Obat obatan sistem organ lain

Post on 26-Jul-2015

199 views 9 download

Transcript of Obat obatan sistem organ lain

Obat-obatan sistem organ lain

dr. Flori R. Sari, Ph.DDepartemen Farmakologi FKIK UINSH

Unit Pelayanan Laboratorium Kedokteran dan Kerjasama Riset PPKM FKIK UINSH

Obat sistem pernafasan

Gejala gangguan sistem respirasi•Batuk•Bronkokostriksi sesak •Nyeri tenggorokan•Radang•Rhinorrhea

Obat sistem respirasi• Antibiotik• Bronkodilator / relievers1. Agonis Adrenoceptor jarang digunakan2. Agonis selektif reseptor beta 2:

– Short acting (SABA) : albuterol/salbutamol, levalbuterol, metaproterenol, terbutaline, pirbuterol

– Long acting (LABA) : salmeterol xinofoate, formoterol

3. Methylxanthine : Theophylline4. Antimuscarinic agents

– Ipatropium bromida• Anti-inflamasi / controllers• Simptomatik (batuk)

• Epinefrin1. Bronkodilator cepat (SK, inhalasi) bronkodilatasi

maksimum dicapai dalam 15 menit2. Efek samping : takikardi, aritmia dan perburukan angina• Efedrin1. Durasi lebih panjang namun potensi lebih rendah daripada

epinefrin.2. Efek samping : takikardi, aritmia dan perburukan angina• Isoproterenol1. Bronkodilator cepat (inhalasi) bronkodilatasi dalam 5

menit2. Peningkatan mortalitas karena aritmia jantung masih

kontroversi

BRONKODILATORAgonis adrenoceptor

• Merupakan agonis adrenoceptor namun bersifat selektif pada reseptor beta 2 efek samping pada jantung minimal.

• Dibagi menjadi dua : short-acting beta agonist (SABA) dan long-acting beta agonist (LABA).

• Tersedia dalam bentuk oral, inhalasi maupun parenteral namun yang paling efektif adalah dengan inhalasi bekerja langsung pada target.

• Efek samping : takifilaksis/toleransi, aritmia dan hipoksemia masih kontroversi

BRONKODILATORAgonis beta-2 selektif

• Obat : albuterol**, levalbuterol*, bitolterol*, metaproterenol*, terbutaline**, pirbuterol.

* Bisa dicairkan dengan saline pada portable nebulizer* Tersedia dalam bentuk oral* Satu-satunya dengan sediaan sub-kutan untuk status asmatikus

• Efek bronkodilatasi dicapai dalam 30 menit dan bertahan 3-4 jam.

BRONKODILATORBeta-2 selective agonist : SABA

• Obat : salmeterol (seretide), formoterol

• Efek bronkodilatasi bertahan hingga 12 jam.

BRONKODILATORBeta-2 selective agonist : LABA

• Mekanisme : bronkodilator langsung, anti-inflamasi, inhibisi PDE enzyme (pada dosis tinggi), menghambat reseptor adenosine mencegah kontraksi otot polos saluran napas dan pembebasan histamin dari mast cells.

• Tidak seefektif beta-2 agonis dan kortikosteroid inhaler, namun sangat ekonomis dan murah untuk manajemen asma dalam keadaan ekonomi terbatas.

• Yang paling sering digunakan: theophylline (aminophylline), theobromine dan caffeine.

BRONKODILATORMethylxanthine

• Theophylline (aminophylline):1.Bronkodilator paling efektif dalam golongan

xanthine.2.Pemakaian theophylline hanya bisa digunakan

jika ada fasilitas pengukuran level theophylline narrow therapeutic windows ! (toksisitas berkaitan dengan kadarnya di plasma).

3.Metabolisme di hepar hati-hati pada pasien dengan penyakit liver.

BRONKODILATORMethylxanthine

• Mekanisme : menghambat asetilkolin secara kompetitif di reseptor muskarinik menghambat kontraksi saluran napas, menurunkan sekresi mukus.

• Obat: atropin, ipratropium bromide* (analog sintetik atropin), tiotropium* (long-acting 24 hours duration, selective still in clinical trials).

* Selain pada asma, juga efektif pada PPOK• Efektif dalam dosis kecil tanpa menstimulasi

jantung.

