Post on 14-Aug-2019
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEPERCAYAAN DIRI,
PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA AKADEMIK TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
AIGA KARTIKA
B 200110232
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
AIGA KARTIKA. B 200110232. PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEPERCAYAAN DIRI, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA AKADEMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta). 2015. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik terhadap
tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
linier berganda. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1626 Mahasiswa. Sampel
penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kecerdasan emosional secara
individual berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat
signifikansi 0,05, dengan nilai sig. kecerdasan emosional 0,000<0,05; (2)
kepercayaan diri secara individual berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig. kepercayaan diri
0,000<0,05; (3) perilaku belajar secara individual berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig. perilaku
belajar 0,040<0,05; (4) budaya akademik secara individual berpengaruh terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig.
budaya akademik 0,000<0,05; (5) kecerdasan emosional, kepercayaan diri,
perilaku belajar, dan budaya akademik secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan
nilai sig. F 0,000<0,05. (6) Pengaruh yang dapat dijelaskan oleh kecerdasan
emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi dalam penelitian ini sebesar 93,2%, sedangkan
6,8% dijelaskan faktor selain dalam model tersebut seperti aktivitas belajar,
kedisiplinan, dan kesungguhan dalam mengikuti perkuliahan di kampus.
Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Kepercayaan Diri, Perilaku Belajar,
Budaya Akademik, Tingkat Pemahaman Akuntansi
ABSTRACT
AIGA KARTIKA. B 200110232. EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE, SELF CONFIDENCE, LEARNING BEHAVIOR, AND ACADEMIC CULTURE ON THE LEVEL OF UNDERSTANDING OF ACCOUNTING (Empirical Study On Student of Accounting Studies Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Surakarta). 2015. Thesis. Faculty of Economy and Business, Accounting Department. Muhammadiyah University of Surakarta.
The purpose of this research is to determine the effect of emotional
intelligence, self-confidence, learning behavior, and academic culture on the level
of understanding of accounting.
Data analysis in this study is multiple linear regression analysis. Research
populations are 1626 students and samples are 100 students of Accounting
Program of Muhammadiyah University of Surakarta.
The results showed that: (1) emotional intelligence individually affecting
the level of understanding of Accounting at the level 0.05, with sig. emotional
intelligence 0.000<0.05; (2) self-confidence individually affecting the level of
understanding of Accounting at the level 0.05, with sig. self-confidence
0.000<0.05; (3) learning behavior partial individually affecting the level of
understanding of Accounting at the level 0.05, with sig. learning behavior
0.040<0.05; (4) academic culture individually affecting the level of understanding
of Accounting at the level 0.05, with sig. academic culture 0.000<0.05; (5)
emotional intelligence, self-confidence, learning behavior and academic culture
simultaneously affecting the level of understanding of Accounting at the level
0.05, with sig. F 0,000<0,05. (6) Influence can be explained by emotional
intelligence, self-confidence, learning behavior and academic culture the level of
understanding of Accounting in this research is 93,2%, while 6.8% in addition to
the factors described in the model such as learning activities, discipline, and
seriousness in studying in campus.
Keywords: Emotional Intelligence, Self Confidence, Learning Behavior, Academic
Culture, Level of Understanding of Accounting
1
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan asset yang tidak terhingga nilainya yang
merupakan dasar bagi individu dan masyarakat (Bakar dan Luddin, 2010: 4).
Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi
akuntansi adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan
kemampuan merasakan, memahami secara efektif dalam penerapan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang
manusiawi (Goleman, dalam Wiyono, 2011).
Kepercayaan diri merupakan modal penting untuk memahami
akuntansi karena berkaitan motivasi yang mendukung atau memperlancar
antara kemampuan dan potensi serta cara memanfaatkannya. Tentu
kepercayaan diri dalam ruang lingkup proses belajar mengajar sangat penting,
tanpa kepercayaan diri yang tinggi mustahil akan terjadi pemahaman yang
tinggi pula.
Perilaku belajar dan budaya akademik merupakan hal penting
pemahamaan akuntansi. Karena perilaku belajar berkaitan dengan gaya belajar
pada individu mahasiswa yang dimulai dari memahami makna kuliah,
pengalaman belajar atau nilai, konsepsi dosen, kemandirian dalam belajar,
konsep memiliki buku, dan kemampuan berbahasa. Sedangkan budaya
akademik merupakan tindakan yang didasari atas hasil ilmiah teknis dan
mampu menjelaskan tindakannya itu atas dasar logika dan ilmu pengetahuan
seperti hanya mengikuti diskusi, seminar, dan simposium.
