Post on 01-Mar-2020
MODUL PERKULIAHAN
AKUNTANSI BIAYA, KONSEP BIAYA DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA
Pentingnya akuntansi biaya bagi manajemen dan controller.
Perbandingan antara akuntansi keuangan dan akuntansi biaya.
Konsep biaya
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen 07 MK84031 Lusia Sri Arini S.Pd, MM.
Abstract Kompetensi Pentingnya akuntansi biaya
dalam pengambilan keputusan.
Perbandingan akuntansi biaya dengan akuntansi manajemen.
Konsep Biaya
Mahasiswa diharapkan mampu memahami pentingnya akuntansi biaya dalam pengambilan keputusan, dapat membandingkan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan .
Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami macam-macam biaya.
1.AKUNTANSI BIAYA, KONSEP BIAYA DAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA
A. LINGKUNGAN AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi biaya merupakan satu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara
mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya yang digunakan. Disamping itu akuntansi
biaya juga membahas tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi dan
dijual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual.
Peran akuntansi biaya :
1. Penyusunan Anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan.
2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian biaya, pembebanan
biaya yang akurat serta perbaikan mutu yang berkesinambungan.
3. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan penetapan harga,
evaluasi terhadap produk, evaluasi kinerja department atau divisi, pemeriksaan persediaan
secara fisik.
4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi, tahunan atau
periode yang lebih singkat.
5. Memilih sistem dan prosedur dari alternative yang terbaik, guna dapat menaikkan
pendapatan maupun menurunkan biaya.
B. KONSEP BIAYA
Biaya ( cost )
Adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diatur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis dan digolongkan
sebagai aktiva, dimasukkan dalam neraca.
Contoh : persediaan : bahan baku, barang dalam proses, barang jadi Supplies.
Biaya (ekspense)
Adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis, dimasukkan dallm
laba rugi sebagai pengurang pendapatan.
Contoh: beban penyusutan, beban pemasaran, biaya operasi.
‘13 2 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Objek biaya adalah tempat dimana biaya diakumulasikan atau diukur.
Unsur aktivitas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya adalah :
1. Produk
2. Produksi
3. Department
4. Divisi
5. Batch dari unit-unit sejenis
6. Lini produk
7. Kontrak
8. Pesanan pelanggan
9. Proyek
10. Proses
11. Tujuan strategis
Objek biaya tersebut dapat digunakan untuk menelusuri biaya, dan menentukan seberapa
objektif biaya tersebut dapat diandalkan dan seberapa berartinya ukuran biaya yang
dihasilkan.
Pengukuran biaya tergantung pada kemampuan untuk menelusuri biaya tersebut ke objek
biaya, yang dapat dibedakan menjadi
a. Biaya langsung, yaitu biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke objek biaya.
b. Biaya tidal langsung yaitu biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran
biaya.
Contoh : Jika objek yang digunakan adalah produksi maka biaya langsungnya adalah biaya
bahan langsung dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tidak langsungnya adalah biaya
overhead.
‘13 3 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
C. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA
Adalah sistem yang membantu manajemen dalam menetapkan sasaran laba perusahaan,
target laba departemen, mengevaluasi efektivitas rencana perusahaan, mengungkapkan
kegagalan dan keberhasilan dalam bentuk tanggung jawab yang spesifik.
KLASIFIKASI BIAYA :
Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungannya dengan :
1. Produk
2. Volume Produksi
3. Departemen biaya dan pusat biaya
4. Periode akuntansi
5. Pengambilan keputusan
1. Biaya dalam hubungannya dengan produk dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi
dan biaya non produksi.
a. Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari : biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Contoh biaya bahan baku langsung adalah :
- Kayu dalam pembuatan mebel
- Kulit dalam pembuatan sepatu
Contoh tenaga kerja langsung adalah :
- Upah koki kue
- Upah tukang jahit dalam konveksi
Contoh biaya overhead pabrik adalah :
- Bahan penolong
- Gaji Satpam pabrik
- Biaya Air dan telepon pabrik
b. Biaya non Produksi
Adalah biaya yang tidak berhubungan dengan baiya produksi
Contoh : beban administrasi, beban pemasaran dan beban keuangan (beban bunga)
‘13 4 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
2. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi
Dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap, biaya variable dan biaya semi.
a. Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan
tertentu, tetapi secara per-unit berubah.
