Post on 31-Oct-2015
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 1/16
1
Pendahuluan
Emosi merupakan bagian dari kepribadian manusia.1 Emosi adalah ekspresi
atau respon seseorang terhadap sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, bahkan
kepada peristiwa yang dianggap akan terjadi. Daniel Goleman menyatakan,
Semua emosi, pada dasarnya, adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketikauntuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur olehevolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalamemosi.2
Goleman dengan jelas menyatakan bahwa emosi memberikan dorongan untuk
bertindak. Pernyataan tersebut memberikan pemahaman bahwa emosi membawa
kepada keinginan melakukan suatu tindakan. Pada umumnya respon emosi dapat
dikenal dari tindakan yang dilakukan. Beberapa respon atau ungkapan emosi
misalnya, marah, bahagia, sedih.3
Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah mahluk yang sangat kompleks.
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh hanyak hal, salah satu di antaranya adalah
emosi marah. Kompleksnya manusia juga diakui oleh John Powell dan Loretta Brady,
Manusia bukanlah mahluk yang sederhana. Banyak sekali bagian diri kita yang rumitdan berliku-liku. Kita melakukan pengamatan dan membentuk persepsi yangkemudian oleh pikiran dibentuk menjadi ide atau gagasan. Kemauan kita
menghasilkan emosi. Memang benar bahwa perasaan atau emosi bukanlah bagianyang terpenting dari diri kita. Perasaan atau emosi datang silih berganti, bahkankadang-kadang dengan arah yang saling berlawanan. Semua perasaan dipengaruhioleh banyak sedikitnya waktu tidur kita, kadar gula dalam tubuh, dan kadang-kadang
1Terkadang emosi merupakan “kedok ” atau imitasi yang digunakan seseorang. Lihat W.
Stanley Heath, Psikologi yang Sebenarnya (Yogyakarta: ANDI, 1995), 141. Setiap orang mempunyai
pandangan tentang manusia ideal, dan tanpa sadar, ia mencoba menampilkan dirinya sesuai
kepribadian yang ia kagumi itu. Bandingkan juga dengan pembahasan Elizabet B. Hurlock,
Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2005), 209-245. Emosi mengalami perkembangan sejalandengan perkembangan hidup.
2Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 7.
3Ekspresi emosi atau tindakan emosi dapat dikelompokkan menjadi tindakan yang positif dan
negatif. Bandingkan Oliver P. John dkk (ed.), Handbook of Personality; Theory and Research Third
Edition, (London: The Guilford Press, 2008), 252-53. Positive events involve emotions such as joy,exitement, and love; negative events about experiences of distress, sadness, fear, anxienty, anger, guilt,
shame, and the like.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 2/16
2
oleh tekanan udara. Tetapi dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, emosi-emosi ini sangat menentukan.
4
Powell dan Brady menyatakan bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian yang
rumit, diantaranya adalah emosi. Emosi bukan merupakan tindakan atau respon
manusia yang teratur. Pernyataan Powell dan Brady “perasaan atau emosi datang silih
berganti”, memberikan sebuah konsep bahwa manusia yang normal tidak mampu
untuk mempertahankan satu emosi sepanjang hidupnya.5
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah “Psikologi Kepribadian”. Selain itu untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam kepada penulis tentang berbagai permasalah yang ditemukan dalam
pelayanan. Oleh karena itu memerlukan kemampuan untuk memahami dan
memberikan jalan keluar yang dapat dilakukan.
Manfaat penulisan secara khusus untuk memberikan pemahaman mengenai
salah satu ekspresi emosi yaitu kemarahan. Menyatakan bahwa kemarahan merupakan
tindakan wajar yang bisa dialami manusia normal. Perbedaannya adalah intensitas dan
cara mengungkapkan kemarahan itu.
Dalam karya tulis ini penulis akan memfokuskan pembahasan terhadap salah
satu tindakan emosi yaitu kemarahan. Adapun penulisan akan meliputi pendahuluan
yang mencakup pembatasan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan. Pembahasan
selanjutnya meliputi definisi, penyebab, akibat, dan solusi. Tulisan ini akan diakhiri
dengan kesimpulan mengenai tindakan terhadap kemarahan secara khusus dalam
hubungannya dengan pelayanan masa kini.
