Post on 20-Jun-2015
description
Tugas Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan (EL-7090)
Pascapositivisme
Oleh: Ayi Purbasari
NIM: 33209011
Empirisme Positivisme
• John Locke • David Hume
• Henry Saint Simon • Auguste Comte
Pascapositivisme
Pengalaman merupakan
sumber pengetahuan
manusia
Puncak pengetahuan manusia adalah ilmu
positif (berdasar fakta-fakta terukur
dan teramati)
Pascapositivisme
Latar Belakang .. (1)
Pertentangan diantaranya dari tokoh-tokoh pemikir Eksakta yang merasa bahwa teori-tori
positivistik sangatlah meng-hegemonik
pemikiran mereka dan membuat ilmu pengetahuan menjadi mandek.
Positivisme: Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan fakta-fakta yang terukur dan teramati sajalah yang mungkin dapat menjadi objek pengetahuan (ilmu positif)
Latar Belakang .. (2)
Positivisme:
Menolak keberadaan segala kekuatan atau subjek di belakang fakta
Menolak penggunaan metode di luar yang digunakan untuk menelaah fakta
Dasar Pertentangan:
Fakta tidak bebas, bermuatan teori
Falibilitas teori
Fakta tidak bebas, syarat nilai
Interaksi subjek dan objek
Tokoh Pascapositivisme
Pengkritik dari positivisme ini adalah:
Karl R. Pooper dengan Teori Falsifikasi
Thomas Khun dengan Revolusi Paradigma,
Jurgen Habermas (Sekolah Frakfurt)
Richard Rorty dengan “Forms of Life”
Feyerabend dengan “Againts Methods”
Pascapositivisme
Pascapositivisme
Antipositivisme
Antifondalis
Karl R. Popper Thomas Kuhn Sekolah Frankfurt
(Jurgen Habermas)
Richard Rorty Paul Feyerabend
Neokantian
Antipositivisme
Karl R. Popper
Thomas Kuhn
Karl R. Popper.. Falsifikasi
Menolak verifikasi pembuktian teori lewat fakta-fakta
Menolak induksi penarikan kesimpulan umum melalui pengumpulan fakta-fakta konkret
Poopper:
Induksi mengabaikan fakta anomali fakta yang dapat membuktikan sebaliknya
Daripada bersusah payah mengumpulkan fakta-fakta yang membernarkan, ilmuwan lebih baik menggunakan waktunya mencari fakta anomali.
Falsifikasi ! Pengguguran suatu teori lewat fakta
Karl R. Popper.. Tiga Dunia
1. Dunia Pemikiran
Subjektif/ Gagasan
2. Dunia Objek Fisik
3. Dunia Produk
Kultural (Teori dan
Karya Ilmiah)
1
2
3
Dunia Popper
Karl R. Popper.. Evolusi Ilmu
Pengetahuan
Problem 1
Teori Tentatif
Error Elimination
Evolusioner Problem 2
Terbuka
bagi
Falsifikasi
Thomas Kuhn .. Paradigma
The Structure of Scientific Revolution (1962)
Positivisme (Popper): tesis kesatuan ilmu
Kuhn: Ilmu tidak satu, melainkan Plural
Ilmuwan selalu bekerja di bawah satu payung paradigma
yang memuat asumsi ontologis, metodologis, dan struktur nilai.
Paradigma menjadi kerangka konseptual dalam mempersepsi
semesta Tidak ada obsevasi yang netral Semua pengalaman
perseptual kita selalu dibentuk oleh kerangka konspetual yang kita
gunakan.
Thomas Kuhn .. Prinsip
Ketidakterbandingkan
Popper: akumulasi kognitif, permbandingan rasional antar teori satu dengan teori lain Satu teori dan
teori lainnya terdapat semacam kesinambungan.
Kuhn: kesinambungan antarteori adalah mustahil karena masing-masing bekerja di bawah payung
pardigmanya masing-masing prinsip ketidaksinambungan
Thomas Kuhn.. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
Paradigma 1
Ilmu Pengetahuan Normal
Anomali
Evolusioner
Paradigma 2
Krisis
Thomas Kuhn .. Diktum Relativistik
Dua ilmuwan yang bekerja pada dua paradigma
yang berbeda berada di dua dunia yang berbeda.
Adalah tidak mungkin membandingkan antara satu
pardigma dengan pardigma lain karena asumsi-asumsi
yang sama sekali berbeda.
Paradigma adalah semesta buatan hingga percuma
membandingkan dua paradgima, karena kita berbicar
tentang dunia semesta yang berbeda
Antifondalis
Richard Rorty
Paul Feyerabend
Antifondalis
Fondalis: fondas, dasar
Filsafat Barat:
• Locke
• Descartes
• Kant
Doktrin kesatuan ilmu
Logos: Herakleitos
(Segala sesuatu mengalir) Filosofis
Yunani Kuno
Fondasi Semesta Fondasi Pengetahuan Manusia
tentang Semesta
Antifondalisme
Fondalis: “Demarkasi ilmu dan non ilmu adalah pengunaan bahasa dan metode ilmiah”
Antifondalis
• Richard Rorty • Paul Feyerabend
Richard Rorty
Fondalis: melepaskan diri dari sosialitas demi objektivitas ilmu
Rorty: bagaimana kita
mengatakan ini adalah
kebenaran tanpa adanya
orang lain untuk
membenarkan?
