Post on 02-May-2019
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL
KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Program Studi
NOVITA DIAH AYU PERMATASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL ANAK-ANAK LANGIT
KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
NOVITA DIAH AYU PERMATASARI
A310100024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ANAK LANGIT
KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ABSTRAK
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL ANAK-ANAK LANGIT KARYA
ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Novita Diah Ayu Permatasari, A310100024, Nafron Hasjim dan Adyana Sunanda, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur pembangun pada novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani, (2) menganalisis nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dengan tinjauan sosiologi sastra, (3) mengimplementasikan hasil penelitian sebagai bahan ajar sastra di SMA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani tinjauan sosiologi sastra. Data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud wacana yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit. Sumber data primer penelitian ini adalah novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani. Sumber data sekunder penelitian ini berupa skripsi, biografi pengarang, dan internet. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik pustaka dan teknik catat. Teknik validitas data penelitian ini menggunakan trianggulasi teori. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis secara dialektik. Berdasarkan analisis struktural, tema dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin mengembalikan hak anak-anak yang tidak sempat mereka nikmati. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Ziza, Pak Daming, Malaikah, Hamdani, Tatian, Binari, Salisi binti Salisu, Hanbek, Bojongdeli, Siliu, Hambara, Hambari, Dimitar, Jangkaru, Bawakare, Pak Kusen, Halikin, Syahrini, Singgih Danutirto, Anggarita, dan Ronggo Subekti. Latar pada novel ini dibagi menjadi tiga bagian yakni latar tempat, waktu, dan latar sosial. Hasil analisis nilai edukatif dalam penelitian ini adalah (a) meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, (b) cinta kasih, yang meliputi (1) cinta kasih kepada sesama manusia dan (2) cinta kasih terhadap keluarga, (c) penghargaan, (d) kesederhanaan, dan (e) tolong-menolong. Implementasi hasil penelitian novel Anak-Anak Langit sebagai bahan ajar sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi pembelajaran sastra. Novel Anak-Anak Langit mengandung unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk menemukan tema, alur, penokohan, dan latar. Unsur ekstrinsik pada novel diimplementasikan untuk menemukan nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam novel tersebut. Kata Kunci: Anak-Anak Langit, nilai-nilai edukatif, sosiologi sastra.
1
A. PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan
menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan
keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai
hasil imajinasi pengarang, serta merefleksikan gejala-gejala sosial yang ada di
sekitarnya (Pradopo, 2007:61). Sebagai hasil imajinatif, sastra selain
berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk
menambah wawasan dan pengalaman bagi pembacanya. Sebuah karya sastra
yang baik tidak hanya dipandang sebagai rangkaian kata, tetapi juga
ditentukan oleh makna yang terkandung di dalamnya dan memberikan pesan
positif bagi pembacanya (Nurgiantoro, 2007:2).
Novel merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembelajaran
di sekolah. Salah satu kelebihan novel sebagai pengajaran sastra adalah
mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat
kemampuannya masing-masing secara perseorangan (Rahmanto, 2004:66).
Dalam kaitannya dengan sastra, nilai menurut Waluyo (2002:27) adalah
kebaikan yang ada dalam karya sastra bagi kehidupan seseorang. Kata
edukatif berasal dari bahasa Inggris educate, yang berarti mengasuh atau
mendidik, education artinya pendidikan. Montessori (dalam Qomar, 2005:49)
menyatakan bahwa pendidikan memperkenalkan cara dan jalan kepada
peserta didik untuk membina dirinya sendiri.
Novel Anak-Anak Langit merupakan novel yang menarik untuk
dianalisis. Ketertarikan peneliti terhadap novel Anak-Anak Langit karena isi
novel ini dapat dijadikan sebagai media alternatif materi pembelajaran sastra
di sekolah. Selain itu, peneliti memilih novel Anak-Anak Langit karya
Zhaenal Fanani karena adanya keinginan untuk memahami nilai-nilai edukatif
yang terdapat dalam novel tersebut.
Nilai-nilai edukatif dapat dikaji lebih dalam menggunakan pendekatan
sosiologi sastra guna mengungkapkan nilai-nilai edukatif secara keseluruhan.
