Post on 08-Feb-2018
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 121
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
MODUL IPENGUKURAN SUDUT
Kelompok 9
Erlangga Rizki fauzi 1006758294
Joscelind 1006674225
Mohammad Bagus Prasetyo 1006659741
Riyadh 1006771270
Waktu Praktikum Minggu 2 Oktober 2011
Asisten Praktikum Ingen Augdiga Sidauruk
PJ Modul
Tanggal Disetujui
Nilai
Paraf
LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2011
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 221
A Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1 Mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal
2 Menentukan koordinat suatu titik
3 Menghitung azimuth suatu arah
4 Menghitung kesalahan indeks
B Peralatan
1 Theodolit 1 buah
2 Rambu 1 buah
3 Meteran 1 buah
4 Patok 6 buah
5 Payung 1 buah
6 Statif 1 buah
C Teori dasar
Pengukuran sudut merupakan bagian dari survey detail dan kontrol Alat theodolit
digunakan untuk mengukur besar sudut baik sudut vertikal maupun sudut horisontal
Sudut horizontal adalah pengukuran dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut arah
dan azimut sementara sudut vertikal adalah sudut yang diukur pada tempat alat yang
dibentuk oleh dua buah titik dan untuk menentukan sudut zenith Sudut-sudut dapat
diukur secara langsung dan tidak langsung Secara langsung sudut diukur di lapangan
dengan kompas theodolit kompas theodolit biasa ataupun sextan Sedangkan secara
tidak langsung dapat diukur dengan metode pita yang harganya dihitung dari
hubungan kuantitas yang diketahui dalam sebuah segitiga atau bentuk geometrik
sederhana lainnya Jenis-jenis sudut horizontal yang paling biasa diukur dalam
pengukuran tanah adalah
1 Sudut dalam
2 Sudut ke kanan
3 Sudut belokan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 321
Untuk menentukan
harus dipenuhi yait
1 Garis awal ata
2 Arah perputara
3 Jarak Sudut (h
Pada saat pen
misalnya bila mun
ditunjukkan dalam
dan B dapat diketa
theodolit yang diardua jurusan yaitu
sektor-sektor Koo
yang sudah diketah
cara sebagai beriku
1 Ukur tinggi t
misalnya Y me
2 Arahkan terop
3 Baca besar sud
bull Rumus yang di
sudut dari pengukuran di lapangan terdapat
u
acuan
n
rga sudut)
ukuran di lapangan seharusnya dipakai pr
gkin selalu mengukur sudut searah jarum j
buku lapangan dengan sebuah sketsa Sudu
hui dengan menghitung selisih pembacaan
hkan ke A dan B Ada empat cara untuk mdengan cara reiterasi repetisi mengukur j
dinat suatu titik dapat dihitung berdasarka
ui koordinatnya Sedangkan sudut vertikal
eodolit dari as teropong (sumbu I) sam
ter
ng ke rambu pada ketinggian Y meter
ut vertikal
pakai untuk menentukan posisi atau letak da
XA = XT + dTA sin αTA
YA = YT + dTA cos αTA
tiga persyaratan yang
osedur yang seragam
am dan arah putaran
antara dua jurusan A
sudut horizontal pada
nentukan sudut antararusan dan mengukur
n suatu titik referensi
apat diketahui dengan
ai permukaan tanah
i suatu titik adalah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 421
Keterangan
αTA = azimuth TA
T = Titik referensi
dTA = Jarak antara titik A dan B
bull besarnya d dapat dihitung dengan rumus
d = 100 (a-b) cos2 (90
ondash α)
bull beda tinggi dapat dihitung dengan rumus
∆ t = 50 (a ndash b) sin 2α
Keterangan
a = pembacaan batas atas
b = pembacaan batas bawah
α = sudut vertikal
D Cara Kerja
1 Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum
pengukuran sudut
2 Memasang statif ditempat yang diinginkan
3 Menentukan 5 titik sebagai titik peletakan patok lalu tentukan titik pertama sebagai
titik A titik kedua sebagai titik B dan seterusnya hingga titik yang terakhir
4 Memasang theodolit dengan benar lalu kencangkan
5 Memasang patok di kelima titik tersebut
6 Mengatur sedemikian rupa sehingga gelembung air pada nivo berada di tengah-
tengah
7 Mengatur sedemikian pula sehingga gelembung air pada waterpass berada di
tengah-tengah
8 Meletakkan titik ke-enam tegak lurus terhadap theodolit dengan cara melihat pada
lensa kecil yang terdapat pada theodolit lalu gerak-gerakan tangan dibawah
theodolit hingga terlihat di cermin Setelah itu letakkan titik tepat di posisi saat
tangan terlihat di cermin Dengan cara ini maka dipastikan patok tegak lurus
dengan thedolit
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 521
9 Mengatur VA sebesar 900
0rsquo 0rsquorsquo dan HA sebesar 00
0rsquo 0rsquorsquo (dapat pula dilakukan
dengan menekan tombol hold hingga muncul angka 0)
10 Meletakkan rambu di belakang titik (posisikan rambu berdiri secara lurus)
11 Meluruskan theodolit dengan rambu Untuk memastikan theodolit lurus dengan
rambu lihat tanda segitiga yang terdapat di teropong kecil pada theodolit lalu atur
agar segitiga tersebut berhimpitan dengan rambu
12 Setelah dipastikan theodolit lurus dengan rambu mengunci theodolit dengan
memutar sekrup yang ada di theodolit Hal ini bertujuan agar theodolit tidak
bergerak
13 Mencatat batas atas (garis yang paling atas) batas tengah (garis yang terletakditengah-tengah) dan batas bawah (garis yang paling bawah) yang tertera pada
theodolit
14 Setelah itu melakukan pengukuran sudut untuk titik kedua atau titik B
15 Memindahkan rambu dari titik A ke titik B
16 Membuka pengunci theodolit dengan cara memutar sekrup pengunci kembali
namun arahnya berlawanan
17 Dengan cara yang sama meluruskan theodolit dengan rambu pada titik B
18 Mengunci theodolit dengan memutar sekrup pengunci
19 Mencatat besarnya HA yang tertera di layar theodolit
20 Mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah seperti pada langkah 13
21 Mengulangi langkah 15-20 hingga titik ke 5 atau titik E
22 Setelah mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah titik E mengatur
kedudukan HA menjadi 1800 dengan cara memutar theodolite dan VA menjadi
2700
dengan cara memutar teropong yang ada di theodolite dan memutar sekrup
yang ada di theodolite
23 Melakukan kembali pengukuran sudut dari titik Ersquo ke titik Arsquo seperti prosedur
sebelumnya
24 Mengukur dan mencatat ketinggian theodolit dari permukaan tanah dengan
menggunakan rambu
25 Mengukur dan mencatat jarak antara titik acuan dengan kelima titik dengan
menggunakan meteran
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 621
26 Mengolah data hasil percobaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
E Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
