uu no 44kkkkkk

81
UU No.44 th 2009 Ttg RS & Hospital Bylaws

description

lllll

Transcript of uu no 44kkkkkk

UU No.44 th 2009 Ttg RS & Hospital Bylaws

Peraturan Internal RS / Hospital Bylaws• Pelayanan Kes.perlu Peraturan Internal RS /PIRS/

Hospital Bylaws dan peraturan Internal Staf Medis/ Medical Staff Bylaws. Ini ditegaskan oleh Persi pd seminar Nasional IV dan Hospital Expo XIV 2001 di Jakarta.

• Diperkuat dgn Kepmen Kes.No 772/Menkes/SK/VI/2002 ttg Pedoman PIRS serta Kepmenkes No. 631/Menkes/SK/IV/2005 ttg Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws di Rumah Sakit.(PISM)

• Hal ini akib.RS dari pelayan.sosial menjadi pelyan sosial-ekonomi dgn manajemen yg rumit.

• PIRS dan PISM dibuat rinci utk kebutuhan RS ybs (tailors made) sbg bahan rujukan sbg penyelesaian adanya konflik

• Akreditasi RS, isi PIRS dan PISM jadi bahan pertimbangan dlm penilaian.

• Hilman (2004) sbg ketua PERSI menyatakan:. Tanpa PIRS Kode Etik RS tidak punya arti. Tanpa PIRS RS rawan thd konflik & KKN. Tanpa PIRS, konflik di RS sulit selesai/cegah. Tanpa PIRS, RS ditentukan “siapayg kuat”, pemilik, Direktur atau para dokter. PIRS belum ada, bukan berarti tak berbuat, tapi jadkan “aturan intern” sbg modal awal PIRS. PIRS perlu utk jamin RS sbg lembaga profesi yg self governance & tegaknya wibawa.

• PIRS dan PISM merup.perpanj.ketentuan hkm berisi peraturan yg sistematis oleh RS atur semua manajemen dlm RS itu sendiri.

• Ada 3 pilar utama utk pengaturan hub. Yaitu: Pemilik; Pimpinan dan staf medis perlu aturan jelas ttg; peran, tugas, kewajiban, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja dari berbagai pihak agar tercipta good governance

• Pemilik RS, memp.otoritas pemanduan; Pimpinan/ Direksi/ Bdn eksekutif fungsinya sbg motor penggerak; Staf medis sbg pelaku utama (core business) jumlah dan jenis spesialisasi ber(+) dan berkembang

• Utk capai corporate governance, kerja sama corporate leadership dgn clinical governance mell.Komite medik dlm komunitas staf medik hrs harmonis

• Kerangka dasar yg diatur adalah:1. kontitusi korporasi (AD,ART dari PT/ Yayas, aset RS dll.2. Peraturan per-undang2 RS Hospital law3. Kebijak.kes Pemerintah setmp (Dinkes)4. Peraturan Internal RS (Statuta, Hosp.Bylaw)5. Kebijak./Peratur.Penyelenggara RS (Standard Operating Procedure tiap bag./pelayan, Job description dll.6. Aturan HKM umum(KUHP, KUH-Per, UU Tenaga kerja dll.

• “RS dari pendekatan manajemen strategis” pemilik perlu memp.Visi RS yang dikaji analisis situasi baik extern, internal dan kecendrungan(trend) yankes sesuai perkemb. serta Misi dan tujuan keberadaan RS disertai strategi dan kebijakan yg ditempuh.

• Inti esensi PIRS adalah atur pembag.tugas kewajiban,wewenang secara jelas, tegas dan proporsional antara ke 3 komponen.

Fungsi PIRS 1. Acuan utk pemilik RS melakuk. Pengawasan2. Acuan utk Direktur dlm mengelola RS3. Acuan utk Direktur menyusun kebijakan

operasional4. Sarana utk jamin efektifitas, efisiensi dan mutu

pelayanan5. Acuan perlindungan hukum semua pihak yg terkait

dgn RS.6. Acuan dlm menyelesaikan konflik di RS

PIRS bukan peraturan teknis operasional, SOP dan peraturan2 dari Direksi RS.

• PIRS hanya mengatur ttg komponen administratif(administrative bylaw) Yi: pembagian tugas, kewajiban,wewenang dan tanggung jawab antara pemilik, government body (majelis wali amanah), pimpinan atau direksi RS.

• PISM (Medical staff Bylaws), tergolong dlm PIRS, penyusunannya terpisah karena staf medis memp.ciri tersendiri di RS. Staf medis merup.pengelola core bussines di RS.

• Dokter memiliki kemandirian & kebebasan profesi dlm putusan klinis pd pasien, sesuai standar profesi, kompetensi & standar pelayan medis, faktanya staf medis tdk terikat pd satu unit kerja saja, tapi dpt berpindah dari satu unit kerja spt poliklinik, rawat jalan, rawat inap/ mungkin operasi di unit lain. Jadi secara internal perlu pengaturan sendiri.

• Jaga mutu pelayan.dan tanggung jawab medis staf medis hrs lakukan self governing, self controlling dan self disciplining.

• Staf medis dan dokter spesialis memiliki otonomi kolektif bertanggung jawab pelayanan ke pimpinan lewat Komite medik. Jadi setiap dokter hrs mentaati semua prosedur dan standar pelayanan yg berlaku.

• Dalam Peraturan Internal Staf Medis diatur tentang:1. Nama dan Tujuan pengorganisasian staf ….

