dapat melihat langsung dan menikmati cara penggunaan alat
dan bahan yang diperagakan/diperlihatkan kemudian berlanjut dengan metode
penugasan mempergunakan alat dan bahan tersebut sesuai kemampuan masing-
masing siswa yang berhubungan dengan seni rupa. Di samping itu sekaligus
memberikan latihan mental secara langsung kepada siswa agar tidak kaku dalam
berhadapan langung dengan orang banyak sekaligus memberikan kesempatan
51
untuk membuat karya seni yang sesuai dengan kemampuan siswa dalam
mengembangkan bakat dan minatnya masing-masing.
Mengenai praktek dengan cara menggunakan keempat metode mengajar ini, guru
tidaklah menggunakannya satu persatu, akan tetapi guru melakukannya dengan
mengkombinasikannya dengan metode-metode mengajar lainnya.
a. Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas
Mengingat metode ceramah banyak memiliki kekurangan-
kekurangan maka penggunaannya harus didukung oleh alat dan media yang
ada. Karena itu setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun
sebaliknya. Pelaksanaan tanya jawab sesuai dengan materi yang dibahas
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan.
Tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya tugas membuat kesimpulan
dari materi yang telah diajarkan, memberikan tugas pekerjaan rumah, materi
diskusi dan sebagainya. Berikut ini adalah gambaran kegiatan pelaksanaan
dari jenis metode tersebut.
52
No Langkah Jenis kegiatan pembelajaran
1 Persiapan Menciptakan kondisi belajar siswa.
2 Pelaksanaan Penyajian, tahap guru menyampaikanbahan pelajaran (metode ceramah)Memberikan pengertian/penjelasansebelum latihan dimulai (metodeceramah)
Memberikan kesempatan kepada siswauntuk bertanya (metode tanya jawab).
3 Evaluasi Memberikan tugas kepada siswa
(metode penugasan).
Megadakan penilaian terhadap
pemahaman siswa mengenai bahan
yang telah diterimanya mengenai tes
lisan dan tulisan atau tugas lain
Gambar 6. Tabel Kegiatan Pembelajaran Seni budaya(Menggambar kaligrafi) SMP Negeri 3 Soromandi
b. Ceramah dan demonstrasi
Demonstrasi di sini dimaksudkan untuk memperagakan suatu
keterampilan yang akan dipelajari siswa, misalnya belajar menggambar dan
melukis. Siswa sebelum berlatih menggambar dan melukis terlebih dahulu
diberikan penjelasan tentang fungsi-fungsi alat dan bahan sebelum mulai
menggambar ataupun melukis, kemudian guru memberikan contoh dengan
mempraktekan cara menggambar ataupun melukis yang dimaksud. Setelah
siswa memperhatikan demonstrasi tersebut kemudian barulah siswa
melaksanakan latihan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
53
Tujuan dari ceramah adalah untuk memberikan penjelasan kepada siswa
mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya.
No Langkah Jenis kegiatan pembelajaran
1 Persiapan Menyediakan peralatan yangdiperlukan
Menciptakan kondisi anak untukbelajar
2 Pelaksanaan Memberikan pengertian/penjelasansebelum latihan dimulai (metodeceramah)
Mendemonstrasikan proses atauprosedur pelajaran itu oleh guru dansiswa mengamatinya
Siswa diberi kesempatan mengadakanpertanyaan
3 Evaluasi Guru bertanya kepada siswa mengenaimateri yang diajarkan.
Gambar 7. Tabel Kegiatan Pembelajaran Seni budayaMenggambar kaligrafi SMP Negeri 3 Soromandi
Mengingat keterbatasan kemampuan siswa, maka guru mengambil
inisiatif dengan menggunakan metode-metode pembelajaran seni rupa
berdasarkan keluasan yang diterapkan oleh kurikulum berbasis kompetensi
yang memberikan kewenangan kepada guru untuk memilih salah satu cabang
pendidikan seni untuk diajarkan dan diterapkan kepada siswa di dalam kelas
4. Sistem Penilaian Hasil Pembelajaran Seni Budaya (Menggambar kaligrafi)di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
Adapun sistem penilaian hasil pembelajaran seni rupa yang dipergunakan
di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima ini adalah guru menggunakan
sistem yang sifatnya umum dalam artian sama dengan mata pelajaran yang lain
54
yaitu dengan mengambil pedoman kepada tujuan pendidikan di sekolah-sekolah
umum. Sistem penilaian hasil pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima ini guru menggunakan sistem penilaian
pembelajaran sebagai umpan balik bagi seluruh proses belajar mengajar sebagai
petunjuk keberhasialan apabila daya serap terhadap bahan pelajaran yang
diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun secara
kelompok, serta dapat dilihat pada diri siswa melalui aspek kognitif, aspek
afektif dan aspek psikomotorik.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan pembelajaran
tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan
ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis
penilaian yanag digunakan sebagai berikut
a. Tes Praktik
Tes praktik, juga bisa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian
yang menuntut siswa mendemonsrasikan kemahirannya.
b. Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut siswa
menyelesaikannya di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat
diberikan dalam bentuk individual atau kelompok.
c. Tes Lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka
antara siswa dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban
diberikan secara lisan dan spontan.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaaan pembelajaran seni
budaya di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan guru seni rupa yang mengajar di SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima. latar belakang pendidikan S1 Jurusan Biologi
Fakultas MIPA di IKIP Mataram.
2. Keadaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(Menggambar Kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima
kurang memadai sehingga menghambat kelancaran proses belajar mengajar.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya (Menggambar
Kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima adalah metode
ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan penugasan.
4. Sistem penilaian hasil belajar pendidikan seni budaya (Menggambar
Kaligrafi) SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima yang digunakan adalah
jenis tes praktik, penugasan dan tes lisan.
55
56
B. Saran
1. Disarankan kepada instansi yang terkait dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional sebaiknya memberikan perhatian yang lebih kepada pengadaan alat-
alat dan bahan dalam seni rupa sebagai media yang sangat efektif dalam proses
belajar mengajar, masih sangatlah minim untuk dikategorikan sebagai media
yang ikut menunjang proses untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan target
yang diinginkan.
2. Kepada pihak sekolah kiranya dapat mengupayakan terpenuhinya sumber
belajar yang diperlukan pada pelaksanaan pembelajaran khususnya seni rupa.
3. Disarankan agar peneliti yang berminat dapat melanjutkan penelitian ini karena
penulis dalam penelitian ini belum dapat mengambil data secara keseluruhan
dengan kata lain belum dapat dikatakan sempurna.
57
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Verry. 2004. Cara Mudah Menggambar Pakai Pensil. Jakarta : KawanPustaka.
Abdullah, MS. 1990. Materi Kuliah Interaksi Belajar Mengajar. Ujung PandangIKIP Ujung Pandang.
Adam, Rahma, A. 2006. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Musik Kelas IX di SMPNegeri 2 Rumbia Jeneponto.
Alimuddin, 2011. Buku Ajar Strategi Pembelajaran Seni Rupa. DepartemenPendidikan Nasional. Universitas Negeri Makassar.
Alimuddin, 2007. Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Negeri Makassar.
Badudu dkk, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan pertama. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Bell, Gredler, Margare. 1991. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajawali.
Burhan Nurgiyantoro, 2010. Penilaian Pembelajan Bahasa Berbasis Kompetensi.Edisi pertama. Yogyakarta.
Darmawang, 2008. Strategi Pembelajaran Kejuruan. Cetakan pertama. Makassar:Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Haling, Abd, dkk. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan PenerbitUNM.
Haris. 2007 : 3-4. Estetika Panduan Penilaian Kelompok. Makassar : Badan PenerbitUNM.
Mappanganro. 2010. Pemilihan Kompetensi Guru. Makassar: Alauddin Press.
Moeliono, Anton, M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Patombongi, A. Wardihan, dkk. 2008. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia.Makassar: Badab Peberbit UNM.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman, dkk, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Sobandi B, 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Cetakanpertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
3941
57
58
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung. Alfabeta.