No Patok BA BT BBSudut Horizontal Sudut
Vertikal
Tinggi
AlatSB SLB
1 A 143 139 135 0deg 0 0 -
90deg
138
2 B 132 128 124 32deg0310 -
3 C 128 122 115 56deg1355 -
4 D 115 105 98 69deg1450 -
5 E 112 105 98 82deg2205 -
6 E 112 105 985 - 262deg1705
270deg
7 D 112 105 985 - 248deg510
8 C 127 121 115 - 236deg0715
9 B 132 128 124 - 212deg2625
10 A 144 140 136 - 179deg4140
Keterangan ) dalam satuan cm
BA Batas atas
BT Batas tengah
BB Batas bawah
SB Sudut biasa
SLB Sudut luar biasa
bull Tabel jarak titik dilapangan dengan menggunakan meteran
No Titik dfield
983089 983105 983089983088
983090 983106 983096983086983090
983091 983107 983089983089983086983095
983092 983108 983089983091983086983091983097
983093 983109 983089983091983086983093983097
) dalam satuan meter
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 221
A Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1 Mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal
2 Menentukan koordinat suatu titik
3 Menghitung azimuth suatu arah
4 Menghitung kesalahan indeks
B Peralatan
1 Theodolit 1 buah
2 Rambu 1 buah
3 Meteran 1 buah
4 Patok 6 buah
5 Payung 1 buah
6 Statif 1 buah
C Teori dasar
Pengukuran sudut merupakan bagian dari survey detail dan kontrol Alat theodolit
digunakan untuk mengukur besar sudut baik sudut vertikal maupun sudut horisontal
Sudut horizontal adalah pengukuran dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut arah
dan azimut sementara sudut vertikal adalah sudut yang diukur pada tempat alat yang
dibentuk oleh dua buah titik dan untuk menentukan sudut zenith Sudut-sudut dapat
diukur secara langsung dan tidak langsung Secara langsung sudut diukur di lapangan
dengan kompas theodolit kompas theodolit biasa ataupun sextan Sedangkan secara
tidak langsung dapat diukur dengan metode pita yang harganya dihitung dari
hubungan kuantitas yang diketahui dalam sebuah segitiga atau bentuk geometrik
sederhana lainnya Jenis-jenis sudut horizontal yang paling biasa diukur dalam
pengukuran tanah adalah
1 Sudut dalam
2 Sudut ke kanan
3 Sudut belokan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 321
Untuk menentukan
harus dipenuhi yait
1 Garis awal ata
2 Arah perputara
3 Jarak Sudut (h
Pada saat pen
misalnya bila mun
ditunjukkan dalam
dan B dapat diketa
theodolit yang diardua jurusan yaitu
sektor-sektor Koo
yang sudah diketah
cara sebagai beriku
1 Ukur tinggi t
misalnya Y me
2 Arahkan terop
3 Baca besar sud
bull Rumus yang di
sudut dari pengukuran di lapangan terdapat
u
acuan
n
rga sudut)
ukuran di lapangan seharusnya dipakai pr
gkin selalu mengukur sudut searah jarum j
buku lapangan dengan sebuah sketsa Sudu
hui dengan menghitung selisih pembacaan
hkan ke A dan B Ada empat cara untuk mdengan cara reiterasi repetisi mengukur j
dinat suatu titik dapat dihitung berdasarka
ui koordinatnya Sedangkan sudut vertikal
eodolit dari as teropong (sumbu I) sam
ter
ng ke rambu pada ketinggian Y meter
ut vertikal
pakai untuk menentukan posisi atau letak da
XA = XT + dTA sin αTA
YA = YT + dTA cos αTA
tiga persyaratan yang
osedur yang seragam
am dan arah putaran
antara dua jurusan A
sudut horizontal pada
nentukan sudut antararusan dan mengukur
n suatu titik referensi
apat diketahui dengan
ai permukaan tanah
i suatu titik adalah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 421
Keterangan
αTA = azimuth TA
T = Titik referensi
dTA = Jarak antara titik A dan B
bull besarnya d dapat dihitung dengan rumus
d = 100 (a-b) cos2 (90
ondash α)
bull beda tinggi dapat dihitung dengan rumus
∆ t = 50 (a ndash b) sin 2α
Keterangan
a = pembacaan batas atas
b = pembacaan batas bawah
α = sudut vertikal
D Cara Kerja
1 Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum
pengukuran sudut
2 Memasang statif ditempat yang diinginkan
3 Menentukan 5 titik sebagai titik peletakan patok lalu tentukan titik pertama sebagai
titik A titik kedua sebagai titik B dan seterusnya hingga titik yang terakhir
4 Memasang theodolit dengan benar lalu kencangkan
5 Memasang patok di kelima titik tersebut
6 Mengatur sedemikian rupa sehingga gelembung air pada nivo berada di tengah-
tengah
7 Mengatur sedemikian pula sehingga gelembung air pada waterpass berada di
tengah-tengah
8 Meletakkan titik ke-enam tegak lurus terhadap theodolit dengan cara melihat pada
lensa kecil yang terdapat pada theodolit lalu gerak-gerakan tangan dibawah
theodolit hingga terlihat di cermin Setelah itu letakkan titik tepat di posisi saat
tangan terlihat di cermin Dengan cara ini maka dipastikan patok tegak lurus
dengan thedolit
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 521
9 Mengatur VA sebesar 900
0rsquo 0rsquorsquo dan HA sebesar 00
0rsquo 0rsquorsquo (dapat pula dilakukan
dengan menekan tombol hold hingga muncul angka 0)
10 Meletakkan rambu di belakang titik (posisikan rambu berdiri secara lurus)
11 Meluruskan theodolit dengan rambu Untuk memastikan theodolit lurus dengan
rambu lihat tanda segitiga yang terdapat di teropong kecil pada theodolit lalu atur
agar segitiga tersebut berhimpitan dengan rambu
12 Setelah dipastikan theodolit lurus dengan rambu mengunci theodolit dengan
memutar sekrup yang ada di theodolit Hal ini bertujuan agar theodolit tidak
bergerak
13 Mencatat batas atas (garis yang paling atas) batas tengah (garis yang terletakditengah-tengah) dan batas bawah (garis yang paling bawah) yang tertera pada
theodolit
14 Setelah itu melakukan pengukuran sudut untuk titik kedua atau titik B
15 Memindahkan rambu dari titik A ke titik B
16 Membuka pengunci theodolit dengan cara memutar sekrup pengunci kembali
namun arahnya berlawanan
17 Dengan cara yang sama meluruskan theodolit dengan rambu pada titik B
18 Mengunci theodolit dengan memutar sekrup pengunci
19 Mencatat besarnya HA yang tertera di layar theodolit
20 Mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah seperti pada langkah 13
21 Mengulangi langkah 15-20 hingga titik ke 5 atau titik E
22 Setelah mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah titik E mengatur
kedudukan HA menjadi 1800 dengan cara memutar theodolite dan VA menjadi
2700
dengan cara memutar teropong yang ada di theodolite dan memutar sekrup
yang ada di theodolite
23 Melakukan kembali pengukuran sudut dari titik Ersquo ke titik Arsquo seperti prosedur
sebelumnya
24 Mengukur dan mencatat ketinggian theodolit dari permukaan tanah dengan
