Post on 04-May-2019
1 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
PANDUAN STUDY EXCURSIE: “DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA:
PENERAPAN KEHIDUPAN MULTIKULTURAL, DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
DI KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR”
A. Latar Belakang Masalah
Huntington mengatakan bahwa pada era pasca perang
dingin identitas-identitas budaya dan kebudayaan mampu membentuk pola kohesif atau perekat yang mengakomodasi adanya pluralitas masyarakat dalam membangun integrasi atau kebersamaan (togetherness) atau juga sebaliknya menyebabkan disintegrasi. Oleh sebab itu apabila tidak ada kesadaran untuk mengembangkan aspek kohesif tersebut negara nasional yang plural di bidang etnis dan budaya akan menghadapi kekuatan destruktif (Huntington, 2000: 5).
Sementara menurut Putnam nilai perekat yang fungsional dalam membangun kebersamaan masyarakat ditunjukkan pada adanya pola-pola interaksi yang membantu masyarakat dan negara dapat memahami satu sama lain. Yaitu kondisi masyarakat sebagai social capital yang seharusnya terbangun bersamaan dengan pembangunan fisical capital dan human capital. Putnam mendefinisakan social capital sebagai institusi sosial yang melibatkan jaringan nilai, norma-norma dan kepercayaan sosial yang mendorong pada sebuah kerjasama sosial antara negara dan warganegara yang saling menguntungkan untuk kepentingan bersama dan bermuara pada kemampuan untuk membentuk sistem pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, responsif, akomodatif terhadap aspirasi rakyat sebagai prasyarat terbentuknya civil society. Suatu sistem politik yang mengalami perkembangan negatif atau defisit social capitalnya rentan terhadap krisis (Putnam, 1995). Artinya sistem politik yang surplus Social capital akan terintegrasi secara kokoh. Menurut
2 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Fukuyama, Social capital dapat ditumbuhkan (cultivated) dan social capital mempunyai fungsi positif terhadap kehidupan ekonomi dan politik suatu negara (Fukuyama: 1999, 1) karena social capital mampu menciptakan collective afficiency.1
Krisis yang kita derita bukan hanya krisis politik dan ekonomi namun juga kebudayaan yang sangat terkait dengan soft power bangsa Indonesia. Salah satu akibat krisis adalah perkembangan ―penyakit‖ ganas yang telah hidup di tubuh bangsa Indonesia yaitu KKN, arogansi sektoral, golonganisme, materialisme, individualisme dan bahkan hedonisme yang mengakibatkan hilangnya saling percaya dan rasa empati atau tepa selira tidak hanya di antara birokrasi tetapi juga sudah menjalar di seluruh lapisan masyarakat dan mempengaruhi motivasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dapat menghambat dalam mengamankan ideologi Pancasila (Sindhunata, 1999; Abdul Gani, 2000).
Akibatnya berkembang eksklusivisme dan saling tidak percaya antar individu (individualisme), antar bidang kehidupan (sektoral), antar kelompok dan golongan yang terkenal dengan masalah SARA (sektarianisme) sebagai penyebab utama dari krisis. Padahal menurut Institute of Future Studies for Development di Bangkok saling percaya adalah kunci untuk menyelesaikan krisis. Sementara itu empati adalah jaringan rasa sebagai basis kebudayaan yang memungkinkan terbangunnya kerukunan dan dialog sosial di setiap masyarakat. Dengan saling percaya dan membangun empati masyarakat akan dapat saling tolong menolong dan bekerja sama. Jadi krisis yang terjadi pada bangsa Indonesia juga dapat disebut krisis kepercayaan dan empati (Asia Week, December 1998).
Diantara resep untuk keluar dari krisis kepercayan dan menemukan rasa empati di antara masyarakat adalah
1 Kacung Marijan, ―Pancasila dan Negara Bangsa yang Berubah‖, Kongres
Pancasila ke 2, 31 Mei – 1 Juni 2010, Unud, Denpasar, Bali, p. 9.
