oleh Dr. Eng. Pribadi Mumpuni Adhi - mesin.pnj.ac.id dan Hukum... · tertulis dalam UU...

Post on 08-Mar-2019

233 views 1 download

Transcript of oleh Dr. Eng. Pribadi Mumpuni Adhi - mesin.pnj.ac.id dan Hukum... · tertulis dalam UU...

oleh

Dr. Eng. Pribadi Mumpuni Adhi

2

▪ Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Kenagakerjaan merupakanUndang-Undang yang merupakan penyempurnaanUU Ketenagakerjaan yang ada sebelumnya.

▪ Sejarah undang-undang perburuhan dapat dibagimenjadi dua yaitu sebelum dan sesudahkemerdekaan.

3

Kerja Rodi yang berlangsung di Indonesia digolongkan dalam tiga golongan:

▪ Rodi-gubernemen, yaitu rodi untuk kepentingangubernemen dan para pegawainya (herendienst);

▪ Rodi perorangan, yaitu rodi untuk kepentingankepala-kepala dan pembesar-pembesar Indonesia (persoonlijke diensten);

▪ Rodi-desa, yaitu rodi untuk kepentingan desa (desadiensten)

4

▪ "Agrarische Wet" (Undang-Undang Agraria) tahun 1870 yang mendorong timbulnya perusahaan perkebunan swasta besar, soal perburuhan menjadi sangat penting.

▪ Hubungan antara majikan dan buruh pada mulanya diatur oleh “Politie Straaf Reglement” (Peraturan Pidana Polisi) yang lebihmelindungi kepentingan majikan peraturan ini dihapuskanpada tahun 1879.

▪ Penggantinya Koeli Ordonantie(1880) memuat sanksi-sanksiterhadap pelanggaran kontrak oleh buruh dan sanksi bagimajikan yang melakukan kesewenang-wenangan pada buruhnya. Karena adanya sanksi tersebut maka KoeliOrdonantie dijuluki Poenale Sanctie yang artinya sanksi pidanabagi buruh yang berasal dari luar Sumatera Timur, karenaburuh dari rakyat setempat atau suku di Sumatera Timur tidakterkena ordonansi ini.

5

▪ Peraturan ketenagakerjaan yang ada pada masa ini cenderungmemberi jaminan sosial dan perlindungan kepada buruh, dapat dilihat dari beberapa peraturan di bidang perburuhanyang diundangkan pada masa ini.

6

▪ Pada masa ini kondisi perburuhan dapat dikatakan kurangdiuntungkan dengan sistem yang ada. Buruh dikendalikan oleh tentara antara lain dengan dibentuknya Dewan Perusahaan diperusahaan-perusahaan yang diambil alih dari Belandadalam rangka program nasionalisasi, untuk mencegahmeningkatnya pengambil alihan perusahaan Belanda oleh buruh.

▪ Gerak politis dan ekonomis buruh juga ditandai dengandikeluarkannya Peraturan Penguasa Perang Tertinggi No. 4 Tahun 1960 Tentang Pencegahan Pemogokan dan/atauPenutupan (lock out) di perusahaan-perusahaan, jawatan-jawatan dan badan-badan vital.

▪ Perbaikan nasib buruh terjadi karena ada gerakan buruh yang gencar melalui Serikat-serikat Buruh seperti PERBUM, SBSKK, SBPI, SBRI, SARBUFIS, SBIMM, SBIRBA.

7

▪ Kebijakan industrialisasi yang dijalankan pemerintah OrdeBaru juga mengimbangi kebijakan yang menempatkanstabilitas nasional sebagai tujuan dengan menjalankanindustrial peace khususnya sejak awal Pelita III (1979-1983), menggunakan sarana yang diistilahkan dengan HPP (Hubungan Perburuhan Pancasila).

