Oleh : Manunggal K. Wardaya SH LLM -...

Post on 10-Apr-2019

224 views 0 download

Transcript of Oleh : Manunggal K. Wardaya SH LLM -...

Pemimpin Umum: Seno SubardiPemimpin Redaksi: Yon DaryonoRedaktur Pelaksana: Zunianto SubektiKoordinator Liputan: Angga SaputraRedaktur: Maula Asadilah, Sri Juliati, Bayu Nur Sasongko, Redaktur Foto: Nurul Iman, Redaktur Bahasa: Kholil Rokhman,Reporter Banyumas: Fatimah Arsalan N, Agus Setiyanto, Dedy Afrengki, Renny Tania, Fitri Nurhayati, Hanie Maria, Ade Yulia N, Purbalingga: Yuspita Anjar Palupi, Banjarnegara: Rudal Afghani, Cilacap: Agung Lindu Nagara, Fotografer: Idhad Zakaria, Sekretaris Redaksi: Riyanti Widyastuti, Desain Grafi s: Budi Haryanto, Satrio Hapsoro, Desain Iklan: Almumin, Kobaharo, Layouter: Anhar Guruh S, Jack Rastam, Anas Masruri, Iyus Saputra,Rizqi Ramdani IT: Galih Yoga Priyambodo, Aris Riyanto

Wartawan SatelitPost selalu dibekali tanda pengenal dan dilarang menerima, meminta, baik uang atau barang yang dapat mempengaruhi isi pemberitaan

Direktur Utama: Seno SubardiDirektur: Jessica Noviani

Pemimpin Perusahaan: Jessica NovianiKoordinator Iklan: Rendra Arista

Koordinator Sirkulasi: Sindu Dwi Hartanto

Tarif Iklan Baris:2 baris 1X muat Rp 15.000 dengan bonus ditayangkan di www.satelitnews.co

Paket Iklan Baris:2 Baris 10 X muat Rp 31.680

10 Baris 10 X muat Rp 158.400

Kantor Redaksi: Jl. Dr. Angka No. 79 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Telepon: 0281 623099, Faximile: 0281 623388Penerbit: PT. Satria Media Grafi ka

Email: smg@windowslive.comwww.satelitnews.co

Facebook: Harian Pagi SatelitPost

SENIN KLIWON,12 MARET 201210 ServicePublic

Redaksi SatelitPost menerima kiriman opini dari pembaca. Panjang opini berisi dua halaman spasi 1,5 . Naskah dikirim via email dan hendaknya dilengkapi dengan foto terbaru berikut nomor telepon yang dapat dihubungi.SatelitPost tidak mengembalikan opini yang diterima.email: opinipembaca_satelitpost@yahoo.co.idemail: opinipembaca_satelitpost@yahoo.co.idemail: opinipembaca_satelitpost@yahoo.co.idemail: opinipembaca_satelitpost@yahoo.co.idemail: opinipembaca_satelitpost@yahoo.co.id

WARWARWARWARWARTTTTTAAAAAWWWWWANANANANAN adalah sebuah profesi yanghasil karyanya bersinggungan langsung den-gan kepentingan khalayak ramai. Dikatakandemikian karena jika tak memerhatikankaidah-kaidah kewartawanan, karya seorangwartawan tak saja bisa menyebabkan kerugianobjek berita namun pula keresahan sosial. Se-baliknya, karya jurnalistik yang dilakukandengan profesional akan dapat memobilisasiopini warga dalam mengawal proses-proseskebijakan publik, membuat warga waspada(alert) dan tercerahkan (informed) akan pel-bagai peristiwa sosial kemasyarakatan. Padagilirannya, media yang diawaki oleh pewartayang profesional akan maksimal dalammengembangkan fungsinya sebagai wahanakomunikasi massa sekaligus sebagai saranakontrol sosial.