Pengetahuan manusia bukanlah suatu cermin
semesta melainkan hasil proses interaksi manusia dan semesta yang legitimasinya tidak
berangkat dari kegiatan individual melainkan sosial
Richard Rorty
Fondalis: Individu
transedental, terlepas-
berjarak dari
sosialialitasnya
Rorty: Individu dalam forms
of life, bentukan komunitas
dimana ia tinggal yang
menentukan rutinitas,
keterbiasaan daam menentukan
yang benar dan salah.
Kebenaran harus diukur bukan berdasarkan satu patokan epistemik yang universal dan transendental melainkan berdasarkan bentuk kehidupan masing-masing komunitas
Richard Rorty
Fondalis:
Bahasa adalah batas
demakrasi antara ilmu
pengetahuan dan non
pengetahuan
Rorty:
Semesta tidaklah terberi
melainkan selalu termediasi
oleh Bahasa
Bahasa mengkontruksi
semesta, bukan
merepresentasikannya
Karya Rorty: Philosophy and the Mirror of Nature (1979)
Paul Feyerabend
Againts Method (1975)
Pada awalnya, sebagai murid Popper, Feyerabend mendukung filosofi dan prinsip falsifikasi Popper namun kemudian dia berbalik menjadi salah seorang penentang Popper.
Feyerabend berpendapat bahwa prinsip falsifikasi Popper tidak dapat dijalankan sebagai satu-satunya metode ilmiah untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Paul Feyerabend .. Pluralisme teoritis
Popper:
Setiap teori harus melalui
proses falsifikasi untuk
menemukan teori yang
benar.
Bila suatu teori dapat
ditemukan titik lemahnya
maka teori tersebut gugur.
Feyerabend:
Untuk menemukan teori
yang benar, suatu teori
tidaklah harus dicari
kesalahannya (falsifikasi)
melainkan mengembangkan
teori-teori baru.
Fokus Feyerabend kemudian berpindah ke pluralisme teoritis, yang mengatakan bahwa untuk memperbesar kemungkinan mem-
falsifikasi teori yang berlaku, kita harus mengkonstruksi teori-teori baru sebanyak mungkin dan mempertahankannya.
Paul Feyerabend .. ‘anything goes’
Menurut Feyerabend (Againts Method) Tidak ada satu metode rasional yang dapat diklaim sebagai metode
ilmiah yang sempurna.
Penerapan satu metodologi apa pun, misal metodologi empiris atau Rasionalisme Kritis Popper akan memperlambat atau menghalangi pertumbuhan ilmu pengetahuan.
‘anything goes’ yang berarti hipotesa apa pun boleh dipergunakan, bahkan yang tidak dapat diterima secara rasional atau berbeda dengan teori yang berlaku atau hasil eksperimen.
Sehingga ilmu pengetahuan bisa maju tidak hanya dengan proses induktif sebagaimana halnya sains normal, melainkan juga secara kontrainduktif.
Paul Feyerabend
Kriteria yang biasa digunakan untuk menguji kebenaran hipotesa, seperti logika dan hasil eksperimen, bukan sesuatu yang harus dipenuhi.
Logika dapat dibantah kalau ada kecurigaan bahwa teori yang berlaku berlandaskan pada asumsi-asumsi tertentu (misalnya, Newton dahulu berasumsi waktu tidak berhubungan dengan ruang, yang kemudian dibantah oleh Einstein).
Hasil eksperimen tidak perlu dipenuhi kalau dicurigai adanya kesalahan teori pengamatan.
Paul Feyerabend
Menurut Feyerabend, sebuah hipotesa atau teori
baru tidak harus memenuhi seluruh elemen dari
teori lama karena hal tersebut hanya akan
menyebabkan teori lama dipertahankan daripada
mencari teori yang benar.
Mempertahankan teori lama akan mempersempit
pemikiran sehingga tidak bisa membuka lahan teori
baru dan mengarahkan ilmu pengetahuan pada
subyektivitas, sentimen atau prejudis.
Paul Feyerabend
Teori baru akan selalu muncul dengan sangat sulit, dan akan ditentang dengan fakta-fakta yang memberatkan yang berasal dari teori lama.
Padahal teori baru ini merupakan revolusi ilmiah yang sangat penting dan sangat diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Feyerabend mengatakan bahwa dikekang oleh teori sains modern yang sedang berlaku sama saja seperti dikekang oleh ajaran dogmatik jaman pertengahan Eropa.
Dalam hal ini, ilmuwan sains modern mempunyai peran yang sama seperti kardinal Gereja jaman dahulu yang menentukan apa yang benar dan apa yang salah.
Paul Feyerabend
Prinsip falsifikasi (Popper), menurut Feyerabend, mungkin merupakan metode ilmiah yang pantas digunakan, namun banyak teori baru yang tidak diketahui cara memfalsifikasikannya.
