Post on 18-Mar-2019
MODUL PERKULIAHANKEWARGANEGARAAN
SEMESTER GENAP 2016/2017
POKOK BAHASAN :PENDAHULUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Abstract KompetensiPada Bab Pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian.
Setelah anda membaca dan memahami secara mendalam diharapkan anda dapat menjelaskan tentang pengertian, tujuan, landasan dan metode pendidikan kewarganegaraan, serta mengambil manfaat dari pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi.
2016 1 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
FAKULTAS PROGRAM STUDI TATAP MUKA KODE MK DISUSUN OLEHEKONOMI
DAN BISNISMANAJEMENT 01 90003 RANI PURWANTI
KEMALASARI,SH,MH
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan.B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ( visi dan misi ).D.Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.E. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.F. Metode Pembelajaran.G. Forum Diskusi.
MODUL 1 201
6 2 KewarganegaraanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merubah kurikulum mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi. Sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2012, bahwa
perguruan tinggi memiliki otonomi dalam penyusunan kurikulum, namun pada pelaksanaannya
diperlukan rambu-rambu yang sama agar dapat mencapai hasil yang optimal. Disamping itu,
peserta didik di Perguruan Tinggi merupakan insan dewasa, sehingga dianggap sudah memiliki
kesadaran dalam mengembangkan potensi diri untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan
atau professional. Sehubungan dengan itu, maka perubahan pada proses pembelajaran
menjadi penting dan akan menciptakan iklim akademik yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa baik hardskills maupun softskills. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Tinggi
dalam UU No 12 Tahun 12 yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil,
kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seluruh mahasiswa harus mengikuti pembelajaran mata
kuliah dasar umum yang dikenal dengan MKDU (general education). Sebagian dari MKDU telah
dinyatakan dalam UU No 12 Tahun 2012 sebagai mata kuliah wajib, yaitu Agama, Pancasila,
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Dalam rangka menyempurnakan capaian
pembelajaran, maka MKDU ditambah dengan Bahasa Inggris, Kewirausahaan, dan mata kuliah
yang mendorong pada pengembangan karakter lainnya, baik yang terintegrasi maupun individu.
Pendidikan kewarganegaraan dikembangkan di seluruh dunia dalam istilah yang
berbeda beda. Pendidikan kewarganegaraan sering disebut dengan istilah Civic Education,
Citizenship Education dan bahkan ada yang menyebut sebagai Democracy Education. Sebagai
2016 3 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
A. Pendahuluan
Kewarganegaraan adalah pendidikan yang diorientasikan untuk membina dan membelajarkan seseorang menjadi warga negara yang baik yakni; Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa; Memiliki nasionalisme yang kuat; Sadar serta mampu membina dan meletakkan hak dan kewajiban dirinya sebagai manusia, warga masyarakat dan bangsa negaranya; taat asas, demokratis dan partisipatif serta aktif – kreatif dan positif dalam kebhinekaan kehidupan masyarakat bangsa dan negara.
mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi, mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
pelajaran yang menyelenggarakan pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikultural
bagi mahasiswa guna mendukung terwujudnya warga Negara yang sadar akan hak dan
kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk
membangun bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai bidang
keilmuan dan profesinya.
Menurut Juliardi ( 2014 : 2 – 4 ) ada dua alasan yang melatarbelakangi pentingnya
pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi yaitu :
1. Eksternal.
Pengaruh eksternal yakni didasarkan atas kuatnya pengarul globalisasi dan modernisasi
dewasa ini. Globalisasi menjadi realitas yang tak terelakkan yang membawa pengaruh
terhadap struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti tercermin
pada pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat. Globalisasi tidak saja membawa pengaruh
positif tentang demokrasi, Hak Asasi Manusia ( HAM ), keterbukaan dan lain lain. Di sisi lain
globalisasi membawa pengaruh yang negatif seperti dekadensi moral, pergaulan bebas,
narkoba dan lain sebagainya. Pada masyarakat yang semakin terbuka maka pendidikan
karakter sebagaimana tercermin dalam pendidikan kewarganegaraan menjadi benteng
membekali individu dari pengaruh globalisasi. Globalisasi tidak bisa dibendung atau
dihindari, tetapi yang paling penting adalah bagaimana menyikapi globalisasi tersebut
dengan kritis, dewasa dan bijaksana.
