Post on 13-Dec-2015
description
Obat golongan antibiotik Quinolon
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah Spirofloksasin, Ofloksasin,
Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin,
Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.
Deskripsi Sediaan dan Kekuatan Obat
Sediaan dan kekuatanobat golongan antibiotik Quinolon di Pasaran, yaitu:
Obat Sediaan dan Kekuatan Obat
Spirofloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan Spirofloksasin 250 mg, 500 mg, 750
mg bahkan ada yang 1.000 mg. Juga tersedia dalam bentuk
infus dengan kandungan Spirofloksasin 200 mg/100 ml.
Ofloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan Ofloksasin 200 mg dan 500 mg. Juga
tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Ofloksasin
200 mg/100 ml.
Moksifloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan Moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia
dalam bentuk infus dengan kandungan Moksifloksasin 400
mg/250 ml.
Levofloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan Levofloksasin 250 mg dan 500 mg.
Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan
Levofloksasin 500 mg/100 ml.
Pefloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan Pefloksasin 400 mg. Juga tersedia
dalam bentuk infus dengan kandungan Pefloksasin 400
mg/125 ml dan ampul dengan kandungan Pefloksasin 400
mg/5 ml.
Norfloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 400 mg.
Sparfloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 200 mg.
Lornefloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 400 mg.
Flerofloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk
infus dengan kandungan 400 mg/100 ml.
Gatifloksasin Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk
vial untuk ijeksi dengan kandungan 400 mg/40 ml.
(Anonim, 1995)
Kompatibilitas Obat dengan Larutan NaCl 0,9%, Dextrose dan RL
Kompabilitas obat antibiotik golongan Quinolon mungkin saja bisa terjadi.
Contohnyadengan larutan NaCl 0,9 %, dextrose,dan RL sebagai berikut :
Siprofoksasin
KOMPATIBILITAS DENGAN NACL
0,9, DEXTROSE dan RL
Moxifloksasin
Levofloxasin
Pefloksasin
Norfloksasin
Sparfloksasin
Lornefloksasin
Flerofloksasin
Gatrifloksasin
Ofloksasin
(Depkes, 2009)
Kompatibilitas obat golongan kuinolon dengan obat lain
Siprofoksasin Penambahan sodium amoksisilin dapat menyebabkan terjadinya pengendapan Penambahan aminophylin pada suhu 250C selama 4 jam dapat menyebabkan pengendapan.
Levoflokasin Kombinasi dengan acylovir
dapat menyebabkan kekeruhan dan pengendapan Kombinasi dengan azitromisin dapat menyebabkan terbentuknya mikro kristal pada filter.
Norfloksasin Besi dan produk susu dapat mengurangi absorbsi
Ofloksasin Pencampuran dengan sodiom floksasilin setelah 24 jam terbentuk presipitasi.
(Lawrence, 2009)
Jika obat antibiotik golongan Quinolon diberikan dengan dengan obat lain,
kemungkinan terjadi reaksi fisika, kimia, maupun farmakologi sebagai berikut:
Obat Interaksi
Analgetik Kemungkinan peningkatan risiko konvulsi bila
kuinolondiberikan bersama NSAID, produsen siprofloksasin
memberianjuran untuk menghindari premedikasi dengan
analgetikaopioid (penurunan kadar siprofloksasin plasma)
bilasiprofloksasin digunakan untuk profilaksis bedah.
Antasid Absorpsi siprofloksasin, levofloksasin,
moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin dikurangi oleh
antasida.
Antiaritmia Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila levofloksasin
ataumoksifloksasin diberikan bersama amiodaron -
hindaripemberian secara bersamaan; peningkatan risiko
aritmiaventrikel bila moksifloksasin diberikan bersama
disopiramid - hindari pemberian secara bersamaan.
Antibakteri Peningkatan risiko artimia ventrikel bila moksifloksasindiberikan
bersama eritromisin parenteral - hindari pemberiansecara
bersamaan; efek asam nalidiksat mungkin diantagonisoleh
nitrofurantoin.
Antikoagulan Siprofloksasin, asam nalidiksat, norfloksasin, dan
ofloksasinmeningkatkan efek antikoagulan kumarin;
levofloksasinmungkin meningkatkan efek antikoagulan kumarin
danfenindion.
Antidepresan Siprofloksasin menghambat metabolisme duloksetin -
hindaripenggunaan secara bersamaan; produsen
agomelatinmenganjurkan agar menghindari pemberian
siprofloksasin;peningkatan risiko aritmia ventrikel bila
moksifloksasindiberikan bersama antidepresan trisiklik – hindari
pemberian
secara bersamaan.
Antidiabetik Norfloksasin mungkin meningkatkan efek glibenklamid.