Contoh : gaji supervisor, biaya penyusutan, biaya sewa.
b. Biaya variable adalah biaya yang berubah sebanding perubahan volume produksi dalam
rentang relevan, tetapi per- unit tetap.
Contoh : biaya perlengkapan, bahan bakar, upah lembur dll.
c. Biaya semi adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap dan variabel. Contoh :
biaya listrik, telepon dan air, bensin, perlengkapan.
3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi
a. Biaya langsung departemen, adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen bersangkutan.
Contoh : gaji mandor pabrik merupakan biaya langsung bagi departemen pabrik.
b. Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung ke departemen yang bersangkutan.
Contoh : biaya penyusutan dan biaya asuransi.
4. Biaya dalam hubungan dengan periode waktu
a. Biaya pengeluaran modal
Contoh : Pembelian mesin dan peralatan
b. Biaya pengeluaran pendapatan
Contoh : Penyusutan mesin
5. Biaya dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan
a. Biaya relevan adalah biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif
yang berbeda .
Contoh : biaya diferensial, biaya kesempatan, biaya tersamar (biaya bunga), biaya nyata
(misalnya: biaya pesanan) dan biaya yang dapat dilacak (biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung)
b. Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan
apapun.
- Biaya masa lalu, contoh pembelian mesin
- Biaya terbenam, contoh kelebihan nilai buku atau nilai sisa.
‘13 5 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
2. ANALISIS PERILAKU BIAYA (COST BEHAVIOR ANALYSIS)
A. KLASIFIKASI BIAYA
Klasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku biaya dapat dibagi menjadi :
1. Biaya Variabel (variable cost )
2. Biaya tetap (fixed cost )
3. Biaya campuran ( mixed cost)
1. Biaya variabel adalah adalah biaya yang berubah sebanding perubahan volume produksi
dalam rentang relevan, tetapi per- unit tetap
Contoh : - biaya bahan baku langsung
- biaya tenaga kerja langsung
- komisi penjualan
- biaya pengiriman barang
- pengerjaan ulang unit-unit yang rusak
- bahan baku tidak langsung
- tenaga kerja tidak langsung
- jasa umum
- perlengkapan
- dll
Berikut contoh biaya variabel.
PT Tria memproduksi lemari, Setiap lemari membutuhkan kayu, harga pokok kayu yang
dibutuhkan per satuan lemari sebesar Rp. 40.000. Berapakah biaya yang dikeluarkan jika
perusahaan memproduksi :
a. 10 unit
b. 50 unit
c. 200 unit
Jawab :
Jika perusahaan memproduksi :
a. 10 unit, maka total biaya yang dikeluarkan= 10 unit x Rp. 40.000
= Rp. 400.000
b. 50 unit, maka total biaya yang dikeluarkan= 50 unit x Rp. 40.000
= Rp. 2.000.000
‘13 6 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
c. 200 unit, maka total biaya yang dikeluarkan= 200 unit x Rp. 40.000
= Rp. 8.000.000
2. Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan
tertentu, tetapi secara per-unit berubah.
Rentang relevan merupakan tingkat kegiatan di mana biaya tetap tertentu tidak akan
berubah meskipun volume berubah.
Biaya tetap dapat dipandang sebagai biaya tetap deskresioner dan biaya tetap terikat.
Biaya tetap deskresioner merupakan pengeluaran biaya yang timbul karena kebijakan
manajemen. Contoh : iklan,penelitian, pengembangan manajemen, sumbangan sosial.
Biaya tetap terikat merupakan pengeluaran biaya yang membutuhkan suatu seri
pembayaran dalam jangka waktu yang panjang. Contoh nya penyusutan pabrik dan
bangunan, pajak bumu dan bangunan, asuransi, gaji manajemen dan karyawan, utang
jangka panjang, beban bunga.
Contoh :
PT. Suka Ria tahun 2006 memproduksi 250 kursi. Biaya sewa Rp.2.500.000 per tahun
kapasitas maximum 300 unit. Tahun 2008 perusahaan menerima pesanan 100 unit, dan
harus menambah mesin sehingga biaya tetap meningkat sebesar Rp. 2.350.000. Hitunglah
biaya tetapnya.