1. Nama dan Tujuan pengorganisasian staf medis

2. Keanggotaan staf medis3. Kategori staf medis; dokter tetap, tamu,

konsultan, staf pengajar, residen, serta pengaturan wewenang dan tanggun jawab

4. Pelayanan medik5. Komite Medik6. Pengaturan jasa medis7. Mekanisme review dan revisi8. Pengaturan terkait dg kewajiban dokter dlm

mengisi RM, PTM dan lain2

• Pedoman PIRS & PISM Depkes RI (2002):1. Nama, Tujuan dan filosofi RS2. Pengatur ttg governing body.3. Pengorganisasian4. Mekanisme Pengawasan5. Direktur RS6. Mekanisme review dan revisi7. Tujuan dan fungsi PISM8. Keanggotaan, Kategori staf medis9. Pelayan.medik liputi; jenis, mekanisme, tugas dan tangg.jawab, peran pengampu, dan residen10.Upaya pe(+) mutu,a.l. clinical risk manajement, audit medis, monitoring & evaluasi mutu pelay.dan mekanisme pengawasan11.Komite medik dan 12 . Jasa medis.

Hukum dan Etik R. Sakit• R. Sakit, tempat berkumpul sbgn besar nakes dan

menjalankan profesinya. Umumnya telah memp.etik profesi yg hrs diamalkan anggotanya. Dmk juga RS telah memp.Etika RS(Ersi). Ersi disusun oleh Persi (Persatuan RS seluruh Indonesia). Untuk ini perlu lagi wadah yaitu: Panitia Etik RS (PERS) di RS.

• Kode Etik RS ada 4 kewajiban:1. Kewajiban Umum RS2. Kewajiban RS thd mayarakat3. Kewajiban RS thd pasien4. Kewajiban RS thd staf

• Isi kewajiban tsb diatas dicari sendiri.• RS besar di Indonesia telah terbentuk PERS, di luar negeri

dsbt: “Hospital Ethical Comitte”

Manfaat dan tugas PERS• Manfaat:

a. Sumber informasi yg relevan utk selesai kan masalah etik di RS.b. Identifikasi masalah pelanggaran etik di RS & beri pendapat penyelesaiannya.c. Beri saran pada Direksi RS utk meneruskan atau tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.

• Tugas:Membantu para dokter, perawat & nakes lainnya di RS, dlm masalah pelanggaran Etik maupun pemantapan pengamalan kode etik masing2 profesi

Masalah Etik yg perlu diatur:

• Rekam Medis• Keperawatan• Semua pelayanan yang ada di RS a.l:

- laboratorium, radiologi, medico-legal- pasien dewasa, pelayanan kes.anak- klinik, rehabilitasi medik, gawat darurat,- anastesi, rawat intensif, gawat darurat- kamar operasi, eutanasia, mediko legal d.l.l.

• Definisi RS: Sarana upaya kesehatan yg menyelenggarakan kegiatan yankes serta dpt dimanfaatkan utk pendidikan nakes dan penelitian (Permenkes no.159b/Menkes/per/II/88

• Men.WHO: Suatu badan usaha yg menyediakan pemondokan dan memberikan jasa pelayanan medik jangka pendek & panjang tda: tindakan observasi,diagnostik,terapi, rehabilitasi bagi penderita skt atau luka, melahirkan, ada klinik berobat jalan, adakalanya tak ada.

Sejarah RS di IndonesiaAda 3 periode

• Periode I: - Sebelum thn 1960, RS hampir murni utk amal (charity)- Periode ini bebas dr tuntutan hkm – kebal hkm, ok biaya dari uang sumbangan khusus menolong org sakit, tanpa imbalan- Tak ada pikiran pasien utk menuntut RS atau dokternya- Bila terjadi sesuatu tak terduga, merup. Takdir dari Allah- Berobat ke RS pemerintah tak perlu bayar, hanya beli karcis yg begitu murah

• Periode II :- 1960 – 1990: RS Swasta mulai sukar mendpt dana sumbangan.- RS.mulai tekor utk tutupi pengeluarannya ok itu hrs perhitungkan segi ekonomi dan finansialnya.- RS, mulanya bersifat sosial, bergerak ke sosial-ekonomi.- Pd periode ini manajemen RS hrs pandai2 mengelola RS utk keseimbangan faktor sosial & faktor ekonomi (break event)- Faktor sosial menonjol, RS bangkrut, mk dibuat kamar VIP utk subsidi silang utk menunjang ketekoran kls III.

• Periode III: 1990 – sekarang :- Permenkes No.84/1990, terbuka peluang mendirikan RS utk cari keuntungan; jadi ada : RS Non profit dan RS utk profit.- Kemajuan Iptek & globalisasi bid.kedokt dan penerapannya di RS, sbbk kompleks nya manajmen RS. Masy.makin kritis thd pelayanan RS- Pd hakekatnya RS, suatu organisasi dibentuk badan hkm (pemerintah,perjan, yayasan, PT atau perkumpulan)- Ada kemungkinan sebuah badan hkm bisa dituntut hkm pidana (RUU KUHP)

Klasifikasi RS1. Jenis RS: - RS Umum & RS Khusus.