Antiepilepsi Siprofloksasin meningkatkan atau menurunan kadar
fenitoinPlasma.
Antihistamin Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila oksifloksasindiberikan
bersama mizolastin – hindari penggunaan secarabersamaan.
Antimalaria Produsen artemeter/lumefantrin menganjurkan agarmenghindari
kuinolon; peningkatan risiko aritmia ventrikelbila oksifloksasin
diberikan bersama klorokuin danhidroksiklorokuin, meflokuin,
atau kuinin - hindaripenggunaan secara bersama-sama.
Antipsikosis Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasin
diberikan bersama benperidol - produsen
benperidolmenganjurkan agar menghindari penggunaan
secarabersamaan; peningkatan risiko aritmia ventrikle
bilamoksifloksasin diberikan bersama droperidol,
haloperidol,fenotiazin, pimozid, atau zuklopentiksol - hindari
penggunaansecara bersamaan; siprofloksasin meningkatkan
kadarklozapin plasma; siprofloksasin mungkin meningkatkan
kadarolanzapin plasma.
Atomoksetin Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasindiberikan
bersama atomoksetin.
Beta-bloker Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasin
diberikan bersama sotalol - hindari pemberian secarabersamaan.
Garam
kalsium
Absorpsi siprofloksasin dikurangi oleh garam
kalsiumSiklosporin Peningkatan risiko nefrotoksisitas bila
kuinolon diberikanbersama siklosporin.
Klopidogrel Siprofloksasin mungkin menurunkan efek
antitrombotikKlopidogrel.
Sitotoksik Asam nalidiksat meningkatkan risiko toksisitas
melfalan;siprofloksasin mungkin menurunkan ekskresi
metotreksat(peningkatan risiko toksisitas); siprofloksasin
meningkatkankadar erlotinib plasma; peningkatan risiko aritmia
ventrikelbila levofloksasin atau moksifloksasin diberikan
bersama
arsenik trioksida.
Produk susu Absorpsi siprofloksasin dan norfloksasin dikurangi olehproduk
susu.
Dopaminergik Siprofloksasin meningkatkan kadar rasagilin
plasma;siprofloksasin menghambat metabolisme
ropinirol(peningkatan kadar plasma).
Agonis 5HT1 Kuinolon mungkin menghambat metabolismezolmitriptan
(menurunkan dosis zolmitriptan).
Besi Absorpsi siprofloksasin, levofloksasin,
moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin dikurangi oleh zat
besi oral.
Lanthanum Absorpsi kuinolon dikurangi oleh lanthanum (diberikanminimal
2 jam sebelum atau 4 jam sesudah lanthanum).
Relaksan otot Norfloksasin mungkin meningkatkan kadar tizanidin
plasma(peningkatan risiko toksisitas); siprofloksasin
meningkatkankadar tizanidin plasma (peningkatan risiko
toksisitas) - hindaripenggunaan secara bersama-sama.
Mikofenolat Mungkin menurunkan bioavailabilitas mikofenolat.
Pentamidin
isetionat
Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasindiberikan
bersama pentamidin isetionat - hindari penggunaansecara
bersamaan.
Probenesid Ekskresi siprofloksasin, asam nalidiksat, dan
norfloksasinditurunkan oleh probenesid (peningkatan kadar
plasma).
Sevelamer Bioavailabilitas siprofloksasin dikurangi oleh sevelamer.
Strontium
ranelat
Absorpsi kuinolon dikurangi oleh strontium ranelat
(produsenstrontium ranelat menganjurkan untuk
menghindaripenggunaan secara bersamaan).
Teofilin Kemungkinan peningkatan risiko konvulsi bila
kuinolondiberikan bersama teofilin; siprofloksasin dan
norfloksasinmeningkatkan kadar teofilin plasma.
Obat ulkus
Peptik
Absorpsi siprofloksasin, levofloksasin,
moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin dikurangi oleh
sukralfat.Vaksin Antibakteri menginaktivasi vaksin tifoid
oralZinc.Absorpsi siprofloksasin, levofloksasin,
moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin dikurangi olehzinc.
(KEMENKES, 2011)
Penatalaksaan Interaksi Farmasetik
1. Nyeri
Nyeri yang sangat hebat akibat injeksi timbul bila yang diinjeksikan
adalah larutan yang osmolaritasnya tinggi atau pHnya ekstrim, meskipun banyak
obat menyebabkan kekejangan vena (misalnya, dopamin).