Suryosubroto, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Cetakan kedua. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif KTSP, EdisiPertama, Cetakan Ketiga. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Umar Alimin, dkk, 2008. Penilaian pembelajaran. Cetakan Pertama Makassar:Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
60
DEPAN SMP NEGERI 3 SOROMANDI
Gambar 7 Papa Depan SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 15 November 2014
61
DOKUMENTASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 SOROMANDI
Gambar 8. Suasana belajar mengajar SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 15 November 2014
Gambar 9. Suasana sekolah SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah )Tanggal 22 November 2014
Gambar 10. Suasana belajar mengajar kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 13 Desember 2014
62
Hasil Karya siswaNama: AnitaKelas: 3Tugas IndividuNama Karya: ALLAH
Gambar 11. Hasil Karya Siswa SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah)Tanggal 15 November 2014Nama:Abdul RizalKelas: 3Tugas Individu
Nama Karya: Bismillahirahmanirrahim
Gambar 12. Hasil Karya Siswa SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah )Tanggal 15 November 2014
63
Hasil Karya SiswaNama: IrwansyahKelas: 3Tugas IndividuNama Karya: Allah Hu”Akbar
Gambar 13. Hasil Karya Siswa SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah )Tanggal 15 November 2014
Nama: Ayu Andira
Kelas: 3
Tugas Individu
Nama Karya: Muhammad
Gambar 14. Hasil Karya Siswa SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah )Tanggal 15 November 204
64
SARANA DAN PRASARANA
Gambar 15. Sarana dan prasaran SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah )Tanggal 22 November 2014
Gambar 16. Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Soromandi.(Dokumentasi Dedi Romansyah )Tanggal 22 November 2014
65
NAMA-NAMA SISWA KELAS 3
SMP NEGERI 3 SOROMANDI TAHUN 2014-2015
NONAMA P/L NILAI
1 Abdul Rijal L 80
2 Agusalim L 70
3 Anita P 90
4 Arif Ruslan L 80
5 Asnun L 70
6 Ayu Andira P 80
7 Budirman L 90
8 Endra Yani L 75
9 Fadlin L 80
10 Fitrianti P 90
11 Hairullah L 75
12 Husrin L 90
13 Erwin L 80
14 Irwansyah L 75
15 Joni Iskandar L 80
16 Juknil P 80
17 Khaerul Anas L 80
18 M. Irfan L 80
19 M. Nur L 70
20 Miftahuldi L 70
66
21 Nining Juliati P 75
22 Nuraisyah P 90
23 Faijin L 75
24 Nurwati P 70
25 Fatahullah L 90
67
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Dedi Romansyah,lahir di desa sampungu Kec.Soromandi
Kabupaten Bima Propinsi Nu satenggara Barat (NTB) pada
tanggal 15 Mei 1989,Putra Ke dua dari 4 bersaudara dari
pasangan Usdin dan Mu’umina.
Penulis menghabiskan masah kecil di kampung halaman
sendiri dan pertama kali mengikuti pendidikan formal pada tahun 1987 di sekolah
SWASTA (SDN) Sampungu tamat pada tahun 2001, kemudian melanjutkan
pendidikan di SLTP Negeri 1 Soromandi dan tamat pada tahun 2004
Dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA) Sinar Jaya Kota Bima dan tamat pada tahun 2008. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan ke Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) dan
diterima di Program Studi Pendidkan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP).
68
Denah sekolah SMP Negeri 3 Soromandi
11 12 13
WC
2 IPS 1 2 IPS 1 2 IPA
AULA WC R. KEPSEK & GURU WC Gudang
ggGUDANG
3 IPS 1 3 IPS 2 3 IPA WC
Musholah
Lab Perpus
kantin
Gambar 10. Denah sekolahSMP Negeri 3 Soromandi.
51
Lampiran I
PEDOMAN OBSERVASI TENTANG PELAKSAAN PEMBELAJARANSENI BUDAYA (MENGGAMBAR KALIGRAFI) DI KELAS IX SMP
NEGERI 3 SOROMANDI KABUPATEN BIMA
Penerapan metode observasi dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung tentang pelaksanaan pembelajaran seni budaya (Menggabar Kaligrafi)
di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. Pedoman observasi ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan
pembelajaran seni budaya (Menggabar Kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3
Soromandi Kabupaten Bima. Untuk maksud tersebut penulis membuat pedoman
observasi guna mendapatkan informasi yang akurat.
1. Latar belakang pendidikan guru seni budaya (Menggabar Kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
2. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya
(Menggabar Kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi
Kabupaten Bima.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya (Menggabar
Kaligrafi) di kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. .
4. Sistem penilaian hasil belajar seni budaya (Menggabar Kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima.
52
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA STUDI OBSERFASI PELAKSAANPEMBELAJARAN SENI BUDAYA (MENGGAMBAR KALIGRAFI) DI
KELAS IX SMP NEGERI 3 SOROMANDI KABUPATEN BIMA
Pedoman wawancara ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai pelaksanaan pembelajaran seni budaya (Menggambar Kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima. Untuk maksud tersebut
penulis membuat pedoman wawancara guna mendapatkan informasi yang akurat
mengenai pelaksanaan pembelajaran seni budaya (Menggambar Kaligrafi) di
kelas IX SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima, sebagai berikut:
1. Apa latar belakang pendidikan anda sebagai Guru Seni Budaya
(Menggambar Kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi?
2. Bagaimana sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran seni
budaya (Menggambar Kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi?
3. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya
(Menggambar Kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?
4. Bagaimana sistem penilaian hasil belajar Seni Budaya (Menggambar
Kaligrafi) di SMP Negeri 3 Soromandi Kabupaten Bima?