RS Umum: Type- A : sub spesialistik luas - B2 : subspesiaistik terbatas - B1 : 11 spesialistik - C : 4 spesialistik - D : Pelayanan medik dasar

2. Jenis RS swasta:a. RS swasta pratama: umumb. RS swasta Madya: umum + 4 spesialisc. RS swasta Utama: spesialistik + 2 subspesialistik

Fungsi RS

• Menyelenggarakan pelayanan,perawatan, rehabilitasi

• Pencegahan (preventif)• Pendidikan dan latihan• Penelitian

Personel:a. Tenaga kesehatan sarjanab. tenaga kesehatan non sarjanac. Pimpinan RS + Pemilik modal

Tanggung jawab RS

• RS dibebani tanggung jawab(responsibility),agar yankes terselenggara dg baik dan mutu dpt dipertanggung jawabkan(accountable)

• RS, selain pelayanan medis hrs mendukung pendidikan, pelatihan dan penelitian serta menjaga dan meningkatkan kes.komunitas sekitarnya.

• Membuat Hospital Bylaws (PIRS & PISM)• KUH per. 1367: Seseorg bukan hanya ber tanggung

jawab atas tindakannya, juga bertanggung jawab atas tindakan2 orang2 dibwh tanggungannyaSyarat Rs, lih. Pasal 7 UU.No 44 ttg Rs

Fungsi RS yg melayani pasien mempuny :1. Kewajiban:

a. merawat pasien dgn mutu perawatan se-baik2nya

b. pertolongan di UGDc. siapkan sarana perawt umum &

perlatan medik sesuai tkt RS & urgensi d. sarana & peraltan medik siap pakaie. merujuk pasien ke RS lain bila

peralat yg dibutuhkan tdk ada f. sediakan alat penangkal spt; alat

pemadam api; alt keselamatan daruratlihat pasal 29. UU. No.44 ttg R.Sakit

2. Hak Rumah Sakit :a. membuat Hospital Bylawsb. memilih tenaga keseh.yg bekerja di RSc. mensyaratkan pasien taati aturan RSd. mensyaratkan pasien taati aturan dr.e. dpt tuntut pihak yg lakukan wanprestasi a.l. pasien, pihak ketiga dan lain

lihat pasal 30 UU. No.44 ttg RS

UU.RI No.44 thn 2009 ttg RS• UMUM :Kesehatan sbg salah satu unsur kesejahteran umum hrs

diujudkan mell berbagai Upaya Kes dlm rangkaian pembangunan kes secara menyeluruh dan terpadu yg didukung oleh suatu sist KesNas.

Sejalan dgn amanat pasal 28 H ayat 1 UUDRI thn 1945 telah ditegaskan bahwa setiap org berhak memperoleh yankes, kmd Pasal 34 ayat 3(tiga) dinyatakan Negara bertangg jawab atas penyedian fasilitas yankes dan fasilitas pelayanan umum yang layak

UU.RI. No 44 thn 2009 ttg R. Sakit

Komposisi UU. Rumah Sakit :- 5 butir menimbang.- 4 pasal dasar hukum (mengingat)- 15 BAB- 66 pasal- diundangkan / disahkan tgl 28 Okt 2009- L.N. No. 153- Tambahan L.N.RI No. 5072

Substansi UU.44 ttg RS• BAB I : Ketentuan Umum• BAB II : Asas dan Tujuan• BAB III : Tugas dan Fungsi• BAB IV : Tnggung Jawb Pem.& Pem.Daerah• BAB V : Persyaratan:

Bgn kesatu : UmumBgn kedua: LokasiBgn ketiga : BangunanBgn keempat: PrasaranaBgn kelima : Sumber Daya ManusiaBgn keenam: KefarmasianBgn ketujuh: Peralatan

• BAB VI : Jenis dan KlasifikasiBgn kesatu: JenisBgn kedua : Klasifikasi

• BAB VII : Perizinan• BAB VIII : Kewajiban dan Hak• BAB IX : Penyelenggaraan

1. pengorganisasian. 2. Pengel.klinik.3. akreditasi. 4. Jejaring & sist.rujukan5. keselam.pasien. 6.perlind.hukum RS7. Tanggung jawab Hkm.8. bentuk RS

• BAB X : Pembiayaan• BAB XI : Pencatatan dan Pelaporan• Bab XII : Pembinaan dan Pengawasan

1. Umum. 2. Dewan Pengawas RS. 3. Badan Pengawas RS.Indonesia

• BAB XIII : Ketentuan Pidana• BAB XIV : Ketentuan Peralihan• BAB XV : Ketentuan Penutut

Dasar Menimbanga. Bahwa yankes hak setiap yang dijamin UUD RI thn

1945, harus diwujudkan dg upaya peningk.derajat kes.masy.se-tinggi2

b. Bhw RS adalah institusi yankes bg masy. Dgn karakteristik tersendiri yg dipengaruhi oleh iptek kes.dan kehidupan sosial ekonomi masy.yang harus tetap mampu meningk.pelayanan lebih bermutu,terjangkau masy.agar terwujud derajat kes.se-tinggi2nya.

c. Bhw dlm rangka peningk.mutu dan jangkauan pelayan.RS serta pengatur.hak dan kewajiban masy.dlm memperoleh pelayan.kes, perlu mengatur RS dgn Undang undang.

d. Bhw pengaturan RS belum cukup memadai utk jadikan landasan hukum dlm penyelengg.Rs sbg institusi pelayn.kes.bagi masyarakat.

e. Bhw berdasarkan pertimbangan sbgm dimaksud dlm huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d serta utk memberikan kepastian hukum bagi masy.dan RS, perlu membentuk Undang undang tentang RS

Dasar Hukum(mengingat): pasal 5 ayat (1); pasal 20, pasal 28 H ayat (1) dan pasal 34 ayat (3) UU.Dasar Negara RI tahun 1945.