Bab Satu
4John Powell dan Loretta Brady, Tampilkan Jati Dirimu (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 73.
5Pernyataan tersebut juga mengindikasikan bahwa manusia tidak mampu untuk menikmati
perasaan yang sama dalam jangka waktu yang panjang atau bahkan seumur hidupnya. Manusia selalumenampakkan emosi yang berbeda dalam kehidupannya. Hal penting yang perlu diingat adalah
perasaan atau emosi tersebut bisa dialami secara berulang-ulang sepanjang kehidupan manusia.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 3/16
3
Definisi Kemarahan
Siapapun bisa marah – marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yang baik – bukanlah hal mudah ( Aristoteles; The Nicomachean
Ethics).- Daniel Goleman, Emotional Intelligence.
Kemarahan merupakan ekspresi terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan,
tidak memuaskan, dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya
kemarahan merupakan perasaan yang dialami ketika mendapatkan sesuatu yang tidak
menyenangkan.6
Heath menyatakan, “Perasaan merupakan respon terhadap tindakan, sikon
baru, atau pertimbangan”.7 Kemarahan adalah perasaan manusia. Jika perasaan
merupakan respon terhadap tindakan, sikon baru, atau pertimbangan, maka
kemarahan juga dapat disebut respon terhadap hal yang sama.8 Kemarahan
merupakan bagian dari perilaku manusia.9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia marah berarti sangat tidak senang
(karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya); berang; gusar. 10 Kemarahan
identik dengan perasaan tidak senang karena tindakan atau perilaku yang dialami oleh
seseorang. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa marah adalah respon yang dapat
dilakukan oleh semua orang terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya.
6
Penulis secara khusus tidak membedakan antara perasaan dan emosi dalam karya tulis ini.Bagi penulis perasaan dan emosi merupakan dua kata yang memiliki kesamaan arti. Definisi yang
digunakan penulis mengacu kepada pernyataan Goleman, “Emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak”. Lihat Goleman, Emotional Intelligence, 411.
7Heath, Psikologi yang Sebenarnya, 150.
8Dalam hal ini penulis lebih menekankan kemarahan sebagai respon terhadap tindakan dan
situasi yang tidak menyenangkan.
9Bandingkan Jay C. Thomas dan Daniel L. Segal (eds.), Comprehensive Handbook of
Personality and Psychopathology; Personality dan Everyday Functioning (New Jersey: John Whiley &
Sons, 2006) , 60.
10Kamus Besar Bahasa Indonesia ( software).
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 4/16
4
Permasalahan yang dihadapi adalah kemarahan memiliki intensitas yang berbeda pada
masing-masing pribadi. Ada pribadi yang dapat mengelola kemarahan dengan tepat,
akan tetapi ada pula yang tidak dapat mengendalikannya.
Dalam lingkup sosial, kemarahan yang tidak terkendali juga dapat disebut
sebagai tindakan cepat marah. Dr. C. George Boeree menyatakan bahwa sifat cepat
marah merupakan salah satu ganggungan kepribadian yang mengarah kepada
tindakan antisosial.11 Lebih lanjut Boeree mengelompokkan kemarahan dengan istilah
anger family (keluarga kemarahan) yang meliputi marah, gusar, frustasi, benci, iri,
cemburu, muak, jijik, menghindar, dongkol.12
Pengelompokan yang dilakukan Boereer terhadap respon yang termasuk
dalam anger family memberikan pemahaman bahwa pada umumnya tindakan tersebut
adalah respon terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu marah
juga dapat disebut sebagai respon wajar yang dilakukan oleh seseorang ketika
mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Permasalahan yang dihadapi adalah apabila menyebut tindakan marah sebagai
respon wajar seseorang. Apakah setiap tindakan kemarahan atau marah dapat disebut
sebagai respon wajar? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan pernyataan, “kemarahan
itu wajar apabila diungkapkan dengan cara yang benar, kata yang tepat, dan perilaku
yang benar ”. Masalah yang sering dihadapi adalah kemarahan yang tidak
diungkapkan dengan cara yang demikian.