Jawab :
Tahun 2006
Total Biaya tetap tahun 2006= Rp.2.500.000
Biaya tetap per unit = Rp. 2.500.000 / 250 Unit
= Rp. 10.000
Tahun 2008
Total Biaya tetap tahun 2008= Rp.2.500.000+ Rp. 2.350.000
Biaya tetap per unit = Rp. 2.850.000 / 350 Unit
= Rp. 8.142,8
‘13 7 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
3. Biaya campuran
Adalah biaya yang pada aktivitas tertentu mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel .
Disebut juga biaya semi variable.
Contoh : Biaya listrik
Biaya telepon
Biaya air
Biaya gas, bensin
Biaya perlengkapan
Tenaga kerja tidak langsung
Biaya pensiun
Pajak penghasilan
Asuransi jiwa kelompok karyawan
Biaya perjalanan dinas
Biaya hiburan dan pemeliharan
Biaya bertahap disebut juga dengan biaya semi tetap. Biaya semi tetap adalah biaya yang
berubah dengan volume secara bertahap.
Contoh biaya semi tetap adalah biaya gaji penyelia.
PEMISAHAN BIAYA TETAP DENGAN BIAYA VARIABEL
Pemisahan biaya tetap dengan biaya variable diperlukan untuk perencanaan ,pengendalian
biaya pada tingkat aktivitas tertentu.
Pemisahan biaya tetap dan variabel diperlukan untuk :
a. Perhitungan tarif biaya overhead dan analisis varians
b. Perhitungan biaya langsung dan analisis varians
c. Analisis titik impas dan analisis biaya, volume, laba
d. Analisis biaya deferensial dan komparatif
e. Analisis maximisasi laba dan minimasi biaya jangka pendek
f. Analisis anggaran modal
g. Analisis profitabilitas pemasaran
‘13 8 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
3. SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA
1. ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN PABRIKASI
Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dijumlah menjadi biaya
manufaktur + barang dalam proses awal-akhir = harga pokok produksi+ barang jadi awal-
akhir = HPP
2. LAPORAN HASIL BIAYA
Laporan hasil biaya akan disusun dalam bentuk Laporan Keuangan yaitu laporan laba-
rugi, laporan neraca dan laporan arus kas.
Penyusunan laporan neraca dan arus kas pada prinsipnya sama pada perusahaan jasa dan
perusahaan dagang. Perbedaanya adalah pada persediaan. Perusahaan dagang hanya
mempunyai satu persediaan yaitu persediaan barang jadi, sedangkan perusaha manufaktur
mempunyai tiga persediaan barang yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses
danbarang jadi.
a. Persediaan bahan baku adalah persediaan yang belum dimasukkan dalam proses
produksi dan masih tersimpan di gudang.
b. Persediaan produk dalam proses adalah persediaan bahan baku, tenaga kerja langsung
dan overhead pabrik yang belum selesai dan masih tersimpan dalam gudang pabrik.
c. Persediaan barang jadi adalah produk dalam proses bahan baku, tenaga kerja langsung
dan overhead pabrik yang sudah diproses dan membentuk produk selesai belum
terjual dan masih tersimpan di gudang pabrik.
d. Persediaan awal adalah persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau periode
yang lalu sehingga merupakan persediaan pada periode berikutnya.
e. Persediaan akhir adalah persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau periode
yang bersangkutan.
Laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan
Perbedaan laporan laba rugi pada perusahaan dagang dan manufaktur adalah pada Harga
pokok penjualan. HPP pada perusahaan dagang diperoleh dari pembelian ditambah
persediaan barang jadi awal dan dikurangi persediaan akhir. Sedangkan pada perusahaan
manufaktur dalam HPP akan dihitung harga pokok produksinya.
‘13 9 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Harga pokok produksi
Adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung ditambah
tenaga kerja langsung ditambah overhead pabrik ditambah persediaan barang dalam
proses awal dan dikurangi persediaan barang dalam proses akhir. Harga pokok produksi
akan sama dengan harga pokok penjualan bila tidak terdaoat persediaan barang dalam
proses awal dan per sediaan barang dalam proses akhir.