BAB I Ketentuan umumPasal 1 :

1. RS adalah institusi pelayan.kes yg menyelengg yankes perorangan secara paripurna, rawat inap & jalan,dan gawat darurat.

2. Gawat darurat; kead.klinis pasien yg membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamat.nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut

3. Pelayan.keseh Paripurna; pelayan.keseh yg meliputi: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

4. Pasien adalah setiap org yg lakukan konsultasi masalah kes.nya utk peroleh pelayanan kes.yg diperlukan, baik secara lsg maupun tdk lsg di R S.

5. Pem.pusat(Pemerintah) adalah Presiden RI yg memegang kekuasaan Pem.RI sbgm dimaksud dlm UUD Negara RI Thn 1945.

6. Pemerintah Daerah Yi; Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sbg unsur penyeleng.pemerintah daerah.

7. Menteri adalah menteri yg menyelenggar urusan pemerintah di bidang kesehatan.

BAB II : Asas dan Tujuan

Pasal 2 : RS diselenggarakan dg asas Pancasila, didasark.kpd nilai kemanusian, etika dan profesionalitas, manfaat, keadila, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien serta memp.fungsi sosial.

Pasal 3 : Penyelenggaraan RS bertujuan:a. mempermudah akses masy.utk mendptk yankesb. memberi perlindun terhdp keselamat pasien, masy, lingkunga RS dan SDM RS

BAB III : Tugas & FungsiPasal : 4 & 5 ; RS memp.tugas beri pelayan kes.perorangan

secara paripurna; dengan fungsi :a. penyelengg.pelayanan pengobat.dan pemulihn kes.sesuai dgn standar pelay.RSb. pemelihar.& peningk.kes per-org mell pelayanan kes.yg paripurna tkt ke2 dan ke3 sesuai kebutuhan medisc. penyelengg.pendidk dan pelatihn SDM dlm rangka peningk.kemampuan dlm pemberian yankesd. penyelengg.penelitian dan pengemb serta penapisan teknologi bid.kes dlm rangka peningk yankes dgn memperh etika ilmu pengetahuan bid.kes

BAB IV : Tanggung jawab Pemerintah & pem.daerah

Pasal 6 : (1) Pemerinth & Pemda bertanggung jawab utk:

a. menyediak RS berdsrkan kebutuh masyb. menjamin pembiay yankes di RS bagi fakir miskin/ tdk mampu sesuai perundanganc. membina & mengawasi penyelengg RSd. berikan perlindung kpd RS agar dpt memberikan yankes secara profesional dan bertanggung jawab;

e. beri perlindung pd masy.pengguna jasa pelayanan RS sesuai dgn ketentuan peraturan perundang undanganf. menggerakan peran serta masy.dlm pendirian RS

sesuai dgn jenis pelayan yg dibutuhkan masy.g. sediakan informasi kes.yg dibutuh masyh. menjamin biaya pelayanan kegawat daruratan di

RS akibat bencana, kejadian luar biasa;i. menyediakan SDM yg dibutuhkanj. atur pendistribusian & penyebaran alat kes berteknologi tinggi dan bernilai tinggi

BAB V : PersyaratanBgn kesatu; Pasal 7: (1) RS hrs memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,

prasarana, SDM, kefarmaian dan peralatan.(2) RS dpt didirikan oleh Pemerintah, Pemda atau swasta(3) RS pem.& Pemda hrs berbentuk Unit Pelaksana

Teknis(UPT) dari Instansi yg bertugas dibid.kes, Instansi tertentu atau lembaga Teknis Daerah dg pengelolaan Badan Pelayan umum/ BLU Daerah sesuai peraturan

(4) RS Swasta hrs berbentuk Badan Hukum yg kegiat usahanya bergerak dibid.perumahsakitan

Bagian kedua : Lokasi ;Pasal 8 :(1). Persyaratan lokasi hrs penuhi ketentua kes,

keselamat lingkungan,dan tata ruang serta sesuai hsl kajian kebutuhan & kelayakan penyelengga. RS; menyangkut upaya Pemantauan lingk, Upaya Pengelola lingkung atau Analisis Dampak lingkung, dilaksanakan sesuai peraturan u.u. berlaku

(3). Tata ruang dilaksanak sesuai peruntuk lokasi yg diatur dlm Rencana Tt Ruang Wil Kab/Kota, Renc.Tt Ruang Kawasan P’kotaan/ Renc Tt Bangunan dan lingkungan

(4) Hsl kajian hrs didasarkan pd studi kelayak dgn menggunak prinsip pemerata pelay, efisiensi dan aktifitas serta demografi.