Bab Dua
Penyebab Kemarahan
11
C. George Boeree, General Psychology (Jogjakarta: Primashopie, 2008), 476-47.
12Boeree, General Psychology, 124.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 5/16
5
Jika otak anda menafsirkan persepsi fisik seperti kemarahan, ketakutan atau
depresi, setiap sel kekebalan tubuh anda mengenal penafsiran itu dengan
sangat cepat.
- Don Colbert, Emosi yang Mematikan.
Berdasarkan pembahasan penulis dalam bab satu mengenai definisi
kemarahan,13 maka pada umumnya kemarahan disebabkan oleh peristiwa atau
tindakan yang tidak menyenangkan. Tindakan yang tidak menyenangkan tersebut
telah dikelompokkan oleh Boereer dalam anger family.14
Kemarahan merupakan tindakan yang mengarah kepada respon yang cepat
tetapi ceroboh.15 Goleman secara implisit menyebut respon cepat tersebut sebagai
salah satu insting untuk bertahan hidup.
Pikiran emosional jauh lebih cepat daripada pikiran rasional, langsung melompat bertindak tanpa mempertimbangkan bahkan sekejap pun apa yang dilakukannya.Kecepatan itu mengesampingkan pemikiran hati-hati dan analitis yang merupakan cirikhas akal yang berpikir. Dalam evolusi, kecepatan ini sangat boleh jadi berkisar diseputar keputusan yang paling dasariah, apa-apa yang harus diperhatikan, dan, setelah
waspada, misalnya, ketika menghadapi binatang lain, melakukan keputusan kilatseperti, Apakah saya akan memakannya, ataukah binatang itu yang akan memakan
saya? Organisme yang berhenti terlalu lama untuk merenungkan jawaban ini mustahilakan punya banyak keturunan yang menjadi pewaris gen mereka yang lambat bertindak.
16
Pernyataan Goleman di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya bagi manusia,
pikiran emosional jauh lebih dominan dibandingkan dengan pikiran rasional. Oleh
karena itu respon emosional jauh lebih cepat daripada pikiran terhadap akibat dari
tindakan tersebut.
Lebih lanjut Goleman menuliskan,
13Istilah kemarahan yang dipakai penulis mengacu kepada tindakan marah. Dalam hal ini
penulis tidak memisahkan kemarahan dan marah. Keduanya mengacu kepada sebuah respon emosional
yang dilakukan oleh seseorang dengan cara marah.
14Lihat pembahasan di bab satu.
15Kemarahan yang dimaksud penulis dalam hal ini mengacu kepada tindakan seseorang yang
dengan mudah marah.
16Goleman, Emotional Intelligence, 414-15.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 6/16
6
Bekerjanya akal emosional itu untuk sebagian besar ditentukan oleh keadaan,didiktekan oleh perasaan tertentu yang sedang menonjol pada saat tersebut.Bagaimana kita berpikir dan bertindak sewaktu kita merasa romantis akan betul-betul berbeda dengan bagaimana kita berperilaku jika kita sedang marah atau ditolak.Dalam mekanika emosi, setiap perasaan mempunyai repertoar pikiran, reaksi, bahkaningatannya sendiri-sendiri. Repertoar yang ditentukan oleh keadaan menjadi palingmenonjol dalam momen-momen dengan intensitas emosi yang tinggi.17
Goleman menyatakan bahwa pikiran emosional atau dalam istilah yang
digunakan penulis “tindakan marah”18 lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebab kemarahan pada umumnya
adalah keadaan atau kondisi yang sedang dialami oleh pelaku.19
Menurut Goleman, emosi memiliki “repertoar” pikiran, reaksi, bahkan
ingatannya sendiri-sendiri. Demikian halnya dengan tindakan marah yang dilakukan
seseorang. Respon marah tidak terjadi tanpa dilatar belakangi oleh pengalaman-
pengalaman emosional sebelumnya. Dengan kata lain, ketika seseorang berada dalam
situasi yang pernah dialami sebelumnya, maka tindakan yang sama kemungkinan
besar akan dilakukan olehnya. Apabila mengacu kepada tindakan marah, maka
kemarahan yang dilakukannya merupakan “pengulangan” terhadap respon yang telah
dilakukan dalam pengalaman sebelumnya.20
Pernyataan Goleman dapat juga disebut sebagai respon/reaksi terhadap
persepsi yang dimiliki oleh pelaku kemarahan. Hal yang sama dikemukakan oleh
Powell dan Brady,
Dipandang dalam konteks ke-kini-an, emosi-emosi kita adalah reaksi psikofisik atas persepsi kita. Jika saya menerima anda sebagai seorang teman, saya akan merasaaman apabila saya bersama anda. Persepsi datang lebih awal. Emosi merupakan hasildari persepsi. Secara runtun waktu, persepsi kita yaitu cara kita melihat ataumengamati suatu benda tertentu, sebagian besar telah dibentuk oleh orang-orang dan
17Goleman, Emotional Intelligence, 420-21.