3 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
membangun keterbukaan (openess) satu sama lain dengan mengadakan forum dialog atau kosultasi. Dengan keterbukaan atau saling terbuka melalui dialog yang akrab akan terjadi proses saling memberi input berupa segala sesuatu yang perlu dipikirkan tentang nilai-nilai dengan menyerap dan mensarikan segala pemikiran atau gagasan (yang relevan) beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dari sana diharapkan dapat memberi kontribusi model pada pembangunan masyarakat dengan metoda dialektik, eklektik dan sinkretik untuk menemukan konsep-konsep yang fungsional.
Apabila kebersamaan adalah social capital maka pembangunan bangsa ke depan menuntut social capital dengan mengoperasionalkan nilai-nilai ideologi Pancasila sebagai perekat agar kekuatan nasional bangsa Indonesia siap menghadapi globalisasi. Yaitu mempelajari dan mengembangkan lebih operasional nilai-nilai Pancasila dengan paradigma baru yang demokratik. Karena dari sudut pandangan studi ideologi, sistem nilai suatu masyarakat dianggap sebagai ciri yang paling penting masyarakat tersebut. Dalam beberapa hal sistem niali adalah ideologi dan untuk dapat memahami ideologi, khususnya sistem nilainya, kita harus memahami dasar teoritis dan filosofinya. Dengan begitu, banyak analisis ideologi perlu di diberikan dalam suatu uraian bentuk pertanyaan yang biasanya dianggap sebagai falsafah politik. Karena secara bebas, tujuan-tujuan filosofis politik adalah pemahaman nilai-nilai politik dan norma-norma politik dari suatu negara. Ideologi politik merupakan suatu sistem nilai atau kepercayaan yang diterima sebagai sesuatu yang benar oleh warganegara (Sargent, 1986: 14).
Semangat kebersamaan perjuangan mempertahankan kemerdekaan para founding father tahun 1945 yang melahirkan ideologi Pancasila, maka dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada era globalisasi sekarang ini usaha membangun kebersamaan sebagai sokoguru jatidiri bangsa harus juga dengan
4 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
strategi yang sama yaitu menggalang dukungan masyarakat secara partisipatif (bukan mibilisasi). Semangat kebersamaan tersebut sangat bersesuaian (appropriate) dengan konsep yang sudah dikonstruksikan yaitu mengembangkan nilai-nilai kekeluargaan gotong-royong sebagai konsep asli Indonesia yang dirumuskan para founding father.
Untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik (good government) salah satu tugas pemerintah adalah mampu mewujudkan bangunan atau konstruksi masyarakat gotong-royong. Yaitu sistem yang mampu mengendalikan dinamika kelompok warganegara yang mengandung potensi konflik baik terbuka maupun tertutup dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar social capital baru dengan nilai-nilai kerukunan dan saling percaya dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara yang sejati (Aminah, 2002).
UNESCO, menggariskan pentingnya tiga unsur dalam proses pendidikan, yaitu belajar untuk tahu (learn to know), belajar untuk berbuat (learn to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learn to be her/himself), belajar untuk hidup bersama (learn to live together) (Quisumbing dan de Leo, 2005; Sahid, 2000; Sujana, 2010:220). Learn to know dapat dilakukan secara optimal pembelajaran di kelas. Sedangkan learn to do dan learn to leave together akan terasakan maksimal apabila pembelajaran dilaksanakan di luar kelas.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terdapat sejumlah realitas perbedaan. Dalam pembelajaran di masyarakat kita, tidaklah cukup hanya diberikan penjelasan tentang perbedaan, melainkan juga bagaimana mereka memperoleh pengalaman riil tentang situasi perbedaan tersebut untuk membangun kebersamaan (togetherness). Itulah sebabnya, proses penyadaran atas kesadaran kebhinnekaan tidak cukup hanya dilakukan dengan pendekatan kognitif dalam ruang-ruang kelas. Belajar tidak boleh dipersempit hanya berada dalam ruang kelas, tapi juga belajar di
5 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
luar kelas (outbound, study excursie) dengan melihat dan memahami realitas keberagaman dan kebhinnekaan tersebut—learning, not only in the class, but also in sociery (Paulo Preire) secara langsung di masyarakat. Proses belajar bukanlah sekedar kemampuan untuk mencerdaskan akal budi, melainkan juga bagaimana membangkitkan kecerdasan rasa dan spiritual bagi para peserta pembelajaran. Dalam rangka inilah maka proses pembelajaran pada Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang antara lain dikelola dalam Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) di Universitas Airlangga juga dilakukan dengan Study Excursie—kuliah di lapangan—tentang Penerapan kehidupan bhinneka (multikultural) di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.
B. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan pengalaman nyata tentang kehidupan
bermasyarakat yang multikultural di lokasi kegiatan; 2. Membangun kesadaran solidaritas sosial terbuka yang
Bhinneka Tunggal Ika; 3. Mengembangkan karakter masyarakat yang ―excellence‖
dan bermoral mulia, terbuka, dan toleran.
6 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu, tempat dan
penjadwalan sebagai berikut:
Hari/tanggal : Jumat-Sabtu, 18 dan 19 Oktober 2013 Tempat : 1. Kantor Bupati Pasuruan 2. Pendopo Agung Desa Wonokitri
Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 3. Desa ‖Pancasila‖ Tosari Kecamatan
Tosari Kawasan Bromo Kabupaten Pasuruan
Waktu : Jam 07.30-17.00 D. Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, birokrat, dan
tokoh masyarakat dengan jumlah peserta 425 orang. E. Narasumber
Kegiatan ini menghadirkan narasumber antara lain:
1. Prof. Dr. H. Syahrani, Apt., MS. (Warek I Universitas Airlangga),
2. H. Irsyad Yusuf (Bupati Pasuruan), 3. Guntur Bisowarno, S.S., Apt. (Budayawan, Tinggal di
Pasuruan), 4. Tokoh Masyarakat/Agama di Kecamatan Tosari
Kabupaten Pasuruan.
7 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
F. Susunan Panitia
Kegiatan ini diselenggarakan dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut: Ketua : Drs. H. Mohammad Adib, M.A. (FISIP) Anggota : 1. Listiyono Santoso, S.S., M.Hum. (FIB)
2. Drs. Ajar Triharso, M.S. (FISIP) 3. Drs. RM. Qudsi Fauzi, MM. (FEB) 4. Dr. R. Azizah, SH. (FKM) 5. dr.R. Moh Teguh Wahyudi, M.Kes. (FK) 6. Widio Rahardjo, S.H., M.Kn. (FEB) 7. Edy Jularso, drg., M.S. (FKG) 8. Dr. Anwar Ma'ruf (FKH) 9. Drs. H. Saikhu Akhmad Husen, M.Kes. (FST)
10. Ikhsan Mujahidul A, S.S. (FIB) 11. Drs. E.M. Agus Subekti, MKes. (FPsi) 12. Sunan Fanani, S.Ag. M.Pd.I. (Agama Islam) 13. Drs. Agus Sugiyarto (Agama Kristen) 14. Drs. I Ketut Arta (Agama Hindu) 16. Moses Pandin, M.Si. (Agama Katolik)
G. Anggaran Dana
Anggaran dana kegiatan ini disampaikan secara tersendiri (Lampiran).
H. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini dibuat dan hal-hal yang belum tercantumkan dalam laporan ini akan dilengkapi kemudian apabila diperlukan.
Surabaya, 4 Oktober 2012 Ketua Panitia, Drs. H. Mohammad Adib, MA. NIP. 196011281988121001
8 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 1. JADWAL KEGIATAN Jumat, 18 Oktober 2013
WAKTU
(WIB)
ACARA
06.00-07.30 Re-Registrasi/Persiapan di Kampus C Unair
07.30-08.00 Upacara Pelepasan/Pemberangkatan Oleh Rektor
08.00-10.00 Perjalanan ke Lokasi I
10.00-12.00 Di Lokasi I Studium Generale dan Dialog I Di Kantor Bupati Pasuruan Narasumber: 1. H. Irsyad Yusuf (Bupati Pasuruan) 2. Prof. Dr. H. Syahrani, Apt., MS. (Warek I
Universitas Airlangga).