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta merupakan salah satu Fakultas yang pada saat ini
terakreditasi BAN-PT dengan akreditasi A. Hasil wawancara awal terhadap
beberapa mahasiswa program studi akuntansi, ditemukan ada beberapa
mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yang tidak memahami visi misi Program Studi Akuntansi. Terutama nilai-nilai
ke-islaman yang dituangkan dalam visi-misi tersebut. Selain itu hasil
wawancara awal beberapa mahasiswa akuntansi, sebagian besar tidak
2
memahami muatan yang dipelajari dalam ilmu akuntansi, namun masih ada
beberapa mahasiswa yang memahaminya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji
tentang pemahaman akuntansi dengan judul “PENGARUH KECERDASAN
EMOSIONAL, KEPERCAYAAN DIRI, PERILAKU BELAJAR, DAN
BUDAYA AKADEMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) pengaruh kecerdasan
emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program
Studi Akuntansi, 2) pengaruh kepercayaan diri terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi, 3) pengaruh perilaku
belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program Studi
Akuntansi, 4) pengaruh budaya akademik terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi, 5) pengaruh kecerdasan
emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik secara
simultan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program
Studi Akuntansi.
B. METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiwa Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 1626
mahasiswa. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100
mahasiwa Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yang terpilih menjadi sampel dengan teknik purposive sampling.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai
pengaruh kecerdasan emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan
budaya akademik terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket).
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 142).
3
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda. Analisis regresi digunakan untuk menggambarkan pola
pengaruh antara variabel dependen (variabel tak bebas) dengan variabel
independen (variabel bebas). Penaksiran model menyatakan bahwa analisis
tertentu berkenaan dengan analisis penaksiran nilai-nilai (Gujarati, 2003: 17).
Analisis data penelitian ini juga menggunakan uji t yang bertujuan untuk
mengetahui apakah pengaruh masing-masing variable independen terhadap
variable dependen. Uji ini dengan membandingkan signifikansi t hitung < α
(0,05), atau jika hasil t hitung dari t tabel maka ada pengaruh atau signifikan
Selain itu, dilakukan analisis uji ketepatan model antara lain: 1)
Koefisien Determinasi (R2) yaitu perbandingan antara variasi Y yang
dijelaskan oleh X1 dan X2 secara bersama-sama dibanding dengan variasi total
Y. 2) Uji F bertujuan mengetahui apakah perumusan model sudah tepat atau
fit. Uji ini dengan membandingkan signifikansi F hitung < α (0,05), atau jika
hasil F hitung dari F tabel maka model yang dirumuskan sudah tepat
(goodness of fit).
C. HASIL PENELITIAN
1. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
ini.
Tabel 1 Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted RSquare Std. Error of the
Estimate
1 ,0966a 0,932 0,929 5,870
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R² sebesar
0,932 yang menunjukkan bahwa 93,2%. Hasil ini mengindikasikan bahwa
Kecerdasan Emosional, Kepercayaan Diri, Perilaku Belajar, dan Budaya
Akademik mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen Tingkat
4
Pemahaman Akuntansi sebesar 93,2%. Sementara itu, sisanya sebesar
6,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
2. Uji Signifikan-F (Uji F)
Uji signifikansi-F dilakukan guna menentukan good of fit test atau
uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis
hipotesis dalam penelitian. Berikut disajikan hasil uji signifikansi-F pada
tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Uji Signifikan-F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 45062,568 4 11265,642 326,946 0,000b
Residual 3273,432 95 34,457
1
Total 48336,000 99
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa probability value
dari model regresi yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat
signifikansi penelitian 5% sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit) untuk
digunakan sebagai model regresi pengujian hipotesis. Sehingga secara
simultan variabel bahwa Kecerdasan Emosional, Kepercayaan Diri,
Perilaku Belajar, dan Budaya Akademik berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.
3. Uji Koefisien Regresi (Uji-t)
Hasil uji signifikansi-t dalam penelitian ini sebagaimana pada tabel
3 di bawah ini.
Tabel 3 Uji Koefisien Regresi (Uji-t)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Model
B Std. Error Beta
t Sig.
Motivasi Internal 0,484 0,060 0,246 8,071 0,000
Motivasi Eksternal 0,825 0,139 0,380 5,955 0,000
Persepsi Biaya 0,139 0,066 0,058 2,084 0,040
1
Lama Pendidikan 0,922 0,125 0,460 7,402 0,000
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
5
Hasil pengujian statistik t pada tabel 3 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.14 di
atas, menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional secara
individual berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada
tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. kecerdasan emosional
0,000<0,05. Adapun tanda koefisien untuk variabel kecerdasan
emosional adalah positif dengan nilai 0,484. Artinya bertambahnya
nilai kecerdasan emosional sebesar 1, akan mempengaruhi
bertambahnya Tingkat Pemahaman Akuntansi. Sebaliknya penurunan
nilai kecerdasan emosional juga akan menurunkan terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi. Interpretasi pada hasil hipotesis ini diterima,
yaitu Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.
b. Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.14 di
atas, menunjukkan bahwa variabel kepercayaan diri secara individual
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat
signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. kepercayaan diri 0,000<0,05.