Harga pokok penjualan adalah harga pokok produk yang sudah terjual pada priode waktu
berjalan yang diperoleh dengan menambahkan harga pokok produksi dengan produk
selesai awal dan mengurangkan produk selesai akhir. HPP juga terikat pada periode
waktu tertentu.
Latihan soal.
PT Dewi tahun 2008 mempunyai data sebagai berikut :
Penjualan Rp. 40.000.000
Pembelian bahan baku 7.000.000
Ongkos angkut pembelian 120.000
Retur dan potongan pembelian 360.000
Bahan penolong 1.000.000
Tenaga kerja langsung 9.000.000
Tenaga kerja tidak langsung 1.500.000
Listrik pabrik 250.000
Penyusutan mesin dan peralatan pabrik 370.000
Pajak bumi dan bangunan pabrik 200.000
Asuransi pabrik 240.000
BOP lain-lain 820.000
Pendapatan piutang 500.000
Beban bunga 600.000
Biaya pemasaran 5.400.000
Biaya administrasi dan umum 3.000.000
‘13 10 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Data persediaan awal dan akhir :
Keterangan Awal Akhir
Bahan baku Rp.400.000 Rp. 300.000
Produk dalam proses 240.000 350.000
Produk selesai 420.000 250.000
Diminta : hitunglah harga pokok produksi, HPP dan laba kotor !
Jawab :
Harga pokok produksi = Biaya bahan baku + tenaga kerja langsung +BOP
= Rp. 860.000 + Rp 9.000.000 + Rp 4.330.000
= Rp. 19.190.000
HPP = Harga pokok produksi +Produk selesai awal – produk selesai
Akhir
= Rp. 19.190.000+Rp 420.000- Rp 250.000
=Rp.19.300.000
Laba kotor = Penjualan – HPP
= Rp. 40.000.000 – Rp 19.300.000
= Rp.20.900.000
‘13 11 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
4. JOB ORDER COSTING
1. Overview Mengenai Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
Dalam sistem biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya produksi di akumulasikan
berdasarkan pesanan. Suatu pesanan output diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan
pelanggan tertentu atau mengisi item persediaan.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya
pada unit individual atau pekerjaan, kontrak,tumpukan produk atau pesanan pelanggan yang
spesifik.
Untuk menetapkan biaya pesanan secara teliti dan akurat,setiap pesanan harus di
identifikasikan secara terpisah dan terperinci dalam kartu biaya pesanan untuk masing-
masing pesanan.
Karakteristik biaya pesanan :
a. Sifat proses produksi terputus-putus tergantung pada pesanan
b. Spesifikasi produk berdasarkan pesanan
c. Pencatatan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk
masing-masing pesanan.
d. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total produksi dengan total unit yang
dipesan.
e. Akumulasi biaya umumnya memakai biaya normal
2. Akuntansi Untuk Biaya Bahan Baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Jurnal :
Bahan baku Rp. xx
Utang Usaha/ Kas Rp.xx
‘13 12 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
b. Mencatat pengunaan bahan baku
Jurnal :
Produk Dalam Proses Rp. xx.
Bahan Baku Rp.xx.
Pengendali overhead Rp. xx
Bahan Baku Rp. xx
3. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
a. Mencatat Biaya tenaga kerja yang terjadi
Jurnal :
Beban Gaji Rp.xx
Gaji yang masih harus dibayar Rp.xx
b. Mencatat Distribusi Biaya Tenaga Kerja
Jurnal :
Produk Dalam Proses Rp.xx
Beban Gaji Rp.xx
Pengendali Overhead Pabrik Rp.xx
Beban Gaji Rp.xx.
4. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik.
a. Mencatat Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya (Aktual)
Jurnal:
Pengendali Overhead Pabrik Rp.xx
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp.xx
Pengendali Overhead Pabrik Rp.xx
Asuransi Dibayar Dimuka Rp.xx
b. Mencatat Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
Jurnal :
Produk Dalam Proses Rp.xx
Overhead Pabrik Dibebankan Rp.xx
Overhead Pabrik Dibebankan Rp. xx
Pengendali Overhead Pabrik Rp.xx
‘13 13 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
5. Akuntansi Produk Selesai
Jurnal :
a. Penyerahan langsung ke pemesan ;
Piutang Usaha Rp.xx
Penjualan Rp.xx
HPP Rp.xx
Produk Dalam Proses Rp.xx
b. Mengisi Persediaan Produk Jadi
Produk Selesai Rp.xx
Produk Dalam Proses Rp.xx
5. SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES
(PROCESS COSTING) (1)
1. AKUMULASI BIAYA PROSES
Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya manapun adalah untuk menentukan biaya dari
barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya sebaiknya
ekonomis untuk di operasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap produk
sedemikian rupa sehingga merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
\
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, produk dipertanggungjawabkan dalam
batch. Setiap batch diperlakukan sebagai pesanan yang terpisah, dan pesanan tersebut
merupakan objek biayanya.
Perhitungan Biaya per Departemen
Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di beberapa departemen. Setiap
departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk menyelesaikan produk. Sebagai contoh,
departemen pertama biasnaya melakukan proses pekerjaan tahap permulaan atas produk
seperti memotong, mencetak atau membentuk produk atau komponen- komponennya.
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja dan overhead
pabrik umumnya dibebankan ke departemen produk : tetapi, jika suatu departemen
‘13 14 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
diorganisasi menjadi dua biaya atau lebih, perhitungan biaya berdasarkan proses tetap dapat
digunakan, selama unit-unit produk yang dihasilkan dalam lebih pusat biaya selama periode
tersebut bersifat homogen.
Aliran Produksi secara Fisik
Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk aliran produksi
fisik yang berhubungan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah berurutan
(sequential), parallel dan selektif.
Aliran Produk Berurutan (Sequential Product Flow)
Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang
sama.
Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow)
Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke departemen- departemen berbeda dalam
Akuntansi untuk Biaya Bahan Baku, Tenaga Keija dan Overhead
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, hanya satu akun barang dalam proses yang
digunakan, dan bukannya satu akun untuk setiap pesanan. Menggunakan akun buku besar
yang terpisah untuk setiap pesanan tidaklah praktis jika ada banyak pesanan. Selain itu, akun
tersebut harus dikeluarkan dari sistem pada saat pesanan selesai.
2. LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Laporan biaya produksi untuk suatu departemen dapat memiliki banyak bentuk atau format,
tetapi sebaiknya laporan tersebut menunjukkan (1) biaya total dan biaya per unit dari
pekerjaan yang diterima dari satu atau bebeapa departemen lain, (2) biaya total dan biaya per
unit dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen
tersebut, (3) biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir, dan (4) biaya yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.
Langkah pertama dalam pembebanan biaya adalah menentukan jumlah unit ekuivalen untuk
setiap elemen biaya dan menghitung biaya dari setiap unit ekuivalen. Karena American Chair
Company menggunakan perhitungan biaya rata-rata tertimbang, biaya dari setiap unit
ekuivalen berisi sebagian dari biaya persediaan awal dan sebagian lagi dari biaya yang
‘13 15 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
ditambahkan selama periode berjalan. Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen untuk
setiap elemen biaya ditentukan dengan membagi total biaya untuk setiap elemen biaya
(jumlah di persediaan awal ditambah jumlah yang ditambahkan selama periode berjalan)
dengan jumlah unit ekuivalen yang diperlukan untuk membagi biaya tersebut ke unit yang
ditransfer ke luar dari departemen dan unit di persediaan akhir.
Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di departemen pemotongan dihitung dengan
menambahkan jumlah unit ekuivalen yang ditransfer ke luar dari departemen tersebut ke
persediaan akhir sebagai berikut:
Bahan Baku Tenaga
Kerja
Overhead
Unit ekuivalen di transfer ke luar 500 500 500
Unit ekuivalen di persediaan akhir 120 40 80
Total ekuivalen 620 540 580
Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen di departemen pemotongan ditentukan sebagai
berikut:
Bahan
Baku
Tenaga Kerja Overhead
Biaya dipersediaan awal $ 1.892 $ 400 $ 796
Biaya ditambahkan selama periode berjalan 13.608 5.000 7.904
Total biaya yang harus dipertanggung
Jawaban $ 15.500 $ 5.400 $ 8.700
Dibagi dengan unit ekuivalen 620 540 580
Biaya per unit ekuivalen $ 25 $ 10 $ 15
3. BIAYA MUTU (THE COST OF QUALITY) DAN AKUNTANSI UNTUK
KEHILANGAN DALAM PROSES PRODUKSI (ACCOUNTING FOR
PRODUCTION LOSSES)
Kebanyakan perusahaan saat ini sangat memperhatikan mutu produk mereka. Meningkatnya
perhatian ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya persaingan, terutama dengan
Negara lain. Selama tahun 1970-an, produsen Jepang memperoleh reputasi tingkat dunia
‘13 16 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
sebagai produsen barang bermutu tinggi dengan biaya rendah. Selama tahun 1980-an,
kebanyakan perusahaan Amerika mengalami penurunan pangsa pasar. Hal ini terutama
disebabkan karena mereka tidak bersaing secara efektif dengan produsen luar negeri.
Biaya Mutu
Sampai batas tertentu, biaya mutu seringkali disalahartikan. Biaya mutu tidak hanya terdiri
atas biaya untuk mencapai mutu, tetapi juga biaya yang terjadi karena kurangnya mutu.
Jenis-jenis Biaya Mutu
Biaya mutu dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar: biaya pencegahan
(prevention cost), biaya penilaian atau appraisal (appraisal cost), dan biaya kegagalan
(failure cost).
1. Biaya pencegahan atau preventif adalah biaya yang terjadinya kegagalan produk.
2. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan produk.
3. Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal, kegagalan tersebut dapat
terjadi secara internal atau eksternal.
Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap)
Bahan baku sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah bahan baku
diproses, (2) bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun diretur ke pemasok, dan
(3) bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin. Jika bahan
baku sisa memiliki nilai, bahan baku sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan dan disimpan
untuk dijual ke pedagang barang bekas.
Akuntansi untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods)
Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit yang selesai
atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat tidak dapat dibetulkan,
baik karena secara teknis tidak mungkin atau karena tidak ekonomis untuk membetulkannya.
Akuntansi untuk Biaya Pengerjaan Kembali (Rework)
Pengerjaan kembali (rework) adalah proses untuk membetulkan barang cacat. Seperti barang
cacat, pengerjaan kembaii dapat disebabkan baik oleh tindakan pelanggan maupun oleh
kegagalan internal. Seperti halnya barang cacat, perlakuan akuntansi untuk biaya pengerjaan
kembali bergantung pada jenis penyebabnya.
‘13 17 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Akuntansi untuk Kerugian dalam Proses Produksi (Production Losses) dalam Sistem
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Sebagaimana pada sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, kerugian produksi pada
sistem biaya berdasarkan proses juga memasukkan biaya bahan baku sisa, biaya barang cacat
dan biaya pengerjaan kembali. Biasanya biaya pengerjaan kembali dibebankan ke Pengendali
Overhead Pabrik dan bukannya ke Barang dalam Proses, karena pengerjaan kembaii di sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses biasanya disebabkan karena kegagalan internal dan
bukan karena permintaan pelanggan.
‘13 18 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
PROCESS COSTING AND THE COST OF QUALITY (2)
1. ACCOUNTING FOR PRODUCTION LOSSES
a. Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap)
Bahan baku sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah bahan baku
diproses, (2) bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun diretur ke pemasok,
dan (3) bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin.
Jika bahan baku sisa memiliki nilai, bahan baku sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan
dan disimpan untuk dijual ke pedagang barang bekas.
b. Akuntansi untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods)
Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit yang
selesai atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat tidak dapat
dibetulkan, baik karena secara teknis tidak mungkin atau karena tidak ekonomis untuk
membetulkannya.
c. Akuntansi untuk Biaya Pengerjaan Kembaii (Rework)
Pengerjaan kembaii (rework) adalah proses untuk membetulkan barang cacat. Seperti
barang cacat, pengerjaan kembaii dapat disebabkan baik oleh tindakan pelanggan
maupun oleh kegagalan internal. Seperti halnya barang cacat, perlakuan akuntansi untuk
biaya pengerjaan kembali bergantung pada jenis penyebabnya.
d. Akuntansi untuk Kerugian dalam Proses Produksi (Production Losses) dalam
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Sebagaimana pada sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, kerugian produksi
pada sistem biaya berdasarkan proses juga memasukkan biaya bahan baku sisa, biaya
barang cacat dan biaya pengerjaan kembali. Biasanya biaya pengerjaan kembali
dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik dan bukannya ke Barang dalam Proses,
karena pengerjaan kembaii di sistem perhitungan biaya berdasarkan proses biasanya
disebabkan karena kegagalan internal dan bukan karena permintaan pelanggan.