Menurut Damono (2002:2) sosiologi adalah pendekatan terhadap sastra yang
mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Berkaitan dengan hal itu,
2
wilayah sosiologi sastra cukup luas. Wallek dan Warren (1995:111) membagi
masalah sosiologi sastra sebagai berikut. Pertama, sosiologi pengarang yang
mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik dan lain-lainnya
menyangkut diri pengarang. Kedua, sosiologi karya sastra yang
mempermasalahkan suatu karya sastra itu sendiri, yang menjadi pokok telaah
adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan
atau amanat yang hendak disampaikan. Ketiga, sosiologi sastra yang
mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap
masyarakat. Dalam menemukan nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak
Langit peneliti menggunakan teori Wallek dan Warren yang kedua.
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) memaparkan struktur novel
Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani, (2) mengungkapkan nilai-nilai
edukatif novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dengan tinjauan
sosiologi sastra, (3) mendeskripsikan hasil implementasi nilai-nilai edukatif
dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani sebagai bahan ajar
sastra di SMA.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengkaji novel Anak-
Anak Langit karya Zhaenal Fanani dalam sebuah penelitian dengan judul
“Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani:
Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di
SMA”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini meneliti nilai-nilai edukatif yang terdapat pada novel
Anak-Anak Langit karya Rohmat Nurhadi Alkastani. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif deskriptif. Dalam penelitian kualitatif terdapat dua tingkatan
penelitian, yaitu studi kasus penelitian terpancang (embedded case study
research) dan studi kasus penelitian lapangan (grounded case study research)
(Sutopo, 2006:137).
Dalam penelitian kualitatif ini peneliti memanfaatkan strategi penelitian
terpancang (embedded case study research) yaitu studi kasus yang objek
3
penelitian mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam
mengenai potret kondisi dalam suatu konteks tentang apa yang sebenarnya
terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya (Sutopo, 2006:39).
Penelitian kualitatif digunakan karena data yang dihasilkan dalam penelitian
ini adalah berupa kutipan-kutipan yang diperoleh dari novel. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis
nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dan
implementasinya sebagai bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMA.
Objek penelitian adalah pokok atau topik sastra (Sangidu, 2004:64).
Objek penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit
karya Zhaenal Fanani melalui tinjauan sosiologi sastra dan implementasinya
sebagai bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMA.
Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam
arti luas) yang harus dicari dan dikumpulkan oleh pengkaji sesuai dengan
masalah pengkajian. Jadi, data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi
jawaban terhadap masalah yang dikaji (Subroto dalam Imron, 2012:13).
Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dari teks cerita yang berupa kata-
kata, frase, dan kalimat yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit karya
Zhaenal Fanani cetakan pertama yang diterbitkan oleh Laksana tahun 2011
dengan tebal 423 halaman.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber
data adalah sumber utama penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya
(Siswantoro, 2005:54). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel
Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani cetakan pertama Juni tahun 2011
yang diterbitkan oleh Laksana dengan tebal buku 423 halaman. Sumber data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat
perantara, tetapi masih berdasarkan pada kategori konsep (Siswantoro,
2005:54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah biografi
pengarang yaitu Zhaenal Fanani dan skripsi yang salah satunya berjudul
4
“Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Sepotong Janji Karya Gelora Mulia Lubis:
Tinjauan Sosiologi Sastra”.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik pustaka dan catat. Teknik pustaka yaitu
mempergunakan sumber-sumber tertulis, diperoleh sesuai dengan masalah
dan tujuan sastra, dalam hal ini tinjauan-tinjauan sosiologi. Teknik catat
adalah suatu teknik yang menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci
dengan melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap
sumber primer (Subroto dalam Imron, 2011:16). Teknik simak-catat adalah
peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat
terhadap sumber data primer dan sumber data sekunder kemudian dicatat
untuk dijadikan sebagai landasan teori dan acauan dalam hubungan dengan
objek yang akan diteliti.
Dalam menguji validitas data pada penelitian ini digunakan teknik
trianggulasi. Patton (dalam Sutopo, 2006:78) menyatakan ada empat teknik
trianggulasi, yakni trianggulasi sumber, trianggulasi peneliti, trianggulasi
metode, dan trianggulasi teori. Teknik validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah trianggulasi teori dalam membahas aspek yang dikaji.