Adalah benar bahwa jurnalis dan media be-rita yang menaunginya tak mungkin lepas darikemungkinan untuk membuat kesalahandalam melakukan kerjanya. Tidak mungkinmengharapkan suatu karya jurnalistik sterildari kekeliruan. Desakan untuk menurunkanlaporan dengan cepat terkait mendesaknyasuatu isu untuk diketahui publik di satu sisi,serta minimnya informasi yang tersedia gunamenunjang akurasi suatu berita di sisi lain ada-lah salah satu hal yang menyebabkan terja-dinya kesalahan dan kekeliruan dalam pembe-ritaan. Oleh karenanya dalam dunia jurnalis-tik kemungkinan adanya kerugian dan ataukerugian ini diimbangi dengan dua hak ma-sing-masing hak jawab (right to reply) dan hakkoreksi. Undang-undang No. 40 Tahun 1999mengadopsi keduanya dalam Pasal 5 ayat (2)dan (3), mewajibkan bagi pers untuk melayanihak jawab dan melayani hak koreksi. Begitupentingnya kedua instrumen tersebut, sehi-ngga UU Pers mengancamkan pidana berupadenda maksimal 500 juta bagi perusahaan persyang tak mau melayani hak jawab dan hak ko-reksi tersebut.

Sudah barang ten- tu keberadaanhak koreksi dan hak jawab se-bagai sarana untuk m e m b e -tulkan dan menyanggah p e m -beritaan bukanlah legitima- s ibagi wartawan untuk dapatdengan sesuka hatinya mem-buat kesalahan. Prinsip kehati-hatian, keberimbangan, dan pema-haman asas praduga tak bersalahharus benar-benar diimplementasikandalam menurunkan laporan dan atauberita. Kesalahan terkait pemberitaanharuslah semininal mungkin dan seyogya-nya tak boleh disengaja. Pendeknya, hakjawab dan hak koreksi bukanlah tameng yangdengan seenaknya dicadangkan dalammelakukan pemberitaan yang tak berkaidahdengan prinsip “hantam dahulu, terima kom-plain belakangan”.

Profesionalisme jurnalis tidak saja terkaitdengan bagaimana mencari dan menyam-paikan informasi dengan akurat dan ber-imbang dengan prinsip meliput pihak-pihak yang terkait, na-mun juga profesional-isme untuk mengabdi-kan kuasa atas infor-masi demi kemaslaha-tan publik. Jurnalisdan media harus ta-han godaan dari ke-inginan berselingkuhdengan kekuasaan

Dosen Fakultas Hukum UNSOED/ Faculteit Der RechtsgeleerdheidPhD Researcher Faculteit Der Rechtsgeleerdheid Nijmegen, Netherlands

Urgensi Sertifikasi WartawanOleh : Manunggal K. Wardaya SH LLM

Sorot Redaksi Sorot Redaksi

RENCANARENCANARENCANARENCANARENCANA kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyakpada awal April tinggal menunggu hari. Masyarakat punsudah merasakan gelagat semakin beratnya beban ekonomikarena rentang dua bulan setelah April, masyarakat akandisibukkan dengan tahun ajaran baru sekolah.

Pada masa itulah, pengeluaran uang akan membengkak.Banyak orangtua yang harus menyisihkan sebagian besarpenghasilan mereka untuk mengurus biaya pendaftaransekolah anak-anaknya.

Ironisnya, menjelang kenaikan BBM, tidak adapeningkatan pendapatan yang signifikan yang terjadi padamasyarakat secara makro karena pertumbuhan ekonomi ditingkat nasional juga tidak menunjukan indikator yangmemuaskan.

Alasan pemerintah menaikan harga BBM jika kita telaahsecara jernih sebenarnya tidaklah pas momentumnya. Untukitu mari kita mencoba merenungkan kembali makna yangterkandung dalam UUD 1945. Pada Pasal 33 ayat (2) dan (3)UUD 1945 disebutkan bahwa cabang-cabang produksi yangpenting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orangbanyak dikuasai oleh negara; bumi dan air dan kekayaanalam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negaradan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuranrakyat.

Berangkat dari pernyataan yang terdapat dalam pasaltersebut maka boleh disebut bahwa saat ini parapenyelenggara negara telah mengkhianati UUD 1945.Faktanya adalah cabang-cabang produksi yang penting bagiorang banyak seperti minyak, gas, dan tambang telah“dijual” kepada kaum yang oleh John Perkins dalambukunya berjudul Bandit Ekonomi disebut sebagai kaumKorporatokrasi.

Sebagai bukti yang nyata adalah ladang-ladang minyakmilik Indonesia sudah dikapling-kapling oleh perusahaanminyak internasional. Sebagai contoh, blok Cepu yangdikapling oleh Exxon hingga 2036. Kemudian di Papuadikapling oleh British Petroleum dan blok ladang minyakdi Natuna dikapling oleh Petronas, Total, Exxon.