▪ Serikat Pekerja di tunggalkan dalam SPSI. Merujuk pada UU No. 18 Tahun 1956 tentang ratifikasi Konvensi ILO No. 98 Tahun1949 mengenai Berlakunya Dasar daripada Hak Tahun 1949 mengenai Berlakunya Dasar daripada Hak Untuk Berorganisasidan Berunding Bersama, serta Peraturan Menakertranskop No. 8/EDRN/1974 dan No. 1/MEN/1975 perihal PembentukanSerikat Pekerja/Buruh Di Perusahaan Swasta Dan PendaftaranOrganisasi Buruh terlihat bahwa pada masa ini kebebasanberserikat tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah.

▪ Peran Militer dalam prakteknya sangat besar misal dalampenyelesaian perselisihan perburuhan.

▪ Undang-Undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja8

▪ Pada 5 Juni dikeluarkan Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1998 yang mensahkan Konvensi ILO No.87 Tahun 1948 tentangKebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untukBerorganisasi (Concerning Freedom of Association and Protection of the Right to Organise) berlaku di Indonesia.

▪ Meratifikasi K.ILO tentang Usia Minimum untuk diperbolehkanBekerja/Concerning Minimum Age for Admission to Employment(Konvensi No. 138 tahun 1973) yang memberiperlindungan terhadap hak asasi anak dengan membuatbatasan usia untuk diperbolehkan bekerja melalui UU No. 20 Tahun 1999.

▪ Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia Tahun 1998-2003 yang salah satunya diwujudkan denganpengundangan UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak AsasiManusia, dan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) No. 1 tahun 1999 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

9

▪ Dilihat dari peraturan ketenagakerjaan yang dihasilkan, pemerintahan Abdurrahman Wahid inidinilai sangat melindungi kaum pekerja/buruh dan memperbaiki iklim demokrasi dengan UU serikatpekerja/serikat buruh yang dikeluarkannya yaitu UU No 21 Tahun 2000.

10

▪ Peraturan perundangan ketenagakerjaan dihasilkan, di antaranya yang sangat fundamental adalah UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menggantikan sebanyak 15 (limabelas) peraturanketenagakerjaan, sehingga Undang-Undang inimerupakan payung bagi peraturan lainnya.

▪ Ratifikasi Konvensi ILO no 81 melalui UU no 21 tahun2003

▪ Undang-Undang yang juga sangat fundamental lainnya adalah UU No. 2 Tahun 2004 TentangPenyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang disahkan pada 14 Januari 2004 dan UU No. 39 Tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga KerjaIndonesia di Luar Negeri.

11

▪ Di masa pemerintahan ini beberapa usaha dilakukan untukmemperbaiki iklim investasi, menuntaskan masalahpengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Kebijakan di bidang ketenagakerjaan sehubungan dengan haldi atas, kurang mendapat dukungan kalangan pekerja/buruh.

▪ Beberapa aturan:

▪ Inpres No. 3 Tahun 2006 Tentang Perbaikan iklim Investasi, salah satunya adalah agenda untuk merevisi UU No. 13 Tahun2003, mendapat merevisi UU No. 13 Tahun 2003, mendapattentangan pekerja/buruh.

▪ Pengalihan jam kerja ke hari sabtu dan minggu demi efisiensipasokan listrik di Jabodetabek.

▪ Penetapan kenaikan upah harus memperhatikan tingkatpertumbuhan ekonomi dan laju inflasi.

12

13

Tugas Kelompok:

Makalah 4-8 halaman tentang produk undang-

undang/peraturan pemerintah/Menteri tentang tenaga

kerja/keselamatan kerja

Cari tahu ya!!