2. PROCESS COSTING AVERAGE FLOW ASSUMPTION
Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi untuk suatu departemen dapat memiliki banyak bentuk atau format,
tetapi sebaiknya laporan tersebut menunjukkan (1) biaya total dan biaya per unit dari
pekerjaan yang diterima dari satu atau bebeapa departemen lain, (2) biaya total dan biaya per
unit dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen
‘13 19 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
tersebut, (3) biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir, dan (4) biaya yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.
Langkah pertama dalam pembebanan biaya adalah menentukan jumlah unit ekuivalen untuk
setiap elemen biaya dan menghitung biaya dari setiap unit ekuivalen. Karena American Chair
Company menggunakan perhitungan biaya rata-rata tertimbang, biaya dari setiap unit
ekuivalen berisi sebagian dari biaya persediaan awal dan sebagian lagi dari biaya yang
ditambahkan selama periode berjalan. Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen untuk
setiap elemen biaya ditentukan dengan membagi total biaya untuk setiap elemen biaya
(jumlah di persediaan awal ditambah jumlah yang ditambahkan selama periode berjalan)
dengan jumlah unit ekuivalen yang diperlukan untuk membagi biaya tersebut ke unit yang
ditransfer ke laur dari departemen dan unit di persediaan akhir.
Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di departemen pemotongan dihitung dengan
menambahkan jumlah unit ekuivalen yang ditransfer ke luar dari departemen tersebut ke
persediaan akhir sebagai berikut:
Bahan Baku Tenaga
Kerja
Overhead
Unit ekuivalen di transfer ke luar 400 600 600
Unit ekuivalen di persediaan akhir 150 80 100
Total ekuivalen 550 680 700
Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen di departemen pemotongan ditentukan sebagai
berikut:
Bahan
Baku
Tenaga Kerja Overhead
Biaya dipersediaan awal $ 2000 $ 200 $ 350
Biaya ditambahkan selama periode berjalan 14.500 10.000 17.150
Total biaya yang harus dipertanggung
Jawaban $ 16.500 $ 10.200 $ 17.500
Dibagi dengan unit ekuivalen 550 680 700
Biaya per unit ekuivalen $ 30 $ 15 $ 25
‘13 20 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
3. Peningkatan dalam Kuantitas Produksi Ketika Bahan Baku Ditambahkan
Dalam beberapa proses produksi, penambahan bahan baku menyebabkan peningkatan dalam
total volume atau jumlah unit produk. Misalnya, dalam produksi minuman ringan (soft
drinks), sirup diproduksi di satu departemen sedangkan air soda ditambahkan diproses-proses
selanjutnya. Penambahan air soda meningkatkan volume total dari produk dalam bentuk cair
yang harus dipertanggungjawabkan. Peningkatan kuantitas cairan mengencerkan atau
mendilusi jumlah sirup dalam setiap gallon yang kemudian mengurangi jumlah biaya
depertemen sebelumnya di setiap gallon produk yang diproduksi di departemen kedua.
Peningkatan kuantitas produk cairan menyerap biaya departemen sebelumnya dengan total
jumlah yang sama.