12.00-13.00 ISHOMA (Perjalanan ke Lokasi II)
13.00-17.00 Di Lokasi II Studium Generale dan Dialog II Tempat: ‖Pendopo Agung‖ Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Tema : ‖Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya: Penerapan Kehidupan Multikultural, Kebhinnekaan, dan Solidaritas Sosial Terbuka‖ Narasumber: 1. Tokoh Agama Islam; 2. Tokoh Agama Hindu; 3. Tokoh Agama Kristen; 4. Moderator: Drs. I Ketut Arta (Agama Hindu) Notulen:
17.00-19.00 ISHOMA
19.00-23.00 Studi Lapangan (di Rumah tempat tinggal) dan Penyusunan Draft Laporan
23.00- ISTIRAHAT /TIDUR
9 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Sabtu, 19 Oktober 2013
05.00-07.30 Olah Raga/Senam dan Role Play
07.30-08.30 Makan Pagi
08.30-11.00 Di Lokasi III Studium Generale III: Observasi Tempat: Balai Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Tema: ‖Hari Raya Karo: Kerukunan Antar Ummat Beragama‖ Koordinator Lap.: Drs. RM. Qudsi Fauzi, MM. Moderator: Notulen:
11.00-15.00 Berwisata Religi: Tari Sodoran di Desa ―Pancasila‖ Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan
15.00-17.00 Perjalanan Kembali ke Kampus UNAIR Surabaya
10 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 2. TATA TERTIB
1. Peserta harus hadir di tempat kegiatan maksimal 15 menit
sebelum acara dimulai; 2. Peserta harus mengikuti kegiatan dari pertama sampai
dengan akhir kegiatan; 3. Peserta mahasiswa harus mengenakan T-shirt (dan atau Jaket
almamater) dalam kegiatan lapangan; 4. Peserta wajib patuh pada tata tertib yang ditetapkan panitia; 5. Peserta dilarang membawa dan menggunakan NAPSA &
MIRAS; 6. Peserta wajib menjaga barang bawaan pribadi (Panitia tidak
bertanggung jawab atas kerusakan / kehilangan). 7. Pelanggaran kepada tata tertib diatas, akan dikenai sanksi
sesuai dengan tingkat pelanggarannya; PERALATAN YANG WAJIB DIBAWA PESERTA : 1. Jas/Jaket Almamater 2. Peralatan Ibadah (Sholat) 3. Obat – obatan pribadi (bagi penderita penyakit khusus) 4. Sandal (bukan sandal jepit) 5. Alat Tulis 6. Pakaian Olah Raga 7. Sepatu KETENTUAN – KETENTUAN DALAM STUDIUM GENERALE : 1. HP harus keadaan silent (bunyi dimatikan) 2. Tidak boleh tidur 3. Diharapkan aktif, yang berkaitan dengan penilaian/point 4. Mengikuti kegiatan dengan tertib dan tidak mengganggu
selama acara berlangsung.
11 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
TUGAS DOSEN PENDAMPING 1. Mengkoordinasikan kegiatan dengan Panitia, 2. Memberikan arahan/bimbingan kepada peserta mahasiswa, 3. Memberikan keteladanan dalam penerapan ―Excellence with
Morality‖, dan 4. Mengorganisasikan Umpan Balik (Monev) sampai
menyerahkan kembali kepada Panitia. TUGAS MAHASISWA 1. Melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan dalam
kelompok yang beranggotakan 5 (lima) orang; 2. Aktif mengikuti pembelajaran di lapangan 3. Menyusun Laporan lengkap dalam bentuk narasi dan
menyerahkan ke Dosen PPKn dan atau Agama masing-masing dan fotocopy ke Direktorat Kemahaswaan Unair (hard copy & soft dirmawa2013@gmail.com, kemahasiswaan@unair.ac.id, dan excursie.unair2013@gmail.com) paling akhir 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan Study Excursie (Jumat, 1 Nopember 2013 jam 15.00).
12 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 3. DEKLARASI
KERUKUNAN HIDUP MAHASISWA INDONESIA
BERBASIS BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KESADARAN KEMAJEMUKAN
-------------------------------------------------
KAMI MAHASISWA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN DAN MENDEKLARASIKAN
KOMITMEN BAHWA:
1. KAMI SENANTIASA MEYAKINI EKSISTENSI TUHAN YME, DAN YANG MENJADI SUMBER KEKUATAN KEHIDUPAN
MANUSIA DAN MAHASISWA DALAM MENGUASAI IPTEKS DAN PERADABAN,
2.
