Post on 14-Jul-2020
MAHASISWA DAN POLITIK
Studi Kasus: Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Jakarta (KM UIN Jakarta) Dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke
Gas 2007
SS kk rr ii pp ss ii
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh
ULMANTO
NIM. 104033201108
PP RR OO GG RR AA MM SS TT UU DD II II LL MM UU PP OO LL II TT II KK FFAAKKUULLTTAASS IILLMMUU SSOOSSIIAALL DDAANN IILLMMUU PPOOLLIITTIIKK
UUNNIIVVEERRSSIITTAASS IISSLLAAMM NNEEGGEERRII
SSYYAARRIIFF HHIIDDAAYYAATTUULLLLAAHH
JJ AA KK AA RR TT AA
22001111
i
ABSTRAK
ULMANTO
MAHASISWA DAN POLITIK
Studi Kasus: Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Jakarta (KM UIN Jakarta) Dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke
Gas 2007
Gerakan mahasiswa menjadi suatu fenomena yang menarik dalam
dinamika perpolitikan di Indonesia, disetiap perubahan yang dialami oleh negara,
gerakan mahasiswa selalu hadir didalam momentum tersebut bahkan menjadi
garda terdepan suatu perubahan apa yang dialami Indonesia mulai dari zaman
penjajahan sampai kemerdekaan. Organisasi KM UIN Jakarta menjadi salah satu
bagian dalam pergerakan mahasiswa di Indonesia, sebagai organisasi gerakan KM
UIN Jakarta menyikapi persoalan kebijakan pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla konversi minyak tanah ke gas 2007 yang menjadi
kontroversi. Karena kebijakan ini membuat keributan dimasyarakat, maka aktivis
KM UIN Jakarta serta kampus Jakarta lainya berinisiatif untuk mengadvokasi
masyarakat pengguna minyak tanah dan mendapatkan renspon dengan baik
kehadiran mahasiswa di masyarakat tersebut.
Dalam proses pendampingan masyarakat pengguna minyak tanah, maka
terbentuklah nama yang disepakati masyarakat dan mahasiswa Forum Masyarakat
Pengguna Minyak Tanah (FMPMT). Untuk memprotes kebijakan konversi
minyak tanah ke gas, gerakan Massa sebuah tindakan yang dilakukan dengan cara
demonstrasi terhadap penguasa yang terkait dalam kebijakan tersebut. Aksi yang
dilakukan FMPMT disikapi oleh pemerintah dengan cara represif dan dibubarkan
secara brutal lalu berakibatkan bentrok massa aksi dan aparat keamanan di Depo
Plumpang Jakarta Utara tempat produksinya bahan bakar minyak. Bukan itu saja
tetapi menangkapi para demonstran serta dibawa ke Polres Jakarta Utara dan
menginterogasi juga mengintimidasi terhadap masyarakat dan mahasiswa. Tiga
aktivis KM UIN Jakarta dikenakan pasal 160 KUHP (Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana), Penghasutan di muka umum dengan ancaman enam tahun
penjara.
Penelitian ini mengupas bagaimana aktivis KM UIN Jakarta melakukan
gerakan dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas. Sebagai organisasi
gerakan mahasiswa setiap ada isu-isu kerakyatan atau kebijakan oleh penguasa
maka mahasiswa harus punya tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan
negara, sebagai pemimpin yang datang maka mahasiswa harus tahu dan
mengkritisi yang dilakukan penguasa agar tidak terjadi penyelewengan oleh para
pejabat negara karena kekuasaan itu cenderung korup. Maka penelitian ini melihat
bagaimana organisasi KM UIN Jakarta melakukan gerakan sosial, kontrol sosial
serta melakukan advokasi pendampingan masyarakat yang terkena dampak tidak
keadilan oleh pemerintah.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji hanyalah milik Allahu Rabbul
Izzati dan shalawat serta salam terucap kepada Rasullah junjungan tertinggi.
Dengan inayah dan ridha-Allah, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
penyusun skiripsi ini yang merupakan tugas akhir dalam menempuh masa kuliah
jenjang Strata Satu (S1).
Terselesaikan skiripsi ini merupakan sumbangsih semua pihak yang telah
memberikan pelajaran, saran dan masukan berharga kepada penulis. Ucapkan
penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku rektor
UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si. selaku
Sekretaris Jurusan Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan kepada Ibu Gefarina Djohan, MA. selaku dosen
Penasehat Akademik
Ucapkan terimakasih khusus, penulis sampaikan kepada Ibu Haniah
Hanafie, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan kritik
dan pelajaran selama penulisan skripsi ini. Bimbingan yang beliau berikan
motivasi penulis untuk belajar lebih dalam lagi menulis karya ilmiah lebih baik
dan sistematis. Ucapkan terimakasih dan salam hormat penulis sampaikan kepada
seluruh dosen dan staf pengajar jurusan Ilmu Politik atas transfer ilmu dan
pengetahuan yang diberikan.
Terimakasih sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada orang tua
tercinta yaitu Ibunda Gusni dan Ayahanda Pindon yang tiada kenal lelah dan letih
iii
memberikan semangat baik dalam bentuk moral materil. Dan karena keinginan
mengukir harapan merekalah penulis tetap tegar menapaki jalan cita-cita, serta
adikku Fadhila, dan adik kecilku yang baru lahir ke dunia Ghina, kepada keluarga
yang selalu mencurahkan kasih persaudaraan, penulis mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan doanya.
Dalam penulisan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih kepada kawan-
kawan seperjuangan Organisasi KM UIN Jakarta angkatan 1998 bang Mixil, bang
Hawa, bang Bogel. Angkatan 2000-an Borang, Joey, Ricky, Pedro, bang Ubs,
bung Adam, Pipo, Lupus, Fadly, Chapoenk, Faiz, Syifak, Panden, Encek, Aank,
Adit dan kawan-kawan KM UIN Jakarta lainya yang tidak saya tulis satu-persatu.
Serta kawan-kawan kelas PPI/IP A angkatan 2004 Abay, Hafiz, Mulyani, Yusri,
Imam, Iman, Agus Banpol dan yang lainya.
Akhirnya, penulis mengharap kritik dan saran atas kekurangan dan
kelemahan Skripsi ini. Segala kekurangan adalah proses menuju kebaikan dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga bermanfaat.
Jakarta 28 November 2011
penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
D. Metodologi Penelitian ........................................................ 7
E. Sistematika Penulisan ......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI GERAKAN MAHASISWA DAN
POLITIK .................................................................................. 11
A. Pengertian Gerakan Mahasiswa ........................................... 11
1. Pengertian Gerakan ....................................................... 14
2. Pengertian Mahasiswa .................................................. 19
B. Pengertian kelompok kepentingan ..................................... 21
BAB III IDENTITAS DAN AKTIVITAS POLITIK KOMUNITAS
MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA (KM UIN JAKARTA) ......................................... 24
A. Profil Organisasi KM UIN Jakarta ...................................... 24
B. KM UIN Jakarta dengan Organisasi Lain di UIN Jakarta ... 27
C. Jaringan KM UIN dengan Kampus-Kampus Lainnya ......... 29
D. Penyikapan Terhadap Kebijakan Pemerintah dan Isu-Isu
Kerakyatan ........................................................................... 31
v
BAB IV GERAKAN AKTIVIS KOMUNITAS MAHASISWA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN
JAKARTA) DALAM MENYIKAPI KONVERSI
MINYAK TANAH KE GAS 2007 .......................................... 38
A. Gerakan Aktivis KM UIN Jakarta. ..................................... 38
1. Pendampingan ke Masyarakat ...................................... 40
2. Demonstrasi. ................................................................. 43
B. Konsistensi Sikap Politik Aktivis KM UIN Jakarta Selama
Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas. ....................... 47
1. Resiko yang Diterima ................................................... 48
2. Kelanjutan Gerakan ...................................................... 52
BAB V PENUTUP................................................................................. 59
A. Kesimpulan .......................................................................... 59
B. Saran .................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gerakan mahasiswa di kebanyakan negara dengan pemerintahan
otoriter atau dalam transisi demokrasi memiliki peran yang sangat penting.
Sejarah perubahan politik di Indonesia adalah sejarah gerakan mahasiswa.
Hal tersebut terlihat pada tahun-tahun 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, dan
1998. Mahasiswa di negara-negara yang tidak demokratis adalah kaum elit
terdidik yang dikategorikan sebagai kelas menengah yang tercerahkan. Studi
menunjukan bahwa kelas semacam itulah yang menjadi sumbu penyulut
proses demokratisasi.1
Gerakan reformasi tahun 1998 menjadi titik tolak perlawanan rakyat
yang dipelopori oleh mahasiswa dan kaum intelektual terdidik yang telah
jenuh melihat kondisi bangsa yang terpuruk di segala bidang; sosial, politik,
dan ekonomi yang lumpuh akibat krisis moneter yang melanda sebagian
masyarakat, membuat para aktivis dari kalangan mahasiwa dan kaum
intelektual terdidik merasa perlu untuk mempertanyakan cita-cita bangsa ini.
Jika melihat sejarah kehidupan kampus pada tahun 80-an, maka
teringat pada sebuah kata depolitisasi. Sebuah kata yang merantai segala
gerak mahasiswa yang mengkritik kebijakan dan sikap pemerintah yang tidak
sejalan dengan keinginan rakyat. Depolitisasi diterapkan oleh pemerintah
1 Imron, Gerakan Jalan Menatap Masa Depan Indonesia Meretas baru, artikel diakses
dari http//www.kammi.or.id/last.lihatphp?d=materi&do=view&id=739, tanggal 1 Agustus 2010,
pukul 20:19.
1
2
Soeharto sebagai alat untuk menutup segala aktivitas mahasiswa yang dapat
mengganggu jalannya roda pemerintahan saat itu. Kegiatan para mahasiswa
yang masih berjalan pada saat itu bersifat akademik dan rekreatif. Namun
beberapa mahasiswa mencoba menyuarakan kritik politiknya yang tercemin
dan terlontar dalam diskusi di kampus. Namun upaya mengalihkan kritik ke
dalam bentuk aksi tidak mendapat saluran karena tidak ada organisasi
mahasiswa atau dewan mahasiwa.2
Sebuah gerakan mahasiswa tidak akan lahir dalam situasi vakum.
Dinamisasi merupakan syarat yang tak bisa dihindarkan ketika mahasiwa
menuntut kembali peran politiknya dalam interaksi politik nasional.
Relevansi upaya mempertanyakan peran mahasiswa Indonesia memang tepat
pada waktunya, saat depolitisasi hampir titik jenuh. lebih dari tiga puluh
tahun mahasiwa berada dalam penjara keterlibatan politik yang menyebabkan
putusnya akar gerakan mahasiswa sebelumnya.
Sebagai institusi pendidikan Islam, posisi IAIN (Institut Agama Islam
Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta terus mengalami perubahan, tidak saja
karena perkembangan keilmuan yang terus mengalami pengayaan, tetapi
IAIN telah berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) dengan sebuah
pertimbangan akademis. Sebagai lembaga yang berafiliasi kepada agama,
mulanya dimaknai sebagai lembaga dakwah Islam yang bertanggung jawab
terhadap syiar agama di masyarakat. Sehingga orientasi kepentingannya lebih
2 Fahrus Zaman Fadly, ed., Mahasiswa Menggugat; Potret Gerakan mahasiswa
Indonesia 1998 (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h 47
3
di fokuskan pada pertimbangan-pertimbangan dakwah.3 Di IAIN pengajaran
agama baik sejarah, tasawuf, filsafat, hanya terbatas pada tokoh-tokoh
tertentu. Itu akan mengakibatkan mahasiswa mempunyai pemikiran yang
sempit dan parsial terhadap Islam.4 Harun Nasution membuat suatu teks book
yang melihat Islam dari berbagai aspeknya diintegrasikan kedalam kurikulum
nasional untuk pengajaran Islam.
Sebagai sebuah institusi agama, UIN Jakarta sangat memiliki arti yang
penting terhadap tumbuhnya sikap terbuka. Sistem demokrasi selama ini
menjadi landasan negara ini, mulai diteriakan kembali setelah lama terpasung
dan hanya menjadi hiasan. UIN Jakarta kini mulai bisa menerima pengaruh-
pengaruh dari luar. Forum-forum kajian yang mengkaji berbagai topik,
semakin membuat para mahasiwa kaya akan pengetahuan. Demokrasi yang
lama terpasung akibat sistem yang tidak berjalan, mulai terbuka dengan
ditandai oleh munculnya organisasi-organisasi yang berorientasi pada
perjuangan rakyat salah satunya adalah Komunitas Mahasiswa UIN Jakarta
atau disingkat KM UIN Jakarta.
Pada awal tahun 1998 KM UIN Jakarta tergabung dalam aliansi
strategis membentuk Forum Komunikasi Mahasiswa se-Jabotabek tepatnya
tanggal 7 Maret 1998 di kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional
(ISTN). Dengan nama Forum Kota. Dalam perjalanan yang sangat panjang,
pada 7 Mei 2008 KM UIN Jakarta melepaskan diri dari aliansi strategis
Forum Kota.
3 Fuad Jabali dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia (Jakarta: Logos,
2002), h. 10. 4Ibid, h. 42.
4
Organisasi KM UIN Jakarta sebagai gerakan mahasiswa banyak yang
telah diperbuat untuk mencita-citakan masyarakat kemerdekaan Rakyat 100%
itu adalah dasar perjuangan dari aktivis KM UIN Jakarta. Dalam menyikapi
isu-isu kerakyatan dan kebijakan pemerintah selalu dengan konfrontasi tanpa
ada kompromis. Aktivis KM UIN Jakarta pernah melakukan advokasi korban
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) se-Jawa Barat karena disana
banyak merugikan masyarakat seperti penyakit akibat radiasi listrik tegangan
tinggi dan masyarakat minta ganti rugi kepada pemerintah untuk pindah
rumah dari kawasan tower SUTET.
Pernah juga mendampingi para pedagang kaki lima di Jakarta pada
tahun 2005 terkait penggusuran oleh pemerintah dengan sepihak tanpa solusi
yang ditawarkan Masyarakat bingung untuk berjualan, karena tidak ada lapak
untuk berdagang, maka para aktivis KM UIN Jakarta bersama pedagang kaki
lima menuntut haknya terhadap pemerintah agar bisa berdagang
menyambung kehidupan.
Dalam menyikapi kebijakan pemerintah aktivis KM UIN Jakarta
selalu merensponi kebijakan pemerintah yang diangap kontroversi dan
merugikan rakyat seperti kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang
dinaikan oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla,
sebanyak tiga kali selama perode 2004-2009. Kenaikan harga TDL (Tarif
Dasar Listrik) pada 2006 yang menjadi polemik di masyarakat KM UIN
Jakarta bersama mahasiswa se-Jakarta yaitu Jarkot (Jaringan Kota) dengan
5
mendirikan Posko di USNI (Universitas Satya Negara Indonesia) dengan cara
mogok makan dan menjahit mulut untuk menolak kenaikan harga TDL.
Pernah juga mendirikan Posko Bersama Anti Korupsi di KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) 2010, bersama-sama mahasiswa se-Jakarta dengan
nama KM RAYA (Komunitas Mahasiswa Raya) melakukan mogok makan
karena terkait pada waktu itu lembaga korupsi KPK dilemahkan serta
kriminalisasi kasus Bibit Samad Rianto dan Bibit Chandra berakhirnya di
SP3kan (Surat Penghentian Penuntutan Perkara) kasus Bibit dan Chandra
oleh Jaksa Agung.