2. Ekstravasasi
Ekstravasasi adalah bocornya obat dari vena ke dalam jaringan di
sekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena batang jarum menembus vena, atau karena
obat bersifat korosif dan merusak vena. Larutan yang osmolaritasnya tinggi dan
pH larutan yang ekstrim lebih sering menyebabkan ekstravasasi. Kerusakan
jaringan disekitar vena dapat meluas, contoh setelah pemberian larutan natrium
bikarbonat. Dua golongan obat sitostatika yang lazim diresepkan, yang sangat
merusak jaringan jika terjadi ekstravasasi adalah alkaloid vinka seperti vinkristin
dan anthrasiklin seperti doksorubisin dan daunorubisin. Obat-obat seperti
vinkristin dan doksorubisin bila diberikan secara perifer harus diberikan secara
bolus melalui tetesan (drip) laju cepat. Hal ini karena jika obat meninggalkan vena
dapat menyebabkan pembengkakan dan petugas yang memberikan obat tersebut
harus berada disamping pasien agar dapat memberikan tindakan segera bila terjadi
hal yang tidak diinginkan.
Tanda-tanda ekstravasasi meliputi:
Nyeri, rasa kurang enak, rasa terbakar atau bengkak di tempat injeksi
Tahanan terhadap gerakan penghisap alat suntik
Aliran cairan infus tidak lancar
Jika diduga ada ekstravasasi maka tindakan yang dapat dilakukan
adalah :
Hentikan injeksi dengan segera
Tinggalkan kanula/jarum pada tempatnya
Keluarkan obat(aspirasikan) melalui kanula/jarum
Naikkan anggota badan
Konsultasikan ke dokter spesialis untuk mengobati efek obat tersebut
3. Tromboflebitis
Tromboflebitis kadang-kadang disebut flebitis adalah radang vena yang
penyebabnya hampir sama dengan penyebab ekstravasasi. Sangat nyeri dan
disertai dengan kemerahan pada kulit, kadang-kadang disepanjang vena.
Tromboflebitis dapat menyebabkan kebekuan darah.
Risiko dapat dikurangi dengan cara:
Menggunakan vena besar
Menghindari infus yang panjang
Menghindari pH ekstrim atau larutan hiperosmolar
Dianjurkan untuk diberikan dengan aliran darah cepat dan aliran infus cepat
Menggunakan cakram nitrat (nitrat patches) di atas tempat injeksi untuk
meningkatkan aliran darah
Menambahkan heparin pada larutan infus (1 unit/ml)
Menggunakan penyaring dalam jalur infus (0,22 mikron)
4. Embolisme
Sumbatan dapat disebabkan oleh endapan obat yang mengendap yang
kontak dengan darah atau gumpalan sel-sel darah akibat reaksi obat. Emboli udara
(air embolus), disebabkan oleh udara yang masuk vena, dapat berakibat fatal.
5. Infeksi
Infeksi sering kali masuk pada tempat kateter menembus kulit, dan itu
sebabnya banyak infeksi yang dikatkan infus yang disebabkan bakteri gram positif
koagulase-negatif yang umum terdapat pada kulit. Organisme yang sering
diisolasi dari ujung kanula adalah Staphylococcus aureus atauS.Epidermis. Risiko
terkena infeksis sitemik meningkat pada penggunaan vena sentral.
6. Reaksi alergi
Obat-obat yang cenderung menimbulkan reaksi alergi adalah: produk darah,
antibiotik, aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS), heparin, penghambat
transmisi neuro muskuler. Reaksi alergi tidak hanya terjadi sebagai respon
terhadap bahan aktif dalam sediaan, tetapi juga terhadap bahan-bahan tambahan
dalam produk misalnya kremafor. Tanda-tanda alergi meliputi bersin-bersin, sesak
nafas, demam, sianosis, pembengkakan jaringan lunak, dan perubahan tekanan
darah. Epinefrin merupakan pengobatan yang paling efektif, dan harus diberikan
segera dan di bawah pengawasan medis yang cermat. Reaksi minor (ruam kulit,
reaksi urtikaria) dapat ditangani atau dicegah denganhidrokortison atau suatu
antagonis histamin seperti Chlorpeniramini Maleas (CTM).
7. Syok (speed shock)
Beberapa obat bila diberikan terlalu cepat dapat menyebabkan berbagai
komplikasi antara lain hipotensi, kolaps, bradikardi, dan kesulitan pernafasan. Hal
ini digambarkan sebagai speed shock.
Pemberian obat suntik
Ketidakcampuran secara fisik dan interaksi digambarkan dalam artikel
Professor Allwood dan dalam buku Trissel’s Handbook on Injectable Drugs. Obat
dapat bereaksi secara kimiawi dengan komponen lain dalam larutan infus atau
mengendap dalam larutan campuran akhir. Obat-obat tersebut dapat menempel
pada wadah plastik atau gelas; atau dapat diadsorbsi oleh wadahnya. Emulsi
lemak dapat menjadi tidak stabil.