BRONKODILATORAnti-muscarinic

• Digunakan sebagian besar pada asma• Mekanisme:1. Merelaksasi jalan napas TIDAK secara langsung.2. Paling penting menghambat inflamasi limfositik dan

eosinofilik di saluran pernapasan terutama pada asma.3. Menghambat sitokin jalan napas menurunkan

reaktivitas jalan napas.4. Memiliki sifat partial beta agonis.5. Menurunkan eksaserbasi akut asma jika digunakan

secara teratur.

CONTROLLERAnti-inflamasi steroid

ANTITUSIF / Cough supressants• Mekanisme: sentral menahan sensitivitas pusat

batuk• Indikasi : non-productive cough, self limited cough,

cough induced reflexly by pharyngeal or laryngeal irritation

• TIDAK DIANJURKAN pada pasien dengan batuk produktif (sekresi mukus banyak)

• Obat:1. Codeine 2. Noskapin3. Dextromethorphan4. Diphenhydramine

SIMPTOMATIKAntitusif

Kodein• An opioid • Bekerja sentral menekan pusat batuk• Bekerja efektif secara oral• Sebagian besar well-tolerated• Nausea, vomiting, constipation, dizziness,

drowsiness, palpitations, pruritus • Overdosis depresi napas (masih keluarga

opioid)

SIMPTOMATIKAntitusif

Dextromethorphan (DMP)• Non opioid• Sama efektifnya dengan kodein• Meningkatkan ambang batuk• Pada dosis normal tidak menimbulkan adiksi,

sedasi, dan depresi napas bisa ditemukan sebagai obat OTC.

• Adverse reactions : mild, infrequent ; examples: nausea , dizziness

• Very large doses : pada pasien dengan gangguan respirasi CNS and respiratory depression

SIMPTOMATIKAntitusif

Diphenhydramine• Anti-histamin • Efek sedasi kuat dan aktivitas antikolinergik• Efek antitusif diperoleh jika efeknya

sebagai sedasi signifikan (antitusif tidak langsung).

SIMPTOMATIKAntitusif

• Mekanisme: meningkatkan sekresi cairan saluran napas facilitate the transport of mucus (high dose)

• Adverse reactions : nausea and drowsiness occur rarely

• Obat :1. Glyceryl guaiacolate2. Ammonium chloride3. Potassium iodide

SIMPTOMATIKEkspektoran

• Mekanisme: memecahkan ikatan disulfide mukus kekentalan mukus berkurang mudah dibuang

• ES: nausea, vomiting, stomatitis, rhinorrhea • Obat:1.N-Acetylcysteine 2.Ambroxol 3.Bromhexine

SIMPTOMATIKMukolitik

• For rhinitis, rhinorrhea• 1 adrenoceptor agonists vasokonstriksi pembuluh

darah hidung menurunkan edema dan kongesti nasal.• topical : dryness of nasal mucosa, sneezing, headache

long term stop rebound phenomena• oral : tachycardia, anorexia, increased blood pressure,

insomia etc ( sympathomimetic)• Oral decongestant : phenylpropanolamine,ephedrine,

pseudoephedrine,phenylephrine• Topical : naphazoline, xylomethazoline,phenylephrine

SIMPTOMATIKDekongestan

Obat diuretik

DIURETIK• Mekanisme utama :1. Menurunkan volume darah dan cairan

ekstraseluler dengan meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida penurunan curah jantung.

2. Menurunkan resistensi perifer3. Dibagi 3 golongan:a. Tiazidb.Diuretik kuatc. Diuretik hemat kalium

DIURETIK : Tiazid

• Menghambat transport bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal ekskresi Na dan Cl meningkat.

• Obat : hidroklorotiazid (HCT, prototipe gol. tiazid), bendroflumetiazid, klorotiazid, indapamid dan klortalidon.

• Dapat digunakan secara tunggal pada hipertensi ringan – sedang, dikombinasikan pada hipertensi yang sulit dikontrol

DIURETIK : Tiazid

• Pilihan utama harga murah, waktu paruh panjang, efeknya jangka panjang.

• Efek hipotensif dicapai setelah 2-3 hari dan mencapai maksimum setelah 2-4 minggu Peningkatan dosis dilakukan setelah waktu maksimum

• Efek diuretik dan anti-hipertensi hilang pada pasien dengan gagal ginjal.