Sebagai organisasi gerakan KM UIN Jakarta telah menjadi panggilan
untuk menyikapi kebijakan pemerintah, tentang konversi minyak tanah ke gas
dan mencoba untuk mempelajari dan berdiskusi. Di kalangan masyarakat juga
resah dengan kebijakan konversi minyak tanah ke gas karena pemerintah
terlalu cepat untuk mengganti minyak tanah dengan gas.
Disinilah KM UIN Jakarta bersama kampus lainya seperti Universitas
Kristen Indonesia (UKI), Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), Universitas
Mpu Tantular (UMT), dan Universitas Jagakarsa untuk bergerak turun
langsung untuk mendampingi masyarakat pengguna minyak tanah, tergabung
dalam Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT)
Kebijakan konversi minyak tanah ke gas menjadi kontroversi, karena
banyak menimbulkan kerugian di masyarakat seperti gas yang meledak dan
banyak yang meningal. Kurangnya sosialisai mengakibatkan masyarakat
menjadi bingung dan takut untuk menggunakannya ternyata hanya itu saja
6
yang dirasakan masyarakat, tetapi minyak tanah menjadi sesuatu kebutuhan
yang primer bagi nelayan dan masyarakat yang belum ada listrik di pelosok-
pelosok daerah serta pegunungan-pegunungan. Disini terlihat pemerintah
terlalu terburu-buru untuk melakukan program ini tanpa melihat realitas
keadaan masyarakat yang sesungguhnya.
Dari berbagai penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengangkat
tema besar tersebut ke dalam sebuah skripsi dengan judul: Mahasiswa dan
Politik Studi kasus Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri
(KM UIN Jakarta) dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas 2007.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari melebarnya pembahasan, penulis merasa perlu
untuk memberikan pembatasan dan perumusan masalah terhadap objek yang
dikaji. Lingkup masalah ini terbatas pada masalah: Gerakan Mahasiswa
Aktivis KM UIN Jakarta. Selanjutnya dibatasi pada Aktivis KM UIN Jakarta
dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007.
Untuk memudahkan pembahasan ini, maka penulis membuat
perumusan masalah: Bagaimana Aktivis KM UIN Jakarta melakukan
Gerakan dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah
untuk mengetahui Gerakan Aktivis KM UIN Jakarta dalam menyikapi
7
konversi minyak tanah ke gas 2007. Serta memberi pemahaman terhadap
mahasiswa dan masyarakat mengenai suatu dinamika politik yang terjadi
terhadap gerakan mahasiswa di Indonesia.
Manfaat dari penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, serta
memberikan sumbangsih terhadap pemikiran dan wawasan ilmu sosial politik
yang lebih luas kepada penulis khususnya, dan pada masyarakat luas
umumya. Dan yang terpenting adalah penelitian ini dilakukan untuk
melengkapi salah satu persyaratan kelulusan pada program S1 Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Program Studi Ilmu politik dalam meraih gelar S. Sos (Sarjana
Sosial).
D. Metodologi Penelitian
11.. TTiippee ppeenneelliittiiaann
JJeenniiss ppeenneelliittiiaann iinnii kkuuaalliittaattiiff yyaaiittuu sseebbaaggaaii pprroosseedduurr ppeenneelliittiiaann yyaanngg
mmeenngghhaassiillkkaann ddaattaa bbeerrssiiffaatt ddeesskkrriippttiiff bbeerruuppaa kkaattaa--kkaattaa tteerrttuulliiss aattaauu lliissaann
ddaarrii oorraanngg--oorraanngg ddaann ppeerriillaakkuunnyyaa yyaanngg ddaappaatt ddiiaammaattii..
22.. MMeettooddee ppeenngguummppuullaann ddaattaa
Metode pengumpulan data memilih wawancara, observasi dan
literatur. Wawancara dilakukan dengan mantan ketua CC (Central
Commite) KM UIN Jakarta periode 2006-2008, yaitu Mustholih “Borang”,
kedua aktivis KM UIN Jakarta, Hambali “Joey”, eks tahanan politik,
terkait demonstrasi menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah
8
ke gas 2007. Yang ketiga Wawancara dengan CC (Central Committe)
aktivis KM UIN Jakarta periode (20011-2012) angkatan 2007 Fakultas
Syariah dan Hukum.
Adapun pertimbangan penulis untuk mewancarai mereka adalah,
penulis menganggap ketiga orang tersebut memiliki data dan informasi
yang berkaitan dengan materi dan pokok pembahasan yang dibahas oleh
penulis dalam skripsi ini.
Kedua, data sekunder (literatur yang mendukung), adalah buku-
buku yang berhubungan dengan wacana gerakan mahasiswa dan politik
maupun tidak, atau literatur yang mendukung berupa artikel, koran dan
data lain yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
33.. MMeettooddee PPeemmbbaahhaassaann
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini bersifat
deskriptif analitis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat
gambaran terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan
cara memberikan analisa terhadap data tersebut.5
Data yang terkumpul dianalisa dengan temuan data-data lainnya.
Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan data, dan selanjutnya
mengadakan interpretasi dengan membaca kajian-kajian teoritis untuk
memahami hasil analisis, sehingga terwujud kesimpulan sebagai hasil
penelitian.
5 Mari singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES,
1989), cet pertama, h. 63.
9
Sementara teknik penulisan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah “(Skripsi, Tesis
dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, penulis
membagi menjadi lima bab yang didahului dengan kata pengantar, daftar isi
dan diakhiri dengan daftar pustaka. Adapun sistematika penulisan skripsi ini
yang dibagi ke dalam lima (5) bab, perinciannya sebagai berikut:
Dalam bab satu penulis memaparkan Pendahuluan, yang terdiri dari
latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Adapun bab dua berisi landasan teori gerakan mahasiswa dan politik,
yang memuat tentang pengertian gerakam mahasiswa, pengertian gerakan,
pengertian mahasiswa, pengertian kepentingan kelompok.
Dalam bab tiga berisi tentang identitas dan aktivitas politik Komunitas
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta), profil
Organisasi KM UIN Jakarta, KM UIN Jakarta dengan organisasi lainya di
UIN Jakarta, jaringan KM UIN dengan kampus-kampus lainya, penyikapan
kebijakan pemerintah dan isu-isu kerakyatan.
Sedangkan bab empat berisi Gerakan aktivis Komunitas Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) dalam menyikapi
konversi minyak tanah ke gas 2007, gerakan aktivis KM UIN Jakarta,
10
pendampingan masyarakat, demonstrasi, konsistensi sikap politik aktivis KM
UIN Jakarta selama menyikapi konversi minyak tanah ke gas, resiko yang
diterima, kelanjutan bergerak.
Pada bab terakhir berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan
dan saran. Kesimpulan dan saran memberikan jawaban terhadap
permasalahan yang dihadapi serta merangkum hasil keseluruhan dari tema
skripsi tersebut.
11
BAB II
LANDASAN TEORI GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK
A. Pengertian Gerakan Mahasiswa
Gerakan mahasiswa belum menjadi bagian khusus yang diakui dan
juga suatu disiplin akademis. Tetapi kepustakaan yang dibidang ini banyak
sekali dan variasi untuk dipandang sebagai suatu bidang studi.1 Aktivitas
politik mahasiswa sebagai suatu unsur atau golongan masyarakat yang
mengemban fungsi sebagaimana golongan lainya, maka kita justru sedang
berada dalam kerancuan sikap. Sebabnya berpangkal kepada pengakuan
terhadap mahasiswa sebagian golongan masyarakat yang mempunyai hak dan
tanggung jawab penuh sebagaimana golongan lainya di dalam masyarakat.2
Oleh karena itu mahasiswa yang merasa dirinya harus memasuki
dunia politik, maka mereka harus keluar dari golongan dan lingkungannya.
Mereka itu secara individual memasuki organisasi politik yang di kuasai dan
di bangun oleh orang dewasa. Segenap pertanyaan yang dihadapkan kepada
kebijaksanaan kemahasiswaan dan terhadap masa depan gerakan mahasiswa,
berangkat dari asumsi bahwa sebagai unsur dari kehidupan masyarakat yang
dinamik dan sedang menuju kehidupan modern, mahasiswa merupakan
golongan masyarakat yang hak dan kewajiban yang sama seperti golongan
lainya.3
1 Philip G Albach, Politik dan Mahasiswa, Perspektif dan Kecendrungan Masa Kini,
(Jakarta: PT Gramedia, 1988), h. 3. 2 Ibid, h. ix.
3 Ibid. h. x.
11
12
Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN
Jakarta) salah satu organisasi gerakan mahasiswa yang ada di Indonesia.
Menjadi suatu fenomenal apa yang dilakukan gerakan mahasiswa ini, isu-isu
kerakyatan dan kebijakan pemerintah yang menjadi perhatian dalam
menentukan sikap terhadap penguasa. Dari pola-pola gerakan yang dilakukan
adalah aksi-aksi demonstrasi, propaganda-propaganda lewat selebaran atau
spanduk, live in atau turun lansung kekantong-kantong masyarakat.
Gerakan politik mahasiswa tergolong tekanan (pressure) politik.
Gerakan mahasiswa berada di luar struktur dan lembaga politik. Dari sana
mereka melakukan desakan supaya aspirasi dan perjuangan mereka dipenuhi
lewat kebijaksanaan yang di hasilkan oleh dan melalui lembaga-lembaga
politik yang beroperasi. Jadi mahasiswa tersebut tidak mengadakan kegiatan
politik secara langsung. Politik mahasiswa ini lebih merupakan bagian dari
aktivitas masyarakat yang ditunjukan kepada lembaga-lembaga politik dalam
rangka memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya.4
Jauh berbeda dengan keadaan itu ialah proses terhentinya politik
mahasiswa sedang berkembang. Karena lembaga politik di dalam masyarakat
mereka ini belum berfungsi sepenuhnya, maka gerakan politik mahasiswa
dipandang sebagai alternatif terhadap pelaksanaan fungsi lembaga yang
bersangkutan. Dengan begitu mahasiswa meletakan dirinya di tengah
gelanggang kehidupan politik. Perubahan yang mereka inginkan
diperjuangkan sendiri di dalam arena politik. Akibatnya ialah terjadinya
4 Fahruz Zaman Fadhly, Mahasiswa Menggugat, Potret Gerakan Mahasiswa Indonesia
1998, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 237.
13
perubahan politik, baik berupa perubahan sistem politik maupun berbentuk
perubahan pemerintah atau rezim.
Tidak berfungsinya lembaga politik untuk menghentikan gerakan
politik Indonersia dan besarnya dampak politik yang mungkin di timbulkan
oleh aktivitas seperti itu, mendorong para pengusa dan pemerintahan
masyarakat sedang berkembang untuk menggunakan kekuasaan. Tekanan
fisik pengawasan dan pengendalian serta hukum di manfaatkan untuk
menahan dan penyelesaikan gerakan mahasiswa.
Dalam teori gerakan sosial, yaitu titik yang menimbulkan efek
solidaritas ketika sekian banyak kepentingan bisa dipertemukan dan akhirnya
membentuk basis pendukung, itu bisa berupa jaringan organisasi, platform
organisai, momentum politik, atau bisa berupa kehadiran figur-figur
pemimpin. Dengan merebaknya aksi-aksi mahasiswa, pemerintah khawatir
gerakan mahasiswa akan menimbulkan efek solidaritas yang pada giliranya
akan memancing partisipasi masyarakat luas.
Apalagi ketika pemerintah transisi Habibie tengah menghadapi
problem legitimasi. Hal ini tampak dengan jelas aksi-aksi mahasiswa kembali
muncul dengan mengagendakan penolakan SI-MPR (Sidang Istimewa-
Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan pembentukan sebuah presidium
pemerintah transisi. Masyarakat dalam jumlah sangat besar terlibat di dalam
mobilisasi-mobilisasi massa.
Dari partisipasi aksi massa selama SI (Sidang Istimewa), masyarakat
terlibat dalam proses poltik yang menimbulkan dampak politik nasional.
14
sementara sebagian lagi bahkan terlibat langsung dalam aksi-aksi protes
menjadi bagian integral gerakan massa. Sebagai konsekuensinya, mereka
juga turut berhadap-hadapan dengan aparatur represif satuan keamanan.5
1. Pengertian Gerakan
Gerakan sosial suatu upaya yang kurang lebih keras dan
terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang yang relatif besar jumlahnya,
entah untuk menimbulkan perubahan. Baik prilaku kolektif maupun
gerakan-gerakan sosial terjadi di luar kerangka institusional kehidupan
sehari-hari. Prilaku kolektif dan gerakan-gerakan sosial mendobrak
jaringan harapan-harapan yang lazim.
Meskipun mirip satu sama lain, prilaku kolektif dan gerakan-
gerakan sosial yang diorganisir KM UIN Jakarta berbeda dalam suatu segi
yang penting. Jika prilaku kolektif ditandai dengan spontanitas dan
ketiadaan struktur internal, gerakan-gerakan memiliki tatanan internal dan
merupakan tindakan bertutujuan. Potensi organisasional inilah yang
memungkinkan gerakan sosial dapat menantang institusi-institusi mapan.6
Berbicara tentang gerakan-gerakan sosial berarti bicara tentang
aktivitas kelompok-kelompok sosial dalam menyampaikan aspirasi mereka
kepada para pemimimpin masyarakat dan negara. Melalui gerakan-
gerakan sosial kelompok-kelompok yang ada dalam suatu masyarakat
dapat melibatkan politik. Dengan kata lain, gerakan-gerakan sosial
5 Ibid, h. 237.
6 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet,
pertama, h. 65.
15
merupakan cara-cara kelompok yang ada dalam suatu masyarakat
berpartisipasi dalam kehidupan politik. Tetapi cara ini bersifat kurang
terorganisir, dan tidak kontinu.
Keterlibatan orang-orang dalam suatu gerakan sosial lebih
didasarkan atas rasa simpati mereka terhadap pandangan sosial atau
doktrin tertentu yang dianggap relevan untuk dibela. Dan keangotaan
mereka dalam suatu gerakan sosial hanya bersifat sementara. Ini berbeda
dengan dengan partai-partai politik yang memilki keanggotaan tetap.
Namun patut juga diperhatikan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang
berskala besar terdapat juga kelompok-kelompok yang berbeda pandangan
politik.
Gerakan sosial bertujuan untuk mengubah masyarakat dengan
menentang nilai-nilai fundamental. Gerakan ini semacam gerakan
revolusioner yang memodifikasi kerangka skema nilai yang ada, ini
disebut reformasi. Reformasi mengubah kerangka nilai-nilai secara lebih
memadai.7
Gerakan massa, menjadi salah satu pola gerakan yang dilakukan
oleh aktivis KM UIN Jakarta terhadap masyarakat pengguna minyak
tanah, betapapun berlainan doktrin dan tetapi mempunyai cita-cita yang
sama, menghimpun pengikutnya yang pertama dan jenis orang tertentu.
Semuanya memikat jenis mentalitas tertentu pula. Tidak perlu diulang lagi
bahwa orang yang masuk menjadi anggota suatu gerakan revolusi yang
7 Ibid, h. 71.
16
sedang mendapat nama berbuat demikian karena terpikat kemingkinan
melihat perubahan tiba-tiba dan hebat pada kehidupanya. Suatu gerakan
revolusi jelas dapat dijadikan alat pembawa perubahan.8
Gerakan massa melibatkan kegiatan perubahan secara revolusioner
dan gerakan perjuangan nasional secara sendiri-sendiri atau kerja sama.
Perbedaan dasar antara gaya tarik gerakan massa dan gaya tarik organisasi
praktis. Organisasi praktis menawarkan kesempatan untuk mengembankan
diri, dan daya tarik terutama terletak pada pengabdiannya kepada
kepentingan diri sendiri.