18Tindakan marah merupakan salah satu tindakan dari pikiran emosional manusia.
19Pelaku adalah orang yang melakukan tindakan marah.
20
Istilah “pengulangan” yang digunakan penulis dalam bagian ini tidak dimaksudkan untuk mengingkari kemampuan manusia untuk belajar meresponi keadaan dengan cara yang berbeda.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 7/16
7
peristiwa-peristiwa penting dalam hidup kita. Orang-orang dan peristiwa-peristiwayang mempengaruhi hidup kita.
21
Pernyataan Powell dan Brady memiliki kesamaan dengan istilah “repertoar”
yang digunakan oleh Goleman untuk menyebut tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan seseorang sebagai respon terhadap peristiwa-peristiwa yang sebelumnya
terjadi dalam kehidupannya. Adanya peristiwa yang dialami sebelumnya akan
membentuk persepsi dalam diri seseorang. Persepsi mempengaruhi cara seseorang
untuk menanggapi dan mengambil tindakan.
Persepsi pada umumnya ditentukan oleh tingkat penalaran. Oleh karena itu
dapat dinyatakan bahwa persepsi bergantung kepada tingkat pemahaman yang
dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, kognitif mengambil peranan penting dalam
persepsi seseorang.22
Berdasarkan pembahasan di atas maka ada dua penyebab utama timbulnya
respon kemarahan dalam diri seseorang. Dua penyebab yang dimaksud adalah
keadaan dan persepsi. Semakin rumit keadaan yang dialami seseorang, maka respon
yang timbul akan semakin kompleks dan mengacu kepada tindakan anarki. Demikian
halnya dengan persepsi, semakin baik persepsi seseorang terhadap peristiwa yang
terjadi, maka tindakannya juga akan semakin penuh dengan pertimbangan.
Bab Tiga
Akibat Kemarahan
Kita harus yakin bahwa diri kita adalah karunia bagi orang lain, dan bahwa
dengan membuka dirinya, orang lain menjadi karunia bagi kita.
- Powell & Brady, Tampilkan Jati Dirimu.
21Powell dan Brady, Tampilkan Jati Dirimu, 75.
22Meskipun pada kasus-kasus tertentu, tingkat kognitif sepertinya tidak ada hubungan dengan
tindakan kemarahan.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 8/16
8
Kemarahan adalah salah satu bentuk respon seseorang yang dipengaruhi
keadaan dan persepsi. Melihat kemarahan sebagai respon, maka kemarahan
merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh seseorang. Ini adalah peristiwa yang
terjadi dalam diri orang tersebut. Peristiwa tersebut tentunya mempengaruhi perilaku.
Apabila dirumuskan maka kemarahan itu dapat disebut sebagai q. Dua hal
yang mempengaruhinya yaitu keadaan dan persepsi disebut p1 dan p2. Kemarahan (q)
mempengaruhi atau lebih tepat dikatakan merangsang terjadinya perilaku (r ).
Kemarahan dapat dilihat dalam rumus berikut: p1 + p2 = q.
Jika p1 + p2 menghasilkan q, maka q sendiri akan menghasilkan p1’ + p2
’
. Ini
adalah hukum kemarahan yang berkelanjutan. Mengapa disebut berkelanjutan? Secara
logika, kemarahan yang diungkapkan dalam bentuk perilaku (r ) akan membentuk
keadaan ( p1’ ) dan ( p2’ ) pada orang lain.