menggunakan rambu
25 Mengukur dan mencatat jarak antara titik acuan dengan kelima titik dengan
menggunakan meteran
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 621
26 Mengolah data hasil percobaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
E Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
No Patok BA BT BBSudut Horizontal Sudut
Vertikal
Tinggi
AlatSB SLB
1 A 143 139 135 0deg 0 0 -
90deg
138
2 B 132 128 124 32deg0310 -
3 C 128 122 115 56deg1355 -
4 D 115 105 98 69deg1450 -
5 E 112 105 98 82deg2205 -
6 E 112 105 985 - 262deg1705
270deg
7 D 112 105 985 - 248deg510
8 C 127 121 115 - 236deg0715
9 B 132 128 124 - 212deg2625
10 A 144 140 136 - 179deg4140
Keterangan ) dalam satuan cm
BA Batas atas
BT Batas tengah
BB Batas bawah
SB Sudut biasa
SLB Sudut luar biasa
bull Tabel jarak titik dilapangan dengan menggunakan meteran
No Titik dfield
983089 983105 983089983088
983090 983106 983096983086983090
983091 983107 983089983089983086983095
983092 983108 983089983091983086983091983097
983093 983109 983089983091983086983093983097
) dalam satuan meter
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 321
Untuk menentukan
harus dipenuhi yait
1 Garis awal ata
2 Arah perputara
3 Jarak Sudut (h
Pada saat pen
misalnya bila mun
ditunjukkan dalam
dan B dapat diketa
theodolit yang diardua jurusan yaitu
sektor-sektor Koo
yang sudah diketah
cara sebagai beriku
1 Ukur tinggi t
misalnya Y me
2 Arahkan terop
3 Baca besar sud
bull Rumus yang di
sudut dari pengukuran di lapangan terdapat
u
acuan
n
rga sudut)
ukuran di lapangan seharusnya dipakai pr
gkin selalu mengukur sudut searah jarum j
buku lapangan dengan sebuah sketsa Sudu
hui dengan menghitung selisih pembacaan
hkan ke A dan B Ada empat cara untuk mdengan cara reiterasi repetisi mengukur j
dinat suatu titik dapat dihitung berdasarka
ui koordinatnya Sedangkan sudut vertikal
eodolit dari as teropong (sumbu I) sam
ter
ng ke rambu pada ketinggian Y meter
ut vertikal
pakai untuk menentukan posisi atau letak da
XA = XT + dTA sin αTA
YA = YT + dTA cos αTA
tiga persyaratan yang
osedur yang seragam
am dan arah putaran
antara dua jurusan A
sudut horizontal pada
nentukan sudut antararusan dan mengukur
n suatu titik referensi
apat diketahui dengan
ai permukaan tanah
i suatu titik adalah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 421
Keterangan
αTA = azimuth TA
T = Titik referensi
dTA = Jarak antara titik A dan B
bull besarnya d dapat dihitung dengan rumus
d = 100 (a-b) cos2 (90
ondash α)
bull beda tinggi dapat dihitung dengan rumus
∆ t = 50 (a ndash b) sin 2α
Keterangan
a = pembacaan batas atas
b = pembacaan batas bawah
α = sudut vertikal
D Cara Kerja
1 Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum
pengukuran sudut
2 Memasang statif ditempat yang diinginkan
3 Menentukan 5 titik sebagai titik peletakan patok lalu tentukan titik pertama sebagai
titik A titik kedua sebagai titik B dan seterusnya hingga titik yang terakhir
4 Memasang theodolit dengan benar lalu kencangkan
5 Memasang patok di kelima titik tersebut
6 Mengatur sedemikian rupa sehingga gelembung air pada nivo berada di tengah-
tengah
7 Mengatur sedemikian pula sehingga gelembung air pada waterpass berada di
tengah-tengah
8 Meletakkan titik ke-enam tegak lurus terhadap theodolit dengan cara melihat pada
lensa kecil yang terdapat pada theodolit lalu gerak-gerakan tangan dibawah
theodolit hingga terlihat di cermin Setelah itu letakkan titik tepat di posisi saat
tangan terlihat di cermin Dengan cara ini maka dipastikan patok tegak lurus
dengan thedolit
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 521
9 Mengatur VA sebesar 900
0rsquo 0rsquorsquo dan HA sebesar 00
0rsquo 0rsquorsquo (dapat pula dilakukan
dengan menekan tombol hold hingga muncul angka 0)
10 Meletakkan rambu di belakang titik (posisikan rambu berdiri secara lurus)
11 Meluruskan theodolit dengan rambu Untuk memastikan theodolit lurus dengan
rambu lihat tanda segitiga yang terdapat di teropong kecil pada theodolit lalu atur
agar segitiga tersebut berhimpitan dengan rambu
12 Setelah dipastikan theodolit lurus dengan rambu mengunci theodolit dengan
memutar sekrup yang ada di theodolit Hal ini bertujuan agar theodolit tidak
bergerak
13 Mencatat batas atas (garis yang paling atas) batas tengah (garis yang terletakditengah-tengah) dan batas bawah (garis yang paling bawah) yang tertera pada
theodolit
14 Setelah itu melakukan pengukuran sudut untuk titik kedua atau titik B
15 Memindahkan rambu dari titik A ke titik B
16 Membuka pengunci theodolit dengan cara memutar sekrup pengunci kembali
namun arahnya berlawanan
17 Dengan cara yang sama meluruskan theodolit dengan rambu pada titik B
18 Mengunci theodolit dengan memutar sekrup pengunci
19 Mencatat besarnya HA yang tertera di layar theodolit
20 Mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah seperti pada langkah 13
21 Mengulangi langkah 15-20 hingga titik ke 5 atau titik E
22 Setelah mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah titik E mengatur
kedudukan HA menjadi 1800 dengan cara memutar theodolite dan VA menjadi
2700
dengan cara memutar teropong yang ada di theodolite dan memutar sekrup
yang ada di theodolite
23 Melakukan kembali pengukuran sudut dari titik Ersquo ke titik Arsquo seperti prosedur
sebelumnya
24 Mengukur dan mencatat ketinggian theodolit dari permukaan tanah dengan
menggunakan rambu
25 Mengukur dan mencatat jarak antara titik acuan dengan kelima titik dengan
menggunakan meteran
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 621
26 Mengolah data hasil percobaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
E Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
No Patok BA BT BBSudut Horizontal Sudut
Vertikal
Tinggi
AlatSB SLB
1 A 143 139 135 0deg 0 0 -
90deg
138
2 B 132 128 124 32deg0310 -
3 C 128 122 115 56deg1355 -
4 D 115 105 98 69deg1450 -
5 E 112 105 98 82deg2205 -
6 E 112 105 985 - 262deg1705
270deg
7 D 112 105 985 - 248deg510
8 C 127 121 115 - 236deg0715
9 B 132 128 124 - 212deg2625
10 A 144 140 136 - 179deg4140
Keterangan ) dalam satuan cm
BA Batas atas
BT Batas tengah
BB Batas bawah
SB Sudut biasa
SLB Sudut luar biasa
bull Tabel jarak titik dilapangan dengan menggunakan meteran
No Titik dfield
983089 983105 983089983088
983090 983106 983096983086983090
983091 983107 983089983089983086983095