Gerakan massa menarik dan dapat mempertahankan pengikut,
bukan karena dapat memuaskan dorongan orang untuk mengembangkan
diri pribadi tetapi karena dapat memuaska orang yang ingin membebaskan
diri dari kepentingan diri pribadi.9 Gerakan massa, pada taraf sedang
aktif-aktifnya mencari pengikut, memusatkan perhatian bukan pada orang
yang ingin memperkuat dan mengembangkan diri pribadi tercinta, tetapi
pada orang yang berusaha menyingkirkan diri pribadi yang benci.
Bagi orang yang tidak puas, gerakan massa menawarkan sebuah
pengganti, untuk seluruh diri pribadi atau untuk berbagai unsur yang
membuat kehidupan dapat dipikul dan yang tidak dapat digalinya dari
sumber kepribadinya sendiri. Memang ada petualang di antara pengikut
awal gerakan massa, yang masuk menjadi angota dengan harapan gerakan
8 Eric Hoffer, Gerakan Massa, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia, USIS, 1988), cet,
pertama, h. xiii. 9 Ibid, h. 12.
17
itu akan dapat membantu memutar roda nasipnya dan membawanya
kesinggasana kemasyuaran dan kekuasaan.
Di pihak lain, orang yang giat dalam yayasan, partai politik dan
organisai praktis lainya ada juga kadang-kadang menunjukan pengabdian
yang tulus. Namun demukian, bagaimanapun juga pertimbangan praktis
tidak pernah akan dapat bertahan lama, kecuali jika menarik untuk dapat
memuaskan kepentingan pribadi, sementara kekokohan dan perkembangan
gerakan massa tergantung pada kemampuanya mencetuskan dan
memuaskan dorongan untuk membuang jauh-jauh kepentingan diri sendiri.
Bila gerakan massa mulai menarik bagi orang lebih berminat
memupuk kedudukanya sendiri saja, ini suatu tanda bahwa gerakan itu
merangkul dan memilihara masa kini. Gerakan itu tidak dapat lagi
merupakan suatu gerakan massa tetapi menjadi suatu usaha. Dalam
gerakan ada beberapa tiga kriteria mengenai perubahan yang mendasar
dalam pergerakan yaitu adalah:
a. Evolusi merupakan suatu gerakan perubahan secara perlahan yang
mempunyai tahapan atau proses untuk mencapai suatu pertumbuhan,
peningkatan, perkembangan dan kemajuan. Ketika ingin maju dan
perttumbuhan berkembang adalah keharusan di era pada saat ini.
Sebab kemajuan dalam tindakan gerakan mahasiswa menuntut proses
berpikir, kritis, kreatif dan tata cara bertindak yang lebih maju pula.10
10
Pradipa Yoedhanegara, Desentralisasi Gerakan Mahasiswa, (Jakarta: DPP Aliansi
Wartawan Indonesia, 2005), cet, pertama, h. 54.
18
“Dalam paradigma berpikir yang evolusi, komunitas
gerakan mahasiswa dibesarkan dalam semangat nasionalisme
yang dikembangkan menuju neo nasionalisme untuk mencapai
titik ideal. Ketika polarisasi berpikir masyarakat sudah
mencapai tahapan ideal maka tidak mustahil cita-cita
terbentuk civil society menjadi realita. Polarisasi gerakan yang
bersifat evolusi sangat membutuhkan kemampuan reflektif,
continue dan tidak tergesa-gesa. Karena dari proses itulah
manusia bisa saling belajar dan coba memahami kehendak
ataupun kebutuhan bersama (take and give).”11
Mahasiswa sebagai agen perubahan menjadi garda terdepan
dalam sebuah perubahan dituntut untuk memberikan sumbangan
pemikiran, ide maupun gagasan pada terbentuknya negara yang
memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang sejahtera. Sebagai
generasi penerus, mahasiswa harus belajar sungguh-sungguh untuk
masa depan bangsa dan negara.
b. Transformasi yaitu suatu pergerakan yang menghendaki adanya
proses perubahan terhadap suatu nilai yang kita yakini kebenaranya.
Oleh karena itu nilai-nilai yang berada pada tataran suprastrktur
seharusnya termanifestasikan secara riil pada empiric bekerja
berorganisasi.12
Dalam gerakan mahasiswa ketika meyakini suatu
perubahan maka jangan ragu untuk bertindak dalam menyikapinya.
“Dalam proses gerakan transformasi ada landasan atau
dasar pijakan bagi berlangsungnya proses transformasi yaitu
pertama, Transedensi yang mengarah kepada moral teologis
berpikir manusia yang memiliki ikatan kepada yang di atas.
Kedua, Indepedensi yaitu sikap kemandirian yang tidak
tergantung kepada pihak-pihak tertentu yang mendapat
kooptasi dan menghegemoni gerakan mahasiswa. Ketiga,
Emansipasi yang menuju pada kebebasan dalam bergerak.
11
Ibid, h. 54. 12
Ibid, h. 60.
19
Keempat, Liberalisasi yaitu sebagai sebuah semangat
kebebasan yang di landasi rasa tanggung jawab sosial terhadap
sebuah aturan main yang telah disepakati secara bersama.”13
c. Akulturasi merupakan sebuah strategi untuk melakukan perubahan
sosial dalam masyarakat yang mengacu pada sebuah kebudayaan
terhadap kebudayaan lainya atau dengan kata lain saling
mempengaruhi antara dua kebudayaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial pada kebudayaan tertentu, sebagai contoh
terjadinya proses akulturasi budaya kota karena semakin derasnya
arus informasi yang terjadi.14
“Suatu perubahan Akulturasi dimulai dengan
terhubungnya dua sistem kebudayaan atau lebih otonom dan
hal tersebut terjadi melalui program komunikasi, imigrasi,
ataupun urbanisasi. Dalam memahami definisi tersebut ketika
kita mengkolaborasikan kedalam gerakan kebangsaan saat ini,
kita dapat melihat adanya pergeseran nilai kebangsaan serta
semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia atau dengan
kata lain telah terjadi sebuah dekadensi moral.”15
2. Pengertian Mahasiswa
Peran mahasiswa awal pergerakan kemerdekaan sampai kepada
saat bangsa Indonesia memasuki era pembangunan ini sementara ada yang
berpandangan bahwa mahasiswa mempunyai posisi strategis dan peran
menentukan. Ada pula yang berpendapat bahwa posisi mahasiswa tidaklah
penting sedangkan peranan mereka hanyalah sebagai alat atau pembantu
bagi kekuatan yang sesungguhnya.
13
Ibid, h. 60. 14
Ibid, h. 62. 15
Ibid, h. 62.
20
Lalu ada yang meyakini bahwa tingkat strategis posisi mahasiswa
bervariasi mulai dari yang utama seperti diawal pergerakan kemerdekaan
sampai kepada dewasa ini yang hanya sebagai bagian dari masyarakat
luas. Begitu pula tentang peran mahasiswa, pandangan ketiga ini juga
melihat variasi yang besar, mulai dari perubahan pandangan masyarakat
seperti diantara tahun 1930-1960an, sampai saat ini.16
Posisi mahasiswa yang dimaksudkan adalah sebagai bagian dari
intelektual, karena kehadiran mereka dikalangan warga masyarakat yang
berkecimpung dengan ilmu pengetahuan dan lingkungan orang yang
menerapkan ilmu sebagai teknokrat. Mahasiswa adalah mereka yang
belajar dan menempuh latihan yang diberikan oleh kaum intelektual dan
intelektual teknokrat, untuk menempati posisi mereka kemudian hari.
Sebagaimana kaum intelektual, mahasiswapun berada posisi
terdepan dalam proses perubahan yang dialami oleh masyarakat.
Mahasiswa diterima masyarakat sebagai warga kelompok pembaru
kehidupan masyarakat. Sejalan dengan posisi mahasiswa didalam peta
masyarakat atau bangsa, dikenali dua peran pokok yang selalu tampil
mewarnai sejarah aktivitas mereka selama ini.
Pertama ialah sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan
yang terjadi di dalam berbagai cetus kesadaran masyarakat luas akan
problema yang ada dan menumbuhkan kesadaran itu untuk menerima
16
Arbi Sanit, Mahasiswa dan Kekuasaan dan Bangsa, (Jakarta: Lingkiran Studi
Indonesia dan YLBHI, 1989), h. 7.
21
alternatif perubahan yang dikemukan atau didukung oleh mahasiswa itu
sendiri, sehinga masyarakat berubah kearah kemajuan.
Dalam proses serah tugas seperti itu telah berlangsung bahwa
mahasiswa kembali ketugas utamanya yaitu studi dan mempersiapkan diri
untuk memasuki berbagai bidang profesi. Dan berkenan dengan posisi
serta peranya sebagai bagian kaum intelektual, mahasiswa kembali
kegiatan analisa dalam rangka memahami kelanjutan proses kehidupan
dan menentukan sikap terhadap proses tersebut.17
B. Kelompok Kepentingan
Kepentingan kelompok yang di bangun KM UIN Jakarta dan
masyarakat pengguna minyak tanah, dalam Forum Masyarakat Pengguna
Minyak Tanah (FMPMT) adalah suatu komunitas yang berusaha untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintah saat konversi minyak tanah ke gas
2007. Kelompok-kelompok kepentingan bermunculan pada abad ke 19,
organisasi lebih longgar dibandingkan dengan partai politik dan tidak
memperjuangakan kursi dalam parlemen. Hanya memfokuskan diri pada
suatu masalah tertentu saja. Keanggotaanya terutama terdiri atas golongan-
golongan yang menganggap dirinya tertindas serta terpinggirkan.18
Pada dasarnya kelompok kepentingan ini adalah “protes” mengkritisi
kebijakan-kebijakan publik. Bahwa menyadari suara satu orang sangat kecil
17
Ibid, h. 9. 18
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2001), h. 383.
22
pengaruhnya, terutama di negara-negara yang berpenduduk jumlahnya besar.
Melalui kegiatan menggabungkan diri dengan orang lain menjadi suatu
kelompok, diharapkanya tuntutanya menjadi akan lebih didengar oleh
pemerintah. Tunjuan kelompok kepentingan ini adalah mempengaruhi
kebijakan pemerintah agar lebih menguntungkan kelompok tersebut.
Kelompok-kelompok ini berkembang menjadi gerakan sosial.19
Kelompok kepentingan berdasarkan solidaritas pada satu profesi,
sepekerjaan, kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik dan tidak
mempunyai organisasi ketat, walaupun lebih mempunyai ikatan, anggota-
angotanya merasa mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan
ekonomi dan massa konsumen.
Gabriel A. Almond dan Bingham G, powell dalam buku Comparative
Today: A World view (1992). Membagi kelompok kepentingan empat
kategori, yaitu
1. “Anomic kelompok ini tidak mempunyai organisasi secara invidu
yang terlibat mempunyai perasaan frustasi dan ketidakpuasan yang
sama. Sekalipun tidak terorganisir dengan rapi, dapat saja kelompok-
kelompok ini secara spontan mengadakan aksi massal jika tiba-tiba
timbul frustasi dan kekecewaan mengenai suatu masalah.
Ketidakpuasan ini melalui demonstrasi dan pemogakan yang tidak
terkontrol dan kadang berakhir secara kekerasan.
2. Nonasosiasional kelompok ini tumbuh berdasarkan rasa solidaritas
pada sanak saudara, kerabat, agama, wilayah, kelompok etnis dan
pekerjaan. Kelompok-kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik
dan tidak mempunyai organisasi yang ketat, walaupun lebih
mempunyai ikatan dari pada anomic. Anggota-anggotanya merasa
mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan ekonomi,
massa konsumen, kelompok etnis dan kedaerahan.
3. Institusional kelompok ini formal berada dalam atau bekerja sama
secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi dan militer.
19
Ibid, h. 382.
23
4. Asosiasional kelompok terdiri atas serikat buruh, kamar dagang,
asosiasi etnis dan agama. Organisasi –organisa ini dibentuk dengan
satu tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dengan
staf yang bekerja penuh waktu.”20
Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT) dikategorikan
adalah kelompok Nonasosiasional yang tumbuh berdasarkan solidaritas sama-
sama masyarakat pengguna minyak tanah dan yang menolak konversi minyak
tanah ke gas, kebijakan ini dikeluarkan oleh pemerintah. Apa dilakukan
pengorganisiran KM UIN Jakarta terhadap masyarakat pengguna minyak
tanah adalah bentuk protes terhadap pemerintah karena membuat keresehan
dimasyarakat dan menjadi kontroversi.
20
Ibid, h. 388.
24
BAB III
IDENTITAS DAN AKTIVITAS POLITIK KOMUNITAS
MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
(KM UIN JAKARTA)
A. Profil Organisasi KM UIN Jakarta
Organisasi bernama Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Jakarta yang disingkat menjadi KM UIN Jakarta didirikan tanggal 22 Mei
1998 di kota Jakarta yang berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia. KM
UIN Jakarta berasaskan demokrasi Kerakyatan dan bersifat independen yang
terbuka bagi mahasiswa UIN Jakarta.
Pada 1998 KM UIN Jakarta, dulu yang bernama KM IAIN (Institut
Agama Islam Negeri) tergabung dalam aliansi strategis yaitu Forum Kota
(Forkot) bersama-sama kampus-kampus se-Jabodetabek untuk
menumbangkan rezim Orde Baru. Dalam perjalanannya bersama Forkot
selama 10 tahun yang dilalui sangat panjang, organisasi KM UIN Jakarta
menjadi suatu gerakan mahasiswa yang independen. Pada 7 mei 2008 KM
UIN Jakarta tidak tergabung lagi dengan Forkot karena sudah berbeda
pemikiran dan pandangan dalam bergerak.
Organisasi KM UIN Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan
Kemerdekaan Rakyat 100% dan misinya membangun jaring sektor mahasiswa
dan sektor rakyat. Mewujudkan kader yang berwawasan luas dalam
pengetahuan, berdikari dalam politik, mandiri dalam ekonomi, serta
mempunyai kepribadian dalam kebudayaan, dengan semangat radikalisme
24
25
dalam gerakan. Anggota KM UIN Jakarta adalah mahasiswa UIN Jakarta yang
telah menjadi syarat menjadi anggota organisasi.1 Struktur organisasi KM UIN
Jakarta sebagai berikut:
Keterangan: Central Committee, Sekretaris masing-masing diisi satu
orang anggota, dan jabatan yang lainya diisi beberapa anggota KM UIN
Jakarta.
1. Central Committee (CC) adalah pemimpin seluruh kegiatan organisasi
menentukan kebijakan organisasi yang bersifat taktis dan mengangkat dan
memberhentikan pengurus CC. Catatan bahwa kesepakatan atau keputusan
tertinggi organisasi secara strategis adalah forum KM UIN Jakarta.
1 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART), Kongres VII KM UIN Jakarta,
Tugu, Puncak, Jawa barat, 5 Februari 2011, pukul, 21:08, h. 1.
26
2. Sekretaris adalah pelaksana operasional dan membantu menjalankan
agenda-agenda organisasi ketua CC.
3. Bendahara tugasnya adalah membantu menjalankan organisasi ketua CC
dan mengatur keuangan organisasi.
4. Jaringan Luar tugasnya adalah sebagai simpul atau perwakilan dari
organisasi KM UIN Jakarta untuk menghadiri rapat-rapat dengan kampus
atau organisasi lain.
5. Agitasi dan Propaganda tugasnya adalah yang membuat spanduk-spanduk
dan selebaran atas apa yang menjadi isu-isu KM UIN Jakarta dalam
menyikapi persoalan yang ada dikampus situasi lokal (sitlok) atau situasi
nasional (sitnas).