BERTEKAD UNTUK MENGEMBANGKAN KESEIMBANGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN
SPIRITUAL DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN TINGGI SERTA DALAM HIDUP DI MASYARAKAT YANG MAJEMUK.
3.
BERJANJI MEMBERI TELADAN KEHIDUPAN YANG RUKUN DAN HARMONIS DALAM KAMPUS PERGURUAN TINGGI
YANG MAJEMUK DALAM RAS, SUKU, AGAMA, ADAT ISTIADAT, CARA HIDUP, DAN KEPENTINGAN,
13 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
4. BERTEKAD BERSAMA UNTUK MENGEMBANGKAN
KARAKTER UTUH: JUJUR, CERDAS, TANGGUH, DAN PEDULI DALAM KEHIDUPAN
KAMPUS PERGURUAN TINGGI,
5. BERTEKAD UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN
DEMOKRATIS YANG BERKEADABAN, DENGAN MENJAUHKAN SEGALA BENTUK
TINDAKAN KEKERASAN, RASIAL, DAN DISKRIMINASI DALAM KAMPUS PERGURUAN TINGGI.
6.
BERJANJI UNTUK BERKOMITMEN TINGGI UNTUK MENCITAI, MEMBELA DAN MENEGAKKAN KEBENARAN, KEBAIKAN, KEJUJURAN, DAN KEADILAN SOSIAL, SERTA
NILAI-NILAI KEMANUSIAAN; SERTA
7. BERJANJI UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN MORALITAS INTELEKTUAL, YANG TERBUKA, SOPAN
SANTUN, RAMAH-TAMAH, SERTA MENGHARGAI IPTEKS SEBAGAI SUMBER PENGEMBANGAN MASYARAKAT
DAN BANGSA INDONESIA.
14 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
15 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 4.
DAFTAR PESERTA STUDY EXCURSIE UNAIR TAHUN 2013
contoh
KELOMPOK 1
No.
N A M A/ N I M DEP/PRODI
NO
HP/ALAMAT
1 PUNDI TRIARDI S ANT
2 ARQOMA NURVEDA
CARREZA IK O85645196949
3 FITRA FAJRIANSYAH IP
4 MEIKA LOWREN SIAGIAN SOS O85230222395
5 WEMPY GATOT S MIPA O85645911214
KELOMPOK 2
6
7
8
9
10
KELOMPOK 3
11
12
13
14
15
KELOMPOK 4
16
17
18
19
20
KELOMPOK 5
21
16 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
22
23
24
25
KELOMPOK 6
26
27
28
29
30
KELOMPOK 7
31
32
33
34
35
KELOMPOK 8
36
37
38
39
40
KELOMPOK 9
41
42
43
44
45
KELOMPOK 10
46
47
48
49
50
17 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 11
51
52
53
54
55
KELOMPOK 12
56
57
58
59
60
KELOMPOK 13
61
62
63
64
65
KELOMPOK 14
66
67
68
69
70
KELOMPOK 15
71
72
73
74
75
18 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 16
76
77
78
79
80
KELOMPOK 17
81
82
83
84
85
KELOMPOK 18
86
87
88
89
90
KELOMPOK 19
91
92
93
94
95
KELOMPOK 20
96
97
98
99
100
19 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 21
101
102
103
104
105
KELOMPOK 22
106
107
108
109
110
KELOMPOK 23
111
112
113
114
115
KELOMPOK 24
116
117
118
119
120
KELOMPOK 25
121
122
123
124
125
20 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 26
126
127
128
129
130
KELOMPOK 27
131
132
133
134
135
KELOMPOK 28
136
137
138
139
140
KELOMPOK 29
141
142
143
144
KELOMPOK 30
145
146
147
148
149
150
21 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 31
151
152
153
154
155
KELOMPOK 32
156
157
158
159
160
KELOMPOK 33
161
162
163
164
165
KELOMPOK 34
166
167
168
169
170
KELOMPOK 35
171
172
173
174
175
22 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 36
176
177
178
179
180
KELOMPOK 37
181
182
183
184
185
KELOMPOK 38
186
187
188
189
190
KELOMPOK 39
191
192
193
194
195
KELOMPOK 40
196
197
198
199
200
23 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 41
201
202
203
204
205
KELOMPOK 41
206
207
208
209
210
KELOMPOK 41
211
212
213
214
215
KELOMPOK 41
216