Tak heran apabila pemerintah tidak punya daya apa-apalagi untuk menghadapi kenaikan harga minyak dunia.Pemerintah Indonesia seakan didikte oleh kekuatan bisnisglobal, meskipun negeri ini memiliki ladang-ladang minyakyang sangat banyak di seluruh penjuru tanah air.

Manajemen pemerintah yang amburadul seperti inilahyang disebut oleh mantan Ketua MPR Amien Rais sebagaibentuk kegagalan pemerintah. Dalam bukunya berjudulSelamatkan Indonesia, Amien Rais menyebutkan secarasederhana bahwa kedaulatan negeri ini sudah tergadaikanoleh kekuatan-kekuatan kapitalisme. Sementara hasil uanggadai tersebut hanya dinikmati oleh para birokrat danpenyelenggara negara yang tidak memikirkan nasibrakyatnya.

Ibarat pepatah mengatakan, tikus mati di lumbung padi,maka situasi sekarang ini hampir mirip terjadi pada rakyatIndonesia. Mereka menjadi korban kenaikan harga BBMmeskipun mereka pemilik ladang-ladang minyak yangsangat banyak. Astagfirullah! (*)(*)(*)(*)(*)

Sudah barang tentu keberadaanhak koreksi dan hak jawab sebagai

sarana untuk membetulkan danmenyanggah pemberitaan bukanlah

legitimasi bagi wartawan untukdapat dengan sesuka hatinya

membuat kesalahan.

(entah yang negara entah yang korporat) se-hingga menjadi melempem dalam memberi-takan hal-hal yang sepatutnya diketahui olehpublik. The highest form of power is know-ledge, demikian Alvin Toffler mengingatkandalam bukunya Powershift (1990). Sebagaikuasa (power) informasi bisa dipertukarkanbahkan mengekstraksi kuasa lainnya sepertiuang (money) dan kekerasan (violence). Ku-asa atas informasi menjadikan jurnalis dan me-dia memiliki kuasa yang berpotensi diper-tukarkan, dibarter dengan kuasa lain. Se-bagaimana dicton, kekuasaan yang berlebihanakan cenderung korup, tak terkecuali kuasaatas informasi. Sebuah informasi berpotensidimanfaatkan oleh jurnalis untuk ditukardengan pelbagai hal yang menguntung-kan dirinya.

Maka kita kerapkali men-dengarkan keresahanakan adanya war-tawan bodrek,wartawan am- p l o p .A d a g i u m dari Tofflerdan Ac- ton di atas

sekaligus menjelas-kan mengapa kendati

media lokal banyak ber-munculan di tanah air, isu-

isu menyangkut relasikekuasaan masih lebih deras

mengalir dari mulut ke mulutdan bukannya media. Kalaulah

media memberitakan hal-hal ter-kait korupsi, maka hanya jika hal itu

telah memasuki pengadilan. Se-makin jarang dijumpai media yang

menjalankan jurnalisme investigasi.Nyatalah di sini, ada kerugian publikyang serius kalau seorang jurnalistidak profesional dalam melakukan tu-

gasnya. Seorang wartawan yang tidak profe-sional akan melihat informasi yang dimi-likinya semata sebagai modal yang bisa danakan dipertukarkan dengan uang dan kuasalain yang menguntungkan dirinya. Manakaladeal dengan kekuasaan tercapai, apa yang se-harusnya diketahui publik menjadi tersimpandi dalam laci redaksi, dan menguap dengansendirinya seiring dengan berjalannya wak-tu.

Dibandingkan dengan UU Nomor 11 Tahun1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers,UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers sa-yangnya tak mengatur mengenai syarat-sya-rat wartawan, dan apalagi mengatur mengenaisertifikasi wartawan. Artinya, secara hukum,siapa saja bisa dan berhak menyandang gelarwartawan. Di satu sisi hal ini sebenarnya baik,dalam arti kemerdekaan warga negara untukberhimpun dan membentuk organisasi persdalam rangka menikmati hak dan kebebasandasar atas informasi terjamin dan terlindungi.Namun di sisi lain, hal ini tak urung menim-bulkan kegusaran, terutama di era yang me-niscayakan sertifikasi yang dimaksudkan se-bagai jaminan profesionalitas sesuai standaryang diharapkan. Sebagaimana pada profesilainnya, sertifikasi jurnalis diharapkan men-jadi standar pemahaman wartawan akan pen-tingnya rambu-rambu dalam jurnalistik baikyang sifatnya etik maupun hukum.