Peneliti menggunakan teori strukturalisme, sosiologi sastra, dan nilai-nilai
edukatif dalam mengkaji novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis novel Anak-Anak Langit
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara dialetik yang dilakukan
dengan cara menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam novel dengan
mengintegrasikannya ke dalam satu kesatuan makna. Menurut Goldmann
(dalam Faruk, 2010:77), metode dialetik mengembangkan dua pasang
konsep, yaitu “keseluruhan bagian” dan “pemahaman penjelasan”. Setiap
fakta atau gagasan setiap individual mempunyai arti hanya jika ditempatkan
dalam keseluruhan. Sebaliknya, keseluruhan hanya dapat dipahami dengan
pengetahuan yang bertambah mengenai fakta-fakta parsial atau yang tidak
menyeluruh yang membangun keseluruhan itu. Adapun langkah yang akan
dilakukan untuk menganalisis Anak-Anak Langit, yaitu (1) menganalisis
5
novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dengan menggunkan analisis
struktural, (2) analisis nilai-nilai edukatif dalam novel Anak-Anak Langit
karya Zhaenal Fanani dengan tinjauan sosiologi sastra.
C. HASIL PEELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum penelitian lebih lanjut meneliti nilai-nilai edukatif yang
terdapat dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani, peneliti
terlebih dahulu meneliti struktur yang membangun novel tersebut. Adapun
analisis struktur pembangun novel menggunakan pendapat Nurgiantoro. Hasil
dari analisis struktural yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sebagai
berikut.
1. Novel Anak-Anak Langit mengangkat tema perjuangan seorang perempuan
yang ingin mengembalikan hak anak-anak yang tidak sempat mereka
nikmati.
2. Alur yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit menggunakan alur
maju (progresif), yaitu alur yang dimulai dari tahap penyituasian,
pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian
secara urut.
3. Tokoh utama dalam novel ini yaitu Ziza. Selain itu, terdapat tokoh
tambahan, di antaranya Pak Daming, Malaikah, Hamdani, Tatian, Binari,
Salisi binti Salisu, Hanbek, Bojongdeli, Siliu, Hambara, Hambari, Dimitar,
Jangkaru, Bawakare, Pak Kusen, Halikin, Syahrini, Singgih Danutirto,
Anggarita, dan Ronggo Subekti.
4. Latar pada novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani dibagi menjadi
tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat dalam novel ini
antara lain, di trotoar sekitar Tugu Pancoran, area tanah kosong, Rumah
Sakit Pertamina. Latar waktu pada novel terjadi pada tahun 1982 sampai
1998, sedangkan latar sosial adalah kehidupan Ziza dan cara pandang
anak-anak jalanan terhadap pendidikan.
6
a. Analisis Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Anak-Anak Langit
Nilai edukatif adalah sesuatu hal yang memiliki daya guna untuk
mengubah sikap dan perilaku seseorang demi menuju kehidupan yang
berakhlak budi dan bermoral. Nilai edukatif yang terdapat dalam novel Anak-
Anak Langit terdiri atas (a) meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, (b) cinta
kasih, yang meliputi (1) cinta kasih kepada sesama manusia dan (2) cinta
kasih terhadap keluarga, (c) penghargaan, (d) kesederhanaan, dan (e) tolong-
menolong.
1) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa
Sikap menyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa ditunjukkan oleh
Hambari yang saat itu sedang sakit dan tidak bisa lagi mengikuti kegiatan
bersama Kak Ziza. Akan tetapi, akhirnya ia dipertemukan lagi dengan
Ziza dan Hambari sangat merasa bersyukur kepada Allah. Sikap tersebut
terlihat pada kutipan berikut.
Hambari menengadahkan kedua tangannya. “Tuhan, terima kasih telah Kau datangkan Kak Ziza padaku. Satu permintaanku, jangan pisahkan kami lagi. Ia terlalu indah buatku. Aku bangga bersamanya” (hlm.410). Kutiapan di atas menunjukkan bahwa Hambari menyakini bahwa
apa yang ia dapatkan saat ini adalah anugrah dari Allah Swt. Hal tersebut
dibuktikan oleh Hambari dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah
Swt.
2) Cinta dan Kasih Sayang
a. Kasih Sayang Terhadap Sesama
Kasih sayang terhadap sesama ditunjukkan oleh kepedulian Ziza
terhadap anak-anak jalanan untuk meluangkan waktu belajar dan
menasehati kepada anak-anak jalanan bahwa belajar itu penting.