Oleh karena itu p1 + p2 = q dan q = ( r ) ( p1’ + p2’ ). Penjabarannya adalah
keadaan dan persepsi memunculkan respon kemarahan, sedangkan kemarahan
menimbulkan perilaku/tindakan seseorang. Perilaku dan tindakan tersebut
menimbulkan keadaan dan persepsi yang baru bagi orang itu sendiri sekaligus bagi
orang lain. Bagi orang lain kemarahan dari orang tersebut menimbulkan keadaan dan
persepsi yang sekaligus mempengaruhi tindakannya. Ini adalah kemarahan yang
berkesinambungan dalam arti negatif.
Kemarahan akan mengakibatkan terjadinya perubahan sikap dalam diri
seseorang sekaligus perubahan sikap orang lain.23 Oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa kemarahan mempengaruhi kehidupan sosial seseorang.
23Perubahan sikap yang dialami seseorang karena tingkah laku orang lain pernah diteliti oleh
Rosenbaum dan Blake. Mereka mengadakan eksperimen untk meniliti akibat dari suatu sikap dan
tingkah laku yang dinyatakan oleh seseorang dalam keadaan kebersamaan terhadap sikap dan tingkahlaku orang lain dalam keadaan tersebut apabila menghadapi persoalan yang sama. Hasilnya adalah
bahwa dalam kebersamaan itu orang-orang mudah mengimitasi sebuah contoh (atau mudah terkena
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 9/16
9
Secara umum akibat kemarahan ada dua hal yaitu:
1. Akibat bagi diri sendiri (ke dalam), dan
2. Akibat bagi orang lain (ke luar ).
Akibat bagi Diri Sendiri
Akibat bagi diri sendiri adalah perilaku yang dapat timbul sebagai reaksi
kemarahan, misalnya memukul, merusak benda-benda, bahkan dapat merusak diri
sendiri. Akibat kemarahan (emosi) bahkan dikaitkan dengan sel-sel kekebalan tubuh
seseorang. Hal tersebut diungkapkan oleh Don Colbert,
Otak memproduksi neuropeptides – yang adalah rangkaian asam amino – dan
menyalurkannya di sekitar sel-sel saraf ke seluruh tubuh. Mereka itu seperti kunci-kunci yang cocok dengan lubang kunci molekul dari setiap sel tubuh...Otak “berbicara” kepada sel-sel kekebalan di seluruh tubuh, dan pada gilirannya, sel-selsistem kekebalan tubuh menjawab ke otak, dengan menggunakan pembahwa- pembawa pesan yang disebut neuropeptides. Jika otak anda menafsirkan persepsi
fisik seperti kemarahan, ketakutan atau depresi, setiap sel kekebalan tubuh andamengenal itu dengan cepat.24
Melihat pernyataan di atas maka kemarahan tentunya mempengaruhi
metabolisme tubuh seseorang. Kemarahan yang berlebihan tentunya akan membawa
kepada penurunan tingkat produktifitas seseorang. Kemarahan juga akan
mempengaruhi kesehatan seseorang.25
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dengan kemarahan yang tidak
diungkapkan dalam bentuk tindakan? Apakah membawa dampak bagi diri orang
tersebut? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat ditemukan dalam pernyataan
Colbert,
pengaruh sugesti dari contoh). Untuk lebih lanjut lihat W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung:
Refika Aditama, 2009), 82-84.
24Don Colbert, Emosi yang Mematikan (Jakarta: Immanuel Publishing House, 2005), 15.
25Kesehatan seseorang akan terganggu apabila kemarahan itu terus-menerus dilakukan
sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman bahkan bisa membawa kepada stress dan dendam yang berkepanjangan.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 10/16
10
Kemarahan yang ditekan atau kemarahan ekstrem kadang-kadang melejit dari pikiran bawah sadar seperti seorang kriminal melarikan diri dari penjara. Namun trauma-trauma masa kecil yang mengerikan, termasuk pelecehan seksual, fisik danemosional, penghinaan di depan umum, dan penolakan, adalah pengalaman- pengalaman yang dapat menyebabkan kemarahan dan kepedihan batin yang meledak dalam bentuk kekerasan pada suatu kelak – kadang-kadang dalam bentuk pelecehanterhadap orang lain, kadang-kadang dalam bentuk mimpi-mimpi buruk dan tidak bisatidur, kadang-kadang dalam bentuk tetesan air mata yang tiada henti, kadang-kadangdalam berbagai bentuk yang budaya kita namakan sebagai kesintingan: teriakankemarahan, penyiksaan diri dan sebagainya.