983092 983108 983089983091983086983091983097
983093 983109 983089983091983086983093983097
) dalam satuan meter
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 421
Keterangan
αTA = azimuth TA
T = Titik referensi
dTA = Jarak antara titik A dan B
bull besarnya d dapat dihitung dengan rumus
d = 100 (a-b) cos2 (90
ondash α)
bull beda tinggi dapat dihitung dengan rumus
∆ t = 50 (a ndash b) sin 2α
Keterangan
a = pembacaan batas atas
b = pembacaan batas bawah
α = sudut vertikal
D Cara Kerja
1 Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum
pengukuran sudut
2 Memasang statif ditempat yang diinginkan
3 Menentukan 5 titik sebagai titik peletakan patok lalu tentukan titik pertama sebagai
titik A titik kedua sebagai titik B dan seterusnya hingga titik yang terakhir
4 Memasang theodolit dengan benar lalu kencangkan
5 Memasang patok di kelima titik tersebut
6 Mengatur sedemikian rupa sehingga gelembung air pada nivo berada di tengah-
tengah
7 Mengatur sedemikian pula sehingga gelembung air pada waterpass berada di
tengah-tengah
8 Meletakkan titik ke-enam tegak lurus terhadap theodolit dengan cara melihat pada
lensa kecil yang terdapat pada theodolit lalu gerak-gerakan tangan dibawah
theodolit hingga terlihat di cermin Setelah itu letakkan titik tepat di posisi saat
tangan terlihat di cermin Dengan cara ini maka dipastikan patok tegak lurus
dengan thedolit
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 521
9 Mengatur VA sebesar 900
0rsquo 0rsquorsquo dan HA sebesar 00
0rsquo 0rsquorsquo (dapat pula dilakukan
dengan menekan tombol hold hingga muncul angka 0)
10 Meletakkan rambu di belakang titik (posisikan rambu berdiri secara lurus)
11 Meluruskan theodolit dengan rambu Untuk memastikan theodolit lurus dengan
rambu lihat tanda segitiga yang terdapat di teropong kecil pada theodolit lalu atur
agar segitiga tersebut berhimpitan dengan rambu
12 Setelah dipastikan theodolit lurus dengan rambu mengunci theodolit dengan
memutar sekrup yang ada di theodolit Hal ini bertujuan agar theodolit tidak
bergerak
13 Mencatat batas atas (garis yang paling atas) batas tengah (garis yang terletakditengah-tengah) dan batas bawah (garis yang paling bawah) yang tertera pada
theodolit
14 Setelah itu melakukan pengukuran sudut untuk titik kedua atau titik B
15 Memindahkan rambu dari titik A ke titik B
16 Membuka pengunci theodolit dengan cara memutar sekrup pengunci kembali
namun arahnya berlawanan
17 Dengan cara yang sama meluruskan theodolit dengan rambu pada titik B
18 Mengunci theodolit dengan memutar sekrup pengunci
19 Mencatat besarnya HA yang tertera di layar theodolit
20 Mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah seperti pada langkah 13
21 Mengulangi langkah 15-20 hingga titik ke 5 atau titik E
22 Setelah mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah titik E mengatur
kedudukan HA menjadi 1800 dengan cara memutar theodolite dan VA menjadi
2700
dengan cara memutar teropong yang ada di theodolite dan memutar sekrup
yang ada di theodolite
23 Melakukan kembali pengukuran sudut dari titik Ersquo ke titik Arsquo seperti prosedur
sebelumnya
24 Mengukur dan mencatat ketinggian theodolit dari permukaan tanah dengan
menggunakan rambu
25 Mengukur dan mencatat jarak antara titik acuan dengan kelima titik dengan
menggunakan meteran
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 621
26 Mengolah data hasil percobaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
E Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
No Patok BA BT BBSudut Horizontal Sudut
Vertikal
Tinggi
AlatSB SLB
1 A 143 139 135 0deg 0 0 -
90deg
138
2 B 132 128 124 32deg0310 -
3 C 128 122 115 56deg1355 -
4 D 115 105 98 69deg1450 -
5 E 112 105 98 82deg2205 -
6 E 112 105 985 - 262deg1705
270deg
7 D 112 105 985 - 248deg510
8 C 127 121 115 - 236deg0715
9 B 132 128 124 - 212deg2625
10 A 144 140 136 - 179deg4140
Keterangan ) dalam satuan cm
BA Batas atas
BT Batas tengah
BB Batas bawah
SB Sudut biasa
SLB Sudut luar biasa
bull Tabel jarak titik dilapangan dengan menggunakan meteran
No Titik dfield
983089 983105 983089983088
983090 983106 983096983086983090
983091 983107 983089983089983086983095
983092 983108 983089983091983086983091983097
983093 983109 983089983091983086983093983097
) dalam satuan meter
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 521
9 Mengatur VA sebesar 900
0rsquo 0rsquorsquo dan HA sebesar 00
0rsquo 0rsquorsquo (dapat pula dilakukan
dengan menekan tombol hold hingga muncul angka 0)
10 Meletakkan rambu di belakang titik (posisikan rambu berdiri secara lurus)
11 Meluruskan theodolit dengan rambu Untuk memastikan theodolit lurus dengan
rambu lihat tanda segitiga yang terdapat di teropong kecil pada theodolit lalu atur
agar segitiga tersebut berhimpitan dengan rambu
12 Setelah dipastikan theodolit lurus dengan rambu mengunci theodolit dengan
memutar sekrup yang ada di theodolit Hal ini bertujuan agar theodolit tidak
bergerak
13 Mencatat batas atas (garis yang paling atas) batas tengah (garis yang terletakditengah-tengah) dan batas bawah (garis yang paling bawah) yang tertera pada
theodolit
14 Setelah itu melakukan pengukuran sudut untuk titik kedua atau titik B
15 Memindahkan rambu dari titik A ke titik B
16 Membuka pengunci theodolit dengan cara memutar sekrup pengunci kembali
namun arahnya berlawanan
17 Dengan cara yang sama meluruskan theodolit dengan rambu pada titik B
18 Mengunci theodolit dengan memutar sekrup pengunci
19 Mencatat besarnya HA yang tertera di layar theodolit
20 Mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah seperti pada langkah 13
21 Mengulangi langkah 15-20 hingga titik ke 5 atau titik E
22 Setelah mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah titik E mengatur
kedudukan HA menjadi 1800 dengan cara memutar theodolite dan VA menjadi
2700
dengan cara memutar teropong yang ada di theodolite dan memutar sekrup
yang ada di theodolite
23 Melakukan kembali pengukuran sudut dari titik Ersquo ke titik Arsquo seperti prosedur
sebelumnya
24 Mengukur dan mencatat ketinggian theodolit dari permukaan tanah dengan
menggunakan rambu
25 Mengukur dan mencatat jarak antara titik acuan dengan kelima titik dengan
menggunakan meteran
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 621
26 Mengolah data hasil percobaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
E Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
No Patok BA BT BBSudut Horizontal Sudut
Vertikal
Tinggi
AlatSB SLB
1 A 143 139 135 0deg 0 0 -
90deg
138
2 B 132 128 124 32deg0310 -
3 C 128 122 115 56deg1355 -
4 D 115 105 98 69deg1450 -
5 E 112 105 98 82deg2205 -
6 E 112 105 985 - 262deg1705
270deg
7 D 112 105 985 - 248deg510
8 C 127 121 115 - 236deg0715
9 B 132 128 124 - 212deg2625
10 A 144 140 136 - 179deg4140
Keterangan ) dalam satuan cm
BA Batas atas
BT Batas tengah
BB Batas bawah
SB Sudut biasa
SLB Sudut luar biasa
bull Tabel jarak titik dilapangan dengan menggunakan meteran
No Titik dfield
983089 983105 983089983088
983090 983106 983096983086983090
983091 983107 983089983089983086983095
983092 983108 983089983091983086983091983097
983093 983109 983089983091983086983093983097
) dalam satuan meter
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 621
26 Mengolah data hasil percobaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
E Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
No Patok BA BT BBSudut Horizontal Sudut
Vertikal
Tinggi
AlatSB SLB
1 A 143 139 135 0deg 0 0 -
90deg
138
2 B 132 128 124 32deg0310 -
3 C 128 122 115 56deg1355 -
4 D 115 105 98 69deg1450 -
5 E 112 105 98 82deg2205 -
6 E 112 105 985 - 262deg1705
270deg
7 D 112 105 985 - 248deg510
8 C 127 121 115 - 236deg0715
9 B 132 128 124 - 212deg2625
10 A 144 140 136 - 179deg4140
Keterangan ) dalam satuan cm
BA Batas atas
BT Batas tengah
BB Batas bawah
SB Sudut biasa
SLB Sudut luar biasa
bull Tabel jarak titik dilapangan dengan menggunakan meteran
No Titik dfield
983089 983105 983089983088
983090 983106 983096983086983090
983091 983107 983089983089983086983095
983092 983108 983089983091983086983091983097
983093 983109 983089983091983086983093983097
) dalam satuan meter
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 721
F Pengolahan Data
bull Menghitung besarnya Doptis
Doptis merupakan jarak antara titik dengan theodolit berdasarkan data yang
didapat dari hasil penembakan dengan menggunakan theodolit Untuk menghitung
besarnya Doptis digunakan rumus
= 100( minus )
Sehingga berdasarkan praktikum yang telah dilakukan besarnya Doptis untuk
masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(143 ndash 135)
= 800 cm = 8 m
Titik B Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132 ndash 124)
= 800 cm = 8 m
Titik C Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(128 ndash 115)= 1300 cm = 13 m
Titik D Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(115-98)
= 1700 cm = 17 m
Titik E Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-98)= 1400 cm = 14 m
Titik Ersquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm = 135 m
Titik Drsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(112-985)
= 1350 cm =135 m
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 821
Titik Crsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(127-115)
= 1200 cm = 12 m
Titik Brsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(132-124)
= 800 cm = 8 m
Titik Arsquo Doptis = 100 (BA-BB)
= 100(144-136)
= 800 cm = 8 m
bull Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak
Menghitung besarnya kesalahan relatif jarak digunakan untuk mengetahui
besarnya persentase penyimpangan antara Doptis dengan Dfield Hal ini juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan
selama praktikum Untuk mengetahui besarnya kesalahan relative (KR) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
983115983122 = 983108983145983141983148983140 minus983108983151983152983156983145983155
983108983151983152983156983145983155 983160100
Sehingga diperoleh KR dari masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A = 100
= 25
Titik B = 100
= 25
Titik C =
100
= 10
Titik D = 100
= 21
Titik E = 100
= 29
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 921
Titik Ersquo = 100
= 06
Titik Drsquo = 100
= 08
Titik Crsquo = 100
= 25
Titik Brsquo = 100
= 25
Titik Arsquo = 100
= 25
KRa =(25 + 25) = 25
KRb =(25 + 25) = 25
KRc =(10+25) = 625
KRd =
(21 + 08) = 109
KRe =(29+06) = 35
KRtotal =(25+25+625+109+35)x = 1204
bull Menghitung Kesalahan Relatif Sudut
Untuk menghitung besarnya kesalahan relatif sudut digunakan rumus
= minus 180983216 100
Sehingga untuk percobaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut
= minus 180983216 100
= 17998321641prime40 minus 1809832168298321622prime08 100
= 037
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1021
bull Menghitung selisih tinggi alat dengan batas tengah
Untuk menghitung selisih (
Δ) antara tinggi alat dengan batas tengah
digunakan rumus
Δ = 983164983124 983137983148983137983156 minus B983124983164 Sehingga untuk percobaan tersebut didapatkan hasilnya sebagai berikut
No Titik Talat BT ∆H
983089 983105 983089983091983096 983089983091983097 983089
983090 983106 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983091 983107 983089983091983096 983089983090983090 983089983094
983092 983108 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983093 983109 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983094 983109983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983095 983108983079 983089983091983096 983089983088983093 983091983091
983096 983107983079 983089983091983096 983089983090983089 983089983095
983097 983106983079 983089983091983096 983089983090983096 983089983088
983089983088 983105983079 983089983091983096 983089983092983088 983090
) satuan dalam cm
bull Menentukan titik koordinat masing-masing titik
Penentuan titik koordinat disetiap titik diperlukan untuk mengetahui letak
atau posisi titik dilapangan Selain untuk mengetahui letak atau posisi titik-titik
penembakan kita juga dapat menggambarkan sketsa dari letak-letak titik tembak di
atas kertas melalui perhitungan Untuk mengetahui titik koordinat X dan Y
terlebih dahulu kita mencari SIM SIM ini bertujuan agar kita mengetahui sudut
elevasi dari titik satu ke titik lainnya Rumus untuk mencari SIM adalah sebagai
berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah kita mengetahui besarnya sudut elevasi dari titik yang satu dengan
titik lainnya maka kita dapat menentukan titik koordinat setiap titik dengan rumus
= 983155983145983150
= 983139983151983155
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1121
Untuk praktiku
No Titik