“Silakan kalian menjadi anak jalanan. Tapi jangan lupa, kalian memiliki kesempatan untuk menjadi orang sukses. Itu harus dimulai dengan belajar!” serunya sambil membagikan buka-buku bacaan (hlm.68).
7
b. Kasih Sayang Terhadap Keluarga
Kasih sayang terhadap keluarga dapat diwujudkan dalam
banyak hal, di antaranya adalah berbakti kepada orang tua. Berbakti
kepada orang tua merupakan ibadah dan wajib hukumnya bagi anak
karena orang tua telah mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak-
anaknya. Tidak salah jika jasa orang tua tidak bisa dibalas dengan
seberapa besar materi yang kita berikan termasuk kemewahan dunia.
Kasih sayang terhadap keluarga dengan berbakti kepada kedua
orang tua juga digambarkan oleh Ziza. kecintaan dan kasih
sayangnya terhadap ibunya dilakukan dengan cara membantu ibunya
bekerja. Kecintaan Ziza terhadap ibunya dapat dilihat dalam kutipan
berikut.
“Mulai sekarang, Emak tidak boleh ke kebun lagi. Biar Ziza yang mencari daun pisang dan menjualnya ke pasar. Emak harus istirahat. Ziza tak mau Emak sakit” (hlm.43).
3) Penghargaan
Nilai penghargaan ditunjukkan oleh Ziza dengan mendapatkan nilai
terbaik selama menempuh jenjang pendidikan baik di Sekolah Dasar,
SMP, maupun SMA. Dengan hasil prestasinya tersebut mengantar Ziza
masuk perguruan tinggi negeri. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
Tatkala ujian kelas enam telah selesai dan para wali murid diminta hadir untuk mendengar pengumuman, Pak Daming adalah satu-satunya orang yang sangat berbahagia dan terharu, manakala Ziza diumumkan sebagai peraih DANEM tertinggi di sekolahnya (hlm.62).
Nilai yang tertinggi mengantar Ziza masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur PMDK. Ia tak harus berdesakan memperebutkan kursi perguruan tinggi negeri seperti calon mahasiswa yang lain. Karena jiwanya telah terserap oleh kehidupan anak-anak jalanan, ia sengaja mengambil jurusan psikologi. Baginya, inilah saat dunia pendidikannya terhenti beberapa saat, untuk kemudian bergerak kembali memasuki sebuah dunia pendidikan baru. Ia akan mengawali sebuah babak baru (hlm.72-73).
8
4) Kesederhanaan
Nilai kesederhanaan ditunjukkan oleh Ziza yang ingin memberikan
sarana dan prasarana untuk anak-anak dalam mendapatkan ilmu. Ziza
meminta bantuan kepada Pak Daming untuk mencarikannya sebuah
papan tulis, seperti terlihat dalam kutipan berikut.
“Bapak punya papan?” dari dalam kamarnya, terdengar suara Ziza. “Papan? Papan tulis maksudmu?” “Ya.” “Bagian belakang lemari bapak penutupnya lembaran kayu bekas papan tulis. Kau bisa menggunakannya. Tapi, catnya sudah hampi pudar.” “Kalau menggunakan papan itu bagaimana dengan lemari Bapak?” Terdengar tawa Pak Daming lalu disusul kata-katanya, “Jangankan hanya papan penutup belakangnya, seandainya kau perlu lemarinya, Bapak akan serahkan padamu. “Terima kasih, Pak,” kata Ziza dari dalam kamar (hlm.107-108). Kutipan di atas merupakan bentuk kesederhanaan Ziza dalam
memberikan sarana dan prasarana kepada anak-anak untuk mendapatkan
ilmu. Papan yang awalnya digunakan Pak Daming sebagai penutup
belakang lemari kini menjadi papan tulis yang berguna. Ziza
menggunakannya untuk memberikan ilmu kepada anak-anak jalanan.
5) Tolong-menolong
Sikap tolong-menolong dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan
kepedulian kita terhadap sesama manusia. Allah Swt juga memerintahkan
kepada kita untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Seperti
pada firman Allah Swt.