6. Kaderisasi tugasnya adalah mencari calon-calon untuk menjadi kader KM
UIN Jakarta dan mempersiapkan agenda pelatihan serta mempersiapkan
tempat, begitu juga yang mengisi tema-tema pelatihan KM UIN Jakarta.
KM UIN Jakarta mempunyai basis ditiap-tiap Fakultas yang ada di
UIN Jakarta, tiap Fakultas harus mencari kader-kader sendiri dengan cara
mendirikan stand dalam kampus, setelah mendapatkan calon kader maka
diadakan pelatihan, biasanya di tempat-tempat terbuka dan suasana yang alam.
Anggota KM UIN Jakarta adalah mahasiswa yang telah mengikuti pendidikan
yang diadakan organisasi. Pertama penerimaan anggota KM UIN Jakarta
tingkat I disebut Pendidikan Dasar Gerakan mahasiswa (PDGM) yang
diselenggarakan oleh Cabang Fakultas (CBF) KM UIN. Kedua pendidikan
27
KM UIN tingkat II disebut tingkat lanjutan Pelatihan Gerakan Mahasiswa
(PLGM) dan diselenggarahkan CC KM UIN Jakarta .
Materi-materi yang yang diberikan pendidikan tingkat I PDGM adalah
Logika Bergerak, ke KM UIN an dan Asas, SGM (Sejarah Gerakan
Mahasiswa), Manajemen dan Simulasi Aksi, Teknik Orasi, Sitnas (Situasi
Nasional), Screaning. Sedangkan pelatihan tingkat II PLGM adalah MDH
(Materialisme Dialektika Historis), 10 Step Pengorganisiran, Asas, Maping
Politik, Ekonomi Politik, Islam, Manajemen Organisasi, Analisa Media,
Sejarah Revolusi Dunia.2
Dalam menyikapi isu-isu nasional mekanismenya adalah bagaimana
organisasi yang mengagendakan rapat mengenai situasi nasional kalau ada isu-
isu yang kontroversi dimasyarakat maka aktivis KM UIN Jakarta
menyikapinya secara organisasi kalau itu isuhnya kerakyatan maka aktivis
KM UIN Jakarta turun langsung ketengah masyarakat dan melakukan
pengorganisiran.
B. KM UIN Jakarta dengan Organisasi Lain di UIN Jakarta
Organisasi KM UIN Jakarta salah satu organisasi extra kampus di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada beberapa organisasi
extra yang ada di UIN Jakarta seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),
2 Ibid, h. 4.
28
Kesatuan Aksi Mahasiswa Jakarta (KAMJAK), Lingkaran Studi dan Aksi
Demokrasi Indonesia (LS-ADI) dan beberapa organisasi extra kampus yang
lainya.
Hubungan KM UIN Jakarta dengan organisasi extra kampus yang
lainya cukup baik, kadang melakukan diskusi bersama dan membuat aliansi
seperti Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KBM
UIN Jakarta) untuk menyikapi persoalan yang ada di kampus atau isu-isu
Nasional. Terkadang pernah terjadi pergesekan antara KM UIN dengan
organisasi yang lainya karena persoalan eksistensi dan saling menjatuhkan.
Pada saat Pemilu kampus sering terjadi benturan antara organisasi-organisasi
yang ada di UIN Jakarta.
KM UIN mempunyai koalisi yang membentuk partai politik di kampus
yaitu Partai BOENGA yang di deklakrasikan pertama kali pada hari Selasa, 10
April 2001 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Jakarta (KAMJAK).3
HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) mempunyai partai kampus yaitu
PARMA (Partai Reformasi Mahasiswa), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) mempunyai partai kampus PPM (Partai Persatuan Mahasiswa),
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) mempunyai partai
kampus PIM (Partai Intelektual Muslim), IMM (Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah) mempunyai partai kampus Partai Progresif. Pemilu Raya
3 Web site, http//www.partaiboenga.blogspot.com diakses pada 25 November 2011
29
yang ada di kampus diselenggarakan satu tahun sekali di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Posisi KM UIN Jakarta dengan organisasi yang lainya di UIN Jakarta,
menjadi beda tersendiri karena sering melakukan aksi-aksi yang tidak pernah
dilakukan oleh organisasi yang lainya seperti mogok makan serta menjahit
mulut dan selalu konsisten dalam menyikapi kebijakan pemerintah dan isu-isu
kerakyatan yang merugikan masyarakat.
Radikalisme menjadi ciri khas organisasi KM UIN Jakarta sering
terjadi bentrokan antara aktivis mahasiswa dengan aparat keamanan, aksi-
aksinya yang extrim serta ada beberapa aktivis yang di pidanakan, radikalisme
secara menyeluruh habis-habisan, amat keras menuntut perubahan, dan maju
dalam berpikir atau bertindak. Pada prakteknya, radikal yang berbentuk
tindakan dan juga paham yang di kembangkan, cenderung dipandang sebagai
suatu upaya penyelewengan, keluar jalur dari utama, tak bersistem.4 Totalitas
menjadi keharusan setiap apa yang dikerjakan maka disetiap kerja-kerja
gerakan butuh seperti itu, untuk mendapatkan yang maksimal.
C. Jaringan KM UIN Jakarta dengan Kampus Lainnya
Di kampus-kampus lainya KM UIN punya aliansi yaitu Komunitas
Mahasiswa Raya (KM RAYA) terdiri dari UIN Jakarta, Universitas Bung
Karno (UBK), Sekolah Tinggi Manajemen Teknik Komputer Indonesia
(STMIK), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang (Untirta) kegiatanya
4 Hasan Alwi, dkk, Kamus besar Bahasa Indonesia Dappertemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Cet. Pertama (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 147.
30
aliansi ini seperti aksi, diskusi, live in atau turun langsung dikantong-kantong
masyarakat dan melakukan kegiatan sosial.5
Aliansi KM RAYA didirikan 2009 dalam gagasan dan persepsi yang
sama antara kampus-kampus yang mempunyai pikiran yang kritis, radikal, dan
perubahan untuk rakyat Indonesia. Aliansi ini berproses untuk membuka
jaringan nasional untuk mengkuatkan barisan gerakan mahasiswa yang ada di
Indonesia. Karena tidak mudah untuk mempersatukan kampus-kampus di
Indonesia dan butuh waktu yang panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Ada beberapa aliansi mahasiswa yang pernah dibuat KM UIN Jakarta
yaitu pada tahun 2008 yaitu KPAB (Komunitas Perjuangan Anak Bangsa)
pada saat menyikapi kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pada 2009
Laskar Maftuh Fauzi (LMF) yang diambil dari nama mahasiswa Unas
(Universiatas Nasional) yang tewas dalam aksi menolak kenaikan harga BBM
2008 yang terjadi bentrok serta penyerangan kampus oleh aparat Polisi dan
memukuli mahasiswa lalu menimbulkan korban, lalu bersepakat mengambil
isu menolak pemilu 2009. Pada tahun 2010 Gema Satu (Gerakan Mahasiswa
Bersatu) waktu menyikapi kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Boediono.
KM UIN Jakarta bukan hanya membangun sektor mahasiswa tetapi
juga membangun sektor rakyat pada saat ini aktivis KM UIN Jakarta
mendampingi masyarakat Bandung desa Pengalengan para petani sayur
tergabung dalam Forum Petani Sayuran Indonesia (FPSI). Yang menuntut
5 Wawancara pribadi dengan Panden, CC (Central Comimte) KM UIN Jakarta, periode
2011-2012, Fakultas Syariah dan Hukum, pada tanggal 25 November 2011.
31
agar mencabut Perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free
Trade Agreement) karena dapat merugikan dan petani belum siap untuk
bersaing sayuran dari China yang harganya sangat murah.
D. Penyikapan Terhadap Isu-Isu Kerakyatan dan Kebijakan Pemerintah
Menyikapi terhadap isu-isu kerakyatan KM UIN pernah melakukan
advokasi terhadap korban SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
warga yang menjadi korban adalah masyarakat tempat tinggalnya di tower
SUTET dan dampaknya kesehatan bagi masyarakat setempat warga menuntut
ganti rugi kepada pemerintah agar bisa pindah rumah dari kawasan tower
SUTET.
Ditahun 2005 pernah mendampingi para pedagang kaki lima yang saat
itu terkena penggusuran lapaknya seperti dipasar Senen, Pasar Minggu,
Kampung Melayu, Cawang dan Jatinegara aktivis KM UIN Jakarta bersama
pedagang kaki lima melakukan aksi di tiap wilayah-wilayah tersebut dan
akhirnya melakukan demonstrasi di Istana Negara untuk menuntut
dialokasikan tempat yang layak bagi para pedagang kaki lima.
Pada tahun 2006 KM UIN Jakarta tergabung dalam Jaringan Kota
(Jarkot) melakukan aksi mogok makan dan jahit di kampus USNI (Universitas
Satya Negara Indonesia) untuk menuntut tolak kenaikan harga Tarif Dasar
Listrik (TDL), sampai beberapa hari dan akhirnya pemerintah membatalkan
kebijakan tersebut, dikarenakan pertimbangan keluhan masyarakat yang
dibebani tarif dasar listrik yang tinggi.
32
Dikenaikan harga Bahan Bakar Minyak pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla, pada 2008 KM UIN Jakarta menggagas suatu
aliansi se-Jabodetabek yaitu Komunitas Perjuangan Anak Bangsa (KPAB)
yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), lalu melakukan
aksi besar di gedung DPR/MPR 23-24 Juni 2008 menginap didepan gerbang
tersebut dan akhirnya terjadi bentrokan antara mahasiswa dan apara keamanan
serta mengakibatkan luka di mahasiswa dan penangkapan di massa aksi.
Bahwa subsidi BBM tidak seharusnya dicabut. Pemerintah seharusnya justru
harus segera menasionalisasi perusahan-perusahan pertambangan sehingga
keuntunganya murni untuk negara, bukan terserap perusahan asing.
Kalau subsidi ditarik, harga-harga bahan kebutuhan pokok akan
melambung dan daya beli warga merosot. Meski mendapat bantuan tunai
langsung, raskin atau bantuan lainya, kemiskinan akan makin membelenggu
rakyat. Subsidi BBM dapat ditarik ketika perekonomian rakyat membaik, dan
itu dapat dilakukan jika pemerintah menasionalisasi perusahan pertambangan
serta menggunakan untuk kepentingan rakyat.6
Dalam kegiatan sosialnya KM UIN Jakarta juga membuat posko Situ
Gintung dikarenakan jebolnya situ dan mengakibatkan korban meninggal,
luka-luka dan hancurnya rumah warga terkena tumpahnya air Situ Gintung.
Bersama masyarakat membantu membersihkan lingkungan tersebut dan
mendistribusikan bantuan lewat pemberian dari masyarakat
6 “BBM, Tekan Spekulan, Kenaikan Harga BBM Jangan Ditunda,” Kompas, Jumat 9
Mei 2008 . diakses 5 Agustus 2011.
33
Korupsi di Indonesia sudah menjadi penyakit akut yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat negara, saat itu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah
lembaga yang Independen dan satu-satunya lembaga hukum yang menangani
persolan korupsi, karena sudah tidak percaya lagi dengan lembaga-lembaga
yang lain seperti Kepolisian dan Kejaksaan.
KM UIN Jakarta pernah membuat Posko Bersama Anti Korupsi di
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada tahun 2010 dan melakukan aksi
mogok makan, karena saat itu lembaga tersebut dilemahkan,
mengkrimanalisasikannya Bibit Samat Rianto dan Chandra Hamzah serta
dijadikan tersangka atas korupsi, dengan pressure masyarakat akhirnya Bibit
dan Chandra di SP3kan (Surat Penghentian penuntutan Perkara) oleh Jaksa
Agung.
Hampir sebulan aktivis KM UIN Jakarta dengan aliansi KM RAYA
menduduki kantor KPK di sana melakukan kegiatan-kegiatan seperti diskusi
setiap malam hari dengan tema persoalan korupsi di Indonesia dengan
menghadirkan tokoh-tokoh dan pakar di bidangnya serta melakukan
pergelaran rakyat dengan musik-musik perjuangan dan kebangsaan
Ditahun 2011 aktivis KM UIN Jakarta mendampingi petani sayuran
yang ada di Bandung Jawa Barat tepatnya di desa Pengalengan, dan
melakukan live in atau turun langsung ke desa tersebut, rata-rata warga di sana
aktivitasnya sebagai petani sayuran. Semenjak pemerintah Indonesia
melakukan perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free Trade
Agreement) yang di mulai diberlakukan pada 1 Januari 2010.
34
Para petani mengalami kerugian yang besar dikarenakan pemerintah
mengimport sayuran dari China yang harganya lebih murah dan menjatuhkan
harga pasaran di Indonesia, serta membuat para petani lokal menjadi rugi tidak
sesuai dengan harga biaya produksi dengan harga jual, karena terlalu
murahnya sayuran yang di Import dari China.
Tepatnya pada 3 Oktober tergabung dalam Forum Petani Sayuran
Indonesia (FPSI) dan mahasiswa, 600 orang melakukan demonstrasi di kantor
Kementerian Perdagangan serta melakukan long march ke Istana Negara dan
menuntut pemerintah mencabut ACFTA karena membuat petani Indonesia
menjadi rugi atas perjanjian perdagangan bebas dengan China. Bukan para
petani saja yang mengalami kesulitan dengan perjanjian tersebut tetapi para
pengusaha lokal, besar maupun kecil, menjadi rugi karena barang-barang dari
China harganya sangat murah dan membuat merusak harga pasar di Indonesia
Yang dilakukan aktivis KM UIN Jakarta adalah gerakan massa untuk
menuntut suatu perubahan agar sesuatu yang diinginkan tercapai dan ideal
dalam keberlangsungan kehidupan masyarakat. Dalam kekonsistenan bergerak
dituntut untuk tetap idealisme dan non kompromis setiap menuntut suatu
keadilan. Dalam pengoganisiran massa aktivis KM UIN Jakarta dengan cara
live in atau turun langsung kemasyarakat agar kedekatan emosional terjadi dan
melakukan penyulusan pendidikan politik terhadap masyarakat agar menjadi
cerdas dan tidak di bohongi penguasa.
35
Kesengsarahan dan kemiskinan akibat eksploitasi dari kapitalis dalam
teori konflik Karl Marx.7 Maka itu, pemerintah yang sistemnya kapitalis harus
dilawan karena menindas rakyat miskin dan seharusnya mahasiswa dan rakyat
mengorganisir diri untuk melawan penindas tersebut agar tidak terjadi
kemiskinan yang permanen dialami oleh rakyat. Gerakan-gerakan sosial harus
dibangun menuju masyarakat yang ideal.
Gerakan mahasiswa menjadi sebuah kelompok gerakan sosial yang
terorganisir menuntut perubahan yang konstruktif serta menentang perubahan
yang dianggap destruktif. Posisi mahasiswa yang bebas dari kepentingan
politik karena tidak langsung ingin merebut kekuasaan atau menjadi agen dari
suatu kekuatan politik tertentu untuk merebut kekuasaan. Jadi gerakan lebih
bersifat moral dengan isu-isu yang dapat menyatukan berbagai kepentingan
masyarakat sehingga memperoleh dukungan yang dari rakyat8
Dalam prakteknya gerakan KM UIN Jakarta dalam peroganisiran
kampus-kampus dengan membentuk KM RAYA (Komunitas Mahasiswa
RAYA) adalah bagian dari mempersatukan gerakan mahasiswa, karena suatu
gerakan yang parsial menjadi sebuah gerakan yang tidak efektif dan akan
terlihat kecil dalam menuntut sebuah perubahan. Dalam mempersatukan
gerakan mahasiswa harus didasari dengan kepentingan bersama tidak ada
kepentingan politik didalamnya.