26
Kemarahan yang dipendam tidak berarti kemarahan tersebut tidak akan pernah
diungkapkan. Kemarahan yang terpendam suatu saat akan meluap. Hal ini sangat
berhubungan erat dengan respon kemarahan itu sendiri. Pada dasarnya kemarahan
selalu membawa kepada keinginan untuk bertindak. Oleh karena itu hanya masalah
waktu ketika kemarahan itu akhirnya akan diekspresikan dalam bentuk tindakan.27
Lebih lanjut Colbert manyatakan,
Orang-orang yang memendam emosi negatif, khusunya kemarahan dan permusuhanselama bertahun-tahun, tidak perlu berbuat banyak untuk melepaskannya. Cercaanyang kecil sekalipun – seorang pengemudi yang memotong jalan, seseorang di tempatkerja mengkritiknya, seseorang yang mengabaikan kehadirannya, dapat menyebabkansuatu ledakan yang melampaui suatu tanggapan normal.28
Kemarahan yang dipendam justru akan membawa dampak yang semakin
buruk bagi diri seseorang. Colbert bahkan menyatakan bahwa hanya dengan “cercaan
yang kecil”, kemarahan tersebut dapat meledak dan melampaui tanggapan normal.29
Ini merupakan akibat yang fatal dari kemarahan yang tidak sehat.
Akibat bagi Orang Lain
26Colbert, Emosi yang Mematikan, 66.
27Lihat Cobert, Emosi yang Mematikan, 67. Emosi-emosi yang terperangkap dalam diri
seseorang mencari penyelesaian dan ekspresi. Itu adalah bagian dari sifat dasar emosi – semua itu
dimaksudkan untuk dirasakan dan diekspresikan. Ketika kita menolak untuk melepaskannya, emosi-emosi itu justru berusaha lebih keras. Pikiran bawah sadar harus bekerja lebih keras untuk menjaga
agar emosi-emosi itu tetap di dalam perangkap.
28Colbert, Emosi yang Mematikan, 68.
29Lihat Colbert, Emosi yang Mematikan, 68. Bandingkan Pig Pickering, How to Manage
Conflict; Kiat Menangani Konflik Ed. 3 (Jakarta: Erlangga, 2001), 8. Pickering menyebut tindakan
yang demikian sebagai “titik kepekaan” yaitu apa saja yang membuat seseorang tanpa berpikir panjangmeledak marah. Nada suara atau ekspresi wajah atau mungkin kata-kata tertentu akan menyulut
kemarahan. Amarah seseorang meledak karena “titik” itu mengangkat benak dan emosi di masa lalu.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 11/16
11
Kemarahan yang ditunjukkan dalam tindakan membawa dampak bagi orang
lain. Dampak yang terjadi pada diri orang lain meliputi perubahan persepsi, perilaku
dan mengacu juga kepada perubahan keadaan atau suasana.
Perubahan persepsi mengacu kepada perubahan dalam cara pandang orang
lain terhadap diri pelaku kemarahan. Perubahan persepsi akan membawa orang lain
kepada perubahan perilaku. Orang lain dapat melakukan tindakan yang sama dengan
pelaku yaitu kemarahan atau perubahan-perubahan perilaku lainnya seperti sedih,
tersinggung, jengkel. Ini adalah perubahan-perubahan yang dapat diamati secara
langsung.
Akibat atau dampak kemarahan yang dapat ditimbulkan bagi orang lain tidak
hanya mengacu kepada tindakan-tindakan yang terlihat, namun juga mengacu kepada
perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan yang tidak
dapat diamati secara langsung yaitu, sakit hati, kepahitan, dendam. Beberapa contoh
perubahan ini dapat diamati ketika diwujudkan dalam bentuk tindakan.
Secara umum akibat dari kemarahan merupakan tindakan atas perilaku pelaku
kemarahan. Tindakan tersebut merupakan rangkaian aksi dan reaksi yang
berkelanjutan.