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al-Ma’idah, 5:2) Novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani menggambarkan
nilai tolong-menolong antarsesama. Hal tersebut ditujukkan dari sikap
Ziza dan anak-anak jalanan yang membantu mencari uang untuk
9
membayar biaya rumah sakit ibu Salisi binti Salisu. Mereka bersama-
sama mengumpulkan uang demi membantu sahabatnya. Hal tersebut
dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Ini hasil kami sepanjang hari ini. Terimalah,” kata Tatian sambil menyerahkan uang. “Salisi, Kakak dan teman-temanmu sepakat akan mengamen sepanjang ibumu dirawat di rumah sakit. Mudah-mudahan yang kita lakukan dapat membantu,” kata Ziza pelan (hlm:224).
b. Implementasi Hasil Penelitian Novel Anak-Anak Langit dalam
Pengajaran Sastra di SMA
Novel Anak-Anak Langit dapat diimplementasikan dalam materi
pembelajaran sastra Indonesia. Implementasi disesuaikan dengan SK dan KD
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas XI semester 1 sebagai berikut.
Standar Kompetensi Kompetendi Dasar
7. Memahami berbagai novel
Indonesia atau novel
terjemahan
7.2. Menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia atau terjemahan.
Implementasi hasil penelitian novel Anak-Anak Langit sebagai bahan
ajar sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi
pembelajaran sastra. Novel Anak-Anak Langit mengandung unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk
menemukan tema, fakta cerita, serta sarana cerita. Unsur ekstrinsik
diimplementasikan untuk menemukan nilai religius yang terdapat dalam
novel tersebut.
D. PENUTUP
Berdasarkan analisis terhadap novel Anak-Anak Langit dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Novel Anak-Anak Langit mengangkat tema perjuangan seorang
perempuan yang ingin mengembalikan hak anak-anak yang tidak sempat
mereka nikmati.
10
2. Alur yang terdapat dalam novel Anak-Anak Langit menggunakan alur
maju (progresif), yaitu alur yang dimulai dari tahap penyituasian,
pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian
secara urut.
3. Tokoh dalam novel ini, antara lain Ziza, Pak Daming, Malaikah,
Hamdani, Tatian, Binari, Salisi binti Salisu, Hanbek, Bojongdeli, Siliu,
Hambara, Hambari, Dimitar, Jangkaru, Bawakare, Pak Kusen, Halikin,
Syahrini, Singgih Danutirto, Anggarita, dan Ronggo Subekti.
4. Latar tempat dalam novel ini antara lain, di trotoar sekitar Tugu
Pancoran, aera tanah kosong, Rumah Sakit Pertamina. Waktu penceritaan
dalam novel ini terjadi selama enam belas tahun yang diketahui dari
tokoh utama yang bersekolah mulai Sekolah Dasar sampai perguruan
tinggi. Latar waktu dalam novel ini digambarkan dengan waktu pagi hari,
siang hari, sore hari, malam hari, dan penggambaran waktu berupa hari,
tahun, dan jam. Selain itu, pengarang juga menceritakan tentang
peristiwa kerusuhan yang dilakukan mahasiswa pada tahun 1998. Latar
sosial dalam novel ini adalah kehidupan Ziza dan cara pandang anak-
anak jalanan terhadap pendidikan.
5. Pada penelitian ini ditemukan lima nilai-nilai edukatif yang terdapat
dalam novel Anak-Anak Langit karya Zhaenal Fanani. Kelima nilai-nilai
edukatif tersebut adalah (a) meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, (b)
cinta kasih, yang meliputi (1) cinta kasih kepada sesama manusia dan (2)
cinta kasih terhadap keluarga, (c) penghargaan, (d) kesederhanaan, dan
(e) tolong-menolong.
6. Implementasi hasil penelitian novel Anak-Anak Langit sebagai bahan ajar
sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi
pembelajaran sastra. Novel Anak-Anak Langit mengandung unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa
untuk menemukan tema, fakta cerita serta sarana cerita. Unsur ekstrinsik
diimplementasikan untuk menemukan nilai-nilai edukatif yang terdapat
dalam novel tersebut.
11
Daftar Pustaka
Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2011. Metode Penelitian Sastra (hand out Kuliah Metodologi Penelitian Sastra). Surakarta.
Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genentik sampai Post-modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pradopo, Rahmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahmanto, B. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekatan Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unit Pnenerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra, Analisi Psikologis. Surakarta: Muhammdaiyah University Press.
Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Tillman, Dane. 2004. Pendidikan Nilai untuk Kaum Muda Dewasa (Terjemahan Risa Pranoto). Jakarta: Grasindo. Waluyo, Herman. 2002. Apresiasi dan Pengajaran Sastra. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Wellek, Rene, dan Warren, Austin. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Utama. Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.