DIURETIK : Diuretik kuat• Bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal

dengan menghambat kotransport Na, K, Cl dan menghambat resorpsi air dan elektrolit

• Obat : furosemid, torasemid, bumetanid dan asam etakrinat.

• Efek diuretiknya kuat lebih sering dipakai pada gangguan fungsi ginjal dan gagal jantung.

DIURETIK : Diuretik hemat kalium• Diberikan sebagai kombinasi untuk mencegah

hipokalemia, tetapi hati-hati pada gagal ginjal (creatinine serum > 2,5 mg/dL) bisa terjadi hiperkalemia.

• Obat : amilorid, traimeteren dan spironolakton (antagonis aldosteron)

Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaana.

Diuretik tiazid

Hidrokorotiazid

Klortalidon

Indapamid

Bendroflumetiazid

Metolazon

Metolazon rapid

acting

Xipamid

12,5-25

12,5-25

1,25-2,5

2,5-5

2,5-5

0,5-1

10-20

1 x sehari

1 x sehari

1 x sehari

1 x sehari

1 x sehari

1 x sehari

1 x sehari

Tab 25 dan 50 mg

Tab 50 mg

Tab 2,5 mg

Tab 5 mg

Tab 2,5; 5 dan 10 mg

Tab 0,5 mg

Tab 2,5 mg

b.

Diuretik kuat

Furosemid *

Torsemid **

Bumetanid

As. etakrinat

20-80

2,5-10

0,5-4

25-100

2-3 x sehari

1-2 x sehari

2-3 x sehari

2-3 x sehari

Tab 40 mg, amp 20 mg

Tab 5, 10, 20, 100 mg

Ampul 10 mg/mL

(2 dan 5 mL)

Tab 0,5; 1 dan 2 mg

Tab 25 dan 50 mg

c.

Diuretik hemat kalium

Amilorid

Spironolakton*

Triamteren

5-10

25-100

25-300

1-2 x sehari

1 x sehari

1 x sehari

Tab 25 dan 100 mg

Tab 50 dan 100 mg

Obat lokal saluran cerna

Antasid • Bersifat basa lemah• Bekerja menetralkan

asam lambung meningkatkan pH lambung.

• Dibagi menjadi antasid sistemik dan non-sistemik.

• Antasid sistemik : natrium bikarbonat (bic-nat)

• Antasida non-sistemik / lokal lambung : aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, kalsium karbonat, magnesium trisilikat.

• Efek samping : konstipasi, diare.• Hati-hati penggunaannya dengan obat lain

absorpsi turun.

Penghambat sekresi asam lambung

• Bekerja menurunkan asam lambung secara langsung.

• Efek samping : konstipasi dan diare• Pompa proton inhibitor (omperazole,

pantoprazole) bekerja sangat kuat, butuh suasana asam untuk aktivasi dan penyerapan turun jika terganggu makanan.

• Misoprostol (analog metilester prostaglandin) efektif, JANGAN diberikan pada wanita hamil karena kontraksi uterus abortus.

Pertahanan asam lambung

• Senyawa aluminium sukrosa sulfat• Dalam keadaan asam saling berikatan seperti

lem dan menutup luka lambung secara selektif butuh suasana asam dan lambung kosong.

• Efek samping : diare dan konstipasi.• Hati-hati mengganggu kerja obat lain.

Digestan

• Bekerja membantu proses pencernaan enzim pencernaan (pankreas dan empedu)

• Enzim pankreas : pankreatin (Primperan compositum), pankreatik lipase (pancreoflat).

• Enzim empedu

Antagonis H2

• Golongan anti-histamin yang bekerja spesifik menghambat reseptor H2 menghambat sekresi asam lambung.

• Obat : simetidin, ranitidine, famotidine• Absorpsi diganggu makanan, dan dapat

menembus sawar plasenta (hati-hati dengan ibu hamil).

• Hati-hati mengganggu absorpsi obat lain.

Pencahar

Laxadine

Insulin dan anti-diabetik

InsulinHormon polipeptida yang disintesis oleh sel beta langerhans dari proinsulin dengan menghilangkan 4 asam amino dan melepaskan C peptide.Insulin disekresi dalam kadar rendah dalam keadaan basal dan akan terstimulasi atau tertekan oleh beberapa stimulasi .

DM dan insulin

• Dapat diberikan dengan intravena, intramuskuler, namun untuk jangka panjang digunakan subkutan.