7 Rafael Raga Maran,Pengantar, Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet,
pertama, h. 79. 8 Hariman Siregar, Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke 5 Demokrasi (Jakarta:Teplok, Press,
2001), h. 33.
36
Dalam kepimpinan gerakan mahasiswa harus dilakukan bersama-sama
tanpa harus ada yang ditokohkan keputusan diambil tertinggi lewat forum
bersama untuk menentukan sikap langkah gerakan untuk menuju perubahan
dalam isu-isuh kerakyatan dan kebijakan pemerintah.
Dalam sejarah gerakan mahasiswa Indonesia, mahasiswa harus
mengorganisir dan mempersatukan kekuatan itu salah satu unsur dalam
penggulingan Soekarno dan Soeharto, dalam era Reformasi harus menjadi
kekutan kontrol politik, sebagaimana kekuasan harus diawasi karena lingkaran
kekuasaan sangat menentukan kedepan bangsa ini disanalah kebijakan-
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan kepentingan-kepentingan
rakyat yang harus dipenuhi.
Suatu tindakan yang dilakukan gerakan KM UIN Jakarta dalam
perorganisiran rakyat dengan gerakan massa menarik dan dapat
mempertahankan pengikut, dalam memobilisasi massa suatu tindakan yang
radikal untuk menuntut suatu kehendak yang diinginkan. Keinginan
masyarakat yang merasa diabaikan oleh penguasa, maka rakyat akan cepat
menuntut agar dikembalikan hak-haknya sebagai manusia yang layak dalam
kehidupan.
Tindakan yang represif yang alami gerakan mahasiswa dalam suatu
demonstrasi-demonstrasi dijalan yang dilakukan aparat kepolisian bahkan
sampai penangkapan terhadap mahasiswa tidak akan membuat gentar untuk
mentuntut sebuah perubahan. Menjadi sebuah resiko sebagai aktivis
mahasiswa gerakan, pemukulan bahkan penjara akan dirasakan.
37
Dalam suasana demokrasi di Indonesia, gerakan mahasiswa menjadi
salah satu komponen pro demokrasi, ikut dalam memperjuangkan dalam
melawan kediktatoran rezim Orde Baru. Dalam aksi selalu menggunakan aksi-
aksi demonstrasi. KM UIN Jakarta pada tahun 1998 dalam aliansi mahasiswa
se-Jabodetabek yang bernama Forum Kota (Forkot), menjadi bagian
memperjuangkan demokrasi serta menumbangkan rezim Soeharto untuk
mencapainya demokrasi.
Paradigma berpikir secara evolutif komunitas gerakan mahasiswa
menjadi bagian semangat nasionalisme. Ketika mahasiswa turun langsung
ketengah masyarakat dan mendampingi rakyat yang tidak dapat keadilan dari
penguasa, maka mahasiswa harus memberi pelajaran politik, ketika polarisasi
masyarakat berpikir secara kritis maka tidak mustahil masyarakat hidup
menjadi sejahtera.
Gerakan mahasiswa membuat perubahan dalam negara dengan situasi
masyarakat perlahan menjadi membaik, dalam sejarah gerakan mahasiswa
membuat perubahan secara efektif dari era Orde Baru yang otoriter menjadi
demokratis pada era reformasi 1998. Dalam mengawal reformasi gerakan
mahasiswa selalu hadir dalam momentum disaat-saat krisisnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Dalam menghadapi persoalan maka
mahasiswa menjadi bagian penting untuk mengkontrol, mengawasi,
mengkritisi dan menyikapinya. Kebuntuan-kebutuan yang dialami sistem
kenegaraan, gerakan mahasiswa menjadi salah satu elemen yang
mengembalikan kembali ketatanan masyarakat yang sejahtera.
38
BAB IV
GERAKAN AKTIVIS KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA) DALAM MENYIKAPI
KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS 2007
A. Gerakan aktivis KM UIN Jakarta
Gerakan mahasiswa yang mengedepankan bentuk fenomena politik
utama dalam berbagai fase sejarah tertentu di berbagai bagian dunia semakin
memperoleh tempat dalam analisis tentang perubahan-perubahan politik.
Sebagai organisasi gerakan mahasiswa aktivis KM UIN Jakarta mengambil
peran untuk menyikapi konversi minyak tanah ke gas diterapkan oleh
pemerintah yang menjadi kontroversi. Pola gerakan aktivis KM UIN Jakarta
yaitu mulai dari mengamati, mendiskusikan fenomena sosial, dan melakukan
demonstrasi, kebijakan tersebut menjadi resah dikalangan masyarakat maka
dengan ini aktivis KM UIN Jakarta memutuskan mengambil sikap untuk
menolak konversi minyak tanah ke gas.
KM UIN Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan Kemerdekaan
Rakyat 100%, karena kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas
yang tak pro rakyat dan bertentangan visi KM UIN Jakarta maka menjadi isu
yang harus disikapi secara serius. Aktivis KM UIN Jakarta dan mahasiswa
Jakarta lainya seperti Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Mpu
Tantular (UMT), Universitas Jagakarsa, Sekolah Tinggi Teologi Jakarta
(STTJ) ikut dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas dan bergabung
didalamnya, polanya yaitu disebarkanya aktivis mahasiswa di kantong-
kantong masyarakat yang menggunakan minyak tanah untuk mengetahui
38
39
secara langsung yang dialami masyarakat dan berdiskusi dengan mereka apa
yang menjadi keresahan di masyarakat.1
Mahasiswa merupakan elit kaum muda sebab hanya sekelompok kecil
dari masyarakat kaum muda yang berkesempatan menikmati posisi sebagai
mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, penggagas dan pendobrak kekelaman
sejarah bangsa. Peran demikian terlaksana berkat kondisi subyektif dan
obyektif yang mengitarinya.
Kondisi subyektif yakni peranya sebagai intelektual. Disini mahasiswa
mampu melakukan pengamatan dan analisis atas kecenrungan yang tengah
berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Lantas berhasrat untuk
mengubahnya. Semangat dinamik semacan inilah yang menyala di kalangan
mahasiswa. Ini semua buah dari pendidikan yang diterima di bangku
perkulihan, diluar kelas maupun dari interaksi dengan pihak lain, termasuk
kedekatan mahasiswa dengan berbagai arus informasi dari dunia manapun.2
Gerakan awalnya dapat saja merupakan bentuk kemarahan,
keputusasaan atau balas dendam, ini berkaitan dengan psikologi sosial yang
bersifat empiris. Dengan bentuk semacam itu, kelas yang tertindas belum
mampu melihat jauh ke depan di luar akumulasi pengalamanya sehari-hari.
Bentuk yang kemudian diambil adalah kehendak sendiri, secara spontan.3
1 Wawancara pribadi dengan Mustholih “Borang”, mantan CC (Cental Commite), aktivis
KM UIN Jakarta periode 2006-2008, angkatan 2001, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, pada 10
Agustus 2011 2 Hariman Siregar, Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke 5 Demokrasi (Jakarta:Teplok, Press,
2001), h. 2. 3 Suharsih dan IGN mahendra K, Bergerak bersama rakyat, (Yogyakarta: Resist book,
2007), h. 33.
40
Tapi dalam kondisi-kondisi tertentu gerakan tersebut akan
berkembang. Gerakan semacam itulah yang disebut Lenin sebagai gerakan
spontan. Walaupun demikian, unsur spontan pada hakekatnya juga merupakan
bentuk dari emberio kesadaran. Dengan demikian, gerakan sosial memilki
kesamaan dengan gerakan spontan. Dari kedua gerakan tersebut belum
mampu melihat munculnya kondisi laten dari tatanan sosial ekonomi yang
ada. Sehingga dalam mencampai targetnya, gerakan sosial tidak merubah
tatanan sosial-ekonomi yang ada namun tetap berada dalam batasan-
batasanya.
Dalam pergerakan aktivis KM UIN Jakarta banyak menyikapi
persoalan-persoalan kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat atau isu-isu
kerakyatan selalu dengan pola-pola yang radikal dan tanpa kompromis.
Dengan aksi massa mempresure kekuasaan demi memperjuangan yang ingin
didapatkan yaitu kepentingan rakyat yang tertindas. Kebijakan konversi
minyak tanah ke gas yang kontroversi, aktivis KM UIN Jakarta dengan cepat
menyikapinya dan langsung turun kelapangan untuk melihat realitas yang
terjadi di masyarakat.
1. Pendampingan ke Masyarakat
Live in atau turun langsung ke masyarakat menjadi keharusan
untuk lebih dekat dengan masyarakat dengan cara pendampingan secara
intensive memberi pembelajaran dan informasi tentang kebijakan konversi
minyak tanah ke gas. Mahasiswa di bagi perwilayah-wilayah
41
sejabodetabek, karena wilayah tersebut menjadi yang pertama yang
mendapatkan program konversi minyak tanah ke gas. Sasaran adalah
masyarakat pengguna dan agen minyak tanah, dalam kesempatan itu
mahasiswa melakukan wawancara terhadap masyarakat pengguna minyak
tanah apa saja menjadi kendala yang di hadapi masyarakat.
Wilayah yang didampingi mahasiswa adalah seperti Petukangan,
Penjaringan, Pedemangan, Gambir, Cipinang, Cipulir, Tanggerang,
Depok, Bekasi dan wilayah sejabodetabek lainya, mahasiswa
mendampingi dan memberikan pembelajaran tentang kebijakan
pemerintah dengan itu mahasiswa diskusi panjang dengan masyarakat
sampai berhari-hari serta tidur rumah warga setempat untuk lebih
mengenal dan dekat dengan masyarakat tentang apa saja yang di
rasakanya.4
Kebijakan pemerintah yang menkonversi minyak tanah ke gas
menjadi polemik dimayarakat, minyak tanah yang menjadi kebutuhan
sehari-hari tiba-tiba langka di pasaran dan membuat panik masyarakat
kalau ada harganya tinggi. Pemerintah memaksa masyarakat untuk
berubah dalam kebiasaan untuk tidak menggunakan minyak tanah
menggantinya dengan LPG (Liquefied Petroleum Gas).
Mahasiswa yang turun langsung ditengah-tengah masyarakat
menjadi terpanggil untuk bergerak bersama masyarakat untuk protes
kebijakan konversi minyak tanah ke gas terhadap pemerintah Susilo
4 Wawancara pribadi dengan Mustholih “Borang”, mantan CC (Cental Commite), aktivis
KM UIN Jakarta periode 2006-2008, angkatan 2001, Fakultas Ushulludin dan Filsafat, pada 10
Agustus 2011
42
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla untuk menolak kebijakan tersebut.
Maka dalam perlawanan masyarakat pengguna minyak tanah sepakat
untuk protes terhadap pemerintah dan bersama-sama untuk melakukan
demonstrasi untuk menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah
ke gas, dengan kesepakatan bersama antara masyarakat pengguna minyak
tanah untuk dinamakan Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah
(FMPMT)
Apa yang dilakukan gerakan KM UIN Jakarta membentuk
kelompok-kelompok sosial terhadap masyarakat pengguna minyak tanah
dan menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah, dengan cara aksi
demonstrasi terhadap institusi-institusi yang berkaitan konversi minyak
tanah ke gas. Seperti Istana Negara, DPR, (Dewan Perwakilan Rakyat),
dan Depo Plumpang.
Kelompok kepentingan masyarakat pengguna minyak tanah yang
diorganisir KM UIN Jakarta adalah untuk mensolidkan gerakan sosial
untuk menolak konversi minyak tanah ke gas. Semakin banyak dan meluas
kelompok ini akan akan semakin besar arus protes menolak konversi
minyak tanah ke gas yang dinamakan Forum Masyarakat Pengguna
Minyak Tanah (FMPMT).
Kelompok ini mempunyai hubungan batin karena mempunyai
hubungan ekonomi maka tingkat solidaritas sangat kuat merasa sama-sama
sepekerjaan jadi kuantitas dari penolakan konversi minyak tanah ke gas
sangat besar, bukan itu saja masyarakat yang menggunakan minyak pun
43
sangat besar. Pemerintah seharusnya mengkaji ulang konversi minyak
tanah ke gas karena sudah menjadi kebiasaan bahan bakar minyak tanah
untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
2. Demonstrasi
Dalam melakukan aksi demonstrasi Perangkat aksi harus
dipersiapkan, supaya aksi menjadi lebih terarah dan mencapai target dan
tidak menjadi seporadis, serta isu-isu yang disampaikan menjadi jelas
terhadap institusi-institusi yang terkait. Perangkat aksi tersebut sebagai
berikut:
1. Jenderal lapangan (Jendlap) tugasnya adalah pemimpin saat melakukan
aksi demonstrasi.
2. Komando lapangan (Kolap) tugasnya adalah mengintruksikan perintah
dari Jendral lapangan dan memberikan komando pada massa aksi
3. Dinamisator lapangan (Dinlap) tugasnya adalah sebagai orator dan
memberikan impropisasi pada massa aksi
4. Security Sistem (SS) tugasnya adalah keamanan dibarisan aksi dan
mengamankan dari penyusup yang masuk ke barisan massa aksi.
5. Asisten Tetorial (Aster) tugasnya adalah yang merapikan barisan
massa aksi agar tidak terpecah.
6. Swiper tugasnya adalah mengamankan dan mengsterilkan barisan
massa aksi atau iring-iringan konvoi.
44
7. Humas tugasnya adalah memberikan keterangan dan menjelaskan aksi
demonstrasi tersebut kepada pihak dari luar seperti wartawan dan
masyarakat.
8. Advokasi tugasnya adalah yang menghubungi serta meminta bantuan
hukum terhadap lembaga bantuan hukum untuk memberi perlindungan
hukum pada saat aksi demonstrasi.
9. Selebaran (Seleb) tugasnya adalah memberikan selebaran atau famlet
yang tema isinya mengenai isu-isu yang dituntut
10. Kronologis tugasnya adalah sebagai pencatat kejadian saat melakukan
aksi demonstrasi dari awal sampai akhir.
Sekitar 500 orang pada hari rabu 25 Juli 2007 Forum Masyarakat
Pengguna Minyak Tanah (FMPMT) aksi long march dari Salemba Jakarta
Pusat ke Istana negara untuk menolak konversi minyak tanah ke gas. Para
demonstran membawa jerigen minyak tanah dan drum dan meneriakan
yel-yel penolakan konversi minyak tanah ke gas. Ini awal dari aksi
FMPMT melakukan demonstrasi ke Istana Merdeka karena menganggap
bahwa kebijakan ini lahir dari pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono
dan Jusuf Kalla.5
Setelah aksi pada 25 Juli dilakukan di Istana Negara dan tidak ada
tanggapan dari pemerintah maka mahasiswa dan warga sepakat untuk
mempersiapkan kembali untuk aksi yang lebih besar lagi. Kepada
mahasiswa yang tugasnya pendampingan warga untuk tiap-tiai wilayah
5 Antara, 500 penjual minyak tanah demo depan Istana,artikel diakses, http://wilayah
suara karya-online.com/news.htmll?d=178348, tgl 13 Juli 2011, pukul. 19:41.
45
untuk lebih intensive pendekatan terhadap warga supaya psikologis
mereka tidak cepat menyerah dengan keadaan, karena aksi yang sudah
pernah dilakukan. Sebelum aksi yang akan di rencanakan, mahasiswa
membuat spanduk-spanduk untuk menghimbau kepada masyarakat Jakarta
dan sekitarnya untuk mengikuti aksi besar untuk menolak konversi minyak
tanah ke gas.