Bagian ketiga : BangunanPasal 9 Pesyaratan bangunan hrs memenuhi:

a. syarat adm dan syarat teknis bangunan gedung pd umumnya, sesuai Undang2b. syarat teknis bangunan RS, sesuai dgn fungsi, kenyaman dan kemudahan dlm pemberian pelay serta perlindung dan keselamat bagi semua orang, termasuk penyandang cacat, anak2 dan usia lanjut

Pasal 10 (1).Bangunan RS hrs dpt digunakan utk memenuhi

kebutuh pelayanan kes yang paripurna, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembang Iptek keseh

(2). Bangunan RS sediktnya tdd Ruang:a. rawat ; b. ruang rawat inap; c. ruang gwt darurat; d. ruang operasi; e. ruang tenaga kes.; f. ruang radiologi; g. ruang lab.; h. ruang sterilisasi; i. ruang farmasi; j. ruang penddkan dan latih ; k. ruang kantor & adm; l. ruang ibadah,ruang tunggu; m. ruang penyuluh.kes masy RS; n. ruang menyusui; o. ruang mekanik; p. ruang dapur; q. laundry; r. kamar jenazah; s. taman; t. pengelolaan sampah; u. pelataran parkir yg cukup.(3) Ketentuan lebih lanjut, diatur dg Peratur Menteri

Bagian keempat: Prasarana :Pasal 11 :(1). Prasarana RS meliputi:

a. instalasi air; b. Instalasi mekanik & elektrik; c. instalasi gas medik; d. instalasi uap; e. instalasi pengelolan limbah; f. pencegahan dan penaggulang kebakaran; g. petunjuk,standar dan sarana evakuasi saat terjadi kead.darurat; h. instalasi tata udara; i. sist.informasi dan komunikasi; j.ambulans

(2). Prasarana hrs memenuhi standar pelayan, keamanan,serta keselamatan dan kes.kerja penyelenggara RS.

(3). Prasarana hrs dlm kead terpelihara dan berfungsi baik.

(4). Pengoperasia dan pemelihara prasarana RS hrs dilakukan petugas yg punya kompetensa dibidangnya serta didokumenta dan dievaluasi secara berkala & berkesinamb

Bagian kelima : Sumber Daya Manusia: Pasal 12 : (1) - (4)

Syarat SDM RS hrs miliki tenaga tetap medis, penunjang medis, keperawatan, farmasi, tenaga manajem RS dan non kes. Jumlah SDM hrs sesuai dg jenis dan klasifikasi RS.RS hrs memiliki data ketenagaan, juga tenaga tdk tetap dan konsultan sesuai kebutuhan.

Pasal 13 – 14 :Tenaga medis hrs punya SIP, dan bekerja sesuai hrs standar profesi, standar pelayanan SPO, etika profesi, hormati hak pasien dan utamakan keselamatan pasien.Tenaga asing sesuai kebutuhan dgn mempertimbangk kepentingan alih Iptek dan hrs ada STR & SIP

Bagian keenam : kefermasianpasa 15 : Persyarat kefarmasian hrs jamin ketersedian farmasi, alat kes, mutu, manfaat, aman dan terjangkau dan hrs ikuti standar kefarmasian.

Pengelolaan alat kes, sedian farmasi dan bahan habis pakai di RS hrs dilakukan Instalasi farmasi sistem satu pintu. Besaran harga perbekalan farmasi RS hrs wajar dan berpatok pd harga yg ditetapkan pemerintah.

Bagian ketujuh : PeralatanPasal 16 – 17 :Persyratan peralatan medis dan non medis hrs penuhi

standar pelayanan, mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai, hrs diuji & dikalibrasi berkala oleh Balai Penguji Fasilitas Kes atau institusi penguji fasilitas yg berwenang.

Peralatan dgn sinar peng-ion hrs penuhi ketentuan & diawasi lembaga berwenang. Penggunaan peralatan medis , non medis di RS dilakukan sesuai indikasi medis pasien. Pengoperasian & pemeliharaan alat RS dilakukan oleh petugas dg kompetensi dibidangnya, hrs di dokumentasi & dievaluasi secara berkala.Ketentuan diatas dilaksanan sesuai undang2.Bila pasal 7 s/d pasal 16 tidak diberi izin, dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional RS

BAB VI : Jenis & KlasifikasiBagian kesatu : Jenis: pasal 18 – 23;RS dibagi berdsarkan jenis pelayan & pengelolan,Yi; RSU

dan RS khusus. RS umum beri yankes semua bid & jenis peny. RS khusus beri pelayanan utama satu bid atau jenis peny tertentu berdasark disiplin ilmu, gol.umur, organ, jenis peny atau kekhususan lainnya.berdasrkan pengeloan RS, dibagi RS publik & RS privat. RS publik dilola oleh Pem.Pemda dan badan hkm yg bersif.nirlaba. RS publik diselenggarakan berdasar pengelola Badan Layanan Umum/ Daerah sesuai uu. RS ini tdk bisa menjadi RS privatRS privat dikelola oleh Badan Hkm dg tujuan profit bentuk PT atau Persero.

RS dpt jadi RS Pendidikan hrs penuhi syarat dan standar RS Pendidkan yang ditetapkan oleh Menteri setlah berkoordinasi dg Menteri bid Pendidkan.RS pendidkan menyelenggar pendidikan & penelitian secara terpadu dlm bid pendidk profesi kedokteran/ berkelanjutan dan tenaga kes lainya. RS penddikan dpt bentuk Jejaring RS dan datur oleh PP.

RS Pendidikan hrs memenuhi syarat dan standar yg ditetapk oleh Pem.mell Menkes setelah berkoordinasi dg DikNas.

Bagian ketujuh: klassifikasi : pasal 24Dlm rangka Yankes secara berjenjang ada RSU dan RS Khusus.RSU : RS umum kelas A; B; C; dan DRS Kh: RS Khusus kelas : A; B; dan CKetentuan lebih lanjut ada PP.

BAB VII : PerizinanPasal 25 s/d 28 Setiap RS hrs miliki izin; tdd izin mendirikan dan izin operasional

slama 2 thn diperpanj 1 thn. Izin operasional 5 thn, diperpanj selama memenuhi syarat.