• Penggunaannya perlu edukasi yang cukup karena banyak pasien yang enggan disuntik.

• Jenis dibedakan berdasarkan lama kerja dan asal spesiesnya (human dan bovine / porcine).

Satuan dosis

• Dinyatakan dengan unit (U).• Satu unit = insulin yang dibutuhkan untukan

menurunkan glukosa puasa 45 mg/dL pada kelinci.

• Standar internasional yang berlaku :1. Bovine / porcine 24 U/mg2. Human 25 dan 30 U/mg• Dipasarkan secara komersil dalam bentuk

solusio dengan kadar 100U/mL

Insulin glargine

CARA PAKAIReguler

CARA PAKAIPortable pen injectors

CARA PAKAIInsulin pump

CARA PAKAIInhaled insulin

Efek samping• Hipoglikemia (takikardi, palpitasi, keringat,

gemetar)1. Terlambat makan2. Karbohidrat tidak adekuat3. Aktivitas fisik berlebih4. Dosis insulin berlebih Prinsip tata laksana hipoglikemia adalah memberikan karbohidrat

simplek. Pasien sadar lewat minuman/makanan, pasien tidak sadar lewat parenteral.

• Reaksi alergi dan resistensi• Lipoatrofi dan lipohipertrofi

Obat antidiabetik oral

INSULIN SECRETAGOGUESSulfonilurea

• Mekanisme : meningkatkan sekresi insulin dari pankreas dengan mereduksi kadar glukagon serum dan penutupan kanal potasium.

Sulfonilurea

Meglitinid

menghambat

Diazoksid

mengaktivasi

Kanal

K+/ATP

GLUT2 reseptor

Glukosa

Sel beta pankreas

Sekresi insulin

Ca2+

Granul Insulin

Generasi pertama sulfonilurea

Masa paruh 4 – 5 jamEksresi ginjal

Masa paruh 4 – 5 jamMetabolisme hepar500 mg, single dose

Masa paruh 24 – 48 jamMetabolisme hepar

Dosis 250 mg morning single dose

Generasi kedua sulfonilureaPotensi hipoglikemik = 200

kali dari tolbutamid.Masa paruh 4 jam, efek hipoglikemik panjangMetabolisme hepar

100 kali dari tolbutamidMasa paruh 3 – 4 jamMetabolisme hepar

Paling kuat di generasi kedua

Monotherapy once daily

GlibenklamidStarting dose : 2,5 mg/day; average dose 5-10 mg/d, maximum 20 mg/d, morning single dose

Semua sulfonilurea di metabolisme di hepar dan di eksresi di ginjal sehingga dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan hepar dan ginjal

Dose : 1 mg/d; maksimum 8 mg/d; morning single dose

INSULIN SECRETAGOGUESMeglitinides

Kelas baru golongan insulin secretagogues

Mekanisme kerja hampir sama dengan sulfonilurea namun tanpa gugus sulfur aman untuk pasien dengan alergi sulfur.

Kerja cepat

Metabolisme hepar

Bisa sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan biguanid

INSULIN SECRETAGOGUESd-phenylalanine derivative

Kelas terbaru golongan insulin secretagogues

Mekanisme kerja hampir sama dengan sulfonilurea namun tanpa gugus sulfur aman untuk pasien dengan alergi sulfur.

Kerja cepat

AMAN untuk pasien dengan gangguan ginjal, efek samping hipoglikemia SANGAT MINIMAL

Bisa sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan biguanid

Bekerja memperkuat insulin pada stimulasi glukosa namun efek potensiasi insulin akan berkurang jauh dalam keadaan NORMOGLIKEMIA

• Tidak seperti sulfonilurea, biguanid tidak memerlukan sel beta yang masih berfungsi baik karena mekanisme kerja efek hipoglikemik tidak melalui insulin

• Waktu paruh 1,5 – 3 jam.• Tidak terikat protein plasma, tidak dimetabolisme dan

diekskresi oleh ginjal.• Digunakan paling sering pada DM dengan kelainan dasar

resistensi insulin.• Sangat jarang memprovokasi hipoglikemia• Dosis diberikan secara titrasi