Selain itu, Globalisasi disisi lain menempatkan dominasi negara negara maju atas negara
negara berkembang. Negara negara maju dengan segala kekuatannya menjadi penentu
peta politik dunia dan mampu memberikan tekanan bagi negara negara yang secara politis
kurang berpengaruh. Dialektika negara negara maju dan negara negara berkembang pada
gilirannya akan memberikan struktur baru, yaitu struktur global yang mempengaruhi pola
pikir dan mentalitas negara lain. Akibatnya mentalitas negara-negara semakin memudar
bahkan mungkin hilang. Pada tataran sosiologis terjadi pergeseran nilai sebagai
konsekwensi benturan antara nasionalisme dan internasionalisme. Bila kondisi itu tidak
disikapi secara bijaksana maka sendi sendi bernegara akan semakin longgar.
2. Internal.
Pengaruh internal yakni didasarkan atas perjalanan Bangsa Indonesia yang telah
mengalami beberapa masa sejak era penjajahan, era perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan, era pengisian kemerdekaan, reformasi dan pasca reformasi saat ini. Setiap
2016 4 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
perubahan memberi tantangan yang berbeda beda sehingga perlu disikapi dengan nilai nilai
yang dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI )
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia,
meskipun dengan berbagai istilah atau nama. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai Civic
Education, Citizenship Education, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai Democrcy
Education. Tetapi pada umumnya pendapat para pakar tersebut mempunyai maksud dan tujuan
yang sama. Beberapa pandangan para pakar tentang pendidikan kewarganegaraan adalah
sebagai berikut:
1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics, pada tahun 1886,
merumuskan pengertian Civics dengan The Sciens Of Citizenship, the relation of man, the
individual, to man in organized collections, the individual in his relation to the state. Dari
definisi tersebut, Civics dirumuskan dengan Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan
hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi
(organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara individu- individu dengan negara.
2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa Civics adalah Citizenship mempunyai dua makna
dalam aktivitas sekolah. Yang pertama, kewarganegaraan termasuk kedudukan yang
berkaitan dengan hukum yang sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara
terbanyak, organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung jawab
3. Edmonson (1958) mengemukakan bahwa Civics adalah kajian yang berkaitan dengan
pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban warga negara.
4. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi
yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokrasi dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial.
5. Soedijarto, mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang
bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik
dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis
2016 5 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
Civics/Citizenship Education
Mencakup semua aspek kehidupan bernegara
Dari definisi definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian Civic Education (Pendidikan
Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh positif dari pendidikan di sekolah,
pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar sekolah. Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan
dalam menyusun program Civic Education yang diharapkan akan menolong para peserta didik
(mahasiswa) untuk:
a. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.
b. Dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai
macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat dan negara.
Jadi, pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) adalah program pendidikan yang
memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam hubungan hakekat
pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai
landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan
dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to be
good citizenship, yakni warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional,sosial
maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Secara istilah Civics Education oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah
2016 6 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
Pendidikan Kewargaan diwakili oleh Azyumardi Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic
Education) UIN Jakarta sebagai Pengembang Civics Education di Perguruan Tinggi yang
pertama. Sedangkan istilah Pendidikan Kewarganegaraan diwakili oleh Zemroni, Muhammad
Numan Soemantri, Udin S. Winataputra dan Tim CICED ( Center Indonesian for Civics
Education), Merphin Panjaitan, Soedijarto dan pakar lainnya.