Izin RS klas A dan RS PMA atau PMD diberi oleh Menteri setelah dpt rekomendasi bid kes. Pemda Provinsi dan rekomendasi dari instansi urusan PMA dan PMDIzin RS klas B oleh Pemda Prov setelah ada rekomendasi dinaskes Pemda Kab/KotaIzin RS kelas C dan D oleh Pemda setelah ada rekomendasi dinas kes Pemda.

Izin RS dicabut: a. habis masa berlakunya; b. tdk memenuhi syarat dan standar; c. lakukan pelanggaran UU atau d. atas perintah pengadilan

BAB : VIII Kewajiban dan Hak ps 29-32Bgn kesatu : kewajiban;(1).a. beri informasi yg benar yankes RS b. beri yankes yg aman, bermutu, antidiskriminasi

dan efektif dg utamakan kepentingan pasien sesuai stndar pelayan

c. beri layanan gawat darrat pd pasien sesai kemampuan.

d. aktif beri layan pd bencana sesuai kemampuan e. sediaka sarana layan bg masy tak mampu

f. laksanakan funsi sosial a.l beri fasilitas pelay pasien tdk mampu/miskin, gawat darurat tanpa uang muka , ambulan gratis layan korban bencana/ kejdian luar biasa/ bakti sosial bagi misi kemanusia.g. buat, laksanaka dan menjaga standar mutu layan kes RS sbg acuan layani pasinh. selenggarakan Rekam Medisi. sediakan sarana prasarana umum yg layak a.l sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana org cacat, wanita menyusu anak2, lanjut usia;

j. melaksanakan sistem rujukank. menolak keinginan pasien bertentang dg standar profesi dan etika serta peratura per-undang2anl. beri informasi yg benar, jelas, jujur ttg hak dan kewjiban pasienm. menghormati, melindungi hak2 pasienn. melaksanakan etika RSo. memiliki sist pencegahan kecelkaan dan penanggulangan bencanap. melaksanak program pem.dibid kes secara regional maupun nasional

q. membuat daftar tenaga medis lakukan pradok atau kedokteran gigi dan tenaga kes lainnyar. menyusun dan melaksanakan peraturan internal RS (hospital by laws). s. mlindungi, mberikan bantuan hkm bagi semua petugas RS dlm melaksanak tugast. mberlakukan seluruh lingkungan RS sbg kawasan tanpa rokok.

(2).Pelnggaran atas kewajiban dikenakan sangsi adm berupa: a. teguran, teguran tertulis atau denda dan cabut izin RS

Bagian kedua : Hak Rumah Sakit.(1).Setiap RS mempunyai Hak:

a. mnentukan jumlah,jenis, dan kualifikasi SDM sesuai dgn klasifikasi RS.b. mrima imbalan jasa peleyan serta menentuka remunerasi, insentif dan penghrgaan sesuai ketentuan per-undangc. mlakukan kerjasama dg pihak lain dlm rangka mngembangkan pelayanan.d. mrima bantuan pihak lain sesuai ketene. menggugat pihak yg akibatk kerugian

f. mdapat perlind.hukum dlm laksanak yankesg mpromosik yankes yg ada di RS sesuai uu.h. mdapatk insentif pajak bg RS publik dan RS yg ditetapk sbg RS pendidikan

(2).Ketentuan lebih lanjut promosi yankes dan insentif diatur oleh PP.

Bagian ketiga: kewajibn pasien(1). Tiap pasien punya kewajiban thd RS atas pelayana

yang diterimanya(2). Ketentuan kewajiban pasien diatur oleh P.Men

Bagian keempat: Hak pasien:a. mperoleh informasi tata tertib & aturan yg berlaku di RSb. mperoleh informasi ttg hak & kewajib os c. mperoleh layan yg manusiawi, adil, jujur, tanpa diskriminasid. mperoleh yankes bermutu sesuai dgn standar profesi dan spo.e. mperoleh layan yg efektif dan efisien shg pasien tehindar dari rugi fisik dan materif. mengajukan pengaduan kualitas layan didpt.g. milih dokter dan kelas perawatan sesuai dgn keinginan dan peratur yg berlaku di RS.

h. meminta konsultasi ttg peny.yg diderita pd dokter lain yg memp. SIP dlm /luar RSi. mendptkan privasi dan kerahasian peny yg diderita termasuk data2 medisnya.j. mdapat informasi yg liputi diagnosis dan tatacara tindakan medis, tujuan tindkan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yg mungkin terjadi, prognosis thd tind yg dilakukan serta perkiraan biayak. mberi persetujuan atau menolak tindak yg akan dilakukan oleh tenaga kes thd peny.nya.l. didampingi keluarganya dlm keadaan kritis.

m. mjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yg dianut selma tdk ganggu pasien lain.n. mperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dlm perawatan di RS.o. mengajukan usul,saran, perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya.p. menolak pelayan bimbingan rohani yg tdk sesuai dgn agama/ kepercayaan dianutnyaq. mgugat/ mnuntut RS bila RS diduga mberikan pelayan yg tdk sesuai dg standar baik secara perdata ataupun pidanar. mngeluhka pelayan RS tdk sesuai dg standar pelay mell.media cetak dan elektronik sesuai UU

BAB IX : Penyelenggaran (ps 33 – 47)

Bagian kesatu: pengorganisasian: Setiap RS hrs miliki organisasi yg efektif, efisen dan

akuntabel ytdd atas Ka RS/ Direktur RS, unsur pelayan medis, keperawatan, penunjang medis, komite medis, satuan pemerik internal, adm & keuangan.