‘13 21 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Trijaya CompanyDepartemen Perakitan
Laporan Biaya ProduksiUntuk Bulan Januari, 20o8
Bahan baku Tenaga kerja Overhead Jumlah
Skedul Kuantitas 180Persediaan awal 500Diterima dari departemen pemotongan 680Ditransfer ke barang jadi 580Persediaan akhir 100% 70% 70% 100
680Total Unit Biaya per
Biaya dibebankan ke departemen Biaya Ekuivalen* Unit**Persediaan awal : $ 8.320
Biaya departemen sebelumnya 830Bahan baku 475Tenaga kerja 518 Overhead pabrik $10,143
Total biaya di persediaan awalBiaya ditambahkan selama periode berjalan : $ 25.000 680 $ 49,00
Biaya departemen sebelumnya 7.296 680 11,95Bahan baku 9.210 650 14,90Tenaga kerja 11.052 650 17.80 Overhead pabrik $ 52.558
Total biaya ditambahkan selama periode berjalan
$ 62.701 $ 93,65
Total biaya dibebankan ke departemenBiaya dipertanggungjawabkan sebagai berikut Persentase Unit Biaya Total
Unit penyelesaian ekuivalen per unit biayaDitransfer ke barang jadi 580 100 580 $96,65 $ 54,317Barang dalam proses, persediaan akhirBiaya departemen sebelumnya 100 100 100 $ 49,00 $4,900Bahan baku 100 100 100 11,95 1.195Tenaga kerja 100 70 70 14,90 1.043Overhead pabrik 100 70 70 17,80 1.246 8,384 Total biaya dipertanggungjawabkan $ 62,701* Total jumlah unit ekuivalen yang diperlukan di bagian pertanggungjawaban biaya (yaitu jumlah unit ekuivalen untuk elemen biaya yang terdaftar di bagian pertanggungjawaban dari laporan biaya produksi)** Total biaya (yaitu biaya dipersediaan awal ditambah biaya yang ditambahkan selama periode berjalan) dibagi dengan total jumlah unit ekuivalen di bagian pertanggungjawaban biaya.
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses dengan Asumsi Aliran Biaya FIFO
Pembuatan lap0oran biaya produksi dengan asumsi aliran biaya masuk pertama keluar
pertama (first in, first out - FIFO) ditunjukkan dengan data Trijaya Company untuk biaya-
biaya tertimbang.
Dalam asumsi aliran biaya FIFO, biaya unit pertama yang ditransfer keluar dari suatu
departemen dianggap berasal dari persediaan awal. Jika unit di persediaan awal tidak
‘13 22 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
sepenuhnya selesai, unit tersebut harus diselesaikan lebih dahulu dengan biaya periode
berjalan sebelum dapat ditransfer keluar dari departemen tersebut
‘13 23 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
KUIS AK BIAYA
Soal 1 .
Berikut ini informasi yang terlihat pada catatan PT. Maju untuk tahun 2009 :
Penjualan Rp. 280.000.000
Biaya Pemasaran 10 %
Biaya Adm 5 %
Retur dan potongan penjualan Rp. 6.000.000
Bahan baku langsung Rp. 40.000.000
Tenaga kerja langsung ( 2000 jam) Rp. 40.000.000
BOP dibebankan dengan tarif 40 % dari Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BOP tersebut
diklasifikasikan menjadi :
Bahan penolong 30 %
Biaya listrik 5 %
Biaya Penyusutan 10 %
Biaya perawatan mesin 15 %
BOP lain-lain 40 %
Akun persediaan mempunyai saldo awal dan akhir sebagai berikut :
1 Januari 31 Desember
Persediaan Produk Dalam Proses Rp. 1.700.000 Rp. 2.400.000
Persediaan Produk Jadi Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000
Diminta :
1.Susunlah laporan Harga Pokok Penjualan
2. Hitunglah laba/ rugi
Soal 2
PT Beta menggunakan sistem akumulasi biaya berdasarkan pesanan untuk produk yang
dihasilkan . Data biaya sebagai berikut :
a. Perusahaan menerima 200 unit pesanan
b. Biaya bahan baku yang dibutuhkan Rp. 7.000.000,
c. Biaya Tenaga kerja langsung Rp.5.000/ jam. Untuk membuat satu produk di butuhkan
waktu 15 JKL.
d. Biaya Overhead Pabrik sebesar 20% dari biaya
‘13 24 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Bastian Bustami, Nurlela, Akuntansi biaya, edisi 1, Penerbit Mitra Wacana Media, 2009
Carter, W,K., Cost Accounting, ed 14, South- Western Collage Publishing, 2006
‘13 25 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningLusia Sri Arini S.Pd, MM. http://www.mercubuana.ac.id