Bab Empat
Penanganan Terhadap Perilaku Marah
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya
melebihi orang yang merebut kota.
- Amsal 16:32.
Perilaku yang merupakan respon terhadap sebuah keadaan pada dasarnya
dapat ditangani. Penanganan yang akan dibahas penulis dalam bab ini mengacu kepa
penangan secara internal. Penanganan yang diusahakan oleh seseorang yang
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 12/16
12
mengalami kemarahan. Salah satu bentuk penanganan yang baik dapat dilihat dalam
pernyataan Colbert berikut,
Semua emosi-emosi yang mematikan, sampai pada tahap tertentu, berasal dari
sikap anda. Dan sikap anda adalah sesuatu yang dapat kita kontrol. Anda dapatmemilih bagaimana anda akan berpikir dan merasa tentang situasi, peristiwa
atau hubungan apa pun dalam hidup anda. Anda dapat memilih sampai pada
tingkat yang cukup tinggi bagaimana anda akan mengalami kesedihan,
kebencian, kepahitan, rasa malu, kecemburuan, ketakutan, kekhawatiran,
depresi, kemarahan, permusuhan dan situasi-situasi emosional lainnya yang
siap memicu tanggapan-tanggapan fisik.30
Penanganan yang dimaksud Colbert mengacu kepada sikap yang dipilih untuk
dilakukan oleh seseorang ketika mengalami peristiwa yang dapat menyebabkan
respon emosional. Colbert lebih menekankan pada “pikiran” dan “perasaan” terhadap
peristiwa yang terjadi. Dengan kata lain, respon emosional terhadap peristiwa yang
terjadi dapat ditangani melalui pola pikir dan perasaan.
Sifat gampang marah dapat diatasi dengan berbagai cara. Ada banyak cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemarahan. Menurut Kompas, ada 7 cara
untuk mengatasi kemarahan, yaitu:31
1. Rajin berolahraga secara teratur untuk mengurangi stress dan memperbaiki
suasana hati.
2. Menanyakan kepada diri sendiri “Apakah marah-marah akan bermanfaat
juga bagi orang-orang di sekitar?”
3.
Mengatasi ketegangan dengan mengambil beberapa nafas dalam dan
membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lebut
atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.
4. Periksa lagi bagaimana cara anda berkomunikasi dengan orang lain.
Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat
30Colbert, Emosi yang Mematikan, 161.
31Lihat [home page on-line] http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/09/08005769/7
.Cara.Mengatasi.Kemarahan; Internet; diakses 23 Agustus 2012.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 13/16
13
diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum
bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara
seksama.
5. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.
6. Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu?
Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa
marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang
memicu kemarahan.
7. Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan
Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli.
Ketujuh penanganan yang diungkapkan dalam artikel kesehatan Kompas di
atas secara umum dapat dikategorikan sebagai penanganan terhadap cara berpikir dan
perasaan.
Cara berpikir dan perasaan sebenarnya sangat berkaitan erat dengan persepsi
yang telah ada dalam diri seseorang. Oleh karena itu penanganan terhadap kemarahan
hendaknya dimulai dengan mengubah persepsi tersebut. Hal ini bukan usaha yang
mudah. Persepsi berkembang sejalan dengan perkembangan intelektual seseorang.
Perkembangan intelektual sendiri sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
hidup yang meliputi pengalaman belajar dan pengalaman berperilaku seseorang.
Mengatasi kemarahan dengan mengubah persepsi merupakan salah satu
tindakan yang baik untuk dilakukan. Colbert memberikan beberapa cara untuk
mengatasi kemarahan yang berhubungan dengan mengubah persepsi, yaitu:
1. Menggantikan pemikiran yang merusak dengan kebenaran.32
2. Pengampunan setiap hari.33
32Colbert, Emosi yang Mematikan, 173.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 14/16
14
3. Memilih untuk bersukacita.34
4. Membuat pilihan untuk mengasihi.35
Beberapa tindakan penanganan yang diberikan Colbert secara sepintas
mengarah kepada sikap “melarikan” diri dari kondisi kemarahan. Namun, apabila
diperhatikan lebih jauh, penulis memahami pendapat Colbert dengan cara yang
berbeda. Jelas bahwa Colbert menekankan perubahan pemikiran, bukan mengalihkan
pemikiran dan tindakan ke arah yang berbeda.