Adapun tanda koefisien untuk variabel kepercayaan diri adalah positif
dengan nilai 0,825. Artinya bertambahnya nilai kepercayaan diri
sebesar 1, akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Sebaliknya penurunan nilai kepercayaan diri juga akan
menurunkan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Interpretasi
pada hasil hipotesis ini diterima, yaitu Terdapat pengaruh kepercayaan
diri terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi .
6
c. Hipotesis 3 : Terdapat pengaruh perilaku belajar terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.
Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.14 di
atas, menunjukkan bahwa variabel perilaku belajar secara individual
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat
signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. perilaku belajar 0,040<0,05.
Adapun tanda koefisien untuk variabel perilaku belajar adalah positif
dengan nilai 0,139. Artinya bertambahnya nilai perilaku belajar
sebesar 1, akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Sebaliknya penurunan nilai perilaku belajar juga akan
menurunkan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Interpretasi
pada hasil hipotesis ini diterima, yaitu Terdapat pengaruh perilaku
belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
d. Hipotesis 4 : Terdapat pengaruh budaya akademik terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.
Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.14 di
atas, menunjukkan bahwa variabel budaya akademik secara individual
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat
signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. budaya akademik 0,000<0,05.
Adapun tanda koefisien untuk variabel budaya akademik adalah positif
dengan nilai 0,139. Artinya bertambahnya nilai budaya akademik
sebesar 1, akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Sebaliknya penurunan nilai budaya akademik juga akan
menurunkan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Interpretasi
pada hasil hipotesis ini diterima, yaitu Terdapat pengaruh budaya
akademik terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
e. Hipotesis 5 : Terdapat pengaruh kecerdasan emosional, kepercayaan
diri, perilaku belajar, dan budaya akademik terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.14 di
atas, menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional, kepercayaan
7
diri, perilaku belajar, dan budaya akademik secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat
signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. F 0,000<0,05. Interpretasi
pada hasil hipotesis ini diterima, yaitu Terdapat pengaruh kecerdasan
emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan uji hipotesis sebagaimana rumusam masalah diperoleh
kesimpulan bahwa kecerdasan emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar
dan budaya akademik berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
diterima. Hasil analisis tersebut teruji secara parsial maupun simultan. Temuan
tersebut dikaji dalam pembahasan berikut.
1. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi
Hipotesis 1 (H1) yang menyatakan “Terdapat pengaruh kecerdasan
emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi” dapat terima. Secara
teoritis hasil penelitian ini relevan dengan pendapat Goleman (dalam
Wiyono, 2011) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan,
memahami secara efektif dalam penerapan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
Begitu juga dengan penelitian pendapat Goleman (dalam Hardywinoto,
2003: 52) yang mengatakan Kecerdasan emosional adalah kemampuan
pribadi untuk membedakan dan menanggapi secara tepat suasana hati,
kelakuan dan keinginan orang lain. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan
emosional tentunya mampu mengendalikan emosi dan amarah, sehingga
akan mempengaruhi ketekunan dan keuletan dalam proses belajar
mengajar sehingga akan berdampak pada kualitas belajar yang baik.
Tentunya berdasarkan teori ini kecerdasan emosional, dapat
mempengaruhi peningkatan pemahaman akuntansi. Artinya kemampuan
mahasiswa dalam mengenal potensi, mengendaliakan diri, memahami diri,
8
motivasi dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial sebagai
bagian dari kecerdasan emosional dapat membantu dalam peningkatan
pemahaman akuntansi.
