Post on 29-Dec-2015
1. Perbedaan obat generik dan obat paten serta contoh masing – masing obat
Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa
paten (Menurut UU No.14 Tahun 2001 tentang Paten, masa berlaku paten di Indonesia
adalah 20 tahun). Selama masa paten tersebut perusahaan pemilik hak paten menjadi satu-
satunya yang memiliki hak untuk melakukan penjualan. Saat masa paten berakhir,
perusahaan lain bebas untuk memasarkan salinan kimiawi identik dengan obat paten. Salinan
kimiawi identik inilah yang disebut dengan obat generik.
Obat generik merupakan obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia dan INN (International Non-proprietary Names) dari WHO untuk zat
kimia yang dikandungnya. Tujuan pemberian nama generik adalah agar semua orang
memiliki persepsi yang sama terhadap suatu zat kimia tertentu sehingga zat kimianya dapat
dibedakan dengan jelas.
Berikut merupakan perbedaan obat generik dan obat paten :
No. Obat Generik Obat Paten
1. Menggunakan nama sesuai dengan zat
berkhasiat yang di kandungnya walaupun
diproduksi oleh pabrik yang berbeda
Menggunakan nama dagang yang
bermacam-macam sesuai dengan
pabrik yang memproduksinya
2. Kemasannya sederhana Kemasannya dibuat lebih menarik
3. Tidak dipromosikan Tiap pabrik melakukan promosi
4. Harga lebih murah Harganya relatif mahal
5. Mutunya lebih terjamin karena pengawasan
mutu dilakukan oleh pemerintah dengan
ketat pada industri farmasi yang
memproduksinya, yaitu harus sepenuhnya
menerapkan CPOB (Cara pembuatan Obat
yang Baik)
Mutu terjamin
Penulisan nama generik dan paten dapat ditulis dengan menulis nama generik terlebih
dahulu dengan huruf kecil dan kemudian nama paten dengan menggunakan tanda kurung.
Contohnya adalah furosemid (Lasix), dan asam asetilsalislat (Aspirin).
2. Peranan perawat dalam pengobatan
a. Tanggung jawab
Mengetahui regulasi pemberian obat
Menyadari keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yg dimiliki
Bertanggung jawab atas setiap kerjanya
Bertanggung jawab menyimpan dan mendistribusikan ‘controlled substances’
secara tepat seperti obat-obat narkotik
Menjamin keamanan pemberian obat
b. Sebagai pelaksana
Menggunakan pendekatan proses keperawatan
Memastikan bahwa pemberian obat aman bagi klien
Mendokumentasikan semua data yang berkaitan dengan pemberian oba dan
respon klien terhadap obat
Kolaborasi dengan dokter dan apoteker
c. Sebagai pendidik
Memberi pendidikan kepada klien (individu/ keluarga/ masyarakat) tentang
penggunaan obat yang rasional
Menyebarluaskan isu, ilmu, dan keterampilan baru tentang pemberian obat
kepada sesama perawat dan/ atau tim kesehatan lain
3. Sebutkan 10 prinsip yang benar dalam pemberian obat
4. Macam – macam pemberian obat
Berikut merupakan macam-macam rute pemberian obat
a. Enteral (oral, buccal, sublingual, atau rektal, atau lewat selang nasogastrik): absorbsi
terutama melalui usus halus, tetapi juga melalui mukosa mulut, mukosa lambung, usus
besar, atau rectum
b. Parenteral (intravena [IV], subkutan [SC], intramuskular [IM], intradermal, intraartikular,
intratekal, epidural)
c. Topikal (ointments/salep, krim, jelly untuk dipakai di kulit, obat mata, obat telinga,
instilasi hidung, transdermal)
5. Perbedaan tablet, kaplet, dan kapsul
6. Sebutkan 4 jenis order pengobatan
7. Keuntungan dan kerugian pemberian obat secara oral, IV, IM, SC
Keuntungan Kerugian
Pemberian Obat secara Oral
Pemberian Obat secara IV
Pemberian Obat secara IM Relatif bebas dari saraf utama
dan cabang-cabang vaskular
Batas jelas dengan petanda
anatomis tulang
Jika terjadi reaksi
hipersensitivitas, tidak dapat
dipasang torniket untuk
menghambat absorbsi
Profesional kesehatan tidak
biasa dengan tempat ini
Pemberian Obat secara SC
8. Perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik adalah studi mengenai nasih obat di dalam tubuh manusia. Dibagi
menjadi 4, yaitu :
a. Absorbsi : penyerapan atau masuknya obat dari tempat pemberian ke jaringan target,
meliputi transformasinya dari bentuk saat diberikan (a dosage form) menjadi bentuk yang
dapat digunakan secara biologis (a biologically usable form).
b. Distribusi : proses sehingga obat berada di dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh
c. Metabolisme / biotransformasi : proses kimia yang mengubah bentuk aslinya menjadi
bentuk yang larut-air (metabolit) sehingga dapat dieksresikan. Jenis reaksi
biotransformasi dapat berupa reaksi sintesis atau konjugasi yaitu kombinasi dengan zat
endogen dan reaksi nonsintesis yaitu dengan oksidasi, reduksi, atau hidrolisis.
d. Eksresi : proses membuang metabolit obat dari tubuh melalui sistem renal dengan urine
atau melalui sistem biliaris dengan feses.
Sedangkan farmakodinamik merupakan studi mengenai pengaruh obat terhadap jaringan
tubuh. Meliputi kerja obat :
a. Onset (mulai kerja), Peak (puncak), duration (lama kerja); dan waktu paruh
b. Mekanisme kerja : reseptor, enzim, dan hormon
9. Hal – hal yang perlu diperhatikan tentang penyimpanan obat
10. Sebutkan macam – macam obat
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (2009)
Kumpulan Kuliah farmakologi, Ed. 2 Jakarta: EGC
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tantang Paten
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/lama/hukum/uu14-01.htm
Harnowo, Putro Agus (2001) Beda Obat Generik dan Obat Paten
http://health.detik.com/read/2011/09/06/133428/1716514/763/1/beda-obat-generik-dan-obat-
paten
Kee, Joyce L., Hayes, Evelyn R. (1996) Farmakologi – Pendekatan Proses Keperawatan
Jakarta: EGC