BIGUANIDESMetformin, fenformin, buformin

THIAZOLIDINEDIONESPioglitazone, rosiglitazone, troglitazone

• Ligand proliferator-activated receptor gamma (PPARγ)• Mekanisme kerja : menurunkan resistensi insulin melalui

regulasi nuklear gen yang bekerja pada metabolisme lipid dan glukosa

• Dapat menurunkan HbA1c dan menaikkan HDL• Eksresi lewat ginjal walaupun masih bisa diberikan pada

insufisiensi renal ringan.• Efek samping : peningkatan BB, edema, menambah volume

plasma.• Kontraindikasi : insufisiensi hepar, gagal jantung grade 3 / 4

• Dosis :1. Rosiglitazone : 4 – 8 mg/hari2. Pioglitazone : 15 -45 mg /hari

THIAZOLIDINEDIONES

Tzds bekerja dengan regulasi nuklear di level gen, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mencapai target klinis (6-12 minggu)

Penghambat enzim α-glukosidase

• Mekanisme : memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin dan disakarida di intestine.

• Tidak mempengaruhi sekresi insulin efek hipoglikemia minimal.

• Diberikan sebagai ajuvan.• Akarbose dan mioglitol.• Efek samping : gejala karena malabsorpsi, flatulen,

diare dan abdominal bloating.• Dosis : 25 mg (4-8 minggu), maksimal 75 mg

Anti-tiroid

Hipertiroid

• Terjadi karena meningkatnya kadar hormon tiroid bebas dalam darah.

• Pada tirotoksikosis, hormon menyebar ke seluruh tubuh keadaaan gawat.

Antitiroid

• Golongan tionamid (propiltiourasil dan metimazol) menghambat proses pembentukan hormon tiroid.

• Terapi minimal 1 tahun untuk mencapai kondisi normal.

• Efek samping : agranulositosis, purpura.

Penghambat ion iodida

• Menghambat masuknya ion aktif iodida ke dalam kelenjar tiroid menurunkan produksi hormon tiroid.

• Tiosianat, perklorat.• Obat lithium untuk mania, dapat menurunkan

sekresi tiroksin bisa terjadi hipotiroidism.

Yodida

• Yodida dosis rendah untuk meningkatkan sintesis hormon tiroid, yodida dosis tinggi menekan produksi hormon tiroid.

• Obat : natrium yodida, kalium yodida dam larutan lugol.

Kontrasepsi hormonal

Hormon steroid

• Steroid kelamin endogen : estrogen dan progestin

• Estrogen : pertumbuhan seks sekunder, regulasi menstruasi, efek metabolik non-endokrin.

• Progesteron : efek proliferasi pada endometrium, mempertahankan kehamilan,

• Androgen (testosteron) : sedikit pada wanita (fungsi seksual), tinggi pada pria untuk seks sekunder.

Kontrasepsi hormonal

• Cara kerja KH estrogen : menaikkan kadar estrogen feed back negatif menghambat GnRH FSH turun (tidak ada pematangan telur) LH turun (tidak ada ovulasi)

• Cara kerja KH progesteron : meningkatkan kekentalan mukus (sperma tidak bisa membuahi), menimbulkan gangguan hormon, hambatan nidasi dan gangguan pergerakan tuba.

Menekan ovulasi

Mengurangi transpor sperma di bagian atas saluran genital

(tuba fallopii)

Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga

menyulitkan proses implantasi

Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma)

KemasanORAL

• Preparat kombinasi : derivat estrogen dan progestin

• Preparat tunggal : progestin

KemasanSUNTIKAN

• Berisi derivat tunggal progesteron (MPA) diberikan 3 bulan sekali

• Berisi kombinasi MPA dan estradiol sipional diberikan 1 minggu sekali

KemasanIMPLAN SUBKUTAN

• Berisi etonogestrel untuk 3 tahun• Berisi levonorgestrel untuk 5 tahun

KemasanSpiral hormonal / IUD hormonal

• Spiral yang berisi levonorgestrel levonorgestrel-releasing intrauterine system

• Mekanisme kontrasepsi efek spiral + efek hormonal

PEMILIHAN

• Usia• Pendidikan• Latar belakang penyakit• Jangka waktu• Efisiensi dan efektivitas• Biaya• Ketersediaan fasilitas

Efek samping

• Gangguan haid, gangguan menyusui, mual, peningkatan tekanan darah, peningkatan berat badan, gangguan toleransi glukosa, sakit kepala (progesteron).