14

15

UU no 1 Tahun 1970

16

17

18

19

20

21

22

▪ Konferensi Ketenagakerjaan Internasional ketigapuluh tanggal 11 Juli 1947 di Jenewa, Swiss, telahmenyetujui ILO Convention No. 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (Konvensi ILO No. 81 mengenai PengawasanKetenagakerjaan Dalam Industri dan Perdagangan);

▪ UU no 21 tahun 2003 merupakan bentuk ratifikasikonvensi ILO no 81

23

24

UU No 13 tahun 2003

25

Beberapa istilah penting menurut Pasal 1

▪ Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengantenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

▪ Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukanpekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untukmemenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

▪ Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja denganmenerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

▪ Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkankompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerjapada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai denganjenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

26

▪ Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individuyang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikapkerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

▪ Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembagapelatihan dengan bekerja secara langsung di bawahbimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruhyang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barangdan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasaiketerampilan atau keahlian tertentu.

▪ Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruhdengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syaratsyarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

▪ Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-samadan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untukmenghentikan atau memperlambat pekerjaan

27

▪ Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungankerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkanberakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.

▪ Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapanbelas) tahun.

▪ Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakandalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha ataupemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atauperaturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagipekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/ataujasa yang telah atau akan dilakukan.

28

29

Pasal 9

▪ Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untukmembekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensikerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan

Pasal 11

▪ Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/ataumeningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerjasesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melaluipelatihan kerja.

30

Pasal 12

(1) Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/ataupengembangan kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja.

(2) Peningkatan dan/atau pengembangan kompetensisebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwajibkan bagipengusaha yang memenuhi persyaratan yang diatur denganKeputusan Menteri.

(3) Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama untukmengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 21

Pelatihan kerja dapat diselenggarakan dengan sistempemagangan.

31

Pasal 22

(1) Pemagangan dilaksanakan atas dasar perjanjianpemagangan antara peserta dengan pengusaha yang di buatsecara tertulis.

(2) Perjanjian pemagangan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1), sekurang-kurangnya memuat ketentuan hak dan kewajibanpeserta dan pengusaha serta jangka waktu pemagangan.

(3) Pemagangan yang diselenggarakan tidak melalui perjanjianpemagangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dianggaptidak sah dan status peserta berubah menjadi pekerja/buruhperusahaan yang bersangkutan.

Pasal 23

Tenaga kerja yang telah mengikuti program pemaganganberhak atas pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dariperusahaan atau lembaga sertifikasi.

32

33

▪ Anda sebagai tenaga kerja memiliki hak untuk membentuk dan menjadi anggota dari serikat tenaga kerja.

▪ Peraturan Pemerintah yang masuk dalam UU Ketenagakerjaantersebut tertulis dalam Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 104 tentang Serikat Pekerja dan Undang-undang nomor21 Tahun 2000 mengenai Serikat Pekerja.

▪ Undang-undang No. 21 Tahun 2000 mengenai Serikat Pekerjamemberikan hukuman pidana kepada siapapun yang melakukan tindakan anti serikat pekerja/serikat buruh.

34

▪ Sebagai tenaga kerja, Anda berhak mendapatkan jaminansosial yang berisi tentang kecelakaan kerja, kematian, hari tuadan pemeliharaan kesehatan.

▪ Bila isi ketentuan perjanjian kerja mengenai hal ini dirasameragukan, Anda sebagai tenga kerja berhak untukmengajukan keberatan kepada pihak pemberi kerja atauperusahaan.

▪ Peraturan mengenai hak karyawan atas jaminan sosial initertulis dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, UU No. 03 Tahun 1992, UU No. 01 Tahun 1970, Ketetapan Presiden(Keppres) No. 22 Tahun 1993, Peraturan Pemerintah (PP) No. 14 Tahun 1993, Peraturan Menteri (Permen) No. 4 Tahun 1993, dan No. 1 Tahun 1998.

35

▪ Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untukmemberikan upah kepada pekerja di dalam lingkunganusaha atau kerjanya.

▪ Menurut Permen No. 1 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1, upahminimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dariupah pokok termasuk tunjangan tetap.

▪ Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.

▪ Selain itu ada juga yang disebut dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota yang merupakan upah minimum yang berlaku di daerah kabupaten/kota.