Ka RS hrs seorg tenaga medis yg punya kemampuan dan keahlian dibid RS

Tenaga struktural duduki jabatan hrs WNI.Pemilik RS tdk boleh rangkap jadi Ka RS.

Bagian kedua : Pengelola KlinikTiap RS hrs menyelengg tata kelola RS dan

tatakelola klinis yg baik.Tiap tindakan kedokteran di RS hrs ada PTMTiap RS simpan rahasia kdokteran, hanya dpt

dibuka, utk kepentingan pasien, utk pemenuhan hukum, pasien setuju

Penyelenggaraan RS harus dilakukan audit kinerja atau audit medis dan dilakukan secara internal dan eksternal. Audit kinerja ekstern dpt dilakukan tenaga pengawas

Bagian ketiga: AkreditasiUpaya pe(+) mutu pelayan RS wajib lakukan akreditasi

secara berkala min 3 thAkredatasi RS dilakukan lembaga indepnden baik dari

dalam maupun luar negeri berdsrkan standar akreditasi yg berlaku, hal ada aturan Menkes.

Bagian keempat : Jejaring & sist RujukanPemerint dan asosiasi RS membent jejaring dlm rangka

pe(+) yankes, meliputi; informasi, sarana prasarana, pelayanan, rujukan, penyedian alat dan pendidikan tenaga

Sist Rujukan merupk penyelengg kes yg mengatur pelimpahan tugas dan tanggug jawab secara timbal balik vertikal/ horizontal, maupun strukt dan fungsional thd kaus peny/ masalah peny/ permasalahan kes

Tiap RS memp.kewajiban merujuk pasien yg memerluk pelayan diluar kemampuan pelayanan RS

Bagian kelima: Keselamatan pasienRS wajib menerapkan standar keselamatan pasienStandar keselamat pasien dilaksanak mell pelaporan

insiden, menganalisa dan menetapk pemecah masalah dlm rangka me(-) angka kejadian yg tdk diharapkan.

Rs melapork kpd komite yg membidangi keselamatan pasien yg ditetapkan Menteri

Pelapor insiden keselamat psien dibuat secara anonim dan ditujuk utk koreksi sist dlm rangk me keselamt pasien

Bagian keenam : Perlindungan Hukum RS RS dpt menolak ungkapkan semua informasi pd publik yg

berkaitan dgn rahasia kedokteranPasien/Keluarga yg menuntut RS dan meng informasiknya

mell media massa, dianggap telah melepask hak rahasia kedokterannya pada umum

Penginformasian pd media massa, memberi kewenangan pd RS utk ungkapk rahsia kedokteran pasien sbg hak jawab RS

RS tdk bertanggung jawab secara hukum bila os/ keluarga menolak/ menghentik pengobatan yang dpt berakibat kematian psien setlh adanya penjelasan medis yg komprehensif. RS tdk dpt dituntut dlm melaksanakan tugas utk menyelamatkan nyawa manusia

Bagian ketujuh: Tangung jawab hukumRS bertanggung jawab secara hkm terhdp semua

kerugian yg ditimbulk atas kelalaian yg dilakukan tenaga kes di RS

Bagian kedelapan : BentukRS dpt berbentuk RS statis, RS bergerak, dan RS

lapangan.Syarat dan tata cara penyelenggar RS ber gerak dan RS lapangan diatur oleh Menteri

BAB X : Pembiayaan (ps 48 – 51)Pembiayaan RS bersumber dari penerimaan RS,

anggaran Pem., subsidi Pem; anggaran Pemda; subsidi Pemda atau sumber lain tdk mengikat sesuai praturan atau diatur mell PP.

Menteri menetapk pola tarif Nasional, berdsr komponen biaya satuan pembiayaan dgn memperhatikan kondisi regional

Gubernur menetapk pagu tarif maks bedsrkan pola tarif nasional utk RS di Provinsi ybs

Penetapan besaran tarif RS hrs bedsrk pola tarif nasiona

Besaran tarif kelas III RS yg dikelola Pem.ditetapk oleh Menteri

Besaran tarif kelas III RS yg dilola Pemda ditetapkan dgn Peraturan Daerah

Besaran tarif kelas III RS selain Pemerintah ditetapk Pimpinan RS dgn memperhtk besaran tarif tsb diatas

Pendapatan RS publik yg dilola Pem.dan Pemda digunakan seluruhnya secara lsg utk biaya operasional RS dan tdk dpt dijadikan pendapatan Negara atau Pemda

BAB XI : Pencatatan & PelaporanTiap RS wajib melakukan pencatatan dan pelaporan ttg

semua kegiatan penyelengg RS dlm bentuk sist Informasi manajemen RS

Pencatatan & Pelaporan thd peny wabah atau peny tertentu lainnya yg dpt timbulk wabah, dan pasien penderia ketergantung narkotik / psikotropika dilaksanak sesuai dgn ketentuan undang2

RS wajib menyelengg penyimpanan thd pencatatan dan pelaporan dilakukan utk jangka wkt tertentu sesuai ketentuan undang2

Pemusnahan /penghapusan thd berkas pencatatan dilaksanak sesuai ketentuan undang2

BAB XII : Pembina & Pengawas ps 54-61Bagian kesatu: UmumPem.dan Pemda melakuk pembinaan dan pengawasan thd

RS dgn melibatk organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan dan organisasi masy lainnya sesuai dgn tugas dan fungsi msg2

Pembinaan & pengawasan diarahkan utk: a. pemenuhan kebutuhan yankes yg terjangkau oleh masyb. peningkatan mutu yankesc. keselamatan pasiend. pengembangan jangkauan pelayanan dane. peningkat kemampuan kemandirian RS

Dalam melaksanak tugas pengawasan, Pem,pemda mengangkat tenaga pengaws sesuai kompetensi keahliannya.