Di setiap jalan-jalan di Jakarta dan sekitarnya di pasang spanduk-
spanduk untuk mengikuti aksi besar menolak konversi minyak tanah ke
gas, kali ini Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT)
menjadi target aksi adalah Depo plumpang Jakarta Utara karena di sana
tempat produksi bahan bakar yang dikelolanya. Setiap mahasiswa yang
mendampingi warga tiap per wilayah seperti Petukangan, Penjaringan,
Pedemangan, Gambir, Cipinang, Cipulir, Tanggerang, Depok, Bekasi dan
wilayah sejabodetabek lainya, untuk mempersiapkan aksi yang lebih besar.
Pada hari senin 6 Agustus 2007 sekitar 10.000 massa tergabung
dalam Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT) mendatangi
Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara untuk demonstrasi untuk
menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas. ditengah
dalam perjalanan menuju depo Pertamina di plumpang, Jakarta Utara.
Demonstran memblokir 2 pintu keluar depo plumpang dan
memblokir Jl. Yos Sudarso selama 15 Menit 2 kilometer kemacetan dari
arah tanjung Priuk ke Cawang, 200 Polisi dan 2 kendaraan water canon
disiagakan terjadi kekisruhan antara pendemo dan polisi, polisi
46
menginginkan pendemo tidak memblokir jalan, namun dapat diredam
setelah pendemo dan polisi bernegosiasi, dengan hasil membuka satu jalur
dari 3 jalur yang di blokir semua mobil distribusi minyak dialihkan ke
pintu 3 aksi dorong di mulai di pintu 3 depo pertamina plumpang.
Vice President Communication Wisnuntoro menemui demonsran
dan menyampaikan pesan bahwa aspirasi pendemo pasti disampaikan, para
demonstran dibubarkan secara paksa dan bentrok 35 orang ditangkap, di
bawa ke polres jakarta utara untuk diperiksa, demo ini dibubarkan paksa
karena telah memacetkan jalan. pendemo dipukuli oleh polisi, baik yang
berseragam maupun tidak berseragam. perangkat aksi berupa mikrofon
dan satu mobil bak terbuka disita polisi.
Dalam suatu tindakan para demonsran non-koopretif, atau menolak
kerja sama dengan penguasa, merupakan salah satu pilihan dalam strategi
mendorong perubahan. Pengertian dalam non-koopratif adalah, tidak mau
mengikuti kebijakan tersebut, dipandang sebagai tidak adil. Pada
hakekatnya perubahan yang ditawarkan, dimana perubahan yand dibawa
adalah perubahan mendasar, yang berarti menggantikan sepenuhnya
tatanan lama.6
Pengorganisiran yang dilakukan aktivis KM UIN Jakarta bentuk
dari gerakan sosial terhadap masyarakat pengguna minyak tanah yang
menolak konversi minyak tanah ke gas, yang diterapkan oleh pemerintah.
Karena kondisi yang dialami masyarakat menjadi susah maka terjadilah
arus besar dari rakyat untuk bersama-sama menolak kebijakan tersebut
6 Timur Mahardika, Gerakan Massa, Mengupayakan Demokrasi dan Keadialan Secara
Damai, (Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2000), h. 137.
47
terhadap instasi-instasi yang berkait khususnya pemerintah pusat karena
kebijakan tersebut lahir dari sana.
Kesengsarahan yang terjadi secara kolektif dialami masyarakat
menjadi pemicu suatu gerakan sosial, karena kebijakan pemerintah
konversi minyak tanah ke gas pada tahun 2007, membuat kesengsaraan,
problem-problem sosial, dan kesukaran ekonomis. Maka akan cepat terjadi
protes-protes yang dilakukan masyarakat. Demonstrasi-demonstrasi yang
dilakukan oleh Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT)
menjadi sebuah realitas yang dihadapi pemerintah karena kebijakan yang
terlihat tergesa-gesa.
Gerakan massa, pola yang dilakukan FMPMT dalam menolak
konversi inyak tanah ke gas. Menghimpun berbagi jenis orang-orang
tertentu, semuanya memiliki jenis mentalitas yang kuat untuk menuntut
apa yang diinginkan oleh gerakan massa ini.
B. Konsistensi Sikap Politik Aktivis KM UIN Jakarta Selama Menyikapi
Konversi Minyak Tanah ke Gas
Pasca aksi di plumpang senin 6 Agustus 2007 serta penangkapan tiga
aktivis mahasiswa UIN Jakarta dan dua warga tak membuat pasrah aktivis KM
UIN Jakarta untuk menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke
gas. Gerakan-gerakan yang di lakukan terus di dikerjakan, dengan para warga
pengguna minyak dan nelayan-nelayan Muara Angke atas nama FMPMT
48
(Forum Masyarakat Minyak Tanah) melakukan aksi di Istana Merdeka Rabu
22 Agustus 2007 untuk menolak konversi minyak tanah ke gas.7
Gerakan selalu berasosiasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan
untuk memberikan renspon atau reaksi dan kondisi tertentu (realitas sosial) di
masyarakat. Dengan gerakan ini masyarakat tidak henti-hentinya untuk
menuntut kebijakan ini dan selalu ikut serta bersama mahasiswa dalam aksi
menolak kebijakan konversi minyak tanah ke gas terhadap pemerintah.
Dalam perlawanan rakyat gerakan menjadi jalan yang paling mungkin
untuk kehidupan yang baik. Bagi rakyat kecil, misalnya, kehidupan yang lebih
baik adalah manakala kepentingan mereka terjaga, sehingga dengan itu rakyat
dapat hidup dan menghidupi kehidupanya yang lebih baik bermakna
kecendrungan rakyat kecil miskin yang hidup hanya sekedar untuk
mempertahankan hidup, tentu saja merupakan hal yang buruk, sebab rakyat
kecil tidak biasa mengaktualisasikan kemanusianya secara penuh. Dengan
demikian ketika datang suatu serangan yang merampas apa yang dimiliki atau
apa yang yang menjadi kepentingan pokok rakyat kecil, maka suatu
perlawanan pasti akan muncul, apapun bentuknya.
1. Resiko yang Diterima
Hambali, Fakultas Adab dan Humaniora, Ricky Arsilan Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat dan Ade Faisal Fakultas Adab dan Humaniora
adalah tiga aktivis mahasiswa UIN Jakarta yang tertangkap dalam aksi
7 Ahmad Hadiyin, Ratusan Warga Demo di Jakarta, artikel diakses,
http://www.indosiar.com/focus/63911/ratusan-warga-berdemo-ke-istana, tgl, 01 Juli 2011. Pukul,
16:00.
49
menolak konversi minyak tanah ke gas di plumpang depo Pertamina
Jakarta Utara. Mereka di penjara antara lain Hambali, Ricky arsilan di
tahan di Rutan (Rumah Tahanan) Salemba dan Ade faisal di LP (Lembaga
Pemasyarakatan) Pondok Bambu, mereka didakwa pasal 160 KUHP,
(Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) penghasutan di muka umum
dengan ancaman enam tahun penjara.8
Pasal yang dikenakan ketiga aktivis tersebut tidak masuk akal,
karena realitas di lapangan sesungguhnya yang terjadi hingga bentrok
antara massa dan aparat polisi di Plumpang Jakarta Utara, itu yang
memprovokasi bentrok adalah aparat yang tidak menggunakan seragam
polisi, mereka memasuki barisan massa dan memprovokasinya sehingga
menjadi benrok. Ini bentuk strategi penguasa untuk membukam dan
menakuti mahasiswa agar berhenti bergerak menuntut, menolak konversi
minyak tanah ke gas yang di progamkan oleh pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
Di dalam penjara tidak membuat berhenti ketiga aktivis mahasiswa
UIN Jakarta untuk melakukan perlawanan terhadap penguasa, tetapi masih
bisa beraktivitas politik di dalamnya untuk sosialisasikan kesadaran politik
terhadap para tahanan yang lain, sehingga penjara tidak membuat
pembungkaman daya kritis aktivis mahasiswa yang di lakukan oleh
penguasa. Sosialisasi politik yang dilakukan oleh aktivis mahasiwa yaitu
8 Wawancara pribadi dengan Hambali “Joey” aktivis KM UIN Jakarta. Eks tahanan
politik terkait demonstrasi menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas 2007,
Fakultas Adab dan Humaniora, angkatan 2002, pada 12 Agustus 2011.
50
tentang kebijakan pemerintah dalam konversi minyak tanah ke gas dan
tentang situasi nasional di luar penjara.
Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana
memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana seseorang
tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala
politik. Melalui sosialisasi politik, individu-individu diharapkan mau dan
mampu berpartisipasi secara tanggung jawab dalam kehidupan politik.
Dalam hal ini, sosialisasi politik merupakan suatu proses pedagosis (proses
pendidikan), atau suatu proses pembudayaan insan-insan politik. Proses
pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat,
diperoleh dikehidupan sehari-hari yang berlangsung di dalam masyarakat.
Bahwa metode sosialisasi dapat berupa pendidikan politik dan
indroktinasi politik. Pendidikan politik melalui proses dialog sehingga
masyarakat mengenal nilai, norma, dan simbol politik. Sedangkan proses
indroktinasi politik ialah proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan
memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma dan
simbol yang oleh pihak yang berkuasa ideal dan baik.9
Didalam penjara tiga aktivis mahasiwa UIN Jakarta tak lepas dari
suatu komunikasi antara di dalam atau di luar penjara. Karena sosialisasi
selalu berdampingan komunikasi sehingga target yang dicapai bisa
terlaksana dengan baik. Untuk komunikasi dari luar ke dalam penjara
harus di lakukan agar tiga aktivis tersebut mengetahui perkembangan
9 Suko Susilo, Basrowi, Sukidun, Sosiologi Poltik, (Surabaya: Yayasan Kampusina
Surabaya, 2003), h. 90.
51
dinamika politik yang terjadi atau perkembangan kasus hukum yang di
dakwanya. Komunikasi politik sebagai suatu proses di mana informasi
politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada
bagian lainya, dan diantara sistem-sistem sosial dan sistem politik.
Proses ini terjadi secara kesinambungan dan mencapai pula
pertukaran informasi diantara individu-individu dengan kelompok-
kelompoknya pada semua tingkatan, komunikasi politik merupakan suatu
elemen yang dinamis dan yang menentukan sosialisasi politik dan
partisipasi politik. Pola-pola komunikasi politik, komunikasi pengetahuan,
nilai-nilai, sikap-sikap yang dikembangkan oleh suatu negara menentukan
bentuk sosialisasi politik dan partisipasi politik yang terjadi di negara yang
bersangkutan. Dalam hal ini komunikasi politik menentukan corak
perilaku insan politik.10
Orang tahanan atau narapidana, yang direnggut kebebasanya oleh
negara atas dasar hukum, merupakan kelompok yang vulnerable (rentan)
dalam masyarakat. Kemungkinan untuk menerima resiko diberlakukan
buruk, diinterogasi dengan menggunakan kekerasan atau memperoleh
pengakuan, disiksa, penglihatan secara paksa, hingga menerima kondisi
tempat tahanan yang tidak manusiawi dan merendahkan, martabat munusia
sangat mudah dan terbuka menimpa mereka.11
10
Rafael Raga maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h.
159. 11
Lihat pengantar yang ditulis Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat- ELSAM, dalam
buku, Hak-Hak Terpidana, (Jakarta: ELSAM, 1996), cet pertama, h. v.
52
Ketika ditangkapnya Hambali, Ricky Arsilan dan Ade Faisal di
Depo Plumpang mereka diperlakukan buruk terhadap mereka, seperti
halnya Hambali di pukuli oleh aparat polisi di tengah jalan untuk di bawa
Polres Jakarta Utara, di sepanjang perjalanan Hambali di pukuli secara
bergantian oleh aparat sampai kepalanya dipenuhi oleh darah. Sedangkan
Ricky Arsilan, Ade Faisal didalam tahanan Polres Jakarta Utara dan warga
yang juga ditahan oleh polisi tak luput juga jadi sasaran pemukulan oleh
aparat polisi.12
2. Kelanjutan Gerakan
Sebagai organisasi gerakan, aktivis KM UIN Jakarta tetap
melakukan perlawanan walaupun tiga aktivis KM Jakarta di penjara, serta
melakukan aksi di jalan, membuat propaganda-propaganda melalui
selebaran dan aksi mogok makan serta jahit mulut. Sebanyak enam
mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di pelataran kampus Universitas
Kristen Indonesia (UKI), Jakarta Pusat, Rabu, 5 Desember 2007. Dalam
aksinya, mereka melakukan mogok makan dan aksi jahit mulut. Keenam
mahasiswa unjuk rasa itu adalah Asep Asyari, Niam, Abdul Muis, Citra
Wahyudiansyah (mahasiswa UIN Jakarta), Gesang, Arif Simbolon
(mahasiwa UKI).13
12
Wawancara pribadi dengan Hambali “Joey” aktivis KM UIN Jakarta. Eks tahanan
politik terkait demonstrasi menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas 2007
Fakultas Adab dan Humaniora, angkatan 2002, Hambali “Joey”, Pada 12 Agustus 2011.
13
“Jahit Mulut, Tuntut Teman Dibebaskan, Warta Kota,” kamis, 6 Desember 2007,
diakses 10 September, 2011
53
Di setiap agenda sidang di pengadilan Jakarta Utara, aktivis KM
UIN Jakarta selalu menghadiri dan melakukan aksi di pengadilan Jakarta
Utara untuk mendukung serta menuntut agar tiga aktivis tersebut untuk di
bebaskan. Pada Senin 20 Desember 2007 membawa empat aktivis KM
UIN Jakarta yaitu Asep Asyari Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Niam
Muso Fakultas Syari’ah dan Hukum, Abdul Muis Fakultas Adab dan
Humaniora, dan Citra wahyudiansyah Fakultas Adab dan Humaniora yang
sedang mogok makan dan jahit mulut di pengadilan Jakarta Utara.14
Dengan aksi mogok makan dan jahit mulut untuk membuktikan
keseriusan aktivis KM UIN Jakarta untuk menolak konversi minyak tanah
ke gas yang di progamkan oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono
dan Jusuf Kalla serta menuntut di bebaskan tiga aktivis KM UIN Jakarta.
Pola aksi ini agar di dengar oleh pemerintah yang selama ini tidak pernah
direnspon.
Pada hari senin 27 Desember 2007 dalam agenda sidang
pengadilan Jakarta utara, tiga aktivis KM UIN Jakarta membacakan Pledoi
mereka. Serta dihadiri para demonstran dari FMPMT (Forum Masyarakat
Pengguna Minyak Tanah) dan para orang tua dari Hambali, Ricky
Arsialan, Ade Faisal. Dalam Pledoi mereka secara umum tetap tolak untuk
konversi minyak tanah ke gas, dengan kondisi masyarakat masih kecil
dalam pendapatan sehari-hari, maka akan berat untuk membeli tiga kilo
14
Syukri Rahmatullah, Peserta jahit mulut hadiri sidang demo minyak tanah, artikel
diakses http://news.okezone.com/read/2007/12/10/1/67042/peserta-jahit-mulut-hadiri-sidang-
demo-minyak-tanah, tgl 8 juli 2011, pukul 21:30.
54
gram LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang penggunaanya hampir setara
dengan tiga setengah liter minyak tanah, selain itu juga pemerintah belum
matang dalam mengatur teknis pendistribusian kompor gas gratis beserta
tabung dan perangkatnya.
Dalam implementasi program konversi minyak tanah ke gas ambil
contoh wilayah Jakarta Utara, pada saat suplai minyak tanah ke wilayah
itu di kurangi drastis dengan harapan agar masyarakatnya menggunakan
energi gas dan tabung gas gratis dari pemerintah ke wilayah itu, hingga
berakibatkan fatal terhadap masyarakat yang membutukan bahan bakar
tiap harinya antrian panjang jerigen minyak tanah menumpuk di
pangkalan-pangkalan minyak, minyak tanah yang tak kunjung datang serta
kompor dan tabung gas gratis yang belum di terima masyarakat makin
mempersulit mereka.