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Letak titik-titik
Keterangan T
Sketsa besarny
983085983089983096
983085983089983094
983085983089983092
983085983089983090
983085983089983088
983085983096
983085983094
983085983092
983085983090
983088
983090
983088
kali ini diperoleh hasil sebagai berikut
SB SLB SIM (α)
0deg 0 0 179deg4140 89deg5050
32deg0310 212deg2625 122deg14475
56deg1355 236deg0715 146deg1035
69deg1450 248deg510 159deg255
82deg2205 262deg1705 172deg1935
tembak di lapangan digambarkan sebagai b
heodolite terletak di titik (00)
a sudut di tiap-tiap titik digambarkan sebagai
B
C
DE
983090 983092 983094 983096
optistitik koordinat
X Y
8 799 002
8 677 -427
13 712 -1088
17 598 -1592
14 187 -1387
rikut
berikut
A
983089983088
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1221
G Analisa
1 Analisa Praktikum
Praktikum dimulai dengan mengambil peralatan dari laboratorium survey dan
pemetaan Kemudian menuju ke lokasi survey Praktikum pengukuran sudut
dilakukan disekitar area lapangan GK Fakultas Teknik Theodolite ditempatkan di
tempat teduh sekitar lapangan tersebut untuk menghindari pembiasan cahaya saat
melakukan pengukuran dengan theodolite dan juga sebagai langkah antisipasi jika
turun hujan sedangkan kelima patok diletakkan di depan theodolit pada jarak yang
telah ditentukan Pada praktikum kali ini patok ditempatkan pada jarak yang tidak
terlalu jauh karena terhalang oleh pepohonan yang ada disekitar lokasi praktikum
permukaan tanah di lokasi praktikum juga memiliki ketinggian yang berbeda dan
bersifat keras Suhu saat melakukan pengukuran termasuk suhu yang tinggi dengan
kecepatan angin yang tidak terlalu besar
Praktikum ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik pengukuran yang ada
dilapangan ke media kertas dengan bantuan autocad dan grafik pada exel Oleh
karena itu sebelum memindahkan pemetaan titik-titik tersebut kita terlebih dahulu
harus mengetahui besar sudut horizontal dan sudut vertikal dari setiap titik tembak
menentukan koordinat titik tembak tersebut yang didapat dari hasil perhitungan
secara analitis menghitung azimuth suatu arah dan menghitung kesalahan indeks
yang terjadi selama pengukuran
Pengukuran sudut dalam dilakukan dengan 4 metode yaitu metode reiterasi
repetisi mengukur jurusan dan mengukur sektor-sektor Namun pada praktikum
kali ini digunakan metode mengukur jurusan Metode ini dipilih karena dianggap
lebih mudah dalam pelaksanaanya dibandingkan dengan metode lainnya Langkah
pertama dalam pengukuran disudut adalah menentukan 5 titik (A B C D E) dan
memasang patok di kelima titik tersebut Kemudian mengatur kemiringan theodolite
agar tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara mengatur sekrup pengatur
nivo agar berada di tengah-tengah lingkaran Setelah memastikan theodolite tegak
lurus dengan permukaan tanah praktikan mengatur sudut VA sebesar 900 terhadap
rambu dan HA sebesar 00
terhadap posisi theodolite Setelah theodolite terpasang
praktikan melakukan pengukuran pertama
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1321
Pada tahap persiapan waktu yang dibutuhkan untuk mengatur nivo agar
gelembung udara tepat di tengah memakan waktu yang cukup lama Hal ini
disebabkan karena letak statif yang miring Posisi statif memang tidak harus lurus
karena dapat diatur dengan menggunakan sekrup pengatur nivo namun untuk
mempercepat proses pengukuran ada baiknya jika statif tidak terpasang miring
Praktikan yang memegang rambu di belakang patok terkadang tidak melakukan
tugasnya dengan baik Sering terjadi rambu tidak berdiri tegak lurus dan
ditempatkan tidak dibelakang patok sehingga menyulitkan praktikan yang bertugas
mencatat batas atas batas tengah dan batas bawah di theodolite Kurangnya
pengalaman atau pertama kalinya praktikan menggunakan theodolitemengakibatkan lamanya dalam melihat dan mencatat BABT dan BW dari setiap
titik Namun dalam praktikum kali ini meskipun praktikum berjalan lama angka-
angka hasil pembacaan di theodolite diperiksa hingga berkali-kali sehingga
keakuratan dalam pembacaan di theodolite sudah tidak diragukan lagi Selama
pengukuran pratikan terkadang lupa untuk melihat apakah gelembung nivo dan
waterpass masih berada ditengah atau sudah bergeser sehingga terkadang
diingatkan terlebih dahulu oleh asisten praktikum Namun pada pengukuran-
pengukuran selanjutnya praktikan lebih cepat tanggap untuk melihat posisi dari
gelembung nivo dan waterpass
Pada pengukuran pertama atau pengukuran di titik A memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan pengukuran di titik-titik selanjutnya Banyak perbedaan
dan perdebatan dalam menentukan batas atas batas tengah dan batas bawah dari
praktikan Angka yang dibaca setiap praktikan berbeda-beda sehingga dibuat
kesepakatan dengan membandingkan hasil pembacaan dari asisten praktikum
Mungkin hal ini terjadi karena pertama kalinya praktikan menggunakan theodolite
meskipun seharusnya kejadian tersebut dapat diminimalisasi karena dapat
menghambat proses pengukuran
Pengukuran di titik-titik selanjutnya tidaklah jauh berbeda dengan pengukuran
pada titik A hanya saja terkadang theodolite lupa dikunci oleh praktikan sebelum
melakukan penembakan dan sekrup pengatur sudut vertikal yang tanpa sengaja
menyentuhnya sehingga sudut vertikal berubah Pembacaan nilai-nilai yang
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1421
diperlukan (batas atasbatas tengah dan batas bawah) di titik BCDdan E juga
tidak jauh berbeda dengan pengukuran pada titik A namun waktu yang diperlukan
lebih cepat dibandingkan pengukuran saat di titik A Hal ini dikarenakan karena
praktikan mulai mengerti bagaimana menggunakan theodolite secara baik dan
benar
Setelah melakukan pengukuran di titik E dengan menggunakan sudut biasa
kemudian melakukan pengukuran dari E kembali ke A namun menggunakan sudut
luar biasa Melakukan pengukuran dengan sudut biasa dan sudut luar biasa
berdasarkan langkah-langkah yang ada di metode pengukuran secara reiterasi dan
juga untuk meminimalisasi kesalahan dalam pengukuran Pertama-tama praktikanmengubah sudut vertikal dari 90
0 menjadi 270
0dengan
cara memutar teropong
hingga tertera angka mendekati 2700 pada sudut VA kemudian memutar sekrup
pengatur sudut VA yang ada di theodolite hingga muncul angka 2700 Pemilihan
sudut 2700 dikarenakan syarat penggunaan theodolite harus tegak lurus terhadap