▪ Penetapan upah minimum kabupaten/kota dilakukan oleh gubernur yang penetapannya harus lebih besar dari upahminimum provinsi.

▪ Sebagai informasi, karyawan lelaki dan wanita upahnya harussama berdasarkan beban kerjanya.

▪ Peraturan tersebut tertulis dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003, PP No. 8 Tahun 1981 dan Peraturan Menteri No. 01 Tahun 1999.

36

37

UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 79 mengenai waktu kerja:

▪ Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.

▪ Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi:▪ istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja

selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasukjam kerja;

▪ istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) mingguatau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

▪ cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelahpekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secaraterus menerus; dan

▪ Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruhyang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhaklagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnyaberlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.

▪ Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hurufc diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerjabersama.

▪ Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf d hanyaberlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan tertentu.

▪ Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur denganKeputusan Menteri.

38

▪ Anda yang telah tergabung dalam Serikat Tenaga Kerjamemiliki hak untuk dapat membuat Perjanjian Kerja Bersama atau PKB yang dilaksanakan berdasarkan proses musyawarah.

▪ Perjanjian Kerja tersebut berisi tentang berbagai persetujuanbersama di antaranya hak dan kewajiban pengusaha besertakaryawan, jangka waktu berlakunya perjanjian dan perjanjianyang disepakati oleh keduanya.

▪ Peraturan mengenai hak membuat perjanjian kerja ini tertulisdalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 dan UU No. 21 Tahun 2000.

39

6.1 Hak Cuti Hamil dan Cuti Melahirkan

▪ UU No.13 Tahun 2013 Pasal 82 mengatur hak cuti hamil dan melahirkan bagi perempuan. Pekerja perempuan berhak atasistirahat selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulansetelah melahirkan.

▪ Keluarga pekerja wajib memberi kabar ke perusahaanmengenai kelahiran anaknya dalam tujuh hari setelahmelahirkan serta wajib memberikan bukti kelahiran atau aktakelahiran kepada perusahaan dalam enam bulan setelahmelahirkan.

40

6.2 Hak Perlindungan Selama Masa Kehamilan

▪ UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 76 ayat 2 menyatakan bahwapengusaha dilarang mempekerjakan perempuan hamil yang bisa berbahaya bagi kandungannya dan dirinya sendiri.

▪ Oleh karena itu, perusahaan wajib menjamin perlindunganbagi pekerja wanita yang sedang hamil, karena pekerja yang sedang hamil berada dalam kondisi yang sangat rentan oleh karena itu harus dihindarkan dari beban pekerjaan yang berlebih.

41

6.3 Hak Cuti Keguguran

▪ Pekerja yang mengalami keguguran juga memiliki hak cutimelahirkan selama 1,5 bulan dengan disertai surat keterangandokter kandungan. Peraturan ini diatur dalam pasal 82 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003.

6.4 Biaya Persalinan

▪ Berdasarkan UU No 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenagakerja, perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 10 tenagakerja atau membayar upah paling sedikit Rp1.000.000/bulanwajib mengikut sertakan karyawannya dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

▪ Salah satu program BPJS Ketenagakerjaan adalah jaminankesehatan yang mencakup pemeriksaan dan biaya persalinan.

42

6.5 Hak Menyusui

▪ Pasal 83 UU no. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa pekerja yang menyusui minimal diberi waktu untuk menyusui ataumemompa ASI pada waktu jam kerja.

43

6.6 Hak Cuti Menstruasi

▪ Setiap pegawai perempuan memiliki hak untuk cuti menstruasipada hari pertama dan kedua periode haidnya.

▪ Hal ini tercantum dalam pasal 81 UU no 13 tahun 2003. Walaupun demikian, masih banyak pekerja perempuan yang belum mengetahui hak yang seharusnya bisa merekadapatkan.