Pendidikan Kewarganegaraan semakin menemukan momentumnya pada dekade 1990-an
dengan pemahaman yang berbeda-beda. Bagi sebagian ahli, Pendidikan Kewarganegaraan
diidentikkan dengan Pendidikan Demokrasi (Democracy Education), Pendidikan HAM (Human
Rights Education) dan Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education). Pendidikan
Kewarganegaraan juga mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintahan, konstitusi,
lembaga- lembaga demokrasi, rule of law , hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi,
partisipasi aktif dan keterlibatan warga negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang
lembaga- lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi
publik dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi
kritis, penyelidikan dan kerjasama, keadilan sosial, pengertian antarbudaya dan kelestarian
lingkungan hidup dan hak asasi manusia.
Sedangkan Zamroni berpendapat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis
dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat.
Dari definisi definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang diorientasikan untuk membina dan membelajarkan
seseorang menjadi warga negara yang baik yakni;
a. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memiliki nasionalisme yang kuat;
c. Sadar serta mampu membina dan meletakkan hak dan kewajiban dirinya sebagai manusia,
warga masyarakat dan bangsa negaranya;
d. Taat asas, demokratis dan partisipatif;
e. Aktif – kreatif dan positif dalam Kebhinekaan kehidupan masyarakat bangsa dan negara.
2016 7 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ( visi dan misi ).
Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/Kep/2006, terdapat visi dan misi
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa mementapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan
pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa
yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah
air dan bangsanya.
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air da;lam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.
Dari penjabaran visi-misi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya tujuan
utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran
bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa,
Wawasan Nusantara, serta Ketahanan Nasional dalam diri mahasiswa calon
sarjana/ilmuwan warga negara NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai iptek dan
seni. Kualitas warga negara akan ditentukan terutama oleh keyakinan dan sikap hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dipelajarinya.
Menurut Bakry (2008:3), pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran berbangsa dan bernegara serta jiwa demokratis yang berkeadaban. Dengan tujuan
demikian ini, maka pendidikan kewarganegaraan berlandaskan berdasarkan filsafat dan hukum
yakni sebagai berikut :
1. Landasan ilmiaha. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan. Setiap warga negara dituntut untuk hidup berguna bagi negara dan bangsanya, serta
mampu mengantisipasi masa depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait
dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Untuk itu
2016 8 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
D.Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
kepada setiap warga negara diperlukan adanya pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan seni yang berlandaskan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai budaya bangsa tersebut
berperan sebagai panduan dan pegangan hidup bagi setiap warga negara.
Pokok bahasan Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga negara
serta pendidikan pendahuluan bela negara, yang semua itu berpijak pada budaya bangsa.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan
adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta membentuk sikap dan
perilaku yang cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa. Sebab kualitas warga negara yang baik adalah
sangat ditentukan terutama oleh keyakinan dan sikap hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dipelajarinya.
b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan. Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem
dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun
objek formalnya. Objek material ialah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji ulang oleh suatu
bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih
untuk membahas objek material tersebut.
Adapun objek material dari pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan
dengan warga negara baik yang bersifat empirik maupun non-empirik, yang meliputi wawasan,
sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya
mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara ( termasuk
hubungan antar warga negara ) dan segi pembelaan negara. Dalam hal ini pembahasan
Pendidikan Kewarganegaraan terarah pada warga negara Indonesia dalam hubungannya
dengan negara Indonesia dan pada upaya pembelaan Negara Indonesia.
Objek pembahasan pendidikan kewarganegaraan menurut keputusan Dirjen pendidikan
tinggi No.43/DIKTI/Kep/2006 dijabarkan lebih rinci yang meliputi pokok-pokok bahasan
sebagaimana dikemukakan dalam tinjauan mata kuliah (terdiri dari 8 modul ) substansi kajian
pendidikan kewarganegaraan mencakup :
1. Filsafat Pancasila;
2. Identitas nasional;
3. Negara dan konstitusi;
4. Demokrasi Indonesia;
2016 9 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
5. Rule of Law dan HAM;
6. Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara;
7. Geopolitik Indonesia;
8. Geostrategi Indonesia.
Dengan demikian isi pembelajaran Pendidikan Kewargaan (Civic Education) diarahkan
untuk national and Character Building bangsa Indonesia yang relevan dalam memasuki era
demokratisasi.
c. Rumpun Keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan disejajarkan Civics Education yang dikenal di berbagai
Negara. Sebagai bidang studi ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner bukan
monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini
diambil dari berbagai disiplin ilmu. Maka dalam upaya pembahasan dan pengembangannyapun
perlu dibantu oleh disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti: ilmu hukum, ilmu politik, sosiologi,
administrasi negara, ilmu ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan bangsa dan ilmu filsafat.