Pada titik itulah, sertifikasi wartawan yangtelah dipikirkan sejak lama oleh Dewan Persdan disuarakan kembali oleh Persatuan War-tawan Indonesia belum lama ini menemukanmakna pentingnya. Sertifikasi wartawan di-harapkan membuat wartawan lebih profesi-onal dalam melakukan tugasnya. Dengan ser-tifikasi wartawan, diharapkan pemahaman

baik teknik maupun jurnalistik pada levelminimal tertentu akan dimiliki seorangwartawan. Dengan sertifikasi ini, di-

harapkan wartawan tidak akan membuatberita yang bombastik, yang mengada-ada,

bersifat fitnah, maupun tidak melewati pro-ses cross-check dan hanya bekerja demi logi-ka kapital.

Penulis berpendapat jika program sertifikasi iniakan direalisasikan, seyogyanya sifatnya hanyalahsukarela (voluntarily), berdasarkan kehendak baikwartawan atau perusahaan pers yang menau-nginya. Walaupun sifatnya sukarela, keanggotaanwartawan yang bersertifikasi dalam suatu peru-sahaan pers akan tercermin dalam karya jurnal-istik yang mereka hasilkan sekaligus menjadi-kan tolok ukur bagi masyarakat dalam me-naruh kepercayaan terhadap suatu media. Sebaliknya,mewajibkan wartawan untuk mengikuti sertifika-si akan berujung pada pemberian lisensi wartawan,sesuatu yang akan sangat berbahaya pada citizenjournalism, perlindungan profesi wartawan,dan pula terhadap independensi pers. Kekuasaanbisa campur tangan dalam sertifikasi ini dan menyingkirkanwartawan yang kritis dari sertifikasi. Jika ini yang terjadi,maka kemeredekaan pers justru akan terancam dengan wa-jibnya sertifikasi wartawan.(*)(*)(*)(*)(*)

TTTTTikus Mati di Lumbung Padiikus Mati di Lumbung Padiikus Mati di Lumbung Padiikus Mati di Lumbung Padiikus Mati di Lumbung PadiRakyat Mati di Ladang MinyakRakyat Mati di Ladang MinyakRakyat Mati di Ladang MinyakRakyat Mati di Ladang MinyakRakyat Mati di Ladang Minyak

Oleh: YON DARYON DARYON DARYON DARYON DARYONOYONOYONOYONOYONORedaktur SatelitPost

PEMBACA setia SatelitPost, silakan sampaikan keluhan, saran, kritik, dan pertanyaan Anda terhadap public serviceatau masalah pembangunan di sekitar kita, secara singkat, cerdas,dan santun melalui fanpage Harian Pagi SatelitPostatau melalui sms ke nomor 081 327 751 303. Kami dengan senang hati akan menyampaikan keluhan atau pertanyaanAnda padapihak yang bersangkutan sehingga bisa langsung dijawab. Pertanyaan juga dapat disampaikan melaluifanpage Harian Pagi SatelitPost maupun email ke opinipembaca_satelitpost@yahoo.co.id.

AMIN SAHRIYESYESYESYESYES, aku langsung sukadg mu satelit... hahay;>

YAN INDRA PANSERGANDAJATI

UPDAUPDAUPDAUPDAUPDATETETETETE juga berita

yang diweb...... semoga

sukses.....

SUJARSUJARSUJARSUJARSUJARWO WO WO WO WO SURSURSURSURSURYYYYYAPUTRAAPUTRAAPUTRAAPUTRAAPUTRA

SELAMASELAMASELAMASELAMASELAMATTTTT dan semogamendapat tempat di hatipembaca..

Alamat web-nya sekarangapa??

CINDY EVANDA

SELAMASELAMASELAMASELAMASELAMATTTTTn Sukses...

TRI HARYANTO

SUKSESSUKSESSUKSESSUKSESSUKSES selalu...

NOVNOVNOVNOVNOVAAAAA S. SETY S. SETY S. SETY S. SETY S. SETYAAAAA

BARUSAN BARUSAN BARUSAN BARUSAN BARUSAN saya borong 1.. :-D

semoga sukses.

ULIL KHUSNAULIL KHUSNAULIL KHUSNAULIL KHUSNAULIL KHUSNA

SELAMASELAMASELAMASELAMASELAMAT T T T T dan smg makinexis....

MANUNGGAL K. WARDAYA SH LLMDosen Fakultas Hukum UNSOED tinggal

di Belanda