Secara empiris penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nuraeni (2008) yang menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Selain itu juga relevan dengan penelitian Hariyoga dan Suprianto (2011)
yang menunjukkan ada pengaruh positif secara signifikan antara
kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Wiyono
(2012) yang menunjukkan bahwa secara parsial pengenalan diri,
pengendalian diri, dan keterampilan mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Jayadi (2014) yang
menunjukkan menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh
secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini
secara normatif menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosional
mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman mahasiswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
2. Terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Hipotesis 2 (H2) yang menyatakan “Terdapat pengaruh kepercayaan
diri terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi” dapat terima. Secara teoritis
hasil penelitian ini relevan dengan pendapat Suharmoko, (2005:6) yang
mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan pelumas yang
memperlancar roda hubungan antara Anda, kemampuan, yaitu bakat,
keahlian, dan potensi dan cara Anda memanfaatkannya. Begitu juga
pendapat Perry, (2005:11) Kepercayaan diri adalah kemampuan untuk
mempercayai kemampuan sendiri. Artinya berdasarkan teori ini baik
langsung maupun tidak langsung kepercayaan akan mempengaruhi
aktivitas atau memberikan pengaruh positif untuk berbuat lebih. Tentu
apabila mahasiswa memiliki prilaku tersebut maka bukan hal yan tidak
9
mungkin dalam proses belajar akan menambahkan peningkatan
pemahaman.
Penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Elfiky, (2009: 54) rasa
percaya diri adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan
berkembang serta selalu memperbaiki diri. Rasa percaya diri yang tinggi
akan berpengaruh terhadap keyakinan untuk berkembang atau
meningkatkan kapasitas mahasiswa. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Fatimah dalam Khusnia dan Rahayu (2010: 41) mengatikan kepercayaan
diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya
untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri
maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya
Secara empiris penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nuraeni (2008) yang menunjukkan bahwa: Kecerdasan
kepercayaan diri berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman
akuntansi. Karena keyakinan atas kemampuan diri sendiri akan membantu
meningkatkan pemahaman akuntansi. Artinya percaya pada kemampuan
diri sendiri, optimis, objektif dan bertanggung jawab sebagai bagian dari
kepercayaan diri dapat membantu dalam peningkatan pemahaman
akuntansi. Hasil penelitian ini secara normatif menunjukkan semakin
tinggi kepercayaan diri mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap matakuliah, dalam hal ini akuntansi.
3. Terdapat pengaruh perilaku belajar terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Hipotesis 3 (H3) yang menyatakan “Terdapat pengaruh perilaku
belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi” dapat terima. Hasil ini
konsisten dengan pendapat Sutikno, (2009: 4) yang mengatakan bahwa
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Begitu juga dengan
pendapat Aunurrahman (2009: 185) mendefinisikan bahwa kebiasaan
belajar merupakan perilaku belajar siswa yang telah berlangsung lama
10
sehingga memberikan karakteristik tertentu terhadap aktivitas belajarnya.
Banyak perilaku belajar siswa yang tidak baik sehingga berpengaruh pada
penurunan hasil belajar mereka.
Secara empiris penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilaku
kan oleh Hariyoga dan Suprianto (2011) yang menunjukkan ada pengaruh
positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Selain itu juga Jayadi (2014) yang menunjukkan
menunjukkan bahwa Perilaku belajar yang diukur dari kebiasaan
mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke
perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh secara
signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Artinya kebiasaan mengikuti
perkuliahan, kegiatan membaca buku, perilaku mengunjungi perpustakaan,
kebiasaan menghadapi ujian dan Perilaku belajar di rumah/ kos sebagai
bagian dari perilaku belajar dapat membantu dalam peningkatan
pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini secara normatif menunjukkan
semakin tinggi perilaku belajar mahasiswa maka semakin tinggi pula
tingkat pemahaman mahasiswa terhadap matakuliah, dalam hal ini
akuntansi.
4. Terdapat pengaruh budaya akademik terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Hipotesis 4 (H4) yang menyatakan “Terdapat pengaruh budaya
akademik terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi” dapat terima. Hasil ini
relevan dengan pendapat Elfindri (2006: 7) Budaya akademik adalah
budaya yang dihasilkan oleh suatu komunitas yang tindakannya didasari
atas hasil ilmiah teknis dan mampu menjelaskan tindakannya itu atas dasar
logika dan ilmu pengetahuan. Hal tersebut tentunya memberikan
gambaran bahwa budaya akademik mampu memberikan dan
menjembatani mahasiswa untuk lebih dapat menjelaskan berdasrkan
logika dan ilmu pengetahuan. Menurut Latansa (2013: 4) dapat dipahami
sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang
dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di
11
lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. Artinya berdasarkan
teori dan hasil penelitian ini mahasiswa yang mempunyai budaya
akadamik baik akan mampu dan dapat meningkatakna pemahaman
terhadap tingkat pengetahuan. Tentunya budaya akademik bagi mahasiswa
mampu dilihat melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik,
yang mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-
analitis; rasional dan obyektif oleh warga masyarakat akademik.