217
218
219
220
KELOMPOK 42
221
222
223
224
225
24 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 43
226
227
228
229
230
KELOMPOK 44
231
232
233
234
235
KELOMPOK 45
236
237
238
239
240
KELOMPOK 46
241
242
243
244
245
KELOMPOK 47
246
247
248
249
250
25 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 48
251
252
253
254
255
KELOMPOK 49
256
257
258
259
260
KELOMPOK 50
261
262
263
264
265
KELOMPOK 51
266
267
268
269
270
KELOMPOK 52
271
272
273
274
275
26 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 53
276
277
278
279
280
KELOMPOK 54
281
282
283
284
285
KELOMPOK 55
286
287
288
289
290
KELOMPOK 56
291
292
293
294
295
KELOMPOK 57
296
297
298
299
300
KELOMPOK 58
301
302
303
27 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
304
305
KELOMPOK 49
306
307
308
309
310
KELOMPOK 50
311
312
313
314
315
KELOMPOK 51
316
317
318
319
320
KELOMPOK 52
321
322
323
324
325
KELOMPOK 53
326
327
328
329
330
28 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 54
331
332
333
334
335
KELOMPOK 55
336
337
338
339
340
KELOMPOK 56
341
342
343
344
345
KELOMPOK 57
346
347
348
349
350
KELOMPOK 58
351
352
353
354
355
29 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 59
356
357
358
359
360
KELOMPOK 60
361
362
363
364
365
KELOMPOK 61
366
367
368
369
370
KELOMPOK 62
371
372
373
374
375
KELOMPOK 63
376
377
378
379
380
30 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
KELOMPOK 64
381
382
383
384
385
KELOMPOK 65
386
387
388
389
390
KELOMPOK 66
391
392
393
394
395
KELOMPOK 67
396
397
398
399
400
31 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 5.
PROFIL TEMPAT YANG DIKUNJUNGI: DESA TOSARI DAN TARI SODORAN
1. Desa “Pancasila” Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan
Asal-usul Desa Tosari dak bisa lepas dari sejarah/legenda Tengger, karena memang pada dasarnya Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan berada di daerah Pegunungan Tengger. Pada zaman dahulu ada sebuah hutan yang ada di Daerah Tengger, hutan tersebut sangat lebat, kemudian ada di salah seorang (Maaf namanya sudah tidak diketahui lagi) yang ingin membuka atau membabat hutan tersebut dengan tujuan untuk ditanami dan dijadikan kebun kopi (pada zaman sesudah V.O.C). Kemudian penduduk daerah setempat mengetahui ada sebuah mata air (sungai) yang sangat jernih, yang tentunya sungai tersebut sangat berguna bagi penduduk di sekitarnya untuk pertanian.
Pada perkembangannya, tempat itu oleh penduduk disebut dengan istilah TOYOKOYO yang artinya air yang dapat
menghasilkan kekayaan, karena nama tersebut dirasa kurang sesuai kemudian dirubah menjadi TOYOSARI yang maksudnya: Air yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Kemudian nama TOYOSARI diubah menjadi Tosari, nama desa di Kecamatan Tosasi Kabupaten Pasuruan itu.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan penduduk, Desa Tosari yang semula dihuni oleh beberapa orang, semakain hari semakin bertambah penghuninya. Terbentuklah suatu kemunitas/masyarakat, sehingga muncul ide bahwa dengan semakin banyaknya masyarakat perlu adanya pemimpin (Kepolo) atau pengurus (Pemerintahan) yang dapat mengatur dan mengendalikan masyarakat tersebut agar dapat mencapai kehidupan yang layak dan aman.