Teori-teori yang tidak dapat dilalui proses falsifikasi masih bisa dianggap kebenaran.
Hal ini berbeda dengan Popper yang menganggap bahwa semua teori baru harus melewati proses falsifikasi dan bila gagal melaluinya maka teori tersebut tidak ilmiah dan tidak dapat dibenarkan (tidak dapat di-verifikasi).
Neokantianisme dan
Pemilahan Ilmu
Otto Liebmann
F. A. Lange
Kantianisme
akal teroritis: dunia fenomena dan bermuara pada penjelasan nomologis (berdasarkan hukum-hukum)
akal praktis: dunia noumena dan bermuara pada tindakan moral yang mensyaratkan kebebasan
Noumena: I think, I mean
Noumena = thing-in-itself tidak memilik status pengetahuan
Neokantisme
Neokantisme berupaya mengembangkan pemikiran
Kant khususnya tentang akal praktis yang
berurusan dengan dunia noumena
Neokantisme
Neokantisme hendak mendekonstruksi cara
berpikir dikotomik fenomena/noumena,
teoritis/praktis, fakta/moral dengan memusatkan
fokus perhatian pada kekayaan maknawi manusia
yang selama ini diasingkan, dimajinalisasi, dan
direduksi ke dalamdomain subjektivitas yang apabila
dilihat dari sudut pandang ilmu alam merupakan
sesuatu yang distortif, tak terukur, metafisis, ilusif
dll
Neokantisme
Mazhab
Mazhab Marburg
Mahzbah Baden
Herman Cohen Paul Natorp Ernst Cassirer
Rudolph
Herman Lotze
Windelband Wilhem Ditlhey
Mazhab Marburg
Berkembang di kota Universitas Marburg
Pendekatan epistemologi pada filsafat sehubungan
dengan analisis ilmu-ilmu secara luas
Tokoh:
Cassier: Semesta tidak sama dengan data inderawi dan
semesta tidak pernah terberi melainkan selalu merupakan
rajutan simbolik manusia yang kreatif
Ernst Cassier
Cassier: Manusia mahluk simbolik
Satu-satunya makhluk yangmampu mengambil jarak dengan rangsangan fisikalis dengan mengolahnya dalam substartum simbolik.
Proses yang kemudian menghasilkan simbol-smbol seperti bahasa, mitor, agama, kesenian, ilmu pengetahuan
Manusia tidak merepresentasikan semesta seperti adanya melainkan mengolahnya dalam bentul-bentuk simbol
Filsafat Manusia Cassier
Stimulan
Respon
Hewan Stimulan
Simbol-simbol Kultural
Manusia
substratum
simbolik
Mazhab Baden
Mahzab Heidenberg (Jerman Barat Daya)
Fokus pada konsep nilai (Rudolph Herman Lotze)
Menolak Kant dengan menempatkan nilai-nilai
dalam domain noumena
Mahzbah Baden
Pembagian Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan Alam: Disifatkan sebagai ilmu pengetahuan nomotetic (nomos = hukum) yang objeknya adalah fenomena-fenomena pengalaman yang berulang
Ilmu Pengetahuan Budaya (historis): membahas hal yang unik yang hanya satu kali terjadi Windelband
(may 11, 1848 – oct. 22, 1915)
Mahzbah Baden
Pembagian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan alam yang metodenya beruaya menjelaskan gejala-gejala yang sidatnya fisis berdsarkan keteraturan
Ilmu pengetahuan budaya yang metodenya berupaya memahami objenya dengan berupaya menemukan muatan batiniah di balik gejala-gejala perseptual semata
Dilthey, Wilhelm ( nov. 19, 1833 – oct. 1, 1911 ) Filsafat kehidupan
Max Weber
Definisi Tindakan Sosial
weber, max (april 21, 1864 – june 14, 1920) Metode Interpretasi
Tindakan yang melibatkan konteks konvensiolainstitusi-institus, adat istiada, aturan dan hukum-hkumyang diciptakan manusia denagn tujuan tertentu di benaknya
Tidakakan yang memberi seseorang tujuan guna menjustifikasi suatu aktivitas
Tindakan yang mencerminkannilai-nilai aspirasi atau ideal-ideal tertentu sebagai motifbagi aktivitas.
Max Weber: Metode Interpretasi
Karena aktivitas sosial manusia tidak pernah bisa direduksi pada hukum mekanistik semata, maka sosiolog harus mencari makna yang mendasari aktivitas tersebut.
Makna motivasi merupakan hal yang tidak kita temui di alam non manusia
Weber mengguna metode interpretassi guna memahami motif-motif yang mendasari perkembangan kapitaslime dan menemukan bahwa etika protestan-kalvinis yang mementikan sukses, indibidu, dan prestasi member dasar motivasional bagi berkembangnya kapitalisme
Kesimpulan
Kesimpulan
Falsifikasi
Paradigma
Agains Methods
Anything goes
Neokantisme dan pemilahan ilmu