Dalam amanat Undang-Undang Dasar (UUD 45), pasal 33 yang
berbunyi: “Seluruh sumber daya alam yang berhubungan dengan hajat
hidup orang banyak dikusai oleh negara dan dikembalikan sepenuhnya
untuk kesejahteraan masyarakat”. Pemerintah dan pertamina tentunya
punya pertimbangan tersendiri sehingga mengeluarkan kebijakan konversi
minyak tanah ke gas, namun seberapa objektifkah pertimbangan itu hingga
terkesan rasionalisasi untuk konversi minyak tanah ke gas di buat semata-
mata untuk kesejahteraan rakyatnya.
Hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas pada rentang 17-22
November 2007 terhadap 252 rumah tangga penerima tabung dan kompor
gas program konversi minyak tanah di DKI Jakarta menunjukan, tidak
55
sedikit dari mereka yang tidak langsung memanfaatkan pemberian
pemerintah tersebut. Jumlah rensponden yang menyatakan langsung
menggunakan tabung dan kompor gas itu sebanyak 81 persen. Sisanya (19
persen) mengaku belum memakainya karena faktor keamanan, takut
kompor meleduk.15
Pada persidangan dalam agenda Pledoi dan vonis tetap para
Majelis Hakim menjatuhkan vonis bersalah terhadap tiga aktivis KM UIN
Jakarta dan mendapatkan hukuman di pidana penjara/kurungan selama
empat bulan dua puluh empat hari, karena melakukan tindak pidana
Kekerasan Terhadap Penguasa Umum KUHP (Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana) Pidana pasal 160 KUHP, serta di potong masa tahanan,
maka 29 desember 2007, Hambali, Ricky Arsialan dan Ade Faisal di
bebaskan karena sudah cukup masa tahanan mereka di Rutan (Rumah
Tahanan) Salemba Jakarta Pusat dan Ade Faisal di LP (Lembaga
Pemasyarakatan) Pondok Bambu Jakarta Timur.
Sangat tidak adil pengadilan yang memvonis ketiga aktivis KM
UIN Jakarta bersalah, seharusnya pengadilan tempat bentengnya terakhir
kebenaran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tetapi ini tidak.
Mereka yang menyerukan dan menentang ketidakadilan dengan menolak
konversi minyak tanah ke gas bersama-sama rakyat, harus di tangkap dan
di penjara sungguh di luar dugaan apa yang dilakukan pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada tahun 2007, mungkin
seandainya Bung Karno, Hatta, Syahrir Tan Malaka dan pelopor-pelopor
15
Giane, “Survey Konversi Energi, Mengubah Kebiasaan Konsumsi Tidak Mudah.”
KOMPAS, 31 Januari 2010, diakses 10 September 2011.
56
kemerdekaan lainya masih hidup, niscaya mereka akan menarik kembali
proklamasi kemerdekaan yang telah digelorakan 66 tahun silam dan
mengkumandangkan ulang semangat perlawanan itu pada saat ini.
Seharusnya pemerintah cerdas dalam menafsirkan dan
mengkontekstualisasi produk hukum yang ada, hukum warisan kolonial
dan hukum yang diciptakan hanya untuk menjaga stabilitas kekuasaan,
karena empirisme sejarah telah mencatat ratusan bahkan ribuan pejuang
kemerdekaan mendapatkan dakwaan yang sama.
Soekarno ditangkap dan diasingkan selama beberapatahun karena
dituduh menghasut rakyat Indonesia untuk melawan ketidakadilan
kolonialis Belanda dan Jepang. Tan Malaka menjadi buron dan akhirnya di
“eksekusi” mati oleh tentara bangsanya sendiri karena dituduh melakukan
penghasutan untuk melawan kesewenang-wenangan pemerintah yang
kompromi dengan kolonialis asing, begitupun dengan Jenderal Sudirman,
Imam, Bonjol, Pangeran Dipenogoro, Pattimura, Tjut Nyak Dien, bahkan
sampai pada pemerintahan Orde Baru dan di Era Reformasi pun banyak
mereka yang ditangkap dituduh melakukan penghasutan dan melawan
kekuasaan.
Ketiga aktivis KM UIN Jakarta tidak layak untuk dipersalahkan
karena yang dilakukan adalah upaya-upaya untuk mematerialkan
kesadaran kepada rakyat yang mengalami ketidakadilan, tentu saja dalam
kaca mata kekuasaan yang despotis upaya-upaya itu selalu didefinisikan
sebagai tindakan subversif, melawan hukum sebagainya. Namun dalam
sudut pandang rakyat yang terus menerus tidak dapat keadilan, upaya
57
langkah mereka untuk menyadarkan masyarakat terhadap hak-haknya itu
akan di nisbatkan sebagai “Pahlawan Rakyat”.
Penjara menjadi bagian penting terhadap penguasa karena melihat
siapa yang berkuasa, untuk meredam lawan-lawan politik maka penjara
menjadi solusi yang dibuat untuk merubah pola pikir manusia dan tingkah
laku agar penguasa dapat melanggengkan kekuasanya dan Michel
Foucault pernah meramalkan tentang penjara sebagai sistem penguasa
benar adanya.16
Apa yang menimpa terhadap aktivis-aktivis mahasiswa KM UIN Jakarta adalah
contoh kongkret betapa penguasa tidak mau ambil resiko terhadap
segelintir pemuda yang tidak tunduk dengan ide politiknya. Mereka lantas
cepat-cepat dicap sebagai buron-buron subversif yang pantas di
penjarakan.
Pasca reformasi, disaat Indonesia mengalami transisi demokrasi
yang terbebas dari kediktatoran rezim otoritarianisme Soeharo,
penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh penguasa masih terjadi
terhadap aktivis mahasiswa. Pada era Megawati Soekarno Putri dan
Hamzah Haz juga terjadi penangkapan terhadap aktivis KM UIN Jakarta
pada tahun 2001 bernama Mixil Mina Munir, Fakultas Syariah dan Hukum
ketika itu melakukan aksi demonstrasi untuk menolak kebijakan
pemerintah yang menaikkan harga BBM. Dan dipenjarakan di Lembaga
Pemasyarakatan Cipinang Jakarta Timur.
16
Isfandiar, Penjara bagi seorang aktivis, artikel diakses,
http://www.resistbook.or.id/index.php?page=resensi&id=133&lang=en, tgl, 12 Agustus 2011,
pukul 15:18.
58
Di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pun
terjadi hal yang sama yaitu penangkapan terhadap sejumlah aktivis
mahasiwa terhadap Bay Harkat firdaus juga aktivis KM UIN Jakara,
Fakultas Adab dan Humaniora diakhir tahun 2004. Dikarenakan
melakukan demonstrasi di depan kampus UIN Jakarta, untuk menolak
kenaikan harga BBM yang berujung pada dipenjarakannya di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang.
Begitu juga yang di alami Fahrul Rahman aktivis KM UIN Jakarta,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di tahun 2006 yang
ditangkap oleh aparat kepolisian saat melakukan demonstrasi menolak
SKP3 (Surat Keterangan Penghentian Penuntutan Perkara) Soeharto di
salemba Jakarta. Di penjarakan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang
Jakarta. Tak henti- hetinya penguasa melakukan penangkapan terhadap
aktivis mahasiswa untuk membungkam daya kritis mahasiwa.
Sebagai aktivis mahasiswa gerakan, sadar betul bahwa kegiatan
politik berhubungan erat dengan penjara, tidak sedikit para tokoh politik
dari masa penjajahan (Kolonial Belanda) hingga kemerdekaan bahkan
sampai sekarang. Jeruji besi selalu menjadi rumah kedua bagi para pelaku
politik terlebih pelaku politik tersebut berseberangan pandangan politiknya
dengan para penguasa. Kebenaran itu tidak pernah bisa dibungkam.
Sekokoh apapun tembok kekuasaan, tidak akan pernah sanggup untuk
meredam teriakan-teriakan kebenaran itu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mahasiswa mempunyai peran yang penting dalam keberlangsungan
proses dinamika politik yang terjadi dalam suatu negara. Organisasi KM UIN
Jakarta sebagai organisasi gerakan mahasiswa menjadi salah satu bagian dari
proses politik yang terjadi dalam persoalan tersebut, menyikapi isu-isu
kerakyatan dan kebijakan-kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah. Pada
8 Mei 2007, Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla
mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas dan menjadi
kontroversi di masyarakat. Sebagai organisasi gerakan, KM UIN Jakarta
mengambil inisiatif untuk menyikapinya karena dipandang menjadi kontrovesi
di tengah masyarakat pengguna minyak tanah.
Gerakan sosial yang dibangun KM UIN Jakarta terhadap masyarakat
pengguna minyak tanah mempunyai prilaku yang kolektif ditandai dengan
spontanitas dan ketiadaan struktur internal, tetapi gerakan-gerakan ini
memiliki tatanan internal dan merupakan tindakan yang bertujuan. Potensi
organisasional inilah yang memunkinkan gerakan sosial dapat menantang
institusi-institusi yang mapan.
Dalam kesempatan aktivis KM UIN Jakarta menyambangi beberapa
wilayah masyarakat pengguna minyak tanah di Jakarta dan memang terjadi
keributan di masyarakat karena kelangkaan minyak tanah serta antrin panjang
59
60
masyarakat untuk pembelian minyak tanah di agen-agen minyak tanah.
Dengan pembagian gratis dari pemerintah kompor gas dan tabung gas tiga
setengah kilo gram, tidak lepas dari permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat, karena kebijakan yang terkesan terburu-buru dan tanpa sosialisasi
di masyarakat menjadi persoalan, sering terjadi tabung gasnya meledak
menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi yang besar.
Setelah banyak persoalan yang tejadi di masyarakat akibat konversi
minyak tanah ke gas maka KM UIN Jakarta mengambil tindakan untuk
mendampingi masyarakat bersama mahasiswa untuk menolak kebijakan
pemerintah konversi minyak tanah ke gas, mahasiswa live in atau turun
langsung ke kantong-kantong masyarakat pengguna minyak tanah. Setelah
masyarakat siap untuk protes terhadap pemerintah, maka terbentuklah Forum
Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT) untuk menamakan identitas
tersebut.
Gerakan massa menjadi sebuah tindakan yang dilakukan untuk
memprotes kebijakan yang di keluarkan oleh pengusa. Demonstrasi menjadi
bagian dari demokrasi maka pada 6 Agustus 2007 aksi besar melibatkan
masyarakat dan mahasiswa 10.000 massa tergabung dalam Forum Masyarakat
Pengguna Minyak Tanah) FMPMT) di Depo Plumpang Jakarta Utara.
Mahasiswa adalah kaum intelektual bukan hanya sekedar belajar di
Universitas dan diskusi dengan sesama intelektual tetapi mempunyai peran
penting untuk mengimplementasikan keilmuanya di masyarakat.
61
Para pendiri bangsa seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan
tokoh yang lainya, bukan hanya sekedar sebagai intelektual tetapi tokoh
gerakan yang rela jiwa raga di pertaruhkan untuk kemerdekaan Indonesia dan
selalu bersama rakyat untuk mencita-citakan kemerdekaan yang sepenuhnya
tanpa penjajah asing. Di era reformasi ini, karena kita tidak di jajah lagi secara
fisik oleh negara asing, maka peran mahasiswa saat ini di tuntut mengawal
kemerdekaan dari penjajah luar atau dalam negara Indonesia. Mahasiswa
harus mencontoh tokoh-tokoh para pendiri bangsa agar negara ini tidak
menjadi sebuah bangsa yang terjajah dari siapapun.
KM UIN Jakarta sebagai organisasi gerakan di era reformasi ini harus
lebih objektif terhadap isuh-isuh kerakyatan dan kebijakan pemerintah karena
kalau ingin menjadi organiasasi mahasiswa yang indivenden, tanpa ada
kepentingan politik dan kooptasi dari penguasa. Karena memang berat sebuah
organisasi gerakan mahasiswa untuk bertahan pada saat ini kalau tidak ada
ideologi perlawan dan idealis terhadap nilai-nilai keadilan. Maka saat
mahasiswa ini harus lebih mengedepankan sikap yang bermoral, di keadaan
kondisi pejabat-pejabat negara saat ini terjadi demoralisasi.
Tanpa kehadiran mahasiswa yang kritis terhadap penguasa, maka akan
banyak terjadi penyelewengan-penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat negara dan korupsi yang merajalela pada saat ini. Maka
sebagai agen perubahan mahasiswa harus melihat fenomena yang terjadi di
masyarakat dan harus berani mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan
tidak bisa hanya diam apalagi menyangkut persoalan yang terjadi di tengah-
62
tengah masyarakat apa itu persoalan hukum, sosial, ekonomi yang tidak
berpihak kebenaran dan keadilan.
Apapun menjadi sebuah resiko dalam perjungan dalam kebenaran,
aktivis-aktivis KM UIN Jakarta mengalami tindakan yang represif dari
penguasa mulai tindak kekerasan dalam suatu aksi, intimidasi, penangkapan,
sampai dengan mempenjarakan. Tapi itu memang dari sebuah resiko yang di
jalani apabila ingin membuat perubahan suatu keadaan bangsa karena apa
yang dialami para tokoh-tokoh pendiri bangsa mendapatkan hal yang sama
oleh penguasa.
Penolakan konversi minyak tanah ke gas dan demonstrasi di Depo
Plumpang Jakarta Utara menjadi contoh bagaiman aktivis KM UIN Jakarta di
tangkap, dibungkam dan mendapatkan tindak kekerasan oleh aparat keamanan
serta memenjarakan tiga aktivis KM UIN Jakarta yang di dakwa pasal 160
KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) penghasutan di muka umum
dengan ancaman enam tahun penjara. Tiga aktivis itu adalah Hambali, Ade
Faisal, Fakultas Adab dan Humaniora dan Ricky Arsilan Fakultas Usuluddin
dan Filsafat.
B. Saran
Dalam setiap gerakan mahasiswa yang mengedepankan moralitas
jangan terjebak oleh kepentingan politik golongan, karena mahasiswa harus
menjadi bagian kelompok yang diatas semua golongan tanpa harus memilih
isu-isu. KM UIN Jakarta sebagai organisasi gerakan mahasiswa, menjadi
63
sebuah taruhan apabila gerakan-gerakannya menjadi kepentingan elit.
Mahasiswa harus menjadi bagian kontol penguasa, gerakan sosial, gerakan
moral dan pelopor perubahan.
Isu-isuh kerakyatan dan kebijakan pemerintah menjadi bagian yang
harus dikontrol dan tugas sebagai gerakan mahasiswa menjadi bagian penting
dalam proses perjalan bernegara. Sebagai kekuatan politik mahasiswa jangan
sampai terpecah-pecah oleh kepentingan penguasa, kalau sampai terjadi
gerakan mahasiswa menjadi arus kecil yang tidak besar dampaknya oleh
kekuasaan.
Namun, walau bagaimanapun, gerakan mahasiwa mempunyai
kontribusi besar terhahadap perkembangan demokrasi yang ada di Indonesia,
sebagai pengawal reformasi menjadi tugas bersama dengan rakyat agar
terciptanya negara yang sejahtera,berkeadilan dan berdaulat.
Dan akhirnya penulis menegaskan kekuasaan itu cenderung korup,
maka gerakan mahasiswa harus menjadi kontrol bersama dengan rakyat agar
tidak terjadi disalahgunakan oleh pejabat-pejabat penguasa.