Oleh karena itu dalam menangani masalah kemarahan, seharusnya tindakan
yang dilakuk an tidak didasarkan pada “perilaku pengalihan”, melainkan bersumber
dari transformasi pemikiran dalam kebenaran. Dengan kata lain, perubahan perilaku
yang terjadi merupakan latihan untuk mengungkapkan kebenaran melalui respon
terhadap peristiwa yang terjadi.
Bab Lima
Kesimpulan
Kita harus berbicara hanya atas nama diri sendiri. Dalam berkomunikasi kita
juga harus menjelaskan bahwa yang kita katakan adalah hal yang kita anggap
benar; bukan kebenaran itu sendiri, bukan kebenaran mutlak.
- Powell & Brady, Tampilkan Jati Dirimu.
Kemarahan adalah respon manusiawi yang wajar terhadap peristiwa yang
tidak menyenangkan. Penyebab kemarahan telah diindentifikasi yaitu, keadaan dan
persepsi.
33Colbert, Emosi yang Mematikan, 204. Pengampunan yang mengacu kepada pengampunan
diri sendiri dan orang lain. Mengampuni dengan seutuhnya bukan sebagian.
34Colbert, Emosi yang Mematikan, 216. Colbert juga menyadari bahwa sukacita bukan
merupakan keadaan melainkan pilihan. Oleh karena itu ia menyarankan pembaca untuk memilih
bersukacita.
35Colbert, Emosi yang Mematikan, 249.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 15/16
15
Kemarahan dapat ditangani dengan berbagai cara mengubah persepsi.
Perubahan persepsi merupakan perbuatan yang harus diusahakan. Usaha yang dapat
dilakukan antara lain menggantikan pemikiran dengan kebenaran, melakukan
pengampunan, memilih bersukacita, atau membuat pilihan untuk mengasihi.
Respon emosi yaitu kemarahan bukan merupakan perilaku yang tetap. Artinya
perilaku demikian dapat mengalami perubahan. Oleh karena itu perubahan itu dapat
diusahakan oleh setiap orang. Dalam hal ini sangat dibutuhkan motivasi dan
keinginan yang kuat untuk melakukannya.
Apabila dihubungkan dalam pelayanan jemaat, maka hal yang sama dapat
dilakukan. Pelayan Tuhan dapat memberikan pemahaman berdasarkan kebenaran
firman Tuhan, misalnya untuk mengampuni, mengasihi, dan menghidupi kebenaran
Kristus. Memberikan kesadaran penuh kepada jemaat bahwa setiap perilaku
merupakan respon yang melewati proses pemilihan tindakan.
Kemarahan bukan merupakan emosi yang salah. Oleh karena itu, menangani
kemarahan tidak dapat disamakan sebagai tindakan menghindari kemarahan atau
memendam kemarahan. Penanganan kemarahan adalah proses perubahan persepsi
yang akan membuat seseorang melihat peristiwa dari sudut pandang yang tepat.
Daftar Pustaka
Boeree, C. George, General Psychology. Jogjakarta: Primashopie, 2008.
Colbert, Don, Emosi yang Mematikan. Jakarta: Immanuel Publishing House, 2005.
Gerungan, W.A., Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2009.
Goleman, Daniel, Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Heath, W. Stanley, Psikologi yang Sebenarnya. Yogyakarta: ANDI, 1995.
Hurlock, Elizabet B., Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2005.
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]
http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 16/16
16
John, Oliver P. dkk (ed.), Handbook of Personality; Theory and Research Third
Edition. London: The Guilford Press, 2008.
Pickering, Pig, How to Manage Conflict; Kiat Menangani Konflik Ed. 3. Jakarta:
Erlangga, 2001.
Powell, John dan Loretta Brady, Tampilkan Jati Dirimu. Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Thomas, Jay C. dan Daniel L. Segal (eds.), Comprehensive Handbook of Personality
and Psychopathology; Personality dan Everyday Functioning . New Jersey:
John Whiley & Sons, 2006.
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( software).
[home page on-line] http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/09/08005769/7
.Cara.Mengatasi.Kemarahan; Internet; diakses 23 Agustus 2012.