Secara empiris penelitian ini tidak sejalan dengan hasil studi yang
dilakukan oleh Hariyoga dan Suprianto (2011) yang menunjukkan tidak
ada pengaruh positif secara signifikan antara budaya terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Artinya penghargaan terhadap pendapat orang lain
secara obyektif, pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan
tanggungjawab moral, kebiasaan membaca, penambahan ilmu dan
wawasan, kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat, penulisan
artikel, makalah, buku, diskusi ilmiah, proses belajar-mengajar dan
manajemen perguruan tinggi yang baik sebagai bagian dari budaya
akademik dapat membantu dalam peningkatan pemahaman akuntansi.
Hasil penelitian ini secara matematis menunjukkan semakin tinggi perilaku
belajar mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman
mahasiswa terhadap matakuliaha atau apabila mahasiswa mempunyai
budaya akademik yang baik, maka akan meningkatkan pemahaman
mahasiswa, dalam hal ini pemahaman akuntansi.
5. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional, kepercayaan diri, perilaku
belajar, dan budaya akademik terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Hipotesis 5 (H5) yang menyatakan “Terdapat pengaruh kecerdasan
emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi” dapat terima. Kecerdasan
emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik dalam
penelitian ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Hasil ini secara empiri sesuai dengan hasil studi
12
yang dilakukan oleh Jayadi (2014) yang menunjukkan menunjukkan
bahwa Kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Hasil ini juga memberikan
gambaran bahwa apabila mahasiswa mempunyai kecerdasan emosional
yang tinggi, kepercayaan diri yang tinggi, perilaku belajar yang tinggi, dan
budaya akademik yang tinggi, maka baik langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi pemahaman akuntansi yang tinggi juga.
E. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional,
kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik berperngaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Variabel kecerdasan emosional secara individual berpengaruh terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan
nilai sig. kecerdasan emosional 0,000<0,05. Artinya bertambahnya nilai
kecerdasan emosional akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat
Pemahaman Akuntansi.
2. Variabel kepercayaan diri secara individual berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig.
kepercayaan diri 0,000<0,05. Artinya bertambahnya nilai kepercayaan diri
akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat Pemahaman Akuntansi.
3. Variabel perilaku belajar secara individual berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig.
perilaku belajar 0,040<0,05. Artinya bertambahnya nilai perilaku belajar
akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat Pemahaman Akuntansi.
4. Variabel budaya akademik secara individual berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig.
budaya akademik 0,000<0,05. Artinya bertambahnya nilai budaya
akademik akan mempengaruhi bertambahnya Tingkat Pemahaman
Akuntansi.
13
5. Variabel kecerdasan emosional, kepercayaan diri, perilaku belajar, dan
budaya akademik secara bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi pada tingkat signifikansi 0,05, dengan nilai sig. F
0,000<0,05. Artinya terdapat pengaruh kecerdasan emosional,
kepercayaan diri, perilaku belajar, dan budaya akademik terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.
6. Pengaruh yang dapat dijelaskan oleh kecerdasan emosional, kepercayaan
diri, perilaku belajar, dan budaya akademik terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi dalam penelitian ini sebesar 93,2%, sedangkan 6,8% dijelaskan
faktor selain dalam model tersebut seperti aktivitas belajar, kedisiplinan,
dan kesungguhan dalam mengikuti perkuliahan di kampus.
F. DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman.
Elfindri . 2006. Cara Cerdas Mendapatkan Dana Riset. Cibubur :Visimedia Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hardywinoto. 2003. Anak Unggul Berotak Prima. Hardywinoto & Tony Setiabudi (editor). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. “Pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel pemoderasi”. SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XIV ACEH 2011:Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. www.sna 14aceh.com.
Jayadi, Ahmad Rizal. 2014. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Program S1 Universitas Brawijaya)”. Abstract. Malang: Universitas Brawijaya.
Khusnia, Suniatul dan Rahayu, Siti Azizah. 2010. “Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja Tuna Netra”. Jurnal Penelitian Psikologi. Volume 01, No. 01, Hal. 40-47.
Latansa, Samudi. 2013. “Kajian Pendidikan Islam STAI Latansa Mashiro. Artikel. Diakses dari http://samudi-mpd.blogspot.com/2013/10/budaya-akademik-di-perguruan-tinggi_1687.html
14
Nuraeni, Ike. 2008. ““Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Dan Kepercayaan Diri Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Pada Perguruan Tinggi Se-Surakarta”. Abstract. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Perry, Martin. 2005. Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan Diri. Jakarta: Esensi.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharmoko, Aditya. 2005. Confidence Boosters: Pendongkrak Kepercayaan Diri Jakarta: Erlangga.
Wiyono, M. Wimbo. 2012. “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal WIGA, Vol. 2, No. 2, September 2012, hal: 72-89.