44

▪ Jika Anda mendapatkan keputusan Pemutusan Hubungan Kerjaatau PHK secara tidak adil, Anda memiliki hak untukmendapatkan perlindungan dari Pemerintah melalui DinasTenaga Kerja.

▪ Hal ini diatur dalam surat edaran menteri tenaga kerja nomorSE 907/Men.PHI-PPHI/X/2004. Aturan ini juga mencatat tentangpencegahan pemutusan hubungan kerja massal.

45

▪ Menurut UU Ketenagakerjaan Repubik Indonesia No 13 Tahun2013, pemberi kerja atau pengusaha yang mempekerjakankaryawan melebihi waktu kerja, wajib membayar upah kerjalembur.

▪ Berikut ini adalah pasal-pasal dari UU KetenagakerjaanRepublik Indonesia No 13 Tahun 2013:#1 Pasal 77 ayat 2

▪ Waktu kerja meliputi:

▪ 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) mingguuntuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

▪ 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

#2 Pasal 78 ayat 2

▪ Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktukerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upahkerja lembur.

46

▪ Yang dimaksud dengan lembur adalah pekerjaan yang dilakukan di luar ketentuan waktu kerja. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102 MEN VI 2004 Pasal 1, Anda harus membayaruang lembur untuk karyawan yang:

1. Bekerja lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja2. Bekerja lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja3. Bekerja pada hari istirahat mingguan dan hari libur nasional

▪ Tentu saja, sebelumnya harus ada persetujuan tertulis antaraAnda dan karyawan dalam bentuk SPL (Surat PenugasanLembur) yang ditandatangani.

47

Perhitungan lembur karyawan dibedakan menjadi dua:

1. Untuk lembur pada hari kerja, rate upah lembur adalah 1,5x upahsejam pada jam pertama lembur dan 2x upah sejam pada jam seterusnya2. Untuk lembur pada hari istirahat mingguan dan hari liburnasional:

a. Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja, rate adalah 2x upah sejamuntuk 8 jam pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-9, dan 4x upahsejam untuk jam ke-10 dan ke-11

b. Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja, rate adalah 2x upah sejamuntuk 7 jam pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-8, dan 4x upahsejam untuk jam ke-9 dan ke-10

c. Untuk hari libur yang jatuh pada hari kerja terpendek (misalnyaJumat), rate adalah 2x upah sejam untuk 5 jam pertama, 3x upahsejam pada jam ke-6, dan 4x upah sejam pada jam ke-7 dan ke-8

48

Keterangan

upah 1 jam dihitung dengan rumus 1/173 x upah sebulan, yaituupah pokok sebulan 100% beserta tunjangan tetap atau 75% upah pokok apabila Anda mendapatkan tunjangan tetap dan tidak tetap (Peraturan Kemenakertrans No. KEP. 102/MEN/VI/2004Pasal 8 Ayat (2)).

49

▪ Misalnya, Anda memiliki satu karyawan yang bekerja lemburselama 3 jam pada hari Kamis. Gaji bulanan karyawan tersebuttermasuk tunjangan tetap adalah Rp3.000.000. Berapa uanglembur yang harus Anda bayar?

▪ Pertama, Anda harus menghitung upah sejam dulu.Upah sejam: Rp3.000.000 x 1/173 = Rp17.341

▪ Kedua, karena lembur dilakukan pada hari kerja, maka rate yang berlaku adalah 1,5x upah sejam pada jam pertama dan 2x upah sejam pada jam-jam berikutnya.

Uang lembur jam pertama: 1,5 x Rp17.341 = Rp26.011

Uang lembur jam kedua: 2 x Rp17.341 = Rp34.682Uang lembur jam ketiga: 2 x Rp17.341 =

Rp34.682Total upah lembur = Rp26.011 + Rp34.682 +

Rp34.682 = Rp95.375

50

51

B E R A N I S P E A K U P ! !