DAFTAR PUSTAKA
Albach, Philip, G, Politik dan mahasiswa, Perspektif dan kecendrungan masa
kini, Jakarta: PT Gramedia, 1988.
Ali, Fachry, Mahasiswa, Sistem Politik di Indonesia dan Negara, Jakarta: Inti
Sarana Aksara, 1985.
Budiarjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
Clymer, Carlton, Rodee, dkk, Pengantar Ilmu politik, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2000. cet, keempat.
Effendi, Sofian dan Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, Jakarta:
LP3ES, 1989, cet pertama.
ELSAM, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, Hak-hak Narapidana,
Jakarta: ELSAM, 1996, cet pertama.
Horton, Chester L. Hunt, Paul, B, sosiologi, Jakarta: Erlangga, 1999.
Hoffer, Eric, Gerakan Massa, Jakarta: Yayasan obor Indonesia, USIS, 1988.
Jabali, Fuad dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia, Jakarta:
Logos, 2002.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Garamedia
Pustaka Utama, 1991
Mahardika, Timur, Gerakan Massa, Mengupayakan Demokrasi dan Keadialan
Secara Damai, Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2000.
Nazir, Muhammad, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998
Sanit, Arbi, Mahasiswa dan Kekuasaan dan Bangsa, Jakarta: Lingkiran Studi
Indonesia dan YLBHI, 1989.
Sanit, Arbi, Pergolakan Melawan Kekuasaan, Gerakan Mahasiswa Antara Aksi
Moral dan Politik, Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar, 1999.
Singarinbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta:
LP3ES, 1989, cet pertama.
Siregar, Hariman, Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke 5 Demokrasi Jakarta: Teplok,
Press, 2001.
64
65
Siregar, Hariman, Hati Seorang Demonsran, Jakarta, PT Mantika Media Utama,
1994), cet, pertama.
Susilo, Suko, Basrowi, Sukidun, Sosiologi Poltik, Surabaya: Yayasan Kampusina
Surabaya, 2003.
Raga, Rafael, Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta, PT Rineka Cipta,
2001, cet, pertama.
Rahmat, Jallaludin, Sosiologi Komunikasi Massa, Bandung, CV, Remadja Karya,
1985.
Suharsih dan IGN mahendra K, Bergerak bersama rakyat, Yogyakarta Resist
book, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Alfabeta, 2004.
Susan, Novri, Sosiologi Konflik dan Isuh-isuh Konflik Kontemporer, Jakarta,
Kencana Prenada Media Grup, 2009, cet, pertama.
Widjojo et al, Muridan, S, Penakluk Rezim Orde Baru, Gerakan Mahasiswa 98,
Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1999.
Yoedhanegara, Pradipa, Desentralisasi Gerakan Mahasiswa, Jakarta, DPP Aliansi
Wartawan Indonesia, 2005.
Zaman, Fadhly, Fahruz, Mahasiswa Menggugat, Potret Gerakan Mahasiswa
Indonesia 1998, Bandung, Pustaka Hidayah, 1999.
Institusi dan Asosiasi (atau yang sejenis)
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART), Kongres VII KM UIN
Jakarta, Tugu, Puncak, Jawa barat, 5 Februari 2011, pukul, 21:08.
Berita Koran dan Internet
Giane, Survey Konversi Energi, Mengubah Kebiasaan Konsumsi Tidak Mudah,
Kompas, 31 Januari 2010.
Jahit Mulut, Tuntut Teman Dibebaskan, Warta Kota, kamis, 6 Desember 2007.
BBM, Tekan Spekulan, Kenaikan Harga BBM Jangan Ditunda, Kompas, Jumat, 9
Mei, 2008.
Ahmad Hadiyin, Ratusan warga demo di Jakarta, artikel diakses,
http://www.indosiar.com/focus/63911/ratusan-warga-berdemo-ke-istana,
tgl, 01 juli 2011. Pukul, 16:00.
66
Imron, Gerakan jalan Menatap masa depan Indonesia Meretas baru, arikel
diakses,
http//www.kammi.or.id/last.lihatphp?d=materi&do=view&id=739, tanggal
1 Agustus 2010, pukul 20:19.
Isfandiar, Penjara bagi seorang aktivis, artikel diakses,
http://www.resistbook.or.id/index.php?page=resensi&id=133&lang=en,
tgl, 12 Agustus 2011, pukul 15:18.
Syukri Rahmatullah, Peserta jahit mulut hadiri sidang demo minyak tanah, artikel
diakses http://news.okezone.com/read/2007/12/10/1/67042/peserta-jahit-
mulut-hadiri-sidang-demo-minyak-tanah, tgl 8 juli 2011, pukul 21:30.
Wawancara pribadi dengan mantan CC (Central Committe) aktivis KM UIN
Jakarta periode (2006-2008) angkatan 2001 Fakultas Ushulludin dan
Filsafat. Mustholih “Borang.” Pada 10 Agustus 2011.
Wawancara pribadi dengan aktivis KM UIN Jakarta. Eks tahanan politik terkait
demonstrasi menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas
2007 Fakultas Adab dan Humaniora. angkatan 2002 Hambali “Joey”. Pada
12 Agustus 2011.
Wawancara pribadi dengan CC (Central Committe) aktivis KM UIN Jakarta
periode (20011-2012) angkatan 2007 Fakultas Syariah dan Hukum.
Panden Pada 26 Agustus 2011
Pedoman wawancara
Wawancara dengan mantan CC (Central Committe) aktivis KM UIN
Jakarta periode (2006-2008) angkatan 2001 Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat. Mustholih “Borang.” Pada 10 Agustus 2011.
1. Apa yang menjadi latar belakang organisasi KM UIN Jakarta menyikapi
konversi minyak tanah ke gas pada tahun 2007?
Jawab: Karena pada saat itu kita sebagai organisatoris melihat kebijakan
tersebut yang dikeluarkan pemerintah menyusahkan masyarakat dan tidak ada
sosialisasi yang maksimal yang di lakukan pemerintah. Kebijakan itu juga
tidak populis, minyak tanah lebih terjangkau dan bisa diecer pembelianya, lain
dengan LPG yang harganya mahal serta tidak bisa ecer.
2. Apa saja langkah-langkah yang di gunakan untuk menolak konversi minyak
tanah ke gas?
Jawab: Kami melakukan live in atau turun langsung ke wilayah sejabodetabek
para pengguna minyak tanah dan agen-agenya. Kami melakukan diskusi
terhadap warga dan mendengarkan apa saja yang menjadi keresahan di
masyarakat, serta melakukan menyuluhan tentang konversi minyak tanah ke
gas. Kita juga melakukan diskusi di kampus-kampus di Jakarta tentang
konnversi minyak tanah ke gas.
3. Wilayah mana saja yang menjadi target untuk di dampingi aktivis KM UIN
Jakarta dalam menentang konversi minyak tanah kegas?
Jawab: Pastinya adalah kantong-kantong masyarakat pengguna minyak tanah,
hampir semua wilayah sejabodetabek kita damping.
4. Pola apa saja yang organisasi KM UIN Jakarta untuk menolak kebijakan
tersebut?
Jawab: Kami melakukan propaganda-proganda melalui selebaran, dan
demonstrasi di DPR, Istana Negara, dan di depo plumpang Jakarta Utara.
5. Dalam melakukan demonstrasi terhadap pemerintah, bagaimana renspon dari
pemerintah dari aksi yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat tersebut?
Jawab: Kami sebagai demonstran mahasiswa dan masyarakat di anggap
anarkis, menolak aksi yang kita tuntut, pemberangusan aksi dan represif, serta
penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap demonstran dan tiga
aktivis KM UIN Jakarta dan dua warga di pidanakan.
6. Dalam aksi 6 Agustus di depo plumpang Jakarta Utara kenapa terjadi bentrok
antara demonstran dan aparat kepolisian?
Jawab: Banyak penyusup-penyusup yang dilakukan polisi yang memakai baju
preman untuk memprovokasi massa agar terjadi bentrok dengan aparat,
pembubaran secara paksa serta represif yang di lakukan aparat hingga
terjadinya bentrok antara demonstran dan aparat kepolisian
7. Aksi di depo plumpang terjadi penangkapan tiga KM UIN Jakarta dan dua
warga dan mempidanakanya, bagaimana sikap organisasi KM UIN Jakarta
terhadap pemerintah?
Jawab: Mengutuk keras, menghujat habis-habisan terhadap pemerintah, karena
dianggap inkonstitusional. Serta melakukan proganda melalui selebaran dan
spanduk-spanduk untuk menuntut bebaskan tiga mahasiswa dan 2 warga yang
di penjarakan, dan dalam setiap persidangan kami selalu melakukan aksi di
pengadilan Jakarat utara untuk menuntut bebaskan kawan kami, karena yang
patut di salahkan adalah pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf
Kalla yang melakukan kebijakan tidak tepat pada saat itu.
Pedoman wawancara
Wawancara dengan aktivis KM UIN Jakarta. Eks tahanan politik terkait
demonstrasi menolak kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas
2007 Fakultas Adab dan Humaniora. angkatan 2002 Hambali “Joey”. Pada
12 Agustus 2011.
1. Bagaiman kronologis terjadinya penangkapan aktivis KM UIN Jakarta pada
aksi menolak konversi minyak tanah ke gas di depo plumpang Jakarta utara?
Jawab: Pada saat itu beberapa beberapa aktivis KM UIN Jakarta bergantian
berorasi diatas mobil komando massa tiap-tiap aktivis bergantian
menyampaikan orasi dan yel-yelnya secara antusias massa demonstran
menyambut dengan gegap gempita semangat yang dikobarkan dari mobil
komando tersebut, namun para aparat keamanan yang terdiri dari berbagai
kesatuan saat itu (brimob, sabara, reserse, polisi pamong praja dan lain-lain)
secara arogan menuduh massa aksi berniat untuk melakukan kericuhan, dgn
alas an tersebut aparat keamanan berkali-kali menembakan gas air mata,
peluru karet, serta langsung merefresif barisan masssa aksi yang sama sekali
tidak menduga bahwa aksi damai hari itu di respon dengan cara kekerasan
oleh aparat, para mahasiswa dan warga ditangkapi satu persatu, seluruh
demonstran yang ditangkapi tersebut dituding sebagai provokator dalam
menggerakan massa khususnya mahasiswa, bahkan tak satu pun massa aksi
yang dari kebrutalan aparat di lapangan.
2. Tuduhan apa saja yang dikenakan oleh aparat keamanan terhadap aktivis KM
UIN Jakarta yang di tangkap aparat kepolisian?
Jawab: Aparat keamanan menuduh para aktivis tersebut sebagai provokator
dalam pengroyokan massa aksi sehingga para aktivis di kenakan pasal 160
KUHP Pasal melakukan penghasutan didepan umum untuk melawan
kebijakan penguasa.
3. Bagaimana pandangan para aktivis KM UIN Jakarta yang di penjara, terkait
aksi di depo plumpang Jakarta utara?
Jawab: Menilai bahwa penangkapan tersebut hanyalah skenario yang sudah di
setting oleh aparat untuk melemahkan gerakan yang makin membesar dalam
menolak konversi minyak tanah ke gas aparat nilai menerapkan pola lama
dalam menghadapi demonstrasi-demonstrasi yang di motori oleh mahasiswa,
karena telebih yang di lindungi oleh aparat adalah kebijakan pemerintah
konversi minyak tanah ke gas.
4. Apa saja aktivitas aktivis KM UIN Jakarta di dalam penjara?
Jawab: Dalam penjara, para aktivis KM UIN Jakarta banyak mengundang
perhatian dari tahanan-tahanan yang lainya, karena tentunya para tahanan
tersebut menganggap bahwa mahasiswa bukan tempatnya didalam penjara,
hampir setiap kesempatan saat waktu luang para aktivis menghabiskan waktu
dengan bercerita banyak apa yang latar belakang ketidaksetujuan mereka
dalam menolak konversi minyak tanah ke gas, bahkan dibeberapa kesempatan
kita juga sering berdiskusi dengan mantan para pejabat yang saat itu
menjalani masa ditahanan di Rutan Salemba tersebut diantarnya adalah
mantan menteri agama Said Agil Munawar dan Nurdi Halid mantan kepala
Bulog (Badan Urusan Logistik)
5. Bagaimana renspon tahanan lain dengan para aktivis KM UIN Jakarta di
dalam penjara?
Jawab: Renspon para tahanan terhadap aktivis yang ditahan memberikan
sinyal-sinyal bahwa posisi para tahanan tersebut sangat mengapresiasi apa
yang telah diperjuangkan oleh aktivis-aktivis KM UIN Jakarta tersebut.
6. Bagaimana prilaku para petugas Rutan Salemba terhadap aktivis KM UIN
Jakarta?
Jawab: Mereka memperlakukan kita dengan baik, tetapi mereka mengawasi
aktivitas kita dengan ketat, karena menganggap bisa mempengaruhi tahanan
lain untuk berbuat yang tidak diinginkan oleh penguasa pada saat itu.
Pedoman wawancara
Wawancara dengan CC (Central Committe) aktivis KM UIN Jakarta
periode (20011-2012) angkatan 2007 Fakultas Syariah dan Hukum. Panden
Pada 26 Agustus 2011
1. Kapan anda menjadi anggota KM UIN Jakarta?
Jawab: saya bergabung dengan KM UIN Jakarta pada semester satu, dan
mendaftar di stand KM UIN Jakarta.
2. Kenapa anda berbinat masuk KM UIN Jakarta?
Jawab: waktu saya melihat, aktivis KM UIN Jakarta dikampus sering sekali
melakukan demonstrasi mengkritisi pemerintahan, maka dari itulah saya ingin
mengetahui lebih jauh tentang KM UIN Jakarta, karena merasa disinilah ruang
untuk belajar berorganisasi, yang bisa bilang, organisasi radikal karena aksi-
aksinya itu.
3. Kapan anda terpilih sebagai CC (Centrall Comitte) KM UIN Jakarta?
Jawab: Saya terpilih sebagai CC KM UIN di Kongres ke tujuh (VII), di Tugu,
Puncak, Jawa Barat, tanggal 5 Februari 2011.
4. Anda sebagai CC (Cental Committee) periode 2011-2012 apa saja kegiatan
yang dilakukan organisasi KM UIN pada saat ini?
Jawab: sekarang KM UIN Jakarta seperti apa yang dilakukan periode-periode
sebelumya, tetap selalu mengkritisi kebijakan pemerintah menyikapi isu-isu
kerakyatan, dan diskusi Mingguan.
5. Kampus-kampus mana saja yang menjadi jaringan KM UIN Jakarta?
Jawab: saat ini KM UIN Jakarta mempunyai aliansi KM RAYA yaitu ada
beberapa kampus seperti UBK (Universitas Bung Karno), STMIK (Sekolah
Tinggi Manajemen Teknik Komputer Indonesia), Untirta Serang (Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa).
6. Mana saja yang menjadi jaringan sektoral rakyat yang dibangun KM UIN
Jakarta saat ini?
Jawab: kami sekarang mendampingi masyarakat petani didaerah Bandung,
desa Pengalengan mayoritas mereka petani sayuran, petani menuntut agar
mencabut perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free Trade
Agreement)
7. Sejak kapan mengadvokasi petani sayuran di daerah Bandung desa
Pengalengan?
Jawab: sebenarnya perjanjian perdaganga bebas ini diberlakukan 1 Januari
2010, tetapi KM UIN Jakarta mendampinginya dibulan September 2011 dan
pernah melakukan aksi long marc di gedung Kementrian Perdagangan sampai
Istana Negara menuntut mencabut perjanjian perdagangan bebas ACFTA
(Asean-China Free Trade Agreement) dengan massa 600 orang.