2. Landasan hukum Landasan hukum kewarganegaraan meliputi :
a.UUD NRI 1945
1. Pembukaan UUD NRI 1945, khususnya pada alinea kedua dan keempat, yang memuat
cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya.
2. Pasal 27 Ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.
3. Pasal 30 Ayat (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaaan negara “.
4. Pasal 31 Ayat (1) menyatakan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.”
b. Ketentuan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis- Garis Besar Haluan Negara.
c. Undang – Undang No. 20 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara Republik Indonesia ( Jo. UU No. 1 Tahun 1988).
1. Dalam Pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak dan kewajiban warga negara yang
diwujudkan dengan keikutsertakan melalui pendidikan pendahuluan Bela Negara
sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.
2016 10 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
2. Dalam Pasal 19 (2) sebutkan bahwa pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti
oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal pada tingkat
pendidikan dasar sampai pada pendidikan menengah ada dalam gerakan kewiraan
Pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat pendidikan tinggi ada dalam bentuk pendidikan.
d. Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusuan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar Mahasiswa
dan Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum inti pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa
pendidikan Agama, pendidikan bahasa dan pendidikan kewarganegaraan merupakan
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian, yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelompok program studi.
e. Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur jendral Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional Nomor43/DIKTI/2006, yang memuat rambu – rambu
pelaksanaan kelompok Mata kuliah Pengembangan Kepribadan di Pserguruan Tinggi.
Adapun ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian
2. Negara dan sistem pemerintahan.
3. Pancasila dan Implementasinya
4. Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa.
5. Demokrasi antara Teori dan Pelaksanaannya di Indonesia
6. Hak & Kewajiban Warganegara
7. Konstitusi & Rule of Law
8. Hak Asasi Manusia
9. Geopolitik
10. Geostrategi
11. Otonomi Daerah
12. Masyarakat Madani
13. Good Governance
14. Globalisasi
2016 11 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
E. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran kewarganegaraan menggunakan Metode Student Active Learning ini
meliputi antara lain:
1. Studi kasus.
Mahasiswa diberikan kasus yang perlu dicari pemecahan masalahnya sesuai dengan
pokok bahasan yang sedang dibahas.
Studi kasus dapat juga dilakukan saat tugas kelompok.
2. Diskusi.
Mahasiswa ditugaskan untuk membahas dan bertukar pendapat mengenai topik atau
masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan
teliti.
Diskusi dapat juga dilakukan pada Forum E learning.
3. Tugas kelompok
Metode pembelajaran dengan memberikan tugas kepada mahasiswa yang telah dibuat
kelompok, misalnya dalam bentuk karangan atau makalah, kliping dan/atau mengamati
suatu kejadian.
4. Quiz.
Mahasiswa wajib mengisi Quiz pada setiap pertemuan E Learning.
5. Debat.
Mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Di dalam kelompok tersebut
mahasiswa melakukan perdebatan tentang topik tertentu.
Debat dapat juga dilakukan pada Forum E learning.
6. Collaborative Learning (CL).
Merupakan proses belajar kelompok, di mana setiap anggota menyumbangkan
informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan
pemahaman seluruh anggota.
7. Problem-Based Learning (PBL).
Metode belajar yang menggunakan masalah yang komplek dan nyata untuk memicu
pembelajaran sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru.