rambu dan pilihan untuk sudut yang tegak lurus terhadap rambu hanya 900 dan 270
0
Jika kita menggunakan sudut 900 sebagai sudut biasa berarti kita menggunakan
sudut 2700 sebagai sudut luar biasa agar syarat theodolite harus tegak lurus dapat
terpenuhi dan pengukuran dapat dilakukan Karena sudut vertikal nya diubah
menjadi 2700 maka sudut horizontalnya juga harus diubah dari 0
0 menjadi 180
0
Untuk mengubah sudut horizontalnya pertama-tama menjumlahkan hasil
pembacaan sudut horizontal di titik E dari hasil pembacaan dengan menggunakan
sudut biasa ditambahkan dengan 1800 Sudut horizontal diubah menjadi 180
0 agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran pada sudut biasa Setelah
didapatkan nilai dari hasil penjumlahan tersebut putar theodolite dan atur sekrup
pengatur sudut horizontal hingga sudut yang muncul sesuai dengan hasil
penjumlahan tersebut Setelah pengakuran sudut vertikal dan horizontal praktikan
melakukan kembali pengukuran dari titik E hingga titik A
2 Analisa Hasil
Setelah melakukan pengukuran dan mengambil data-data yang diperlukan saat
pengukuran dilapangan kemudian data tersebut diolah untuk memperoleh besaran-
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1521
besaran yang ingin diketahui Besaran yang pertama kali dicari adalah jarak optis
( Doptis) dari tiap-tiap titik dan kesalahan relatifnya Untuk mencari Doptis
seharusnya menggunakan rumus 100(BA-BB)cos2(90o ndash α) namun pada pengukuran
kali ini cos2 (90
ondash α) karena α pada pengukuran kali ini 90
0 sehingga cos
2 (90
ondash α)
bernilai 1 dan bilangan yang dikalikan dengan 1 akan bernilai bilangan itu sendiri
sehingga dalam perhitungan dapat untuk tidak dituliskan Dari pengolahan data
untuk jarak optis diperoleh hasil bahwa jarak optis di tiap-tiap titik saat melakukan
pengukuran dengan sudut biasa maupun luar biasa tidak jauh berbeda Hal ini
berarti praktikan telah menjalankan pengukuran sesuai dengan prosedur yang
diberikan Namun meskipun pengukuran telah mengikuti prosedur yang diberikanpengukuran tidak dapat dikatakan sempurna karena masih terjadinya kesalahan
relatif pada pengukuran tersebut
Selanjutnya adalah mencari besarnya jarak lapangan antara theodolite dan
patok dengan menggunakan alat ukur meteran Dari hasil yang diperoleh ternyata
jarak antara theodolite dan patok saat menggunakan meteran dan theodolite
berbeda Hasil pengukuran pada meteran terkadang keakuratannya diragukan
karena pengukuran dengan menggunakan meteran Keakuratan tersebut dipengaruhi
karena hal-hal lain yang mengganggu dalam pengukuran Contohnya saat praktikum
kali ini seperti rerumputan yang ada di sekeliling lapangan survey salah saat
membaca meteran kurang lurusnya meteran saat menariknya dll
Setelah memperoleh jarak optis pengolahan data selanjutnya adalah mencari
besarnya kesalahan relatif jarak dengan membandingkan jarak yang diperoleh
dengan menggunakan theodolite dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan
meteran Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut
K983122 = 983108983145983141983148983140 minus 983108983151983152983156983145983155983108983151983152983156983145983155 983160100
Dfield adalah jarak yang diukur dengan menggunakan meteran dan Doptis adalah
jarak yang diukur dengan menggunakan theodolite Kesalahan relatif dari masing-
masing titik memiliki nilai yang beragam saat pengukuran dengan sudut biasa
maupun pengukuran dengan sudut luar biasa Ada titik yang memiliki kesalahan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1621
relatif terkecil pada titik Ersquo sebesar 06 namun terdapat pula titik yang memiliki
kesalahan relatif yang besar yaitu di titik A dengan KR=25
Besarnya kesalahan relatif saat melakukan pengukuran dengan sudut biasa
ataupun dengan sudut luar biasa adalah berbeda meskipun pada titik yang sama
Bahkan ada titik yang memiliki perbedaan kesalahan relatif yang cukup jauh antara
pengukuran dengan sudut biasa dan pengukuran dengan sudut luar biasa Seperti
hasil perhitungan pada titik D saat sudut biasa memiliki kesalahan relatif 21 dan
saat sudut luar biasa memiliki kesalahan 08 Perbedaan ini mungkin disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya kesalahan dalam membaca benang kesalahan
paralaks atau kesalahan-kesalahan lainnya yang mengganggu keakuratan dari datayang didapat Selain itu jika kita memperhatikan kesalahan relatif di titik A yang
mencapai 25 maka ada sebaiknya jika kita tidak menggunakan angka tersebut
untuk kepentingan lebih lanjut
Setelah mendapatkan kesalahan relatif dari masing-masing titik saat
pengukuran sudut biasa maupun sudut luar biasa selanjutnya adalah mencari
besaran kesalahan relatif total yang didapat dengan cara menjumlahkan angka
kesalahan relatif di tiap-tiap titik saat pengukuran dengan sudut biasa dan luar biasa
lalu membagi dua sama besar Hal ini dikarenakan kita melakukan pengukuran
selama 2 kali sehingga kita tidak dapat menggunakan salah satu kesalahan relatif
dari sebuah titik melainkan mencari rata-rata dari kesalahana relatif saat sudut biasa
dan kesalahan relatif saat sudut luar biasa
Setelah angka tersebut diperoleh selanjutnya adalah mencari rata-rata dari rata-
rata kesalahan relatif masing-masing titik pengukuran Untuk memperoleh hasil
tersebut kita tinggal menjumlahkan semua rata-rata kesalahan relatif yang didapat
sebelumnya lalu membagi sejumlah banyaknya titik pengukuran Besarnya
kesalahan relatif total pada pengukuran kali ini adalah 1204 Meskipun kesalahan
relatif dari pengukuran kali ini sekitar plusmn 10 ada baiknya saat kita melakukan
pengukuran kembali kesalahan relatif yang diperoleh dibawah angka tersebut
Setelah memperoleh kesalahan relatif jarak praktikan selanjutnya mencari
kesalahan relatif sudut Kesalahan relatif sudut adalah besarnya penyimpangan
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1721
sudut yang tidak sesuai dengan prosedur dan referensi literatur Kesalahan relatif
sudut diperoleh dengan menggunakan rumus
= minus 19830960983216 100
SLB Arsquo dipilih untuk mempermudah menghitung besarnya selisih sudut
yang tidak sesuai dengan literatur yang ada Menurut teori seharusnya SLB Arsquo
bernilai 1800 namun fakta dilapangan ternyata SLB di Arsquo tidak mencapai 1800
Sehingga adanya kesalahan relatif pada pengukuran sudut tersebut Selisih antara