Tenaga pengawas melaksanak pengawasan yg bersifat teknis medis dan teknis pe RS

Dlm rangka pembinaan & pengawasan, Pem dan Pemda dpt mengambil tindakan adm :a. teguran; b. teguran tertulis dan c. denda dan pencabutan izin

Pembinaan dan pengawasa nonteknis pe-RS yg melibatk unsur masy dpt dilakuk secara internal dan internal eksternal dilakuk oleh Dewan Pengawas RS

Bagian kedua: Dewan Pengawas RSPemilik RS dpt membentuk Dewan Pengawas RS yg

merup.suatu unit nonstruktural independen dan bertangg jawab kepada pemilik RS

Keanggotaan DPRS terdiri dr unsur pemilik RS, organisasi profesi, asosiasi pe-RS dan tokoh masy. Berjumlah maks. 5(lima), 1 org ketua merangkap anggota, 4 anggota

Dewan Pengawas RS bertugas:a. menentukan arah kebijakan RSb. menyetuhui & mengawasi peleksan rencana strategisc. menyetuhui & mengawasi peleksan rencana anggarand. mengawasi pelaksan kendali mutu/ biayae. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien

f. mengawasi dan menjaga hak & kewajib RSg. mengawasi kepatuhan penerapan etika RS, etika profesi dan per-undang2

Bagian ketiga: Badan Pengawas RS IndonesiPembinaan & Pengawas tsb diatas dilakukan oleh

Badan Pengawas RS Indonesia yg ditetapkan oleh Menteri.

Badan Pengawas RS Indonesia bertanggung jawab pada Menteri

Badan Pengawas RS Indonesia merup unit nonstruktural di Kementerian yg bertangg jawab dibidang kes dan bersifat independen

Keanggotaan Badan Pengawas RS Indonesia maks.5(lima) org tdd 1 org ketua,rangkap anggota dan 4 org anggota, terdiri unsur pemerintah, organisasi profesi, asosiasi per-RS dan tokoh masy

Badan Pengawas RS Indonesia dlm melaksanak tugasnya dibantu sekretariat yg dipimpin seorg sekretaris

Biaya utk pelaksanaan tugas BPRS Indonesia dibebanka pd APBN

Badan Pengawas RS Indonesia bertugas:a. mbuat pedoman ttg pengawasan RS utk digunakan oleh BPRS Provinsi;

b. membent sist laporan dan sist informasi yg merup jejaring dari Badan Pengawas RS Indonesia dan BPRS Provinsi dan c. melakukan analisis hasil pengawasan dan memberik rekomendasi kepada Pem dan Pemda utk digunakan sbg bahan pembinaan

BPRS dpt dibent.ditkt Provinsi oleh GubernurBPRS Provinsi merup unit nonstruktural pd Dinas Kes

Provinsi dan dlm menjalank tugasnya bersif independen

Keanggotaan BPRS Provinsi dari unsur Pem, organisasi profesi, asosiasi per-RS dan tokoh masy

Keanggotaan BPRS-Prov (ps 60)maks 5 org, 1 org ketua merangkap anggota dan 4 anggota, biaya dibebankan pd APB Daerah.

BPRS-Prov bertugas :a. mengawasi dan menjaga hak & kewajiban pasien diwilayahnyab. m,awasi dan menjaga hak & kewajiban RS diwilayahnyac. m.awasi penerapan etika RS, etika profesi dan per-undang2d. melakukan pelaporan hasil pengawasan kpd BPRSIe. melakukan analisis hasil pengawasan dan m’beri rekomendasi pd Pemda utk digunakan sbg bahan pembinaan.

f. mrima pengaduan dan melakuk upaya penyelesaian sengketa dg cara mediasi

Ketentuan BPRSI & BPRS-Prov diatur dg PP

BAB XIII : Ketentuan Pidana ps 62- 63Setiap org sengaja menyelengg RS tidak memiliki izin (ps

25) dipidana dgn pidana penjara maks 2(dua) thn atau denda 5 milyar, bila yang dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda thd pengurusnya, pidana thd korporasi pemberatan 3 kali dari pidana spt diatas. Dan pidana tambahan berupa: cabut izin usaha dan pencabutan status badan hukum

BAB XIV : Ketentuan PeralihanPada saat UU ini berlaku, semua RS yg ada hrs

menyesuaik dgn ketentuan yg berlaku dlm UU ini paling lambat 2(dua) setelah UU ini diundangkan

Pada saat UU ini berlaku, izin penyelengg RS yg telah ada tetap berlaku sampai habis masa berlakunya

BAB XV : Ketentuan Penutup

Pada saat diundangkannya UU ini berlaku semua peraturan per-UU an yg mengatur RS tetap berlaku sepanj.tdk bertentangan atau belum diganti berdasarkan UU ini.

UU ini mulai berlaku pada tgl diundangkan.Disahkan di Jakarta tgl 28 Oktober 2009

UU RI No 29 thn 2004 ttg Pradok