2016 12 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
G. Forum Diskusi.
Pengaruh Globalisasi dan Manfaat KWN.Bila kita berbicara Globalisasi, maka globalisasi dijelaskan sebagai arus informasi dan
komunikasi tanpa batas terhadap kehidupan masyarakat dunia. Arus informasi yang
berkembang cepat menyebabkan cakrawala pandang manusia menjadi terbuka dan menembus
batas udara, daratan dan perairan di bumi ini. Globalisasi juga ditandai dengan pesatnya
perkembangan teknolgi dan meningkatnya komunikasi antar Negara serta ketergantungan
antara satu dengan yang lainnya.Globalisasi yang kita rasakan saat ini, sangat terasa
pengaruhnya. Karena didukung oleh teknologi yang semakin pesat, khususnya dalam bidang
komunikasi dan informasi. Secara tidak sadar, hal ini telah mengubah norma-norma yang ada,
menimbulkan kekacauan yang bersifat normatif, serta menyebakan manusia menjadi
disorientasi disebabkan tidak adanya kepastian. Contohnya banyaknya hoak dalam pilkada
yang disebarkan melalui Medsos, Paham paham radikal yang disebar melalui medsos, dsb.
Globalisasi menjadi realitas yang tak terelakkan yang membawa pengaruh terhadap
struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti tercermin pada pola pikir,
sikap dan tindakan masyarakat. Globalisasi tidak saja membawa pengaruh positif tentang
demokrasi, Hak Asasi Manusia ( HAM ), keterbukaan dan lain lain. Di sisi lain globalisasi
membawa pengaruh yang negatif seperti dekadensi moral, pergaulan bebas, narkoba dan lain
sebagainya. Pada masyarakat yang semakin terbuka maka pendidikan karakter sebagaimana
tercermin dalam pendidikan kewarganegaraan menjadi benteng membekali individu dari
pengaruh globalisasi.
Selain itu, Globalisasi disisi lain menempatkan dominasi negara negara maju atas negara
negara berkembang. Akibatnya mentalitas negara-negara berkembang semakin memudar
bahkan mungkin hilang. Pada tataran sosiologis terjadi pergeseran nilai sebagai konsekwensi
benturan antara nasionalisme dan internasionalisme. Contoh : Kebijakan MEA, dimana terjadi
benturan antara nasionalisme dan internasionalisme. Bila kondisi itu tidak disikapi secara
bijaksana maka sendi sendi bernegara akan semakin longgar.
Pertanyaan :
a. Uraikan yang dimaksud dengan Kewarganegaraan dan apa manfaat mata kuliah
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ! ( uraikan dengan singkat )
b. Menurut pendapat anda, apa peranan pendidikan Kewarganegaraan dalam rangka
menghadapi Globalisasi sebagai mata kuliah pembentukan karakter di Perguruan Tinggi !
( kaitkan pendapat anda dengan jawaban teori pada point a )
2016 13 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
A. LITERATUR UTAMA.Arrisetyanto Nugroho, Dadan Anugrah, Ghazaly Ama La Nora, “ETIKA BERWARGA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI, Universitas Mercu Buana, 2017.
B. LITERATURAmin, Zainul Ittihad. 1999. Pendidikan Kewiraan (Modul). Jakarta:Universitas Terbuka.Budiardjo, Miriam. 1996. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia.
Budiman, Arief. 1997. Teori Negara (Negara, Kekuasaan dan Ideologi). Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
Karsono, Dedi. 1996. Kewiraan Tinjauan Strategis Dalam Berbangsa dan Bernegara. Jakarta:Grasindo.
2016 14 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id
Koerniatmanto Soetoprawira, B. 1996. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Indonesia.
Lembaga Ketahanan Nasional. 1980. Kewiraan. Bandung:CV. Karya Kita.
Rosyada, Dede, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
Sumarsono, dkk. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ubaidillah, A, dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.
Tim Dosen Unimed , Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: 2011
C. PERATURAN
Undang - Undang Dasar 1945, sebelum dan sesudah Amandemen.
Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan ( menyatakan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara ).
Piagam Jakarta.
Peraturan perundangan lainnya yang relevan
2016 15 Kewarganegaraan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRani Purwanti Kemalasari, SH,MH http://www.mercubuana.ac.id