32 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
2. Tari Sodoran Pada Upacara Karo
ABSTRAK Agustin, Nuria. 2011. Tari Sodoran Pada Upacara Karo Sebagai Materi Apresiasi Daerah Setempat Bagi Siswa SMP PGRI Di Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo. Skripsi, Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Hj. Purwatiningsih M. Pd, (II) Tri Wahyuningtyas, S. Pd, M.Si. Kata kunci: tari sodoran, upacara karo, apresiasi daerah setempat, SMP
Tari Sodoran merupakan simbol dari Tari Sangkan Paraning Dumadi (Asal mula terjadinya alam semesta dengan segala isinya). Tari Sodoran merupakan pelengkap pada Upacara Karo yang merupakan hari raya masyarakat Tengger dilaksanakan pada bulan kedua dalam kalender Tengger. Upacara ini dimaksudkan untuk memperingati dan mengenang kehidupan masyarakat pada masa Satya Yoga (setia atau jujur). Pada tahun ini Upacara Karo dilaksanakan di Desa Ngadisari setelah beberapa tahun sebelumnya dilaksanakan di Desa Wonotoro dan Desa Jetak. SMP PGRI Ngadisari Kabupaten Probolinggo adalah satu-satunya SMP yang berada di Desa Ngadisari yang mempelajari Tari Sodoran sebagai materi apresiasi daerah setempat, sehingga sekolah tersebut dipilih sebagai subyek penelitian. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bentuk pertunjukan Tari Sodoran pada Upacara Karo Masyarakat Tengger Ngadisari Kabupaten Probolinggo, dan (2) mengetahui cara guru SMP PGRI Ngadisari melakukan kegiatan apresiasi Tari Sodoran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik
33 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan dokumen-tasi. Analisis yang digunakan reduksi data, display data dan kesimpulan/verifikasi. Untuk pengecekan keabsahan temuan menggunakan trianggulasi yang terdiri dari trianggulasi metode dan trianggulasi sumber.
Hasil penelitian mencakup dua hal yang mendasar yaitu: (1) Bentuk Pertunjukan Tari Sodoran Pada Upacara Karo Masyarakat Tengger Ngadisari Kabupaten Probolinggo yang terdiri dari: a) Persiapan Pertunjukan, b) Struktur Penyajian Pertunjukan Tari Sodoran Pada Upacara Karo yang meliputi: pembukaan, nyarag besat, jogedan mengambil sodor, dan beksane ratu, c) Unsur-unsur pendukung yaitu: iringan, tata rias, tata busana, tata lampu (lighting), tata suara (sound), properti, dan tempat pertunjukan, (2) Cara guru SMP PGRI Ngadisari Melakukan Kegiatan Apresiasi Tari Sodoran, adalah a) Mengajak siswa untuk mengapresiasi seni dengan cara mengamati pertunjukan Tari Sodoran secara bersama-sama, dan memberikan contoh gambar kepada siswa secara berkelompok, b) Komponen Pengajaran Seni Tari di SMP PGRI Ngadisari yang meliputi penggunaan media, interaksi belajar mengajar, keterampilan guru, dan evaluasi pengajaran.
Dari hasil penelitian disarankan kepada pihak sekolah dapat menyediakan ruangan khusus serta sarana dan prasarana demi berlangsungnya Tari Sodoran Pada Upacara Karo Sebagai Materi Apresiasi Daerah Setempat Bagi Siswa SMP PGRI Di Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo.
34 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 6. Lagu Indonesia Raya INDONESIA RAYA Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
35 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 7. Hymne Airlangga
36 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 8.
OUT LINE TUGAS INDIVIDU PESERTA STUDY EXCURSIE
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan dalam study excursie, maka diharapkan setiap mahasiswa membuat makalah, baik berupa essay bebas atau artikel ilmiah secara individu berdasarkan pengalaman empiris yang diperoleh di tiga tempat kegiatan yang berbeda, yakni Pendopo Kabupaten Pasuruan, masyarakat Desa Wonokitri, dan Desa Tosari, Kecamatan Tosari. Berbagai pengalaman empiris terkait dengan pengelolaan keragaman dan kerukunan hidup antar ummat beragama di Pasuruan tersebut harus diungkapkan dan dinarasikan dalam bentuk tulisan: (i) Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas dan (ii) Artikel Ilmiah untuk Jurnal.