sudut SLB Arsquo dengan 1800 kemudian dibandingkan dengan sudut total selama
pengukuran sudut biasa Pada pengukuran kali ini total sudut biasa sama dengansudut yang terbentuk di titik E dari pengolahan data diperoleh besarnya kesalahan
relatif sudut pada praktikum kali ini sebesar 037 Kecilnya kesalahan relatif sudut
tersebut berarti bahwa praktikan telah mengikuti prosedur dengan benar untuk
pengukuran sudut Sehingga saat penentuan titik-titik koordinat bentuk atau sketsa
titik-titik di lapangan tidak jauh berbeda dengan sketsa yang ada di kertas
Setelah mencari kesalahan relatif sudut selanjutnya adalah mencari beda
ketinggian antara rambu dengan theodolite Untuk mencari beda ketinggian antara
rambu dengan theodolite kita cukup mencari selisih antara batas tengah dengan
tinggi theodolite Alasan menggunakan batas tengah karena batas tengah sejajar
dengan theodolite sehingga dapat diperoleh beda ketinggian dengan rumus yang
telah dipaparkan sebelumnya Beda ketinggian ini juga dapat kita gunakan untuk
mencari ketinggian posisi rambu dari theodolite jika kita mengasumsikan titik
peletakan theodolite sebagai datumnya Menurut literatur yang ada permukaan
tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran ada baiknya memiliki ketinggian
yang sama Namun data yang diperoleh dilapangan permukaan tanah di lapangan
GK Fakultas Teknik tidak rata Permukaan tanah antara titik A sampai titik E
memiliki bentuk yang miring dengan kemiringan tertentu Tapi untuk praktikum
kali ini beda ketinggian dan permukaan tanah yang berbeda tidak terlalu masalah
karena pada praktikum kali ini yang ingin dicari hanya sudut di masing-masing titik
dan koordinat-koordinatnya
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1821
Tujuan utama dari praktikum ini adalah memindahkan keadaan di lapangan
ke media lain seperti kertasautocad dll Untuk memindahkan titik-titik tersebut
kita perlu mengetahui koordinat-koordinat titik dari setiap titik pengukuran (A B C
D E) koordinat-koordinat tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan secara
analitis Langkah pertama adalah mencari besarnya SIM dari setiap titik SIM dapat
pula diibaratkan sebagai besarnya sudut dari setiap titik terhadap titik acuan SIM
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut
983080983081 = 983083 2
Setelah memperoleh SIM dari setiap titik pengukuran selanjutnya kita
mencari sumbu-X dan sumbu-Y dari setiap titik pengukuran Untuk menentukan
keduanya dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut
A B (XY)
αdeg
(00)
Anggap (00) merupakan titik tempat peletakan theodolite dan αdeg merupakan
besarnya SIM yang diperoleh Dengan menggunakan prinsip trigonometri pada
sebuah segitiga kita dapat menentukan nilai dari X dan Y Untuk mencari nilai X
kita tinggal mengalikan Doptis dengan sinus αdeg dan untuk mencari nilai dari Y kita
tinggal mengalikan Doptis dengan cosinus αdeg Setelah semua titik-titik koordinat
kita peroleh kita dapat dengan mudah menggambarkan keadaan di lapangan di
kertas dengan menggunakan bantuan Ms Exel Penggambaran keadaan di lapangan
dapat dilihat dibagian pengolahan data
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 1921
3 Analisa Kesalahan
Pada percobaan pengukuran sudut terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga mengakibatkan hasil yang didapat memiliki kekurangan yang tidak
maksimal Kesalahan-kesalahan yang terjadi diantaranya
a Instrumen percobaan yang tidak terpasang dengan benar seperti pemasangan
theodolit penempatan rambudan pemasangan statif
b Permukaan tanah di lapangan yang tidak rata sehingga saat melakukan
pengukuran jarak lapangan (Dfield) hasil yang didapat tidak maksimal
c Pembacaan batas atas batas tengah dan batas bawah di titik-titik pengukuran
yang kurang akurat Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan instrumental alatatau kesalahan praktikan dalam membacanya
d Rambu yang tidak berdiri dengan tegak sehingga mengganggu dalam membaca
batas atas batas tengah dan batas bawah
e Kesalahan praktikan dalam pembacaan batas atas batas tengah dan batas
bawah yang disebabkan karena factor human error
H Kesimpulan
1 Besar sudut horizontal masing-masing titik adalah sebagai berikut
No TitikSudut Horizontal
SB SLB
983089 983105 983088983216 983088983079 983088983079983079 983085
983090 983106 983091983090983216983088983091983079983089983088983074 983085
983091 983107 983093983094983216983089983091983079983093983093983074 983085
983092 983108 983094983097983216983089983092983079983093983088983074 983085
983093 983109 983096983090983216983090983090983079983088983093983074 983085
983094 983109983079 983085 983090983094983090983216983089983095983079983088983093983074
983095 983108983079 983085 983090983092983096983216983093983089983079983088983074
983096 983107983079 983085 983090983091983094983216983088983095983079983089983093983074
983097 983106983079 983085 983090983089983090983216983090983094983079983090983093983074
983089983088 983105983079 983085 983089983095983097983216983092983089983079983092983088983074
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2021
2 Besar sudut vertikal (VA) untuk pengukuran pergi sebesar 900 dan saat pengukuran
pulang 2700
3 Kesalahan relatif total untuk jarak dari percobaan ini sebesar 1204
4 Kesalahan relatif sudut sebesar 037
5 Pengukuran jarak lebih akurat jika menggunakan theodolit dibandingkan meteran
Hal ini dikarenakan saat menggunakan meteran hasil yang didapat kurang akurat
yang disebabkan berbagai faktor seperti kontur tanah dan hal lain yang
mempengaruhi pengukuran
6 Titik-titik koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
Titik A (799 002)Titik B (677 -427)
Titik C (712 -1088)
Titik D (598 -1592)
Titik E (-138 -1393)
I Referensi
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2011 Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI
PPT horizontal distance Ilmu Ukur Tanah Depok 2011
httpfaisalasharnetp=486=1
J Lampiran
Praktikan sedang melakukan pembacaan praktikan sedang melakukan penembakan
batas atastengahdan bawah
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum
7222019 Modul I Pengukuran Sudut
httpslidepdfcomreaderfullmodul-i-pengukuran-sudut 2121
Praktikan sedang melakukan diskusi praktikan sedang memegang rambu
dengan asisten praktikum