Pertama, Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas. Jika memilih format essay bebas, maka mahasiswa harus menuliskan pengalaman empiris yang diperolehnya dengan refleksi kritis-mendalam, yang dapat membangun human interest maupun juga menggugah menguatnya semangat kebangsaan bagi masyarakat lainnya, minimal bagi mahasiswa yang bersangkutan. Ditulis secara individu panjang tulisan minimal 5-6 halaman (A4), 1,5 spasi dengan ketentuan harus memiliki kekuatan refleksi untuk kepentingan kebangsaan. Ketentuannya: a. Judul b. Pengantar c. Konsep pokok d. Pembahasan, merefleksikan pengalaman empiris yang didapatnya e. Simpulan dan saran f. Daftar pustaka
Kedua, Artikel Ilmiah untuk Jurnal. Jika memilih format artikel ilmiah untuk jurnal, maka mahasiswa harus menuliskan pengalaman empiris tersebut melalui penulisan naskah ilmiah yang terstruktur disertai dengan penguatan kerangka pemikiran yang jelas. Ditulis secara individu panjangnya tulisan minimal 6-10 halaman (A4), 1,5 spasi dengan ketentuan: a. Judul b. Abstrak
37 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
c. Pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan konsep, dan tujuan penulisan
d. Kerangka pemikiran/teori e. Hasil dan pembahasan f. Penutup g. Daftar Pustaka TUGAS WAJIB DIKUMPULKAN: Jumat, 1 Nopember 2013 di dosen pengampu PPKn dan Agama I
masing-masing sofcopy dikirim ke dirmawa2013@gmail.com,
kemahasiswaan@unair.ac.id, dan excursie.unair2013@gmail.com.
38 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
39 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 9
BUKU REFERENSI
46 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 10. UMPAN BALIK KEGIATAN STUDY EXCURSIE (SE) 2013
A. Berikan Tanda √ pada Jawaban Anda
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
BAIK SEKALI
BAIK CUKUP BURUK BURUK SEKALI
1. Keseluruhan Program SE
2. Isi program SE
3. Proses (Pendaftaran-Pelaksanaan) Program SE
4. Kualitas Interaksi peserta dalam Program SE
5. Dampak (outcome) Program study Excursie bagi ―kehidupan mulltikultural‖ pada studi Mahasiswa berikutnya
6. Transportasi Selama Program SE
7. Penginapan Selama Program SE
8. Pendamping/fasilitator Selama Program SE
9. Pembicara dalam Studium Generale I SE
10. Pembicara dalam Studium Generale II SE
11. Konsumsi selama Program SE
47 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
B. Essay/Narasi: (Gunakan Lembar di sebelah baliknya apabila tidak mencukupi*) 12. Sesi-sesi mana saja dalam program study Excursie yang paling memberikan manfaat untuk Anda?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
48 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
13. Hal apa saja yang memberikan manfaat tersebut?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
14. Sesi-sesi mana saja dalam program study excursie yang paling tidak memberikan manfaat? …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
49 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
15. Hal apa saja yang tidak memberikan manfaat tersebut? …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
16. Apa yang paling Anda sukai? …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
50 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
17. Apakah Anda mempunyai saran-saran? Apakah ada hal lain yang menurut Anda perlu kami ketahui? …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
Surabaya, Oktober 2013 Nama terang + tanda tangan (Nomor HP dan Alamat email)
51 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 6.
UCAPAN TERIMA KASIH 1. Rektor Universitas Airlangga 2. Direktur Pendidikan Universitas Airlangga 3. Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga 4. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga 5. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 6. Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga 7. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 8. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 9. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga 10. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga 11. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 12. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga 13. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga 14. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga 15. Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga 16. Bupati Pasuruan 17. Camat Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 18. Kepala Polsek Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 19. Kepala Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 20. Para Narasumber Budayawan – Akademisi Jawa Timur
52 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
21. Pimpinan Masjid Jamik ‖Tosari‖ Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 22. Pimpinan Gereja ‖Kristen‖ Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 23. Pimpinan Pura ‖Sweta Mahasuci‖ Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan 24. Para Dosen Matakuliah PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dan Agama I Pendamping
Universitas Airlangga 25. Para mahasiswa Peserta Study Excursie Unair 2013 26. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur 27. LP3JATIM (Lembaga Pembudayaan Pancasila dan Pembangunan Jawa Timur) 28. Berbagai pihak pihak yang membantu dengan dana dan doa.
53 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
Lampiran 11.
CATATAN-CATATAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
83 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
CATATAN-CATATAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
84 Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya 2013
CATATAN-CATATAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………